diagnosis ruptur ginjal

5
DIAGNOSIS VI.1. GAMBARAN KLINIS Gambaran klinis yang ditunjukkan oleh pasien trauma ginjal sangat bervariasi tergantung pada derajat trauma dan ada atau tidaknya trauma pada organ lain yang menyertainya. Pada trauma derajat ringan mungkin hanya didapatkan nyeri di daerah pinggang, terlihat jejas berupa ekimosis, dan terdapat hematuria makroskopik ataupun mikroskopik. Derajat cedera pada ginjal tidak selalu berbanding lurus denganparah tidaknya hematuria yang terjadi; hematuria makroskopik dapat terjadi pada trauma ginjal yang ringan dan hanya hematuria ringan pada trauma mayor. Pada trauma mayor atau rupture pedikel sering kali pasien dating dalam keadaan syok berat dan terdapat hematoma di daerah pinggang yang makin lama makin membesar. Dalam keadaan ini mungkin pasien tidak sempat menjalani pemeriksaan IVP karena usaha untuk memperbaiki hemodinamik seringkali tidak membuahkan hasil akibat perdarahan yang keluar dari ginjal cukup banyak. Untuk itu harus segera dilakukan eksplorasi laparatomi untuk menghentikan perdarahan. Patut dicurigai adanya cedera pada ginjal jika terdapat: a. Trauma di daerah pinggang, punggung, dada sebelah bawah, dan perut bagian atas dengan disertai nyeri atau didapatkan adanya jejas pada daerah itu b. Hematuria

Upload: arrosy-syarifah

Post on 02-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DIAGNOSIS Ruptur Ginjal

DIAGNOSIS

VI.1. GAMBARAN KLINIS

Gambaran klinis yang ditunjukkan oleh pasien trauma ginjal sangat bervariasi tergantung

pada derajat trauma dan ada atau tidaknya trauma pada organ lain yang menyertainya. Pada

trauma derajat ringan mungkin hanya didapatkan nyeri di daerah pinggang, terlihat jejas

berupa ekimosis, dan terdapat hematuria makroskopik ataupun mikroskopik.

Derajat cedera pada ginjal tidak selalu berbanding lurus denganparah tidaknya hematuria

yang terjadi; hematuria makroskopik dapat terjadi pada trauma ginjal yang ringan dan hanya

hematuria ringan pada trauma mayor. Pada trauma mayor atau rupture pedikel sering kali

pasien dating dalam keadaan syok berat dan terdapat hematoma di daerah pinggang yang

makin lama makin membesar. Dalam keadaan ini mungkin pasien tidak sempat menjalani

pemeriksaan IVP karena usaha untuk memperbaiki hemodinamik seringkali tidak

membuahkan hasil akibat perdarahan yang keluar dari ginjal cukup banyak. Untuk itu harus

segera dilakukan eksplorasi laparatomi untuk menghentikan perdarahan.

Patut dicurigai adanya cedera pada ginjal jika terdapat:

a. Trauma di daerah pinggang, punggung, dada sebelah bawah, dan perut bagian atas dengan

disertai nyeri atau didapatkan adanya jejas pada daerah itu

b. Hematuria

c. Fraktur costa bawah (T8-12) atau fraktur prosessus spinosus vertebra

d. Trauma tembus pada daerah abdomen atau pinggang

e. Cedera deselarasi yang berat akibat jatuh dari ketinggian atau kecelakaan lalu lintas

VI.2. GAMBARAN RADIOLOGI

Adapun indikasi untuk dilakukan pemeriksaan radiologi adalah

apabila ditemukan tanda-tanda sebagai berikut:

- Luka tembus dengan hematuria

- Trauma tumpul dengan hematuria dan hipotensi

- Hematuria mikroskopik dengan peritoneal lavage (+)

- Trauma tumpul yang berhubungan dengan perlukaan ginjal

(kontusio/hematoma di daerah pinggang, fraktur costa bagian bawah,

dan fraktur vertebra thoracolumbal)

Page 2: DIAGNOSIS Ruptur Ginjal

A. Foto Konvensional

Pemeriksaan Intra Venous Urography (IVU) mungkin akan berguna pada kasus ruptur ginjal.

