dewan perwakilan daerah republik indonesia ... filerisalah sidang paripurna ke-12 ... jadi ini satu...

34
Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-12/IV/2018 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2017-2018 I. KETERANGAN 1. Hari : Senin 2. Tanggal : 23 April 2018 3. Waktu : 14.22 WIB 19.45 WIB 4. Tempat : R. Rapat Nusantara V 5. Pimpinan Sidang : 1. DR (HC) Oesman Sapta (Ketua DPD RI) 2. Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. Nono Sampono, M.Si. (Wakil Ketua DPD RI) 3. Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis (Wakil Ketua DPD RI) 6. Acara : 1. Laporan Pelaksanaan Tugas Alat Kelengkapan; 2. Pengesahan Keputusan DPD RI; 3. Pidato Penutupan Pada Akhir Masa Sidang IV Tahun Sidang 2017-2018. 7. Hadir : Orang 8. Tidak hadir : Orang

Upload: ngocong

Post on 11-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

Nomor: RISALAHDPD/SIPUR-12/IV/2018

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

-----------

RISALAH

SIDANG PARIPURNA KE-12

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

MASA SIDANG IV TAHUN SIDANG 2017-2018

I. KETERANGAN

1. Hari : Senin

2. Tanggal : 23 April 2018

3. Waktu : 14.22 WIB – 19.45 WIB

4. Tempat : R. Rapat Nusantara V

5. Pimpinan Sidang : 1. DR (HC) Oesman Sapta (Ketua DPD RI)

2. Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. Nono Sampono, M.Si.

(Wakil Ketua DPD RI)

3. Prof. Dr. Ir. Hj. Darmayanti Lubis (Wakil Ketua DPD RI)

6. Acara : 1. Laporan Pelaksanaan Tugas Alat Kelengkapan;

2. Pengesahan Keputusan DPD RI;

3. Pidato Penutupan Pada Akhir Masa Sidang IV Tahun

Sidang 2017-2018.

7. Hadir : Orang

8. Tidak hadir

: Orang

Page 2: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

1 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

II. JALANNYA SIDANG:

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

Dimohon untuk berdiri dan bersama-sama kita menyanyikan lagu Indonesia Raya.

PEMBICARA: PADUAN SUARA DAN PESERTA SIDANG

Hiduplah Indonesia raya…

Indonesia tanah airku.

Tanah tumpah darahku.

Disanalah aku berdiri.

Jadi pandu ibuku.

Indonesia kebangsaanku.

Bangsa dan Tanah Airku.

Marilah kita berseru.

Indonesia bersatu.

Hiduplah tanahku.

Hiduplah negeriku.

Bangsaku Rakyatku semuanya.

Bangunlah jiwanya.

Bangunlah badannya.

Untuk Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negeriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Tanahku negriku yang kucinta.

Indonesia Raya.

Merdeka Merdeka.

Hiduplah Indonesia Raya.

SIDANG DIBUKA PUKUL 14.22 WIB

Page 3: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

2 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih. Hadirin dipersilakan duduk kembali.

Berdasarkan catatan daftar hadir yang disampaikan oleh Sekretariat Jenderal, sampai

saat ini telah hadir 67 orang Anggota DPD yang telah menandatangani daftar hadir. Artinya,

sudah memenuhi kuorum. Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Sidang Paripurna ke-

12 Dewan Perwakilan Daerah ini kami buka dan dinyatakan terbuka untuk umum.

KETOK 1X

Sidang Dewan yang mulia, pada Sidang Paripurna ini, kami sampaikan telah hadir

bersama kita pengurus dan para anggota Paguyuban Tenaga Honorer Nusantara (Pagar

Nusantara). Tolong berdiri, tolong berdiri. Silakan, terima kasih duduk kembali. Kita perlu

mengapresiasi kehadiran Pagar Nusantara sebagai bagian dari konstituen DPD RI untuk

mengikuti Sidang Paripurna DPD RI sebagai salah satu agenda strategis kenegaraan. Kami

berharap kehadiran para stakeholder ini makin menambah semangat kerja seluruh Anggota

DPD RI dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat dan daerah. Selain itu, kita juga

kehadiran staf sekretariat kantor DPD dari Provinsi Jawa Tengah. Ini teman-teman kita yang

membantu kita di Jawa Tengah yang diinisiasi oleh para Anggota DPD RI Jawa Tengah. Hal

ini positif dilakukan untuk memberikan gambaran pengetahuan umum pelaksanaan sidang

rapat bagi staf kantor di daerah. Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang

lainnya biar yang di daerah juga ikut bersemangat. Sesuai dengan jadwal acara Sidang

Paripurna hari ini mempunyai tiga agenda pokok, yaitu:

1. Laporan pelaksanaan tugas alat kelengkapan,

2. Pengesahan keputusan DPD RI,

3. Pidato penutupan pada akhir Masa Sidang IV Tahun Sidang 2017–2018.

Selanjutnya kita memasuki agenda laporan perkembangan pelaksanaan tugas Alat

Kelengkapan DPD dan pengesahan keputusan DPD. Pada sidang paripurna ini, kita akan

mengesahkan RUU usul inisiatif DPD RI dan Peraturan DPD RI. Untuk itu, dipersilakan

kepada PPUU untuk menyampaikan laporan hasil harmonisasi RUU dan pelaksanaan tugas

yang telah dilaksanakan. PPUU dipersilakan. Pak Nofi ya.

PEMBICARA: H. NOFI CANDRA, S.E. (WAKIL KETUA PPUU DPD RI)

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om swastiastu.

Yang sama-sama kita hormati Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia, yang sama-sama kita hormati Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia, Sesjen beserta dengan staf, hadirin yang berbahagia.

Pertama, puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas segala rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga sidang paripurna pada siang

hari ini dapat kita laksanakan. Sesuai dengan agenda sidang paripurna hari ini, izinkan kami

atas nama Anggota dan Pimpinan PPUU menyampaikan pelaksanaan tugas PPUU pada akhir

Masa Sidang IV Tahun Sidang 2017-2018.

Page 4: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

3 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

Izin, Ketua. Sidang Paripurna yang mulia, selama Masa Sidang IV Tahun Sidang 2017–

2018, PPUU telah melaksanakan beberapa program dan kegiatan sebagai berikut.

1. Penyusunan RUU tentang Hak atas Tanah Adat dalam bentuk kegiatan dengan bersama

beberapa pakar hukum agraria dan hukum adat. Dalam kegiatan tersebut, kami

memperoleh banyak sekali masukan dan catatan penting, antara lain:

a. Tanah yang dikuasai oleh masyarakat hukum adat merupakan salah satu bagian

dari objek yang dilekatkan mengenai hak-hak konstitusional sebagaimana yang

disebutkan dalam Pasal 18B Ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena

hak konstitusional tersebut, maka tergambarlah bahwa dalam aturan hukum suatu

negara, paling tidak ditentukan oleh dua faktor, yaitu:

1. kesadaran atau keyakinan anggota-anggota masyarakat terhadap hukum dalam

makna nilai-nilai keadilan;

2. politik hukum penguasa bersifat progresif, antipasif terhadap perkembangan

ke depan dan berwawasan nasional.

b. Ambiguitas hukum positif terhadap hukum adat pertanahan tampak dalam tiga hal:

1. secara eksplisit mengakui eksistensi hak komunal masyarakat hukum adat atas

tanah;

2. pengakuan terhadap hak-hak individu tentang terjadinya hak milik, hak jual

beli, penukaran, penghibahan, pemberian dengan wasiat, dan perbuatan lain

yang bermaksud memindahkan hak milik;

3. mengakui dan tidak mengakui hak-hak komunal masyarakat adat.

c. Ambiguitas tersebut di atas memerlukan keputusan tentang posisi dan eksistensi

hukum adat pertanahan menyangkut kepastian tentang hak-hak komunal, hak-hak

perorangan, peralihan atas tanah adat, yang didasari atas hak-hak tersebut dan lain-

lain, perlindungan, pengakuan, dan penghormatan atas tanah adat yang belum

diatur dalam peraturan perundang-undangan.

2. Harmonisasi pembulatan dan pemantapan konsepsi terhadap RUU tentang Pengakuan

dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat sebagai usul inisiatif dari Komite I. Pada

tanggal 18 April 2018, PPUU dan Komite I telah melakukan rapat gabungan dalam

rangka harmonisasi RUU tentang Pengakuan dan Perlindungan Hak Masyarakat Adat.

Hasil dari harmonisasi tersebut telah disepakati beberapa substansi perubahan dalam

draf RUU, antara lain:

a. judul RUU diubah menjadi RUU tentang Perlindungan Hak Masyarakat Adat

karena apabila menggunakan kata pengakuan, maka diperlukan kriteria yang jelas

yang dapat membuat RUU ini tidak menjadi aplikatif. Dengan dihapusnya kata

pengakuan dalam judul, maka perlu dilakukan beberapa penyesuaian lainya dalam

batang tubuh;

b. perlu penjelasan lebih lanjut dalam penjelasan umum mengenai pendefinisian

masyarakat adat yang terdiri dari masyarakat hukum adat dan masyarakat

tradisional yang menjadi subjek hukum dalam RUU ini;

c. dalam rapat gabungan telah dilakukan sinkronisasi dan harmonisasi dengan

undang-undang terkait lainnya, di antaranya Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014

tentang Desa. Hal ini untuk mengakomodir Pasal 109 Undang-Undang tentang

Desa yang dicabut dengan RUU ini, sekaligus menyesuaikan dengan kondisi

empiris.

d. terkait lembaga penyelesaian sengketa yang diatur dalam RUU ini, frasa peradilan

perlu dihapus. Hal ini dikarenakan pada fakta empiris yang akan menyulitkan

masyarakat adat yang di dalam sistem adatnya tidak memiliki lembaga peradilan

khusus sebagai lembaga penyelesaian sengketa dan pelanggaran adat.

Page 5: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

4 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

e. terkait dengan Hak Kekayaan Intelektual Tradisional, perlu disesuaikan dengan

RUU tentang Pengetahuan Tradisional dan Ekspresi Budaya Tradisional yang

pernah diusulkan oleh DPD RI, sehingga ada kesamaan politik hukum mengenai

Hak Kekayaan Intelektual Tradisional.

f. terkait dengan tugas dan wewenang pemerintah daerah, perlu diperjelas mengenai

kewenangan masing-masing tingkat pemerintah daerah, mengingat pemerintah

daerah dapat berupa pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan pemerintah

kota sehingga tidak terjadi pencampuran wewenang. Tugas pemerintah provinsi,

pemerintah kabupaten, dan pemerintah kota tersebut perlu disinkronkan dengan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2104 tentang Pemerintah Daerah. Berdasarkan

harmonisasi tersebut, dalam sidang paripurna kali ini, RUU tentang Perlindungan

Hak Masyarakat Adat dari Komite I dapat disahkan menjadi RUU dari DPD RI.

3. Masukan PPUU terkait dengan perubahan Peraturan DPD RI Nomor 4 Tahun 2017

tentang Tata Tertib adalah:

a. Pengaturan penambahan Pimpinan DPD.

Materi muatan ini perlu diatur tata cara dan mekanismenya dalam norma perubahan

atas Peraturan DPD Nomor 4 Tahun 2017 tentang Tata Tertib, dan di ketentuan

peralihan harus ada mekanisme pemilihan tambahan wakil ketua yang hanya

diperlukan untuk sisa periode masa jabatan DPD saat ini. Ketentuan yang diubah

dalam norma pasal atau ayat adalah:

a. Pasal 47 Tatib 4/2017 mengenai komposisi Pimpinan DPD, dan

b. Pasal 50 Tatib 4/2017 mengenai tata cara pemilihan Pimpinan DPD,

c. menambahkan ketentuan peralihan untuk mengatur pemilihan satu tambahan

unsur wakil ketua, khusus periode masa jabatan Anggota DPD saat ini.

b. Pengaturan kewenangan tambahan DPD terkait dengan pemantauan dan evaluasi

perda dan ranperda. Materi muatan ini hanya disebutkan saja dalam wewenang

DPD sebagaimana ada dalam Pasal 5 Ayat (1) Pertatib No. 4 Tahun 2017.

Kemudian ditambah ayat yang memerintahkan pengaturan lebih lanjut, pengaturan

pemantauan dan evaluasi ranperda dan perda dalam peraturan DPD tersendiri. Hal

ini dengan pertimbangan:

a. pengaturan pemantauan dan evaluasi ranperda dan perda dalam peraturan DPD

memerlukan koordinasi lintas lembaga negara, yaitu Kemendagri,

Kemenkumham, pemda, dan Mahkamah Agung,

b. ketersediaan waktu yang sangat sedikit apabila dirumuskan saat ini,

c. belum adanya konsep yang ideal untuk melaksanakan pemantauan dan

evaluasi ranperda dan perda, termasuk ruang lingkup perdanya, yakni Qanun,

perdais, dan perdasus.

c. Mengenai kemandirian keuangan DPD, soal wewenang anggaran ini secara prinsip

tidak berpengaruh banyak sehingga hanya memerlukan perubahan redaksional saja

dari Tatib 4/2017.

4. Selain harmonisasi dengan Komite I, PPUU juga melakukan harmonisasi dengan Badan

Kehormatan terkait perubahan atas Peraturan DPD tentang Kode Etik. Beberapa poin

penting yang telah disepakati, antara lain:

a. penggunaan asas harus disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 tentang Pembentukan peraturan perundang-undangan sehingga Pancasila

tidak dimasukkan dalam kategori asas,

b. dalam konteks menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas Anggota

DPD, setidaknya dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan, terutama terkait

ruang lingkup penegakan kode etik, citra lembaga, dan etika pelaksanaan fungsi,

tugas, dan wewenang DPD,

Page 6: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

5 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

c. perlunya menormakan kewajiban untuk mengundangkan dalam berita negara

setiap peraturan DPD yang telah disahkan dan wajib dinormakan dalam ketentuan

penutup,

d. penyatuan dalam satu rumpun secara sistematis dimulai dari kepribadian, etika dan

perilaku, tanggung jawab, integritas, dan disiplin dalam satu bab tersendiri.

Berdasarkan harmonisasi tersebut, dalam sidang paripurna kali ini, peraturan DPD

tentang Kode Etik DPD RI dapat disahkan dan menjadi pedoman bagi seluruh Anggota

DPD RI dalam menjalankan tugas konstitusionalnya.

Sidang Paripurna yang mulia, demikianlah laporan pelaksanaan tugas PPUU yang

dapat kami sampaikan pada sidang paripurna hari ini. Atas perhatian Pimpinan dan Anggota

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Shalom.

