desa tanggalrejo kecamatan mojoagung
DESCRIPTION
analisis pedesaan Desa Tanggalrejo Kecamatan MojoagungTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pergeseran paradigma sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke
sistem desentralisasi memberikan implikasi terhadap perubahan system
manajemen pembangunan daerah. Otonomi daerah merupakan suatu konsep yang
menekankan pada aspek kemandirian daerah untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 ayat c menyatakan bahwa desentralisasi adalah
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah otonomdalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, mengandung
konsekuensi-konsekuensi tertentu yang harus dipersiapkan oleh masing-masing
daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi. Beberapa konsekuensi
yang harus dipersiapkan oleh daerah antara lain : Pertama, kemampuan sumber
daya manusia, khususnya Sumber Daya Manusia Aparatur Daerah yang harus
memiliki keterampilan baik secara teknik maupun wawasan intelektual yang luas
dan diharapkan dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai
dengan kreativitas dan daya inovasi yang tinggi.
Kedua, kemampuan sumber-sumber keuangan daerah untuk mengatur dan
mengurus rumah tangganya sendiri, karena selama ini sektor-sektor pembiayaan
pembangunan daerah pada umumnya masih sangat bergantung pada pemerintah
pusat. Namun dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka pembiayaan
pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah harus diusahakan oleh
pemerintah daerah otonom, sedangkan subsidi dari pemerintah pusat hanya
bersifat sebagai pelengkap, karenanya pemerintah daerah otonom harus mampu
menggali berbagai potensi sumber daya daerah sehingga dapat menopang
pembangunan dan penyelenggaraan pada daerah yang bersangkutan.
Ketiga, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memperlancar
pekerjaan, kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah, Keempat organisasi
dan manajemen faktor ini tidak kalah pentingnya dengan ketiga faktor tersebut
1
diatas karena penyelenggaraan pemerintahan daerah sangat ditentukan oleh
berjalannya fungsi-fungsi manajemen dalam menjalankan kegiatan pemerintahan.
Sedangkan Gunawan Sumodiningrat (1999:34), mengemukakan tiga hal penting
yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan daerah yaitu (1) bentuk
kontribusi riil dari daerah yang di harapkan oleh pemerintah pusat dalam proses
pembangunan dasar, (2) aspirasi masyarakat daerah itu sendiri terutama yang
terefleksi pada prioritas pembangunan daerah, (3) keterkaitan antara daerah dalam
tata perekonomian makro dan politik.
Terkait dengan hal diatas, proses pembelajaran ulang demokrasi bagi desa
melalui UU No. 22/1999, yang dinilai menghidupkan kembali ruh demokrasi di
desa, ternyata tidak dapat berlangsung lama. Berlakunya UU No. 32/2004 yang
memundurkan demokrasi di desa menyebabkan ditutupnya kembali katup
demokrasi di desa. Berbagai pemaksaan proyek pusat, distorsi pemberian SLT,
penggusuran, dan sebagainya merupakan contoh aktual yang dapat ditunjukkan.
PP No. 72 /2005 tentang Desa ternyata di nilai lebih longgar dalam melakukan
desentralisasi kekuasaan terhadap desa. Pelaksanaan otonomi desa mendorong
pemerintah dan masyarakat desa untuk lebih mandiri dalam mengatur dan
mengurus rumah tangga desa, termasuk dalam hal ini adalah mengatur dan
mengurus Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa (APBDes), Pendapatan Asli
Desa (PADes) sebagai salah satu sumber anggaran penerimaan atau pendapatan
Desa memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan Desa, dan bagi
pelaksanaan otonomi Desa.
Pengurus lembaga kemasyarakatan dipilih secara musyawarah dari
anggota masyarakat yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan kepedulian
dalam pemberdayaan masyarakat. Hubungan kerja antara lembaga
kemasyarakatan dengan Pemerintahan Desa bersaifat kemitraan, konsultatif dan
koordinatif. Peran Anggota Masyarakat Desa dalam Menyusun dan Melaksanakan
APBDes Peran anggota masyarakat desa dalam menyusun dan melaksanakan
APBDes di desa, menurut PP 72/2005, adalah sebagai berikut: (a) mengajukan
usul, saran, dan apirasi kepada kepala desa atau forum BPD (b) melaksanakan
pengawasan personal terhadap pelaksanaan APBDes (c) menumbuh kembangkan
2
semangat memanfaatkan, memelihara, dan mengembangkan hasil-hasil
pembangunan di desa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung
Kabupaten Jombang?
