deskripsi skema perencanaan kawasan khusus cagar budaya
DESCRIPTION
Kawasan Khusus Cagar BudayaTRANSCRIPT
TAMAN SRIWEDARI
untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Kawasan Khusus
Disusun oleh :
Anisah I0613004
DW. Putu Aris Sadana I0613011
Fania Rahma I0613015
Fauzi Nuraninda I0613016
Ghavi Yudha S. I0613021
Gogor Aldi S. I0613022
Muhammad Rizal P I0613026
Muhammad A. Agam N. I0613027
Rakhmawati I0613033
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
DESKRIPSI SKEMA PERENCANAAN
KAWASAN KHUSUS CAGAR BUDAYA
Dalam menyusun perencanaan kawasan khusus menurut kelompok kami memiliki urutan
perencanaan sebagai berikut :
A. Mekanisme Perencanaan
Proses penyusunan dokumen perencanaan Kawasan Cagar Budaya yang diperuntukkan untuk
pariwisata di kawasan Sriwedari dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan. Alur proses
pekerjaan dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Deliniasi Kawasan Perencanaan
Tahapan awal dari proses perencanaan adalah mendeliniasi kawasan perencanaan.
Tujuan dari deliniasi adalah untuk memilih kawasan studi yang sesuai dengan tema yang
ditetapkan. Deliniasi dilakukan dengan mencari kriteria-kriteria tentang kawasan sesuai tema,
kemudian mengaplikasikan kriteria-kriteria tersebut pada wilayah yang akan direncanakan.
Kawasan yang sesuai dengan kriteria-kriteria kawasan sesuai tema akan didelineasi untuk
dijadikan sebagai kawasan perencanaaan.
2. Mengidentifikasi Isu Awal dan Merumuskan Isu Strategis
Setelah menentukan kawasan perencanaan kemudian mengidentifikasi isu-isu awal
kawasan. Isu-isu kawasan dapat berupa potensi, peluang, tantangan, ancaman, dan limitasi
yang mencakup secara keseluruhan dari objek studi. Dari isu-isu awal yang didapatkan
kemudian dikaitkan satu sama lain. Keterkaitan isu satu dengan yang lainnya akan
membentuk sub isu yang memperlihatkan keterkaitan dari beberapa aspek. Sub isu tersebut
kemudian akan menunjukkan pada suatu isu yang bersifat komprehensif, yaitu isu strategis.
3. Merumuskan Tujuan dan Sasaran Awal
Tujuan awal adalah suatu kondisi ideal yang akan dicapai berdasarkan isu strategis
yang telah diperoleh berdasarkan data awal. Sasaran awal ini merupakan beberapa kegiatan
yang berfungsi untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dan sasaran awal ini disusun
berdasarkan informasi awal kondisi kawasan studi.
4. Menyusun Metode Analisis
Pada tahap ini dilakukan penentuan kerangka kerangka dan teknik analisis untuk
mendapatkan fakta sektoral kawasan. Metode analisis akan digunakan untuk menganalis data
yang akan dikumpulkan sehingga dapat diintepretsikan sesuai dengan kebutuhan fakta
sektoral yang diinginkan.
5. Menyusun Desain Survei
Desain Survey merupakan persiapan sebelum melakukan survey. Persiapan tersebut
terdiri dari menyiapkan kebutuhan data dari masing-masing sektor, instrument survey, dan
manajemen survey.
6. Mengumpulkan dan Mengkompilasi Data
Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk perencanaan
kawasan sesuai dengan tujuannya. Pengumpulan data terdiri dari data primer maupun data
sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung di lapangan atau melalui
survei primer yaitu berupa wawancara, observasi dan kuisioner. Sedangkan data sekunder
adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan tidak dipersiapkan untuk kegiatan
penelitian, tetapi dapat digunakan untuk tujuan penelitian, misalnya studi dokumen dari
instansi terkait.
