dewan redaksi -...

12

Upload: trinhcong

Post on 27-May-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DEWAN REDAKSI

PenanggungjawabCatharina B. Nawangpalupi

Ketua Jurusan Teknik IndustriUniversitas Katolik Parahyangan

PenyuntingCarles Sitompul

Loren Pratiwi

Mitra BestariAlfian

Cynthia P. JuwonoFransiscus Rian Pratikto

Hanky FransiscusIgnatius A. SandyKinley Aritonang

Sani SusantoYogi Yusuf Wibisono

Daftar Isi

halDaftar Isi i-ii

Analisis Pemanfaatan Limbah Cair dan Limbah Padat Industri Kelapa Sawit dalamBioreaktor Anaerob

1-9

Muhammad Nur

Optimasi Penjadwalan Produksi melalui Penerapan Algoritma Differential Evolu-tion di PT. PAN PANEL Palembang

10-15

Y Dicka Pratama, Achmad Alfian

Analisis Output Standar berdasarkan Pengukuran Waktu untuk Menentukan Pem-berian Insentif Pekerja

16-22

Theresia Sunarni, Klaudius Jevanda B. S.

Model Terintegrasi dari Consumer’s Intention to Use Service Innovation 23-38Sri Vandayuli Riorini

Pola Distribusi dan Margin Pemasaran Beras di Jawa Timur 39-44Annisa Kesy Garside, Yunan Syaifullah

Prakualifikasi dan Evaluasi Penawaran dalam Pemilihan Kontraktor terhadap Kin-erja Proyek

45-53

Herry Pintardy Chandra

Perancangan Eksperimen Pengukuran Momen Inersial Roket 54-58Andreas Prasetya Adi, Sutisno

Penentuan Harga Jual Properti secara Otomatis menggunakan Metode ProbabilisticNeural Network

59-67

Gregorius S. Budhi, Justinus Andjarwirawan, Alvin Poernomo

Analisis Statistika Rantai Pasok Beras melalui Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta 68-72Dedy Sugiarto, Dadang Surjasa, Nirdukita Ratnawati, Binti Solihah

Standarisasi Proses dan Komposisi Bahan Baku Kecap ”SA” dengan Metode Taguchi 73-82Reni Dwi Astuti

Penerapan Design for Six Sigma dengan Metode DMAIC pada Bank PerkreditanRakyat ”X”

83-90

Mikael Harda Wibisono

halPengembangan Model Konseptual untuk Meningkatkan Kualitas Sistem LayananAdministrasi Program Pascasarjana Universitas Katolik Parahyangan

91-99

Mariana Yosefina, Y.M. Kinley Aritonang, Johanna Hariandja

Structural Equation Modeling (SEM) dalam Mengukur Kualitas Layanan, KepuasanKonsumen dan Loyalitas Konsumen pada Perusahaan Web Hosting

100-108

Haris Triraditia, Catharina B. Nawangpalupi

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Nasabah Pengguna Internet Bank-ing

109-116

Rachmad Hidayat

Pengembangan Instrumen Pengukuran Mutu Jasa Pendidikan Tinggi: Studi KasusTeknik Industri Unpar

117-121

Yogi Yusuf Wibisono, Marihot Nainggolan

Pengaruh Prohibition dalam Penentuan Atribut pada Choice-Based Conjoint Analy-sis: Studi Kasus untuk Motor Sport 250cc

122-131

M. Ichwan Ilman Yusakti, Catharina B. Nawangpalupi

Pengembangan Model Kualitas Layanan untuk Restoran Pizza: Studi Kasus di PinoPizza Bandung

132-141

Nasika Yulita Algiani, Catharina B. Nawangpalupi

Penerapan Structural Equation Modeling (SEM) dalam Pengembangan Model Wordof Mouth di The Radiant Villas

142-145

Indri Aprilliani, Carles Sitompul, Yogi Yusuf Wibisono

Perancangan Lintasan Penjahitan dan Perbaikan Tata Letak untuk MeningkatkanKapasitas Produksi PT. Fariza

146-151

Dedy Suryadi, Zahradea Aisya, Hanky Fransiscus

Implementasi Six Sigma-DMAIC untuk Mengurangi Produk Cacat Talang Air di PT.X

152-160

Hanky Fransiscus, Caroline, Cynthia Prithadevi Juwono

Improvement Gap Analysis pada Rumah Makan X 161-167Hotna Marina Sitorus, Hanky Fransiscus, Martin

ii

Improvement Gap Analysis pada Rumah Makan X

Hotna Marina Sitorus1∗,Hanky Fransiscus2,Martin3

1,2,3)Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Industri

Universitas Katolik Parahyangan

Jl. Ciumbuleuit 94, Bandung 40141

Email: [email protected], [email protected]

