determinan risk management disclosure …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada...

114
i DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE (RMD) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang Oleh Dyah Atmi Fittrias Tuti NIM 7211411175 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Upload: doantu

Post on 04-Mar-2018

235 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

i

DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE

(RMD) PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG

TERDAFTAR DI BEI

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Dyah Atmi Fittrias Tuti

NIM 7211411175

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

skripsi pada:

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing

Drs. Fachrurrozie, M.Si Drs. Heri Yanto, MBA, PhD

NIP. 196206231989011001 NIP. 196307181987021001

Page 3: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 28 Januari 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

Amir Mahmud, S. Pd, M. Si Henny Murtini, SE, M. Si Drs. Heri Yanto, MBA, PhD

NIP. 197212151998021001 NIP. 197603172008122001 NIP. 196307181987021001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. S. Martono, M. Si

NIP. 19660308198901001

Page 4: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

maupun keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam

skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian

hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, Januari 2015

Dyah Atmi Fittrias Tuti

NIM 7211411175

Page 5: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

Jadikan kekuranganmu menjadi kelebihanmu, atau setidaknya jadikan

kelebihanmu untuk bisa menutupi kekuranganmu.

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Bapakku, Ahmad Kaelani dan Ibuku,

Sholihah, serta kedua kakak ku

tercinta, Setyo Widi Nugroho dan

Nofyar Dwi Khurtumi yang selalu

mendukung, mendoakan, dan

membimbingku.

Falah Bilayudha yang selalu memberi

semangat dan mendukungku.

Sahabat dan juga keluarga baruku,

teman kos Rizkia 1.

Teman-teman kelompok PKL ku,

Nurul, Akbar, dan Afid.

Teman-teman KKN PPM 2014 Desa

Kedungboto.

Teman-teman Akuntansi C 2011 dan

Akuntansi 2011 lainnya.

Almamaterku

Page 6: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul: “Determinan Risk Management Disclosure (RMD) pada

Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Penulis menyadari dalam

penulisan skripsi ini telah mendapatkan bantuan, dukungan, dan bimbingan dari

berbagai pihak, maka dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Semarang.

3. Drs. Fachrurrozi, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Heri Yanto, MBA, PhD, selaku dosen pembimbing yang telah berkenan

memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan, dan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

5. Amir Mahmud, S.Pd, M.Si, selaku dosen penguji skripsi I yang telah

memberikan masukan, sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Henny Murtini, SE, M.Si, selaku dosen wali dan dosen penguji skripsi II yang

telah membimbing dan memberi masukan, sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik.

Page 7: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

vii

7. Nanik Sri Utaminingsih, SE, M. Si, selaku dosen wali Akuntansi C 2011 yang

telah berkenan memberikan bimbingan, dukungan, dan motivasi dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Unversitas Negeri

Semarang yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulis

menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.

9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah membantu dalam proses perkuliahan.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Semarang, Januari 2015

Penulis

Page 8: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

viii

SARI

Tuti, Dyah Atmi Fittrias. 2015. “Determinan Risk Management Disclosure

(RMD) pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”. Skripsi. Jurusan

Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: Drs.

Heri Yanto, MBA, PhD.

Kata Kunci: RMD, Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan, Leverage,

Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial.

Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat stakeholder semakin

meragukan relevansi laporan keuangan, sehingga diperlukan sumber informasi

lain yang juga mengungkapkan informasi bukan keuangan. Agency theory dan

teori stakeholder menunjukkan, pihak manajemen harus melakukan

pertangungjawaban kepada pemilik dan pihak di luar perusahaan. Signaling

theory juga menjelaskan, RMD diperlukan agar tidak terjadi asimetri informasi

antara pihak manajemen terhadap pemilik dan pihak luar perusahaan. Tujuan

penelitian ini untuk menganalisis dan memberi bukti empiris pengaruh ukuran

perusahaan terhadap kepemilikan institusional, leverage, dan ukuran dewan,

pengaruh kepemilikan institusional terhadap kepemilikan manajerial, pengaruh

kepemilikan manajerial terhadap leverage, dan pengaruh kepemilikan

institusional dan leverage terhadap ukuran dewan, serta kepemilikan institusional,

kepemilikan manajerial, leverage dan ukuran dewan terhadap RMD.

Populasi penelitian ini adalah 30 perusahaan perbankan yang terdaftar di

BEI tahun 2009-2013. Teknik pemilihan sampel dengan random sampling.

Sampel yang terpilih secara acak adalah sebanyak 20 perusahaan perbankan. Unit

analisis sampel untuk tahun 2009-2013 sebanyak 100 annual report. Metode

analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur (path

analysis) dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM).

Hasil penelitian ini menunjukkan, terdapat pengaruh signifikan ukuran

perusahaan terhadap kepemilikan institusional dan ukuran dewan, namun ukuran

perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap leverage. Kepemilikan

institusional berpengaruh signifikan terhadap kepemilikan manajerial.

Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap leverage. Leverage

berpengaruh signifikan terhadap ukuran dewan, akan tetapi kepemilikan

institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap ukuran dewan. Ukuran dewan,

kepemilikan manajerial, dan leverage berpengaruh signifikan terhadap RMD.

Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap RMD.

Implementasi RMD pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2009-

2013 kurang lengkap dan optimal, namun tingkat RMD pada bank di Indonesia

relatif tinggi. Dengan demikian, perusahaan perbankan hendaknya meningkatkan

ukuran perusahaan, ukuran dewan, dan leverage, serta menurunkan kepemilikan

manajerial untuk meningkatkan RMD, sehingga fraud yang dapat terjadi dalam

perusahaan dapat diminimalisir.

Page 9: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

ix

ABTRACT

Tuti, Dyah Atmi Fittrias. 2015. “The Determinants of Risk Management

Disclosure (RMD) on Banks Listed in The Indonesia Stock Exchange”. Final

Project. Accounting Depatment. Faculty of Economic.Semarang State University.

Supervisor: Drs. Heri Yanto, MBA, PhD.

Keyword: RMD, Company Size, Board Size, Leverage, Institusional

Ownership, Managerial Ownership.

The cases of Enron and WorldCom make stakeholders feel doubt to the

relevancy of financial report, so that the other information sources are needed

which also disclose non financial information. Agency theory and stakeholder

theory explain, the managers must be responsible to the owners and external

company sides. Signaling theory also explains, RMD is needed for anticipating

asymmetry information between the managers with the owners and external

company sides. This research aims to analyze and give any empirical evidences

about the influences of company size on institutional ownership, leverage, and

board size, the influences of institutional ownership on managerial ownership, the

influences of managerial ownership on leverage, and the influence of institutional

ownership and leverage on board size, then the influence of institutional

ownership, managerial ownership, leverage, and board size on RMD.

The population of this research is 30 banks listed in the Indonesia Stock

Exchange 2009-2013. This research uses random sampling to select samples.

There are 20 banks chosen as sample. Analysis sample unit for 2009-2013 are 100

annual reports. Data analysis method used in this research are path analysis by

Structural Equation Modeling (SEM).

The results of this research show that company size are related significant

to institutional ownership and board size, in opposite company size is not

significant influence on leverage. The Institutional ownership is significant with

managerial ownership. The managerial ownership is significant with leverage.

The leverage is significant with board size, while the institutional ownership is not

significant with board size. The board size, managerial ownership, and leverage

are significant with RMD. While, institutional ownership is not related to RMD

significantly. The implementation of RMD on banks listed Indonesian Stock

Exchange 2009-2013 are less complete and optimum, but the level of RMD is

high. So that, banks should be desirable to increase company size, board size, and

leverage and also decline managerial ownership for rising RMD, so the frauds

which can occur on banks can be minimized.

Page 10: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. ii

PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................ iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ v

PRAKATA ............................................................................................... vi

SARI ............................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1

1.2. Perumusan Masalah ........................................................................... 17

1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................... 18

1.4. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 18

2. TELAAH TEORI ...................................................................................... 20

2.1. Agency Theory ................................................................................... 20

2.2. Stakeholder Theory ............................................................................ 21

2.3. Signaling Theory ............................................................................... 23

Page 11: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

xi

2.4. Risiko ................................................................................................. 24

2.5. Manajemen Risiko dan Pengungkapannya ........................................ 26

2.6. Determinan Risk Management Disclosure (RMD) ........................... 27

2.6.1. Ukuran Perusahaan (Company Size) ..................................... 27

2.6.2. Ukuran Dewan (Board Size) .................................................. 28

2.6.3. Leverage ................................................................................ 30

2.6.4. Kepemilikan Manajerial ........................................................ 30

2.6.5. Kepemilikan Institusional ...................................................... 31

2.7. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 32

2.8. Kerangka Pemikiran Teoritis ............................................................. 38

2.9. Pengembangan dan Perumusan Hipotesis ......................................... 40

2.9.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kepemilikan Institusional

............................................................................................... 40

2.9.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Leverage ................. 40

2.9.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Ukuran Dewan ........ 42

2.9.4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kepemilikan

Manajerial .............................................................................. 43

2.9.5. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Leverage ......... 44

2.9.6. Pengaruh Leverage terhadap Ukuran Dewan ........................ 45

2.9.7. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Ukuran Dewan 46

2.9.8. Pengaruh Ukuran Dewan terhadap RMD .............................. 47

2.9.9. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap RMD ............. 48

2.9.10. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap RMD .............. 49

Page 12: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

xii

2.9.11. Pengaruh Leverage terhadap RMD ....................................... 50

3. METODE PENELITIAN ......................................................................... 52

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................... 52

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 52

3.3. Variabel Penelitian ............................................................................ 53

3.3.1. Variabel Endogeneous ........................................................... 53

3.3.2. Variabel Exogeneous ............................................................. 55

3.3.3. Variabel Mediating ................................................................ 57

3.3.3.1. Kepemilikan Institusional ......................................... 57

3.3.3.2. Kepemilikan Manajerial ........................................... 57

3.3.3.3. Leverage ................................................................... 58

3.3.3.4. Ukuran Dewan (Board Size) ..................................... 58

3.4. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 60

3.5. Metode Analisis Data ........................................................................ 61

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................... 61

3.5.2. Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................... 62

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 66

4.1. Hasil Penelitian .................................................................................. 66

4.1.1. Analisis Statistik Deskriptif ................................................... 66

4.1.2. Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................... 70

4.2. Pembahasan ....................................................................................... 80

4.2.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kepemilikan Institusional

............................................................................................... 80

4.2.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Leverage ................. 81

Page 13: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

xiii

4.2.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Ukuran dewan ......... 83

4.2.4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kepemilikan

Manajerial .............................................................................. 84

4.2.5. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Leverage ......... 86

4.2.6. Pengaruh Leverage terhadap Ukuran Dewan ........................ 87

4.2.7. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Ukuran Dewan 88

4.2.8. Pengaruh Ukuran Dewan terhadap RMD .............................. 89

4.2.9. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap RMD ............. 91

4.2.10. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap RMD ............... 92

4.2.11. Pengaruh Leverage terhadap RMD ....................................... 94

5. PENUTUP ................................................................................................. 96

5.1. Simpulan ............................................................................................ 96

5.2. Saran ................................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 99

LAMPIRAN .................................................................................................. 109

Page 14: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ....................................................... 32

Tabel 3.1 Tipe dan Kategori Risiko .................................................................. 54

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel ........................................................... 59

Tabel 3.3 Indeks-Indeks Pengujian Kelayakan Model ..................................... 65

Tabel 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ..................................................... 66

Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresssion Weights ................................................. 71

Tabel 4.3 Standardize Regression Weights ...................................................... 71

Tabel 4.4 Square Multiple Correlation ............................................................ 74

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Indeks Goodness of Fit ........................................ 76

Page 15: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Teoritis............................................................ 51

Gambar 4.1 Path Diagram ................................................................................ 75

Gambar 4.2 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 79

Page 16: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Data Perusahaan Sampel ............................................................... 109

Lampiran 2 Pengukuran RMD .......................................................................... 110

Lampiran 3 Pengukuran Ukuran Perusahaan .................................................... 113

Lampiran 4 Pengukuran Leverage .................................................................... 116

Lampiran 5 Pengukuran Ukuran Dewan ........................................................... 119

Lampiran 6 Ukuran Kepemilikan Manajerial dan Institusional ........................ 122

Lampiran 7 Hasil Output SPSS 20.0 ................................................................. 125

Lampiran 8 Hasil Output AMOS 21.0 .............................................................. 126

Page 17: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bagi pihak-pihak luar laporan keuangan merupakan jendela informasi yang

memungkinkan mereka untuk mengetahui kondisi perusahaan pada suatu masa

pelaporan. Informasi yang didapat pada suatu laporan keuangan perusahaan

tergantung pada tingkat pengungkapan (disclosure) dari laporan keuangan yang

bersangkutan. Oleh karena itu, informasi dalam laporan keuangan yang

diungkapkan tersebut harus memadai. Informasi yang memadai tersebut dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang dapat membantu para

pengambil keputusan (investor, kreditur, dan pemakai informasi lainnya) dalam

mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah (Almilia dan Retrinasari,

2007).

Greuning (2005:355) menjelaskan mengenai International Accounting

Standards (IAS) 30 tentang Pengungkapan dalam Laporan Keuangan dan

Lembaga Keuangan Sejenis. Pengguna laporan keuangan bank memerlukan

pemahaman yang lebih baik atas kekhususan operasi bank dan khususnya

terhadap solvabilitas, likuiditas, dan juga tingkat risiko relatif yang berkaitan

dengan lingkup bisnisnya yang berbeda. Standar ini menetapkan ketentuan

pengungkapan terhadap suatu bank dan mendorong manajemen untuk

memberikan pendapat dalam laporan keuangan. Pendapat dalam laporan

Page 18: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

2

keuangan tersebut menggambarkan cara yang diambil untuk mengelola dan

mengendalikan likuiditas dan solvabilitas, serta keseluruhan aspek risiko yang

berkaitan dengan operasi suatu bank dalam laporan keuangan. Dengan demikian,

pengguna laporan keuangan akan memperoleh pemahaman yang lebih baik jika

manajemen memberikan laporan atau pernyataan yang menjelaskan cara yang

diambil untuk mengelola dan mengendalikan risiko-risiko tersebut.

Berbagai peraturan dan standar tentang pengungkapan manajemen risiko

telah tersedia baik pada tingkat nasional maupun internasional. Bank menghadapi

berbagai risiko operasional dan keuangan. Meskipun beberapa risiko perbankan

dapat tercermin dalam laporan keuangan, pemakai laporan keuangan akan

memperoleh pemahaman yang lebih baik jika manajemen memberikan laporan

atau pernyataan. Laporan atau pernyataan tersebut menjelaskan cara yang

diambil untuk mengelola dan mengendalikan risiko solvabilitas, likuiditas, dan

tingkat risiko relatif yang berkaitan dengan lingkup bisnisnya yang berbeda.

IAS 30 mendorong manajemen untuk memberikan pendapat dalam laporan

keuangan yang menggambarkan cara yang diambil untuk mengelola dan

mengendalikan likuiditas dan solvabilitas. Manajemen juga didorong untuk

mengungkapkan keseluruhan aspek risiko yang berkaitan dengan operasi

perusahaan (Greuning, 2005:355). IAS 32 telah mewajibkan untuk menjelaskan

tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan, yang meliputi:

a. Kebijakan untuk melakukan lindung nilai atas setiap kelompok utama

transaksi yang diperkirakan (forcasted transaction);

b. Risiko harga (mata uang, suku bunga, dan risiko pasar);

Page 19: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

3

c. Risiko kredit;

d. Risiko likuiditas;

e. Risiko arus kas (Greuning, 2005:372).

IAS 39 menjelaskan Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran

juga dijelaskan hal-hal yang harus diungkapkan, meliputi:

a. Kebijakan dan tujuan manajemen risiko;

b. Kebijakan dan metode akuntansi;

c. Eksposur terhadap risiko suku bunga;

d. Nilai wajar (Greuning, 2005:282).

Menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 8/4/PBI/2006 tentang

Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum Pasal 1 Ayat

6, Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola bank yang menerapkan

prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability),

pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan

kewajaran (fairness). Pada Pasal 2 Ayat 2, Bank Indonesia menjelaskan bahwa

dalam pelaksanaan prinsip-prinsip GCG bank paling kurang harus

mewujudkannya dalam tujuh hal, yaitu:

a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi;

b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang

menjalankan fungsi pengendalian intern bank;

c. Penerapan fungsi kepatuhan, auditor intern, dan auditor eksternal;

d. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian itern;

e. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar;

Page 20: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

4

f. Rencana strategis bank;

g. Transparansi kondisi keuangan dan bukan keuangan bank.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa bank di

Indonesia harus menerapkan manajemen risiko dan melakukan tansparansi baik

kondisi keuangan maupun bukan keuangan dalam pelaksanaan prinsip-prinsip

GCG.

Masalah yang timbul akibat tingkat kepercayaan yang semakin berkurang

oleh pengguna informasi laporan keuangan juga melatarbelakangi dilakukannya

penelitian ini. Kasus yang dihadapi oleh perusahaan terkenal Enron dan

WorldCom yang melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP) Arthur Andersen

yang sangat terkenal di tingkat internasional tersebut sangat mengejutkan bagi

para pengguna laporan keuangan. Kasus tersebut membuat pengguna laporan

keuangan meragukan informasi perusahaan yang hanya berupa angka-angka

akuntansi dalam laporan keuangan (Anisa, 2012). Oleh karena itu, selain

informasi keuangan berupa angka-angka akuntansi, perusahaan juga perlu

mengungkapkan informasi bukan keuangan yang dapat membantu pengguna

laporan keuangan mengerti lebih jelas tentang kondisi perusahaan.

Perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia harus mampu memenuhi

kebutuhan stakeholder dalam memperoleh informasi perusahaan melalui laporan

keuangan. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak hanya

menerbitkan laporan keuangan, tetapi juga dapat menerbitkan laporan tahunan.

Laporan tahunan menyediakan informasi tentang bagaimana manajemen

perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada pemilik (pemegang

Page 21: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

5

saham) atas sumber ekonomi yang dipercayakan kepadanya seperti yang

diungkapkan pada SFAC No. 1 Paragraf 50 dalam Ghozali dan Chariri

(2007:383).

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan mengenai agency theory,

hubungan keagenan diartikan sebagai suatu kontrak. Satu atau lebih principal

(pemilik) menggunakan orang lain atau agen (manajer) untuk menjelaskan

aktivitas perusahaan. Dengan demikian, agen tersebut harus

mempertanggungjawabkan pengelolaan dan aktivitas yang dilakukan pada

perusahaan tersebut. Pihak di luar perusahaan pun membutuhkan informasi

mengenai tata kelola dan aktivitas suatu perusahaan. Informasi yang dibutuhkan

tersebut dapat diperoleh melalui pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan.

Hal tersebut dapat digunakan untuk menghindari terjadinya asimetri informasi

antara pihak dari dalam perusahaan dengan pihak dari luar perusahaan.

Sejalan dengan teori keagenan, teori stakeholder menggambarkan adanya

hubungan yang dinamis dan kompleks antara perusahaan dan lingkungan

sekitarnya seperti yang diungkapkan Gray, et al. (1996) dalam Amran, et al.

