documentdh

41
LEMBAR PERSETUJUAN Laporan studi kasus Hipertensi Grade II pada TN. Z dengan pendekatan kedokteran keluarga di Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada periode 09 Maret – 10 April 2015 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga. Jakarta, Maret 2015 Pembimbing Dr. Dini Widianti, MKK 1

Upload: khansahaura

Post on 02-Oct-2015

221 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

dh

TRANSCRIPT

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus Hipertensi Grade II pada TN. Z dengan pendekatan kedokteran keluarga di Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada periode 09 Maret 10 April 2015 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Maret 2015Pembimbing

Dr. Dini Widianti, MKK

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur Saya panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya sehingga tugas Studi Kasus Pasien dengan menggunakan penerapan pendekatan Ilmu Kedokteran Keluarga dengan judul Hipertensi Grade II pada Tn. Z di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Periode 09 Maret - 10 April 2015 dapat diselesaikan.Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan pendekatan Kedokteran Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 09 Maret 10 April 2015 Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :1. Prof.Dr. Hj. Qomariyah, RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI2. Dr. Dini Widianti, MKK selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat3. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku Ketua Koordinator Penatalaksanaan Kepanitraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI4. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI5. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa M.Kes, Dr. Citra Dewi, M.Kes, Dr. Dian Mardhiyah M.KK, Dr. Fathul Jannah, M.Si, Dr. Erlina Wijayanti, MPH, selaku dosen Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI6. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data untuk kelancaran pembuatan Studi Kasus Pasien ini7. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, restu, semangat, dan motivasi8. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerja sama sehingga tersusun laporan ini

Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, April 2015

Penulis

BERKAS PASIEN

A. Identitas PasienNama: Tn. ZJenis Kelamin: Laki LakiUsia: 70 tahunPekerjaan: Tidak BekerjaPendidikan : SMAAgama: IslamSuku Bangsa: BetawiAlamat: GG Kran II No.50 RT/RW 005/006, Gunung Sahari Selatan KemayoranTanggal Berobat: 13 Maret 2015Tanggal Kunjungan: 14 Maret 2015

B. AnamnesaDilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 14 Maret 2015 pukul 14.30 WIB di rumah Tn. Z di daerah Gunung Sahari Selatan.1.Keluhan Utama: Nyeri kepala2.Keluhan Tambahan: Pundak terasa pegal3.Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke Puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan dengan keluhan nyeri kepala sejak 4 hari sebelum datang ke puskesmas kelurahan Gunung Sahari Selatan. Keluhan dirasakan terus menerus namun tidak sampai membuat aktivitas pasien sehari-hari terganggu. Nyeri kepala terasa seperti ditekan-tekan dan seringkali dirasakan di seluruh kepala. Keluhan adanya mual dan muntah disangkal oleh pasien. Pasien juga mengeluhkan lehernya terasa pegal dan kaku sejak 4 hari yang lalu, namun pasien masih bisa menggerakkan lehernya secara bebas. Riwayat adanya trauma daerah kepala dan leher disangkal oleh pasien. Keluhan mual, muntah, lemah anggota tubuh disangkal, bicara pelo dan mulut mencong disangkal. Keluhan penglihatan tiba tiba buram disangkal. Keluhan sesak nafas bila beraktivitas nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke leher kiri hingga lengan kiri di sangkal, keluhan mudah lemas ketika aktivitas ringan dan tidur harus menggunakan > 2 bantal disangkal. Keluhan adanya pilek berulang disetai nyeri pada tulang-tulang wajah khususnya daerah pipi, dahi dan pangkal hidung disangkal oleh pasien Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi yang telah diketahuinya sejak 30 tahun yang lalu. Pertama kali dirinya mengetahui dirinya menderita tekanan darah tinggi saat berobat ke Puskesmas kelurahan Gunung Sahari Selatan dengan keluhan nyeri kepala dan pundak terasa Tegang. Pada saat itu dilakukan pemeriksaan tekanan darah, dan hasilnya tinggi, yaitu 170/90 mmHg. Semenjak pasien didiagnosa mengidap tekanan darah tinggi pasien rutin kontrol ke puskesmas Kecamatan Gunung Sahari Selatan, dan Puskesmas Kecamatan Kemayoran.