2. Bagaimana sektor potensial dan regulasi yang mendukung sektor potensial
tersebut di Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang?
3. Bagaimana sarana prasarana dan infrastruktur serta kelembagaan masyarakat
yang ada di Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang?
4. Bagaimana permasalahan yang terjadi di Desa Tanggalrejo Kecamatan
Mojoagung Kabupaten Jombang?
5. Bagaimana pola pemukiman yang ada di Desa Tanggalrejo Kecamatan
Mojoagung Kabupaten Jombang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum Desa Tanggalrejo Kecamatan
Mojoagung Kabupaten Jombang
2. Untuk mengetahui bagaimana sektor potensial dan regulasi yang mendukung
sektor potensial tersebut di Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung
Kabupaten Jombang
3. Untuk mengetahui bagaimana sarana prasarana dan infrastruktur serta
kelembagaan masyarakat yang ada di Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung
Kabupaten Jombang
4. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan yang terjadi di Desa Tanggalrejo
Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang
5. Untuk mengetahui bagaimana pola pemukiman yang ada di Desa Tanggalrejo
Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung Kabupaten
Jombang
Gambaran umum wilayah merupakan suatu gambaran mengenai kondisi
fisik dasar di Desa Tanggalrejo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.
1. Karakteristik Fisik Dasar
Kondisi fisik dasar Desa Tanggalrejo mencakup empat aspek, yaitu
kondisi geografis, kondisi topografi, kondisi hidrologi, dan kondisi
iklim/klimatologi.
a. Geografis
Desa Tanggalrejo merupakan salah satu desa dari 18 desa yang terdapat
di Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur yang
memiliki 6 dusun yaitu:
Dusun Tanggalrejo
Dusun Semen
Dusun Sonokerep
Dusun Jonggrong atau Dusun Bendorongkang
Dusun Mojoranu
Dusun Kalibening
Secara administrasi Desa Tanggarejo berbatasan dengan:
Letak Desa/Daerah
Sebelah Utara Desa Dukuhdimoro Kecamatan Mojoagung
Sebelah Timur Desa Sentonorejo, Desa Pakis, dan Desa Trowulan
Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto
Sebelah Selatan Desa Kedunglumpang dan Desa Dukungmojo
Kecamatan Mojoagung
Sebelah Barat Mojotrisno Kecamatan Mojoagung
4
Luas wilayah Desa Tanggalrejo adalah 285,575 ha, yang terbagi menjadi
tanah permukiman 75.383 ha, tanah persawahan 180,259 ha dan hutan 29,933
ha.
b. Topografi
Kondisi topografi desa Tanggalrejo berupa dataran rendah dengan
ketinggian 90 meter diatas permukaan laut. Secara umum kondisi topografi desa
Tanggalrejo mendapat pengaruh dari letusan material gunung Kelud yang
terbawa arus deras sungai Brantas dan Sungai Konto, sehingga jenis tanah di
Desa Tanggalrejo merupakan jenis tanah vulkanik yang subur. Hal itu sangat
menguntungkan desa mengingat sector yang dominan di desa tersebut adalah
sector pertanian, sehingga dapat berpotensi dalam pengembangan sector
pertanian disana.
c. Iklim/Klimatologi
Seperti halnya semua wilayah di Indonesia, Desa Tanggalrejo
Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang memiliki iklim tropis yakni sekitar
35º C, dimana setiap 6 bulan sekali terdapat musim kemarau dan 6 bulan sekali
ada musim penghujan, namun akhir-akhir ini pembagian waktu iklim tidak lagi
tepat, kebanyakan didominasi oleh musim kemarau yang lebih panjang
waktunya. Hal ini tentu saja menguntungkan penduduk Desa Tanggalrejo karena
mayoritas pekerjaan mereka adalah petani.
d. Hidrologi
Desa Tanggalrejo terletak kurang lebih pada ketinggian 90 meter dari
permukaan air laut mempunyai curah hujan yang cukup rendah, yaitu berkisar
antara 1750-2500 mm per tahun dengan jumlah curah hujan terbanyak 93 hari.
