deskripsi disposisi berpikir kritis matematis siswa …digilib.unila.ac.id/26204/20/skripsi tanpa...

62
DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA DENGAN PEMBELAJARAN SOCRATES SAINTIFIK (Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII-F SMPN 22 Pesawaran Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017) (Skripsi) OLEH CHUSNA WIJAYANTI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Upload: vuongdan

Post on 24-May-2018

243 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWADENGAN PEMBELAJARAN SOCRATES SAINTIFIK

(Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII-F SMPN 22 Pesawaran SemesterGanjil Tahun Pelajaran 2016/2017)

(Skripsi)

OLEH

CHUSNA WIJAYANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

Page 2: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

ABSTRAK

DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWADENGAN PEMBELAJARAN SOCRATES SAINTIFIK

(Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII-F SMPN 22 Pesawaran SemesterGanjil Tahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh

Chusna Wijayanti

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan disposisi berpikir kritis matematissiswa dengan pembelajaran Socrates Saintifik. Subjek pada penelitian ini adalahsiswa kelas VII-F SMPN 22 Pesawaran tahun pelajaran 2016/2017. Datapenelitian ini merupakan data kualitatif tentang disposisi berpikir kritis matematissiswa yang diperoleh melalui catatan lapangan, wawancara, dan dokumentasi.Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu reduksi data, penyajian data,dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,disimpulkan bahwa selama proses pembelajaran dengan metode Socrates Saintifikberlangsung, disposisi berpikir kritis matematis siswa yang dominan munculadalah kepercayaan diri, pencarian terhadap kebenaran, dan rasa ingin tahu. Daripertemuan pertama hingga terakhir, karakteristik pertanyaan-pertanyaan Socratesmembuat siswa lebih percaya diri dan terbiasa menjawab pertanyaan-pertanyaanyang diberikan guru

Kata kunci: disposisi berpikir kritis, metode Socrates, pendekatan Saintifik

Page 3: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

DENGAN PEMBELAJARAN SOCRATES SAINTIFIK

(Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII-F SMPN 22 Pesawaran Semester

Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017)

Oleh

Chusna Wijayanti

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2017

Page 4: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
Page 5: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
Page 6: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
Page 7: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Utara, pada tanggal 03 Februari 1995, dengan

nama lengkap Chusna Wijayanti. Penulis merupakan anak ketiga dari empat

bersaudara, putri dari pasangan Bapak Sukarjo dan Ibu Paryanti.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 1 Pulung Kencana pada

tahun 2007, pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 4 Tulang Bawang

Tengah pada tahun 2010, dan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1

Tumijajar pada tahun 2013. Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas

Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan

Tinggi Negri (SNMPTN) dengan mengambil program studi Pendidikan

Matematika. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Terintegrasi pada

tahun 2016 di Desa Rekso Binangun Kecamatan Rumbia Kabupaten Lampung

Tengah bersamaan dengan Program Pengalaman Lapang (PPL) di SMA Bangun

Cipta Rumbia Kabupaten Lampung Tengah.

Page 8: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

Motto

"Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka

terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja.

Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi."

Page 9: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

Persembahan

Segala Puji Bagi Allah SWT, Dzat Yang Maha SempurnaSholawat serta Salam Selalu Tercurah Kepada Uswatun Hasanah Rasululloh

Muhammad SAW

Kupersembahkan buah karya ini sebagai tanda cinta & kasih sayangkukepada:

Bapakku (Sukarjo) dan Ibuku (Paryanti), yang telah memberikan kasihsayang, semangat, dan doa yang selalu

mengiringi langkahku. Sehingga putrimu ini bisasampai ditahap ini.

Adikku tersayang (Diah Kesuma Rini), mamas yang aku banggakan (AriefWijaya dan Bakti Burhani), mbakku tercinta (Khamnah Agung Riwayati danNovita Desti Arisandi Gultom), dan keponakan kecil kesayanganku (Emilya

Mazaya Elshanum), serta seluruh keluarga besarkuyang terus memberikan dukungan dan doanya kepadaku.

Para pendidik yang telah mengajar dengan penuh kesabaran.

Semua sahabat-sahabatku yang begitu tulus menyayangiku dengan segalakekuranganku, dari kalian aku belajar memahami arti ukhuwah.

Almamater Universitas Lampung tercinta.

Page 10: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

SANWACANA

Alhamdulillahi Robbil ‘Alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan skripsi ini dapat

diselesaikan. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah atas manusia yang

akhlaknya paling mulia, yang telah membawa perubahan luar biasa, menjadi

uswatun hasanah, yaitu Rasulullah Muhammad SAW.

Skripsi yang berjudul Deskripsi Disposisi Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan

Pembelajaran Socrates Saintifik (Penelitian Kualitatif pada Siswa Kelas VII-F

SMPN 22 Pesawaran Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017) adalah salah

satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Penulis menyadari sepenuhnya

bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus

ikhlas kepada:

1. Bapakku (Sukarjo) dan Ibuku (Paryanti) tercinta atas perhatian, dukungan,

kasih sayang, dan segalanya yang telah diberikan kepadaku selama ini serta

tidak pernah lelah untuk selalu mendoakan yang terbaik.

2. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I sekaligus dosen

Pembimbing Akademik yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk

membimbing, memberikan saran, perhatian, sumbangan pemikiran, motivasi

Page 11: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

dan semangat selama penyusunan skripsi sehingga skripsi ini menjadi lebih

baik.

3. Ibu Widyastuti, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan sumbangan

pemikiran, kritik, dan saran kepada penulis demi terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah

memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis.

5. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M. Hum., selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam yang telah memberikan bantuan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Matematika yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

9. Kepala SMP Negeri 22 Pesawaran beserta wakil, staf, dan karyawan yang

telah memberikan kemudahan selama penelitian.

10. Bapak Arif Afrizal, S.Pd., selaku guru mitra yang telah banyak membantu

dalam penelitian.

11. Siswa/siswi kelas VII SMPN 22 Pesawaran Tahun Pelajaran 2016/2017, atas

perhatian dan kerjasama yang telah terjalin.

Page 12: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

12. Adikku tersayang Diah Kesuma Rini, mamasku yang aku banggakan Arif

Wijaya dan Bakti Burhani, kakak iparku terkasih Khamnah Agung Riwayati

dan Novita Desti Arisandi, keponakanku tercinta Emilya Mazaya Elshanum

dan juga keluarga besarku yang telah memberikan doa, semangat, dan

motivasi kepadaku.

13. Sahabat-sahabat seperjuanganku selama menjalankan penelitian sebagai Tim

Penelitian Socrates: Rizki, Sekar, Husain, Humedi, Jesy, Resi, Hunaifi, Selly,

dan Asri. Terima kasih atas kerja sama, semangat, motivasi, masukan, dan

arahan sehingga skripsi kita bisa selesai.

14. Teman-teman karibku tersayang, seluruh angkatan 2013 kelas A Pendidikan

Matematika: Afria, Amalia, Ana, Ika, Putri, Ayu, Badrun, Chintya, Pungkas,

Dina, Djakia, Eka, Fadhilah, Fitri, Hadi, Lia, Ilham, Maul, Viqi, Septi, Nina,

Nita, Pegy, Dewi, Rahayu, Reni, Kiki, Winjuni, Yuni, Shinta, Siti, Syawal,

Iyos, Yolanda, Yuli, Wahyu, Janet, Rizkana, Ria, Retna, Nanda, Ali, Atin,

Evi, Diah, dan Cinta atas kebersamaannya selama ini dan semua bantuan yang

telah diberikan. Semoga kebersamaan kita selalu menjadi kenangan yang

terindah.

15. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Matematika angkatan 2013 Kelas B:

Ajeng, Ama, Ibro, Awit, Arum, Dini, Doris, Era, Ficha, Fransisco, Linda,

Dinda, Meyronita, Nia, Nindya, Nonik, Rafi, Rais, Risda, Rizky Fitri, Putra,

Nisa, Surono, Wisda, Dessy, Elvita, Wayan, Mayang, Monice, Putu, Revy,

Rizka, Satria, Vero, dan Wina atas kebersamaannya selama ini dan semua

bantuan yang telah diberikan. Semoga kebersamaan kita selalu menjadi

kenangan yang terindah.

Page 13: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

16. Sahabat yang aku sayangi Dina Cahya, Julia Sekar, Ariesta Yanada, Amalia

Listiani, Ni Wayan Septi, Fadhilah Rahmawati, Rizki Hari, dan Husain Khairi.

Terimakasih atas kebersamaannya selama ini, semoga kita tetap saling

memotivasi satu sama lain.

17. Kakak-kakakku angkatan 2012, 2011, dan 2010 serta adik-adikku angkatan

2014, 2015, dan 2016 terima kasih atas kebersamaannya.

18. Sahabatku Mbak Utary, Mbak Linda, Mbak Fitri, Kak Ari, Kak Ferdy, Kak

Ricky, Kak Arbai, Kak Rian, Kak Aji, Mas Danang, Yunda, Septi, Fika, Noni,

Dina Eka, Hana, Astri, Diana, Dewi, Riska, Nova, Hanani, Citra, Cuwi, Maya,

Shintya, dan Tiara yang selalu memiliki tempat untukku berbagi selama ini.

19. Sahabat yang aku banggakan Bripda Muhammad Kurniawan Hariyadi, Kevin

Andrew Wibisono, dan Rahman Fauzi yang tak henti-hentinya menasehati dan

memberikan semangat untukku selama ini.

20. Sahabat Kecilku Endha dan Wiwit yang selalu memberikan motivasi sampai

saat ini.

21. Keluarga besar ambalan Raden Intan-Cut Nyak Dien, keluarga besar Karate

Shindoka Tulang Bawang Barat, Ikam Tulang Bawang Barat, dan Pramuka

Kwarcab Tulang Bawang Barat yang selalu mengisi hari-hariku dengan

kegiatan berharga.

