devi agustina lbm 1 tropis

29
Devi Agustina Fadilah 01.209.5861 STEP 7 Mengapa pasien demam terutama sore-malam hari? Demam karena pelepasan pirogen eksogen misal nya IL-1. Proses demam karena bakteri :bakteri masuk tubuh lambung usus bakteri berkembang infasi ususasam lambung menrun menembus nodus lymphaticus menyebarZat yg dikeluarkan bakteri(endotoksin dan lipopolisakarda merangsang IL-1 merangsang set points di hipotalamus(area preoptica)pelepasan asam arakidonat(dapat dikeluar dengan bantuan enzim fosfolipaseA2,enzim COX) dan PGE2prostaglandin meningkat kompensasi termostatedemam Sore dam malam bergantung dari irama sirkadian Bergantung hormone kortisol disekresi pagi dan siang.malam menurun,sehingga mempengaruhi demam. Perbedaan Demam dan hipertermia : Demam : terlibatnya IL-1 Hipertermia: ketidakseimbangan termogenesis(produksi panas ) dan termolisis (pengeluaran panas).Tidak terlibat IL.Suhu sama Klinis perbedaan demam dan hipertermia? I. DEFINISI, KLASIFIKASI DAN POLA DEMAM 1

Upload: devi-agustina-fadilah

Post on 03-Jul-2015

118 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

STEP 7

Mengapa pasien demam terutama sore-malam hari?

Demam karena pelepasan pirogen eksogen misal nya IL-1.

Proses demam karena bakteri :bakteri masuk tubuh lambung usus

bakteri berkembang infasi ususasam lambung menrun menembus

nodus lymphaticus menyebarZat yg dikeluarkan bakteri(endotoksin dan

lipopolisakarda merangsang IL-1 merangsang set points di hipotalamus(area

preoptica)pelepasan asam arakidonat(dapat dikeluar dengan bantuan enzim

fosfolipaseA2,enzim COX) dan PGE2prostaglandin meningkat

kompensasi termostatedemam

Sore dam malam bergantung dari irama sirkadian

Bergantung hormone kortisol disekresi pagi dan siang.malam

menurun,sehingga mempengaruhi demam.

Perbedaan Demam dan hipertermia :

Demam : terlibatnya IL-1

Hipertermia: ketidakseimbangan termogenesis(produksi panas ) dan termolisis

(pengeluaran panas).Tidak terlibat IL.Suhu sama

Klinis perbedaan demam dan hipertermia?

I. DEFINISI, KLASIFIKASI DAN POLA DEMAM

1.1. Definisi

International Union of Physiological Sciences Commission for Thermal Physiology

mendefinisikan demam sebagai suatu keadaan peningkatan suhu inti, yang sering (tetapi tidak

seharusnya) merupakan bagian dari respons pertahanan organisme multiselular (host)

terhadap invasi mikroorganisme atau benda mati yang patogenik atau dianggap asing oleh

host. El-Rahdi dan kawan-kawan mendefinisikan demam (pireksia) dari segi patofisiologis

1

Page 2: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

dan klinis. Secara patofisiologis demam adalah peningkatan thermoregulatory set point dari

pusat hipotalamus yang diperantarai oleh interleukin 1 (IL-1). Sedangkan secara klinis

demam adalah peningkatan suhu tubuh 1oC atau lebih besar di atas nilai rerata suhu normal di

tempat pencatatan. Sebagai respons terhadap perubahan set point ini, terjadi proses aktif

untuk mencapai set point yang baru. Hal ini dicapai secara fisiologis dengan meminimalkan

pelepasan panas dan memproduksi panas.1,2

Suhu tubuh normal bervariasi sesuai irama suhu circardian (variasi diurnal). Suhu

terendah dicapai pada pagi hari pukul 04.00 – 06.00 dan tertinggi pada awal malam hari

pukul 16.00 – 18.00. Kurva demam biasanya juga mengikuti pola diurnal ini.1,2 Suhu tubuh

juga dipengaruhi oleh faktor individu dan lingkungan, meliputi usia, jenis kelamin, aktivitas

fisik dan suhu udara ambien. Oleh karena itu jelas bahwa tidak ada nilai tunggal untuk suhu

tubuh normal. Hasil pengukuran suhu tubuh bervariasi tergantung pada tempat pengukuran

