desain korsi teras anyam bambu
TRANSCRIPT
JurnalSULUH
p-ISSN2615-4315 e-ISSN2615-3289
V0l.2 No.1
69
DESAIN KORSI TERAS ANYAM BAMBU
Aspari, JatiWidagdo SMP 1, Mayong, Jepara. ProgramStudiDesain Produk Fakultas SainsdanTeknologiUNISNU [email protected]
Abstrak
Katakunci:
Dispenser,
Ornamen
Jepara.
Dispenser merupakan prabot mebel yang sering dijumpai diberbagai tempat,Selain fungsi utamanya sebagai penyimpan air minum, dispenser yang penulis buat telah didesain dan dibuat sebagai benda estetis dalam suatu ruang.
Sebagai tempat menyimpan air minum dispenser yang penulis buat . Hal ini bertujuan memberikan fungsi lain selain fungsi utamanya..Berdasarkan hal tersebut, permaslahan yang dikemukakan dalam hal ini adalah (1) Bagaimana membuat desain dispenser, yang mampu mendukung aktivitas manusia,(2) Bagaimana membuat dispenser dengan memasukkan ornamen jepara sebagai unsur hias, yang mampu menjadi daya tarik,
Dipakainya ornamen Jepara bertujuan, agar para desainer mebel Indonesia hendaknya masih peduli dengan seni dan budaya Nusantara, yaitu dengan mengaplikasikan produk kerajinan kedalamnya, sehingga dapat menjadi media sosialisasi serta apresiasi terhadap kebudayaan Indonesia.
Abstract
Dispenser is furniture furniture that is often found in various places. Apart from its main function as a storage for drinking water, the dispenser that the author has made has been designed and made as an aesthetic object in a space.
As a place to store drinking water dispenser that the author made. This aims to provide other functions besides its main function. Based on this, the problems raised in this case are (1) How to make a dispenser design, which is able to support human activities, (2) How to make a dispenser by including Jepara ornaments as decorative elements, which can be an attraction,
The use of Jepara ornaments is intended, so that Indonesian furniture designers should still care about the arts and culture of the archipelago, namely by applying handicraft products into them, so that they can become a media of socialization and appreciation of Indonesian culture.
Keywords:
Dispenser,
Ornamen
Jepara.
JurnalSULUH
p-ISSN2615-4315 e-ISSN2615-3289
V0l.2 No.1
70
Pendahuluan
Membuat cantik teras rumah
dengan kursi teras bisa menjadikan nilai
lebih untuk keramah-tamahan dalam
menyambut tamu yang bertandang
kerumah. Tidak sedikit tamu yang datang
tidak untuk memilih masuk ke dalam
rumah terlebih dahulu, lantaran
terbatasnya waktu mereka. Jadi di sinilah
nilai lebih dari kursi teras itu sendiri, yang
membuat tamu bisa duduk melepas
lelahnya, meskipun mereka mempunyai
waktu yang terbatas. Kursi teras juga
dapat memberikan kesan pertama pada
desain rumah secara keseluruhan.
Membuat cantik kursi teras adalah satu
keharusan untuk orang-orang yang benar-
benar dapat mencermati penampilan
sebuah desain, desain yang sederhana
tetapi menawan di rumah. Terlebih bila
kursi teras ini digabungkan dengan
furnitur serta pernak-pernik perabotan
seperti vas bunga atau yang lainya,
kecocokan dengan warna dinding serta
model teras akan dapat menjadi daya
tarik sendiri.
Jika dipandang dari fungsinya,
kursi teras bukan sekedar diletakan di
depan rumah saja, dapat pula di samping
atau di belakang rumah. Jadi sebelum
memutuskan dalam mengambil atau
menentukan model kursi teras, anda
mesti lebih mencermati manfaat dari kursi
itu, seperti kursi untuk menyambut tamu,
atau kursi untuk bersantai bersama
keluarga.
