diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan untuk

113
PENGEMBANGAN ALAT PERAGA ROTATION COUNTER PADA KONSEP GERAK MELINGKAR BERATURAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS SISWA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Fauzy Nurcholis Yusup NIM 1113016300008 PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018 .

Upload: others

Post on 12-Nov-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA ROTATION COUNTER

PADA KONSEP GERAK MELINGKAR BERATURAN UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGANALISIS SISWA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Fauzy Nurcholis Yusup

NIM 1113016300008

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

.

Page 2: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

i

.

Page 3: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

ii

.

Page 4: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

iii

.

Page 5: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

iv

ABSTRAK

FAUZY NURCHOLIS YUSUP (1111016300008), “Pengembangan Alat

Peraga Rotation Counter Pada Konsep Gerak Melingkar Beraturan untuk

Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Siswa ”. Skripsi, Jurusan Pendidikan

IPA, Prodi Pendidikan Fisika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.

Tujuan penelitian ini untuk: 1) Mengembangkan media pembelajaran berupa alat

peraga pada konsep gerak melingkar beraturan untuk siswa kelas X SMA/MA, 2)

Menguji kelayakan media yang telah dibuat melalui uji coba pada siswa SMA/MA,

3) Mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap alat peraga pada konsep gerak

melingkar beraturan untuk siswa kelas X SMA/MA.4) Mengetahui Hasil belajar

siswa dengan menghitung hasil ulangan setelah menggunakan alat peraga yang

dikembangkan. Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Desain

penelitian mengacu pada model pengembangan prosedural yang meliputi 4 tahap,

1) penelitian pendahuluan, 2) tahap prototipe, 3) evaluasi sumatif, 4) refleksi

sistematik dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah: 1) Telah berhasil

dikembangkan alat peraga roda-roda berhubungan pokok bahasan gerak melingkar

beraturan untuk siswa SMA/MA; 2) kualitas alat peraga yang telah dikembangkan

adalah baik berdasarkan penilaian ahli instrumental 75,77% dan ahli materi

95,15%; 3) penilaian respon siswa pada uji coba adalah sangat baik 82,67%. 4)

Dapat disimpulkan bahwa pengembangan alat peraga berdampak positif untuk

meningkatan kemampuan analisis siswa pada materi gerak melingkar beraturan.

Kata Kunci: Pengembangan, Alat Peraga, Gerak Melingkar, Kualitatif

.

Page 6: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

v

ABSTRACT

FAUZY NURCHOLIS YUSUP (1111016300008), " Development of Rotation

Counter Viewer Tool on the Concept of Circular Motion to Improve Student

Analyze Ability ". Defence of Departement Natural Science, Physics Education

Program, Faculty of Education and Teachers, Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta, 2018.

The purpose of this study is to: 1) Develop learning media in the form of visual aids

on the concept of circular motion regularly for high school students of SMA / MA,

2) Testing media feasibility that has been made through trial on high school / MA

students, 3) Knowing teacher and student response to props on the concept of

circular motion irregular for high school students of SMA / MA.4) Knowing student

learning outcomes by calculating the results of replication after using props

developed. This research includes development research. The research design

refers to a procedural development model that includes 4 stages, 1) preliminary

research, 2) prototype stage, 3) summative evaluation, 4) systematic reflection and

documentation. The results of this study are: 1) Successfully developed wheel tools

related to regular circular motion subject for high school / MA students; 2) the

quality of props that have been developed is good based on 75,77% instrument

expert's judgment and material expert 95,15%; 3) assessment of student response

on trial is very good 82,67%. 4) It can be concluded that the development of visual

aids has a positive impact to improve students' analysis ability on circular motion

material.

Keywords: Development, Display Tools, Circular Motion, Qualitative

.

Page 7: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

vi

KATA PENGANTAR

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, selaku Kepala Jurusan Pendidikan Fisika dan dosen

pembimbing yang telah memberikan waktu, arahan dan saran untuk

membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Nurohim dan Ibu Nining Yusmiati, selaku orang tua dan keluarga yang

senantiasa memberikan do’a, restu, inspirasi, semangat dan motivasi sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Ahmad Jahrudin, yang telah memberikan arahan, motivasi dan atas inspirasi

dari skripsinya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Fisika yang

telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama

proses perkuliahan.

5. Ibu Erina Hertanti M.Si, Ibu Ai Nurlaela, M.si selaku validator yang telah

memberikan arahan, kritik dan saran terhadap rancangan alat peraga yang

peneliti kembangkan.

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang

Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih

tersebut disampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu T.arbiyah

selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah

kepada Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat dan para

pengikutnya yang senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho dan

kuasa-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengembangan Alat Peraga Rotation Counter Pada Konsep Gerak

Melingkar Beraturan untuk Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Siswa

.

Page 8: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

vii

8. Ibu Dra. Siti Hudriyah, M.Pd, selaku Wakasek Kurikulum MA

Madinatunnajah yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

9. Dewan guru, staf, karyawan, dan siswa-siswi MA Madinatunnajah Jakarta

yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama penelitian.

11. Rekan-rekan Assisten Laboratorium Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan

IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang sudah menjadi rekan dan kawan selama penulis menjalani masa

pengabdian menjadi assisten laboratorium.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

skripsi ini. Oleh karena itu, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata

penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini, semoga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat

dan berguna bagi kita semua.

Jakarta, Mei 2018

Penulis

10. Keluarga Fisika angkatan 2011 beserta kakak-kakak dan adik-adik tingkat

jurusan Pendidikan IPA khususnya Pendidikan Fisika yang telah memberikan

inspirasi dan motivasi.

.

Page 9: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ........................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................. iii

ABSTRAK ......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ....................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS PENELITIAN ................................................... 7

A. Kajian Teoritis ............................................................................... 7

1. Belajar dan Pembelajaran .......................................................... 7

a. Pengertian Belajar ................................................................ 7

b. Teori Belajar ......................................................................... 10

2. Media dan Alat Peraga .............................................................. 13

3. Hasil Belajar .............................................................................. 15

a. Pengertian Hasil Belajar ...................................................... 15

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .......................... 16

4. Kajian Konsep Gerak Melingkar Beraturan .............................. 17

a. Pengertian Gerak Melingkar Beraturan .............................. 17

.

Page 10: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

ix

b. Periode dan Frekuensi ......................................................... 18

c. Kecepatan Anguler dan Tangensial .................................... 19

d. Hubungan Roda-roda .......................................................... 21

B. Kerangka Berpikir .......................................................................... 23

C. Penelitian Relevan ......................................................................... 26

D. Pertanyaan Penelitian ..................................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 28

A. Waktu dan Tempat Penelitan ......................................................... 28

B. Metode Penelitian .......................................................................... 28

C. TahapanPenelitian .......................................................................... 28

1. Tahap Peratama ........................................................................ 28

2. Tahap Kedua ............................................................................ 29

3. Tahap Ketiga ............................................................................ 29

4. Tahap Keempat ........................................................................ 30

D. Desain Uji Coba ............................................................................. 30

E. Subjek Uji Coba ............................................................................. 30

F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 31

1. Penilaian oleh Ahli .................................................................... 31

2. Tes Kemampuan Analisis ......................................................... 33

3. Penilaian Respon Siswa ............................................................ 34

G. Validasi Produk .............................................................................. 35

H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 35

1. Analisis Data Instrumen Penilaian Ahli .................................... 35

2. Uji Validitas .............................................................................. 36

3. Uji N-gain ................................................................................. 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 38

A. Hasil Penelitian .............................................................................. 38

1. Hasil Uji Kelayakan .................................................................. 38

a. Ahli Materi .......................................................................... 38

.

Page 11: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

x

b. Ahli Instrumental ................................................................ 40

c. Data Angket Respon Siswa ................................................. 42

2. Rekapitulasi Hasil Belajar ......................................................... 44

a. Hasil Pretest dan Posttest .................................................... 44

b. Kemampuan Menganalisi Siswa .......................................... 44

B. Pembahasan ................................................................................... 45

C. Keterbatsan Penelitian ................................................................... 48

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 49

A. Kesimpulan .................................................................................... 49

B. Saran .............................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 50

.

Page 12: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sebuah Benda yang Membentuk Lintasan Lingkaran ................. 17

Gambar 2.2 Hubungan Roda Sistem Satu Poros ............................................. 22

Gambar 2.3 Hubungan Roda Secara Bersinggungan ...................................... 22

Gambar 2.4 Hubungan Roda yang Dihubungkan dengan Sabuk .................... 23

Gambar 3.1 Bagan Prosedur Penelitian ........................................................... 31

.

Page 13: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi – Kisi Kuesioner Ahli Konten Materi Fisika ......................... 31

Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuesioner Ahli Instrumental ....................................... 32

Tabel 3.3 Soal Kemampuan Menganalisi ...................................................... 33

Tabel 3.4 Kisi – Kisi Penilaian Alat Peraga Oleh Siswa ............................... 34

Tabel 3.5 Kategori Angket Validasi Ahli ...................................................... 36

Tabel 3.6 Kategorisasi Perolehan N-Gain ..................................................... 37

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Aspek Oleh Ahli Materi ....................................... 38

Tabel 4.2 Penilaian Setiap Indikator Oleh Ahli Materi ................................. 39

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Aspek Oleh Ahli Media ........................................ 40

Tabel 4.4 Penilaian Setiap Indikator Oleh Ahli Instrumental ........................ 41

Tabel 4.5 Hasil Angket Respon Siswa ........................................................... 42

Tabel 4.6 Hasil Angket Respon Siswa Setiap Indikator ................................ 43

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Uji Coba ........................................................ 44

Tabel 4.8 Distribusi Jumlah Soal Aspek Kemampuan Menganalisis ............ 45

Tabel 4.9 Hasil Uji N-Gain Untuk Setiap Aspek Kemampuan

Menganalisis Data Hasil Pretest dan Posttest ............................... 45

.

Page 14: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sains merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala

alam. Perkembangan sains selanjutnya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan

fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya metode ilmiah.1 Perkembangan

tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran sains tidak cukup hanya dengan

menerangkan konsep saja, tetapi pembelajaran sains harus mengajarkan metode

ilmiah. Metode ilmiah ini terwujud melalui rangkaian suatu kerja ilmiah, nilai dan

sikap. Kita perlu merujuk kepada hakikat sains terlebih dahulu sebelum melakukan

pembelajaran sains.

Hakikat sains meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi, dan

sikap.2 Agar hakikat sains tersebut di atas tercapai, maka pembelajaran sains perlu

memasukkan keempat unsur tersebut dalam pembelajarannya. Pembelajaran sains

perlu menyampaikan produk sains, yang berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum,

dengan prosedur pemecahan masalah berupa metode ilmiah yang kemudian dapat

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan pada sikap sains yang dimiliki

siswa.

Hasil survei PISA (Programme for International Student Assessment)

memperlihatkan kemampuan sains siswa pada suatu negara. Survei PISA dilakukan

berdasarkan kemampuan membaca, kemampuan matematika, kemampuan sains,

dan problem-solving. Survei PISA tahun 2015 menyebutkan bahwa kemampuan

sains siswa di Indonesia berada di bawah rata-rata standar OECD. Nilai rata-rata

OECD adalah 493, sedangkan nilai rata-rata kemampuan sains pelajar Indonesia

adalah 403. Hasil survei PISA tahun 2015 menunjukkan bahwa kemampuan sains

pelajar di Indonesia masih di bawah rata-rata.

1 Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Naskah Akademik Kajian Kebijakan

Kurikulum Mata Pelajaran IPA. (Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan

Departemen Pendidikan Nasional), h. 8. 2 Ibid., h. 8.

.

Page 15: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

2

Fisika merupakan satu di antara pelajaran yang memuat banyak konsep yang

bersifat abstrak, sehingga untuk belajar fisika siswa harus mengolah informasi yang

mereka terima dengan melibatkan semua indra yang mereka miliki. Ada beberapa

alasan yang menyebabkan fisika menjadi pelajaran yang sulit dimengerti dan tidak

diminati siswa. Alasan-alasan tersebut yaitu: (1) siswa merasa bahwa fisika itu sulit

dan bersifat abstrak, (2) suasana belajar mengajar yang buruk dan tidak adanya

media yang membantu proses pembelajaran fisika, serta kebanyakan guru fisika

tidak menggunakan variasi metode pembelajaran, (3) kemampuan matematis siswa

yang buruk3 Kurangnya minat belajar siswa dalam mata pelajaran fisika ini

berpengaruh pada pemerolehan hasil belajar siswa.

Pembelajaran fisika akan lebih bermakna dan menarik jika siswa terlibat

aktif dalam mengamati, memahami dan memanfaatkan gejala-gejala alam yang ada

di dalam lingkungan sekitar. Menurut Edgar Dale dalam suatu teori penggunaan

media dalam proses belajar adalah “Dale’s cone of Experiens” (Kerucut

Pengalaman Dale), dalam teori tersebut Dale mengungkapkan suatu tingkatan-

tingkatan pembelajaran yang bersifat Abstrak sampai tingkatan real atau nyata.

Hasil belajar seseorang diperoleh mulai dari pengalaman langsung (kongkret),

kenyataan yang ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda

tiruan, sampai kepada lambang verbal (abstrak).4

Satu di antara konsep fisika adalah gerak melingkar beraturan. Gerak

melingkar beraturan merupakan salah satu konsep yang sulit untuk dipelajari dan

abstrak. Berdasarkan hasil observasi, kemampuan sains untuk materi gerak

melingkar beraturan termasuk ke dalam kategori lemah. Hanya dua orang dari lima

belas orang siswa di MA Madinatunnajah yang menyatakan materi gerak melingkar

beraturan mudah. Data lemahnya pemahaman konsep gerak melingkar beraturan

siswa MA Madinatunnajah diperkuat dengan nilai rata-rata siswa sebesar 19,9

dalam mengerjakan soal uji coba terkait materi gerak melingkar beraturan yang

diberikan oleh peneliti.

3 Benson Adesina Adegoke, Effect Of Multimedia Instruction On Senior Secondary

School Students’ Achievement In Physics, European Journal of Educational Studies 3(3), 2011, p.

538. 4 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010), h. 10.

.

Page 16: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

3

Untuk memahami konsep materi yang bersifat abstrak, diperlukan

kreativitas guru dalam memilih media pembelajaran yang tepat. Satu di antara

komponen media pembelajaran yang perlu diperhatikan dalam mendukung

pembelajaran fisika sehingga penyampaian konsep dapat lebih baik yaitu

tersedianya sarana berupa alat peraga yang sesuai dengan materi pelajaran fisika

yang akan dibelajarkan.

Penggunaan alat peraga fisika dapat mempermudah dalam menyampaikan

materi fisika yang bersifat abstrak. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa MA

Madinnatunajah kota Cirebon, menyatakan bahwa guru lebih sering memberikan

materi melalui buku teks dan soal-soal latihan saja sedangkan praktikum hanya

direncanakan pada materi-materi tertentu saja. Kurangnya alat-alat praktikum atau

alat peraga di sekolah menjadi salah satu faktor penghambat guru tidak melakukan

praktikum atau demonstrasi. Sebagai contohnya pada materi pokok gerak

melingkar beraturan. Alat peraga yang berkaitan dengan materi tersebut tidak

tersedia di sekolah. Oleh karena itu siswa dan guru sangat setuju jika dikembangkan

alat peraga yang berkaitan dengan gerak melingkar beraturan.