4.Riwayat Penyakit Dahulu Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi sejak 30 tahun yang lalu, tidak rutin minum obat Riwayat Penyakit Stroke Ringan diakui oleh pasien sejak tahun 2012 dan sudah mulai membaik sejak tahun 2014 Riwayat asma, Diabetes Mellitus, TB paru, Penyakit Jantung, Penyakit Ginjal disangkal oleh pasien 5. Riwayat Penyakit Keluarga Riwayat hipertensi pada bapak pasien Riwayat Asma, Diabetes Mellitus, Penyakit Jantung, dan TB paru dalam keluarga disangkal

6.Riwayat Sosial EkonomiPasien tinggal di rumah milik sendiri bersama istrinya, dan satu keluarga lainnya yang beranggotakan 3 orang, yang bertinggal di salah satu kamar keluarga pasangan Tn. Z. Pasien sudah tinggal di rumahnya yang saat ini sejak 25 tahun.Dahulunya Tn. Z bekerja sebagai pedagang keliling. Semenjak cucunya yang tinggal satu rumah sama Tn. Z bekerja di salah satu tokoh HP di jakarta yang berpenghasilan 3 juta/bulan maka Tn. Z memutuskan untuk tidak bekerja lagi. Sedangkan Istri pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya suka mengikuti kegiatan gotong royong yang diadakan satu bulan sekali dan acara perkumpulan lainnya bersama tetangga-tetangga di RT/RW setempat. Begitu pula dengan istrinya yang mengikuti kegiatan pengajian yang diadakan di RT/RW setempat.

7.Riwayat KebiasaanPasien dan suami memiliki kebiasaan makan 2 kali sehari. Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung garam yang berlebihan dan penyedap rasa, seperti ikan asin, telor asin, dan sayur asam yang diberi garam dan penyedap rasa. Namun semenjak didiagnosis dengan penyakit tekanan darah tinggi 30 tahun yang lalu pasien mulai mengurangi menambahkan garam dan penyedap rasa dalam masakannya sehari-hari. Pasien juga mempunyai kebiasaan minum kopi 1 gelas tiap pagi, semenjak 10 tahun kemarin Tn. Z sudah tidak lagi mengkonsumsi kopi. Tn. Z juga dulu mempunyai kebiasaan merokok dari usia 20 tahun usia 50 tahun, sekitar 30 tahun Tn. Z mengkonsumsi rokok satu hari baiasanya Tn. Z menghabiskan 5 7 batang/hari. Pasien menyangkal riwayat keluarga mengkonsumsi minum-minuman beralkohol.. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak dikerjakan oleh istri pasien. Saat ini aktivitas sehari hari Tn. Z membantu istri membuang sampah rumah taangga mereka, dan setiap pagi Tn. Z menyiram bunga yang ada di depan pekarangan rumahnya dan setiap seminggu sekali Tn. Z membersihkan sarang burung yang ada didepan rumah Tn. Z. Terkadang Tn. Z dan Ny. N harus membantu mengurus cicitnya yang berusia 3 tahun.

C.Pemeriksaan Fisik1. Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan2.Vital sign: Kesadaran: Compos Mentis Tekanan Darah: 180/90 mmHg Frekuensi Nadi: 80 x/menit Frekuensi Pernapasan: 22x/menit Suhu : 36,5C3. Status Generalis:Kepala: Normocephal, rambut lurus, tidak mudah dicabut, sudah berubanMata: Konjungitva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya langsung +/+Leher: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid. Jugular Venous Pressure 5 + 1 cm H2OThoraks: Cor : I: Iktus Kordis Tidak terlihat P: Iktus Kordis Teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra P: Batas Jantung kanan di ICS IV linea parasternalis dextra Batas Jantung kiri di ICS V linea midclavicularis sinistra Batas Pinggang jantung di ICS III linea parasternalis sinistra A : S1 S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-) Pulmo I: Penggerakan hemitoraks kanan dan kiri simetris, bentuk dada simetris, retraksi sela iga (-) P: Fremitus Taktil dan Fremitus Vokal normal P: Sonor pada seluruh lapang paru A: Vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-Abdomen I: Sikatrik (-), tidak tampak masa (-) A: Timpani pada seluruh lapang abdomen, bising usus (+) normal P : Nyeri tekan (-), Nyeri Lepas (-), Hepar dan lien tidak teraba, undulasi (-), nyeri ketok CVA (-) P : shiffting dullness (-)Ekstremitas: Akral hangat, edema (-), kekuatan otot ke empat ekstremitas normal 4. Status GiziBB: 65 kgTB: 150 cmBB Ideal: (150-100) (10 % x 50) = 45,0 kgStatus Gizi: (BB aktual : BB ideal) x 100 % = 65 : 45,0 x 100 % = 144,44 % (BB berlebih)IMT: (BB : TB (m2)) = 65 : 2,25 = 28,8

