dewan perwakilan daerah republik indonesia ... filelingkar hijau bengkulu lebong sebagai rakyat kita...
TRANSCRIPT
Nomor: RISALAHDPD/BAP-RDP//2018
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
REPUBLIK INDONESIA
-----------
RISALAH
RAPAT DENGAR PENDAPAT BADAN AKUNTABILITAS PUBLIK
DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA
MASA SIDANG V TAHUN SIDANG 2017-2018
I. KETERANGAN
1. Hari : Rabu
2. Tanggal : 6 Juni 2018
3. Waktu : 13.10 WIB – 15.00 WIB
4. Tempat : R. Rapat Komite I DPD RI
5. Pimpinan Rapat :
1. Drs. H. Abdul Gafar Usman, M.M. (Ketua)
2. KH. Ahmad Sadeli Karim, Lc. (Wakil Ketua)
3. Novita Anakotta, S.H., M.H. (Wakil Ketua)
6. Acara
: Rapat dengar pendapat terkait permasalahan lingkungan
terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi PT PGE di Kabupaten Lebong Bengkulu.
7. Hadir : Orang
8. Tidak hadir : Orang
II. JALANNYA RAPAT:
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, Lc. (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin.
Wasshalatu wassalamu wal mursalin wa ash habihi ajma’in a’bad.
Yang saya hormati para tamu undangan, khususnya yang terhormat Bapak H. Rosjonsyah
Bupati Lebak, Bupati Lebong ya. Yang saya hormati Bapak Ari Dono Sukmanto Kabareskrim
sudah datang. Yang saya hormati Ibu Ir. Ida Mulyana,.Msc, Dirjen Kementerian SDM. Ibu
mewakili? Oh gitu ya. Yang saya hormati Ibu Yuliswani, Asisten Proklamir Bangunan Provinsi
Bengkulu. Yang saya hormati Bapak N. Sastro Aliansi Lingkar Hijau Lebong. Yang saya
hormati Wali Daerah Bengkulu. Yang saya hormati Bapak B. Wisnu, Deputi Bidang Pencegahan
dan Kesiapsiagaan BNPB. Yang saya hormati PT PEG ya, PGE apa, PG ya? Langsung Pak
Direktur yang datang ya? Terima kasih ini atas kedatangannya, PGE ya.
Hadirin yang berbahagia, Alhamdulillah pada pagi ini kita bertemu dalam rangka rapat
koordinasi antara DPD RI dengan instansi yang kami undang. Sebenarnya ini kelanjutan dari
pada rapat DPD RI di daerah di Bengkulu pada tanggal 28 Maret 2018, mungkin Bapak Bupati
Lebong hadir waktu itu. Waktu itu memang kami berpartisipasi rapat ini dengan mengundang
beberapa instansi terkait, seperti dari Kementerian SDM, kemudian Kementerian PUPR ada ya?
Oh iya, ini belum masuk di sini ini, terima kasih. Mohon maaf salah sebut tadi, ini belum
tercantum tadi, mungkin belum nyampe. Selamat datang semuanya di DPD ya. Ini rapat resmi
kita dan direkam karena di sini bukan cari yang salah, tapi kita cari solusi untuk bagaimana agar
supaya permasalahan di Lebong ini bisa selesai. Artinya bahwa perusahaan jalan, pemerintah
juga tenang, rakyat juga tenang. Terima kasih kepada yang mewakili Aliansi Lingkar Hijau ya,
juga kepada Wali. Waktu rapat di Bengkulu sebenarnya saya nggak hadir waktu itu karena yang
hadir ketua. Ketua Pak Abdul Gafar Usman sekarang lagi juga beliau apa, kunjungan lapangan
ke Aceh, ada masalah di Aceh juga ya. Terus juga Ketua I sedang di Yordania ada heart share
masalah pengawasan TKI kita di sana. Saya kemudian diberi amanah untuk memimpin rapat ini.
Untuk itu, marilah kita buka rapat ini dengan membaca Basmallah.
Bismillahirrahmanirrahim.
KETOK 3X
Untuk pertama kali saya minta, mungkin ini karena yang datang kepada kami dari Aliansi
Lingkar Hijau Bengkulu Lebong sebagai rakyat kita ya, yang mengadukan tentang masalah di
Lebong ini terkait dengan PT PGE. Ini apa namanya, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ya.
Pertama kita dengarkan dulu dari Aliansi Lingkar Hijau Lebong untuk menyampakan
permasalahan. Walaupun kami waktu itu sudah menjawab, tapi biar semua orang tahu di sini
karena kemarin juga ada yang di Lebong nggak pernah datang kan? Jadi, biar langsung dari yang
mempunyai masalah. Silakan. Yang mewakili siapa? Tapi bukan Wali ya, dari Lingkar Hijau ini
ya, walinya belum datang. Oh ya, silakan. Namanya?
RAPAT DIBUKA PUKUL 13.15 WIB
PEMBICARA: N. SASTRO (ALIANSI LINGKAR HIJAU, KABUPATEN LEBONG
PROVINSI BENGKULU)
Terima kasih, Pak Pimpinan.
Baik, pertama kami ucapkan terima kasih. Sebenarnya ini kemajuan pascatanggal 28
Februari lalu kita pertemuan di Bengkulu dan ini ditindaklanjuti.…
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, Lc. (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Maret, Maret kalau nggak salah.
PEMBICARA: N. SASTRO (ALIANSI LINGKAR HIJAU, KABUPATEN LEBONG
PROVINSI BENGKULU)
Maret ya Pak, kita bisa ketemu lagi. Di sini kami ingin menyampaikan sebenarnya, ini
pascalongsor April 2016 lalu sebenarnya ada beberapa hal penting yang berdampak ke
masyarakat di Lebong. Pertama, itu adalah ada peningkatan intensitas banjir selama 2017-2018
di DAS Sungai Koto yang mengenai kurang lebih 9 desa di Lebong, itu yang pertama. Yang
kedua, ada 2 sabo dam yang dibangun. Sabo dam pertama itu dibangun tahun ‘63-‘64 oleh orde
baru dan memang dia dibangun itu pascabanjir banda tahun sebelumnya, Pak. Jadi, sebenarnya
sabo dam itu memang untuk penahan lajunya pasir dan penahan banjir di, untuk yang hilirnya
juga sebenarnya.
Nah, pasca April 2016 lalu, sabo dam ini sebenarnya sudah rusak. Dua sabo dam ini
sudah tidak lagi mampu menahan apa material yang hanyut karena memang dulu, menurut
konsultan yang dari Jepang itu untuk normal dan idealnya harus ada 7 sabo dam sebenarnya,
karena memang luncuran secara alami pasirnya itu dari hulu air Karat atau hulu air Kotok itu
memang terus hanyut sebenarnya karena memang dia apa, tekstur gunung berapi itu kan memang
pasti gampang untuk apa, longsor. Nah ketika ini sudah rusak, maka dia sudah menimpa ke areal
persawahan masyarakat, Pak. Sekarang ini ada 30 hektar yang tidak bisa lagi digunakan. Nah,
kalau ini nggak dibenahi sabo dam ini sebenarnya, dia akan loncat ke irigasi. Irigasi itu dipakai
untuk hampir 5 ribu hektar sawah yang ada di Lebong sebenarnya. Nah, itu yang menjadi soal
kita yang, yang ada di sana sebenarnya, terkait dengan kebencanaannya.
Terus yang selanjutnya adalah kita melihat sebenarnya, kami juga sangat, sangat paham,
ini aset untuk Lebong. Tetapi, pengelolaannya yang kami lihat ini tidak, tidak apa, tidak
dilakukan dengan baik. Kelola lingkungannya hampir tidak dilakukan dengan baik. Misalnya,
waktu longsor dulu, pengelolaan bungkusan dan bahan-bahan kimianya itu berserakan dan itu
tidak menyatakan sebenarnya itu sebuah pelanggaran. Terus yang kedua sebenarnya, proses
pemulihan lingkungan pascalongsor itu untuk bagaimana memang sub-sub DAS yang di got air
Sungai Karat, Sungai Koto itu dipulihkan sebenarnya. Apakah itu pemulihanya dengan fisik
buat, apa ada kanal-kanal untuk penahan damnya itu? Atau memang misalnya upaya untuk
pemulihan secara alami dengan penanaman pohon yang memang sangat serius kita lakukan di
situ misalnya. Nah itu yang juga yang kita lihat jadi soal.
Nah, yang lain kita lihat juga sebenarnya persiapan sosial dengan masyarakat setempat
juga apa, menjadi soal. Jadi ketika lahan dibebaskan di arealnya PGE, maka dia loncat ke
atasnya, akan membuka lahan baru. Itu biasa, ikutan ketika pembukaan lahan kan pasti
masyarakat pasti itu. Nah, seharusnya harus ada pesiapan sosial yang dilakukan sehingga
memang masyarakat tidak anggap, tidak dianggap pengganggu, tetapi dianggap bagian dari aset
untuk mengelola, menjaga sumur-sumur PGE yang di sana itu.
Yang lain, Pak, ini yang sangat jadi soal kami di atas longsoran yang lama ini ada 3
danau, besar, tidak sampai 1 kilo, Pak, jaraknya. Nah kalau di bawahnya longsor lagi, maka
danau itu akan luncur, ada 2 kelurahan lebih yang akan tertimbun penduduknya. Nah, ini yang
kita lihat sebenarnya hal yang serius untuk Lebong gitu loh. Nah, maka sebenarnya kenapa kami
mempersoalkan ini sebenarnya ini juga begitu, Pak, bagaimana memang kita bisa
menyelamatkan aset, masyarakat juga tidak di, menerima dampaknya semakin jauh, terus apa
pemerintah juga bisa memfasilitasi sebenarnya apa-apa yang menjadi kebutuhan dan persoalan
yang harus kita selesaikan dalam waktu cepat dan dekat misalnya. Karena apa, Pak? Pasca April
2016 dulu itu ada 16 rekomendasi dari Departeman SDM untuk ditindaklanjuti oleh pemerintah
dan PGE di Lebong, tetapi kita lihat sebenarnya percepatan untuk melakukan rekomendasi itu
menjalankan rekomendasi itu sangat lamban. Nah, itu yang menjadi kita lihat sebenarnya ini soal
bagi kita ketika itu tidak dibenahi, maka masyarakat juga akan semakin terkena dampaknya.
Nah, kami harapkan sebenarnya ada beberapa hal yang tawaran kami:
1. Itu memang harus ada pemulihan di lokasi sekitar, lokasi PGE dan longsoran PGE itu,
baik itu secara fisik maupun itu dilakukan penanaman dengan penghijauan yang serius
kita lakukan di situ.
2. Sabo dam itu harus segera dibenahi. Kalau tidak musim penghujan Agustus ini, maka itu
jadi akan menjadi soal besar kami di Lebong, Pak, karena itu pasti akan loncat lagi ke
areal persawahan dan itu konflik bagi kita di Lebong nanti dengan PGE. Kita tidak ingin
konflik. Tapi kalau itu tidak dibenahi, maka itu konflik ke depan gitu. Nah itu tawaran,
maka sabo dam harus segera dibenahi, pematang itu harus segera ditinggikan, lebar
kakinya minimal 8 meter, ketinggiannya itu harus di atas 4 meter pematangnya itu, dan di
sabo dam yang lama itu harus dibangun lagi sebenarnya pematang untuk dia dibelah jadi
2 sabo dam. Jadi, sabo dam yang baru, terus yang lama itu jadi 2 jadi 3 Sabo Dam kita
harapkan. Itu yang kita usulkan waktu kita pertemuan di Bengkulu sebenarnya.
3. Sebenarnya teman-teman di PGE juga harus membangun sebenarnya, bagaimana
sebenarnya membangun apa, persiapan sosial dan memperkuat masyarakat sekitar itu
dengan baik, harus terencana dan terprogram gitu lho. Jadi, tidak ada saling menyalahkan
antara masyarakat dengan PGE, tidak ada konflik.
4. Teman-teman PGE memang wajib harus menjalankan apa yang di dalam yang
dimandatkan oleh dokumen AMDAL, baik RKL dan RPL-nya itu karena itu jaminan bagi
kami masyarakat. Terus bagi lingkungan sendiri tidak rusak dan bagi keberlanjutan PGE
itu sendiri sebenarnya. Itu sebenarnya substansi kenapa itu harus ditaati sebenarnya.