Penggunaan alat peraga akan membantu efektivitas proses pembelajaran

serta penyampaian pesan dan isi pelajaran. Selain itu, alat peraga juga akan

memberikan visualisasi konsep yang sebenarnya. dalam penelitian ini peneliti

mengembangkan alat peraga roda-roda berhubungan, alat peraga ini dibuat

dengan desain yang akan membantu dalam menerangkan konsep-konsep yang

berkaitan dengan materi gerak melingkar beraturan. Pemilihan media alat peraga

roda-roda berhubungan ini dirasa sangat membantu peran guru dalam

menyampaikan materi gerak melingkar beraturan.

Media pembelajaran untuk materi gerak melingkar beraturan sudah pernah

dikembangkan pada penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh

Ahmad Jahrudin. Media yang dikembangkan Ahmad Jahrudin adalah alat peraga.

Alat yang dikembangkan oleh Ahmad Jahrudin berupa rotation timer5. Alat yang

dibuat oleh Ahmad Jahrudin ini memiliki ketelitian yang kurang akurat karena

5 Fathiah Alatas, Diah Mulhayatiah, dan Ahmad Jahrudin, “Penggunaan Alat Peraga

Rotation Timer dan Roda Fleksibel untuk Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Siswa”, Jurnal

Penelitian dan Pembelajaran IPA (JPPI), Vol. 1, 2015, h. 74.

.

Page 17: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

4

menggunakan stopwatch secara manual, dapat disimpulkan bahwa keakuratan alat

peraga rota time perlu ditingkatkan.

Pengembangan alat peraga dilakukan berdasarkan kekurangan sebelumnya. Alat

peraga yang dikembangkan diharapkan dapat : memiliki sensor yang berfungsi untuk

menentukan jumlah putaran dalam RPM (Revolutions per Minute), memilik layar

display yang dapat menunjukan RPM dan untuk meningkatkan keakuratan

pengukuran. Peningkatan keakuratan pengukuran alat peraga dapat dilakukan dengan

otomatisasi stopwatch atau pencacah waktu pada alat tersebut. Salah satu perangkat

yang dapat digunakan untuk membuat otomatisasi pencacah waktu adalah Arduino

Uno. Arduino Uno adalah suatu sistem minimum yang memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan sistem yang lainnya. Arduino Uno memiliki kelebihan, yaitu bersifat

open source6, dibandingkan dengan Rashpberry Pi. Jika dibandingkan dengan Intel

Galileo, Arduino Uno lebih tepat untuk membuat alat yang tidak terhubung internet

karena pada dasarnya Intel Galileo dibuat untuk IOT (Internet of Things). Sedangkan

jika dibandingkan dengan avr, Arduino memliki library yang lebih lengkap, memiliki

pin ADC (Analog to Digital Converter) pada pin-pinnya, serta tidak membutuhkan

perangkat tambahan lain untuk memrogramnya. Selain kelebihan-kelebihan di atas

Arduino Uno memiliki kelebihan pada komunitasnya yang besar.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengembangkan alat peraga

roda-roda berhubungan. Untuk mendapatkan jawaban ini, maka peneliti melakukan

penelitian yang berjudul: “Pengembangan Alat Peraga Rotation Counter pada

Konsep Gerak Melingkar Beraturan untuk Meningkatkan Kemampuan

Menganalisis Siswa”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat

diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Gerak melingkar merupakan materi yang sulit dipahami bagi siswa di MA

Madinatunnajah.

6 Effendi Dodi Arisandi, “Kemudahan Pemrograman Mikrokontroller Arduino Pada

Aplikasi Wahana Terbang”, Jurnal SETRUM, vol. 3, 2014, h.46

.

Page 18: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

5

2. Guru masih menyampaikan konsep gerak melingkar beraturan hanya dari buku

teks.

3. MA Madinatunnajah kota Cirebon belum memiliki alat peraga gerak melingkar

beraturan.

4. Alat yang digunakan sebelumnya memiliki ketelitian yang kurang akurat.

C. Batasan Masalah

Agar lebih memfokuskan hasil yang diteliti maka dibuat batasan masalah

yaitu:

1. Alat Peraga yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu alat peraga roda-roda

berhubungan.

2. Kajian konsep yang digunakan dalam penggunaan alat peraga ini yaitu gerak

melingkar beraturan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah

sebagai berikut : “Bagaimana mengembangkan alat peraga roda-roda berhubungan

pada konsep gerak melingkar beraturan?”.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mengembangkan alat peraga roda-roda berhubungan pada konsep gerak melingkar

beraturan.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Guru, agar dapat memberikan informasi dalam menggunakan media

pembelajaran yang membawa siswa mengenal lebih lanjut konsep fisika yang

dipelajarinya ke dalam lingkungan sekitar atau kehidupan sehari-hari.

2. Siswa, mempermudah siswa dalam mempelajari fisika khususnya pada konsep

gerak melingkar beraturan.

.

Page 19: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

6

3. Peneliti, agar dapat menambah wawasan bagi para peneliti lain dalam

menggunakan media pembelajaran pada pembelajaran fisika dalam

penelitiannya.

.

Page 20: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritis

1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Proses tentang belajar sebagai proses psikologis, terjadi di dalam diri

seseorang dan karena itu sukar diketahui dengan pasti bagaimana terjadinya.

Karena proses itu kompleks, maka timbullah berbagai pendapat. Menurut Hirlgrad,

“Belajar adalah proses melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan

latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang

dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor-faktor yang tidak termasuk

latihan, misalnya perubahan karena mabuk, minum, atau ganja bukan termasuk

hasil belajar”.1

Seseorang dikatakan belajar jika ia telah melakukan serangkaian kegiatan.

Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu merupakan proses

belajar. Perubahan ini dapat mengarah kepada perubahan ke arah yang baik dan ke

arah yang kurang baik. Walaupun demikian diharapkan seseorang memiliki tingkah

laku yang lebih baik dalam arti yang positif. Berkaitan dengan tingkah laku Slameto

mengungkapkan salah satu ciri perubahan tingkah laku dalam belajar adalah

perubahan yang bersifat positif dan aktif.2

Para ahli banyak mengungkapkan tentang definisi belajar. Menurut Ngalim

Purwanto dalam buku Psikologi Pendidikannya terdapat beberapa pendapat tentang

pengertian belajar, diantarnya :

1) Hilgard dan Bower dalam bukunya Theories of Learning mengemukakan

bahwa ”belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang

terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang

1 Nasution, Didaktif Asas-Asas Mengajar, (Bandung: Jemmar, 2000), h. 35 2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineke

Cipta, 2003), cet. Ke-4 h. 3

.

Page 21: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

8

berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat

dijelaskan atau dasar kecenderungan respons pembawaan, kematangan, atau

keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan

lain sebagainya)”.

2) Gagne dalam buku The Educational of Learning menyatakan bahwa ”belajar

terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi

siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance)berubah dari

waktu ke waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu setelah ia

mengalami situasi tadi”.

3) Morgan dalam bukunya Introductional of Psychology menyatakan bahwa

”belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang

terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.

4) Withearingthon dalam bukunya Educational Psychology mengemukakan

bahwa ”belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan

diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap,

kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.3

Dalam belajar siswa mengerahkan segala kemampuan yang ia miliki agar

dapat memahami materi yang diberikan. Siswa tidak hanya menerima hal-hal baru

yang sebelumnya tidak ia ketahui tetapi dapat pula berupa pendalaman materi.

Sedangkan menurut Alisub Sabri, “Belajar adalah proses perubahan tingkah

sebagai akibat pengalaman atau latihan”.4 Menurut pengertian ini belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar

bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari pada itu yakni mengalami.

Timbulnya keanekaragaman pendapat para ahli tersebut adalah fenomena

perselisihan yang wajar karena adanya perbedaan sudut pandang. Berdasarkan

pengertian-pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan secara

umum bahwa pada dasarnya belajar adalah proses kegiatan yang mengakibatkan

3 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h.

84 4 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. Ke-2, h. 62

.

Page 22: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

9

suatu perubahan tingkah laku pada diri seseorang, perubahan itu dapat berupa

sesuatu yang akan terlihat nyata atau yang masih tersembunyi, dapat berupa

pengetahuan, ketrampilan, kemampuan dan sikap yang lebih baik, dan perubahan

yang terjadi berlaku dalam tempo yang relatif lama dan disertai usaha. Dengan

beberapa pengertian di atas, maka belajar sesungguhnya memiliki fungsi penentu,

dalam hal ini, belajar akan berfungsi sebagai penentu atau sebab terjadinya

perkembangan (couses of development).5

Dengan adanya belajar, maka potensi psikologi mental anak akan dapat

berkembang pula. Sedangkan unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar terdiri

dari motivasi siswa, bahan ajar, sarana belajar, suasana serta kondisi belajar.

Belajar merupakan proses dasar dari pada perkembangan hidup manusia.

Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu

sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia

tidak lain adalah hasil belajar. Kita pun bekerja menurut apa yang sudah kita

pelajari. Belajar merupakan suatu proses dan bukan suatu hasil. Oleh karena itu

belajar berlangsung secara aktif dan interaktif dengan menggunakan berbagai

bentuk perbuatan untuk mencapai sebuah tujuan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua macam,

yaitu:

1) Faktor-faktor individual

Yang dimaksud dengan individual di sini adalah segala hal ada pada diri

organisme itu sendiri. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor

kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.

2) Faktor-faktor sosial

Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah faktor yang di luar individu,

antara lain: faktor keluarga/keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya,

alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan

yang tersedia dan motivasi sosial. 6

5 Ibid, h. 45 6 M. Ngalim Purwanto, op. cit., h. 102

.

Page 23: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

10

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

suatu kegiatan untuk melakukan berbagai perubahan dalam mencapai suatu tujuan

khususnya kepada perubahan yang baik berdasarkan pengalaman dan faktor-faktor

yang mempengaruhinya.

b. Teori Belajar

Teori belajar merupakan hal yang penting dalam pembelajaran, yaitu

sebagai dasar untuk menindaklanjuti pembelajaran yang lebih baik lagi. Ada

beberapa teori belajar yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini,

diantaranya adalah:

1) Teori Belajar Kognitif menurut Piaget

Ada beberapa aspek perkembangan kognitif menurut Piaget yaitu tahap (1)

sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete operational dan (4) formal

operational.7 Menurut Piaget, bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan

dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Siswa hendaknya diberi kesempatan

untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi

dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru

hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi

dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari

lingkungan.

Proses belajar mengajar Fisika di sekolah umumnya disampaikan secara

abstrak, padahal untuk siswa kelas rendah sekolah dasar belum mampu untuk

berpikir abstrak sepenuhnya. Proses berpikir manusia sebagai suatu perkembangan

yang bertahap dari berpikir intelektual konkret ke berpikir intelektual abstrak.

Tahapan-tahapan perkembangan kognitif menurut piaget adalah sebagai

berikut:

a) Tahap sensorimotor: (0 –2 tahun)

Karakteristik periode ini merupakan gerakan gerakan sebagai akibat reaksi

langsung dari rangsangan. Rangsangan itu timbul karena anak melihat dan meraba

7 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, ( Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2002), Edisi Revisi, h. 60

.

Page 24: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

11

objek-objek. Anak belum mempunyai kesadaran adanya konsep yang tetap. Jadi

bila objek itu disembunyikan, maka anak tidak akan mencarinya lagi, maka akhir

periode ini anak akan menyadari bahwa objek yang disembunyikan masih ada

sehingga ia akan mencarinya.

b) Tahap Pra-Operasional: (2 –7 tahun)

Operasional yang dimaksud adalah suatu proses berpikir logis dan aktivitas

mental, bukan aktivitas sensorik motorik. Pada periode ini anak di dalam berpikir

tidak didasarkan kepada keputusan logis, melainkan didasarkan kepada keputusan

yang dilihat seketika. Periode ini sering disebut juga periode pemberian simbol-

simbol, misalnya suatu benda diberi nama (simbol), anak masih tergantung kepada

kontak langsung dengan lingkungannya, tetapi pada akhirnya anak mulai

memanipulasi dengan benda-benda di sekitarnya.

c) Tahap operasi kongkrit: (7 –11/12 tahun)

Pada periode ini anak memperoleh pengalaman melalui perbuatan fisik

(gerakan anggota tubuh) dan sensorik (koordinat alat indra). Pada mulanya

pengalaman itu bersatu pada dirinya, ini berarti pada suatu objek itu ada bila tampak

ada pada penglihatannya. Perkembangan selanjutnya ia mulai berusaha untuk

mencari objek yang asalnya terlihat kemudian menghilang dari pandangan.

d) Tahap operasi formal: (11/12 tahun ke atas)

Periode operasi formal disebut operasi hipotetis-deduktif yang merupakan

tahap tertinggi dari perkembangan intelektual. Anak-anak sudah dapat memberikan

alasan dengan menggunakan lebih banyak simbol atau gagasan dalam pikirannya,

anak juga dapat mengoperasikan argumen-argumen tanpa dikaitkan dengan benda-

benda empiris.8

Implikasi teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran adalah :

a) Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu

guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir

anak.

8 Ibid, h. 69

.

Page 25: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

12

b) Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan

dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan

lingkungan sebaik-baiknya.

c) Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.

d) Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.

e) Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara

dan diskusi dengan teman-temanya.9

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa teori belajar menurut

Piaget adalah belajar harus sesuai dengan perkembangan usia anak dari kecil

sampai dewasa, sehingga metode serta alat peraga yang digunakan pun harus sesuai

dengan perkembangan usia dan mental anak didik.

2) Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai

“bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau

peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang

terorganisasikan.10 Ada delapan prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

a) Manusia bereaksi terhadap lingkungan secara keseluruhan, tidak hanya secara

intelektual, tetapi juga fisik, emosional, sosial dan sebagainya.

b) Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan. Seseorang belajar jika ia

berbuat dan bertindak sesuai dengan apa yang dipelajarinya.

c) Manusia berkembang secara keseluruhan dari sejak masa fetus sampai masa

dewasa. Dalam fase perkembangan manusia senantiasa lengkap yang

berkembang segala aspeknya.

d) Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas

e) Belajar hanya akan berhasil jika tercapai kematangan untuk memperoleh

pemahaman (insight).

f) Belajar tidak mungkin terjadi tanpa adanya kemauan dan motivasi untuk

belajar

9 Arie Asnaldi, Teori-Teori Belajar Proses Perubahan Tingkah Laku dan Belajar,

diambil dalam http://asnaldi.multiply.com/journal/item5Diakses pada 28 Desember 2014 10 Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Jakarta: Pustaka Setia, 1999), h. 26

.

Page 26: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

13

g) Belajar akan berhasil jika ada tujuan yang mengandung arti bagi individu

h) Dalam proses belajar anak itu harus senantiasa merupakan organisme yang

aktif, bukan ibarat suatu bejana yang harus diisi. 11

Dari definisi di atas disimpulkan bahwa perilaku individu memiliki

keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, dalam belajar

materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi

lingkungan kehidupan siswa.

2. Media dan Alat Peraga

Istilah media berasal dari bahasa latin yaitu medius yang secara harfiah yang

berarti “tengah”, perantara atau pengantar.12 Media adalah perantara atau pengantar

pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Menurut Sukirman untuk

mengirimkan pesan yang berupa mata pelajaran, guru dapat menggunakan media

misalnya berupa gambar, buku, LKS, alat peraga, papan tulis, papan panel, chart,

foto, rekaman audio, rekaman audio visual, televisi dan sebagainya.

