de web viewinvestasi dalam pendidikan merupakan penanaman modal dengan cara ... pemerintah membuat...
TRANSCRIPT
1
CARA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN
KOTA PADANGSIDIMPUAN MELALUI PENDIDIKAN
A. Pendahuluan
Pendidikan sebenarnya tidak dapat dilepaskan dari masalah ekonomi.
Baik secara langsung maupun tidak langsung, kontribusi pendidikan terhadap
ekonomi dan pembangunan harus diakui. Dengan demikian, tidak selamanya
pendidikan dianggap sebagai konsumsi atau pembiayaan. Sudah saatnya,
pendidikan harus dipandang sebagai investasi, yang secara jangka panjang
kontribusinya dapat dirasakan. Bagaimanakan keterkaitan pendidikan dan
pertumbuhan ekonomi?
Secara sederhana, jawaban atas pertanyaan tersebut dapat
digambarkan berikut ini. Untuk menjawab hal tersebut di atas, kita tidak
dapat melepaskan diri dari masalah pembangunan. Konsep pembangunan
dalam bidang sosial ekonomi sangat beragam tergantung konteks
pengggunaanya. Ahli-ahli ekonomi mengembangkan teori pembangunan
yang didasari kepada kapasitas produksi tenaga manusia di dalam proses
pembangunan, yang kemudian dikenal dengan istilah Invesment in Human
Capital.
Teori ini didasari pertimbangan bahwa cara yang paling efisien dalam
melakukan pembangunan nasional suatu Negara terletak pada peningkatan
kemampuan masyarakatnya. Selain itu dihipotesiskan pula bahwa faktor
utama yang mendukung pembangunan adalah pendidikan masyarakat. Teori
human capital mengasumsikan bahwa pendidikan formal merupakan
instrumen terpenting untuk menghasilkan masyarakat yang memiliki
produktifitas yang tinggi. Menurut teori ini pertumbuhan dan pembangunan
memiliki 2 syarat, yaitu;
1. Adanya pemanfaatan teknologi tinggi secara efisien,
2
2. Adannya sumber daya manusia yang dapat memanfaatkan teknologi
yang ada.
Sumber daya manusis seperti itu dihasilkan melalui proses
pendidikan. Hal inilah yang menyebabkan teori human capital percaya bahwa
investasi dalam pendidikan sebagai investasi dalam meningkatkan
produktivitas masyarakat. Asumsi dasar yang melandasi keharusan adanya
hubungan pendidikan dengan penyiapan tenaga kerja adalah bahwa
pendidikan diselenggarakan untuk meningkatkan keterampilan dan
pengatahuan untuk bekerja.
Dengan kata lain, pendidikan menyiapkan tenaga-tenaga yang siap
bekerja. Namun demikian pada kenyataannya tingat pengangguran di hampir
seluruh negara bertambah sekitar 2 % setiap tahunnya (World Bank:1980)
Terjadinya pengangguran bukan disebabkan tidak berhasilnya proses
pendidikan, namun pendidikan tidak selalu harus menghasilkan lulusan
dengan jenis pekerjaan tertentu. Sekolah memang dapat menghasilkan tenaga
kerja dengan keterampilan tertentu, tetapi sekolah bukan satu-satunya tempat
dimana keterampilan itu dapat dicapai.
B. Konsep Ekonomi dalam Pendidikan
Sebenarnya konsep bagaimana pendidikan itu harus dievaluasi harus
dikembangkan sejak tujuannya ditetapkan. dengan memperhatikan kerangka
berpikirnya dan metodologinya. Metode yang sering dipakai dalam penelitian
evaluasi adalahl linear regresion and the educational production. Berdasarkan
hal tersebut di atas, maka untuk membicarakan lebih lanjut kontribusi
pendidikan terhadap pembangunan harus ditemukan kriteria-kriteria atau
ukuran-ukuran pertumbuhan atau hasil pembangunan. Dari uraian di atas,
maka dapatlah dirumuskan ukuran ukuran sebagai berikut.