Era modern seperti sekarang ini
perlu adanya desain-desain perabot yang
bergaya sesuai dengan eranya, namun
tidak menutup kemungkinan, pengolahan
inspirasi itulah penulis mencoba
mengangkat rumah / kandang kerbau
sebagai obyek penciptaan sebuah desain
produk, dalam hal ini sebagai pemikiran
pokok adalah pada purusan tembus
bernagel dan bentuk konstruksi material
yang berada pada rumah / kandang
kerbau. Rumah kerbau banyak dijumpai
di daerah pedesaan, umumnya
cenderung menggunakan material kayu
berbentuk balok-balok besar sehingga
dapat menunjukkan konstruksi yang
kokoh dan kuat. Untuk menciptakan
karya desain produk yang berkualitas,
baik kualitas bentuk/model, konstruksi
JurnalSULUH
p-ISSN2615-4315 e-ISSN2615-3289
V0l.2 No.1
71
dan juga perlu memikirkan hiasan yang
akan ditampilkan pada sebuah desain
produk tersebut agar terlihat menarik dan
mempunyai nilai estetika yang tinggi
misalnya menggunakan ornament-
ornament yang ada di nusantara
termasuk ornament geometris.
Dalam perkembanganya sebuah
produk kerajinan tidak dapat terlepas dari
unsur-unsur seni pada umumnya.
Keindahan dan keserasian pada sebuah
produk kursi amatlah penting walaupun
hanya sebagai unsur penunjang saja,
sentuhan-sentuhan estetis ornamen
geometris pada produk kursi teras ini
sangat mempengaruhi daya beli
konsumen dalam pemasarannya dan
sekaligus dapat menambah nilai finansial
dari kursi tersebut, sekuat apapun
konstruksinya, sebagus apapun
bahannya jika tidak memiliki unsur
keindahan pada ornamennya maka tidak
akan diminati oleh para konsumennya
sehingga akan dapat mengurangi daya
beli. Pada intinya sebuah karya produk
kursi, aspek fungsi menempati porsi yang
utama namun nilai ergonomis yang
lainnya juga tidak boleh ditinggalkan
termasuk kenyamanan, keamanan dan
keindahan (estetika).
LANDASAN TEORI
Rumah sebagai tempat
berkumpulnya anggota keluarga melepas
lelah dan kejenuhan setelah kerja.
Kondisi seperti ini rumah menjadi pilihan
untuk beristirahat ataupun hanya sekedar
relaksasi. Kondisi demikian juga dapat
diperoleh di area sekitar rumah, kebun,
teras atau ruang keluarga agar
mendapatkan kenyamanan dengan
fasilitas produk mebel.
Kursi teras merupakan fasilitas
duduk untuk relaksasi di ruang teras,
pada perkembangannya bentuk kursi
teras semakin banyak macamnya
disesuaikan dengan kebutuhan dan
selara konsumen. Modernisasi serta
kenyamanan yang tinggi sangat
diperlukan dalam menciptakan tempat
duduk guna menunjang fasilitas duduk
masyarakat.
Dalam hal ini kreatifitas serta
inovasi diperlukan, untuk menciptakan
produk mebel yang mampu memberikan
kemudahan serta memenuhi tuntutan
gaya hidup, inovasi bentuk, penggunaan
JurnalSULUH
p-ISSN2615-4315 e-ISSN2615-3289
V0l.2 No.1
72
material yang tepat, kontruksi serta
finishing berperan penting demi
menunjang terciptanya desain.
Desain yang akan ditampilkan
saat ini perlu adanya pemikiran-pemikiran
untuk mengkolaborasikan dengan desain
bentuk lain baik dilihat dari stuktur bentuk,
unsur hias maupun kontruksi, sehingga
terjadi pengolahan inspirasi untuk
menciptakan karya desain yang
berkualitas. Dari pengolahan inspirasi
itulah penulis mencoba mengangkat
rumah / kandang kerbau sebagai obyek
penciptaan sebuah desain produk, dalam
hal ini sebagai pemikiran pokokadalah
pada purusan tembus bernagel dan
bentuk konstruksi material yang berada
pada rumah / kandang kerbau. Bentuk
kuntruksi purusan tembus bernagel inilah
yang menjadi inspirasi penulis untuk
membuat kontruksi pada kursi teras yang
penulis buat.