Sebagaimana yang tertera di atas bahwa media yang digunakan salah

satunya berupa alat peraga. Alat peraga adalah sebuah alat atau perangkat yang

digunakan tenaga pendidik (guru) untuk dapat menyampaikan informasi yang

diberikannya kepada siswa agar tepat dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Dalam proses belajar mengajar kehadiran alat peraga mempunyai arti

penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketiadak jelasan bahan yang disampaikan

dapat dibantu dengan menghadirkan alat peraga sebagai alat untuk memperagakan

selain itu juga disebut sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan

kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan alat peraga.

Alat peraga dapat mewakili apa yang kurang mampu untuk diucapkan

melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan bahan dapat

dikonkretkan dengan kehadiran alat peraga. Dengan demikian, anak didik mudah

mencerna bahan pelajaran dengan bantuan alat peraga.

11 M. Alisuf Sabri, op. cit., h. 74 12 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta: PT. Rajawali Press, 2002), h. 3

.

Page 27: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

14

Namun perlu diingat, bahwa peranan alat peraga tidak akan terlihat

penggunaannya jika tidak sejalan dengan isi dan tujuan pengajaran yang telah

dirumuskan. Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acuan

untuk menggunakan alat peraga. Manakala hal ini diabaikan, maka alat peraga

bukan lagi sebagai alat bantu pengajaran, tetapi juga sebagai penghambat dalam

pencapaian tujuan secara efektif dan efisien.

Untuk lebih jelasnya kita lihat definisi media menurut para ahli:

a. For Education and Communication Technology (AECT), mendefinisikan alat

peraga yaitu segala bentuk yang digunakan untuk suatu proses penyaluran

informasi.

b. Education Assosation (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat

dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen

yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar dan dapat

mempengaruhi efektivitas program instruksional.13

Untuk membantu siswa ke tingkat yang lebih real (nyata) peranan alat

peraga dalam pendidikan sangat membantu. Kemampuan guru memilih jenis alat

peraga dalam pendidikan sangat menentukan kualitas proses belajar mengajar yang

hidup dan aktif di kelas. Sebab peranan guru sangat menentukan keberhasilan

belajar anak didiknya.

Media pendidikan yang disebut audiovisual aids (AVA) menurut

Encyclopedia of Education Research memiliki nilai sebagai berikut:

a. Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir.

b. Memperbesar perhatian siswa.

c. Membuat pelajaran lebih menetap dan tidak lupa dilupakan.

d. Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan

berusaha sendiri di kalangan para siswa.

e. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.

13 M. Basyirun Usman, dan Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta: Delia Citra

Utama,2002), h. 11

.

Page 28: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

15

f. Membantu tumbuhnya pengertian dan membantu perkembangan kemampuan

berbahasa.14

Alat peraga sebagai cara untuk meletakkan cara berpikir kongkret dalam

kegiatan belajar, pengembangannya diserahkan kepada guru. Guru dapat

mengembangkan alat peraga sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal ini, akan

terkait dengan kecermatan seorang guru dalam memahami kondisi psikologi siswa,

tujuan metode, kelengkapan alat bantu. Kesesuaian dan keterpaduan dari semua ini

akan sangat mendukung pengembangan alat peraga.

Kegagalan seorang guru dalam mengembangkan alat peraga akan terjadi

jika penguasaan terhadap karakteristik alat peraga itu sendiri sangat kurang.

Pemanfaatan alat peraga dengan maksud mengulur-ngulur waktu tidak dibenarkan.

Karena kegiatan belajar mengajar bukan untuk hal itu. Apabila pemanfaatan alat

peraga dengan dalih untuk memperkenalkan kekayaan sekolah, semua itu tidak ada

sangkut pautnya sama sekali dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Karena itu,

pemanfaatan alat peraga hanya diharuskan dengan maksud untuk mencapai tujuan

pengajaran.

Dari pernyataan di atas disimpulkan bahwa alat peraga berfungsi untuk

memperjelas konsep, terutama konsep yang abstrak menjadi bentuk konkret. Selain

itu, penggunaan alat peraga dapat dikaitkan dan dihubungkan dengan pemahaman

konsep untuk mencapai tujuan dari pembelajaran.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya.”15 Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Yang paling banyak dinilai di sekolah

adalah ranah kognitif karena berkaitan dengan siswa memahami materi pelajaran.

Ranah kognitif berkaitan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam

aspek, yaitu pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan

14 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 32 15 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1989 h. 22.

.

Page 29: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

16

evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek

berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.16

Benjamin S. Bloom menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai

berikut :

1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari

dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta,

peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal

yang dipelajari.

3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk

menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip.

4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-

bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya

mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya

kemampuan menyusun suatu program.

6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal

berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan.

b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain guru, siswa,

fasilitas, lingkungan, cara belajar, dan sebagainya. Menurut Slameto, faktor-faktor

tersebut secara global dapat diuraikan dalam dua bagian yaitu:17

1) Faktor Intern, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Yang termasuk

dalam faktor intern adalah:

a) Faktor jasmani, yaitu kesehatan dan cacat tubuh

b) Faktor psikologis, yaitu meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat,

kematangan, dan kesiapan.

16 Sudjana, loc. cit., 17 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Bumi Aksara,

1995), h. 54

.

Page 30: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

17

2) Faktor Ekstern, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang termasuk

dalam faktor eksternal adalah:

a) Faktor keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, keadaan ekonomi,

pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah meliputi metode belajar, kurikulum, keadaan sarana dan

prasarana.

c) Faktor masyarakat, meliputi keadaan siswa dalam masyarakat dan teman-

teman bergaul.

Dari pembahasan yang dikemukakan di atas, salah satu faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sarana berupa alat peraga dalam belajar.

Alat peraga merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk membantu aktivitas

siswa dalam pencapaian tujuan belajar. Oleh karena itu banyak alat peraga

pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru, hal itu tentunya harus disesuaikan

dengan kondisi siswa dan situasi yang melingkupinya serta materi yang

dipelajarinya.

Sebuah benda yang bergerak membentuk suatu lingkaran dengan laju konstan

𝑣 dikatakan mengalami gerak melingkar beraturan.18 Suatu benda yang bergerak

mengelilingi sumbu dalam lintasan melingkar disebut gerak melingkar. Contoh

benda yang bergerak melingkar antara lain; Benda-benda angkasa seperti planet dan

satelit melakukan gerak melingkar mengelilingi matahari. Perhatikan Gambar 2.1

berikut

Gambar 2.1 Sebuah Benda Yang Membentuk Lintasan Lingkaran19

18 Douglas C. Giancoli, Fisika, terj, dari Physics. Oleh Yuhilza Hanum, (Jakarta:

Erlangga, 2001), cet 1, h.132 19 Yohanes Surya, Olimpiade Fisika, (Jakarta: PT Primatika Cipta Ilmu, 1996), hal. 235

4. Kajian Materi Subjek Konsep Gerak Melingkar Beraturan

a. Pengertian Gerak Melingkar Beraturan

.

Page 31: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

18

Pada Gambar 2.2, benda bergerak melingkar menempuh sudut putar 𝜃. Sudut

putar dalam SI dinyatakan dalam radian (rad). Jika benda bergerak satu putaran,

maka benda tersebut sudah menempuh sudut putar penuh dalam satu putaran

sebesar 3600. Dalam radian, satu putaran penuh sebesar 2𝜋 radian, sehingga dapat

dikatakan bahwa 360°setara dengan 2𝜋 radian. Dengan demikian 1 radian (rad) =

57,30. Gambar 2.2 Benda bergerak melingkar menempuh sudut 𝜃 dari P ke P’.

Hubungan antara sudut tempuh () dengan busur lingkaran yang ditempuh (s).

Sudut tempuh satu putaran adalah 2𝜋 radian maka panjang busur yang

ditempuh adalah keliling lingkaran = 2𝜋. 𝑟 (r = jari-jari lingkaran), jika sudut

tempuh satu putaran radian dan panjang busur lingkaran yang ditempuh adalah 𝑠.

Dengan demikian dapat di tulis dengan rumus:20

2𝜋

𝜃 = 2

𝑟

𝑠

Atau

2 .𝑠 = 2 r.

Atau rumusnya dapat di tulis

𝑠 = 𝜃. 𝑟

Keterangan

𝑟 = Jari-jari (meter)

𝜃 = Sudut tempuh (rad)

𝑠 = Panjang busur (meter)

b. Periode dan Frekuensi

Periode (T) dari sebuah benda yang berputar membentuk lingkaran adalah

waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu putaran.21 Misalkan waktu yang

dibutuhkan suatu benda untuk melakukan satu kali putaran 2 sekon, maka dikatakan

periode putaran benda tersebut 2 sekon. Jadi periode putaran adalah waktu yang

diperlukan benda untuk melakukan satu kali putaran penuh. Periode dilambangkan

20 Ibid hal. 236 21 Giancoli, Fisika Edisi Kelima, ( Jakarta: Erlangga, 2001), hal. 134

.

Page 32: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

19

dengan T. Satuan periode adalah sekon atau detik. Jika dalam waktu t sekon benda

melakukan n putaran, maka periode putaran dapat di rumuskan22

𝑇 =𝑡

𝑛

Gerak melingkar sering dideskripsikan dalam frekuensi (diberi lambang 𝑓)

sebagai jumlah pitaran per sekon.23 Misalkan dalam satu detik suatu benda

melakukan 3 kali putaran penuh, maka dikatakan frekuensi putaran benda tersebut

adalah 3 putaran per sekon. Jadi jumlah putaran yang dilakukan benda dalam satu

detik disebut frekuensi. Frekuensi dilambangkan dengan f. Satuan frekuensi adalah

1/s atau s-1, dan untuk satuan SI sering menggunakan Hertz (Hz). Jika dalam waktu

t sekon benda melakukan n putaran, maka frekuensi putaran dapat dirumuskan24

𝑓 =𝑛

𝑡

Berdasarkan konsep di atas, maka periode dan frekuensi dihubungkan

dengan25

𝑇 =1

𝑓 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓 =

1

𝑇

Keterangan

𝑛 = jumlah putaran (kali)

𝑡 = waktu (sekon)

𝑓 = frekuensi (Hz)

𝑇 = periode (sekon)

c. Kecepatan Anguler dan Tangensial

Untuk mengetahui besar kecepatan anguler dan tangensial bisa di lihat pada

Gambar 2.3, pada gambar 2.3 benda bergerak dalam lintasan melingkar menempuh

busur lingkaran s dalam selang waktu tertentu t. Bila tiap selang waktu yang

22 I Made Astra, Halman Setiawan, Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum

2013,(Jakarta: Piranti, 2013), h. 70 23 Giancoli , op. cit., h. 134. 24 I Made Astra, Halman Setiawan, Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum

2013,(Jakarta: Piranti, 2013), h. 70 25 Giancoli, op. cit., h. 134

.

Page 33: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

20

sama, perubahan busur lingkaran yang ditempuh benda adalah sama maka benda

melakukan gerak melingkar beraturan.

Kelajuan tangensial atau bisa disebut dengan kecepatan linear, Kecepatan

kelajuan tangensial (v) adalah kecepatan yang arahnya menyinggung lintasan dan

tegak lurus terhadap jari-jari lintasan yang melingkar.26 :

𝑣 =∆𝑠

∆𝑡

Keterangan

∆𝑠 = keliling lingkaran (meter)

∆𝑡 = selisih waktu (sekon)

𝑣 = kecepatan (m/s)

Arah vektor kecepatan tangensial selalu tegak lurus dengan arah vektor jari-

jari dengan arah gerak benda Jika benda melakukan satu kali putaran, maka panjang

lintasan yang ditempuh benda sama dengan keliling lingkaran. Jadi s = keliling

lingkaran = 2𝑟 dan (∆𝑡 = 𝑇) sehingga kelajuan tangensial dirumuskan menjadi27

:

𝑣 =2𝜋𝑟

𝑇

Substitusikan 𝑇 =1

𝑓 dalam persamaan tersebut maka akan diperoleh

persamaan sebagai berikut.

𝑣 = 2𝜋. 𝑟. 𝑓

Kecepatan sudut adalah hasil bagi sudut pusat yang ditempuh benda dengan

selang waktu tempuhnya. Sudut yang ditempuh benda dalam selang waktu tertentu

dinamakan kelajuan anguler benda (𝜔). Pada gerak melingkar beraturan, sudut yang

ditempuh benda selalu sama dalam selang waktu yang sama, sehingga dapat

dirumuskan sebagai berikut28.

𝜔 =∆𝜃

∆𝑡

26 Ibid, hal. 134 27 Marthein Kanginan, Fisika untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2013), hal. 135 28 Marthein Kanginan, Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga,

2006), hal. 67

.

Page 34: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

21

Dalam satu periode T, sudut yang ditempuh benda adalah = 2 radian.

Dengan demikian kelajuan anguler dalam gerak melingkar beraturan dirumuskan29;

𝜔 =2𝜋

𝑇 atau 𝜔 = 2𝜋𝑓

Hubungan antara kelajuan tangensial dengan kelajuan anguler dapat

ditentukan dari30;

∆𝑠

∆t=

∆𝜃

∆𝑡 . 𝑟

𝑣 = 𝜔𝑟

Keterangan

𝜔 = kecepatan sudut (rad/s)

𝑣 = kecepatan tangensial (m/s)

∆𝜃 = sudut tempuh (rad)

∆𝑡 = waktu tempuh (sekon)

d. Hubungan Roda-roda

Pembahasan pada materi gerak melingkar beraturan setelah siswa

memahami tentang besaran-besaran fisis, selanjutnya siswa akan mempelajari

konsep hubungan antar roda, dimana sistem hubungan antar roda yang akan di

pelajari sangat berkaitan dengan besaran-besaran fisis, dan dalam subbab hubungan

antar roda akan di bahas tiga sistem hubungan antar roda di antaranya, hubungan

antar roda yang disusun secara seporos, hubungan antar roda yang dihubungkan

dengan sabuk, dan hubungan antar roda yang saling bersinggungan, berikut adalah

pembahasan mengenai ketiga sistem antar roda.

1) Dua Roda Yang Seporos

Sistem dua roda yang dihubungkan dalam satu poros seperti yang

digambarkan pada Gambar 2.2.

29 Ibid., h. 67 30 Ibid., h. 67

.

Page 35: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

22

Gambar 2.2 Hubungan Roda Sistem Satu Poros

Pada sistem ini roda mengalami kecepatan sudut yang sama (ω), maka untuk

menentukan besaran-besaran pada sistem ini adalah sebagai berikut31:

𝜔1 = 𝜔2

Karena

𝜔 =𝑣

𝑟

Maka

𝑣1

𝑟1=

𝑣2

𝑟2

2) Dua Roda Bersinggungan

Sistem hubungan antar roda yang dihubungkan secara bersinggungan dapat

dilihat seperti pada Gambar 2.3 di bawah ini.

Gambar 2.3 Hubungan Roda Secara Bersinggungan

Pada sistem roda yang dihubungkan secara bersinggungan mengalami kecepatan

linear yang sama (𝑣) maka untuk menentukan besaran-besaran pada sistem ini

adalah sebagai berikut32:

𝑣1 = 𝑣2

Karena

𝑣 = 𝜔. 𝑟

Maka

31 Marthein Kanginan, Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X, (Jakarta: Erlangga,

2006), h. 67 32 Ibid., h. 67

.

