dewan perwakilan daerah republik indonesia ... filelingkar hijau bengkulu lebong sebagai rakyat kita...

28
Nomor: RISALAHDPD/BAP-RDP//2018 DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ----------- RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT BADAN AKUNTABILITAS PUBLIK DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2017-2018 I. KETERANGAN 1. Hari : Rabu 2. Tanggal : 6 Juni 2018 3. Waktu : 13.10 WIB 15.00 WIB 4. Tempat : R. Rapat Komite I DPD RI 5. Pimpinan Rapat : 1. Drs. H. Abdul Gafar Usman, M.M. (Ketua) 2. KH. Ahmad Sadeli Karim, Lc. (Wakil Ketua) 3. Novita Anakotta, S.H., M.H. (Wakil Ketua) 6. Acara : Rapat dengar pendapat terkait permasalahan lingkungan terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi PT PGE di Kabupaten Lebong Bengkulu. 7. Hadir : Orang 8. Tidak hadir : Orang

Upload: hoangnhi

Post on 25-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

Nomor: RISALAHDPD/BAP-RDP//2018

DEWAN PERWAKILAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA

-----------

RISALAH

RAPAT DENGAR PENDAPAT BADAN AKUNTABILITAS PUBLIK

DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA

MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2017-2018

I. KETERANGAN

1. Hari : Rabu

2. Tanggal : 6 Juni 2018

3. Waktu : 13.10 WIB – 15.00 WIB

4. Tempat : R. Rapat Komite I DPD RI

5. Pimpinan Rapat :

1. Drs. H. Abdul Gafar Usman, M.M. (Ketua)

2. KH. Ahmad Sadeli Karim, Lc. (Wakil Ketua)

3. Novita Anakotta, S.H., M.H. (Wakil Ketua)

6. Acara

: Rapat dengar pendapat terkait permasalahan lingkungan

terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas

Bumi PT PGE di Kabupaten Lebong Bengkulu.

7. Hadir : Orang

8. Tidak hadir : Orang

Page 2: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

II. JALANNYA RAPAT:

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, Lc. (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil’alamin.

Wasshalatu wassalamu wal mursalin wa ash habihi ajma’in a’bad.

Yang saya hormati para tamu undangan, khususnya yang terhormat Bapak H. Rosjonsyah

Bupati Lebak, Bupati Lebong ya. Yang saya hormati Bapak Ari Dono Sukmanto Kabareskrim

sudah datang. Yang saya hormati Ibu Ir. Ida Mulyana,.Msc, Dirjen Kementerian SDM. Ibu

mewakili? Oh gitu ya. Yang saya hormati Ibu Yuliswani, Asisten Proklamir Bangunan Provinsi

Bengkulu. Yang saya hormati Bapak N. Sastro Aliansi Lingkar Hijau Lebong. Yang saya

hormati Wali Daerah Bengkulu. Yang saya hormati Bapak B. Wisnu, Deputi Bidang Pencegahan

dan Kesiapsiagaan BNPB. Yang saya hormati PT PEG ya, PGE apa, PG ya? Langsung Pak

Direktur yang datang ya? Terima kasih ini atas kedatangannya, PGE ya.

Hadirin yang berbahagia, Alhamdulillah pada pagi ini kita bertemu dalam rangka rapat

koordinasi antara DPD RI dengan instansi yang kami undang. Sebenarnya ini kelanjutan dari

pada rapat DPD RI di daerah di Bengkulu pada tanggal 28 Maret 2018, mungkin Bapak Bupati

Lebong hadir waktu itu. Waktu itu memang kami berpartisipasi rapat ini dengan mengundang

beberapa instansi terkait, seperti dari Kementerian SDM, kemudian Kementerian PUPR ada ya?

Oh iya, ini belum masuk di sini ini, terima kasih. Mohon maaf salah sebut tadi, ini belum

tercantum tadi, mungkin belum nyampe. Selamat datang semuanya di DPD ya. Ini rapat resmi

kita dan direkam karena di sini bukan cari yang salah, tapi kita cari solusi untuk bagaimana agar

supaya permasalahan di Lebong ini bisa selesai. Artinya bahwa perusahaan jalan, pemerintah

juga tenang, rakyat juga tenang. Terima kasih kepada yang mewakili Aliansi Lingkar Hijau ya,

juga kepada Wali. Waktu rapat di Bengkulu sebenarnya saya nggak hadir waktu itu karena yang

hadir ketua. Ketua Pak Abdul Gafar Usman sekarang lagi juga beliau apa, kunjungan lapangan

ke Aceh, ada masalah di Aceh juga ya. Terus juga Ketua I sedang di Yordania ada heart share

masalah pengawasan TKI kita di sana. Saya kemudian diberi amanah untuk memimpin rapat ini.

Untuk itu, marilah kita buka rapat ini dengan membaca Basmallah.

Bismillahirrahmanirrahim.

KETOK 3X

Untuk pertama kali saya minta, mungkin ini karena yang datang kepada kami dari Aliansi

Lingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di

Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa namanya, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ya.

Pertama kita dengarkan dulu dari Aliansi Lingkar Hijau Lebong untuk menyampakan

permasalahan. Walaupun kami waktu itu sudah menjawab, tapi biar semua orang tahu di sini

karena kemarin juga ada yang di Lebong nggak pernah datang kan? Jadi, biar langsung dari yang

mempunyai masalah. Silakan. Yang mewakili siapa? Tapi bukan Wali ya, dari Lingkar Hijau ini

ya, walinya belum datang. Oh ya, silakan. Namanya?

RAPAT DIBUKA PUKUL 13.15 WIB

Page 3: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

PEMBICARA: N. SASTRO (ALIANSI LINGKAR HIJAU, KABUPATEN LEBONG

PROVINSI BENGKULU)

Terima kasih, Pak Pimpinan.

Baik, pertama kami ucapkan terima kasih. Sebenarnya ini kemajuan pascatanggal 28

Februari lalu kita pertemuan di Bengkulu dan ini ditindaklanjuti.…

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, Lc. (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Maret, Maret kalau nggak salah.

PEMBICARA: N. SASTRO (ALIANSI LINGKAR HIJAU, KABUPATEN LEBONG

PROVINSI BENGKULU)

Maret ya Pak, kita bisa ketemu lagi. Di sini kami ingin menyampaikan sebenarnya, ini

pascalongsor April 2016 lalu sebenarnya ada beberapa hal penting yang berdampak ke

masyarakat di Lebong. Pertama, itu adalah ada peningkatan intensitas banjir selama 2017-2018

di DAS Sungai Koto yang mengenai kurang lebih 9 desa di Lebong, itu yang pertama. Yang

kedua, ada 2 sabo dam yang dibangun. Sabo dam pertama itu dibangun tahun ‘63-‘64 oleh orde

baru dan memang dia dibangun itu pascabanjir banda tahun sebelumnya, Pak. Jadi, sebenarnya

sabo dam itu memang untuk penahan lajunya pasir dan penahan banjir di, untuk yang hilirnya

juga sebenarnya.

Nah, pasca April 2016 lalu, sabo dam ini sebenarnya sudah rusak. Dua sabo dam ini

sudah tidak lagi mampu menahan apa material yang hanyut karena memang dulu, menurut

konsultan yang dari Jepang itu untuk normal dan idealnya harus ada 7 sabo dam sebenarnya,

karena memang luncuran secara alami pasirnya itu dari hulu air Karat atau hulu air Kotok itu

memang terus hanyut sebenarnya karena memang dia apa, tekstur gunung berapi itu kan memang

pasti gampang untuk apa, longsor. Nah ketika ini sudah rusak, maka dia sudah menimpa ke areal

persawahan masyarakat, Pak. Sekarang ini ada 30 hektar yang tidak bisa lagi digunakan. Nah,

kalau ini nggak dibenahi sabo dam ini sebenarnya, dia akan loncat ke irigasi. Irigasi itu dipakai

untuk hampir 5 ribu hektar sawah yang ada di Lebong sebenarnya. Nah, itu yang menjadi soal

kita yang, yang ada di sana sebenarnya, terkait dengan kebencanaannya.

Terus yang selanjutnya adalah kita melihat sebenarnya, kami juga sangat, sangat paham,

ini aset untuk Lebong. Tetapi, pengelolaannya yang kami lihat ini tidak, tidak apa, tidak

dilakukan dengan baik. Kelola lingkungannya hampir tidak dilakukan dengan baik. Misalnya,

waktu longsor dulu, pengelolaan bungkusan dan bahan-bahan kimianya itu berserakan dan itu

tidak menyatakan sebenarnya itu sebuah pelanggaran. Terus yang kedua sebenarnya, proses

pemulihan lingkungan pascalongsor itu untuk bagaimana memang sub-sub DAS yang di got air

Sungai Karat, Sungai Koto itu dipulihkan sebenarnya. Apakah itu pemulihanya dengan fisik

buat, apa ada kanal-kanal untuk penahan damnya itu? Atau memang misalnya upaya untuk

pemulihan secara alami dengan penanaman pohon yang memang sangat serius kita lakukan di

situ misalnya. Nah itu yang juga yang kita lihat jadi soal.

Nah, yang lain kita lihat juga sebenarnya persiapan sosial dengan masyarakat setempat

juga apa, menjadi soal. Jadi ketika lahan dibebaskan di arealnya PGE, maka dia loncat ke

atasnya, akan membuka lahan baru. Itu biasa, ikutan ketika pembukaan lahan kan pasti

Page 4: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

masyarakat pasti itu. Nah, seharusnya harus ada pesiapan sosial yang dilakukan sehingga

memang masyarakat tidak anggap, tidak dianggap pengganggu, tetapi dianggap bagian dari aset

untuk mengelola, menjaga sumur-sumur PGE yang di sana itu.

Yang lain, Pak, ini yang sangat jadi soal kami di atas longsoran yang lama ini ada 3

danau, besar, tidak sampai 1 kilo, Pak, jaraknya. Nah kalau di bawahnya longsor lagi, maka

danau itu akan luncur, ada 2 kelurahan lebih yang akan tertimbun penduduknya. Nah, ini yang

kita lihat sebenarnya hal yang serius untuk Lebong gitu loh. Nah, maka sebenarnya kenapa kami

mempersoalkan ini sebenarnya ini juga begitu, Pak, bagaimana memang kita bisa

menyelamatkan aset, masyarakat juga tidak di, menerima dampaknya semakin jauh, terus apa

pemerintah juga bisa memfasilitasi sebenarnya apa-apa yang menjadi kebutuhan dan persoalan

yang harus kita selesaikan dalam waktu cepat dan dekat misalnya. Karena apa, Pak? Pasca April

2016 dulu itu ada 16 rekomendasi dari Departeman SDM untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah

dan PGE di Lebong, tetapi kita lihat sebenarnya percepatan untuk melakukan rekomendasi itu

menjalankan rekomendasi itu sangat lamban. Nah, itu yang menjadi kita lihat sebenarnya ini soal

bagi kita ketika itu tidak dibenahi, maka masyarakat juga akan semakin terkena dampaknya.

Nah, kami harapkan sebenarnya ada beberapa hal yang tawaran kami:

1. Itu memang harus ada pemulihan di lokasi sekitar, lokasi PGE dan longsoran PGE itu,

baik itu secara fisik maupun itu dilakukan penanaman dengan penghijauan yang serius

kita lakukan di situ.

2. Sabo dam itu harus segera dibenahi. Kalau tidak musim penghujan Agustus ini, maka itu

jadi akan menjadi soal besar kami di Lebong, Pak, karena itu pasti akan loncat lagi ke

areal persawahan dan itu konflik bagi kita di Lebong nanti dengan PGE. Kita tidak ingin

konflik. Tapi kalau itu tidak dibenahi, maka itu konflik ke depan gitu. Nah itu tawaran,

maka sabo dam harus segera dibenahi, pematang itu harus segera ditinggikan, lebar

kakinya minimal 8 meter, ketinggiannya itu harus di atas 4 meter pematangnya itu, dan di

sabo dam yang lama itu harus dibangun lagi sebenarnya pematang untuk dia dibelah jadi

2 sabo dam. Jadi, sabo dam yang baru, terus yang lama itu jadi 2 jadi 3 Sabo Dam kita

harapkan. Itu yang kita usulkan waktu kita pertemuan di Bengkulu sebenarnya.

3. Sebenarnya teman-teman di PGE juga harus membangun sebenarnya, bagaimana

sebenarnya membangun apa, persiapan sosial dan memperkuat masyarakat sekitar itu

dengan baik, harus terencana dan terprogram gitu lho. Jadi, tidak ada saling menyalahkan

antara masyarakat dengan PGE, tidak ada konflik.