Nah, yang lain kami melihat sebenarnya penting memang bagi apa ya masyarakat yang
ada di sepanjang sungai yang dia relatif sering banjir, apalagi yang memang dia agak dekat
dengan lokasi teman-teman di PGE itu harus dibangun sistem kebencanaannya, sistem
peringatan dininya harus dibangun karena pascabanjir ini karena sungainya itu muatan
materialnya itu memang berat batuan dan lumpur. Sudah 3 orang yang meninggal, Pak. Airnya
nggak dalam, tetapi menghanyutkan dan itu masyarakat sekitar itu. Jadi, sebenarnya itu yang
juga harus dibangun dengan masyarakat sekitar, kalau ada longsoran atau banjir mendadak itu
juga sistem peringatan dini juga harus dijalankan sehingga memang masyarakat juga paham dan
mengetahui sebenarnya, selain rambu-rambu di mana mereka harus menyebrang yang aman di
mana itu juga harus dibangun. Nah, ini yang kita lihat menjadi penting untuk dilakukan ke
depan. Nah kalau ini kita jalankan, kita harapkan tidak ada jadi konflik, baik konflik lingkungan
maupun konflik masyarakat. Tapi kalau tidak dijalankan, ini konflik serius ke depan karena 5
ribuan sawah, Pak, di sana itu. Saya pikir itu pengantarnya.
Terima kasih, Pak Ketua.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, Lc. (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Terima kasih, Pak Sastro, atas uraian dari Aliansi Lingkar Hijau.
Sebelum saya teruskan, saya perkenalkan dulu Anggota DPD yang hadir pada waktu ini.
Pertama, Bapak Muhammad Shaleh. Beliau ada, beliau Anggota DPD dari Bengkulu, dapil
Bengkulu beliau ya. Yang kedua adalah Bapak Marhany dari Sulawesi Utara, juga Mamberob
dari Papua Barat ya. Maaf yang lain ini lagi tugas, ada tim yang ke Aceh, juga ada yang lagi ke
luar.
Baiklah, memang waktu rapat 28 Maret yang lalu tidak ada tawaran eksekusi dari
Aliansi, yang tercatat di sini. Pertama, PT PGE wajib menjalankan 17 rekomendasi Kementerian
SDM. Kedua, harus ada audit lingkungan oleh pihak yang independen, melakukan pemulihan
lahan persawahan yang tertimbun pasir yang mengandung belerang. Tidak berfungsinya kembali
sabo dam. E, Moratorium semua aktivis fisik PT PGE sampai menjalankan 17 rekomendasi.
Yang terakhir, jangka panjang menambah jumlah ladang.
Terkait ini, maka mungkin dari Kementerian SDM saya ingin mendengar 17 rekomendasi
itu. Bawa nggak, Ibu? Hapal nggak kira-kira? Biar tahu untuk rekomendasi PT PGE, 17, katanya
belum semua dilaksanakan oleh PT PGE. Kalau memang belum, jadi kami minta justru Bupati
dari Pak Bupati Lebong, biar mana yang sudah dilaksanakan, laporan juga di Pak Bupati ya?
Kepada semua yang hadir bahwa mana yang sudah dilaksanakan oleh PGE, 17 rekomendasi itu,
ada yang menang belum, biar juga kita tahu.
Silakan, Pak Bupati.
PEMBICARA: H. ROSJONSYAH SYAHILI, S.IP., M.Si. (BUPATI LEBONG,
BENGKULU)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Om sswastiastu.
Namo buddhaya.
Yang sama-sama kita hormati Bapak Pimpinan Badan Akuntabilitas Publik DPD RI, juga
yang kami hormati tentunya anggotanya, yaitu Pak M. Shaleh di Perwakilan Provinsi Bengkulu,
juga Pak Ma’ali dari Sulawesi, juga rekannya ini dari perwakilan Papua, sebelahnya Pak Ibrahim
Madi dari NTT, iya. Tentunya yang saya hormati juga dari Perwakilan Kementerian SDM, ya
Ibu Dirjen, juga yang saya hormati dari Kementerian PUPR, ya, Bapak sama Ibu. Juga yang
kami hormati dari BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Nasional. Dan yang kami hormati
dari Direksi PGE, ya beserta GM PGE di Kabupaten Lebong. Dan rekan saya, Aliansi Lingkar
Hijau dari Lebong Bengkulu beserta Anggotanya. Dan yang saya hormati sebelah saya lupa ini,
sebelah saya Ibu Asisten ya, Asisten III, Asisten II dari Provinsi Bengkulu, dan tentunya di
sebelah saya ada Pak Asisten II dari Pemkab Lebong beserta rekan-rekan lain yang hadir.
Pada kesempatan yang baik ini, mari sama-sama kita sebagai insan yang beriman tak
henti-henti menjaga puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala Tuhan Yang maha Esa, hari
ini diberikan nikmat sehat, dipertemuan dalam keadaan sehat wal‘afiat di ruang rapat di DPD RI
ini dalam rangka mencari solusi bagaimana lingkungan tetap terjaga, investasi tetap berjalan.
Shalawat dan salam mari kita sampaikan kepada junjungan besar kita Muhammad Shalallahu
Alaihi Wasallam berikut para keluarga dan sahabatnya. Mudah-mudahan yang hadir di sini
mendapat syafaatnya di yaumil hisab nanti. Aamiin ya Rabbal’ Alamin.
Bapak/Ibu yang saya hormati, saya Bupati Lebong yang kebetulan menjabat sudah 2
periode. Kebetulan ditanggal sebelum saya itu PGE ini sudah ada sebelumnya dan kebetulan juga
ketika saya menjabat pada tanggal 16, eh maaf, saya kaca mata Pak, pada tanggal 3 Mei 2019 itu
terjadi longsor, ya terjadi longsor, 25 April iya terjadi longsor, maaf Pak karena puasa ini agak
linglung kita ini ya, agak beda, ya kita santai saja ya pak ya. Iya, saya langsung saja dengan
pokok ininya, substansinya Pak. Isu lingkungan dan bencana alam konsekuensinya logis dari
keberadaan proyek PGE adalah timbul pro-kontra, pro-kontra terjadi karena menjadi objek dalam
proyek ini adalah sumber daya alam yang sangat sensitif dengan persoalan tata kelola proyek,
terlebih bila dikaitkan dengan isu-isu lingkungan hidup yang harus dikelola secara bijak
berkelanjutan dengan menekan dan meminimalisir dampak negatif yang timbulnya serendah
mungkin serta melindungi keanekaragaman hayati, hutan, dan masyarakat yang berada di sekitar
proyek, khususnya di Kabupaten Lebong pada umumnya. Terlebih setelah terjadinya bencana
alam, longsor, banjir bandang di bukit Beliti Besar Kabupaten Lebong pada tanggal 28 April
2016 yang menyebabkan rusak timbulnya cluster A Proyek Hulu Lais PT Pertamina Geothermal
Energy. Padahal cluster A itu sudah mau produksi Pak, ya tapi terjadi karena longsor bencana itu
ya terhenti dan hampir masyarakat sekitar lokasi bencana terdiri dari kebun kopi, sawah, dan
kolam. Dalam posisi ini maka Pemkab Lebong bersikap bijak dan hati-hati karena di samping
masyarakat berdampak bencana tersebut mengalami kerugian, tetapi sesungguhnya PT PGE
sendiri juga telah menderita kerugian besar akibat timbulnya cluster A yang berakibat proyek
tersebut harus berhenti sementara. Namun harus ada penanganan segera yang harus dilakukan
oleh Pemkab Lebong bersama PGE dan seluruh stakeholder untuk menangani bencana alam di
atas. Oleh karena itu, Bupati Lebong menerbitkan Surat Keputusan Nomor: 143 Tahun 2018
Tanggal 30 April 2018 tentang pembentukan komando tanggap darurat bencana di Kabupaten
Lebong. Status bencana diatur dalam Pasal 51 Undang-Undang Tahun 2027 tentang
penanggulangan bencana alam pada masa tanggap darurat ini PGE telah melakukan kegiatan
nyata, antara lain membantu proses evakuasi korban, penyediaan alat berat excavator, pemberian
bantuan untuk santunan keluarga korban, jiwa dan cedera, operasi dan konsumsi selama tanggap
darurat, serta bantuan kepedulian berupa sembako, kebutuhan untuk Hari Raya Idul Fitri Tahun
2016, dan memberikan santunan hal-hal yang lainya kepada pihak-pihak korban.
Sambil menunggu Tim Mitigasi Bencana menetapkan status bencana di lokasi proyek
PGE dan sekitarnya. Status bencana pascabencana alam tentu selaku Bupati, tetapi bukan
ahlinya. Jadi, Bupati belum bisa menentukan status itu bencana alam murni atau kecelakaan.
Nah, kita masih menunggu pihak-pihak lembaga yang terkait yang ahlinya. Atas kejadian
bencana tersebut, maka Direktorat Panas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral
menerbitkan laporan hasil pemeriksaan kejadian berbahaya tanah longsor tanggal 30 April 2016
yang menyimpulkan bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh faktor alam sehingga merupakan
bencana alam yang didukung hasil penelitian Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi,
Badan Geologi KSDM menerbitkan laporan tanggap darurat tanggal 3 Mei 2016, Tim Mitigasi
Bencana Universitas Gajah Mada memberikan kajian tanggal 5 Mei 2016.
Jadi, setelah kita baca bahwa ini adalah bencana murni, bencana murni karena alam Pak,
karena memang sebelumnya juga pernah terjadi bencana yang besar di sana sebelum PGE di situ
dan masih terjadi, memang agak labil Pak, memang seperti yang atau teman ceritakan tadi
memang kawah di atas itu memang juga mengkhawatirkan sebetulnya, iya kan? Karena memang
kelabilan, apa namanya, kalau ada terjadi gempa sedikit itu bisa retak dan juga bisa akan
menimbulkan bencana susulan longsor, ya kalau itu memang jatuh, apa namanya, longsor itu
kalau yang di atas bisa merendam berapa kelurahan itu, ini yang akan ini yang akan kita hadapi
Pak. Gimana untuk penyikapan hal ini? Jangan ini sampai terjadi, kalau ini, ini lebih dahsyat lagi
kalau ini sempat itu, ini bisa tertimbun kita semua di, khususnya di Kecamatan Lebong Selatan.
Penanganan bencana pascabencana setelah status bencana alam ditetapkan sebagai tersebut di
atas, maka Pemkab Lebong; satu, menyusun aksi kegiatan tindakan penanganan pascabencana
yang dilakukan oleh Pemkab Lebong saat itu adalah identifikasi masyarakat terdampak,
berkoordinasi dengan perusahaan dalam penyaluran bantuan langsung, ya bantuan langsung,
penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) terhadap masyarakat yang terdampak. Dalam
konteks normalisasi sungai pascabencana, Pemkab Lebong telah melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak yang terkait dengan air karat ke BNPB. Ya, sudah koordinasi dan di WS7, karena
kewenangan air karat adalah berada di bawah BWSS 7.
Jadi, kalau sabo itu bukan kewenangan pemerintah Kota Lebong, Pak, itu bencana
kewenangan dari pada Balai VII. Ya, ya, tapi sudah, katanya mau dianggarkan, mau
dianggarkan. Ya memang kalau hanya ada 2 bendungan itu memang tidak efektif untuk menahan
kalau terjadi longsor atau apa, bencana vulkanik, longsor itu memang tidak tertampung di situ,
Pak. Idealnya mengkaji yang dari Jepang itu memang 7 dam mesti kita, itu hanya 2 dam. Nah ini,
jadi bagaimana jalan solusinya? Ya, apa namanya, dam itu ya bisa dibangun. Tentu ini, hari ini
kita pecahkan secara bersama-sama, saya juga didampingi oleh Ibu Asisten II, ya apa namanya,
mungkin dari Balai VII ada datang ke sini? Ya, Kementerian BPR juga gimana ini bisa, ini apa
namanya, itu dibangun. Terus terang saja, sekaligus saya menyatakan, Pak, Lebong itu memang
rawan longsor, ya sangat-sangat rawan longsor. Kami hampir setiap bulan menderita longsor ini.
Jadi, urusan kami hanya longsor manjang. Jadi, urusannya kalau itu longsor, satu saja longsor, ya
ekonomi akan lumpuh. Iya sementara Lebong itu ndak ada jalan negara, hanya ada jalan
provinsi, tidak ada jalan negara. Kalau satu saja tertutup, berarti akan lumpuh ekonomi
masyarakat Lebong. Nah, itu makanya kami mengusulkan kepada kementerian, ya supaya
penanggulangan, apa namanya, normalisasi sungai ya, aliran sungai, ya. Air karat itu kami
usulkan supaya itu di, di apa ya dikabulkan karena memang setiap tahun kami akan menderita
itu. Nah sekarang seperti yang teman-teman aliansi bicarakan itu yang sampaikan tadi, mau 30
hektar itu tidak bisa ditanami sama sekali. Nah itu, karena di sabo itu memang aliran sungainya
kurang, kurang baik. Itu, maka kami usulkan nanti ini kalau ke PUPR agar kiranya dapat
dikabulkan. Saya kira itu saja, Pak, penyampaian saya, ya untuk 16, apa namanya, 17
rekomendasi yang bisa dijalankan PT PGE saya belum punya laporan. Mmungkin Pak Asisten
bisa menjelaskan, ya kan? Ya mungkin PGE yang akan bisa menjawab sendiri, ya kan? Apa-apa
yang sudah dilakukan.
