deskriptif racana walisongo dalam membina...

69
DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA AMALIAH DINIAH MASYARAKAT DUKUH BANJARSARI KELURAHAN BRINGIN KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Islam Oleh : Izul Wafa NIM :3105010 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO 2009

Upload: lydan

Post on 05-Feb-2018

245 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA AMALIAH

DINIAH MASYARAKAT DUKUH BANJARSARI KELURAHAN

BRINGIN KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Pendidikan Islam

Oleh :

Izul Wafa

NIM :3105010

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

2009

Page 2: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

II

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tanggal Tanda Tangan

Dr. H. Ruswan, M.A ................ ............................. Pembimbing I

Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.Ag ............... .............................. Pembimbing II

Page 3: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

III

PENGESAHAN PENGUJI

Tanggal Tanda Tangan

Dra. Siti Mariam, M.Pd ____________ _______________ Ketua Sidang Hj. Nur Asiyah, MSI ____________ _______________ Sekretaris Sidang Dr. Hj. Sukasih, M.Pd. ____________ _______________ Anggota Ridwan, M.Ag ____________ _______________ Anggota

Page 4: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

IV

MOTTO

”Kesuksesan tidak terjadi di luar dugaan,

Kesuksesan terjadi melalui cara berfikir anda,”

Roberrt schuller

Page 5: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

V

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Kepada kedua orang tua yang senantiasa selalu mendoakan penulis

Kepada bapak Saripan dan bapak Sutikno yang selalu menbantu dalam

penelitian penulis

Sahabat-sahabat ku Racana Walisongo yang selalu memberikan motivasi

kepada penyusun

Adik-adikku di Racana Walisongo IAIN Walisongo Semarang

Para pembaca budiman

Page 6: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

VI

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi

ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali

informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, Desember 2009

Deklarator,

Izul Wafa

NIM. 3105010

Page 7: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

VII

ABSTRAK

Izul Wafa ( 3105010). Upaya Racana Walisongo Semarang dalam Peningkatan Keberagamaan Masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Skripsi. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIn Walisongo, 2009.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana keberagamaan masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang sebelum dibina oleh Racana Walisongo; (2) Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Racana Waisongo dalam peningkatanan keberagamaan masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang; (3) Bagaimana keberagamaan masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang setelah dibina oleh Racana Walisongo.

Penelitian ini merupakan penelitian Field Research dengan Tehnik Analisis Induktif. Data yang terkumpuln kemudian dianalisis dengan menggunakan pendekatan induktif. Hasil penelitain menunjukkan bahwa (1) Kehidupan keberagamaan masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang sebelum dibina oleh Racana Walisongo dapat dikatakan masih kurang dalam pemahaman tentang agama Islam; (2) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Racana Walisongo berupa kegiatan-kegiatan keagamaan seperti: Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), Amalan Ramadhan, dan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) yang meliputi peringatan Hari Raya Idul Adha, Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, dan Halal Bihalal; (3) Kehidupan keberagamaan masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang setelah dibina oleh Racana Walisongo mengalami peningkatan dalam pemahaman tentang agama Islam, hal ini terbukti dengan bertambahnya kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilakukan secara rutin.

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para sivitas akademika, para mahasiswa, para tenaga pengajar mata kuliah jurusan dan program studi di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang terutama dalam memberi dorongon kepada mahasiwa agar senantiasa meningkatkan motivasi berprestasi secara lebih memadai.

Page 8: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

VIII

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang selalu

membimbing dan meridhoi penulis dalam masa penyusunan skripsi ini, tanpa

ridho Allah SWT mustahil penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta

salam penulis persembahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad

SAW yang kami nantikan syafaatnya di hari kiamat.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelulusan studi program

strata I (S.I) di Fakultas Tarbiyah, sebagai penulis tentunya masih banyak

kekurangan dan keterbatasan yang ada pada skripsi ini. Dengan kerendahan hati

penulis memepersembahkan skripsi yang berjudul ”Deskriptif Racana

Walisongo dalam Membina Amaliah Diniah Masyarakat Dukuh Banjarsari

Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan

dan saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skrisi ini dapat terselesaikan.

Untuk iti penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar M.Ed., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

2. Drs. H. Mustaqim, M.Pd, selaku Dosen Wali studi yang telah memberikan

bimbingan dan arahan kepada penulis.

3. Dr.H. Ruswan,. M.A. dan Hj. Lift Anis Ma’shumah,. M.Ag. selaku

pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membimbing

penyusun selama masa penyusunan skripsi ini.

4. Para dosen dan para staf pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis

mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Saripan, Sutarno, dan bapak Rokhim, selaku orang yang dihormati di

Dukuh Banjarsari dan seluruh masyarakat Dukuh Banjarsari dengan

dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

Page 9: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

IX

6. Ayah dan ibuku tercinta serta kakak dan adikku yang senantiasa

memberikan dorongan dan motivasi serta iringan doa demi suksesnya studi

penulis.

7. Adik-adikku di Racana Walisongo yang telah banyak membantu dalam

proses penyusunan skripsi.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu penulis semasa penyusunan skripsi ini.

Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka, hanya doa yang dapat

penulis berikan semoga amal baik mereka diterima oleh Allah SWt dan

mendapatkan imbalan yang berlipat ganda. Amin.

Akhir kata dengan segala harapan semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

berguna bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Semarang, Desember 2009

Penyusun

Izul Wafa

Nim :3105010

Page 10: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

X

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

HALAMAN MOTO ....................................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii

HALAMAN DEKLARASI ............................................................................ iv

HALAMAN ABSTRAK ................................................................................ v

HALAMAN KATA PENGANTAR .............................................................. vi

DARTAR ISI .................................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH ...................................... 1

B. PENEGASAN ISTILAH ....................................................... 4

C. RUMUSAN MASALAH ........................................................ 5

D. TUJUAN PENELITIAN ........................................................ 6

E. KAJIAN PUSTAKA .............................................................. 6

F. METODE PENELITIAN ...................................................... 7

BABII RACANA DALAM MEMBINA AMALIAH DINIAH

A. RACANA .............................................................................. 10

1. Pengertian Racana ....................................................... 10

2. Membina ....................................................................... 10

3. Nilai-nilai Gerakan Pramuka ..................................... 13

B. AMALIAH DINIAH ............................................................ 17

1. Pengertian Amaliah Diniah ......................................... 17

2. Bentuk-bentuk amaliah Diniah ................................... 17

C. CARA-CARA PENINGKATAN AMALIAH DINIAH .... 24

BAB III RACANA WALISONGO PENINGKATAN AMALAH

DINIAH MASYARAKAT BANJARSARI KELURAHAN

Page 11: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

XI

BRINGIN KECAMATAN NGALIYAN KOTA

SEMARANG

A. RACANA WALISONGO ...................................................... 27

1. Sejarah Berdirinya Racana Walisongo ..................... 29

2. Kegiatan-kegiatan di Racana Walisongo .................. 29

3. Struktur organisasi dan Program Kerja Racana

Walisongo .................................................................... 31

B. GAMBARAN UMUM DUKUH BANJARSARI

KELURAHAN BRINGIN KECAMATAN NGALIYAN

KOTA SEMARANG .............................................................. 35

C. CARA-CARA RACANA WALISONGO DALAM

PENINGKATAN AMALIAH DINIAH MASYARAKAT

DUKUH BANJARSARI KELURAHAN BRINGIN

KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG ........... 37

D. PENINGKATAN AMALIAH DINIAH MASYARAKAT

DUKUH BANJARSARI KELURAHAN BRINGIN

KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG ........... 39

1. Dukuh Banjarsari sebelum dibina oleh Racana

Walisongo .......................................................................... 39

2. Masyarakat Dukuh Banjarsari setelah dibina Racana

Walisongo .......................................................................... 40

BAB IV ANALISIS DESKRIPTIF RACANA WALISONGO

DALAM PENINGKATN AMALIAH DINIAH

MASYARAKAT DUKUH BANJARSARI KELURAHAN

BRINGIN KECAMATAN NGALIYAN KOTA

SEMARANG

A. HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN

MASYARAKAT ................................................................... 44

B. RACANA WALISONGO .................................................... 46

Page 12: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

XII

C. AMALIAH DINIAH MASYARAKAT DUKUH

BANJARSARI KELURAHAN BRINGIN

KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG ......... 48

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN ....................................................................... 52

B. SARAN-SARAN ..................................................................... 53

C. PENUTUP ............................................................................... 53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Agama Islam adalah agama yang bersifat universal artinya agama yang

diperuntukkan kepada seluruh umat manusia dengan memberikan jalan

keselamatan dan kedamaian di dunia akhirat, karena di dalam agama Islam

terdapat beberapa petunjuk tentang bagaimana hidup dan untuk apa hidup di

dunia ini terutama agar menjadi manusia yang berakhlakul karimah.

Konsep akhlakul karimah dalam Islam merupakan suatu pedoman bagi

manusia untuk menjalani kehidupannya dengan berperilaku yang baik.

Dengan berakhlak baik, insya Allah selamat hidup di dunia dan akhirat kelak.

Allah berfirman:

}29{الصالحات طوبى لهم وحسن مآب الذين آمنوا وعملوا“Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan (di dunia) dan (di akhirat) tempat kembali yang baik.” (QS. Ar-Ra’d (13): 29).1

Demi terwujudnya manusia yang berakhlakul karimah dan beriman,

maka perlu adanya suatu pendidikan, karena suatu lembaga pendidikan

merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk menyiapkan peserta didik

melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan-latihan agar bisa berguna

di masa mendatang, dan salah satu lembaga tersebut adalah lembaga pendidik

di perguruan tinggi.

Islam adalah agama yang sangat memperhatikan masalah pendidikan,

karena pendidikan adalah sebuah penanaman modal manusia untuk masa

depan dengan membekali generasi muda dengan budi pekerti yang luhur dan

kecakapan yang tinggi.

1Yatimin Abduallah, Studi Akhlak dalam Perspektif AlQuran,(Jakarta: Amzah 2007), hlm.

186

Page 14: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

2

Pendidikan agama Islam merupakan masalah penting dan fundamental

dalam kaitannya dengan budaya lokal. Pendidikan agama Islam merupakan

suatu pembinaan terhadap pembangunan bangsa secara keseluruhan,

terwujudnya kehidupan masyarakat yang berpegang pada moralitas

merupakan salah satu hasil dari pendidikan agama Islam.

Tugas pendidikan Islam ini merupakan realisasi dari pengertian

Tarbiyah Al-Insya (menumbuhkan atau mengaktualisasikan potensi). Asumsi

tugas ini adalah bahwa manusia mempunyai sejumlah potensi atau

kemampuan, sedangkan pendidikan merupakan proses untuk menumbuhkan

dan mengembangkan potensi-potensi tersebut2

Dalam kebijakan nasional di bidang pendidikan tinggi telah

dirumuskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN ) dinyatakan

bahwa pendidikan tinggi di kembangkan dan peranan perguruan tinggi

diarahkan untuk:

a. Menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pemeliharaan, penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sesuai dengan kebutuhan

pembangunan masa sekarang dan masa depan bangsa Indonesia.

b. Mendidik mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian serta memiliki rasa

tanggungjawab yang besar terhadap masa depan bangsa Indonesia.

c. Menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha

pembangunan nasional pembangunan nasional dan pembangunan daerah.

d. Mengembangkan tata kehidupan kampus yang memadai dan tampak jelas

corak khas kepribadian Indonesia3.

Perguruan tinggi sebagai lembaga pendidikan mempunyai fungsi

mengolah, mengembangkan dan menciptakan nilai-nilai budaya yang ada di

masyarakat melalui proses yang disebut penyelidikan (research). Sedangkan

untuk mengembangkannya diadakan suatu pengabdian pada masyarakat

2Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidkan Islam, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1992),

hlm. 117 3Oemar Hamalik, Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi, (Bandung: Sinar Baru 1991),

hlm. v

Page 15: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

3

dimana perguruan tinggi turut aktif memberi sumbangan-sumbangan yang

dibutuhkan oleh masyarakat.4

Hal tersebut adalah merupakan misi penting dari suatu perguruan

tinggi yang disebut sebagai Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pengajaran,

penelitian dan pengabdian di masyarakat.5. Yang semuanya akan bermanfaat

apabila di aplikasikan secara kongkrit.

Sementara itu perguruan tinggi juga bertujuan mendidik mahasiswa

agar berjiwa penuh pengabdian serta memiliki sikap tanggung jawab yang

besar terhadap masyarakat sesuai dengan Dharma perguruan tinggi diatas.

Keberhasilan perguruan tinggi menjadi suatu tumpuan dan harapan

masyarakat yang salah satunya berpangkal pada aktivitas mahasiswa yang

berada di perguruan tinggi.

Wujud aktivitas tersebut terbentuk dalam suatu Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) yang bertujuan mengembangkan potensi mahasiswa dan

kepedulian Racana Walisongo dibuktikan dengan adanya sebuah desa yang

menjadi objek binaan (Desa Binaan) yang berada di Dukuh Barjarsari

Kelurahan Bringin KecamatanNyaliyan kota Semarang.

Masyarakat Banjarsari sebelum dibina oleh racana Walisongo dalam

kehidupan sehai-hari sudah adanya kegiatan-kegiatan sosial ataupun

keagamaan, tetapi kegiatan tersebut tidak berjalan secara lancar dengan

semestinya atau vakum, seperti halnya kegiatan-kegiatan keagamaan yaitu

Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), tahlilan dan dibaan.