1. Teknologi tinggi dan sumberdaya yang mengoperasikannya
2. Pendapatan per-kapita
3
3. Perubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industry
4. Konsumsi energi atau pemakaian barang berteknologi tinggi
5. Peningkatan dalam efisiensi sistem produksi masyarakat yang diukur
dengan GDP dan GNP
6. Kepuasaan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat 1
Pencapaian tujuan-tujuan oleh berbagai kelompok dalam masyarakat,
yang dikaitkan dengan penggunakan sumber daya yang terbatas. Berdasarkan
ukuran tersebut di atas, maka untuk mengetahui keterkaitan antara
pendidikan dan pembangunan diperlukan data sebagai berikut.
1. Pendidikan, yang meliputi partisipasi pendidikan untuk setiap jenis dan
jenjang pendidikan
2. Pendapatan nasional, baik dalam bentuk Pendapatan Nasional Bruto,
Pendapatan Domestik Bruto, maupun Pendapatan Perkapita
3. Perubahan peta ketenagakerjaan, dengan rentangan pertanian-jasa-
industri
4. Konsumsi energi
C. Kontribusi Pendidikan dalam Pembangunan Ekonomi
Setiap masyarakat di seluruh dunia ini senantiasa menghendaki
kesejahteraan. Khusus untuk kesejahteraan fisik, mereka secara praktis
bersama mengembangkan sistem yang mengatur bagaimana seluruh
anggotanya berproses memperoleh kesuksesan, mengupayakan distribusi
pemuas kesejahteraan serta menjamin bagaimana alokasi wahana kesuksesan
tersebut dapat dianugerahkan kepada pihak-pihak yang berhak
memperolehnya.
Dalam kaitan tersebut, terminologi sosiologi memfokuskan studi
tentang kesejahteraan dan sistem kesejahteraan fisik tersebut dalam suatu
1 Educare: Jurnal Pendidikan dan Budaya http://educare.e-fkipunla.net Generated: 20 May, 2010, 16:00
4
wadah subkajian bernama lembaga sosial ekonomi. Dalam
perkembangannya, pranata ekonomi memilihara kelangsungan sistem
nilainya tidak pernah lepas dari keterkaitan dengan ruang-ruang sosial
lainnya baik itu pranata politik, pendidikan, kemasyarakatan atau keluarga
maupun agama. Di sini dapat diamati karakteristik hubungan pranata sosial
dalam masyarakat terkini yang cenderung bersifat kompleks, fungsional,
independen, serta memiliki ketergantungan yang tinggi sehingga mampu
menjabarkan sebuah pola hubungan yang bersifat sistemik.
Dalam konteks tersebut, keniscayaan aktivitas pendidikan senantiasa
dibingkai dari realitas sosial ekonomi masyarakat tertentu. Oleh karena itu,
hubungan yang bersifat deterministis menjadi karakter hubungan kedua
pranata sosial tersebut. Asumsi-asumsi yang berkembang selalu menekankan
pengaruh persepsi umum mengenai simbol-simbol yang terbentuk dari
pranata sosial ekonomi. Keyakinan umum bahwa seseorang yang memiliki
bekal pendidikan formal akan cenderung menuai sukses ekonomi merupakan
suatu contoh pengaruh pranata pendidikan terhadap aktivitas ekonomi para
anggota suatu masyarakat. Robert K Merton (dalam Mifflen, l986)
menyatakan bahwa, setiap lembaga sosial tidak sekadar memelihara sebuah
tujuan dan fungsi yang manifes, yakni sebuah fungsi yang mencerminkan
kegunaan dari terbentuknya sebuah pranata. Namun karena realitas sosial
semenjak ilmu pengetahuan telah menguasai iklim kehidupan manusia
bukanlah sebuah kredo monolog yang tugasnya meminimalisasi perubahan-
perubahan. Justru realitas itu kini lebih bersifat acak, dinamis, dan membias
keseluruh segi maka fungsi latenlah yang mengambil alih pola gerak maupun
hubungan lintas lembaga sosial.