Terima kasih, Pak, waktunya.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC. (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih, Pak Bupati, Pak H. Rosjonsyah yang telah menyampaikan masalah ini
langsung, sebagai penguasa ya? Kita minta bantuan BNPB dulu, ya? Terkait dengan longsor ini,
ya dengan musibah ini karena mereka yang menangani.
Silakan.
PEMBICARA: Ir. BERNARDUS WISNU WIDJAJA, M.Sc. (DEPUTI BIDANG
PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN, BNPB)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Yang saya hormati Bapak Pimpinan, kemudian juga dari Bapak Bupati, kemudian para
pejabat yang lainnya, termasuk dari PUPR, ESDM. Bapak/Ibu sekalian, terima kasih atas
undangannya. Cukup mendadak kami dapat karena saat ini setelah kami mencari data-data di
kami, kebetulan memang yang menangani pada saat itu adalah tanggap darurat. Kami
informasikan bahwa kami telah, pada saat kejadian, kami men-support, mendukung daerah
dengan dana siap pakai kami untuk operasional emergency 300 juta saat itu. Nah, kemudian
untuk rehabilitasi rekonstruksi untuk rehabilitasi sungai pada saat itu kami serahkan juga 5,5
miliar, Pak, untuk Sungai Karat. Nah ini terkait dengan respons, tetapi dengan pemaparan tadi
cukup menarik, Bapak. Jadi, kalau kita lihat datanya menunjukan bahwa tahun ‘63-‘64 itu sabo
sudah dibangun. Artinya apa? Daerah ini memang sangat berisiko, sangat rawan terhadap, ini
sudah proses lama, bahwa ini daerah, ini daerah yang rawan terhadap ancaman bencana, baik itu
banjir bandang maupun berupa banjir-banjir dan longsor. Nah, kemudian kalau kita cermati lagi,
kami sepintas melihat hasil-hasil rapat di sini cukup menarik, karena apa? Karena apa yang
dilakukan di kedua belah pihak, baik itu memang dari masyarakat. Betul, memang seperti itu
harus dilindungi, masyarakat itu berhak untuk dilindungi. Kemudian dari sisi investor, bahwa ini
juga penting karena kemaslahatan orang banyak, ini harus semuanya hidup.
Nah untuk itu, mungkin perlu ada suatu perencanaan bersama, ini seperti yang kalau
kami melaksanakan di BNPB begitu kita melaksanakan recovery, ada suatu perencanaan
bersama di mana semua stakeholder, baik dari pusat, daerah, maupun dari company nanti itu
terlibat, tetapi harus direncanakan bersama, jangan satu-satu sabo, kemudian menyelesaikan apa?
Harus dibuat, Pak, dengan cara, salah satu yang pertama harus dilakukan adalah kita coba
membuat, tadi sudah disarankan juga, audit lingkungan. Dalam hal ini, kalau di BNPB kita
membuat suatu analisis risiko, kita tahu risikonya dulu. Tadi disebutkan bahwa di atas ada danau
yang mungkin collaps. Seperti apa gambarannya, kami punya data cukup lengkap JIS, akurat di
situ, Pak. Dari situ kita rencanakan, kalau kita sudah tahu masalahnya, kemudian kita tata kelola
seperti apa? Karena di sini, di pusat nanti ada beberapa penanggung jawab di sini yang terkait
dengan DAS itu. Ada dari Lingkungan Hidup, ada di situ Kehutanan, kemudian dari PU sendiri,
itu juga di sana, ini tinggal programnya nanti kita satukan. Nah, ini akan besar sekali, nanti
wilayahnya dari company juga di mana melaksanakan, ini kita bagi saja. Kalau satu-satu, ini
angka panjang, Pak. Jadi, kalau kita hanya menangani saat ini saja, saya khawatir nanti terulang
lagi karena masalahnya berat ini, ada penghijauan dan sebagainya. Kita satukan saja, kemudian
dipantau, mungkin ada satu di, dari daerah dan dari pusat juga memantau. Kalau mudah
memantau ini, Citra satelit itu sangat mudah kita dapatkan, kita bicara sama LAPAN saja, gratis
itu, untuk penghijauannya berhasil atau tidak, karena ini masalah lama.
Kalau ini tidak kita selesaikan, nanti investasi yang besar tadi dengan potensi
naturalicosios yang demikian besar hilang begitu saja. Kita hanya menyelesaikan pada saat ini
saja, makanya akan sangat bagus tadi disampaikan juga dari teman-teman, apa? Lingkar Hijau
tadi, saya kira bagus itu. Coba kita komprehensif, kita jadikan satu perencanaan. Sharing
pendanaan di sini akan menarik, Pak. Jadi nanti untuk BNPB melakukan apa di situ, kami siap
dengan data-data, analis risiko kita buat, kemudian dari permasalahan yang ada, baru kita
lakukan action. Kita commit bersama, pemerintah daerah melakukan apa? Semuanya harus
berkontribusi, tidak hanya sekadar lempar-lemparan ini urusan sana, urusan sana, ini semuanya
ada sebenarnya, dana ada kalau bareng-bareng dan kemudian itu kalau masih bisa diperbaiki ke
depan untuk livelihood untuk penanganan masyarakat sekitarnya, bisa saya kira dari company itu
memikirkan supaya ke depan ini akan ada pelatihan-pelatihan apa, pemberdayaan apa, sehingga
livelihood di sekitarnya itu juga akan terjamin. Tetapi, tidak mendadak saja 1-2 tahun selesai,
tidak. Itu jangka panjang itu.
Nah, ini yang mungkin kita sepakati bersama ini milik bangsa kita bersama. Kalau tidak
sayang itu, apa sumber daya alam yang demikian besar, itu hilang begitu saja. Hanya masalah
yang kita konflik di depan ini, tetapi sebenarnya ini bukan, bukan konflik yang bisa dibuat suatu
solusi yang, apa namanya, yang win-win lah. Intinya adalah masyarakat sekitar sana juga harus
menikmati, harus sejahtera, mungkin juga 5-10 tahun ke depan, tetapi harus dirancang dari
sekarang dan dari industri juga tetap hidup, dan nanti listrik sebagian besar, bahkan tadi terhitung
150 KK atau berapa KK di situ sampai berapa juta orang akan menikmati itu, manfaatkan itu.
Itu masukan dari kami, Pak. Kami bisa membantu nanti analisis risikonya bersama
teman-teman dari LHK untuk amdalnya, kita buat permasalahan itu dulu.
Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Terima kasih dari BNPB. Kita mendengar masukan cukup bagus ya, tapi kita ingin dari
beberapa yang hadir ini juga ada masukan ya.
Selamat datang dari Kementerian Pertanian, Ibu, juga dari Bareskrim, juga dari Anggota
Bapak Ibrahim ya, Pak Ibrahim, di belakang ada Pak, Pak ya Habib, Habib Saleh Al-Jufri. Kalau
ngga Habib, ngga lengkap ini, dari Sulawesi, Sulawesi Tengah, dari NTT Pak Ibrahim, selamat
datang. Ini kan ... (tidak jelas, red.) dari Kementerian ESDM ya mestinya ya, ini dulu kajiannya,
apa, sudah bagus ya, ini kan ini kan daerah berisiko ya.
Adanya PT PGE di sini memang pastilah manfaatnya banyak ya, untuk masyarakat, tapi
apakah kemudian kajian dari ESDM ini sudah matang ketika isunya kemudian ini bagaimanapun
pemerintah, PT Pertamina kan maunya pemerintah ya? Ini investasi yang sangat besar. Kira-kira
menurut Kementerian ESDM ini seperti apa? Kajian dulunya ada ngga? Ada ngga bisa
mewakili? Silakan, nanti gongnya PT nanti ya.
PEMBICARA: Ir. IDA NURYATIN FINAHARI, M.Eng. (DIREKTORAT PANAS BUMI
KEMENTERIAN ESDM)
Iya, terima kasih Pak Pimpinan, sebelumnya saya mewakili atas nama Bapak Direktur
Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi memohon maaf, karena beliau tidak
bisa hadir pada siang hari ini. Dan, perkenalkan nama Saya Ida Nuryatin. Saya Direktur Panas
Bumi, Pak, di Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.
Nah, kemudian mungkin perlu kami sampaikan sebelumnya bahwa terkait, mungkin
langsung ke rekomendasi ya, Pak? Tadi kan disampaikan ada 17 rekomendasi. Jadi, sebenarnya
dari Kementerian ESDM itu menerbitkan ada 2 macam rekomendasi. Yang pertama, dari
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi itu yang memang terkait
dengan pembangunan pembangkit listriknya yang terkait panas buminya. Dan kemudian ada 17
rekomendasi yang memang dikeluarkan oleh Badan Geologi. Nah, yang dikeluarkan oleh Badan
Geologi ini memang yang terkait dengan kondisi alam, Pak, seperti yang tadi disampaikan
tanahnya memang rawan longsor dan sebagainya. Nah, untuk 11 rekomendasi yang dikeluarkan
oleh Direktorat Jenderal EBTKE memang semuanya sudah diselesaikan oleh PT PGE. Dan
untuk yang 17 rekomendasi sebenarnya tidak ditujukan untuk hanya untuk PT PGE, tetapi
kepada Kepala BNPB, kemudian Gubernur Bengkulu, Bupati Lebong dan juga PGE, artinya 17
rekomendasi itu bukan menjadi tanggung jawab PT PGE saja, itu mungkin yang harus kami
luruskan dulu, gitu ya?
Dan tadi sudah disampaikan juga oleh teman-teman dari Aliansi bahwa kondisinya
memang di sana hanya punya 2 sabo dam ya, sementara yang diperlukan 7 sabo dam. Nah, itu
pun juga sudah menjadi apa istilahnya, mungkin perlu conern kita bersama nantinya, bisa
dianggarkan di mana untuk sisa yang 5 sabo dam, itu kan itu sebenarnya yang perlu kita carikan
solusi. Nah, kemudian untuk yang 17 rekomendasi tadi Pak, memang kita belum putuskan
sebenarnya mana-mana yang menjadi tanggung jawab, misalnya tadi disampaikan Pak Bupati
kan tidak hanya tanggung jawab pemda misalnya. Nah, ini misalnya bisa dianggarkan oleh
Kementerian PU ataukah BNPB ataukah PGE nanti. Mungkin inilah kita perlunya kita
berkoordinasi lebih lanjut untuk 17 rekomendasi tersebut.
Nah kemudian, Pak, terkait apa namanya, sebenarnya di sana seperti apa kajiannya,
tentunya teman-teman dari PT PGE yang sudah melakukan kajian lebih detailnya, Pak. Nanti
kita bisa mendengarkan dari PT PGE seperti apa hasil studinya yang telah dilakukan terkait
rencana pengembangan tenaga panas buminya. Mungkin itu, Pak, yang bisa kami sampaikan.
Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Kita ingin solusi mungkin dari, karena ini infrastruktur, itu kan dam itu struktur di PUPR.
Kita ingin dari Kementerian PUPR, kira-kira untuk ini kan mereka minta untuk, artinya
membangun kembalilah karena itu sudah rusak semua itu, itu dam, itu sabo dam seperti apa?
Silakan kalau memang mau bangun 7-7 dari PUPR kan Alhamdulillah. Silakan.
PEMBICARA: Dr. Ir. LANA WINAYANTI, MCP (Plt. KEPALA BADAN
PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMENTERIAN PUPR)
Perkenalkan Saya Lana Winayanti, Plt. Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah dan bersama Saya, Pak Boby Prabowo adalah Kepala Pusat Perencanaan. Namun maaf
sekali, karena undangannya dadakan dan rupanya pada waktu mengirim undangan juga tanpa
lampiran. Jadi, kami baru mengetahui bahwa masalahnya adalah terkait dengan Bengkulu. Jadi,
ini juga masih bisa ada beberapa bahan yang dikirimkan staf ke sini. Jadi, untuk program
infrastruktur di Provinsi Bengkulu yang terkait dengan Kabupaten Lebong ada beberapa. Jadi,
untuk di Tahun 2018 ini ada rencana penataan ruang terbuka hijau di Kabupaten Lebong, itu satu
kawasan, Lebong ini Kabupaten Lebong. Kemudian di Tahun 2019 direncanakan Infrastruktur
Sumber Daya Air yaitu pembangunan pra sarana Danau Picung di Kabupaten Lebong, itu 1
Danau. Kemudian ada pendampingan penyusunan rencana pencegahan dan peningkatan kualitas
permukiman kumuh perkotaan di Kabupaten Lebong itu 1 Kabupaten.