Setelah mayarakat Barjarsari dibina oleh Racana Walisongo dalam

kehidupan sehari-hari sangat menjunjungtinggi tradisi sosial yang merupakan

ciri khas masyarakat desa pada umumnya dibandingkan dengan masyarakat

kota dan kegiatan-kegiatan yang sudah ada di masyarakat Banjarsari

dimaksimalkan kembali, seperti halnya kerja bakti, orang desa menyebutnya

Gugur Gunung. Selain tradisi dalam kehidupan sosial, masyarakat Barjarsari

juga melaksanakan tradisi dalam kehidupan beragama, seperti halnya setiap

4Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam Suatu Analisis Sosio Psikologi, (Jakarta: Pustaka Al-Husna), 1985, hlm. 92

5Anton Bakir dkk, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius 1991), hlm. 12.

Page 16: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

4

malam Rabu diadakannya tahlilan para bapak-bapak, dan malam Jum’at

diadakannya dibaan para ibu-ibu.

Racana walisongo merupakan salah satu UKM yang ada di

lingkungan IAIN Walisongo yang bergerak di bidang kepramukaan. Sebagai

bentuk kepedulian terhadap perkembangan umat. Racana walisongo berusaha

mengabdikan kepada masyarakat dengan menempatkan masyarakat sebagai

obyek binaan, dan desa binaan tersebut berada di Dukuh Banjarsari Kelurahan

Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.

Dari uraian diatas, penulis berusaha mendeskripsikan kehidupan

keberagamaan masyarakat Barjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan

Kota Semarang dalam suatu skripsi yang bejudul : Deskriptif Racana

Walisongo Dalam membina Amaliah Diniyah Masyarakat Dukuh

Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.

B. PENEGASAN ISTILAH

Untuk menghindari penafsiran dan pemahaman yang berbeda dengan

judul di atas, maka penulis memberikan batasan-batasan dalam kajian

penelitian ini. Batasan-batasan tersebut adalah :

1. Deskriptif

Deskriptif adalah menggambarkan apa adanya6. Deskriptif yang

dimaksud peneliti adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-

kata secara jelas dan terperinci.

2. Racana Walisongo

Racana Walisongo Semarang adalah salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) yang berada di IAIN Walisongo Semarang yang bergerak di

bidang kepramukaan.

3. Membina

Membina adalah meperkenalkan, menumbuhkan, dan membimbing

(usaha,)7. Membina yang dimaksud peneliti adalah usaha untuk

6Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka: 1990, Jakarta). Hlm. 201 7Ibid., 1160

Page 17: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

5

mengarahkan atau memberikan bantuan ke arah yang sesuai dengan

aturan-aturan agama.

4. Amaliah Diniah

Amaliah diniah adalah Perbuatan (amal) yang bersifat keagamaan8.

Amaliah diniah yang dimaksud peneliti adalah amal perbuatan yang

sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam.

5. Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota

Semarang

Dukuh ini merupakan desa binaan Racana Walisongo sekaligus sebagai

tempat penelitian.

C. RUMUSAN MASALAH

Ada beberapa masalah pokok yang dikaji dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana amaliah diniah masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan

Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang sebelum dibina oleh Racana

Walisongo ?

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Racana Walisongo dalam rangka

membina amaliah diniah masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan

Bringin kecamatan Ngaliyan Kota Semarang ?

3. Bagaimana amaliah diniah masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan

Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang setelah dibina oleh Racana

Walisongo ?

D. TUJUAN PENELITIAN

Sebagai acuan dalam rumusan permasalahan di atas maka tujuan

penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui :

1. Amaliah diniyah masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin

Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang sebelum dibina oleh Racana

Walisongo.

8Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka: 1990, Jakarta). Hlm. 30

Page 18: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

6

2. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh Racana Walisongo dalam

meningkatkan amaliah diniyah masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan

Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.

3. Amaliah diniyah masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin

Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang setelah dibina oleh Racana

Walisongo.

E. KAJIAN PUSTAKA

Skripsi yang disusun oleh Ani Purwaningsih yang berjudul “Peranan

Pendidikan Agama Islam di Masyarakat dalam meningkatkan kehidupan

beragama di Desa Depok Kecamatan Pangkan Kabupaten Tegal Tahun

1998/1999”, yang berisi bahwa pendidikan Agama Islam di tengah-tengah

masyarakat adalah usaha pendidikan agama Islam di tengah-tengah

masyarakat berupa pelaksanaan pengajian yang meliputi pembinaan ibadah,

akhirat, aqidah dan muamalat yang sesuai dengan ajaran agama Islam terhadap

masyarakat agar memiliki pemahaman, penghayatan dan pengenalan tentang

ajaran-ajaran Islam.

Skripsi yang kedua berjudul “Kontribusi Racana Walisongo Semarang

dalam pengembangan kehidupan beragama di Dukuh Jamalsari Kelurahan

Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang” yang disusun oleh

Muwahidatun Nahriyah Nim: 3100028 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

Semarang tahun 2005, yang berisi bahwa usaha Racana Walisongo Semarang

dalam pengembangan kehidupan beragama yang berupa penyelenggaraan

Taman Pendidikan Al-qur’an (TPQ), tahlilan, amalan Ramadhan dan

peringatan Hari Besar Agama Islam dengan maksud agar nantinya masyarakat

jamalsari memiliki pemahaman tentang Agama Islam.

Dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Bimbingan dan

Konseling” karangan prof. Dr. Priyatno dan Dra. Ermananti, tahun 1999 yang

Page 19: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

7

menegaskan bahwa bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan

meningkatkan realisasi pribadi setiap individu.9

Sedangkan penelitian yang berusaha diajukan oleh penulis adalah

Upaya Racana Walisongo Semarang dalam Peningkatan keberagamaan

Masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota

Semarang, dan sejauh ini belum adanya seseorang yang meneliti terutama

sebagai obyeknya yaitu Dukuh Barjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan

Nyaliyan Kota Semarang.

F. METODOLOGI PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut :

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian yang di lakukan peneliti adalah berada di

Dukuh Banjarsari kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota

Semarang.

2. Waktu penelitian

Peneliti dalam melakukan penelitian di Dukuh Banjarsari

Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang selama dua

bulan.

3. Variabel penelitian

Variabel penelitian yang digunakan peneliti yang pertama adalah

Racana dalam membina dan amaliah diniyah masyarakat Banjarsari

Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

4. Sumber data

Peneliti dalam mendapatkan sumber data penelitian ini melalui

tokoh masyarakat, tokoh agama, Ketua Racana, dan Dewan Racana

Walisongo khususnya Bidang Sosial Keagamaan (SOSAG).

1. Metode pengumpulan data

a. Metode Observasi

9Ibid., hlm. 94.

Page 20: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

8

Metode observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara

sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala

psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.10. Observasi sebagai alat

pengumpul data adalah suatu kegiatan mengadakan pengamatan

secara teliti dan seksama serta mencatat fenomena-fenomena (gejala)

yang dilihat dalam sebab akibat11. Dalam hal ini peneliti mengamati

dan mencatat gambaran umum kehidupan masyarakat Dukuh

Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang

yang berupa pelaksanaan shalat berjamaah,Taman Pendidikan Al-

Qur’an (TPQ), dan Jamaah tahlilan.

b. Metode wawancara atau interview

Metode wawancara atau interview adalah “Pengumpulan data

dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewancara

kepada responden dan jawaban-jawaban responden dicatat atau

direkam dengan alat perekam.12 Dengan demikian metode ini

digunakan peneliti untuk mendapatkan informasi atau data tentang

kehidupan keberagamaan masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan

Bringin Kecamatan nyaliyan Kota Semarang. Peneliti meminta

informasi dari Racana Walisongo adalah dari Ketua Racana

Domesioner Masa Bakti 2006 yaitu Muhlisin,S.Sos.i, Ketua Racana

Demisioner Masa Bakti 2008 yaitu Ari Pramono, Di samping itu

peneliti juga meminta informasi dari pihak Dukuh Barjarsari yaitu

Bapak Sutarno (mantan Ketua RT),Bapak Saripan (Ketua RT) dan

Bapak Rokhim (Tokoh Agama setempat).

c. Metode Dokumentasi

10Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : PT. Rineka Cipta,

19997), hlm. 63. 11Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Suatu Penelitian Kualitatif Paradigma Ilmu

Komunikasi dan Sosial Lainnya, (Bandung, PT. Remaja Rosdakarya 2001), hlm. 156. 12Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian Bidang

Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya), 1999, hlm. 67

Page 21: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

9

Metode dokumentasi adalah mencari hal-hal yang berupa

catatan transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

agenda dan sebagainya.13 Metode ini digunakan untuk memperoleh

data dokumen atau arsip yang berhubungan dengan Racana

Walisongo dan Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan

Ngaliyan Kota Semarang. Data-data yang digunakan peneliti adalah

Matrik program kerja Racana Walisongo mulai Tahun 2006 s.d Tahun

2009 dan foto-foto kegiatan yang berhubungan dengan Dukuh

Barjarsari.

Selanjutnya data-data dikumpulkan agar nantinya dokumen

menjadi valid dan sah, maka peneliti menggunakan cara Triangulasi

dengan tujuan sebagai pembanding terhadap data-data tersebut.

2. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga data

ditemukan dan dapat dirumuskan seperti yang disarankan oleh data-

data14. Dalam hal ini penulis menggunakan analisis deduktif yaitu analisis

data untuk mengungkapkan dan memahami kebenaran yang diperoleh

dari pengamatan-pengamatan dan pernyataan-pernyataan informan dari

hal-hal yang bersifat khusus kepada hal-hal yang bersifat umum.

13Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Relasi V,

(Jakarta : Rineka Cipta, 2002), hlm. 206. 14Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

1999), hlm. 23.

Page 22: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

10

BAB II

RACANA DALAM MEMBINA AMALIAH DINIAH

A. RACANA

1. Pengertian Racana

Pandega (Racana) adalah golongan pramuka setelah penegak.

Anggota pramuka yang termasuk dalam golongan ini adalah yang berusia

dari 21 tahun sampai dengan 25 tahun. Kegiatannya sama dengan kegiatan

penegak sehingga di kwartir ditangani oleh Dewan Kerja yang dikenal

dengan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega1.

Kelompok umum adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan dalam sistem anggotanya yaitu: 1. Kelompok umum usia 7-10 tahun disebut dengan Pramuka siaga. 2. Kelompok umum usia 11-15 tahun disebut dengan Pramuka

Penggalang. 3. Kelompok umum usia 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak 4. Kelompk umum usia 21-25 tahun disebut dengan pramuka Pandega

(Racana)2.

Jadi bahwa racana itu adalah sebuah tingkatan dalam bidang

kepramukaan yang berada di perguruan tinggi. Bagi orang dewasa

kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan

keikhlasan dan pengabdian serta mempunyai kewajiban untuk secara

sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya organisasi kepramukaan.

2. Membina

Membina merupakan kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan

dan membimbing3. Untuk itu yang namanya pembinaan itu sangat

diperlukan agar nantinya apa yang diharapkan oleh penbina bisa tercapai

sesuai apa yang diinginkan.

Sedangkan membina itu meliputi :

1http://id. Wikipedia. Org/wiki/pandega. 31 Desember 2009 2 http:// id. Wikipeia.org/wiki/ gerakan pramuka Indonesia. 31 Desember 2009 3Lembaga Pendidikan kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional Panduan Kursus

Pembinaan Pramuka Mahir Tingkat Dasar (Kwartir Cabang 1205 : Yogyakarta), hlm. 31

Page 23: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

11

a. Kepribadian

Sejak dilahirkan, setiap orang bertumbuh dan berkembang

menurut masa perkembangan yang dipengaruhi oleh lingkungannya

sendiri. Sehingga dalam hal inilah arti pendidikan ditengah kehidupan

masyarakat yaitu membantu agar tiap-tiap individu mampu menjadi

anggota kesatuan sosial manusia tanpa kehilangan pribadinya masing-

masing.

Tanda-tanda kepribadian sehat adalah :

1) Kepercayaan yang mendalam kepada diri sendiri dan orang lain.

Kepercayaan pada dunia luar ini dipupuk sejak masih kecil di

bawah asuhan ibu. Anak yang terlalu cepat dilepas dari dada

ibunya akan kurang mempunyai kepercayaan pada diri sendiri dan

pada dunia, bila hal ini terjadi, maka ia akan mencari bentuk

kemesraan dalam bentuk lainnya, misalnya dari kakek, nenek atau

gurunya.

2) Tidak ragu-ragu tetapi berani.

Harus dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.

3) Berkembang inisiatifnya.

Yang dapat mematikan inisiatif adalah suara hati yang selalu

merasa bersalah. Berikanlah kesempatan kepada pemuda-pemuda

untuk mengerjakan pekerjaan yang menuntut tanggungjawab,

walaupun pada mulanya ia banyak berbuat salah.

4) Mempunyai semangat kerja.

Pujian yang tidak wajar dan teguran-teguran yang terlalu sering

akan mematikan semangat kerja. Padahal harga diri yang timbul

selalu berasal dari hasil kerja yang nyata.

5) Bersikap jujur pada diri sendiri.

Berani melihat dengan sadar akan diri sendiri, bahkan dapat

melihat kekurangannya sendiri pula.

