desentralisasi dan demokratisasi pendidikan di era otonomi daerah
TRANSCRIPT
5/17/2018 Desentralisasi Dan Demokratisasi Pendidikan Di Era Otonomi Daerah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/desentralisasi-dan-demokratisasi-pendidikan-di-era-otonomi-daerah 1/5
DESENTRALISASI DAN DEMOKRATISASI PENDIDIKAN DI ERA OTONOMI
DAERAH
Pendahuluan
Pendidikan dalam perspektif demokrasi adalah sebuah komponen yang vital. Dalam
membangun demokrasi, tak pelak proses pendidikan yang menjadikan warga negara yang
merdeka, berpikir kritis dan sangat familiar dalam praktik-praktik demokrasi. Sejarah
mencatat, intelektual-intelektual bangsa yang berpendidikan barat lah yang memegang
peranan penting sebagai penggagas ghirah kebangsaan dan sekaligus sebagai founding fathers
berdirinya republik ini. Namun tak kurang pula, pendidikan yang telah dikenyam pemimpin
bangsa, ketika berubah menjadi suatu rejim yang otoriter maka pendidikan yang diberikan
oleh pemerintah (baca: penguasa) menuntut penerimaan masyarakat secara paksa (passive
acceptance). Masa otonomi daerah ditandai dengan implementasi UU No.22 tahun 1999 yang
direvisi dan diganti dengan UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam
kedua UU inilah perspektif demokratisasi pendidikan memiliki fondasi dasarnya sebelum
diterbitkan peraturan-peraturan (PP) maupun Peraturan daerah (Perda) yang mengatur lebih
lanjut tentang pendidikan ini, selain UU Sisdiknas itu sendiri.
Perjalanan Kebijakan Pendidikan
Perjalanan pendidikan nasional yang panjang mencapai suatu masa yang demokratis – kalau
tidak dapat disebut liberal – ketika pada saat ini otonomisasi pendidikan melalui berbagai
instrumen kebijakan, mulai UU No. 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
―privatisasi‖ perguruan tinggi negeri – dengan status baru yaitu Badan Hukum Milik Negara
(BHMN) melalui PP No. 60 tahun 2000, sampai UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan UU No.33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah yang mengatur konsep, sistem dan pola pendidikan, pembiayaan
pendidikan, juga kewenangan di sektor pendidikan yang digariskan bagi pusat maupun
daerah. Dalam konteks ini pula, pendidikan berusaha dikembalikan untuk melahirkan insan-
insan akademis dan intelektual yang diharapkan dapat membangun bangsa secara demokratis,
bukan menghancurkan bangsa dengan budaya-budaya korupsi kolusi dan nepotisme, dimana
peran pendidikan (agama, moral dan kenegaraan) yang didapat dibangku sekolah dengan
tidak semestinya.
5/17/2018 Desentralisasi Dan Demokratisasi Pendidikan Di Era Otonomi Daerah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/desentralisasi-dan-demokratisasi-pendidikan-di-era-otonomi-daerah 2/5
Dalam kondisi yang demikian, mungkin benar ungkapan yang mengatakan ―negeri ini
dihancurkan oleh kaum intelektualnya sendiri‖. Apa sebab, karena pendidikan nasional
selama ini bertekuk lutut kepada kepentingan penguasa. Pendidik, yaitu guru dan dosen yang
tidak mengikuti sistem akan terlibas, sehingga murid yang kelak akan menjadi pemimpin
negeri ini mendapatkan pendidikan yang tidak bermutu. Pendidikan disequillibrum antara
pendidikan moral dan agama dengan sains. Perilaku yang dibentuk generasi ―pendidikan
otoriter‖ demikian banyak melahirkan pribadi yang terbelah tak seimbang, mengutip Abidin
(2000), pendidikan seperti ini ―too much science too little faith‖, lebih banyak ilmu dengan
tipisnya kepercayaan keyakinan agama.
