deskripsi skema perencanaan kawasan khusus cagar budaya

20
TAMAN SRIWEDARI untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Kawasan Khusus Disusun oleh : Anisah I0613004 DW. Putu Aris Sadana I0613011 Fania Rahma I0613015 Fauzi Nuraninda I0613016 Ghavi Yudha S. I0613021 Gogor Aldi S. I0613022 Muhammad Rizal P I0613026 Muhammad A. Agam N. I0613027 Rakhmawati I0613033 Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Jurusan Arsitektur

Upload: ghavi-yuda-sefaji

Post on 18-Feb-2016

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kawasan Khusus Cagar Budaya

TRANSCRIPT

Page 1: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

TAMAN SRIWEDARI

untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Kawasan Khusus

Disusun oleh :

Anisah I0613004

DW. Putu Aris Sadana I0613011

Fania Rahma I0613015

Fauzi Nuraninda I0613016

Ghavi Yudha S. I0613021

Gogor Aldi S. I0613022

Muhammad Rizal P I0613026

Muhammad A. Agam N. I0613027

Rakhmawati I0613033

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota

Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik

Universitas Sebelas Maret

Page 2: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

DESKRIPSI SKEMA PERENCANAAN

KAWASAN KHUSUS CAGAR BUDAYA

Dalam menyusun perencanaan kawasan khusus menurut kelompok kami memiliki urutan

perencanaan sebagai berikut :

A. Mekanisme Perencanaan

Proses penyusunan dokumen perencanaan Kawasan Cagar Budaya yang diperuntukkan untuk

pariwisata di kawasan Sriwedari dilakukan dalam beberapa tahapan kegiatan. Alur proses

pekerjaan dari kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Deliniasi Kawasan Perencanaan

Tahapan awal dari proses perencanaan adalah mendeliniasi kawasan perencanaan.

Tujuan dari deliniasi adalah untuk memilih kawasan studi yang sesuai dengan tema yang

ditetapkan. Deliniasi dilakukan dengan mencari kriteria-kriteria tentang kawasan sesuai tema,

kemudian mengaplikasikan kriteria-kriteria tersebut pada wilayah yang akan direncanakan.

Kawasan yang sesuai dengan kriteria-kriteria kawasan sesuai tema akan didelineasi untuk

dijadikan sebagai kawasan perencanaaan.

2. Mengidentifikasi Isu Awal dan Merumuskan Isu Strategis

Setelah menentukan kawasan perencanaan kemudian mengidentifikasi isu-isu awal

kawasan. Isu-isu kawasan dapat berupa potensi, peluang, tantangan, ancaman, dan limitasi

yang mencakup secara keseluruhan dari objek studi. Dari isu-isu awal yang didapatkan

kemudian dikaitkan satu sama lain. Keterkaitan isu satu dengan yang lainnya akan

membentuk sub isu yang memperlihatkan keterkaitan dari beberapa aspek. Sub isu tersebut

kemudian akan menunjukkan pada suatu isu yang bersifat komprehensif, yaitu isu strategis.

3. Merumuskan Tujuan dan Sasaran Awal

Tujuan awal adalah suatu kondisi ideal yang akan dicapai berdasarkan isu strategis

yang telah diperoleh berdasarkan data awal. Sasaran awal ini merupakan beberapa kegiatan

yang berfungsi untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan dan sasaran awal ini disusun

berdasarkan informasi awal kondisi kawasan studi.

4. Menyusun Metode Analisis

Pada tahap ini dilakukan penentuan kerangka kerangka dan teknik analisis untuk

mendapatkan fakta sektoral kawasan. Metode analisis akan digunakan untuk menganalis data

yang akan dikumpulkan sehingga dapat diintepretsikan sesuai dengan kebutuhan fakta

sektoral yang diinginkan.

5. Menyusun Desain Survei

Page 3: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

Desain Survey merupakan persiapan sebelum melakukan survey. Persiapan tersebut

terdiri dari menyiapkan kebutuhan data dari masing-masing sektor, instrument survey, dan

manajemen survey.