Om shanti shanti shanti om.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima Kasih Senator Nofi Chandra yang sudah membacakan laporan dari PPUU.

Selanjutnya, dipersilakan kepada Komite I untuk menyampaikan laporan perkembangan

pelaksanaan tugasnya. Komite I, oh Ketua sendiri. Pakai bawa pasukan tadi soalnya.

PEMBICARA: Drs. H. AKHMAD MUQOWAM (KETUA KOMITE I DPD RI)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillah alhamdulillah.

Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

Yang kami hormati Pimpinan DPD, yang saya hormati rekan rekan Anggota DPD RI,

Sekretaris Jenderal beserta jajarannya, hadirin sekalian, undangan, media massa.

Pertama-tama, marilah kita bersyukur kepada Allah SWT Tuhan Yang Mahakuasa

yang atas kuasa-Nya kita semua dapat hadir dalam Sidang Paripurna Dewan Perwakilan

Daerah pada hari ini dalam keadaan sehat walafiat. Salawat dan salam mari senantiasa kita

sanjungkan kepada Baginda Muhammad SAW yang tentu kita semua berharap ada pencerahan

di dalam kehidupan kita di dunia sampai akhir nanti.

Pimpinan, Bapak/Ibu sekalian, pada Masa Sidang IV ini, Komite I telah berhasil

menyelesaikan penyusunan RUU tentang Perlindungan Hak Masyarakat Adat yang

sebagaimana juga disampaikan oleh PPUU, sehingga pada kesempatan Sidang Paripurna ke-

12 pada hari ini, Komite I menyampaikan naskah akademik dan draf Rancangan Undang-

Undang tentang Perlindungan Hak Masyarakat adat untuk dimintakan pengesahan. Penting

untuk kami sampaikan bahwa RUU ini sangat strategis untuk segera disahkan sebagai

rancangan undang-undang usul inisiatif DPD dengan mempertimbangkan telah

disampaikannya RUU tentang Masyarakat Hukum Adat hasil rumusan DPD RI kepada

pemerintah.

Adapun pelaksanaan tugas Komite I terkait fungsi legislasi dan memberikan pandangan

dan terkait fungsi pengawasan serta pelaksanaan undang-undang, masih berproses melanjutkan

program yang dilakukan pada Masa Sidang III. Penyusunan pandangan dimaksud dilakukan

draf RUU tentang Perubahan Undang-Undang V Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,

dan penyusunan pengawasan dilakukan terhadap pelaksanaan Undang-Undang No.6 Tahun

Page 7: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

6 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

2014 tentang Desa dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala

Daerah sehubungan dengan pelaksanaan pilkada serentak Juni 2018. Di samping itu, Komite I

juga masih melanjutkan pengawasan terhadap pelaksanaan program reforma agraria yang

ditargetkan selesai pada Masa Sidang V Tahun 2017-2018.

Secara rinci pelaksanaan tugas Komite 1 pada Masa Sidang IV Tahun 2017-2018

sebagai berikut.

1. Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Hak Masyarakat Adat. Saya kira

mutatis mutandis dengan apa yang dilaporkan oleh Panitia Perancang Undang Undang,

Saya tidak akan mempublikasi, tetapi bahwa perlu kami laporkan mengingat waktu

yang kita miliki dalam Masa Sidang IV ini sangat terbatas. Terima kasih, Pimpinan

PPUU dan Anggota PPUU, tadi jam 9 pagi, Ketua, Ketua Sidang, Wakil Ketua DPD

RI yang saya hormati, bahwa tadi jam 9 sampai jam 12 ada harmonisasi di PPUU terkait

dengan Undang-Undang mengenai Perlindungan Hak Masyarakat Adat. Sehingga, baru

tadi jam 12 kita menyelesaikan proses yang diatur dalam tata tertib untuk melengkapi,

memyempurnakan, baik mengenai tata cara ataupun substansi yang ada berkaitan

dengan RUU tentang Perlindungan Hak Masyarakat Adat. Tadi Wakil Ketua Pak Nofi

juga sampaikan yang karena itu saya ingin sampaikan secara substantif.

Pertama adalah ada empat arah utama:

1) Undang undang tersebut, satu, tetap berpedoman pada Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia tahun 1945.

2) Memfokuskan kepada pengaturan objek masyarakat adat, yaitu hak-hak yang

melekat pada masyarakat adat. Fokus ini penting karena peraturan perundang-

undangan mengenai masyarakat adat selama ini lebih cenderung menitikberatkan

pada sisi subjek masyarakat adat, khususnya pengaturan mengenai kriteria yang

dapat disebut sebagai masyarakat adat dan mekanisme pengakuannya.

3) Komitmen ketiga terhadap ini adalah memerhatikan mekanisme perlindungan,

utamanya terhadap hak masyarakat adat yang bersifat publik dan yang bersifat

privat yang membutuhkan mekanisme perlindungan yang berbeda.

4) Mengoptimalkan kelembagaan yang ada tanpa membentuk lembaga baru, yakni

melalui menteri koordinator yang membidangi urusan pemerintahan di bidang

perlindungan hak masyarakat adat dengan mengkoordinasikan seluruh kementerian

yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan hak

masyarakat adat.

RUU ini terdiri dari 10 bab dan 40 pasal yang secara umum memuat 1 ruang

lingkup. Isinya adalah hak masyarakat adat, kemajuan hak masyarakat adat,

kelembagaan hak masyarakat adat, partisipasi masyarakat adat, pengawasan dan

pendanaan. Lalu yang kedua adalah hak masyarakat adat, baik yang berkaitan dengan

hak atas identitas budaya, hak atas penyelenggaraan pemerintahan, hak untuk

menyelenggarakan sengketa adat, sengketa internal masyarakat adat, penyelesaian

antarmasyarakat adat, penyelesaian masyarakat adat dengan pihak lain, pelaksanaan

hasil penyelesaian sengketa adat, hak ulayat, atau di dalam diskusi disebut sebagai hak

wilayah adat dan hak atas tanah, kemudian penggunaan dan pemanfaatan, kemudian

hak atas kekayaan intelektual tradisional, selanjutnya diatur juga mengenai atas

spiritualitas dan atas pendidikan masyarakat adat.

Ibu dan Bapak sekalian pemilihan mengenai atas spiritualitas itu memerlukan

penajaman yang sifatnya serius. Pertama bahwa mengalir dari apa yang menjadi

keputusan MK dalam konteks agama dan kepercayaan, maka ruang itu yang oleh

Komite I didalami agar kita tidak membenturkan antara kepentingan agama dan

kepentingan kepercayaan. Karena itu, formula yang masuk di dalam Komite I yang

kemudian kita juga harmonisasikan dengan PPUU itu adalah ada hak atas spiritualitas,

Page 8: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

7 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

ada atas religiusitas, ada hak atas tata nilai yang berkembang yang kemudian secara

keseluruhan kita Komite I berdasar masukan dari tenaga ahli pada masing masing, baik

dari Komite I atau PPUU, kita memilih sebuah substansi yang diharapkan bisa menjadi

mediasi terhadap agama dan kepercayaan. Karena itu, yang diatur di dalam undang-

undang ini adalah hak atas spiritualitas. Jadi tidak ada rumusan agama, tidak ada

rumusan kepercayaan.

Kemudian, yang kedua adalah mengenai pemajuan hak masyarakat adat itu

mengatur mengenai pelestarian hak masyarakat, adat pemberdayaan masyarakat adat,

pengembangan hak masyarakat adat, dan pemanfaatan hak masyarakat adat.

Kemudian empat mengenai kelembagaan, dalam bab ini diatur mengenai

pemerintahan pusat, peran pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah dalam

menyeleggarakan perlindungan hak masyarakat adat. Di samping itu, diatur pula

mengenai sistem informasi, kemudian partisipasi masyarakat, kemudian pengawasan,

dan terakhir juga diatur mengenai pendanaan.

Dalam kesempatan ini, DPD melalui Komite I menginisiasi penyusunan RUU

ini yang diharapkan sebagai realisasi lebih konkret dari amanat Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Utamanya adalah tiga pasal: pertama adalah

Pasal 18B Ayat (2), lalu Pasal 281 Ayat (3), dan Pasal 32 Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 45.

RUU hasil inisiasi DPD diharapkan mampu mewadahi semua pengaturan

mengenai masyarakat adat secara relatif lengkap dan responsif guna menjamin

masyarakat adat dapat menunjukan eksistensinya dalam era baru kehidupan bernegara

yang lebih nyaman dalam naungan hukum Indonesia yang menjunjung tinggi

kemanusiaan yang beradil dan beradab dan berkeadilan sosial. Karena itu, setelah

Komite I melakukan serangkaian kegiatan penyusunan RUU dan telah dilakukan

harmonisasi, sinkronisasi, dan pemantapan konsepsi oleh PPUU, maka Komite I

dengan ini menyampaikan naskah akademik dan draf Rancangan Undang Undang

tentang Perlindungan Hak Masyarakat Adat dalam Sidang Paripurna ke-12 untuk dapat

disahkan sebagai rancangan undang undang usul inisiatif DPD RI.

2. Pandangan terhadap RUU Perubahan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014. Pimpinan

dan Anggota sekalian, singkatnya adalah kami masih perlu mendalami karena

positioning dengan perwakilan daerah, mohon maaf, informasi yang didapatkan bahwa

positioning DPR terhadap rancangan undang-undang ini, ini juga belum diapresiasi

secara penuh di dalam proses pembahasan di DPR, baik di tingkat 1, utamanya di

tingkat 1, apalagi di tingkat 2-nya. Karena itu, Komite I menargetkan dapat disahkan

pada Masa Sidang V Tahun 2017-2018.

3. Pengawasan terhadap pelaksanaan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Ibu dan Bapak sekalian, pertama undang undang dengan berbagai regulasi yang ada

yang dilahirkan oleh pemerintah, baik mengenai peraturan pemerintah, peraturan

menteri, dan lain lain itu sangat dinamis. Saya kira Ibu dan Bapak sekalian yang

terhormat ketika ke daerah, salah satu feedback yang didapatkan adalah sering gonta-

gantinya atau sering tambahnya mengenai peraturan yang berkaitan dengan ini

sehingga belum sempat melakukan suatu proses realisasi, sudah ada peraturan-

peraturan lagi yang menurut kami ada beberapa aturan yang memang berhimpitan.

Bukan berhimpitan, berhadapan dengan Undang-Undang Desa. Ambil contoh misalnya

adalah Permendes No. 4 Tahun 2017 tentang Prioritas Pembangunan Desa. Ada empat:

1) yang berkaitan BUMdes; 2) adalah kegiatan desa Prukades; 3) kemudian

pembangunan embung; 4) kemudian fasilitas olahraga. Ini kalau kita menghadapkan

pada Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, saya kira berhadapan dengan

asas mengenai subsidiaritas di mana urusan desa harusnya secara profesional menjadi

Page 9: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

8 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

urusan desa itu sendiri. Sehingga datangnya perintah, datangnya instruksi itu akan

mengganggu proses musyawarah desa yang ada di masing masing desa. Oleh karena

itu sekalian, dinamika seperti itu mengharuskan kami untuk lebih lagi menajami lagi.

Terakhir kemarin kita ada dialog regional di Kotamobagu untuk memastikan

positioning pemerintah di dalam mengimplementasikan Undang-Undang No. 6 Tahun

2014 tersebut. Karena itu, sudah barang pasti mohon kepada sidang bahwa kami akan

melanjutkan dan akan melaporkan pada Masa Sidang V Tahun Sidang 2017-2018.

4. Pelaksanaan pengawasan atas pelaksanaan pemilihan kepala daerah 2018. Yang saya

kira, pertama adalah pilkada serentak ini diikuti 171 daerah. Kemudian tahapan sudah

dilakukan, tahapan persiapan pemilihan gubernur, bupati, walikota. Kemudian yang

kedua adalah tahapan pemilihan gubernur, bupati, dan walikota pada aspek

penyelenggaraan. Kemudian dalam rangka melakukan pengawasan atas pelaksanaan

Undang-Undang No. 10 Tahun 2016 tersebut, Komite I telah melakukan berbagai

kegiatan dalam rangka memperkuat materi atau substansi pengawasan.

Sebagai laporan pelengkap bahwa pada paripurna khusus yang lalu sudah dilantik

beberapa Anggota DPD sebagai pengganti antar waktu terhadap teman-teman Bapak/Ibu yang

menyalonkan Anggota DPD, mulai dari Lampung, Kalimantan Tengah, kemudian Sulawesi

Tenggara, kemudian satu lagi Sulawesi Selatan. Saya kira itu sudah jalan, tinggal kita

mendoakan kepada Pak Jajuli, kepada Pak Mawardi, kepada Bu Muliati, kemudian kepada satu

lagi adalah Pak Azis Qahhar. Semoga teman-teman kita, sahabat-sahabat kita berhasil dalam

rangka ikut pilkada pada Juni 2018 yang akan datang.

Maka dari itu, yang kedua adalah pengawasan ini kita sudah lakukan secara internal

Komite I. Pimpinan dan Anggota sekalian, pilkada serentak 2015 itu menghadirkan seluruh

Anggota DPD di daerah pemilihan. Kedua kemarin, saya kira komite-komite juga melakukan

yang sama sesuai dengan proporsinya sehingga ada kerja-kerja komite yang juga dibarengi

dengan pilkada. Karena itu untuk 2018, kami dari Komite I ya sudah barang pasti hanya

memberikan pertimbangan kepada Pimpinan dan Ibu/Bapak sekalian, sekiranya diperlukan

secara keseluruhan lembaga DPD, kami siapkan secara materi. Materi ya, materi-materi

berkaitan dengan materi penyelenggaraan.

Yang berkaitan dengan lain-lain, saya kira itu menjadi kewenangan alat kelengkapan

masing masing.

Demikian Bapak/Ibu sekalian, Pimpinan yang saya hormati, laporan pelaksanaan tugas

Komite I pada Masa Sidang IV Tahun 2017–2018. Semoga hasil yang dicapai ini, khususnya

Komite I menjadi sumbangsih untuk kemajuan Indonesia ke depan. Dan atas perhatian

Pimpinan dan seluruh Anggota DPD RI, kami ucapkan terima kasih.

Pada akhirnya, jika ada yang kurang berkenan sebagai Pimpinan Komite I, saya mohon

maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, terima kasih.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (MARINIR) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Waalaikumsalam.

Terima kasih Ketua Komite I, senator Ahmad Muqowam.