22. Sahabatku dalam pengabdian Liyana, Kak Meita, Kak Nirwana, Kak Eka, Kak

Junia, Novita, Diana, Kak Arini, Kak Yoga, Kak Sandi, Kak Anda, Kak

Bambang, Andi, Yopi, Kak Roy, Kak Ayip, Nurhamid, dan Kak Sandika

semoga selalu menguatkan satu sama lain.

Page 14: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

23. Teman-teman KKN di Desa Rekso Binangun dan PPL di SMA Bangun Cipta

Rumbia (Rido, Hikmah, Widya, Tisna, April, Karlina, Diara, dan Intan)

terimakasih atas kebersamaan yang penuh makna dan kenangan.

24. Pak Liyanto dan Pak Mariman terima kasih atas bantuannya selama ini.

25. Almamater tercinta yang telah mendewasakanku.

26. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga dengan kebaikan, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan pada

penulis mendapat balasan pahala yang setimpal dari Allah SWT dan semoga

skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Maret 2017

Penulis

Chusna Wijayanti

Page 15: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

DAFTAR ISI

HalamanDAFTAR ISI ................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... iv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1

B. Fokus Penelitian.................................................................................... 7

C. Pertanyaan Penelitian............................................................................ 8

D. Tujuan Penelitian ................................................................................. 8

E. Manfaat Penelitian ................................................................................. 9

II. KAJIAN TEORI

A. Kemampuan Berpikir Kritis ................................................................. 10

B. Disposisi Berpikir ................................................................................. 12

C. Disposisi Berpikir Kritis ....................................................................... 14

D. Metode Socrates .................................................................................. 17

E. Pendekatan Saintifik ............................................................................ 23

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ................................................................................. 29

B. Subjek Penelitian .................................................................................. 30

Page 16: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 30

D. Instrumen Penelitian ............................................................................ 33

E. Tahap-Tahap Penelitian ....................................................................... 35

F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 36

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan ................................................................................ 39

1. Deskripsi Proses Pembelajaran Pertemuan Pertama ............................. 39

2. Deskripsi Proses Pembelajaran Pertemuan Kedua ................................ 51

3. Deskripsi Proses Pembelajaran Pertemuan Ketiga ................................ 54

4. Deskripsi Proses Pembelajaran Pertemuan Keempat ............................. 64

B. Pembahasan .......................................................................................... 66

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ............................................................................................... 78

B. Saran ..................................................................................................... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Pengelompokan Indikator-Indikator Disposisi Berpikir Kritis ..... 16

Tabel 2.2 Jenis-Jenis Pertanyaan Socrates .................................................... 19

Tabel 4.1 Persentase Indikator Disposisi Berpikir Kritis Matematis Siswayang Muncul pada Setiap Pertemuan ............................................ 66

Page 18: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Pengelompokan Warna Name Tag ................................................. 45

Gambar 4.2 Jawaban A.1 Saat Mengerjakan Tabel Perbandingan .................... 48

Gambar 4.3 Jawaban A.23 Saat Mengerjakan Tabel Perbandingan Senilai ...... 49

Gambar 4.4 Jawaban A.14 Saat Mengerjakan Tabel Perbandingan Senilai ....... 51

Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan A.4 di Papan Tulis................................................. 59

Gambar 4.6 Gambar Denah Rumah Pada LKK ................................................. 72

Page 19: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A: INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.............................. 83

Lampiran A.2 Kode Siswa.................................................................... 134

Lampiran A.3 Daftar Siswa yang Memunculkan Indikator DisposisiBerpikir Kritis Matematis ............................................. 135

Lampiran A.4 Lembar Obserasi............................................................ 136

Lampiran A.5 Hasil Wawancara........................................................... 151

LAMPIRAN B: LAIN-LAIN

Lampiran B.1 Kartu Kendali Hasil Bimbingan Skripsi ........................ 153

Lampiran B.2 Daftar Hadir Seminar Proposal...................................... 154

Lampiran B.3 Daftar Hadir Seminar Hasil ........................................... 155

Lampiran B.4 Surat Izin Penelitian Pendahuluan ................................. 156

Lampiran B.5 Surat Izin Penelitian....................................................... 157

Lampiran B.6 Surat Keterangan Penelitian .......................................... 158

Page 20: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berpengaruh terhadap

perkembangan perekonomian, kesejahteraan, pendidikan dan lain sebagainya.

Pengaruh tersebut dapat berupa pengaruh positif ataupun pengaruh negatif.

Pengaruh positif tersebut akan tercapai apabila perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi diiringi dengan adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

kreatif, produktif, inovatif, mandiri, dan bertanggung jawab sehingga dapat

menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada secara tepat dan efisien.

Upaya peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, kreatif, produktif,

inovatif, mandiri, dan bertanggung jawab dapat melalui banyak hal, salah satunya

adalah pendidikan. Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional

yang tercantum dalam UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 yaitu “Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.”

Page 21: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

2

Pemerintah sebagai salah satu penanggung jawab terciptanya sumber daya

manusia yang berkualitas, kreatif, produktif, inovatif, mandiri, dan bertanggung

jawab telah menerapkan sistem pendidikan di Indonesia yang terbagi dalam tiga

jenjang pendidikan formal yaitu pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi. Dalam setiap jenjang tersebut, pendidikan mengandung proses

pembelajaran.

Di Indonesia, banyak mata pelajaran yang harus di pelajari oleh siswa saat

menempuh pendidikan di bangku Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

maupun Sekolah Menengah Atas. Salah satu mata pelajaran yang selalu ditemui

siswa dalam setiap jenjang pendidikan adalah mata pelajaran matematika, yang

diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013.

Begitu pentingnya belajar matematika menjadikan mata pelajaran matematika

menjadi mata pelajaran wajib untuk ditempuh dalam pendidikan di sekolah.

Mata pelajaran matematika menurut Hudoyo (2003:151) merupakan suatu alat

untuk mengembangkan cara berpikir manusia. Berpikir merupakan suatu proses

interaksi yang terjadi didalam otak sehingga muncul suatu jalinan yang

menimbulkan pengetahuan. Dengan berpikir, seseorang dapat melakukan suatu

aktivitas yang menimbulkan perubahan pada dirinya. Seseorang dapat

menentukan mana yang baik dan mana yang buruk untuk dirinya saat akan

melakukan sesuatu karena aktivitas berpikir. Burton (Haviz, 2009) menyatakan

bahwa memiliki kemampuan untuk berpikir merupakan salah satu tujuan dalam

pendidikan.

Page 22: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

3

Proses berpikir yang baik dapat mengembangkan potensi siswa agar menjadi

manusia yang berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri. Siswa diharapkan dapat

mengoptimalkan perkembangan intelektual, sehingga siswa memiliki kemampuan

yang berkualitas dalam menyelesaikan berbagai permasalahan. Selain itu juga

menurut Halpern, ddk (Listiani, 2013: 6), kelas yang paling sukses adalah mereka

yang mendorong siswa untuk berpikir sendiri dan terlibat dalam berpikir kritis.

Cabera (Sulistiowati, 2015: 3) mengungkapkan bahwa penguasaan kemampuan

berpikir kritis tidak cukup dijadikan sebagai tujuan pendidikan semata, tetapi juga

sebagai proses fundamental yang memungkinkan siswa untuk mengatasi berbagai

permasalahan masa mendatang di lingkungannya.

Didalam berpikir kritis, bukan hanya kemampuannya saja yang diperhatikan,

tetapi ada aspek lain yang sangat jarang di perhatikan oleh guru yaitu disposisi

berpikir kritis. Know, et.al (Sulistiowati, 2015: 4) mendefinisikan disposisi

berpikir kritis sebagai suatu motivasi internal untuk berpikir kritis sehingga dapat

memutuskan apa yang diyakininya benar dan apa yang harus dilakukan jika

terdapat suatu masalah, ide, atau isu.

Siswa yang memiliki disposisi berpikir kritis yang baik, maka akan semakin baik

pula kemampuan berpikir kritisnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Mahmudi

(2010: 7) yang mengatakan bahwa siswa yang memiliki disposisi tinggi akan

lebih gigih, tekun, dan berminat untuk mengeksplorasi hal-hal baru sehingga

memungkinkan siswa tersebut memiliki pengetahuan lebih dibandingkan siswa

yang tidak menunjukkan perilaku demikian. Yunarti (2011: 25) menyatakan

bahwa disposisi berpikir kritis adalah suatu kecenderungan sikap seseorang dalam

Page 23: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

4

kegiatan berpikir kritis yang ditandai oleh enam indikator. Indikator-indikator

tersebut terdiri dari pencarian kebenaran, berpikiran terbuka, sistematis, analitis,

kepercayaan diri terhadap kebenaran, dan rasa ingin tahu.

Disposisi memegang peranan sangat penting dalam mengembangkan kemampuan

berpikir kritis siswa pada pembelajaran matematika. Tetapi untuk saat ini, banyak

guru yang kurang memperhatikan hal tersebut. Fenomena yang sering terjadi

adalah lebih diperhatikannya nilai akhir siswa tanpa mengetahui sikap siswa saat

mencari tahu suatu kebenaran, rasa ingin tahu siswa terhadap hal-hal baru, dan

proses berpikir siswa saat menyelesaikan suatu permasalahan. Hal tersebut sesuai

dengan kenyataan yang terjadi di SMPN 22 Pesawaran, dimana Guru hanya

memperhatikan hasil akhir siswa tanpa memperhatikan disposisi yang terjadi saat

pembelajaran berlangsung. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Umaedi

(Styati, 2010: 2) juga menyatakan tidak meratanya mutu pendidikan disebabkan

oleh penerapan pembelajaran yang terlalu berpusat pada guru dan kurang

memperhatikan pada sikap guru dan sikap siswa selama proses pembelajaran.