4. Teman-teman PGE memang wajib harus menjalankan apa yang di dalam yang

dimandatkan oleh dokumen AMDAL, baik RKL dan RPL-nya itu karena itu jaminan bagi

kami masyarakat. Terus bagi lingkungan sendiri tidak rusak dan bagi keberlanjutan PGE

itu sendiri sebenarnya. Itu sebenarnya substansi kenapa itu harus ditaati sebenarnya.

Nah, yang lain kami melihat sebenarnya penting memang bagi apa ya masyarakat yang

ada di sepanjang sungai yang dia relatif sering banjir, apalagi yang memang dia agak dekat

dengan lokasi teman-teman di PGE itu harus dibangun sistem kebencanaannya, sistem

peringatan dininya harus dibangun karena pascabanjir ini karena sungainya itu muatan

materialnya itu memang berat batuan dan lumpur. Sudah 3 orang yang meninggal, Pak. Airnya

nggak dalam, tetapi menghanyutkan dan itu masyarakat sekitar itu. Jadi, sebenarnya itu yang

juga harus dibangun dengan masyarakat sekitar, kalau ada longsoran atau banjir mendadak itu

juga sistem peringatan dini juga harus dijalankan sehingga memang masyarakat juga paham dan

mengetahui sebenarnya, selain rambu-rambu di mana mereka harus menyebrang yang aman di

Page 5: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

mana itu juga harus dibangun. Nah, ini yang kita lihat menjadi penting untuk dilakukan ke

depan. Nah kalau ini kita jalankan, kita harapkan tidak ada jadi konflik, baik konflik lingkungan

maupun konflik masyarakat. Tapi kalau tidak dijalankan, ini konflik serius ke depan karena 5

ribuan sawah, Pak, di sana itu. Saya pikir itu pengantarnya.

Terima kasih, Pak Ketua.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, Lc. (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Terima kasih, Pak Sastro, atas uraian dari Aliansi Lingkar Hijau.

Sebelum saya teruskan, saya perkenalkan dulu Anggota DPD yang hadir pada waktu ini.

Pertama, Bapak Muhammad Shaleh. Beliau ada, beliau Anggota DPD dari Bengkulu, dapil

Bengkulu beliau ya. Yang kedua adalah Bapak Marhany dari Sulawesi Utara, juga Mamberob

dari Papua Barat ya. Maaf yang lain ini lagi tugas, ada tim yang ke Aceh, juga ada yang lagi ke

luar.

Baiklah, memang waktu rapat 28 Maret yang lalu tidak ada tawaran eksekusi dari

Aliansi, yang tercatat di sini. Pertama, PT PGE wajib menjalankan 17 rekomendasi Kementerian

SDM. Kedua, harus ada audit lingkungan oleh pihak yang independen, melakukan pemulihan

lahan persawahan yang tertimbun pasir yang mengandung belerang. Tidak berfungsinya kembali

sabo dam. E, Moratorium semua aktivis fisik PT PGE sampai menjalankan 17 rekomendasi.

Yang terakhir, jangka panjang menambah jumlah ladang.

Terkait ini, maka mungkin dari Kementerian SDM saya ingin mendengar 17 rekomendasi

itu. Bawa nggak, Ibu? Hapal nggak kira-kira? Biar tahu untuk rekomendasi PT PGE, 17, katanya

belum semua dilaksanakan oleh PT PGE. Kalau memang belum, jadi kami minta justru Bupati

dari Pak Bupati Lebong, biar mana yang sudah dilaksanakan, laporan juga di Pak Bupati ya?

Kepada semua yang hadir bahwa mana yang sudah dilaksanakan oleh PGE, 17 rekomendasi itu,

ada yang menang belum, biar juga kita tahu.

Silakan, Pak Bupati.

PEMBICARA: H. ROSJONSYAH SYAHILI, S.IP., M.Si. (BUPATI LEBONG,

BENGKULU)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Salam sejahtera untuk kita semua.

Om sswastiastu.

Namo buddhaya.

Yang sama-sama kita hormati Bapak Pimpinan Badan Akuntabilitas Publik DPD RI, juga

yang kami hormati tentunya anggotanya, yaitu Pak M. Shaleh di Perwakilan Provinsi Bengkulu,

juga Pak Ma’ali dari Sulawesi, juga rekannya ini dari perwakilan Papua, sebelahnya Pak Ibrahim

Madi dari NTT, iya. Tentunya yang saya hormati juga dari Perwakilan Kementerian SDM, ya

Ibu Dirjen, juga yang saya hormati dari Kementerian PUPR, ya, Bapak sama Ibu. Juga yang

kami hormati dari BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Nasional. Dan yang kami hormati

dari Direksi PGE, ya beserta GM PGE di Kabupaten Lebong. Dan rekan saya, Aliansi Lingkar

Hijau dari Lebong Bengkulu beserta Anggotanya. Dan yang saya hormati sebelah saya lupa ini,

Page 6: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

sebelah saya Ibu Asisten ya, Asisten III, Asisten II dari Provinsi Bengkulu, dan tentunya di

sebelah saya ada Pak Asisten II dari Pemkab Lebong beserta rekan-rekan lain yang hadir.

Pada kesempatan yang baik ini, mari sama-sama kita sebagai insan yang beriman tak

henti-henti menjaga puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala Tuhan Yang maha Esa, hari

ini diberikan nikmat sehat, dipertemuan dalam keadaan sehat wal‘afiat di ruang rapat di DPD RI

ini dalam rangka mencari solusi bagaimana lingkungan tetap terjaga, investasi tetap berjalan.

Shalawat dan salam mari kita sampaikan kepada junjungan besar kita Muhammad Shalallahu

Alaihi Wasallam berikut para keluarga dan sahabatnya. Mudah-mudahan yang hadir di sini

mendapat syafaatnya di yaumil hisab nanti. Aamiin ya Rabbal’ Alamin.

Bapak/Ibu yang saya hormati, saya Bupati Lebong yang kebetulan menjabat sudah 2

periode. Kebetulan ditanggal sebelum saya itu PGE ini sudah ada sebelumnya dan kebetulan juga

ketika saya menjabat pada tanggal 16, eh maaf, saya kaca mata Pak, pada tanggal 3 Mei 2019 itu

terjadi longsor, ya terjadi longsor, 25 April iya terjadi longsor, maaf Pak karena puasa ini agak

linglung kita ini ya, agak beda, ya kita santai saja ya pak ya. Iya, saya langsung saja dengan

pokok ininya, substansinya Pak. Isu lingkungan dan bencana alam konsekuensinya logis dari

keberadaan proyek PGE adalah timbul pro-kontra, pro-kontra terjadi karena menjadi objek dalam

proyek ini adalah sumber daya alam yang sangat sensitif dengan persoalan tata kelola proyek,

terlebih bila dikaitkan dengan isu-isu lingkungan hidup yang harus dikelola secara bijak

berkelanjutan dengan menekan dan meminimalisir dampak negatif yang timbulnya serendah

mungkin serta melindungi keanekaragaman hayati, hutan, dan masyarakat yang berada di sekitar

proyek, khususnya di Kabupaten Lebong pada umumnya. Terlebih setelah terjadinya bencana

alam, longsor, banjir bandang di bukit Beliti Besar Kabupaten Lebong pada tanggal 28 April

2016 yang menyebabkan rusak timbulnya cluster A Proyek Hulu Lais PT Pertamina Geothermal

Energy. Padahal cluster A itu sudah mau produksi Pak, ya tapi terjadi karena longsor bencana itu

ya terhenti dan hampir masyarakat sekitar lokasi bencana terdiri dari kebun kopi, sawah, dan

kolam. Dalam posisi ini maka Pemkab Lebong bersikap bijak dan hati-hati karena di samping

masyarakat berdampak bencana tersebut mengalami kerugian, tetapi sesungguhnya PT PGE

sendiri juga telah menderita kerugian besar akibat timbulnya cluster A yang berakibat proyek

tersebut harus berhenti sementara. Namun harus ada penanganan segera yang harus dilakukan

oleh Pemkab Lebong bersama PGE dan seluruh stakeholder untuk menangani bencana alam di

atas. Oleh karena itu, Bupati Lebong menerbitkan Surat Keputusan Nomor: 143 Tahun 2018

Tanggal 30 April 2018 tentang pembentukan komando tanggap darurat bencana di Kabupaten

Lebong. Status bencana diatur dalam Pasal 51 Undang-Undang Tahun 2027 tentang

penanggulangan bencana alam pada masa tanggap darurat ini PGE telah melakukan kegiatan

nyata, antara lain membantu proses evakuasi korban, penyediaan alat berat excavator, pemberian

bantuan untuk santunan keluarga korban, jiwa dan cedera, operasi dan konsumsi selama tanggap

darurat, serta bantuan kepedulian berupa sembako, kebutuhan untuk Hari Raya Idul Fitri Tahun

2016, dan memberikan santunan hal-hal yang lainya kepada pihak-pihak korban.

Sambil menunggu Tim Mitigasi Bencana menetapkan status bencana di lokasi proyek

PGE dan sekitarnya. Status bencana pascabencana alam tentu selaku Bupati, tetapi bukan

ahlinya. Jadi, Bupati belum bisa menentukan status itu bencana alam murni atau kecelakaan.

Nah, kita masih menunggu pihak-pihak lembaga yang terkait yang ahlinya. Atas kejadian

bencana tersebut, maka Direktorat Panas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral

menerbitkan laporan hasil pemeriksaan kejadian berbahaya tanah longsor tanggal 30 April 2016

yang menyimpulkan bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh faktor alam sehingga merupakan

bencana alam yang didukung hasil penelitian Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi,

Page 7: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

Badan Geologi KSDM menerbitkan laporan tanggap darurat tanggal 3 Mei 2016, Tim Mitigasi

Bencana Universitas Gajah Mada memberikan kajian tanggal 5 Mei 2016.

Jadi, setelah kita baca bahwa ini adalah bencana murni, bencana murni karena alam Pak,

karena memang sebelumnya juga pernah terjadi bencana yang besar di sana sebelum PGE di situ

dan masih terjadi, memang agak labil Pak, memang seperti yang atau teman ceritakan tadi

memang kawah di atas itu memang juga mengkhawatirkan sebetulnya, iya kan? Karena memang

kelabilan, apa namanya, kalau ada terjadi gempa sedikit itu bisa retak dan juga bisa akan

menimbulkan bencana susulan longsor, ya kalau itu memang jatuh, apa namanya, longsor itu

kalau yang di atas bisa merendam berapa kelurahan itu, ini yang akan ini yang akan kita hadapi

Pak. Gimana untuk penyikapan hal ini? Jangan ini sampai terjadi, kalau ini, ini lebih dahsyat lagi

kalau ini sempat itu, ini bisa tertimbun kita semua di, khususnya di Kecamatan Lebong Selatan.

Penanganan bencana pascabencana setelah status bencana alam ditetapkan sebagai tersebut di

atas, maka Pemkab Lebong; satu, menyusun aksi kegiatan tindakan penanganan pascabencana

yang dilakukan oleh Pemkab Lebong saat itu adalah identifikasi masyarakat terdampak,

berkoordinasi dengan perusahaan dalam penyaluran bantuan langsung, ya bantuan langsung,

penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) terhadap masyarakat yang terdampak. Dalam

konteks normalisasi sungai pascabencana, Pemkab Lebong telah melakukan koordinasi dengan

pihak-pihak yang terkait dengan air karat ke BNPB. Ya, sudah koordinasi dan di WS7, karena

kewenangan air karat adalah berada di bawah BWSS 7.

Jadi, kalau sabo itu bukan kewenangan pemerintah Kota Lebong, Pak, itu bencana

kewenangan dari pada Balai VII. Ya, ya, tapi sudah, katanya mau dianggarkan, mau

dianggarkan. Ya memang kalau hanya ada 2 bendungan itu memang tidak efektif untuk menahan

kalau terjadi longsor atau apa, bencana vulkanik, longsor itu memang tidak tertampung di situ,

Pak. Idealnya mengkaji yang dari Jepang itu memang 7 dam mesti kita, itu hanya 2 dam. Nah ini,

jadi bagaimana jalan solusinya? Ya, apa namanya, dam itu ya bisa dibangun. Tentu ini, hari ini

kita pecahkan secara bersama-sama, saya juga didampingi oleh Ibu Asisten II, ya apa namanya,

mungkin dari Balai VII ada datang ke sini? Ya, Kementerian BPR juga gimana ini bisa, ini apa

namanya, itu dibangun. Terus terang saja, sekaligus saya menyatakan, Pak, Lebong itu memang

rawan longsor, ya sangat-sangat rawan longsor. Kami hampir setiap bulan menderita longsor ini.