Page 36: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

23

𝜔1. 𝑟1 = 𝜔2. 𝑟2

3) Hubungan Roda Dihubungkan dengan Sabuk

Pada sistem hubungan roda yang dihubungkan dengan sabuk dapat dilihat

seperti pada Gambar 2.4 di bawah ini

Gambar 2.4 Hubungan Roda Yang Dihubungkan dengan Sabuk

Pada sistem hubungan antar roda yang dihubungkan dengan sabuk

mengalami kecepatan linear yang sama (𝑣) maka untuk menentukan besaran-

besaran pada sistem ini adalah sebagai berikut33:

𝑣1 = 𝑣2

Karena

𝑣 = 𝜔. 𝑟

Maka

𝜔1. 𝑟1 = 𝜔2. 𝑟2

B. Kerangka Berpikir

Pembelajaran fisika merupakan wahana bagi siswa untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Bertolak bahwa fisika merupakan

struktur pengetahuan yang terus berkembang dan diperoleh melalui cara penemuan

ilmiah. Oleh karena itu, siswa diberikan pengalaman langsung dengan objek nyata,

agar siswa dapat mengembangkan berbagai keterampilannya.

Tujuan dari pembelajaran fisika di SMA adalah agar siswa dapat menguasai

materi fisika berdasarkan standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran fisika

SMA, dan standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) fisika SMA.

Kemudian diketahui faktor pembelajaran fisika berdasarkan observasi. Berdasarkan

faktor pembelajaran fisika di sekolah diketahui kondisi. penyelenggaraan

pembelajaran dan kondisi hasil belajar siswa untuk pelajaran fisika khususnya

untuk materi gerak melingkar beraturan. Setelah itu direncanakan penelitian (riset)

33 Ibid., h. 67

.

Page 37: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

24

untuk mengungkapkan kebutuhan pembelajaran pada materi gerak melingkar

beraturan berdasarkan analisis kebutuhan yang telah direncanakan. Riset pertama

direncanakan dengan melakukan observasi dan wawancara langsung dan

menghasilkan identifikasi kebutuhan, yaitu dibutuhkannya sumber belajar siswa

berupa alat peraga.

Pengembangan direncanakan berdasarkan identifikasi kebutuhan yaitu

dengan pembuatan alat peraga yang dibuat dengan menggunakan alat dan bahan

yang sederhana dan mudah didapatkan di lingkungan sekitar. Kemudian

direncanakan verifikasi terhadap alat peraga dengan menguji langsung alat peraga.

Pengujian direncanakan dengan melakukan percobaan langsung menggunakan alat

peraga sehingga diperoleh kesesuaian dengan teori yang ada. Selanjutnya

direncanakan verifikasi terhadap alat peraga gerak melingkar beraturan oleh siswa.

Selain itu, menggunakan angket diketahui pula kemenarikan dan

kemudahan alat peraga. Setelah direncanakan riset kedua ini maka diperoleh

rumusan hasil riset. Rumusan hasil riset berupa saran perbaikan, kemudian

direncanakan perbaikan-perbaikan sehingga dapat dihasilkan produk berupa alat

peraga yang telah dikembangkan.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas dapat dibuat bagan kerangka

pemikiran sebagai berikut:

.

Page 38: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

25

Riset 1 :

Kebutuhan

berdasarkan analisis

kebutuhan

Observasi

Tujuan mata pelajaran fisika

SMA

Faktor pembelajaran fisika Kondisi hasil

pembelajaran

Kondisi

penyelenggaraan

pembelajaran

Identifikasi Kebutuhan :

Alat peraga pembelajaran

untuk konsep gerak melingkar

Pengembangan sebagai pemenuhan

kebutuhan :

Alat peraga roda roda berhubungan

Riset 2

Dengan tujuan :

1. Verifikasi alat peraga oleh ahli materi dan instrumental

2. Verifikasi alat peraga oleh Siswa

Rumusan hasil riset

(Rekomendasi Perbaikan)

.

Page 39: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

26

C. Penelitian Relevan

1. B. Hartati penelitiannya yang berjudul Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek

untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA. Dari Hasil

pengujian alat menunjukkan bahwa pengembangan alat peraga tersebut secara

signifikan mampu meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa dan hasil

belajar. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji peningkatan keterampilan berpikir

kritis dengan uji t diperoleh thitung = 5,389 dengan taraf signifikansi 0,05.

Kegiatan praktikum menggunakan alat peraga gaya gesek hasil pengembangan

secara nyata juga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dari 65,24

naikmenjadi 70,63.34

2. Rosalina Indah Pramesty dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan

Alat Peraga Kit Fluida Statis sebagai Media Pembelajaran Pada Sub Materi

Fluida Statis Di Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Mojosari, Mojokerto menyatakan

bahwa Pembelajaran dengan menggunakan media alat peraga mendapatkan

respons yang baik dari siswa. Hal ini dibuktikan dengan persentase hasil

analisis angket respons siswa yang mencapai 92,5% dengan kriteria sangat

kuat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga kit fluida statis yang

dikembangkan layak untuk diterapkan pada pembelajaran di SMA Negeri 1

Mojosari, Mojokerto.35

3. Army Rejanti dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan Alat Peraga

Sederhana Cermin Ganda Sebagai Media Pembelajaran Sub Materi

Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar Di Kelas VIII SMP Negeri 3 Sidoarjo

menyatakan berdasarkan validasi kelayakan alat peraga yang dilakukan dosen

ahli serta guru bidang studi dapat dinyatakan layak digunakan sebagai media

pembelajaran dengan persentase 82 %. Persentase ketuntasan hasil belajar

siswa secara klasikal di kelas VIII-2 sebesar 83,3 %, kelas VIII-3 sebesar 80,5

%, dan di kelas VIII-6 sebesar 83,3 % sehingga apabila dirata-rata persentase

34 B. Hartati, “Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek untuk Meningkatkan Keterampilan

Berpikir Kritis Siswa SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 6 (2010) 128-132. 35 Rosalina, “Pengembangan Alat Peraga Kit Fluida Statis sebagai Media Pembelajaran

Pada Sub Materi Fluida Statis Di Kelas XI IPA Sma Negeri 1 Mojosari”, Jurnal Penelitian Jurusan

Fisika, Universitas Negeri Surabaya.

.

Page 40: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

27

ketuntasan belajar siswa di ketiga kelas diperoleh hasil 82,36 %. Hasil validasi

kelayakan alat peraga yang menyatakan alat peraga cermin ganda layak

digunakan di dalam pembelajaran diperkuat juga oleh respons siswa di ketiga

kelas sangat baik dengan persentase 92,30%. Simpulan yang diperoleh dari

penelitian ini adalah alat peraga cermin ganda layak digunakan di dalam proses

pembelajaran serta respons baik dari siswa setelah menggunakan alat peraga

cermin ganda.36

4. Fathiah Alatas, dkk (2015) dalam penelitianya yang berjudul Penggunaan Alat

Peraga Rotation Timer dan Roda Fleksibel untuk Meningkatkan Kemampuan

Menganalisis Siswa, menjelaskan bahwa penggunaan Alat Peraga Rotation

Timer tidak mengalami pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan

menganalisis siswa ditinjau dari aspek kemampuan mengorganisasi siswa.

peningkatan aspek membedakan dan mengatribusi pada kelas eksperimen

masih di bawah kelas kontrol.37

D. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan kajian teori pada penelitian ini, maka pertanyaan dalam

penelitian pengembangan ini yaitu “Apakah pengembangan alat peraga Rotation

Counter dapat menjadi media pembelajaran yang layak dan efektif?”

36 Army Rejanty, “Pengembangan Alat Peraga Sederhana Cermin Ganda Sebagai Media

Pembelajaran Sub Materi Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar Di Kelas VIII Smp Negeri 3

Sidoarjo”, Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika Vol. 02 No. 03 Tahun 2013, 70 – 7.

37 Fathiah Alatas, Diah Mulhayatiah, dan Ahmad Jahrudin, “Penggunaan Alat Peraga

Rotation Timer dan Roda Fleksibel untuk Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Siswa”, Jurnal

Penelitian dan Pembelajaran IPA (JPPI), Vol. 1, 2015, h. 74.

.

Page 41: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MA Madinatunnajah di Cirebon,

penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 pada bulan

Maret 2018.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian

pengembangan (development research). Adapun produk yang akan dihasilkan pada

penelitian ini adalah alat peraga yang sudah dikembangkan pada konsep gerak

melingkar.

C. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap-tahap yang

dilakukan adalah tahapan pengembangan menurut Jan Van Den Akker yang terdiri

dari penelitian pendahuluan (preliminary research), tahapan prototipe (prototyping

stage), Tahapan evaluasi sumatif (summative evaluation) dan tahap keempat, yang

merupakan tahap terakhir dari penelitian pengembangan ini adalah refleksi

sistematik dan dokumentasi (systematic reflection and documentation).1

Tahap yang dilakukan dalam pengembangan alat peraga ini adalalah sebagai

berikut:

1. Tahap Pertama

Tahap pertama yaitu penelitian pendahuluan (preliminary research) dengan

melakukan studi literatur mengenai alat peraga untuk memperdalam pengetahuan

mengenai alat peraga. Selain itu menentukan materi fisika yang akan dijadikan

bahan penelitian. Pemilihan materi pokok ini didasarkan pada ada tidaknya

kesesuaian karakteristik dari materi yang dipilih dengan kriteria penggunaan alat

1 Jan van den Akker, et al., Educational Design Research, (New York: Routledge, 2006),

h. 154.

.

Page 42: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

29

peraga untuk materi tersebut. Untuk itu materi gerak melingkar dipilih sebagai

materi pokok yang akan dijadikan bahan penelitian karena karakteristik dari materi

gerak melingkar sesuai jika disampaikan dengan menggunakan alat peraga ini.

2. Tahap Kedua

Tahap kedua adalah prototipe (prototyping stage), dilakukan melalui

beberapa langkah, yang pertama adalah pembuatan desain alat. Kegiatan

selanjutnya, peneliti mengumpulkan dan mencari bahan-bahan yang dijadikan alat

peraga.

Pengembangan alat peraga pada konsep gerak melingkar beraturan

kemudian dievaluasi formatif dengan melakukan validasi oleh ahli materi dan

instrumental. Validasi ini diperlukan untuk mengukur apakah alat peraga yang

dikembangkan masih terdapat kekurangan di dalamnya. Validasi tersebut dilakukan

dengan mengkonsultasikan kepada para ahli dalam bidang yang diukur.

Setelah melakukan validasi, peneliti mengambil respons siswa terhadap alat

peraga dengan melakukan wawancara. Hasil wawancara tersebut dijadikan bahan

evaluasi dan penyempurnaan alat peraga.

3. Tahap Ketiga

Tahap ketiga adalah evaluasi sumatif (summative evaluation). Tahap

evaluasi sumatif untuk menguji efektivitas produk. Pada uji coba terbatas terdapat

beberapa kegiatan diantaranya, yang pertama peneliti melakukan pretest. Pretest

dilakukan untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum menggunakan alat peraga.

Selanjutnya, peneliti mengujicobakan produk dengan menggunakan produk yang

sudah dibuat secara berkelompok. Melalui kegiatan tersebut, peneliti ingin

mengetahui kualitas produk yang sudah dikembangkan. Langkah yang ketiga

adalah posttest, kegiatan posttest dilakukan setelah siswa menggunakan alat peraga.

Produk yang sudah digunakan kemudian direvisi secara masal apabila terdapat

kekurangan ketika proses kegiatan penelitian berlangsung, sebelum produk alat

peraga tersebut diproduksi. Revisi dilakukan untuk perbaikan agar produk yang

dihasilkan dapat memiliki standar kualitas yang baik.

.

Page 43: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

30

4. Tahap Keempat

Tahap keempat pada penelitian ini adalah refleksi sistematik dan

dokumentasi (systematic reflection and documentation). Pada tahap ini peneliti

melakukan penggambaran keseluruhan studi untuk mendukung analisis, kemudian

dilakukan spesifikasi prinsip desain dan diartikulasikan hubungannya dengan

kerangka berpikir yang telah ditetapkan.

D. Desain Uji Coba

Uji coba produk bagian penting dalam penelitian pengembangan. Uji coba

produk bertujuan untuk mengetahui apakah produk yang dibuat layak digunakan

atau tidak. Terdapat tiga tahapan yang dilakukan dalam pelaksanaan uji coba

produk ini, yaitu:

1. Uji ahli atau validasi produk, dilakukan dengan responden para ahli instrumen.

Kegiatan ini dilakukan untuk mereview produk, memberikan masukan untuk

perbaikan serta memvalidasi produk sebagai media yang siap digunakan.

2. Uji coba praktisi lapangan, pada tahap ini produk diuji oleh guru mata

pelajaran fisika. Tujuan uji coba tahap ini adalah untuk melihat kesalahan-

kesalahan kecil yang luput dari pengamatan ahli instrumental sehingga dapat

dilakukan perbaikan jika memang diperlukan sebelum uji coba kepada sasaran

pengguna produk.

3. Uji coba lapangan, yaitu uji coba dengan melibatkan 15 – 30 subjek pengguna

alat peraga dalam lingkup SMA.

E. Subjek Uji Coba

Subjek pelaku dalam penelitian ini adalah peneliti sekaligus pengembang

media. Subjek ahli instrumen untuk alat peraga adalah dosen di FITK UIN Syarif

Hidayatullah dan guru bidang studi. Subjek uji coba produk atau sasaran pengguna

media adalah siswa kelas X siswa MA Madinatunnajah tahun ajaran 2017/2018.

.

Page 44: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

31

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati.2 Instrumen penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penilaian oleh Ahli

Instrumen yang digunakan untuk mengungkapkan data dalam penelitian ini

adalah berupa kuesioner dengan rating scale yang dibagikan kepada ahli

instrumental dan ahli materi sebagai bahan mengevaluasi media pembelajaran yang

dikembangkan. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawab.3 Kriteria penilaian media ditinjau dari beberapa aspek,

berikut kisi-kisi angket ahli materi dan ahli instrumental dapat dilihat pada Tabel

3.1 di bawah ini :

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner ahli konten materi fisika

Indikator Jml.

Aspek Kurikulum

1. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan SK dan KD

2. Pemilihan tujuan dan indikator pembelajaran memudahkan siswa

memahami materi

3. Kesesuaian dengan perkembangan kognitif siswa

1

1

1

Aspek Penyajian Materi

4. Dapat menjelaskan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar

beraturan

5. Dapat menjelaskan hubungan antar roda

1

1

Aspek Alat Peraga

6. Kemudahan dan kesederhanaan dalam pengoperasian

7. Antarmuka memiliki tata letak yang baik

8. Desain tampilan sesuai dengan tingkatan pengguna

1

1

1

2Sugiyono, Metode Penlitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 148. 3Sugiyono, Ibid., h. 199.

.

Page 45: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

32

Aspek Keterlaksanaan

9. Kemampuan mendorong rasa ingin tahu siswa

10. Media bisa digunakan kapan saja dan dimana saja

11. Dukungan media bagi kemandirian belajar siswa

12. Kemampuan media dalam meningkatkan pemahaman siswa

1

1

1

1

(Adaptasi dari Ahmad Jahrudin, 2015)

Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner ahli instrumental

Indikator Jml.