7. Kompilasi Data
Tahap selanjutnya setelah pengumpulan data yaitu melakukan kompilasi. Kompilasi
merupakan tahap pengolahan data awal sebelum analisis data. Kompilasi data dilakukan agar
data siap untuk dilakukan analisis. Tujuan dari kompilasi data ini adalah agar data tersebut
dapat diakses dengan mudah.
8. Menganalisis Data
Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap data yang telah dikompilasi. Tujuan dari
analisis data ini adalah untuk memverifikasi isu awal dan isu strategis yang telah dirumuskan.
9. Menyusun Karakteristik Spesifik Kawasan
Pada tahap ini ditentukan karakteristik spesifik kawasan yang didapat dari hasil
analisis data pada tahap analisis data.
10. Verifikasi Isu dan Menyusun Rencana, Strategi, dan Kebijakan
Pada tahap ini, isu awal yang kita buat sebelumnya akan diverifikasi kebenarannya
berdasarkan karakteristik spesifik kawasan. Sehingga kita dapat mengetahui benar atau tidak
dari isu awal yang telah dirumuskan. Setelah terverifikasi, kita dapat menentukan strategi,
kebijakan, dan rencana/rancang pembangunan kawasan tersebut.
B. Kawasan
Dalam proses perencanaan kawasan khusus cagar budaya, langkah pertama yang harus kita
lakukan adalah menentukan delineasi kawasan perencanaan. Dalam penentukan delineasi kawasan
perencanaan, tentunya kita harus melakukan studi literatur terlebih dahulu mengenai kawasan
khusus cagar budaya. Dari studi literatur tersebut, kita akan mendapatkan variabel ciri-ciri
kawasan cagar budaya yang selanjutnya akan dipetakan secara tematik dari masing-masing
variabel. Selanjutnya peta-peta tematik tersebut di Overlay untuk menentukan kawasan delineasi
cagar budaya berdasarkan variabel ciri-ciri kawasan cagar budaya.
C. Obyek Cagar Budaya
Setelah didapatkan delineasi kawasan khusus cagar budaya, kita harus melihat dan
menentukan obyek cagar budaya apa saja yang terdapat di dalam delineasi kawasan perencanaan.
Dalam tahap ini diperlukannya surveyor untuk turun langsung ke lapangan untuk melihat obyek
cagar budaya yang ada.
D. Kekhususan
Dari obyek cagar budaya yeng telah ditentukan, maka kita dapat melihat dan mencari
kekhususan dari obyek cagar budaya tersebut. Kekhususan ini dibentuk dari nuansa kawasan yang
tersusun oleh parsial-parsial fisik, non-fisik, atau keduanya. Selain itu kekhususan ini nantinya
digunakan sebagai inspirasi rancang bangun kawasan menuju pemecahan permasalahan yang
terjadi.
E. Dinamika Tumbuh Kembang Aspek Internal/Ekternal
Setelah mengetahui kekhususan apa yang dimiliki oleh obyek cagar budaya yang akan
direncanakan, kita harus mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi pada internal maupun
eksternal terkait dinamika tumbuh kembang kawasan khusus cagar budaya tersebut melalui
pemgumpulan, kompilasi dan analisis data. Permasalahan-permasalahan yang terjadi akan
diklasifikasikan menggunakan salah metode klasifikasi masalah dalam perencanaan, yaitu tabel
klasifikasi permasalahan berdasarkan S-W-O-T (strenght, weakness, opportunity, dan threat).