Abstrak

Mutu layanan pada setiap bisnis jasa memegang peranan sebagai kunci kesuksesan, tidak terkecualiuntuk bisnis rumah makan. Rumah Makan X merupakan salah satu rumah makan di kota Bandung yangkhusus menawarkan makanan vegetarian. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, terdapat beberapakeluhan konsumen terhadap Rumah Makan X. Agar mampu mempertahankan konsumen dan mendapatkankonsumen yang baru, maka Rumah Makan X harus meningkatkan kualitas layanannya. Tujuan daripenelitian ini adalah memberikan usulan perbaikan kualitas layanan sehingga dapat meningkatkan kepuasankonsumen. Berdasarkan wawancara dengan menggunakan Critical Incident Technique (CIT) pada 10 orangresponden diperoleh 22 atribut layanan rumah makan. Selanjutnya disusun kuesioner untuk mengidentifikasipeluang perbaikan berdasarkan metode Improvement Gap Analysis (IGA). Berdasarkan matrikis IGA terdapat9 atribut yang menjadi prioritas utama dan 3 atribut yang menjadi prioritas selanjutnya untuk perbaikankualitas layanan. Terdapat 5 atribut dimana performansi saat ini harus dipertahankan dan 5 atribut yangharus dievaluasi kembali karena tidak mempengaruhi kepuasan konsumen. Usulan perbaikan kualitas layananRumah Makan X adalah menambah display kesehatan makaan, menempel tulisan harga dan nama makananprasmanan, menaruh menu pada lini antrian, membuat jadwal pemeriksaan makanan, memperbanyak porsimakanan prasmanan, membuat jasa pelayanan antar, meberikan pelatihan 5S, meminjam tempat parkertentangga, mebuat menu special, serta memberikan pelatihan terhadap karyawan.

Kata kunci: perbaikan mutu layanan, Improvement Gap Analysis, rumah makan

1 Pendahuluan

Bandung merupakan salah satu kota yang dike-nal sebagai lokasi wisata kuliner. Setiap ming-gunya wisatawan baik asing domestik memban-jiri kota, terlebih pada long weekend. Tidakheran jika saat ini banyak rumah makan baruyang bermunculan di Bandung.

Menikmati kuliner telah menjadi gaya hidupmasyarakat perkotaan saat ini. Hal ini mem-buat banyaknya bisnis yang menawarkan berba-gai jenis kuliner yang berbeda di Bandung tidakhanya diminati oleh wisatawan, namun jugamasyarakat Bandung sendiri.

Rumah Makan X adalah salah satu rumahmakan yang menawarkan konsep yang unik,dimana makanan yang ditawarkan adalahmakanan vegetarian. Seluruh makanan yangdisajikan di rumah makan ini merupakan

∗Korespondensi Penulis

makanan yang berasal dari bahan nabati.Berdiri sejak Mei 2012, Rumah Makan X tidakmengalami kesulitan dalam menarik minat pe-ngunjung untuk datang. Akan tetapi RumahMakan X masih mendapatkan banyak keluhandari para pengunjungnya. Keluhan-keluhanini harus dapat ditanggapi dengan baik agarRumah Makan X tidak kehilangan pelanggan-nya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukanpada 16 pengunjung, diperoleh beberapakeluhan konsumen antara lain mengenai displaymakanan yang disajikan seperti display menualacarte yang tidak jelas terlihat, makananprasmanan yang disajikan tidak memilikipricelist, serta makanan prasmanan yang dis-ajikan terlihat tidak segar. Keluhan mengenaifasilitas rumah makan seperti tempat parkiryang sempit serta lokasi rumah makan yangsulit dijangkau. Keluhan mengenai makanan

161

Indonesia Statistical Analysis Conference 2013

seperti variasi menu makanan prasmanan yangkurang, makanan yang terkadang rasanya tidakkonsisten, serta porsi makanan yang sedikit.Keluhan lainnya adalah antrian konsumen yangpanjang serta karyawan rumah makan yangterkadang kurang ramah.

Keluhan yang paling sering diungkapkanadalah mengenai makanan prasmanan yangcepat habis. Kebanyakan konsumen merasa pil-ihan makanan yang disajikan sangat terbataskarena makanan yang habis tidak langsung di-gantikan.

Saat ini Rumah Makan X belum dapat menin-daklanjuti dengan baik keluhan dari para pe-ngunjung. Pihak manajemen mengalami kesuli-tan dalam merumuskan langkah perbaikan apayang sesuai dilakukan untuk merespon keluhanyang diterima. Selain itu Rumah Makan X hanyamengandalkan kotak saran sebagai sarana un-tuk menangkap keinginan para pengunjung,padahal kotak saran yang tersedia sangat minimdan tidak diletakkan pada posisi yang strategis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidenti-fikasi peluang perbaikan yang dapat dilakukanterkait dengan mutu layanan Rumah MakanX berdasarkan Improvement Gap Analysis (IGA).Peluang perbaikan yang teridentifikasi ini ke-mudian dijadikan dasar untuk merumuskanusulan perbaikan bagi Rumah Makan X.

IGA merupakan suatu analisis kuadran seder-hana untuk mengarahkan upaya perbaikanyang dilakukan oleh suatu perusahaan yangberhubungan dengan excitementattributes dan ba-sicattributes (Tontini et.al., 2010). Excitementat-tributes yang dimaksud merupakan atribut unikdari suatu perusahaan yang berpengaruh ter-hadap kepuasan konsumen, sedangkan basicat-tributes merupakan atribut dasar yang diharap-kan dimiliki oleh seluruh perusahaan sejenis.

Pendekatan IGA mencoba mengatasi kelema-han Importance Performance Analysis (IPA) tradi-sional yang memiliki keterbatasan dalam mem-bedakan kedua jenis atribut ini. Atribut basicdan excitement membutuhkan tindak lanjut per-baikan yang berbeda; sesuatu yang tidak teri-dentifikasi oleh IPA tradisional.