6) Mampu berdedikasi.

Page 24: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

12

Untuk ini jangan disamakan dengan sikap mengalah yang tidak

pada tempatnya, sehingga mudah ditindas oleh orang lain dan tidak

mempunyai kekuatan untuk mempertahankan diri4.

b. Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk memciptakan sesuatu

yang baru5. Baru disini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi

dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada

sebelumnya.

Pada mulanya, kreativitas dipandang sebagai faktor bawaan

yang hanya dimiliki oleh individu tertentu. Dalam perkembangan

selanjutnya ditemukan bahwa kreativitas tidak berkembang secara

otomatis tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Beberapa

faktor yang mempengarui perkembangan kreativitas adalah :

1. Usia

2. Tingkat pendidikan orang tua

3. Tersedianya fasiltas

4. Penggunaan waktu luang6.

c. Meningkatkan kemampuan peserta didik(intelektual)7.

Perkembangan intelektual sering dikenal di dunia psikologi

maupun pendidikan dengan istilah perkembangan kognitif. Intelektual

adalah akal budi berdasarkan aspek kognitifnya, khususnya proses

berpikir yang lebih tinggi8.

Perkembangan intelektual sebenarnya dipengarui oleh dua

faktor utama, yaitu hereditas dan lingkungan. Faktor-faktorm ini pada

kenyataannya tidak terpisahkan secara sendiri-sendiri melainkan saling

melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya

sebagai berikut :

4Agus Sujanto dkk, Psikologi Kepribadian (Bumi Aksara: Jakarta, 2004), hlm. 157-158 5Muhammad Ali, Psikologi Remaja (Bumi Aksara: Jakarta, 2004), hlm. 41 6Ibid. hlm. 54 7Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka, Op. Cit. hlm. 31 8Op. cit. hlm. 27

Page 25: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

13

1. faktor hereditas

Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang

menentukan daya kerja intelektualnya. Secara potensial anak telah

membawa kemungkinan, apakah akan menjadi kemmpuan berpikir

secara normal atau tidak normal. Namun potensi ini tidak akan

berkembang secara optimal apabila lingkungan tidak memberi

kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu peranan

lingkungan sangat menentukan perkembngan intelektual.

2. Faktor lingkungan

Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam

mempengaruhi perkembangan intelektual anak yaitu :

a. Keluarga

Pengaruh yang paling penting dilakukan oleh keluarga adalah

memberikan pengalaman kepada anakdalam berbagai bidang

kehidupan sehingga anak memiliki informasi yang banyak

yang merupakan alat bagi anak untuk berpikir.

b. Sekolah

Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggung jawab

untuk meningkatkan perkembangan anak termasuk

perkembangan berpikir anak9.

3. Nilai-Nilai Gerakan Pramuka

Gerakan pramuka merupakan suatu wadah pembinaan generasi

muda yang memiliki sasaran dan tujuan untuk membentuk manusia yang

berkepribadian dan berbudi luhur baik mental maupun spiritual, sehingga

dibutuhkan kesungguhan dalam mempersiapkan generasi muda, menanam,

memupuk dan mengembangkan nilai-nilai kehidupan yang akan

menjadikan bekal untuk mengarungi kehidupan ini.

Gerakan Pramuka dapat di dirikan diseluruh wilayah tanah air

Indonesia dan diikuti oleh seluruh bangsa Indonesia tanpa membedakan

9Op. Cit. hlm. 34-35

Page 26: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

14

suku dan ras Gerakan Pramuka. Keanggotaan Gerakan Pramuka bersifat

sukarela yang berarti tidak ada unsur kewajiban dan paksaan.

Gerakan Pramuka memberi kebebasan kepada anggotanya untuk

beribadat menurut agama dan kepercayaan masing-masing, membina

anggotanya agar meningkatkan ketakwaan dan menjalankan kewajiban

terhadap Tuhan Yang Maha Esa serta memupuk kerukunan hidup

beragama dengan saling menghormati, menghargai kepercayaan orang

lain.

Adapun nilai-nilai yang perlu ditanam, dipupuk dan dikembangkan

di dalam diri dan pada generasi muda terdapat dalam kode kehormatan

yang juga dapat disebut Kode Etik atau Kode Tingkah Laku dalam bentuk

Janji dan dalam bentuk ketentuan Moral10.

Makna kode kehormatan itu sendiri adalah suatu norma atau

ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan di dalam hati

seseorang, sedangkan kode kehormatan pramuka adalah budaya organisasi

gerakan pramuka yang melandasi sikap, tingkah laku anggota gerakan

pramuka dalam hidup dan kehidupan berorganisasi11. Tetapi tidak

menutup kemungkinan kode kehormatan ini diterapkan atau diamalkan

oleh masyarakat umum dalam kehidupan sehari-hari demi tercapainya

kehidupan yang baik dan tenteram.

Pengamalan kode kehormatan pramuka akan terwujud dengan jelas

dan dilaksanakan dengan kesadaran bilamana dalam jiwa Pramuka

terpateri dengan kuat Prinsip Dasar Kepramukaan karena prinsip dasar

kepramukaan adalah dasar pelaksanaan dari kode kehormatan pramuka

dalam kehidupan sehari-hari seorang pramuka sebagai makhluk Tuhan

Yang Maha Esa, individu dan anggota masyarakat serta lingkungannya.

10Op. Cit., hlm. 12 11Keputusan Kwartir Nasional Gerkan Pramuka Nomor :086 Tahun 2005 tentang Anggaran

Dasar Rumah Tangga Gerakan Pramuka,Pasal 21 Tentang Kode Kehormatan, hlm. 40

Page 27: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

15

Kode Kehormatan Pramuka terdiri atas Janji (Satya) dan ketentuan

Moral (Darma) yang merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan

alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan12.

Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji adalah janji yang

diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggoa gerakan pramuka

setelah memenuhi persyaratan kenggotaan. Janji itu disebut Trisatya

Pramuka, Trisatya Pramuka yaitu :

TRISATYA

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh : 1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila 2. Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun

masyarakat 3. Menepati Dasadarma13

Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk ketentuan moral

(Darma) adalah alat proses pendidikan sendiri yang progesif untuk

mengembangkan budi pekerti luhur, upaya memberi pengamalan praktis

yang mendorong anggota Pramuka menemukan, menghayati, memetuhi

sistem nilai yang di miliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi

anggota. Ketentuan Moral tersebut adalah Dasadarma Pramuka,

Dasadarma Pramuka Yaitu :

DASADARMA PRAMUKA

Pramuka itu : 1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia 3. Patriot yang sopan dan ksatria 4. Patuh dan suka bermusyawarah 5. Rela menolong dan tabah 6. Rajin, terampil dan bahagia 7. Hemat, cermat dan bersahaja 8. Disiplin,berani dan setia

12Kwartir Daerah Jawa Tengah,Bahan Serahan Kursus Mahir Lanjutan (KML), Tahun 2001,

hlm. 17 13Op. Cit., hlm. 40

Page 28: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

16

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya 10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan14

Pengamalan Kode kehormatan dilaksanakan dengan : 1. Menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan masing-

masing. 2. Membina kesadaran berbangsa dan bernegara. 3. Mengenal, memelihara dan melestarikan lingkungan beserta alam

seisinya. 4. Memiliki sikap kebersamaan, tidak mementingkan diri sendiri, baik

dalam lingkungan keluarga maupun dalam kehidupan bermasyarakat 5. Hidup secara sehat jasmani dan rohani. 6. Belajar mendengar, menghargai dan menerima pendapat atau

gagasan orang lain, mawas diri, bersikap terbuka, mematuhi kesepakatan dan memperhatikan kepentingan bersama, mengutamakan kesatuan dan persatuan serta membina diri dalam upaya bertutur kata dan bertingkah laku sopan, ramah dan sabar.

7. Membiasakan diri memberikan pertolongan, berpartisipasi dalam kegiatan bakti sosial, membina kesukarelaan dan kesetiakawanan dan kesabaran dalam mengatasi tantangan tanpa mengenal sikap putus asa.

8. Kesediaan dan keikhlasan menerima tugas sebgai upaya persiapan pribadi menghadapi masa depan, berupa melatih keterampilandan pengetahuan sesuai dengan kemampuannya, riang gembira dalam menjalankan tugas menghadapi kesulitan maupun tantangan.

9. Serasi dan tidak berlebihan, teliti, waspada dan tidak melakukan hal-hal yang mubazir dengan membiasakan hidup secara bersahaja sebagai persiapan diri agar mampu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi..

10. Mengendalikan dan mengatur diri, berani menghadapi tantangan dan kenyataan, berani dalam kebenaran, berani mengakui kesalahan, memegang teguh prinsip dan tatanan yang benar dan taat terhadap aturan atau kesepakatan.

11. Mematuhi aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku, kesediaan untuk bertanggungjawab atas segala tindakan dan perbuatan, bersikap jujur dalam hal perbuatan maupun materi, membiasakan diri menepati janji dan bersikap jujur.

12. Memiliki daya pikir dan daya nalar yang baik dalam upaya membuat gagasan dan menyelesaikan permasalahan, berhati-hati dalam bertindak, dalam gagasan, pembicaraan dan tindakan15.

14 Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Op. Cit., hlm, 41 15Lembaga Pendidikan Kader Gerakanamuka (LEMDIKANAS) candradimuka Bahan

Serahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD), (Jakarta :2008), hlm. 25

Page 29: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

17

B. AMALIAH DINIAH

a. Pengertian Amaliah Diniah

Amaliah atau amalan berasal dari kata amal yaitu perbuatan, dan

proses. Sedangkan agama adalah menguasai, mnundukkan, patuh, dan

kebiasaan16. Jadi amaliah diniah adalah perbuatan atau tingkah laku yang

timbul sebagai reaksi terhadap kewajiban-kewajiban seseorang untuk

memetuhi atau melakukan kebiasaan yang berkaitan dengan nilai-nilai

ajaran agama Islam.

Amaliah diniah atau perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan

agama bisa dikatakan sama dengan akhlak Islam. Akhlak Islam itu sendiri

adalah tingkah laku manusia yang diwujudkan bentuk perbuatan, ucapan

dan pikiran yang sifatnya membangun, tidak merusak lin gkungan, tidak

pula bertentangan dengan ajaran agama Islam17.

b. Bentuk-bentuk Amaliah Diniah

Islam memberikan amaliah diniah kususnya yang termaktub dalam

rukun Islam telah menyentuh pada hampir semua aspek kehidupan

masyarakat. Amaliah diniah itu meliputi :

1. Shalat

Shalat menurut bahasa berarti do’a, sedangkan menurut syara’

adalah ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan

yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat-

syarat dan rukun tertentu18.

Ibadah shalat diperintahkan oleh Allah kepada Nabi

Muhammad SAW pada saat beliau melakukan Isra’ Mi’raj pada

tanggal 27 Rajab 11 kenabian19. Dasar kewajiban untuk melaksanakan

shalat disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Ankabut: 45

16Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam (Kencana: Jakarta, 2005), hlm. 55 17Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam perspektif Al-Qur’an, (Amzah: Jakarta, 2007), hlm.

197 18Moh. Saifulloh Al Aziz, Fiqih Islam Lengkap (Terbit Terang: Surabaya, 2005). hln. 147 19Ibid

Page 30: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

18

⌧ ☺

”Dan dirikanlah shalat, karena sesungguhnya shlat itu dapat

mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”20.

Syarat wajib shalat adalah persyaratan yang berhubungan

dengan kewajiban seseorang untuk melakukan ibadah, termasuk shalat.

Adapun syarat wajib shalat adalah :

a. Islam

Orang yang tidak beragama Islam tidak wajib melaksanakan shalat,

di dunia ini dia tidak dituntut melaksanakannya meskipun

mengerjakan shalat tetap tidak sah.

b. Suci dari haid dan nifas

Wanita dalam keadaan haid atau nifas tidak sah melaksanakan

shalat, bahkan haram hukumnya.

c. Berakal

Orang yang hilang akalnya karena mabuk, gila atau sebagainya

tidak wajib melaksanakan shalat.

d. Baligh

Seseorang dapat dianggap balig apabila telah memenuhi salah satu

dari tanda-tanda berikut ini yaitu : cukup berumur 15 tahun, keluar

mani, mimpi basah, dan keluar darah haid bagi wanita.

e. Telah sampai dakwah

Orang yang belum pernah mendengar dan mendapat perintah tidak

wajib shalat. Tetapi apabila ia telah mengetahui perintah itu, maka

wajib untuk melaksanakan shalat.

20Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemah (Gema Risalah

Press: Bandung, 1992). Hlm. 635

Page 31: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

19

f. Melihat dan mendengar

Syarat ini diambil dari kebiasaan, bahwa orang yang buta dan tuli

sejak dilahirkan, tidak dapat mengetahui hukum-hukum syariat

Islam tidak wajib melaksanakan shalat.

g. Jada (tidak tidur)

Orang yang tidur tidak dikenai kewajiban shalat sehinnga ia

bangun, begitu pula orang yang lupa sampai ia ingat21.

Shalat mempunyai rukun-rukun yang tanpa itu ia menjadi

tidak sah jika salah satu diantanya ditinggalkan. Rukun-rukun

shalat itu meliputi :

a. Niat b. Berdiri bagi yang kuasa c. Takbiratul ikhram d. Membaca surat Al-Fatihah e. Ruku’ dengan tuma’ninah f. I’tidal dengan thuma’ninah g. Sujud dua kali dengan thuma’ninah h. Duduk antara dua sujud i. Duduk untuk tasyahud pertama j. Membaca tasyahud akhir k. Membaca shalawat atas Nabi l. Mengucap salam m. Tertib22.