Jadi, urusan kami hanya longsor manjang. Jadi, urusannya kalau itu longsor, satu saja longsor, ya

ekonomi akan lumpuh. Iya sementara Lebong itu ndak ada jalan negara, hanya ada jalan

provinsi, tidak ada jalan negara. Kalau satu saja tertutup, berarti akan lumpuh ekonomi

masyarakat Lebong. Nah, itu makanya kami mengusulkan kepada kementerian, ya supaya

penanggulangan, apa namanya, normalisasi sungai ya, aliran sungai, ya. Air karat itu kami

usulkan supaya itu di, di apa ya dikabulkan karena memang setiap tahun kami akan menderita

itu. Nah sekarang seperti yang teman-teman aliansi bicarakan itu yang sampaikan tadi, mau 30

hektar itu tidak bisa ditanami sama sekali. Nah itu, karena di sabo itu memang aliran sungainya

kurang, kurang baik. Itu, maka kami usulkan nanti ini kalau ke PUPR agar kiranya dapat

dikabulkan. Saya kira itu saja, Pak, penyampaian saya, ya untuk 16, apa namanya, 17

rekomendasi yang bisa dijalankan PT PGE saya belum punya laporan. Mmungkin Pak Asisten

bisa menjelaskan, ya kan? Ya mungkin PGE yang akan bisa menjawab sendiri, ya kan? Apa-apa

yang sudah dilakukan.

Terima kasih, Pak, waktunya.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Page 8: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC. (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih, Pak Bupati, Pak H. Rosjonsyah yang telah menyampaikan masalah ini

langsung, sebagai penguasa ya? Kita minta bantuan BNPB dulu, ya? Terkait dengan longsor ini,

ya dengan musibah ini karena mereka yang menangani.

Silakan.

PEMBICARA: Ir. BERNARDUS WISNU WIDJAJA, M.Sc. (DEPUTI BIDANG

PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN, BNPB)

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati Bapak Pimpinan, kemudian juga dari Bapak Bupati, kemudian para

pejabat yang lainnya, termasuk dari PUPR, ESDM. Bapak/Ibu sekalian, terima kasih atas

undangannya. Cukup mendadak kami dapat karena saat ini setelah kami mencari data-data di

kami, kebetulan memang yang menangani pada saat itu adalah tanggap darurat. Kami

informasikan bahwa kami telah, pada saat kejadian, kami men-support, mendukung daerah

dengan dana siap pakai kami untuk operasional emergency 300 juta saat itu. Nah, kemudian

untuk rehabilitasi rekonstruksi untuk rehabilitasi sungai pada saat itu kami serahkan juga 5,5

miliar, Pak, untuk Sungai Karat. Nah ini terkait dengan respons, tetapi dengan pemaparan tadi

cukup menarik, Bapak. Jadi, kalau kita lihat datanya menunjukan bahwa tahun ‘63-‘64 itu sabo

sudah dibangun. Artinya apa? Daerah ini memang sangat berisiko, sangat rawan terhadap, ini

sudah proses lama, bahwa ini daerah, ini daerah yang rawan terhadap ancaman bencana, baik itu

banjir bandang maupun berupa banjir-banjir dan longsor. Nah, kemudian kalau kita cermati lagi,

kami sepintas melihat hasil-hasil rapat di sini cukup menarik, karena apa? Karena apa yang

dilakukan di kedua belah pihak, baik itu memang dari masyarakat. Betul, memang seperti itu

harus dilindungi, masyarakat itu berhak untuk dilindungi. Kemudian dari sisi investor, bahwa ini

juga penting karena kemaslahatan orang banyak, ini harus semuanya hidup.

Nah untuk itu, mungkin perlu ada suatu perencanaan bersama, ini seperti yang kalau

kami melaksanakan di BNPB begitu kita melaksanakan recovery, ada suatu perencanaan

bersama di mana semua stakeholder, baik dari pusat, daerah, maupun dari company nanti itu

terlibat, tetapi harus direncanakan bersama, jangan satu-satu sabo, kemudian menyelesaikan apa?

Harus dibuat, Pak, dengan cara, salah satu yang pertama harus dilakukan adalah kita coba

membuat, tadi sudah disarankan juga, audit lingkungan. Dalam hal ini, kalau di BNPB kita

membuat suatu analisis risiko, kita tahu risikonya dulu. Tadi disebutkan bahwa di atas ada danau

yang mungkin collaps. Seperti apa gambarannya, kami punya data cukup lengkap JIS, akurat di

situ, Pak. Dari situ kita rencanakan, kalau kita sudah tahu masalahnya, kemudian kita tata kelola

seperti apa? Karena di sini, di pusat nanti ada beberapa penanggung jawab di sini yang terkait

dengan DAS itu. Ada dari Lingkungan Hidup, ada di situ Kehutanan, kemudian dari PU sendiri,

itu juga di sana, ini tinggal programnya nanti kita satukan. Nah, ini akan besar sekali, nanti

wilayahnya dari company juga di mana melaksanakan, ini kita bagi saja. Kalau satu-satu, ini

angka panjang, Pak. Jadi, kalau kita hanya menangani saat ini saja, saya khawatir nanti terulang

lagi karena masalahnya berat ini, ada penghijauan dan sebagainya. Kita satukan saja, kemudian

dipantau, mungkin ada satu di, dari daerah dan dari pusat juga memantau. Kalau mudah

Page 9: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

memantau ini, Citra satelit itu sangat mudah kita dapatkan, kita bicara sama LAPAN saja, gratis

itu, untuk penghijauannya berhasil atau tidak, karena ini masalah lama.

Kalau ini tidak kita selesaikan, nanti investasi yang besar tadi dengan potensi

naturalicosios yang demikian besar hilang begitu saja. Kita hanya menyelesaikan pada saat ini

saja, makanya akan sangat bagus tadi disampaikan juga dari teman-teman, apa? Lingkar Hijau

tadi, saya kira bagus itu. Coba kita komprehensif, kita jadikan satu perencanaan. Sharing

pendanaan di sini akan menarik, Pak. Jadi nanti untuk BNPB melakukan apa di situ, kami siap

dengan data-data, analis risiko kita buat, kemudian dari permasalahan yang ada, baru kita

lakukan action. Kita commit bersama, pemerintah daerah melakukan apa? Semuanya harus

berkontribusi, tidak hanya sekadar lempar-lemparan ini urusan sana, urusan sana, ini semuanya

ada sebenarnya, dana ada kalau bareng-bareng dan kemudian itu kalau masih bisa diperbaiki ke

depan untuk livelihood untuk penanganan masyarakat sekitarnya, bisa saya kira dari company itu

memikirkan supaya ke depan ini akan ada pelatihan-pelatihan apa, pemberdayaan apa, sehingga

livelihood di sekitarnya itu juga akan terjamin. Tetapi, tidak mendadak saja 1-2 tahun selesai,

tidak. Itu jangka panjang itu.

Nah, ini yang mungkin kita sepakati bersama ini milik bangsa kita bersama. Kalau tidak

sayang itu, apa sumber daya alam yang demikian besar, itu hilang begitu saja. Hanya masalah

yang kita konflik di depan ini, tetapi sebenarnya ini bukan, bukan konflik yang bisa dibuat suatu

solusi yang, apa namanya, yang win-win lah. Intinya adalah masyarakat sekitar sana juga harus

menikmati, harus sejahtera, mungkin juga 5-10 tahun ke depan, tetapi harus dirancang dari

sekarang dan dari industri juga tetap hidup, dan nanti listrik sebagian besar, bahkan tadi terhitung

150 KK atau berapa KK di situ sampai berapa juta orang akan menikmati itu, manfaatkan itu.

Itu masukan dari kami, Pak. Kami bisa membantu nanti analisis risikonya bersama

teman-teman dari LHK untuk amdalnya, kita buat permasalahan itu dulu.

Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Terima kasih dari BNPB. Kita mendengar masukan cukup bagus ya, tapi kita ingin dari

beberapa yang hadir ini juga ada masukan ya.

Selamat datang dari Kementerian Pertanian, Ibu, juga dari Bareskrim, juga dari Anggota

Bapak Ibrahim ya, Pak Ibrahim, di belakang ada Pak, Pak ya Habib, Habib Saleh Al-Jufri. Kalau

ngga Habib, ngga lengkap ini, dari Sulawesi, Sulawesi Tengah, dari NTT Pak Ibrahim, selamat

datang. Ini kan ... (tidak jelas, red.) dari Kementerian ESDM ya mestinya ya, ini dulu kajiannya,

apa, sudah bagus ya, ini kan ini kan daerah berisiko ya.

Adanya PT PGE di sini memang pastilah manfaatnya banyak ya, untuk masyarakat, tapi

apakah kemudian kajian dari ESDM ini sudah matang ketika isunya kemudian ini bagaimanapun

pemerintah, PT Pertamina kan maunya pemerintah ya? Ini investasi yang sangat besar. Kira-kira

menurut Kementerian ESDM ini seperti apa? Kajian dulunya ada ngga? Ada ngga bisa

mewakili? Silakan, nanti gongnya PT nanti ya.

Page 10: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

PEMBICARA: Ir. IDA NURYATIN FINAHARI, M.Eng. (DIREKTORAT PANAS BUMI

KEMENTERIAN ESDM)

Iya, terima kasih Pak Pimpinan, sebelumnya saya mewakili atas nama Bapak Direktur

Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi memohon maaf, karena beliau tidak

bisa hadir pada siang hari ini. Dan, perkenalkan nama Saya Ida Nuryatin. Saya Direktur Panas

Bumi, Pak, di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.

Nah, kemudian mungkin perlu kami sampaikan sebelumnya bahwa terkait, mungkin

langsung ke rekomendasi ya, Pak? Tadi kan disampaikan ada 17 rekomendasi. Jadi, sebenarnya

dari Kementerian ESDM itu menerbitkan ada 2 macam rekomendasi. Yang pertama, dari

Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi itu yang memang terkait

dengan pembangunan pembangkit listriknya yang terkait panas buminya. Dan kemudian ada 17

rekomendasi yang memang dikeluarkan oleh Badan Geologi. Nah, yang dikeluarkan oleh Badan

Geologi ini memang yang terkait dengan kondisi alam, Pak, seperti yang tadi disampaikan

tanahnya memang rawan longsor dan sebagainya. Nah, untuk 11 rekomendasi yang dikeluarkan

oleh Direktorat Jenderal EBTKE memang semuanya sudah diselesaikan oleh PT PGE. Dan

untuk yang 17 rekomendasi sebenarnya tidak ditujukan untuk hanya untuk PT PGE, tetapi

kepada Kepala BNPB, kemudian Gubernur Bengkulu, Bupati Lebong dan juga PGE, artinya 17

rekomendasi itu bukan menjadi tanggung jawab PT PGE saja, itu mungkin yang harus kami

luruskan dulu, gitu ya?

Dan tadi sudah disampaikan juga oleh teman-teman dari Aliansi bahwa kondisinya

memang di sana hanya punya 2 sabo dam ya, sementara yang diperlukan 7 sabo dam. Nah, itu

pun juga sudah menjadi apa istilahnya, mungkin perlu conern kita bersama nantinya, bisa

dianggarkan di mana untuk sisa yang 5 sabo dam, itu kan itu sebenarnya yang perlu kita carikan

solusi. Nah, kemudian untuk yang 17 rekomendasi tadi Pak, memang kita belum putuskan

sebenarnya mana-mana yang menjadi tanggung jawab, misalnya tadi disampaikan Pak Bupati

kan tidak hanya tanggung jawab pemda misalnya. Nah, ini misalnya bisa dianggarkan oleh

Kementerian PU ataukah BNPB ataukah PGE nanti. Mungkin inilah kita perlunya kita

berkoordinasi lebih lanjut untuk 17 rekomendasi tersebut.

Nah kemudian, Pak, terkait apa namanya, sebenarnya di sana seperti apa kajiannya,

tentunya teman-teman dari PT PGE yang sudah melakukan kajian lebih detailnya, Pak. Nanti

kita bisa mendengarkan dari PT PGE seperti apa hasil studinya yang telah dilakukan terkait

rencana pengembangan tenaga panas buminya. Mungkin itu, Pak, yang bisa kami sampaikan.

Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Kita ingin solusi mungkin dari, karena ini infrastruktur, itu kan dam itu struktur di PUPR.

Kita ingin dari Kementerian PUPR, kira-kira untuk ini kan mereka minta untuk, artinya

membangun kembalilah karena itu sudah rusak semua itu, itu dam, itu sabo dam seperti apa?

Silakan kalau memang mau bangun 7-7 dari PUPR kan Alhamdulillah. Silakan.