2 Improvement Gap Analysis

Improvement Gap Analysis (IGA) merupakananalisis kuadran yang membandingkan keti-dakpuasan konsumen jika suatu atribut memi-liki tingkat performansi yang rendah dengankepuasan yang dirasakan konsumen jika per-formansi atribut tersebut ditingkatkan. Padadasarnya, untuk setiap atribut pelayanan, kon-

Saat ini Rumah Makan X belum dapat menindaklanjuti dengan baik keluhan dari para pengunjung. Pihak manajemen mengalami kesulitan dalam merumuskan langkah perbaikan apa yang sesuai dilakukan untuk merespon keluhan yang diterima. Selain itu Rumah Makan X hanya mengandalkan kotak saran sebagai sarana untuk menangkap keinginan para pengunjung, padahal kotak saran yang tersedia sangat minim dan tidak diletakkan pada posisi yang strategis.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peluang perbaikan yang dapat dilakukan terkait dengan mutu layanan Rumah Makan X berdasarkan Improvement Gap Analysis (IGA). Peluang perbaikan yang teridentifikasi ini kemudian dijadikan dasar untuk merumuskan usulan perbaikan bagi Rumah Makan X.

IGA merupakan suatu analisis kuadran sederhana untuk mengarahkan upaya perbaikan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang berhubungan dengan excitementattributes dan basicattributes (Tontini et.al., 2010). Excitementattributes yang dimaksud merupakan atribut unik dari suatu perusahaan yang berpengaruh terhadap kepuasan konsumen, sedangkan basicattributes merupakan atribut dasar yang diharapkan dimiliki oleh seluruh perusahaan sejenis.

Pendekatan IGA mencoba mengatasi kelemahan Importance Performance Analysis (IPA) tradisional yang memiliki keterbatasan dalam membedakan kedua jenis atribut ini. Atribut basic dan excitement membutuhkan tindak lanjut perbaikan yang berbeda; sesuatu yang tidak teridentifikasi oleh IPA tradisional.

Improvement Gap Analysis Improvement Gap Analysis (IGA)

merupakan analisis kuadran yang membandingkan ketidakpuasan konsumen jika suatu atribut memiliki tingkat performansi yang rendah dengan kepuasan yang dirasakan konsumen jika performansi atribut tersebut ditingkatkan. Pada dasarnya, untuk setiap atribut pelayanan, konsumen merespon mengenai kepuasan atau ketidakpuasan mereka dengan dua pertanyaan hipotetik: pertanyaan fungsional (Expected Satisfaction with Functional Question/ESFQ), dan pertanyaan disfungsional (Expected Dissatisfaction with Disfunctional Question/

ESDQ).Selain itu konsumen juga dimintai pendapatnya mengenai kepuasan saat ini (CurrentSatisfaction/CS).

Hasil rata-rata dari harapan kepuasan pertanyaan fungsional (AESFQ), hasil rata-rata dari harapan ketidakpuasan pertanyaan disfungsional (AESDQ), serta hasil rata-rata dari kepuasan saat ini (ACS) untuk tiap atribut dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:

AESFQ = ∑ ESFQni=1

n Pers. 1

AESDQ = ∑ ESDQni=1

n Pers. 2

ACS = ∑ CSni=1

n Pers. 3

dimana n = jumlah jawaban kuesioner yang valid.

ImprovementGap (IG) untuk setiap atribut k dapat dihitung sebagai berikut:

IGk = AESFQk − ACSk Pers. 4 Matriks IGA dipetakan dengan

menggunakan nilai IGkdan AESDQk yang telah distandarisasi sebagai sumbu X dan sumbu Y, seperti tampak pada Gambar 1.

Gambar 1. Matriks Improvement Gap Analysis (Sumber : Tontini et.al. , 2010)

Nilai standarisasi untuk IGkdan AESDQk dihitung dengan persamaan berikut:

Std IGk = IG k−IG���

σIG Pers. 5

Std AESDQk = AESDQ����������−AESDQ kσAESDQ

Pers. 6

Atribut dengan nilai IG yang tinggi dan nilai

ketidakpuasan yang tinggi pada pertanyaan disfungsional (AESDQ) akan terletak di

Gambar 1: Matriks Improvement Gap Analysis(Sumber : Tontini et.al. , 2010)

sumen merespon mengenai kepuasan atau keti-dakpuasan mereka dengan dua pertanyaanhipotetik: pertanyaan fungsional (Expected Satis-faction with Functional Question/ESFQ), dan per-tanyaan disfungsional (Expected Dissatisfactionwith Disfunctional Question/ ESDQ).Selain itukonsumen juga dimintai pendapatnya menge-nai kepuasan saat ini (CurrentSatisfaction/CS).

