dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

17
1 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI II DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN BARAT TANGGAL 15-19 MARET 2015 RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2014 – 2015 I. PENDAHULUAN A. DASAR KUNJUNGAN KERJA Kunjungan Kerja Reses Masa Persidangan ini adalah dalam rangka melaksanakan salah satu tugas dan fungsi Dewan, yaitu fungsi Pengawasan. Tim Kunjungan Kerja Komisi II DPR-RI ke Provinsi Kalimantan Barat berjumlah 16 orang Anggota, yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi II Dr. H. Wahidin Halim, M.Si (Fraksi Demokrat) Nama-nama anggota Tim Kunjungan Kerja Komisi II DPR RI ke Provinsi Kalimantan Barat selengkapnya adalah sebagai berikut: NO NO. ANGG NAMA KETERANGAN 1 A-440 Dr. H. Wahidin Halim, M.Si Ketua Tim/Wakil Ketua Komisi II DPR RI/F- Demokrat 2 A- 91 H. Mustafa Kamal, SS Wakil Ketua Komisi II DPR RI/F-PKS 3 A-182 Budiman Sudjatmiko, M.Sc, M. Phil Anggota/F-PDIP 4 A-193 Arif Wibowo Anggota/F-PDIP 5 A-140 H. KRH. Hendry Yosodiningrat Anggota/F-PDIP 6 A-270 Drs. H.A. Mujib Rohmat Anggota/F-PG 7 A-319 Hj. Enny Anggraeny Anwar Anggota/F-PG 8 A-357 H. Bambang Riyanto, SH., MH., M.Si Anggota/F-Gerindra 9 A-328 Suasana Dachi Anggota/F-Gerindra 10 A-448 E.E. Mangindaan Anggota/F-PD 11 A-498 H. Sukiman, S.Pd., MM Anggota/F-PAN 12 A-483 Ammy Amalia Fatma Surya, SH., M.Kn Anggota/F-PAN 13 A- 80 Dr. Zainul Arifin Noor, SE. MM Anggota/F-PKB 14 A-123 Muhammad Yudi Kotouky Anggota/F-PKS 15 A-520 KH. Asep Ahmad Maosul Affandy Anggota/F-PPP 16 A- 29 H. Syarif Abdullah Al Kadrie, SH., MH Anggota/F-Nasdem

Upload: phamnga

Post on 12-Jan-2017

235 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

1

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN KERJA KOMISI II DPR RI

KE PROVINSI KALIMANTAN BARAT TANGGAL 15-19 MARET 2015

RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2014 – 2015 I. PENDAHULUAN

A. DASAR KUNJUNGAN KERJA

Kunjungan Kerja Reses Masa Persidangan ini adalah dalam rangka melaksanakan salah satu tugas dan fungsi Dewan, yaitu fungsi Pengawasan. Tim Kunjungan Kerja Komisi II DPR-RI ke Provinsi Kalimantan Barat berjumlah 16 orang Anggota, yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi II Dr. H. Wahidin Halim, M.Si (Fraksi Demokrat) Nama-nama anggota Tim Kunjungan Kerja Komisi II DPR RI ke Provinsi Kalimantan Barat selengkapnya adalah sebagai berikut:

NO NO. ANGG NAMA KETERANGAN 1 A-440 Dr. H. Wahidin Halim, M.Si Ketua Tim/Wakil Ketua

Komisi II DPR RI/F-Demokrat

2 A-91 H. Mustafa Kamal, SS Wakil Ketua Komisi II DPR RI/F-PKS

3 A-182 Budiman Sudjatmiko, M.Sc, M. Phil Anggota/F-PDIP 4 A-193 Arif Wibowo Anggota/F-PDIP 5 A-140 H. KRH. Hendry Yosodiningrat Anggota/F-PDIP 6 A-270 Drs. H.A. Mujib Rohmat Anggota/F-PG 7 A-319 Hj. Enny Anggraeny Anwar Anggota/F-PG 8 A-357 H. Bambang Riyanto, SH., MH., M.Si Anggota/F-Gerindra 9 A-328 Suasana Dachi Anggota/F-Gerindra

10 A-448 E.E. Mangindaan Anggota/F-PD 11 A-498 H. Sukiman, S.Pd., MM Anggota/F-PAN 12 A-483 Ammy Amalia Fatma Surya, SH., M.Kn Anggota/F-PAN 13 A-80 Dr. Zainul Arifin Noor, SE. MM Anggota/F-PKB 14 A-123 Muhammad Yudi Kotouky Anggota/F-PKS 15 A-520 KH. Asep Ahmad Maosul Affandy Anggota/F-PPP 16 A-29 H. Syarif Abdullah Al Kadrie, SH., MH Anggota/F-Nasdem

Page 2: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

2

Tim Kunjungan Kerja didampingi Staf Sekretariat Komisi II DPR-RI, Tenaga Ahli Komisi II DPR-RI, dan dari TV Parlemen DPR RI serta utusan-utusan dari beberapa Kementerian/Lembaga mitra kerja Komisi II DPR RI, yaitu Kementerian Dalam Negeri, Setneg, Setkab, KPU dan BPN.

B. RUANG LINGKUP

Pada kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Barat ini, Komisi II DPR RI mengadakan pertemuan dan dialog dengan Gubernur Provinsi Kalimantan Barat berserta jajarannya, Walikota Pontianak beserta jajarannya, Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Barat beserta jajarannya, Anggota KPU Provinsi/Kabupaten/Kota se-Provinsi Kalimantan Barat, Anggota Bawaslu di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.

Tujuan dari kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Barat kali ini adalah untuk menyerap aspirasi dan mendapatkan masukan terkait beberapa permasalahan yang menjadi lingkup kerja Komisi II DPR RI, yakni antara lain yang berkaitan dengan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah di wilayah Provinsi Kalimantan Barat, terutama yang berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan penyelenggaaraan pemerintahan daerah, persiapan pelaksanaan Pilkada serentak tahun 2015, penyelesaian Tenaga Honorer K-2 serta masalah-masalah pertanahan.

HASIL KUNJUNGAN KERJA A. PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Konflik pertanahan yang menjadi persoalan adalah masalah perkebunan ada pertentangan antara UU Perkebunan dimana rakyat bisa dapat 20-30% sementara pihak, plasma bisa diluar lokas yang sudah diberkan. Bupati kasih izin 10.000 ha, dari 10.000 yang bisa ditanam misal 7000, dari 10.000 dikeluarkan 30% tapi itu yang banyak tidak dilakukan. Kampung disekitar, masyarakat sendiri tidak dapat, skala manajer mandor didatangkan dari luar, pemprov sudah minta masyarakat sekitar diberdayakan dididik dilatih, banyak perusahaan yang sudah milik asing sudah go public manajer didatangkan dari luar. Tanah kebun kampung masyarakat masuk dalam kawasan Hutan Industri, Hutan Lindung, daerah seperti ini sebaiknya di inclave karena tidak akan bisa dibuat sertipikat tanah sementara mereka sudah lama tinggal disitu. Sampai saat ini permasalahan belum selesai.