Padahal, sikap siswa dalam mencari kebenaran, analitis, dan percaya diri dalam

berpikir kritis berkaitan dengan disposisi berpikir kritis.

Lebih lanjut Facione, dkk (2010: 6) menjelaskan bahwa “disposition is a person’s

consistent internal motivation to act toward or to respond to, persons, events, or

circumstances in habitual, and yet potentially malleable, ways”, yaitu disposisi

merupakan motivasi internal yang konsisten yang dimiliki individu untuk bersikap

menanggapi individu lain, peristiwa, atau lingkungan sekitar, namun berpotensi

untuk dibentuk. Dengan demikian, siswa yang memiliki disposisi berpikir kritis

Page 24: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

5

yang baik akan lebih berpikir kritis jika dihadapkan dengan suatu kondisi yang

menuntut respon untuk siswa tersebut berpikir kritis karena disposisi berpikir

kritis merupakan motivasi internal dalam menentukan sikap saat dihadapkan pada

kondisi berpikir kritis.

Dari hasil wawancara pada penelitian pendahuluan di SMPN 22 Pesawaran,

didapatkan informasi bahwa guru dalam pembelajaran matematika menggunakan

metode ceramah dan mengolaborasikannya dengan meminta siswa untuk

mengerjakan soal-soal yang ada pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Guru hanya

memperhatikan hasil pekerjaan dan nilai ulangan siswa, tanpa mempedulikan

sikap yang muncul pada saat siswa memahami materi yang disampaikan, seperti

sikap dalam pencarian kebenaran, rasa ingin tahu, sistematis, analitis, berpikiran

terbuka, dan kepercayaan diri. Padahal, sikap-sikap tersebut dapat menunjang

siswa dalam memahami materi pada pembelajaran matematika. Oleh karena itu,

perlu adanya upaya untuk mengembangkan disposisi berpikir kritis matematis

siswa dalam proses pembelajaran matematika.

Ritchhart dan Lipman (Pratama, 2013: 5) menyatakan bahwa aktivitas

pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan dan disposisi berpikir

kritis siswa serta memuat berbagai pertanyaan adalah dialog. Dialog yang

diajukan dalam bentuk pertanyaan berbasis masalah diawali dengan yang mudah

atau sederhana lalu dilanjutkan dengan masalah yang lebih kompleks. Dialog

tersebut bertujuan agar wawasan siswa terbuka terhadap suatu permasalahan yang

diberikan sehingga dapat menemukan penyelesaian yang baik. Pertanyaan-

pertanyaan yang membuka wawasan berpikir siswa adalah tipe pertanyaan yang

Page 25: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

6

bersifat klarifikasi, alasan-alasan dan bukti penyelidikan, serta titik pandang dan

persepsi.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk siswa berupa pertanyaan-

pertanyaan yang membuka wawasan berpikir kritis siswa adalah Metode Socrates.

Metode Socrates adalah suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan

percakapan atau dialog yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling

berdiskusi dan dihadapkan dengan suatu deretan pertanyaan-pertanyaan, yang dari

serangkaian pertanyaan-pertanyaan itu diharapkan siswa mampu atau dapat

menemukan jawabannya dan saling membantu dalam menemukan sebuah

jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang sulit.

Menurut Lammendola (Baharun, 2014: 5) kelemahan Metode Socrates adalah

dapat menciptakan lingkungan belajar yang menakutkan bagi siswa. Sehingga

dibutuhkan suatu pendekatan yang dapat memudahkan siswa dalam pembelajaran

dengan menggunakan Metode Sorates yaitu pendekatan Saintifik. Pendekatan

Saintifik menurut Kemendikbud (Lazim, 2013) adalah pendekatan ilmiah

(Scientific Approach) yang mencakup komponen mengamati, menanya, menalar,

menoba/mencipta, dan mengomunikasikan. Maka, pada pembelajarannya,

pendekatan ini lebih mengedepankan siswa untuk bekerja dan mencari bahannya

sendiri bukan hanya sekadar diberi tahu. Pendekatan ini dapat menumbuhkan

minat siswa dalam belajar karena siswa dibebaskan dalam mengeksplorasi ide

yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan untuk menjawab masalah yang

diberikan, tetapi tentunya dalam proses yang tidak menyimpang dari kegiatan

pembelajaran.

Page 26: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

7

Selain itu juga, kemampuan siswa khususnya kemampuan berpikir kritis lebih

mudah dikembangkan apabila siswa langsung dihadapkan dengan contoh

permasalahan yang ada di dunia nyata. Dengan demikian apabila pendekatan ini

digunakan dalam pembelajaran Socrates, pendekatan ini dapat mengurangi rasa

bosan dan takut siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang menjadi ciri khas

Socrates.

Dalam hal ini, pembelajaran Socrates Saintifik berarti pembelajaran yang

menitikberatkan pada pemberian pertanyaan-pertanyaan Socrates untuk

membangun konsep dan menghubungkannya dengan lima komponen pada

pendekatan Saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba/mencipta, dan

mengomunikasikan. Perpaduan Metode Socrates dan Pendekatan Saintifik dalam

hal ini disebut sebagai Pembelajaran Socrates Saintifik, diharapkan dapat

memunculkan disposisi berpikir kritis matematis siswa dalam pembelajran

matematika, sehingga dilakukan penelitian mengenai “Deskripsi Disposisi

Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Pembelajaran Socrates Saintifik”

terhadap siswa kelas VII-F SMPN 22 Pesawaran Semester Ganjil Tahun Pelajaran

2016/2017.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada disposisi berpikir kritis siswa. Disposisi berpikir

kritis siswa adalah suatu kecenderungan untuk menentukan sikap saat diberikan

perlakuan yang berkaitan dengan pola-pola berpikir kritis. Indikator-indikator

disposisi yang menjadi acuan pada penelitian ini adalah pencarian kebenaran, rasa

Page 27: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

8

ingin tahu, berpikir terbuka, sistematis, analitis, dan kepercayaan diri dalam

berpikir kritis. Subjek yang menjadi fokus penelitian adalah subjek yang mudah

diamati disposisi berpikir kritisnya selama proses pembelajaran. Maksud dari

yang mudah diamati adalah ketika siswa menjawab soal yang diberikan oleh guru

mengenai soal-soal yang berkaitan dengan berpikir kritis, mendengarkan saat guru

menjelaskan materi atau membaca buku paket matematika yang lain untuk

memperoleh informasi lebih banyak, dan menanggapi jawaban siswa yang

menuliskan jawabannya di depan kelas ketika jawaban yang dituliskan kurang

tepat atau salah. Materi yang diberikan saat pembelajaran adalah materi

perbandingan.

C. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, terdapat satu

pertanyaan yang dijadikan pokok pembahasan dalam penelitian ini yaitu

“Bagaimana disposisi berpikir kritis siswa kelas VII-F SMPN 22 Pesawaran pada

semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017 dalam pembelajaran matematika

menggunakan metode Socrates Saintifik?”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana disposisi

berpikir kritis siswa kelas VII-F SMPN 22 Pesawaran selama proses pembelajaran

matematika dengan menggunakan metode Socrates Saintifik.

Page 28: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

9

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam pendidikan

matematika yang berkaitan dengan disposisi berpikir kritis siswa dengan

pembelajaran Socrates Saintifik

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi

guru untuk menggunakan metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam

meningkatkan disposisi berpikir kritis siswa. Selain itu, hasil penelitian ini dapat

dijadikan referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang penerapan Pembelajaran

Socrates Saintifik.

Page 29: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

10

II. KAJIAN TEORI

Salah satu kemampuan yang menuntut siswa untuk berpikir di tingkat yang lebih

tinggi adalah berpikir kritis. Menurut Michael Scriven dan Richard Paul (Yunarti,

2011) berpikir kritis merupakan proses kognitif yang aktif dan disiplin serta

digunakan dalam aktivitas mental seperti melakukan konseptualisasi, menerapkan,

menganalisis, mensintesis, dan atau mengevaluasi informasi. Sedangkan menurut

Chaffee (Sulistiowati, 2015) berpikir kritis adalah berpikir untuk menyelidiki

secara sistematis proses berpikir itu sendiri. Bayer (Sulistiowati, 2015)

menjelaskan bahwa berpikir kritis merupakan kumpulan operasi-operasi spesifik

yang mungkin dapat digunakan satu persatu atau dalam banyak kombinasi atau

urutan dan setiap operasi berpikir kritis tersebut memuat analisis dan evaluasi.

The Delphy Report (Nurfitriyanti, 2016: 28) merinci keterampilan-keterampilan

yang digolongkan sebagai keterampilan berpikir kritis, yaitu melakukan

interpretasi, analisis, evaluasi, pengambilan kesimpulan dan menjelaskan.

Sementara itu, Ennis (Jayadipura, 2014) juga mengungkapkan bahwa berpikir

kritis adalah berpikir yang masuk akal, reflektif, dan difokuskan pada

pengambilan keputusan. Dengan kata lain, dilakukan refleksi dan evaluasi

A. Kemampuan Berpikir Kritis

Page 30: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

11

sebelum pengambilan keputusan. Evaluasi dilakukan untuk merefleksi semua

proses yang telah dilakukan sebelumnya untuk kemudian membuat keputusan

yang tepat berdasarkan evaluasi tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Halpern

(2013) yang mengatakan bahwa pada saat kita berpikir kritis sebenarnya kita

melakukan evaluasi terhadap proses berpikir kita sendiri maupun orang lain untuk

kemudian mengambil keputusan terhadap masalah yang kita hadapi.