Hasil rata-rata dari harapan kepuasan per-tanyaan fungsional (AESFQ), hasil rata-ratadari harapan ketidakpuasan pertanyaan dis-fungsional (AESDQ), serta hasil rata-rata darikepuasan saat ini (ACS) untuk tiap atribut da-pat dihitung menggunakan persamaan berikut:

AESFQ = Σni=1ESFQ/n (1)

AESDQ = Σni=1ESDQ/n (2)

ACS = Σni=1CS/n (3)

dimana n = jumlah jawaban kuesioner yangvalid. ImprovementGap (IG) untuk setiap atributk dapat dihitung sebagai berikut:

IGK = AESFQK −ACSk (4)

Matriks IGA dipetakan dengan menggunakannilai IGkdan AESDQk yang telah distandarisasisebagai sumbu X dan sumbu Y, seperti tampakpada Gambar 1.

Nilai standarisasi untuk IGk dan AESDQk di-hitung dengan persamaan berikut:

StdIGk =IGk − ¯IG

σIG(5)

StdAESDQk =¯AESDQ−AESDQk

σAESDQ(6)

Atribut dengan nilai IG yang tinggi dan nilaiketidakpuasan yang tinggi pada pertanyaan dis-fungsional (AESDQ) akan terletak di Kuadran

162

Analisis Output Standar Berdasarkan Pengukuran Waktu Untuk Menentukan Pemberian InsentifPekerja

I dan dianggap penting untuk ditingkatkan.Atribut yang terletak pada kuadran ini da-pat disebabkan karena mereka memiliki tingkatperformansi yang rendah saat ini atau karenamereka meningkatkan kepuasan konsumen se-cara drastis bila ditingkatkan. Apapun penye-babnya, atribut di kuadran ini harus mendapatperhatian secepatnya.

Atribut dengan nilai AESDQ yang tinggi dannilai IG yang rendah akan terletak di Kuadran 2.Atribut ini tidak perlu ditingkatkan lebih lanjut,tetapi perusahaan harus berhati-hati agar tidakmenurunkan performansi dari atribut ini yangdapat menyebabkan ketidakpuasan konsumenyang besar. Atribut yang terletak pada kuadranini merupakan atribut basic, atribut performancedan atribut excitement.

Atribut dengan nilai IG yang rendah dan ni-lai ketidakpuasan yang rendah terhadap per-tanyaan disfungsional (AESDQ) akan terletakdi Kuadran 3 dan dianggap atribut neutral.Jika atribut ini ditingkatkan, atribut ini tidakakan meningkatkan kepuasan konsumen dan,jika dihilangkan, tidak akan meningkatkan keti-dakpuasan konsumen juga.

Atribut dengan nilai IG yang tinggi dan ni-lai ketidakpuasan yang rendah pada pertanyaandisfungsional (AESDQ) akan terletak di Kua-dran 4 dan dianggap atribut excitement. Atributini tidak membawa tingkat ketidakpuasan yangbesar bagi konsumen apabila tidak ada, tetapidapat meningkatkan kepuasan konsumen yangtinggi apabila ada atau ditingkatkan. Karenatingkat performansi yang rendah dari atribut initidak membuat ketidakpuasan yang besar bagikonsumen, maka atribut di kuadran ini perluatau tidak perlu ditingkatkan. Tetapi, atribut inidapat menghasilkan perbedaan pada pelayananjika ditawarkan atau ditingkatkan.

3 Pengumpulan Data

Sebelum pengukuran atas kepuasan dan keti-dakpastian pengunjung dilakukan, dilakukanproses identifikasi atribut layanan rumahmakan. Proses identifikasi ini dilakukan secarakualitatif menggunakan Critical Incident Tech-nique (CIT). Wawancara CIT menghasilkan 22atribut layanan rumah makan yang diperolehdari 10 orang responden. Hingga responden ke-15 tidak lagi ditemukan atribut baru, sehinggaproses wawancara dihentikan. Atribut yangdiperoleh dari langkah identifikasi dapat dilihatpada Tabel 1.

Selanjutnya dilakukan penyebaran kuesioneruntuk keperluan identifikasi peluang perbaikan

Tabel 1: Atribut mutu layanan rumah makan

no atributA1 Citarasa makananA2 Tampilan eksteriorA3 Suasana rumah makanA4 Kejelasan hargaA5 Nilai gizi/kesehatan makananA6 Area rumah makan luasA7 Ketersediaan makanan prasmananA8 Harga makanan terjangkauA9 Lokasi rumah makanA10 Keramahan dan kesopanan karyawanA11 Tampilan makanan segarA12 Area tempat parkir luasA13 Variasi makananA14 Porsi makananA15 Pemisahan antara smoking

dan non smoking areaA16 Tampilan menuA17 Waktu mengantri cepatA18 Kebersihan rumah makanA19 Kerapihan karyawanA20 Kenyamanan meja dan kursiA21 Kecepatan pelayananA22 Pemahaman karyawan terhadap menu

berdasarkan IGA. Kuesioner terdiri atas 4bagian, yaitu profil responden, pengukuranESFQ, ESDQ dan CS. Digunakan skala 1 hingga7 yang menyatakan sangat tidak puas hinggasangat puas. Kuesioner disebarkan ke 125 orangpengunjung Rumah MakanX.