(2009). Penting bagi stakeholder untuk menerima informasi yang relevan yang

menyediakan pemahaman mengenai risiko perusahaan (Linsley et al., 2006).

Laporan tahunan yang diterbitkan setiap tahunnya tersebut berguna bagi pengguna

laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Laporan tahunan terdiri dari

komponen keuangan dan bukan keuangan, karena komponen keuangan saja tidak

cukup untuk memenuhi kebutuhan stakeholder seperti yang diungkapkan Maines,

et al. (2002).

Page 22: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

6

Teori lain yang mendukung teori keagenan dan teori stakeholder adalah

teori sinyal. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang

dapat menjadi sinyal baik pihak di luar perusahaan, terutama bagi investor adalah

laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat

berupa informasi akuntansi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan laporan

bukan akuntansi, yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan.

Laporan keuangan hendaknya memuat informasi yang relevan dan

mengungkapkan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan,

sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan

preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli

oleh investor, maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan

keuangan secara terbuka dan transparan (Butarbutar, 2011).

Informasi mengenai sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen

keuangan dapat berupa pengungkapan kualitatif dan kuantitatif (PSAK No. 60

Revisi 2010). Dalam pengungkapan kualitatif, untuk setiap jenis risiko yang

timbul dari instrumen keuangan, entitas mengungkapkan eksposur risiko dan

bagaimana risiko tersebut timbul, tujuan, kebijakan, dan proses pengelolaan risiko

dan metode yang digunakan untuk mengukur risiko tersebut. Dalam

pengungkapan kuantitatif, entitas harus mengungkapkan risiko kredit, risiko

likuiditas, dan risiko pasar.

Luas pengungkapan manajemen risiko sangat dipengaruhi oleh ukuran

suatu perusahaan. Semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka kemungkinan

perusahaan tersebut akan melakukan pengungkapan yang lebih banyak

Page 23: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

7

dibandingkan dengan perusahaan kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat yang

diungkapkan oleh Hadi (2001), perusahaan besar biasanya memiliki lebih banyak

informasi daripada perusahaan kecil. Namun, hasil penelitian terdahulu tentang

pengaruh ukuran perusahaan terhadap Risk Management Disclosure (RMD) relatif

tidak konsisten, padahal seharusnya terdapat hubungan signifikan antara kedua

variabel tersebut. Hal ini didukung oleh pendapat Linsley, et al. (2006) yang

menyatakan bahwa stakeholder kemungkinan berekspektasi bahwa bank yang

lebih besar akan menyajikan pengungkapan yang lebih banyak. Dalam hal ini

stakeholder mungkin akan memiliki kebutuhan informasi yang lebih bervariasi

dan konsekuensinya bagi bank yang besar akan menanggapi ekspektasi dan

kebutuhan tersebut. Dan hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Linsley, et al.

(2006) berhasil membuktikan pendapat tersebut. Padahal pada beberapa penelitian

sebelumnya masih banyak yang memperoleh hasil yang tidak signifikan.

Penelitian tersebut seperti penelitian yang dilakukan oleh Khlif dan Souissi

(2010), Aljifri dan Hussainey (2007), serta Hassan (2009). Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa kemungkinan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap RMD, namun diperlukan variabel lain sebagai penghubung/mediator

(mediating variable) untuk dapat membuat hubungan tersebut menjadi lebih jelas.

Ukuran perusahaan merupakan komponen yang mendasar dan penting

dalam suatu perusahaan terlebih dalam pengelolaannya, banyak komponen lain

yang kemungkinan dapat dipengaruhi oleh ukuran perusahaan seperti kepemilikan

institusional, leverage, dan ukuran dewan (board size). Akan tetapi, penelitian

mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap ketiga komponen tersebut

Page 24: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

8

sebagai variabel mediating dalam pengungkapan risiko masih sangat sedikit baik

di Indonesia maupun di negara lain.

Kebanyakan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan RMD

menjadikan ukuran perusahaan sebagai variabel independen dan variabel kontrol.

Dan hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap

RMD tersebut relatif tidak konsisten, padahal seharusnya berdasarkan teori yang

ada terdapat hubungan signifikan antara kedua variabel tersebut. Hal ini didukung

oleh pendapat Linsley, et al. (2006) yang menyatakan bahwa stakeholder

kemungkinan berekspektasi bahwa bank yang lebih besar akan menyajikan

pengungkapan yang lebih banyak. Dalam hal ini stakeholder mungkin akan

memiliki kebutuhan informasi yang lebih bervariasi dan konsekuensinya bagi

bank yang besar akan menanggapi ekspektasi dan kebutuhan tersebut. Dan hasil

penelitian yang ditunjukkan oleh Linsley, et al. (2006) berhasil membuktikan

pendapatnya tersebut. Oleh karena itu, pada penelitian ini peneliti ingin

menjadikan ukuran perusahaan sebagai variabel exogeneous yang dapat

mempengaruhi variabel lain (mediating variabel). Dengan demikian,

kemungkinan besar hasil yang diperoleh dapat sejalan dengan hasil penelitian

Linsley, et al. (2006) yang membuktikan adanya hubungan signifikan antara

ukuran perusahaan dan pengungkapan manajemen risiko.

Perusahaan yang besar biasanya memiliki nama yang besar pula di

masyarakat (terkenal). Besarnya ukuran suatu perusahaan sangat erat

hubungannya dengan leverage dan struktur kepemilikan suatu perusahaan

(misalnya kepemilikan institusional) karena semakin besar perusahaan tersebut,

Page 25: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

9

kemampuan pengembalian hutang perusahaan akan cenderung baik pula.

Munawir (2007) berpendapat bahwa jika suatu perusahaan tidak mampu

menggunakan modalnya secara efisien, maka perusahaan tersebut pada akhirnya

akan mengalami kesulitan keuangan dalam mengembalikan utang-utangnya. Hal

ini menunjukkan bahwa leverage sangat penting bagi kreditur dalam pengambilan

keputusan. Penelitian yang dilakukan oleh Al-Sakran (2001) menunjukkan adanya

pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap leverage. Christianti (2006)

menyatakan, semakin banyak assets tangibility suatu perusahaan berarti semakin

banyak collateral assets untuk memback-up hutang. Menurut teori STO (Static

Trade-Off), asset tangibility berpengaruh positif terhadap leverage. Perusahaan

dengan tingkat aset tetap rendah mempunyai lebih banyak masalah asimetri

informasi dibandingkan perusahaan dengan aset tetap tinggi. Haris dan Raviv

(1991) dalam Christianti (2006) menjelaskan, perusahaan dengan aset tetap tinggi

pada umumnya merupakan perusahaan besar, yang dapat menerbitkan saham

dengan harga wajar, sehingga tidak menggunakan hutang untuk mendanai

investasi. Dengan demikian, berdasarkan teori POT (Pecking Order Theory)

tangibility assets berpengaruh negatif terhadap leverage. Hutchinson dan Gul

(2002) membuktikan adanya pengaruh signifikan ukuran perusahaan terhadap

leverage.

Semakin besar ukuran suatu perusahaan, investor dari luar perusahaan pun

akan lebih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Dalam penelitian

ini, penulis memilih kepemilikan institusional sebagai salah satu variabel yang

dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Pendapat ini sesuai dengan pendapat Chung

Page 26: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

10

dan Zhang (2011) yang menyatakan, investor institusional lebih menyukai

perusahaan yang lebih besar. Penelitian yang dilakukan oleh Dwivedi dan Jain

(2005) menunjukkan adanya pengaruh signifikan negatif aset tetap (kotor)

terhadap kepemilikan insitusi keuangan. Ukuran perusahaan dapat diukur melalui

total aset. Hasil penelitian yang tidak konsisten tersebut menunjukkan bahwa

perlu dilakukan penelitian kembali mengenai pengaruh ukuran perusahaan

terhadap kepemilikan institusional.

Penelitian mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap ukuran dewan

(board size) telah diuji sebelumnya oleh Lehn, et al. (2005) dalam Aman dan

Nguyen (2012) yang menyatakan bahwa rata-rata ukuran dewan dinaikkan sesuai

dengan pertumbuhan ukuran perusahaan. Pendapat tersebut diperkuat dengan

penelitian yang dilakukan oleh Aman dan Nguyen (2012) yang menunjukkan

adanya hubungan signifikan positif antara ukuran perusahaan dan ukuran dewan

(dewan direksi maupun dewan di luar direksi). Penelitian yang dilakukan oleh

Bekiris (2013) juga menunjukkan adanya pengaruh signifikan positif ukuran

perusahaan (log total asset) terhadap ukuran dewan. Ukuran dewan diukur melalui

jumlah dewan direksi. Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian serupa

dengan menggabungkan antara dewan direksi dan dewan selain direksi. Karena

dalam mengelola perusahaan, dewan direksi juga membutuhkan bantuan dewan

lain, seperti dewan komisaris.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ukuran dewan

suatu perusahaan pun sangatlah sedikit. Dewan komisaris dan dewan direksi

sangat berperan dalam tata kelola perusahaan. Struktur organisasi dalam

Page 27: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

11

perusahaan perbankan itu sendiri terdiri dari berbagai bagian, termasuk dewan

komisaris dan dewan direksi. Ukuran dewan juga dapat dipengaruhi oleh

kepemilikan institusional dan leverage.

Penelitian Kyereboah-Coleman dan Biekpe (2007) menunjukkan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ukuran

dewan. Penelitian yang dilakukan oleh Essen, et al. (2012) membuktikan adanya

pengaruh signifikan positif kepemilikan institusional terhadap ukuran dewan.

Oleh karena itu, masih perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh kepemilikan

institusional terhadap ukuran dewan.

Penelitian lain mengenai pengaruh leverage terhadap ukuran dewan yang

dilakukan oleh Kyereboah-Coleman dan Biekpe (2007) menunjukkan bahwa

terdapat hubungan positif signifikan struktur modal yang diukur melalui debt to

assets ratio yang juga biasa digunakan dalam pengukuran leverage dengan

anggota dewan direksi. Penelitian yang dilakukan oleh Aman dan Nguyen (2012)

juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan leverage dengan

ukuran dewan. Alves (2011) menunjukkan korelasi negatif signifikan antara

leverage dan ukuran dewan. Ketiga penelitian terdahulu tersebut dilakukan di

negara lain, sehingga masih perlu dilakukan penelitian serupa di negara Indonesia.

Bukan hanya dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, leverage juga dapat

dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial. Stulz (1988) dalam Dolde dan Knopf

(2010) menyatakan, manajer dapat mengurangi risiko melalui investasi, memilih

risiko aset yang rendah, atau menggunakan tingkat hutang yang lebih rendah dari

struktur modalnya (leverage yang rendah). Meskipun terkadang dalam

Page 28: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

12

mengurangi terjadinya risiko, manajer didorong untuk memilih leverage yang

lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kekuatan

votingnya dan tingkat pengendalian perusahaan. Pandey (2004) menunjukkan

bahwa struktur kepemilikan yang diukur melalui log jumlah saham yang beredar

berpengaruh negatif signifikan terhadap leverage. Dengan demikian, masih

diperlukan adanya penelitian kembali tentang pengaruh kepemilikan manajerial

terhadap leverage.

Kepemilikan manajerial sendiri dapat dipengaruhi oleh kepemilikan

institusional. Kedua kepemilikan ini cenderung memiliki hubungan negatif.

Karena dengan meningkatnya kepemilikan institusional, maka kepemilikan

manajerial akan menurun. Pendapat ini sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Han (2006) pada Real Estate Investment Trust (REITs) yang

membuktikan adanya hubungan negatif antara kepemilikan institusional dan

kepemilikan insider pada tingkat kepemilikan institusional kurang dari 10% dan

kepemilikan insider lebih dari atau sama dengan 25%. Hubungan positif terdapat

pada tingkat kepemilikan insider kurang dari 5% dan antara 5%-25%. Penelitian

tersebut menunjukkan adanya hubungan signifikan. Meskipun insider ownership

(kepemilikan pihak dalam) dapat meliputi kepemilikan karyawan, manajemen,

dan pihak dalam perusahaan lainnya, akan tetapi beberapa penelitian terdahulu

menganggap kepemilikan manajerial sebagai kepemilikan insider. Hal ini

ditunjukkan pada penelitian Hu dan Izumida (2008) yang menyebutkan,

kepemilikan manajerial (insider ownership) merupakan pembahasan yang banyak

digunakan pada penelitian secara luas. Dengan adanya pengelompokan tingkat

Page 29: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

13

kepemilikan tersebut, maka masih diperlukan adanya penelitian dengan

menggabungkan keseluruhan tingkat kepemilikan insider tersebut. Dengan

demikian, terdapat kemungkinan hasil yang optimal, pengaruh kepemilikan

institusional terhadap kepemilikan insider.

Meskipun insider ownership (kepemilikan pihak dalam) dapat meliputi

kepemilikan karyawan, manajemen, dan pihak dalam perusahaan lainnya, akan

tetapi beberapa penelitian terdahulu menganggap kepemilikan manajerial sebagai

kepemilikan insider. Hal ini ditunjukkan pada penelitian Hu dan Izumida (2008)

yang menyebutkan, kepemilikan manajerial (insider ownership) merupakan

pembahasan yang banyak digunakan pada penelitian secara luas. Oleh karena itu,

pada penelitian ini peneliti akan menganalisis lebih mendalam mengenai

kepemilikan manajerial yang merupakan bagian dari kepemilikan insider tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Nasir (2006) membuktikan, kepemilikan

institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kepemilikan manajerial.

Ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu tersebut menunjukkan bahwa masih

perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh kepemilikan institusional terhadap

kepemilikan manajerial.

Dalam pengungkapan manajemen risiko, banyak faktor yang dapat

mempengaruhi pengungkapan tersebut. Sejalan dengan banyaknya faktor-faktor

yang mempengaruhi pengungkapan manajemen risiko (Risk Management

Disclosure), penelitian mengenai hal tersebut juga telah banyak dilakukan.

Namun masih banyak berbagai kelemahan dan perbedaan di berbagai hasil

penelitian. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian kembali mengenai

Page 30: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

14

pengungkapan manajemen risiko. Terlebih penelitian yang dilakukan pada entitas

keuangan (perbankan), khususnya di Indonesia mengenai pengungkapan

manajemen risiko relatif lebih sedikit dibandingkan dengan penelitian yang

dilakukan pada entitas bukan keuangan seperti perusahaan manufaktur, misalnya

penelitian yang dilakukan oleh Taures (2011), Ruwita (2012), Anisa (2012), dan

Sari (2013). Penelitian terhadap perusahaan bukan keuangan juga dilakukan oleh

Elzahar dan Hussainey (2012) dan Al-Shammari (2014). Penelitian yang

dilakukan pada perusahaan perbankan diantaranya dilakukan oleh Linsley, et al.

(2006), Fathimiyah, et al. (2012), dan Htay, et al. (2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Fathimiyah, et al. (2012) membedakan

kepemilikan institusional menjadi 2, yaitu kepemilikan institusi domestik dan

asing. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan positif

signifikan antara kepemilikan institusi domestik dan pengungkapan manajemen

risiko. Pengaruh kepemilikan institusi asing tidak berpengaruh negatif signifikan

terhadap pengungkapan manajemen risiko. Hasil lain yang diperoleh pada

penelitian Htay, et al. (2011) menunjukkan adanya hubungan positif tidak

signifikan kepemilikan institusional dengan risk management information

disclosure. Oleh karena itu, hasil yang tidak konsisten tersebut perlu dilakukan

penelitian kembali.

Berikutnya adalah penelitian mengenai pengaruh ukuran dewan (board

size) terhadap RMD. Penelitian Htay, et al. (2011) yang berjudul “Corporate

Governance and Risk Information Disclosure in Malaysian Listed Banks: Panel

Data Analysis”, menunjukkan adanya hubungan positif tidak signifikan ukuran

Page 31: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

15

dewan dengan pengungkapan informasi risiko. Hasil yang serupa ditunjukkan

oleh penelitian yang dilakukan oleh Elzahar dan Hussainey (2012), yaitu ukuran

dewan (board size) tidak berhubungan signifikan dengan Corporate Risk

Disclosure (CRD). Namun, Singh, et al. (2004) dalam Elzahar dan Hussainey

(2012) menyatakan bahwa agency theory memprediksi lebih banyaknya dewan

dalam perusahaan, maka macam-macam keahlian yang dihasilkan akan lebih

efektif bagi aturan pemantauan dewan. Dengan demikian, perbedaan tersebut

dapat dijadikan alasan untuk dilaksanakannya penelitian mengenai pengaruh

ukuran dewan terhadap RMD.

Pengamat manajemen dan komunikasi, Kasali dalam detikFinance (Senin,

1 Desember 2014) menyampaikan bahwa akan terdapat kesulitan apabila jumlah

direksi banyak karena pengelolaan perusahaan akan lebih repot. Pengambilan

keputusan harus dilakukan secara kolektif. Semakin banyaknya direksi, birokrasi

perusahaan akan lebih panjang dan rumit. Kasali juga menambahkan, jika direksi

yang telah ada dianggap kurang memadai, dapat dilakukan penambahan orang.

Namun, penambahan tersebut tidak harus dijadikan direksi karena dapat pula

bekerja di bawahnya.

Bukan hanya kepemilikan institusional dan ukuran dewan, leverage dan

kepemilikan manajerial juga dapat berpengaruh terhadap RMD. Hassan (2009)

membuktikan adanya pengaruh signifikan leverage terhadap RMD. Namun

Amran, et al. (2009), Ismail dan Rahman (2011), Al-Shammari (2014), serta Khlif

dan Souissi (2010) menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan

Page 32: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

16

terhadap RMD. Oleh karena itu, penelitian mengenai hubungan antara leverage

dan pengungkapan risiko masih perlu dilakukan.

Penelitian mengenai pengaruh kepemilikan manajerial yang diukur melalui

jumlah kepemilikan dewan direksi dan komisaris terhadap pengungkapan risiko

yang dilakukan oleh Fathimiyah, et al. (2012) menunjukkan adanya pengaruh

positif tidak signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Htay, et al. (2011)

membuktikan bahwa kepemilikan direktur berpengaruh signifikan negatif

terhadap pengungkapan risiko. Meskipun Htay, et al (2011) menguji hubungan

kepemilikan direktur dengan pengungkapan manajemen risiko, akan tetapi

terkadang seorang peneliti menggunakan kepemilikan direktur untuk mengukur

variabel kepemilikan manajerial, seperti penelitian yang dilakukan oleh Haryanto

dan Faisal (2010) yang mengukur kepemilikan manajerial melalui persentase

saham yang dimiliki eksekutif dan direktur. Adanya hasil penelitian yang tidak

konsisten tersebut menunjukkan bahwa perlu dilakukan penelitian kembali

mengenai pengaruh kepemilikan manajerial terhadap pengungkapan risiko.

Meskipun telah banyak dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi RMD, akan tetapi masih banyak hasil penelitian yang didapatkan

tidak konsisten. Penelitian terdahulu yang menggunakan variabel mediating

tentang pengungkapan risiko juga relatif sedikit. Oleh karena itu, peneliti tertarik

untuk mengambil judul penelitian, “Determinan Risk Management Disclosure

(RMD) pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI”.