6. Mengumpulkan dan Mengkompilasi Data

Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk perencanaan

kawasan sesuai dengan tujuannya. Pengumpulan data terdiri dari data primer maupun data

sekunder. Data primer adalah data yang didapatkan secara langsung di lapangan atau melalui

survei primer yaitu berupa wawancara, observasi dan kuisioner. Sedangkan data sekunder

adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain dan tidak dipersiapkan untuk kegiatan

penelitian, tetapi dapat digunakan untuk tujuan penelitian, misalnya studi dokumen dari

instansi terkait.

7. Kompilasi Data

Tahap selanjutnya setelah pengumpulan data yaitu melakukan kompilasi. Kompilasi

merupakan tahap pengolahan data awal sebelum analisis data. Kompilasi data dilakukan agar

data siap untuk dilakukan analisis. Tujuan dari kompilasi data ini adalah agar data tersebut

dapat diakses dengan mudah.

8. Menganalisis Data

Pada tahapan ini dilakukan analisis terhadap data yang telah dikompilasi. Tujuan dari

analisis data ini adalah untuk memverifikasi isu awal dan isu strategis yang telah dirumuskan.

9. Menyusun Karakteristik Spesifik Kawasan

Pada tahap ini ditentukan karakteristik spesifik kawasan yang didapat dari hasil

analisis data pada tahap analisis data.

10. Verifikasi Isu dan Menyusun Rencana, Strategi, dan Kebijakan

Pada tahap ini, isu awal yang kita buat sebelumnya akan diverifikasi kebenarannya

berdasarkan karakteristik spesifik kawasan. Sehingga kita dapat mengetahui benar atau tidak

dari isu awal yang telah dirumuskan. Setelah terverifikasi, kita dapat menentukan strategi,

kebijakan, dan rencana/rancang pembangunan kawasan tersebut.

B. Kawasan

Dalam proses perencanaan kawasan khusus cagar budaya, langkah pertama yang harus kita

lakukan adalah menentukan delineasi kawasan perencanaan. Dalam penentukan delineasi kawasan

perencanaan, tentunya kita harus melakukan studi literatur terlebih dahulu mengenai kawasan

khusus cagar budaya. Dari studi literatur tersebut, kita akan mendapatkan variabel ciri-ciri

kawasan cagar budaya yang selanjutnya akan dipetakan secara tematik dari masing-masing

variabel. Selanjutnya peta-peta tematik tersebut di Overlay untuk menentukan kawasan delineasi

cagar budaya berdasarkan variabel ciri-ciri kawasan cagar budaya.

Page 4: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

C. Obyek Cagar Budaya

Setelah didapatkan delineasi kawasan khusus cagar budaya, kita harus melihat dan

menentukan obyek cagar budaya apa saja yang terdapat di dalam delineasi kawasan perencanaan.

Dalam tahap ini diperlukannya surveyor untuk turun langsung ke lapangan untuk melihat obyek

cagar budaya yang ada.

D. Kekhususan

Dari obyek cagar budaya yeng telah ditentukan, maka kita dapat melihat dan mencari

kekhususan dari obyek cagar budaya tersebut. Kekhususan ini dibentuk dari nuansa kawasan yang

tersusun oleh parsial-parsial fisik, non-fisik, atau keduanya. Selain itu kekhususan ini nantinya

digunakan sebagai inspirasi rancang bangun kawasan menuju pemecahan permasalahan yang

terjadi.

E. Dinamika Tumbuh Kembang Aspek Internal/Ekternal

Setelah mengetahui kekhususan apa yang dimiliki oleh obyek cagar budaya yang akan

direncanakan, kita harus mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi pada internal maupun

eksternal terkait dinamika tumbuh kembang kawasan khusus cagar budaya tersebut melalui

pemgumpulan, kompilasi dan analisis data. Permasalahan-permasalahan yang terjadi akan

diklasifikasikan menggunakan salah metode klasifikasi masalah dalam perencanaan, yaitu tabel

klasifikasi permasalahan berdasarkan S-W-O-T (strenght, weakness, opportunity, dan threat).