Sebelum dianalisis lebih lanjut, dilakukanpengujian reliabilitas dan validitas. Setelah dataterkumpul, perlu dilakukan pengujian terhadaphasil kuesioner. Pengujian dilakukan denganmelakukan uji validitas dan uji reliabilitas.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahuiapakah alat ukur yang digunakan konsisten danstabil dalam mengukur hal-hal yang berkai-tan dengan konstruk-konstruk pertanyaan padakuesioner pada waktu yang berbeda. Uji re-liabilitas dilakukan dengan menggunakan ban-tuan aplikasi statistik untuk menghitung nilaialpha cronbach dari alat ukur yang digunakan.Menurut Arikunto (2009), apabila nilai alphacronbach yang didapat < 0,4 maka alat ukurdinyatakan memiliki reliabilitas yang rendah.Sebaliknya, apabila nilai alpha cronbach > 0,4maka alat ukur dinyatakan memiliki reliabilitasyang cukup. Hasil perhitungan menunjukkannilai alpha cronbach sebesar 0,669, sehingga da-pat disimpulkan alat ukur reliabel.

Uji validitas dilakukan untuk mengetahuiapakah alat ukur yang digunakan (dalam hal

163

Indonesia Statistical Analysis Conference 2013

Tabel 4. Nilai AESDQ standar dan IG standar (lanjutan)

No Std AESDQ Std IG A6 -1.36 -0.41

A7 0.52 0.61

A8 -0.98 1.47

A9 0.02 0.48

A10 0.14 0.37

A11 1.45 0.42

A12 1.23 -1.67

A13 1.34 -0.52

A14 1.19 0.58

A15 -0.32 -1.70

A16 0.07 -0.33

A17 1.06 0.34

A18 -1.19 0.56

A19 -1.40 -0.38

A20 -0.10 -1.45

A21 0.69 0.44

A22 -0.66 0.50 Matriks IGA untuk Rumah Makan X dapat

dilihat pada Gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Matriks IGA untuk Rumah Makan X

Analisis dan Usulan IGA merekomendasikan untuk memberikan

fokus perhatian pada kuadran I. Kuadran pertama merupakan kuadran dengan nilai std IG yang besar yang mengindikasikan bahwa atribut pada kuadran tersebut memiliki peluang besar untuk diperbaiki. Kuadran pertama juga memiliki nilai AESDQ yang besar yang mengindikasikan bahwa apabila kelompok atribut tersebut memiliki performansi yang rendah, konsumen akan merasa tidak puas.

Atribut-atribut yang terletak pada kuadran kedua harus tetap dipertahankan tingkat

performansinya agar jangan menurun sehingga atribut-atribut pada kuadran ini tidak perlu diperbaiki lebih lanjut. Atribut-atribut pada kuadran ketiga harus dievaluasi lebih dalam agar sumber daya yang dikeluarkan pada atribut ini tidak berlebihan. Kelompok atribut pada kuadran keempat merupakan kelompok atribut yang sama seperti kuadran pertama, memiliki peluang yang besar untuk diperbaiki walaupun sebenarnya apabila performansi kelompok atribut ini kurang baik tidak akan membuat konsumen merasa kecewa.

BerdasarkanMatriks IGA, atribut yang memiliki peluang perbaikan terbesar dan layak dijadikan prioritas utama adalah atribut citarasa makanan (A1), kejelasan informasi harga makanan (A4), ketersediaan makanan prasmanan (A7), lokasi rumah makan (A9), keramahan dan kesopanan karyawan (A10), kesegaran tampilan makanan (A11), porsi makanan (A14), waktu mengantri (A17) dan kecepatan pelayanan (A21). Prioritas berikutnya diberikan kepada 3 atribut berikut yaitu luas tempat parkir (A12), variasi makanan (A13) dan kejelasan tampilan menu (A16).

Usulan-usulan perbaikan yang diajukan untuk Rumah Makan X adalahsebagai berikut: 1. Citarasa makanan (A1)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan, diketahui bahwa kebanyakan konsumen menilai citarasa makanan Rumah Makan X dibandingkan dengan makanan rumah makan non vegetarian. Penilaian konsumen akan citarasa makanan menjadi tinggi dan menyebabkan citarasa makanan di Rumah Makan X berkurang. Usulan perbaikan untuk atribut ini yaitu meletakkan display kesehatan pada setiap meja makan, membagikan flyer mengenai Rumah Makan X, serta meletakkan media informasi elektronik pada tempat yang strategis.

2. Kejelasan informasi harga makanan (A4) Kurangnya informasi harga makanan baik ala carte maupun prasmanan membuat konsumen bingung dalam penentuan harga makanan Rumah Makan X. Oleh karena itu beberapa usulan yaitu menempel tulisan harga makanan pada display makanan prasmanan, membagi makanan prasmanan ke dalam kelompok harga makanan, serta menaruh menu alacarte pada lini antrian dan meja makan.