Indikator berpikir kritis menurut Ennis (Jayadipura, 2014) adalah : (1) mencari

pernyataan yang jelas dari setiap pertanyaan, (2) mencari alasan, (3) berusaha

mengetahui informasi dengan baik, (4) menggunakan sumber yang memiliki

kredibilitas dan menyebutkannya, (5) mencari alternatif, (6) bersikap dan berpikir

terbuka, (7) mengambil posisi ketika ada bukti yang cukup untuk melakukan

sesuatu, (8) mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila memungkinkan, (9)

bersikap secara sistematis dan teratur dengan bagian–bagian dari kesuluruhan

masalah. Menurut Paul (The Critical Thinking Community, 2009) ada dua hal

krusial yang perlu diketahui mengenai berpikir kritis, yaitu: 1) berpikir kritis

bukan hanya sekadar berpikir, tapi berpikir dengan mendatangkan peningkatan

kualitas diri, 2) peningkatan ini datang dari keterampilan dalam penggunaan

standar-standar berpikir. Standar-standar berpikir yang dimaksud Paul adalah jelas

(clarity), cermat (precision), tegas (specificity), teliti/akurat (accuracy), relevan

(relevance), konsisten (consistency), logis (logicalness), mendalam (depth),

lengkap (completeness), bermakna (significance), adil (fairness), cukup

(adequacy for purpose). Jadi, berpikir yang baik berarti mendatangkan disiplin

dan pengendalian diri pada berpikir itu sendiri, melalui standar-standar

Page 31: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

12

intelektual, agar dapat meningkatkan kemampuan berpikir kita menuju

kemampuan berpikir kritis yang lebih baik.

Cottrell (Nurfitriyanti, 2016: 32) menjabarkan beberapa keuntungan yang akan

dirasakan seseorang apabila memiliki karakter sebagai pemikir kritis.

Keuntungan-keuntungan tersebut adalah: 1) dapat meningkatkan perhatian dan

pengamatan, 2) lebih fokus dalam membaca, 3) dapat meningkatkan kemampuan

untuk mengidentifikasi penting atau tidak pentingnya sebuah informasi, 4)

meningkatkan kemampuan untuk merespon sebuah informasi, 5) memiliki

kemampuan menganalisis sesuatu objek dengan baik. Keuntungan-keuntungan

yang dijabarkan di atas, membuat para siswa yang memiliki kemampuan berfikir

kritis lebih mudah memilih informasi utama dan mangabaikan informasi yang

kurang relevan berdasarkan perhatian dan pengamatannya. Pentingnya

kemampuan untuk memilih informasi utama tersebut akan membuat siswa

tersebut dapat menyelesaikan suatu masalah dengan analisis yang tepat.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa berpikir

kritis adalah suatu kemampuan berpikir yang dimiliki seseorang sehingga dapat

memecahkan suatu masalah dengan menganalisis suatu gagasan atau ide yang

diterima dan mengevaluasi solusi yang didapatkan sehingga mengedepankan

alasan atau proses dari solusi yang telah ditemukan.

Untuk mencapai berpikir yang baik, tidak hanya sekedar memenuhi ranah

kognitifnya saja, tetapi juga harus memenuhi ranah afektifnya. Dalam KTSP

B. Disposisi Berpikir

Page 32: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

13

(2006), tujuan dalam ranah afektif antara lain: memiliki sikap menghargai

kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian,

dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah. Popham (Nurfitriyani, 2016: 34) menejelaskan bahwa ranah

afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Sehingga, disposisi sangat

diperlukan untuk menentukan keberhasilan belajar seseorang.

Disisi lain, Ritchhart (Nurfitriyani, 2016: 34) mengemukakan bahwa disposisi

merupakan perkawinan antara kesadaran, motivasi, inklinasi, dan kemampuan

atau pengetahuan yang diamati. Disposisi yang berkaitan dengan pola pikir

manusia adalah disposisi berpikir. Menurut Tishman (Damayanti, 2015: 13)

disposisi berpikir adalah kecenderungan perilaku intelektual dalam upaya

mengidentifikasi sifat dari pola pikir. Dalam hal ini, sikap akan muncul saat siswa

diberikan suatu perlakuan yang berkaitan dengan berpikir. Sementara Gavriel

Solomon (Damayanti, 2015: 12) mendefinisikan disposisi sebagai kumpulan

sikap-sikap pilihan dengan kemampuan yang memungkinkan sikap-sikap pilihan

tadi muncul dengan cara tertentu.

Definisi-definisi di atas menunjukkan bahwa disposisi merupakan suatu kecen-

derungan atau kebiasaan untuk bersikap terhadap suatu perlakuan tertentu.

Kecenderungan-kecenderungan tersebut secara alami membentuk sikap tertentu

pada diri seseorang. Sikap ini menjadi identitas bagi seseorang dalam menghadapi

berbagai persoalan yang sedang dihadapinya. Selain itu siswa merasakan dirinya

mengalami proses belajar saat menyelesaikan tantangan tersebut. Dalam

Page 33: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

14

prosesnya siswa merasakan munculnya kepercayaan diri, pengharapan, dan

kesadaran untuk melihat kembali hasil berpikirnya.

Dalam disposisi berpikir, siswa diberikan perlakuan yang mengarahkan siswa

untuk berpikir. Sama halnya dengan disposisi berpikir kritis, siswa pun diarahkan

untuk terbiasa berpikir kritis. Dalam hal ini, sikap dan perilaku siswa saat

menyelesaikan suatu permasalahan dengan kemampuan berpikir kritis sangat

diperhatikan. Perkins, Jay, dan Thisman (Sulistiowati, 2015: 19) mengajukan

konsep disposisi berpikir kritis yang disebut konsep berpikir kritis triadic

disposition. Konsep tersebut terdiri dari tiga hal, yaitu kepekaan, kecenderungan,

dan kemampuan. Kepekaan merupakan ketajaman perhatian seseorang pada

kesempatan untuk berpikir kritis. Kecenderungan merupakan dorongan yang

dirasakan seseorang untuk melakukan suatu tingkah laku tertentu untuk

menggunakan berpikir kritis. Sedangkan kemampuan merupakan keterampilan–

keterampilan yang diperlukan untuk melakukan berpikir kritis.

Meskipun kemampuan dimasukkan dalam konsep disposisi berpikir kritis, Perkins

(Suriadi, 2006) menyebutkan bahwa pada pelaksanaannya yang digunakan dalam

disposisi berpikir kritis hanya unsur kepekaan dan kecenderungan saja sedangkan

kemampuan hanya menjadi unsur petunjuk bahwa orang yang memiliki disposisi

berpikir kritis harus pula memiliki kemampuan (keterampilan kognitif). Sejalan

dengan hal itu, Cottrrel (Damayanti, 2015: 14) mengungkapkan bahwa pemikiran

seseorang akan sulit akurat jika kondisi afektifnya kurang baik, oleh karena itu,

peran afektifnya sangat diperlukan. Sikap atau disposisi yang kurang baik akan

C. Disposisi Berpikir Kritis

Page 34: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

15

mempengaruhi kemampuan-kemampuan untuk mengamati dan menganalisis

dengan cermat. Akibatnya, keputusan yang diambil pun kurang tepat. Dalam hal

ini, dapat dilihat bahwa jika afektifnya baik, maka kognitifnya pun akan baik.

Menurut Yunarti (2011: 25) yang dimaksud dengan disposisi berpikir kritis adalah

suatu kecenderungan sikap seseorang dalam kegiatan berpikir kritis yang ditandai

oleh enam indikator. Indikator-indikator tersebut terdiri dari:

1) Pencarian kebenaran yaitu suatu sikap pada siswa untuk selalu mendapatkan

kebenaran dari setiap pertanyaan yang diselesaikan.

2) Berpikiran terbuka yaitu suatu sikap pada siswa untuk bersedia mendengar atau

menerima pendapat orang lain, walaupun pendapat tersebut berbeda dengan apa

yang dipikirkan.

3) Sistematis yaitu suatu sikap pada siswa untuk selalu rajin dan tekun dalam

berpikir.

4) Analitis yaitu sikap yang terdapat pada siswa untuk tetap fokus pada masalah

yang dihadapi serta berupaya mencari alasan-alasan yang bersesuaian.

5) Kepercayaan diri dalam berpikir kritis yaitu sikap yang terdapat pada siswa

untuk percaya diri terhadap proses inkuiri dan pendapat yang diyakini benar.

6) Rasa ingin tahu yaitu sikap pada siswa yang menunjukkan rasa ingin tahu

terhadap sesuatu atau isu yang berkembang.

Ada beberapa hasil pelacakan yang merumuskan karakteristik dari disposisi

berpikir kritis, antara lain disusun oleh: Ennis, The Delphi Report (Facione, 1990),

serta Peter A. Facione dan kawan-kawan. Jika dilihat keterhubungan dari ketiga

pendapat ahli tersebut, maka akan tampak bahwa ada persamaan persepsi dalam

Page 35: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

16

istilah yang berbeda yang digunakan oleh ketiga sumber tersebut. Pengelompokan

indikator-indikator disposisi berpikir kritis yang telah disusun oleh Facione,

Ennis, dan The Delphy Report tersebut dapat dilihat lebih jelas jika dirangkum

dalam bentuk tabel berikut.

Tabel 2.1 Pengelompokan indikator-indikator disposisi berpikir kritis dari

Facione, Ennis, dan The Delphy Report

Peter Facione dkk Robert Ennis The Delphy Report

Pencarian Kebenaran

1. Selalu berusaha

mendapatkan informasi yang

benar

2. Berusaha mencari

alternatif lain

3. Teliti

1. Fleksibel dalam

mempertimbangkan pendapat

atau opini lain

2. Jujur dalam menilai

pemikiran sendiri yang biasa,

penuh prasangka buruk dengan

kecenderungan yang egosentris.