Tabel 1. Status Gizi menurut Departermen Kesehatan Republik Indonesia, 2004IMTSTATUS GIZI

27,0Obese

Sumber : Kadar Gizi Depkes, 2004 Kesimpulan : Status Gizi Pasien Obese

D. Pemeriksaan PenunjangTidak dilakukan

Saran Pemerikasaan : EKG Darah Rutin Urin Rutin Ureum, Kreatinin

BERKAS KELUARGA A.Profil Keluarga1.Karakteristik Keluargaa.Identitas Kepala Keluarga : Pasien bernama Tn. Z berusia 70 tahun dan Tidak Bekerjab.Identitas Pasangan : Istri pasien bernama Ny. N berusia 65 tahun dan bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga c.Struktur Komposisi Keluarga:

Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal SerumahNoNamaKedudukan dalam KeluargaGenderUmurPendi-dikan PekerjaanKeterangan Tambahan

1.Tn. ZKepala KeluargaL70 thSMATidak BekerjaPasien + Pemilik Rumah

2.Ny.. NIstriP65 thSMAIbu rumah tangga-

3.Ny. DCucuP28 thSMAPegawai Swasta-

4.Tn. KMenantuL31 thSMPPegawai Swasta-

5.An. ACicitP3 thBelum Sekolah--

2.Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidupa.Lingkungan Tempat Tinggal

Tabel 3. Lingkungan Tempat TinggalStatus kepemilikan rumah : Menumpang/ Kontrak /Hibah /Milik SendiriDaerah perumahan : Kumuh /Padat Bersih /Berjauhan /Mewah

Karakteristik Rumah dan LingkunganKesimpulan

Luas rumah: 6 x 12 m2Keluarga Tn. Z tinggal di rumah milik sendiri dengan lingkungan sekitar yang Padat Bersih. Ketersediaan air bersih, jamban keluarga serta tempat pembuangan sampah cukup baik.

Saat bencana banjir terjadi, rumah pasien terkena banjir setinggi pergelangan kaki orang dewasa sekitar 30 cm saat itu pasien dan istri tidak mengungsi.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 5 orang (3 orang lainnya merupakan 1 keluarga yang tinggal dikamar keluarga pasangan Tn. Z)

Luas halaman rumah: Tidak ada halaman

Bertingkat

Lantai rumah dari: Keramik

Dinding rumah dari: Tembok

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 1300 watt

Ketersediaan air bersih: Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Pasangan Tn. Z dan Ny. N

b.Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, Elektronik, Peralatan Rumah Tangga) 2 buah televisi 2 buah kipas angin 1 buah sepeda motor 1 buah handphone 1 buah kompor gas ( tabung 3 kg) 1 buah Mejigcom 5 buah Kursi plastik 1 buah meja plastik 1 buah lemari pendingin satu pintu3.Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:a.Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan dan Puskesmas Kecamatan Kemayoranb.Balita : KMS di Posyandu Setempat c.Asuransi/Jaminan kesehatan : Kartu Jakarta Sehat

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 4. Pelayanan KesehatanFaktorKeteranganKesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan kesehatanAngkot atau Jalan Kaki

Pasien jika mengalami sakit dirinya langsung berobat ke Puskesmas. Karena biayanya yang murah dan jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah pasien, sehingga dapat ditempuh dengan naik angkot (Puskesmas Kemayoran) atau Jalan Kaki (Puskesmas Keliling Gunung Sahari Selatan). Dan pasien juga merasa cukup puas dengan pelayanan yang ada di Puskesmas Kecamatan Kemayoran dan Puskesmas Keliling Gunung Sahari.