Munculnya asumsi sosial bahwa pendidikan mempengaruhi
kesuksesan ekonomi seseorang bukanlah suatu keyakinan spontan yang tidak
berdasar. Berangkat dari sebuah trend sosial masyarakat di Indonesia,
misalnya pada awal dekade berkuasanya Orde Baru, sebagian besar lini
5
pekerjaan membutuhkan tenaga kerja berlatar belakang pendidikan formal.2
Hampir mereka yang pernah mengenyam pendidikan formal mampu terserap
di lahan-lahan pekerjaan. Situasi tersebut memang tidak bisa dipisahkan dari
kebutuhan pemerintah terhadap tenaga terdidik untuk mengoperasikan skill
dan keahliannya dalam rangka industrialisasi dan modernisasi pembangunan
negara.
Selain itu, keyakinan umum tersebut juga bukanlah hal yang baru.
Puluhan tahun yang lalu ketika politik etis diterapkan oleh pemerintah
kolonial belanda berhasil membentuk pola piker masyarakat kita tentang
pendidikan dengan kesuksesan ekonomi. Argumen lain yang melandasi
kepercayaan umum bahwa melalui sekolah atau pendidikan formal para
individu dapat mencapai tingkat keberhasilan ekonomi dengan relatif cepat
lantaran dalam lembaga sekolah menyediakan serangkaian proses pengajaran
yang mampu membekali para pesertanya dengan perangkat kemampuan yang
dibutuhkan oleh lahan pekerjaan di era modern. Selain itu, sebuah ekspektasi
sosial juga menggejala pada salah satu asumsi bahwa melalui penempaan
skill secara
Terdapat berbagai macam faktor untuk mengukur bagaimana
pertumbuhan ekonomi diukur dengan baik. Diantara ukuran-ukuran tersebut,
diantaranya:
1. Pendapatan per-kapita
2. Perubahan peta ketenagakerjaan dari pertanian ke industri
3. Konsumsi energi atau pemakaian barang berteknologi tinggi seperti
mobil, telepon, televise. Dengan demikian kriteria untuk menilai
keberhasilan pembangunan
4. Peningkatan dalam efisiensi sistem produksi masyarakat yang diukur
dengan GDP dan GNP.
2 Tatang Syarifuddin. Landasan Pendidikan, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009), hlm. 207.
6
5. Kepuasaan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat,
6. Pencapaian tujuan-tujuan oleh berbagai kelompok dalam masyarakat,
yang dikaitkan dengan penggunakan sumber daya yang terbatas.
Pola keterkaitan antara pendidikan dan pembangunan berbeda sesuai
dengan karakteristik khas setiap negara. Secara ringkas tampak berikut ini.
1. Negara Kapitalis vs Negara Sosialis. Ekonomi di negara kapitalis
mengasumsikan bahwa model produksinya bebas dari intervensi pemerintah
dan mensyaratkan adanya kompetisi terbuka di dalam pemasaran.
Hubungan antara pendidikan dan pertumbuhan ekonomi sangat erat
dan pendidikan merupakan suatu hal yang diperlukan. Ekonomi di negara
sosialis, memiliki konteks yang berbeda dalam mengitepretasikan
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan. Pemerintah memiliki peranan di
dalam mengontrol jalannya proses produksi dan pemasaran. Kaitan antara
pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan seolah tidak
terlihat karena pembangunan sangat diatur oleh negara, bukan ditentukan
oleh masingmasing warga negara.
Di negara maju memiliki akumulasi modal yang lebih besar, sebagai
akibat dari kelebihan pendapatan setelah dikurangi kebutuhan konsumsi,
sehingga jumlah tabungan semakin lebih besar dan pada akhirnya akan
diinvestasikan lagi pada sistem ekonomi yang telah berjalan. Hubungan
antara pendidikan dan pembangunan di negara maju sangat jelas dilihat dari
adanya perubahan karakteristik individu yang berkaitan dengan tingkat
pertumbuhan ekonomi. Di negara nonindustri, perekonomiannya sangat
tergantung kepada sektor pertanian sehingga persentase tenaga kerjanya lebih
banyak yang bekerja di sektor non-industri.