Berikut merupakan Contoh ilustrasi tabel dari klasifikasi masalah berdasarkan S-W-O-T :
Tabel 1 : Klasifikasi Masalah Berdasarkan S-W-O-T
Sektor
Perencanaan
Internal Ekternal
Strenght (S) Weakness (W) Opportunity (O) Threat (T)
Sektor A Permasalahan A1 Permasalahan A2 Permasalahan A3 Permasalahan A4
Sektor B Permasalahan B1 Permasalahan B2 Permasalahan B3 Permasalahan B4
Sektor C Permasalahan C1 Permasalahan C2 Permasalahan C3 Permasalahan C4
Sektor D Permasalahan D1 Permasalahan D2 Permasalahan D3 Permasalahan D4
F. Tuntutan
Setelah kita mengklasifikasikan permasalahan-permasalahan yang muncul akibat dinamika
tumbuh kembang kawasan, selanjutnya kita akan dapat merumuskan suatu akar permasalahan dari
seluruh permasalahan yang terjadi pada kawasan studi. Dalam tahapan perencanaan, merumuskan
permasalahan dapat menggunakan metode Pohon Masalah/Isu . Pada pohon masalah/isu dapat kita
temukan sub-sub isu/masalah dan isu strategis/akar permasalahan. Hal-hal tersebut menjadi
sebuah tuntutan yang berasal dari kawasan perencanaan untuk direncanakan/dirancang agar semua
permasalahan-permasalahan/isu-isu yang ada dapat dipecahkan.
G. Target (Tujuan)
Setelah menentukan sub-sub isu/masalah dan isu strategis/akar permasalahan, kita akan
menentukan Target atau Tujuan dari perencanaan/perancangan kawasan khusus cagar budaya. Dari
tujuan ini kita dapat menentukan sasaran-sasaran.
G. Strategi/Metode
Setelah menentukan tujuan atau target perencanaan/perancangan kawasan, maka kita akan
menentukan strategi/metode mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk memecahkan
permasalahan yang datang dari internal maupun ekternal sehingga tujuan atau target dapat dicapai.
Dalam ranah perencanaan, strategi dapat dirumuskan menggunakan metode analisis SWOT.
Analisis ini bertujuan untuk mengawinkan faktor internal dan ekternal kawasan untuk
menghasilkan sebuah strategi perencanaan. Berikut merupakan contoh ilustrasi tabel metode
analisis SWOT :
Tabel 2 : Tabel Metode Analisis S-W-O-T
Eksternal
InternalOpportunity (O) Threat (T)
Strenght (S)
Tuntutan dan Strategi
dari perkawinan S
dan O
Tuntutan dan Strategi dari perkawinan S dan T
Weakness (W)
Tuntutan dan Strategi
dari perkawinan W
dan O
Tuntutan dan Strategi dari perkawinan W dan T
Strategi-strategi yang dirumuskan nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan
rencana/rancangan, kebijakan, dan program pembangunan kawasan khusus cagar budaya yang telah
ditentukan.
TAMAN SRIWEDARI
SEBAGAI KAWASAN KHUSUS CAGAR BUDAYA DI KOTA SURAKARTA
A. Gambaran Umum Kawasan
Sektor Kebijakan
Kebijakan yang digunakan dalam kawasan ini adalah RDTRK Surakarta BWK 1 dan
BWK 2. Pengembangan kawasan pariwisata menjadi arahan perencanaan pada BWK 1
dan BWK 2. Hal ini sesuai dengan fungsi kawasan, yaitu kawasan pariwisata cagar
budaya. Namun kawasan Sriwedari tidak menjadi kawasan prioritas pengembangan
pariwisata, baik pada BWK 1 dan BWK 2. Kawasan Keraton menjadi prioritas
pengembangan pada BWK 1, dan kawasan Kampung Batik Laweyan menjadi kawasan
pengembangan pada BWK 2.
Sektor Fisik Dasar
Kawasan Sriwedari memiliki kondisi topografi yang mendukung untuk
dikembangkan menjadi kawasan budidaya. Salah satu faktor yang mendukungnya adalah
kemiringan lereng kurang lebih 2%, sehingga relatif datar. Sesuai dengan kriteria
peruntukan kawasan budidaya. Dari segi jenis tanah, kawasan ini memiliki jenis tanah
aluvium. Tanah aluvium memiliki kepekaan terhadap erosi yang rendah. Sehingga
Kawasan Sriwedari tergolong kawasan yang aman dari erosi tanah
Sektor Tata Guna Lahan
Tata guna lahan yang mendominasi kawasan perencanaan adalah area perdagangan
dan jasa. Dikarenakan lokasinya yang berada dekat dengan jalan arteri Kota Surakarta,
menjadikan kawasan ini strategis bagi fungsi perdagangan dan jasa. Selain itu, di beberapa
titik masih dijumpai bangunan liar, baik sebagai tempat berjualan hingga tempat tinggal.
