dewasa ini tuntutan masyarakat akan produk tanaman yang berkualitas

3
Dewasa ini tuntutan masyarakat akan produk tanaman yang berkualitas, ekonomis, serta aman dikonsumsi semakin tinggi. Namun, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) hingga saat ini masih menjadi masalah utama yang membatasi produksi terutama untuk daerah-daerah yang mempunyai iklim tropis. Sementara itu, penggunaan pestisida sintetik untuk mengendalikan OPT mempunyai resiko yang besar karena dapat menyebabkan resistensi, resurgensi, pencemaran lingkungan, musnahnya musuh alami, timbulnya residu pestisida dalam tanaman dan sebagainya. Semakin banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida, diperlukan adanya upaya pengendalian OPT yang berbasis pengendalian secara alami atau hayati, sehingga tidak merusak ekosistem yang ada. Pengendalian hayati diharapkan dapat mengurangi efek samping dari penggunaan pestisida dalam mengendalikan serangan OPT. Pengendalian hayati merupakan suatu upaya menjaga pertumbuhan tanaman dan menjaga lingkungan agar sesuai untuk tanaman dan agen hayati serta tidak sesuai untuk perkembangan hama atau patogen. Agensia hayati dapat berupa musuh alami. Musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat membunuh serangga sekaligus, melemahkan serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dari serangga. Musuh alami biasanya dapat mengurangi jumlah populasi

Upload: desimurniningsih

Post on 18-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

agen pengendali hayati

TRANSCRIPT

Dewasa ini tuntutan masyarakat akan produk tanaman yang berkualitas, ekonomis, serta aman dikonsumsi semakin tinggi. Namun, serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) hingga saat ini masih menjadi masalah utama yang membatasi produksi terutama untuk daerah-daerah yang mempunyai iklim tropis. Sementara itu, penggunaan pestisida sintetik untuk mengendalikan OPT mempunyai resiko yang besar karena dapat menyebabkan resistensi, resurgensi, pencemaran lingkungan, musnahnya musuh alami, timbulnya residu pestisida dalam tanaman dan sebagainya. Semakin banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan pestisida, diperlukan adanya upaya pengendalian OPT yang berbasis pengendalian secara alami atau hayati, sehingga tidak merusak ekosistem yang ada. Pengendalian hayati diharapkan dapat mengurangi efek samping dari penggunaan pestisida dalam mengendalikan serangan OPT. Pengendalian hayati merupakan suatu upaya menjaga pertumbuhan tanaman dan menjaga lingkungan agar sesuai untuk tanaman dan agen hayati serta tidak sesuai untuk perkembangan hama atau patogen. Agensia hayati dapat berupa musuh alami. Musuh alami adalah organisme yang ditemukan di alam yang dapat membunuh serangga sekaligus, melemahkan serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga, dan mengurangi fase reproduktif dari serangga. Musuh alami biasanya dapat mengurangi jumlah populasi serangga, inang atau pemangsa, dengan memakan individu serangga, mengambil nutrisi dari tubuh serangga. Musuh alami terdiri atas predator, parasitoid dan pathogen. Predator merupakan Agens Pengendali Hayati (APH) yang mampu memangsa semua stadia serangga sasaran. Parasitoid merupakan serangga yang hidup sebagai parasit pada serangga lain. patogen hama merupakan jasad renik yang menyebabkan sakit pada hama. Perlu kajian lebih lanjut tentang musuh alami yang dapat mengendalikan hama maupun pathogen tanaman, misalnya: jamur entomogenous, Trichoderma, PGPR, dan nematoda entomogenous.Praktek pengendalian hayati tidak hanya menggunakan musuh alami saja tetapi, dapat memanfaatkan agensia hayati lain yang berperan dalam mengurangi terjadinya kerusakan akibat serangan hama atau pathogen. Beberapa pengendalian hayati contoh pengendalian hayati misalnya penggunaan tanaman transgenik, modifikasi lingkungan mikro, pemanfaatan organism untuk memicu ketahanan dalam tubuh tanaman dan lain pengendalian dengan spesies hama atau pathogen itu sendiri. Oleh karena itu perlunya mempelajari beberapa praktek pengendalian hayati, agar dapat mengetahui keefektifan dari masing-masing pengendalian. Keefektifan yang diharapkan mampu diaplikasikan dilapang sehingga dapat menekan terjadinya ledakan hama atau pathogen.