Page 11: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

PEMBICARA: Dr. Ir. LANA WINAYANTI, MCP (Plt. KEPALA BADAN

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMENTERIAN PUPR)

Perkenalkan Saya Lana Winayanti, Plt. Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur

Wilayah dan bersama Saya, Pak Boby Prabowo adalah Kepala Pusat Perencanaan. Namun maaf

sekali, karena undangannya dadakan dan rupanya pada waktu mengirim undangan juga tanpa

lampiran. Jadi, kami baru mengetahui bahwa masalahnya adalah terkait dengan Bengkulu. Jadi,

ini juga masih bisa ada beberapa bahan yang dikirimkan staf ke sini. Jadi, untuk program

infrastruktur di Provinsi Bengkulu yang terkait dengan Kabupaten Lebong ada beberapa. Jadi,

untuk di Tahun 2018 ini ada rencana penataan ruang terbuka hijau di Kabupaten Lebong, itu satu

kawasan, Lebong ini Kabupaten Lebong. Kemudian di Tahun 2019 direncanakan Infrastruktur

Sumber Daya Air yaitu pembangunan pra sarana Danau Picung di Kabupaten Lebong, itu 1

Danau. Kemudian ada pendampingan penyusunan rencana pencegahan dan peningkatan kualitas

permukiman kumuh perkotaan di Kabupaten Lebong itu 1 Kabupaten.

Nah, itu saja yang mungkin dapat, mungkin ada tambahan dari Pak Bobby menjelaskan

apayang sudah dilakukan.

PEMBICARA: Ir. BOBBY PRABOWO, CES (KEPALA PUSAT

PERENCANAAN INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN PUPR)

Izin Pimpinan.

Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh.

Selamat siang.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Bapak Ibu saya mohon ... (tidak jelas, red.) tadi mungkin tadi dari teman-teman Lingkar

Hijau saya mau minta informasi, sabonya itu sabo damnya Kehutanan atau tidak? Kalau melihat

itu daerah kawasan hutan tentunya mungkin itu adalah dari platnya teman-teman Kehutanan,

yang PUPR? Betul PUPR, Pak ya? 63-64 tahun 63-64. Oh gitu. Jadi, dari PUPR memang sudah

kita…, bukan, bukan punyanya Kehutanan ya? Bukan, bukan sabonya. Dan kami sudah dapat

informasi Pak, Bapak Pimpinan, bahwa kami sudah, tadi Pak Bupati sudah menyampaikan, ini

ketemu saya waktu saya musrenbang dengan Bapak. Kita sudah ada kegiatan di sana untuk tahun

ini, mudah-mudahan saja masih juga tanggap darurat, ya? Sementara kita perbaikan di sana dan

tadi Pak Agustian juga sampaikan ke saya, kalau nanti kita minta, nanti kita berkordinasi, kita

siapkan untuk yang permanaen, bagaimana ke depan kita juga ingin lihat yang 30 ribu hektar itu

sawahnya, sawah, namanya apa? Saya juga belum dapat informasi, nanti kita coba. Tentunya

lewat informasi, kalau ini dibiarkan tentunya ada jumping di sana, sabonya karena sudah penuh.

Sebenarnya fungsi, fungsi sabo hanya cuma memang menahan gitu kan? Bukan untuk lagi,

emang bisa manfaat ganda bisa kalau memang tahu, kita ini, bisa kita aliri. Nanti kita lihat dulu,

nanti ada teman-teman sabo nanti khusus dari Jogja nanti akan hadir mungkin ke sana. Jadi itu,

Pak, informasi tambahan, Pak.

Page 12: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Terima kasih ini Direktur, terima kasih Pak Direktur ya. Habis ini ada Kementerian

Pertanian mengenai persawahan. Ada persawahan 30 hektar, 30 hektar ya? Pak Hary, 30 hektar,

mungkin dari? Yang kena musibah itu seperti apa, Bu. Silakan.

PEMBICARA: Dr. Ir. RETNO SRI HARTATI MULYANDARI, M.Si. (KEPALA BALAI

PENGELOLA ALIH TEKNOLOGI PERTANIAN, KEMENTERIAN PERTANIAN)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mohon izin, Bapak Pimpinan. Perkenalkan kami Retno Sri Hartati Mulyandari

Perwakilan dari Kementerian Pertanian, kami sendiri Kepala Balai Pengelolaan Teknologi

Pertanian. Nah mohon maaf kami juga dadakan ini surat baru saya terima jam 12, sementara tadi

saya dari Bogor. Jadi mohon maaf kalau saya terlambat, iya jadi agak terlambat. Nah terkait

dengan persawahan yang terdampak areal sekitar 30 hektar ini sudah ternyata dari Dinas

Pertanian tadi kami dapat info sudah melaporkanya berkoordinasi dengan BPTP Bengkulu. Nah

oleh karena itu, saat ini kami sedang koordinasi secara lebih detail kondisi lapangan, jadi kami

segera turunkan tim dari BPTP Bengkulu untuk melihat lokasi setempat seberapa parah atau

bagaimana kondisi tersebut sehingga nanti ada teknologi-teknologi yang bisa kita masukkan

untuk menanggulangi terkait dengan dampak dari kegiatan ini proyek ini begitu, Bapak. Jadi

kami akan laporkan segera jika nanti sudah ada survei hasil dari survei lapangan sehingga

beberapa hal terkait dengan upaya dari Kementerian Pertanian untuk mengatasi permasalahan ini

bisa kita perbaikan lebih lanjut.

Demikian, Bapak. Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Dari Kementerian Pertanian ya, tadi kita sudah mendengarkan ya masalah yang

disampaikan oleh dari Aliansi kondisi sebenarnya juga, dari emerintah Kabupaten Lebong sudah

kita dengar ya, BNPB juga sudah melaksanakan pemulihan ketika itu ketika bencana dan dia

malah menawarkan untuk selanjutnya seperti apa ya, dari Kementerian ESDM juga ini beliau

sudah menyampaikan ya kesiapan ya istilahnya Insya Allah ya juga ya dari Kementerian ESDM

ini untuk kerja sama, apalagi Kementerian PUPR yang memang ini infrastrukturnya punya

mereka gitu. Jadi mungkin hanya mungkin belum dianggarkan, tapi perencanaan kalau untuk

tanggap darurat kan lebih cepat bisanya.

Nah sekarang kita ke PT ya Pertamina Geothermal Energi. Pak Direktur silakan sudah

mendengar semua tadi tuntutan itu jelas, tinggal kami ingin mendengar dari PT pihak PT terima

kasih.

Page 13: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

PEMBICARA: ALI MUNDAKIR (DIREKTUR UTAMA PT PERTAMINA

GEOTHERMAL ENERGI)

Terima kasih, Bapak Pimpinan yang saya hormati, para Anggota DPD RI yang hadir

pada siang hari ini, kemudian para Bapak Bupati Lebong, Ibu Ida yang mewakili Bapak Dirjen

EPTKI, dan seluruh Wakil dari Departeman, dari POLRI, yang lain-lain yang hadir pada siang

hari ini.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih kesempatan yang di berikan kepada kami. Jadi pada prinsipnya PGE ini di

dalam melaksanakan proyek di Hululais ini, Pak, dalam rangka menunjang program pemerintah.

Yang pertama adalah mewujudkan bauran energi nasional yang 23 persen harus disuplai dari

energi baru dan terbaruka. Dan, Alhamdulillah wilayah Sumatera ini termasuk yang

mendapatkan karunia dari Allah Sumber potensi panas bumi yang luar biasa, tapi di sisi lain

memang sumber energi panas bumi ini terletak di daerah-daerah yang memiliki risiko, Pak.

Salah satunya ya memang risiko longsor, risiko gempa, sama dengan Merapi yang ada potensi

tambang pasir, tambang batu, tapi ya ada resiko bahaya letusan. Nah menyadari hal itu, maka

memang kami dalam melakukan kegiatan-kegiatan operasional perusahaan senantiasa melakukan

kajian-kajian dan tentu proyek ini sudah mendapatkan apa izin Amdal, ya kemudian

rekomendasi-rekomendasi dari kementerian terkait seperti tadi disampaikan Bu Ida juga sudah

kami laksanakan.

Nah kami akan fokus mengenai 17 rekomendasi, benar tadi yang disampaikan Bapak dari

BNPB bahwa ini perlu penanganan secara komprehensi dan tidak bisa satu dua lembaga dan

perusahaan yang menangani. Dari 17 itu, 11 yang terkait dengan PGE memang sudah kami

laksanakan dan akan terus kami lakukan, Pak. Contoh ya dari bahwa normalisasi hulu air Koto

itu kami lakukan rutin jadi kami lakukan rutin, bahkan bisa harian Pak, jadi ada standby alat

berat yang selalu melakukan normalisasi di Air Koto. Nah kemudian, ada masukan-masukan apa

seperti tadi Pak Bupati sampaikan mengenai sabo dam, walaupun itu bukan ada di wilayahnya

Pertamina Geothermal Pak, tapi kami siap membantu. Mungkin Bulan Februari yang lalu kami

juga mengirimkan bantuan alat berat sekaligus operasionalnya untuk perbaiki sabo dam. Jadi di

samping yang menjadi wilayah kami, ya kami juga memberikan bantuan jika diperlukan di luar

wilayah kami, dan kami juga setuju dari Lingkar Hijau tadi Pak kalau pemulihan dengan

penghijauan ini bisa menjadikan apa program bersama. Insya Allah Pertamina siap, Pak karena

di manapun kami beroperasi penghijauan ini juga menjadi salah satu program utama dari

Pertamina selaku orang tua kami. Jadi hal-hal semacam ini pasti kami akan dengan senang hati

turut terlibat dalam program penghijauan karena seperti yang disampaikan Bapak dari BNPB tadi

ini tidak bisa ditangani hanya saat ini saja, Pak, tapi harus komprehensi supaya di masa depan ini

tidak-tidak terjadi, karena kami juga selain memantau operasi kami, kami juga memantau Pak

perambahan-perambahan hutan yang terjadi tadi disampaikan. Ya jadi kami juga sama punya apa

kerja sama dengan LAN untuk citra satelit dan sebagainya kita juga selalu monitor, Pak.

Nah kemudian, Early Warning System ini juga masukan bagi kami, termasuk juga

bagaimana nanti ada simulasi-simulasi terhadap tanggap kebencanaan segala sesuatu yang

sifatnya bisa kami akomodir, kami akan lakukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait dan

apalagi dengan dukungan dari Bapak Bupati mudah-mudahan kami bisa melakukan kerja sama

dengan baik, Pak. Saya pikir itu, Pak, jadi dukungan dari Bapak Bupati dan juga seluruh instansi

terkait dengan Proyek ini kami siap untuk melakukannya, Pak.

Terima kasih, Bapak Pimpinan.

Page 14: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Waalaikumsalam.

Terima kasih Pak Direktur PGE. Kita terakhir ini Gongnya di Provinsi ya Pak Ibu Asisten

II di ekonomi ini karena ini kan ini Pusat ya kemudian juga ini proyek Pusat sebab ini Pertamina

proyek Pusat ya, nah saya rasa Pak Bupati Lebong hanya ketempatan aja di Kementerian ada

Balai-Balai yang sebenarnya Balai itu lebih banyak dari Provinsi ya kordinasi ya biasanya,

tolong Ibu bagaimana kira-kira kesanggupan Provinsi untuk menyelesaikan masalah yang di

sampaikan oleh Aliansi Lingkar terima kasih Bu.

Silakan.

PEMBICARA: Hj. YULISWANI, SE., MM. (ASISTEN II PEREKONOMIAN DAN

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH

PROVINSI BENGKULU)

Terima kasih Pimpinan Rapat. Yang saya hormati Pimpinan Rapat kemudian juga

Anggota DPD di sini ada dari Dapil Bengkulu Pak M. Shaleh, kemudian juga dari Dapil Papua,

kemudian Sulawesi Tenggara Tengah, dari NTT juga Pak, Pak Bupati serta peserta rapat yang

berbahagia.

Kita sudah menyimak tadi dari pembahasan yang awal sebenarnya kita rekomendasi yang

17 ini seharusnya disampaikan kepada kita pemerintah provinsi dan juga pemerintah kabupaten,

sehingga kita juga bisa memantau atas pelaksanaan rekomendasi ini. Nah kemudian saran dari

BNPB dan ini juga saran dari adik-adik Aliansi Lingkar Hijau ini memang perlu kita laksanakan

pak untuk jangka panjang, nah mungkin di sini perlu kita putuskan di dalam rapat ini apa dan,

apa dan apa yang harus siapa yang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan itu yang harus kita ketahui

dulu tentu harus dari rekomendasi itu, oh yang ini harus dilaksanakan oleh kementerian apa,

kemudian terus kemudian yang provinsi harus melaksanakan kegiatan apa. Nah kemudian yang

untuk itu yang harus-yang harus segera kita putuskan karena kalau ini tidak-tidak ada keputusan

pada rapat saat rapat ini maka ini juga nanti akan berkembang terus pak.