3. Kesedian untuk memikirkan

kembali dan memperbaiki

pendapat pribadi apabila telah

dilakukan refleksi secara jujur

4. Adil dalam menilai setiap

penalaran

5. Teliti

Berpikiran Terbuka

(mencoba memahami

pendapat orang lain)

Berpikiran terbuka (Peka

terhadap perasaan, tingkat

pengetahuan, dan pengalaman

orang lain)

1. Berpikiran terbuka dan meng-

hargai pendapat yang berbeda

2. Memahami pendapat orang

lain

Analitis (Ketekunan

dalam menghadapi

kesulitan-kesulitan yang

muncul)

1. Fokus pada masalah utama

2. Tekun dalam mencari

penjelasan dari suatu ke-

simpulan atau pertanyaan

3. Tekun dalam menalar

1. Memilih dan menggunakan

kriteria dengan alasan yang tepat

2. Fokus pada masalah utama

3. Tekun dalam menghadapi

kesu-litan yang muncul

Sistimatis

1. Tertib dalam bekerja

2. Rajin dalam mencari in-

formasi atau alasan yang

relevan

1. Jelas dalam menyatakan

suatu pertanyaan atau suatu

objek perhatian

2. Tertib dalam bekerja

3. Rajin mencari informasi

yang relevan

Page 36: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

17

Kepercayaan diri dalam

Berpikir Kritis

Menggunakan sumber-sumber

yang dapat dipercaya

1. Percaya diri pada proses

inkuiri yang diyakini benar

2. Percaya diri pada penalaran

orang lain yang diyakini

benar

Rasa Ingin Tahu

Mencoba menggunakan hasil

berpikir orang lain

Menunjukkan rasa ingin tahu

terhadap sesuatu atau isu yang

berkembang

Kedewasaan dalam

Pengambilan Keputusan

Bersedia mengubah pendapat

pribadi jika terbukti salah

1. Selalu siap dalam menggu-

nakan kemampuan berpikir

kritis

2. Santun dalam memberi

peni-laian terhadap

pendapat orang lain

(diadopsi dari Yuniarti, 2011)

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa disposisi berpikir kritis adalah suatu

kecenderungan sikap saat diberikan perlakuan tertentu yang menunjukkan pada

pola-pola berpikir kritis. Pada penelitian ini, indikator-indikator disposisi berpikir

kritis yang digunakan adalah indikator-indikator menurut Yunarti (2011).

Metode Socrates pertama kali ditemukan oleh seorang ahli filsuf Yunani bernama

Socrates (469-399 SM). Maxwell (Sulistiowati, 2015: 24) mengatakan demikian

untuk mengabadikan nama penciptanya. Socrates merupakan generasi pertama

dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles.

Socrates adalah guru Plato, dan Plato merupakan guru dari Aristoteles. Sumber

utama mengenai pemikiran Socrates berasal dari tulisan muridnya yaitu Plato

karena semasa hidupnya, Socrates tidak pernah meninggalkan karya tulisan

apapun.

D. Metode Socrates

Page 37: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

18

Dalam pembelajaran, Jones, Bagford, dan Walen (Yunarti, 2011: 47)

mendefinisikan Metode Socrates sebagai sebuah proses diskusi yang dipimpin

guru untuk membuat siswa mempertanyakan validitas penalarannya atau untuk

mencapai sebuah kesimpulan. Sementara Maxwell (Damayanti, 2015: 21)

mendefinisikan Metode Socrates sebagai “…a process of inductive questioning

used to successfully lead a person to knowledge through small steps.” yang

artinya Metode Socrates sebagai suatu proses dari pertanyaan-pertanyaan induktif

yang sukses memimpin seseorang untuk mendapati pengetahuannya melalui

langkah-langkah kecil. Sedangkan Johnson, D. W. & Johnson, R. T. (Khairuntika,

2016: 91) menyatakan bahwa metode Socrates diajarkan dengan cara bertanya

jawab untuk membimbing dan memperdalam tingkat pemahaman yang berkaitan

dengan materi yang diajarkan sehingga anak didik mendapatkan pemikirannya

sendiri dari hasil konflik kognitif yang terpecahkan.

Metode Socrates diajarkan melalui cara bertanya jawab untuk membimbing dan

memperdalam tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan sehingga

siswa dapat membangun pemahamannya secara mandiri berdasarkan hasil diskusi

yang telah dilakukan. Adapun kelebihan metode Socrates ini menurut

Lammendola (Fisher, 2010: 4) yaitu “Socrates Method to force non-participating

students to question their underlying assumptions of the case under discussion,

and constand feedback”, artinya metode socrates menumbuhkan keberanian siswa

dalam mengemukakan pendapat saat berdiskusi, serta memupuk rasa percaya pada

diri sendiri.

Page 38: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

19

Menurut Permalink (Damayanti, 2015: 25), Richard Paul telah serta memberi

contoh-contohnya mengenai enam jenis pertanyaan Socrates. Keenam jenis

pertanyaan tersebut meliputi pertanyaan klarifikasi, asumsi-asumsi penyelidikan,

alasan-alasan dan bukti penyelidikan, titik pandang dan persepsi, implikasi dan

konsekuensi penyelidikan, serta pertanyaan tentang pertanyaan. Jenis-jenis

pertanyaan Socrates beserta contohnya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Jenis-Jenis Pertanyan Socrates serta Kaitannya dengan

Kemampuan dan Disposisi Berpikir Kritis

No

Tipe

Pertanyaan Contoh Pertanyaan

Kemampuan

Berpikir Kritis

yang mungkin

muncul

Disposisi Berpikir

Kritis yang

mungkin muncul

1. Klarifikasi Apa yang anda maksud dengan

….?

Dapatkah anda mengambil cara

lain?

Dapatkah anda memberikan

saya sebuah contoh?

Interpretasi,

analisis,

evaluasi

Pencarian

Kebenaran,

Berpikiran

Terbuka, Analitis,

Sistimatis, Rasa

Ingin Tahu

2. Asumsi-

asumsi Penye-

lidikan

Apa yang anda asumsikan?

Bagaimana anda bisa memilih

asumsi-asumsi itu?

Interpretasi,

analisis,

evaluasi,

pengambilan

keputusan

Pencarian

Kebenaran,

Berpikiran

Terbuka, Analitis,

Kepercayaan Diri

dalam Berpikir

Kritis, Rasa Ingin

Tahu

3. Alasan-alasan

dan bukti Pe-

nyelidikan

Bagaimana anda bisa tahu?

Mengapa anda berpikir bahwa

itu benar?

Apa yang dapat mengubah

pemikiran anda?

Evaluasi,

analisis

Pencarian

Kebenaran,

Berpikiran

Terbuka Analitis,

Sistimatis,

Kepercayaan Diri

dalam Berpikir

Kritis, Rasa Ingin

Tahu

Page 39: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

20

4. Titik pandang

dan persepsi

Apa yang anda bayangkan

dengan hal tersebut?

Efek apa yang dapat diperoleh?

Apa alternatifnya?

Analisis,

evaluasi

Berpikiran

Terbuka, Analitis,

Kepercayaan Diri

dalam Berpikir

Kritis, Rasa Ingin

Tahu

5. Implikasi dan

Konsekuensi

Penyelidikan

Bagaimana kita dapat

menemukannya?

Apa isu pentingnya?

Generalisasi apa yang dapat kita

buat?

Analisis Analitis Sistimatis,

Kepercayaan Diri

dalam Berpikir

Kritis

6. Pertanyaan

tentang

pertanyaan

Apa maksudnya?

Apa yang menjadi poin dari

per-tanyaan ini?

Mengapa anda berpikir saya

bisa men-jawab pertanyaan ini?

Interpretasi,

analisis,

pengambilan

keputusan

Pencarian

Kebenaran,

Berpikiran

Terbuka, Analitis

Sistimatis, Rasa

Ingin Tahu

(diadopsi dari Yuniarti, 2011)

Menurut Maxwell (Nurfitriyanti, 2016), bekerjanya Metode Socrates untuk

kemampuan berpikir kritis meliputi dua daerah dampak, yaitu The Safety Factor

dan The Preference Factor. Kedua daerah dampak tersebut mempengaruhi

kesehatan psikologi manusia yang terkait dengan kemampuan mereka untuk

berpikir kritis. Dua daerah dampak tersebut dijelaskan sebagai berikut.

a. The Safety Factor (Faktor Keselamatan)

Kita tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis tanpa

mengembangkan kemampuan bertanya tentang sesuatu dan segala sesuatu.

Orang-orang yang takut untuk bertanya sering tidak mampu untuk berpikir kritis.

Untuk itu faktor „keselamatan atau keamanan‟ siswa harus menjadi perhatian

guru. Ketika menjawab atau mengajukan pertanyaan, siswa harus memiliki rasa

aman dan nyaman yang dijamin oleh guru. Guru, melalui sikap yang ditampilkan

Page 40: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

21

dan pertanyaan yang diajukan, harus mampu meyakinkan siswa bahwa mereka

tidak dalam proses „intimidasi‟. Dengan demikian, siswa akan lebih mudah

mengeksplor kemampuan berpikir kritisnya dengan baik karena merasa tidak ada

tekanan atau paksaan yang menakutkan mereka.

b. The Preference Factor (Faktor yang Lebih Disukai)

Berpikir kritis bukanlah suatu keterampilan yang dapat diterapkan untuk segala

hal. Seseorang dapat berpikir sangat kritis pada suatu isu tetapi tidak pada isu

lain. Seseorang dapat membangun kapasitas yang luar biasa untuk tetap berpikir

kritis jika isu yang dibicarakan merupakan sesuatu yang mereka suka atau mereka

kenal dengan baik. Untuk itu, guru harus mampu menyusun pertanyaan-

pertanyaan yang memuat suatu kejadian atau isu yang diketahui dengan baik oleh

seluruh siswa.