Berikut merupakan Contoh ilustrasi tabel dari klasifikasi masalah berdasarkan S-W-O-T :

Tabel 1 : Klasifikasi Masalah Berdasarkan S-W-O-T

Sektor

Perencanaan

Internal Ekternal

Strenght (S) Weakness (W) Opportunity (O) Threat (T)

Sektor A Permasalahan A1 Permasalahan A2 Permasalahan A3 Permasalahan A4

Sektor B Permasalahan B1 Permasalahan B2 Permasalahan B3 Permasalahan B4

Sektor C Permasalahan C1 Permasalahan C2 Permasalahan C3 Permasalahan C4

Sektor D Permasalahan D1 Permasalahan D2 Permasalahan D3 Permasalahan D4

F. Tuntutan

Setelah kita mengklasifikasikan permasalahan-permasalahan yang muncul akibat dinamika

tumbuh kembang kawasan, selanjutnya kita akan dapat merumuskan suatu akar permasalahan dari

seluruh permasalahan yang terjadi pada kawasan studi. Dalam tahapan perencanaan, merumuskan

permasalahan dapat menggunakan metode Pohon Masalah/Isu . Pada pohon masalah/isu dapat kita

Page 5: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

temukan sub-sub isu/masalah dan isu strategis/akar permasalahan. Hal-hal tersebut menjadi

sebuah tuntutan yang berasal dari kawasan perencanaan untuk direncanakan/dirancang agar semua

permasalahan-permasalahan/isu-isu yang ada dapat dipecahkan.

G. Target (Tujuan)

Setelah menentukan sub-sub isu/masalah dan isu strategis/akar permasalahan, kita akan

menentukan Target atau Tujuan dari perencanaan/perancangan kawasan khusus cagar budaya. Dari

tujuan ini kita dapat menentukan sasaran-sasaran.

G. Strategi/Metode

Setelah menentukan tujuan atau target perencanaan/perancangan kawasan, maka kita akan

menentukan strategi/metode mengenai apa saja yang harus dilakukan untuk memecahkan

permasalahan yang datang dari internal maupun ekternal sehingga tujuan atau target dapat dicapai.

Dalam ranah perencanaan, strategi dapat dirumuskan menggunakan metode analisis SWOT.

Analisis ini bertujuan untuk mengawinkan faktor internal dan ekternal kawasan untuk

menghasilkan sebuah strategi perencanaan. Berikut merupakan contoh ilustrasi tabel metode

analisis SWOT :

Tabel 2 : Tabel Metode Analisis S-W-O-T

Eksternal

InternalOpportunity (O) Threat (T)

Strenght (S)

Tuntutan dan Strategi

dari perkawinan S

dan O

Tuntutan dan Strategi dari perkawinan S dan T

Weakness (W)

Tuntutan dan Strategi

dari perkawinan W

dan O

Tuntutan dan Strategi dari perkawinan W dan T

Strategi-strategi yang dirumuskan nantinya akan digunakan sebagai dasar dalam pembuatan

rencana/rancangan, kebijakan, dan program pembangunan kawasan khusus cagar budaya yang telah

ditentukan.

Page 6: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

TAMAN SRIWEDARI

SEBAGAI KAWASAN KHUSUS CAGAR BUDAYA DI KOTA SURAKARTA

A. Gambaran Umum Kawasan

Sektor Kebijakan

Kebijakan yang digunakan dalam kawasan ini adalah RDTRK Surakarta BWK 1 dan

BWK 2. Pengembangan kawasan pariwisata menjadi arahan perencanaan pada BWK 1

dan BWK 2. Hal ini sesuai dengan fungsi kawasan, yaitu kawasan pariwisata cagar

budaya. Namun kawasan Sriwedari tidak menjadi kawasan prioritas pengembangan

pariwisata, baik pada BWK 1 dan BWK 2. Kawasan Keraton menjadi prioritas

pengembangan pada BWK 1, dan kawasan Kampung Batik Laweyan menjadi kawasan

pengembangan pada BWK 2.

Sektor Fisik Dasar

Kawasan Sriwedari memiliki kondisi topografi yang mendukung untuk

dikembangkan menjadi kawasan budidaya. Salah satu faktor yang mendukungnya adalah

kemiringan lereng kurang lebih 2%, sehingga relatif datar. Sesuai dengan kriteria

peruntukan kawasan budidaya. Dari segi jenis tanah, kawasan ini memiliki jenis tanah

aluvium. Tanah aluvium memiliki kepekaan terhadap erosi yang rendah. Sehingga

Kawasan Sriwedari tergolong kawasan yang aman dari erosi tanah

Sektor Tata Guna Lahan

Tata guna lahan yang mendominasi kawasan perencanaan adalah area perdagangan

dan jasa. Dikarenakan lokasinya yang berada dekat dengan jalan arteri Kota Surakarta,

menjadikan kawasan ini strategis bagi fungsi perdagangan dan jasa. Selain itu, di beberapa

titik masih dijumpai bangunan liar, baik sebagai tempat berjualan hingga tempat tinggal.