Desa Tanggalrejo tidak memiliki sumber mata air sendiri, satu-satunya sumber air
yang terdapat di Desa tersebut hanya sungai yang mengalir diantara Desa
Dukuhdimoro yakni sebelah utara Desa Tanggalrejo, sepanjang Desa Tanggalrejo,
dan Desa Kedunglumpang. Sungai tersebut digunakan warga untuk mengairi
sawah, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti minum,
5
memasak, mandi, dan mencuci, sebagian besar (±900 unit sumur) warga desa
menggunakan sumur yang menggunakan pompa.
2. Karakteristik Sosial
Masyarakat desa Tanggalrejo umumnya sama seperti ciri-ciri masyarakat
desa pada umumnya, yang mengutamakan kebersamaan dan gotong royong.
Namun karena jarak antar permukiman di Desa yang relatif jauh dipisahkan
dengan lahan persawahan, menyebabkan masyarakat Desa jarang melakukan
perkumpulan. Jika ada perkumpulan desa di Balai Desa, tidak semua warga dapat
menghadiri pertemuan, hanya sebagian yang menghadiri. Selain itu karena tingkat
pendidikan yang rendah menyebabkan pemikiran masyarakat desa sempit, kurang
bisa menerima adanya masukan berupa informasi dan pengetahuan baru. Ketika
ada pendatang, mereka cenderung menyambutnya dengan ramah.
Keadaan/karakteristik Desa Tanggalrejo mencakup 2 aspek, yaitu
kependudukan dan struktur penduduk.
a) Kependudukan
Gambaran umum kependudukan adalah uraian yang menjelaskan kondisi
eksisting mengenai data kependudukan Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung
Kabupaten Jombang. Data yang disajikan berupa komposisi penduduk dan jumlah
penduduk berdasarkan survei sekunder yang telah dilakukan sebelumnya.
Jumlah Penduduk
Berdasarkan data kependudukan Desa Tanggalrejo, dapat diketahui bahwa
jumlah penduduk total Desa Tanggalrejo sebanyak 5.850 jiwa. Terdiri dari laki-
laki 2945 orang dan perempun 2905 orang. Jumlah Kepala Keluarga Desa
Tanggalrejo yaitu 1144 orang.
Tabel Jumlah Penduduk Meurut Jenis Kelamin
NoNama
Desa/Kelurahan
PendudukJumlah
KKLaki
-laki
Perempuan Jumlah
1 Tanggalrejo 2945 2905 5.850 1144
Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo
6
Data Kepadatan Penduduk
Tingkat kepadatan penduduk pada Desa Tanggalrejo dapat dilihat pada
tabel dibawah ini
Tabel Tingkat Kepadatan Penduduk
No
.
Nama
Desa
Luas
Desa/Keluraha
n (Km2)
Kepadata
n
Penduduk
(Jiwa/
Km2)
1 Tanggalrejo 285.575 5.850
Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo
b) Struktur Penduduk
Tabel Komposisi penduduk menurut jenis kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Penduduk (jiwa)
Laki-laki 3.229
Perempuan 3.387
Total 6.616
Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo
Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa penduduk Desa
Tanggalrejo banyak yang berjenis kelamin laki-laki dengan kisaran 3.229, dan
perempuan 3.387.
7
Tabel Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kelompok Umur
Umur Jumlah Penduduk (jiwa)
0-17 2.815
18-30 1415
31-40 1078
41-50 678
51-60 451
61+ 179
Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo
Tabel Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk
TK 117
SD/MI 2027
SMP sedereajat 1376
SMA sederajat 2414
S1 86
S2 3
Lain-lain 593
Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo
Pemerintah telah menetapkan kebijakan minimal 9 tahun bagi
masyarakat Indonesia dalam menyelesaikan pendidikannya. Dari tabel yang
8
sudah dijelaskan diatas maka masyarakat Desa Tanggalrejo Kecamatan
Mojoagung Kabupaten Jombang dalam tingkat pendidikannya dapat dikatakan
baik karena mayoritas masyarakatnya telah menyelesaikan pendidikannya
sampai tingkat SMU.