Politik agraria belum berpihak kepada rakyat, masih pada pemodal, UU Agraria harus memilah mana daerah padat dan mana yang tidak padat. Tanah-tanah pertanian masih dikuasai oleh para pemilik modal. Harapan Pemprov bisa mengangkat masyarakat sekitar namun kenyataannya tidak dilakukan contoh diminta bikin sekolah tapi tidak dibikin. Dampaknya tingkat kesejahteraan masyarakat menurun sehingga bergantung pada pemerintah. Bank-bank juga tidak mau berpihak kepada petani.

Konflik tanah yang menyangkut tambang, ada persoalan tanahnya ada persoalan tambangnya.Penambangan tanpa izin berakibat pada masyarakat sendiri sehingga Pelaku lintas batas, harusnya tidak lagi ditangani secara tradisional. Mengenai perizinan masuk dalam wilayah pemerintah pusat. Pembangunan infrastruktur perbatasan diharapkan dapat teratasi, daerah Sri Tanjung Datok sampai Kaltara.

Di bidang pabean sudah diadakan pertemuan dengan negara-negara lain, baru-baru ini di Kuala Lumpur menyangkut angkutan darat perlabuhan.

Pemilihan kepala daerah, ada 7 mulai dari Sambas dipercepat, Bengkayang, Sekadau, Sintang, Kapuas Hulu, Melawi dan Sambas. Ada persoalan untuk membantu KPU Provinsi, KPU Kabupaten dan Bawaslu.

Page 3: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

3

Untuk pengamanan dan monitoring masih perlu bantuan dari Polda. Gubernur belum anggarkan untuk KPU Bawaslu, apakah benar menunggu dari pusat.

Mengenai Penyelenggaraan Pemeritahan Desa, mohon keterlibatan pemerintah pusat dalam rangka memberikan pemahaman tentang pegelolaan keuangan desa . Perkembangan desa tentang alokasi dana, Pemerintah Provinsi hanya numpang lewat tidak terlibat dalam pengelolaan.

Perbatasan bila dikelola dengan baik tidak abu-abu seperti sekarang, kalau bisa mengelola perbatasan seperti mengelola pelabuhan udara dan lau, komandonya hanya satu masing-masng mengkordinasikan dengan baik, Polisi Bea Cukai dan Imigrasi Pemeriksaan barang bagaiman, lintas batas nya dan karantina ada di satu komando, contoh di bandara Angkasa Pura yang atur. Kapuas Hulu, Sintang, Bengkayang, entikong. Di Badau ada pelakuan khusus dari Pemprov ekspor CPO menggunakan pelabuhan laut Malaysia yaitu Tanjung Manis .

Pelayanan publik hanya RS yang langsung berhadapan dengan rakyat, sedangkan izin-izin berkaitan dengan penanaman modal, semua perizinan instansi ditangani oleh pusat, operasi tanggungjawab tingkat Kab/Kota. Berkali-kali menyebut soal wilayah terkait dengan politik agraria ada pembatasan pemilikan tanah terutama dengan pemilikan tanah disamakan dengan daerah jawa daerah padat, mengingat luasnya wilayah Kalbar, mengapa di Kalbar tidak diberikan Hak Milik 10.000 ha untuk tanah-tanah pertanian dalam arti luas tidak hanya satu sektor, sehingga bisa mandiri di sektor pangan.

Merombak politik agraria tdk hanya memberi 2 ha tetapi bisa 10.000 ha jadi bank bisa menjamin dan hal seperti ini sudah terjadi di negara maju seperti New Zealand.

Mengenai DOB, Pemprov hanya meminta Badau dan Entikong dijadikan Daerah Otonomi Baru agar perbatasan dapat dikelola dengan baik. Perbatasan harusnya langsung dibawah Presiden jangan di bawah ‘badan’ sehingga Presiden bisa langsung memerintahkan terkait dengan pengelolaan perbatasan.

Narkoba bisa masuk di daerah perbatasan karena selama ini dibuat abu-abu, Pemprov meminta Komisi II agar dapat mempressure Presiden untuk mengelola wilayah perbatasan. Masih ada masalah di perbatasan yang belum clear. Mslh di Tanjung Datok, Camar Wulan Indonesia kehilangan 1499 ha, Tanjung Datok sekitar 20.000 ha.

KAPOLDA: Konflik Pertanahan: disampaing kepemilikan di luar areal perkebunan juga di daerah-daerah perkebunan, yang dilakukan menarik personil Polri untuk mengamankan perkebunan, sangat rawan karena bila ada konflik antara perusahaan perkebunan yang maju adalah anggota Polri, sehingga yang bentrok adalah masyarakat dngan Polri. Mendorong perusahaan perkebunan memiliki satpam. Polri beupaya agar jangan sampai anarkis dan memhami akar masalah, agak sulit meminta pemilik perkebunan untuk memiliki satpam karena pemilik perkebunan berat dalam penggajian.

Tanggal 26 januari: Satuan Tugas Anti Mafia Tanah, sejak Januari sudah 144 laporan sudah ditangani, sudah ditangani dengan mediasi, ada 10 berkas sudah diselesaikan dan sisanya masih dilakukan penyelidikan apakah pidana atau bukan. Narkoba yang masuk dari Kalbar ke Kalteng., PPLB Entikong pintu masuk semua produk, dan memungkinkan disisipkan narkoba, harus dihentikan dan tidak boleh lagi memasukkan barang kapasitas besar melalui PPLB, karena PPLB terbatas hanya untuk belanja 600 Rm saja. Disamping PPLB ada pintu masuk di jalan setapak yang jumlahnya luar biasa, 14 Polsek di wilayah perbatasan. Pengamanan Pilkada serentak, sudah siap , tidak jauh beda dengan Pileg dan Pilpres akan dipersiaapkan dengan baik dan sudah menjadi agenda kapolda.

Page 4: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

4

E KTP: Anggaran ditanggung Kemendagri tapi sampai skrg belum menerima kecuali 2014, tidak dapat digunakan keseluruhan kecuali hanya tinta ribbon, kepingan KTP yang diserahkan kemendagri segera dicetak dan dibagikan. Perekaman paling cepat. Blanko pengesahan anak, setelah ada perubahan nama sampai saat ini belum dapat. Anggaran tambahan belum sampai juga, dana 1 trilyun langsung ke Pemda bukan ke APBD, Pemprov Kalbar belum pemberitahuan juga belum. Yang belum e ktp sekitar 20% baru dalam pencetakan.