(Tabel 1).3,4

Tabel 1. Suhu normal pada tempat yang berbeda

Tempat

pengukuranJenis termometer

Rentang; rerata

suhu normal (oC)

Demam

(oC)

AksilaAir raksa,

elektronik

34,7 – 37,3;

36,437,4

SublingualAir raksa,

elektronik

35,5 – 37,5;

36,637,6

RektalAir raksa,

elektronik36,6 – 37,9; 37 38

Telinga Emisi infra merah35,7 – 37,5;

36,637,6

2

Page 3: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Suhu rektal normal 0,27o – 0,38oC (0,5o – 0,7oF) lebih tinggi dari suhu oral. Suhu aksila

kurang lebih 0,55oC (1oF) lebih rendah dari suhu oral.5 Untuk kepentingan klinis praktis,

pasien dianggap demam bila suhu rektal mencapai 38oC, suhu oral 37,6oC, suhu aksila

37,4oC, atau suhu membran tympani mencapai 37,6oC.1 Hiperpireksia merupakan istilah pada

demam yang digunakan bila suhu tubuh melampaui 41,1oC (106oF).5

1.2. Pola demam

Interpretasi pola demam sulit karena berbagai alasan, di antaranya anak telah mendapat

antipiretik sehingga mengubah pola, atau pengukuran suhu secara serial dilakukan di tempat

yang berbeda. Akan tetapi bila pola demam dapat dikenali, walaupun tidak patognomonis

untuk infeksi tertentu, informasi ini dapat menjadi petunjuk diagnosis yang berguna (Tabel

2.).1

Tabel 2. Pola demam yang ditemukan pada penyakit pediatrik

Pola demam Penyakit

Kontinyu Demam tifoid, malaria falciparum malignan

Remitten Sebagian besar penyakit virus dan bakteri

Intermiten Malaria, limfoma, endokarditis

Hektik atau septik Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik

Quotidian Malaria karena P.vivax

Double quotidian Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid

arthritis, beberapa drug fever (contoh karbamazepin)

Relapsing atau periodik Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis

3

Page 4: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Demam rekuren Familial Mediterranean fever

Penilaian pola demam meliputi tipe awitan (perlahan-lahan atau tiba-tiba), variasi derajat

suhu selama periode 24 jam dan selama episode kesakitan, siklus demam, dan respons terapi.

Gambaran pola demam klasik meliputi:1,2,6-8

Demam kontinyu (Gambar 1.) atau sustained fever ditandai oleh peningkatan suhu

tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0,4oC selama periode 24 jam. Fluktuasi

diurnal suhu normal biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.

Gambar 1. Pola demam pada demam tifoid (memperlihatkan bradikardi relatif)

Demam remiten ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal

dengan fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam. Pola ini merupakan tipe demam yang paling

sering ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak spesifik untuk penyakit tertentu

(Gambar 2.). Variasi diurnal biasanya terjadi, khususnya bila demam disebabkan oleh

proses infeksi.

4

Page 5: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Gambar 2. Demam remiten

Pada demam intermiten suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari, dan

puncaknya pada siang hari (Gambar 3.). Pola ini merupakan jenis demam terbanyak

kedua yang ditemukan di praktek klinis.

Gambar 3. Demam intermiten

Demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau intermiten menunjukkan

perbedaan antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat besar.

Demam quotidian, disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan paroksisme demam yang

terjadi setiap hari.

Demam quotidian ganda (Gambar 4.)memiliki dua puncak dalam 12 jam (siklus 12

jam)

Gambar 4. Demam quotidian

Undulant fever menggambarkan peningkatan suhu secara perlahan dan menetap tinggi

selama beberapa hari, kemudian secara perlahan turun menjadi normal.

Demam lama (prolonged fever) menggambarkan satu penyakit dengan lama demam

melebihi yang diharapkan untuk penyakitnya, contohnya > 10 hari untuk infeksi saluran

nafas atas.

5

Page 6: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Demam rekuren adalah demam yang timbul kembali dengan interval irregular pada satu

penyakit yang melibatkan organ yang sama (contohnya traktus urinarius) atau sistem

organ multipel.