Nah, itu saja yang mungkin dapat, mungkin ada tambahan dari Pak Bobby menjelaskan
apayang sudah dilakukan.
PEMBICARA: Ir. BOBBY PRABOWO, CES (KEPALA PUSAT
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR KEMENTERIAN PUPR)
Izin Pimpinan.
Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh.
Selamat siang.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Bapak Ibu saya mohon ... (tidak jelas, red.) tadi mungkin tadi dari teman-teman Lingkar
Hijau saya mau minta informasi, sabonya itu sabo damnya Kehutanan atau tidak? Kalau melihat
itu daerah kawasan hutan tentunya mungkin itu adalah dari platnya teman-teman Kehutanan,
yang PUPR? Betul PUPR, Pak ya? 63-64 tahun 63-64. Oh gitu. Jadi, dari PUPR memang sudah
kita…, bukan, bukan punyanya Kehutanan ya? Bukan, bukan sabonya. Dan kami sudah dapat
informasi Pak, Bapak Pimpinan, bahwa kami sudah, tadi Pak Bupati sudah menyampaikan, ini
ketemu saya waktu saya musrenbang dengan Bapak. Kita sudah ada kegiatan di sana untuk tahun
ini, mudah-mudahan saja masih juga tanggap darurat, ya? Sementara kita perbaikan di sana dan
tadi Pak Agustian juga sampaikan ke saya, kalau nanti kita minta, nanti kita berkordinasi, kita
siapkan untuk yang permanaen, bagaimana ke depan kita juga ingin lihat yang 30 ribu hektar itu
sawahnya, sawah, namanya apa? Saya juga belum dapat informasi, nanti kita coba. Tentunya
lewat informasi, kalau ini dibiarkan tentunya ada jumping di sana, sabonya karena sudah penuh.
Sebenarnya fungsi, fungsi sabo hanya cuma memang menahan gitu kan? Bukan untuk lagi,
emang bisa manfaat ganda bisa kalau memang tahu, kita ini, bisa kita aliri. Nanti kita lihat dulu,
nanti ada teman-teman sabo nanti khusus dari Jogja nanti akan hadir mungkin ke sana. Jadi itu,
Pak, informasi tambahan, Pak.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Terima kasih ini Direktur, terima kasih Pak Direktur ya. Habis ini ada Kementerian
Pertanian mengenai persawahan. Ada persawahan 30 hektar, 30 hektar ya? Pak Hary, 30 hektar,
mungkin dari? Yang kena musibah itu seperti apa, Bu. Silakan.
PEMBICARA: Dr. Ir. RETNO SRI HARTATI MULYANDARI, M.Si. (KEPALA BALAI
PENGELOLA ALIH TEKNOLOGI PERTANIAN, KEMENTERIAN PERTANIAN)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Mohon izin, Bapak Pimpinan. Perkenalkan kami Retno Sri Hartati Mulyandari
Perwakilan dari Kementerian Pertanian, kami sendiri Kepala Balai Pengelolaan Teknologi
Pertanian. Nah mohon maaf kami juga dadakan ini surat baru saya terima jam 12, sementara tadi
saya dari Bogor. Jadi mohon maaf kalau saya terlambat, iya jadi agak terlambat. Nah terkait
dengan persawahan yang terdampak areal sekitar 30 hektar ini sudah ternyata dari Dinas
Pertanian tadi kami dapat info sudah melaporkanya berkoordinasi dengan BPTP Bengkulu. Nah
oleh karena itu, saat ini kami sedang koordinasi secara lebih detail kondisi lapangan, jadi kami
segera turunkan tim dari BPTP Bengkulu untuk melihat lokasi setempat seberapa parah atau
bagaimana kondisi tersebut sehingga nanti ada teknologi-teknologi yang bisa kita masukkan
untuk menanggulangi terkait dengan dampak dari kegiatan ini proyek ini begitu, Bapak. Jadi
kami akan laporkan segera jika nanti sudah ada survei hasil dari survei lapangan sehingga
beberapa hal terkait dengan upaya dari Kementerian Pertanian untuk mengatasi permasalahan ini
bisa kita perbaikan lebih lanjut.
Demikian, Bapak. Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Dari Kementerian Pertanian ya, tadi kita sudah mendengarkan ya masalah yang
disampaikan oleh dari Aliansi kondisi sebenarnya juga, dari emerintah Kabupaten Lebong sudah
kita dengar ya, BNPB juga sudah melaksanakan pemulihan ketika itu ketika bencana dan dia
malah menawarkan untuk selanjutnya seperti apa ya, dari Kementerian ESDM juga ini beliau
sudah menyampaikan ya kesiapan ya istilahnya Insya Allah ya juga ya dari Kementerian ESDM
ini untuk kerja sama, apalagi Kementerian PUPR yang memang ini infrastrukturnya punya
mereka gitu. Jadi mungkin hanya mungkin belum dianggarkan, tapi perencanaan kalau untuk
tanggap darurat kan lebih cepat bisanya.
Nah sekarang kita ke PT ya Pertamina Geothermal Energi. Pak Direktur silakan sudah
mendengar semua tadi tuntutan itu jelas, tinggal kami ingin mendengar dari PT pihak PT terima
kasih.
PEMBICARA: ALI MUNDAKIR (DIREKTUR UTAMA PT PERTAMINA
GEOTHERMAL ENERGI)
Terima kasih, Bapak Pimpinan yang saya hormati, para Anggota DPD RI yang hadir
pada siang hari ini, kemudian para Bapak Bupati Lebong, Ibu Ida yang mewakili Bapak Dirjen
EPTKI, dan seluruh Wakil dari Departeman, dari POLRI, yang lain-lain yang hadir pada siang
hari ini.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Terima kasih kesempatan yang di berikan kepada kami. Jadi pada prinsipnya PGE ini di
dalam melaksanakan proyek di Hululais ini, Pak, dalam rangka menunjang program pemerintah.
Yang pertama adalah mewujudkan bauran energi nasional yang 23 persen harus disuplai dari
energi baru dan terbaruka. Dan, Alhamdulillah wilayah Sumatera ini termasuk yang
mendapatkan karunia dari Allah Sumber potensi panas bumi yang luar biasa, tapi di sisi lain
memang sumber energi panas bumi ini terletak di daerah-daerah yang memiliki risiko, Pak.
Salah satunya ya memang risiko longsor, risiko gempa, sama dengan Merapi yang ada potensi
tambang pasir, tambang batu, tapi ya ada resiko bahaya letusan. Nah menyadari hal itu, maka
memang kami dalam melakukan kegiatan-kegiatan operasional perusahaan senantiasa melakukan
kajian-kajian dan tentu proyek ini sudah mendapatkan apa izin Amdal, ya kemudian
rekomendasi-rekomendasi dari kementerian terkait seperti tadi disampaikan Bu Ida juga sudah
kami laksanakan.
Nah kami akan fokus mengenai 17 rekomendasi, benar tadi yang disampaikan Bapak dari
BNPB bahwa ini perlu penanganan secara komprehensi dan tidak bisa satu dua lembaga dan
perusahaan yang menangani. Dari 17 itu, 11 yang terkait dengan PGE memang sudah kami
laksanakan dan akan terus kami lakukan, Pak. Contoh ya dari bahwa normalisasi hulu air Koto
itu kami lakukan rutin jadi kami lakukan rutin, bahkan bisa harian Pak, jadi ada standby alat
berat yang selalu melakukan normalisasi di Air Koto. Nah kemudian, ada masukan-masukan apa
seperti tadi Pak Bupati sampaikan mengenai sabo dam, walaupun itu bukan ada di wilayahnya
Pertamina Geothermal Pak, tapi kami siap membantu. Mungkin Bulan Februari yang lalu kami
juga mengirimkan bantuan alat berat sekaligus operasionalnya untuk perbaiki sabo dam. Jadi di
samping yang menjadi wilayah kami, ya kami juga memberikan bantuan jika diperlukan di luar
wilayah kami, dan kami juga setuju dari Lingkar Hijau tadi Pak kalau pemulihan dengan
penghijauan ini bisa menjadikan apa program bersama. Insya Allah Pertamina siap, Pak karena
di manapun kami beroperasi penghijauan ini juga menjadi salah satu program utama dari
Pertamina selaku orang tua kami. Jadi hal-hal semacam ini pasti kami akan dengan senang hati
turut terlibat dalam program penghijauan karena seperti yang disampaikan Bapak dari BNPB tadi
ini tidak bisa ditangani hanya saat ini saja, Pak, tapi harus komprehensi supaya di masa depan ini
tidak-tidak terjadi, karena kami juga selain memantau operasi kami, kami juga memantau Pak
perambahan-perambahan hutan yang terjadi tadi disampaikan. Ya jadi kami juga sama punya apa
kerja sama dengan LAN untuk citra satelit dan sebagainya kita juga selalu monitor, Pak.
Nah kemudian, Early Warning System ini juga masukan bagi kami, termasuk juga
bagaimana nanti ada simulasi-simulasi terhadap tanggap kebencanaan segala sesuatu yang
sifatnya bisa kami akomodir, kami akan lakukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait dan
apalagi dengan dukungan dari Bapak Bupati mudah-mudahan kami bisa melakukan kerja sama
dengan baik, Pak. Saya pikir itu, Pak, jadi dukungan dari Bapak Bupati dan juga seluruh instansi
terkait dengan Proyek ini kami siap untuk melakukannya, Pak.
Terima kasih, Bapak Pimpinan.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Waalaikumsalam.
Terima kasih Pak Direktur PGE. Kita terakhir ini Gongnya di Provinsi ya Pak Ibu Asisten
II di ekonomi ini karena ini kan ini Pusat ya kemudian juga ini proyek Pusat sebab ini Pertamina
proyek Pusat ya, nah saya rasa Pak Bupati Lebong hanya ketempatan aja di Kementerian ada
Balai-Balai yang sebenarnya Balai itu lebih banyak dari Provinsi ya kordinasi ya biasanya,
tolong Ibu bagaimana kira-kira kesanggupan Provinsi untuk menyelesaikan masalah yang di
sampaikan oleh Aliansi Lingkar terima kasih Bu.
Silakan.
PEMBICARA: Hj. YULISWANI, SE., MM. (ASISTEN II PEREKONOMIAN DAN
ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH
PROVINSI BENGKULU)
Terima kasih Pimpinan Rapat. Yang saya hormati Pimpinan Rapat kemudian juga
Anggota DPD di sini ada dari Dapil Bengkulu Pak M. Shaleh, kemudian juga dari Dapil Papua,
kemudian Sulawesi Tenggara Tengah, dari NTT juga Pak, Pak Bupati serta peserta rapat yang
berbahagia.
Kita sudah menyimak tadi dari pembahasan yang awal sebenarnya kita rekomendasi yang
17 ini seharusnya disampaikan kepada kita pemerintah provinsi dan juga pemerintah kabupaten,
sehingga kita juga bisa memantau atas pelaksanaan rekomendasi ini. Nah kemudian saran dari
BNPB dan ini juga saran dari adik-adik Aliansi Lingkar Hijau ini memang perlu kita laksanakan
pak untuk jangka panjang, nah mungkin di sini perlu kita putuskan di dalam rapat ini apa dan,
apa dan apa yang harus siapa yang melaksanakan pekerjaan-pekerjaan itu yang harus kita ketahui
dulu tentu harus dari rekomendasi itu, oh yang ini harus dilaksanakan oleh kementerian apa,
kemudian terus kemudian yang provinsi harus melaksanakan kegiatan apa. Nah kemudian yang
untuk itu yang harus-yang harus segera kita putuskan karena kalau ini tidak-tidak ada keputusan
pada rapat saat rapat ini maka ini juga nanti akan berkembang terus pak.