Perusahaan perbankan yang dimaksud merupakan perusahaan perbankan

yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Pemilihan tahun 2009-2013 memiliki

Page 33: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

17

tujuan untuk mengetahui pengungkapan manajemen risiko bank setelah krisis

keuangan global tahun 2008. Tahun tersebut juga menggambarkan profil

perusahaan perbankan terkini (5 tahun terakhir).

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kepemilikan

institusional?

b. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap leverage?

c. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ukuran dewan?

d. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap

kepemilikan manajerial?

e. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap leverage?

f. Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap ukuran dewan?

g. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap ukuran

dewan?

h. Apakah ukuran dewan berpengaruh signifikan terhadap Risk Management

Disclosure?

i. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap Risk

Management Disclosure?

j. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap Risk

Management Disclosure?

Page 34: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

18

k. Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap Risk Management

Disclosure (RMD)?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan

sebelumnya, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan

memberikan bukti empiris mengenai pengaruh ukuran perusahaan sebagai

variabel exogeneous terhadap variabel mediating (kepemilikan institusional,

leverage, dan ukuran dewan), pengaruh kepemilikan institusional terhadap

kepemilikan manajerial, pengaruh kepemilikan manajerial terhadap leverage, dan

pengaruh kepemilikan institusional dan leverage terhadap ukuran dewan, serta

variabel mediating (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, leverage

dan ukuran dewan) terhadap RMD sebagai variabel endogeneous.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Manfaat bagi akademisi adalah mampu memberikan tambahan wacana

penelitian empiris bagi akademisi dan pertimbangan untuk melakukan

penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya yang berhubungan dengan

risiko.

b. Manfaat bagi perusahaan adalah mampu memberikan pemahaman yang

berguna dalam penyajian laporan keuangan yang lebih lengkap, yaitu dengan

Page 35: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

19

menyertakan komponen pengungkapan risiko. Oleh karena itu, kualitas

pengungkapan risiko akan meningkat.

c. Manfaat bagi investor adalah mampu memberikan pemahaman bahwa

investor mampu mendapatkan informasi tambahan selain informasi keuangan

yang biasa digunakan dalam pengambilan keputusan. Informasi yang

dimaksudkan adalah informasi bukan keuangan yang berupa pelaporan

risiko perusahaan.

Page 36: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

20

BAB II

TELAAH TEORI

2.1. Agency Theory

Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan hubungan keagenan sebagai

suatu kontrak. Satu atau lebih principal (pemilik) menggunakan orang lain atau

agen (manajer) untuk menjelaskan aktivitas perusahaan. Dalam teori keagenan,

yang dimaksud dengan principal adalah pemegang saham/pemilik, sedangkan

agen adalah manajemen yang mengelola harta pemilik. Principal menyediakan

fasilitas dan dana untuk kebutuhan operasi perusahaan. Sebagai pengelola, agen

berkewajiban untuk mengelola perusahaan sebagaimana dipercayakan pemegang

saham (principal), untuk meningkatkan kemakmuran principal melalui

peningkatan nilai perusahaan (Haryono, 2005).

Dalam praktik nyata dalam perusahaan, agen sering melanggar kontrak

kerja yang telah disepakati diawal untuk meningkatkan kemakmuran pemegang

saham, melainkan lebih cenderung untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-

besarnya dengan biaya ditanggung oleh pihak lain (Sanjaya, 2004 dalam Haryono,

2005). Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham tersebut dapat

diminimalkan dengan cara, manajer harus menjalankan perusahaan dan

mengambil suatu keputusan sesuai dengan kepentingan pemegang saham. Dengan

demikian, kepentingan antara manajer dan pemegang saham tidak saling

mengganggu dan dapat saling terpenuhi.

20

Page 37: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

21

Dewan direksi atau pemegang saham dapat memonitoring secara langsung

tindakan manajer. Namun pada kenyataannya, tidak semua tindakan manajer

dapat dipantau (monitoring) secara baik, karena aktivitas yang kompleks dan

semakin besarnya perusahaan. Menurut Haryono (2005) terdapat tiga macam

biaya dalam teori keagenan (agency theory), yaitu:

a. Biaya monitoring yang dikeluarkan oleh principal untuk mengawasi aktifitas

dan perilaku manajer antara lain membayar auditor untuk mengaudit laporan

keuangan dan permi asuransi untuk melindungi aset perusahaan.

b. Biaya bonding yang ditanggung manajer untuk memberikan jaminan kepada

pemilik bahwa manajer tidak melakukan tindakan yang merugikan

perusahaan.

c. Residual loss adalah biaya yang ditanggung oleh principal untuk

mempengaruhi keputusan manajer agar meningkatkan kesejahteraan

principal.

2.2. Stakeholder Theory

Teori stakeholder menggambarkan adanya hubungan yang dinamis dan

kompleks antara perusahaan dan lingkungan sekitarnya (Gray et al., 1996 dalam

Amran et al., 2009). Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006

tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Pasal 1 Ayat 7, stakeholder adalah

seluruh pihak yang memiliki kepentingan secara langsung atau tidak langsung

terhadap usaha bank. Stakeholder theory menyatakan bahwa perusahaan bukanlah

Page 38: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

22

entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri, melainkan harus

memberikan manfaat bagi stakeholdernya (Ghozali dan Chariri, 2007:409).

Pelaporan keuangan mencakup semua informasi yang dapat disediakan

manajemen. Walaupun dapat disediakan oleh manajemen, pengungkapannya tidak

selalu dapat diwajibkan (mandatory) oleh penyusun standar akuntansi atau oleh

badan pengawas melalui peraturan-peraturannya, melain juga dapat dilakukan

secara sukarela (voluntary) (Iba dan Bariah, 2013). Bagi pihak-pihak di luar

manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan merupakan sumber informasi

yang membantu mereka mengetahui kondisi perusahaan pada masa pelaporan

tersebut. Informasi yang diperoleh pihak-pihak di luar manajemen bergantung

pada tingkat pengungkapan (disclosure) dari laporan keuangan yang

bersangkutan. Oleh karena itu pengungkapan informasi pada laporan keuangan

harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan dan

dapat membantu stakeholder dalam pengambilan keputusan (Almilia dan

Retrinasari, 2007).

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang

Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Pasal 1 Ayat 6, Good Corporate Governance

adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan

(transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban

(responsibility), independensi (insependency), dan kewajaran (fairness). Pada

Pasal 2 Ayat 2, Bank Indonesia menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan prinsip-

prinsip GCG bank paling kurang harus mewujudkannya dalam 7 hal, salah

satunya penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern.

Page 39: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

23

Pengungkapan risiko sebagai salah satu praktik pengungkapan perusahaan

merupakan salah satu cara perusahaan untuk berkomunikasi dengan para

stakeholdernya (Taures, 2011).

2.3. Signaling Theory

Teori sinyal membahas bagaimana seharusnya sinyal-sinyal keberhasilan

atau kegagalan manajemen (agent) disampaikan kepada pemilik (principal).

Penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sebagai sinyal, yang berarti

bahwa apakah agen telah berbuat sesuai dengan kontrak atau belum (Susilowati

dan Turyanto, 2011). Oleh karena itu, seharusnya asimetri informasi dimana

terdapat perbedaan informasi yang diperoleh oleh pihak dalam dengan pihak luar

perusahaan tidak terjadi.

Pendapat serupa juga disampaikan oleh Budiarto dan Baridwan (1999)

dalam Zainafree (2005), asumsi utama dalam teori sinyal adalah bahwa

manajemen memiliki informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak

diketahui oleh investor luar dan manajemen adalah orang selalu berusaha

memaksimalkan insentif yang diharapkan, artinya manajemen umumnya memiliki

informasi yang lebih lengkap dan akurat dibandingkan dengan pihak luar

perusahaan (investor) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

perusahaan. Teori sinyal juga mengemukakan tentang bagaimana seharusnya

sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal

yang dimaksud tersebut berupa informasi tentang kondisi perusahaan kepada

pemilik dan pemegang kepentingan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan

Page 40: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

24

melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan, laporan apa

yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik,

atau bahkan dapat berupa promosi serta informasi lain yang menyatakan bahwa

perusahaan tersebut lebih baik dari pada perusahaan lain (Susilowati dan

Turyanto, 2011).

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat

menjadi sinyal baik bagi pihak di luar perusahaan, terutama bagi investor adalah

laporan tahunan. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat

berupa informasi akuntansi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan laporan

bukan akuntansi, yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan.

Laporan keuangan hendaknya memuat informasi yang relevan dan

mengungkapkan informasi untuk mengevaluasi risiko relatif setiap perusahaan,

sehingga dapat melakukan diversifikasi portofolio dan kombinasi investasi dengan

preferensi risiko yang diinginkan. Jika suatu perusahaan ingin sahamnya dibeli

oleh investor, maka perusahaan harus melakukan pengungkapan laporan

keuangan secara terbuka dan transparan (Butarbutar, 2011).

2.4. Risiko

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Perubahan atas

Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen

Risiko bagi Bank Umum mendefinisikan risiko sebagai potensi kerugian akibat

terjadinya suatu peristiwa (event) tertentu. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia

Page 41: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

25

Nomor 11/25/PBI/2009, risiko perusahaan perbankan dikelompokkan menjadi

delapan, yaitu:

a. Risko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam

memenuhi kewajiban kepada Bank.

b. Risiko pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif

termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi

pasar, termasuk risiko perubahan harga option.

c. Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi

kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pandanaan arus kas dan/atau dari

aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu

aktivitas dan kondisi keuangan bank.

d. Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak

berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau

adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional bank.

e. Risiko kepatuhan adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau tidak

melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku.

f. Risko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek

yuridis.

g. Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan

stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.

h. Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan

dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam

mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Page 42: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

26

2.5. Manajemen Risiko dan Pengungkapannya

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 merupakan perubahan

atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan

Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Peraturan Bank Indonesia Nomor

11/25/PBI/2009 Pasal 1 Ayat 5 menjelaskan bahwa manajemen risiko merupakan

serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi,

mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh

kegiatan usaha perbankan. Pada Pasal 2 Ayat 1 dijelaskan bahwa bank wajib

menerapkan manajemen risiko secara efektif, baik untuk bank secara individual

maupun untuk bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak. Pengungkapan

manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai pengungkapan informasi mengenai

serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentifikasi,

mengukur, mamantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari seluruh

kegiatan usaha perbankan. Pengungkapan ini dapat dituangkan ke dalam laporan

tahunan (annual report) yang dapat digunakan oleh stakeholder dalam

pengambilan keputusan.

Berdasarkan Pasal 2 Ayat 1 Peraturan Bank Indonesia Nomor

11/25/PBI/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor

5/8/PBI/2003, bank wajib memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis untuk

mengelola risiko yang melekat pada produk atau aktivitas baru bank. Yang

selanjutnya diuraikan pada Ayat 2, kebijakan dan prosedur yang dimaksud

setidaknya harus mencakup:

Page 43: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

27

a. Sistem dan prosedur (standard operating procedures) dan kewenangan dalam

pengelolaan produk atau aktivitas baru;

b. Identifikasi seluruh risiko yang melekat pada produk atau aktivitas baru baik

yang terkait dengan bank maupun nasabah;

c. Masa uji coba metode pengukuran dan pemantauan risiko terhadap produk

atau aktivitas baru;

d. Sistem informasi akuntansi untuk produk atau aktivitas baru;

e. Analisa aspek hukum untuk produk atau aktifitas baru;

f. Transparansi informasi kepada nasabah.

2.6. Determinan Risk Management Disclosure (RMD)

2.6.1. Ukuran Perusahaan (Company Size)

Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya

suatu perusahaan. Perusahaan besar biasanya memiliki lebih banyak informasi

daripada perusahaan kecil (Hadi, 2001). Linsley, et al. (2006) berpendapat serupa

bahwa stakeholder kemungkinan akan beranggapan bahwa bank yang lebih besar

akan menyajikan pengungkapan yang lebih banyak atau stakeholder kemungkinan

akan lebih membutuhkan informasi yang bervariasi dan secara konsekuen bank

tersebut kemungkinan akan merespon anggapan atau kebutuhan tersebut. Dalam

pengukuran ukuran perusahaan, total penjualan, total aset, dan kapitalisasi pasar

dapat mewakili perhitungannya. Total aset merupakan ukuran yang relatif stabil,

dibandingkan dengan ukuran lain dalam pengukuran ukuran perusahaan

(Sudarmadji dan Sularto, 2007). Hubungan antara ketiga komponen tersebut

Page 44: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

28

adalah positif, yaitu semakin besar total penjualan, total aset, dan kapitalisasi

pasar, maka menunjukkan ukuran perusahaan yang besar pula.

Menurut Febria (2013), ukuran perusahaan adalah suatu skala atau nilai.

Perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total aktiva, log

size, nilai saham, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, berdasarkan pernyataan-

pernyataan tersebut, penulis menggunakan total aset untuk mengukur ukuran

perusahaan (company size). Namun karena data digunakan memiliki distribusi

kurang baik, maka total aset dihitung dengan menggunakan log (log total aset)

agar menghasilkan data yang baik. Cukup banyak penelitian yang menggunakan

log total aset untuk digunakan sebagai proksi ukuran perusahaan, seperti

penelitian yang dilakukan oleh Hassan (2009) dan Ismail dan Rahman (2011).

2.6.2. Ukuran Dewan (Board Size)

Penerapan manajemen risiko yang wajib diterapkan oleh bank paling

kurang harus mencakup pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi, hal ini

tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang

Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan

Manajemen Risiko bagi Bank Umum Pasal 2 Ayat 2. Berdasarkan ketentuan

tersebut, penulis memprediksi bahwa ukuran dewan yang diukur melalui jumlah

anggota dewan perusahaan perbankan (dewan komisaris dan direksi) sangat

berpengaruh terhadap penerapan manajemen risiko. Peraturan Bank Indonesia

Nomor 11/25/PBI/2009 menunjukkan bahwa dewan komisaris dan direksi sangat

Page 45: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

29

berperan dalam efektifitas tata kelola perusahaan perbankan. Peran antara dewan

komisaris dan direksi tersebut saling melengkapi.

Menurut UU Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tetang Perseroan

Tebatas Pasal 1 Ayat 5 menjelaskan bahwa direksi merupakan organ perseroan

yang bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk kepentingan

perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan

baik di maupun di luar pengadilan, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar.

Dewan komisaris merupakan organ perseroan yang bertugas melakukan

pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta

memberikan nasihat kepada direksi. Pengertian tersebut dijelaskan pada UU

Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tetang Perseroan Tebatas Pasal 1 Ayat

6.

Jumlah anggota dewan komisaris yang besar menambah peluang untuk

saling tukar informasi dan keahlian, sehingga mampu meningkatkan

pengungkapan manajemen risiko perusahaan (Desender, 2007). Semakin banyak

anggota dewan akan lebih insentif untuk memberi sinyal kinerja manajemen risiko

perusahaan kepada para pemegang saham. Dewan yang lebih besar akan

membantu peningkatan jumlah anggota yang memiliki latar belakang keuangan

dan akuntansi, sehingga dapat berpengaruh terhadap keputusan pengungkapan

sukarela manajer dan memperluas RMD (Elzahar dan Hussainey, 2012).

Page 46: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

30

2.6.3. Leverage

Leverage dapat berpengaruh terhadap tingkat pengungkapan risiko suatu

perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan, berdasarkan agency theory,

biaya keagenan lebih tinggi pada tingkat leverage yang lebih tinggi pula. Untuk

mengatasi biaya tersebut, perusahaan membutuhkan pengungkapan informasi

yang lebih untuk memenuhi kebutuhan kreditur.

Endrian (2010) menyatakan, rasio leverage menunjukkan kemampuan

perusahaan atas proporsi penggunaan hutang dalam membiayai investasi. Ukuran-

ukuran yang sering digunakan untuk mewakili tingkat leverage perusahaan yaitu

debt to equty ratio, debt to asset ratio, debt service coverage, serta long term debt

to total equity. Dan perhitungan leverage pada penelitian ini menggunakan debt to

asset ratio.

Debt to asset ratio menggambarkan besarnya hutang perusahaan yang

digunakan untuk membiayai aktiva dalam rangka menjalankan aktivitas

operasional. Debt to asset ratio yang semakin besar akan meningkat pula tingkat

ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur). Oleh karena itu,

perusahaan tersebut akan lebih berisiko mengalami kesulitan pembayaran

kewajiban dan bunganya seperti yang diungkapkan Endrian (2010).

2.6.4. Kepemilikan Manajerial

Tamba (2011) menjelaskan bahwa kepemilikan saham manajerial adalah

kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan, seperti kepemilikan saham oleh

anggota dewan direksi perusahaan. Pujiati dan Widanar (2009) mendefinisikan

Page 47: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

31

kepemilikan manajerial (managerial ownership) sebagai proporsi pemegang

saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan

(direktur dan komisaris). Kepemilikan saham manajerial cenderung

mengindikasikan bahwa manajemen lebih merasa memiliki perusahaan.

Peningkatan atas kepemilikan manajerial akan membuat kekayaan manajemen,

secara pribadi, semakin terikat dengan kekayaan perusahaan, sehingga manajemen

akan berusaha mengurangi risiko kehilangan kekayaannya (Tamba, 2011).

2.6.5. Kepemilikan Institusional

Penanaman modal menurut UU No 25 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 1

merupakan segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal

dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah

Republik Indonesia. Dalam penelitiannya, Fathimiyah, et al. (2012) membagi

kepemilikan institusi menjadi 2, yaitu kepemilikan institusi domestik dan

kepemilikan institusi asing. Kepemilikan institusional pada umumnya merupakan

kepemilikan saham terbesar atau mayoritas yang ada pada perusahaan. Pendapat

ini didukung oleh Djakman dan Machmud (2008) dalam Anggraini (2011) yang

menyatakan bahwa kepemilikan institusional merupakan pemegang saham

terbesar, sehingga merupakan sarana untuk memonitoring manajemen.

Penanaman modal asing menurut UU No. 25 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 6

merupakan perseorangan warga asing, badan usaha asing, dan/atau pemerintah

asing yang melakukan penanaman modal di wilayah Republik Indonesia. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional merupakan

Page 48: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

32

kepemilikan saham yang dimiliki oleh suatu institusi. Institusi tersebut dapat

berupa institusi pemerintahan, institusi domestik maupun asing, badan hukum,

reksa dana, institusi keuangan, dan institusi lainnya baik dari dalam negeri

maupun dari luar negeri (asing).

2.7. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengungkapan manajemen risiko (Risk Management

Disclosure) telah banyak dilakukan di luar negeri, tapi penelitian yang dilakukan

di Indonesia sendiri masih sangat sedikit. Adapun penelitian mengenai RMD yang

dilakukan di Indonesia kebanyakan memilih perusahaan bukan keuangan sebagai

objek penelitian. Keinginan dan kebutuhan stakeholder mengenai informasi yang

disediakan perusahaan selain informasi keuangan juga semakin meningkat.