Demam bifasik menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode demam yang berbeda

(camelback fever pattern, atau saddleback fever). Poliomielitis merupakan contoh klasik

dari pola demam ini. Gambaran bifasik juga khas untuk leptospirosis, demam dengue,

demam kuning, Colorado tick fever, spirillary rat-bite fever (Spirillum minus), dan

African hemorrhagic fever (Marburg, Ebola, dan demam Lassa).

Relapsing fever dan demam periodik:

o Demam periodik ditandai oleh episode demam berulang dengan interval regular

atau irregular. Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari, beberapa minggu

atau beberapa bulan suhu normal. Contoh yang dapat dilihat adalah malaria

(istilah tertiana digunakan bila demam terjadi setiap hari ke-3, kuartana bila

demam terjadi setiap hari ke-4) (Gambar 5.)dan brucellosis.

Gambar 5. Pola demam malaria

o Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren yang

disebabkan oleh sejumlah spesies Borrelia (Gambar 6.)dan ditularkan oleh kutu

(louse-borne RF) atau tick (tick-borne RF).

Gambar 6. Pola demam Borreliosis (pola demam relapsing)

6

Page 7: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Penyakit ini ditandai oleh demam tinggi mendadak, yang berulang secara tiba-tiba

berlangsung selama 3 – 6 hari, diikuti oleh periode bebas demam dengan durasi

yang hampir sama. Suhu maksimal dapat mencapai 40,6oC pada tick-borne fever

dan 39,5oC pada louse-borne. Gejala penyerta meliputi myalgia, sakit kepala,

nyeri perut, dan perubahan kesadaran. Resolusi tiap episode demam dapat disertai

Jarish-Herxheimer reaction (JHR) selama beberapa jam (6 – 8 jam), yang

umumnya mengikuti pengobatan antibiotik. Reaksi ini disebabkan oleh pelepasan

endotoxin saat organisme dihancurkan oleh antibiotik. JHR sangat sering

ditemukan setelah mengobati pasien syphillis. Reaksi ini lebih jarang terlihat pada

kasus leptospirosis, Lyme disease, dan brucellosis. Gejala bervariasi dari demam

ringan dan fatigue sampai reaksi anafilaktik full-blown.

o Contoh lain adalah rat-bite fever yang disebabkan oleh Spirillum minus dan

Streptobacillus moniliformis. Riwayat gigitan tikus 1 – 10 minggu sebelum awitan

gejala merupakan petunjuk diagnosis.

o Demam Pel-Ebstein (Gambar 7.), digambarkan oleh Pel dan Ebstein pada 1887,

pada awalnya dipikirkan khas untuk limfoma Hodgkin (LH). Hanya sedikit pasien

dengan penyakit Hodgkin mengalami pola ini, tetapi bila ada, sugestif untuk LH.

Pola terdiri dari episode rekuren dari demam yang berlangsung 3 – 10 hari, diikuti

oleh periode afebril dalam durasi yang serupa. Penyebab jenis demam ini mungkin

berhubungan dengan destruksi jaringan atau berhubungan dengan anemia

hemolitik.

Gambar 7. Pola demam penyakit Hodgkin (pola Pel-Ebstein).

Daftar Pustaka

7

Page 8: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

1. El-Radhi AS, Carroll J, Klein N, Abbas A. Fever. Dalam: El-Radhi SA, Carroll J, Klein

N, penyunting. Clinical manual of fever in children. Edisi ke-9. Berlin: Springer-Verlag;

2009.h.1-24.

2. Fisher RG, Boyce TG. Fever and shock syndrome. Dalam: Fisher RG, Boyce TG,

penyunting. Moffet’s Pediatric infectious diseases: A problem-oriented approach. Edisi

ke-4. New York: Lippincott William & Wilkins; 2005.h.318-73.

3. El-Radhi AS, Barry W. Thermometry in paediatric practice. Arch Dis Child 2006;91:351-

6.

4. Avner JR. Acute Fever. Pediatr Rev 2009;30:5-13.

5. Del Bene VE. Temperature. Dalam: Walker HK, Hall WD, Hurst JW, penyunting.

Clinical methods: The history, physical, and laboratory examinations. Edisi ke-

3. :Butterworths;1990.h.990-3.