Jelas bagaimana pentingnya analisis kontribusi pendidikan dalam
pembangunan. Salah satu alasan banyaknya kontroversi tentang kaitan antara
pembangunan dan pendidikan disebabkan karena sedikit sekali kebijakan
pendidikan yang dimonitor benar-benar dan juga dievaluasi hasilnya.
7
Analisis terhadap pendidikan biasanya bersifat ex-post fakto, artinya data
diperoleh dari kejadian kejadian yang telah lampau.
D. Konsep Investasi dalam Pendidikan
Investasi berarti penanaman modal atau uang. Modal atau uang yang
ditanamkan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan, baik berupa uang atau
modal maupun dalam bentuk barang atau jasa. Kenneth J. Arrow (1962)
mengemuikakan bahwa istilah investasi atau investment merupakan alokasi
current resources yang mempunyai alternatif produktif yang berguna untuk
pelaksanaan kegiatan yang dapat menambah keuntungan yang diperoleh di
masa yang akan datang.
Biaya atau cost suatu investasi merupakan keuntungan yang diperoleh
dibagi dengan penggunaan sumber daya dalam berbagai kegiatan lain.
Dengan demikian jelas bahwa investasi merupakan penanaman modal atau
uang yang sengaja dilakukan untuk mendatangkan keuntungan melalui
produk yang dihasilkan. Sementara itu pendidikan merupakan usaha manusia
untuk membangun manusia itu sendiri dengan segala masalah dan
spektrumnya yang terlepas dari dimensi waktu dan ruang. Hal ini berarti
bahwa inti pendidikan itu adalah pembelajaran seumur hidup (life long
learning), sementara bentuk pendidikan formal, pendidikan non formal (luar
sekolah) dan sebagainya hanya merupakan modus operandi dari proses
pendidikan.
Pendidikan di sini dimaksud untuk meningkatkan martabat manusia
agar mempunyai ketermapilan dan kemampuan sehinggan produktivitasnya
meningkat. Oleh sebab itu maka hasil pendidikan akan menjadi sumber daya
manusia yang sangat berguna dalam pembangunan suatu negara. Investasi
dalam pendidikan merupakan penanaman modal dengan cara mengalokasikan
8
biaya untuk penyelenggaraan pendidikan serta mengambil keuntungan dari
sumber daya manusia yang dihasilkan melalui pendidikan itu. 3
Dalam konteks ini pendidikan ini diapandang sebagai industri
pembalajaran manusia, artinya melalaui pendidikan dihasilkan manusia-
manusia yang mempunyai kemampuan dan keterampilan yang sangat
diperlukan bagi perekonomian suatu negara untuk meningkatkan pendapatan
individu dan pendapatan nasional. Dengan demikian maka investasi dalam
pendidikan mempunyai jangka waktu yang panjang untuk dapat mengetahui
hasilnya dan hasilnya itupun tidak dalam bentuk keuntungan lansung,
melainkan keuntungan bagi pribagi yang menerima pendidikan dan bagi
negara.
E. Fungsi Investasi dalam Pendidikan
Sebagai fungsi investasi, pendidikan memberikan sumbangan yang
berarti dalam kenaikan tingkat kehidupan, kualitas manusia dan pendapatan
nasional, terutama dalam hal-hal berikut:
1. Proses belajar mengajar menjamin masyarakat yang terbuka (yaitu
masyarakat yang senantiasa beresedia untuk mempertimbangkan gagasan-
gagasan dan harapan-harapan baru serta menerima sikap dan proses baru
tanpa harus mengorbankan dirinya).
2. Sistem pendidikan menyiapkan landasan yang tepat bagai pembangunan
dan hasil-hasil rises (jaminan melekat untuk pertumbuhan masyarakat
modern yang berkesinambungan). Investasi pendidikan dapat
mempertahankan keutuhan dan secara konstan menambah persediaan
pengetahuan dan memungkinkan riset dan penemuan metode serta teknik
baru yang berkelanjutan.
3. Apabila dalam setiap sektor ekonomi kita dapatkan segala faktor yang
dibutuhkan masyarakat kecuali tenaga kerja yang terampil, maka investasi 3 http://www.detiknews.com
9
dalam sektor pendidikan akan menaikan pendapatan perkapita dalam
sektor tersebut, kecuali bila struktur sosial yang hidup dalam masyarakat
tersebut tidak menguntungkan.