Dengan demikian, penelitian mengenai RMD menarik untuk dilakukan.

Penelitian terdahulu telah meneliti mengenai faktor-faktor yang

mepengaruhi RMD dengan variabel yang bervariasi. Meskipun demikian, masih

terdapat berbagai hasil penelitian yang tidak konsisten. Berikut merupakan

penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pengungkapan RMD yang akan

diteliti:

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Penulis Judul Variabel Independen Hasil

a. Elzahar

dan

Hussainey

(2012)

Determinants

of Narrative

Risk

Disclosures in

UK Interim

X1: Tipe sektor,

X2: Ukuran

perusahaan,

Ukuran perusahaan

dan jenis industri

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap Corporate

Page 49: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

33

Report X3: Cross listing,

X4: Profitabilitas,

X5: Likuiditas,

X6: Gearing,

X7: Kepemilikan

institusional,

X8: Board size

X9: Role duality,

X10: Board

compotition,

X11: AC size.

Risk Disclosure

(CRD).

Variabel lainnya

tidak berhubungan

signifikan.

b. Linsley, et

al.

(2006)

Risk

Disclosure: An

Exploratory

Study of UK

and Canadian

Banks

X1: Ukuran

perusahaan,

X2: Profitabilitas,

X3: Pengungkapan

definisi risiko,

X4: Tingkat risiko

Ukuran perusahaan

dan kuantitas

definisi risiko yang

diungkapkan

berpengaruh positif

terhadap kuantitas

pengungkapan

risiko.

Profitabilitas dan

tingkat risiko tidak

berhubungan

signifikan.

c. Ruwita

(2012)

Analisis

Pengaruh

Karakteristik

Perusahaan

dan Corporate

Governance

terhadap

Pengungkapan

Risiko

Perusahaan

(Studi Empiris

pada

Perusahaan-

Perusahaan

Manufaktur

X1: Ukuran

perusahaan,

X2: Tingkat

profitabilitas,

X3: Tingkat

solvabilitas,

X4: Tingkat

likuiditas,

X5: Keahlian

komite audit,

X6: Frekuensi

Dari delapan

variabel

independen,

terdapat 2 variabel

yang berpengaruh

positif signifikan,

yaitu ukuran

perusahaan dan

tingkat profitabilitas

dan terdapat 1

variabel yang

berhubungan

negatif signifikan,

yaitu frekuensi

Page 50: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

34

yang Terdaftar

di Bursa Efek

Indonesia)

pertemuan komite

audit,

X7: Struktur

kepemilikan,

X8: Jenis

kepemilikan

perusahaan

pertemuan audit.

Variabel lain tidak

berhubungan

signifikan.

d. Al-

Shammari

(2014)

Kuwait

Corporate

Characteristics

and Level of

Risk

Disclosure: A

Content

Analysis

Aproach

X1: Company size,

X2: Leverage,

X3: Profitability,

X4: Liquidity,

X5:Complexity,

X6: Auditor type,

X7: Industry type

Dari tujuh variabel

independen,

company size,

liquidity,

complexity, industry

type, dan auditor

type berpengaruh

signifikan positif

terhadap risk

disclosure.

Profitability dan

leverage tidak

berpengaruh

signifikan.

e. Amran, et

al. (2009)

Risk

Reporting: An

Exploratory

Study on Risk

Management

Disclosure in

Malaysian

Annual Report

X1: Product

diversification,

X2: Geographycal

diversification,

X3: Leverage level,

X4: Company size,

X5: Industry

membership

Product and

geographycal

diversification tidak

berpengaruh

terhadap RMD.

Leverage level tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

risk managemen

disclosure.

Company size dan

jenis industri

(khususnya

infrastruktur dan

teknologi )

berpengaruh

signifikan terhadap

RMD.

f. Htay, et Corporate

Governance

X1: Board

Leadership

LNTA dan INE_BZ

berpengaruh

Page 51: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

35

al.

(2011)

and Risk

Management

Information

Disclosure in

Malaysian

Listed Banks:

Panel Data

Analysis

Structure (BLS),

X2: Proportion of

independent non-

executive directors

on the board

(INE_BZ),

X3: Board size

(BZ),

X4: Propotion of

Director Ownership

(DOWN),

X5: Proportion of

institutional

ownership (IOWN).

X6: Proportion of

block ownership

(BOWN),

X7: Log of Total

Asset (TA)

X8: Leverage

(TD_TE)

signifikan positif,

DOWN

berpengaruh

signifikan negatif,

BLS, BZ dan

IOWN tidak

berpengaruh

signifikan positif,

TD_TE tidak

berpengaruh

signifikan,

BOWN tidak

berpengaruh negatif

signifikan terhadap

risk management

information

disclosure.

g. Khlif and

Souissi

(2010)

The

Determinants

of Corporate

Disclosure: A

Meta-Analysis

X1: Ukuran

perusahaan,

X2: Leverage,

X3: Profitabilitas,

X4: Tipe auditor,

X5: Analyst

following,

X6: Multy-

nationality,

X7: Struktur

kepemilikan.

Dari ketujuh

variabel

independen, hanya

ukuran (tipe)

auditor yang

berpengaruh

signifikan terhadap

pengungkapan

perusahaan.

Ukuran perusahaan,

leverage,

profitabilitas,

analyst following,

multy-nationality,

dan struktur

kepemilikan tidak

berpengaruh

signifikan terhadap

Page 52: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

36

pengungkapan.

h. Almilia

dan

Retrinasari

(2007)

Analisis

Pengaruh

Karakteristik

Perusahaan

terhadap

Kelengkapan

Pengungkapan

dalam Laporan

Tahunan

Perusahaan

Manufaktur

yang Terdaftar

di BEJ

X1: Likuiditas,

X2: Risiko

perusahaan,

X3: Profitabilitas,

X4: Ukuran

perusahaan,

X5: Status

perusahaan.

Likuiditas, tingkat

risiko perusahaan

(leverage), ukuran

perusahaan, dan

status perusahaan

berpengaruh

signifikan terhadap

pengungkapan

wajib (mandatory)

laporan tahunan

perusahaan.

Profitabilitas tidak

berpengaruh

signifikan baik

terhadap mandatory

disclosure dan

voluntary

disclosure.

Tidak ada variabel

yang berpengaruh

terhadap voluntary

disclosure.

Likuiditas, ukuran

perusahaan, dan

status perusahaan

berpengaruh

terhadap

pengungkapan

wajib dan sukarela

laporan tahunan

perusahaan.

i. Aljifri dan

Hussainey

(2007)

The

Determinants

of Forward-

Looking

Information in

Annual Report

of UAE

Companies

X1: Jenis industry

X2: Ukuran

perusahaan,

X3: Debt ratio,

X4: Profitabilitas

X5: Ukuran auditor

Debt ratio dan

profitabilitas

berpengaruh

signifikan terhadap

luas pengungkapan

informasi forward-

looking.

Jenis industry

(sector type),

ukuran auditor dan

Page 53: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

37

ukuran perusahaan

tidak berpengaruh

signifikan.

j. Hassan

(2009)

UAE

Corporation-

Specific

Characteristic

and Level of

Risk

Disclosure

X1: Ukuran

perusahaan,

X2: Tingkat risiko,

X3: Tipe industri,

X4: Cadangan

perusahaan

(corporate reserve)

Ukuran perusahaan

dan cadangan

perusahaan tidak

berpengaruh secara

signifikan terhadap

tingkat

pengungkapan

risiko perusahaan,

Tingkat risiko dan

jenis industri

berpengaruh secara

signifikan.

k. Taures

(2011)

Analisis

Hubungan

antara

Karakteristik

Perusahaan

dengan

Pengungkapan

Risiko (Studi

Empiris pada

Laporan

Tahunan

Perusahaan-

Perusahaan

Non-keuangan

yang Terdaftar

di BEI Tahun

2009)

X1: Ukuran

perusahaan

X2: Jenis

Perusahaan

X3: Diversifikasi

produk

X4: Diversifikasi

geografis

X5: Tingkat

leverage

X6: Tingkat

profitabilitas

Dari keenam

variabel

independen, empat

diantaranya tidak

berhubungan

signifikan dengan

luas pengungkapan

risiko, yaitu

diversifikasi

produk,

diversifikasi

geografis, tingkat

leverage, dan

tingkat

profitabilitas.

Ukuran perusahaan

dan jenis industri

memiliki hubungan

signifikan positif.

l. Anisa

(2012)

Analisis Faktor

yang

Mempengaruhi

Pengungkapan

Manajemen

Risiko (Studi

Empiris pada

Laporan

Tahunan

X1: Tingkat

leverage

X2: Ukuran

perusahaan

X3: Jenis industri

X4: Tingkat

Tingkat leverage

dan ukuran

perusahaan

berhubungan

signifikan dengan

pengungkapan

risiko, sedangkan

jenis industri,

tingkat

Page 54: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

38

Perusahaan-

Perusahaan

Nonkeuangan

yang Terdaftar

di BEI Tahun

2010)

profitabilitas

X5: Struktur

Kepemilikan

profitabilitas, dan

struktur

kepemilikan tidak

berhubungan

signifikan.

m. Andarini

dan

Januarti

(2010)

Hubungan

Karakteristik

Dewan

Komisaris dan

Perusahaan

terhadap

Pengungkapan

Risk

Management

Comittee

(RMC) pada

Perusahaan Go

Public

Indonesia

X1: Komisaris

independen,

X2: Ukuran Dewan,

X3: Reputasi

Auditor,

X4: Kompleksitas,

X5: Risiko

pelaporan keuangan,

X6: Leverage,

X7: Ukuran

perusahaan.

Komisaris

independen, ukuran

dewan, reputasi

auditor, leverage,

kompleksitas, dan

risiko pelaporan

tidak berpengaruh

terhadap RMC.

Ukuran perusahaan

berpengaruh positif

terhadap RMC.

2.8. Kerangka Pemikiran Teoritis

Penelitian ini mengungkapkan beberapa faktor yang diduga sebagai

determinan RMD. Faktor-faktor tersebut antara lain: ukuran perusahaan, leverage,

ukuran dewan, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial. Namun,

penelitian ini sangat berbeda dengan penelitian sebelumnya. Karena pada

penelitian ini terdapat 3 jenis variabel, yaitu variabel eksogenus, variabel

endogenus, dan variabel mediator. Variabel eksogenus pada penelitian ini adalah

ukuran perusahaan (company size). Variabel endogenus pada penelitian ini

adalah Risk Management Disclosure (RMD). Variabel mediator pada penelitian

Page 55: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

39

ini adalah leverage, ukuran dewan (board size), kepemilikan institusional, dan

kepemilikan manajerial.

Berdasarkan agency theory, agent harus bertanggungjawab kepada

principal atas tata kelola perusahaan melalui pengungkapan informasi. Pada

kenyataannya bukan hanya pemegang saham yang membutuhkan informasi

perusahaan, melainkan pihak yang berkepentingan lainnya (stakeholder), seperti

investor dan kreditur. Pernyataan ini dijelaskan pada teori stakeholder.

Teori lain yang juga berhubungan dengan RMD adalah signaling theory

yang menyatakan bahwa terdapat asimestri pada informasi yang didapatkan

antara manajer dengan investor, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

banyak konflik kepentingan antara pihak dari dalam dengan pihak di luar

perusahaan. Oleh sebab itu, pihak luar perusahaan, yaitu stakeholder yang

membutuhkan informasi perusahaan baik informasi akuntansi maupun informasi

bukan akuntansi membutuhkan tranparansi perusahaan. Hal tersebut sangat

berguna bagi pengambilan keputusan. Pengungkapan dalam laporan tahunan

(annual report), terutama pengungkapan manajemen risiko sebagai informasi

bukan akuntansi inilah yang dapat memberikan informasi bagi stakeholder

dalam pengambilan keputusan.

Variabel RMD dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini juga

dipengaruhi oleh faktor lainnya. Dengan demikian, penelitian ini akan

memberikan gambaran yang lebih luas mengenai pola hubungan antara faktor-

faktor penentu RMD.

Page 56: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

40

2.9. Pengembangan dan Perumusan Hipotesis

2.9.1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kepemilikan Institusional

Semakin besar ukuran suatu perusahaan, investor dari luar perusahaan pun

akan lebih tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Pendapat ini

sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Chung dan Zhang (2011) yang

menyatakan, investor institusional lebih suka perusahaan yang lebih besar. Hasil

ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gompers dan

Metrick (2001). Penelitian lain yang dilakukan oleh Dwivedi dan Jain (2005)

menunjukkan adanya pengaruh signifikan negatif antara aset tetap (kotor)

terhadap kepemilikan institusi keuangan. Ukuran perusahaan dapat diukur melalui

total aset. Oleh karena itu, dari uraian tersebut, peneliti merumuskan hipotesis

sebagai berikut:

H1: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kepemilikan

institusional.

2.9.2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Leverage

Salah satu cara untuk menghitung leverage adalah dengan menggunakan

debt to asset ratio. Debt to asset ratio menggambarkan besarnya hutang

perusahaan yang digunakan untuk membiayai aktiva dalam rangka menjalankan

aktivitas operasional. Debt to asset ratio yang semakin besar akan meningkat pula

tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur). Oleh

karena itu, perusahaan tersebut akan lebih berisiko dalam kesulitan pembayaran

kewajiban dan bunganya (Endrian, 2010). Munawir (2007) berpendapat bahwa

Page 57: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

41

jika suatu perusahaan tidak mampu menggunakan modalnya secara efisien, maka

perusahaan tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan dalam

mengembalikan utang-utangnya. Hal ini menunjukkan bahwa leverage sangat

penting bagi kreditur dalam pengambilan keputusan.

Barnea, et al. (1981) dalam Al-Sakran (2001) mengidentifikasi masalah

yang diakibatkan oleh debt financing menjadi tiga macam. Salah satu masalah

tersebut adalah keberadaan hutang pada struktur modal menyebabkan perusahaan

tidak melakukan investasi dengan nilai pasar (bersih) positif menjadi lebih rendah

dibandingkan dengan nilai hutang. Nilai pasar (bersih) merupakan salah satu

proksi yang menggambarkan ukuran perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Al-Sakran (2001) menunjukkan adanya

pengaruh positif ukuran perusahaan terhadap leverage. Christianti (2006)

membuktikan adanya pengaruh negatif signifikan asset tangibility terhadap

leverage. Menurut teori STO (Static Trade-Off), asset tangibility berpengaruh

positif terhadap leverage. perusahaan dengan tingkat aset tetap rendah mempunyai

lebih banyak masalah asimetri informasi dibandingkan perusahaan dengan aset

tetap tinggi. Haris dan Raviv (1991) dalam Christianti (2006) menjelaskan,

perusahaan dengan aset tetap tinggi pada umumnya merupakan perusahaan besar,

yang dapat menerbitkan saham dengan harga wajar, sehingga tidak menggunakan

hutang untuk mendanai investasi. Dengan demikian, berdasarkan teori POT

(Pecking Order Theory) tangibility assets berpengaruh negatif terhadap leverage.

Hutchinson dan Gul (2002) membuktikan adanya pengaruh signifikan ukuran

Page 58: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

42

perusahaan terhadap leverage. Dari uraian sebelumnya, maka peneliti

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap leverage.

2.9.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Ukuran Dewan (Board Size)

Rata-rata ukuran dewan dinaikkan sesuai dengan pertumbuhan ukuran

perusahaan (Lehn et al., 2005 dalam Aman dan Nguyen, 2012). Pendapat tersebut

menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ukuran dewan.

Pendapat serupa menyatakan bahwa perubahan ukuran bank menghasilkan

perubahan jumlah dewan direksi (Belkhir, 2009). Dalton, et al. (1999) dalam

Aman dan Nguyen (2012) menyampaikan bahwa lebih besar dan lebih

kompleksnya suatu perusahaan membutuhkan strategi masukan (nasihat) dan

pengendalian independen lebih besar, yang menjelaskan mengapa pada umumnya

mereka memiliki ukuran dewan yang besar dengan tingkat proporsional tinggi di

luar direksi.

Pendapat lain yang disampaikan oleh pengamat manajemen dan

komunikasi, Kasali dalam detikFinance (Senin, 1 Desember 2014) bahwa akan

terdapat kesulitan apabila jumlah direksi banyak karena pengelolaan perusahaan

akan lebih repot. Pengambilan keputusan harus dilakukan secara kolektif.

Semakin banyaknya direksi, birokrasi perusahaan akan lebih panjang dan rumit.

Kasali juga menambahkan, jika direksi yang telah ada dianggap kurang memadai,

dapat dilakukan penambahan orang. Penambahan tersebut tidak harus dijadikan

direksi karena dapat pula bekerja di bawahnya.

Page 59: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

43

Pendapat yang dikemukakan oleh Kasali tersebut bertentangan dengan

pendapat Dalton, et al. (1999) dalam Aman dan Nguyen (2012), sehingga perlu

dilakukan penelitian kembali mengenai pengaruh ukuran perusahaan terhadap

ukuran dewan. Dari uraian tersebut, maka peneliti merumuskan hipotesis, sebagai

berikut:

H3: Ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ukuran dewan.

2.9.4. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan institusional dengan kepemilikan manajerial cenderung

memiliki hubungan negatif. Karena dengan meningkatnya kepemilikan

institusional, maka kepemilikan manajerial akan menurun. Kepemilikan

institusional merupakan jumlah saham perusahaan yang dimiliki oleh suatu

institusi, baik institusi domestik maupun institusi asing. Pendapat tersebut sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Han (2006) pada Real Estate

Investment Trust (REITs) yang membuktikan adanya hubungan negatif tidak

signifikan antara kepemilikan institusional dan kepemilikan insider pada tingkat

kepemilikan institusional kurang dari 10% dan kepemilikan insider lebih dari atau

sama dengan 25%. Hubungan positif terdapat pada tingkat kepemilikan insider

kurang dari 5% dan antara 5%-25%. Penelitian tersebut menunjukkan,

kepemilikan institusional berhubungan dengan insider ownership. Meskipun

insider ownership dapat meliputi kepemilikan karyawan, manajemen, dan pihak

dalam perusahaan lainnya, akan tetapi beberapa penelitian terdahulu menganggap

kepemilikan manajerial sebagai kepemilikan insider. Hal ini ditunjukkan pada

Page 60: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

44

penelitian Hu dan Izumida (2008) yang menyebutkan, kepemilikan manajerial

(insider ownership) merupakan pembahasan yang banyak digunakan pada

penelitian secara luas. Dengan demikian pada penelitian ini secara khusus

meneliti hubungan kepemilikan manajerial dengan kepemilikan institusional.

Penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Nasir (2006) membuktikan, kepemilikan

institusional berpengaruh positif signifikan terhadap kepemilikan manajerial. Oleh

karena itu, berdasarkan uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H4: Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap

kepemilikan manajerial.