Menurut Qosyim (2007: 7), terdapat karakteristik dalam pembelajaran Socrates,

yaitu sebagai berikut:

a. Dialektik, artinya bahwa metode tersebut dilakukan oleh dua orang atau lebih

yang pro dan kontra, atau yang memiliki perbedaan pendapat.

b. Konfersasi, artinya bahwa metode dilakukan dalam bentuk percakapan atau

komunikasi lisan.

c. Tentatif dan provisional, artinya kebenaran yang dicari bersifat sementara tidak

mutlak, dan merupakan alternatif-alternatif yang terbuka untuk semua

kemungkinan.

d. Empiris dan induktif, artinya segala sesuatu yang dibicarakan dan cara

penyelesaiannya harus bersumber pada hal-hal empiris.

e. Konsepsional, artinya metode ditujukan untuk tercapainya pengetahuan,

pengertian dan konsep sebelumnya.

Ada dua hal pokok yang membedakan Metode Socrates dengan metode tanya-

jawab lainnya. Pertama, Metode Socrates dibangun di atas asumsi bahwa

pengetahuan sudah berada dalam diri siswa dan pertanyaan-pertanyaan atau

Page 41: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

22

komentar-komentar yang tepat dapat menyebabkan pengetahuan tersebut muncul

ke permukaan (Jones, Bagford, dan Walen, 1997; Wenger, 2004). Hal ini

menunjukkan, bahwa sebenarnya siswa sudah memiliki pengetahuan yang

dimaksud hanya saja belum menyadarinya. Adalah tugas guru atau tutor untuk

menarik keluar pengetahuan tersebut agar dapat dirasakan keberadaannya oleh

siswa. Sebagai contoh, ketika guru hendak menjelaskan pengertian serta

perbedaan antara permutasi dan kombinasi, sebaiknya guru memberikan banyak

eksperimen dan pertanyaan yang dapat membantu siswa mengonstruksi

pengertian dan perbedaan antara permutasi dan kombinasi secara mandiri.

Kedua, pertanyaan-pertanyaan dalam Metode Socrates digunakan untuk menguji

validitas keyakinan siswa mengenai suatu objek secara mendalam (Jones,

Bagford, dan Walen, 1997 ; Ross, V., 2003). Hal ini menunjukkan jawaban yang

diberikan siswa harus dipertanyakan lagi sehingga siswa yakin bahwa jawabannya

benar atau salah. Guru tidak boleh berhenti bertanya sebelum yakin bahwa

jawaban siswa sudah tervalidasi dengan baik. Pertanyaan-pertanyaan lanjutan

tersebut dapat berupa:

“Mengapa anda yakin dengan jawaban itu?

Bagaimana jika ……?

Apa yang menjadi landasan atau dasar jawaban anda?

Menurut anda, apa yang membuat ini tidak berlaku?

Dengan demikian, apakah anda masih yakin dengan jawaban pertama anda

tadi?”

Page 42: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

23

Melalui pertanyaan-pertanyaan Socrates di atas, siswa dituntut untuk menggali

dan menganalisis sendiri pemahamannya sehingga ia sampai pada suatu

kesimpulan bahwa jawabannya benar atau salah. Hal ini menunjukkan bahwa

pertanyaan-pertanyaan Socrates yang kritis serta diajukan secara sistematis dan

logis secara nyata mampu mengeksplor seluruh kemampuan berpikir kritis siswa

untuk mendapatkan hakikat kebenaran suatu objek.

Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik adalah proses pembelajaran yang

dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep,

hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi

atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan

hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data,

menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang

“ditemukan” (Lazim, 2013: 1). Lazim juga melanjutkan, pembelajaran dengan

Pendekatan Saintifik memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada siswa (Student Centered Learning). Dengan berpusat pada

siswa, pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik akan menuntut siswa untuk

berperan aktif dalam proses pembelajaran.

2. Melibatkan keterampilan proses sains dalam mengonstruksi konsep, hukum

atau prinsip. Keterampilan proses sains terdiri dari dua bagian, yaitu

keterampilan dasar yang meliputi observasi, klasifikasi, meramalkan, mencatat

data, hubungan ruang dan waktu, dan keterampilan terintegrasi yang meliputi

interpretasi data, mengontrol variabel, cara mendefinisikan, merumuskan

E. Pendekatan Saintifik

Page 43: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

24

hipotesis (Brotherton dan Preece dalam Wardani, 2008). Dengan keterampilan

ini, Pendekatan Saintifik dapat dikatakan sebagai pendekatan yang sesuai

dengan kaidah ilmiah.

3. Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang

perkembangan intelek, khususnya keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa.

Santyasa (2007) menjelaskan proses-proses kognitif yang dimaksud dalam

Pendekatan Saintifk yang meliputi penyediaan perhatian terhadap informasi-

informasi relevan dengan selecting (menyeleksi), mengatur informasi-

informasi tersebut dalam representasi yang koheren melalui proses organizing

(mengorganisasi), dan menyatukan representasi tersebut dengan pengetahuan

yang telah ada dibenaknya melalui proses integrating (mengintegrasi).

4. Dapat mengembangkan karakter siswa. Karakter yang dapat berkembang

dengan Pendekatan Saintifik yaitu rasa ingin tahu, pantang menyerah, senang

membaca, mandiri, disiplin, obyektif, teliti, terbuka, peduli sosial, menghargai

prestasi dan konservasi lingkungan (Machin, 2014).

Lazim (2013) dan berdasarkan Depdikbud (2013) juga mendefinisikan bahwa

pendekatan saintifik dalam pembelajaran disajikan sebagai berikut:

1. Mengamati (observing)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran

(meaningfull learning). Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti

menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang,

dan mudah pelaksanaannya. Metode mengamati sangat bermanfaat bagi

pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik. Sehingga proses pembelajaran

Page 44: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

25

memiliki kebermaknaan yang tinggi. Kegiatan mengamati dalam

pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a,

hendaklah guru membuka secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik

untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan: melihat, menyimak,

mendengar, dan membaca. Adapun kompetensi yang diharapkan adalah

melatih kesungguhan, ketelitian, dan mencari informasi.

2. Menanya (Questioning)

Guru perlu membimbing peserta didik untuk dapat mengajukan pertanyaan:

pertanyaan tentang yang hasil pengamatan objek yang konkrit sampai kepada

yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur, atau pun hal lain

yang lebih abstrak. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada

pertanyaan yang bersifat hipotetik. Dari situasi di mana peserta didik dilatih

menggunakan pertanyaan dari guru, masih memerlukan bantuan guru untuk

mengajukan pertanyaan sampai ke tingkat di mana peserta didik mampu

mengajukan pertanyaan secara mandiri.

3. Menalar (Associating)

Kegiatan “mengasosiasi/mengolah informasi/menalar” dalam kegiatan

pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a

Tahun 2013, adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik

terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari

kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan

informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan

kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi

Page 45: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

26

dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada

yang bertentangan.

4. Mencoba (Experimenting)

Mencoba (experimenting) dimaksudkan untuk mengembangkan berbagai

ranah tujuan belajar, yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Aktivitas

pembelajaran yang nyata untuk ini adalah: (1) menentukan tema atau topik

sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum; (2) mempelajari

cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan; (3)

mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen

sebelumnya; (4) melakukan dan mengamati percobaan; (5) mencatat

fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data; (6) menarik

simpulan atas hasil percobaan; dan (7) membuat laporan dan

mengomunikasikan hasil percobaan.

5. Mengomunikasikan (Networking)

Pada pendekatan saintifik guru diharapkan dapat memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk mengomunikasikan apa yang telah mereka

pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan

apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan

menemukan pola. Hasil tersebut disampikan di kelas dan dinilai oleh guru

sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok peserta didik tersebut.

Kegiatan “mengomunikasikan” dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana

disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah

menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis

secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Adapun kompetensi yang

Page 46: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

27

diharapkan dalam kegiatan ini adalah mengembangkan sikap jujur, teliti,

toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan

singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan

benar.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik

sebagaimana yang tercantum pada Standar Proses. Pendekatan saintifik

merupakan pendekatan dalam kurikulum 2013 didalam pelaksanaannya, ada yang

menjadikan saintifik sebagai pendekatan ataupun metode. Namun karakteristik

dari pendekatan saintifik tidak berbeda dengan metode saintifik (scientific

method). Scientific approach dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata

pelajaran.

Pembelajaran pada implementasi kurikulum 2013 diharapkan diarahkan agar

peserta didik mampu merumuskan masalah (dengan banyak bertanya), bukan

hanya menyelesaikan masalah dengan menjawab saja. Proses pembelajaran

diharapkan diarahkan untuk melatih berpikir analitis (peserta didik diajarkan

bagaimana mengambil keputusan) bukan berpikir mekanistis (rutin dengan hanya

mendengarkan dan menghapal semata).

Menurut Majid (2014: 211) Pendekatan saintifik (Scientific Approach) dalam

pembelajaran memiliki langkah-langkah meliputi mengamati, menanya, mencoba,

mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Sedangkan Sudarman

(Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013: 205) mengungkapkan

bahwa pendekatan scientific approach bercirikan penonjolan pada dimensi

Page 47: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

28

pengamatan, penalaran, penemuan, pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu

kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan

dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Berdasarkan hasil

penelitian, pembelajaran berbasis pendekatan saintifik mempunyai hasil yang

lebih efektif bila dibandingkan dengan penggunaan pendekatan tradisioanal.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik merupakan

suatu kegiatan pembelajaran yang dilakukan berdasarkan prosedur ilmiah yang

mengarahkan agar siswa dapat mengonstruksikan sendiri konsep dan prinsip

pengetahuan akan rasa ingin tahu serta membantu mengembangkan karakter pada

siswa.