Tarif pelayanan kesehatanGratis

Kualitas pelayanan kesehatanCukup memuaskan

5.Pola Konsumsi Makanan Keluargaa.Kebiasaan makan Sebelum terdiagnosis hipertensi, pasien dan keluargannya makan sebanyak 2 kali sehari, sering mengkonsumsi ikan asin, telur asin, sayur yang ditambah garam dan penyedap rasa.Setelah terdiagnosis hipertensi pasien dan keluarganya makan 2 kali sehari, dengam menu makanan sehari-hari keluarga Tn. Z dan Ny. N tidak menentu. Menu makanan yang paling disukai adalah makanan sederhana, seperti tempe, tahu, telor ayam, ikan terkadang, ayam terkadang, sayur berkuah yang ditambah penyedap rasa terkadang pasien dan keluarganya juga mengkonsumsi buah seperti jeruk, pisang dan pepaya. Pasien juga masih suka mengkonsumsi ikan asin namun tidak sesering dulu. Sekarang pasien makan ikan asin kurang lebih 1x tiap minggunya.

b.Menerapkan pola gizi seimbang:Keluarga Tn. Z dan Ny. N tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari, karena pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang kurang. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut: Tanggal 11 Maret 2015Pagi: 2 buah Roti tawar, 1 gelas susu (@200 ml)Siang: Nasi 1 porsi (3/4 gelas), 2 buah tempe goreng + 2 sendok makan sambal, 1 mangkuk sayuran bayam bening + wortel, 2 gelas air putih (@250 ml), 1 buah pisangMalam : Nasi 1 porsi (3/4 gelas), 2 buah ikan asin biasa, 1 mangkuk sayur asem, 3 gelas air putih (@250ml), 1 buah jeruk

Jumlah kalori dan kandungan gizi: Energi : 1357 kalori Protein: 206 gram Lemak: 273 gram Karbohidrat : 823 gram Serat : 25 gram Natrium : 15 gram Cairan : 1750 ml

Tanggal 12 Maret 2015Pagi : 1 gelas kopi (@200 ml), 2 buah roti tawarSiang: nasi 1 porsi (3/4 gelas), 2 potong tahu bacem,1 potong ikan tongkol, 1 mangkuk sayur bayam,1 potong pepaya, 3 gelas air putih (@250 ml)Malam: nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 potong ayam goreng, 1 mangkuk sayur kankung, 3 gelas air putih (@250ml)Jumlah kalori dan kandungan gizi : Energi : 1377 kalori Protein : 207 gram Lemak : 285 gram Karbohidrat : 853 gram Serat : 25 gram Natrium : 20 gram Cairan : 1500 ml

Tanggal 13 Maret 2015 Pagi : 1 gelas susu (@250 ml), 1 mangkuk kacang hijauSiang: nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 mangkuk sayur bening, 2 potong tahu semur dan 1 butir telur rebus, 3 gelas air mineral (@250 ml) Malam: nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 potong ikan lele, 1 potong pepaya, 2 gelas air putih (@250 ml)

Jumlah kalori dan kandungan gizi: Energi : 1375 kalori Protein : 206 gram Lemak : 312 gram Karbohidrat : 855 gram Serat : 25 gram Natrium : 10 gram Cairan : 1500 ml

Berdasarkan pedoman gizi lanjut usia oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012, perhitungan kebutuhan energi pasien berdasarkan rule of thumb pada pasien obesitas yaitu : Jumlah kebutuhan kalori perhari : - kebutuhan kalori basal = BB ideal x 30 kalori = 54 x 30 kalori = 1350 kalori - kebutuhan untuk aktivitas ditambah 10% = 10% x 1350 kalori = 1532 kalori - koreksi karena kelebihan berat badan dikurangi 10% = 10% x 1532 = 1350 kalori

a) Kebutuhan protein Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012) kebutuhan protein untuk penderita hipertensi ialah 15% dari total energi sehari.Jadi, anjuran kebutuhan protein harian Tn. Z ialah : 15 x 1350 = 202 gram100