Ketahanan Alat

1. Ketahanan terhadap cuaca

2. Memiliki alat pelindung dari kerusakan

3. Kemudahan perawatan

1

1

1

Efisiensi Alat

4. Kemudahan merangkai alat

5. Kemudahan digunakan/dijalankan

6. Kaitan antar materi dengan kehidupan sehari-hari

1

1

1

Keakuratan Alat

7. Ketahanan komponen-komponenya pada dudukan asalnya

8. Ketepatan pemasangan setiap komponen pada alat ukur

9. Alat peraga dapat digunakan untuk mencari periode dan frekuensi

dari gerak melingkar beraturan

10. Alat peraga dapat digunakan untuk mencari besaran kecepatan

sudut

11. Alat peraga dapat digunakan untuk mencari besaran kecepatan

linear

12. Alat peraga dapat digunakan untuk melakukan praktikum

hubungan antar roda yang dihubungkan dengan sabuk

13. Alat peraga dapat digunakan untuk melakukan praktikum

hubungan antar roda yang terpasang secara terpusat

14. alat peraga dapat digunakan untuk melakukan praktikum hubungan

antar roda yang bersinggungan

1

1

1

1

1

1

1

1

.

Page 46: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

33

15. Ketepatan skala pengukuran

16. Ketelitian pengukuran

1

1

Keamanan bagi siswa

17. Bahan yang digunakan aman untuk siswa

18. Konstruksi alat aman bagi siswa

1

1

Estetika

19. Warna

20. Bentuk

1

1

(Adaptasi dari Ahmad Jahrudin, 2015)

2. Tes Kemampuan Analisis

Soal yang diberikan merupakan soal yang diambil dari skripsi Ahmad

Jahrudin, serta diuji ulang validitasnya ke siswa kelas XI agar diperoleh soal yang

dapat mengukur kemampuan menganalisis. Soal tes diberikan sebanyak 7 butir soal

untuk mengukur kemampuan analisis siswa disusun dalam bentuk uraian. Soal yang

diberikan disusun berdasarkan indikator kemampuan analisis yaitu kemampuan

membedakan (differentiating), mengorganisasi (organizing), dan mengubungkan

(attributing). Berikut kisi-kisi dari butir soal kemampuan menganalisis dapat dilihat

pada Tabel 3.3 dibawah ini.

Tabel 3.3 Kisi-kisi soal kemampuan menganalisis

Kompetensi

dasar Indikator

Aspek kognitif ( C4) Jml

Membeda

kan

Mengorga

nisasi

meng

hubun

gkan

Menganalisi

s besaran

fisis pada

gerak

melingkar

dengan laju

konstan dan

Menganalisis

besaran-

besaran gerak

melingkar

beraturan

secara

kuantitatif

1 dan 2 4 3

.

Page 47: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

34

penerapann

ya dalam

teknologi

Menganalisis

konsep

percepatan

sentripetal

pada gerak

melingkar

beraturan

3 1

Menyajikan

ide /

gagasan

terkait

gerak

melingkar

(misalnya

pada

hubungan

roda-roda)

Menganalisis

prinsip roda-

roda yang

saling

berhubungan

secara

kualitatif

5 dan 6 7

3

Total 2 3 2 7

3. Penilaian Respon Siswa

Instrumen penilaian atau respon siswa terhadap media pembelajaran

digunakan untuk mengumpulkan data penelitian dari siswa terhadap media.

Penilaian respon siswa dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan

atau respons dari siswa terhadap alat peraga yang hasilnya akan digunakan sebagai

bahan evaluasi. Kisi-kisi penilaian alat peraga dapat dilihat pada Tabel 3.4 dibawah

ini.

Tabel 3.4 Kisi-kisi penilaian alat peraga oleh siswa

No. Pernyataan Jml.

Meningkatkan motivasi dan berperan aktif

1 Alat peraga ini memberikan motivasi pada saya untuk belajar 1

2 Saya bisa belajar secara aktif dan mandiri dengan alat peraga

ini

1

3 Saya lebih senang belajar dengan alat peraga ini

dibandingkan dengan hanya mendengarkan penjelasan guru

1

4 Saya dapat memahami materi gerak melingkar

beraturan dengan bantuan alat peraga ini

1

5 Dengan alat peraga ini saya mendapatkan pengetahuan yang

lebih mendalam tentang materi gerak melingkar beraturan

1

Meningkatkan kemampuan analisis

6 Saya dapat menggunakan alat peraga untuk mencari periode

dan frekuensi dari gerak melingkar beraturan

1

.

Page 48: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

35

7 Saya dapat menggunakan alat peraga untuk mencari

kecepatan sudut dari gerak melingkar beraturan

1

8 Saya dapat menggunakan alat peraga untuk mencari

kecepatan linear dari gerak melingkar beraturan

1

9 Saya dapat menggunakan alat peraga untuk melakukan

praktikum hubungan antar roda yang dihubungkan dengan

sabuk

1

10 Saya dapat menggunakan alat peraga untuk melakukan

praktikum hubungan antar roda yang terpasang secara

terpusat

1

11 Saya dapat menggunakan alat peraga untuk melakukan

praktikum hubungan antar roda yang bersinggungan

1

Estetika

12 Saya dengan mudah dapat membawa dan memindahkan alat

peraga

1

13 Saya tertarik dengan warna alat peraga ini 1

14 Saya tertarik dengan bentuk alat peraga ini 1

15 Saya dapat menemukan bahan yang digunakan untuk

membuat alat peraga dari lingkungan sekitar

1

(Adaptasi dari Ahmad Jahrudin, 2015)

G. Validasi Produk

Validitas pada instrumen ini diukur dengan validitas istimewa melalui

pertimbangan ahli materi dan ahli instrumental. Sedangkan pengertian dari validasi

sendiri yaitu, validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam

mengukur isi yang seharusnya, dengan cara meminta bantuan ahli bidang studi

untuk menelaah apakah konsep materi yang diajukan telah memadai atau tidak

sebagai sampel tes. Dengan demikian validitas tidak memerlukan uji coba dan

analisis statistik dinyatakan dalam bentuk angka-angka.4

H. Teknik Analisis Data

1. Analisis data instrumen penilaian ahli

Analisis data dilakukan dengan menyederhanakan data ke dalam bentuk

yang mudah dibaca dan diimplementasikan agar data yang terkumpul dapat

dianalisis dan diambil kesimpulan dengan menggunakan beberapa langkah di

bawah ini:

4Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : PT Remaja

Rosdakarya,2009), Cet. 14, h.13.

.

Page 49: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

36

a. Mengubah skor mentah ke dalam persentase nilai berdasarkan rumus:

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡

∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙𝑥 100%

b. Mentabulasi skor ke dalam tabel yang memuat hasil dari penelitian kuesioner.

c. Mengriteriakan nilai berdasarkan instrumen kuesioner dengan ketentuan seperti

pada Tabel 3.5 di bawah ini.

Tabel 3.5 Kategori Angket Validasi Ahli

Persentase Kriteria

81 % - 100 % Sangat Baik

61 % - 80 % Baik

41 % - 60 % Cukup

21 % - 40 % Kurang

≤ 20 % Sangat kurang

2. Validitas Instrumen

Alat ukur yang baik harus memiliki validitas yang tinggi. Validitas adalah

suatu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.

Atau sebuah tes dikatakn valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak

diukur, dalam bahasa Indonseia valid disebut dengan istilah sahih5. Instrumen

dikatakan valid jika memiliki validitas yang tinggi, yaitu bila instrumen tersebut

telah dapat mengukur apa yang diukur.

Validitas item tes berbentuk uraian, digunakan rumus kolerasi product

moment6, yaitu

𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)

√(𝑁 ∑ 𝑋2 − (∑ 𝑋)2

)(𝑁 ∑ 𝑌2 − (∑ 𝑌)2

)

Keterangan:

rxy = Koefisian korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan

X = Skor tiap butir soal

5 Suharsimi, Dasar-dasar Epaluasi Pendidikan ed. Revisi , (Jakarta: Bumi Aksara. 2012),

hal. 80. 6 Suharsimi, Arikunto. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2012).

Rev. Cet. 9, h. 87.

.

Page 50: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

37

Y = Skor total tiap butir soal

N = Jumlah siswa

3. Uji N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, Gain digunakan untuk

menunjukan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah

pembelajaran dilakukan guru. Untuk menghindari bias penelitian digunakan gain

yang dinormalisasi (normalized gain) atau N-Gain. Rumus N-Gain menurut

Meltzer, yaitu:7

𝑁 − 𝐺𝑎𝑖𝑛 =𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 − 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡

Penentuan kategorisasi perolehan N-gain dapat dilihat pada Tabel 3.6 di

bawah ini.

Tabel 3.6 kategorisasi perolehan N-gain

Nilai N-Gain Kategori

𝐺 > 0,7 Tinggi

0,3 ≤ 𝐺 ≥ 0,7 Sedang

𝐺 < 0,3 Rendah

7 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D),

(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 273

.

Page 51: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini diuraikan data yang diperoleh selama penelitian.

Data yang dideskripsikan merupakan data angket hasil uji kelayakan oleh ahli

materi, ahli instrumental dan data hasil belajar siswa setelah pelaksanaan

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga.

1. Hasil Uji Kelayakan

a. Ahli Materi

Aspek yang dinilai ahli materi terhadap alat peraga yaitu kurikulum,

penyajian, alat peraga dan keterlaksanaan. Berikut disajikan penilaian untuk setiap

aspek dinilai ahli materi pada Tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1 Hasil Penilaian Aspek oleh Ahli Materi

No. Aspek Persentase (%) Kriteria

1 Kurikulum 100,00 Sangat Baik

2 Penyajian 100,00 Sangat Baik

3 Alat Peraga 86,67 Sangat Baik

4 Keterlaksanaan 94,00 Sangat Baik

Rata-rata 95,16 Sangat Baik

.

Page 52: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

39

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa alat peraga roda-roda berhubungan

memperoleh persentase skor tertinggi pada aspek kurikulum dan penyajian sebesar

100,00%, aspek alat peraga sebesar 86,67% , diikuti dengan aspek keterlaksanaan

memperoleh persentase sebesar 94,00%. Persentase rata-rata perolehan skor aspek

secara keseluruhan sebesar 95,16%. Rata-rata perolehan skor tersebut

dikonversikan sesuai Tabel 3.4 dan diperoleh kesimpulan bahwa alat peraga roda-

roda berhubungan menurut ahli materi termasuk dalam kriteria sangat baik.

Selain analisis nilai keseluruhan, dapat diketahui pula penilaian media ini

jika dilihat dari masing-masing indikator. Berikut disajikan analisis kelayakan

untuk setiap indikator yang dinilai oleh ahli materi pada Tabel 4.2 di bawah ini.

Tabel 4.2 Penilaian setiap indikator oleh Ahli Materi

Aspek Indikator

Rata-

rata

Nilai

Kriteria

Aspek

Kurikulum

13. Kesesuaian tujuan pembelajaran

dengan SK dan KD 5

Sangat

Baik

14. Pemilihan tujuan dan indikator

pembelajaran memudahkan siswa

memahami materi

5 Sangat

Baik

15. Kesesuaian dengan perkembangan

kognitif siswa 5

Sangat

Baik

Aspek

Penyajian

16. Dapat menjelaskan besaran-besaran

fisis dalam gerak melingkar

beraturan

5 Sangat

Baik

17. Dapat menjelaskan hubungan antar

roda 5

Sangat

Baik

Aspek Alat

Peraga

18. Kemudahan dan kesederhanaan

dalam pengoperasian 4 Baik

19. Antarmuka/interface memiliki tata

letak yang baik 4 Baik

20. Desain tampilan sesuai dengan

tingkatan pengguna 5 Baik

Aspek

Keterlaksan

aan

21. Kemampuan mendorong rasa ingin

tahu siswa 5

Sangat

baik

22. Alat peraga bisa digunakan kapan

saja dan dimana saja 4 Baik

.

Page 53: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

40

23. Dukungan alat peraga bagi

kemandirian belajar siswa 4,5 Baik

24. Kemampuan alat peraga dalam

meningkatkan pemahaman siswa 5

Sangat

Baik

25. Kemampuan media menambah

motivasi siswa dalam belajar 5

Sangat

baik

Berdasarkan Tabel 4.2 bahwa penilaian alat peraga unggul pada aspek

kurikulum dan penyajian dengan masing masing indikator pada kriteria sangat

baik. Pada indikator 7,10 dan 11 mendapat kriteria baik sedangkan indikator yang

lainya mendapatkan nilai dengan kriteria sangat baik.

b. Ahli Instrumental

Aspek yang dinilai ahli instrumental terhadap alat peraga yaitu ketahanan

alat, efisiensi alat, keakuratan alat, keamanan bagi siswa dan estetika. Berikut

disajikan penilaian untuk setiap aspek dinilai ahli instrumental pada Tabel 4.3 di

bawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Penilaian Setiap Aspek oleh Ahli Media

No. Aspek Persentase Kriteria

1 Ketahanan Alat 73,33 Baik

2 Efisiensi Alat 78,00 Baik

3 Keakuratan Alat 82,50 Sangat Baik

4 Keamanan bagi siswa 80,00 Baik

5 Estetika 65,00 Baik

Rata-rata 75,77 Baik

Berdasarkan Tabel 4.3 terlihat bahwa alat peraga roda-roda berhubungan

memperoleh persentase skor tertinggi pada aspek keakuratan alat sebesar 82,50%,

dan diikuti dengan aspek ketahanan alat memperoleh skor 73,33, efisiensi alat 78%,

keamanan bagi siswa 80% dan aspek estetika memperoleh persentase sebesar

65,00%. Persentase rata-rata perolehan skor aspek secara keseluruhan sebesar

75,77%. Rata-rata perolehan skor tersebut dikonversikan sesuai Tabel 3.4 dan

.

Page 54: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

41

diperoleh kesimpulan bahwa alat peraga roda-roda berhubungan menurut ahli

instrumental termasuk dalam kriteria baik.

Selain analisis nilai keseluruhan, dapat diketahui pula penilaian media ini jika

dilihat dari masing-masing indikator. Berikut disajikan analisis kelayakan untuk

setiap indikator yang dinilai oleh ahli instrumental pada Tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4 Penilaian setiap indikator oleh Ahli Instrumental

Aspek Indikator

Rata-

rata

nilai

Kriteria

Ketahanan

Alat

1. Ketahanan terhadap cuaca 3,5 Cukup

2. Memiliki alat pelindung dari

kerusakan 3

Cukup

3. Kemudahan perawatan 4,5 Baik

Efisiensi

Alat

4. Kemudahan merangkai alat 4 Baik

5. Kemudahan digunakan/dijalankan 4 Baik

6. Kaitan antar materi dengan

kehidupan sehari-hari

4 Baik

Keakuratan

Alat

7. Ketahanan komponen-komponennya

pada dudukan asalnya

4 Baik

8. Ketepatan pemasangan setiap

komponen pada alat ukur

3,5 Cukup

9. Alat peraga dapat digunakan untuk

mencari besaran periode dan

frekuensi dari gerak melingkar

beraturan

4,5 Baik

10. Alat peraga dapat digunakan untuk

mencari besaran kecepatan sudut

4,5 Baik

11. Alat peraga dapat digunakan untuk

mencari besaran kecepatan linear

4,5 Baik

12. Alat peraga dapat digunakan untuk

melakukan praktikum hubungan antar

roda yang dihubungkan dengan sabuk

4,5 Baik

13. Alat peraga dapat digunakan untuk

melakukan praktikum hubungan antar

roda yang terpasang secara terpusat

4 Baik

14. Alat peraga dapat digunakan untuk

melakukan praktikum hubungan antar

roda yang bersinggungan

4 Baik

15. Ketepatan skala pengukuran 3,5 Cukup

16. Ketelitian pengukuran 3,5 Cukup

.