Dalam melaksanakan shalat dianjurkan melaksanakan dengan

berjamaah karena akan mendapatkan dua puluh tujuh keutamaan dari

pada shalat sendirian. Shalat yang wajib dilaksanakan ada lima waktu

yaitu Mhagrib, Isya’, Subuh, Dhuhur, Ashar.

2. Zakat

Zakat berasal dari kata Tazkiyah yang mengandung arti

kesuburan, kesucian dan keberkatan, sedangkan menurut syara’

adalah mengeluarkan sebagian dari hartanya yang dimiliki menurut

ketentuan syara’23.

21Op. Cit. hlm. 148 22Op. Cit. hlm. 153 23Op. Cit.hlm. 269

Page 32: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

20

Dengan demikian orng yang mengeluarkan sebagian dari

hartanya untuk zakat akan dapat menambah kesuburan hartanya dan

memperoleh keberkahan dan rahmad dari Allah, serta mendapat

kesucian diri dan hartanya.

Secara garis besar zakat ada dua macam yaitu:

a. Zakat Mal

Zakat mal yaitu zakat buah-buahan (biji-bijian dan buah-buahan),

zakat binatang ternak, zakat emas dan perak (perhiasan) dan zakat

perniagaan yang jumlahnya sudah mencapai nishab dan sudah

jatuh tempo.

b. Zakat fitrah

Zakat fitrah yaitu zakat yang dikeluarkan berdasarkan jumlah jiwa

atau anggota keluarga. Zakat ini dikelurkan pada saat selesai

melaksanakan ibadah puasa ramadhan24. Setiap orang satu sha’

yaitu empat mud (3 kg) berupa bahan makanan yang biasa

dikonsumsi dinegerinya.

Syarat-syarat wajib zakat fitrah adalah :

1. Islam

2. Mempunyai kelebihan makanan untuk sehari semalam bagi

seluruh keluarganya

3. Orang yang bersangkutan hidup dikala matahari terbenam pada

akhir bulan Ramadhan.

Sedangkan oarang-orang yang wajib menerima zakat fitarah

adalah :

1. Faqir

Faqir adalah orang yang tidak mempunyai harta atau usaha

yang dapat menjamin 50% kebutuhan hidupnya untuk sehari-

hari.

2. Miskin

24Moh. Saifulloh Al Aziz, Op. Cit. hlm. 271

Page 33: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

21

Miskin adalah orang yang mempunyai harta dan usaha yang

dapat menghasilkan lebih dari 50% untuk kebutuhan

hidupnya, tetapi tidak mencukupinya.

3. Amil

Amil adalah panitia zakat yang dapat dipercayakan untuk

mengumpulkan dan membagi-bagikan kepada yang berhak

menerimanya sesuai dengan hukum Islam.

4. Muallaf

Muallaf adalahorang yang baru masuk Islam dan belum kuat

iman dan jiwanya agar bertambah kuat imannya supaya dapat

meneruskan Islam.

5. Hamba sahaya

Hamba sahaya adalah hamba yang mempunyai perjanjian

akan dimerdekakan oleh tuannya dengan jalan menebus

dirinya.

6. Gharim

Gharim adalah orang yang berhutang untuk sesuatu

kepentingan yang bukan ma’siat dan ia tidak sanggup untuk

melunasinya.

7. Sabilillah

Sabilillah adalah orang yang berjuang dengan sukarela untuk

menegakkan agam Allah.

8. Musafir

Musafir adalah orang yang kekurangan perbekalan dalam

perjalanan dengan maksud baik, seperti menuntut ilmu dan

menyiarkan agama Islam25.

3. Puasa

Puasa menurut bahasa adalah menahan diri, sedangkan

menurut syara’ adalah menahan diri segala sesuatu yang

membatalkan dari mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari

25Sulaiman Rajid, Fiqih Islam (PT. Sinar Baru: Bandung, 2006), hlm. 210-215

Page 34: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

22

karena perintah Allah semata-mata dengan disertai niat dan syarat-

syarat tertentu26. Dasar hukum untuk melaksanakan puasa dijelaskan

dalam Al-Qur’an yaitu surat Al-Baqorah: 183-184

.

☺⌧

…….

”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa

sebagaimana diwajibkan atas orng-orang sebelum kamu bertaqwa.

(yaitu) dalam beberapa hari tertentu” (Q.S. Al-Baqarah: 183-184)27.

Untuk melaksanakan puasa secara benar dan sah, terdapat

beberapa syarat dan rukun yang dianjurkan oleh syara’ yaitu :

a. Syarat wajib puasa adalah :

1. Berakal

2. Balig (umur 15 ke atas)

3. Kuat berpuasa

b. Syarat sah puasa adalah :

1. Islam

2. Mumayis

3. Suci dari haid dan nifas

4. Dalam waktu yang diperbolehkan berpuasa

c. Rukun puasa adalah meliputi :

1. Niat

2. Menahan diri dari yang membatalkan puasa sejak terbit fajar

sampai terbenam matahari28

26Moh. Saifulloh Al Aziz, Op. Cit. hlm. 294 27Yayasan Penyelenggara Penterjemah , Op.Cit. hlm

Page 35: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

23

Bagi orang-orang yang melaksanakan kewajiban puasa

dengan ikhlas, tentu mereka dapat dikatakan telah membuktikan

imannya kepada Allah karena iman itu bukan saja diucapkan dengan

lidah, tetapi harus diikrarkan dengan kalbu selanjutnya dibuktikan

dalam perbuatan29.

4. Haji

Haji menurut bahasa adalah menyengaja untuk mengunjungi,

sedangkan menurut Syara’ adalah mengunjungi atau menziarai

ka’bah di Mekkah dengan niat ibadah kepada Allah dalam waktu dan

cara-cara tertentu pula.

Syarat-syarat haji meliputi :

a. Islam

b. Berakal

c. Balig

d. Kuasa

Rukun-rukun haji meliputi :

a. Ihram

Ihram yaitu berniat mulai mengerjakan haji dan umrah

b. Wuquf di Arafah

Wuquf dimulai sejak dari tergelincirnya matahari pada tanggal 9-

10 bulan haji.

c. Thawaf ifadah

Thawaf adalah berkeliling ka’bah

d. Sa’i

Sa’i adalah berlari-lari kecil antara shafa dan Marwa.

e. Memotong rambut

Memotong rambut sekurang-kurangnya 3 helai rambut30

Dalam melaksanakan haji dan umroh da tiga cara yaitu:

28Op. Cit. hlm. 227-230 29Nasruddin Razak, Op. Cit. hlm. 204 30Afif Muhammad, Mengenal Mudah Rukun Islam, Rukun Iman, Rukun Ihsan secara

Terpadu (Al-Bayan: Bandung, 1998), hlm. 105

Page 36: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

24

a. Ifrad yaitu mendahulukan haji setelah itu melaksanakan umroh.

b. Tamattu yaitu mendahulukan umroh setelah itu melaksanakan

haji.

c. Qiran yaitu haji dan umroh dilaksanakan bersama-sama31.

C. Cara-Cara Membina Amaliah Diniah

Manusia sebagai makhluk yang dimuliakan Allah di atas makhluk

yang lain, dititahkan sebagai khalifah dalam kehidupan di muka bumi ini.

Dalam hal ini manusia dibekali potensi dan kekuatan fisik dan kekuatan

berfikir. Manusia dalam kehidupannya sesuai dengan fitrahnya selalu

mengalami perubahan-perubahan, dan perubahan itu tidak selamanya menjadi

lebih baik, bahkan sering sebaliknya. Manusia akan mengalami krisis identitas

dirinya sebagai makhluk yang mulia di sisi Allah maupun bagi sesamanya. Di

sinilah dakwah akan berfungsi sebagai alat untuk mempertahankankan dan

bahkan mengembangkan kemuliaan manusia. Dakwah juga akan mengalami

perubahan-perubahan sesuai dengan transformasi sosial yang berkembang

seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi32.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta dampak dari

pembangunan sekarang ini, memberikan pengaruh kuat atas munculnya dua

fenomena yang sering berlawanan, di satu sisi orang-orang semakin bersikap

sekuler, sementara di sisi lain justru lebih bersifat agamis, bahkan cenderung

bersifat sufistik33.

Cara meningkatkan akhlak terpuji (amaliah Diniyah) ada dua macam

yaitu meliputi:

1. Secara lahiriyah dapat dilakukan seperti:

a. Pendidikan, dengan pendidikan cara pandang seseorang akan

bertambah luas, tentunya dengan mengenal lebih jauh akibat dari

masing-masing akhlak terpuji dan akhlak tercela.

31Moh. Saifulloh Al Aziz, Op. Cit. hlm. 332. 32Sahal Mahfudh/ Nuansa Fiqih Sosial, Dahwah Partisipatif, http: // Pcinu- Mesir, Tripod.

Com/ Ilmiah/ Pusaka/ Ispustaka/ Buku07/ 011, htm. 30 September 2009 33 Ibib.

Page 37: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

25

b. Menaati dan mengikuti peraturan dan undang-undang yang ada di

masyarakat dan negara.

c. Kebiasaan, akhlak terpuji dapat ditingkatkan melalui kehendak atau

kegiatan-kegiatan baik yang dibiasakan.

d. Memilih pergaulan yang baik, karena sebaik-baiknya berteman adalah

berteman dengan para ulama’ (orang-orang yang beriman) dan para

ilmuan (intelektual).

2. Secara batiniyah dapat dilakukan seperti:

a. Muhasabah, yaitu selalu menghitung perbuatan-perbuatan yang telah

dilakukannya selama ini baik perbuatan buruk beserta akibat yang

ditimbulkannya ataupun parbuatan yang baik beserta akibat yang

ditimbulkannya.

b. Mu’aqobah, yaitu memberikan hukuman terhadap berbagai perbuatan

dan tindakan yang telah dilakukan. Hukuman tersebut tentu bersifat

ruhiyah dan berorientasi pada kebajikan, seperti melakukan shalat

sunah yang lebih banyak dibanding biasanya, berzikir, dan sebagainya.

c. Mu’ahadah, yaitu perjanjian dengan hati nurani (batin), untuk tidak

mengulangi kesalahan dan keburukan tindakan yang dilakukan, serta

menggantinya dengan perbuatan-perbuatan yang baik.

d. Mujahadah, yaitu berusaha semaksimal untuk melakukan perbuatan

yang baik untuk mencapai derajat ihsan, sehingga mampu

mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hal tersebut dilakukan dengan

kesungguhan dan perjuangan keras, karena perjalanan untuk

mendekatkan diri kepada Allah banyak rintangannya34.

Dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan msyarakat ada dua hal

yang dapat dilakukan. Pertama memberi motivasi kepada kaum muslimin agar

mampu untuk menumbuhkan solidaritas sosial. Kedua yaitu dakwah dalam

bentuk aksi-aksi nyata dan program-program yang langsung menyentuh

34Hasanudin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2004), hlm.

161-162

Page 38: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

26

kebutuhan masyarakat. Hal ini dalam usha berdakwahakan memiliki implikasi

atau pengaruh kepada pengembangan msyarakat yaitu:

a. Masyarakat yang menjadi sasaran dakwah, pendapatannya bertambah

untuk membiayai pendidikan atau kesehatan

b. Dapat menarik partisipatif masyarakat dalam pembangunan karena

masyarakat tersebut terlibat dari tahap perencanaan sampai pelaksanaan

dakwah Bil Hal

c. Dapat mengembangkan swadaya masyarakat dan dalam proses jangka

panjang dapat menunbuhkan kemandirian

d. Dapat mengembangkan kepemimpinan daerah setempat, dan terkelolanya

sumber daya yang ada, karena masyarakat tidak hanya menjadi objek

tetapi juga menjadi subjek kegiatan

e. Terjadinya proses belajar mengajar antar sesama warga yang terlibat

dalam kegiatan, sebab kegiatan direncanakan dan dilakukan secara

bersama35.

35Kholis Hamdy, Op. Cit.

Page 39: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

27

BAB III

RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA AMALIAH DINIAH

MASYARAKAT DUKUH BANJARSARI KELURAHAN BRINGIN

KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

A. RACANA WALISONGO

1. Sejarah Berdirinya Racana Walisongo

Racana walisongo secara resmi berdiri pada tanggal 10 Desember

1986 bersama dengan terbentuknya Gugus Depan di IAIN Walisongo

Semarang1. Lahirnya Walisongo diilhami oleh semangat ukhuwah

islamiyah dan kesadaran diri untuk meningkatkan kualitas Sember Daya

Manusia (SDM) yang beriman, professional dan bertakwa kepada Allah

SWT.

Racana Walisongo dirintis pada tahun 1984 yang diprakarsai

oleh Senat Mahasiswa Fakulas Tarbiyah (sekarang SEMA Fakultas

Tarbiyah) dan ditempatkan di bawah koordinasi bidang bakat minat. Hal

ini dilatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi pada saat itu,

sebagaimana yang diungkapkan oleh Drs. Abdul Wahib, M.Ag., bahwa

“SPG (Sekolah Pendidikan Guru) Kristen mengirimkan siswanya untuk

melatih Pramuka secara Cuma-cuma, pelatihan tersebut hanya sebagai

media dakwah saja, oleh karena itu, apabila pelatihnya seorang muslim

secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai media pendidikan2. Di

samping itu juga sebagai sarana untuk menanpung minat dan bakat

mahasiswa yang dahulunya pernah aktif dalam bidang kepramukaan di

tingkat SMA, MA atau sederajat3.