4. Sistem pendidikan menciptakan dan mempertahankan penawaran
ketermapilan manusia di pasar pemburuhan yang luwes dan mampu
mengakomodasi dan beradaptasi dalam hubungannya dengan perubahan
kebutuhan akan tenaga kerja dan masyarakat teknologi modern yang
sedang berubah.4
Investasi dalam pendidikan memusatkan perhatian pada manusia
sebagai sumber daya yang akan menjadi modal (human capital) bagai capital
(Gary S. Backer, 1962) berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang
mempengaruhi real income masa yang akan datang melalui penempatan
sumber daya dalam bentuk manusia. Human capital di sini merujuk pada
tenaga kerja sebagai suatu factor produksi yang menghubungkan aspek non-
ekonomi pendidikan terhadap aspek ekonomi lainnya yang mempunya dua
ciri esensial, yaitu:
1. Kualitas tenaga kerja sebagai suatu input produktif tidak dapat dibagi dan
digunakan secara terpisah.
2. Kemampuan tenaga kerja tersebut tidak dapat dipindahkan kepada orang
lain. Dalam kaitan ini, Ace Suryadi (1991) mengungkapkan bahwa
menurut teori human capital yang tercermin dalam keterampilan,
pengetahuan dan produktivitas kerjanya.
Lebih lanjut dikemukakannya bahwa ada model investasi dalam
bentuk sumber daya manusia yang secara langsung atau tidak melakukan
hubungan antara indikator pendidikan di satu pihak dan indicator ekonomi di
lain pihak.
F. Intervensi Ekonomi Secara Spesifik Pada Pendidikan 4 http://tyaeducationjournals.blogspot.com/2008/04/efektivitas-dan-efisiensi-anggaran
10
Pendapat yang mengataan bahwa pendidikan dan kebijakan pendidikan
tidak bermanfaat bagi kemakmuran sebuah negara. Ini adalah pendapat sama
sekali tidak berdasar secara impiris. Pesan yang ingin disampaikan adalah ada
banyak hal lain yang menyebabkan kontribusi positif pendidikan tidak teralu
besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dengan kata
lain, pendidikan bukanlah mantra ajaib. Konsekuensinya, intervensi
pemerintah dalam bidang ini juga harus dilakukan secara hati-hati.
Bentuk kehati-hatian adalah tidak terjeba untuk mengukut peranan
pemerintah dari besarnya alokasi anggaran pendidikan. Anggaran memang
penting, tetapi bukan pada seberapa besar, melainkan direncanakan digunakan
untuk apa, mengapa dan bagaimana. Di beberapa negara Asia yang sedang
berkembang meski kebanyakan guru dibayar terlalu murah, dari hasil studi
ADB menyatakan bahwa tambahan anggaran untuk peralatan dan gedung
memberikan hasil lebih besar terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Dalam hal ke tingkat pendidikan mana anggaran harus dialokasikan,
Booth (2000) menulis bahwa di Indonesia pada 1980-1990-an dalam laporan
World Bank subsidi pemerintah yang terlalu besar bagi pendidikan tinggi
menyebabkan oefisien Gini yang meningkat. Alasannya, lulusan perguruan
tinggi adalah yang paling diuntungkan dari boom selama ekonomi periode itu.
Selain soal anggaran, tingkat pendidikan di suatu negara mungkin
menghadapi masalah lain di luar pendanaan. Disini dibutuhkan intervensi
pemerintah yang spesifik untuk mengatasi masalah-masalah itu. Contohnya,
di Kenya ditemukan bahwa rendahnya kualitas pendidikan dasar disebabkan
oleh kuranynya nutrisi murid sekolah dasar akibat penyakit cacingan.