Sidang Dewan yang mulia setelah kita bersama mendengarkan laporan Pimpinan

Komite I, apakah kita dapat menyetujui Rancangan Undang-Undang Usul Inisiatif DPD RI

tentang Perlindungan Hak Masyarakat Adat?

Page 10: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

9 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

PEMBICARA: ANGGOTA DPD RI

Setuju.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (MARINIR) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Setuju, terima kasih.

KETOK 2X

Ini ada permintaan dari Ketua BK, Pimpinan Ketua Komite II, apakah boleh

mendahului di depan karena ada kegiatan dan, boleh.

PEMBICARA: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, S.T. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Silakan Pimpinan.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (MARINIR) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Boleh, Pimpinan Komite II, oh iya terima kasih. Katanya sesama bus kota dilarang

saling mendahului. Silakan Ketua BK.

PEMBICARA: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, S.T. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Kita kalau BK yang minta tidak bisa nolak Pimpinan.

PEMBICARA: MERVIN SADIPUN KOMBER (KETUA BK DPD RI)

Terima kasih Pimpinan.

Terima kasih Pimpinan komite 2 masalahnya kondisi lagi kurang fit. Laporan

pelaksanaan tugas Badan Kehormatan DPD RI dalam Sidang Paripurna ke-12 Masa Sidang IV

Tahun Sidang 2017 2018 hari Senin tanggal 23 April 2018.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Shalom.

Om swastiastu.

Namo Buddhaya.

Pimpinan DPD yang kami hormati, Pimpinan Alat Kelengkapan, serta rekan-rekan

Anggota DPD RI dari seluruh daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

kami hormati, terutama kami sampaikan selamat datang bagi teman-teman anggota yang baru

dilantik kemarin, Saudara Plt. Sesjen dan hadirin yang berbahagia. Pada Sidang Paripurna yang

ke-12 ini, Badan Kehormatan akan menyampaikan laporan pelaksanaan tugas Masa Sidang IV

Tahun Sidang 2017-2018.

Hadirin yang berbahagia, pada Masa Sidang IV ini, Badan Kehormatan telah

menyelesaikan rancangan Peraturan DPD RI tentang Kode Etik. Selama penyelesaian

rancangan peraturan DPD ini tentang kode etik, Badan Kehormatan telah melakukan

Page 11: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

10 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

pembahasan mendalam dengan tenaga ahli serta melakukan FGD di beberapa tempat untuk

medapatkan masukan-masukan yang komprehensif. Selanjutnya hasil rancangan Peraturan

DPD RI tentang Kode Etik ini telah dilakukan harmonisasi bersama PPUU sebagaimana yang

tadi sampaikan oleh Pimpinan PPUU semalam kita lakukan harmonisasi dan dengan

mengucapkan puji dan sukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kami atas nama pimpinan dan

anggota Badan Kehormatan menyerahkan kepada sidang paripurna hasil rancangan Peraturan

DPD RI tentang Kode Etik untuk ditetapkan menjadi Peraturan DPD RI. Kami berharap

Bapak/Ibu sudah mendapatkannya sedikit tentang kode etik. Saya pikir kami akan

menambahkan beberapa hal, baik mengikuti apa yang disampaikan dalam beberapa kali FGD

maupun masukan dari finalisasi dan harmonisasi semalam, kita berusaha untuk membuat kode

etik yang bisa mengakomodir kondisi-kondisi kekinian kita dan semoga Bapak/Ibu bisa

membacanya, kami harus memperjelas soal kategori hadir sehingga memudahkan teman-teman

di Pimpinan Alat Kelengkapan lalu kemudian kami membagi, ada sanksi ringan, sedang, dan

berat. Jadi dulunya itu ada jomplang antara dari ringan kalau dia bukan dari alat kelengkapan

langsung dia tiba-tiba pemberhentian sementara. Sekarang ada sanksi sedang yang akan

dijalani oleh seseorang apabila melanggar ketentuan yang ada. Jadi Bapak/Ibu bisa

membacanya dan kira-kira itu beberapa hal yang kami sampaikan termasuk bagaimana

hubungan antara personal kita dan kemudian komunikasi dengan alat kelengkapan lainya,

semua sudah kami dimasukkan dalam Kode Etik tersebut.

Hadirin yang berbahagia, selain melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan DPD

tentang Kode Etik, Anggota DPD RI seiring dengan terbentuknya Peraturan DPD Nomor 5

Tahun 2017 tentang Tata Beracara Badan Kehormatan, maka BK telah menindaklanjuti segala

bentuk temuan dan pengaduan dari masyarakat terkait dugaan pelanggaran tata tertib dan kode

etik Anggota DPD RI yang masuk kepada Badan Kehormatan dan terkait hal-hal tersebut masih

dalam proses untuk ditindaklanjuti, sebentar setelah keputusan kode etik maka sidang

berikutnya kami akan masuk pada sidang-sidang etik.

Hadirin yang berbahagia, sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Kehormatan dalam

menjaga harkat dan martabat lembaga terkait kedisiplinan maka Badan Kehormatan akan

memformulasikan reward and punishment terkait tingkat kehadiran Anggota DPD RI dalam

rapat sidang di setiap alat kelengkapan yang bekerja sama dengan alat kelengkapan masing-

masing. Kami berharap Pimpinan alat kelengkapan bisa bekerja sama terkait hal ini. Hal ini

kami lakukan untuk menjaga kedisiplinan Anggota dimana rapat atau sidang merupakan

sebuah jembatan bagi kepentingan konsituen dan Daerah yang diamanatkan kepada Anggota

DPD RI.

Pimpinan mohon izin, pada kesempatan ini kami akan memberikan apresiasi yang

tinggi kepada Bapak-bapak yang saya sebut nama kalau ada dalam ruangan ini kami mohon

untuk berdiri.

1. Ibu Hj. Daryati Uteng S, S.E., M.M.

2. Drs. H.A Hudarni Rani, S.H.

3. Ir. H. Ayi Hambali, M.M.

4. G. K. R. Koes Indriyah

5. Drs. H. Akhmad Muqowam

6. KH. Muslihuddin Abdurrasyid, Lc., M. Pd.i

7. Ir. Stefanus B.A.N. Liow

8. Ir. Wa Ode Hamsinah Bolu, M. Sc.

9. Ir. Abdul Jabbar Toba. “Silakan berdiri”

10. Drs. Ade Khali.

Dan saya sendiri.

Page 12: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

11 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

Atas tingkat kedisiplinan yang sangat tinggi, jadi Bapak-bapak yang saya sebut tadi ini

tingkat kehadiran mereka 100 persen. Bapak/Ibu, Bapak/Ibu, Bapak/Ibu. Atas tingkat

kedisiplinan yang sangat tinggi dalam rapat alat kelengkapan pada masa sidang ke-3 Tahun

Sidang 2017-2018 dan kami juga menghimbau kepada Anggota yang masih kurang

kehadirannya dalam rapat agar lebih meningkatkan kehadirannya dalam rapat dikarenakan hal

tersebut sudah menjadi kewajiban kita bersama. Jadi tingkat kehadirannya 90 sampai 100

persen pasti kami sampaikan dalam Paripurna ini, ya kecuali. Bapak/Ibu sekalian kami juga

telah bentuk Tim Etik atas temuan Anggota yang tingkat kehadirannya rendah dan kami

berharap pada sidang ke depan dapat dilakukan sidang Etik terhadap tingkat kehadiran Anggota

yang rendah dimaksud, sudah ada di sini.

Pimpinan yang terhormat, akhirnya kami sampaikan selamat mendaftar bagi Bapak/Ibu

yang akan melanjutkan perjuangan di Lembaga tercinta ini dan bagi Bapak/Ibu yang akan

berproses di DPR RI selamat berproses di Partai, semoga kita semua diberikan kekuatan dan

anugerah sehingga 1 Oktober 2019 bersama-sama dilantik untuk melanjutkan pengabdian bagi

Bangsa dan Negara.

PEMBICARA: ANGGOTA DPD RI

Ketua BK ke mana?

PEMBICARA: MERVIN SADIPUN KOMBER (KETUA BK DPD RI)

Demikian yang dapat kami sampaikan.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera.

Shalom.

Om shanti shanti shanti om.

Namo Buddhaya

Pimpinan Badan Kehormatan, Ketua Mervin Sadipun Komber, Wakil Ketua Hendri

Zaenudin, Wakil ketua Oni suwarman, A.Md., Sekaligus saya minta Wakil Ketua berdua ke

depan untuk bersama-sama kita menyerahkan Kode Etik ini, terima kasih.

PEMBICARA : Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

Sidang yang mulia, setelah kita bersama mendengarkan laporan Pimpinan BK apakah

kita dapat menyetujui Peraturan DPD RI tentang Kode Etik DPD RI, setuju. Terima kasih.

KETOK 2X

Selanjutnya dipersilakan kepada Pimpinan Komite II untuk menyampaikan laporan.

PEMBICARA: AJI MUHAMMAD MIRZA WARDANA, S.T. (KETUA KOMITE II

DPD RI)

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om swastiastu.

Namo Buddhaya.

Yang terhormat Pimpinan DPD RI, dan para Pimpinan Alat Kelengkapan DPD RI

beserta para Anggota DPD RI yang terhormat, Sekretaris Jenderal DPD RI beserta jajaranya

Page 13: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

12 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

dan para rekan media yang hadir, serta para hadirin sekalian yang berbahagia. Pertama-tama

marilah kita panjatkan Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan

berbagai macam kenikmatan, terutama kenikmatan iman, sehat sehingga dalam kesempatan ini

kita dapat bertatap muka serta bersilahturahmi dalam acara Sidang Paripurna DPD RI yang ke-

12 dalam keadaan sehat wal afiat.

Pada kesempatan ini izinkan kami mewakili Komite II untuk dapat menyampaikan

secara singkat mengenai poin-poin penting dari laporan perkembangan pelaksanaan tugas

Komite II pada masa Sidang IV ini. Terkait dengan penyusunan rancangan undang-undang

usul inisiatif Komite II DPD RI saat ini tengah menyusun Rancangan Undang-undang usul

inisiatif yaitu Rancangan Undang-Undang Kedaulatan Pangan dan pada kesempatan ini akan

kami sampaikan konsep usul prakarsa Rancangan Undang-undang Kedaulatan Pangan serta

progres penyusunan Rancangan Undang-undang tersebut yakni, Pertama, Rancangan undang-

undang tentang Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Pangan adalah konsep pemenuhan hak atas

pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, diproduksi dengan sistem

pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, artinya kedaulatan pangan sangat

menjunjung tinggi prinsip diversifikasi pangan sesuai dengan budaya lokal yang ada. Substansi

dalam Rancangan Undang-Undang Kedaulatan Pangan disusun dengan menerjemahkan lebih

lanjut tentang konteks Pasal 28a dan Pasal 28c Undang-Undang Dasar 1945 dalam hal

bagaimana negara memberikan jaminan bagi pemenuhan hak-hak dasar warga negara untuk

memenuhi kebutuhan pangannya melalui kedaulatan pangan. Adapun progress sampai dengan

saat ini tim ahli dengan dibantu legal drafter dan staf ahli Komite II, sedang melakukan

penyusunan draf awal naskah akademik dan draf Rancangan Undang-Undang Kedaulatan

Pangan.

Kemudian yang kedua, Rancangan Undang-Undang tentang Pelestarian dan

Pemanfaatan Sumber Daya Genetik. Tidak berbeda dengan tahapan penyusunan Rancangan

Undang-Undang sebelumnya tentang Kedaulatan Pangan, saat ini dalam tahap penerbitan SK

tim ahli, maka selanjutnya tim ahli dapat melakukan penyusunan draf naskah akademik dan

draf rancangan undang-undang.

Perlu kami sampaikan pada Masa Sidang IV ini Komite II juga telah menyelesaikan

pengawasan atas pelaksanaan tiga undang-undang, yaitu pengawasan atas pelaksanaan

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi dan kedua pengawasan atas

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dan yang

ketiga pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perindustrian.

Beberapa poin penting dalam penyusunan hasil pengawasan atas pelaksanaan ketiga

undang-undang tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang

Energi. Berdasarkan pembahasan hasil pengawasan maka DPD RI merumuskan dua

rekomendasi yakni bidang Regulasi dan Non Regulasi, atas hasil pengawasan

Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi sebagai berikut:

A. Rekomendasi bidang Regulasi

1. DPD RI mendesak Pemerintah agar segera mengimplementasikan Peraturan

Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional

secara efektif.

2. DPD RI mendesak pemerintah daerah untuk segera merancang perencanaan

energi daerah melalui rencana umum energi daerah atau RUED sehingga

kebutuhan terhadap energi dapat tersedia dengan baik dan terukur.

3. DPD RI mendesak terbitnya aturan turunan yang diamanatkan didalam

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, yaitu pertama

Page 14: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

13 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

Peraturan Pemerintah tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Energi, kedua

Peraturan Pemerintah tentang Pengusahaan Energi, ketiga Peraturan Daerah

tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Energi, keempat Peraturan Daerah

tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Energi, kelima Peraturan Daerah

tentang Rencana Umum Energi Daerah atau RUED, keenam Peraturan

Pemerintah mengenai Pendanaan, Penelitian, dan Pengembangan Energi

Baru dan Energi Terbarukan.

Kemudian DPD RI juga mendesak agar pemerintah segera melakukan

pembahasan secara tripartit antara Pemerintah, DPR, dan DPD mengenai

Rancangan Undang-undang Energi Terbarukan yang diusulkan oleh DPD RI

yang saat ini telah diserahkan kepada DPR RI.

B. Rekomendasi Bidang Nonregulasi

1. DPD RI mendesak Kementerian SDM dan Dewan Energi Nasional

mengintensifkan aksitensi bagi daerah dalam rangka penyusunan RUED.

2. DPD RI mendesak Kementerian Keuangan dan Kementerian Dalam Negeri

agar memberlakukan skema insentif dan disinsentif dalam penyusunan

RUED Provinsi ataupun RUED Kabupaten/Kota. Misalnya insentif

penambahan dak bidang energi bagi pemerintah daerah yang telah

menyelesaikan penyusunan RUED atau sebaliknya.

3. DPD RI mendesak agar pemerintah sedapat mungkin mempertahankan

stabilitas harga BBM dan energi lainnya, dengan tetap memperhatikan

faktor keekonomian serta juga daya beli masyarakat.

4. DPD RI mendesak sinkronisasi antara insentif fiskal dan nonfiskal dalam

hal pengembangan energi terbarukan agar beban investor atas biaya

investasi dalam pengembangan energi terbarukan bisa berkurang secara riil.