1Ari Pramono, Hubungan Manajemen organisasi yang Profesional Terhadap

Keberlangsungan Dan Eksistensi Sebuah Organisas , laporan pengembangan KML (Kursus Mahir Lanjutan), hlm. 17,t,d

2Muwahidatun Nahriyah,, Kontribusi Racana Walisongo Semarang dalam Pengembangan Kehidupan Beragama Di Dukuh Jamalsari Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang, skripsi sarjana IAIN Walisongo Semarang, hlm. 12, t.d

3Wawancara dengan Bapak Abdul Wahib. M. Ag, tanggal 28 Agustus 2009

Page 40: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

28

Dengan melihat perspektif ke depan dan aspirasi mahasiswa

bahwa Gerakan Pramuka tidak hanya diperlukan oleh mahasiswa di

Fakultas Tarbiyah saja, akan tetapi juga diperlukan oleh seluruh

mahasiswa yang ada di IAIN Walisongo Semarang, maka kegiatan

kepramukaan dilimpahkan kepada BPKM (sekarang DEMA Institut).

Tindak lanjut dari hal terseut yaitu dengan mengadakan rapat koordinasi

dan pembentukan Dewan Racana guna mempersiapkan Gugus Depan

sebagai wadah pembinaan kegiatan kepramukaan. Rapat ini diikuti oleh

Ketua BPKM, delegasi dari empat fakultas di lingkungan IAIN

Walisongo Semarang. Di antara tokoh-tokoh yang memprakarsai

berdirinya Racana Walisongo yaitu Rosa Halim, Abdul Wahib, Umar

Abdur Rahman, Jauharotul Farida, Chundasah, Widodo Supriyono, Arif

Rosyidi, dan Arwani Misron. Dari rapat ini disepakati dengan

dibentuknya Dewan Racana Pandega atau DRD (sekarang Dewan Racana

Walisongo) dengan ketua putra Rosa Halim dan ketua putri Chundasah4.

Sebagai langkah awal yang ditempuh dalam usaha berdirinya

Gugus Depan di lingkungan IAIN Walisongo Semarang, DRD (Dewan

Racana Pandega) melaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya :

a. Melakukan kemah pemantapan dan bakti sosial pada Tanggal 24-25

Nopember 1985.

b. Studi komperatif ke IKIP Negeri Semarang (sekarang Unnes) pada

Tanggal 16-17 Januari 1986 dan ke Universitas Diponegoro pada

Tanggal 17 April 1986.

c. Diskusi panel dan pertemuan pandega Se-Jawa Tengah dan

Yogyakarta di UKSW Salatiga pada Tanggal 26 Maret 1986.

d. Temu pandega Se-Jawa Tengah di IKIP Negeri Semarang pada

Tanggal 30 Maret 19865.

Setelah melakukan penataan administrasi dalam struktur

keorganisasian Dewan Racana Pandega, maka disampaikanlah

4Ibid. 5Op. Cit., 11

Page 41: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

29

permohonan pendirian Gugus Depan kepada Kwartir Cabang Kodya

Semarang (sekarang Kota Semarang). Kemudian keluarlah surat

keputusan Ka.Kwarcab Kodya Semarang Nomor: 279/1986 tanggal 10

Desember 1986 tentang pembentukan dan pendirian Gugus depan di

IAIN Walisongo Semarang dengan Nomor Gugus Depan 09.095-09.096

dan Surat Keputusan Walikota Semarang Nomor:428/432/1986 tanggal

10 Desember 1986. Dari dua surat keputusan tersebut, secara resmi

terbentuklah Gugus Depan di IAIN Walisongo Semarang dengan Ka.

Mabigus M. Zarkowi Soejoeti (Rektor IAIN Walisongo Semarang).

Pembina putra H. Hifni Sadzali dan Pembina putri Siti Munawaroh

Thawaf. Selanjutnya tanggal 10 Desember ditetapkan sebagai hari ulang

tahun Racana Walisongo Semarang. Kemudian pada tanggal 19 Februari

1987 dilaksanakan pelantikan Dewan Racana Pandega yang pertama6 .

Pada tahun 1994 terjadi perubahan nomor Gudep yang semula

09.095-09.096 menjadi 07.119-07.120. Perubahan ini sesuai dengan

keputusan Ka. Kwaran Ngaliyan Nomor : 428/001/1999 tentang

perubahan wilayah pembinaan Gudep di IAIN Walisongo Semarang dari

Kwartir Ranting Tugu beralih ke Kwartir Ngaliyan Tanggal 26 Oktober

1994 dan menyesuaikan dengan kebijakan Pemerintah Daerah Tingkat II

Kodya Semarang tentang Restrukturisasi dan perubahan wilayah Kodya

Semarang7.

2. Kegiatan-Kegiatan di Racana Walisongo

Pada setiap organisasi tentunya ada sebuah kegiatan yang

dilakukan dalam usaha meningkatkan kualitas, menampung dan

mengkader anggotanya. Racana Walisongo dalam melaksanakan kegiatan

bersifat rutin, insidental, dan pengabdian masyarakat.

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1. Kegitan rutin

6Muwahidatun Nahriyah, Op. Cit., hlm. 11 7Ari Pramono, Op. Cit., hlm.19

Page 42: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

30

a. Gelar Penerimaan Anggota Baru (GPAB)

Kegiatan ini merupakan kegiatan bagi calon anggota baru yang

ingin masuk menjadi anggota Racana Walisongo, dan kegiatan ini

harus dilalui untuk menjadi anggota Racana Walisongo sehingga

calon anggota yang mengikuti kegiatan ini akan dinyatakan lulus

dan resmi menjadi anggota Racana Walisongo. Peserta akan

dikenalkan langsung dan menyatu dengan alam seta lingkungan

masyarakat serta calon anggota diberikan materi tentang

kepramukaan, materi tersebut di antaranya adalah Anggaran Dasar

dan Anggaran Rumah Tangga Gerkan Pramuka, Prinsip Dasar

Kepramukaan, metode Kepramukaan dan Keracanaan.

a. Gladian Pimpinan Penegak Pandega (GPPP)

Gladian Pimpinan Penegak Pandega (GPPP) merupakan kegiatan

pelatihan kader kepemimpinan, sehingga dengan kegiatan ini

anggota akan dapat mengelola sebuah komunitas sosial, baik

lembaga formal maupun non formal.

b. Perkemahan Wirakarya Nasional (PWN)

Kegiatan ini berupa bakti sosial yang merupakan bentuk

pengabdian kepada masyarakat dan berupa perlombaan antar

Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri maupun Swasta di seluruh

Indonesia. Kegiatan ini diselenggarakan dua tahun sekali dan

Racana Walisongo Semarang pernah menjadi tuan rumah dalam

kegiatan Perkemahan Wirakarya Nasional ini pada Tahun 2000.

2. Kegitan insidental

Kegiatan ini berupa pengembangan wawasan secara umum, untuk

pesertanya dari Anggota Racana Walisono sendiri serta terbuka untuk

umum, kegiatan-kegiatan tersebut diantaranya :

a. Seminar

b. Pengelolaan majalah dinding

c. Pelatihan-pelatihan rutin seperti, Keprotokolan, Jurnalistik,

Kewirausahaan, dan Seni Tari.

Page 43: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

31

3. Pengabdian Masyarakatyarakat

4. Pengabdian masyarakat ini sebagai wujud terhadap perkembangan

umat, Racana Walisongo berusaha mengembangkan dan mengarahkan

pada masyarakat dengan menempatkan masyarakat sebagai objek

binaan. Objek binaan ini di fokuskan di sebuah desa yang disebut

dengan desa binaan. Desa binaan ini terletak di Dukuh Banjarsari

Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan yaitu :

a. Penyelenggaraan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

b. Amalan Ramadhan

c. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)8

5. Kegiatan-kegiatan tersebut telah terancang dalam program kerja

Racana Walisongo sesuai dengan bidangnya masing-masing sebagai

penanggung jawab dari setiap kegiatan.

3. Struktur organisasi dan progam kerja Racana Walisongo

a. Struktur organisasi Racana Walisongo9

Struktur organisasi Gerakan Pramuka di Racana Walisongo

menggunakan sistem satuan terpisah, sehingga antara Gugus Depan

putra (07.119) dan Gudep putri (07.120) memiliki kepengurusan

sendiri-sendiri. Walaupun demikian, dalam penyusunan dan

pelaksanaan progam kerja kegiatan masih terpadu. Adapun susunan

pengurus Dewan Racana Walisongo IAIN Walisongo Gudep Kota

semarang 07.119-07.120 masa bhakti 2009 adalah:

8 Matrik Program Kerja Dewan Racana Walisongo IAIN Walisongo Periode 2009 9Surat Keputusan Rektor IAIN Walisongo/ Ketua Majelis Pembimbing Gugus Depan Kota

Semarang 07.119-07.120 Nomor: In.06.0/B/ PP.00.9/ 738/ 2009, Tentang Susunan Pengurus Dewan Racana Walisongo IAIN Walisongo Gudep Kota Semarang 07.119-07.120 Masa Bakti 2009

Page 44: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

32

STRUKTUR ORGANISASI DEWAN RACANA WALISONGO

GUDEP KOTA SEMARANG 07.119 MASA BHAKTI 2009

PEMBINA

KETUA

EKO ALAMUL HUDA

WAKIL KETUA

M. SUBAKIR

SEKRETARIS

AHMAD FAHRURI

WAKIL SEKRETARIS

MARGONO

BENDAHARA

IZUL WAFA

BIDANG - BIDANG

USAHA

AZIZ FATONI

BAKAT MINAT

JUNAIDI

RUMAH TANGGA

M. FAUZUN

ILPEN

AHMAD ROFIQ

BIRAWA

KOMANDAN

TEKPRAM

AHMAD IRFAIN

SOSAG

AHMAD BAIHAQI

ANGGOTA

PEMANGKU ADAT

MOH. JA’FAR SODIQDEWAN KEHORMATAN

Page 45: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

33

STRUKTUR ORGANISASI DEWAN RACANA WALISONGO GUDEP KOTA SEMARANG 07.20

MASA BHAKTI 2009

PEMBINA

KETUA

LILIF MUALIFATUL KF

WAKIL KETUA

MUIZATUL FATIMAH

SEKRETARIS

ENI RAHAYUNINGSIH

WAKIL SEKRETARIS

SITI ZAHROIL BATUL

BENDAHARA

QUN KHOMSATUN

BIDANG - BIDANG

USAHA

VITRIA HAMIDA

BAKAT MINAT

RISKA ARIANI

RUMAH TANGGA

PATUMI

ILPEN

DEWI

BIRAWA

SITI MURNI

TEKPRAM

ZAIM FIDA

SOSAG

ANISATUL AINI

ANGGOTA

KETERANGAN : Garis Pembinaan : Garis Instruksi : Garis Koordinasi

Page 46: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

34

Dalam rangka menjaga keutuhan gerakan pramuka secara

umum dan keberhasilan seluruh kegiatan yang dilaksanakan, Racana

Walisongo tetap menjalin hubungan kerja maupun hubungan

persaudaraan dengan berbagai pihak, diantaranya pihak IAIN

Walisongo selaku pangkalan Gudep Racana Walisongo, Lembaga

Kemahasiswaan di lingkungan IAIN Walisongo, Alumni Racana

Walisongo, Pangkalan Gudep Penegak di Kota Semarang, Kwartir

Ranting Kecamatan Ngaliyan, Kwartir Cabang Kota Semarang, dan

Kwartir Daerah Jawa Tengah.

Sedangkan hubungan dengan unit kegiatan mahasiswa

(UKM) lain yang ada di lingkungan IAIN Walisongo sangat baik dan

adakalanya mengadakan kerja sama dalam suatu kegiatan, dengan

maksudkan bisa menambah keharmonisan Racana Walisongo dengan

UKM lain.

b. Progam kerja Racana Walisongo

Adapun progam kerja Racana Walisongo Masa Bhakti 2009

adalah sebagai berikut :

a. Dewan Harian

Progam kegiatan Dewan Harian diantaranya adalah Perkemahan

Wirakarya PTAI Nasional (PWN), Ulang Tahun Racana

Walisongo dan Musyawarah Penegak Pandega

(MUSPANDEGA).

b. Bidang Sosial Kagamaan (SOSAG).

Program kegiatan bidang sosial Keagamaan ini diantaranya

adalah Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), Amalan Ramadhan,

Wisata Religi, Wisata Munakhahat, dan Taman Pendidikan Al-

Qur’an yang berada di Dukuh Banjarsari.

c. Bidang Tehnik Kepramukaan (TEKPRAM)

Program kegiatan bidang Tekpram ini diantaranya adalah Ujian

Pandega, Gelar Penerimaan Anggota Baru (GPAB), Gladian

Page 47: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

35

Pimpinan Penegak Pandega (GPPP), Latihan Rutin tentang

kepramukaan, dan pembuatan Kartu Tanda Anggota (KTA).

d. Bidang Brigade Rajawali (BIRAWA)

Program kegiatan Birawa ini diantaranya adalah Diklat

Penerimaan Anggota Baru (PAB), Diklat Keprotokolan dan

Paskobra, Latgab SAR, dan Latihan Rutin.

e. Bidang Ilmiah Penerbitan (ILPEN)

Program kegiatan Ilpen ini diantranya adalah Worksshop

Jurnalistik, Pembuatan Crew, Penerbitan Mading, dan Diskusi.

f. Bidang Usaha

Program kegiatan bidang Usaha ini diantaranya adalah Bazar

Wisuda, Penjualan Kalender, Pelatihan Kewirausahaan, dan

Optimalisasi Kedai.

g. Bidang Bakat Minat

Program kegiatan Bakat Minat ini diantaranya adalah Latihan

Rutin dan Diklat Vokal.

h. Bidang Rumah Tangga

Program kegiatan Rumah Tangga diantaranya adalah Perbaikan

barang, Inventarisasi Barang dan Bakti Sanggar10.