6. Powel KR. Fever. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF,

penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-18. Philadelphia: Saunders Elsevier;

2007.h.

7. Cunha BA. The clinical significance of fever patterns. Inf Dis Clin North Am

1996;10:33-44

8. Woodward TE. The fever patterns as a diagnosis aid. Dalam: Mackowick PA,

penyunting. Fever: Basic mechanisms and management. Edisi ke-2. Philadelphia:

Lippincott-Raven;1997.h.215-36

Mengapa nyeri kepala ,pusing ?

bakteri masuk tubuh lambung usus bakteri berkembang infasi ususasam

lambung menrun menembus nodus lymphaticus menyebarZat yg dikeluarkan

bakteri(endotoksin dan lipopolisakarda merangsang serabut saraf sensorik

simpatisnyeri kepala dan Pusing

Perbadaan nyeri kepala dan pusing ?

Mengapa merasakan perut tidak enak?

8

Page 9: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

bakteri masuk tubuh lambungada yg mati berkemang usus infasi usus

multiplikasi menyebar RES,seluruh tubuh,lien menginvasi hati

hepatomegali mendesak lambung perasaan tidak enak

Mengapa kembung ?

Mual dan muntah sebah distensi

Adanya udara/gas dari gaster.Sumber udara dalam tubuh ?

Tiga sumber udara dalam tubuh :

1. Udara yang ditelan

2. Gas yang terbentuk di dalam perut sebagai hasil kerja bakteri

3. Gas yang berdifusi dari darah ke dalam GIT

*Berupa nitrogen dan oksigen yang berasal dari udara yang di telan.Dikluarkan lewat

flatus.

*Dalam usus besar berasal daru bakteri khususnya karbondioksida,metana,hydrogen.

*karbohidrat tak terabsorbsi dapat mengalami fermentasi;makanan bakteri kolon

gas

*Jumlah gas yang masuk/terbentuk pada usus besar kurang lebih 7-10

liter,dikeluarkan melalui anus 0,6liter.Sisanya,normalnya diabsornsi ke dalam darah

melalui mukosa usus dan dikeluarkan melalui paru.

FISIOLOGI GUYTON 866

Mengapa terlihat lidah kotor di tengah dan ujung di bagian merah dan tremor ?

bakteri di mulut tetap di mulut Lidah terdapat keratin ; merangsang

keratinkeratin meningkat menumpuklidah kotor rasa pahit

Tepi merah manifest dari demam ; terdapat vasodilatasi pembuluh darah di lidah

Tremor ?

9

Page 10: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Mengapa pada saat demam diobati tetapi tidak sembuh ?

1. Terapi kurang tepat ; antibiotic dan turun panas kurang adekuat

2. S.typhi mengeluarkan plasmid…. resisten terhadap obat tertentu

Mengapa dia diare?

Endotoksin dari bakteri peningkatan cAMP air dan elektrolit turun Na

bersifat menarik air keluar ke lumen usus bercampur kotoran diare

Bakteri di usus bersembunyi di kripta lieberkhun usus halus malabsorbsi nutrisi

peristaltic menurun diare

Mengapa terjadi mual dan muntah ?

bakteri masuk tubuh lambungada yg mati berkemang usus infasi usus

multiplikasi menyebar RES,seluruh tubuh,lien menginvasi hati

hepatomegali mendesak lambung perasaan tidak enak mual dan muntah

Mengapa panasgelisah ?

Mengapa demam tetapi nadi normal ?Bradikardi relative.

Endotoksin merasang reseptor pembuluh darah vasodilatasi bradikardi

Perbedaan bradikardi?dan bradikardirelative?mengapa?

Peningkatan 1 C,tanpa diikuti kenaikan nadi.

Bradikardia relatif .

Bradikardi relatif adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan

frekuensi nadi. Patokan yang sering dipakai adalah bahwa setiap peningkatan suhu 1

°C tidak diikuti peningkatan frekuensi nadi 8 denyut dalam 1 menit. Bradikardi relatif

tidak sering ditemukan, mungkin karena teknis pemeriksaan yang sulit dilakukan.