Nah kemudian yang masalah Dinas Pertanian tadi kami juga sangat sebenarnya juga

sangat menyayangkan bahwa ini kan kejadian sudah 2 Tahun tapi baru akan di laksanakan apa

namanya akan turun tim dari BPTP nantinya akan seperti itu, seharusnya kemarin sebenarnya

sudah-sudah harus selesai harusnya sehingga adek-adek dari Lingkar Hijau ini tidak sudah tau

apa yang di perbuat oleh Pemerintah. Nah untuk pemulihan untuk penghijauan tentu ini

merupakan tanggung jawab kita semua pak, tidak hanya tanggung jawab dari PGE tapi

bagaimana kita mengedukasi masyarakat kita agar mereka memang tau dan sadar bahwa yang di

lakukan oleh mereka perambahan hutan itu akan berakibat fatal bagi mereka juga dan juga tentu

akan berskibat apa namanya invsetasi yang telah di laksanakan ini akan los kan seperti itu. Nah

tentu kita akan sampaikan bahwa bagaimana mereka juga harus menjaga diri mereka juga, nah

inilah edukasi bahwa penghijauan itu mereka bisa menanam dengan sendirinya nah tentu dengan

bantuan pihak-pihak terkait seperti dari LHK kan seperti itu, kemudian juga kita, dan juga di

bantu oleh PGE. Nah mungkin edukasi ini yang perlu kita-kita, kita terus gabungkan di

masyarakat kita seperti itu pak, nah jadi yang perlu sangat kami harapkan itu keputusan bahwa

Page 15: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

apa dan siapa yang akan melakukan pekerjaan untuk dapat mengatasi kerusakan-kerusakan yang

mungkin akan terjadi ke depanya lagi.

Terima kasih, Pak, itu saja.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Sebentar nanti sebentar ya nanti kita nanti ada ya, baiklah terima kasih Ibu Asisten II

provinsi. Jadi sebenarnya ada tuntutan dari Aliansi yang jelas semuanya itu kebaikan ya kebaikan

juga untuk Perusahaan, kebaikan juga buat masyarakat ya.

1. Pertama ini pengawasan 17 rekomendasi ini mestinya kan melalui Provinsi ya dan artinya

yang buat rekomendasi pasti kan Provinsi atau Bupati ya yang mengawasi laksana atau

tidak kan gitu.

2. Kemudian Audit lingkungan oleh pihak Independen ini siapa yang nunjuk kan gitu nanti

kita lihat ya.

3. Kemudian pemulihan lahan tadi kan dari Sub persawahan kan Kementerian Pertanian oke

ya.

4. Kemudian membangun kembali Sabodam ini kan Infrastruktur PU ya.

5. Kemudian Moratorium ini nanti seperti apa ya kita lihat ya.

6. Kemudian nah juga ini kan jangan seperti apa ini kan daerah bencana mestinya kan kalau

namanya kajian tadi bahwa ini ngga berani kan tidak boleh terulang lagi, kalau terulang

lagi kan sama saja kita gitu lagi kan rusak lagi-rusak lagi ngga berfungsi lagi ini PGE itu

kan jadi seperti apa tindakan nanti artinya supaya tidak terulang kembali ya.

Baik mungkin dari pihak POLRI ada masukan ini baru datang saya.

PEMBICARA: AKBP. ANDRE LIBRIAN (KANIT DIREKTORAT TIPIKOR SUBDIT V

BARESKRIM POLRI)

Baik terima kasih Pak.

Bismillahirahmanirahim.

Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh.

Yang terhormat Pimpinan Rapat izin saya memperkenalkan diri Nama Saya Andre

Librian pangkat AKBP kami dari Direktorat Tipiter Bareskrim POLRI mohon maaf terlambat

karena sama dengan yang lain Bu baru menerima undangan baru disposisi dari Pimpinan Pak.

Sebenarnya tadi Bapak Direktur juga mau datang sendiri Irjen Pol, Brigjen Pol Fadil Imron mau

datang Pak tadi Pak cuma masih ada kegiatan dengan Pak Kabareskrim. Terkait dengan

permasalahan ini pak kami sudut pandang kami sekali lagi selaku Penegak Hukum sudut

pandangnya adalah Hukum pak, jadi terkait dengan Infrastruktur atau dampak dari bencana yang

terjadi lebih melihat dari kegiatan-kegiatan dari Perusahaan sendiri apabila terjadi penyimpangan

atau potensi penyimpangan, apabila tadi masukan dari Lingkar Hijau pak ya tadi ada dugaan

perambahan hutan itu menjadi masukan kami akan kita kordinasikan dengan pihak POLDA

Bengkulu bagaimana perkembangan atau informasi yang di terima oleh POLDA Bengkulu dan

tindak lanjutnya ini akan kita Folow up ini pak. Kemudian terkait dengan dugaan pelanggaran

lingkungan hidup itu juga akan kita coba kordinasi-kordinasikan juga dengan POLDA Bengkulu

dugaan-dugaan atau potensi timbulnya dampak lingkungan hidup yang di akibatkan oleh pihak-

Page 16: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

pihak tertentu bahkan di dalami lebih lanjut pak. Untuk informasi mungkin itu saja yang bisa

kami sampaikan pak.

Terima kasih.

Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.

Jadi mesti lengkap semua yang hadir memberikan tanggapan dan juga sebentar saya ingin

dari ke Anggota dulu nih supaya juga ada berimbang ya ini Pak Muhammad Saleh Anggota DPD

dari Dapil Bengkulu yang beliau yang masalahnya mendampingi ini mendengarkan laporan apa

pengaduan dari rakyat, silakan Pak Muhammad Saleh.

PEMBICARA: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (BENGKULU)

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Ini adalah rapat lanjutan ya setelah kita rapat kemarin di Pemprov di Bengkulu, ya kalau

kita lihat bahwa kita mesti sepakat bahwa PGE ini adalah sebuah projyek yang besar ya yang di

harapkan akan membawa kemaslahatan yang besar bagi masyarakat sekitar dan Provinsi

Bengkulu pada umumnya dan Indonesia secara keseluruhan. Nah persoalan ini di angkat oleh

teman-teman kita dari Lingkar Hijau ya mereka yang peduli terhadap dampak yangtimbul dari

pembangunan PGE ini. Nah tadi kita sudah banyak mengenai apa-apa-apa-apa nah mungkin kita

mesti sepakati bahwa persoalan ini ya harus di selesaikan ya secara terpadu, nah persoalanya

sekarang mesti kita putuskan siapa yang melit ya yang melit solusi dari pesoalan ini nah itu di

putuskan, kalau ngga nanti seperti apa yang di sampaikan oleh Bu Yulis tadi kalau di kerjakan

secara parsial ini juga ngga akan selesai ya kan, misalnya sabo damnya selesai ya Perambahnya

tidak selesai tidak ada guna juga sabo dam di bawahnya ya.

Nah kemudian jadi saya ringkasnya ya bahwa persoalan ini harus di selesaikan secara

komprehensif dan terpadu dan ditunjuklah siapa yang akan melitnya iya yang akan memimpinya.

Ya karena syukur juga rekan-rekan dari Aliansi ini peduli terhadap ini karena memang kalau ini

tidak di selesaikan secara komprehensif dampaknya bukan hanya yang sekarang sudah terjadi

tapi nanti di kemudian hari akan lebih besar lagi. Jadi saya kira mungkin pihak-pihak yang

berwenang untuk urusan ini ya nanti harus ada sebuah solusi kita keluar dari ruangan ini ya.

Karena ini kita mesti sepakati bahwa PGE ini harus jalan ya karena ini bisa menghidupi Provinsi

Bengkulu ya benar ya Pak Bupati ya, nah jadi mau tidak mau suka tidak suka nah sekarang kita

mencari solusi bagaimana me-minimize ya dampak lingkungan dari projyek ini pasti ada solusi

itu. Iya di sini sudah hadir instansi teknis terkait yang pasti mereka sudah punya orang-orang

yang expert di bidang itu ya.

Nah mestinya hadir juga ini dari Menteri Kementerian Keuangan mestinya karena ini

nanti solusi terkahirnya juga di sana ya, ya kan nantidari BNPB, dari PUPR, dari SDM

terakhirnya yang uang yang mutusinya uangnya dari Kementerian Keuangan ya. Saya kira itu

pak jadi kita mesti berpikir jernih bahwa projyek ini mesti jalan, dampak lingkunganya mesti di

minimalisir. Nah saya yakin memang proyek ini tidak mungkin berjalan tanpa amdal ya pasti,

pasti amdalnya sudah komplit semua nah mungkin kan kita biasa lah kalau misalnya sebuah

Page 17: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

proyek amdalnya sudah selesai semua di lapangan itu ada sedikit missed itu mungkin itu sudah

hal yang biasa, tapi yang penting bagi kita-kita berpikir bahwa dampak lingkunganya itu bisa

minim-minim diminimalisir ya dan projyek ini membawa kesejahteraan bukan membawa

musibah bagi masyarakat khususnya di Lebong ya. Saya tau persis bahkan mungkin Pak

Rosjonsyah di Lebong ini panenya masih 1 Tahun satu kali loh pak bener ya pak ya. Nah ini

mesti sama-sama 1 Tahun satu kali di mana di tempat lain sudah panen 3 kali mungkin sudah ada

yang mau 4 kali ini dengan teknologi ya, nah ini kebetulan ada dari Kementerian Pertanian kalau

sekalian kesana hanya jangan lihat soal dampak-dampak dari bencana kemarin, bagaimana

mikirin juga orang Lebong itu bisa panenya bisa 3 kali ya paling ngga 2 Tahun 5 kali lah kira-

kira begitu Bu. Ya paling tidak sekarang itu bener 1 Tahun 1 kali dan itu salah satu provinsi yang

sekarang paling miskin ya Pak Rosjonsyah ya yang perlu dapat bantuanlah ya, yang perlu dapat

bantuan karena pertanianya memang sangat terkendala ya sangat terkendala. Saya kira itu

Pimpinan.

Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Terima kasih Pak Mohammad Saleh, ada dari teman lain iya silakan Pak Marhani.

PEMBICARA: Ir. MARHANY V.P. PUA (SULAWESI UTARA)

Baik terima kasih Pimpinan.

Bapak-bapak dan ibu-ibu yang saya hormati, pertama kami gembira sebagai Badan

Akuntabilitas Publik DPD RI kita bisa membahas masalah mengenai Geothermal di Lebong ini

pada kesempatan ini. Saya tidak ikut pada saat Kunjungan Kerja Tim ke sana tapi mencermati

informasi dan juga penyampaian pada hari ini saya kira pertama kita sependapat bahwa

sebetulnya investasi di bidang Geothermal ini sebuah investasi yang baik dan sangat strategis

untuk mengatasi masalah energi kita, dan oleh karena itu beruntunglah Lebong punya Panas

Bumi punya Geothermal dan tidak semua daerah mendapatkan anugrah ini. Kami saya dari

Sulawesi Utara kami punya ini Sulawesi Utara kita punya potensi Geothermal dan sekarang

sudah 5 sumur di bangun di sana. Awalnya memang pesoalanya rumit juga karena pertama

masyarakat curiga ini investasi ini membawa keuntungan atau membawa kerugian karena

meskipun sudah beroperasi 2 kali 20 megawatt dan sebagainya listrik masih mati pak, ini pesan

saya juga ke SDM ini supaya betul-betul Geothermal ini kita-kita mantapkan karena ini tidak

bisa di bawa keluar, ini sebetulnya investasi untuk daerah tapi kan juga di samping mengatasi

masalah energi ini bisnis oleh karena itu aspek bisnis ini juga tidak main-main, memang-

memang mahal mengelola Geothermal kalau tidak salah 1 sumur bisa 10 Juta US Dolar itu

sekitar Seratusan Milyar kami mengurus ini dengan Direktur Geothermal waktu lalu masih Pak

Yunus Saifulah sekarang sudah ibu, nah ini penting dan masyarakat curiga itu ketika yang

keluar-keluar itu apa itu beracun ataukah itu sekedar uap air itu juga memang persoalan dan

bagaimana investasi itu apakah persoalan bagi lingkungan hidup di sekitarnya ataukah aman ini

memang penting. Karena itu ketika mendengar percakapan saat ini pertama kami gembira karena

dari Aliansi Lingkar Hijau Lebong juga sepakat bahwa kita mau jaga investasi ini kita juga

berharap investasi untuk Geothermal di Lebong tetap bisa beroperasi. Tapi memang ternyata ada

Page 18: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

persoalan kalau saya lihat di Lebong ini ya bahwa kemungkinan perencanaan projyek ini

terkesan tidak komprehensif kelihatannya.