Sektor Demografi Sosial Budaya
Penduduk kawasan Sriwedari merupakan objek dalam perencanaan sehingga
pemenuhan sarana prasarana dalam kawasan juga meliputi data dasar yang merupakan
penduduk yang bermukim dan pengembangan kawasan.
Aktivitas budaya yang berada di kawasan Sriwedari antara lain Sendratari dan
Pertunjukan Wayang Orang yang berlokasi di Taman Sriwedari. Atraksi budaya lain yang
tidak berupa pertunjukan adalah pameran kain batik yang berlokasi di House of Danar
Hadi dan pameran seni patung di Museum Dullah. Selain itu juga ada pertunjukan musik
Campursari yang rutin diadakan di Taman Hiburan Rakyat Sriwedari.
Sektor Sarana
Keberadaan hotel di kawasan Sriwedari menjadi sarana pendukung pariwisata. Selain
hotel,di dalam kawasan Sriwedari juga terdapat pusat perdagangan berupa mall dan kantor
pusat pelayanan pariwisata yang berada di dekat Museum Radya Pustaka. Selain itu,
keberadaan kantor polisi dan rumah sakit yang berada di luar deliniasi kawasan menjadi
pendukung fungsi keamanan dan kesehatan bagi wisatawan yang melakukan sedang
berwisata di kawasan Sriwedari.
Sektor Prasarana
Ketersediaan jaringan telpon, listrik, air bersih, dan drainase menjadi pendukung
pariwisata di kawasan Sriwedari. Namun dalam fungsinya, jaringan drainase kurang
berfungsi dengan baik. Hal ini ditandai dengan banyaknya genangan air ketika musim
hujan. Selain itu juga adanya malfungsi jaringan pedestrian karena digunakan sebagai
tempat parkir juga mengganggu pergerakan pejalan kaki di kawasan.
Sektor Bangunan
Dari sektor bangunan, bangunan cagar budaya yang menjadi titik pariwisata memiliki
kondisi yang cukup baik dan dianggap masih mampu untuk berfungsi menjadi tempat
wisata. Namun lain halnya dengan bangunan di sekitarnya, banyak ditemui bangunan di
sekitar cagar budaya yang kurang mendukung fungsi pariwisata. Kurang mendukung
karena bangunan tersebut terkesan kumuh, tidak tertata dengan baik, dan tidak memiliki
ciri khas.
Selain itu, Taman Sriwedari memiliki kondisi fisik yang tidak baik. Banyak ditemui
hunian-hunian liar, titik-titik tumpukan sampah, dan bangunan yang tidak dalam kondisi
baik. Mengakibatkan sedikitnya pengunjung yang datang di Taman Sriwedari. Meski
sudah mengalami perbaikan dari sisi luar taman, namun kondisi taman di dalam kurang
optimal dalam melayani fungsi pariwisata.
Sektor Transportasi
Dari segi transportasi umum yang melalui kawasan ini, sudah mencukupi keperluan
transportasi. Kawasan ini dilalui oleh jalur BST koridor 1 pada bagian utara dan selatan
kawasan. Jalur angkutan umum juga memenuhi jangkauan pelayanan di kawasan
Sriwedari. Selain itu, keberadaan bandara Internasional Adi Sumarmo juga memudahkan
wisatawan untuk datang ke kawasan. Baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Kawasan yang dilalui oleh jalur arteri Kota Surakarta yang menjadi jalan
utama kota juga mengakibatkan aksebilitas kawasan termasuk tinggi. Selain itu juga dilalui
jalan kolektor primer pada bagian timur.
Sektor Ekonomi
Adanya aktivitas perdagangan dan jasa yang mendominasi guna lahan di kawasan
sebagian besar mendukung kegiatan pariwisata pada kawasan. Seperti penjual kuliner yang
khas, souvenir, dan hotel sebagai tempat tinggal sementara wisatawan yang akan
berkunjung ke kawasan. Selain itu juga banyak dijumpai hotel yang berada di bagian luar
kawasan delineasi, hal ini juga menjadi pendukung pariwisata di kawasan.