2.9.5. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Leverage

Stulz (1988) dalam Dolde dan Knopf (2010) menyatakan bahwa manajer

dapat mengurangi risiko melalui investasi, memilih risiko aset yang rendah, atau

menggunakan tingkat hutang yang lebih rendah dari struktur modalnya (leverage

yang rendah). Meskipun terkadang dalam mengurangi terjadinya risiko, manajer

didorong untuk memilih leverage yang lebih tinggi. Hal tersebut dilakukan

sebagai upaya untuk meningkatkan kekuatan votingnya dan tingkat pengendalian

perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dolde dan Knopf (2010)

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan kepemilikan insider (pihak dalam)

yang terdiri dari kepemilikan direktur dan karyawan dengan risiko. Penelitian lain

yang dilakukan oleh Friend dan Lang (1988) dalam Chen dan Steiner (1999)

menemukan bahwa terdapat adanya hubungan antara kepemilikan manajerial dan

Page 61: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

45

hutang. Penelitian lain yang dilakukan oleh Leland dan Pyle (1977) dalam Chen

dan Steiner (1999) dan Kim dan Sorenson (1986) dalam Chen dan Steiner (1999)

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kepemilikan

manajemen dan pilihan hutang.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa manajer berani mengambil

risiko dalam berinvestasi, termasuk risiko leverage yang tinggi. Penelitian

mengenai pengaruh kepemilikan manajerial terhadap leverage yang dilakukan

oleh Putri dan Nasir (2006) membuktikan adanya hubungan signifikan negatif

kepemilikan manajerial dengan kebijakan hutang. Pada penelitian tersebut

kebijakan hutang diukur melalui debt to equity yang biasa digunakan untuk

menghitung leverage. Dari uraian sebelumnya, peneliti dapat merumuskan

hipotesis sebagai berikut:

H5: Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap leverage.

2.9.6. Pengaruh Leverage terhadap Ukuran Dewan

Dengan debt to asset ratio yang semakin besar akan meningkat pula

tingkat ketergantungan perusahaan terhadap pihak eksternal (kreditur). Oleh

karena itu, perusahaan tersebut akan lebih berisiko mengalami kesulitan

pembayaran kewajiban dan bunganya (Endrian, 2010). Dengan risiko kesulitan

pembayaran kewajiban dan bunga ini, maka perusahaan harus berupaya untuk

mengatasi hal tersebut termasuk dalam hal pembiayaan. Apabila jumlah anggota

dewan relatif besar, maka biaya yang akan dikeluarkan pun akan besar pula.

Page 62: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

46

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat yang dikemukan oleh Alves

(2011) bahwa korelasi negatif antara leverage dengan ukuran dewan

mengindikasikan bahwa perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi

cenderung untuk memiliki dewan yang lebih kecil. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Kyereboah-Coleman dan Biekpe (2007) menunjukkan, debt to

assets ratio yang dapat digunakan untuk mengukur leverage berpengaruh

signifikan positif terhadap ukuran dewan. Oleh karena itu, berdasarkan uraian

sebelumnya, peneliti merumuskan hipotesis, sebagai berikut:

H6: Leverage berpengaruh signifikan terhadap ukuran dewan.

2.9.7. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Ukuran Dewan

Dengan kepemilikan institusional yang tinggi, maka memungkinkan pihak

luar sebagai pemegang saham akan ikut serta dalam pengelolaan perusahaan. Oleh

karena itu, kinerja perusahaan dapat dipantau oleh pihak luar perusahaan.

Kyereboah-Coleman dan Biekpe (2007) menyatakan bahwa pemegang saham di

luar manajemen akan memungkinkan untuk memantau manajemen. Pendapat

yang sama dikemukankan oleh Dwivedi dan Jain (2005), pemegang saham luar

negeri yang kebanyakan adalah institusional berkontribusi secara positif terhadap

nilai pemegang saham. Posisi tersebut lebih baik untuk memantau manajer. Hasil

penelitian Kyereboah-Coleman dan Biekpe (2007) menunjukkan adanya

hubungan negatif tidak signifikan antara kepemilikan institusional dan ukuran

dewan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Essen, et al. (2012) membuktikan

adanya pengaruh signifikan positif kepemilikan institusional terhadap ukuran

Page 63: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

47

dewan. Dari uraian sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut:

H7: Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap Ukuran

Dewan.

2.9.8. Pengaruh Ukuran Dewan terhadap RMD

Dewan direksi berperan penting dalam menjalankan Corporate

Governance (CG) perusahaan yang go public. Meskipun dewan di United

Kingdom (UK) berperan lebih lemah dalam memantau tugas sebagai hasil dari

lemahnya regulasi CG di UK. Dewan di UK mengizinkan perusahaan untuk

memilih ukuran dewan sesuai kebutuhan (Guest, 2008). Singh, et al. (2004) dalam

Elzahar dan Hussainey (2012) juga menjelaskan bahwa agency theory

memprediksi bahwa dengan lebih banyak dewan perusahaan perseroan

keberagaman keahlian dalam pemantauan peraturan oleh dewan. Semakin banyak

anggota dewan akan lebih insentif untuk menggambarkan kinerja manajemen

risiko perusahaan kepada para pemegang saham. Dewan yang lebih besar akan

membantu peningkatan jumlah anggota yang memiliki latar belakang keuangan

dan akuntansi, sehingga dapat berpengaruh terhadap keputusan pengungkapan

sukarela manajer dan memperluas RMD (Elzahar dan Hussainey, 2012).

Pengamat manajemen dan komunikasi, Kasali dalam detikFinance (Senin,

1 Desember 2014) juga menyatakan bahwa lebih banyaknya dewan direksi pada

masa kini lebih banyak apabila dibandingkan dengan masa lalu disebabkan oleh

adanya elemen-elemen baru yang harus diaplikasikan perusahaan, seperti

Page 64: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

48

manajemen risiko dan tata kelola. Wajar apabila jumlah direksi yang terdapat

pada perusahaan lebih banyak dengan catatan jumlah direksi yang banyak tersebut

dapat bekerja dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu, berdasarkan uraian

sebelumnya, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H8: Ukuran dewan berpengaruh signifikan terhadap Risk Management

Disclosure.

2.9.9. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap RMD

Semakin banyak saham yang dimiliki pihak luar perusahaan, maka

perusahaan juga dituntut untuk memperluas pengungkapan pada laporan keuangan

sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban. David dan Kochhar (1996) dalam

Htay, et al. (2011) menjelaskan, kepemilikan institusional dapat berperan penting

untuk memiliki tingkat pengungkapan yang lebih tinggi sejak kekuatan voting

pemegang kepemilikan institusional dapat digunakan sebagai alat untuk

memantau agen. Htay, et al. (2011) membuktikan adanya pengaruh positif tidak

signifikan kepemilikan institusional terhadap risk management information

disclosure. Fathimiyah, et al. (2012) membuktikan adanya pengaruh positif tidak

signifikan pengaruh kepemilikan institusi domestik terhadap RMD, sedangkan

pengaruh kepemilikan institusi asing terhadap RMD tidak berpengaruh negatif

signifikan. Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H9: Kepemilikan institusional berpengaruh signifikan terhadap Risk

Management Disclosure.

Page 65: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

49

2.9.10. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap RMD

Pada kasus pengungkapan informasi, pengaruh kepemilikan direksi

terhadap pengungkapan berbeda dengan kepemilikan institusional dan

blockholder. Direksi yang secara substansial memiliki jumlah kepemilikan saham

kemungkinan tidak ingin mengungkapkan informasi kepada publik karena direksi

dapat menggunakan kekuatan kebebasan dalam memilih yang dimiliki untuk

menghabiskan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kepentingan yang

dimiliki pada biaya pemegang saham lainnya. Direksi juga kemungkinan dapat

menyembunyikan kecurangan (fraud) dan tindakan yang tidak kompeten (Htay et

al., 2011). Oleh karena itu, hubungan yang terjadi antara kepemilikan direksi dan

pengungkapan informasi adalah negatif. Htay, et al. (2011) membuktikan adanya

hubungan negatif signifikan antara kepemilikian direktur dan pengungkapan

risiko. Meskipun Htay, et al (2011) menguji hubungan kepemilikan direktur

dengan pengungkapan manajemen risiko, akan tetapi terkadang seorang peneliti

menggunakan kepemilikan direktur untuk mengukur variabel kepemilikan

manajerial, seperti penelitian yang dilakukan oleh seperti penelitian yang

dilakukan oleh Haryanto dan Faisal (2010) yang mengukur kepemilikan

manajerial melalui persentase saham yang dimiliki eksekutif dan direktur.

Hasil berlawanan dikemukakan oleh Fathimiyah, et al. (2012) yang

menunjukkan, kepemilikan manajerial tidak berpengaruh positif signifikan

terhadap pengungkapan manajemen risiko. Sebagai agen, manajemen akan

bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan usaha yang telah dilakukan salah

satunya melalui pengungkapan dalam annual report perusahaan. Pendapat ini

Page 66: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

50

didukung oleh Dempsey, et al. (1993) yang menjelaskan, persentase kepemilikan

saham manajerial suatu perusahaan yang semakin tinggi akan menyebabkan

semakin besar pula tanggung jawab manajemen dalam mengambil suatu

keputusan. Oleh karena itu, sesuai uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H10: Kepemilikan Manajerial berpengaruh signifikan terhadap Risk

Management Disclosure.

2.9.11. Pengaruh Leverage terhadap RMD

Agency theory menunjukkan, biaya agen akan lebih tinggi pada tingkat

leverage perusahaan yang tinggi pula. Untuk mengurangi biaya tersebut,

perusahaan membutuhkan pengungkapan informasi yang lebih banyak untuk

memenuhi kebutuhan kreditur (Jensen dan Meckling, 1976). Ahn dan Lee (2004)

menjelaskan bahwa ketika suatu perusahaan memiliki tingkat hutang yang lebih

tinggi daripada modal yang dimiliki (debt equity ratio tinggi), kreditur akan

memaksa perusahaan untuk melakukan pengungkapan informasi yang lebih

banyak.

Penelitian yang dilakukan oleh Amran, et al. (2009), Khlif dan Souissi

(2010), Ruwita (2012), dan Al-Shammari (2014) menunjukkan tidak adanya

pengaruh signifikan terhadap pengungkapan perusahaan. Secara berlawanan,

Hassan (2009) menemukan adanya hubungan signifikan antara leverage dan

tingkat pengungkapan risiko. Berdasarkan uraian sebelumnya, maka peneliti

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Page 67: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

51

H11: Leverage berpengaruh signifikan terhadap Risk Management

Disclosure.

Dari hipotesis yang sudah dikembangkan di atas, berikut disampaikan

ringkasan hipotesis secara visual.

H4

H9 H5 H10

H1 H7

H2 H6 H11

H3 H8

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir Teoritis

InsOwn

BSize RMD ComSize

Leverage

ManOwn

e

2

e

1

e

3

e

5

e

4

Page 68: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

52

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti tidak secara

langsung dari sumbernya, melainkan telah dikumpulkan oleh pihak lain. Data

hasil studi terdahulu dan data keuangan termasuk ke dalam data sekunder

(Dachlan, 2014:19). Penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan

(annual report) perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama 5 tahun, yaitu tahun 2009-2013.

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan perbankan yang

terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Dengan terdaftarnya bank tersebut di BEI,

berarti bank sebagai perusahaan go publik tersebut cenderung memiliki kualitas

informasi yang cukup baik untuk digunakan stakeholder dalam pengambilan

keputusan, serta dapat pula meningkatkan kreditur dan investor bagi perusahaan.

Sampel pada penelitian ini adalah 20 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI

tahun 2009-2013.

Dengan demikian, ukuran sampel (N) adalah sebesar 100. Jumlah ini

dipilih karena sejumlah studi menyatakan bahwa 100 merupakan nilai terkecil dari

jumlah sampel penelitian dengan menggunakan SEM. Hal ini dijelaskan oleh

52

Page 69: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

53

Dachlan (2014:143), ukuran sampel kurang dari 100 dikatakan kecil, sedangkan

100-200 dikatakan medium, dan di atas 200 dikatakan besar. Karena dengan

ukuran sampel yang kurang dari 100, kebanyakan tipe analisis SEM tidak bisa

digunakan, kecuali untuk analisis terhadap model yang sederhana. Pengambilan

sampel (sampling method) dilakukan dengan metode random sampling. Pemilihan

sampel dilakukan secara acak tanpa menentukan kriteria tertentu.

3.3. Variabel Penelitian

3.3.1. Variabel Endogeneous

Variabel endogeneous dalam penelitian ini adalah Risk Management

Disclosure (RMD). RMD merupakan pengungkapan atas risiko-risiko yang telah

dikelola perusahaan atau pengungkapan pengendalian risiko perusahaan yang

berhubungan dengan masa mendatang (Amran et al., 2009). Laporan keuangan

dan pengungkapannya penting dan berarti bagi manajemen sebagai sarana untuk

mengkomunikasikan tata kelola dan kinerja perusahaan kepada stakeholder

(Healy dan Palepu, 2001).

Metode yang digunakan dalam analisis RMD adalah content analysis

method. Menurut Weber (1990) dalam Amran, et al. (2009), content analysis

merupakan metode penelitian yang menggunakan serangkaian prosedur untuk

membuat suatu kesimpulan yang valid berdasarkan teks. Milne dan Adler (1999)

dalam Amran, et al. (2009) menyatakan bahwa penggunaan kalimat lebih reliabel

sebagai dasar untuk melakukan coding daripada unit analisis lain. Pengukuran

RMD didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Doi (2014). RMD diukur

Page 70: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

54

melalui jumlah kalimat yang termasuk di dalam kategori setiap tipe risiko yang

diungkapkan oleh Doi (2014) berdasarkan Amran, et al. (2009) dan Linsley dan

Shrives (2005). Tabel 3.1 menunjukkan tipe risiko dan masing-masing kategori

yang digunakan.

Tabel 3.1 Tipe dan Kategori Risiko

1. Financial risk:

a. Interest rate

b. Exchange rate

c. Commodity

d. Liquidity

e. Credit

2. Operations risk:

a. Customer satisfaction

b. Products development

c. Efficiency and performance

d. Sourcing

e. Stock obsolescence and shrinking

f. Product and service failure

g. Environment

h. Health and safety

i. Brand name erosion

3. Empowerment risk:

a. Leadership and management

b. Outsourcing

c. Performance incentives

d. Change readiness

e. Communications

4. Information processing and technology

risk:

a. Integrity

b. Access

c. Availability

d. Infrastructure

5. Integrity risk:

a. Risk-management policy

b. Management and employee fraud

c. Illegal acts

d. Reputation

6. Strategic rsk:

a. Environmental scan

b. Industry

Page 71: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

55

RMD =Kategori yang Diungkapkan

Jumlah Kategori yang Harus Diungkapkan

c. Business portfolio

d. Competitors

e. Pricing

f. Valuation

g. Planning

h. Life cycle

i. Performance measurement

j. Regulatory

k. Sovereign and political

Sumber: Linsley dan Shrives (2005)

Pengukuran variabel endogenus ini dilakukan dengan memberikan nilai 1

(satu) jika perusahaan tersebut melakukan pengungkapan manajemen risiko dan

memberikan nilai 0 (nol) jika tidak melakukan pengungkapan manajemen risiko

berdasarkan kategori yang ditunjukkan pada tabel 3.1. berikut merupakan formula

dalam perhitungan RMD:

3.3.2. Variabel Exogeneous

Variabel exogeneous pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan

(company size). Kebanyakan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan

RMD menjadikan ukuran perusahaan sebagai variabel independen dan variabel

kontrol, namun pada penelitian ini penulis memutuskan untuk menjadikan ukuran

perusahaan sebagai variabel exogeneous. Variabel eksogenus pasti merupakan

variabel independen, namun tidak berlaku sebaliknya (Dachlan, 2014:36). Karena

hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh ukuran perusahaan terhadap RMD

relatif tidak konsisten, padahal seharusnya terdapat hubungan signifikan antara

kedua variabel tersebut. Hal ini didukung oleh pendapat Linsley, et al. (2006)

Page 72: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

56

yang menyatakan bahwa stakeholder kemungkinan berekspektasi bahwa bank

yang lebih besar akan menyajikan pengungkapan yang lebih banyak atau

stakeholder mungkin akan memiliki kebutuhan informasi yang lebih bervariasi

dan konsekuensinya bagi bank yang besar akan menanggapi ekspektasi dan

kebutuhan tersebut. Dan hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Linsley, et al.

(2006) pun berhasil membuktikan pendapatnya tersebut.

Pada beberapa penelitian sebelumnya masih banyak diperoleh hasil yang

tidak signifikan. Penelitian tersebut seperti penelitian yang dilakukan oleh Khlif

dan Souissi (2010), Aljifri dan Hussainey (2007), serta Hassan (2009). Oleh

karena itu, terdapat kemungkinan bahwa sebenarnya ukuran perusahaan

berpengaruh terhadap RMD, namun diperlukan variabel lain sebagai

penghubung/mediator (mediating variable) untuk dapat membuat hubungan

tersebut lebih jelas.

Febria (2013) menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala

atau nilai. Perusahaan dapat diklasifikasikan besar kecilnya berdasarkan total

aktiva, log size, nilai saham, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, berdasarkan

tersebut, penulis menggunakan total aset untuk mengukur ukuran perusahaan

(company size). Data total aset pada penelitian ini memiliki distribusi yang kurang

baik, sehingga total aset dihitung dengan menggunakan log agar menghasilkan

data yang baik. Cukup banyak penelitian yang menggunakan log total aset untuk

digunakan sebagai proksi ukuran perusahaan, seperti penelitian yang dilakukan

oleh Hassan (2009) dan Ismail dan Rahman (2011). Berikut merupakan formula

perhitungan ukuran perusahaan (company size):

Page 73: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

57

Company Size = Log (Total Asset)

Kepemilikan Institusional =Saham yang dimiliki institusi

Total saham beredar x 100%

3.3.3. Variabel Mediating

3.3.3.1. Kepemilikan Institusional

Variabel institusional merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh

suatu institusi. Institusi tersebut dapat berupa institusi pemerintahan, badan

hukum, reksa dana, institusi keuangan, dan institusi lainnya baik dari dalam negeri

maupun dari luar negeri (asing). Persentase kepemilikan institusional dapat

diperoleh melalui annual report maupun Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK)

atau dihitung melalui formula sebagai berikut:

3.3.3.2. Kepemilikan Manajerial

Pujiati dan Widanar (2009) mendefinisikan kepemilikan manajerial

(managerial ownership) sebagai proporsi pemegang saham dari pihak manajemen

yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan (direktur dan komisaris).