PT PGE dan Kementerian ESDM mungkin bisa melihat lagi dokumen meskipun ada amdal,

tapi jangan-jangan Amdalnya memang tidak komprehensi. Misalnya soal capsmen areal ini

sudah ada masalah-masalah lingkungan hidup, bencana yang di sampaikan Pak Bupati

sebelumnya tapi apakah ini terpantau ketika menyusun dokumen perencanaan sehingga sudah di

antisipasi supaya kira-kira dari aspek Kementerian PUPR apa yang harus di kerjakan dahulu

sebelum projyek ini di kerjakan. Karena apa benar bencana alam itu memang bencana alam atau

jangan-jangan ada pengaruh projyek di situ jangan-jangan ya kalau betul menurut Pak Bupati

memang tanahnya labil ya memang ini faktor alam tapi kan harusnya sudah di antisipasi oleh PT.

PGE juga kalau ternyata labil harus bagaimana supaya tidak longsor supaya projyek ini tidak

rugi dan masyarakat juga tidak ada di rugikan. Nah oleh karena itu saya kira menarik diskusi ini

jadi mungkin dokumen perencanaan tidak lengkap, capsmen area dengan segala resiko-resiko

lingkungan hidup kondisi tanah jangan-jangan tidak optimal di cari datanya jangan-jangan, nah

sehingga ketika hujan datang dan sebagainya malah hanyut ini kan saya dengar bagian dari

projyek itu juga hanyut lalu masyarakat berisiko. Tapi saya gembira dari Lingkar Hijau melihat

bahwa mungkin ada persiapan sosial dan komunikasi dengan masyarakat yang tidak di-manage

dengan baik. Nah ini juga dulu kami di Sulawesi Utara kami dulu protes terus tapi Direkturnya

kemudian menjelaskan resiko dari projyek ini, bagaimana pemborannya berapa ratus meter ke

bawah dan kemudian dia ke sana lalu dia olah dia jadi uap air nah itu harus dijelaskan saya kira

juga PT PGE sudah menjelaskannya ya mungkin ya, tapi jangan-jangan tidak optimal jangan-

jangan lalu kemudian jangan-jangan ada bahaya lingkungan hidup yang tidak diantisipasi

termasuk ada 2 danau di atas itu, 3 bahkan danau yang kalau tidak diantisipasi, danau itu juga

akan hanyut bersama nantinya. Bisa jadi ya itu yang dikhawatirkan saya kira, dan bukan hanya

masyarakat yang rugi tetapi proyek kan sudah investasi sekian puluh juta US Dolar, lalu

akhirnya pecuma maksudnya.

Nah oleh karena itu, saya kira sudah kita bedah ini di rapat yang lalu, lalu kemudian di

sini nah saya kira usul tadi menarik dan misalnya perlu ada pemulihan lingkungan hidup tapi

siapa yang harus mengerjakan karena ada anggaranya di sana, lalu kemudian Sabodam harus

dibenahi, PU sudah katakan setuju, sosialisasi dengan masyarakat harus di optimalkan saya kira

tugas PT PGE ini harus mensosialisasikan. Kemudian persyaratan amdal yang mungkin belum

optimal harus dioptimalkan, early warning system-nya harus dimantapkan supaya masyarakat

jangan jadi korban, dan rambu-rambu itu juga memang harus ada dulu kami pikir semua aman

tapi di bagian tertentu di proyek Geothermal itu ada peringatan pak, bahwa jangan memancing di

sini misalnya atau jangan minum air ini ya kan kalau aman berarti tak perlu lah ada peringatan

kan, berarti mungkin air ini bisa mengandung racun bisa jadi kalau diminum langsung atau ikan

di sini kan bisa jadi mati kalau di pelihara di sini, atau masyarakat yang makan ikan ini bisa kena

racun nah itu juga saya kira harus diberi edukasi kepada masyarakat.

Karena itu, Pak Pimpinan, saya mengusulkan beberapa hal setelah diskusi di sini:

1. Pertama adalah komitmen kita bahwa projyek Pertamina Geothermal di Lebong harus

tetap jalan, investasi jalan, tapi lingkungan hidup harus tetap terjaga dan masyarakat

terlindungi. Ini komitmen pertama saya kira kita usul sebagai barang kali draf simpulan.

2. Lalu kedua realisasikan rekomendasi yang telah di sepakati bersama, saya dengar sudah

ada rekomendasi 17 rekomendasi yang sudah itu harus di sepakati untuk di-di kerjakan

dilaksanakan.

Page 19: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

3. Lalu kemudian ketiga kita perlu mungkin bentuk Tim pemantau atau pengawas tindak

lanjut rekomendasi. Nah siapa-siapa yang ada di dalam Tim ini apakah Pemda Lebong,

kemudian Provinsi kemudian ada di sana, dari unsur masyarakat, dari unsur Lingkar

Hijau dan unsur-unsur lain. Lalu yang kedua eh? Yang berikut ke saya kira sudah tiga,

projyek jalan, realisasikan rekomendasi, ketiga bentuk Tim pemantau.

4. Lalu keempat saya kira bagus rekomendasi BNPB tadi, buat audit lingkungan, analisa

resiko, dan solusi komprehensi yang terintergrasi. Memang ini tidak mudah karena

melibatkan banyak pihak tapi kalau ini tidak di kerjakan mungkin bisa beresiko terus

projyek ini jangan-jangan ya tidak mudah. Tapi saya kira ini menarik untuk mungkin di

tindak lanjuti. Dan yang ke di situ barang kali memang harus ada mekanisme koordinasi

terpadu PU bikin apa, ESDM bikin apa, Pemdanya bikin apa, PT PGE-nya bikin apa.

5. Nah dan yang terakhir barang kali kelima kita buatkan action plan itu. Jadi kalau

memang PU mau kerjakan kapan mulainya, anggarannya kapan, dan dikerjakannya

bagaimana, lalu ESDM, PT PGE, sehingga barangkali dokumen action plan ini dapat

diawasi oleh tim pemantau itu tim pengawas itu, tim pengawas terhadap tindak lanjut

proyek ini memang sepenuhnya teknis ini itu memang PT PGE yang sudah diberikan

kuasa di sana kan.

PT PGE kan memang sudah menjadi investornya ya investor lah di sini dalam hal Panas

Bumi di Lebong ini dan hampir semua daerah sekarang PT PGE yang mengelola kalau ada

Geothermal ya kita belum lihat ada investor lain. Nah nanti kan PT PGE ini akan jual Energinya

ke PLN, PLN juga harus ambil bagian karena anti masyarakat yang akan beli dan jadi uang, jadi

ini kalau sudah dapat sumurnya saya dengar untungnya juga bagus jadi tidak-tidak murah artinya

memang mahal tetapi kalau sudah dapat sudah dia akan terus menerus menghasilkan, tapi

lingkungan hidup harus terus dijaga dalam hal ini harus tetap pohon-pohon dan sebagainya itu

harus tetap bagus di rawat supaya selalu ada air tersimpan di situ supaya tetap ada produksi. Nah

oleh karena itu saya kira dokumen perencanaan terpadu ini dan juga keterlibatan secara terpadu

dari unsur-unsur ini saya kira ini bagus Pak Pimpinan, sehingga barang kali usul saya itu sebagai

draf simpulan dalam pertemuan kita ini sekedar usul saja mungkin dapat menjembatani masalah

yang sekarang sedang di yang sedang di carikan jalan keluar di Lebong. Nah saya di lihat masih

ada masalah dengan masyarakat atpi mungkin masyarakat sudah menerima tadi ya saya baca

dalam dokumen permohonan ganti rugi yang awalnya 28 Milyar di minta oleh masyarakat PT.

PGE hanya menyanggupi 4 Milyar tapi saya lihat sudah difasilitasi oleh Pemda mungkin dan

masyarakat sudah menerima. Nah sehingga tinggal soal tehnis ini saya kira kalau semua sepakat

sudah barang kali jalan dan ini masalahnya mungkin moga-moga sudah dapat terselesaikan. Ini

saja Pak Pimpinan terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Terima kasih ini paparannya luar biasa, beliau pengalaman ini, pengalaman itu guru ya

dia pernah beliau PT PGE itu beroperasi di Sulawesi Utara ya. Iini pelajaran buat artinya

pengusaha apa pemda ya supaya juga mungkin bisa juga belajar kesana seperti apa kan bisa jadi

sampai Pemda kan gitu ya.

Page 20: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

PEMBICARA: Ir. MARHANY V.P. PUA (SULAWESI UTARA)

Iya tambahan saja Pak Pimpinan di sana sudah bagi hasil pak wilayah Edong itu ya sudah

dapat bonus produksi, Pemdanya sudah dapat PAD dari investasi itu dari itu sudah dapat juga

pembagian anu untuk lingkungan itu CSR nya sudah dapat lingkungan, jadi lingkunganya

sekarang aman pak karena itu tadi sudah di bahas awalnya juga sama protes-protes projyek

seperti itu, PGE iya Pemdanya sudah dapat PAD belum ya, belum ya? nah nanti di hitung itu ibu

biasanya, biasa Ibu Direktur yang akan nanti menghitung bersama berapa bonus produksinya dan

berapa komitmen fee yang nanti di berikan ke Pak Bupati maksudnya ke Pemkot eh Pemda ya,

bukan Pak Bupati pribadi tapi ke pemda Lebong gitu, itu saja info tambahanya terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Luar biasa ya jadi ini tapi harus selesai dulu ini masalah Insya Allah keuntungan akan

bagi rakyat dan masyarakat Lebong jadi saya rasa PGE tidak akan berubah komitmen mereka

seperti juga di Sulawesi Utara. Tetapi boleh juga terus studi banding kesana Pak Bupati. Baiklah

dari Anggota lagi ini kita Bapak Ibrahim.

PEMBICARA: Drs. IBRAHIM AGUSTINUS MEDAH (NUSA TENGGARA TIMUR)

Pimpinan dan para tamu kami semua yang terhormat, apa yang di kemukakan oleh kedua

teman tadi Pak Saleh dan Pak Marhany itu sudah cukup lengkap, saya hanya mau menambahkan

tentang bagaimana mengkordinasikan supaya persoalan ini dapat di tangani secara sungguh-

sungguh. Kalau kita mengamatinya baik-baik ini penanganan persoalan ini-ini pasti berkaitan

dengan APBN atau dengan APBD, untuk APBD, APBN atau APBD Tahun ini tentu tidak akan

tersedia untuk penanganan ini, yang pasti bahwa baru bisa Anggarkan Tahun depan APBN

depan, APBD Tahun depan kan begitu. Nah berkaitan dengan itu kan tadi di usulkan supaya

penanganannya harus komprehensif, pengalaman saya baik pada waktu saya masih di daerah

maupun di sini ini setelah kita rapat seperti di sini pulang lalu masing-masing di kerjakan

sendiri-sendiri. Saya mengusulkan supaya apakah itu surat dari Pimpinan atau bagaimanapun

juga tetapi dari Pemerintah Pusat ini menunjuk Gubernur mengkordinasikan penanganan ini

secara terpadu seperti yang tadi diusulkan. Nah Gubernur punya tugas tentu menginventarisasi

masalah sesuai dengan apa yang menjadi tanggung jawab dari pada semua Instansi yang ada baik

di Pusat maupun di daerah, dari penanganan itu baru kemudian akan di inventarisasi apa siapa

buat apa berapa biayanya. Nah karena ini kita berkaitan dengan penyusunan APBN Tahun yang

akan datang ini maka tentu kita harus segera selesai dalam Bulan ini atau paling lambat Bulan

depan agar bisa di masukan dalam APBN masing-masing Instansi. Karena kalau kita lihat

persoalan ini Pimpinan ini saya pikir ini persoalan Anggaranya tidak kecil yang harus di tangani

oleh masing-masing Instansi, ini persoalan yang harus di tangani anggaran yang harus di-back

mem-backup ini mesti dari APBN, dan karena itu supaya ini bisa real maka dari Provinsi harus

mengumpul semua Instansi yang perlu menanganinya menyusun rencana anggaranya, lalu

rencana anggaran itu di sampaikan ke Pusat lalu masuk dalam APBN. Kalau ini berlarut-larut

Pimpinan, saya bisa pastikan tidak akan selesai Tahun ini pasti tidak selesai, Tahun depan tidak

selesai dan Tahun-Tahun berikutnya juga tidak selesai karena ini menyangkut APBN dan

menyangkut kordinasi. Saya kira demikian Pimpinan. Terima kasih.

Page 21: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Pak Ibrahim beliau ini Bupati Sumbar 2 Periode jadi beliau pengalaman, jadi-jadi saya

memahami itu beliau ya dan usulan dan usulanya sangat bagus nanti kita selesaikan. Ada satu

lagi dari sudah, baik-baik terima kasih? Pendapatnya sebenarnya Pak Ibrahim dengan saya sama

ya jadi kita nanti ada kesepakatan, ada siapin ya Sekretariat ya tadi poin-poin tadi di siapin

Sekretariat ya? Jadi bisa juga APBNP ya sebenarnya APBNP juga bisa ini kan bisa APBNP juga

di Bulan September ya mungkin atau Oktober ya. Tapi memang ini harus kita tangani dan nggak

mungkin ini juga dalam waktu dekat ya. Saya rasa ini kata saya tadi karena ini projyeknya di

Lebong tapi ini adalah juga Pusat ya maka sebenarnya yang poin yang antara penyambung antara

Kabupaten dengan Pusat itu ya Provinsi sebenarnya. Jadi kita mungkin minta kesediaan

Gubernur Bengkulu yang bisa di dialog oleh Asisten II untuk menjadi kordinator dari pada solusi

masalah ini ya. Sepakat ya kira-kira ya, iya itu saya rasa sepakat sehingga semua termasuk PT.