Tabel Komposisi penduduk menurut mata pencaharian
No Jenis pekerjaan Jumlah (jiwa) Prosentase
1 Petani 1.671 25,25
2 Buruh tani 1.286
3 Pegawai Swasta 1.016
4 Pegawai Negeri 183
5 TNI/Polri 9
6 Sopir 54
7 Pensiunan 78
8 Pemulung 15
9 Wiraswasta 75
10 Lainnya 2.229
JUMLAH 6.616 100
Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo
Desa merupakan suatu daerah yang sebagian besar lahannya
diperuntukkan sebagai sawah maupun tegalan. Lahan yang diperuntukkan
sebagai permukiman hanya sebagian kecil dari luas lahan didesa. Sehingga
masyarakat desa mayoritas banyak yang bermata pencaharian agraris. Seperti
tabel 6.6 dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk Desa Tanggalrejo
menurut mata pecahariannya adalah sebagai petani.
Tabel Komposisi Penduduk Menurut Agama
No. Agama Jumlah (jiwa)
1. Islam 5848
2. Kristen 2
9
3. Katholik –
4. Hindu –
5. Budha –
6. Lainnya –
Total 5850
Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo
Kabupaten Jombang merupakan kabupaten yang dikenal sebagai daerah
yang memiliki banyak pondok pesantren dan mayoritas pendudukan memiliki
sifat yang religius. Beitupula Desa Tanggalrejo merupakan desa yang memiliki
nilai agama yang sangat kuat sehingga seperti tabel yang telah dijelaskan diatas
mayoritas dari penduduknya adalah beragama islam.
Tabel Mobilitas Penduduk
Faktor Laki Perempuan Jumlah
Lahir 41 29 70
Mati 11 9 20
Datang 4 5 9
Pindah 19 15 34
Total 75 58 133
Sumber : Data Monografie Desa Tanggalrejo
10
Dari grafik diatas di ketahui bahwa tingat kelahiran lebih tinggi dari
kematian, hal ini membuktikan bahwa masih banyak warga desa tanggalrejo
tidak mengikuti Program Keluarga Berencana pemerintah atau KB,Seperti
yangkita ketahui bahwa program KB dari pemerintah Bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan warga Dari data di atas juga dapat di ketahui
jumlah warga yang pindah lebih banyak dari pada yang dating untuk menetap.
3. Karakteristik Fisik Binaan
Karakteristik binaan adalah suatu kondisi yang ditandai dengan dominasi
struktur buatan manusia.
Data Penggunaan Lahan Desa
Penggunaan lahan di Desa Tanggalrejo terdiri dari hutan, persawahan,
tegalan, tanah wakaf, pekarangan, perkantoran, dan pemukiman.
Luas wilayah desa Tanggalrejo menurut penggunaannya terdiri dari
(Monografi Desa/Kelurahan 2003):
11
Tabel Luas Wilayah Desa Menurut Penggunaan
N
o.
Jenis Tanah Luas Persentase
1 Perkantoran 0,140 Ha 0,05 %
2 Tanah Wakaf 3,250 Ha 1,14 %
3 Tanah Sawah 132,841 Ha 63,12 %
4 Tanah Kering
1. Pekarangan/permukiman
2. Tegalan
116,385
Ha122,339 Ha
26,40 %4,32 %
5 Tanah yang belum dikelola
1. Hutan
24,700 Ha 8,65 %
Sumber : Data Monografie Desa Tanggalrejo
Dari data tersebut dapat dilihat penggunaan lahan dimanfaatkan untuk
lahan persawahan sebesar 132,841 Ha.
Penggunaan Tanah Desa
Penggunaan tanah di Desa Tanggalrejo umumnya digunakan sebagai
lahan pertanian sebesar 132,841 Ha (63,12%) dan permukiman sebesar 116,385
Ha (26,40%), selain itu juga digunakan sebagai tegalan, pemakaman, dan
berbagai sarana yaitu sarana perdagangan dan jasa, dan sarana olahraga. Tanah
di Desa Tanggalrejo juga dimanfaatkan oleh warga untuk membuat batu bata
(2,14%).