Page 55: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

42

Keamanan

bagi siswa

17. Bahan yang digunakan aman untuk

siswa

4 Baik

18. Konstruksi alat aman bagi siswa 4 Baik

Estetika 19. Warna 3 Cukup

20. Bentuk 3,5 Cukup

Berdasarkan Tabel 4.2 bahwa penilaian alat peraga pada aspek ketahana

alat dan aspek estetika mendapatkan penilaian cukup untuk masing-masing

indikator. Pada aspek keakuratan alat untuk indikator nomor 8,15 dan 16

mendapatkan nilai dengan kriteria cukup, sedangkan untuk aspek yang lainya

mendapatkan kriteria baik untuk masing-masing indikator

c. Data Angket Respons Siswa

Hasil data angket direkapitulasi dan dijumlahkan skor masing-masing siswa

untuk setiap indikator. Skor yang diperoleh kemudian dihitung persentasenya dan

dikonversi menjadi data kuantitatif. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.5

di bawah ini.

Tabel 4.5 Hasil Angket Respons Siswa

No. Indikator Angket Persentase Kesimpulan

1 Meningkatkan motivasi dan berperan aktif 82,3 Sangat Baik

2 Pembelajaran dapat meningkatkan

kemampuan analisis

90,22 Sangat Baik

3 Estetika 75,67 Baik

Rata-rata 82,67 Sangat Baik

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa respons siswa terhadap

pembelajaran fisika dengan menggunakan alat peraga, siswa merespons baik. Dapat

dilihat dari rata-rata persentase hasil angket dengan persentase sebesar 82,67%

(Sangat baik). Dari data tabel tersebut pembelajaran fisika pada konsep gerak

melingkar beraturan siswa memiliki respons baik terhadap penggunaan alat peraga.

Selain analisis nilai keseluruhan, dapat diketahui pula penilaian media ini jika

dilihat dari masing-masing indikator. Berikut disajikan untuk setiap indikator

berdasarkan hasil angket siswa pada Tabel 4.6 di bawah ini.

.

Page 56: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

43

Tabel 4.6 Hasil angket respon siswa setiap indikator

Aspek Indikator Nilai Kriteria

Meningkatk

an motivasi

dan

berperan

aktif

1. Alat peraga ini memberikan motivasi

pada saya untuk belajar 4,27 Baik

2. Saya bisa belajar secara aktif dan

mandiri dengan alat peraga ini 4,40 Baik

3. Saya lebih senang belajar dengan alat

peraga ini dibandingkan dengan

hanya mendengarkan penjelasan

guru

3,73 Cukup

4. Saya dapat memahami materi gerak

melingkar beraturan dengan bantuan

alat peraga ini

3,87 Cukup

5. Dengan alat peraga ini saya

mendapatkan pengetahuan yang

lebih mendalam tentang materi gerak

melingkar beraturan

4,27 Baik

Meningkatk

an

kemampuan

analisis

6. Saya dapat menggunakan alat peraga

untuk mencari periode dan frekuensi

dari gerak melingkar beraturan

4,07 Baik

7. Saya dapat menggunakan alat peraga

untuk mencari kecepatan sudut dari

gerak melingkar beraturan

4,60 Baik

8. Saya dapat menggunakan alat peraga

untuk mencari kecepatan linear dari

gerak melingkar beraturan

4,60 Baik

9. Saya dapat menggunakan alat peraga

untuk melakukan praktikum

hubungan antar roda yang

dihubungkan dengan sabuk

4,60 Baik

10. Saya dapat menggunakan alat peraga

untuk melakukan praktikum

hubungan antar roda yang terpasang

secara terpusat

4,60 Baik

11. Saya dapat menggunakan alat peraga

untuk melakukan praktikum

hubungan antar roda yang

bersinggungan

4,60 Baik

Estetika 12. Saya dengan mudah dapat membawa

dan memindahkan alat peraga 4,40 Baik

13. Saya tertarik dengan warna alat

peraga ini 3,33 Cukup

.

Page 57: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

44

14. Saya tertarik dengan bentuk alat

peraga ini 3,33 Cukup

15. Saya dapat menemukan bahan yang

digunakan untuk membuat alat

peraga dari lingkungan sekitar 4,07 Baik

2. Rekapitulasi Data Hasil Belajar

a. Data Hasil Pretest dan Posttest

Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh beberapa nilai pemusatan data

dari hasil pretest dan posttest. Data hasil ulangan diperoleh dari rekapitulasi guru

pengajar fisika kelas X MA Madinatunnajah. Hasil perhitungan data dapat dilihat

pada tabel 4.7 dibawah ini.

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Uji Coba

Pemusatan dan

Penyebaran Pretest Posttest

Banyak data 15 15

Nilai terendah 12 30

Nilai Tertinggi 30 78

Median 20 50

Modus 22 74

Standar deviasi 4,75 17,26

Rata-Rata 19,9 54,1

.

Berdasarkan Tabel 4.7 banyak data kelas eksperimen dan adalah 15. Dari data

tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan nilai terendah antara pretest dan posttest,

dimana nilai terendah pretest yaitu 12 sedangkan nilai terendah pada Posttest adalah

30, dan nilai tertinggi pretest adalah 30 sedangkan nilai tertinggi posttest adalah 78.

Median atau nilai tengah pretest 20 sementara posttest sebesar 50. Adapun nilai

yang sering muncul atau modus pretest yaitu 22 sedangkan modus posttest yaitu

sebesar 74. Nilai rata-rata kelas pretest sebesar 19,9 sedangkan nilai rata-rata

posttest yaitu 54,1.

b. Kemampuan Menganalisis Siswa

Kemampuan menganalisis siswa pada konsep gerak melingkar beraturan

yang diukur pada penelitian ini dibagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek

membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. Ketiga aspek kemampuan

.

Page 58: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

45

menganalisis siswa tersebut dibagi ke dalam 7 butir. Distribusi persentase jumlah

butir soal pada setiap aspek dapat dilihat pada Tabel 4.8 dibawah ini.

Tabel 4.8 Distribusi Jumlah Soal Aspek Kemampuan Menganalisis

No. Aspek Kemampuan

Menganalisis

No. Soal Jumlah

Butir Soal

Persentase

1 Membedakan 5,6, 2 28,57%

2 Mengorganisasi 1,2,3 3 42,86%

3 Mengatribusikan 4,7 2 28,57%

Jumlah 7 7 100%

Adapun distribusi data hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol dalam setiap aspek kemampuan menganalisis dapat dilihat pada Tabel

4.9 dibawah ini.

Tabel 4.9 Hasil Uji N-Gain Untuk Setiap Aspek Kemampuan Menganalisis Data

Hasil Pretest dan Posttest

Aspek Kemampuan

Menganalisis N-Gain Kategori

Membedakan 0,55 Sedang

Mengorganisasikan 0,41 Sedang

Mengatribusikan 0,49 Sedang

Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa persentase kemampuan siswa dalam

menjawab soal kemampuan analisis setiap aspek mengalami peningkatan,

Peningkatan kemampuan menganalisis pada aspek membedakan sebesar 55%

berada pada kategori sedang. Selanjutnya persentase peningkatan kemampuan

aspek mengorganisasi sebesar 41% berada pada kategori rendah. Pada peningkatan

kemampuan mengatribusikan mengalami peningkatan sebesar 49% berada pada

kategori rendah.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil uji kelayakan penilaian ahli materi, menilai pada aspek

kurikulum, aspek penyajian alat peraga, aspek alat peraga dan aspek keterlaksanaan

pada alat peraga roda-roda berhubungan mendapatkan nilai persentase rata-rata

sebesar 95,16 % dengan kriteria sangat baik. Perolehan skor tersebut dikonversikan

.

Page 59: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

46

sesuai Tabel 3.4 dan diperoleh kesimpulan bahwa alat peraga roda-roda

berhubungan menurut ahli materi termasuk dalam kriteria sangat baik. Uji

kelayakan yang sama dilakukan Ahmad Jahrudin mendapatkan nilai persentase

rata-rata sebesar 97 % dengan kriteria sangat baik.1 Masukan dari ahli materi yaitu

ketika melakukan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga sebaiknya

jumlahnya disesuaikan dengan jumlah siswa agar pembelajaran bisa berjalan lebih

kondusif dan efektif.

Berdasarkan hasil uji kelayakan media oleh penilaian ahli instrumental pada

aspek ketahanan alat, efisiensi alat, keakuratan alat, keamanan bagi siswa dan

estetika mendapatkan nilai persentase rata-rata sebesar 75,77% dengan kriteria baik

sehingga alat peraga dikategorikan “layak” digunakan sebagai media pembelajaran

bagi siswa. Penelitian yang sama dilakukan Ahmad Jahrudin aplikasi mobile

learning mendapatkan nilai uji kelayakan sebesar 90,93% pada ahli media.2

Keunggulan alat dibanding dengan alat sebelumnya terdapat pada aspek

keakuratan alat peraga dengan memperoleh nilai persentase tertinggi disbanding

dengan aspek yang lain yaitu 82,50%. Tingginya perolehan persentase memiliki

karena telah dikembangkan menggunakan sensor diode yang terintegrasi dengan

arduino. Kelemahan alat peraga pada aspek estetika, masih terdapat kekurangan

pada indikator warna dan bentuk yang kurang menarik sedangkan kelemahan pada

aspek ketahanan alat yaitu pada indikator memiliki alat pelindung dari kerusakan,

alat yang dikembangkan peneliti belum memiliki pelindung yang baik dari

kerusakan.

Berdasarkan hasil penilaian siswa terhadap alat peraga roda-roda

berhubungan, 15 siswa menilai pada aspek minat, aspek penguasaan dan aspek

keterlaksanaan mendapatkan nilai persentase rata-rata sebesar 82,67 % dengan

kriteria baik sehingga alat peraga roda-roda berhubungan dikategorikan “layak”

digunakan sebagai media pembelajaran bagi siswa. Pada meningkatkan motivasi

1 Fathiah Alatas, Diah Mulhayatiah, dan Ahmad Jahrudin, “Penggunaan Alat Peraga

Rotation Timer dan Roda Fleksibel untuk Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Siswa”, Jurnal

Penelitian dan Pembelajaran IPA (JPPI), Vol. 1, 2015, h. 71 2 Ibid hal. 72

.

Page 60: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

47

dan pembelajaran dapat menigkatkan kemampuan analisis mendapat respon yang

sangat baik. hal ini terlihat bahwa dengan minat yang tinggi dari siswa membuat

siswa tertarik belajar menggunakan alat peraga roda-roda berhubungan3. Siswa juga

menyatakan bahwa mereka lebih memilih pembelajaran menggunakan alat peraga

jika dibandingkan dengan hanya mendengarkan ceramah dari guru.

Pada aspek estetika penilaian siswa paling rendah, hal ini dikarenakan

terdapat komponen yang tidak mudah didapatkan di lingkungan sekitar, yaitu

microcontroller dan sensor diode. Selain itu dari segi tampilan, siswa kurang

tertarik dengan tampilan dari alat peraga. Penilaian persentase rata-rata perolehan

skor seluruh aspek sebesar 82,67%. Rata-rata perolehan skor tersebut

dikonversikan sesuai Tabel 3.4 dan diperoleh kesimpulan bahwa alat peraga roda-

roda berhubungan menurut siswa termasuk dalam kriteria sangat baik.

Dilihat dari kemampuan menganalisis, hasil pretest – posttest kelas uji coba

mengalami peningkatan untuk setiap aspeknya. Pada aspek membedakan terjadi

peningkatan N-gain sebesar 0,45 dengan kriteria interpretasi sedang. Pada aspek

mengorganisasi terjadi peningkatan N-gain sebesar 0,49 dengan kriteria interpretasi

sedang. Pada aspek mengatribusikan terjadi peningkatan N-gain sebesar 0,32

dengan kriteria interpretasi sedang. Pada Aspek mengorganisasi terjadi peningkatan

N-gain yang paling tinggi. Aspek mengorganisasi siswa membangun hubungan-

hubungan yang tematis dan koheren dimana pada aspek ini dalam konsep gerak

melingkar beraturan siswa dapat menghubungkan besaran-besaran fisis secara baik,

siswa dapat memahami kerja alat ini dengan baik dan membantunya untuk

memahami dalam menghubungkan besaran-besaran yang telah diketahui4.

Pada saat pre-test presentase ketuntasan belajar siswa secara individu

berdasarkan nilai KKM adalah 0% dengan nilai rata-rata kelas sebesar 19,90,

dimana nilai KKM Mata pelajaran Fisika di MA Madinatunnajah kota Cirebon

3 Fikri Habibi dan Prabowo, Pengembangan Alat peraga Peningkatan Taraf Intensitas

Bunyi Berbasis Visual Analyser Sebagai Media Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Bunyi, Jurnal

Inovasi Pendidikan Fisika, Vol.4, 2, 2015, h.170 4 Fathiah Alatas, Diah Mulhayatiah, dan Ahmad Jahrudin, “Penggunaan Alat Peraga

Rotation Timer dan Roda Fleksibel untuk Meningkatkan Kemampuan Menganalisis Siswa”,

Jurnal Penelitian dan Pembelajaran IPA (JPPI), Vol. 1, 2015, h. 71.

.

Page 61: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

48

adalah 65. Perbedaan hasil nilai pre-test sangat signifikan dibandingkan dengan

hasil posttest. Dari hasil post-test, rata-rata nilai siswa meningkat menjadi 54,70

dan ketuntasan belajar siswa secara individu hanya mencapai 40%. Hal ini

membuktikan bahwa alat peraga yang dikembangkan peneliti jika dilihat dari KKM

di MA Madinatunnajah kota Cirebon masih belum mencapai target yang

diinginkan.

C. Keterbatasan Penelitian

Ketika pelaksanaan penelitian ada beberapa kendala atau keterbatasan yang

dihadapi, diantaranya:

1. Media yang dikembangkan peneliti diproduksi secara terbatas karena

keterbatasan biaya dan waktu sehingga ketika dilakukan penelitian dalam kelas,

alat belum dapat terdistribusi secara baik dalam kelompok belajar.

2. Penelitian ini hanya berlaku pada subjek terbatas yakni 15 siswa MA

Madinatunnajah, 2 ahli materi dan 2 ahli instrumental.

3. Alat rpm meter yang dikembangkan peneliti sudah bisa mencari besaran fisis

pada gerak melingkar beraturan, namun alat pemutar roda yang dikembangkan

peneliti belum bisa menunjukan gerak melingkar beraturan. Ketika melakukan

penelitian subjek kebingungan ketika memasukan angka yang ditunjukan

display.

.

Page 62: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

49

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini secara

umum dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Telah berhasil dikembangkan alat peraga roda-roda berhubungan pokok

bahasan gerak melingkar beraturan untuk siswa SMA/MA. Media yang

dihasilkan berupa alat peraga roda-roda berhubungan dengan peningkatan

keakuratan pengukuran.