PGE kemudian juga BNPB, Kementerian Pertanian, kemudian juga ESDM, kemudian

Kementerian BPR nanti kordinasi dengan soal tata cara saya rasa di Pemerintahan mungkin

kalau memang misalnya kebutuhan Bupati bisa majukan ke semua di situ nanti ngaju ke Provinsi

kemudian kapan. Apakah mungkin biasanya kan karena juga kalau di BNPB itu kan ada dana-

dana yang bisa di kerjakan mungkin bisa duluan terserah. Tapi ini pelaksanaanya nanti di

kordinasikan dengan Gubernur gitu ya juga dari PUPR mungkin ada juga dana mereka yang juga

bisa untuk hal seperti ini kan ada darurat ya yang misalnya karena apa namanya bencana

sehingga mungkin juga bisa di keluarkan dana strategisnya. Nanti juga apalagi PT PGE siap

untuk tadi siapnya.

Terima kasih saya ini jadi PT PGE sudah siap hanya memang tadi ada beberapa dari

teman-teman tadi sosialisasi yang kurang mungkin ya, juga tadi solusi seperti solusi di Sulawesi

Utara pengalaman bagaimana supaya masyarakat paham karena mungkin memang di awal juga

seperti itu, tapi memang itu harus-harus terus aja komunikasi antara PT dengan masyarakat. Ini

ada Aliansi Lingkaran yang juga bisa membantu karena mereka juga sebenarnya apa namanya

sangat respon dengan perusahaan ini. Jadi kita mungkin akan ada kesepakatan di sini ada di

tataran semuanya, hanya memang mengenai waktu ya ini teman-teman mengenai waktu, ini

waktu juga untuk kesepakatan dulu artinya maksudnya bahwa kordinasi oleh pihak habis itu ada

waktu ngga kira-kira beri waktu nggak teman-teman.

PEMBICARA: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (BENGKULU)

Pak Ketua.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Iya gimana Pak Shaleh.

Page 22: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

PEMBICARA: SHALEH MUHAMAD ALDJUFRI, Lc., MA (SULAWESI TENGAH)

Tentu yang ingin saya sampaikan pertemuan ini yang harus kita garis bawahi adalah

Nama Lembaga DPD RI, iya itu yang perlu jadi yang mewakilkan itu Kementerian itu

sebetulnya Menterinya Kementerianya, ya jadi pertemuan ini bukan main-main ya di rekam dan

sebagainya. Sebagaimana yang Pak Ketua sampaikan tadi memang harus ada Limite waktu ya

sampai Tanggal berapa konsekuensinya kalau tidak di tepati apa yang harus di lakukan setelah

itu, iya terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Baiklah saya nanya ke Ibu Asisten ya kira-kira kapan akan berkordinasi yang di oleh

Gubernur ya, kan ngga ada Pilkada di Bengkulu ngga ada barunya ini ya? Waktunya kira-kira

kapan dan ini kemudian kita juga pantau jadi kami dari DPD akan terus memantau ini Pak

Mohammad Saleh yang Dapil dari Bengkulu akan selalu seperti memantau ya apa pelaksana

kapan? Jadi Rapat kordinasi kan baru itu kan kesiapan mereka juga belum artinya bahwa

kordinasi di Bengkulu Gubernur mengundang semuanya untuk rapat kordinasi maslah ini.

Kemudian soal penyelesaianya kita juga seperti apa rapatnya kita ingin-ingin juga tau berapa,

misalnya kita menyelesaikan masalah ini berapa Tahun, atau misalnya Tahun ini cukup jelas

harus jelas juga. Tadi kan kata teman-teman juga kalau ini ngga kita sekarang kita sepakati

nggak mungkin selesai sampai kapan kapanpun ya itu ya. Maka dari itu ini penting dan soal

pengawas juga nanti yang jelas dari pihak masyarakat Lingkar Hijau misalnya ada juga mungkin

masyarakat yang lain bisa jadi apa namanya pengawas ya, di samping juga mungkin Pemerintah

pasti itu jadi pengawas ya apakah itu Bupati atau Gubernur nah itu juga sebagai pengawas

terlaksananya pengaturan ini seperti juga kordinator. Jadi tolong silakan Ibu Asisten.

PEMBICARA: Hj. YULISWANI, SE., MM. (ASISTEN II PEREKONOMIAN DAN

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH

PROVINSI BENGKULU)

Terima kasih Pimpinan, kalau masalah mengadakan rapat kordinasi mudah kita lakukan

maksud saya akhir Juni atau awal Juli sudah bisa kita laksanakan, cuma masalah sekarang hasil

dari nanti kita buat misalnya RAB nya nah apakah itu siapa yang bertanggung jawab bahwa ini

harus masuk di APBN, itu yang-yang kami-kami pikirkan Pak, kalau misalnya masalah ini

mudah kan seperti bagaimana Pak Bupati. Cuma masalah sekarang ini siapa yang mengawal

bahwa ini pasti masuk di APBN nanti, nah ini pak karena kita melihat saja kondisi saat ini bukan

kita apa namanya kecil hati tetapi dengan kondisi saat ini kan daerah-daerah malah APBN nya

jadi menurun begitu pak. Nah itu pak ya jadi kalau masalah rapat oke kita saya pastikan itu bisa

terlaksana, Cuma kami minta pengawalan bahwa apa yang sudah di putuskan nanti kemudian

RAB yang sudah di buat itu untuk di pastikan masuk di dalam APBN itu siapa yang

melaksanakanya pak.

Terima kasih Pak.

Page 23: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Terima kasih Ibu Asisten. Jadi begini kami ingin pertama adalah komitmen untuk nanti

rapat kordinasi ya mungkin secepatnya ya, ini kan sudah awal Juni ya mungkin setelah lebaran

baru mungkin bisa ya mungkin masuk kan libur kan Tanggal 20 sekitar mungkin akhir Juli Juni

ya bisa mungkin. Pak ini-ini beliau nanti akan mengundang bapak sekalian kemudian kan kita

setiap Dinas Instansi itu ada pengaruh kewenangan kan gitu kan, juga ngga mungkin

mengerjakan kewenangan dari pada daerah kan gitu, kewenangan Bupati ada, kewenangan

provinsi ada, kewenangan dari pada PT juga ada, kewenangan Kementerian di Balai juga ada,

PNPB, pasti ada kewenangan ngga mungkin anggaran keluar di kewenangan ngga mungkin itu

aturanya. Jadi dan kita sudah sepakat tadi ya APBN jelas sudah APBN dan dari sini juga, PNP

juga, jadi ini nanti kalau memang misalnya mentok nanti fasilitasi oleh kami, biasanya kalau di

panggil ya ke Menteri-Menteri Keuangan langsung pada Presiden biasa kita seperti ini. Jadi hal-

hal seperti ini nanti yang penting kami ingin ini dari pada nanti kordinasi dulu hasil seperti apa,

nah komitmen seperti apa misalnya kan ini kan bisa di, di apa namanya di misalnya APBNP

kalau memang APBN ya, APBNP atau mungkin ada anggaran yang sekarang memang di

anggarkan walaupun itu belum ada sifatnya darurat ini kan bencana apakah masuk atau tidak kan

gitu. Ini bencana Tahun lalu 2016 akibatnya sampai sekarang apakah bisa masuk rencana atau

tidak itu kan ada kewenangan ada aturanya ya, nah itu saat kita saat kita ngga tau cobaanya ya

mungkin PUPR yang tau atau PNPB yang tau. Nah itu bisa-bisa seperti itu dari PT pasti kan bisa

bicara dengan ESDM ya Kementeri SDM masalah Geothermal pasti itu akan kordinasi. Jadi saya

minta pertama adalah komitmen kita semuanya kita akan tanda tangan bahwa artinya bahwa

semuanya akan hadir pada rapat kordinasi yang akan di adakan oleh Gubernur Bengkulu ini

pertama ya. Tadi jelas narasinya jelas kita akan sepakat bahwa PT ini PGE akan terus jalan ya

dan juga bahwa tadi masyarakat harus juga apa namanya terjaga dari pada hal-hal yang akibat

dari pada projyek ini itu harus di cantumkan juga. Terus kesiapan semua tadi sudah ada tinggal

artinya kita nanti mungkin dari Sekretariat bisa di tampilkan.

PEMBICARA: SHALEH MUHAMAD ALDJUFRI, Lc., MA (ANGGOTA DPD RI

PROVINSI SULAWESI TENGAH)

Sambil menunggu Pak Ketua.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Iya iya.

PEMBICARA: SHALEH MUHAMAD ALDJUFRI, Lc., MA (SULAWESI TENGAH)

Tadi yang sudah di sampaikan sama Ibu Asisten itu bertanya siapa yang akan setelah di

ajukan siapa yang mau apa ini mengawasi. Pendapat kami sebenarnya lakukan saja dulu

istilahnya ini sebelum di ibaratkan sebelum bertarung sudah angkat senjata tadi kalau Ibu punya

itu, buatlah saja dulu ajukan dulu, mengenai itu baru kita tindak lanjuti di kalau seandainya harus

DPD lagi ikut di libatkan lagi ya kami siap. Jadi Ibu agak sedikit saya liat ini Bulan Ramadhan

Page 24: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

ini bu berjuangnya itu lebih-lebih anu bu dalam Bulan suci ini lebih semangat seperti itu, tidak

perlu dulu siapa, buat dulu ajukan dulu nanti di lihat seperti apa perkembanganya seperti itu

terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Saya bilang tadi semua punya kewenangan ya, artinya kalau anggaran di daerah ngga bisa

kan bisa ngajukan ke Pusat ya ini projyeknya siapa mungkin ya. Sehingga juga menolong dari

pada nanti kesepakatan aja nanti kan ada rapat kordinasi seperti apa kan, nah habis itu ada-ada

jalur-jalurnya saya rasa itu ada jalur-jalurnya misalnya apakah mungkin nanti ini karena mungkin

membantu juga usulan dari Bupati, kemudian Gubernur, usulanya ke Pusat kemudian PUPR gitu

kan nanti oh PUPR juga ketika Pak Direktur mengajukan perencanaan ini ajuan dari Bengkulu

gitu kan seperti itu lah. Nah tolong ke Bareskrim ini POLDA pengawasan pada perambahan ini

juga perambahan tolong di awasi ya sama dengan POLDA termasuk nanti POLDA atau Bares

POLDA sebagai juga pengawas nanti di dari pihak pengawas ya karena itu penting juga karena

ini juga masalah Nasional tapi kan pasti tidak mungkin Reskrim langsung, tapi mungkin

langsung dari POLDA kan gitu. Jadi mungkin POLDA nanti mungkin tolong Ibu di undang

POLDA nya aja ya mungkin ya POLDA di undang juga sebagai aparat, karena juga

menyelesaikan perambahan ini jangan sampai perambahan merugikan perusahaan juga kan

seperti itu ya. Jadi ada kesepakatan ini ngga di tayangkan ini begini Dewan Perwakilan Daerah

Republik Indonesia, kesimpulan Rapat Kerja Badan Akuntabilitas Publik DPD RI dalam rangka

pembahasan-pembahasan lingkungan oleh PT. PGE di Kabupaten Lebong Bengkulu, tempat

ruang rapat ini Gedung B ya, Rabu 6 Juni 2018 kesimpulan hal sebagai berikut;

1. Perlu penanganan secara komprehensif dari semua pihak yaitu adanya perencanaan

bersama dari semua stakeholder terlibat.

2. Menunjuk Gubernur untuk kordinasikan dengan Kementerian Instansi terkait dalam

rangka penanganan permasalahan lingkungan di Kabupaten Lebong.

3. Masing-masing pihak terkait dalam melaksanakan masing-masing pihak terkait agar

melaksanakan 17 rekomendasi dari PT dari Kementerian ESDM. Karena begini tadi

beliau mengatakan bahwa rekomendasi itu bukan hanya untuk PT tapi juga untuk daerah,

artinya di sini jelas kita sebutkan ya karena juga ngga tau ini dari SDM kemana itu

jatuhnya sehingga kita sebenarnya masing-masing pihak terkait agar melaksanakan 17

rekomendasi dari Kementerian SDM jelas ya.