b) Kebutuhan lemakPada lanjut usia konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 20% - 25%Kebutuhan lemak harian anjuran tialah : 20 x 1350 = 270 gram atau 25 x 1350 = 337 gram 100 100Jadi, anjuran kebutuhan lemak harian untuk Tn.Z adalah 270 gram sampai 337 gram

c) Kebutuhan karbohidratMenurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Perhitungan kebutuhan karbohidrat didasarkan kepada sisa dari total energi setelah dikurangi energi dari protein dan lemak.Dianjurkan pada lanjut usia mengkonsumsi karbohidrat 60-65% dari total kebutuhan kalori

Kebutuhan karbohidrat harian anjuran untuk Tn. Z ialah : 60 x 1350 = 810 kalori atau 65 x 1350 = 877 gram100100Jadi, anjuran kebutuhan karbohidrat harian Tn. Z ialah 810 hingga 877 kalori

d) SeratMenurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Kebutuhan serat anjuran 25-30 gram/ hari

e) Kebutuhan cairanMenurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Lanjut usia membutuhkan cairan antara 1,5 2 liter per hari (6-8 gelas).

f) NatriumMenurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), dalam sehari, garam dapur diperbolehkan hanya 5 gram atau 1 sendok teh

Pasien Tn. Z belum dapat memenuhi pola gizi seimbang tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari, dan masih menggunakan garam tidak sesuai dengan pedoman diet natrium untuk lansia dengan hipertensi yaitu 5 gram atau 1 sendok teh perhari, hal tersebut karena pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang kurang.

6.Pola Dukungan Keluargaa.Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga: Pasien selalu didukung untuk berobat oleh istri dan anaknya. Bahkan anak pasien selalu mengantar pasien berobat ke Puskesmas Kemayoran tiap kali pasien ingin berobat.

b.Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:Dalam penatalaksanaan penyakit pada Tn. Z ini peran serta aktif dari seluruh anggota keluarga kurang, terutama dalam mengawasi pola makan pasien sehari-hari. Keluarga selalu dituntut untuk selalu memberi dukungan dan selalu mengingatkan pasien agar meminum obat secara teratur dan rajin kontrol berobat serta mengingatkan agar pasien tetap patuh terhadap anjuran dokter yang berhubungan dengan pemulihan kesehatan.

B.Genogram 1.Bentuk keluarga:Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn. Z berusia 70 tahun yang merupakan suami dari Ny. N berusia 65 tahun. Bentuk keluarga adalah keluarga Besar (Extended Family)

Bentuk Bentuk Keluarga : Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan dengan sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek, keponakan, dan lain-lain. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti. Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karenaperceraian atau kematian. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.2.Tahapan siklus keluarga:Tahapan siklus keluarga Tn. Z dan Ny. N termasuk ke dalam beberapa tahap diantaranya : Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent) Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga baik untuk memiliki keluarga sendiri maupun bekerja (Family launching young adults) Tahap di mana orang tua sudah pensiun dan istirahat di rumah hingga meninggal (Aging Family Members)

Tn. Z (Pasien) sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny. N dan memiliki 6 orang anak. Anak pertama bernama Ny. N 20 tahun sudah meninggal karena perdarahan setelah melahirkan menikah dengan Tn. T dan telah mempunyai satu orang anak yang bernama Ny. D 28 tahun menikah dengan Tn. K 30 tahun mempunyai satu orang anak yang bernama An. A berusia 3 tahun Mereka tinggal bersama Tn. Z. Anak kedua bernama Tn. A 34 tahun bekerja di jonggol menikah dengan Ny. S 29 tahun mempunyai 4 orang anak, anak pertama An. A berusia 15 tahun, anak kedua An. D berusia 13 tahun, anak ketiga An. K berusia 10 tahun, anak keempat An. H berusia 7 tahun mereka tinggal di jonggol. Anak ke tiga Ny. E meninggal saat berusia 1,5 tahun karena kejang. Anak ke empat Ny. J meninggal saat berusia 3 tahun karena kejang. Anak Ke lima Tn. M 30 tahun menikah dengan Ny. Y 26 tahun memiliki satu orang anak An. Z berusia 4 tahun, Tn. M bekerja sebagai pegawai swasta dan Ny. Y bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, Tn. M dan Ny. Y tinggal tidak jauh dari rumah Tn. Z.