Kepala Kepegawaian Daerah: Terkait dengan K1 clear and clean, K 2 sudah disampaikan langsung oleh Sekda dan ke pegawai K2, secara umum tes CPNS tahun 2014 di Provinsi Kalbar tidak ada masalah, masalahnya adalah moratorium dari Kemenpan, pegawai propinsi 100 orang pensiun, untuk mencetak eselon 1 dan 2 bukan perkara mudah. Tgl 6 Maret PTT 733, minimal 5000 bidan di Kalbar 14 Kab/Kota. 733 akan di PHK, Menpan RB akan angkat yang baru, yang lama tidak jelas mau dikemanakan sementara yang lama sudah diketahui dedikasinya. PTT 9 tahun diberhentikan tapi pemerintah mengangkat lagi PTT, yang sdh PTT 3 tahun diangkat saja jadi PNS.

Gubernur tidak tahu CPNS yang diangkat dan yang tidak diangkat, Honorer K2 diselesaikan Desember 2015, K2 Kesehatan, Pendidikan dan Tenaga Teknis lainnya. Pensiun eselon 4c tidak perlu dittd presiden, karena terlalu lama gaji stop, pensiun dari taspen belum bisa cair. Eselon 2 kalau ada mutasi harus lapor ke pusat, Sekda open biding tidak ada yang mau daftar. Kayu Utara tidak ada yang mau melamar Kepala Dinas kesehatan. Daerah tidak mempunyai kewenangan semua ada di pusat.

Bupati Sintang Pelayanan Publik pelayanan satu pintu dan sdh ada SOP nya kemudahan, ketepatan dan kecepatan tewujud. E KTP belum jadi sementara perekaman sudah berbulan-bulan. Memperbesar server, sistem jemput bola karena masyarakat kalau tidak didatangi tidak akan datang. UU Desa sudah lakukan rapat khusus utk Kepala Desa rapat untuk menjalani perubahan ini. Konflik pertanahan soal perkebunan, pembagian plasma dan inti, minimal 1 keluarga 6 ha baru bisa sejahtera dan tidak terjadi konflik.

Berbatasan langsung dengan Malaysia, 51% kawasan hutan lindung, penduduk 230.000. 3 juta, salah satu kab yang belum melaksanakan pemekaran. Perbatasan bila ada masalah selalu disalahkan Bupati, bila ada surat Pemkab tidak dapat tembusan.

B. KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Kelembagaan Jumlah seluruh PNS di lingkungan Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Barat seluruhnya 507 orang sebagaimana Tabel Komposisi Tenaga Teknis dan Administratif terlampir. Secara ringkas komposisi PNS tersebut, sebagai berikut : 1. Pejabat Struktural : 243 2. Petugas Teknis Pengukuran : 61 3. Petugas Teknis Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah : 22 4. Petugas Teknis Pengaturan Penataan Pertanahan : 8 5. Petugas Teknis Pengendalian Pemberdayaan Masy. : 4 6. Petugas Teknis Sengketa, Konflik dan Perkara : 4 7. Petugas Administrasi Umum : 157 8. Tugas Belajar : 8

Page 5: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

5

Dari data tersebut terlihat jumlah tenaga teknis sangat minim. Sebagai contoh, petugas ukur hanya 61 orang. Dari jumlah 61 orang tersebut 20 orang diantaranya sudah tidak sesuai dengan kompetensi karena faktor usia dan keterbatasan penguasaan teknologi yang berkembang pesat seperti saat ini. Pada tahun 2016, 20 orang petugas ukur tersebut akan memasuki masa pensiun. Tenaga honorer di lingkungan Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 29 orang. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jumlah Sumberdaya Manusia di lingkungan Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Barat belum memadai. Sampai saat ini belum ada dampak yang berarti bagi Kanwil BPN Provinsi maupun Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota karena masih pada tahap perumusan kelembagaan / struktur organisasi pada tingkat eselon 2 ke bawah.

PNBP PNBP didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2010 dengan target penerimaan TA 2014 sebesar Rp. 59.787.877.000,- (Lima puluh Sembilan miliar tujuh ratus delapan puluh tujuh juta delapan ratus tujuh puluh tujuh ribu rupiah). Dari target tersebut realisasi penerimaan PNBP sebesar Rp 55.253.348.882,- (lima puluh lima miliar dua ratus lima puluh tiga juta tiga ratus empat puluh delapan ribu delapan ratus delapan puluh dua rupiah) atau 92,42 %. Kegiatan yang berkontribusi terhadap PNBP, meliputi : 1. Pelayanan Survei, Pengukuran dan Pemetaan 2. Pelayanan Pemeriksaan Tanah A dan B 3. Pelayanan Pertimbangan Teknis Pertanahan 4. Pelayanan Pendaftaran Tanah 5. Pelayanan Informasi Pertanahan. Selain daripada PNBP tersebut, Badan Pertanahan Nasional juga turut berkontribusi terhadap penerimaan Negara berupa BPHTB dan Pajak Penghasilan atas Pengalihan Hak Atas Tanah. BPHTB yang dikenakan kepada perorangan atau badan hukum yang memperoleh tanah sepanjang tahun 2014 sebesar Rp. 149.056.654.937,- (seratus empat puluh sembilan miliar lima puluh enam juta enam ratus lima puluh empat ribu sembilan ratus tiga puluh tujuh rupiah). PPh yang dikenakan kepada perseorangan dan badan hukum yang mengalihkan hak atas tanah pada tahun 2014 sebesar Rp. 133.280.566.741,- (Seratus tiga puluh tiga miliar dua ratus delapan puluh juta lima ratus enam puluh enam ribu tujuh ratus empat puluh satu rupiah). Nilai tambah ekonomi dari sektor pertanahan melalui pembebanan hak atas tanah dengan Hak Tanggungan selama tahun 2014 sebesar Rp. 11.204.025.694.884,- (sebelas triliun dua ratus empat miliar dua puluh lima juta enam ratus sembilan puluh empat ribu delapan ratus delapan puluh empat rupiah).

KASUS PERTANAHAN Sengketa dan Konflik Pertanahan yang terdaftar di Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Barat sampai dengan tahun 2014 sebanyak 63 Kasus. Dari jumlah tersebut, 51 kasus diantaranya telah diselesaikan dan yang masih dalam proses penyelesaian 12 kasus. Sampai dengan 13 Maret 2015, kasus baru yang masuk sebanyak 36 kasus sehingga jumlah kasus yang ditangani sampai saat ini sebanyak 48 kasus. Berdasarkan hasil rekapitulasi, perkara pertanahan yang masuk di lingkungan Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 134 kasus, terdiri dari perkara perdata sebanyak 71 kasus dan Tata Usaha Negara sebanyak 63 kasus. Penanganan kasus terbanyak di Kantor Pertanahan Kubu Raya sebanyak 19 kasus, di Kantor Pertanahan Kota Pontianak sebanyak 12 kasus, disusul Kantor Pertanahan Kota Singkawang sebanyak 11 kasus dan Kantor Pertanahan Kabupaten Ketapang sebanyak 8 kasus. Sisanya tersebar di semua kantor pertanahan. Hambatan yang dialami dalam penanganan kasus yang terjadi : 1. Keterbatasan SDM

Kepala seksi SKP yang terisi 14 orang sedangkan yang belum terisi sebanyak 2 orang yaitu 1 di kantor wilayah dan 1 orang di Kantah Kab. Sambas.