Sektor Demografi Sosial Budaya

Penduduk kawasan Sriwedari merupakan objek dalam perencanaan sehingga

pemenuhan sarana prasarana dalam kawasan juga meliputi data dasar yang merupakan

penduduk yang bermukim dan pengembangan kawasan.

Aktivitas budaya yang berada di kawasan Sriwedari antara lain Sendratari dan

Pertunjukan Wayang Orang yang berlokasi di Taman Sriwedari. Atraksi budaya lain yang

tidak berupa pertunjukan adalah pameran kain batik yang berlokasi di House of Danar

Hadi dan pameran seni patung di Museum Dullah. Selain itu juga ada pertunjukan musik

Campursari yang rutin diadakan di Taman Hiburan Rakyat Sriwedari.

Page 7: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

Sektor Sarana

Keberadaan hotel di kawasan Sriwedari menjadi sarana pendukung pariwisata. Selain

hotel,di dalam kawasan Sriwedari juga terdapat pusat perdagangan berupa mall dan kantor

pusat pelayanan pariwisata yang berada di dekat Museum Radya Pustaka. Selain itu,

keberadaan kantor polisi dan rumah sakit yang berada di luar deliniasi kawasan menjadi

pendukung fungsi keamanan dan kesehatan bagi wisatawan yang melakukan sedang

berwisata di kawasan Sriwedari.

Sektor Prasarana

Ketersediaan jaringan telpon, listrik, air bersih, dan drainase menjadi pendukung

pariwisata di kawasan Sriwedari. Namun dalam fungsinya, jaringan drainase kurang

berfungsi dengan baik. Hal ini ditandai dengan banyaknya genangan air ketika musim

hujan. Selain itu juga adanya malfungsi jaringan pedestrian karena digunakan sebagai

tempat parkir juga mengganggu pergerakan pejalan kaki di kawasan.

Sektor Bangunan

Dari sektor bangunan, bangunan cagar budaya yang menjadi titik pariwisata memiliki

kondisi yang cukup baik dan dianggap masih mampu untuk berfungsi menjadi tempat

wisata. Namun lain halnya dengan bangunan di sekitarnya, banyak ditemui bangunan di

sekitar cagar budaya yang kurang mendukung fungsi pariwisata. Kurang mendukung

karena bangunan tersebut terkesan kumuh, tidak tertata dengan baik, dan tidak memiliki

ciri khas.

Selain itu, Taman Sriwedari memiliki kondisi fisik yang tidak baik. Banyak ditemui

hunian-hunian liar, titik-titik tumpukan sampah, dan bangunan yang tidak dalam kondisi

baik. Mengakibatkan sedikitnya pengunjung yang datang di Taman Sriwedari. Meski

sudah mengalami perbaikan dari sisi luar taman, namun kondisi taman di dalam kurang

optimal dalam melayani fungsi pariwisata.

Sektor Transportasi

Dari segi transportasi umum yang melalui kawasan ini, sudah mencukupi keperluan

transportasi. Kawasan ini dilalui oleh jalur BST koridor 1 pada bagian utara dan selatan

kawasan. Jalur angkutan umum juga memenuhi jangkauan pelayanan di kawasan

Sriwedari. Selain itu, keberadaan bandara Internasional Adi Sumarmo juga memudahkan

wisatawan untuk datang ke kawasan. Baik wisatawan lokal maupun mancanegara.

Kawasan yang dilalui oleh jalur arteri Kota Surakarta yang menjadi jalan

utama kota juga mengakibatkan aksebilitas kawasan termasuk tinggi. Selain itu juga dilalui

jalan kolektor primer pada bagian timur.