5. DPD RI mendesak pemerintah pusat dan daerah untuk meningkatkan

pemanfaatan sumber energi baru dan terbarukan untuk penyediaan tenaga

listrik dengan memperhatikan harga tenaga listrik yang berdasarkan prinsip

usaha yang sehat.

6. DPD RI mendesak PLN untuk meningkatkan distribusi listrik PLN hingga

kewilayah yang belum terjangkau listrik atau yang dalam hal ini yang kita

kenal dengan 3T.

7. DPD RI mendesak pendekatan berbeda bagi daerah-daerah yang memiliki

keterbatasan dalam mengakses jaringan listrik dalam rangka mencapai

target rasio elektrifikasi 100 persen, misal dengan mengoptimalkan sumber

energi lokal seperti pembangunan pembangkit listrik mikro hidro atau

pembangkit listrik tenaga angin di sebuah pulau yang terpisah dari pulau

utama, hal ini bertujuan untuk mengurangi beban APBN dari biaya

pengolahan pembangkit yang tidak berdasarkan sumber energi lokal.

8. DPD RI mendesak percepatan progam pembangkit listrik 35.000 megawatt

agar ketersediaan pasokan listrik di masa mendatang bisa tercukupi.

9. DPD RI mendesak pengawasan ketat terhadap LPG 3 kg agar tepat sasaran

dan tepat guna. Kemudian dalam jangka panjang diharapkan pemerintah

bisa membangun instalasi pipa gas yang bisa menghantarkan gas ke dalam

rumah tangga.

10. DPD RI mendesak pemerintah terkait dengan pengembangan energi

terbarukan agar investor melibatkan masyarakat sekitar sumber energi

terbarukan yang akan dikelola untuk menghindari konflik atas tanah yang

Page 15: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

14 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

dimiliki masyarakat setempat disekitar sumber energi terbarukan.

Contohnya terkait tanah adat atau hak ulayat.

2. Kemudian pengawasan yang kedua atas pelaksanaan Undang-undang Nomor 22

Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi berdasarkan pembahasan hasil

pengawasan, maka DPD RI merumuskan dua rekomendasi sebagaimana yang tadi

terkait bidang regulasi dan nonregulasi atas hasil pengawasan Undang-undang

Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, sebagai berikut.

A. Rekomendasi Bidang Regulasi

1. DPD RI mendorong perancangan dan penerbitan peraturan undang-undang

yang belum dibentuk berdasarkan amanat pembentukan Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi untuk menunjang

pelaksanaan kebijakan ketersediaan minyak dan gas bumi nasional.

2. DPD RI mendesak pemerintah untuk memperbaharui Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1979 tentang Keselamatan Kerja pada

pemurnian dan pengolahan minyak dan gas bumi, karena aturan ini sudah

tidak mengikuti perkembangan kebutuhan yang ada sehingga perlu direvisi.

3. DPD RI merekomendasikan revisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001

tentang Minyak dan Gas Bumi agar memprioritaskan kebutuhan dalam

negeri untuk mencapai ketahanan minyak dan gas bumi yang

pemanfaatannya maksimal bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan

dan merata sampai pada pelosok Indonesia.

4. DPD RI merekomendasikan revisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001

tentang Minyak dan Gas Bumi agar mengakomodasi energi

nonkonvensional, seperti shale oil, shale gas, coal-bed methane, dan thight

sand gas sebagai upaya diversifikasi untuk mendukung ketahanan energi

nasional.

B. Rekomendasi Bidang Nonregulasi

1. DPD RI mendorong upaya penemuan cadangan migas baru di daerah,

terutama di daerah Indonesia bagian timur untuk mendukung ketahanan

energi nasional. Pemerintah daerah memberikan pertimbangan untuk

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, baik di dalam penetapan

wilayah usaha dari wilayah yang memiliki potensi maupun terkait rencana

pengembangan lapangan migas. Pelaksanaan konsultasi dengan pemerintah

daerah dilakukan dengan gubernur yang memimpin penyelenggaraan

pemerintah daerah sesuai undang-undang pemerintah daerah.

2. DPD RI mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah terkait

kegiatan usaha di tiga blok gas bumi terbesar di Indonesia. Blok East

Natuna, Blok Masela, dan Blok IDD sehingga diharapkan meningkatkan

kontribusi gas di dalam bauran energi nasional dan mencegah impor gas di

masa yang akan datang.

3. DPD RI mendesak penyelesaian pipanisasi untuk menghubungkan blok gas

Natuna ke jaringan gas nasional untuk segera menjamin ketersediaan gas

murah bagi kebutuhan rumah tangga dan industri domestik.

4. DPD RI mendorong peran pemerintah daerah dalam pembentukan Badan

Usaha Milik Daerah, pengelolaan partisipating interest wilayah kerja

migas. Badan Usaha Milik Daerah diharapkan dapat mengumpulkan

kekuatan modal yang cukup, artinya tanpa meminjam pada kontraktor

Page 16: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

15 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

sehingga usaha migas dapat memberikan kontribusi nyata bagi penerimaan

devisa daerah dalam bentuk pembagian deviden kegiatan usaha migas.

5. DPD RI mendorong BPH Migas untuk mengoptimalkan upaya

pembentukan subpenyalur bahan bakar minyak atau BBM di setiap desa

berdasarkan peraturan BPH Migas Nomor 6 Tahun 2015 tentang Penyaluran

Jenis Bahan Bakar Tertentu dan Jenis Bahan Bakar Khusus, penugasan pada

daerah yang belum dapat penyalurnya yang akan memberikan dan

menjamin ketersediaan BBM bagi masyarakat di desa yang masih belum

terjangkau layanan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

6. DPD RI mendorong agar setiap badan usaha atau bentuk usaha tetap yang

diberi wewenang melakukan kegiatan usaha ekporasi dan eksploitasi untuk

dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitar melalui

berbagai program corporate social responsibility atau CSR guna

pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.

Saya rasa ada salah satu yang terlewat ini, satu rekomendasi yang kita

ingin segera dilakukan agar pemerintah, terakhir, diminta untuk segera

melakukan investigasi, segera menyelesaikan investigasi terkait kebocoran

minyak di perairan Balikpapan Kalimantan Timur.

3. Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perindustrian. Berdasarkan pembahasan hasil pengawasan maka DPD RI

merumuskan 2 rekomendasi, yakni bidang regulasi dan nonregulasi atas hasil

pengawasan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian sebagai

berikut.

A. Rekomendasi Bidang Regulasi

1. DPD RI mendesak pemerintah segera mengeluarkan aturan turunan yang

belum dibuat sesuai amanat Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Perindustrian seperti Undang-Undang tentang Lembaga Pembiayaan

Industri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat 3 Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

2. DPD RI mendesak pemerintah yaitu DPD RI mendesak Kementerian

Perindustrian untuk segera menyelesaikan rancangan Peraturan Pemerintah

tentang Perwilayahan Industri yang diamanatkan Pasal 14 Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindutrian. Salah satunya adalah mengenai

pengembangan sentra industri kecil dan menengah di setiap kabupaten/kota

dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi rakyat.

3. DPD RI mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan ketentuan

mengenai pengaturan yang bersifat teknis bidang industri tertentu sesuai

yang diamanatkan Pasal 6 Ayat (2) tentang Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2014 tentang Perindustrian.

4. DPD RI mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan peraturan

daerah terkait rencana pembangunan industri provinsi, kabupaten/kota

sesuai Pasal 10 Ayat (4) dan Pasal 11 Ayat (4) Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2014 tentang Perindustrian, dan

5. DPD RI mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan ketentuan

mengenai lembaga pembiayaan pembangunan industri sesuai amanat Pasal

48 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

Page 17: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

16 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

B. Kemudian rekomendasi bidang nonregulasi terkait perindustrian DPD RI;

1. DPD RI mendesak Kementerian Perindustrian untuk mempercepat

pembangunan sektor industri dan penyelesaian pembangunannya terutama

pada kawasan industri di luar Pulau Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua,

Sumatera guna terciptanya pemerataan di seluruh wilayah Indonesia.

2. DPD RI mendesak Kementerian Perindustrian untuk mempercepat

penyelesaian kawasan industri digital, e-commerce, dan start up dalam

peningkatan daya saing Indonesia di pasar internasional.

3. DPD RI mendorong penguatan terhadap fungsi komite ekonomi dan

industri nasional atau KEIN. Komite ini diharapkan dapat meningkatkan

koordinasi dalam pembangunan industri dalam mewujudkan kegiatan

industri yang saling bersinergi menuju penguatan struktural perekonomian

nasional.

4. DPD RI mendesak peningkatan kerjasama lintas lembaga terutama

Kementerian Perindustrian dengan lembaga lainnya seperti Kementerian

Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup, Badan Usaha Milik Negara,

Badan Standar Nasional, pemerintah daerah dan pengelola kawasan industri

dalam pembangunan dan pengembangan kawasan industri dan kawasan

ekonomi khusus.

5. DPD RI mendesak Kementerian Perindustrian dan Kementerian Tenaga

Kerja dan Transmigrasi melakukan peningkatan keahlian tenaga kerja

melalui pelatihan dan sertifikasi tenaga kerja lokal, pendidikan vokasi,

dengan memberikan bantuan kredit lunak dalam pembiayaannya agar

menghasilkan tenaga kerja yang berkeahlian dan bersertifikasi.

6. DPD RI mendesak Kementerian Perindustrian melakukan peningkatan

pelayanan kemudahan berinvestasi di dalam kawasan industri, baik melalui

pemberian insentif fiskal atau fasilitas pada kepabean maupun kemudahan

insentif nonfiskal berupa fasilitas perizinan, penetapan objek vital nasional

Indonesia dan program kemudahan investasi langsung konstruksi atau

KILK.

7. DPD RI mendesak Kementerian Perindustrian untuk berkoordinasi

terhadap seluruh stakeholder dalam penyediaan infrastruktur kawasan

industri, terutama fasilitas pendukung pembangunan kawasan industri,

sarana transportasi, ketersediaan gas, ketersediaan listrik, ketersediaan air,

sarana pengolahan limbah, pengelolaan lahan dan tata ruang serta

pengelolaan yang berstandar nasional Indonesia.

8. DPD RI mendesak Kementerian Perindustrian untuk segera memberikan

kepastian hukum yang konsisten dalam mengimplementasi kebijakan yang

berkaitan dengan pengembangan sektor industri, salah satunya mengenai

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang perubahan atas Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2000 tentang penetapan peraturan pemerintah

pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2000 mengenai Kawasan

Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas menjadi undang-undang.

9. DPD RI mendesak Kementerian Perindustrian untuk memperkuat

implementasi pengembangan sektor industri melalui sistem pengelolaan

berkala dan evaluasi terhadap kawasan industry, dan

10. DPD RI mendesak pemerintah agar dalam pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian dilakukan dengan seksama

dalam rangka mengupayakan penyelamatan sektor industri dari gejala de-

industrialisasi di Indonesia.

Page 18: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

17 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

Pimpinan DPD RI, Pimpinan Alat Kelengkapan DPD RI, para Anggota DPD RI,

Sekretariat DPD RI dan rekan media, serta hadirin sekalian, sebelum menutup laporan

perkembangan Komite II DPD RI, kami mohon kepada sidang paripurna yang mulia untuk

dapat mengesahkan 3 hasil pengawasan atas pelaksanaan undang-undang yaitu pengawasan

atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, pengawasan atas

pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, dan

pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

Demikian laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite II pada Sidang Paripurna

ke-12 Masa Sidang IV Tahun Sidang 2017-2018 yang dapat kami sampaikan pada kesempatan

yang berbahagia ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om shanti shanti shanti om.

Atas nama Komite II, Ketua Parlindungan Purba, Wakil Ketua I Kadek Arimbawa,

Wakil Ketua Aji Muhammad Mirza Wardana.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (MARINIR) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih senator Aji Mirza Wardana, S.T.

Sidang Dewan yang mulia, setelah kita bersama mendengarkan laporan Pimpinan

Komite II, apakah kita dapat menyetujui:

1. Hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak

dan Gas Bumi,

2. Hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan UU No. 30 Tahun 2007 tentang Energi,

dan

3. Hasil pengawasan DPD RI atas pelaksanaan UU. No. 3 Tahun 2014 tentang

Perindustrian.

PEMBICARA: ANGGOTA DPD RI

Setuju.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (MARINIR) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Setuju, terima kasih.

KETOK 1X

Selanjutnya kami persilakan kepada Komite III untuk menyampaikan laporan

perkembangan pelaksanaan tugasnya.

Page 19: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

18 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

PEMBICARA: FAHIRA IDRIS, S.E., M.H. (KETUA KOMITE III DPD RI)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Kepada yang saya hormati, pimpinan DPD RI, yang saya hormati sahabat-sahabat

Pimpinan Alat Kelengkapan DPD RI, yang saya hormati sahabat-sahabat Anggota DPD RI

yang sebentar lagi juga akan kembali ke DPD RI dan juga akan ke “kakak” kita DPR RI mudah-

mudahan semuanya terpilih, amin, dan juga kepada Pak Sesjen beserta jajaran dan yang hadir

disini sahabat-sahabat tenaga honorer dari Pagar Nusantara selamat datang. Pada sidang

paripurna yang mulia ini, perkenankanlah kami menyampaikan laporan perkembangan

pelaksanaan tugas Komite III DPD RI.

Salah satunya pada tanggal 21 Maret lalu, DPD RI melaksanakan rapat kerja dengan

Kemenpan RB, hasil kerja sama dengan Komite I dan juga BAP. Adapun kesimpulannya

adalah DPD RI mendorong pelaksanaan program tahun 2018 untuk melaksanakan Undang-

Undang ASN secara optimal dengan segera menyelesaikan peraturan pelaksanaan Undang-

Undang ASN dalam rangka membangun ASN yang memiliki integritas, profesional, netral,

dan bebas dari intervensi publik. Yang kedua, DPD RI menyepakati dan menyetujui kebijakan

Menpan RB dalam mencarikan solusi tenaga honorer kategori 2 yang tidak lulus seleksi pada

tahun 2013 yang berkeadilan yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Yang ketiga,

DPD RI akan mengawal pemerintah, dalam hal ini Kementerian PAN RB, untuk mengambil

langkah sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk memastikan dan mengkonfirmasi

penyelesaian validasi data honorer K2 yang tidak lulus seleksi tahun 2013 sesuai usulan awal

dari kementerian dari pemerintah daerah untuk diangkat menjadi CPNS.