Desentralisasi pendidikan, merupakan salah satu cara di masa ―pendidikan otoriter‖ tidak lagi
dianut, alias masa pendidikan di era otonomi daerah. Era yang dimulai secara formal melalui
produk kebijakan otonomi pendidikan perguruan tinggi, kebijakan desentralisasi pendidikan
yang mengacu pada UU No. 22 tahun 1999 dan No. 25 tahun 1999 yang direvisi menjadi UU
No. 32 tahun 2004 dan No. 33 tahun 2004 dimana dapat ditangkap prinsip-prinsip dan arah
baru dalam pengelolaan sektor pendidikan dengan mengacu pada pembagian kewenangan
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (provinsi dan kabupaten/kota) serta
perimbangan keuangan antara pusat dan daerah dimana implikasi otonomi daerah bagi sektor
pendidikan sangat tergantung pada pembagian kewewenangan di bidang pendidikan yang
akan ditangani pemerintah pusat dan pemerintah daerah disisi lain. Lalu sebuah sistem
pendidikan nasional yang disahkan melalui UU Sisdiknas dimana beberapa muatan dalam
kebijakan ini secara tidak langsung mencoba melakukan perbaikan mutu pendidikan.
Demokratisasi dan Desentralisasi Pendidikan
Telah disebutkan dimuka bahwa pendidikan, dalam bahasa lain, mereformasi dirinya sendiri
sesuai tuntutan demokratisasi dan dan terutama perbaikan institusi-institusi pencetak aset-aset
masa depan bangsa ini agar tidak seperti pendahulunya. Konsep desentralisasi yang diusung
pemerintah dan didukung berbagai elemen demokrasi di negeri ini melahirkan berbagai
kebijakan yang memiliki implikasi positif terhadap pendidikan nasional. Demokratisasi
pendidikan terkait dengan beberapa masalah utama, antara lain desentralisasi pendidikan
melalui perangkat kebijakan pemerintah yaitu Undang-undang yang mengatut tentang
pendidikan di negara kita.
Namun perlu diketahui bahwa menurut Alisjahbana (2000), mengacu pada Burki et.al. (1999)
5/17/2018 Desentralisasi Dan Demokratisasi Pendidikan Di Era Otonomi Daerah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/desentralisasi-dan-demokratisasi-pendidikan-di-era-otonomi-daerah 3/5
menyatakan bahwa desentralisasi pendidikan ini secara konseptual dibagi menjadi dua jenis,
pertama desentralisasi kewenangan di sektor pendidikan. Desentralisasi lebih kepada
kebijakan pendidikan dan aspek pendanaannya dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Kedua, desentralisasi pendidikan dengan fokus pada pemberian kewenangan yang lebih besar
di tingkat sekolah. Konsep pertama berkaitan dengan desentralisasi penyelenggaraan
pemerintahan dari pusat ke daerah sebagai bagian demokratisasi. Sedangkan konsep kedua
lebih fokus mengenai pemberian kewenangan yang lebih besar kepada manajemen di tingkat
sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikannya.
Dua hal ini mungkin sekali untuk dilaksanakan tergantung situasi kondisinya. Walaupun
evaluasi mengisyaratkan belum optimalnya pendidikan Indonesia dibawah kebijakan-
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah tersebut, yakni masih berkisar pada tataran
desentralisasi pendidikan dengan model pertama, yang merupakan bagian dari desentralisasi
politik dan fiskal (financing terhadap pendidikan regional), akan tetapi peningkatan kualitas
proses belajar mengajar dan kualitas dari hasil proses belajar mengajar tersebut diharapkan
juga berlangsung. Untuk itulah partisipasi orangtua, masyarakat, dan guru sangat penting
untuk mereformasi pendidikan ini, selain memecahkan masalah finansial melalui langkah-
langkah yang di-formulasi pemerintah baik pusat maupun daerah.