Haryanto dan Faisal (2010) mengukur kepemilikan manajerial melalui persentase

saham yang dimiliki eksekutif dan direktur. Variabel kepemilikan manajerial

merupakan kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan, seperti kepemilikan

saham oleh anggota dewan direksi perusahaan seperti yang diungkapkan oleh

Tamba (2011). Dengan demikian, kepemilikan dewan direksi dan dewan

Page 74: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

58

Kepemilikan Manajerial =Saham yang dimiliki manajemen

Total saham beredarx 100%

komisaris dapat digunakan sebagai proksi kepemilikan manajerial. Persentase

kepemilikan manajerial dapat diperoleh melalui annual report maupun Catatan

atas Laporan Keuangan (CaLK) atau dapat diukur melalui formula sebagai

berikut:

3.3.3.3. Leverage

Leverage menurut Endrian (2010) merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan perusahaan atas proporsi penggunaan hutang dalam membiayai

investasi. Perhitungan leverage pada penelitian ini menggunakan debt to asset

ratio yang menggambarkan besarnya hutang perusahaan yang digunakan untuk

membiayai aktiva dalam rangka menjalankan aktivitas operasional. Perhitungan

ini sesuai dengan perhitungan dalam penelitian Al-Shammari (2014) dan Hassan

(2009). Leverage dapat dilihat melalui ikhtisar keuangan pada annual report atau

dihitung melalui formula debt to asset ratio sebagai berikut:

3.3.3.4. Ukuran Dewan (Board Size)

Ukuran dewan dapat diukur melalui jumlah anggota dewan (dewan

komisaris dan direksi). Pengukuran ini didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia

Nomor 11/25/PBI/2009 Pasal 2 Ayat 2 yang menjelaskan tentang penerapan

𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =Total Liabilitas

Total Aset

Page 75: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

59

manajemen risiko, paling kurang harus mencakup pengawasan aktif dewan

komisaris dan direksi. Penelitian mengenai ukuran dewan seperti yang dilakukan

oleh Bekiris (2013) mengukur ukuran dewan melalui ukuran dewan direksi,

sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Suhardjanto, et al. (2012) mengukur

ukuran dewan dengan menghitung jumlah dewan komisaris. Oleh karena itu, pada

penelitian ini peneliti menggabungkan kedua komponen tersebut (dewan direksi

dan komisaris). Indonesia menganut two tier system, maka dalam penelitian

Haryanto dan Faisal (2010) pun mengkarakteristikkan struktur dewan sebagai

dewan komisaris dan direksi.

Tabel 3.2 merupakan tabel definisi operasional variabel yang akan

dijelaskan mengenai definisi, cara pengukuran, dan apa skala data yang digunakan

dalam penelitian.

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Pengukuran Skala

Data

a. nExogeneous:

Ukuran

Perusahaan

Nilai yang

menunjukkan besar

kecilnya suatu

perusahaan.

Log (Total Aset)

Rasio

b. Mediating:

Kepemilikan

Institusional

Kepemilikan saham

yang dimiliki oleh

suatu institusi

(pemerintahan, badan

hukum, reksa dana,

institusi keuangan, dan

institusi lainnya) baik

Persentase jumlah

saham yang dimiliki

institusi dibagi

jumlah saham yang

beredar

Rasio

Page 76: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

60

dari dalam negeri

maupun dari luar

negeri (asing).

c. Kepemilikan

Manajerial

Saham yang dimiliki

oleh pihak manajerial

(dewan direksi dan

dewan komisaris)

dalam suatu

perusahaan.

Persentase jumlah

saham yang

manajemen (dewan

direksi dan

komisaris) dibagi

jumlah saham yang

beredar

Rasio

d. Leverage Rasio yang

menunjukkan besarnya

hutang perusahaan

yang digunakan untuk

membiayai aktiva

dalam rangka

menjalankan aktivitas

operasional.

Total liabilitas

dibagi total aset

Rasio

e. Ukuran Dewan Pihak internal

perusahaan (dewan)

yang berperan dalam

pengelolaan

perusahaan.

Jumlah anggota

dewan direksi dan

dewan komisaris

Rasio

f. Endogeneous:

Risk Management

Disclosure

(RMD)

Pengungkapan atas

risiko-risiko yang telah

dikelola perusahaan

atau pengungkapan

pengendalian risiko

perusahaan yang

berhubungan dengan

masa mendatang

Jumlah kategori

yang diungkapkan

dibagi jumlah

kategori yang harus

diungkapkan

Rasio

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

dokumentasi. Metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

Page 77: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

61

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,

notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2013:274). Data

penelitian diperoleh melalui laporan tahunan perusahaan yang diperoleh melalui

situs yang dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id dan

beberapa situs perusahaan perbankan yang tercatat di BEI. Beberapa data yang

dibutuhkan juga diperoleh melalui www.icmd.com. Perusahaan yang dipilih

sebagai sampel adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2009-2013 sebanyak 20 bank yang telah dipilih secara

acak.

3.5. Metode Analisis Data

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi

suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan

distribusi) (Ghozali, 2013:19). Hal ini perlu dilakukan untuk melihat gambaran

keseluruhan dari sampel yang berhasil dikumpulkan dan memenuhi syarat untuk

dijadikan sampel penelitian. Variabel penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah variabel endogeneous, variabel exogeneous, dan variabel

mediating.

Variabel exogeneous pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan

(company size). Variabel endogeneous pada penelitian ini adalah Risk

Management Disclosure (RMD). Variabel mediating pada penelitian ini adalah

Page 78: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

62

kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, ukuran dewan (board size),

dan leverage.

3.5.2. Analisis Jalur (Path Analysis)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

jalur (path analysis) dengan model Stuctural Equation Modeling (SEM). Dachlan

(2014:1) menjelaskan, bahwa Structural Equation Modeling (SEM) adalah salah

satu dari teknik analisis multivariat yang digunakan untuk menguji teori mengenai

sekumpulan ralasi antar sejumlah teori secara simultan. Sekumpulan relasi antar

variabel yang dimaksud adalah relasi antara satu atau beberapa variabel dependen.

Perbedaan utama antara SEM dengan teknik analisis multivariat lainnya adalah,

SEM memungkinkan peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian yang saling

terkait dalam sebuah analisis tunggal, sistematis, dan komprehensif, yaitu melalui

pemodelan relasi antar sejumlah konstruk independen dan dependen secara

simultan. Analisis jalur itu sendiri merupakan prosedur empiris untuk

mengestimasi keeratan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti dengan

menggunakan diagram jalur (path diagram) (Dachlan, 2014:60).

Berikut merupakan beberapa indeks kesesuaian dan batas penerimaan yang

digunakan untuk menguji diterima atau tidaknya suatu model:

a. Chi-Square Statistic

Dachlan (2014:164) menyatakan bahwa statistik chi kuadrat (X2)

adalah ukuran model yang paling fundamental dan merupakan satu-

Page 79: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

63

satunya ukuran kesesuaian model dalam SEM yang dilengkapi dengan

tingkat signifikansi secara statistik. Harga X2 berkisar dari 0 hingga tak

terhingga. Jika X2

= 0 berarti menunjukkan fit model yang semakin

sempurna. Semakin kecil statistik chi-kuadrat, semakin fit model tersebut.

Program aplikasi tertentu untuk SEM (seperti AMOS), menggunakan

notasi CMIN, yaitu singkatan dari chi-kuadrat minimum untuk

menyatakan X2.

b. The Root Mean Square Error of Approximation/RMSEA

RMSEA ditujukan untuk memperbaiki indeks fit statistik chi

kuadrat (X2) yang cenderung menolak model yang mempunyai variabel

observed yang banyak dan ukuran sampel yang besar. Model yang fitnya

bagus mempunyai RMSEA ≤ 0,05 dan model yang tidak fit mempunyai

RMSEA > 0,10 (Dachlan, 2014:169).

c. Goodness of Fit/GFI

Menurut Dachlan (2014:167), GFI adalah ukuran fit model yang

menjelaskan jumlah varians dan kovarians dalam matriks kovarians

sampel (S) yang diprediksi oleh matriks kovarians hasil estimasi. Nilai

GFI yang disarankan untuk model yang fit adalah lebih besar dari 0,90.

d. Adjusted Goodness of Fit/AGFI

Dachlan (2014:167) berpendapat bahwa nilai AGFI yang

disarankan untuk model yang fit adalah lebih besar dari 0,90. AGFI

merupakan indeks fit GFI yang derajat bebasnya disesuaikan (adjusted)

terhadap banyaknya variabel.

Page 80: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

64

e. CMIN/DF

Dachlan (2014:171) menyatakan bahwa sebagaimana diketahui,

indeks fit statistik chi-kuadrat (X2) sangat sensitif terhadap ukuran sampel

dan kompleksitas model yang ditunjukkan dengan derajat bebasnya. Untuk

mengatasi hal tersebut, salah satu cara adalah dengan membagi X2 dengan

derajat bebasnya (degree of freedom), sehingga akan memperoleh nilai

yang lebih rendah yang disebut Normed Chi-square (NC). Bollen (1989)

dalam Dachlan (2014) menyatakan bahwa nilai NC (Normed Chi-square)

sebesar 5,0 sudah cukup bisa diterima untuk menunjukkan model fit.

Program aplikasi tertentu untuk SEM biasanya menggunakan notasi

CMIN/DF untuk menyatakan statistik NC.

f. Tracker Lewis Index (TLI)

Dachlan (2014:175) menyatakan bahwa batas nilai indeks yang

biasa digunakan untuk model yang fit adalah ≥ 0,90. Namun meskipun

demikian, karena bukan merupakan indeks fit yang dinormalkan, maka

nilai TLI bisa lebih rendah dari 0 dan lebih besar dari 1. Indeks ini

digunakan untuk membandingkan model hipotesis yang diajukan dengan

model nol secara matematis. TLI juga dikenal sebagai NNFI (Non Normed

Fit Index).

g. Comparative Fit Index/CFI

Dachlan (2014:176) menjelaskan bahwa CFI merupakan indeks fit

perbaikan dari NFI (Normed Fit Index). CFI berguna untuk

mempertimbangkan kompleksitas model, yaitu dengan cara menyertakan

Page 81: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

65

derajat bebas model dalam perhitungan. Batas nilai indeks yang biasa

digunakan untuk model yang fit adalah ≤ 0,90. Indeks-indeks yang dapat

digunakan dalam pengujian kelayakan model oleh Dachlan (2014) tersebut

dapat diringkas pada tabel 3.3:

Tabel 3.3 Indeks-Indeks Pengujian Kelayakan Model

Goodness of Fit Index Batas Penerimaan

X2-Chi Square 0: Sempurna; semakin besar semakin tidak

fit

Significancy Probability ≥ α: fit; nilai α yang biasa dipakai: 5%, 1%,

10%

RMSEA ≤ 0,05: fit; > 0,10: tidak fit

GFI 0: tidak fit; 1: fit sempurna; ≥ 0,90: fit

AGFI 0: tidak fit; 1: fit sempurna; ≥ 0,90: fit

CMIN/DF ≤ 3,0: fit; > 5,0: tidak fit

TLI 0: tidak fit; 1: fit sempurna; ≥ 0,90: fit

CFI 0: tidak fit; 1: fit sempurna; ≥ 0,90: fit

Sumber: Dachlan (2014:182)

Page 82: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

96

BAB V

PENUTUP

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris

mengenai pengaruh ukuran perusahaan (company size) sebagai variabel eksogenus

terhadap variabel endogenus (Risk Management Disclosure) melalui variabel

mediating (kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, leverage, dan

ukuran dewan). Penelitian ini juga menganalisis adanya pengaruh variabel

mediating, yaitu kepemilikan institusional terhadap kepemilikan manajerial,

kepemilikan manajerial terhadap leverage, serta kepemilikan institusional dan

leverage terhadap ukuran dewan. RMD yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah pengungkapan manajemen risiko yang diungkapkan pada laporan tahunan

(annual report) perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) tahun 2009-2013. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis

jalur (path analysis) melalui SEM.

Berdasarkan hasil uji hipotesis dalam penelitian ini, maka hasil

penelitiannya adalah sebagai berikut:

a. Risk Management Disclosure (RMD) dipengaruhi oleh ukuran dewan (board

size), kepemilikan manajerial, dan leverage, tetapi tidak dipengaruhi oleh

kepemilikan institusional.

b. Ukuran dewan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan (company size) dan

leverage, tetapi tidak dipengaruhi oleh kepemilikan institusional.

96

Page 83: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

97

c. Leverage dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial, tetapi tidak dipengaruhi

oleh ukuran perusahaan.

d. Kepemilikan manajerial dipengaruhi oleh kepemilikan institusional.

e. Kepemilikan institusional dipengaruhi oleh ukuran perusahaan.

Penelitian ini juga dapat menunjukkan bahwa pengungkapan manajemen

risiko paling rendah (minimum) adalah sebesar 63%, padahal pengungkapan

paling tinggi (maksimal) dapat mencapai 100% dengan nilai rata-rata (mean)

sebesar 90,25%. Oleh karena itu, ini menunjukkan bahwa tidak semua

perusahaan perbankan melakukan pengungkapan secara optimal dan lengkap

tetapi RMD pada bank di Indonesia sudah cukup baik yang ditunjukkan oleh

tingkat pengungkapan rata-rata sebesar 90,25%.

5.2. Saran

Dengan adanya berbagai keterbatasan pada penelitian ini, maka penelitian

selanjutnya dapat menambahkan variabel lain yang mungkin dapat berpengaruh

terhadap RMD seperti kepemilikan publik, profitabilitas, frekuensi pertemuan

komite audit, ukuran auditor, dan/atau likuiditas. Model SEM yang akan diteliti

juga dapat dibuat lebih kompleks dan tidak terlalu sederhana, sehingga hasil

penelitian yang akan diperoleh pun akan lebih lengkap dan jelas. Jumlah sampel

yang digunakan pun sebaiknya ditingkatkan agar dapat memperoleh hasil

penelitian yang optimal. Penelitian selanjutnya hendaknya mencoba menggunakan

metode pengambilan sampel lain seperti pusposive sampling dengan kriteria

tertentu, sehingga sampel yang digunakan lebih sesuai dengan tujuan penelitian.

Page 84: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

98

Dalam mengukur variabel ukuran dewan, peneliti tidak memperhitungkan

masa jabatan dan keputusan Bank Indonesia dewan direksi dan komisaris,

sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat memperhitungkan hal tersebut.

Dalam pengukuran variabel kepemilikan, peneliti melakukan identifikasi melalui

annual report dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK), baik melalui

persentase yang telah disajikan maupun dihitung secara manual. Oleh karena itu

pada penelitian selanjutnya, peneliti dapat menggunakan sumber data yang

dianggap menyajikan data penelitian paling lengkap.

Kepemilikan manajerial dihitung melalui jumlah kepemilikan dewan

direksi dan komisaris, tanpa memperhatikan kedudukannya dalam struktur

organisasi perusahaan. Oleh karena itu pada penelitian selanjutnya, peneliti dapat

membedakan antara kepemilikan yang dimiliki oleh dewan direksi dan komisaris

yang merupakan bagian dari manajemen dengan dewan direksi dan komisaris di

luar manajemen. Dalam melakukan perhitungan ukuran perusahaan maupun

leverage, peneliti lebih banyak memperoleh data melalui ikhtisar keuangan pada

annual report, sehingga untuk penelitian selanjutnya peneliti dapat melakukan

perhitungan melalui laporan keuangan yang menyajikan data lebih detail (bukan

merupakan hasil pembulatan).

Page 85: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

99

DAFTAR PUSTAKA

Ahn, Tae-Sik and Junghun Lee. 2004. “Determinants of Voluntary Disclosures in

Management Disclosure and Analysis (MD&A): Korean Evidence”.

http://ssrn.com/. Diakses tanggal 25 Desember 2014.

Al-Sakran, Sulaiman A. 2001. “Leverage Determinants in The Absence of

Corporate Tax System: The Case of Non-Financial Publicly Traded

Corporations in Saudi Arabia”. Managerial Finance. Vol. 27 No. 10/11,

pp. 58-86.

Al-Shammari, Bader. 2014. “Kuwait Corporate Characteristic and Level of Risk

Disclosure”. Journal of Contemporary Issues in Business Reasearch. Vol.

3 No. 3,pp. 128-153.

Aliy, Angga. 2014. Pakar Manajemen: Banyak Direksi Bikin Repot Perusahaaan.

http://finance.detik.com/read/2014/12/01/124136/2763961/4/pakar-

manajemen-banyak-direksi-bikin-repot-perusahaan. (1 Desember 2014).

Aljifri, Khaled and Khaled Hassainey. 2007. “The Determinants of Forward-

looking Information in Annual Reports of UAE Companies”. Managerial

Auditing Journal. Vol. 22 No. 9, pp. 881-894.

Almilia, L.S dan Ikka Retrinasari. 2007.”Analisis Pengaruh Karakteristik

Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”. Dalam Proceeding

Seminar Nasional. Jakarta: Universitas Trisakti. 9 Juni 2007.

Alves, S.M. Geraldes. 2011. “The Effect of The Board Structure on Earnings

Management: Evidence from Portugal”. Journal of Financial Reporting

and Accounting. Vol. 9 No. 2, pp. 141-160.

Aman, Hiroyuki and Pascal Nguyen. 2012. “The Size and Compotition of

Corporate Board in Japan”. Asian Business and Management. Vol. 11

No. 4, pp. 425-444.

99

Page 86: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

100

Amran, Azlan, A.M.R. Bin, and B.C.H.M. Hassan. 2009. “Risk Reporting: An

Exploratory Study on Risk Management Disclosure in Malaysian Annual

Report”. Managerial Auditing Journal. Vol. 24 No. 1, pp. 39-57.

Andarini, Putri dan Indira Januarti. 2010. “Hubungan Karakteristik Dewan

Komisaris dan Perusahaan terhadap Pengungkapan Risk Management

Comittee (RMC) pada Perusahaan Go Public Indonesia”. Simposium

Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Anggraini, Ririn Dwi. 2011. “Pengaruh Kepemilikan Institusional dan

Kepemilikan Asing terhadap Pengungkapan Pertanggungjawaban Sosial

Perusahaan dalam Annual Report (Studi Empiris pada Perusahaan Non

Keuangan yang Tercatat di BEI Tahun 2008-2009)”. Skripsi. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Anisa, Windi Gessy. 2012. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan

Manajemen Risiko (Studi Empiris pada Laporan Tahunan Peusahaan-

Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2010)”. Skripsi.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik.

Cetakan Kelimabelas. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bastian, Indra dan Suhardjono. 2006. Akuntansi Perbankan. Buku 2. Jakarta:

Salemba Empat.

Bekiris, Fivos. V. 2013. “Ownership Structure and Board Structure: Are

Corporate Governance Mechanisms Interrelated?”. Corporate

Governance: The International Journal of Business in Society. Vol. 13 No.

4, pp. 352-364.

Belkhir, Mohamed. 2009. “Board of Directors’ Size and Performance in The

Banking Industry”. International Journal of Managerial Finance. Vol. 5

No. 2, pp. 201-221.

Butarbutar, Nurlina. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat

Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang

Tercatat di BEI Periode 2008-2010”. Skripsi. Medan: Universitas

Sumatera Utara.

Page 87: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

101

Chen, Carl R. and Thomas L. Steiner. 1999. “Managerial Ownership and Agency

Conflics: A Nonlinear Simultaneous Equation Analysis of Managerial

Ownership, Risk Taking, Debt Policy, and Devidend Policy”. The

Financial Review. Vol. 34 No. 1, pp. 119-136.

Chung, Kee H. and Hao Zhang. 2011. “Corporate Governance and Institutional

Ownership”. Jornal of Financial and Quantitative Analysis. Vol. 46 No. 1,

pp. 247-273.

Christianti, Ari. 2006. “Penentuan Perilaku Kebijakan Struktur Modal pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta: Hipotesis Static Trade Off

atau Pecking Order Theory”. Simposium Nasional (SNA) IX. Padang.