Sebagai tindak lanjut, maka DPD RI akan melakukan konsolidasi dengan jajaran

kementerian atau lembaga terkait utamanya dengan Kementerian Keuangan, Bappenas, dan

pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Selanjutnya, DPD RI dan

Kemenpan RB sepakat bahwa sebelum dilakukan perubahan terhadap Undang-Undang No. 5

Tahun 2014 tentang ASN, maka DPD RI meminta pemerintah untuk menyelesaikan seluruh

peraturan pelaksanaan yang diamanatkan Undang-undang ASN terutama penyelesaian

Peraturan Pemerintah tentang Pegawai Negeri dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Kemudian

DPD RI dan pemerintah juga sepakat bahwa terhadap pemikiran adanya perubahan Undang-

Undang No. 5 Tahun 2014 tentang ASN tidak mengesampingkan peran PPPK sebelum

terpenuhinya PNS di daerah sesuai dengan kompetensi serta tidak menghapus lembaga pra

ASN dalam rangka menjaga sistem merit serta mendorong reformasi birokrasi secara

konsisten.

Selanjutnya adapun program kegiatan Komite III yang menjadi prioritas adalah yang

pertama penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang perlindungan pasien, yang kedua

penyusunan Rancangan Undang-Undang tentang perubahan atas Undang-Undang No. 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen adapun RUU tersebut akan ditargetkan selesai pada masa

sidang berikutnya. Selanjutnya mengenai penyusunan pandangan DPD RI terhadap Rancangan

Undang-Undang tentang Kebidanan, adapun garis besar substansi materi pandangan DPD atas

RUU tersebut adalah pembentukan Undang-Undang tentang Kebidanan memiliki irisan

dengan berbagai peraturan perundang-undangan lainnya, seperti Undang-Undang No. 29 tahun

2004 tentang Praktik Kedokteran dan Undang-Undang Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga

Kesehatan.

Salah satu irisan tersebut antara lain tampak dalam norma yang mengatur ketika bidan

dalam keadaan darurat dalam rangka pertolongan pertama maka dapat melakukan tindakan di

luar kewenangannya. Pasal tersebut harus disertai dengan ketentuan penutup yang menegaskan

bahwa pasal-pasal di dalam Undang-Undang Praktik Kedokteran sepanjang bertentangan

dengan Pasal 56 Ayat (1) undang-undang ini maka tidak berlaku, dengan begitu potensi bidan

Page 20: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

19 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

dikriminalisasi bisa dihindari. Yang kedua, ketentuan mengenai pendayagunaan bidan yang

dirumuskan dalam RUU Kebidanan belum dapat mengatasi permasalahan distribusi dan mutasi

bidan. Yang ketiga pengaturan konsil kebidanan hendaknya diatur lebih terperinci seperti

berlaku pada konsil kedokteran. Yang keempat, pengaturan mengenai kuota nasional sebagai

jawaban yang ditawarkan RUU Kebidanan, dalam upaya pengendalian mutu lulusan

pendidikan kebidanan masih kurang memadai dalam memenuhi kualitas pendidikan

kebidanan, sebab ketentuan tersebut tidak mengaitkan kuota penerimaan mahasiswa dengan

akreditasi program studi. Di dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi, akreditasi program

studi merupakan salah satu indikator untuk menjamin mutu lembaga pendidikan tinggi, hal ini

selaras dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Dengan

demikian di dalam RUU Kebidanan seharusnya ada ketentuan yang mengaitkan antara kuota

dengan akreditasi program studi. Apabila akreditasi program studi belum memadai maka dapat

berpengaruh terhadap kuota penerimaan mahasiswa hal ini memerlukan penegasan sebagai

bentuk keberpihakan pada mutu layanan bidan dimasyarakat. Yang kelima, perlu adanya

kebijakan afirmatif bagi kesejahteraan bidan yang bekerja di daerah tertinggal, pedalaman dan

kepulauan dengan mencantumkan mengenai tunjangan khusus dan fasilitas perumahan serta

transportasi untuk bidan yang berada di DPTK.

Terakhir, pembinaan dan pengawasan bidan oleh pemerintah pusat dan daerah

merupakan hal esensial di dalam memastikan mutu layanan bidan, salah satu bentuk pembinaan

dan pengawasan dilakukan melalui pengendalian dengan instrumen surat izin praktik bidan,

namun tanpa disertai sanksi administrasi maka sulit mendorong bidan profesional. Oleh karena

itu, perlu dibuat bab khusus tentang sanksi adminitrasi, mulai dari sanksi ringan, teguran,

sampai sanksi berat pencabutan izin khususnya apabila bidan melanggar ketentuan pasal

tentang kewajiban bidan dalam RUU Kebidanan.

Sehubungan dengan selesainya penyusunan pandangan terhadap RUU tentang

Kebidanan melalui sidang paripurna yang mulia ini, Komite III DPD RI meminta kepada

Pimpinan dan seluruh Anggota Dewan Perwakilan Daerah yang terhormat untuk dapat

memutuskan dan mengesahkan hasil pandangan DPD RI terhadap RUU tentang Kebidanan

sebagai produk DPD RI dan selanjutnya disampaikan kepada DPD RI. Dengan demikian

laporan perkembangan pelaksanaan tugas Komite III DPD RI kali ini sudah selesai,

perkenankan kami mengucapkan sekali lagi terima kasih kepada pimpinan beserta seluruh

anggota dan juga sahabat-sahabat dari Pagar Nusantara. Pokoknya Pagar Nusantara tidak usah

khawatir, DPD RI selalu bersama Pagar Nusantara. Yang penting nanti saya minta tolong

kepada seluruh teman-teman Pagar Nusantara di seluruh wilayah Indonesia, di mana ada

sahabat-sahabat anggota DPD RI yang mau maju, mohon dukungannya, setuju? Tetap

semangat ya, terima kasih banyak.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Komite III, Ketua Fahira Idris, Wakil Ketua dr. Delis Julkarson Hehi, Wakil Ketua

Bapak Abdul Aziz.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Ibu Fahira Idris, Ketua Komite III yang sudah membacakan laporannya.

Sidang dewan yang mulia, setelah kita bersama mendengarkan laporan Pimpinan Komite III,

apakah kita dapat menyetujui pandangan DPD RI terhadap Rancangan Undang-undang

Kebidanan?

PEMBICARA: ANGGOTA DPD RI

Setuju.

Page 21: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

20 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

Setuju, terima kasih

KETOK 2X

Selanjutnya dipersilakan kepada Komite IV untuk menyampaikan laporan hasil

pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan.

PEMBICARA: SISKA MARLENI, S.E., M.Si. (WAKIL KETUA KOMITE IV DPD RI)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat petang.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om swastiastu.

Laporan pelaksanaan tugas Komite IV DPD RI pada sidang paripurna ke-12 masa

sidang IV Tahun Sidang 2017-2018 DPD RI, Senin, 23 April 2018. Yang kami hormati

pimpinan DPD RI, yang kami hormati dan kami banggakan, rekan-rekan Anggota DPD RI,

Sekretaris Jenderal beserta jajaran, rekan-rekan media, hadirin yang terhormat. Puji dan syukur

kehadirat Tuhan YME, karena dengan limpahan rahmat serta hidayahnya sehingga pada hari

ini kita dapat bersama-sama menghadiri Sidang Paripurna ke-12 Dewan Perwakilan Daerah

Republik Indonesia, atas nama Pimpinan dan atas nama Anggota Komite IV DPD RI kami juga

menyampaikan terima kasih, atas kesempatan yang diberikan untuk menyampaikan laporan

kerja Komite IV DPD RI pada masa sidang ini. Selanjutnya sebagaimana yang sudah

teragendakan, bahwa pada kesempatan Rapat Sidang Paripurna ini menyampaikan laporan

kegiatan Komite IV dalam dua agenda yang pertama yaitu hasil pengawasan atas pelaksanaan

Undang-Undang 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah dan juga yang kedua perkembangan

pembahasan materi yang lainnya.

Hadirin yang kami hormati, hasil pengawasan pelaksanaan Undang-Undang 21 tahun

2008 tentang Perbankan Syariah telah melalui beberapa mekanisme. Yang pertama diawali

dengan penyerapan aspirasi di daerah yang dilakukan oleh seluruh masing-masing Anggota

Komite IV pada masa bekerja di daerah pemilihan sejak 19 Februari hingga 21 Maret 2018.

Lalu kami juga melakukan kegiatan rapat dengar pendapat dengan Asosiasi Bank Syariah

Indonesia (Asbisindo), lalu juga dengan Asosiasi Bank Daerah (Asbanda), dengan seluruh

jajaran Direksi Bank Muamalat.

Dengan seluruh jajaran Direksi Bank Muamalat, Ikatan Cendekiawan Muslim

Indonesia, lalu juga dengan masyarakat ekonomi syariah dan juga melakukan RDPU dengan

pakar dan juga dari pihak Otoritas Jasa Keuangan dan diakhiri dengan finalisasi hasil

pengawasan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah pada tanggal 27

Maret 2018. Hadirin yang kami hormati ada beberapa hal yang menjadi catatan atau

permasalahan yang juga bisa dibaca sebagai suatu bentuk ketidaksesuaian antara pelaksanaan

Undang-Undang No. 21 dengan beberapa undang-undang dan juga peraturan yang lainya.

Secara lengkap pasal dan per-ayatnya tentunya saya sudah disampaikan dalam laporan

nanti akan diserahkan tetapi saya akan membacakan secara umum mengenai permasalahan atau

ketidaksesuaian yang dimaksud. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah ada permasalahan dengan Undang-Undang No. 21 Tahun 2000, maaf Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2009 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Di mana ketidaksesuaian itu

mengakibat adanya bahwa tabungan investasi, deposito, investasi dan bentuk lainnya pada unit

usaha syariah dan badan usaha syariah tidak dijamin oleh LPS.

Page 22: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

21 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

Lalu yang kedua Undang-Undang No. 21 tentang Perbankan Syariah dengan Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan ditemukan bahwa pengaturan

pembinaan dan pengawasan Unit Usaha Syariah atau UUS dan Badan Usaha Syariah atau BUS

yang dilakukan oleh Bank Indonesia dan sudah dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Selanjutnya Undang 21 Tahun 2008 juga ada ketidaksesuaian dengan Undang-undang, maaf

dengan peraturan Bank Indonesia tepatnya Nomor 11 Tahun 2009 tentang Unit Usaha Syariah

yang mewajibkan kepada UUS atau Unit Usaha Syariah menjadi Badan Usaha Syariah paling

lambat Juli 2023 sangat sulit untuk dilaksanakan karena dirasa belum siap, selanjutnya bahwa

materi MPF Bank Syariah pada Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

Syariah tidak dapat disamakan dengan MPENG pada Bank Konvesional karena memiliki

karakter yang berbeda dan pembayaran yang berbeda. Yang kedua, setelah permasalahan pada

Undang-undang 21 kami juga menemukan permasalan berkaitan dengan spin off Usaha Unit

Syariah Bank Pembangunan Daerah menjadi Bank Usaha, Bank Unit maaf Bank Unit Syariah.

Temuannya adalah bahwa kegiatan usaha dan jaringan kantor berdasarkan modal inti

terkendala oleh permodalan Bank Pembangunan Daerah. Hal ini menjadi penyebab tidak

terlaksananya proses spin off UUS menjadi BUS serta rendahnya daya saing BUS Bank

Pebangunan Daerah.

Yang ketiga berkaitan dengan literasi perbankan syariah indeks literasi perbankan

keseluruhan nasional pada tahun 2016 sebesar 32 % dengan indeks literasi perbankan syariah

secara nasional 6.63 % lebih kecil dibanding indeks literasi perbankan keseluruhan secara

nasional. Yang keempat penempatan dana haji pada bank syariah dan yang kelima hasil

pengawasan adalah berkaitan dengan permasalahan permodalan bank syariah.

Berdasarkan hasil permasalahan tersebut, ada beberapa hal yang direkomendasikan

bahwa DPD RI merekomendasikan kepada DPR RI sebagai berikut. Permasalahan yang

berkaitan dengan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah adalah yang

pertama DPD RI mendorong DPR RI untuk bersama-sama melakukan perubahan pada

Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, terutama pada Pasal 19,

50, 51, 52, 53, dan 56 dan 68. Selain itu, pengaturan pada pasal-pasal yang mengatur tentang

kredit dan pembayaran perlu diperjelas. Yang kedua DPD RI merekomendasikan kepada Bank

Indonesia untuk mengubah Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/14/PBI Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Bank Indonesia Nomor 11/10/PBI/2009 tentang Unit Usaha Syariah terutama

pada batas waktu pemisahan atau spin off UUS menjadi BUS.

Dua, spin off UUS DPD menjadi BUS DPD mendorong pemerintah pusat serta

pemerintah daerah sebagai pemilik Bank Pembangunan Daerah untuk melaksanakan Undang-

Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah Pasal 68 dengan opsi:

1. Konversi dari BPD konvesional menjadi BPD syariah.

2. Legal spin off atau spin off aset antara 2,5 sampai dengan 3 triliun.

3. Legal spin off atau konversi aset di bawah 2,5 triliun, atau

4. Opsinya adalah penggabungan atau merger UUS pada Bank Pembangunan Daerah di

setiap daerah menjadi BUS BPD atau BUS Bank Pembangunan Daerah Indonesia

sebagai Bank Umum Syariah BPD Indonesia.

Tiga literasi Perbankan Syariah DPD RI mendorong Pemerintah Asosiasi Bank Syariah

Indonesia atau Asbisindo, Masyarakat Ekonomi Syariah atau MES untuk meningkatkan

integrasi perbankan syariah melalui penyelenggaan festival ekonomi dan juga perbankan

syariah. Lalu yang kedua, peningkatan peran BPRS dalam pengelolaan dana masyarakat dalam

meningkatkan literasi perbankan syariah, lalu yang ketiga memasukan materi tentang

perbankan syariah pada kurikulum sekolah dan yang keempat pendidikan jurusan perbankan

syariah atau ekonomi syariah di perguruan tinggi, yang keempat penempatan dana haji pada

bank syariah. DPD RI pertama mendorong BPKH untuk meningkatkan porsi penempatan di

deposito syariah dan juga atau penyertaan langsung atau investasi langsung pada bank Umum

Page 23: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

22 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

Syariah Nasional dan unit usaha syariah Bank Pembangunan Daerah. Yang kedua, DPD RI

mendorong BPKH untuk meningkatkan kerjasama dan peran serta BPD dalam menerima dan

mengelola dana jemaah haji Indonesia. Yang terakhir yang kelima, berkaitan dengan

permasalahan permodalan Bank Indonesia, Bank Muamalat DPD RI mendorong pemerintah

untuk ikut serta, ikut serta membenahi permodalan pada Bank Muamalat Indonesia.