2. Alat peraga roda-roda berhubungan berdasarkan penilaian ahli instrumental

75,77% dan ahli materi 95,16%. Berdasarkan hasil perolehan data

menunjukkan bahwa alat peraga roda-roda berhubungan “Layak” digunakan

sebagai media pembelajar siswa SMA/MA.

3. Alat peraga Rotation Counter pada konsep gerak melingkar beraturan yang

telah diuji dengan tes efektif untuk meningkatkan kemampuan analisis yaitu

dengan prolehan nilai N-gain pada aspek membedakan sebesar 0,45, aspek

mengorganisasi sebesar 0,49, aspek mengatribusikan sebesar 0,32.

B. Saran

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang perlu ditangani dalam

penelitian yang akan datang agar lebih bisa bermanfaat dimasa yang akan datang.

Dikembangkan alat peraga roda-roda berhubungan dengan putaran roda yang stabil

sehingga data yang didapat oleh sensor merupakan data dari benda yang bergerak

melingkar beraturan. Dikembangkan sensor yang dapat menunjukan nilai

pengukuran yang stabil sehingga display menunjukan hasil yang stabil.

.

Page 63: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

50

DAFTAR PUSTAKA

Adegoke, Benson Adesina. Effect Of Multimedia Instruction On Senior Secondary

School Students’ Achievement In Physics. European Journal of

Educational Studies 3(3), 2011.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2010.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajawali Press, 2002.

Asnaldi, Arie. Teori-Teori Belajar Proses Perubahan Tingkah Laku dan

Belajar. Diambil dalam http://asnaldi.multiply.com/journal/item5

Diakses pada 28 Desember 2014

Departemen Pendidikan Nasional. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum

Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian Dan

Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional, 2007.

Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum. Jakarta: Pustaka Setia, 1999.

Giancoli, Douglas C. Fisika, terj, dari Physics. Oleh Yuhilza Hanum. Jakarta:

Erlangga, 2001.

Hartati, B. “Pengembangan Alat Peraga Gaya Gesek untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika

Indonesia 6. 2010, 128-132.

I Made Astra, Halman Setiawan. Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X Kurikulum

2013,(Jakarta: Piranti, 2013.

Jahrudin, Ahmad. “Pengaruh Alat Peraga Rota Time terhadap Kemampuan Analisis

Siswa Kelas X terhadap Konsep Gerak Melingkar Beraturan”. Skripsi

pada UIN syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2015, h.162

Jan van den Akker, et al.Educational Design Research. New York: Routledge,

2006.

Kanginan, Marthein. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013

.

Page 64: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

51

Kenginan, Marthein. Seribu Pena Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:

Erlangga, 2006.

M. Basyirun Usman, dan Asnawir. Media Pembelajaran. Jakarta: Delia Citra

Utama, 2002.

Nasution. Didaktif Asas-Asas Mengajar. Bandung: Jemmar, 2000.

Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007.

Rejanty, Army. Pengembangan Alat Peraga Sederhana Cermin Ganda Sebagai

Media Pembelajaran Sub Materi Pemantulan Cahaya Pada Cermin Datar

Di Kelas VIII Smp Negeri 3 Sidoarjo. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika.

Vol. 02 No. 03 Tahun 2013.

Rosalina. “Pengembangan Alat Peraga Kit Fluida Statis sebagai Media

Pembelajaran Pada Sub Materi Fluida Statis Di Kelas XI IPA Sma Negeri

1 Mojosari”. Jurnal Penelitian Jurusan Fisika, Universitas Negeri

Surabaya.

Sabri, Alisuf. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.

Rineke Cipta, 2003.

Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bumi

Aksara, 1995

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya, 2009.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1989.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R & D). Bandung: Alfabeta, 2007.

Sugiyono. Metode Penlitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010.

Surya, Yohanes. Olimpiade Fisika. Jakarta: PT Primatika Cipta Ilmu, 1996.

.

Page 65: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

52

Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2002.

Usman, Uzer. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

.

Page 66: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

53

Lampiran : Koding Pada Arduino untuk sensor

#include <Wire.h>

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 2, 1, 0, 4, 5, 6, 7, 3, POSITIVE); //defining lcd pins

const int dataIN = 2; //IR sensor INPUT

unsigned long prevmillis; // To store time

unsigned long duration; // To store time difference

unsigned long lcdrefresh; // To store time for lcd to refresh

int rpm; // RPM value

boolean currentstate; // Current state of IR input scan

boolean prevstate; // State of IR sensor in previous scan

void setup()

{

pinMode(dataIN,INPUT);

lcd.begin(16,2);

prevmillis = 0;

prevstate = LOW;

}

void loop()

{

.

Page 67: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

54

// RPM Measurement

currentstate = digitalRead(dataIN); // Read IR sensor state

if( prevstate != currentstate) // If there is change in input

{

if( currentstate == HIGH ) // If input only changes from LOW to HIGH

{

duration = ( micros() - prevmillis ); // Time difference between revolution in

microsecond

rpm = (60000000/duration); // rpm = (1/ time millis)*1000*1000*60;

prevmillis = micros(); // store time for nect revolution calculation

}

}

prevstate = currentstate; // store this scan (prev scan) data for next scan

// LCD Display

if( ( millis()-lcdrefresh ) >= 100 )

{

lcd.clear();

lcd.setCursor(0,0);

lcd.print("Speed of Motor");

lcd.setCursor(0,1);

lcd.print("RPM = ");

lcd.print(rpm);

lcdrefresh = millis();

}

}

.

Page 68: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

55

Lampiran : Kisi-kisi Penulisan Instrumen SOAL

Tingkat Pendidikan : SMA

Mata Pelajaran : Fisika

Alokasi Waktu : 60 menit

Kompetensi Dasar : 3.5 Menganalisis besaran fisis pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologgi

4.5 Menyajikan ide / gagasan terkait gerak melingkar (misalnya pada hubungan roda-roda)

No Kompetensi dasar Indikator

Aspek kognitif ( C4) Jumlah

soal membedakan mengorganisasi menghubungkan

Menganalisis besaran

fisis pada gerak

melingkar dengan laju

konstan dan

penerapannya dalam

teknologgi

Menganalisis besaran-

besaran gerak melingkar

beraturan secara kuantitatif

1 dan 2 4 3

Menganalisis konsep

percepatan sentripetal pada

gerak melingkar beraturan

3 1

Menyajikan ide /

gagasan terkait gerak

melingkar (misalnya

pada hubungan roda-

roda)

Menganalisis prinsip roda-

roda yang saling

berhubungan secara

kualitatif

5 dan 6 7 3

Total 2 3 2 7

.

Page 69: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

56

Lampiran : Instrumen soal pretest posttest

NO Indikator soal Soal Jawaban Pensekoran

1 Menganalisis besaran-

besaran fisis frekuensi,

Periode dan kecepatan

sudut, gerak melingkar

beraturan secara

kuantitatif

Sebuah pentil menjadi titik acuan

sepeda motor balap yang berputar

1200 putaran dalam 2 menit.

Tentukanlah frekuensi, Periode

dan kecepatan sudut rata-ratanya

dalam rad/s.?

Dik

Perpuindahan sudut � = 1200 ����

Selang waktu ∆ = 2 ���

= �2 ���� × �60 ����� ���� = 120 �����

Dit

Frekuensi (f)…..?

Periode (T)…….?

Kecepatan sudut (��……?

Jadi

� = � = 1200

120 = 10 ��

� = 1� = 1

10 = 0,1 �

� = 2�� = 2 × � × 10 = 20� � /�

Jadi kecepatan sudut pergerakan pentil tersebut

adalah 20� � /�

2

1

3

1 .

Page 70: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

57

2 Menganalisis besaran-

besaran fisis kecepatan

liniar gerak melingkar

beraturan secara

kuantitatif

Sebuah roda sepeda berputar pada

240 rpm (putaran per menit).

Tentukanlah periode dan

kecepatan linear sebuah partikel

pada pinggiran roda jika jari-

jarinya 0,4 m.?

Dik

240 �� = 240 ���� ��� = 240 ����

60 �= 4 ����

Frekuensi ��� jumlah putaran dalam satu

sekon jadi

� = 4 ����� = 4 ��

Dit

Periode (T) dan kecepatan linear (#�

jawab

Periode (T) kebalikan frekuensi

� = 1� = 1

4 = 0,25 �

Kecepatan sudut ���

� = 2�� = 2� × 4 = 8� � /�

Kecepatan linear �#�

# = �� = 8� × 0,4 = 3,2 � /�

Jadi kecepatan linearnya adalah 3,2 � /�

1

2

3

1

3 Menganalisis konsep

percepatan sentripetal

Sebuah roda pada sepeda bergerak

melingkar beraturan pada kelajuan

linear 1,2 m/s dengan jari-jari

dik

Kelajuan linear �#� = 1,2 /�

Jari-jari ��� = 1,8

1

.

Page 71: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

58

pada gerak melingkar

beraturan

lintasan 1,8 m, berapakah

frekuensinya dan percepatan

sentripetalnya.?

Dit

frekuensi (��

� = #� = 1,2

1,8 = 23 � /�

� = '() =

*+

() = ,- � Hz

Percepatan sentripetal �.�

. = #(

� = �1,2�(

1,8 = 0,8 /�(

Jadi frekuensi dan percepatan ssentripetalnya

adalah ,- � �/ � 0,8 /�

3

2

1

4 Menganalisis besaran-

besaran fisis kecepatan

linear gerak melingkar

beraturan secara

kuantitatif

Empat buah roda sebuah

kendaraan mini bus memiliki jari-

jari 25 cm. suatu ketika kendaraan

tersebut bergerak dengan kelajuan

36 km/jam. Berapa kelajuannya

jika roda diganti dengan yang

berjari-jari 30 cm.?

Dik

Kendaraan memiliki empat buah roda yang

sejenis, yang di tinjau cukup satu buah roda saja.

Jari-jari keempat roda sebelum diganti

�, = 0,25

Kelajuan linear,

#, = 36 � /0

2

2

.

Page 72: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

59

#, = 36 � 1 0 × 1000

3600 � = 10 /�

Kecepatan sudut,

�, = #,�,

= 100,25 = 40 � /�

Kelajuan mobil jika keempat roda diganti

dengan yang berjari-jari �( = 30 1 =0,3 :dengan kecepatan sudut yang sama yaitu

�( = �, = 40 � /�, Kelajuan linear,

#( = �( × �( = 40 × 0,3 = 12 /�

Jadi kecepatan linear roda adalah 12 m/s

2

1

5 Menganalisis prinsip

roda-roda yang saling

berhubungan secara

kualitatif

Sebuah mesin kompresor

memanfaatkan sistem dua buah

roda yang dihubungkan dengan

sabuk (lihat gambar). Roda yang

lebih kecil yang berjari-jari 5 cm

diputar mesin pada kecepatan 120

rad/s. tentukanlah Periode roda

Dik

�, = 5 1 = 0,05

�( = 12 1 = 0,12

�, = 120 � /�

Dit Periode R2 (T)

Dua roda yang dihubungkan dengan sabuk

memiliki kelajuan linear sama besar. Jadi, kedua

roda memiliki laju linear #, = #(

1

1

.

Page 73: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

60

yang lebih besar jika jari-jari roda

yang lebih besar adalah 12 cm.?

#, = �, × �,=(120) × �0,05� = 6 /�

#, = #(

�,2, = �(2(

(120)× �0,05� = �( × �0,12)

6 = �( × �0,12�

�( = 60,12 = 50 � /�

Hubungan periode dan kecepatan sudut adalah

� = 2��

Jadi

� = ()' = ()

34 = )(3 � = 0,04� �

Jadi periodenya adalah 0,04 � �

2

3

6 Menganalisis prinsip

roda-roda yang saling

berhubungan secara

kualitatif

Dua buah roda terpasang sepusat

(lihat gambar), dimana roda A

memiliki jari-jari 2 kali jari-jari

roda B, jika kecepatan linear roda

A adalah 10 m/s, berapakah

percepatan sentripetal roda B.!

Dik jika jari-jari roda A 2 kali dari roda B maka

�5 = 2 m

�6 = 1

#5 = 10 /�

Dit . … . ?

Dalam kasus ini dua buah roda dalam satu poros,

dimana �5 = �6 jadi

1

2

.

Page 74: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

61

�5 = #5�5

= 102 = 5 � /�

�5 = �6 = 5� /�

#6 = �6 × �6 = 5 × 1 = 5 /�

Jadi . = :*; = 3*

, = 5 /�(

3

1

7 Menganalisis prinsip

roda-roda yang saling

berhubungan secara

kualitatif

Empat buah roda A, B, C, dan D

yang masing-masing berjari-jari

RA= 9 cm, RB= 3 cm, RC = 50/�

cm, dan RD=5 cm dihubungkan

seperti pada gambar

Dik

�5 = 9 1

�6 = 3 1

�= = 50� 1

�> = 5 1

�5 = 2 �

Dit

�? =. . . ?

�5 = 2�� = 2�

2 = � � /�

Karena roda A dan roda B dihubungkan dengan

sabuk maka

#5 = #6 = �5 × �@ = � × 9 = 9� A.

Karena roda B dan C seporos maka

1

2

2

.

Page 75: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

62

(Adaptasi dari Ahmad Jahrudin, 2015)

Jiks periode roda A sama dengan 2

sekon, maka kecepatan sudut roda

D adalah

�6 = �? = #6�6

= 9�3 = 3� � /�

Karena roda C dan roda D dihubungkan dengan

sabuk maka

#= = #B = �= × �= = 3� × 50� = 150 /�

Jadi

�> = #>�>

= 1505 = 30 � /�

Jadi kecepatn sudut Roda D adalah 30 rad/s

2

.

Page 76: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

63

Lampiran : Daftar Validator

No. Nama Profesi Keterangan

1 Ai Nurlaela, M.Si

Dosen Prodi

Pendidikan Fisika,

FITK UIN Jakarta

Ahli Instrumental

2 Erina Hertanti, M.Si

Dosen Prodi

Pendidikan Fisika,

FITK UIN Jakarta

Ahli Instrumental

3 Asih Siti Hodijah S.pd Guru Fisika,

Ma Madinatunnajah Ahli Materi

4 Siti Hudriyah, M.Pd Wakasek Kurikulum

Ma Madinatunnajah Ahli Materi

.

Page 77: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

64

PERHITUNGAN PENILAIAN ALAT PERAGA BERDASARKAN PENILAIAN AHLI

MATERI

Tabel Kriteria Penilaian

Skor tertinggi = 5 (Sangat Baik)

Skor terendah = 1 (Sangat Kurang)

Jumlah kelas = 5 (SK sampai SB)

Sehingga:

Jarak interval (i) = ���

� = 0,80

Skor Kriteria

4,20 – 5,00 Sangat Baik

3,40 – 4,19 Baik

2,60 – 3,39 Cukup

1,80 – 2,59 Kurang

1,00 – 1,79 Sangat Kurang

Jumlah Validator : 2

Penilaian

aspek

Jumlah

skor

Jumlah

butir

pernyataan

Skor

ideal

Skor

rata-

rata

Persentase

(%)

Kurikulum 30 6 30 5 100

Penyajian 20 4 20 5 100

Alat Peraga 26 6 30 4.33 86.67

Keterlaksanaan 47 10 50 4.7 94

.