3. Ketersediaan makanan prasmanan (A7) Makanan prasmanan seringkali habis dan tidak diganti dengan makanan baru untuk

Gambar 2: Matriks IGA untuk Rumah Makan X

ini yaitu kuesioner penelitian yang digunakan)tepat atau tidak untuk mengukur variabel-variabel yang akan diukur. Uji validitas yangdilakukan merupakan uji validitas prediktif de-ngan menggunakan bantuan aplikasi statistikuntuk menghitung nilai korelasi antara nilai bu-tir atribut ke-1 sampai dengan ke-22 dengan ni-lai butir keseluruhan yang dinilai responden.Selanjutnya nilai korelasi tersebut dibandingkandengan nilai korelasi Pearson untuk masing-masing atribut. Apabila nilai korelasi seluruhatribut lebih besar dari nilai korelasi Pearson,maka seluruh atribut dinyatakan valid, sedan-gkan apabila ada satu atau lebih nilai kore-lasi atribut yang lebih kecil dari nilai kore-lasi Pearson, maka atribut tersebut dinyatakantidak valid sehingga alat ukur juga tidak valid.Dengan menggunakan tingkat signifikansi (α)5% untuk uji dua arah dengan jumlah sam-pel sebesar 125, nilai korelasi Pearson yang di-gunakan yaitu 0,1757. Hasil pengujian meny-atakan bahwa seluruh atribut valid, seperti tam-pak pada Tabel 2.

4 Improvement Gap RumahMakan X

Rekapitulasi nilai AESFQ, AESDQ, ACS dan IGRumah Makan X dapat dilihat pada Tabel 3.

Untuk membuat matriks IGA, nilai AESDQdan IG distandarisasi terlebih dahulu menggu-nakan Persamaan5 dan 6.

Nilai AESDQ standar dan IG standar dapatdilihat pada Tabel 4 berikut ini. Matriks IGAuntuk Rumah Makan X dapat dilihat pada Gam-bar 2 berikut ini.

5 Analisis dan Usulan

IGA merekomendasikan untuk memberikanfokus perhatian pada kuadran I. Kuadran per-tama merupakan kuadran dengan nilai stdIG yang besar yang mengindikasikan bahwaatribut pada kuadran tersebut memiliki pelu-ang besar untuk diperbaiki. Kuadran per-tama juga memiliki nilai AESDQ yang besaryang mengindikasikan bahwa apabila kelom-pok atribut tersebut memiliki performansi yangrendah, konsumen akan merasa tidak puas.

Atribut-atribut yang terletak pada kuadrankedua harus tetap dipertahankan tingkat per-formansinya agar jangan menurun sehinggaatribut-atribut pada kuadran ini tidak perludiperbaiki lebih lanjut. Atribut-atribut padakuadran ketiga harus dievaluasi lebih dalamagar sumber daya yang dikeluarkan padaatribut ini tidak berlebihan. Kelompok atributpada kuadran keempat merupakan kelompokatribut yang sama seperti kuadran pertama,memiliki peluang yang besar untuk diper-baiki walaupun sebenarnya apabila performansikelompok atribut ini kurang baik tidak akanmembuat konsumen merasa kecewa.

BerdasarkanMatriks IGA, atribut yangmemiliki peluang perbaikan terbesar danlayak dijadikan prioritas utama adalah atributcitarasa makanan (A1), kejelasan informasiharga makanan (A4), ketersediaan makananprasmanan (A7), lokasi rumah makan (A9),keramahan dan kesopanan karyawan (A10),kesegaran tampilan makanan (A11), porsimakanan (A14), waktu mengantri (A17) dan ke-cepatan pelayanan (A21). Prioritas berikutnyadiberikan kepada 3 atribut berikut yaitu luastempat parkir (A12), variasi makanan (A13) dankejelasan tampilan menu (A16). Usulan-usulanperbaikan yang diajukan untuk Rumah MakanX adalahsebagai berikut:

1. Citarasa makanan (A1)Berdasarkan wawancara yang dilakukan,diketahui bahwa kebanyakan konsumenmenilai citarasa makanan Rumah MakanX dibandingkan dengan makanan rumahmakan non vegetarian. Penilaian kon-sumen akan citarasa makanan menjaditinggi dan menyebabkan citarasa makanandi Rumah Makan X berkurang. Usulan per-baikan untuk atribut ini yaitu meletakkandisplay kesehatan pada setiap meja makan,membagikan flyer mengenai Rumah MakanX, serta meletakkan media informasi elek-tronik pada tempat yang strategis.

2. Kejelasan informasi harga makanan (A4)

164

Analisis Output Standar Berdasarkan Pengukuran Waktu Untuk Menentukan Pemberian InsentifPekerja

Tabel 2: Pengujian Validitas

Atribut Korelasi Pearson Korelasi Hitung KesimpulanA1 0,1757 0,464 ValidA2 0,1757 0,262 ValidA3 0,1757 0,264 ValidA4 0,1757 0,398 ValidA5 0,1757 0,338 ValidA6 0,1757 0,383 ValidA7 0,1757 0,376 ValidA8 0,1757 0,503 ValidA9 0,1757 0,28 Valid

A10 0,1757 0,249 ValidA11 0,1757 0,364 Valid

Tabel 3: Pengujian Validitas (lanjutan)

Atribut Korelasi Pearson Korelasi Hitung KesimpulanA12 0,1757 0,385 ValidA13 0,1757 0,321 ValidA14 0,1757 0,232 ValidA15 0,1757 0,199 ValidA16 0,1757 0,228 ValidA17 0,1757 0,386 ValidA18 0,1757 0,211 ValidA19 0,1757 0,243 ValidA20 0,1757 0,202 ValidA21 0,1757 0,194 ValidA22 0,1757 0,282 Valid

Kurangnya informasi harga makanan baikala carte maupun prasmanan membuat kon-sumen bingung dalam penentuan hargamakanan Rumah Makan X. Oleh karena itubeberapa usulan yaitu menempel tulisanharga makanan pada display makanan pras-manan, membagi makanan prasmanan kedalam kelompok harga makanan, sertamenaruh menu alacarte pada lini antriandan meja makan.