Tahap Perkembangan Keluarga :Tahap Perkembangan Keluarga Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan model tahap kehidupan keluarga yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan penyusunan kembali (realigment) dari hubungan keluarga yang memberikan support terhadap masuk, keluar dan perkembangan anggota keluarga. Model ini diberikan dengan menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan dan tugas yang diperlukan untuk perkembangan keluarga.A. Pasangan baru (keluarga baru) Membina hubungan dan kepuasan bersama Menetapkan tujuan bersama Mengembangkan keakraban Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial Diskusi tentang anak yang diharapkan b. Child bearing (menanti kelahiran) Persiapan untuk bayi Role masing-masing dan tanggung jawab Persiapan biaya Adaptasi dengan pola hubungan seksual Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua

c. Keluarga dengan anak pra-remaja Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga Merencanakan kelahiran anak kemudian Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga d. Keluarga dengan anak sekolah Menyediakan aktivitas untuk anak Biaya yang diperlukan semakin meningkat Kerjasama dengan penyelenggara kerja Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan Sistem komunikasi keluarga e. Keluarga dengan anak remaja Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga Mencegah adanya gap komunikasi Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga

f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber Penataan kembali tanggung jawab antar anak Kembali suasana suami istri Mempertahankan komunikasi terbuka Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu g. Keluarga dengan usia pertengahan Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan Tanggung jawab semua tugas rumah tangga Keakraban pasangan Mempertahankan kontak dengan anak Partisipasi aktivitas social

h. Keluarga dengan usia lanjut Persiapan dan menghadapi masa pensiun Kesadaran untuk saling merawat Persiapan suasana kesepian dan perpisahan Pertahankan kontak dengan anak cucu Menemukan arti hidup Mempertahankan kontak dengan masyarakat

Fungsi Keluarga Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992) antara lain: Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di dunia ini. Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat yang baik Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang Fungsi pembinaan lingkungan

3.Family Map (gambar)

Sudah meninggal saat berusia 65 th karena HipertensiSudah meninggal saat berusia 72 th karena usia tuaSudah meninggal saat berusia 67th karena Usia TuaSudah meninggal saat berusia 70 thKarena Usia Tua

Tn. Z65 thNy.N65 th

Ny. N Tn. A20 Th 34 Th

Ny.S29 ThTn. T28 th

An. P1 blnTn. M 34 thNy.y30 Th An.J3 Th An. E 1,5 Th

Tn. K30 Th Ny. D 28 th

Keterangan : : Pasien / penderita : Laki-laki : Perempuan : Tinggal satu rumah : Meninggal: Meninggal Keterangan :

C.Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

1. Masalah dalam organisasi keluarga : Pasien adalah lansia yang sudah tidak bekerja lagi, dan tidak mempunyai keahlian khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan atau melamar pekerjaan. Istri pasien adalah seorang Ibu rumah tangga yang tidak memiliki keahliah khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan. Anak pertama sudah meninggal, anak kedua suadah tidak tinggal lagi bersama pasien, anak ketiga dan ke empat sudah meninggal, anak ke lima sudah tidak tinggal lagi bersama pasien dan anak ke enam sudah meninggal. Sehingga dalam mengingatkan pasien untuk minum obat dan kontrol ke puskesmas kurang dalam keluarga ini. Hubungan yang terjalin sesama anggota keluarga cukup baik.

2. Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita hipertensi grade II yang sudah dideritanya selama 30 tahun terakhir.

3. Masalah dalam fungsi psikologis: Pasien adalah seorang lansia yang sudah tidak bekerja lagi yang kesehariannya membantu istri membuang sampah, menyiram bunga, membersihkan kandang burung yang rutin dilakukannya dan merawat cicitnya. Istri pasien seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya sibuk mengurus keluarga dan rumah, sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien kurang.

4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari cucu yang bekerja sebagai salah satu pegawai swasta terkadang mendapat uang tambahan dari anak keduanya. Untuk biaya kesehatan, pasien telah memiliki Kartu Jakarta Sehat dari program kesehatan Pemerintah Provinsi DKI. Dengan begitu pasien dapat berobat gratis.