Gejala-gejala lain yang dapat ditemukan pada demam tifoid adalah rose spot (bintik

kemerahan pada kulit) yang biasanya ditemukan di perut bagian atas, serta gejala

klinis yang berhubungan dengan komplikasi yang terjadi. Rose spot pada anak sangat

jarang ditemukan.

10

Page 11: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Prof. DR. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K)

Apa hubungan keluhan diatas dengan penderita makan di terminal 2 minggu yll ?

Karena higienitas kurang makanan,minumam terkontaminasi bakteri masuk ke

tubuh

Mengapa terjadi hepatomegali ?

bakteri masuk tubuh lambungada yg mati berkemang usus infasi usus

multiplikasi menyebar RES,seluruh tubuh,lien menginvasi hati

hepatomegali

DD :

1. Demam typhoid

Definisi

Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut disebabkan oleh kuman gram negatif Salmonella

typhi. Selama terjadi infeksi, kuman tersebut bermultiplikasi dalam sel fagositik mononuklear

dan secara berkelanjutan dilepaskan ke aliran darah.

Etiologi

Demam tifoid disebabkan oleh jenis salmonella tertentu yaitu s. Typhi, s. Paratyphi A, dan S.

Paratyphi B dan kadang-kadang jenis salmonella yang lain. Demam yang disebabkan oleh s.

Typhi cendrung untuk menjadi lebih berat daripada bentuk infeksi salmonella yng lain.

(Ashkenazi et al, 2002)

Ada 3 spesies utama, yaitu:

1. Salmonella typhosa (satu serotipe)

2. Salmonella choleraesius (satu serotipe)

3. Salmonella enteretidis (lebih dari 1500 serotipe)

Salmonella merupakan bakteri batang gram negatif yang bersifat motil, tidak membentuk

spora, dan tidak berkapsul. Kebanyakkan strain meragikan glukosa, manosa dan manitol

11

Page 12: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

untuk menghasilkan asam dan gas, tetapi tidak meragikan laktosa dan sukrosa. Organisme

salmonella tumbuh secara aerob dan mampu tumbuh secara anaerob fakultatif. Kebanyakan

spesies resistent terhadap agen fisik namun dapat dibunuh dengan pemanasan sampai 54,4º C

(130º F) selama 1 jam atau 60 º C (140 º F) selama 15 menit. Salmonella tetap dapat hidup

pada suhu ruang dan suhu yang rendah selama beberapa hari dan dapat bertahan hidup selama

berminggu-minggu dalam sampah, bahan makannan kering, agfen farmakeutika an bahan

tinja. (Ashkenazi et al, 2002)

Salmonella memiliki antigen somatik O dan antigen flagella HH. Antigen O adlah komponen

lipopolisakarida dinding sel yang stabil terhadap panas sedangkan antigen H adalah protein

labil panas. (Ashkenazi et al, 2002)

Salmonella typhosa mempunyai 3 macam antigen yaitu:

a. Antigen O = Ohne Hauch = antigen somatic ( tidak menyebar )

b. Antigen H = Hauch ( menyebar ), terdapat pada flagella dan bersifat termolabil

c. Antigen V1 = kapsul = merupakan kapsul yang meliputi tubuhkuman dan melindungi

antigen O terhadap fagositosis.

Ketiga jenis antigen tersebut didalam tubuh manusia akan menimbulkan pembentukan tiga

macam antibody yang lazim disebut agglutinin. Salmonella typhosa juga dapat memperoleh

plasmid factor-R yang berkaitan dengan resistensi terhadap multiple antibiotic.

PENYAKIT INFEKSI TROPIK EDISI 2

.

12

Page 13: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Manfestasiklinis

Masa tunas 7 – 14 hari (ratap 3 – 30). Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala

prodmal berupa rasa tidak enak badan. Pada kasus khas terdapat demam remitten pada

minggu pertama, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat pada sore dan malam hari.