Page 6: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

6

Kasubsi SKP yang terisi sebanyak 6 orang sedangkan yang masih kosong sebanyak 22 orang. Berdasarkan hal tersebut sangat mendesak untuk dilakukan rekrutmen PNS yang berlatar belakang pendidikan Sarjana Hukum. Dari jumlah yang ada masih perlu peningkatan kualitas melalui pendidikan dan pelatihan, misalnya diklat kuasa hukum dan atau diklat penyidik PNS.

2. Keterbatasan Data / warkah /Peta Ruang penyimpanan arsip di Kantah sangat terbatas sehingga penyimpanan warkah tidak tertib. Akibatnya pada saat diperlukan dalam rangka penanganan kasus, warkah yang dibutuhkan sulit ditemukan. Oleh karena itu perlu untuk diupayakan pembangunan gedung arsip di setiap satker dan pengembangan sistem penyimpanan arsip/warkah.

3. Peta yang diterbitkan sebelum tahun 2000an masih menggunakan koordinat lokal dan tidak memiliki koordinat bahkan sertipikat tahun 70 dan 80an tidak dipetakan sehingga rawan terjadinya kasus tumpang tindih sertipikat, dan atau sulit dalam melakukan rekonstruksi batas. Untuk itu sangat penting untuk pengembangan Geo KKP dan Pemetaan Index Grafis.

Kasus yang sangat pelik dan tidak mudah untuk diselesaikan antara lain 1. Tumpang tindih sertipikat tanah 2. Sengketa perorangan (baik yang sudah bersertipikat maupun yang belum) dengan Perusahaan

Perkebunan (baik yang sudah HGU maupun yang belum) 3. Sengketa perusahaan perkebunan dengan pemilik tanah di areal transmigrasi. 4. Penanganan asset tanah milik pengungsi pasca kerusuhan yang terjadi di Landak, Sanggau dan

Sambas yang saat ini dikuasai oleh masyarakat setempat. 5. Penerbitan SKT dan atau Surat Pernyataan (penguasaan tanah) oleh Kepala Desa yang belum

diadministrasikan dengan baik. Penyelesaian kasus-kasus tersebut dilakukan secara parsial, yaitu penyelesaian dilakukan kasus per kasus. Di sisi lain sedang dirintis kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1. melakukan pemetaan index grafis bagi sertipikat-sertipikat yang belum terpetakan atau peta dengan

koordinat lokal ke dalam satu peta dengan referensi geografis yang sama yaitu referensi nasional TM 3˚.

2. Bekerjasama dengan Dinas Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat untuk melakukan inventarisasi areal-areal transmigrasi di Provinsi Kalimantan Barat.

3. Inventarisasi asset pengungsi. 4. Penyuluhan kepada Kepala Desa dalam berbagai kesempatan.

Prona Target PRONA pada tahun anggaran 2014 sebanyak 11.000 bidang dengan anggaran Rp. 5.500.000.000,- Realisasi sebanyak 10.667 bidang atau 96,98 %, sedangkan anggaran yang terserap sebesar Rp. 5.250.392.942,- atau 95,46 %.

Kendala yang sering dihadapi antara lain : a. Peserta program tidak memiliki dokumen kepemilikan tanahnya. b. Adanya sengketa terhadap obyek bidang tanah yang dimohon haknya. c. Masuk dalam kawasan hutan.

Kegiatan Legalisasi Aset Lintas Sektor meliputi UKM, Tanah Petani, Trasmigrasi, nelayan dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah disajikan dalam tabel dibawah ini.

Page 7: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

7

Target dan Realisasi Program Strategis Legalisasi Asset Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Barat

TA 2014

Realisasi kegiatan legalisasi asset Lintas Sektor meliputi Nelayan (74,57 %) dan UKM (82,55 %). Kendala yang sering dihadapi, antara lain : 1. Data yang disampaikan oleh dinas/instansi terkait ternyata tidak melalui verifikasi terlebih dahulu,

mengenai kepastian subyek dan obyeknya di lapangan, sosialisasi tentang teknis pelaksanaannya (Misalnya memasang tanda batas, persetujuan pemilik tanah yang bersebelahan, rintisan garis pengukuran dsb) dan dokumen kepemilikan yang perlu dipersiapkan. Akibatnya petugas lapangan harus melacak sendiri subyek dan obyek di lapangan. Hal ini tentu memakan waktu yang cukup lama.

2. Adanya sengketa kepemilikan tanah. 3. Obyek merupakan harta warisan yang belum dibagi. 4. Tidak memiliki dokumen kepemilikan. 5. Petugas instansi terkait tidak bersedia mendampingi petugas BPN dengan alasan tidak ada anggaran

untuk itu.

Larasita Jumlah pelayanan melalui larasita sejak tahun 2012 sampai dengan 2014 sebanyak 802 pelayanan dengan perincian sebagai berikut : 1. Pendaftaran tanah pertama kali : 238 2. Perubahan Hak : 3 3. Pemecahan sertipikat : 14 4. Peralihan Hak : 31 5. Pengecekan sertipikat : 102 6. Roya : 12 7. SKPT : 12 8. Hak Tanggungan : 3 9. Penyuluhan : 387 Untuk lebih rinci dapat dilihat pada tabel rekapitulasi bidang tanah yang dilayani dengan larasita. Kendaraan larasita yang tersedia berupa mobil sebanyak 14 buah dan motor sebanyak 27 buah, dengan perincian sesuai tabel berikut :

Tabel Kendaraan Larasita

Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Barat Sampai dengan TA. 2014

No Kabupaten/Kota Mobil Kondisi Motor Kondisi 1. Kota Pontianak 1 Baik 2 Baik

NO JENIS KEGIATAN TARGET RALISASI

KET Fisik Keuangan Fisik % Keuangan %

1 PRONA 11.000 5.500.000.000 10.667 96,98 5.250.392.942 95,46 2 REDISTRIBUSI TANAH 8.000 6.000.000.000 7.999 99,99 5.334.754.191 88,92 3 SERTIPIKASI NELAYAN 600 300.000.000 466 74,34 223.714.920 74,57 4 SERTIPIKASI UKM 400 200.000.000 339 84,75 165.099.900 82,55 5 SERTIPIKASI BMN 200 238.800.000 174 87,00 183.511.029 77,00 6 KONSOLIDASI TANAH 600 660.000.000 600 100 655.050.000 99,25