B. GAMBARAN UMUM DUKUH BANJARSARI KELURAHAN

BRINGIN KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

Dukuh Banjarsari merupakan salah satu dukuh yang ada di wilayah

Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Dulunya Dukuh

Banjarsari ikut kelurahan Kundoryo Kecamatan Mijen Kabupaten Kendal.

Setelah pada tahun 1974 ada penataan kota dari Kota Semarang, pada waktu

itu yang menjadi lurahnya adalah bapak Utomo dan beliau mengusulkan

untuk ikut Kota Semarang, Sehingga pada tahun itulah 1974 Dukuh

Banjarsari ikut Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.

10Matrik Program Kerja Dewan Racana Walisongo IAIN Walisongo Periode 2009

Page 48: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

36

Di samping itu juga dulunya Dukuh Banjarsari namanya Dukuh

Banjaran, tetapi setelah pada tahun 2007 namanya menjadi Dukuh

Banjarsari. Adapun Batas-batas wilayah Dukuh Banjarsari adalah sebagai

berikut :

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Perumahan Permata Puri.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Taman Bringin.

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Persawahan.

4. Sebelah Utara berbatasan dengan Perumahan Bringin Putih11.

Jumlah penduduk Dukuh Banjarsari pada tahun 2009 sebanyak 53

Kepala Keluarga dengan jumlah laki-laki sebanyak 100 orang, dan untuk

jumlah perempuannya berjumlah 83 orang sehingga jumlahnya 183 jiwa12,

sedangkan Dukuh Banjarsari berada di RT 01 dan RW 07 yang diketuai oleh

bapak Saripan.

Tingkat pendidikan penduduk Banjarsari sebagian besar tamatan SD

(Sekolah Dasar), ada sebagian ada yang dapat menamatkan tingkat SMP

(Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas) bahkan

ada sebagian kecil yang dapat menamatkan sampai ketingkat Perguruan

Tinggi13. Tabel di bawah ini akan memperjelas hal tersebut :

TABEL 3.1

JENJANG PENDIDIKAN

No Jenjang Pendidikan Jumlah

1. Lulus Perguruan Tinggi 3

2. Lulus SMA / MA 5

3. Lulus SMP / MTs 16

4. Lulus SD / MI 92

Dengan latarbelakang pendidikan penduduk Dukuh Banjarsari yang

sebagian besar lulusan SD (Sekolah Dasar) sangat berpengaruh terhadap

11 Wawancara dengan Bapak Saripan (Ketua RT), tanggal 4 Agustus 2009 12 Kartu Keluarga (KK) Dukuh Banjarsari 13 Ibid.

Page 49: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

37

mata pencaharian sehari-hari. Oleh karena itu dengan berbekal kemampuan

yang dimiliki penduduk Banjarsari mayoritas berprofesi sebagai buruh pabrik

dan petani14. Dengan tabelnya adalah :

TABEL 3.2

PROFESI

No Profesi Jumlah

1. Wiraswasta 2

2. Pegawai Swasta 36

3. Petani 39

Mengenai kehidupan beragama Dukuh Banjarsari semuanya

beragama Islam.

C. CARA-CARA RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA

AMALIAH DINIAH MASYARAKAT DUKUH BANJARSARI

KELURAHAN BRINGIN KECAMATAN NGALIYAN KOTA

SEMARANG

Racana Walisongo mulai membina Dukuh Banjarsari mulai tahun

2005 dengan tujuan untuk mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi yang

nomor tiga yaitu pengabdian kepada masyarakat15.

Kehidupan masyarakat Dukuh Banjarsari sebelum adanya

pembinaan dari Racana Walisongo sudah adanya kegiatan-kegiatan

keagamaan yaitu tahlilan dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ), untuk

Taman Pendidikan Al-Quran ini tidak bisa maksimal kerena tidak adanya

pengajar tetap. Akibatnya Taman Pendidikan Al-Qur’an ini kadang masuk

kadang libur. Tetapi setelah pembinaan dari Racana Walisongo kegiatan-

kegiatan keagamaan tersebut bisa berjalan dengan lancar kerena dari Racana

Walisongo ikut menjadi pengajarnya di Dukuh Banjarsari. Di samping itu

14 Ibid 15 Wawancara dengan Maskur pada tanggal 4 September 2009

Page 50: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

38

juga ada kegiatan-kegiatan keagamaan lain seperti halnya dibaan (maulid

nabi) yasinan, dan pengajian rutin selama dua minggu sekali16.

Dalam rangka meningkatkan amaliah diniah masyarakat Dukuh

Banjarsari, Racana Walisongo melaksanakan pengajian rutin setiap dua

minggu sekali yang bertempat di masjid dan kegiatan-kegiatan keagamaan.

Kegiatan-kegiatan keagamaan tersebut dilaksanakan oleh Racana Walisongo

yang bertanggungjawab adalah Dewan Bidang Sosial Keagamaan (SOSAG),

dan kegiatan-kegiatan tersebut dilaksanakan di Dukuh Banjarsari. Kegiatan-

kegiatan tersebut meliputi :

1. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

Dalam memperingati hari besar Islam ini Racana Walisongo

melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang berada di masyarakat

Dukuh Banjarsari. Peringatan hari besar Islam itu meliputi :

a. Idul Adha

Dalam memperingati hari raya Idul Adha ini, setelah masyarakat

Banjarsari melaksanakan shalat Idul Adha, masyarakat Banjarsari

beserta Racana Walisongo melakukan penyembelihan hewan

qurban, hewan qurban ini berasal dari masyarakat setempat dan

dari Racana Walisongo.

b. Maulid Nabi

Dalam memperingati Maulid Nabi ini, Racana Walisongo

mengadakan pengajian umum yang berada di Dukuh Banjarsari

pada tanggal 12 bulan Maulud. Untuk tanggal 1-11 di Dukuh

Banjarsari tetap ada mulid nabi yang berada di masjid.

c. Isra’ Mi’raj

Dalam memperingati Isra’ Mi’raj ini Racana Walisongo juga

mengadakan pengajian umum yang berada di Dukuh Banjarsari17.

d. Halal Bihalal

16 Wawancara dengan bapak Sutarno pada tanggal 4 September 2009

17 Wawancara dengan Maskur pada tanggal 4 September 2009

Page 51: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

39

Dalam memperingati Halal Bihalal ini, Racana Walisongo

berkunjung ke Dukuh Banjarsari pada tanggal 9 Syawal.

2. Amalan Ramadhan

Dalam memperingati Amalan Ramadhan ini Racana Walisongo

melaksanakan kegiatan di masyarakat Dukuh Banjarsari dengan

menjalankan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti kuliah tujuh menit

(kultum), kuliah subuh (kulsub), dan tadarus selama 10 hari, disamping

juga memperingati Nuzulul Qur’an yang berupa pengajian umum.

3. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

Pelaksanaan Taman Pendidikan Al-Qur’an ini adalah dari pihak Racana

Walisongo ikut mengajar di Dukuh Banjarsari setiap hari Rabu dan hari

Kamis. Untuk hari Senin dan hari Selasa yang mengajar bapak

Sutarno18.

D. MEMBINA AMALIAH DINIAH MASYARAKAT DUKUH

BANJARSARI KELURAHAN BRINGIN KECAMATAN NGALIYAN

KOTA SEMARANG

1. Dukuh Banjarsari sebelum dibina oleh Racana Walisongo

Masyarakat Banjarsari yang berjumlah 53 Kepala Keluarga

semuanya beragama Islam19. Masyarakat Banjarsari dalam kehidupan

sehari-hari sangat menjunjung tinggi kebersamaan antar sesama, seperti

halnya gotong royong yang merupakan ciri khas masyarakat desa. Selain

tradisi sosial, masyarakat Banjarsari juga melaksanakan tradisi dalam

kehidupan beragama, seperti halnya tahlilan. Tahlilan ini dilaksanakan

setiap malam jum’at antara bapak-bapak dan ibu-ibu berada dalam satu

majlis20.

Selain tahlilan, di masyarakat Banjarsari juga sudah ada Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang berada di mushala. Taman Pendidikan

Al-Qur’an ini berdiri pada tahun 2000 yang di prakarsai oleh bapak

18 Wawancara dengan Ahmad Baihaqi pada tanggal 28 Agustus 2009 19 KK (Kartu Keluarga) Dukuh Banjarsari 20 Ibid.

Page 52: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

40

Rokhim, Sutarno, Sarwidi, dan untuk pengajarnya adalah bapak Rokhim,

Sutarno, Sarwidi, Sokep, dan Nursan dengan jumlah siswa 25 anak.

Tetapi Taman Pendidikan Al-Qur’an ini tidak bisa berkembang dengan

baik karena tidak adanya pengajar tetap, akibatnya Taman Pendidikan

Al-Qur’an (TPQ) ini kadang masuk kadang libur21.

Masyarakat Dukuh Banjarsari sebelum dibina oleh Racana

Walisongo dalam kehidupan sehari-hari khususnya pada aspek-aspek

amaliah diniahnya adalah sebagai berikut:

a. Shalat

Masyarakat Dukuh Banjarsari dalam menjalankan shalat masih di

rumahnya sendiri-sendiri, dan dalam menjalankan shalat berjamaah

hanya beberapa orang saja.

b. Zakat

Masyarakat Dukuh Banjarsari dalam memeberikan zakat khususnya

zakat fitrah hanya sebagian masyarakat dalam memberikan zakat

fitrah ini.

c. Puasa

Masyarakat Dukuh Banjarsari dalam menjalankan puasa ramadhan

juga belum semuanya dalam menjalankan puasa ramadhan22

2. Dukuh Banjarsari setelah dibina Racana Walisongo

Setelah adanya pembinaan dari Racana Walisongo keadaan

masyarakat Dukuh Banjarsari dalam kehidupan beragama dari hari kehari

semakin berkembang khususnya pada aspek-aspek amaliah diniahnya

seperti:

a. Shalat Berjamaah

Masyarakat Banjarsari dalam melakanakan shalat berjamaah sudah

adanya peningkatan23, kalau sebelum adanya pembinaan dari Racana

Walisongo kurah lebih hanya satu shaf saja, tetapi sekarang sudah

21 Ibid. 22Wawancara dengan bapak Sutarno, tanggal 13 Agustus 2009 23 Wawancara dengan Bapak Rokhim (Tokoh Agama), tanggal 13 Agustus 2009

Page 53: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

41

adanya peningkatan dalam menjalankan shalat berjamaah yang

berada di masjid minimal tiga shaf24.

b. Puasa Ramadhan

Masyarakat Banjarsari dalam melaksanakan Puasa Ramadhan

sebagian besar orang tua dan para pemuda melaksanakan Puasa

Ramadhan25. Masyarakat Banjarsari sudah beragama islam dan itu

dibuktikan dengan antusiasnya masyarakat Banjarsari juga antusias

dalam mengikuti kegiatan amalan Ramadhan yang dilaksanakan oleh

Racana Walisongo26.

c. Zakat

Masyarakat Banjarsari dalam mengeluarkan zakat sudah memenuhi

syarat islam dan semuanya sudah memberikan zakat. Dalam

memberikan zakat ini hanya pada zakat fitrah saja, dan dalam

memberikan zakat fitrah ini langsung kepada tokoh agama setempat

dan ada yang diberikan kepada warga yang kurang mampu. Untuk

zakat maal belum belum ada kerena sebagian besar masyarakat

Banjarsari berprofesi sebagai buruh tani dan buruh pabrik27.

d. Tahlilan

Tahlilan ini yang dahulunya setiap malam Jum’at dan bersama-sama

antara bapak-bapak dan ibu-ibu, sekarang sudah sendiri-sendiri.

Untuk Jamaah bapak-bapak setiap malam Jum’at, sedangkan untuk

Jamaah ibu-ibu setiap malam Senin. Sekarang ada tambahan lagi

yaitu setiap malam Rabu ada diba’an (maulid nabi) dan malam Kamis

ada yasinan, Jamaah ini untuk para ibu-ibu28.

e. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

Taman Pendidikan Al-Qur’an ini, sekarang sudah berkembang lebih

baik dengan jumlah murid 40 siswa. Untuk pengajarnya dari Dewan

24 Observasi pada tanggal 13 agustus 2009 25 Op Cit. 26 Wawancara dengan Ari Pramono, tanggal 11 Agustus 2009 27 Wawancara dengan Bapak Rokhim, tanggal 13 Agustus 2009

Page 54: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

42

Racana Walisongo yang sebagai penanggungjawabnya adalah Dewan

Bidang Sosial Keagamaan (SOSAG) dan dari masyarakat Banjarsari

yang dipimpin oleh Bapak Sutarno. Taman Pendidikan Al-Qur’an ini

masuknya setiap hari Senin sampai hari Kamis. Adapun jadwal

kegiatannya adalah sebagai berikut:

JADWAL PELAJARAN29

Hari Pelajaran

Senin Baca Tulis Al-Qur’an

Selasa Tajwid

Rabu Fiqih

Kamis Tauhid

f. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)30

Peringatan Hari Besar Islam ini meliputi:

1. Isra’ Mij’raj

Dalam memperingati Isra Mij’raj ini Racana Walisongo

mengadakan pengajian umum yang berada di Dukuh Banjarsari,

untuk mubalignya dari Racana Walisongo, dan masyarakat

Banjarsari hanya menyiapkan konsumsinya untuk para Jamaah

pengajian..