Dalam minggu kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam, yang turun secara

berangsur-angsur pada minggu ketiga. Lidah kotor yaitu ditutupi selaput kecoklatan kotor,

ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai tremor. Hati dan limpa membesar yang nyeri pada

perabaan. Biasanya terdapat konstipasi, tetapi mungkin normal bahkan diare. Gejala-gejala

yang timbul bervariasi. Dalam minggu pertama , keluhan dan gejala serupa dengan penyakit

infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot, anoreksi, mual,

muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak diperut, batuk dan epistaksis. Pada

pemeriksaan fisik hanya didapatkan peningkatan suhu badan. Dalam minggu kedua gejala-

gejala menjadi lebih jelas berupa demam, bradikardi relatif, lidah tifoid (kotor ditengah, tepi

dan ujung merah dan tremor), hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan

kesadaran berupa somnolen sampai koma, sedangkan reseoloe jarang ditemukan pada orang

Indonesia.

Patogenesis

13

Page 14: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Diagnosis

Penatalaksanaan

Sampai saat ini masih dianut trilogi penatalaksanaan demam tifoid, yaitu :

1. Pemberian antibiotik untuk menghentikan dan memusnahkan penyebaran kuman.

Antibiotik yang dapat digunakan :

a. Kloramfenikol. Dosis hari pertama 4 x 250 mg, hari kedua 4 x 500 mg diberikan selama

demam dilanjutkan sampai 2 hari bebas demam, kemudian dosis diturunkan menjadi 4 x 25

mg selama 5 hari kemudian. Penelitian terakhir (Nelwan dkk di RSUP Persahabatan),

penggunaan kloramfenikol masih memperlihatkan hasil penurunan suhu 4 hari, sama seperti

obat-obat terbaru dari golongfan kuinolon.

b. Ampisilin/Amoksisilin. Dosis 50 – 150 mg/kg BB, diberikan selama 2 minggu.

c. Kotrimoksazol, 2x 2 tablet (1 tablet mengandung 400 mg sulfametoksazol dan 80 mg

trimetoprim) diberikan selama 2 minggu.

d. Sefalosporin generasi II dan III. Di subbagian Penyakit Tropis dan Infeksi FKUI-RSCM,

pemberian sefalosporin berhasil mengatasi demam tifoid dengan baik. Demam pada

umumnya mereda pada hari ke-3 atau menjelang hari ke-4. Regimen yang dipakai adalah :

? Ceftriaxone 4 gr / hari selama 3 hari

? Norfloxacin 2 x 400 mg/hari selama 14 hari.

? Ciprofloxacin 2 x 500 mg/hari selama 6 hari

? Ofloxacin 600 mg/hari selama 7 hari

? Pefloxacin 400 mg/hari selama 7 hari

? Fleroxacin 400 mg/hari selama 7 hari

2. Istirahat dan perawatan profesional, bertujuan mencegah komplikasi dan mempercepat

penyembuhan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau

kurang lebih selama 14 hari. Mobilisasi dilakukan bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan

pasien. Dalam perawatan perlu sekali dijaga higiene perseorangan, kebersihan tempat tidur,

pakaian dan peralatan yang dipakai oleh pasien. Paien dengan kesadaran menurun, posisinya

perlu diubah-ubah untuk mencegah dekubitus dan pneumonia hipostatik. Defekasi dan buang

air kecil perlu diperhatikan, karena kadang-kadang terjadi obstipasi dan retensi urin.

3. Diet dan terapi penunjang (simtomatis dan suportif)

14

Page 15: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Pertama pasien diberi diet bubur saring, kemudian bubur kasar, dan akhirnya nasi sesuai

tingkat kesembuhan pasien. Namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa pemberian

makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk rendah selulosa (pantang sayuran dan serat

kasar) dapat diberikan dengan aman. Juga diperlukan pemberian vitamin dan mineral yang

cukup untuk mendukung keadaan umum pasien. Diharapkan dengan menjaga keseimbangan

dan homeostasis, sistem imun akan tetap berfungsi dengan optimal.

Pada kasus perforasi dan renjatan septik diperlukan perawatan intensif dan nutrisi parenteral

total. Spektrum antibiotik maupun kombinasi beberapa obat yang bekerja secara sinergis

dapat dipertimbangkan. Kortikosteroid selalu perlu diberikan pada renjatan septik. Prognosis

tidak begitu baiuk pada kedua keadaan di atas.