JUMLAH 20.800 12.898.800.000 19.207 97,24 11.812.522.982 91,58

Page 8: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

8

No Kabupaten/Kota Mobil Kondisi Motor Kondisi 2. Kab Pontianak 1 Baik 2 Baik 3. Kab Kubu Raya 1 Baik 2 Baik 4. Kota Singkawang 1 Rusak Ringan 2 Baik 5. Kab Bengkayang 1 Baik 2 Baik 6. Kab Sambas 1 Baik 1 Baik 7. Kab Landak 1 Baik 2 Baik 8. Kab Sanggau 1 Baik 2 Rusak Berat 9. Kab Sekadau 1 Baik 2 Baik

10. Kab Melawi 1 Baik 2 Baik 11. Kab Sintang 1 Baik 2 Baik 12. Kab Ketapang 1 Baik 2 Baik 13. Kab Kayong Utara 1 Baik 2 Baik 14. Kab Kapuas Hulu 1 Baik 2 Baik

Kendala yang dihadapi : a. Beberapa kantor pertanahan dapat dijangkau oleh masyarakat seperti Kantah Kota Singkawang

dan Kantah Kota Pontianak, sehingga permohonan melalui larasita relatif sedikit. b. Medan yang berat. Akses jalan dari satu desa ke desa lainnya relatif jauh dan kondisi jalan rusak

sehingga mobil larasita tidak bisa melaluinya. Di samping itu kabupaten mempunyai kondisi geografis yang terdiri dari perairan sehingga tidak dapat terjangkau oleh moda transportasi larasita.

c. Medan yang berat membuat biaya operasional larasita menjadi tinggi, sedangkan biaya operasional larasita hanya dianggarkan Rp. 8 Jt per tahun.

d. Masyarakat belum sadar akan pentingnya sertipikasi tanah. Masyarakat di lokasi tertentu lebih mengutamakan pergi ke kebun/ladang, atau menoreh karet.

e. Keterbatasan petugas untuk melayani larasita.

Usulan terkait larasita : a. Perlu dibuat perbedaan biaya operasional larasita dengan menggunakan peringkat kantor

pertanahan berdasarkan medan/kondisi geografis lokasi pelayanan larasita sbb: − Peringkat A, yaitu kantah dengan kondisi geografis yang sangat sulit atau mempunyai medan

berat. Biaya operasional dapat mencapai Rp. 50 Jt atau lebih per tahun. Contoh : kantah Kab. Sanggau, Melawi, Kapuas Hulu.

− Peringkat B, yaitu kantah dengan kondisi geografis atau medan yang cukup berat. Biaya operasional Rp. 25 Jt per tahun.

− Peringkat C, yaitu kantah dengan kondisi geografis yang tidak sulit. Biaya operasional cukup Rp. 10 Jt per tahun. Contoh: Kota Pontianak, Kota Singkawang.

(Untuk mendapatkan jumlah besaran biaya yg lebih rinci, dapat dilakukan penelitian lebih lanjut). b. Larasita dapat disinergikan dengan kegiatan lain yang dibiayai APBN. Misalnya, PRONA dan lintas

sektor sebagai unit pelaksana kegiatan penyuluhan pada kegiatan tsb. Tanah Terlantar: Berikut disampaikan ringkasan penanganan tanah terlantar yang dilaksanakan oleh Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Barat sejak tahun 2010 sampai dengan 2013, sebagai berikut : 1. Tanah yang diinventerisasi karena terindikasi terlantar sebanyak 43 SP seluas 147.216,92 Ha

tersebar di 11 Kabupaten/Kota. 2. Dari 43 SP tersebut telah diusulkan untuk ditetapkan sebagai tanah terlantar sebanyak 21 SP

seluas 84.429,409 Ha.

Page 9: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

9

No Nama Subyek Hak No. Hak Lokasi Luas (Ha) Luas

Terlantar (Ha)

1. PT. Kebun Aria 62 Kab. Landak 1.049,62 1.049,62

2. PT. Agrina Indah 1 Kab. Landak 591,58 591,58

3. PT. Wira Rivaco Mandum 2 Kab. Landak 3.602,5 1.138,58

4. PT. Melati Indah Kalbar 1 Kab. Landak 92,52 92,52

5. PT. Cemaru Lestari 3 & 4 Kab. Landak 6.429,37 5.043,37

6. PT. Purna Kahuripan 2 Kab. Landak 2.000 2.000

7. PT. Multi Harmoni 1 Kab.Pontianak 35,6195 35,6195

8. PT. Pinyuh Inti Utama 14 Kab.Pontianak 199,95 199,95

9. PT. Citra Tani Utama 1 Kab.Pontianak 100,43 100,43

10. PT. Wawasan Kebun Nusantara 3 Kab.Bengkayng 1.060 1.035

11. PT. Wirata Daya Bangun Bangun Persada 2 Kab.Bengkayag 14.335,884 6.488,098

12. PT. Parna Agromas 70 Kab. Sekadau 5.672,56 3.160,60

13. PT. Kalimantan Bina Permai 1 Kab. Sekadau 19.890 14.690

14. PT.BuanaMinerand Pratama 58 Kab. Kubu Raya 300,05 300,05

15. PT.Bumi Subur Lestari 6 Kab. Kubu Raya 2.300 2.300

16. PT. Sungai Deras Sejahtera 30 Kab. Sambas 55,84 17,29

17. PT. Pelita Bumi Karya Abadi 3 Kab. Sambas 84,8 84,8

18. PT. Kebun Ganda Prima 1 Kab. Sanggau 19.709,85 10.000

19. PT. Ayu Sawit Lestari 1 Kab. Ketapang 3.502,67 1.423

20. PT. Papan Estetika 1 Kab.Kapuas Hulu 3.000 3.000

21. PT. Barakah Kita Utama 5 Kab. Melawi 416,1655 416,1655

3. Dari 21 SP tersebut sebanyak 3 SP telah ditetapkan sebagai tanah terlantar. Tetapi 1 SP

diantaranya mengajukan gugatan PTUN dan dikabulkan oleh PTUN, sebagai berikut : a. HGU No. 58 Tahun 1995 atas nama PT. Buana Minerando Pratama, di Kabupaten Kubu

Raya, Luas 300,05 Ha, b. HGU No. 1 Tahun 1997 atas nama PT. Ayu Sawit Lestari, di Kab. Ketapang, Luas 3.502,67

Ha, Luas Terindikasi Terlantar 1.423 Ha. c. HGU No. 62 Tahun 1995 atas nama PT. Kebun Aria (kalah di PTUN).