Tinjauan Umum Desain
Desain merupakan kata serapan
dari istilah asing disegno yaitu gambaran
atau rancangan yang dihasilkan oleh
seniman patung dan seniman lukis
sebelum bekerja. Gambaran tersebut
dapat berupa sketsa atau gambaran yang
telah terukur skala. Dalam sejarah, arti
kata desain berkembang luas maknanya
menjadi tidak sekedar merancang atau
membuat karya seni patung atau lukis
saja melainkan menjadi segala kegiatan
perancangan produk pakai untuk
keperluan rumah tangga sehari-hari
seperti alat dapur, alat elektronik, tekstil,
pakaian, hingga berbagai keperluan
manusia lainnya misalnya otomotif,
pesawat, produk pertanian dan salah
satunya furniture. ( Bagus A. Sriwarno,
1998 : 24 )
Tinjauan Umum Kursi
Dalam kajian sumber ini tentang
fasilitas duduk salah satunya kursi,hal
ini sebagai aspek fungsi dalam karya
tersebut. Sebelum membahas kursi,
membahas terlebih dahulu sejarah kursi.
Sepanjang sejarah posisi duduk selalu
berbeda dari satu periode ke periode
lain, dari satu kebudayaan ke yang lain.
( Stokke, 1997 ). Kurang lebih 4000
tahun sebelum masehi, Pharaoh sang
penguasa mesir adalah orang pertama
JurnalSULUH
p-ISSN2615-4315 e-ISSN2615-3289
V0l.2 No.1
73
kali duduk di kursi menjadi simbol
kekuatan dan kekuasaan.
Pada abad ke 15 gerakan
Renaisans lahir di Eropa, pada saat itu
kursi hanya di gunakan untuk raja-raja
atau kaum penguasa. Sedangkan di
Indonesia sendiri sejarah duduk tidak
lepas dari bagaimana cara masyarakat
jaman dahulu duduk. Duduk dengan
posisi tubuh tegak tanpa sandaran, kaki
bebas terjuntai atau dilipat seperti bersila.
(Bagus A. Sriwarno, 1998 : 24).
Kursi merupakan suatu produk
yang tidak asing setiap tempat tinggal dan
umum selalu terdengar produk ini dan
hampir setiap manusia menggunakan
produk ini dalam beraktifitas mulai dari
yang tua sampai yang muda kursi
merupakan produk yang sangat penting.
Untuk itu dalam memilih produk ini harus
memperhatikan kebutuhan dalam
penggunaan. (Eddy S. Marizar, 2005 :
19).
Kursi ialah tempat duduk berkaki
dan bersandaran (Anton M.Mulyana,
1999: 545).
Menurut Ahmad Ramali dalam
Glosarium istilah ilmiah bahasa Indonesia
berasal dari bahasa arab, kata kursi
berasal dari kursiyyun (tempat duduk).
Arti tersebut berkembang menjadi tempat
duduk yang berkaki dan bersandaran
(kamus besar bahasa Indonesia, 1994).
Sedangkan kursi sendiri
mempunyai banyak jenis dan ragamnya.
Ada kursi tamu, kursi makan, kursi
goyang, kursi dapur, kursi taman, kursi
teras dan lain-lain. Menurut bahan
dudukannya kursi dibagi menjadi dua
yaitu kursi menggunakan dudukan busa
dan kursi menggunakan dudukan tanpa
busa (Sarmi Ranti, 1998 : 30). Kursi
dengan dudukan busa biasanya
diletakkan untuk kursi yang ada di dalam
ruangan, kecuali kursi dapur. Dalam kursi
dapur tidak digunakan busa dikarenakan
busa adalah bahan yang mudah terbakar
dan mudah menyerap air, sedangkan
kursi yang tidak menggunakan dudukan
busa biasanya diletakkan di luar ruangan.