Gambaran yang terlihat adalah pembengkakan pada ginjal,kontras yang ekstravasasi keluar,

tampakan massa perdarahan juga bisa terlihat, serta tampak kelainan ekskresi jika

dibandingkan dengan ginjal sebelah. Apabila terdapat dugaan jumlah produksi urin yang

sedikit, IVU dapat menemukan letak kelainan dan mengestimasi jumlah kehilangan cairan

tersebut. Namun, walaupun IVU sangat mudah dan banyak digunakan, harus diingat bahwa

IVU memberikan ekspose radiasi yang cukup tinggi sehingga harus dipertimbangkan jika

ingin dilakukan pada anak-anak. IVU juga harus diperhatikan pemakaiannya pada orang-

orang dengan gangguan fungsi ginjal, neuropati, dan alergi yang mungkin akan sangat

berbahaya jika menerima ekspose radiasi.

B. Ultrasonografi (USG)

Tingkat keparahan pada trauma ginjal sangat beraneka ragam, oleh karena itu terdapat

kemungkinan terdeteksi dengan USG. Ada keadaan dimana ruptur ginjal disebabkan oleh

trauma langsung, sehingga akan didapatkan darah dan/atau urin yang mengalami ekstravasasi

ke perinephric space. Cairan-cairan tersebutlah yang akan diidentifikasi oleh ultrasound. Jika

terdapat urin maupun hematoma yang banyak dapat dilakukan drainase secara percutaneus.

Penggunaan USG Doppler berwarna juga dapat sangat berguna untuk mendiagnosis ruptur

ginjal. Pada pemeriksaan USG Doppler, akan terlihat seperti semburan (jet effect) pada

bagian sisi ginjal yang ruptur ketika ada sedikit kompresi oleh urinoma.

C. CT-Scan

Sejauh ini CT-Scan adalah modalitas yang paling baik untuk melihat gambaran ruptur ginjal

karena informasi yang diberikan berkaitan dengan morfologi dan fungsional ginjal bisa

didapatkan dalam satu kali pemeriksaan saja. Pada pasien dengan trauma abdomen,

pemeriksaan CT-scan lebih baik digunakan untuk mengidentifikasi jenis dan luas perlukaan

dan juga lebih bermanfaat untuk melihat organ retroperitoneum, khususnya ginjal. Gambaran

yang mungkin didapatkan pada ruptur ginjal adalah memar atau kontusi ginjal, umunya

muncul sebagai gambaran zona focal yang kurang penyangatannya karena ekskresi tubular

yang terganggu sementara. Jika terdapat Hematoma intrarenal akan muncul sebagai area yang

termarginasi sangat tipis tanpa penyangatan. Untuk Hematoma subscapular biasanya

memperlihatkan bentuk lentikular sesuai dengan displacement yang terjadi pada korteks

renalis. Jika terdapat perdarahan minor, sisa pendarahan ekstrarenal akan tertahan pada

Page 3: DIAGNOSIS Ruptur Ginjal

perirenal space dan meluas ke kompartemen-kompartemen retroperitoneal yang saling

berdekatan. Laserasi ginjal akan terlihat sebagai sebuah garis atau bentuk irisan (wedge-

shape) yang hipodens. “Shattered kidney” adalah laserasi mengelilingi ginjal menghasilkan

multiple fragmen.

D. MRI

Sebenarnya CT-scan adalah modalitas utama untuk menilai kasus hematuria pada trauma

abdomen akut. Walaupun hasil penelitian pada binatang membuktikan bahwa MRI

mempunyai keakuratan yang sama bahkan lebih dibandingkan CT-scan, peralatan MRI ini

kurang tersedia dimana-mana, serta membutuhkan waktu yang lebih lama. Seperti halnya

CT-scan, pada MRI juga dapat terlihat ekstravasasi kontras, bahkan mampu membedakan

hematoma perirenal dan intrarenal.

VI.3. LABORATORIUM

Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan adalah urinalisis. Pada pemeriksaan ini

diperhatikan kekeruhan, warna, pH urin, protein, glukosa dan sel-sel. Hematuria makroskopik

atau mikroskopik seringkali ditemukan pada pemeriksaan ini. Jika hematuria tidak ada, maka

dapat disarankan pemeriksaan mikroskopik. Meskipun secara umum terdapat derajat

hematuria yang dihubungkan dengan trauma traktus urinarius, tetapi telah dilaporkan juga

kalau pada trauma (ruptur) ginjal dapat juga tidak disertai hematuria. Akan tetapi harus

diingat kalau kepercayaan dari pemeriksaan urinalisis sebagai modalitas untuk mendiagnosis

trauma ginjal masih didapatkan kesulitan.