Urgensi desentralisasi pendidikan
Reformulasi konsep pendidikan dan rekonstruksi fondasi pendidikan nasional, utamanya
menyangkut hak-hak pendidikan masyarakat dan nilai-nilai dasar pendidikan saat ini mutlak
untuk dipikirkan (rethinking) dan direaktualisasi. Salah satu konsepnya adalah Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) yang mulai diimplementasikan pada sekolah-sekolah dasar dan
menengah dibeberapa provinsi di Indonesia, mungkin juga konsep pendidikan ―masyarakat
belajar‖ bagi masyarakat akademis seperti digagas Murbandono Hs (1999) yang menurutnya
bukanlah utopia. Dengan demikian dalam konteks ini, kebijakan otonomi daerah (melaluiditerbitkannya UU No. 32 tahun 2004 dan UU No.33 tahun 2004) dan desentralisasi
pendidikan dalam rangka perbaikan pendidikan ini sangat perlu dan mendesak.
Penutup
Keran demokrasi dan demokratisasi begitu terbuka dan membahana pada masa reformasi
sekarang ini. Maka dari itu pula, reformasi pendidikan mutlak bagi bangsa ini dan dapat
segera diwujudkan menyusul semakin pentingnya sektor pendidikan dijadikan prioritas utama
pembangunan, dimana pembiayaan dan kewenangan menjadi fokus utama dalam reformasi
5/17/2018 Desentralisasi Dan Demokratisasi Pendidikan Di Era Otonomi Daerah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/desentralisasi-dan-demokratisasi-pendidikan-di-era-otonomi-daerah 4/5
pendidikan tekait dengan desentralisasi pendidikan di era otonomi daerah saat ini. Diantara
berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pasca orde baru (orde reformasi), adalah
kebijakan di bidang pendidikan yangmenentukan kiprah bangsa ini di masa depan. Niscaya,
sumber daya manusia yang unggul akan dibentuk melalui sistem pendidikan yang merupakan
kapital sosial bagi pembentuk generasi masa depan. Diharapkan, tidak hanya pemerintah
yang ―memikirkan‖ konsep dan sistem pendidikan yang ideal, tetapi merupakan tanggung
jawab bersama. Dalam konsepsi perikehidupan berbangsa dan bernegarayang menuju kearah
civil society sekarang ini, era reformasi dan otonomi daerah seakan angin segar sekaligus
kesempatan besar dalam reformasi di segala bidang untuk kemajuan bangsa. Sekali lagi,
pendidikan merupakan kunci bangsa untuk eksis dan bersaing di kancah global di masa
depan. Pengalaman negara-negara barat yang bermasyarakat dengan tingkat pendidikan dan
penguasaan teknologi yang tinggi membawa bangsanya pada kedudukan yang tinggi pula
pada percaturan internasional. Kedaulatan dan keunggulan yang kompetitif di masa depan
bukan milik suatu bangsa atau negara, melainkan hak semua bangsa di dunia dan mampu
diraih bangsa manapun, termasuk kita jika berbenah diri dari sekarang. Wallahu’alam
bisshowab.
Referensi
Alisjahbana, Armida S. ―Otonomi Daerah dan Desentralisasi Pendidikan‖, Bandung : FE
Universitas Padjadjaran, 2000
Budiono, ―Dampak Krisis Ekonomi dan Moneter Terhadap Pendidikan‖, Jakarta: Pusat
Penelitian Sains dan Teknologi, Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1998
Burki, Shahid j., Guillermo E. Perry dan William E. Dillinger, ―Beyond the Center:
Decentralizing the State, Washington DC: World Bank, 1999
Ki Supriyoko, ―Rekonstruksi Landasan Pendidikan Nasional‖, dalam Masyarakat Versus
Negara: Paradigma Baru Membatasi Dominasi Negara, Jakarta: Penerbit KOMPAS, 1999Patrinos, Harry A. dan David L. Ariasingam, ―Decentralization of Education: Demand-Side
Financing‖, Washington DC: World Bank, 1997
Republik Indonesia, UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Oktober
———————– , UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Oktober
Suryadi, Karim, ―Demokratisasi Pendidikan Demokrasi‖, dalam Masyarakat Versus Negara:
Paradigma Baru Membatasi Dominasi Negara, Jakarta: Penerbit KOMPAS, 1999
5/17/2018 Desentralisasi Dan Demokratisasi Pendidikan Di Era Otonomi Daerah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/desentralisasi-dan-demokratisasi-pendidikan-di-era-otonomi-daerah 5/5