Komplikasi

Komplikasi intestinal :

Perdarahan intestinal Pada plak payeri usus yg terinfeksi (terutama

ileum terminalis) dapat terbentuk tukak/luka berbentu lonjong dan

memanjang terhadap sumbu usus.Bila luka menembus lumen usus

mengenai pembuluh darah maka terjadi perdarahan, bila tukak menembus

dinding usus maka perforasi dapat tejadi. Selain karena faktor luka

perdaran juga dapat terjadi karena gangguan koagulasi darah(KID) atau

gabngan kedua faktor.

Perforasi usus terjadi pada 3% pada penderita yg dirawat. Biasanya

timbul pada minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada minggu pertama.

Komplikasi ekstra-intestinal :

Komplikasi hematologik Berupa trombositopenia, hipofibrino-

genemia, peningkatan prothrombin time, peningkatan

partialthromboplastin time, Peningkatan fibrin degradation product sampai

koagulasi intravaskular diseminata(KID) dapat ditemukan pada

kebanyakan pasien demam tifoid.

15

Page 16: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Hepatitis Tifosa Pembengkakan hati ringan sampai sedang dijumpai

pada 50% kasus dengan demam tifoid dan lebih banyak dijumpai karena S.

Typhi daripada S.paratyphi. untuk membedakan apakah hepatitis ini oleh

karena tifoid, virus, malaria atau amuba maka perlu diperhatikan kelainan

fisik, parameter laboraturium, da bila perlu histipatologik hati.

Pankreatitis Tifosa jarang terjadi, Pankreatitis sendiri dapat disebabkan

oleh mediator pro inflamasi, virus,bakteri, cacing maupunzat

farmakologik.Pemeriksaa enzim amilase dan lipase serta

ultrasonografi/CT-Scan dapat membantu diagnosis penyakit ini dengan

akurat.

Miokarditis Biasanya tanpa gejala kardiovaskular atau dapat berupa

keluhan sakit dada, gagal jantung kongestif, aritmia, atu syok kariogenik.

Manifestasi Neuropsikiatrik/Tifoid Toksik manifestasinya dapat

berupa delirium dengan atau tanpa kejang, semi-koma atau koma,

parkonson rigidity/transient parkinsonism, sindrom otak akut, mioklonus

generalisata, meningismus, skizofrenia sitotoksik, mania akut, hipomania,

ensefalomielitis, meningitis, polineuritis perifer sindrom guillain-barre,

dan psikosis. Terkadang diikui suatu sindrom klinis berupa gangguan atau

penurunan kesadaran akut (kesadaran berkabut, apatis, delirium,

somnolen, sopor, atau koma).

(Sudoyo, dr Aru W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III edisi IV.

Jakarta: PPDIPD FKUI)

Prognosis

- Prognosis demam tifoid tergantung dari umur, keadaan umum, derajat kekebalan tubuh,

jumlah dan virulensi Salmonella, serta cepat dan tepatnya pengobatan. Angka kematian

pada anak-anak 2,6 % dan pada orang dewasa 7,4 % dengan rata-rata 5,7 %.

- Prognosa menjadi buruk bila terdapat gejala klinis yang berat, seperti :

- Hiperpireksia atau febris kontinua.

16

Page 17: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

- Kesadaran menurun.

- Malnutrisi.

- Terdapat kompliksi yang berat misalnya dehidrasi dan asidosis, peritonitis,

bronkopneumonie, dll.

2. Malaria

o Tidak bradikardia relative,

o trias malaria : demam > 3 hari,menggigil,berkeringat banyak.Periode

berkeringat banyak,temperature turun,merasa lebih enak.

Demam pada malaria khas ? bagaimana prosesnya?

Demam siang hari dan menggigil pada malam hari.

Mengapa menggigil dan berkeringat ?