Kepemilikan Lahan
Status kepemilikan lahan di Desa Tanggalrejo yang pergunakan untuk
permukiman dan persawahan/ tegalan terbagi menjadi dua, yaitu milik pribadi/
perorangan dan milik pemerintah, khususnya dinas perhutani. Lahan yang
digunakan sebagai lahan permukiman semuanya adalah milik pribadi/
perorangan, sedangkan untuk lahan yang digunakan untuk sawah dan atau
tegalan, sebagian adalah milik perhutani. Lahan milik perhutani berupa hutan
sosial (8,65%) yang di pinjamkan kepada warga desa untuk dikelola menjadi
tegalan, agar dapat menunjang perekonomian warga desa. Peminjaman lahan
tersebut tidak di tulis dalam suatu surat perjanjian, hanya berdasarkan
12
kesepakatan dengan warga. Peminjaman tersebut diperbolehkan dengan syarat
lahan tersebut tetap ditanami pohon. Tidak semua hutan sosial digunakan
sebagai tegalan atau tegalan alas, ada juga hutan sosial yang tetap berfungsi
sebagai hutan sosial (5,71%) dari jumlah keseluruhan hutan sosial 24,700 Ha
(8,65%) dan lebih menjadi batas wilayah Desa Tanggalrejo
Lahan Terbangun
Permukiman
Permukiman yang dikaji di Desa Tanggalrejo adalah pola permukiman,
tipologi, dan jenis permukiman disana. Luas lahan yang digunakan sebagai lahan
permukiaman sebesar 116,385 Ha (26,40%). Pola permukiman yang terdapat di
Desa tersebut termasuk pola permukiman Dotted, karena permukimannya
mengelompok di tiap dusun, dimana antar satu dusun dengan dusun yang lain
dipisahkan oleh sawah atau tegalan dan jarak antara permukiman dan lahan
persawahan cukup jauh. Sebagian besar permukiman berpusat di Dusun
Kalibening, disamping dusun tersebut merupakan dusun terbesar di Desa
Tanggalrejo. Dusun Kalibening juga merupakan dusun dengan sarana
pendidikan terlengkap dari dusun lainnya dari jenjang dasar (TK/RA) sampai
jenjang atas (MA), bahkan disana juga terdapat 1 pondok pesantren yang
bernama Ponpes Babussalam. Sedangkan tipologinya rata-rata sedang dan
termasuk dalam jenis permanen, hanya sebagian kecil yang semi permanen,
sekitar 9 rumah yang masih semi permanen di Desa Tanggalrejo. Tipologi
rumah di Desa Tanggalrejo dikatakan kecil apabila luas bangunannya berkisar
antara 24 m2 sampai 35 m2, untuk tipologi rumah sedang antara 36 m2 sampai 59
m2 , sedangkan untuk tipologi rumah besar berkisar antara 60 m2 keatas. Di Desa
Tanggalrejo tidak terdapat rumah yang sangat kecil <24 m2 ataupun sangat besar
berkisar >60 m2, rata-rata rumah di desa tersebut antara 30-60 m2.
Tak Terbangun
Tak terbangun adalah lahan yang tidak dimanfaatkan dengan pendirian
bangunan. Di Kecamatan Mojoagung lahan tak terbangun berupa sawah,
pekarangan, tegalan, kebun, hutan, dan ruang terbuka hijau lainnya. Lahan tidak
terbangun di Desa Tanggalrejo adalah Sawah (63,12 %), Hutan (8,65 %) dan
Tegalan (4,32 %).
13
Tegalan
Selain sektor pertanian, sektor perkebunan juga cukup mendominasi
dalam memberikan masukan di sistem perekonomian Desa Tanggalrejo.
Masyarakat Desa Tanggalrejo biasa menyebut perkebunan tersebut dengan
Tegalan, karena tanahnya memiliki ketinggian yang lebih tinggi dibandingkan
dengan lahan permukiman dan persawahan disana, sekitar >90 diatas permukaan
laut. Sistem irigasi Tegalan tersebut sama dengan sistem irigasi persawahan,
yaitu dengan menggunakan sungai dan atau irigasi bergilir. Jenis tanahnyapun
sama dengan jenis tanah persawahan, yang membedakan antara Tegalan dan
Persawahan adalah jenis tanaman yang ditanam. Komoditas yang ditanam di
Tegalan antara lain, jagung, kacang tanah, ubi jalar, pisang, singkong, cabai, dan
tebu. Tanaman jagung selain menjadi komoditas hasil sektor pertanian, juga
hasil sektor Tegalan. Lokasi Tegalan tersebut terletak di perbatasan desa dengan
desa lain, dan merupakan hutan sosial dengan luas 24,700 Ha (8,65%) dari luas
wilayah keseluruhan 285,575 Ha. Hutan sosial yang merupakan tanah milik
perhutani, di pinjamkan kepada masyarakat untuk di kelolah menjadi tegalan
agar dapat membantu menambah penghasilan warga desa. Sistem peminjaman
tersebut dilakukan tanpa menggunakan surat perjanjian, hanya melalui
kesepakan bersama dan diperbolehkan dengan syarat tetap menjaga kelestarian
hutan dengan tidak menebang atau merusak pohon yang ada di hutan.