Sektor Kelembagaan dan Pembiayaan
Adanya cagar budaya memunculkan lembaga dan pembiayaan pada
pengembangannya sehingga tinjauan sektor ini memunculkan peran dan optimalnya
pembiayaan untuk pengembangan kawasan.
B. Karakteristik Awal Kawasan Perencanaan
Sektor Kebijakan Strength Weakness Opportunity Threat
Fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, budaya, perdagangan, jasa dan olah raga sebagai pusat pariwisata (budaya), perdagangan dan jasa, olah raga serta industri kreatif
adanya kebijakan di RDTRK BWK 1 yang mengutamakan kawasan lain yaitu Kraton Surakarta sebagai kawasan cagar budayaadanya kebijakan di RDTRK BWK 1 yang mengutamakan kawasan lain yaitu Kraton Surakarta sebagai kawasan cagar budaya
Adanya rencana jaringan transportasi wisata yang melewati kawasan perencanaan , yaitu jalur panjang yang menghubungkkan Bale Kambang hingga Jurug , jalur pendek yang menghubungkan Bale Kambang hingga Balai Kota melalui Slamet Riyadi , jalur sedang menghubungkan Bale Kambang menuju Balai Kota melalui Jalan Dr. Rajiman
Sesuai dengan tujuan BWK 1 ”Terwujudnya Kawasan Wisata Budaya Yang Lestari dan Memadukan Perkembangan Sejarah Kuno, Kini, Nanti”
Sektor Fisik DasarStrength Weakness Opportunity Threat
Topografi datar, sesuai dengan peruntukan kawasan budi daya
Tanah yang relatif datar membuat drainase tidak berfungsi secara optimal
Mempunyai suhu udara berkisar 26-35oC yang merupakan suhu standar sehingga akan membuat rasa nyaman bagi pengunjungCurah hujan relatif rendah sehingga akan meminimalkan adanya genangan.Memiliki jenis tanah aluvium yang mempunyai sifat tidak peka terhadap erosi
Tata Guna Lahan Strength Weakness Opportunity Threat
Kawasan deliniasi didominasi oleh area perfagangan dan jasa
Adanya beberapa titik bangunan liar.
Kawasan Keraton Surakarta yang merupakan kawasan cagar budaya dan menampilkan citra kawasan yang lebih baik
Sektor Demografi Sosial BudayaStrength Weakness Opportunity Threat
Jumlah kepadatan penduduk rendah
Adanya aktivitas budaya yaitu Sendratari dan pertunjukan wayang orang
Jumlah pengunjung yang sedikit
Dekat dengan kawasan Kampung Batik Laweyan yang memiliki jenis pariwisata yang berbeda
Adanya pertunjukan campursari yang rutin diadakan di THRAda atraksi budaya lain yaitu Pameran Kain Batik dan Pameran Seni Patung
Sektor SaranaStrength Weakness Opportunity Threat
Adanya hotel dan sarana pendukung yang tersebar di kawasan Sriwedari
Kurang adanya sarana persampahan, menimbulkan titik-titik kumpulan sampah di Taman Sriwedari
Terdapat kantor Polsek Baron sebagai pelayanan keamanan bagi kawasan perencanaan
Terdapat kantor pusat pelayanan pariwisata di dekat Radya Pustaka
Terdapat rumah sakit Slamet Riyadi sebagai sarana kesehatan yang mencakup kawasasn
Sektor PrasaranaStrength Weakness Opportunity Threat
Jaringan telepon, listrik, dan air bersih sudah tersedia
Jaringan drainase belum berfungsi secara optimalAdanya malfungsi jalur pedestrian yang dimanfaatkan sebagai tempat parkir
Sektor BangunanStrength Weakness Opportunity Threat
Kondisi bangunan cagar budaya dalam kondisi baik
Fisik bangunan taman Sriwedari tidak terawat
Kondisi tata ruang Taman Sriwedari yang kurang baik, membuat wisatawan enggan untuk berkunjung
Sektor TransportasiStrength Weakness Opportunity Threat
Kawasan Sriwedari dilalui oleh jalur BST koridor 1 yang melalui bagian utara dan selatan kawasan
Adanya bandara international Adi Sumarmo yang mempermudah akses wisatawan lokal maupun mancanegara
Dilalui oleh jalan arteri dan kolektor.