5. Masalah lingkungan: Lingkungan rumah pasien kurang baik. Kebersihan lingkungan kurang terjaga, serta padat sehingga jarak antar rumah saling berdekatan.

6. Masalah perilaku kesehatan: Keluarga kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola makan dan gaya hidup kurang diperhatikan

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)1.Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)Pasien datang berobat ke Puskesmas keliling gunung sahari sendiri, terkadang diantar oleh istrinya, karena jarak yang dekat dan biaya yang gratis serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan. Pasien tidak rutin berobat, dikarenakan obat yang biasa ia konsumsi jarang ada dipuskesma keliling gunung sahari dan pasien kontrol kepuskesmas jika ada keluhan saja. Pasien sangat mengharapkan dirinya dapat sembuh dari penyakit tekanan darah tingginya dengan mengkonsumsi obat-obatan yang didapat dari dokter di Puskesmas. Kekhawatiran pasien saat ini adalah dirinya harus minum obat seumur hidup sehingga dirinya merasa takut akan ketergantungan obat.

2.Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)Diagnosis kerja : Hipertensi Grade II

3.Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)Untuk kesehariannya pasien sering lupa untuk kontrol makanan yang dikonsumsinya. Pasien masih suka makanan dengan kadar garam yang tinggi. Selain itu pasien juga membantu mengurus cicitnya yang masih balita sehingga meningkatkan tingkat stress pada diri pasien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darahnya. Selain itu, pasien malas untuk berobat ke dokter dan kontrol tekanan darahnya. Pasien hanya pergi berobat bila ada keluhan.Pasien adalah seorang muslim dan tidak pernah melewatkan sholat lima waktu, walaupun terkadang sholatnya tidak tepat waktu. Pasien juga sering mengaji bersama istrinya dan turut serta ikut pengajian sebulan sekali di mesjid RT setempat.

4.Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang mengingatkan untuk menjaga pola makan dan kegiatan sehari-hari pasien. Selain itu keluarga ini masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan. Dari keterangan pasien anak dan cucunya sering mengingatkan pasien untuk kontrol namun pasien yang malas untuk berobat.

5.Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh pasien.E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 5. Rencana PenatalaksanaanAspekKegiatanSasaranWaktuHasil diharapkanBiayaKeterangan

Aspek personal-Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rajin kontrol berobat apabila obatnya sudah habis dan mengikuti saran dokter supaya tekanan darahnya terkontrol.

-Menjelaskan bahwa penyakit hipertensi adalah penyakit seumur hidup, yang tidak bisa sembuh sempurna yang disebabkan gangguan fungsi jantung dan lifestyle.

-Menjelaskan bahwa pengobatan penyakit hipertensi seumur hidup, namun dapat terkontrol.PasienPada saat kunjungan ke Puskesmas

-Pasien mengetahui tentang penyakitnya.

-Pasien menjaga penyakitnya agar tidak bertambah parah.

- Pasien mengerti bahwa penyakitnya membutuhkan pengobatan seumur hidup, sehingga pasien rajin untuk berobat dan mengontrol tekanan darahnya.

Aspek klinik-Memberikan obat penurun tekanan darah Amlodipine dengan dosis 1 x 10 mg sehari

-Menganjurkan pasien untuk rutin berobat dan kontrol tekanan darah

-Menganjurkan pasien untuk mendeteksi komplikasi penyakit hipertensi yaitu melakukan pemeriksaan EKG dan Laboratorium

-Menjelaskan fungsi obat yang bekerja dalam penurunan tekanan darah tinggi, cara kerja serta efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat-Menganjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan bagian gizi untuk menetapkan pola makan pasien sehari-hari

PasienPada saat kunjungan ke Puskesmas-Pasien dapat memiliki tekanan darah yang dalam rentang normal

- Pasien mengerti akan pentingnya obat, khasiat obat dan cara penggunaan obat secara tepat untuk proses penyembuhan serta mencegah komplikasi

-Pasien dapat mengetahui perkembangan penyakitnya dan mendapatkan pemulihan.