Hadirin yang kami hormati, pada Sidang Paripurna ini kami sampaikan hasil

pengawasan ini untuk dapat diambil putusan sebagai Keputusan DPD RI tentang hasil

pengawasan DPD RI atas pelaksanaan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah. Sedangkan materi lain yang berkaitan dengan fungsi pertimbangan dan

fungsi anggaran DPD RI, Komite IV DPD juga memberikan baru saja menyelesaikan tentang

pemilihan calon anggota BPK sebagaimana telah dilaporkan dalam diambil putusannya pada

Sidang Paripurna Luar Biasa DPD RI pada tanggal 3 April 2018 yang lalu.

Lalu juga bahwa rekomendasi DPD terhadap rencana kerja pemerintah tahun 2019

materi ini terkait dengan anggaran fungsi,fungsi anggaran DPD dalam pembahasan RKP 2018,

dan juga dalam kaitan ini kami dengan Komite Panitia Anggaran DPD RI Komite IV dan juga

tim anggaran Komite I,II dan III melakukan RDP dengan Badan Pusat Statistik dan juga dengan

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau BAPENAS pada 27 Maret 2018. Dan fungsi

legislasi Komite IV yang masih dalam proses pembahasan adalah berkaitan dengan usul

inisiatif terhadap dua RUU yaitu RUU Pengurusan Piutang Negara dan Daerah dan juga RUU

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah.

Materi RKP 2019 dan usul inisiatif RUU akan dilaksanakan pembahasannya pada masa

sidang mendatang. Hadirin yang kami hormati akhirnya dengan tidak lupa mengucapkan

terima kasih kepada Pimpinan, kepada sekretariat, kepada staf ahli, dan juga rekan-rekan media

yang telah membantu kami Komite IV melaksanakan tugas pada masa sidang ini dan tentunya

semuanya kita berharap bahwa ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat dan bangsa. Dan

pada akhir pembacaan laporan kerja Komite IV ini, izinkan saya juga mengucapkan selamat

menjalankan ibadah suci Ramadhan 1439 H kepada rekan-rekan yang melaksanakan dan juga

selamat melaksanakan bekerja di daerah pemilihan.

Terima kasih.

Wassalamualaikum warrohmatullaahi wa barrokaatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om shanti shanti shanti om.

Jakarta, 23 April 2018 Ketua Komite IV … (tidak jelas, red.) Bapak Drs. Ajiep

Padindang, Wakil Ketua Bapak H, Ayi Hambali, dan saya Siska Marleni.

Terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Ibu Siska Marleni.

Sidang Dewan yang Mulia setelah kita bersama-sama mendengarkan laporan Pimpinan

Komite IV apakah kita dapat menyetujui hasil pengawasan atas pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah? Setuju?

PEMBICARA: ANGGOTA DPD RI

Setuju.

Page 24: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

23 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (Marinir) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

KETOK 2X

Terima kasih.

Selanjutnya dipersilahkan kepada Pimpinan BAP untuk menyampaikan laporan hasil

pelaksanaan tugas yang telah dilaksanakan.

PEMBICARA: Drs. H. ABDUL GAFAR USMAN, M.M. (KETUA BAP)

Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuh.

Selamat sore.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang kami hormati Saudara Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia

beserta Pimpinan Sidang Paripurna, Saudara-saudara, Rekan-rekan Pimpinan Alat

Kelengkapan dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia serta para pejabat

eselon I sampai eselon IV dengan Karyawan yang kami hormati dalam kesetjenan, yang sangat

kami senangi, Adik-adik serta Saudara-saudara yang hadir sebagai mewakili daerah yang hadir

di Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia ini memberikan pertanda bahwa magnet dan

elektron antara Adik-adik dengan DPD makin hari makin terasa kuatnya.

Para wartawan hadirin-hadirat yang berbahagia Badan Akuntabilitas Publik Dewan

Perwakilan Daerah Republik Indonesia sesuai dengan undang-undang dan tata tertib telah hadir

dan menyenangkan masyarakat di mana kehadiran BAP sebagai wajah yang menyenangkan

bagi seluruh masyarakat dengan sensitif dan cepat dan tanggap sesuai dengan undang-undang

dan tata tertib telah menindaklanjuti hasil laporan dan aspirasi dari masyarakat sehingga

masyarakat merasa kehadiran DPD betul-betul merupakan menyatu dengan dirinya, menyatu

dengan perasaannya dan harapannya. Oleh karena itu, BAP dari hari ke hari dan waktu ke

waktu meningkat laporan aspirasi dari masyarakat dari waktu ke waktu. Oleh karena itu

kehadiran BAP betul-betul merupakan wajah DPD terdepan di tengah-tengah masyarakat dan

merupakan suatu niat dan harapan masyarakat terhadap Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia.

Bapak-bapak, Ibu-ibu, hadirin-hadirat yang kami hormati ternyata masyarakat sangat

mengharapkan kedekatan hati dan kedekatan badan kedekatan perasaan kepada masyarakat

sehingga BAP apa yang disampaikan oleh masyarakat telah menindak lanjuti dengan 3E 1T

kita serap dengan senang kita selesaikan dengan sesuai dengan permasalahanya dan kita

tuntaskan sehingga harapan masyarakat serap sampaikan dan selesaikan serta tuntaskan inilah

sebenarnya menjadi harapan masyarakat kepada Dewan Perwakilan Daerah sebagai wakilnya

yang formal yang berada di Negara Republik Indonesia ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini kami akan sampaikan pertama,

mohon untuk mendapatkan keputusan dari Dewan dari Paripurna, yang kedua dapat kiranya

dipahami tentang eksistensi BAP dari dulu sekarang dan ke depan. Pertama sesuai dengan tugas

yang dibebankan kepada BAP menindaklanjuti hasil pemeriksaan Badan Pemeriksaan

Keuangan kita telah melakukan berbagai RDP-RDP di BAP ada dua Rapat Dengar Pendapat

dan Rapat Dengan Penyelesaian. Jadi dua RDP yang dilakukan dengan istilah RDP, Rapat

Dengar Pendapat dan Rapat Dengan Penyelesaian kedua-duanya secara akumulasi telah kita

lakukan baik dengan Pemerintah Daerah, Kabupaten/Kota serta Provinsi, insya Allah mudah-

mudahan dengan adanya pertemuan yang kita lakukan baik dengan BPK, BPKP dan

Pemerintah Daerah nampak meningkat terhadap tata kelola keuangan dari Pemerintah Daerah

sehingga tidak ada lagi alasan oleh pemerintah pusat untuk tidak memberikan kepercayaan

Page 25: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

24 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

kepada Pemerintah Daerah terhadap hak daerah yang memang menjadi perjuangan kita dari

Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia.

Bapak dan Ibu yang kami hormati setelah kami melakukan pertemuan dengan

Pemerintah Daerah dan kita tindak lanjuti aspirasinya dan kita juga melakukan RDP di tingkat

pusat baik dengar rapat konsultasi dengan BPK RI, baik dengan kementerian terkait maupun

dengan para inspektorat serta juga dengan BPKP, insya Allah telah mendapatkan suatu

tanggapan yang sangat baik sehingga kita memberikan rekomendasi-rekomendasi baik

terhadap Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dan Provinsi maupun bagaimana

satuan pemeriksa internal dari Inspektorat untuk dapat meningkatkan eksistensi dalam

meningkatkan fungsi kepengawasannya terhadap tata kelola keuangan.

Insya Allah semua rekomendasi kita setelah kita mendapatkan pertemuan dengan baik

sehingga Pemerintah Daerah memberikan komitmen satu bulan, ada dua bulan untuk

menyelesaikan dan pengembalian terhadap kerugian-kerugian negara yang dilakukan baik

sengaja maupun tidak sengaja, baik bersifat administratif maupun bersifat lainya. Komitmen

inilah yang menjadi suatu kebanggan bagi kita bahwa daerah mempunyai komitmen untuk

mengembalikan kerugian negara sesuai dengan aturan dan prosedur yang berlaku sehingga

peranan BPKP kita harapkan dapat menjadi suatu hasil yang lebih baik.

Oleh karena itu, dari rincian rekomendasi BAP DPD RI atas penindak lanjut hasil

pemeriksaan BPK Semester I tahun 2017 sebagai mana terlampir dan melalui Sidang Paripurna

ini BAP berharap agar dapat disetujui menjadi keputusan Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia, sehingga merupakan suatu keputusan yang mengikat dan dapat ditindaklanjuti

secara formal oleh lembaga, baik lembaga negara maupun lembaga-lembaga struktural yang

memiliki kewajiban untuk itu. Kedua, tindak lanjut pengaduan dan laporan masyarakat

sebagaimana kami sampaikan tadi bahwa, laporan masyarakat terhadap eksistensi Dewan

Perwakilan Daerah sebagai BAP wajah terdepan untuk menyelesaikan permasalahan-

permasalahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, karena harapan bukan harapan

masyarakat sesungguhnya, adalah dekatnya kita dengan masyarakat dan tahunya apa yang

dirasakan dan tahu apa yang diharapkan dan apa yang menjadi harapan dari masyarakat untuk

penyelesaian. Insya Allah BAP telah melakukan pendekatan-pendekatan yang sangat efektif

dengan melakukan pertemuan antara masyarakat dengan pemerintah daerah, antara masyarakat

dengan perusahaan, antara masyarakat dengan badan-badan yang memerlukan penyelesaian,

BAP tidak mencari siapa yang salah, tetapi bagaimana duduk permasalahan yang dapat kita

lakukan secara efektif dan secara efisien. Sehingga demikian kesadaran kita bahwa, negara ini

tidak akan ada tanpa adanya rakyat, adanya rakyat adanya DPD, adanya rakyat adanya

pemerintah, adanya rakyat adanya Presiden, adanya rakyat adanya perusahaan. Oleh karena itu

kata kuncinya rakyat adalah kata kunci dalam Negara Republik Indonesia ini, oleh karena itu

denyut jantung harapan rakyat menjadi denyut jantung dari BAP untuk dapat diselesaikan

secara efektif dan efisien. Insya Allah, mudah-mudahan dengan apa yang kita lakukan

Sengketa antara yayasan sekolah, sengketa antara purnawirawan TNI Angkatan Laut

dan PT. Ciputra Graha Prima di Kelurahan Lidah Kulon, Kecamatan Karang Pilang, Kota

Surabaya khusus untuk tindak lanjut permasalahan ini, turut juga dihadiri oleh pimpinan kita

yang terhormat langsung dihadiri oleh Bapak Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik

Indonesia Bapak Nono Sampono. Oleh karena itu, BAP bukan hanya hadir sebagai alat

kelengkapan tersendiri, tapi juga menjadi perhatian oleh Dewan Perwakilan Daerah dalam hal

ini langsung dihadiri oleh Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah. Iya, Bapak dan Ibu,

permasalahan-permasalahan lingkungan terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga

Panas Bumi di PT. Pertamina, di Kabupaten Lebong Bengkulu, sengketa lahan antara PT. PG

Tolangohula Gorontalo dengan warga masyarakat Kecamatan Wonosari, permasalahan

tuntutan masyarakat Adat Dayak atas tanah adat ulayat di Desa Sukaramai, sengketa lahan

warga masyarakat Kelurahan Rejosri, Kecamatan Kolonia, Kota Medan, permasalahan

Page 26: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

25 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

eksekusi lahan di Tanjung Sari, Kecamatan Luhu, Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi

Tengah, permasalahan legalitas perhimpunan pemilih penghuni Satuan Rumah Susun Graha

Cempaka Mas Kelurahan Sumur Batu, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, juga

permasalahan-permasalahan masyarakat yang terkait dengan tanah yang dihuni oleh

masyarakat dengan PT. KAI.

Bapak dan Ibu yang kami hormati, masalah KAI telah kami lakukan RDP dan RDPU

dengan para ahli dan juga dengan para orang-orang yang ahli dibidang hukum tata negara,

hukum pertanahan, sehingga dengan demikian Bapak dan Ibu yang kami hormati, hasil dari

RDP tersebut permasalahan sengketa lahan yang melibatkan PT. KAI ini bersumber dari

permasalahan ground card, maka pada masa sidang ini BAP telah mengundang sejumlah pakar

hukum, pakar pertanahan, pakar hukum tata negara untuk membahas secara lebih rinci

mengenai permasalahan ground card, yang dapat disimpulkan bahwa ground card bukan tanda

bukti hak, ground card hanya tanda bukti fisik sama halnya dengan surat ukur atau gambar

situasi, sertifikat hak pakai atas nama departemen sekarang Kementerian Perhubungan Sekiu

PJKA tidak dapat dijadikan dasar bagi kepemilikan tanah oleh PT. KAI,, karena secara hukum

masih memiliki, masih dimiliki oleh departemen sekarang Kementerian Perhubungan. Dengan

demikian ketentuan-ketentuan dalam proses pengembalian hak dan lain terhadap barang yang

tidak bergerak milik negara pada PT. Kereta Api Indonesia Persero tunduk pada prinsip

perbendaharaan negara. Oleh karena itu, para staf ahli dan para tenaga-tenaga ahli memberikan

saran kepada BAP agar dilakukan,

1. Penelitian investigasi secara konkret terlihat itu secara asli yang berada di Negeri

Belanda.

2. Bagaimana implementasi ground card di negara-negara yang pernah dijajah oleh

Belanda, disarankan kepada BAP, bukan untuk melakukan SR, tapi melakukan

investigasi dan melihat secara konkret implementasi ground card itu di negara-negara

yang pernah dijajah oleh Belanda dan aslinya bagaimana berada di Negeri Belanda.