Dachlan, Usman. 2014. Panduan Lengkap Structural Equation Modeling Tingkat

Dasar. Cetakan Pertama. Semarang: Lentera Ilmu.

Dempsey, Stephen .J, Gene Laber, and Michael S. R. 1993. “Devidend Policies in

Practice: Is There an Industry Effect?”. Quarterly Jornal of Business and

Economic. Vol. 32 No. 4. http://ssrn.com/. Diakses tanggal 25 Desember

2014.

Desender, Kurt. 2007. “On The Determinants of Enterprise Risk Management

Implementation”. Managing Wordwide and Communications with

Information Technology. Pp. 115-118. Barcelona: Universitat Autonoma

de Barcelona.

Doi, J. Christian. 2014. “Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap

Pengungkapan Risiko (Studi Empiris pada Perusahaan Non-finansial yang

Listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012)”. Skripsi. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Dolde, Walter and John D. Knopf. 2010. “Insider Ownership, Risk, and Leverage

in REITs”. Journal of Real Estate Finance and Economic. Vol. 41, pp.

412-432.

Dwivedi, Neeraj and Arun Kumar Jain. 2005. “Corporate Governance and

Performance of Indian Firms: The Effect of Board Size and Ownership”.

Employee Responsibility and Rights Journal. Vol. 17 No. 3.

Page 88: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

102

Elzahar, Hany and Khaled Hussainey. 2012. “Determinants of Narrative Risk

Disclosures in UK Interim Report”. The Journal of Risk Finance. Vol. 13

No. 2, pp. 133-147.

Elsayed, Khaled. 2011. “Board Size and Corporate Performance: The Missing

Role of Board Leadership Structure”. Journal of Managerial and

Governance. Vol. 15, pp. 415-446.

Endrian, Wahyu. 2010. “Belajar Studi Kelayakan Usaha”.

http://belajarstudikelayakan.blogspot.com/. Diakses tanggal 25 Desember

2014.

Essen, Marc Van, J.H.V. Oosterhout, and Michael Carney. 2012. “Corporate

Boards and The Performance of Asian Firms: A Meta-Analysis”. Asian

Pacific Journal Management. Vol. 29, pp. 873-905.

Fathimiyah, Venny, Rudi .Z, dan Fara .F. 2012. “Pengaruh Struktur Kepemilikan

Terhadap Risk Mangement Disclosure (Studi Survei Industri Perbankan

yang Listing di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010)”. Simposium

Nasional Akuntansi (SNA) XV. Banjarmasin

Febria, Ririind L. 2013. “Pengaruh Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap

Profitabilitas (studi empiris pada perusahaan property dan real estate yang

terdaftar di BEI)”. Juli 2013. Padang: Universitas Negeri Padang.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

Gompers, Paul .A and Andrew Metrick. 2001. “Institutional Investors and Equity

Prices”. The Quarterly Journal of Economic. Vol. 116 No. 1, pp. 229-259.

http://ssrn.com/. Diakses tanggal 15 Januari 2015.

Greuning, H.V. 2005. International Financial Reporting Standards: A Partical

Guide. Vol. 1, Jilid 1. Edward Tanujaya. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Page 89: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

103

Guest, Paul M. 2008. “The Determinants of Board Size and Compotition:

Evidence from the UK”. Journal of Corporate Finance. Vol. 14 No.1, pp.

51-72. http://ssrn.com/. Diakses tanggal 15 Januari 2015.

Hadi, Nor. 2001. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Luas

Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan Perusahaan Go Public di

Bursa Efek Jakarta”. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Han, Bing. 2006. “Insider Ownership and Firm Value: Evidence from Real Estate

Investment Trusts”. Journal of Real Estate Finance and Economic. Vol.

32, pp. 471-493.

Harto, Puji. 2005. “Kebijakan Diversifikasi Perusahaan dan Pengaruhnya terhadap

Kinerja: Studi Empiris pada Perusahaan Publik di Indonesia”. Dalam

Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII. Solo.

Haryanto dan Faisal. 2010. “Determinan dan Hubungan Interdependensi antara

Struktur Kepemilikan dan Struktur Dewan”. Jurnal Akuntansi dan

Auditing. Vol. 6 No. 2. Semarang: Universitas Diponegoro.

http://ejournalundip.ac.id//. Diakses tanggal 5 Januari 2015.

Haryono, Slamet. 2005. “Struktur Kepemilikan dalam Bingkai Teori Keagenan”.

Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol. 5 No. 1. Februari 2005. Pp. 63-71.

Hasanah, Faizatul. 2014. “Model Pengembangan Good Corporate Governance

dan Sustainability Report pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia”. Skipsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Hassan, M.K. 2009. “UAE Corporation-specific Characteristic and Level of Risk

Disclosure”. Managerial Auditing Journal. Vol. 24 No. 7, pp. 668-687.

Healy, Paul .M and Krishna G. Palepu. 2001. “Information Asymmetry Corporate

Disclosure, and The Capital Market: A Review of The Empirical

Disclosure Literature ”. Journal of Accounting and Economics. Vol. 31,

pp. 405-440.

Hoyt, R.E and A.P. Liebenberg. 2011. “The Value of Enterprise Risk

Management”. Journal of Risk and Insurance. Vol. 78 No. 4, pp. 795-822.

Page 90: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

104

Htay, S.N.N, et al. 2011. “Corporate Governance and Risk Management

Information Disclosure in Malaysian Listed Banks: Panel Data Analysis”.

International Review of Business Research Papers. Vol. 7 No. 4. Juli

2011. Pp. 159-176.

Hu, Yabei dan Shigemi Izumida. 2008. “The Relationship between Ownership

and Performance: A Review of Theory and Evidence”. International

Business Research. Vol. 1 No. 4. Oktober 2008.

Hutchinson, Marion and Ferdinand A. Gul. 2002. “Investment Opportunities and

Leverage: Some Australian Evidence on the Role of Board Monitoring and

Director Equity Ownership”. Managerial Finance. Vol. 28 No. 3, pp. 19-

36.

Iba, Zainuddin dan Chairul Bariah. 2013. “Mengenal Prinsip dan Penerapan

Corporate Governance dalam Mendukung Pengungkapan Informasi”.

Jurnal Kebangsaan. Vol. 2 No. 3.

Ismail, Rosnadzirah and R.A. Rahman. 2011. “Institutional Investors and Board

of Directors’ Monitoring Role on Risk Management Disclosure Level in

Malaysia”. The IUP Journal of Corporate Governance. Vol. 10 No. 2.

Jelinek, Kate and Pamela S. Stuerke. 2009. “The Nonlinear Relation between

Agency Costs and Managerial Equity Ownership( Evidence of Decresing

Benefits of Incresing Ownership)”. International Journal of Managerial

Finance. Vol. 5 No. 2, pp. 156-178.

Jensen, Michael. C and William H. Meckling. 1976. “Theory of The Firm:

Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of

Financial Economics. Vol. 3 No. 4, pp. 305-360.

Khlif, Hichem and Mohsen Souissi. 2010. “The Determinants of Corporate

Disclosure: A Meta-analysis”. International Journal of Accounting and

Information Management. Vol. 18 No. 3, pp. 198-219.

Kouser, et al. 2012. “Inter-Relationship between Profitability, Growth, and Size:

A Case of Non-Financial Companies from Pakistan”. Pakistan Journal of

Commerce and Social Sciences. Vol. 6 No. 2, pp. 405-419.

Page 91: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

105

Kyereboah-Coleman, Anthony and Nicholas Biekpe. 2007. “On The Determinants

of Board Size and Its Composition: Additional Evidence from Ghana”.

Journal of Accounting and Organizational Change. Vol. 3 No. 1, pp. 68-

77.

Linsley, P.M, and P.J Shrives. 2005. “Examining Risk Reporting in UK Public

Companies”. The Journal of Risk Finance. Vol. 6 No. 4, pp. 292-305.

Linsley, P.M, P.J. Shrives, and M. Crumpton. 2006. “Risk Disclosure: An

Exploratory Study of UK and Canadian Banks”. Journal of Banking

Regulation. Vol. 7, pp. 268-282.

Maines, et al. 2002. “Recomendation on Disclosure of Non Financial

Performance Measures”. Accounting Horizons. Vol. 16 No. 4, pp. 353-

362.

Marberya, N.P.E dan Agung Suaryana. 2009. “Pengaruh Pemoderasi

pertumbuhan Laba terhadap Hubungan antara Ukuran Perusahaan, Debt to

Equity Ratio dengan Profitabilitas pada Perusahaan Perbankan yang

Terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta”.

Mawardi, Wisnu. 2004. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Keuangan Bank Umum di Indonesia (studi kasus pada Bank Umum

dengan total aset kurang dari 1 triliun)”. Tesis. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Mirawati. 2014. “Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan

terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Tanjungpinang: Universitas Maritim

Raja Ali Haji.

Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:

Liberty.

Pandey, I.M. 2004. “Capital Structure, Profitability, and Market Structure:

Evidence from Malaysia”. Asia Pacific Journal of Economics and

Business. Vol. 8 No. 2.

Page 92: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

106

Pathan, Shams, Michael S., and J. Wickramanayake. 2007. “Board Size,

Independence, and Performance: An Analysis of Thai Banks”. Asia-Pacific

Financial Markets. Vol. 14, pp. 211-227.

Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good

Corporate Governance Bagi Bank Umum

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Perubahan Atas

Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan

Manajemen Risiko Bagi Bank Umum

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ED PSAK NO. 60 Instrumen Keuangan:

Pengungkapan 2010

Pribadiyanto, Nur, Mudiantoro, dan Utami T.S. 2004. “Analisis Faktor-Faktor

Orientasi Pasar yang Mempengaruhi Kualitas Layanan dan Relevansinya

terhadap Kinerja Perusahaan”. Jurnal Studi Manajemen dan Organisasi.

Vol.1 No. 2.

Pujiati, Diyah dan Erman Widanar. 2009. “Pengaruh Struktur Kepemilikan

terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan Sebagai Variabel

Intervening”. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura. Vol. 12 No.

1, pp. 71-86. April 2009. http://freedownload7.files.wordpress.com/.

Diakses tanggal 25 Desember 2014.

Putri, I. Firmantyas dan Mohammad Nasir. 2006. “Analisis Persamaan Simultan

Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Risiko, Kebijakan

Hutang, dan Kebijakan Deviden dalam Perspektif Teori Keagenan”. Jurnal

Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang.

Ruwita, Cahya. 2012. “Analisis Pengaruh Karakeristik Perusahaan dan Corporate

Governance terhadap Pengungkapan Risiko Perusahaan (Studi Empiris

pada Perusahaan-perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia)”. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Sari, F. J. 2013. “Pengaruh Corporate Governance, Konsentrasi Kepemilikan,

dan Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan Enterprise Risk

Management (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di BEI tahun 2010-2011)”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri

Semarang.

Page 93: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

107

Shin-Ping, Lee and Chuang Tsung-Hsien. 2009. “The Determinants of Corporate

Performance: A Viewpoints from Insider Ownership and Institutional

Ownership”. Managerial Auditing Journal. Vol. 24 No. 3, pp. 233-247.

Sudarmadji, A. Murdoko dan Lana Sularto. 2007. “Pengaruh Ukuran Perusahaan,

Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas

Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”. Vol. 2, pp. A53-A61.

Universitas Gunadarma.

Sufian, Fadzlan. 2012. “Determinants of Multinational Banks’ Subsidiary

Performance: The Host and Home Country Effects”. Journal of Economic

and Administrative Sciences. Vol. 28 No. 2, pp. 130-155.

Suhardjanto, Djoko, et al. 2012. “Peran Corporate Governance dalam Praktik

Risk Disclosure pada Perbankan di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan

Auditing. Vol. 9 No. 1. November 2012. pp. 16-30. Surakarta: Universitas

Negeri Sebelas Maret.

Sulong, Zunaidah, et al. 2013. “Managerial Ownership, Leverage, and Audit

Quality Impact on Firm Performance: Evidence from The Malaysian Ace

Market”. Accounting and Taxation. Vol. 5 No. 1.

Susilowati, Yeye dan Tri Turyanto. 2011. “Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan

Rasio Solvabilitas terhadap Return Saham Perusahaan”. Dinamika

Keuangan dan Perbankan. Vol. 3 No. 1, pp. 17-37.

Syamiaji. 2010. “Kasus Enron”. http://syamiaji.blogspot.com/. Diakses tanggal 25

Desember 2014.

Tamba, E.G. Handayani. 2011. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap

Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaaan (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufacturing Secondary Sectors yang Listing di BEI Tahun

2009)”. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Taures, N.S.I. 2011. “Analisis Hubungan antara Karakteristik Perusahaan dengan

Pengungkapan Risiko (Studi Empiris pada Laporan Tahunan Perusahan-

perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2009)”. Skripsi.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Page 94: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

108

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal.

www.icmd.com

www.idx.co.id

Yadav, IS. and Phanindra Goyari. 2014. “The Profitability and Size of Indian

Companies: An Empirical Analysis”. South Asian Journal of Management.

Vol. 21 No. 1, pp. 32-48.

Yarram, Subba Reddy. 2013. “Ownership and Financial Leverage: Australian

Evidence”. Asian Pacific Journal of Economics and Business. Vol. 17

No.1 dan 2, pp. 13-23.

Zainafree, Golda. 2005. “Reaksi Harga Saham terhadap Pengumuman

Pembayaran Dividen Tunai di Bursa Efek Jakarta”. Tesis. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Page 95: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

109

Lampiran 1

DATA PERUSAHAAN SAMPEL

No KODE PERUSAHAAN SAMPEL TAHUN

1 BABP PT Bank ICB Bumi Putera Tbk 2009-2013

2 NISP PT Bank OCBC NISP Tbk 2009-2013

3 BBKP PT Bank Bukopin Tbk 2009-2013

4 BBNI PT Bank Negara Indonesia Tbk 2009-2013

5 BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk

2009-2013

6 BBTN PT Bank Tabungan Negara (Persero)

Tbk

2009-2013

7 BCIC PT Bank Mutiara Tbk 2009-2013

8 BDMN PT Bank Danamon Indonesia Tbk 2009-2013

9 BMRI PT Bank Mandiri Tbk 2009-2013

10 BNGA PT Bank CIMB Niaga Tbk 2009-2013

11 BNII PT Bank Internasional Indonesia Tbk 2009-2013

12 BNLI PT Bank Permata Indonesia Tbk 2009-2013

13 BTPN PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional

Tbk

2009-2013

14 BEKS PT Bank Pundi Indonesia Tbk 2009-2013

15 BACA PT Bank Capital IndonesianTbk 2009-2013

16 BAEK PT Bank Ekonomi Raharja Tbk 2009-2013

17 BKSW PT Bank QNB Kesawan Tbk 2009-2013

18 BVIC PT Bank Victoria Internasional Tbk 2009-2013

19 SDRA PT Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk 2009-2013

20 PNBN PT Bank Panin Tbk 2009-2013

Page 96: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

110

Lampiran 2

PENGUKURAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE (RMD)