Untuk memanen hasil perkebunan dilakukan 3 bulan sekali sesuai
dengan musim panen masing-masing komoditas. Sistem bercocok tanam
dilakukan dengan sistem tumpang sari. Sistem tumpang sari adalah sistem
penanaman yang dilakukan dengan menanam berbagai jenis tanaman pada setiap
lahannya, sehingga dalam satu lahan tidak terdapat satu jenis tanaman melainkan
beberapa jenis tanaman.
Pengelolan di tegalan tersebut dilakukan per petak dan bergilir oleh
warga desa Tanggalrejo. Yang dimaksud bergilir misalnya seorang telah
menanami satu petak lahan pada musim tanam pertama, setelah dia
mendapatkan hasil panennya dari musim pertama pada saat musim kedua diganti
orang lain yang mengelola lahan tersebut dan hasil panenya untuk dia yang
mengelola lahannya
14
Sawah
Selain perkebunan, sawah merupakan sektor yang ada di Desa
Tanggalrejo. Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan
tanahnya rata, dibatasi oleh pematang, dapat ditanami padi dan palawija /
tanaman pangan lainnya. Produksi hasil sawah yang paling banyak adalah padi,
kemudian terbanyak kedua adalah kedelai. Produksi kedelai di Desa Tanggalrejo
merupakan jumlah yang paling besar di kecamatan Mojoagung.
Tabel Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah
No Desa/Kelurahan Luas Panen
Bersih (Ha)
Produksi (Ton) Rata-rata
Produksi
(Kw/Ha)
1 Kedunglumpang 383 2.523,40 65,89
2 Dukuh Mojo 261 1.723,60 66,04
3 Karangwinongan 187 1.233,80 65,98
4 Kademangan 67 440,20 65,70
5 Janti 92 607,60 66,04
6 Tejo 464 3.062,80 66,01
7 Gambiran 63 415,40 65,94
8 Kauman 43 285,20 66,33
9 Mojotrisno 63 415,40 65,94
10 Tanggalrejo 378 2.492,40 65,94
11 Dukuhdimoro 136 299,00 21,99
12 Miagan 103 682,00 66,21
13 Mancilan 129 849,40 65,84
14 Betek 194 1.277,20 65,84
15 Karobelah 70 465,00 66,43
16 Murukan 63 415,40 65,94
17 Johowinong 164 1.085,00 66,16
18 Seketi 14 93,00 66,43
15
Jumlah 2.874,00 18.365,80 63,59
Sumber : Kecamatan Mojoagung dalam Angka
Tabel Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Kacang Kedelai
No Desa/Kelurahan Luas Panen
Bersih (Ha)
Produksi (Ton) Rata-rata
Produksi (Kw/Ha)
1 Kedunglumpang 16 32,00 20,00
2 Dukuh Mojo 17 35,20 20,71
3 Karangwinongan 17 35,20 20,71
4 Kademangan 19 38,40 20,21
5 Janti 16 32,00 20,00
6 Tejo 12 24,00 20,00
7 Gambiran 13 27,20 20,92
8 Kauman 10 20,20 20,20
9 Mojotrisno 25 51,20 20,48
10 Tanggalrejo 33 67,20 20,36
11 Dukuhdimoro 4 8,00 20,00
12 Miagan 4 8,00 20,00
13 Mancilan 5 11,20 22,40
14 Betek 9 19,20 21,33
15 Karobelah 9 19,20 21,33
16 Murukan 3 6,40 21,33
17 Johowinong 4 8,00 20,00
18 Seketi – – –
Jumlah 216 443 19,44
Sumber :Kecamatan Mojoagung dalam Angka
Hutan
Desa Tanggalrejo memiliki satu hutan yang terletak diperbatasan desa
tanggalrejo dengan desa Kedunglumpang. Hutan ini juga menjadi tanda
perbatasan antara desa tanggalrejo dengan kedunglumpang. Hutan tersebut
merupakan hutan sosial milik Dinas Perhutani, tetapi diserahkan sepenuhnya
16
untuk digunakan oleh warga desa Tanggalrejo, dan juga tidak dimiliki oleh
hanya satu dusun tetapi oleh semua dusun yang ada di desa Tanggalrejo. Hutan
tersebut terdapat di Dusun Kalibening, Dusun Semen, dan Dusun Mojoranu.