3. Ketersediaan makanan prasmanan (A7)Makanan prasmanan seringkali habis dantidak diganti dengan makanan baru un-tuk waktu yang lama. Hal ini disebabkankarena jadwal pengisian makanan rumahmakan yang memiliki rentang terlalu lamayaitu pada siang hari dan sore menjelangmalam hari. Untuk mengatasi hal tersebut,usulan yang diusulkan yaitu dengan selalumemasak kembali langsung makanan pras-manan yang sudah akan habis sehinggamakanan prasmanan akan terus tersedia.

4. Lokasi rumah makan (A9)Rumah Makan X yang terletak dekat de-ngan mall Istana Plaza membuat jalur lalu

lintas di sekitar rumah makan menjadi ser-ing padat dan membuat konsumen ke-sulitan apabila ingin mengunjungi rumahmakan. Lokasi rumah makan yang ter-lalu jauh dengan konsumen juga membuatlokasinya sulit dijangkau. Untuk mengatasihal tersebut, usulan yang diberikan yaitumembuat cabang baru rumah makan danmembuat jasa pelayanan antar (deliveryser-vice)

5. Keramahan dan kesopanan karyawan(A10)Pihak Rumah Makan X pernah menerimabeberapa kritik mengenai keramahankaryawannya. Oleh sebab itu, pihak rumahmakan menegur karyawan-karyawannyaagar selalu ramah dan melakukan per-gantian beberapa karyawan. Setelah haltersebut dilakukan, keluhan mengenaikeramahan karyawan berkurang tetapiberdasarkan penelitian, ternyata keluhantersebut masih dirasakan oleh konsumen.Masih terdapat beberapa karyawan yangkurang ramah kepada konsumen. Usu-lan untuk mengatasi hal tersebut yaitumemberikan briefing 5S (Salam Senyum

165

Indonesia Statistical Analysis Conference 2013

Tabel 4: Rekapitulasi Nilai AESFQ, AESDQ,ACS dan IG Rumah Makan X

No AESFQ AESDQ ACS IGA1 3.00 -3.00 0.23 2.77A2 0.98 -1.08 1.31 -0.34A3 2.41 -2.51 1.22 1.19A4 1.10 -2.57 -1.57 2.66A5 2.51 -2.42 2.70 -0.19A6 2.50 -2.04 2.65 -0.14A7 2.07 -2.56 -0.31 2.38A8 3.00 -3.00 2.63 0.37A9 2.52 -2.50 0.82 1.70A10 2.50 -2.44 0.63 1.86A11 2.55 -2.46 -1.07 3.62A12 2.04 -1.40 -1.29 3.33A13 2.46 -1.98 -1.02 3.48A14 2.48 -2.54 -0.80 3.28A15 1.41 -1.38 0.15 1.26A16 0.95 -2.08 -0.82 1.78A17 3.00 -2.42 -0.10 3.10A18 2.49 -2.54 2.41 0.08A19 1.65 -2.06 1.85 -0.20A20 1.37 -1.51 -0.18 1.55A21 3.00 -2.47 0.39 2.61A22 1.74 -2.50 0.95 0.79

Tabel 5: Nilai AESDQ standar dan IG standar

No Std AESDQ Std IGA1 0.81 1.47A2 -1.50 -2.30A3 -0.36 0.52A4 0.73 0.63A5 -1.39 0.34

Sapa Sopan Santun) kepada karyawan,menempelkan pin kepada karyawan yangbertuliskan Karyawan Murah Senyum,serta membuat poster yang berisikanmakanan gratis jika karyawan tidaktersenyum saat melayani.

6. Kesegaran tampilan makanan (A11)Makanan prasmanan yang disajikanterutama karena makanan Rumah MakanX merupakan makanan vegetarian memi-liki tingkat kesegaran yang akan cepatberkurang apabila didiamkan terlalu lama.Waktu pengisian makanan yang terlalulama membuat makanan prasmanan tam-pak tidak segar dan mengurangi nafsumakan konsumen. Untuk mengatasi haltersebut, pihak rumah makan dapat me-ngurangi porsi makanan prasmanan yangdisajikan sehingga makanan cepat habisdan kemudian dapat dimasak kembali agar

Tabel 6: Nilai AESDQ standar dan IG standar(lanjutan)

No Std AESDQ Std IGA6 -1.36 -0.41A7 0.52 0.61A8 -0.98 1.47A9 0.02 0.48A10 0.14 0.37A11 1.45 0.42A12 1.23 -1.67A13 1.34 -0.52A14 1.19 0.58A15 -0.32 -1.70A16 0.07 -0.33A17 1.06 0.34A18 -1.19 0.56A19 -1.40 -0.38A20 -0.10 -1.45A21 0.69 0.44A22 -0.66 0.50

terlihat segar.

7. Luas tempat parkir (A12)Tempat parkir yang dimiliki RumahMakan X tergolong cukup sempit sehinggamenyulitkan konsumen yang membawakendaraan pribadinya. Apabila tempatparkir sedang penuh, konsumen terpaksamemarkirkan kendaraan pribadi merekadi sepanjang jalan raya. Usulan yangdiberikan yaitu bekerja sama dengantetangga Rumah Makan X dalam haltempat parkir.