Page 48: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

29

III. METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif.

Anderson dan Arsenault (Susilowati, 2015: 46) menyebutkan bahwa penelitian

kualitatif adalah bentuk penyelidikan yang mengeksplorasi fenomena dalam

pengaturan alami dan menggunakan multi-metode untuk menafsirkan, memahami,

menjelaskan dan membawa makna kepada fenomena tersebut. Dengan demikian,

penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan tanpa campur tangan dari

peneliti atau dengan kata lain, penelitian ini berlangsung secara alami atau apa

adanya.

Selain itu juga, penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui secara langsung

bagaimana proses pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran

Socrates Saintifik ditinjau dari disposisi berpikir kritis siswa. Penelitian kualitatif

juga menghasilkan data yang deskriptif atau tertuang secara tulisan maupun lisan

dari subjek atau perilaku yang dapat diteliti, tanpa perlu perhitungan dari ilmu

statistika. Hasil yang diperoleh dari aktivitas tersebut dituangkan tidak dalam

bentuk angka tetapi dipaparkan sedemikian sehingga membentuk teks naratif.

Metode pengumpulan data pada penelitian kualitatif adalah dengan cara

Page 49: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

30

mengobservasi perilaku para partisipan dengan cara terlibat langsung dalam

aktivitas-aktivitas mereka.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 12 siswa kelas VII-F di SMPN 22 Pesawaran

tahun pelajaran 2016/2017 yang memunculkan disposisi berpikir kritis pada

pertemuan pertama sampai terakhir. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan

pendapat Lawrence (Zanynu, 2011), yaitu salah satu teknik dalam penentuan

informan atau subjek penelitian adalah dengan cara purposive. Pemilihan subjek

secara purposive ini dilakukan dengan mengacu pada kriteria tertentu yang sesuai

dengan topik penelitian. Dua belas siswa yang dipilih adalah subjek yang

memiliki kredibilitas untuk menjawab masalah penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data yang dikumpulkan adalah data tentang disposisi berpikir

kritis matematis siswa yang berkaitan dengan indikator kemampuan berpikir kritis

siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data ini dikumpulkan dengan

teknik observasi, dokumentasi, dan wawancara.

Pada penelitian ini dilakukan triangulasi. Menurut Sugiyono (2014: 330),

triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Terdapat tiga macam teknik triangulasi, yaitu triangulasi dengan

sumber, triangulasi dengan teknik, dan triangulasi dengan waktu. Triangulasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik. Triangulasi teknik ini

Page 50: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

31

merupakan teknik pengecekan data yang dilakukan dengan cara mengecek data

kepada sumber yang ada dengan teknik yang berbeda. Teknik triangulasi ini

digunakan untuk menjaring data dari berbagai teknik pengumpulan dan

menyilangkan informasi yang telah diperoleh, sehingga data yang diperoleh lebih

lengkap dan sesuai dengan yang diharapkan. Tujuannya yaitu untuk menguji

kredibilitas data penelitian agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data,

sehingga tidak terjadi subjektivitas. Penjabaran dari teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi

Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi terbuka,

karena saat melakukan pengumpulan data cenderung diketahui oleh

siswa/siswi kelas VII-F SMPN 22 Pesawaran. Observasi dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat secara langsung keadaan yang terjadi, situasi

dan kondisi yang terjadi, dan gejala-gejala yang tampak pada subjek

penelitian yang berkaitan dengan disposisi berpikir kritis siswa selama proses

pembelajaran sedang berlangsung. Hasil pengamatan tersebut dijadikan dasar

untuk melakukan wawancara, baik wawancara kepada siswa secara langsung,

orang-orang yang terdekat dengan siswa, atau dengan guru mata pelajaran.

Hasil observasi yang dilakukan ini dituangkan dalam lembar observasi.

Lembar observasi merupakan cara yang digunakan untuk memperoleh suatu

data dengan mencatat mengenai apa yang didengar, dialami dan dipikirkan

dalam rangka pengumpulan data. Hal-hal yang ditulis pada lembar observasi

ini adalah mencatat segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang diberikan

oleh guru, kemudian respon siswa pada tindakan yang diberikan oleh guru

Page 51: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

32

tersebut, dan disposisi berpikir kritis matematis siswa yang nampak selama

proses pembelajaran di kelas berlangsung. Lembar observasi digunakan

sebagai alat pengumpul data untuk disposisi berpikir kritis matematis siswa

dan dilakukan setiap kali pertemuan berlangsung.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan kegiatan khusus dalam rangka merekam,

menyimpan, dan mengabadikan gambar dan suara terkait dengan segala

kegiatan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Segala

aktivitas siswa di kelas selama empat kali pertemuan setiap proses

pembelajaran berlangsung direkam menggunakan alat perekam. Hal ini

dilakukan untuk memberikan keterangan atau bukti yang menggambarkan

suasana kelas terkait disposisi berfikir krtitis ketika proses pembelajaran

berlangsung. Pada saat siswa sedang berdiskusi kelompok dan tidak terekam

dengan jelas maka peneliti turun langsung mendekati subjek yang sedang

berdiskusi tersebut dan mengamati serta mencatat hal yang berkaitan dengan

disposisi berfikir kritis siswa saat diskusi sedang berlangsung. Dokumentasi

pada penelitian ini digunakan selama proses pembelajaran berlangsung,

sehingga dapat merekam semua kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

Hasil dokumentasi yang didapat pada penelitian ini berupa rekaman video

dan rekaman gambar mengenai proses pembelajaran yang berlangsung dari

awal hingga akhir.

Dokumentasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu bukti fisik yang

dilakukan dengan cara merekam, menyimpan, dan mengabadikan gambar dan

suara terkait dengan segala yang terjadi selama proses pembelajaran

Page 52: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

33

berlangsung. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data-data

yang diperoleh dari wawancara dan lembar observasi, yaitu berupa foto-foto

selama proses pembelajaran berlangsung, rekaman selama proses

pembelajaran berlangsung, dan rekaman suara pada saat wawancara. Hasil

penelitian dari observasi atau wawancara lebih dipercaya jika didukung oleh

foto-foto yang telah ada (Sugiyono, 2014).

3. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

tanya jawab secara langsung antara peneliti dan sumber data. Wawancara

dilakukan setelah selesai pembelajaran sesuai dengan keperluan penelitian

dalam mengungkap suatu fenomena yang melibatkan subjek penelitian.

Wawancara dilakukan secara terstruktur dengan mengacu pada pertanyaan

yang telah ditetapkan sebelum melakukan wawancara. Selain wawancara

terstruktur, pada penelitian ini juga dilakukan wawancara tidak terstruktur

yang bertujuan untuk memberikan klarifikasi dan menjelaskan sebab dari

tindakan yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar

observasi, alat perekam, dan pedoman wawancara yang diuraikan sebagai berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah lembaran kertas yang digunakan untuk mencatat

kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Hal-

hal yang dituliskan pada lembar observasi adalah berupa interaksi guru

Page 53: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

34

dengan siswa, interaksi siswa dengan siswa, dan perilaku-perilaku siswa yang

terkait dengan disposisi berpikir kritis matematis siswa.

2. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara merupakan serangkaian pertanyaan yang digunakan

pada saat proses wawancara. Pedoman wawancara dibuat berdasarkan

informasi-informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dan disesuaikan dengan

indikator-indikator disposisi dan kemampuan berpikir kritis siswa yang

diteliti. Pedoman wawancara dibuat ditujukan untuk siswa yang memiliki

sikap yang berbeda dengan yang lain ketika pembelajaran sedang

berlangsung.

3. Alat Perekam

Alat perekam merupakan alat yang digunakan untuk merekam proses

pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Sorates dan

pendekatan Saintifik. Alat perekam digunakan untuk melengkapi informasi

yang diperoleh. Dengan adanya alat perekam ini, informasi selama proses

pembelajaran berlangsung bisa didapat secara lengkap. Selain itu bisa

memeriksa kembali mengenai informasi yang diperoleh selama proses

pembelajaran berlangsung. Alat perekam yang digunakan dalam penelitian

ini berupa alat perekam gambar, perekam video, dan perekam suara.

Page 54: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

35

E. Tahap-tahap Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Identifikasi Masalah

Pada tahap ini, dilakukan identifikasi masalah dengan melakukan

wawancara dengan guru matematika dan penelitian pendahuluan di kelas

VII-F SMPN 22 Pesawaran. Berdasarkan hasil wawancara awal dapat

disimpulkan bahwa secara umum siswa belum memiliki kemampuan

berpikir kritis yang baik dilihat dari disposisi berfikir kritis. Karena belum

ada sikap yang ditunjukkan oleh siswa yang mengacu pada indikator-

indikator berpikir kritis. Siswa masih cenderung bersikap acuh terhadap

soal-soal latihan yang diberikan oleh guru sehingga belum ada ciri-ciri

siswa yang memiliki disposisi berpikir kritis yang baik.

b. Menyiapkan instrumen penelitian

Peneliti menyiapkan instrumen atau alat yang diperlukan dalam

pelaksanaan penelitian yaitu pedoman wawancara, lembar observasi, dan

alat perekam.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memahami dan memasuki lapangan

Pada tahap ini telah dilakukam persiapan untuk mulai melakukan tahap

mengumpulkan data atau informasi dari subjek penelitian. Diantaranya

memahami latar penelitian, yaitu melihat karakteristik siswa dan situasi

atau keadaan lingkungan kelas serta lingkungan sekolah, serta disposisi

berpikir kritis yang terjadi untuk melihat kemampuan berpikir kritis

Page 55: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

36

matematis siswa pada pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik

sedang berlangsung.