Page 78: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

65

PERHITUNGAN PENILAIAN ALAT PERAGA BERDASARKAN PENILAIAN AHLI

INSTRUMENTAL

Tabel Kriteria Penilaian

Skor tertinggi = 5 (Sangat Baik)

Skor terendah = 1 (Sangat Kurang)

Jumlah kelas = 5 (SK sampai SB)

Sehingga:

Jarak interval (i) = ���

� = 0,80

Skor Kriteria

4,20 – 5,00 Sangat Baik

3,40 – 4,19 Baik

2,60 – 3,39 Cukup

1,80 – 2,59 Kurang

1,00 – 1,79 Sangat Kurang

Jumlah Validator : 2

Penilaian aspek Jumlah

skor

Jumlah

butir

pernyataan

Skor

ideal

Skor

rata-

rata

Persentase

(%)

Ketahanan Alat 22 6 30 3.67 73.33

Efisiensi Alat 39 10 50 3.90 78.00

Keakuratan Alat 66 16 80 4.13 82.50

Keamanan 16 4 20 4.00 80.00

Estetika 13 4 20 3.25 65.00

.

Page 79: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

66

Lampiran : Hasil Pretest dan Postest MA Madinatunnajah

Hasil Pretest MA Madinatunnajah

Nama Skor yang dicapai dari nomor soal

Jml. Skor 1 2 3 4 5 6 7

Alfiyah 4 3 2 3 1 1 1 15 30

Ayu Puranti 5 2 1 1 0 1 0 10 20

Ayu Safitri 3 2 2 1 1 1 0 10 20

Bei Alfha Mauludin 4 2 1 2 1 1 0 11 22

Faturohman 4 3 1 1 2 0 1 12 24

Firda Zakila 4 2 2 1 1 1 0 11 22

Hajar Darojah 3 2 1 1 1 1 0 9 18

Heni Nur Haeni 2 1 2 1 0 0 0 6 12

M. Reza 3 2 1 1 0 1 0 8 16

Magfirah 3 1 3 2 1 1 0 11 22

Maulidiya 4 3 1 2 1 1 0 12 24

Siti Syamsiyah Hasanah 2 3 0 2 1 0 1 9 18

Susyanti 1 2 1 2 1 1 0 8 16

Syafira 1 2 0 1 2 0 0 6 12

Tarisa Rozana 5 1 1 2 1 0 1 11 22

Nilai tertinggi 30

Nilai terendah 12

Rata-rata 19.9

Modus 22

Median 20

Standar

Deviasi 4.75

.

Page 80: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

67

Hasil Postest MA Madinatunnajah

Nama Skor yang dicapai dari nomor soal

Jml. skor 1 2 3 4 5 6 7

Alfiyah 7 6 4 4 5 5 6 37 74

Ayu Puranti 5 4 2 1 0 2 1 15 30

Ayu Safitri 7 6 4 5 5 5 6 38 76

Bei Alfha Mauludin 7 4 4 4 1 1 0 21 42

Faturohman 7 4 2 2 5 3 1 24 48

Firda Zakila 6 2 3 3 5 4 2 25 50

Hajar Darojah 7 3 4 1 3 4 1 23 46

Heni Nur Haeni 3 2 2 2 4 2 1 16 32

M. Reza 7 2 7 3 5 7 6 37 74

Magfirah 7 6 7 3 5 4 2 34 68

Maulidiya 5 1 4 3 4 1 0 18 36

Siti Syamsiyah Hasanah 5 2 2 3 4 1 1 18 36

Susyanti 7 7 4 2 7 7 5 39 78

Syafira 7 4 4 7 4 5 2 33 66

Tarisa Rozana 4 6 3 4 3 4 4 28 56

Nilai tertinggi 78

Nilai terendah 30

Rata-rata 54.1

Modus 74

Median 50

Standar

Deviasi 17.26

.

Page 81: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

68

Lampiran : Uji N-gain

Pre Post Pre Post Pre Post N-gain Rata-rata

1,2&3 1,2&3 4&7 4&7 5&6 5&6 1,2&3 4&7 5&6

Skor Ideal 42 28 30

18 34 8 20 4 20 0.67 0.60 0.62

16 22 2 4 2 4 0.23 0.08 0.07

14 34 2 22 4 20 0.71 0.77 0.62

14 30 4 8 4 4 0.57 0.17 0.00

16 26 4 6 4 16 0.38 0.08 0.46

16 22 2 10 4 18 0.23 0.31 0.54

12 28 2 4 4 14 0.53 0.08 0.38

10 14 2 6 0 12 0.13 0.15 0.40

12 32 2 18 2 24 0.67 0.62 0.79

14 40 4 10 4 18 0.93 0.25 0.54

16 20 4 6 4 10 0.15 0.08 0.23

10 18 6 8 2 10 0.25 0.09 0.29

8 36 4 14 4 28 0.82 0.42 0.92

6 30 2 18 4 18 0.67 0.62 0.54

14 26 6 16 2 14 0.43 0.45 0.43

Rata-rata 0.49 0.32 0.45

g = �������� ��������

�� ����� � ��

.

Page 82: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

69

LEMBAR KEGIATAN SISWA 1

GERAK MELINGKAR BERATURAN

Kelas (EKSP) :…………………………….

Kelompok ke : ……………………………

Anggota kelompok :

1. …………………………

2. …………………………

3. …………………………

4. …………………………

5. …………………………

A. Tujuan :

Mengetahui dan merumuskan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar

B. Teori

Gerak melingkar beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk

lingkaran dengan laju konstan dan arah kecepatan tegak lurus terhadap

arah percepatan. Arah kecepatan terus berubah sementara benda

bergerak dalam lingkaran tersebut, tampak seperti pada Gambar 1.1.

Oleh karena percepatan didefinisikan sebagai besar perubahan

kecepatan, perubahan arah kecepatan menyebabkan percepatan

sebagaimana juga perubahan besar kecepatan. Dengan demikian,

benda yang mengelilingi sebuah lingkaran terus dipercepat, bahkan

ketika lajunya tetap konstan (v1 = v2 = v).

C. Alat dan bahan

No Alat dan Bahan Jumlah

1 Pemutar roda 1

2 Roda-roda 1

3 Penggaris 1

4 Rpm meter 1

D. Permasalahan

Dalam kegiatan ini siswa di harapkan memiliki pengetahuan konsep, dasar dari besaran-

besaran fisis di Gerak melingkar beraturan.

Gambar 1.1, gambar suatu

benda bergerak melalui

sebuah lingkaran

.

Page 83: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

70

Jawablah pertanyaan-pertanyaan pendahuluan berikut

1. Tentukanlah jari-jari pada roda-roda di bawah ini

lingkaran di bawah ini memiliki diameter 15 cm beapakah jari-jari lingkaran di bawah

ini ubahlah dalam satuan meter.?

2. Dalam kehidupan sehari-hari, sebutkan 3 aplikasi yang merupakan gerak melingkar

beraturan ?

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan besaran fisika tentang frekuensi.?

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan besaran fisika tentang Periode.?

E. Hipotesis

Sebelum melakukan percobaan dan diskusi, tuliskan (kesimpulan sementara dengan bahasa

sendiri) mengenai hubungan-hubungan besaran fisis dalam Gerak Melingkar beraturan

apakah saling berkaitan satu sama lain?

d

15

.

Page 84: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

71

F. Prosedur Percobaan

1. Persiapkan alat yang tertera pada tabel C

2. Ukurlah jari-jari roda, catatlah hasilnya pada tabel percobaan 1

3. Pasang roda pada alat pemutar

4. Hidupkanlah catu daya (dalam DC) dalam tegangan 9 volt

5. Setelah roda berputar, dekatkan Rpm meter pada roda, catatlah hasil yang terlihat di

LCD pada table percobaan 1

Tabel Percobaan 1.

Rpm

Periode

� =�

Frekuensi

� =�

Kecepatan

sudut

� = 2��

Kecepatan

linear

= �. �

Percepatan

sentripetal

� =�

Dari tabel percobaan di atas jawablah pertanyaan-pertanyaan diskusi di bawah ini

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dari besarnya Periode (T) dan frekuensi (�).

Jelaskan?

2. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kecepatan sudut (�).?

.

Page 85: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

72

3. Jelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya kecepatan linear ().?

4. Bagaimana hipotesis awal kalian dibandingkan dengan hasil percobaan bandingkan ?

Tuliskan hipotesis yang sesuai dengan teori dan percobaan

G. Kesimpulan

Berikan kesimpulan berdasarkan data dan percobaan tentang Besaran-besaran fisis dalam

gerak melingkar beraturan

.

Page 86: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

73

LEMBAR KERJA SISWA 2

GERAK MELINGKAR BERATURAN

Kelas :…………………………….

Kelompok ke : ……………………………

Anggota kelompok :

1. …………………………

2. …………………………

3. …………………………

4. …………………………

5. …………………………

A. Tujuan :

1. Mengetahui dan merumuskan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar

2. Mengaplikasikan konsep hubungan roda-roda

B. Teori

Gerak melingkar dapat dipindahkan dari sebuah benda

berbentuk lingkaran ke benda lain yang juga berbentuk

lingkaran, misalnya antara gir dengan roda pada sepeda, gir

pada mesin-mesin kendaraan bermotor, dan sebagainya.

Hubungan roda-roda pada gerak melingkar dapat berupa

sistem langsung yaitu dengan memakai roda-roda gigi atau

roda-roda gesek, atau system tak langsung, yaitu dengan

memakai streng/rantai/pita. Pada Gambar 2.1 menunjukkan

roda I berputar atau bergerak melingkar beraturan hingga roda

II mengikutinya bergerak melingkar beraturan. Hubungan

roda-roda pada gerak melingkar, baik memakai sistem

langsung atau tak langsung, kecepatan linier (v) roda tersebut

baik roda I dan II adalah sama, tetapi kecepatan sudutnya (ω)

berlainan

C. Alat dan bahan

No Alat dan Bahan Jumlah

1 Alat Pemutar 1 buah

2 Roda-roda 4 buah

3 Catu daya 1 buah

4 Penggaris 1 buah

5 Rpm meter 1 buah

Gambar 2.1 Hubungan roda-roda (a)

system langsung, (b) system tak langsung

.

Page 87: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

74

D. Masalah

Dalam kegiatan ini siswa di harapkan memiliki pengetahuan dasar dalam melakukan percobaan

hubungan antar roda.

Jawablah pertanyaan-pertanyaan pendahuluan berikut

1. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan penggunaan dalam kehidupan sehari-hari

system roda tersebut.

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

........................................................................................

.

2. Dari gambar roda ( di no 1) Menurut kalian, jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah

yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

3. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan penggunaan dalam kehidupan sehari-hari

system roda tersebut.

………………………………………………........................

……………………………………………….......................

……………………………………………….......................

4. Dari gambar roda ( di no 2) Menurut kalian jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah

yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya.

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

5. Dari gambar hubungan roda di bawah ini, sebutkan penggunaan dalam kehidupan sehari-hari

system roda tersebut.

……………………………………………….

……………………………………………….

……………………………………………….

R2 R1

R1 R2

.

Page 88: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

75

6. Dari gambar roda ( di no 3) Menurut kalian jika kedua roda berputar bersamaan roda manakah

yang akan mengalami putaran lebih cepat berikan alasannya.

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

7. Sebutkan besaran-besaran fisis dalam gerak melingkar beraturan?

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

...................................................................................................................................................

E. Hipotesis

Sebelum melakukan percobaan dan diskusi, tuliskan (kesimpulan sementara dengan bahasa

sendiri) mengenai hubungan antar roda, dimana dalam sebuah sistem roda gigi (gear) yang

ada pada sepeda, seperti gambar di bawah, apa keuntungannya dan kekurangan, ketika roda

gigi belakang di pindahkan ke gigi yang lebih besar dan gigi yang paling kecil.?

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

.

Page 89: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

76

F. Prosedur Percobaan

Dalam kegiatan ini siswa akan melakukan demonstrasi yang di bimbing oleh guru,

Dalam melakukan percobaan hubungan antar roda ikutilah prosedur-prosedur di

bawah ini.

1. Siapkanlah alat-alat yang tertera pada tabel poin C

2. Ukurlah masing-masing jari-jari pada roda-roda yang akan kalian gunakan lalu catat

hasilnya pada table di bawah ini

3. Pasang roda pada alat pemutar

4. Pasang tali / karet penghubung pada kedua roda tersebut

5. Hubungkan dengan catu daya

6. Setelah roda berputar hidupkan Rpm meter

7. Catat hasil yang ditunjukn LCD pada table 1

8. Ulangi langkah 5 sampai dengan 9 dengan system roda yang satu poros. Dan catat

hasilnya pada tabel percobaan 2

Tabel percobaan 1

NO Jari- jari roda

yang di

gunakan (r)

Tegangan ….v Frekuensi

� =�

Periode

� =�

Kecepatan

sudut

� = 2�

Kecepatan

linear

� = �� Rpm

1 Roda ……

2 Roda .......

Gambar hubungan antar rodanya

.

Page 90: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

77

Tabel percobaan 2

Setelah melakukan percobaan 1 dan 2, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai data

percobaan di atas.

1. Dari data di atas mengenai hubungan roda A dan roda B akan mengalami besaran yang

nilainya sama besaran fisika apakah yang nilainya sama.?

Kesimpulannya

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

Dari data di atas mengenai hubungan roda C dan roda D akan mengalami besaran yang

nilainya sama besaran fisika apakah yang nilainya sama.?

Kesimpulannya

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………............

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

NO Jari- jari roda

yang di

gunakan (r)

Tegangan ….v Frekuensi

� =�

Periode

� =�

Kecepatan

sudut

� = 2�

Kecepatan

linear

� = �� Rpm

1 Roda ……

2 Roda .......

Gambar hubungan antar rodanya

.

Page 91: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

78

Setelah melakukan percobaan 2, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai data

percobaan di atas.

1. Setelah melakukan dua percobaan di atas tulislah rumus umum dari persamaan hubungan

antar roda di bawah ini?

2. Bagaimana hipotesis awal kalian dibandingkan dengan hasil percobaan bandingkan ?

Tuliskan hipotesis yang sesuai dengan teori dan percobaan

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

.

Page 92: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

79

G. Kesimpulan

Berikan kesimpulan berdasarkan data dan percobaan tentang hubungan antar roda di atas?

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………

.

Page 93: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 94: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 95: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 96: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 97: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 98: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 99: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 100: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 101: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 102: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 103: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 104: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 105: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 106: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 107: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 108: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 109: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 110: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 111: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 112: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

.

Page 113: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

BIODATA PENULIS

FAUZY NURCHOLIS YUSUP. Anak pertama dari dua

bersaudara pasangan Nurohim dan Nining Yusmiati. Lahir

di Cirebon pada tanggal 9 April 1993, bertempat tinggal di

Dusun Kondang RT/RW 02/03 Desa Sindanghayu Kec.

Beber Kab. Cirebon

Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah

ditempuh penulis diantaranya SDN Sindanghayu lulus

tahun 2005, MTs Sindangkasih tahun 2008, dan SMAN 2

Kota Cirebon lulus tahun 2011. Penulis tercatat sebagai

mahasiswa Universitas Islam Negeri syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Tadris Fisika pada tahun 2011 melalui jalur

ujian mandiri.

.

Page 114: Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

iv