Demikian Bapak Pimpinan dan Saudara-saudara, bukan BAP minta SR tapi diminta

dan ditugaskan oleh staf ahli untuk mengecek kebenaran dari ground card tersebut. Bapak dan

Ibu, Bapak Pimpinan yang kami muliakan, dan Hadirin-hadirat yang berbahagia, demikian

banyaknya pengaduan-pengaduan lakukan, sehingga dengan demikian tidak terserap oleh

waktu dan tidak tercukup oleh anggaran, karena bagaimanapun BAP hadir adalah karena

Dewan Perwakilan Daerah Rapublik Indonesia. Demikian yang dapat kami sampaikan secara

lengkap, nanti akan kami sampaikan kepada pimpinan. Pertama untuk diminta keputusan

Paripurna terhadap tugas BAP untuk menindaklanjuti hasil temuan BPK. Yang kedua agar

dapatnya dijadikan suatu bahan pertimbangan oleh pimpinan untuk mengadakan rapat

pimpinan, serta rapat-rapat tindak lanjut lainnya terhadap eksistensi BAP yang memang

menurut Komite IV sekarang adalah money follow program, bukan money function tapi money

follow program. Oleh karena itu program-program yang lakukan oleh BAP betul-betul dapat

dipertanggungjawabkan sehingga demikian money follow program menjadi suatu indikator

oleh PURT dan oleh pimpinan terhadap BAP.

Terima kasih, mohon maaf jika terdapat kesalahan kami atas nama anggota BAP dan

Pimpinan BAP mengucapkan maaf dan terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Page 27: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

26 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (MARINIR) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Ketua BAP Bapak Abdul Ghafar Usman. Sidang dewan yang mulia,

setelah kita bersama mendengarkan laporan Pimpinan BAP, apakah kita dapat menyetujui

rekomendasi atas penindaklanjutan laporan hasil pemeriksaan BPK RI Semester I 2017?

PEMBICARA: ANGGOTA DPD RI

Setuju.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (MARINIR) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih.

KETOK 2X

Selanjutnya kita akan mendengarkan laporan perkembangan alat kelengkapan

berikutnya yaitu, PURT silakan.

PEMBICARA: H. SUDIRMAN (WAKIL KETUA PURT DPD RI)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore.

Salam sejahtera bagi kita semua

Om swasiastu.

Yang terhormat, Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang kami

hormati rekan-rekan senator Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, yang

saya hormati Kesekjenan bersama jajarannya. Alhamdu lillahi rabbil 'alamin, puji dan syukur

mari sama-sama kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sampai dengan

pada hari ini telah dapat kita sama-sama menghadiri Sidang Paripurna ke-12 DPD RI,

berdasarkan Pasal 96 dan Pasal 97 Peraturan DPD RI Nomor 4 Tahun 2017 tentang Tata Tertib

DPD RI, disebutkan bahwa tugas PURT adalah membantu Pimpinan DPD RI antara lain, dalam

menentukan kebijakan kerumahtanggaan DPD RI dan merencanakan menyusun kebijakan

anggaran DPD RI, serta melaksanakan tugas lain yang berhubungan dengan masalah

kerumahtanggaan DPD RI yang ditugaskan oleh Pimpinan DPD RI berdasarkan hasil rapat

Panitia Musyawarah. Dalam rangkaian pelaksanaan tugas tersebut, izin Pak Ketua kalau bisa

laporan ini tertutup.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (MARINIR) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

Sidang dewan yang mulia, mengingat laporan PURT ini masalah internal, oleh karena

itu, iya, atau angkanya tidak usah dibaca, ini saja,

PEMBICARA: H. SUDIRMAN (WAKIL KETUA PURT DPD RI)

Baik kalau begitu.

Page 28: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

27 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (MARINIR) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

Oke, iya, Bapak-bapak, bapak ibu, enggak apa-apa duduk, tidak, iya, iya.

PEMBICARA: H. SUDIRMAN (WAKIL KETUA PURT DPD RI)

Maka demikian, dengan demikian untuk itu, maka kami akan menyerahkan langsung

kepada ketua dan tentu ini sudah dibagikan kepada setiap anggota. Akhir kata daripada saya

mewakili PURT mengucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua

Om shanti shanti shanti om.

Jakarta 23 April 2018, Panitia Urusan Rumah Tangga Dewan Perwakilan Daerah

Republik Indonesia, Ketua Dr. Nono Sampono, Wakil Ketua Drs. H. A. Budiono, Wakil Ketua

Matheus Stefi, Wakil Ketua Sudirman.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (MARINIR) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Pak Sudirman, sudah menyampaikan laporan dari PURT, berikutnya

dipersilakan Pansus Tatib.

PEMBICARA: Dr. H. AJIEP PADINDANG, S.E., M.M. (KETUA PANSUS TATIB DPD

RI)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat sore, salam sejahtera untuk kita sekalian.

Om swastiastu.

Yang saya hormati Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia, Pimpinan

Sidang yang saya hormati bapak, ibu Anggota DPD RI yang masih setia sampai saat ini di

ruangan, hadirin yang berbahagia. Perkenalkan saya selaku ketua Pansus mewakili sesama

pimpinan dan anggota Pansus lainnya, menyampaikan laporan sebagai berikut, tapi ini saya

tidak bacakan lengkap jumlahnya 14 halaman, saya tadinya pikir disajikan dilayar, bapak, ibu

sekalian yang saya hormati, tentu saja kami awali dengan rasa syukur kepada Allah Subhanahu

Wata’ala Tuhan Yang Mahakuasa.

Kami sebagai Pansus telah selesai melaksanakan tugas, kami sebut sebagai tugas tahap

pertama, karena pada Panmus yang lalu, kami diberikan tugas tambahan untuk masih

melakukan RDPU dengan Pemerintah, maupun dengan pakar, tetapi karena Anggota Pansus

susah kuorum, maka dan juga komunikasi dengan pihak pemerintah belum efektif, maka kami

hanya sempat melakukan tambahan RDPU yaitu dengan Bapak Prof. Mahfud MD dan Bapak

Prof. Yusril dan jawaban tertulis atau pandangan tertulis Prof. Mahfud juga sudah di tangan

Pansus.

Sidang Paripurna yang kami muliakan, tugas yang diberikan kepada kami, dasarnya

adalah keputusan DPD RI, menindaklanjuti perubahan Undang-Undang MD3, Undang-

Undang Nomor 17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, DPD, DPRD yang terkait dengan tugas

dan wewenang DPD. Bahan yang digunakan Pansus di dalam melaksanakan tugasnya yaitu,

kajian Badan Kehormatan, Pandangan dari berbagai pakar dan pemangku kepentingan melalui

RDP dan RDPU, kami undang Prof. Dr. Zudan Arif Fakrulloh, Prof. Dr. La Ode Husen, Prof.

Jimly Asshidiqie, Asosiasi DPRD Kabupaten Kota dan Pemerintah Provinsi di Sumatera

Page 29: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

28 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

Selatan, Prof. Yusril Mahendra, Prof. Mahfud MD, masukan tertulis dari BPKK, masukan

tertulis dari beberapa anggota telah kami juga terima, dan hasil-hasil pembahasannya adalah

sebagaimana yang telah kami sampaikan, 2 kali kalau tidak salah ingat, tertulis kepada seluruh

anggota yang terhormat, bahkan pada Sidang Paripurna yang lalu, kami sudah secara formal

menjelaskan di forum ini, bagian dari sosialisasi kepada seluruh anggota dan alhamdulillah

sejak kami sampaikan dalam sosialisasi yang lalu itu, ternyata tidak ada satupun anggota yang

menyampaikan pandangan tertulis, ya, kalau ngobrol-ngobrol ada beberapa tetap secara tertulis

tidak ada yang menyampaikan. Sebenarnya kami asumsikan bahwa ini sudah diterima semua

oleh, sudah dipahami, diterima dan dimaklumi oleh seluruh Anggota DPD RI, oleh karena itu

kami mengantarkan substansinya.

1. Yang pertama adalah implementasi dari penambahan Pimpinan DPD RI, penambahan

Pimpinan DPD RI implementasinya yang disepakati dalam Pansus yaitu, perubahan

pengaturan wilayah, jika pada Peraturan DPD Nomor 4 Tahun 2017, wilayah dibagi

menjadi 3 yaitu, wilayah barat, wilayah tengah, dan wilayah timur untuk

mengkonstruksikan dengan penambahan Pimpinan DPD, maka dalam kesepakatan

kami di Pansus, merumuskan pengaturan wilayah menjadi 2 yaitu, wilayah timur yang

meliputi; Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan

Timur, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi

Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi

Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat. Itu untuk wilayah timur

jumlahnya 17 provinsi dan wilayah barat provinsi yang saya tidak sebutkan tadi, tapi

sudah ada semua tertulis disini. Kemudian selanjutnya adalah, Pansus menyepakati

konstruksi pembagiannya secara bulat dan berimplementasi pada tata cara pemilihan

DPD sebagai berikut: Pemilihan Pimpinan DPD dilakukan dari dan oleh anggota dalam

Sidang Paripurna dipimpin oleh pimpinan sementara, ini untuk keseluruhan

maksudnya, pemilihan Pimpinan DPD dilakukan dengan prinsip mendahulukan

musyawarah untuk mufakat, keterwakilan wilayah dan memperhatikan keterwakilan

perempuan dalam hal tidak mufakat anggota memilih 4 nama calon pimpinan DPD dari

bakal calon pimpinan mencerminkan keseimbangan wilayah, selanjutnya masing-

masing wilayah memilih paling banyak 5 orang anggota untuk menjadi bakal calon

Pimpinan DPD, selanjutnya anggota memilih 2 dari 4 calon pimpinan dari masing-

masing wilayah, calon pimpinan DPD yang memperoleh suara terbanyak pertama dan

kedua pada masing-masing wilayah ditetapkan sebagai calon pimpinan DPD terpilih,

dan seterusnya ini hampir sama dengan Tatib yang lalu sebenarnya mekanismenya.

Selanjutnya ini terkait dengan pemilihan pimpinan DPD, diatur lebih lanjut nanti di

peraturan peralihan, tapi nanti kami sampaikan.

2. Substansi ke-2 ialah pemantauan dan evaluasi rancangan perda dan peraturan daerah,

saya pikir bapak, ibu sekalian, pada saat sosialisasi lalu kami memang tekankan sekali

ini untuk dipahami bersama, kami asumsikan sudah dipahami secara bersama, karena

itu saya tidak usah bacakan panjang laporannya, prinsipnya adalah, kami sudah

difungsikan pemantauan, kami sudah difungsikan evaluasi, kita sudah buat mekanisme

kerjanya, antara lain; terbentuknya suatu lembaga di DPD kedepan, mulai tahun sidang

kedepan yaitu, Panitia Urusan Legislasi Daerah atau PULD, ini pemantauan evaluasi

rancangan Perda dan Perda secara khusus telah diberikan bahan pertimbangan hukum

oleh Prof. Mahfud MD dan secara norma aturan, sudah sejalan dengan yang kami susun

atau yang kita susun di Pansus, bahkan pandangan tertulis beliau itu memperkuat

rumusan yang kita sudah susun di draft Tatib ini.

3. Penguatan kelompok Anggota DPD di MPR, diatur dalam BAB tersendiri, yaitu,

kedudukan DPD di MPR untuk memperkuat dan memperjelas kedudukan DPD di

MPR.

Page 30: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

29 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

a. Kelompok Anggota DPD di MPR, Pimpinan Kelompok DPD di MPR

berjumlah 20 orang, terdiri atas 1 orang ketua, 7 orang wakil ketua, 1 orang

sekertaris, 7 orang wakil sekertaris, 1 orang bendahara dan 3 orang wakil

bendahara.

b. Pimpinan kelompok Anggota DPD di MPR akan merepresentasikan DPD

sebagai kelompok DPD dalam tugas-tugas sebagai anggota badan-badan di

MPR. Pimpinan MPR dari unsur DPD, mekanisme pemilihan Calon Pimpinan

MPR dari unsur DPD, ini juga sudah diatur dalam Tatib.

c. Tugas-tugas BPKK dikembalikan kepada kelompok DPD di MPR.

d. Kelompok menyusun Permen kerja dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

4. Substansi ke-4. Kemandirian anggaran, terkait dengan kemandirian anggaran ini, kami

merumuskan sesuai dengan amanat Undang-Undang MD3 yang baru, tidak ada yang

terlalu berubah dari Tatib yang lama, hanya kami pertegas kewenangan itu.

Kemudian berikutnya adalah ketentuan peralihan ini yang saya kira perlu dicermati

betul-betul. Ketentuan peralihan ini:

a. Mengatur Pimpinan DPD yang sedang menjabat tetap melaksanakan tugasnya sampai

berakhirnya periode masa jabatan DPD RI 2014-2019.

b. Mengatur pengisian jabatan Wakil Ketua III untuk periode keanggotaan 2014-2019

paling lama dilaksanakan pada akhir masa sidang tahun sidang 2017-2018. Pada akhir

masa sidang ke-5 ketika kami rumuskan di Yogya disepakati, disinkronkan dengan

PPUU dan juga dengan Tim BK rumusannya itu pada Juni akhir karena Mei-Juni adalah

masa sidang ke-5, Juni atau Juli, Mei, Juni, Juli.

c. Mengatur pembentukan, dan susunan keanggotaan Panitia Urusan Legislasi Daerah

ditetapkan paling lama pada akhir masa sidang ke-5 tahun sidang 2017-2018.

d. Mengatur Badan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan tetap melaksanakan tugas

sampai berakhirnya tahun sidang 2017-2018, dengan demikian pada tahun sidang 2018-

2019 BPKK dinyatakan tidak ada lagi.

e. Untuk penambahan satu unsur pimpinan pada komite, karena ini mensinergikan dengan

seluruh pimpinan yang ada. Satu unsur pimpinan pada Komite, PPUU, BK, BAP, dan

BKSP mulai berlaku pada awal tahun sidang 2018-2019.

f. Terkait dengan tata cara pengisian Wakil Ketua khusus untuk periode masa jabatan ini

Pansus setelah melalui perdebatan yang panjang, belum mampu menyamakan persepsi

secara bulat sehingga merumuskan tiga alternatif yang kami bawa kepada forum

Paripurna untuk diputuskan secara bersama. Alternatif pertama masing-masing wilayah

menetapkan paling banyak 3 orang calon, calon unsur pimpinan DPD. Dua, unsur calon

pimpinan DPD dalam rapat wilayah. Tiga unsur calon pimpinan DPD dimasing-masing

wilayah dipilih melalui Sidang Paripurna untuk menetapkan satu unsur Pimpinan DPD

sebagaimana sebagai wakil Ketua III, itu alternatif pertama. Alternatif dua wilayah

yang sudah terwakili alokasi unsur Pimpinan DPD tidak dapat mencalonkan lagi.