b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi atau pengamatan dimana

data tersebut ditulis semuanya di dalam lembar observasi selama proses

pembelajaran berlangsung. Pengumpulan data dengan wawancara

dilakukan setelah selesai jam pelajaran. Pengumpulan data dengan

dokumentasi dilakukan selama berlangsungnya proses pembelajaran di

kelas. Dokumentasi tersebut berupa foto-foto dan video yang diambil

setiap kali pertemuan didalam kelas selama proses pembelajaran

berlangsung. Dokumen-dokumen tersebut merupakan suatu bukti yang

akurat yang nantinya dapat diolah setelah dianalisis.

c. Pengolahan Data

Setelah data-data dikumpulkan, peneliti melakukan analisis data sesuai

dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan pada bagian metode analisis

data sebelumnya. Selanjutnya, dibuat kesimpulan makna dari hasil

penelitian yang diperoleh.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan secara induktif, yaitu data diambil berdasarkan data

lapangan dan fakta empiris untuk mempelajari proses atau penemuan yang terjadi

secara alami kemudian dicatat, dianalisis, dan dilakukan penarikan kesimpulan

dari proses tersebut. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

Page 56: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

37

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data yang dilakukan pada penelitian ini adalah memilih dan

menyederhanakan data yang terkait dengan variabel penelitian yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lembar observasi. Reduksi data ini berlangsung

secara terus menerus selama penelitian kualitatif berlangsung. Sebelum

mendeskripsikan hasil, terlebih dahulu mereduksi data yang ada pada lembar

observasi serta memilah data informasi yang tidak relevan dengan indikator

penelitian dalam hal ini disposisi dilihat dari kemampuan berpikir kritis

siswa. Dengan demikian data yang direduksi memberikan gambaran yang

lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya. Ketika peneliti sedang mereduksi data, peneliti dipandu oleh

tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan disposisi berpikir kritis

pada pembelajaran matematika menggunakan metode Socrates Saintifik.

Oleh karena itu, sesuatu yang dianggap asing atau yang tidak sesuai dengan

fokus penelitian maka itulah yang direduksi.

2. Data Display (Penyajian Data)

Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Pada penelitian ini data disajikan berupa data deskriptif. Dengan

kata lain, penyajian data dilakukan dengan menuliskan semua informasi yang

telah dipilih melalui reduksi data dalam bentuk naratif, sehingga

mempermudah penulis dalam penarikan kesimpulan. Penyajian data yang

dilakukan pada penelitian ini memudahkan peneliti untuk mendeskripsikan

disposisi berfikir kritis yang terjadi pada subjek penelitian dan kemudian

Page 57: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

38

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan yang telah dipahami tersebut.

Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif dan dialog untuk

memperjelas fenomena yang terjadi. Kegiatan ini memunculkan dan

menunjukkan kumpulan data atau informasi yang terorganisir dan terkategori

yang memungkinkan suatu penarikan kesimpulan atau tindakan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Pada

penelitian ini dilakukan penarikan kesimpulan dan melakukan verifikasi

dengan mencari makna dari setiap gejala yang diperoleh dari lapangan,

mencatat keteraturan, dan konfigurasi yang mungkin ada. Pada tahap ini

ditarik kesimpulan dari data yang telah disimpulkan sebelumnya, kemudian

mencocokkan lembar observasi, hasil wawancara, dan pengamatan yang

dilakukan pada saat penelitian.

Analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus-

menerus selama masa penelitian. Masalah reduksi data, penyajian data dan

penarikan kesimpulan atau verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara

berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya data

yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk

mendeskripsikan fakta yang ada di lapangan, pemaknaan atau untuk

menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil inti dari data yang

telah dianalisis.

Page 58: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

78

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penerapan metode Socrates Saintifik pada siswa kelas VII-F SMPN 22

Pesawaran tahun pelajaran 2016/2017 dapat memunculkan indikator

disposisi berpikir kritis matematis pada siswa.

2. Indikator disposisi berpikir kritis matematis yang dominan muncul pada

pembelajaran dengan metode Socrates Saintifik adalah kepercayaan diri

dalam berpikir, rasa ingin tahu, dan pencarian terhadap kebenaran.

Sedangkan untuk indikator sistematis, analitis, dan berpikiran terbuka hanya

muncul pada beberapa fase pembelajaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, saran-saran yang dapat dikemukan yaitu:

1. Kepada guru:

a. Saat pembelajaran matematika tidak hanya menekankan pada kognitif

yang harus dicapai siswa, tetapi juga memperhati-kan aspek lain seperti

disposisi berpikir kritis matematis karena hal tersebut dapat menunjang

kemampuan kognitif siswa.

Page 59: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

79

b. Menggunakan pertanyaan-pertanyaan Socrates dalam setiap fase

pembelajaran matematika agar seluruh indikator disposisi berpikir kritis

matematis dapat muncul secara kontinu pada siswa.

2. Kepada peneliti lain yang akan melakukan penelitian tentang perilaku siswa

khususnya disposisi berpikir kritis matematis siswa disarankan untuk

melakukan penelitian pendahuluan dalam jangka waktu yang lebih lama agar

dapat mendekatkan diri pada siswa serta mengenal karakteristik siswa

sebelum memulai penelitian sehingga dapat lebih mudah dalam mengamati

perilaku siswa di dalam kelas.

Page 60: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

80

DAFTAR PUSTAKA

Anhar. 2015. Keterampilan Bertanya. [Online]. Tersedia: http://www.academia.edu/10019651/MAKALAH_DASPROS_1_KETERAMPILAN_BERTANYA.[4Oktober 2016].

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusanuntuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.

. . ..2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Departemen PendidikanNasional

E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif danMenyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offse.

Fisher, Craig. 2010. Discussion, Participation and Feedback in Online Course 2010 ISECONProceedings v27 n1382. [Online]. Tersedia:http://proc.isecon.org/2010/pdf/1382.pdf.USA: Nashville Tennessee. [4 Oktober 2016].

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.Bogor: Ghalia Indonesia.

Hudoyo, Herman. 2003. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang:FMIPA Universitas Negeri Malang.

Jayadipura, Yadi. 2014. Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Matematik. ProsidingSeminar Nasional Pendidikan Matematika ISSN 2355/0473, Volume 1, Tahun 2014.[online]. Diakses di www.slideshare.net/fppifkipunila/prosiding15januari201448415797.Pada tanggal 4 Oktober 2016.

Kemdikbud. (2013). Pendekatan Scientific (Ilmiah) dalam Pembelajaran. Jakarta: Pusbangprodik.

Page 61: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

81

Kemendikbud. 2014. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran PadaPendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Jakarta: Kementerian Pendidikan danKebudayaan RI

Khairuntika. 2016. Metode Socrates dalam Mengembangkan Kemampuan Berpikir KritisSiswa. Prosiding Konferensi Nasional Penelitian Matematika dan Pembelajarannya(KNPMP 1) ISSN 2502/6526. [online]. Diakses di https://publikasiilmiah.ums.ac.id padatanggal 5 Oktober 2016.

Lambertus. 2009. Pentingnya Melatih Keterampilan Berpikir Kritis dalamPembelajaran Matematika di SD . Forum Kependidikan, Volume 28, Nomor2.[Online]. Tersedia: http://forumkependidikan.unsri.ac.id/userfiles/Artikel%20Lambertus-UNHALU-OKE.pdf. Palembang: Unsri. [6 Oktober 2016].

Lazim, M. 2013. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Kurikulum 2013.Jurnal. [online]. Diakses di https://p4tksbjogja.com pada tanggal 4 Oktober 2016.

Majid. (2014). Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Maulana. 2013. Mengukur dan Mengembangkan Disposisi Kritis dan Kreatif Guru danCalon Guru Sekolah Dasar. Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar, Volume 4, No. 2.

Natalia. 2013. Menumbuhkan Keberanian Siswa Untuk Aktif dalam Pembelajaran.[Online]. Tersedia:https://natalia778.wordpress.com/2013/01/16/menumbuhkan-keberanian-siswa-untuk-aktif-dalam-pembelajaran/.[6 Oktober 2016].

Nurfitriyani, Linda. 2016. Deskripsi Disposisi Komunikasi Matematis Siswa dengan ModelProblem Based Learning. Skripsi. Lampung: Unila. [online] diakses dihttp://digilibunila.ac.id pada tanggal 6 Oktober 2016.

Nurjannah, Alfiyah dan Nadi Suprapto. 2014. Pengaruh Penerapan Pembelajaran SocratesTerhadap Keterampilan Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Fisika pada Materi HukumNewton. Makalah disajikan pada Jurnal Inovasi Pendi- dikan Fisi ka (JI PF) Vol . 03No. 02 Tahun 2014, 20- 26 ISSN: 2302-4496. [Online]. https://www.scribd.com.Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Diakses pada tanggal 16 Agustus 2016

Paul, R dan Elder L. 2009. Critical Thingking: The Art of Socratic Questioning.Journal ofDevelopment Education, 31(1), [62-67].

Qosyim, Achmad. 2007. Studi Implikasi Socrates dalam Praktek Pendidikan.Surabaya:UNESA University Press

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung : ALFABETA

Suherman, Erman. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung :UPIJICA.

Page 62: DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA …digilib.unila.ac.id/26204/20/SKRIPSI TANPA BAB PEMBA… ·  · 2017-04-11DESKRIPSI DISPOSISI BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA

82

Sulistiowati, Dwi Laila. 2015. Analisis Deskriptif Disposisi Berpikir Kritis Matematis Siswadalam Pembelajaran Socrates Kontekstual (Penelitian Kualitatif Di SMP Al-KautsarBandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015). Skripsi. Bandar Lampung: UniversitasLampung.

The Critical Thinking Community. 2013. The Role of Questions in Teaching, Thinking andLearning. [Online]. Tersedia:https://www.criticalthinking.org. (November 2015).

Yunarti, Tina. 2011. Pengaruh Metode Socrates terhadap Kemampuan dan DisposisiBerpikir Kritis Matematis Siswa SMA. Disertasi-UPI; tidak diterbitkan.