Pembagian bat cacing bagi murid SD ternyata lebih efektif dalam
meningkatkan kualitas pendidikan disana.5
Kesimpulannya, tidak ada kebijakan pemerintah yang bisa diteraka
secara universal di semua negara. Ini adalah inti dari kritik kaum populis 5 Irfan Maaruf, Pendidikan dan Pembangunan Ekonomi, www.riau pos.co.id
11
terhadap kebijakan neoliberal. Hal ini yang sebaliknya juga berlaku, tidak ada
kebijakan populis yang berlaku secara universal. Dan tidak semua hal bisa
diselesaikan dengan anggaran pemerintah yang lebih besar.
Menurut Mohamad Ali (2005), dikemukakan Malaysia mengalami
kemajuan yang tinggi di pengembangan SDM, karena pada masa
pemerintahan PM Mahathir Mohamad, telah mencanangkan pengembangan
SDM kedepan dengan melakukan investasi yang cukup tinggi yaitu 28 persen
dari anggaran belanja negaranya, dan pemerintahan PM Mahathir yang
berjalan selama 17 tahun. Melihat keberhasilan tersebut, maka negara
Indonesia dengan UUD 1945 yang telah diamandemen memberikan amanat
kepada pemerintah untuk menetapkan anggaran pendidikan 20 persen dari
anggaran belanja negara seperti tertuang pada pasal 31 Ayat 4.
Investasi dibidang pengembangan SDM merupakan suatu proses yang
panjang dan untuk menunjang keberhasilan perencanaan tersebut, pendidikan
dan pelathan harus dijadikan suatu tolok ukur untuk membangun suatu
negara. Tetapi pendidikan diibaratkan sebagai suatu kereta yang ditarik kuda,
artinya keberhasilan proses pendidikan merupakan kontribusi dari lintas
sektoral yaitu tenaga kerja, industri ekonomi, budaya dan lain sebagainya.
G. Kebutuhan Masyarakat Kota Padangsidimpuan Terhadap Pendidikan
Dari analisa teori-teori dan konsep diatas adalah bahwa berawal dari
kebutuhan masyarakat terhadap pendidikan khususnya di kota
padangsidimpuan, maka pemerintah kota melihat hal tersebut sebagai suatu
hal yang harus dikembangkan dan dijadikan suatu investasi dibidang
pendidikan. Maka pada tahun pertama dijadikan atau diresmikan otonomi
daerah di Kota Padangsidimpuan oleh H. Zulkarnain Nasution, MM sebagai
walikota mencanangkan bahwa kota Padangsidimpuan akan menjadi kota
pendidikan.6
6 www.padangsidimpuan.com
12
Hal ini dapat dilihat bagaimana pesatnya dewasa ini di kota
Pandangsidimpuan pertumbuhan sekolah-sekolah baik yang negeri maupun
swasta. Salah satu contoh misalnya adalah pendidikan dibidang tenaga ahli
komputer yaitu AMIK Global Indo yang sudah berdiri tahun kemarin yang
bertempat di Jalan Merdeka Pangdangsidimpuan. Selain itu juga banyak
muncul universtas yang dulunya sudah tidak terlalu aktif beroperasi
kemudian diaktifkan atau dimaksimalkan kembali.
Maka dalam hal ini kebutuhan masyarakat kota Padangsidimpuan
akan pendidikan sebagai suatu investasi sebenarnya lebih condong terhadap
masyarakat setempat yang tinggal di daerah yang dekat dengan lembaga
pendidikan tersebut. Investasi yang dijadikan oleh masyarakat adalah
1. Dengan banyaknya pelajar dari berbagai daerah di dalam dan di luar kota
Padangsidimpuan maka masyarakat membuat tempat kos bagi para
pelajar dengan harga yang relatif dan bervariasi.
2. Bagi para investor dibidang perdagangan, mereka menjual dan membuka
usaha dibidang penjualan alat-alat kantor atau tulis menulis di daerah
lembaga pendidikan seperti di Komplek Sadabuan, dapat di observasi
banyak berdiri para pengusaha yang membuka penjualan alat tulis, foto
copy dan lain-lain.
3. Bagi para supir angkot juga tidak mau ketinggalan yaitu pelajar sebagai
salah satu andalan dalam mencapai target setoran dalam usaha mereka
dibidang angkutan yaitu dengan adanya pelajar yang setiap harinya
menjadi penumpang. Maka hal ini dapat diobservasi bahwa jika pada
hari-hari libur supir angkot merasa tidak dapat memenuhi setorannya.