Page 10: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

10

4. Setelah dilakukan ekspose di BPN RI 6 SP dikeluarkan dari data base tanah terindikasi terlantar, yaitu a. PT. Purna Kahuripan, di Kabupaten Landak, luas 2.000 Ha. (dikeluarkan dari data base) b. PT. Kapuas Satwika Prakarsa (HGU No. 1), di Kota Singkawang luas 20 Ha. (dikeluarkan dari

data base) c. PT. Kapuas Satwika Prakarsa (HGU No. 3), di Kota Singkawang luas 20 Ha. (dikeluarkan dari

data base) d. PT. Kapuas Satwika Prakarsa (HGU No. 5), di Kota Singkawang luas 20 Ha. (dikeluarkan dari

data base) e. PT. Dwi Setia Utama (HGU no. 1), di Kota Singkawang luas 240,7 Ha. (dikeluarkan dari data

base) f. PT. Ichtiar Gusti Pudi, di Kabupaten Landak, Luas 7739,37 Ha. (dikeluarkan dari data base)

Dalam rangka memastikan agar penguasaan dan pemilikan hak atas tanah digunakan dan dimanfaatkan sesuai dengan tujuan dan sifat pemberian hak atas tanahnya, langkah-langkah yang diambil antara lain: - Monitoring dilaksanakan minimal 3 tahun setelah diterbitkannya sertipikat Hak Guna Usaha. - Mekanisme Perijinan yaitu Ijin Peralihan dan atau Pelepasan Hak Guna Usaha dan Ijin Perubahan

Penggunaan Tanah.

Kendala yang dihadapi antara lain : - Sumberdaya Manusia yang terbatas. Sebagaimana dilihat pada tabel komposisi pegawai, tidak

ada tenaga teknis pengendalian dan pemberdayaan masyarakat. Dari Formasi Jabatan Kasubsi eselon 5 seksi pengendalian dan pemberdayaan masyarakat sebanyak 28 orang yang terisi hanya 8 orang yang terisi.

- Alamat perusahaan yang tidak jelas atau perusahaan yang bersangkutan sudah tidak ada lagi. - Biaya yang terbatas, sedangkan lokasi tanah yang diinventarisir sangat jauh dengan medan yang

berat.

Upaya yang dilakukan : - Tenaga teknis menggunakan tenaga teknis dari seksi lain dengan resiko terhambatnya kegiatan

seksi yang bersangkutan. Atau kegiatan inventarisasi dilakukan setelah tenaga teknis seksi yang lain telah selesai melaksanakan tugas fungsinya dengan resiko inventarisasi dilaksanakan pada akhir tahun anggaran dan kemungkinan besar tidak mencapai target yang telah ditetapkan.

- Alamat perusahaan bisa di dapat dengan berikirim surat kepada Kementerian Hukum dan HAM walaupun butuh waktu yang cukup lama.

- Karena keterbatasan biaya, maka inventarisasi hanya dilakukan pada lokasi yang mudah dijangkau.

Pergeseran fungsi dan peruntukan lahan Di Kalimantan Barat terdapat Pergeseran fungsi dan peruntukan lahan khususnya lahan –lahan pruduktif. Hal ini diakibatkan perkembangan kota yang semakin pesat dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, sehingga membutuhkan lahan-lahan baru untuk menunjang kebutuhan penduduk seperti pembangunan perumahan baru. Terkait dengan kebijakan dan strategi yang telah dan terus dilakukan oleh BPN untuk mempertahankan fungsi sesuai dengan peruntukannya yaitu dengan memberikan Pertimbangan Teknis Pertanahan dalam kaitannya dengan Izin Perubahan Penggunaan Tanah sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI Nomor 2 Tahun 2011. Pertimbangan tersebut memuat ketentuan dan syarat penggunaan dan pemanfaatan tanah, sebagai dasar pemberian izin kepada pemohon untuk melakukan perubahan penggunaan dan pemanfaatan tanahnya sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah.

Page 11: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

11

Luas Kawasan Hutan Luas Wilayah Provinsi Kalimantan Barat sekitar 14.680.700 Ha, sebagian besar merupakan kawasan hutan seluas 8.385.500,22 Ha atau 57,12% berdasarkan SK.733/Menhut-II/2014 tanggal 2 September 2014. Kawasan hutan tersebut dapat dirinci sebagaimana tabel di bawah ini.

C. PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

Profil Kota Pontianak

Terletak di lintasan garis khatulistiwa sehingga dijuluki sebagai “kota khatulistwa” atau “kota equator.” Sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Barat terdiri dari 6 kecamatan dan 29 kelurahan. Terdiri dari berbagai suku dan agama diantaranya: Melayu, Tionghoa, Jawa Madura, dan Bugis.

Visi dan Misi Kota Pontianak tahun 2015-2019

Visi: “Pontianak Kota Khatulistiwa berwawasan lingkungan, terdepan dalam kualitas sumberdaya manusia, prima dalam pelayanan publik, dan didukung dengan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih.”

Misi:

1. Meningkatkan kualitas SDM yang religius, cerdas, sehat, berbudaya, dan harmonis. 2. Menerapkan prinsip-prinsip good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

implementasi zona integritas melalui penetapan wilayah bebas korupsi di sekor pelayanan publik. 3. Meningkatkan sarana dan prasarana dasar perkotaan untuk mendukung pertumbuhan dan

perkembangan kota dan wilayah. 4. Mewujudkan tata ruang kota berwawasan lingkungan yang nyaman, aman, dan layak huni. 5. Menciptakan iklim usaha yang kondusif guna memacu pertumbuhan ekonomi kota yang berdaya

saing.

Penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Pontianak dari tahun 2009-2014

1. Pada tahun 2009 penghargaan yang diterima Pemerintah Kota Pontianak sebanyak 8 penghargaan yaitu 6 penghargaan nasional dan 2 penghargaan Provinsi Kalimantan Barat.

2. Pada tahun 2010 penghargaan yang diterima sebanyak 6 penghargaan dari pemerintah pusat.

No Kawasan Hutan SK 733 Luas (Ha) Keterangan1 Cagar Alam (CA) 153.788,74 2 Hutan Lindung (HL) 2.310.384,53 3 Hutan Produksi (HP) 2.125.525,05 4 Hutan Produksi Konversi (HPK) 197.714,87 5 Hutan Produksi Terbatas (HPT) 2.131.303,03 6 Taman Nasional (TN) 1.244.242 7 Taman Nasional Laut (TNL) 190.813,96 8 Taman Wisata Alam (TWA) 31.728

8.385.500,22 JUMLAH

TABEL LUAS KAWASAN HUTAN DI PROVINSI KALIMANTAN BARATBERDASARKAN SK.733/Menhut-II/2014 Tanggal 2 September 2014

Page 12: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

12

3. Pada tahun 2011 penghargaan yang diterima sebanyak 6 penghargaan dari pemerintah pusat dan 1 penghargaan dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.

4. Pada tahun 2012 penghargaan yang diterima sebanyak 17 terdiri dari 13 penghargaan nasional, 3 penghargaan provinsi, dan 1 penghargaan internasional.

5. Pada tahun 2013 penghargaan yang diterima sebanyak 7 penghargaan yang terdiri dari 4 penghargaan nasional, 3 penghargaan provinsi.