Nah kemudian yang masalah Dinas Pertanian tadi kami juga sangat sebenarnya juga
sangat menyayangkan bahwa ini kan kejadian sudah 2 Tahun tapi baru akan di laksanakan apa
namanya akan turun tim dari BPTP nantinya akan seperti itu, seharusnya kemarin sebenarnya
sudah-sudah harus selesai harusnya sehingga adek-adek dari Lingkar Hijau ini tidak sudah tau
apa yang di perbuat oleh Pemerintah. Nah untuk pemulihan untuk penghijauan tentu ini
merupakan tanggung jawab kita semua pak, tidak hanya tanggung jawab dari PGE tapi
bagaimana kita mengedukasi masyarakat kita agar mereka memang tau dan sadar bahwa yang di
lakukan oleh mereka perambahan hutan itu akan berakibat fatal bagi mereka juga dan juga tentu
akan berskibat apa namanya invsetasi yang telah di laksanakan ini akan los kan seperti itu. Nah
tentu kita akan sampaikan bahwa bagaimana mereka juga harus menjaga diri mereka juga, nah
inilah edukasi bahwa penghijauan itu mereka bisa menanam dengan sendirinya nah tentu dengan
bantuan pihak-pihak terkait seperti dari LHK kan seperti itu, kemudian juga kita, dan juga di
bantu oleh PGE. Nah mungkin edukasi ini yang perlu kita-kita, kita terus gabungkan di
masyarakat kita seperti itu pak, nah jadi yang perlu sangat kami harapkan itu keputusan bahwa
apa dan siapa yang akan melakukan pekerjaan untuk dapat mengatasi kerusakan-kerusakan yang
mungkin akan terjadi ke depanya lagi.
Terima kasih, Pak, itu saja.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Sebentar nanti sebentar ya nanti kita nanti ada ya, baiklah terima kasih Ibu Asisten II
provinsi. Jadi sebenarnya ada tuntutan dari Aliansi yang jelas semuanya itu kebaikan ya kebaikan
juga untuk Perusahaan, kebaikan juga buat masyarakat ya.
1. Pertama ini pengawasan 17 rekomendasi ini mestinya kan melalui Provinsi ya dan artinya
yang buat rekomendasi pasti kan Provinsi atau Bupati ya yang mengawasi laksana atau
tidak kan gitu.
2. Kemudian Audit lingkungan oleh pihak Independen ini siapa yang nunjuk kan gitu nanti
kita lihat ya.
3. Kemudian pemulihan lahan tadi kan dari Sub persawahan kan Kementerian Pertanian oke
ya.
4. Kemudian membangun kembali Sabodam ini kan Infrastruktur PU ya.
5. Kemudian Moratorium ini nanti seperti apa ya kita lihat ya.
6. Kemudian nah juga ini kan jangan seperti apa ini kan daerah bencana mestinya kan kalau
namanya kajian tadi bahwa ini ngga berani kan tidak boleh terulang lagi, kalau terulang
lagi kan sama saja kita gitu lagi kan rusak lagi-rusak lagi ngga berfungsi lagi ini PGE itu
kan jadi seperti apa tindakan nanti artinya supaya tidak terulang kembali ya.
Baik mungkin dari pihak POLRI ada masukan ini baru datang saya.
PEMBICARA: AKBP. ANDRE LIBRIAN (KANIT DIREKTORAT TIPIKOR SUBDIT V
BARESKRIM POLRI)
Baik terima kasih Pak.
Bismillahirahmanirahim.
Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh.
Yang terhormat Pimpinan Rapat izin saya memperkenalkan diri Nama Saya Andre
Librian pangkat AKBP kami dari Direktorat Tipiter Bareskrim POLRI mohon maaf terlambat
karena sama dengan yang lain Bu baru menerima undangan baru disposisi dari Pimpinan Pak.
Sebenarnya tadi Bapak Direktur juga mau datang sendiri Irjen Pol, Brigjen Pol Fadil Imron mau
datang Pak tadi Pak cuma masih ada kegiatan dengan Pak Kabareskrim. Terkait dengan
permasalahan ini pak kami sudut pandang kami sekali lagi selaku Penegak Hukum sudut
pandangnya adalah Hukum pak, jadi terkait dengan Infrastruktur atau dampak dari bencana yang
terjadi lebih melihat dari kegiatan-kegiatan dari Perusahaan sendiri apabila terjadi penyimpangan
atau potensi penyimpangan, apabila tadi masukan dari Lingkar Hijau pak ya tadi ada dugaan
perambahan hutan itu menjadi masukan kami akan kita kordinasikan dengan pihak POLDA
Bengkulu bagaimana perkembangan atau informasi yang di terima oleh POLDA Bengkulu dan
tindak lanjutnya ini akan kita Folow up ini pak. Kemudian terkait dengan dugaan pelanggaran
lingkungan hidup itu juga akan kita coba kordinasi-kordinasikan juga dengan POLDA Bengkulu
dugaan-dugaan atau potensi timbulnya dampak lingkungan hidup yang di akibatkan oleh pihak-
pihak tertentu bahkan di dalami lebih lanjut pak. Untuk informasi mungkin itu saja yang bisa
kami sampaikan pak.
Terima kasih.
Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.
Jadi mesti lengkap semua yang hadir memberikan tanggapan dan juga sebentar saya ingin
dari ke Anggota dulu nih supaya juga ada berimbang ya ini Pak Muhammad Saleh Anggota DPD
dari Dapil Bengkulu yang beliau yang masalahnya mendampingi ini mendengarkan laporan apa
pengaduan dari rakyat, silakan Pak Muhammad Saleh.
PEMBICARA: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (BENGKULU)
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ini adalah rapat lanjutan ya setelah kita rapat kemarin di Pemprov di Bengkulu, ya kalau
kita lihat bahwa kita mesti sepakat bahwa PGE ini adalah sebuah projyek yang besar ya yang di
harapkan akan membawa kemaslahatan yang besar bagi masyarakat sekitar dan Provinsi
Bengkulu pada umumnya dan Indonesia secara keseluruhan. Nah persoalan ini di angkat oleh
teman-teman kita dari Lingkar Hijau ya mereka yang peduli terhadap dampak yangtimbul dari
pembangunan PGE ini. Nah tadi kita sudah banyak mengenai apa-apa-apa-apa nah mungkin kita
mesti sepakati bahwa persoalan ini ya harus di selesaikan ya secara terpadu, nah persoalanya
sekarang mesti kita putuskan siapa yang melit ya yang melit solusi dari pesoalan ini nah itu di
putuskan, kalau ngga nanti seperti apa yang di sampaikan oleh Bu Yulis tadi kalau di kerjakan
secara parsial ini juga ngga akan selesai ya kan, misalnya sabo damnya selesai ya Perambahnya
tidak selesai tidak ada guna juga sabo dam di bawahnya ya.
Nah kemudian jadi saya ringkasnya ya bahwa persoalan ini harus di selesaikan secara
komprehensif dan terpadu dan ditunjuklah siapa yang akan melitnya iya yang akan memimpinya.
Ya karena syukur juga rekan-rekan dari Aliansi ini peduli terhadap ini karena memang kalau ini
tidak di selesaikan secara komprehensif dampaknya bukan hanya yang sekarang sudah terjadi
tapi nanti di kemudian hari akan lebih besar lagi. Jadi saya kira mungkin pihak-pihak yang
berwenang untuk urusan ini ya nanti harus ada sebuah solusi kita keluar dari ruangan ini ya.
Karena ini kita mesti sepakati bahwa PGE ini harus jalan ya karena ini bisa menghidupi Provinsi
Bengkulu ya benar ya Pak Bupati ya, nah jadi mau tidak mau suka tidak suka nah sekarang kita
mencari solusi bagaimana me-minimize ya dampak lingkungan dari projyek ini pasti ada solusi
itu. Iya di sini sudah hadir instansi teknis terkait yang pasti mereka sudah punya orang-orang
yang expert di bidang itu ya.
Nah mestinya hadir juga ini dari Menteri Kementerian Keuangan mestinya karena ini
nanti solusi terkahirnya juga di sana ya, ya kan nantidari BNPB, dari PUPR, dari SDM
terakhirnya yang uang yang mutusinya uangnya dari Kementerian Keuangan ya. Saya kira itu
pak jadi kita mesti berpikir jernih bahwa projyek ini mesti jalan, dampak lingkunganya mesti di
minimalisir. Nah saya yakin memang proyek ini tidak mungkin berjalan tanpa amdal ya pasti,
pasti amdalnya sudah komplit semua nah mungkin kan kita biasa lah kalau misalnya sebuah
proyek amdalnya sudah selesai semua di lapangan itu ada sedikit missed itu mungkin itu sudah
hal yang biasa, tapi yang penting bagi kita-kita berpikir bahwa dampak lingkunganya itu bisa
minim-minim diminimalisir ya dan projyek ini membawa kesejahteraan bukan membawa
musibah bagi masyarakat khususnya di Lebong ya. Saya tau persis bahkan mungkin Pak
Rosjonsyah di Lebong ini panenya masih 1 Tahun satu kali loh pak bener ya pak ya. Nah ini
mesti sama-sama 1 Tahun satu kali di mana di tempat lain sudah panen 3 kali mungkin sudah ada
yang mau 4 kali ini dengan teknologi ya, nah ini kebetulan ada dari Kementerian Pertanian kalau
sekalian kesana hanya jangan lihat soal dampak-dampak dari bencana kemarin, bagaimana
mikirin juga orang Lebong itu bisa panenya bisa 3 kali ya paling ngga 2 Tahun 5 kali lah kira-
kira begitu Bu. Ya paling tidak sekarang itu bener 1 Tahun 1 kali dan itu salah satu provinsi yang
sekarang paling miskin ya Pak Rosjonsyah ya yang perlu dapat bantuanlah ya, yang perlu dapat
bantuan karena pertanianya memang sangat terkendala ya sangat terkendala. Saya kira itu
Pimpinan.
Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Terima kasih Pak Mohammad Saleh, ada dari teman lain iya silakan Pak Marhani.
PEMBICARA: Ir. MARHANY V.P. PUA (SULAWESI UTARA)
Baik terima kasih Pimpinan.
Bapak-bapak dan ibu-ibu yang saya hormati, pertama kami gembira sebagai Badan
Akuntabilitas Publik DPD RI kita bisa membahas masalah mengenai Geothermal di Lebong ini
pada kesempatan ini. Saya tidak ikut pada saat Kunjungan Kerja Tim ke sana tapi mencermati
informasi dan juga penyampaian pada hari ini saya kira pertama kita sependapat bahwa
sebetulnya investasi di bidang Geothermal ini sebuah investasi yang baik dan sangat strategis
untuk mengatasi masalah energi kita, dan oleh karena itu beruntunglah Lebong punya Panas
Bumi punya Geothermal dan tidak semua daerah mendapatkan anugrah ini. Kami saya dari
Sulawesi Utara kami punya ini Sulawesi Utara kita punya potensi Geothermal dan sekarang
sudah 5 sumur di bangun di sana. Awalnya memang pesoalanya rumit juga karena pertama
masyarakat curiga ini investasi ini membawa keuntungan atau membawa kerugian karena
meskipun sudah beroperasi 2 kali 20 megawatt dan sebagainya listrik masih mati pak, ini pesan
saya juga ke SDM ini supaya betul-betul Geothermal ini kita-kita mantapkan karena ini tidak
bisa di bawa keluar, ini sebetulnya investasi untuk daerah tapi kan juga di samping mengatasi
masalah energi ini bisnis oleh karena itu aspek bisnis ini juga tidak main-main, memang-
memang mahal mengelola Geothermal kalau tidak salah 1 sumur bisa 10 Juta US Dolar itu
sekitar Seratusan Milyar kami mengurus ini dengan Direktur Geothermal waktu lalu masih Pak
Yunus Saifulah sekarang sudah ibu, nah ini penting dan masyarakat curiga itu ketika yang
keluar-keluar itu apa itu beracun ataukah itu sekedar uap air itu juga memang persoalan dan
bagaimana investasi itu apakah persoalan bagi lingkungan hidup di sekitarnya ataukah aman ini
memang penting. Karena itu ketika mendengar percakapan saat ini pertama kami gembira karena
dari Aliansi Lingkar Hijau Lebong juga sepakat bahwa kita mau jaga investasi ini kita juga
berharap investasi untuk Geothermal di Lebong tetap bisa beroperasi. Tapi memang ternyata ada
persoalan kalau saya lihat di Lebong ini ya bahwa kemungkinan perencanaan projyek ini
terkesan tidak komprehensif kelihatannya.
PT PGE dan Kementerian ESDM mungkin bisa melihat lagi dokumen meskipun ada amdal,
tapi jangan-jangan Amdalnya memang tidak komprehensi. Misalnya soal capsmen areal ini
sudah ada masalah-masalah lingkungan hidup, bencana yang di sampaikan Pak Bupati
sebelumnya tapi apakah ini terpantau ketika menyusun dokumen perencanaan sehingga sudah di
antisipasi supaya kira-kira dari aspek Kementerian PUPR apa yang harus di kerjakan dahulu
sebelum projyek ini di kerjakan. Karena apa benar bencana alam itu memang bencana alam atau
jangan-jangan ada pengaruh projyek di situ jangan-jangan ya kalau betul menurut Pak Bupati
memang tanahnya labil ya memang ini faktor alam tapi kan harusnya sudah di antisipasi oleh PT.