Manifestasi Umum :

Demam periodik

Trias Malaria:

- Periode Dingin (15-60 menit)

Mulai menggigil, penderita sering membungkus diri dgn selimut atau

sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi

saling terantuk, diikuti dengan meningkatnya temperatur

- Periode Panas

Penderita muka merah, nadi cepat, dan panas badan tetap tinggi

beberapa jam

- Periode Berkeringat

Penderita berkeringat banyak dan temperatur turun, dan penderita

merasa sehat

Manifestasi Klinis Malaria Tropika / Malaria Falcifarum

Panas yang ireguler dan tidak periodik (sering terjadi hiperpireksia dgn temperatur

di atas 40o C), anemia, splenomegali, parasitemia sering dijumpai, dan sering

terjadi komplikasi

Masa inkubasi 9-14 hari

17

Page 18: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Parasitemia tinggi dan menyerang semua jenis eritrosit

Gejala prodromal : sakit kepala, nyeri belakang/tungkai, lesu, perasaan dingin,

mual, muntah dan diare.

Gejala lain : konvulsi, pneumonia aspirasi dan banyak keringat walaupun

temperatur normal

Bila infeksi memberat : Nadi cepat, nausea, muntah, diare menjadi berat diikuti

kelainan paru (batuk)

Splenomegali >> sering drpd hepatomegali

Hati membesar diikuti ikterus

Kelainan urin berupa hiperalbuminuria, hialin dan kristal yg granuler

Manifestasi Klinis Malaria Tertiana Benigna / Malaria Vivax

Masa inkubasi 12-17 hari, kadang2 lebih panjang 12-20 hari

Pada hari2 pertama,panas ireguler, kadang remiten atau intermiten

Pada akhir minggu tipe panas menjadi intermiten dan periodik setiap 48 jam dengan

gejala klasik “Trias Malaria”

Pada minggu kedua limpa mulai teraba. Parasitemia mulai menurun setelah 14 hari,

limpa masih membesar dan panas masih berlangsung, pada akhir minggu kelima

panas mulai turun secara krisis

Edeme tungkai disebabkan karena hipoalbuminemia

Sering terjadi relaps

Manifestasi Klinis Malaria Quartana / Malaria Malariae

Masa inkubasi 18-40 hari

Manfes berlangsung ringan,anemia jarang terjadi,splenomegali sering dijumpai

walaupun pembesaran ringan

Serangan paroksismal terjadi 3-4 hari, biasanya pada waktu sore

Sering terjadi Recrudescense (berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam

masa 8 minggu setelah berakhirnya serangan primer)

Manifestasi Klinis Malaria Ovale

Merupakan bentuk yg paling ringan dari semua jenis malaria

Masa inkubasi 11-16 hari

18

Page 19: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

Serangan paroksismal 3-4 hari terjadi malam hari dan jarang lebih dari 10 kali

walaupun tanpa terapi

Gejala klinis hampir sama dengan malaria vivax, lebih ringan, puncak panas lebih

rendah dan perlangsungan lebih pendek, dan dapat sembuh spontan tanpa

pengobatan

Manifestasi Klinik Infeksi Plasmodium

Plasmodium Masa

inkubasi

(Jam)

Tipe panas

(Jam)

Relaps Recrudensi Manifestasi Klinik

Falsifarum 12 (9-14) 24, 36, 48 (-) (+) Gejala gastrointestinal,

hemolisis, anemia, ikterus,

hemoglobinuria, syok,

malaria algid, gejala

serebral,edema paru,

hipoglikemi, gangguan

kehamilan, kelainan retina,

kematian.

Vivax 13 (12-17)

12 bulan

48 (++) (-) Anemia kronik,

splenomegali ruptur limpa

Ovale 17 (16-18) 48 (++) (-) Sama dengan vivax

Malariae 28 (18-40) 72 (-) (+) Rekrudensi sampai 50

tahun, splenomegali

menetap, limpa jarang

ruptur, sindroma nefrotik

(IPD FK UI JILID III, EDISI IV)

19

Page 20: Devi Agustina LBM 1 Tropis

Devi Agustina Fadilah 01.209.5861

o anemia ikterus.

o Terdapat hepatosplenomegali.

3. Gastroenteritis :

a. Disentri

o Diare berdarah

o Demam bagaimana

b. Colera

o Karena vibrio colera

4. DBD

o Demam naik turun.

Dari PF ,gejala diagnosis mengarah ke demam typhoid karena demam pada malam

hari,bradiakardi relative,lidah kotor dll

20