6. Pada tahun 2014 penghargaan yang diterima sebanyak 15 penghargaan yang terdiri dari 7 penghargaan nasional, dan 8 penghargaan provinsi.

Amanat UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

• Pemerintah Kota Pontianak telah mengeluarkan Peraturan Daerah No. 3 Tahun 2010 tentang Pelayanan Publik.

• Berdasarkan hasil monitoring pemerintah kota PTK dan tim Ombudsman RI seluruh SKPD yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak masuk dalam zona hijau (tingkat kepatuhan tinggi).

Jenis Perizinan

Jumlah keseluruhan layanan perizinan pada BP2T Kota Pontianak sampai dengan tahun 2013 sebanyak 29 jenis layanan. Tahun 2014 disederhanakan menjadi 18 jenis layanan, dengan layanan unggulan:

• SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) • TDP (Tanda Daftar Perusahaan)

Pelayanan Proaktif (jemput izin)

• Mulai operasional bulan Juni 2012 dan dilaksanakan pada hari sabtu. • Izin yang dilayani: SIUP, TDP, IUJK, dan IMB. Penertiban pararel (1 hari jadi). • Per Maret 2015 telah dilaksanakan 11 kali dengan lokasi: Pasar Cempaka (2 kali), PCC (2 kali),

Komplek Pontianak Mall (1 kali), Siantan (1 kali), dan Tanjung Hulu (1 kali), Hotel Queen (1 kali), Hotel kini (2 kali), Kantor Camat Tenggara (1 kali).

Inovasi Perizinan

1. Memberlakukan pemberian pengurangan retribusi izin gangguan sebesar 2% setiap hari keterlambatan dari tarif retribusi yang telah ditetapkan dan setinggi-tingginya 50% dari jumlah tarif retribusi, dalam hal penyelenggara tidak memberikan pelayanan sesuai dengan batas waktu pelayanan.

2. Memberikan pelayanan SIUP, TDP, dan IUJK 1 (satu) hari kerja. 3. Menyederhanakan jumlah pelayanan perizinan dari 29 jenis pelayanan menjadi 18 jenis pelayanan. 4. Menggratiskan 14 (empat belas) jenis retribusi pelayanan perizinan. 5. Melakukan pelayanan proaktif (jemput izin). 6. Pemberian barcode pada sertifikat izin.

Page 13: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

13

Inovasi Perizinan

1. Tracking System (mengetahui posisi izin melalui web). 2. Informasi tarif retribusi melalui web. 3. SMS gateway. 4. Perpanjangan SIUP dan TDP online.

Pelaksanaan penyusunan standar operasional prosedur lingkungan Pemerintah Kota Pontianak dilaksanakan dengan mengacu kepada Peraturan Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara No. 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur Administrasi Pemerintahan.

Sesuai dengan pasal 8 UU No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik berupa pemenuhan hak masyarakat dalam memberikan saran dan penyediaan sarana pengaduan, maka seluruh SKPD/ unit kerja memiliki saran/pengaduan, ruang/loket pegaduan, telp/SMS, email, maupun website.

Inovasi Pelayanan Publik

Beberapa inovasi pelayanan publik, yaitu:

1. Dinas Pendidikan School map merupakan aplikasi berbasis web yang menyajikan data pokok pendidikan (peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana sekolah) yang dapat di akses secara online oleh masyarakat.

PPDB online yang telah dikembangkan, yaitu:

• Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Pendidikan mengambil kebijakan melaksanakan program penerimaan peserta didik baru untuk jenjang SMP, SMA, dan SMK negeri secara online yang mekanismenya adalah calon peserta didik mendaftar pada salah satu sekolah negeri di mana saja, selanjutnya akan disediakan lima sekolah pilihan yaitu sekolah pilihan pertama, sekolah pilihan kedua, pilihan ketiga, dan seterusnya.

• Sistem seleksi berdasarkan ranking nilai akhir (NA). Apabila calon peserta didik tidak diterima pada sekolah pilihan pertama, maka secara otomatis akan masuk pada sekolah pilihan kedua dan seterusnnya. Informasi hasil PPDB dapat diakses mellaui web http://dindikptk.net atau http://ppdb.kemdikbud.go.id/pontianak. Hasil PPDB berlangsung secara transparan dan akuntabel yang dapat dilihat oleh siapa saja dan kapanpun.

2. Dinas Kesehatan, salah satunya adalah: UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Timur sebagai TFC (Therapeutic Feeding center) yang melayani rujukan kasus gizi buruk se- Kota Pontianak. Degan inovasi pelayanan berupa: • Menyediakan dan melatih orangtua pasien dalam membuat formula sachetan untuk penanganan

gizi buruk setelah dirawat (pulang ke rumah). • Menanggung biaya makan oratua pasien selama anak/penderita gizi buruk dirawat karena

selama pasien/anak dirawat inap, orangtua tidak bekerja.

Perencanaan Pembangunan secara Online dengan Melibatkan Masyarakat Menggunakan Sistem Informasi Perencanaan Pembangunan (SIPP) pada BAPPEDA

Page 14: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

14

Dengan adanya sistem ini maka status usulan musrenbang dapat diketahui secara online dan perencanaan partisipatif dapat berjalan transparan serta efektif. Jika selanjutnya masyarakat tidak mengetahui status usulan musrenbang maka dengan SIPP dapat diketahui status usulan secara online tanpa perlu datang ke kantor kelurahan, kecamatan, maupun Bappeda. Masyarakat tinggal mengakses www.sipp.pontianakkota.go.id, maka terlihat semua usulan musrenbang dan pembiayaannya pada tahap musrenbang kelurahan, kecamatan, dan forum SKPD.

Reformasi Birokrasi

Pemerintah Kota Pontianak telah memiliki roadmap reformasi birokrasi yang telah melalui Peraturan Walikota Pontianak No. 62 Tahun 2014 tentang Roadmap Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Pontianak Tahun 2015-2019, yang memuat 8 area perubahan yaitu:

• Pelayanan publik • tata laksana • Perndang-undangan • Pengawasan • Sumberdaya aparatur • Pola pikir • Penataan kelembagaan dan akuntabilitas

Untuk yang dilakukan Pemerintah Kota Pontianak dalam pencegahan dan pemberantasan KKN, antara lain:

• Pengelolaan keuangan yang transparan melalui Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) • Bedah APBD • Pembentukan Lembaga Pemantau Independen (LPI) untuk memantau pelaksanaan pengadaan

barang/jasa • Telah dibentuk UPTD Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) • Telah dibentuk UPTD Unit Layanan Pengadaan (ULP) • Publikasi Rencana Umum Pengadaan (RUP) • Penyusunan dan penetapan APBD tepat waktu • Penetapan zona integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Wilayah Birokrasi Bersih

dan Melayani (WBBM) dengan ditetapkannya 34 SKPD dan 16 sekolah pada zona integritas pada tahun 2012

• Pemeriksaan berkala oleh APIP setiap 3 bulan (pemtak)

Tenaga Honorer K2 yang belum tertanggung

1. Mengusulkan data dan hasil verifikasi kepada BKN dan kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi

2. mempekerjakan tenaga honorer K2 sebagai tenaga kontrak 3. Gaji di atas sebesar Rp. 2.025.000

Page 15: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

15

Kebijakan Peningkatan Kualitas CPNS/PNS

1. Melaksanakan bimbingan teknis bagi CPNS selama 5 hari yang pelaksanaannya sejak diserahkannya SK sebagai CPNS

2. Orientasi tugas bagi CPNS oleh SKPD tempat CPNS tersebut bertugas 3. Segera diikutkan dalam diklat prajabatan 4. Diberi kesempatan mengikuti diklat fungsional tertentu 5. Diikutkan dalam diklat kepemimpinan bagi PNS ang akan promosi dalam jabatan struktural 6. Diberi bantuan tugas belajar/izin belajar mengikuti pendidikan formal bagi PNS.