Page 8: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

Sektor Ekonomi

Adanya aktivitas perdagangan dan jasa yang mendominasi guna lahan di kawasan

sebagian besar mendukung kegiatan pariwisata pada kawasan. Seperti penjual kuliner yang

khas, souvenir, dan hotel sebagai tempat tinggal sementara wisatawan yang akan

berkunjung ke kawasan. Selain itu juga banyak dijumpai hotel yang berada di bagian luar

kawasan delineasi, hal ini juga menjadi pendukung pariwisata di kawasan.

Sektor Kelembagaan dan Pembiayaan

Adanya cagar budaya memunculkan lembaga dan pembiayaan pada

pengembangannya sehingga tinjauan sektor ini memunculkan peran dan optimalnya

pembiayaan untuk pengembangan kawasan.

B. Karakteristik Awal Kawasan Perencanaan

Sektor Kebijakan Strength Weakness Opportunity Threat

Fungsi utama untuk kegiatan pariwisata, budaya, perdagangan, jasa dan olah raga sebagai pusat pariwisata (budaya), perdagangan dan jasa, olah raga serta industri kreatif

adanya kebijakan di RDTRK BWK 1 yang mengutamakan kawasan lain yaitu Kraton Surakarta sebagai kawasan cagar budayaadanya kebijakan di RDTRK BWK 1 yang mengutamakan kawasan lain yaitu Kraton Surakarta sebagai kawasan cagar budaya

Adanya rencana jaringan transportasi wisata yang melewati kawasan perencanaan , yaitu jalur panjang yang menghubungkkan Bale Kambang hingga Jurug , jalur pendek yang menghubungkan Bale Kambang hingga Balai Kota melalui Slamet Riyadi , jalur sedang menghubungkan Bale Kambang menuju Balai Kota melalui Jalan Dr. Rajiman

Sesuai dengan tujuan BWK 1 ”Terwujudnya Kawasan Wisata Budaya Yang Lestari dan Memadukan Perkembangan Sejarah Kuno, Kini, Nanti”

Page 9: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

Sektor Fisik DasarStrength Weakness Opportunity Threat

Topografi datar, sesuai dengan peruntukan kawasan budi daya

Tanah yang relatif datar membuat drainase tidak berfungsi secara optimal

Mempunyai suhu udara berkisar 26-35oC yang merupakan suhu standar sehingga akan membuat rasa nyaman bagi pengunjungCurah hujan relatif rendah sehingga akan meminimalkan adanya genangan.Memiliki jenis tanah aluvium yang mempunyai sifat tidak peka terhadap erosi

Tata Guna Lahan Strength Weakness Opportunity Threat

Kawasan deliniasi didominasi oleh area perfagangan dan jasa

Adanya beberapa titik bangunan liar.

Kawasan Keraton Surakarta yang merupakan kawasan cagar budaya dan menampilkan citra kawasan yang lebih baik

Sektor Demografi Sosial BudayaStrength Weakness Opportunity Threat

Jumlah kepadatan penduduk rendah

Adanya aktivitas budaya yaitu Sendratari dan pertunjukan wayang orang

Jumlah pengunjung yang sedikit

Dekat dengan kawasan Kampung Batik Laweyan yang memiliki jenis pariwisata yang berbeda

Adanya pertunjukan campursari yang rutin diadakan di THRAda atraksi budaya lain yaitu Pameran Kain Batik dan Pameran Seni Patung

Page 10: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

Sektor SaranaStrength Weakness Opportunity Threat

Adanya hotel dan sarana pendukung yang tersebar di kawasan Sriwedari

Kurang adanya sarana persampahan, menimbulkan titik-titik kumpulan sampah di Taman Sriwedari

Terdapat kantor Polsek Baron sebagai pelayanan keamanan bagi kawasan perencanaan

Terdapat kantor pusat pelayanan pariwisata di dekat Radya Pustaka

Terdapat rumah sakit Slamet Riyadi sebagai sarana kesehatan yang mencakup kawasasn

Sektor PrasaranaStrength Weakness Opportunity Threat

Jaringan telepon, listrik, dan air bersih sudah tersedia

Jaringan drainase belum berfungsi secara optimalAdanya malfungsi jalur pedestrian yang dimanfaatkan sebagai tempat parkir

Sektor BangunanStrength Weakness Opportunity Threat

Kondisi bangunan cagar budaya dalam kondisi baik

Fisik bangunan taman Sriwedari tidak terawat

Kondisi tata ruang Taman Sriwedari yang kurang baik, membuat wisatawan enggan untuk berkunjung

Page 11: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

Sektor TransportasiStrength Weakness Opportunity Threat

Kawasan Sriwedari dilalui oleh jalur BST koridor 1 yang melalui bagian utara dan selatan kawasan

Adanya bandara international Adi Sumarmo yang mempermudah akses wisatawan lokal maupun mancanegara

Dilalui oleh jalan arteri dan kolektor.