PGE juga kalau ternyata labil harus bagaimana supaya tidak longsor supaya projyek ini tidak
rugi dan masyarakat juga tidak ada di rugikan. Nah oleh karena itu saya kira menarik diskusi ini
jadi mungkin dokumen perencanaan tidak lengkap, capsmen area dengan segala resiko-resiko
lingkungan hidup kondisi tanah jangan-jangan tidak optimal di cari datanya jangan-jangan, nah
sehingga ketika hujan datang dan sebagainya malah hanyut ini kan saya dengar bagian dari
projyek itu juga hanyut lalu masyarakat berisiko. Tapi saya gembira dari Lingkar Hijau melihat
bahwa mungkin ada persiapan sosial dan komunikasi dengan masyarakat yang tidak di-manage
dengan baik. Nah ini juga dulu kami di Sulawesi Utara kami dulu protes terus tapi Direkturnya
kemudian menjelaskan resiko dari projyek ini, bagaimana pemborannya berapa ratus meter ke
bawah dan kemudian dia ke sana lalu dia olah dia jadi uap air nah itu harus dijelaskan saya kira
juga PT PGE sudah menjelaskannya ya mungkin ya, tapi jangan-jangan tidak optimal jangan-
jangan lalu kemudian jangan-jangan ada bahaya lingkungan hidup yang tidak diantisipasi
termasuk ada 2 danau di atas itu, 3 bahkan danau yang kalau tidak diantisipasi, danau itu juga
akan hanyut bersama nantinya. Bisa jadi ya itu yang dikhawatirkan saya kira, dan bukan hanya
masyarakat yang rugi tetapi proyek kan sudah investasi sekian puluh juta US Dolar, lalu
akhirnya pecuma maksudnya.
Nah oleh karena itu, saya kira sudah kita bedah ini di rapat yang lalu, lalu kemudian di
sini nah saya kira usul tadi menarik dan misalnya perlu ada pemulihan lingkungan hidup tapi
siapa yang harus mengerjakan karena ada anggaranya di sana, lalu kemudian Sabodam harus
dibenahi, PU sudah katakan setuju, sosialisasi dengan masyarakat harus di optimalkan saya kira
tugas PT PGE ini harus mensosialisasikan. Kemudian persyaratan amdal yang mungkin belum
optimal harus dioptimalkan, early warning system-nya harus dimantapkan supaya masyarakat
jangan jadi korban, dan rambu-rambu itu juga memang harus ada dulu kami pikir semua aman
tapi di bagian tertentu di proyek Geothermal itu ada peringatan pak, bahwa jangan memancing di
sini misalnya atau jangan minum air ini ya kan kalau aman berarti tak perlu lah ada peringatan
kan, berarti mungkin air ini bisa mengandung racun bisa jadi kalau diminum langsung atau ikan
di sini kan bisa jadi mati kalau di pelihara di sini, atau masyarakat yang makan ikan ini bisa kena
racun nah itu juga saya kira harus diberi edukasi kepada masyarakat.
Karena itu, Pak Pimpinan, saya mengusulkan beberapa hal setelah diskusi di sini:
1. Pertama adalah komitmen kita bahwa projyek Pertamina Geothermal di Lebong harus
tetap jalan, investasi jalan, tapi lingkungan hidup harus tetap terjaga dan masyarakat
terlindungi. Ini komitmen pertama saya kira kita usul sebagai barang kali draf simpulan.
2. Lalu kedua realisasikan rekomendasi yang telah di sepakati bersama, saya dengar sudah
ada rekomendasi 17 rekomendasi yang sudah itu harus di sepakati untuk di-di kerjakan
dilaksanakan.
3. Lalu kemudian ketiga kita perlu mungkin bentuk Tim pemantau atau pengawas tindak
lanjut rekomendasi. Nah siapa-siapa yang ada di dalam Tim ini apakah Pemda Lebong,
kemudian Provinsi kemudian ada di sana, dari unsur masyarakat, dari unsur Lingkar
Hijau dan unsur-unsur lain. Lalu yang kedua eh? Yang berikut ke saya kira sudah tiga,
projyek jalan, realisasikan rekomendasi, ketiga bentuk Tim pemantau.
4. Lalu keempat saya kira bagus rekomendasi BNPB tadi, buat audit lingkungan, analisa
resiko, dan solusi komprehensi yang terintergrasi. Memang ini tidak mudah karena
melibatkan banyak pihak tapi kalau ini tidak di kerjakan mungkin bisa beresiko terus
projyek ini jangan-jangan ya tidak mudah. Tapi saya kira ini menarik untuk mungkin di
tindak lanjuti. Dan yang ke di situ barang kali memang harus ada mekanisme koordinasi
terpadu PU bikin apa, ESDM bikin apa, Pemdanya bikin apa, PT PGE-nya bikin apa.
5. Nah dan yang terakhir barang kali kelima kita buatkan action plan itu. Jadi kalau
memang PU mau kerjakan kapan mulainya, anggarannya kapan, dan dikerjakannya
bagaimana, lalu ESDM, PT PGE, sehingga barangkali dokumen action plan ini dapat
diawasi oleh tim pemantau itu tim pengawas itu, tim pengawas terhadap tindak lanjut
proyek ini memang sepenuhnya teknis ini itu memang PT PGE yang sudah diberikan
kuasa di sana kan.
PT PGE kan memang sudah menjadi investornya ya investor lah di sini dalam hal Panas
Bumi di Lebong ini dan hampir semua daerah sekarang PT PGE yang mengelola kalau ada
Geothermal ya kita belum lihat ada investor lain. Nah nanti kan PT PGE ini akan jual Energinya
ke PLN, PLN juga harus ambil bagian karena anti masyarakat yang akan beli dan jadi uang, jadi
ini kalau sudah dapat sumurnya saya dengar untungnya juga bagus jadi tidak-tidak murah artinya
memang mahal tetapi kalau sudah dapat sudah dia akan terus menerus menghasilkan, tapi
lingkungan hidup harus terus dijaga dalam hal ini harus tetap pohon-pohon dan sebagainya itu
harus tetap bagus di rawat supaya selalu ada air tersimpan di situ supaya tetap ada produksi. Nah
oleh karena itu saya kira dokumen perencanaan terpadu ini dan juga keterlibatan secara terpadu
dari unsur-unsur ini saya kira ini bagus Pak Pimpinan, sehingga barang kali usul saya itu sebagai
draf simpulan dalam pertemuan kita ini sekedar usul saja mungkin dapat menjembatani masalah
yang sekarang sedang di yang sedang di carikan jalan keluar di Lebong. Nah saya di lihat masih
ada masalah dengan masyarakat atpi mungkin masyarakat sudah menerima tadi ya saya baca
dalam dokumen permohonan ganti rugi yang awalnya 28 Milyar di minta oleh masyarakat PT.
PGE hanya menyanggupi 4 Milyar tapi saya lihat sudah difasilitasi oleh Pemda mungkin dan
masyarakat sudah menerima. Nah sehingga tinggal soal tehnis ini saya kira kalau semua sepakat
sudah barang kali jalan dan ini masalahnya mungkin moga-moga sudah dapat terselesaikan. Ini
saja Pak Pimpinan terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Terima kasih ini paparannya luar biasa, beliau pengalaman ini, pengalaman itu guru ya
dia pernah beliau PT PGE itu beroperasi di Sulawesi Utara ya. Iini pelajaran buat artinya
pengusaha apa pemda ya supaya juga mungkin bisa juga belajar kesana seperti apa kan bisa jadi
sampai Pemda kan gitu ya.
PEMBICARA: Ir. MARHANY V.P. PUA (SULAWESI UTARA)
Iya tambahan saja Pak Pimpinan di sana sudah bagi hasil pak wilayah Edong itu ya sudah
dapat bonus produksi, Pemdanya sudah dapat PAD dari investasi itu dari itu sudah dapat juga
pembagian anu untuk lingkungan itu CSR nya sudah dapat lingkungan, jadi lingkunganya
sekarang aman pak karena itu tadi sudah di bahas awalnya juga sama protes-protes projyek
seperti itu, PGE iya Pemdanya sudah dapat PAD belum ya, belum ya? nah nanti di hitung itu ibu
biasanya, biasa Ibu Direktur yang akan nanti menghitung bersama berapa bonus produksinya dan
berapa komitmen fee yang nanti di berikan ke Pak Bupati maksudnya ke Pemkot eh Pemda ya,
bukan Pak Bupati pribadi tapi ke pemda Lebong gitu, itu saja info tambahanya terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Luar biasa ya jadi ini tapi harus selesai dulu ini masalah Insya Allah keuntungan akan
bagi rakyat dan masyarakat Lebong jadi saya rasa PGE tidak akan berubah komitmen mereka
seperti juga di Sulawesi Utara. Tetapi boleh juga terus studi banding kesana Pak Bupati. Baiklah
dari Anggota lagi ini kita Bapak Ibrahim.
PEMBICARA: Drs. IBRAHIM AGUSTINUS MEDAH (NUSA TENGGARA TIMUR)
Pimpinan dan para tamu kami semua yang terhormat, apa yang di kemukakan oleh kedua
teman tadi Pak Saleh dan Pak Marhany itu sudah cukup lengkap, saya hanya mau menambahkan
tentang bagaimana mengkordinasikan supaya persoalan ini dapat di tangani secara sungguh-
sungguh. Kalau kita mengamatinya baik-baik ini penanganan persoalan ini-ini pasti berkaitan
dengan APBN atau dengan APBD, untuk APBD, APBN atau APBD Tahun ini tentu tidak akan
tersedia untuk penanganan ini, yang pasti bahwa baru bisa Anggarkan Tahun depan APBN
depan, APBD Tahun depan kan begitu. Nah berkaitan dengan itu kan tadi di usulkan supaya
penanganannya harus komprehensif, pengalaman saya baik pada waktu saya masih di daerah
maupun di sini ini setelah kita rapat seperti di sini pulang lalu masing-masing di kerjakan
sendiri-sendiri. Saya mengusulkan supaya apakah itu surat dari Pimpinan atau bagaimanapun
juga tetapi dari Pemerintah Pusat ini menunjuk Gubernur mengkordinasikan penanganan ini
secara terpadu seperti yang tadi diusulkan. Nah Gubernur punya tugas tentu menginventarisasi
masalah sesuai dengan apa yang menjadi tanggung jawab dari pada semua Instansi yang ada baik
di Pusat maupun di daerah, dari penanganan itu baru kemudian akan di inventarisasi apa siapa
buat apa berapa biayanya. Nah karena ini kita berkaitan dengan penyusunan APBN Tahun yang
akan datang ini maka tentu kita harus segera selesai dalam Bulan ini atau paling lambat Bulan
depan agar bisa di masukan dalam APBN masing-masing Instansi. Karena kalau kita lihat
persoalan ini Pimpinan ini saya pikir ini persoalan Anggaranya tidak kecil yang harus di tangani
oleh masing-masing Instansi, ini persoalan yang harus di tangani anggaran yang harus di-back
mem-backup ini mesti dari APBN, dan karena itu supaya ini bisa real maka dari Provinsi harus
mengumpul semua Instansi yang perlu menanganinya menyusun rencana anggaranya, lalu
rencana anggaran itu di sampaikan ke Pusat lalu masuk dalam APBN. Kalau ini berlarut-larut
Pimpinan, saya bisa pastikan tidak akan selesai Tahun ini pasti tidak selesai, Tahun depan tidak
selesai dan Tahun-Tahun berikutnya juga tidak selesai karena ini menyangkut APBN dan
menyangkut kordinasi. Saya kira demikian Pimpinan. Terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Pak Ibrahim beliau ini Bupati Sumbar 2 Periode jadi beliau pengalaman, jadi-jadi saya
memahami itu beliau ya dan usulan dan usulanya sangat bagus nanti kita selesaikan. Ada satu
lagi dari sudah, baik-baik terima kasih? Pendapatnya sebenarnya Pak Ibrahim dengan saya sama
ya jadi kita nanti ada kesepakatan, ada siapin ya Sekretariat ya tadi poin-poin tadi di siapin
Sekretariat ya? Jadi bisa juga APBNP ya sebenarnya APBNP juga bisa ini kan bisa APBNP juga
di Bulan September ya mungkin atau Oktober ya. Tapi memang ini harus kita tangani dan nggak
mungkin ini juga dalam waktu dekat ya. Saya rasa ini kata saya tadi karena ini projyeknya di
Lebong tapi ini adalah juga Pusat ya maka sebenarnya yang poin yang antara penyambung antara
Kabupaten dengan Pusat itu ya Provinsi sebenarnya. Jadi kita mungkin minta kesediaan
Gubernur Bengkulu yang bisa di dialog oleh Asisten II untuk menjadi kordinator dari pada solusi
masalah ini ya. Sepakat ya kira-kira ya, iya itu saya rasa sepakat sehingga semua termasuk PT.