Aspek risiko internal-Memberi edukasi pada pasien untuk merubah pola makan, menghindari makanan dengan kandungan garam, kolesterol tinggi yaitu menghindarkan makanan yang dimasak dengan cara digoreng, mengganti dengan masakan yang direbus, tidak lagi minum kopi, tidak lagi merokok serta menghindarkan stress seperti banyak pikiran

-Menyarankan untuk rutin berobat dan rutin kontrol kepuskesmas apabila obat akan habis

-Menyarankan pasien untuk olahraga ringanPasien dan keluargaPada saat kunjungan ke rumah-Pasien menghindari makanan yang dapat mempengaruhi tekanan darah

-Mengurangi resiko tekanan darah tinggi

-Pasien berolahraga setiap pagi

Aspek psikososial keluarga-Edukasi keluarga untuk tetap memberi dukungan kepada pasien seperti mengingatkan untuk meminum obat secara teratur, mengantarkan berobat agar dapat menjaga kesehatannya dengan pola makan yang baik

-Menganjurkan kepada keluarga pasien untuk meningkatkan komunikasi yang baik dengan pasien, seperti mengajak pasien buat kontrol

-Memberi penyuluhan akan pentingnya kesehatanPasien dan keluargaPada saat kunjungan ke rumah-Keluarga memahami keadaan fisik pasien untuk pemulihan kesehatan pasien.

-Keluarga memberi perhatian lebih kepada pasien

-Pasien dan keluarganya sadar akan pentingnya hidup sehat

Aspek fungsional-Menyarankan pasien untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan Pasien dan keluargaPada saat kunjungan kerumah-Kondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat, meringankan gejala penyakit

F. Analisa Kasus1. Aspek PersonalKeluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran, sehingga bila pasien merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pasien mengatakan ini semua takdir yang diberikan Allah SWT serta pasien ikhlas, dan ingin berobat teratur agar penyakitnya dapat disembuhkan. Pada analisis aspek personal dapat dilihat bahwa pasien adalah seseorang yang memiliki harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya. Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, komplikasi penyakitnya, memberikan penjelasan kepada pasien agar pasien termotivasi untuk kontrol rutin ke dokter setiap bulannya secara teratur.Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dideritanya tidak dapat disembuhkan namun dapat terkontrol bila pasien rutin berobat tiap bulan. Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya dan rajin kontrol secara teratur dan pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien akan meningkat.

2. Aspek KlinisBerdasarkan hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami nyeri kepala tanpa didahului oleh sebab khusus disertaikaku leher sejak 4 hari yang lalu. Disertai keluhan lainnya seperti sering marah-marah atau mudah emosi. Maka rencana penatalaksanaan ialah menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya ialah cobaan hidup dari Allah SWT dan meyakinkannya bahwa dapat dikontrol serta menjelaskan kepada pasien untuk selalu menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur.

3. Aspek Risiko InternalAspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan dan faktor kebiasaan, maka rencana penatalaksanaan menjelaskan pola makan sehat dan memberi motivasi untuk berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat secara teratur. Dengan hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat secara teratur.

4. Aspek Psikososial KeluargaKurangnya komunikasi antara pasien dengan anak dan istrinya menyebabkan kurangnya perhatian dari anak dan istri pasien terhadap penyakit yang diderita oleh pasien. Maka rencana pelaksanaan ialah menjelaskan kepada pasien agar dapat mengajak istrinya untuk berpartisipasi ikut serta dalam pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Serta menjelaskan kepada istri pasien mengenai penyakit pasien dan rencana pengobatannya dan pentingnya untuk tetap berobat dan mendukung serta mengingati pasien agar tetap minum obatnya secara rutin dan teratur. Dengan hasil yang diharapkan istri dan anak pasien lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien.

5. Aspek FungsionalMenurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah. Dengan rencana pelaksanaan menyarankan pasien untuk tidak membenani dirinya sendiri dalam beraktivitas, beraktivitas sesuai dengan kemampuannya, serta tetap melakukan olahraga. Dengan hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

G. Prognosis1.Ad vitam: ad bonam2.Ad sanasionam: dubia ad bonam3.Ad fungsionam: dubia ad bonam

21