2. Maulid Nabi

Dalam memperingati Maulid Nabi ini Racana Walisongo juga

mengadakan pengajian umum pada tanggal 12 Mulud, untuk

tanggal 1-11 berupa maulid nabi yang berada di masjid.

3. Idul Adha

Setelah masyarakat melaksanakan Shalat Idul Adha, masyarakat

mengadakan penyembelihan hewan qurban yang berasal dari

masyarakat setempat, dan dari Racana Walisongo juga

29 Wawancara dengan Ahcmat Baihaqi (Dewan Sosial Keagamaan), tanggal 28 Agustus

2009 30 Matrik Program Kerja Dewan Racana Walisongo IAIN Walisongo Periode 2009

Page 55: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

43

memberikan sumbangan hewan qurban hasil dari proposal yang

diajukan31.

4. Halal Bihalal

Dalam memperingati Halal Bihalal ini Racana Walisongo

bersilatur rahmi ke masyarkat Banjarsari untuk saling bermaaf-

maafan. Racana Walisongo bersilatur rahmi pada tanggal 9

Syawal32

5. Amalan Ramadhan

Kegiatan Amalan Ramadhan ini Racana Walisongo mengadakan

kegiatan di Dukuh Banjarsari selama 10 hari. Selama 10 hari

tersebut Racana Walisongo mengisi kegiatan-kegiatan keagamaan

yang berupa kuliah tujuh menit (kultum) setelah shalat terawih,

kuliah subuh, dan tadarus. Di samping juga ada penyuluhan

kesehatan dan kerja bakti. Untuk hari terakhir amalan Ramadhan

ini bertepatan dengan malam Nuzulul Qur’an, pada malam Nuzulul

Qur’an kegiatannya berupa pengajian umum.

31 Wawancara dengan Saudara ARI Pramono, tanggal 13 Agustus 2009 32 Wawancara dengan maskur pada tanggal 4 September 2009

Page 56: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

44

BAB IV

ANALISIS DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA

AMALIAH DINIAH MASYARAKAT DUKUH BANJARSARI

KELURAHAN BRINGIN KECAMATAN NGALIYAN KOTA SEMARANG

A. HUBUNGAN LEMBAGA PENDIDIKAN DENGAN MASYARAKAT

Lembaga pendidikan merupakan agent of social change atau lembaga

perubahan masyarakat. Pendidikan diarahkan pada kehidupan dalam

masyarakat1. Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan saja, tetapi

pendidikan juga menyiapkan peserta didik untuk hidup dalam masyarakat.

Generasi muda perlu mengenal dan memahami apa yang ada dalam

masyarakat, memiliki kecakapan untuk dapat berpartisipasi dalam masyarakat.

Tujuan umum pendidikan sering dirumuskan untuk menyiapkan

generasi muda menjadi orang dewasa, anggota masyarakat yang mandiri dan

produktif. Hal ini merefleksikan adanya tuntutan individu yang merupakan

harapan orang dewasa agar generasi muda dapat mengembangkan pribadinya

sendiri, mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Tuntutan

sosial adalah harapan orang dewasa agar anak mampu bertingkah laku,

berbuat dan hidup dengan baik dalam berbagai situasi di lingkungan

msyarakat2.

Oleh karena itu sebagai lembaga pendidikan , Perguruan Tinggi sangat

diharapkan dapat berperan sebagai agen perubahan masyarakat. Perguruan

Tinggi bekerjasama dengan masyarakat menyiapkan mahasiswa untuk

mengaplikasikan pemahamannya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan

yang telah diterima agar menjadi anggota masyarakat yang berkualitas, yang

sesuai dengan tanggung jawab dan tugas pokok Lembaga Pendidikan.

Fungsi Perguruan Tinggi dipolakan dalam Tridharma, yakni

pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Fungsi

pendidikan dan pengajaran dititikberatkan pada upaya penyiapan tenaga

1 Nana Syaodih Sukmadinta, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), hlm, 58

2 Ibid, 56

Page 57: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

45

lulusan yang terdidik, memeliki keahlian profesional dan keahlian akademis.

Fungsi penelitan dititikberatkan pada upaya untuk memecahkan permasalahan

yang berkenaan dengan suatu bidang ilmu dan teknologi. Sedangkan fungsi

pengabdian masyarakat dititikberatkan pada upaya perguruan tinggi dalam

memotivasi, berpartisipasi, dan menunjang pembangunan masyarakat melalui

pemanfaatan secara nyata ilmu pengetahuan dan teknologi3.

Setiap Perguruan Tinggi dituntut dapat mengaktualisasikan Tridarma

Perguruan Tinggi dalam kehidupan masyarakat. Untuk pendidikan pengajaran

dan penelitian telah dilaksanakan di Lembaga Pendidikan. Sedangkan untuk

pengabdian masyarakat setidaknya harus berinteraksi langsung dengan

masyarakat.

Perguruan Tinggi dapat menyelenggarakan pengabdian pada

masyarakat bersangkutan, dengan harapan dapat memberikan sumbangan

bagi kemajuan masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kompetensi

Perguruan Tinggi itu sendiri.

Dalam pengabdian pada masyarakat agar bisa berjalan dengan lancar

harus adanya pembinan. Pembinaan ini adalah suatu usaha yang dilakukan

dengan sadar, berencana, teratur, dan terarah serta bertanggung jawab untuk

mengembangkan kepribadian dengan segala aspeknya4.

Pembinaan ini tidaklah terlepas dari pengembangan sub sistem

pendidikan tinggi sebagai wahana pembinaan dari lembaga pendidikan secara

keseluruhan. Seperti halnya IAIN Walisongo Semarang yang berkompeten

dalam ilmu agama Islam yang mendidik mahasiswa agar berjiwa penuh

pengabdian serta memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat mengadakan

kegiatan-kegiatan keagamaan dalam bentuk pengabdian masyarakat.

Dari sini dapat dilihat adanya keterkaitan antara pendidikan dengan

masyarakat, melalui pendidikan terbentuklah kepribadian seseorang. Dengan

pendidikan diharapkan membentuk manusia dengan segala keadaan yang

3 Oemar Hamalik, Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi Pendekatan Sistem Kredit

Semester (SKS), (Bandung: Sinar Baru, 1991), hlm, 2 4 Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi

Agama Islam, Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN,(Jakarta: Departemen R.I., 1983), hlm, 6

Page 58: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

46

berbeda-beda sehingga masyarakat dapat meneruskan kebudayaannya dengan

beberapa perubahan melalui pendidikan.

B. RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA AMALIAH DINIAH

Para mahasiswa dan juga sebagai anggota Racana Walisongo dapat

memadukan kedua-keduanya dengan menjalankan Tridarma dan Tribina

dalam menjalankan segala aktivitasnya.

Tridarma ini yang menyelenggarakan adalah perguruan tinggi yang

ditujukan untuk para mahasiswanya berupa pendidikan dan pengajaran,

penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Dalam menjalankan Tridarma perguruan tinggi ini harus adanya

pembinaan dari perguruan tinggi yang bersangkutan. Pembinaan tersebut

berupa bimbingan, pemberian informasi, stimulasi, pengawasan yang pada

hakekatnya adalah menciptakan suasana yang membantu pengembangan

bakat-bakat positif dan juga pengendalian naluri-naluri yang rendah.

Sesuai dengan tujuan perguruan tinggi Islam, mahasiswa IAIN harus di

didik ke arah kemampuan berfikir dan penalaran yang menunjang minat

kegemaran demi tercapainya kesejahteraan mahasiswa.

Kesemuanya itu harus memiliki dasar yang kokoh dan dapat

menunjang terbentuknya manusia yang berakhlakul karimah, hal ini harus

ditempuh melalui penghayatan dan pengamalan ajaran-ajaran Islam, sehingga

Tridarma perguruan tinggi yang memungkinkan pertumbuhan-pertumbuhan

suasana yang serasi dengan peranan akademis dalam pengembangan ilmu

pengetahuan dan budaya serta pemecahan masalah yang timbul dalam

masyarakat.

Disamping itu perlu diperhatikan bahwa suasana kampus itu adalah

sebagai wadah kegiatan-kegiatan kurikuler maupun sebagai wadah kegiatan-

kegiatan extra kulikuler. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bagian

lingkungan pendidikan didalam proses pendidikan seumur hidup.

Sedangkan Racana Walisongo merupakan salah satu Unit Kegiatan

Mahasiswa (UKM) yang berada di wilayah IAIN Walisongo Semarang yang

Page 59: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

47

bergerak dibidang kepramukaan adalah sebagai wadah yang menampung

bakat dan minat mahasiswa, mencetak kader-kader pandu yang mempunyai

loyalitas, tanggungjawab, berakhlakul karimah dan profesional, sehingga

dapat mewujudkan Tribina kepramukaan. Tribina adalah proses pendidikan

dan pembinaan pramuka pandega. Pembinaan ini meliputi:

1. Bina Diri (kepentingan pribadi)

Yaitu pembinaan pribadi, baik jasmani maupun rohani. Pendidikan dalam

pramuka mulai dipersiapkan sejak masa siaga dan penggalang secara

berkesinambungan untuk membentuk watak, spiritual, keterampilan, serta

memberikan pengarahan dan pengembangan bakat menjadi profesi,

sehingga para pramuka dapat menemukan jalan kearah yang mandiri. Bina

diri ini merupakan tahap pengabdian untuk memperdalam dedikasi dengan

kepemimpinan dalam praktek pembinaan.

2. Bina Satuan (kepentingan pramuka)

Yaitu pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pengelolaan satuan

dalam Gerakan Pramuka, serta darma baktinya kepada Gerakan Pramuka.

Dalam rangka pengembangan kepemimpinan dibentuklah dewan kerja

yang membantu satuan sehingga diperlukan kemampuan untuk

merencanakan, melaksanakan, dan mengadakan evaluasi kegiatan yang

sesuai dengan aspirasinya. Disamping itu pramuka penegak dan pandega

juga diberi kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan

keterampilan kepada pramuka Siaga dan Penggalang melalui kegiatan

sebagai instruktur yang membantu para pembina pramuka.

3. Bina Masyarakat

Yaitu pembinaan kepemimpinan dan keterampilan pembangunan

masyarakat, serta darma baktinya kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Kegiatan dalam bentuk pengabdian masyarakat ini dengan

mengembangkan kepemimpinannya yang berperan dalam masyarakat

sebagai peneliti, penggerak, pelopor dan pemimipin masyarakat yang

meliputi segala bidang kehidupan manusia, seperti halnya bidang

ekonomi, sosial budaya, agama, dan lingkungan hidup.

Page 60: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

48

Di lingkungan masyarakat adalah tempat ujian bagi kepemimpinan

yang nyata, tempat pengembangan pribadi didalam realita pada kehidupan

serta pengamalan ilmu pengetahuan yang telah diperolehnya dari perkuliahan,.

Agar pribadi seseorang dapat berkembang menjadi manusia seutuhnya, maka

ia harus berperan dan mencari pengalaman dari lingkungan masyarakat,

sehingga ini akan sesuai dengan strategi pembinaan yaitu bertujuan

membentuk pribadi yang matang pada generasi muda melalui jalur-jalur yang

dapat memberikan kesempatan yang optimal bagi perkembangan kepanpuan

yang positif.

Untuk itu sebagai bentuk kepedulian terhadap perkembangan umat,

Racana Walisongo berusaha mengaplikasikan salah satu Tridarma dan Tribina

yaitu pengabdian masyarakat, dengan sebagai objek binaan ini berada di

Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin kecamatan Ngaliyan Kota Semarang.

C. AMALIAH DINIAH MASYARAKAT DUKUH BANJARSARI

KELURAHAN BRINGIN KECAMATAN NYALIYAN KOTA

SEMARANG

Dari hasil penelitian bahwa Racana Walisongo sudah berusaha

semaksimal mungkin untuk meningkatkan keberagamaan masyarakat

Banjarsari dengan mengadakan pembinaan dalam bidang keagamaan.

Pembinaan ini bersifat pengembangan dari suatu yang sudah ada di

masyarakat Banjarsari.

Sebenarnya masyarakat Banjarsari sudah termasuk masyarakat yang

religius karena telah adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang dijalankan

oleh masyarakat Banjarsari, namun kegiatan-kegiatan tersebut tidak bisa

berjalan secara lancar.

Setelah adanya pembinaan dari Racana Walisongo kehidupan

beragama masyarakat Banjarsari semakin berkembang dengan baik dan

kegiatan-kegiatan yang ada semakin bertambah dan kehidupan beragama

Dukuh Banjarsari dapat dikatakan telah mengalami kemajuan di bidang

keagamaan.