Bahan dudukan kursi yang tidak
menggunakan busa biasanya dibuat
menggunakan bahan alami seperti kayu,
rotan, karet, serat alami namun juga
plasik. Dalam hal ini, hanya akan
membahas tentang kursi teras kerbau.
JurnalSULUH
p-ISSN2615-4315 e-ISSN2615-3289
V0l.2 No.1
74
Tujuan fasilitas duduk adalah
menyangga tubuh manusia sehingga
kestabilan postur tubuh dapat terjaga
dengan baik. Dengan demikian, di
dapatkan rasa nyaman untuk beberapa
waktu lamanya dan secara psikis
merasakan kepuasan. ( Pheasant 1988 ).
Sebagai titik tolak dalam mendesain
sebuah kursi teras sebagai beikut:
a. Tinggi Alas Duduk
Jarak yang di dapat dari lantai ke arah
permukaan alas duduk.
b. Kedalaman Alas Duduk
Jarak ini diukur dari ujung alas duduk
sampai ke belakang menyentuh
sandaran punggung.
c. Sandaran Duduk
Untuk menahan beban anggota tubuh
bagian atas.
d. Lebar Alas Duduk
Pada prinsipnya tulang duduk dapat
tersangga dengan baik oleh alas
duduk.
e. Sudut Sandaran
Agar beban terdistribusi secara merata,
sandaran perlu dibuat sedikit condong
ke belakang.
f. Sudut Alas Duduk
Sudut ini dibentuk oleh bidang alas
duduk terhadap permukaan lantai.
Fungsi sudut alas duduk ini adalah
memperbesar bidang tekan dan
sentuh antara permukaan sandaran
dengan punggung.
Tinjauan Umum Kursi
Kursi merupakan sebuah perabot
yang umumnya di pakai oleh seseorang
untuk duduk, biasanya sering digunakan
oleh seorang untuk bersantai atau
istirahat.
Duduk merupakan suatu
kebutuhan aktivitas diri manusia.
Fenomena duduk telah berubah dari
sekedar aktivitas istirahat dan melepas
lelah menjadi penunjang aktivitas kerja.
Mengakibatkan ketergantungan
bekerja sambil duduk menjadi besar,
sebuah fasilitas duduk harus dapat
mengakomodasi kebutuhan fisik dan
psikis pemakaian untuk rentang waktu
yang cukup lama.
Adanya pemecahan masalah
bagaimana pemakaian dapat merasakan
kenyamanan pada saat duduk. Di sisi lain
sandaran harus juga mengurangi
kelelahan yang dapat menyebabkan
JurnalSULUH
p-ISSN2615-4315 e-ISSN2615-3289
V0l.2 No.1
75
terjadinya kelainan permanen pada fisik
manusia, seperti cacat tubuh,
terhambatnya sirkulasi darah, terjepitnya
sistem saraf, dan luka ringan yang terjadi
akibat terjepit atau terantuk pada bagian
kursu tertentu. Untuk itu diperlukan
syarat-syarat tertentu dalam mendesain
aspek fundamental kenyamanan menurut
sistem biomekanika tubuh manusia.
Dengan aturan tersebut diharapkan
pemakai dapat menciptakan dengan
sendirinya suatu sikap duduk yang sehat
berdasarkan kaidah ergonomi. Yang perlu
di ingat sikap duduk yang baik adalah
sikap yang membiarkan tulang punggung
mencari sendiri bentuknya secara alami
pada posisi tegak.
Pada dasarnya desain fasilitas
duduk yang baik adalah desain yang
dapat menciptakan tempat duduk yang
sehat dengan mempertimbangkan kondisi
sebagai berikut:
a. Kelelahan yang tercipta karena
adanya aktivitas sebelum duduk
menjadi berkurang.
b. Sistem saraf dan peredaran darah
dapat berjalan dengan baik dan
secara berkala perlu menggerak-
gerakan anggota badan untuk
memberi kesempatan darah mengalir
lancar.
c. Pemakai memperoleh kemudahan
dalam bekerja untuk rentang waktu
yang relatif lama.
d. Postur tulang belakang mempunyai
pola tegak dan terhindar dari bentuk
bungkuk.