Distribusi PNS

Rasio PNS Kota Pontianak 1.045 (kondisi per 31 Desember 2014) dengan asumsi jumlah penduduk 645.541 jiwa (rasio nasional 1,9). Dengan keterbatasan PNS tersebut distribusi yang dilakukan tetap memperhatikan kebutuhan SKPD berdasarkan prioritas.

D. KOMISI PEMILIHAN UMUM DAN BAWASLU PROVINSI KALIMANTAN BARAT Proses pelaksanaan pemilihan legislatif dan pemilihan presiden 2014 secara umum aman dan lancar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Proses Penetapan DPT berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pemilu, adapun kendala yang dihadapi antara lain masalah pemilih dari luar Kalbar yang bekerja di perkebunan/perusahaan dimana perusahaan kurang kooperatif terhadap hak pemilih/pekerja perusahan perkebunan dan pertambangan. Masih ada masyarakat disejumlah tempat terpencil tidak terdata dalam administrasi kependudukan pemerintah dan belum seluruhnya masyarakat melakukan perekaman e-KTP. Terkait dengan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah terdapat 7 (tujuh) kabupaten yang akan melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah di Provinsi Kalimantan Barat pada tahun 2015 yaitu : Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Sambas. Terkait persiapan KPU Provinsi Kalimantan Barat untuk menyelenggarakan Pilkada serentak Tahun 2015 antara lain telah melakukan sosialisasi terkait Pelaksanaan Pilkada Tahun 2015, telah melakukan koordinasi dengan KPU Kabupaten/Kota serta Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat. Secara kelembagaan KPU Kalimantan Barat belum menghadapi hambatan dan kendala internal. Namun kendala yang dihadapi adalah regulasi yang belum lengkap, anggaran Pilkada Kabupaten Sambas yang belum ditetapkan akibat dari perubahan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015, adanya pemekaran Desa/Kelurahan di Kabupaten Sintang yang belum memiliki nomor registrasi dari Gubernur dan kode Desa dari Menteri, batas wilayah Kabupaten Sekadau dan Kabupaten Sintang Secara umum KPU Provinsi Kalimantan Barat dan KPU Kabupaten/Kota siap melaksanakan Pilkada serentak Tahun 2015. Antara lain dengan melakukan sosialisasi kepada stakeholder, melakukan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi, melakukan koordinasi dan konsolidasi dengan KPU Kabupaten/Kota yang akan melaksanakan Pemilihan Kepala Dearah.

Page 16: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

16

Anggaran Pemilihan di 7 Kabupaten: 1. Kabupaten Kapuas Hulu : Rp. 15.000.000.000 2. Kabupaten Sintang : Rp. 28.938.633.347 3. Kabupaten Sekadau : Rp. 12.000.000.000 4. Kabupaten Bengkayang : Rp. 16.976.135.280 5. Kabupaten Ketapang : Rp. 13.472.736.219 6. Kabupaten Melawi : Rp. 16.000.000.000 7. Kabupaten Sambas : Rp. 26.732.044.945 (diusulkan) 8. KPU Provinsi Kalbar : Rp. 2.328.000.000 (diusulkan)

Kendala yang mungkin dihadapi: 1. Anggaran 2. Data pemilih 3. Batas wilayah desa antar kabupaten, antara Kabupaten Sekadau dengan Kabupaten Sintang 4. Status Desa pemekaran yang belum mendapat nomor kode, antara lain : di Kabupaten Sintang 5. Kepengurusan ganda Partai Politi

KESIMPULAN Pemerintahan Daerah

1. Mengenai perbatasan, Komisi II DPR RI meminta Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengelola daerah perbatasan dengan baik karena, wilayah perbatasan menjadi garda terdepan sekaligus etalase bangsa.

2. Mengenai Penyelenggaraan Pemeritahan Desa, Komisi II meminta keterlibatan Pemerintah Daerah Kalimantan Barat dalam rangka memberikan pemahaman tentang implementasi Undang-undang Desa.

Pertanahan 1. Mengingat masalah pertanahan yang begitu massif terjadi Komisi II DPR RI meminta kepada BPN

Kanwil Provinsi Kalimantan Barat untuk segera menyelesaikan seluruh sengketa pertanahan yang ada di wilayah provinsi Kalimantan Barat, termasuk sengketa pertanahan perkebunan yang sudah berlarut-larut, diharapkan penyelesaiannya dengan tetap memperhatikan masyarakat yang menuntut agar tanah tersebut diberikan kepada mereka untuk penghidupan.

2. Komisi II meminta agar Kanwil BPN Prov. Kalimantan Barat meningkatkan lagi program-program pertanahan antara lain Prona, Larasita, Reforma Agraria dan program pertanahan lain sebagai bentuk layanan pertanahan yang maksimal kepada masyarakat.

Kepemiluan Terkait dengan persiapan Pilkada Serentak tahun 2015, Komisi II DPR RI meminta kepda KPU dan Bawaslu Provinsi Kalbar agar melakukan persiapan Pilkada Serentak tahun 2015 dengan baik, masalah dan kendala yang dihadapi harus segera diatasi mengingat waktu pelaksanaan yang tidak lama lagi.

Page 17: dewan perwakilan rakyat republik indonesia laporan hasil

17

PENUTUP Demikian Laporan Kunjungan Kerja yang dapat kami sampaikan. Seluruh masukan maupun permasalahan yang disampaikan kepada Komisi II DPR RI akan menjadi catatan yang akan disampaikan kepada mitra-mitra terkait dalam rapat-rapat yang akan diadakan oleh Komisi II DPR RI. Kepada segenap pihak yang telah membantu terselenggaranya Kunjungan Kerja ini, kami ucapkan terima kasih.

Jakarta, Maret 2015

Tim Kunjungan Kerja Komisi II DPR RI

Ketua,

ttd Dr. H. Wahidin Halim, M.Si