Page 61: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

49

Upaya pengembangan yang dilakukan di Banjarsari adalah

menggerakkan atau menghidupkan kembali kegiatan-kegiatan yang berada di

Dukuh Banjarsari agar bisa lebih maksimal lagi dalam menjalankan kegiatan-

kegiatan keagamaan. Pengembangan-pengembangan keagamaan tersebut

meliputi :

1. Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ)

Pelaksanaan Taman pendidikan Al-qur’an (TPQ) ini, Racana Walisongo

hanya sebatas ikut menjadi pengajar di Dukuh Banjarsari. Taman

Pendidikan Al-Qur’an sebelum adanya pembinaan dari Racana Walisongo

terkendala pada pengajarnya, sehingga tidak bisa maksimal dalam

mengajarnya. Setelah adanya keterlibatan dari Racana Walisongo Taman

Pendidikan Al-qur’an bisa berjalan dengan lancar sampai sekarang.

2. Tahlilan

Tahlilan ini yang dahulunya diadakan setiap malam Jum’at, antara bapak-

bapak dan Ibu-ibu berada dalam satu majlis, tetapi sekarang sudah sendiri-

sendiri yaitu setiap malam Jum’at untuk bapak-bapak, malam Senin untuk

Jamaah ibu-ibu.

3. Yasinan

Kegiatan yasinan ini adalah membaca surat yasin bersama-sama. Yasinan

ini dilaksanakan oleh para ibu-ibu setiap seminggu sekali setiap malam

Rabu sesudah shalat Magrib yang berada di rumah warga Dukuh

Banjarsari secara bergiliran.

4. Dibaan

Kegiatan dibaan ini adalah berupa maulid nabi, kegiatan dibaan ini

dilaksanakan seminggu sekali setiap malam Rabu sesudah shalat Magrib

yang berada di rumah warga secara bergiliran, dan Jamaah ini untuk para

ibu-ibu.

5. Pengajian Rutin

Pengajian rutin ini diadakan setiap dua minggu sekali bertempat di masjid

yang di pimpin oleh tokoh agama setempat.

6. Pengajian

Page 62: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

50

Selain pengajian rutin di Dukuh Banjarsari juga ada pengajian umum.

Pengajian umum ini dilaksanakan pada waktu tertentu saja yaitu ketika

memperingati hari besar islam seperti halnya isra’ mi’raj, maulid nabi dan

lain sebagainya. Pengajian umum ini yang mengadakan adalah dari

Racana Walisongo yang bertempat di Dukuh Banjarsari, untuk

mubalignya dari Racana Walisongo dan dari Dukuh Banjarsari hanya

menyiapkan konsumsi para pengunjung pengajian.

Berikut ini tabel tentang peningkatan keberagamaan dan kegiatan-

kegiatan keagamaan yang berada di Dukuh Banjarsari sebelum dan

sesudah dibina Racana Walisongo:

TABEL PEMBINAAN AMALIAH DINIAH DAN KEGIATAN-

KEGIATAN KEAGAMAAN

No Sebelum dibina Racana

Walisongo

Sesudah dibina Racana Walisongo

1. Shalat berjamaah di masjid kurang

lebih satu shaf

Shalat berjamaah di masjid bertambah

tiga sampai empat shaf

2. Belum adanya shalat Jum’at Sekarang sudah ada shalat Jum’at

3. Dalam melaksanakan puasa

Ramadhan hanya sebagian

masyarakat Dukuh Banjarasari

yang melaksanakan puasa

Ramadhan

Dalam melaksanakan puasa

Ramadhan sebagian besar Masyarakat

Dukuh Banjarsari sudah

melaksanakan puasa Ramadhan

4. Dalam memberikan zakat fitrah

hanya sebagian masyarakat Dukuh

Banjarsari yang memberikannya

Dalam memberikan zakat fitrah

masyarakat Dukuh Banjarsari

sebagian besar sudah pada

melaksanakannya

5. Tahlilan dalam satu majlis antara

bapak-bapak dan ibu-ibu

Tahlilan sudah terpisah antara Jamaah

bapak-bapak dan Jamaah ibu-ibu

Page 63: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

51

6. Taman Pendidikan Al-Qur’an

(TPQ) tidak bisa berjalan dengan

lancar dan belum adanya

kurikulum

Taman Pendidikan Al-Qur’an sudah

bisa berjalan dengan lancar dan

sekarang sudah adanya kurikulum

7. Pengajian rutin

8. Pengajian umum dalam rangka

memperingati hari besar Islam

9. Yasinan

10. Dibaan (maulid nabi)

Dengan adanya kegiatan-kegiatan keagamaan yang beraneka ragam

dan dilakukan secara rutin dapat membantu mengembangkan kualitas dalam

kehidupan beragama di Dukuh Danjarsari.

Dari sini bisa kita lihat, setelah adanya pembinaan dari Racana

Walisongo yang dimulai pada tahun 2005 sampai 2009 ini sudah bisa

berkembang lebih baik, dan sesudah adanya Racana Walisongo untuk

peningkatan dan pemahaman tentang ajaran-ajaran agama islam sudah

adanya peningkatan walaupun hanya sedikit.

Page 64: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

52

BAB V

PENUTUP Setelah penulis menguraikan seluruh rangkaian isi sekripsi yang

membahas tentang Deskriptif Racana Walisongo Dalam membina amaliah Diniah

Masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota

Semarang, maka penulis akan menyimpulkan dari pembahasan yang telah penulis

uraikan.

A. KESIMPULAN

1. Kehidupan masyarakat Dukuh Banjarsari Kelurahan Bringin Kecamatan

Ngaliyan Kota Semarang sebelum dibina oleh Racana Walisongo dalam

menjalankan ibadah sehari-harinya seperti umat Islam pada umumnya

yaitu tetap melaksanakan shalat, puasa Ramadhan, dan zakat. Untuk

kegiatan –kegiatan keagamaan yang ada di Dukuh Banjarsari hanya

tahlilan dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ), tetapi TPQ ini tidak bisa

berjalan dengan baik

2. Dalam rangka membina amaliah diniah masyarakat Dukuh Banjarsari,

Racana Walisongo melaksanakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang

meliputi :

a. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) yaitu :

- Idul Adha

- Maulid Nabi

- Isra’ Mij’raj

- Halal Bihalal

b. Amalan Ramadhan

c. Taman Pendidikan Al-Qur’an

3. Masyarakat Dukuh Banjarsari kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan

Kota Semarang setelah dibina oleh Racana Walisongo mengalami

peningkatan dan pemahaman tentang ajaran-ajaran agama Islam.

Sedangkan untuk kegiatan-kegiatan keagamaan yang berada di Dukuh

Page 65: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

53

Banjarsari juga berkembang lebih baik dan bertambahnya kegiatan-

kegiatan keagamaan di Dukuh Banjarsari. Adapun kegiatan-kegiatan

keagamaan yang meningkat dan bertambah adalah meliputi:

1. Kegiatan-kegiatan yang meningkat yaitu tahlilan dan Taman

Pendidikan Al-Qur’an

2. Kegiatan-kegiatan keagamaan yang bertambah yaitu yasinan, diba’an

(maulid nabi), dan pengajian rutin.

B. SARAN-SARAN

1. Bagi anggota Racana Walisongo, bahwa segala kegiatan-kegiatan

keagamaan yang dilaksanakan terutama yang berhubungan dengan

masyarakat yaitu pengabdian pada masyarakat harus mengarah pada

pengembangan manusianya. Untuk itu dibutuhkan kreativitas agar yang

memadai agar kebutuhan masyarakat tercapai dengan hasil yang maksimal.

2. Bagi masyarakat, peran serta masyarakat sangat dibutuhkan oleh setiap

lembaga pendidikan sebagai proses pembelajaran dalam setiap kegiatan

peserta didik atau mahasiswa, dalam hal ini untuk dapat tercapainya salah

satu Tridarma perguruan tinggi yaitu pengabdian pada masyarakat.

3. Bagi Lembaga Pendidikan Islam, lebih mengetahui kebutuhan masyarakat

yang masih rendah dalam hal pengetahuan keagamaan dengan

memberikan kontribusi yang sesuai dengan kebutuhan agar tercapai

masyarakat muslim.

C. PENUTUP

Dengan mengucapkan Alhamdulillah karena dengan adanya rahmat

dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari akan kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan sekripsi ini,

sehingga skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Page 66: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

DAFTAR PUSTAKA

Abduallah, Yatimin, Studi Akhlak dalam Perspektif AlQuran, Jakarta:

Amzah 2007. Al Aziz, Moh. Saifulloh, Fiqih Islam Lengkap, Terbit Terang: Surabaya,

2005. Ali, Muhammad, Psikologi Remaja, Bumi Aksara: Jakarta, 2004 Keputusan Kwartir Nasional Gerkan Pramuka Nomor :086 Tahun 2005

tentang Anggaran Dasar Rumah Tangga Gerakan Pramuka,Pasal 21 Tentang Kode Kehormatan.

Bakir, Anton dkk, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius

1991. Hamalik, Oemar, Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi, Bandung: Sinar

Baru 1991 http://id. Wikipedia. Org/wiki/pandega. 31 Desember 2009 http:// id. Wikipeia.org/wiki/ gerakan pramuka Indonesia. 31 Desember 2009 Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidkan Islam, Jakarta: Mutiara Sumber

Widya, 1992. Langgulung, Hasan, Pendidikan dan Peradaban Islam Suatu Analisis Sosio

Psikologi, Jakarta: Pustaka Al-Husna Lembaga Pendidikan kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional Panduan

Kursus Pembinaan Pramuka Mahir Tingkat Dasar (Kwartir Cabang 1205 : Yogyakarta.

Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka: 1990,

Jakarta Subagyo, Joko, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, Jakarta : PT.

Rineka Cipta, 19997.

Page 67: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

Mulyana, Dedy, Metodologi Penelitian Suatu Penelitian Kualitatif

Paradigma Ilmu Komunikasi dan Sosial Lainnya, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya 2001.

Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial Suatu Teknik Penelitian

Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Sosial Lainnya, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi

Relasi V, Jakarta : Rineka Cipta, 2002. Moleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya 1999), hlm. 23. Sujanto, Agus dkk, Psikologi Kepribadian, Bumi Aksara: Jakarta, 2004 Kwartir Daerah Jawa Tengah,Bahan Serahan Kursus Mahir Lanjutan

(KML), Tahun 2001. Lembaga Pendidikan Kader Gerakanamuka (LEMDIKANAS)

candradimuka Bahan Serahan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (KMD), Jakarta :2008.

Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Kencana: Jakarta, 2005. Abdullah, Yatimin, Studi Akhlak dalam perspektif Al-Qur’an, Amzah:

Jakarta, 2007. Mahfudh, Sahal / Nuansa Fiqih Sosial, Dahwah Partisipatif, http: // Pcinu-

Mesir, Tripod. Com/ Ilmiah/ Pusaka/ Ispustaka/ Buku07/ 011, htm. 30 September 2009

Matrik Program Kerja Dewan Racana Walisongo IAIN Walisongo Periode

2009 Muhammad, Afif, Mengenal Mudah Rukun Islam, Rukun Iman, Rukun Ihsan

secara Terpadu, Al-Bayan: Bandung, 1998 Nahriyah, Muwahidatun,, Kontribusi Racana Walisongo Semarang dalam

Pengembangan Kehidupan Beragama Di Dukuh Jamalsari Kelurahan

Page 68: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

Kedungpane Kecamatan Mijen Kota Semarang, skripsi sarjana IAIN Walisongo Semarang.

Pramono, Ari, Hubungan Manajemen organisasi yang Profesional Terhadap Keberlangsungan Dan Eksistensi Sebuah Organisas , laporan pengembangan KML (Kursus Mahir Lanjutan), hlm. 17,t,d

Rajid, Sulaiman, Fiqih Islam, PT. Sinar Baru: Bandung, 2006. Sinaga, Hasanudin, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: PT Grafindo Persada,

2004. Surat Keputusan Rektor IAIN Walisongo/ Ketua Majelis Pembimbing

Gugus Depan Kota Semarang 07.119-07.120 Nomor: In.06.0/B/ PP.00.9/ 738/ 2009, Tentang Susunan Pengurus Dewan Racana Walisongo IAIN Walisongo Gudep Kota Semarang 07.119-07.120 Masa Bakti 2009

Kartu Keluarga (KK) Dukuh Banjarsari Sukmadinta, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999. Ditjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Direktorat Pembinaan

Perguruan Tinggi Agama Islam, Pola Pembinaan Mahasiswa IAIN, Jakarta: Departemen R.I., 1983.

Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Qur’an, Al-Qur’an dan Terjemah

Gema Risalah Press: Bandung, 1992.

Page 69: DESKRIPTIF RACANA WALISONGO DALAM MEMBINA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/...4809-1-skripsi_-0.pdf · dorongan dan bimbingannya penulis dapat menyelesaikan penulisan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Izul Wafa

NIM : 3105010

Tempat/Tgl. Lahir : Demak, 05 April 1986

Alamat : Desa Jetis RT 02 Kel. Karangasem Kec. Sayung Kab. Demak

Pendidikan : 1. SD Negeri Karangasem 02 Lulus Tahun 1999

2. MTs Nahdlatus Syuban Lulus Tahun 2002

3. MA Negeri Demak Lulus Tahun 2005

4. IAIN Walisongo Semarang

Semarang, Desember 2009

Penulis, IZUL WAFA NIM. 3105010