PGE kemudian juga BNPB, Kementerian Pertanian, kemudian juga ESDM, kemudian
Kementerian BPR nanti kordinasi dengan soal tata cara saya rasa di Pemerintahan mungkin
kalau memang misalnya kebutuhan Bupati bisa majukan ke semua di situ nanti ngaju ke Provinsi
kemudian kapan. Apakah mungkin biasanya kan karena juga kalau di BNPB itu kan ada dana-
dana yang bisa di kerjakan mungkin bisa duluan terserah. Tapi ini pelaksanaanya nanti di
kordinasikan dengan Gubernur gitu ya juga dari PUPR mungkin ada juga dana mereka yang juga
bisa untuk hal seperti ini kan ada darurat ya yang misalnya karena apa namanya bencana
sehingga mungkin juga bisa di keluarkan dana strategisnya. Nanti juga apalagi PT PGE siap
untuk tadi siapnya.
Terima kasih saya ini jadi PT PGE sudah siap hanya memang tadi ada beberapa dari
teman-teman tadi sosialisasi yang kurang mungkin ya, juga tadi solusi seperti solusi di Sulawesi
Utara pengalaman bagaimana supaya masyarakat paham karena mungkin memang di awal juga
seperti itu, tapi memang itu harus-harus terus aja komunikasi antara PT dengan masyarakat. Ini
ada Aliansi Lingkaran yang juga bisa membantu karena mereka juga sebenarnya apa namanya
sangat respon dengan perusahaan ini. Jadi kita mungkin akan ada kesepakatan di sini ada di
tataran semuanya, hanya memang mengenai waktu ya ini teman-teman mengenai waktu, ini
waktu juga untuk kesepakatan dulu artinya maksudnya bahwa kordinasi oleh pihak habis itu ada
waktu ngga kira-kira beri waktu nggak teman-teman.
PEMBICARA: H. MOHAMMAD SALEH, S.E. (BENGKULU)
Pak Ketua.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Iya gimana Pak Shaleh.
PEMBICARA: SHALEH MUHAMAD ALDJUFRI, Lc., MA (SULAWESI TENGAH)
Tentu yang ingin saya sampaikan pertemuan ini yang harus kita garis bawahi adalah
Nama Lembaga DPD RI, iya itu yang perlu jadi yang mewakilkan itu Kementerian itu
sebetulnya Menterinya Kementerianya, ya jadi pertemuan ini bukan main-main ya di rekam dan
sebagainya. Sebagaimana yang Pak Ketua sampaikan tadi memang harus ada Limite waktu ya
sampai Tanggal berapa konsekuensinya kalau tidak di tepati apa yang harus di lakukan setelah
itu, iya terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Baiklah saya nanya ke Ibu Asisten ya kira-kira kapan akan berkordinasi yang di oleh
Gubernur ya, kan ngga ada Pilkada di Bengkulu ngga ada barunya ini ya? Waktunya kira-kira
kapan dan ini kemudian kita juga pantau jadi kami dari DPD akan terus memantau ini Pak
Mohammad Saleh yang Dapil dari Bengkulu akan selalu seperti memantau ya apa pelaksana
kapan? Jadi Rapat kordinasi kan baru itu kan kesiapan mereka juga belum artinya bahwa
kordinasi di Bengkulu Gubernur mengundang semuanya untuk rapat kordinasi maslah ini.
Kemudian soal penyelesaianya kita juga seperti apa rapatnya kita ingin-ingin juga tau berapa,
misalnya kita menyelesaikan masalah ini berapa Tahun, atau misalnya Tahun ini cukup jelas
harus jelas juga. Tadi kan kata teman-teman juga kalau ini ngga kita sekarang kita sepakati
nggak mungkin selesai sampai kapan kapanpun ya itu ya. Maka dari itu ini penting dan soal
pengawas juga nanti yang jelas dari pihak masyarakat Lingkar Hijau misalnya ada juga mungkin
masyarakat yang lain bisa jadi apa namanya pengawas ya, di samping juga mungkin Pemerintah
pasti itu jadi pengawas ya apakah itu Bupati atau Gubernur nah itu juga sebagai pengawas
terlaksananya pengaturan ini seperti juga kordinator. Jadi tolong silakan Ibu Asisten.
PEMBICARA: Hj. YULISWANI, SE., MM. (ASISTEN II PEREKONOMIAN DAN
ADMINISTRASI PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH
PROVINSI BENGKULU)
Terima kasih Pimpinan, kalau masalah mengadakan rapat kordinasi mudah kita lakukan
maksud saya akhir Juni atau awal Juli sudah bisa kita laksanakan, cuma masalah sekarang hasil
dari nanti kita buat misalnya RAB nya nah apakah itu siapa yang bertanggung jawab bahwa ini
harus masuk di APBN, itu yang-yang kami-kami pikirkan Pak, kalau misalnya masalah ini
mudah kan seperti bagaimana Pak Bupati. Cuma masalah sekarang ini siapa yang mengawal
bahwa ini pasti masuk di APBN nanti, nah ini pak karena kita melihat saja kondisi saat ini bukan
kita apa namanya kecil hati tetapi dengan kondisi saat ini kan daerah-daerah malah APBN nya
jadi menurun begitu pak. Nah itu pak ya jadi kalau masalah rapat oke kita saya pastikan itu bisa
terlaksana, Cuma kami minta pengawalan bahwa apa yang sudah di putuskan nanti kemudian
RAB yang sudah di buat itu untuk di pastikan masuk di dalam APBN itu siapa yang
melaksanakanya pak.
Terima kasih Pak.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Terima kasih Ibu Asisten. Jadi begini kami ingin pertama adalah komitmen untuk nanti
rapat kordinasi ya mungkin secepatnya ya, ini kan sudah awal Juni ya mungkin setelah lebaran
baru mungkin bisa ya mungkin masuk kan libur kan Tanggal 20 sekitar mungkin akhir Juli Juni
ya bisa mungkin. Pak ini-ini beliau nanti akan mengundang bapak sekalian kemudian kan kita
setiap Dinas Instansi itu ada pengaruh kewenangan kan gitu kan, juga ngga mungkin
mengerjakan kewenangan dari pada daerah kan gitu, kewenangan Bupati ada, kewenangan
provinsi ada, kewenangan dari pada PT juga ada, kewenangan Kementerian di Balai juga ada,
PNPB, pasti ada kewenangan ngga mungkin anggaran keluar di kewenangan ngga mungkin itu
aturanya. Jadi dan kita sudah sepakat tadi ya APBN jelas sudah APBN dan dari sini juga, PNP
juga, jadi ini nanti kalau memang misalnya mentok nanti fasilitasi oleh kami, biasanya kalau di
panggil ya ke Menteri-Menteri Keuangan langsung pada Presiden biasa kita seperti ini. Jadi hal-
hal seperti ini nanti yang penting kami ingin ini dari pada nanti kordinasi dulu hasil seperti apa,
nah komitmen seperti apa misalnya kan ini kan bisa di, di apa namanya di misalnya APBNP
kalau memang APBN ya, APBNP atau mungkin ada anggaran yang sekarang memang di
anggarkan walaupun itu belum ada sifatnya darurat ini kan bencana apakah masuk atau tidak kan
gitu. Ini bencana Tahun lalu 2016 akibatnya sampai sekarang apakah bisa masuk rencana atau
tidak itu kan ada kewenangan ada aturanya ya, nah itu saat kita saat kita ngga tau cobaanya ya
mungkin PUPR yang tau atau PNPB yang tau. Nah itu bisa-bisa seperti itu dari PT pasti kan bisa
bicara dengan ESDM ya Kementeri SDM masalah Geothermal pasti itu akan kordinasi. Jadi saya
minta pertama adalah komitmen kita semuanya kita akan tanda tangan bahwa artinya bahwa
semuanya akan hadir pada rapat kordinasi yang akan di adakan oleh Gubernur Bengkulu ini
pertama ya. Tadi jelas narasinya jelas kita akan sepakat bahwa PT ini PGE akan terus jalan ya
dan juga bahwa tadi masyarakat harus juga apa namanya terjaga dari pada hal-hal yang akibat
dari pada projyek ini itu harus di cantumkan juga. Terus kesiapan semua tadi sudah ada tinggal
artinya kita nanti mungkin dari Sekretariat bisa di tampilkan.
PEMBICARA: SHALEH MUHAMAD ALDJUFRI, Lc., MA (ANGGOTA DPD RI
PROVINSI SULAWESI TENGAH)
Sambil menunggu Pak Ketua.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Iya iya.
PEMBICARA: SHALEH MUHAMAD ALDJUFRI, Lc., MA (SULAWESI TENGAH)
Tadi yang sudah di sampaikan sama Ibu Asisten itu bertanya siapa yang akan setelah di
ajukan siapa yang mau apa ini mengawasi. Pendapat kami sebenarnya lakukan saja dulu
istilahnya ini sebelum di ibaratkan sebelum bertarung sudah angkat senjata tadi kalau Ibu punya
itu, buatlah saja dulu ajukan dulu, mengenai itu baru kita tindak lanjuti di kalau seandainya harus
DPD lagi ikut di libatkan lagi ya kami siap. Jadi Ibu agak sedikit saya liat ini Bulan Ramadhan
ini bu berjuangnya itu lebih-lebih anu bu dalam Bulan suci ini lebih semangat seperti itu, tidak
perlu dulu siapa, buat dulu ajukan dulu nanti di lihat seperti apa perkembanganya seperti itu
terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Saya bilang tadi semua punya kewenangan ya, artinya kalau anggaran di daerah ngga bisa
kan bisa ngajukan ke Pusat ya ini projyeknya siapa mungkin ya. Sehingga juga menolong dari
pada nanti kesepakatan aja nanti kan ada rapat kordinasi seperti apa kan, nah habis itu ada-ada
jalur-jalurnya saya rasa itu ada jalur-jalurnya misalnya apakah mungkin nanti ini karena mungkin
membantu juga usulan dari Bupati, kemudian Gubernur, usulanya ke Pusat kemudian PUPR gitu
kan nanti oh PUPR juga ketika Pak Direktur mengajukan perencanaan ini ajuan dari Bengkulu
gitu kan seperti itu lah. Nah tolong ke Bareskrim ini POLDA pengawasan pada perambahan ini
juga perambahan tolong di awasi ya sama dengan POLDA termasuk nanti POLDA atau Bares
POLDA sebagai juga pengawas nanti di dari pihak pengawas ya karena itu penting juga karena
ini juga masalah Nasional tapi kan pasti tidak mungkin Reskrim langsung, tapi mungkin
langsung dari POLDA kan gitu. Jadi mungkin POLDA nanti mungkin tolong Ibu di undang
POLDA nya aja ya mungkin ya POLDA di undang juga sebagai aparat, karena juga
menyelesaikan perambahan ini jangan sampai perambahan merugikan perusahaan juga kan
seperti itu ya. Jadi ada kesepakatan ini ngga di tayangkan ini begini Dewan Perwakilan Daerah
Republik Indonesia, kesimpulan Rapat Kerja Badan Akuntabilitas Publik DPD RI dalam rangka
pembahasan-pembahasan lingkungan oleh PT. PGE di Kabupaten Lebong Bengkulu, tempat
ruang rapat ini Gedung B ya, Rabu 6 Juni 2018 kesimpulan hal sebagai berikut;
1. Perlu penanganan secara komprehensif dari semua pihak yaitu adanya perencanaan
bersama dari semua stakeholder terlibat.
2. Menunjuk Gubernur untuk kordinasikan dengan Kementerian Instansi terkait dalam
rangka penanganan permasalahan lingkungan di Kabupaten Lebong.
3. Masing-masing pihak terkait dalam melaksanakan masing-masing pihak terkait agar
melaksanakan 17 rekomendasi dari PT dari Kementerian ESDM. Karena begini tadi
beliau mengatakan bahwa rekomendasi itu bukan hanya untuk PT tapi juga untuk daerah,
artinya di sini jelas kita sebutkan ya karena juga ngga tau ini dari SDM kemana itu
jatuhnya sehingga kita sebenarnya masing-masing pihak terkait agar melaksanakan 17
rekomendasi dari Kementerian SDM jelas ya.