No Kode

Perusahaan Tahun RMD

1 BABP 2009 0,97

2 BABP 2010 0,95

3 BABP 2011 0,92

4 BABP 2012 0,95

5 BABP 2013 0,89

6 NISP 2009 0,92

7 NISP 2010 0,92

8 NISP 2011 0,92

9 NISP 2012 0,95

10 NISP 2013 0,97

11 BBKP 2009 0,87

12 BBKP 2010 0,97

13 BBKP 2011 0,97

14 BBKP 2012 0,97

15 BBKP 2013 0,97

16 BBNI 2009 0,87

17 BBNI 2010 0,92

18 BBNI 2011 0,92

19 BBNI 2012 0,92

20 BBNI 2013 0,97

21 BBRI 2009 0,92

22 BBRI 2010 0,92

23 BBRI 2011 0,97

24 BBRI 2012 0,97

25 BBRI 2013 0,97

26 BBTN 2009 0,92

27 BBTN 2010 0,92

28 BBTN 2011 0,97

29 BBTN 2012 0,97

30 BBTN 2013 0,97

31 BCIC 2009 0,79

32 BCIC 2010 0,79

33 BCIC 2011 0,89

34 BCIC 2012 0,92

35 BCIC 2013 0,97

36 BDMN 2009 0,95

37 BDMN 2010 1,00

Page 97: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

111

38 BDMN 2011 0,97

39 BDMN 2012 1,00

40 BDMN 2013 1,00

41 BMRI 2009 0,95

42 BMRI 2010 0,89

43 BMRI 2011 0,92

44 BMRI 2012 0,95

45 BMRI 2013 0,95

46 BNGA 2009 0,95

47 BNGA 2010 0,97

48 BNGA 2011 0,95

49 BNGA 2012 0,92

50 BNGA 2013 0,97

51 BNII 2009 0,95

52 BNII 2010 0,95

53 BNII 2011 0,97

54 BNII 2012 0,97

55 BNII 2013 0,97

56 BNLI 2009 0,97

57 BNLI 2010 0,95

58 BNLI 2011 0,97

59 BNLI 2012 0,97

60 BNLI 2013 0,97

61 BTPN 2009 0,84

62 BTPN 2010 0,84

63 BTPN 2011 0,92

64 BTPN 2012 0,92

65 BTPN 2013 0,92

66 BEKS 2009 0,63

67 BEKS 2010 0,71

68 BEKS 2011 0,89

69 BEKS 2012 0,95

70 BEKS 2013 0,97

71 BACA 2009 0,79

72 BACA 2010 0,76

73 BACA 2011 0,84

74 BACA 2012 0,92

75 BACA 2013 0,95

76 BAEK 2009 0,63

77 BAEK 2010 0,68

78 BAEK 2011 0,74

79 BAEK 2012 0,87

80 BAEK 2013 0,89

81 BKSW 2009 0,82

Page 98: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

112

82 BKSW 2010 0,76

83 BKSW 2011 0,68

84 BKSW 2012 0,89

85 BKSW 2013 0,89

86 BVIC 2009 0,82

87 BVIC 2010 0,79

88 BVIC 2011 0,82

89 BVIC 2012 0,95

90 BVIC 2013 0,95

91 SDRA 2009 0,68

92 SDRA 2010 0,82

93 SDRA 2011 0,89

94 SDRA 2012 0,84

95 SDRA 2013 0,85

96 PNBN 2009 0,89

97 PNBN 2010 0,87

98 PNBN 2011 0,89

99 PNBN 2012 0,92

100 PNBN 2013 0,92

Page 99: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

113

Lampiran 3

PENGUKURAN UKURAN PERUSAHAAN

No Kode

Perusahaan Tahun

Total Aset

(dalam Juta Rupiah) Log Total Aset

1 BABP 2009 7.007.770 12,85

2 BABP 2010 8.659.899 12,94

3 BABP 2011 7.299.826 12,86

4 BABP 2012 7.433.803 12,87

5 BABP 2013 8.165.865 12,91

6 NISP 2009 41.422.612 13,62

7 NISP 2010 50.141.559 13,70

8 NISP 2011 59.834.397 13,78

9 NISP 2012 79.141.737 13,90

10 NISP 2013 97.524.537 13,99

11 BBKP 2009 37.173.000 13,57

12 BBKP 2010 47.489.000 13,68

13 BBKP 2011 57.183.000 13,76

14 BBKP 2012 65.690.000 13,82

15 BBKP 2013 69.458.000 13,84

16 BBNI 2009 227.497.000 14,36

17 BBNI 2010 248.581.000 14,40

18 BBNI 2011 299.058.000 14,48

19 BBNI 2012 333.304.000 14,52

20 BBNI 2013 386.655.000 14,59

21 BBRI 2009 316.947.000 14,50

22 BBRI 2010 404.286.000 14,61

23 BBRI 2011 469.899.000 14,67

24 BBRI 2012 551.337.000 14,74

25 BBRI 2013 626.183.000 14,80

26 BBTN 2009 58.448.000 13,77

27 BBTN 2010 68.386.000 13,83

28 BBTN 2011 89.121.000 13,95

29 BBTN 2012 111.749.000 14,05

30 BBTN 2013 131.170.000 14,12

31 BCIC 2009 7.531.145 12,88

32 BCIC 2010 10.783.886 13,03

33 BCIC 2011 13.127.198 13,12

34 BCIC 2012 15.240.091 13,18

35 BCIC 2013 14.576.094 13,16

36 BDMN 2009 98.598.000 13,99

37 BDMN 2010 118.392.000 14,07

38 BDMN 2011 142.292.000 14,15

Page 100: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

114

39 BDMN 2012 155.791.000 14,19

40 BDMN 2013 184.237.000 14,27

41 BMRI 2009 394.480.527 14,60

42 BMRI 2010 449.774.551 14,65

43 BMRI 2011 551.891.704 14,74

44 BMRI 2012 635.618.708 14,80

45 BMRI 2013 733.099.762 14,87

46 BNGA 2009 107.104.274 14,03

47 BNGA 2010 143.652.852 14,16

48 BNGA 2011 166.801.130 14,22

49 BNGA 2012 197.412.481 14,30

50 BNGA 2013 218.866.409 14,34

51 BNII 2009 60.965.774 13,79

52 BNII 2010 75.130.433 13,88

53 BNII 2011 94.919.111 13,98

54 BNII 2012 115.772.908 14,06

55 BNII 2013 140.546,751 14,15

56 BNLI 2009 56.009.953 13,75

57 BNLI 2010 73.813.440 13,87

58 BNLI 2011 101.324.002 14,01

59 BNLI 2012 131.798.595 14,12

60 BNLI 2013 165.833.922 14,22

61 BTPN 2009 22.272.246 13,35

62 BTPN 2010 34.522.573 13,54

63 BTPN 2011 46.651.141 13,67

64 BTPN 2012 59.090.132 13,77

65 BTPN 2013 69.664.873 13,84

66 BEKS 2009 1.425.576 12,15

67 BEKS 2010 1.561.622 12,19

68 BEKS 2011 5.993.039 12,78

69 BEKS 2012 7.682.938 12,89

70 BEKS 2013 9.003.124 12,95

71 BACA 2009 3.459.181 12,54

72 BACA 2010 4.399.404 12,64

73 BACA 2011 4.694.939 12,67

74 BACA 2012 5.666.177 12,75

75 BACA 2013 7.139.276 12,85

76 BAEK 2009 21.592.000 13,33

77 BAEK 2010 21.473.000 13,33

78 BAEK 2011 24.099.000 13,38

79 BAEK 2012 25.365.000 13,40

80 BAEK 2013 28.750.000 13,46

81 BKSW 2009 2.347.791 12,37

82 BKSW 2010 2.589.915 12,41

Page 101: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

115

83 BKSW 2011 3.593.817 12,56

84 BKSW 2012 4.644.654 12,67

85 BKSW 2013 11.047.615 13,04

86 BVIC 2009 7.359.018 12,87

87 BVIC 2010 10.304.853 13,01

88 BVIC 2011 11.802.563 13,07

89 BVIC 2012 14.352.840 13,16

90 BVIC 2013 19.171.352 13,28

91 SDRA 2009 2.403.700 12,38

92 SDRA 2010 3.245.750 12,51

93 SDRA 2011 5.085.760 12,71

94 SDRA 2012 7.621.310 12,88

95 SDRA 2013 8.230.840 12,92

96 PNBN 2009 77.916.000 13,89

97 PNBN 2010 108.995.000 14,04

98 PNBN 2011 124.755.000 14,10

99 PNBN 2012 148.793.000 14,17

100 PNBN 2013 164.056.000 14,21

Page 102: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

116

Lampiran 4

PENGUKURAN LEVERGE

No Kode

Perusahaan Tahun Leverage

1 BABP 2009 0,92

2 BABP 2010 0,92

3 BABP 2011 0,91

4 BABP 2012 0,90

5 BABP 2013 0,91

6 NISP 2009 0,88

7 NISP 2010 0,88

8 NISP 2011 0,89

9 NISP 2012 0,89

10 NISP 2013 0,86

11 BBKP 2009 0,93

12 BBKP 2010 0,94

13 BBKP 2011 0,92

14 BBKP 2012 0,92

15 BBKP 2013 0,91

16 BBNI 2009 0,92

17 BBNI 2010 0,87

18 BBNI 2011 0,87

19 BBNI 2012 0,87

20 BBNI 2013 0,88

21 BBRI 2009 0,91

22 BBRI 2010 0,91

23 BBRI 2011 0,89

24 BBRI 2012 0,88

25 BBRI 2013 0,87

26 BBTN 2009 0,91

27 BBTN 2010 0,91

28 BBTN 2011 0,92

29 BBTN 2012 0,91

30 BBTN 2013 0,91

31 BCIC 2009 0,92

32 BCIC 2010 0,93

33 BCIC 2011 0,92

34 BCIC 2012 0,92

35 BCIC 2013 0,91

36 BDMN 2009 0,84

37 BDMN 2010 0,84

38 BDMN 2011 0,82

Page 103: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

117

39 BDMN 2012 0,82

40 BDMN 2013 0,83

41 BMRI 2009 0,91

42 BMRI 2010 0,91

43 BMRI 2011 0,89

44 BMRI 2012 0,88

45 BMRI 2013 0,88

46 BNGA 2009 0,89

47 BNGA 2010 0,90

48 BNGA 2011 0,89

49 BNGA 2012 0,89

50 BNGA 2013 0,88

51 BNII 2009 0,91

52 BNII 2010 0,90

53 BNII 2011 0,91

54 BNII 2012 0,92

55 BNII 2013 0,91

56 BNLI 2009 0,91

57 BNLI 2010 0,89

58 BNLI 2011 0,91

59 BNLI 2012 0,91

60 BNLI 2013 0,91

61 BTPN 2009 0,91

62 BTPN 2010 0,88

63 BTPN 2011 0,88

64 BTPN 2012 0,87

65 BTPN 2013 0,86

66 BEKS 2009 1,03

67 BEKS 2010 0,84

68 BEKS 2011 0,92

69 BEKS 2012 0,91

70 BEKS 2013 0,92

71 BACA 2009 0,85

72 BACA 2010 0,88

73 BACA 2011 0,87

74 BACA 2012 0,88

75 BACA 2013 0,87

76 BAEK 2009 0,91

77 BAEK 2010 0,89

78 BAEK 2011 0,89

79 BAEK 2012 0,89

80 BAEK 2013 0,90

81 BKSW 2009 0,92

82 BKSW 2010 0,93

Page 104: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

118

83 BKSW 2011 0,75

84 BKSW 2012 0,81

85 BKSW 2013 0,86

86 BVIC 2009 0,91

87 BVIC 2010 0,93

88 BVIC 2011 0,90

89 BVIC 2012 0,90

90 BVIC 2013 0,91

91 SDRA 2009 0,89

92 SDRA 2010 0,88

93 SDRA 2011 0,91

94 SDRA 2012 0,93

95 SDRA 2013 0,93

96 PNBN 2009 0,85

97 PNBN 2010 0,88

98 PNBN 2011 0,87

99 PNBN 2012 0,88

100 PNBN 2013 0,88

Page 105: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

119

Lampiran 5

PENGUKURAN UKURAN DEWAN

No Kode

Perusahaan Tahun

Dewan Komisaris

dan Dewan Direksi

1 BABP 2009 12

2 BABP 2010 13

3 BABP 2011 10

4 BABP 2012 9

5 BABP 2013 6

6 NISP 2009 16

7 NISP 2010 16

8 NISP 2011 19

9 NISP 2012 19

10 NISP 2013 21

11 BBKP 2009 12

12 BBKP 2010 11

13 BBKP 2011 12

14 BBKP 2012 12

15 BBKP 2013 11

16 BBNI 2009 16

17 BBNI 2010 17

18 BBNI 2011 18

19 BBNI 2012 18

20 BBNI 2013 17

21 BBRI 2009 16

22 BBRI 2010 17

23 BBRI 2011 17

24 BBRI 2012 19

25 BBRI 2013 19

26 BBTN 2009 10

27 BBTN 2010 11

28 BBTN 2011 11

29 BBTN 2012 13

30 BBTN 2013 13

31 BCIC 2009 7

32 BCIC 2010 7

33 BCIC 2011 8

34 BCIC 2012 9

35 BCIC 2013 9

36 BDMN 2009 17

37 BDMN 2010 18

38 BDMN 2011 20

Page 106: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

120

39 BDMN 2012 19

40 BDMN 2013 19

41 BMRI 2009 17

42 BMRI 2010 18

43 BMRI 2011 18

44 BMRI 2012 18

45 BMRI 2013 18

46 BNGA 2009 17

47 BNGA 2010 20

48 BNGA 2011 20

49 BNGA 2012 19

50 BNGA 2013 20

51 BNII 2009 15

52 BNII 2010 16

53 BNII 2011 14

54 BNII 2012 17

55 BNII 2013 14

56 BNLI 2009 15

57 BNLI 2010 18

58 BNLI 2011 18

59 BNLI 2012 20

60 BNLI 2013 18

61 BTPN 2009 14

62 BTPN 2010 14

63 BTPN 2011 15

64 BTPN 2012 16

65 BTPN 2013 16

66 BEKS 2009 6

67 BEKS 2010 5

68 BEKS 2011 8

69 BEKS 2012 9

70 BEKS 2013 9

71 BACA 2009 7

72 BACA 2010 7

73 BACA 2011 7

74 BACA 2012 7

75 BACA 2013 7

76 BAEK 2009 9

77 BAEK 2010 9

78 BAEK 2011 10

79 BAEK 2012 9

80 BAEK 2013 9

81 BKSW 2009 5

82 BKSW 2010 7

Page 107: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

121

83 BKSW 2011 12

84 BKSW 2012 12

85 BKSW 2013 13

86 BVIC 2009 7

87 BVIC 2010 7

88 BVIC 2011 7

89 BVIC 2012 9

90 BVIC 2013 10

91 SDRA 2009 5

92 SDRA 2010 5

93 SDRA 2011 8

94 SDRA 2012 7

95 SDRA 2013 7

96 PNBN 2009 15

97 PNBN 2010 15

98 PNBN 2011 15

99 PNBN 2012 15

100 PNBN 2013 15

Page 108: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

122

Lampiran 6

UKURAN KEPEMILIKAN MANAJEMEN

DAN KEPEMILIKAN INSTTUSIONAL

No Kode

Perusahaan Tahun

Kepemilikan

Manajemen

(%)

Kepemilikan

Institusional

(%)

1 BABP 2009 0,00 67,07

2 BABP 2010 0,00 82,74

3 BABP 2011 0,00 86,77

4 BABP 2012 0,00 81,28

5 BABP 2013 0,00 75,36

6 NISP 2009 0,02 81,90

7 NISP 2010 0,02 81,90

8 NISP 2011 0,01 85,06

9 NISP 2012 0,01 85,08

10 NISP 2013 0,01 85,08

11 BBKP 2009 0,22 79,64

12 BBKP 2010 0,29 76,74

13 BBKP 2011 0,26 60,83

14 BBKP 2012 0,24 60,45

15 BBKP 2013 0,00 60,29

16 BBNI 2009 0,00 96,51

17 BBNI 2010 0,23 97,60

18 BBNI 2011 0,21 97,87

19 BBNI 2012 0,00 98,40

20 BBNI 2013 0,00 98,34

21 BBRI 2009 0,00 98,67

22 BBRI 2010 0,00 98,70

23 BBRI 2011 0,00 98,95

24 BBRI 2012 0,00 98,44

25 BBRI 2013 0,00 92,38

26 BBTN 2009 0,00 95,68

27 BBTN 2010 0,00 94,91

28 BBTN 2011 0,00 96,91

29 BBTN 2012 0,10 95,46

30 BBTN 2013 0,13 100,00

31 BCIC 2009 0,00 100,00

32 BCIC 2010 0,00 100,00

33 BCIC 2011 0,00 100,00

34 BCIC 2012 0,00 100,00

35 BCIC 2013 0,00 99,96

Page 109: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

123

36 BDMN 2009 0,02 67,63

37 BDMN 2010 0,16 67,42

38 BDMN 2011 0,26 73,57

39 BDMN 2012 0,27 73,75

40 BDMN 2013 0,27 73,77

41 BMRI 2009 0,00 98,44

42 BMRI 2010 0,00 98,67

43 BMRI 2011 0,10 98,21

44 BMRI 2012 0,09 98,98

45 BMRI 2013 0,07 98,75

46 BNGA 2009 0,00 93,88

47 BNGA 2010 0,00 97,38

48 BNGA 2011 0,00 97,94

49 BNGA 2012 0,00 97,94

50 BNGA 2013 0,00 97,94

51 BNII 2009 0,00 97,52

52 BNII 2010 0,00 97,38

53 BNII 2011 0,00 97,29

54 BNII 2012 0,00 97,29

55 BNII 2013 0,00 99,40

56 BNLI 2009 0,00 89,01

57 BNLI 2010 0,00 89,03

58 BNLI 2011 0,00 89,03

59 BNLI 2012 0,00 89,12

60 BNLI 2013 0,00 89,12

61 BTPN 2009 0,34 77,62

62 BTPN 2010 0,81 59,68

63 BTPN 2011 0,86 60,68

64 BTPN 2012 0,85 60,90

65 BTPN 2013 0,85 66,26

66 BEKS 2009 79,26 0,00

67 BEKS 2010 0,00 85,02

68 BEKS 2011 0,00 98,66

69 BEKS 2012 0,03 91,89

70 BEKS 2013 0,00 91,89

71 BACA 2009 21,70 61,37

72 BACA 2010 0 77,68

73 BACA 2011 4,87 56,54

74 BACA 2012 21,61 39,55

75 BACA 2013 28,23 32,94

76 BAEK 2009 0,00 98,96

77 BAEK 2010 0,00 98,96

78 BAEK 2011 0,00 99,94

79 BAEK 2012 0,00 99,94

Page 110: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

124

80 BAEK 2013 0,00 99,94

81 BKSW 2009 0,00 76,09

82 BKSW 2010 0,00 88,89

83 BKSW 2011 0,00 91,45

84 BKSW 2012 0,00 90,03

85 BKSW 2013 0,00 68,31

86 BVIC 2009 17,14 55,16

87 BVIC 2010 16,10 48,74

88 BVIC 2011 13,47 53,95

89 BVIC 2012 13,35 53,38

90 BVIC 2013 13,30 53,18

91 SDRA 2009 0,09 11,36

92 SDRA 2010 0,75 11,03

93 SDRA 2011 0,75 11,03

94 SDRA 2012 0,54 31,77

95 SDRA 2013 0,52 33,83

96 PNBN 2009 0,00 84,40

97 PNBN 2010 0,00 83,50

98 PNBN 2011 0,00 84,28

99 PNBN 2012 0,00 84,76

100 PNBN 2013 0,00 84,76

Page 111: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

125

Lampiran 7

HASIL OUTPUT SPSS 20.0

ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

RMD

ComSize

Leverage

ManOwn

InsOwn

Bsize

Valid N (listwise)

100

100

100

100

100

100

100

0,63

12,15

0,75

0,00

0,00

5,00

1,00

14,87

1,03

0,79

1,00

21,00

0,9025

13,6179

0,8936

0,0239

0,8032

13,0300

0,08332

0,70178

0,03355

0,09302

0,22812

4,66332

Page 112: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

126

Lampiran 8

HASIL OUTPUT AMOS 21.0

Path Diagram (Standardize Estimate)

0,28 0,29

-0,54

0,32

0,11

-0,01 -0,18

0,53 -0,30

-0,20 0,24

-0,06

0,79 0,42

0,84 0,65

Uji Hipotesis

Hasil Analisis Regression Weights

Estimate S.E. C.R. P Label

InsOwn <--- ComSize

ManOwn <--- InsOwn

Leverage <--- ComSize

Leverage <--- ManOwn

0,173

-0,220

-0,003

0,115

0,028

0,034

0,005

0,036

6,265

-6,395

-0,561

3,150

***

***

0,575

0,002

par_1

par_6

par_3

par_8

e

2

e

1

e

3

e

5

e

4 InsOwn

BSize RMD ComSize

Leverage

ManOwn

Page 113: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

127

Bsize <--- Leverage

BSize <--- ComSize

BSize <--- InsOwn

RMD <--- BSize

RMD <--- ManOwn

RMD <---Leverage

RMD <--- InsOwn

-28,133

5,545

-0,128

0,012

-0,268

0,596

-0,064

6,524

0,366

1,118

0,002

0,086

0,213

0,036

-4,312

15,145

-0,115

7,138

-3,100

2,795

-1,771

***

***

0,909

***

0,002

0,005

0,077

par_7

par_10

par_11

par_2

par_4

par_5

par_9

Standardize Regression Weights Square Multiple Correlation

Estimate

InsOwn <--- ComSize

ManOwn <--- InsOwn

Leverage <--- ComSize

Leverage <--- ManOwn

Bsize <--- Leverage

BSize <--- ComSize

BSize <--- InsOwn

RMD <--- BSize

RMD <--- ManOwn

RMD <---Leverage

RMD <--- InsOwn

0,533

-0,541

-0,057

0,318

-0,203

0,837

-0,006

0,650

-0,299

0,240

-0,176

Model Fit

CMIN

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF

Default model 17 5,797 4 0,215 1,449

Saturated model 21 0,000 0

Independence model 6 293,029 15 0,000 19,535

RMR, GFI

Model RMR GFI AGFI PGFI

Default model 0,033 0,981 0,901 0,187

Saturated model 0,000 1,000

Independence model 0,624 0,507 0,301 0,362

Estimate

InsOwn

ManOwn

Leverage

BSize

RMD

0,284

0,292

0,115

0,787

0,419

Page 114: DETERMINAN RISK MANAGEMENT DISCLOSURE …lib.unnes.ac.id/22462/1/7211411175-s.pdf · pada Universitas Negeri Semarang Oleh ... Kasus perusahaan Enron dan WorldCom membuat ... pertangungjawaban

128

Baseline Comparisons

Model NFI

Delta 1

RFI

rho 1

IFI

Delta 2

TLI

rho 2 CFI

Default model 0,980 0,926 0,994 0,976 0,994

Saturated model 1,000 1,000 1,000

Independence model 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000

RMSEA

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE

Default model 0,067 0,000 0,177 0,327

Independence model 0,433 0,390 0,477 0,000