Dari beberapa kebutuhan dalam pendidikan dari segi ekonomi di kota
Padangsidimpuan adalah merupakan suatu penghasilan yang cukup baik dan
menguntungkan. Untuk itu pemerintah kota membuat kebijakan-kebijakan
terhadap yang demikian. Salah satu kebijakan hal tersebut adanya kontrol
dalam lalu lintas yang setiap harinya padat dan sering macet. Disisi lain
13
pengusaha juga dapat memberikan pajak sebagai penghasilan di daerah kota
Padangsidimpuan.
H. Cara Meningkatkan Perekonomian di Kota Padangsidimpuan Melalui
Pendidikan
Sesuai dengan judul topik pembahasan yang telah di tetapkan bahwa
dalam meningkat perekonomian dapat dianalisa konsep-konsep yang telah
disebut di atas tadi bahwa menurut pemakalah untuk meningkatkan
perekonomian di kota Padangsidimpuan adalah sebagai berikut:
1. Bagi pemerintah
a. Pemerintah kota padangsidimpuan harus melihat lebih lanjut
bagaimana peranan pendidikan sebagai investasi penting dalam
menunjang perekomian di daerah kota Padangsidimpuan.
b. Pemerintah kota padangsidimpuan dalam meningkatkan
perekonomian harus mampu memberikan motivasi dan sosialisasi
bahwa kota Padangsidimpuan adalah basis pendidikan dan investasi
yang cocok bagi para pengusaha yang bergerak dibidang pendidikan.
c. Pemerintah membuat suatu komitmen yang tinggi dalam menerapkan
dan mengaplikasikan bahwa pendidikan adalah yang terbaik dalam
usaha menuju hal yang lebih baik lagi.
d. Pendidikan adalah merupakan industri yang pembelajaran individu
sebagai investasi jangka panjang terutama bagi masyarakat.
e. Pendidikan sebagai masukan dalam proses peningkatan mutu SDM di
kota Padangsidimpuan dalam menjaring para pekerja yang lebih
optimal dan profesional.
2. Bagi Ekonomi Masyarakat Perkotaan
a. Mendukung fasilitas pendidikan yang lebih baik dan mendukung
pembangunan dalam dunia pendidikan di kota padangsidimpuan.
14
b. Masyarkat dalam hal ini adalah sebagai investor dan pemenuhi
kebutuhan yang bersifat skunder dalam dunia pendidikan jika
dipandang dari sisi ekonominya, maka dalam hal ini penyediaan
fasilitas dan kebutuhan yang bersifat ekonomi pada masyakat
ditingkatkan dengan modal yang telah ada sekarang.
c. Adanya pelajar yang datang dari berbagai kota dan penjuru kota
Padangsidimpuan adalah suatu hal yang dapat menjadi incam dalam
mensejahtrakan masyarakat karena hampir sepertiga pelajar yang ada
dalam kota Padangsidimpuan adalah pendatang dari luar kota.
d. Masyarakat memenuhi penyediaan barang dan jasa bagi para pegawai
dan penyediaan kebutuhan dalam bentuk jasa dan barang.
I. Kendala-Kendala Pendidikan dalam Meningkatkan Perekonomian
Kendala dalam menigkatkan perekonomian dari jalur pendidikan
adalah tidak terlalu banyak dampak yang bersifat semisik, yang menjadi
kendala dalam perkonomian adalah bagi para pelajarnya yaitu
1. Kekurangan dalam bidang pengawasan bagi pelajar karena sibuk dengan
ekonomi. Maka untuk itu pemerintah perlu melihat bagaimana efeknya
bagi pelajar dan pegawai yang sibuk dalam urusannnya masing-masing.
2. Modal dalam menjadikan suatu usaha di daerah lembaga pendidikan
masih terbatas.