8. Variasi makanan (A13)Makanan prasmanan dan ala carte yangdisajikan rumah makan selalu sama ke-banyakan harinya sehingga dianggap ku-rang kreatif oleh konsumen. Konsumenmerasa bosan dengan makanan yang tidakbervariasi. Oleh sebab itu, pihak rumahmakan dapat merotasi makanan prasmananyang disajikan sehingga makanan yang di-tampilkan akan selalu berbeda, serta mem-berikan pelatihan kepada koki agar kokimemiliki variasi menu yang lebih beragamlagi.

9. Porsi makanan (A14)Porsi makanan cenderung bergantungkepada jenis kelamin dan ukuran fisikseseorang. Konsumen dengan jenis ke-lamin laki-laki dan memiliki fisik yangbesar cenderung makan dengan porsiyang lebih banyak dibanding perempuan.

166

Analisis Output Standar Berdasarkan Pengukuran Waktu Untuk Menentukan Pemberian InsentifPekerja

Untuk mengatasi hal tersebut, pihakrumah makan dapat menambah porsimakanan prasmanan yang diberikan de-ngan menambah biaya makanan juga danmemberikan kebebasan kepada konsumenuntuk mengambil makanan prasmanansendiri.

10. Kejelasan tampilan menu (A16)Menu ala carte yang dimiliki Rumah MakanX memiliki besar tulisan yang terlalu ke-cil dan sulit terbaca oleh konsumen. Kon-sumen menjadi kesulitan apabila inginmelihat menu tersebut. Untuk men-gatasinya, pihak rumah makan dapatmenaruh menu ala carte pada lini antriandan meja makan sehingga konsumen tidakkesulitan melihat menu tersebut.

11. Waktu mengantri (A17)Waktu mengantri yang lama pada liniantrian Rumah Makan X dapat dise-babkan karena waktu proses pembayarandi kasir yang kadang terlalu lama, pemi-lihan makanan oleh konsumen yang ter-lalu lama, atau bahkan karena makananprasmanan sering habis sehingga hanyadibuka 1 lini antrian saja. Untuk meng-atasi hal tersebut, pihak rumah makandapat memasak kembali makanan pras-manan yang telah habis agar lini antriandapat terus terbuka 2 antrian, penempatan2 kasir pada 1 lini antrian, memberikantraining batas waktu melayani kepadakasir, serta menempatkan karyawan yangmenawarkan makanan ringan di depanpintu rumah makan ke lini antrian.

12. Kecepatan pelayanan (A21)Berdasarkan beberapa wawancara yang di-lakukan, kecepatan pelayanan yang ku-rang dirasakan konsumen terutama padabagian kasir makanan prasmanan. Kasirkurang terlatih dalam melayani konsumensehingga kecepatan pelayanan keseluruhanberkurang. Untuk mengatasi hal tersebut,pihak rumah makan dapat menempatkan 2kasir pada 1 lini antrian dan memberikantraining batas waktu melayani pada kasir.

6 Kesimpulan

Berdasarkan matriks IGA, terdapat 9 atributyang memiliki peluang perbaikan terbesar danlayak dijadikan prioritas utama, yaitu atributcitarasa makanan (A1), kejelasan informasiharga makanan (A4), ketersediaan makanan

prasmanan (A7), lokasi rumah makan (A9),keramahan dan kesopanan karyawan (A10),kesegaran tampilan makanan (A11), porsimakanan (A14), waktu mengantri (A17) dan ke-cepatan pelayanan (A21). Prioritas berikutnyadiberikan kepada 3 atribut berikut yaitu luastempat parkir (A12), variasi makanan (A13) dankejelasan tampilan menu (A16).

Usulan perbaikan yang diajukan un-tukRumah Makan Xagar dapat meningkatkankepuasan konsumennya yaitu membagikanflyer rumah makan, meletakkan media elek-tronik dengan strategis, membagi kelompokharga makanan, menaruh menu ala carte padalini antrian, memasak kembali makanan yangakan habis, membuat cabang baru, memberikanbriefing 5S, mengurangi porsi makanan yangdisajikan, bekerja sama dengan tetangga un-tuk tempat parkir, merotasi makanan yangdisajikan, menambah porsi makanan yangdiberikan, memberikan training kepada kasir,serta menempatkan karyawan makanan ringanpada lini antrian.

Pengembangan penelitian lebih lanjut dapatdilakukan dengan melakukan proses identi-fikasi atribut lebih mendalam. Proses anali-sis peluang perbaikan juga dapat dilakukan de-ngan mempertimbangkan kondisi pesaing.

Daftar Pustaka

Arikunto, S.(2009). Dasar-dasar Evaluasi Pen-didikan, Bumi Aksara, Jakarta.

Tontini, G. & Picolo, J.D. (2010). ImprovementGap Analysis. Managing Service Quality, Vol.20 ( 6), 565-584.

Tontini, G. and Silveira, A. (2007). Identificationof Satisfaction Attributes Using CompetitiveAnalysis of The Improvement Gap. Interna-tional Journal of Operations & Production Man-agement, Vol. 27 ( 5), 482-500.

167