Ada kalanya rasa nyaman tidak
harus di dapatkan dengan cara mengikuti
kaidah duduk yang baku melalui ukuran-
ukuran tertentu.
Tinjauan Umum Kursi Teras.
Kursi merupakan perkakas rumah
tangga yang digunakan sebagai tempat
duduk yang berkaki, memiliki sandaran
tangan ada pula yang tidak, dan memiliki
sandaran punggung. Ada banyak
bermacam-macam nama dari kursi
tergantung dari bentuk dan fungsinya
tersendiri.
Kursi teras adalah kursi yang diletakkan
pada ruang teras, biasanya digunakan oleh pemilik
rumah untuk bersantai menikmati pemandangan
kebun dan biasanya juga di gunakan untuk
menunggu tamu sebalum masuk ke ruang tamu.
JurnalSULUH
p-ISSN2615-4315 e-ISSN2615-3289
V0l.2 No.1
76
kursi teras pertama kali ditemukan
di China dan India serta juga dalam gaya
Assyiria dan Mesir adalah gaya yang
paling banyak dicari. (Franz sales Mayer,
1957 : 235)
1. Tinjauan Motif Anyam Bambu Mereng
Mendengar sebutan tentang
anyaman bambu pikiran kita pasti tertuju
pada alam pedesaan, dimana semua jenis
pohon bambu dapat tumbuh subur di
sana.Bambu adalah merupakan tanaman
jenis rumput-rumputan dengan rongga
dan ruas di batangnya, memiliki banyak
jenis. Di dunia ini bambu merupakan
salah satu tanaman dengan pertumbuhan
paling cepat.Nama lain dari bambu adalah
buluh, aur atau lebih dikenal dengan
sebutan pring (Jawa).
Bambu merupakan bahan utama
untuk pembuatan berbagai bentuk dan
jenis anyaman. Pada masyarakat
pedesaan anyaman bambu biasanya
digunakan untuk pembuatandinding
rumah yang biasa dinamakan gedhek dan
benda benda pakai lainnya.Macam dan
jenis anyamandiantaranya:
a. Anyaman warg/tunggal
b. Anyaman tapak jalak
c. Anyaman sasak kepang
d. Anyaman kepang walik
e. Anyaman iris tempe
f. Anyaman kembang cengkeh
g. Anyaman kembang jeruk
h. Anyaman rereng mata walik
i. Anyaman truntum enam
j. Anyaman kembang seruni, dan lain
lain.
Disini penulis mengambil salah
satu dari sekian jenis anyaman diatas
yaitu jenis anyaman warg atau tunggal
mereng sebagai hiasan pada sebuah
produk kursi teras. Terkait dengan “
PenciptaanKursi Teras Kerbau Dengan
Aplikasi Ornamen Geometris“
berornamenanyaman bambu
warg/tunggal merengdengan berbilah
satuartinyaanyaman yang dibuat
merengmenggunakan bilah satu. Bentuk
ornament/hiasan anyaman pada produk
kursi teras kerbau, dibuat dimaksudkan
untuk :
a. Menambah nilai estetis/keindahan
suatu produk agar lebih menarik
b. Menambah nilai jual suatu produk
dalam pemasaran
JurnalSULUH
p-ISSN2615-4315 e-ISSN2615-3289
V0l.2 No.1
77
c. Apresiasiatif terhadap kasanah
ornament nusantara(Anton gerbono,
abbas siregar djarijah, 2019: 16)
Ergonomi
Ergonomi adalah sebuah studi
tentang aspek-aspek manusia dalam
ligkungan kerjanya yang ditinjau secara
anatomi, fisiologi, psikologi, rekayasa,
manajemen dan desain. Ergonomi berasal
dari bahasa latin yaitu ergo “ kerja “ dan “
nomos “ hukum alam “ ( Bridger, 1995 ).