Saya rasa narasi yang ini sudah waktu rapat kita juga di awal sudah ada narasi rapat kita

di Bengkulu itu bahwa kita konsisten dengan semua juga di sebutin ini adalah tindak lanjut dari

pada rapat kita Tanggal 28 Maret yang lalu. Jadi ngga usah saya sebutin ini karena memang

kesepakatan kita di Bengkulu sudah jelas ya bahwa kita akan ini. Nah ini ada dari;

1. PT PGE ini Direktur Pak Ali Mundakir ya.

2. Kemudian dari Pemerintah Provinsi Bengkulu Ibu Yuliswani.

3. Kemudian dari Bupati Bengkulu Rosjonsyah.

4. Kemudian dari POLRI Andre Librian.

5. Dari BNPB Bapak B Wisnu.

6. Dari Kementerian ESDM Ibu Lida Mulyana.

7. Kemudian dari Kementerian PUPR Bapak Ridho Mata Rikhwan.

Page 25: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

8. Dari Kementerian pertanian Ibu Retno SHM.

9. Dari Aliansi Lingkar Hijau M. Sasno ya.

Jadi apa gimana, ada iya?

PEMBICARA: H. ROSJONSYAH SYAHILI, S.IP,.M.SI (BUPATI LEBONG, PROVINSI

BENGKULU)

Sedikit pak mohon izin Pak Bupati, berkenaan dari Bapak dari DPD tadi ini mohon

dukungan dari bapak-bapak di BAP DPD;

1. Yang pertama bahwa Kabupaten Lebong sudah menyurati BWS dan tembusanya ke

Bapak Gubernur. Itu pak itu dari BWS sudah kemarin sudah masuk koran malah itu

sudah menjanjikan di APBNP itu 10 Milyar katanya sudah di ajukan ke-ke ini ke apa

namanya ke PUPR, yang pertama.

2. Nah yang kedua ketika sudah kejadian pada waktu itu kami sudah kordinasi dengan

Pertanian dan BPTP, BPTP Bengkulu itu sudah mau menurunkan tim untuk meneliti

tentang kandungan atau belerang yang ini mereka akan di petakan di mana yang memang

masih memungkinkan memang mana yang tidak memungkinkan dan akan di berikan

akan di olah sesuai dengan pemetaan tadi kondisi tadi dan mereka sudah kita minta-

mintakan dan pada waktu itu sudah ada kesepakatan bahwasanya akan memberikan tadi.

1. Pertama adalah akan menurunkan tim.

2. Yang kedua akan memberikan bibit-bibit.

3. Kemudian akan memberikan alatsintan.

4. Kemudian ada asap rodi yang nanti akan mem buckup dari pada itu pak.

Nah kemudian kalau dari BNPB Alhamdulillah 2017 kemarin sudah ada 5,5 atau 5,7

yang

sudah kami catat, namun demikian kami tetap ini pak soalnya untuk masalah Air Karat ini sudah

jelas tidak mungkin kami dari APBD bisa untuk melakukan normalisasi dan itu biayanya sangat

besar pak. Mungkin itu harapan kami pak terima kasih.

Assalamu’alaikum warah matullahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Alhamdulillah ini sudah ada angin segar ya, hanya harus lebih jelas waktunya kapan ini

harus ada komitmen gitu karena kalau saya rasa ini saya nanti tolong di ibu di Pak Gubernur

salam Gubernur nanti di rapat itu nanti termasuk waktunya, kapan ya sehingga pemantauan itu

gampang artinya pengawasan dari semua yang mengawasi termasuk POLDA, termasuk

masyarakat untuk mengawasinya jelas bahwa ini pelaksanaanya sehingga ini kalau ada apa-apa

kita tagih. Termasuk nanti dari kami dari mungkin Pak Mohammad Saleh, nanti kalau bapak ibu

ada rapat di sana mungkin bisa di undang beliau untuk hadir di sana mudah-mudahan kalau

memang tidak ada halangan beliau akan hadir termasuk menyaksikan bagaimana sebenarnya

realisasi daripada rapat ini ya. Baiklah saya rasa ini-ini angin segar dan kita buktikan nanti

setelah rapat kordinasi. Baiklah bapak ibu sekalian, silakan ada gimana Lingkar Hijau.

Page 26: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

PEMBICARA: M. SASNO (ALIANSI LINGKAR HIJAU, KABUPATEN LEBONG

PROVINSI BENGKULU)

Kami usul satu saja, berkaca Tahun 2017 kita Lebong itu sampai 6 kali banjir dari DAS

Air Karat ini. Nah harapan kami sebenarnya agar memang masyarakat tidak terulang lagi di

musim penghujan 2018 ini dan apa areal persawahan tidak semakin meluas sebenarnya harus di

tambahkan 1 lagi minimal kesepakatan kita segera memang melakukan pengurangan resiko

bencana itu tadi. Misalnya apakah bikin tanggul sementara saya nggak tau nanti teknisnya pasti

teman-teman apa dari BNPB atau PUPR yang bisa membantu itu, walaupun kemarin teman-

teman PGE membantu 2 Minggu alat yang kerja di situ tapi 1 Bulan setelah itu sudah jebol

pematang yang di bangun itu. Itu kondisi di lapangan gitu loh nah ini yang memang harus segera

kalau tidak apa semakin luas pak dampaknya di 2018 ini. Nah itu yang mungkin harus di

cantumkan segera mencantumkan pengurangan resiko bencana saya pikir itu pak tambahanya.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Terima kasih Pak Asro saya tanya nih ke PUPR ya. Kira-kira bisa secepatnya ini yang ini

kan ini Agustus hujan ya, artinya bahwa memang ini harus atau dari BNPB terserah 2 ini BNPB

dengan Kementerian PUPR ini kordinasi, mungkin untuk ini dekat waktu dekat ya karena ini

ngga bisa di tunda kira-kira bagaimana silakan pelaksanaanya terima kasih.

PEMBICARA: Ir. BOBBY PRABOWO, CES (KEPALA PUSAT

PERENCANAAN INFRASTRUKTUR, KEMENTERIAN PUPR)

Baik izin Bu, jadi begini Pak kalau memang itu saya lihat saya pikir kejadianya baru

April kemarin ngga taunya sudah 2016, kalau itu di anggap tanggap darurat saya rasa sudah ngga

mungkin tanggap darurat ini harus ada kerjaan permanen gitu kan, dan tadi betul pak kami di

BWS ada anggaran yang di mintakan Januari kemarin Januari dari BWS sudah BWS setuju Pak

Agustian sudah minta ke Jakarta nanti saya telusuri pak, kira-kira bagaimana dan mungkin kita

nanti bersama-sama kita lihat bapak sudah buat apa, kenapa, mungkin menghitungnya nanti kita-

kita perhitungkan secara teknis kami tinjau pak, tapi kita sudah, sudah-sudah-sudah usulkan pak

Januari 2018 dari BWS cuma dari Jakarta belum keluar karena mungkin surat-suratnya ini kita

ngga dapet, ngga runtut ceritanya mungkin belum-belum serem gitu kan, kalau ini sudah seram

nanti ini nanti-nanti kita lihat, kita lihat, kita lihat bagaimana nanti ininya di Jakarta nanti di kami

di Pusat kita lihat usulanya sudah sampai di mana, kalau bisa kita memang kalau ada anggaran

biaya tambah ngga tau kena habis sama tau-tau habis sama THR lagi, tau ngga ada lagi BBNP

kita ngga tau. Mungkin ke 2019 kita usulkan pak tapi kita secepatnya yang penting desain dulu

mas saya takut nanti berulang kalau memang mungkin ada kita bisa-bisa siapkan nanti alat-alat

dari OPE kalau kita ada di sungai, kami ada 2 ini ada-ada sungai ada irigasi di sana kita bicara

semua, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mungkin akan terjun ke sana pak semuanya, gitu

aja pak dari kami terima kasih.

Page 27: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Dari BNPB kira-kira, sebentar? Iya, nanti di itu aja di-di mana di Provinsi kordinasinya,

tapi ini hanya kordinasi saja untuk, iya? Ini masyarakat ngga ada yang itu kan ngga kena banjir

ngga-ngga yang teralokasi ngga kan masyarakatnya? Artinya masyarakatnya itu tidak ada yang

berdampak sehingga harus pindah gitu engga kan engga ada, terus mereka di mana sekarang, oh

gitu-oh gitu iya-iya. Baik BNPB kira-kira dalam waktu cepat bisa.

PEMBICARA: Ir. BERNARDUS WISNU WIDJAJA, M.Sc (DEPUTI BIDANG

PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN, BNPB)

Iya saya kira hampir sama pak karena ini posisinya bukan darurat kami juga tidak bisa

menggunakan dana siap pakai untuk itu, jadi ya menurut saya yang perlu di lakukan tadi kita ini

kan mau meng ide istilahnya kalau management mengidentifikasi masalah, sehingga kita tau

persis apa yang harus kita lakukan dulu. Oleh karena itu karena dari catatan kami, kami punya

peta-peta sudah kita analisis pak tapi Provinsi sudah punya analisis resikonya tapi kabupaten

belum lebih detail. Makanya itu di buat dulu sehingga kita tau di mana sebenarnya yang

menjadikan masalah, karena bencana itu kompleks ngga bisa hanya satu tempat ini di kita atasi,

dia mungkin dari hulu sana seperti Jakarta masalahnya bukan di Jakarta, di Bogor sana, nah ini

mestinya nanti harus di lakukan kami siap mensupport nanti Provinsi pak informasi kita

kemudian juga dari Kabupaten mestinya menyiapkan itu dulu untuk bisa kita membuat suatu

rencana komprehensif. Setelah itu ada nanti tinggal betul bapak sampaikan tadi kalau dokumen

itu ada dan sudah ada pembagian tugas, nanti secara politis bisa di dukung ke Bapenas dan

sebagainya kalau perlu ada kesepakatan di tanda tangani Petinggi ini jalan semua pak Nasional

sama Daerah, terima kasih.

PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD

RI)

Jadi saya rasa itu nanti karena ini kan masih ada dananya juga belum jelas ya, jadi nanti

yang jelas bahwa setelah Lebaran tolong ada kordinasi rapat kordinasi di Gubernur, sehingga

nanti setelah itu ada waktu kan setiap Instansi ini juga mempelajari sehingga kapan nanti eksenya

setelah nanti ketemu di ta mungkin datang ke sana melihat, sehingga tim-timnya sehingga nanti

akan rapat kordinasi dengan apa namanya Gubernur bisa ada solusi gitu ya. Baiklah untuk itu

maka tolong mungkin dari;

1. Pertama dari PT, PT. AG ini bisa untuk menanda tangani, iya terima kasih.

2. Dari Provinsi ada mesti di tanda tangani, nanti copynya kita bagikan, siap-siap Bupati

Pak Bupati siap-siap, baik terima kasih.

3. Silakan Pak Bupati.

4. Silakan dari SDM Kementerian ESDM.

Baiklah terima kasih, kata semua pihak yang hadir yang kesepakatan kita, kita tunggu

undangan dari Pak Gubernur Bengkulu, mudah-mudahan semua bisa hadir malahan kalau bisa

dari Lingkungan Hidup juga di undang nanti ya WALHI Lingkungan Hidup di undang lagi

karena ini kaitanya juga. Kalau memang ada hutan misalnya itu hutan juga Menteri Kehut

Page 28: DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA ... fileLingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa

Kementerian Kehutanan juga di undang karena ini bukan hanya Mneteri Kehutanan misalnya

juga di undang, sehingga semua pihak artinya semua ikut bersama menyelesaikan masalah ini.

Baiklah nanti kita jangan pulang dulu ada apa copy dari pada itu supaya di bawa ke yang

mewakili terutama ya di berikan kepada Bapak Dirjenya sehingga masalah ini bisa langsung

diketahui dan di-follow up ya. Nanti kita akan apa Mohammad Saleh bu nanti akan selalu

memantau, Gubernur, Bupati Lebong mungkin apa yang hasil dari pada ini nanti

perkembanganya, nanti kalau memang ada hal yang misalnya bermasalah nanti kita selesaikan,

kalau harus ke Bapenas, harus bicara ke atas Presiden pun kita bisa Insya Allah karena kami

dalam rangka menjalankan amanah rakyat mewakili daerah, mewakili masyarakat semuanya,

mewakili PT juga kita ini juga mewakili masyarakat semuanya ya. Jadi tidak semua adalah wakil

rakyat semua akan wakil daerah juga sehingga mudah-mudahan apa yang di daerah juga bisa

bermanfaat buat masyarakat. Terima kasih juga ke Kementerian yang hadir ya ini Bulan puasa ya

maaf ini ngga ada apa-apa ini. Baiklah Alhamdulillah rapat telah selesai dan saya tutup dengan

baca Alhamdulillah.

KETOK 3X

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

RAPAT DITUTUP PUKUL 15.00 WIB