Wilayah unsur Pimpinan DPD terpilih menetapkan paling banyak 3 orang calon unsur

Pimpinan DPD. Unsur calon pimpinan tersebut dipilih dalam rapat wilayah melalui

musyawarah untuk mufakat atau suara terbanyak, kalau tidak dapat mufakat. Unsur

calon Pimpinan DPD terpilih ditetapkan dalam Sidang Paripurna. Apabila lebih dari

satu orang calon Pimpinan DPD dilakukan dengan musyawarah dan mufakat atau

pemilihan dengan suara terbanyak. Unsur calon Pimpinan DPD terpilih untuk mengisi

jabatan Wakil Ketua III DPD itu alternatif dua dengan dua wilayah yaitu Wilayah

Indonesia Timur dan Wilayah Barat. Alternatif tiga setiap anggota berhak

mendaftarkan diri sebagai calon Wakil Ketua III DPD. Unsur calon pimpinan tersebut

harus didukung oleh paling sedikit 10 orang anggota yang berasal dari provinsi yang

Page 31: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

30 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

berbeda, jadi, bukan pendekatan wilayah barat dan timur, ini yang alternatif tiga. Unsur

calon pimpinan tersebut berasal dari provinsi yang berbeda dengan Ketua DPD, Wakil

Ketua I dan Wakil Ketua II, ini untuk berkeadilan jangan nanti muncul unsur Pimpinan

DPD dari provinsi yang sama. Oleh karena itu kita tegaskan di sini unsur calon

Pimpinan tersebut berasal dari provinsi yang berbeda dengan kita DPD atau Wakil

Ketua I dengan Wakil Ketua II. Anggota memilih satu rencana Wakil Ketua III DPD

dalam hal suara terbanyak sama dilakukan khusus terhadap calon Wakil Ketua III yang

mendapatkan surat terbanyak yang sama tersebut. Calon Pimpinan DPD mendaftarkan

suara terbanyak ditetapkan, yang mendapatkan suara terbanyak ditetapkan sebagai

Wakil Ketua III DPD.

g. Mengatur masa peralihan untuk pengaturan pedoman dan pengaturan internal DPD

lainnya paling lama 3 bulan setelah disahkan Tatib ini. Materi-materi tersebut telah

lakukan harmonisasi pemberatan dan pemanfaatan konsepsi dengan PPUU

sebagaimana dilaporkan oleh Pimpinan PPUU juga dan telah dilakukan perubahan-

perubahan drafting sifatnya teknis tanpa mengubah substansi dalam bentuk

menyesuaikan rujukan pasal atau ayat. Membetulkan beberapa draft informal untuk

memperjelas maksud rumusan dan memperbaiki tata bahasa. Dalam pembahasan

harmonisasi pemberatan pemantapan konsepsi dengan PPUU juga dibahas apakah draft

dilakukan dalam pembentukan bahan atau penggantian tata tertib namun kami di Pansus

menetapkan dengan melihat mencermati perubahan substansi maka menetapkan bahwa

peraturan Nomor 4 Tahun 2017 tentang tata tertib harus diganti dengan tata tertib yang

baru. Hal ini sesuai atas sejalan dengan lampiran 2 Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2011 tentang Peraturan Perundang-undangan.

Sidang Paripurna yang mulia sekali lagi catatan kami karena sebenarnya Panmus yang

lalu masih ada menugaskan kami untuk RDPU dan konsultasi, tapi itu belum dapat kami

lakukan karena keterbatasan ditingkat internal Anggota Pansus tapi kewajiban kami

sebagaimana juga amanah Panmus yang lalu dan tadi melaporkan perkembangan kegiatan

Pansus pada forum yang terhormat ini.

Demikianlah kami sampaikan terima kasih kepada Pimpinan DPD, Pimpinan Alat

Kelengkapan, dan seluruh Anggota DPD RI, Pimpinan Pansus serta seluruh anggota,

Sekretariat Jenderal, Staf Sekretariat Pansus kami ucapkan terima kasih semuanya, mohon

maaf jika terjadi kekurangan dan kelemahan selama kami memimpin Pansus ini.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Shalom.

Om shanti shanti shanti om.

Pimpinan Pansus saya Ajiep Padindang, Wakil Ketua Gede Pasek Suardika, SH. MA.,

Wakil Ketua Fahira Idris, S.E., M.A.

Demikian, terima kasih.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (MARINIR) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Ketua Pansus Tatib Senator Ajiep Padindang yang sudah menyampaikan

laporan perkembangan Pansus tentang Tatib.

Sidang Dewan yang mulia, sebelum menutup sidang paripurna ini dan kita kembali ke

daerah, kami meminta kepada seluruh anggota untuk lebih peka menyikapi berbagai kondisi

yang terjadi dalam kurun waktu terakhir di masyarakat. Kami meminta agar seluruh Anggota

Page 32: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

31 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

DPD RI lebih memberikan perhatian terhadap gejolak sosial yang semakin meningkat

menjelang tahun politik.

Semakin dekatnya agenda pelaksanaan pilkada yang dilaksanakan di 17 provinsi, 39

kota, dan 115 kabupaten akan semakin membutuhkan sinergi seluruh stakeholder untuk

menjaga kelancaran dan terwujudnya pesta demokrasi yang menghasilkan pemimpin daerah

yang berintegritas. Dalam pelaksanaan pilkada serentak gelombang ketiga, DPD RI berharap

pemerintah mampu meningkatkan kualitas persiapannya. Dari hasil pengawasan pelaksanaan

pilkada serentak yang dilakukan pada tahun 2015 dan 2017 lalu, DPD RI memandang

pemerintah perlu meningkatkan kesiapan terkait validitas data pemilih tetap sebagai faktor

strategis yang dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan pilkada. Hal ini tentu perlu segera

dipersiapkan pemerintah agar menghindari tumpang tindih data pemilu yang seringkali

menjadi celah kecurangan pelaksanaan pilkada. Di samping itu, pemerintah juga perlu

mempersiapkan pengamanan khususnya di wilayah rentan konflik. Selain itu dari hasil

pengawasan pelaksanaan pilkada, DPD RI memandang pemerintah dan pemerintah daerah,

harus mampu menjaga netralitas Aparatur Sipil Negara dari tahapan persiapan sampai dengan

tahapan pengumuman hasil pelaksanaan pilkada.

Dari permasalahan-permasalahan tersebut, kami meminta agar seluruh Anggota DPD

RI dapat dalam pelaksanaan kegiatan di daerah kali ini dapat bersinergi untuk mengatasi

permasalahan tersebut. DPD RI berharap kendala yang dihadapi pada pelaksanaan pilkada

serentak gelombang pertama dan kedua dapat diatasi dan tidak terulang lagi sehingga pilkada

kali ini dapat berlangsung sukses. Hal ini juga mengingatkan pelaksanaan pilkada serentak kali

ini dapat menjadi barometer kesiapan pemerintah menghadapi pemilu tahun 2019.

Pada pelaksanaan kegiatan kerja di daerah kali ini kami juga meminta seluruh anggota

memantau kesiapan pemerintah daerah dalam menghadapi bulan suci Ramadan. Stabilitas

harga dan pasokan bahan kebutuhan pokok masyarakat daerah menjadi perioritas yang perlu

dijaga. DPD RI mengapresiasi langkah pemerintah dalam kurun waktu 2 tahun terakhir yang

cukup mampu menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan menjelang ramadhan. Selain itu

DPD RI juga mengafresiasi langkah pemerintah menambah waktu cuti lebaran yang

diharapkan dapat dimanfaatkan pemerintah daerah dalam meningkatkan perputaran ekonomi

di daerahnya. Sejalan dengan hal itu pada masa kerja kali ini kami minta kepada seluruh

anggota untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan inspatruktur vital di daerah. Kasus

kecelakaan pembangunan inspratrutur yang terjadi di daerah beberapa waktu ini, perlu juga

menjadi moreksi daerah, agar hal tersebut tidak mengganggu produktivitas ekonomi daerah

dalam meningkatkan daya akses serta daya saing masyarakat daerah.

Pada kesempatan ini kami juga mengimbau kepada seluruh Anggota DPD RI agar

memberikan perhatian terhadap dampak peraturan pemerintah, terkait tenaga kerja asing. DPD

RI tentu berharap peraturan pemerintah tersebut harus berpihak kepada tenaga kerja dalam

negeri dan penggunaan TKA tersebut dapat dimaksimalkan sebagai bagian proses transper

pengetahuan, karena tidak dapat dipungkiri dengan semakin gencarnya pembangunan yang

dilakukan, hal tersebut juga menjadikan Indonesia juga sebagai margin market bagi tenaga

kerja luar negeri. Kebutuhan investasi pembangunan yang meningkat tidak akan terlepas dari

kebutuhan tenaga kerja dengan skill khusus. Namun DPD RI mengingatkan kepada pemerintah

agar menghindari penggunaan TKA unskill karena akan semakin melemahkan daya saing

tenaga kerja dalam negeri.

Pemerintah juga perlu mempertimbangakan target waktu penggunaan TKA, agar tujuan

transfer knowledge yang dilakukan dapat secara tepat memacu peningkatan kualitas tenaga

kerja dalam negeri. Koni juga meminta agar pemerintah tidak mengurangi perhatian terhadap

tenaga kerja di luar negeri. Berbagai kasus penelantaran TKI dan terjeratnya TKI dalam kasus

hukum berat masih mendapat perhatian khusus untuk diselesaikan. Menangani hal tersebut

DPD RI secara khusus untuk meminta pemerintah untuk terus meningkatkan perlindungan

Page 33: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

32 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

terhadap TKI di luar negeri. Di samping itu, DPD RI mengimbau agar pemerintah menyusun

program repatriasi tenaga kerja indonesia dari luar negeri, karena sebagai bangsa yang besar

kita tidak ingin kehilangan putra-putri terbaik bangsa yang justru merasa lebih dihargai pihak

asing dari pada tumpah darahnya sendiri.

Sidang dewan yang mulia, pada rapat ini Panmus tadi juga telah dicapai beberapa

kesepakatan yang perlu ditindaklanjuti oleh alat kelengkapan DPD RI pada masa sidang ke

depan. Sehubungan dengan masuknya surat presiden kepada pimpinan perihal penunjukan

wakil pemerintah dalam pembahasan beberapa RUU, maka rapat Panmus telah menunjuk

Komite II sebagai wakil DPD RI dalam pembahasan RUU tentang Masyarakat Hukum Adat.

Kami berharap masa kegiatan kali ini juga dapat dimanfaatkan untuk menyerap aspirasi

masyarakat daerah, demi memperkaya substansi materi kedua RUU tersebut. Selain itu,

pimpinan juga telah menerima surat dari pimpinan DPD RI perihal pengesahan RUU tentang

Sumber Daya Air dan Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara pada Sidang Paripurna

DPR. Selain itu, pimpinan juga telah menerima surat dari pimpinan DPR RI perihal pengesahan

RUU tentang pengesahan persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah

Kerajaan Thailand tentang kerja sama di bidang pertahanan. Kami meminta agar seluruh

anggota DPD RI pada kegiatan di daerah kali ini ikut mensosialisasikan undang-undang

tersebut dan mengkaji dampak penerapan undang-undang terhadap kemajuan daerah.

Pada kesempatan ini, kami informasikan bahwa jadwal Masa Sidang V Tahun Sidang

2017-2018 akan berlangsung tanggal 21 Mei 2018 sampai dengan tanggal 15 Agustus 2018.

Sedangkan untuk pelaksanaan Sidang Paripurna ke-13 dengan agenda pembukaan Masa

Sidang V Tahun Sidang 2017-2018 dan laporan kegiatan Anggota DPD RI di daerah pemilihan

akan dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2018.

Sidang dewan yang mulia, sebelum menutup Sidang Paripurna kali ini, marilah kita

berdoa bersama agar dalam pelaksanaan tugas kita kedepan dapat berjalan dengan baik dan

lancar, serta mendapatkan ridho Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Berkenan dengan hal

tersebut, dimohon kesediaan Saudara Dr. Abdul Azis Kafia, S.Si., M.Si., Anggota DPD RI dari

Provinsi Jakarta untuk memandu doa.

PEMBICARA: Dr. ABDUL AZIS KAFIA, S.Si., M.Si. ( DKI JAKARTA)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mari sama-sama kita berdoa, doa akan saya pimpin dalam agama Islam. Bagi yang lain,

silakan menyesuaikan.

[BAHASA ARAB]

Allahuma Ya Allah, Ya Tuhan kami, ampunilah segala dosa dan khilaf kami dosa dan

khilaf kedua orang tua kami, dosa dan kesalahan para pemimpin bangsa kami dan dosa serta

kesalahan orang-orang yang telah mendahului kami dengan keimanan.

Allahuma Ya Allah, Ya Tuhan kami, berikanlah kami pelimpahan rahmat-Mu dan

jadikan kami orang-orang yang senantiasa saling memberkahi, saling merahmati, dan saling

memberikan manfaat untuk sesama karena sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk

sesama manusia, khairunnas anfauhum minas.

Allahuma Ya Allah, Ya Tuhan kami, berikanlah kami hidayah dan petunjuk dalam

menjalani setiap aktivitas, sehingga setiap perjalanan hidup kami, setiap aktivitas kami, setiap

tugas yang kami kerjakan senantiasa bernilai ibadah di sisi-Mu, Ya Rabb.

Allahuma Ya Allah Ya Tuhan kami, tunjukkanlah kepada kami bahwa yang benar

adalah benar dan tunjukan kepada kami kekuatan untuk memperjuangkannya dan tunjukanlah

Page 34: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileRISALAH SIDANG PARIPURNA KE-12 ... Jadi ini satu contoh yang positif mungkin bisa diikuti dari yang lainnya biar yang di daerah juga

33 SIDANG PARIPURNA KE-12 DPD RI MS IV TS 2017-2018

SENIN, 23 APRIL 2018

kepada kami bahwa yang bathil adalah bathil, yang salah adalah salah, dan berikan kami

kekuatan untuk menjauhinya.

[BAHASA ARAB]

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN SIDANG: Letjen TNI (MARINIR) Purn. Dr. NONO SAMPONO, M.Si.

(WAKIL KETUA DPD RI)

Terima kasih Senator DR. Abdul Azis Kafia yang sudah memandu doa untuk kita

semua.

Sidang dewan yang mulia, demikianlah kita telah melalui seluruh agenda persidangan

hari ini. Selamat melaksanakan tugas di daerah pemilihan masing-masing, semoga Allah SWT

senantiasa melindungi kita semua. Akhirnya dengan mengucapkan alhamdulillah. Sidang

Paripurna ke-12 kami tutup.

Wabilahitaufik walhidayah, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Shalom.

Om shanti shanti shanti om.

Namo buddhaya.

SIDANG DITUTUP PUKUL 19.45 WIB