Ergonomi merupakan studi
tentang manusia, fasilitas kerja, dan
lingkungannya yang saling berinterasi
dengan tujuan utama, yaitu menyesuaikan
suasana kerja dengan manusiannya,
menurut Grandjean (1980).
Inti Ergonomi adalah kesesuaian
antara karakter pekerjaan dengan
karakter manusia, oleh karena erat
kaitannya dengan permasalahan aktivitas
manusia, ilmu ergonomi banyak sekali di
terapkan oleh para ahli pada bidang-
bidang anatomi, fisika, fisioterapi, dan
teknik industri dan desain produk.
Bagi perancangan kursi ilmu
ergonomi banyak terlibat untuk mengukur
masalah kenyamanan, keamanan,
kesehatan, dan efisiensi pada saat
manusia melakukan aktifitas duduk.
Untuk itu penting sekali dalam
perancangan mempertimbangkan segala
unsur yang dimiliki oleh tubuh manusia
sebelum fasilitas tersebut di desain.
Dalam merancang fasilitas duduk faktor
terpenting adalah ukuran fiisik pengguna.
Dalam ergonomi istilah 50 %-tile
menyatakan ukuran rata-rata populasi
pengguna. Aspek paling utama dalam
desain fasilitas duduk adalah lebar alas
duduk, kedalam alas duduk, dan tinggi
alas duduk.
Standarisasi memiliki arti
sebagaimana disimpulkan oleh suharso:
Standarisasi produk adalah ukuran
produk berdasarkan norma-norma yang
ada. norma adalah aturan ukuran atau
kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur
menentukan sesuatu (2005: 228).
Standarisasi dalam pembuatan
suatu produk sangatlah penting untuk
mencapai sasaran kebutuhan ruang,
produk maupun pemakaiannya, sehingga
tujuan pembuatan produk sebagai
penunjang aktivitas benar-benar berfungsi
dengan baik. Untuk mencapai
JurnalSULUH
p-ISSN2615-4315 e-ISSN2615-3289
V0l.2 No.1
78
standarisasi produk harus disesuaikan
dengan proporsi dan anataomi manusia
supaya nyaman, serasi dengan
fungsional (M. Gani, 1993:64).
Sedankan setandari kursi teras
berdasarkan ukurannya ialaah Panjang:
57 Cm, Lebar: 67 Cm, Tinggi:72 Cm,
Tinggi dudukan: 52 Cm, Kemirinan
dudukan: 92 Drajat.
Sketsa Awal
Sketsa awal merupakan tahap
awal dalam memvisualisasikan gagasan-
gagasan awal desain yang dituangkan
dalam bentuk gambar sebagai
pengejawantahan gagasan/ide yang
mampu menjadi pemecahan masalah
yang ada dilapangan. Sketsa diperoleh
berdasarkan analisa studi lapangan dan
studi literatur yang kemudian ditarik
kesimpulan sebagai dasar penciptaan
produk
Pengembangan sketsa desain
sangat penting dalam upaya memperoleh
desain yang diinginkan dan sesuai
dengan permasalahan tersebut.
Berdasarkan pengambangan sketsa-
sketsa tersebut yang nantinya menjadi
seketsa terpilih sebagai solusi
pemecahan masalah. Berikut sketsa-
sketsa desain alternatif pemecahan
masalah.
Berdasarkan sketsa-sketsa
alternatif dengan melalui pertimbangan
hasil analisa desain baik dari jenis bahan,
bentuk, ukuran, fungsi, kontruksi dan
finishing yang digunakan penulis
mengambil desain kursi terpilih dan
desain meja terpilih ,sebagai desain yang
terwujut.
Gambar Kerja.