Sektor Ekonomi Strength Weakness Opportunity Threat
Adanya aktifitas perdagangan dan jasa yang mendukung kegiatan pariwisata pada kawasan Sriwedari, di bagian utara dan selatan
Hotel di luar wilayah deliniasi yang mendukung peruntukan kawasan untuk pariwisata
Sektor Kelembagaan dan Pembiayaan Strength Weakness Opportunity Threat
Lembaga pengelola hanya berada dibeberapa cagar budaya
Pembiayaan kawasan dilakukan oleh APBD Kota Surakarta
C. Isu Strategis/Akar Permasalahan Kawasan Perencanaan
Dari berbagai isu sektor yang terdapat di kawasan peencanaan ditemukan isu wilayah
perencnaan yaitu kurang optimalnya pengembengan pariwisata cagar budaya di Kawasan
Sriwedari. Dimana kawasan perencanaan memiliki potensi pengembangan kawasan pariwisata
cagar budaya namun dikembangkan optimal.
D. Inovasi Awal Perencanaan
Sasaran dalam pencapaian tujuan di atas adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi isu-isu sektoral yang terdapat di kawasan pariwisata Cagar Budaya
Sriwedari
a. Identifikasi sektor fisik dasar, meliputi kondisi fisik dan iklim kawasan
b. Identifikasi sektor bangunan, meliputi kondisi fisik bangunan dan arsitektural
bangunan
c. Identifikasi sektor tata guna lahan, meliputi pemanfaatan dan penataan lahan di
dalam dan di sekitar kawasan
d. Identifikasi sektor ekonomi, meliputi perekonomian terkait dengan aktivitas
pariwisata cagar budaya
e. Identifikasi sektor sosial budaya, meliputi kondisi sosial budaya kawasan
f. Identifikasi sektor kebijakan, meliputi kebijakan di dalam dan di luar kawasan
g. Identifikasi sektor sarana , meliputi sarana penunjang aktivitas pariwisata cagar
budaya dari segi kualitas dan kuantitas
h. Identifikasi sektor prasarana, meliputi kondisi dan ketersediaan prasarana di
kawasan perencanaan
i. Identifikasi sektor transportasi , meliputi keadaan sarana dan prasarana transportasi
serta dampak yang ditimbulkan
2. Merumuskan isu strategis kawasan pariwisata cagar budaya Sriwedari
a. Isu-isu sektoral yang telah di identifikasi kemudian dikelompokkan berdasarkan
isu sektoral yang memiliki keterkaitan
b. Setiap kelompok isu sektoral yang terbentuk lalu dicari penyebabnya
c. Penyebab-penyebab kelompok isu sektoral kemudian menjadi isu multisektor
d. Isu-isu multisektor yang telah terbentuk dapat diketahui isu strategisnya
3. Merumuskan tujuan dan sasaran pengembangan kawasan pariwisata Cagar Budaya
Sriwedari
4. Menyusun desain survey
a. Identifikasi kebutuhan data baik data sekunder maupun data primer
b. Penyusunan metode survey
c. Penyusunan manajemen survey
5. Melakukan pengumpulan data, guna menyesuaikan data awal dengan kenyataan yang
ada
6. Mengompilasi data dari masing-masing sektor
7. Menganalisis data pada masing-masing sektor
8. Menyusun karakteristik spesifik kawasan perencanaan
9. Menyusun rencana pengembangan Kawasan Pariwisata Cagar Budaya Sriwedari
LAMPIRAN 1 - POHON ISU
CTRL + KLICK