Saya rasa narasi yang ini sudah waktu rapat kita juga di awal sudah ada narasi rapat kita
di Bengkulu itu bahwa kita konsisten dengan semua juga di sebutin ini adalah tindak lanjut dari
pada rapat kita Tanggal 28 Maret yang lalu. Jadi ngga usah saya sebutin ini karena memang
kesepakatan kita di Bengkulu sudah jelas ya bahwa kita akan ini. Nah ini ada dari;
1. PT PGE ini Direktur Pak Ali Mundakir ya.
2. Kemudian dari Pemerintah Provinsi Bengkulu Ibu Yuliswani.
3. Kemudian dari Bupati Bengkulu Rosjonsyah.
4. Kemudian dari POLRI Andre Librian.
5. Dari BNPB Bapak B Wisnu.
6. Dari Kementerian ESDM Ibu Lida Mulyana.
7. Kemudian dari Kementerian PUPR Bapak Ridho Mata Rikhwan.
8. Dari Kementerian pertanian Ibu Retno SHM.
9. Dari Aliansi Lingkar Hijau M. Sasno ya.
Jadi apa gimana, ada iya?
PEMBICARA: H. ROSJONSYAH SYAHILI, S.IP,.M.SI (BUPATI LEBONG, PROVINSI
BENGKULU)
Sedikit pak mohon izin Pak Bupati, berkenaan dari Bapak dari DPD tadi ini mohon
dukungan dari bapak-bapak di BAP DPD;
1. Yang pertama bahwa Kabupaten Lebong sudah menyurati BWS dan tembusanya ke
Bapak Gubernur. Itu pak itu dari BWS sudah kemarin sudah masuk koran malah itu
sudah menjanjikan di APBNP itu 10 Milyar katanya sudah di ajukan ke-ke ini ke apa
namanya ke PUPR, yang pertama.
2. Nah yang kedua ketika sudah kejadian pada waktu itu kami sudah kordinasi dengan
Pertanian dan BPTP, BPTP Bengkulu itu sudah mau menurunkan tim untuk meneliti
tentang kandungan atau belerang yang ini mereka akan di petakan di mana yang memang
masih memungkinkan memang mana yang tidak memungkinkan dan akan di berikan
akan di olah sesuai dengan pemetaan tadi kondisi tadi dan mereka sudah kita minta-
mintakan dan pada waktu itu sudah ada kesepakatan bahwasanya akan memberikan tadi.
1. Pertama adalah akan menurunkan tim.
2. Yang kedua akan memberikan bibit-bibit.
3. Kemudian akan memberikan alatsintan.
4. Kemudian ada asap rodi yang nanti akan mem buckup dari pada itu pak.
Nah kemudian kalau dari BNPB Alhamdulillah 2017 kemarin sudah ada 5,5 atau 5,7
yang
sudah kami catat, namun demikian kami tetap ini pak soalnya untuk masalah Air Karat ini sudah
jelas tidak mungkin kami dari APBD bisa untuk melakukan normalisasi dan itu biayanya sangat
besar pak. Mungkin itu harapan kami pak terima kasih.
Assalamu’alaikum warah matullahi wabarakatuh.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Alhamdulillah ini sudah ada angin segar ya, hanya harus lebih jelas waktunya kapan ini
harus ada komitmen gitu karena kalau saya rasa ini saya nanti tolong di ibu di Pak Gubernur
salam Gubernur nanti di rapat itu nanti termasuk waktunya, kapan ya sehingga pemantauan itu
gampang artinya pengawasan dari semua yang mengawasi termasuk POLDA, termasuk
masyarakat untuk mengawasinya jelas bahwa ini pelaksanaanya sehingga ini kalau ada apa-apa
kita tagih. Termasuk nanti dari kami dari mungkin Pak Mohammad Saleh, nanti kalau bapak ibu
ada rapat di sana mungkin bisa di undang beliau untuk hadir di sana mudah-mudahan kalau
memang tidak ada halangan beliau akan hadir termasuk menyaksikan bagaimana sebenarnya
realisasi daripada rapat ini ya. Baiklah saya rasa ini-ini angin segar dan kita buktikan nanti
setelah rapat kordinasi. Baiklah bapak ibu sekalian, silakan ada gimana Lingkar Hijau.
PEMBICARA: M. SASNO (ALIANSI LINGKAR HIJAU, KABUPATEN LEBONG
PROVINSI BENGKULU)
Kami usul satu saja, berkaca Tahun 2017 kita Lebong itu sampai 6 kali banjir dari DAS
Air Karat ini. Nah harapan kami sebenarnya agar memang masyarakat tidak terulang lagi di
musim penghujan 2018 ini dan apa areal persawahan tidak semakin meluas sebenarnya harus di
tambahkan 1 lagi minimal kesepakatan kita segera memang melakukan pengurangan resiko
bencana itu tadi. Misalnya apakah bikin tanggul sementara saya nggak tau nanti teknisnya pasti
teman-teman apa dari BNPB atau PUPR yang bisa membantu itu, walaupun kemarin teman-
teman PGE membantu 2 Minggu alat yang kerja di situ tapi 1 Bulan setelah itu sudah jebol
pematang yang di bangun itu. Itu kondisi di lapangan gitu loh nah ini yang memang harus segera
kalau tidak apa semakin luas pak dampaknya di 2018 ini. Nah itu yang mungkin harus di
cantumkan segera mencantumkan pengurangan resiko bencana saya pikir itu pak tambahanya.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Terima kasih Pak Asro saya tanya nih ke PUPR ya. Kira-kira bisa secepatnya ini yang ini
kan ini Agustus hujan ya, artinya bahwa memang ini harus atau dari BNPB terserah 2 ini BNPB
dengan Kementerian PUPR ini kordinasi, mungkin untuk ini dekat waktu dekat ya karena ini
ngga bisa di tunda kira-kira bagaimana silakan pelaksanaanya terima kasih.
PEMBICARA: Ir. BOBBY PRABOWO, CES (KEPALA PUSAT
PERENCANAAN INFRASTRUKTUR, KEMENTERIAN PUPR)
Baik izin Bu, jadi begini Pak kalau memang itu saya lihat saya pikir kejadianya baru
April kemarin ngga taunya sudah 2016, kalau itu di anggap tanggap darurat saya rasa sudah ngga
mungkin tanggap darurat ini harus ada kerjaan permanen gitu kan, dan tadi betul pak kami di
BWS ada anggaran yang di mintakan Januari kemarin Januari dari BWS sudah BWS setuju Pak
Agustian sudah minta ke Jakarta nanti saya telusuri pak, kira-kira bagaimana dan mungkin kita
nanti bersama-sama kita lihat bapak sudah buat apa, kenapa, mungkin menghitungnya nanti kita-
kita perhitungkan secara teknis kami tinjau pak, tapi kita sudah, sudah-sudah-sudah usulkan pak
Januari 2018 dari BWS cuma dari Jakarta belum keluar karena mungkin surat-suratnya ini kita
ngga dapet, ngga runtut ceritanya mungkin belum-belum serem gitu kan, kalau ini sudah seram
nanti ini nanti-nanti kita lihat, kita lihat, kita lihat bagaimana nanti ininya di Jakarta nanti di kami
di Pusat kita lihat usulanya sudah sampai di mana, kalau bisa kita memang kalau ada anggaran
biaya tambah ngga tau kena habis sama tau-tau habis sama THR lagi, tau ngga ada lagi BBNP
kita ngga tau. Mungkin ke 2019 kita usulkan pak tapi kita secepatnya yang penting desain dulu
mas saya takut nanti berulang kalau memang mungkin ada kita bisa-bisa siapkan nanti alat-alat
dari OPE kalau kita ada di sungai, kami ada 2 ini ada-ada sungai ada irigasi di sana kita bicara
semua, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air mungkin akan terjun ke sana pak semuanya, gitu
aja pak dari kami terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Dari BNPB kira-kira, sebentar? Iya, nanti di itu aja di-di mana di Provinsi kordinasinya,
tapi ini hanya kordinasi saja untuk, iya? Ini masyarakat ngga ada yang itu kan ngga kena banjir
ngga-ngga yang teralokasi ngga kan masyarakatnya? Artinya masyarakatnya itu tidak ada yang
berdampak sehingga harus pindah gitu engga kan engga ada, terus mereka di mana sekarang, oh
gitu-oh gitu iya-iya. Baik BNPB kira-kira dalam waktu cepat bisa.
PEMBICARA: Ir. BERNARDUS WISNU WIDJAJA, M.Sc (DEPUTI BIDANG
PENCEGAHAN DAN KESIAPSIAGAAN, BNPB)
Iya saya kira hampir sama pak karena ini posisinya bukan darurat kami juga tidak bisa
menggunakan dana siap pakai untuk itu, jadi ya menurut saya yang perlu di lakukan tadi kita ini
kan mau meng ide istilahnya kalau management mengidentifikasi masalah, sehingga kita tau
persis apa yang harus kita lakukan dulu. Oleh karena itu karena dari catatan kami, kami punya
peta-peta sudah kita analisis pak tapi Provinsi sudah punya analisis resikonya tapi kabupaten
belum lebih detail. Makanya itu di buat dulu sehingga kita tau di mana sebenarnya yang
menjadikan masalah, karena bencana itu kompleks ngga bisa hanya satu tempat ini di kita atasi,
dia mungkin dari hulu sana seperti Jakarta masalahnya bukan di Jakarta, di Bogor sana, nah ini
mestinya nanti harus di lakukan kami siap mensupport nanti Provinsi pak informasi kita
kemudian juga dari Kabupaten mestinya menyiapkan itu dulu untuk bisa kita membuat suatu
rencana komprehensif. Setelah itu ada nanti tinggal betul bapak sampaikan tadi kalau dokumen
itu ada dan sudah ada pembagian tugas, nanti secara politis bisa di dukung ke Bapenas dan
sebagainya kalau perlu ada kesepakatan di tanda tangani Petinggi ini jalan semua pak Nasional
sama Daerah, terima kasih.
PIMPINAN RAPAT: KH. AHMAD SADELI KARIM, LC (WAKIL KETUA BAP DPD
RI)
Jadi saya rasa itu nanti karena ini kan masih ada dananya juga belum jelas ya, jadi nanti
yang jelas bahwa setelah Lebaran tolong ada kordinasi rapat kordinasi di Gubernur, sehingga
nanti setelah itu ada waktu kan setiap Instansi ini juga mempelajari sehingga kapan nanti eksenya
setelah nanti ketemu di ta mungkin datang ke sana melihat, sehingga tim-timnya sehingga nanti
akan rapat kordinasi dengan apa namanya Gubernur bisa ada solusi gitu ya. Baiklah untuk itu
maka tolong mungkin dari;
1. Pertama dari PT, PT. AG ini bisa untuk menanda tangani, iya terima kasih.
2. Dari Provinsi ada mesti di tanda tangani, nanti copynya kita bagikan, siap-siap Bupati
Pak Bupati siap-siap, baik terima kasih.
3. Silakan Pak Bupati.
4. Silakan dari SDM Kementerian ESDM.
Baiklah terima kasih, kata semua pihak yang hadir yang kesepakatan kita, kita tunggu
undangan dari Pak Gubernur Bengkulu, mudah-mudahan semua bisa hadir malahan kalau bisa
dari Lingkungan Hidup juga di undang nanti ya WALHI Lingkungan Hidup di undang lagi
karena ini kaitanya juga. Kalau memang ada hutan misalnya itu hutan juga Menteri Kehut
Kementerian Kehutanan juga di undang karena ini bukan hanya Mneteri Kehutanan misalnya
juga di undang, sehingga semua pihak artinya semua ikut bersama menyelesaikan masalah ini.
Baiklah nanti kita jangan pulang dulu ada apa copy dari pada itu supaya di bawa ke yang
mewakili terutama ya di berikan kepada Bapak Dirjenya sehingga masalah ini bisa langsung
diketahui dan di-follow up ya. Nanti kita akan apa Mohammad Saleh bu nanti akan selalu
memantau, Gubernur, Bupati Lebong mungkin apa yang hasil dari pada ini nanti
perkembanganya, nanti kalau memang ada hal yang misalnya bermasalah nanti kita selesaikan,
kalau harus ke Bapenas, harus bicara ke atas Presiden pun kita bisa Insya Allah karena kami
dalam rangka menjalankan amanah rakyat mewakili daerah, mewakili masyarakat semuanya,
mewakili PT juga kita ini juga mewakili masyarakat semuanya ya. Jadi tidak semua adalah wakil
rakyat semua akan wakil daerah juga sehingga mudah-mudahan apa yang di daerah juga bisa
bermanfaat buat masyarakat. Terima kasih juga ke Kementerian yang hadir ya ini Bulan puasa ya
maaf ini ngga ada apa-apa ini. Baiklah Alhamdulillah rapat telah selesai dan saya tutup dengan
baca Alhamdulillah.
KETOK 3X
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
RAPAT DITUTUP PUKUL 15.00 WIB