Gambar kerja berfungsi sebagai
acuan dalam membuat komponen pada
pengerjaan produk di bengkel kerja. Pada
gambar ini dicantumkan secara lengkap
seluruh keterangan obyektif berupa notasi
atau lambang-lambang yang sesuai
dengan aturan dan standar gambar
teknik. Fungsi gambar teknik dalam
perancangan produk antara lain
:Membantu pelaksana dalam
produksi,Sebagai bahasa gambar yang
mudah dimengerti,Menghindari salah satu
pengertian antar desainer dan
pelaksana,Meningkatkan ketepatan atau
akurasi dalam ukuran dan proporsi.
JurnalSULUH
p-ISSN2615-4315 e-ISSN2615-3289
V0l.2 No.1
79
Gambar proyeksi menyajikan
gambar suatu objek dengan skala yang
tepat, ukuran yang terdapat pada bidang
proyeksi adalah ukuran yang terlihat
dalam kenyataannya. Untuk itu penulis
menggunakan Proyeksi Ortogonal dan
Proyeksi Perspektif
Proyeksi Ortogonal digunakan
untuk menyajikan gambar berupa tampak
depan, tampak samping, tampak atas,
tampak potongan serta gambar-gambar
detail sedangkan Proyeksi Perspektif
digunakan untuk menyajikan gambar
supaya dapat terlihat seperti pandangan
kenyataannya. Berikut adalah gambar
kerja meja dan kursi teras:
JurnalSULUH
p-ISSN2615-4315 e-ISSN2615-3289
V0l.2 No.1
80
masarakat urban lebih mementingkan
fungsi dari pada bentuk sehinga bentuk
yang sama dan itu-itu saja bahkan
cenderung seragam tidak akan mampu
memunculkan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain sebuah perabot yang
nantinya dipakai untuk semua kalangan
harus memperhatikan fungsi, kontruksi,
keindahan, proporsi dan ergonomi. Kursi
teras kerbau dengan motif geometri dapat
memberikan pengetahuan kepada
pengguna untuk mengetahui ornamen
nusantara.
Selama mengikuti mata kuliah
desain produk I selama ini cukup banyak
manfaat dan pengalaman berharga.
Dimana kita tidak hanya mengalami dan
mempelajari teorinya saja, tetapi juga kita
bisa mempraktekkan langsung ilmu yang
kita dapatkan dengan mendapatkan tugas
mendesain kursi teras kerbau.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Prasetyo Wibowo, ( 2007 ), Serial Rumah Teras.
Anton gerbono, abbas siregar djarijah,( 2019), Aneka Anyaman Bambu, Kanisius Jogjakarta.
Bagus A. Sriwarno, ( 1998 ). Pengantar Studi Perancangan Fasilitas Duduk, ITB.
Gie, The Liang. ( 1999 ). Filsafat Seni, Pusat Belajar Ilmu Berguna ( PUBIB ) Yogyakarta.
Gustami.SP. ( 1991 ), Perkembangan Mutakhir Seni Kriya di Yogyakarta. STSRI ( ASRI ), Yogyakarta.
Gustami. ( 1980 ). Numilan Seni Ornamen Indonesia. STSRI Yogyakarta.
Marizar, Eddy S,. Designing Furniture, “ Tehnik Merancang Mebel Kreatif “, Yogyakarta: Media Pressindo, 2005.
Mulyono, Anton M. ( 1990 ). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. Jakarta.
Ranti, Sharmi. ( 1998 ). Ruang Duduk, Seni Interior, Pustaka Seni Harapan, Jakarta.
Sunaryo, Agus.( 1997 ). Reka Oles Mebel Kayu. PIKA Kanisius. Semarang
Sutarya, Konstruksi Mebel Ukir dan Pintu Rumah, ATIKA, Jepara, 1993, Aplikasi Ragam Hias Masjid Mantingan Pada Jam Duduk dan Hiasan Dinding, ISI, Yogyakarta, 1991
S.p, Soedarso. ( 1987 ). Tinjauan Seni, Saku Dayar Sana, Yogyakarta.