J. Kesimpulan
Sistem pendidikan menyiapkan landasan yang tepat bagai
pembangunan dan hasil-hasil rises (jaminan melekat untuk pertumbuhan
masyarakat modern yang berkesinambungan). Investasi pendidikan dapat
mempertahankan keutuhan dan secara konstan menambah persediaan
15
pengetahuan dan memungkinkan riset dan penemuan metode serta teknik
baru yang berkelanjutan.
Apabila dalam setiap sektor ekonomi kita dapatkan segala faktor yang
dibutuhkan masyarakat kecuali tenaga kerja yang terampil, maka investasi
dalam sektor pendidikan akan menaikan pendapatan perkapita dalam sektor
tersebut, kecuali bila struktur sosial yang hidup dalam masyarakat tersebut
tidak menguntungkanSistem pendidikan menciptakan dan mempertahankan
penawaran ketermapilan manusia di pasar pemburuhan yang luwes dan
mampu mengakomodasi dan beradaptasi dalam hubungannya dengan
perubahan kebutuhan akan tenaga kerja
K. Saran
Adapun saran dalam hal ini adalah
1. Bagi pemerintah Kota Padangsidimpuan harus meneliti dan lebih mampu
dalam menerapkan aplikasi ekonomi dalam dunia pendidikan sebagai
investasi yang bersifat jangka panjang.
2. Bagi masyarakat harus mampu memberikan yang terbaik bagi dunia
pendidikan di Kota Padangsidimpuan dengan memberikan pengawasan
bagi para pelajar agar tidak terjadi tawuran dan kesalahan dalam membina
mental.
3. Untuk itu bagi para investor dalam pendidikan harus mampu menjadikan
pendidikan bukan hanya dunia bisnis semata tetapi guna meningkatkan
SDM di kota Padangsidimpuan.
DAFTAR PUSTAKA
Educare: Jurnal Pendidikan dan Budaya http://educare.e-fkipunla.net Generated: 20 May, 2010, 16:00
16
http://www.detiknews.com
http://tyaeducationjournals.blogspot.com/2008/04/efektivitas-dan-efisiensi-anggaran
Irfan Maaruf, Pendidikan dan Pembangunan Ekonomi, www.riau pos.co.id
Log in : www.padangsidimpuan.com salah satu website resmi kota Padangsidimpuan.
Tatang Syarifuddin. Landasan Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam DEPAG RI, 2009.
17
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Mengetahui lagi
Maha Kuasa. Sholawat sejahtra kami panjatkan unutk junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, pembawa kabar gembira dan duka serta yang telah memberi
penjelasan dan petunjuk yang sangat di butuhkan dalam rangka pelaksanaan hukum-
hukum Allah baik yang umum maupun yang khusus.
Dan penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
yang telah membantu dalam menyusun bagaimana penyusunan makalah yang
sebenarnya menurut yang dipakai dalam Universitas Graha Nusantara.
Mudah-mudahan makalah ini menjadi pengetahuan dan dapat menjadi sumber
acuahan dalam mengembangkan kerangka berpikir dalam bidang ekonomi, dan
selanjutnya teman-teman dapat memberikan saran dan kritikannya guna untuk
meningkatkan pengetahuan.
Padangsidimpuan, 22 Mei 2010
Penulis
i
18
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................i
CARA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KOTA PADANGSIDIM-
PUAN MELALUI PENDIDIKAN......................................................................1
A. Pendahuluan..................................................................................................1
B. Konsep Ekonomi dalam Pendidikan.............................................................2
C. Kontribusi Pendidikan dalam Pembangunan Ekonomi ................................3
D. Konsep Investasi dalam Pendidikan .............................................................7
E. Fungsi Investasi dalam Pendidikan ..............................................................8
F. Intervensi Ekonomi Secara Spesifik Pada Pendidikan .................................10
G. Kebutuhan Masyarakat Kota Padangsidimpuan Terhadap
Pendidikan.....................................................................................................11
H. Cara Meningkatkan Perekonomian di Kota Padangsidimpuan
Melalui Pendidikan ......................................................................................13
I. Kendala-Kendala Pendidikan dalam Meningkatkan Perekonomian.............14
J. Kesimpulan...................................................................................................15
K. Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
ii