Sektor Ekonomi Strength Weakness Opportunity Threat

Adanya aktifitas perdagangan dan jasa yang mendukung kegiatan pariwisata pada kawasan Sriwedari, di bagian utara dan selatan

Hotel di luar wilayah deliniasi yang mendukung peruntukan kawasan untuk pariwisata

Sektor Kelembagaan dan Pembiayaan Strength Weakness Opportunity Threat

Lembaga pengelola hanya berada dibeberapa cagar budaya

Pembiayaan kawasan dilakukan oleh APBD Kota Surakarta

Page 12: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

C. Isu Strategis/Akar Permasalahan Kawasan Perencanaan

Dari berbagai isu sektor yang terdapat di kawasan peencanaan ditemukan isu wilayah

perencnaan yaitu kurang optimalnya pengembengan pariwisata cagar budaya di Kawasan

Sriwedari. Dimana kawasan perencanaan memiliki potensi pengembangan kawasan pariwisata

cagar budaya namun dikembangkan optimal.

D. Inovasi Awal Perencanaan

Sasaran dalam pencapaian tujuan di atas adalah sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi isu-isu sektoral yang terdapat di kawasan pariwisata Cagar Budaya

Sriwedari

a. Identifikasi sektor fisik dasar, meliputi kondisi fisik dan iklim kawasan

b. Identifikasi sektor bangunan, meliputi kondisi fisik bangunan dan arsitektural

bangunan

c. Identifikasi sektor tata guna lahan, meliputi pemanfaatan dan penataan lahan di

dalam dan di sekitar kawasan

d. Identifikasi sektor ekonomi, meliputi perekonomian terkait dengan aktivitas

pariwisata cagar budaya

e. Identifikasi sektor sosial budaya, meliputi kondisi sosial budaya kawasan

f. Identifikasi sektor kebijakan, meliputi kebijakan di dalam dan di luar kawasan

g. Identifikasi sektor sarana , meliputi sarana penunjang aktivitas pariwisata cagar

budaya dari segi kualitas dan kuantitas

h. Identifikasi sektor prasarana, meliputi kondisi dan ketersediaan prasarana di

kawasan perencanaan

i. Identifikasi sektor transportasi , meliputi keadaan sarana dan prasarana transportasi

serta dampak yang ditimbulkan

2. Merumuskan isu strategis kawasan pariwisata cagar budaya Sriwedari

a. Isu-isu sektoral yang telah di identifikasi kemudian dikelompokkan berdasarkan

isu sektoral yang memiliki keterkaitan

b. Setiap kelompok isu sektoral yang terbentuk lalu dicari penyebabnya

c. Penyebab-penyebab kelompok isu sektoral kemudian menjadi isu multisektor

d. Isu-isu multisektor yang telah terbentuk dapat diketahui isu strategisnya

3. Merumuskan tujuan dan sasaran pengembangan kawasan pariwisata Cagar Budaya

Sriwedari

4. Menyusun desain survey

a. Identifikasi kebutuhan data baik data sekunder maupun data primer

b. Penyusunan metode survey

c. Penyusunan manajemen survey

Page 13: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

5. Melakukan pengumpulan data, guna menyesuaikan data awal dengan kenyataan yang

ada

6. Mengompilasi data dari masing-masing sektor

7. Menganalisis data pada masing-masing sektor

8. Menyusun karakteristik spesifik kawasan perencanaan

9. Menyusun rencana pengembangan Kawasan Pariwisata Cagar Budaya Sriwedari

Page 14: Deskripsi Skema Perencanaan Kawasan Khusus Cagar Budaya

LAMPIRAN 1 - POHON ISU

CTRL + KLICK