Sebagian hutan yang digunakan sebagai tegalan biasa di sebut warga
dengan tegalan alas (2,94 %) dari luas hutan keseluruhan 24,700 Ha (8,65 %).
Hutan sosial yang digunakan sebagai tegalan dapat digunakan oleh warga desa
untuk ditanami komoditas-komoditas seperti jagung, kacang tanah, cabai,
singkong, ubi jalar, dan pisang, sehingga dapat menambah masukan
perekonomian warga desa.
B. Sektor potensial yang dimiliki Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung
Kabupaten Jombang
Pertanian merupakan sektor yang menjadi komoditas unggulan Desa
Tanggalrejo, hal ini dikarenakan mayoritas warga Desa Tanggalrejo berprofesi
sebagai petani dan ditunjang dengan lahan untuk sawah yang sangat luas di Desa
Tanggalrejo yaitu sekitar 132,841 hektare. Sawah tersebut juga ditunjang dengan
saluran irigasi yang cukup baik yang membuat sawah-sawah Desa Tanggalrejo
tidak kesulitan dalam perolehan air.
Petani Desa Tanggalrejo sebagian besar menanam padi , kedelai, jagung
yang merupakan komoditas unggulan pada sektor pertanian, dengan padi yang
menjadi komoditas utama desa ini yaitu dengan hasil panen sebesar 5,60 ton per
tahunnya. Padi yang menjadi komoditas utama desa ini tidak lepas dari industri
PT. Pertani yang ada di Desa Tanggalrejo. Industri ini menyuplai kebutuhan
akan bibit-bibit padi tersebut, akan tetapi petani-petani tersebut dikontrak agar
nanti hasil panennya dijual kembali kepada PT. Pertani dengan harga yang sedikit
lebih mahal. Namun untuk yang tanaman kedelai juga mempunyai prestasi yang
tersendiri, yaitu pernah menjadi juara tingkat nasional dengan menjadi juara
bersama dengan perwakilan dari Propinsi Lampung.
17
Tabel Hasil Sektor Pertanian
Volume Pembanding Padi Jagung
Luas Lahan 132,841 Ha 27 Ha
Frekuensi panen 3 kali dalam 1 tahun 1-2 kali dalam setahun
Hasil Produksi 5,6 ton 183 ton
Sumber : Hasil Survei
Selain pertanian, peternakan juga menjadi komoditas yang mampu
menunjang perekonomian Desa Tanggalrejo. Menurut jumlah penduduk
berdasarkan sektor peternakan, jenis peternakan yang banyak dijumpai berupa
ternak sapi, kambing, dan bebek. Berikut ini merupakan tabel dari sektor
peternakan yang terdapat di Desa Tanggalrejo :
Tabel Hasil Sektor Peternakan
N
o
Jenis Hewan Jumlah (dalam
ekor)
1 Ayam kampung 3927
2 Ayam ras 1500
3 Itik 389
4 Kambing 126
5 Domba 112
6 Sapi perah 4
7 Sapi biasa 127
8 Kerbau 31
Sumber : Hasil Survei
Terlihat dalam tabel bahwa jumlah hewan ternak yang dibudidayakan
memiliki jumlah yang cukup banyak. Hal tersebut dikarenakan sektor
peternakan di Desa Tanggalrejo banyak yang dimanfaatkan oleh masyarakat
desa sebagai pemenuhan kebutuhan hidup atau sebagai penunjang aktivitas
pertanian mereka dengan cara menggunakan kotoran hewan ternak sebagai
18
pupuk organik. Hewan ternak seperti sapi, kambing, kerbau dan domba tersebut
biasanya pembeliannya dengan cara konsumen membeli langsung dirumah
peternak. Hewan ternak seperti ayam, dan bebek biasanya memanfaatkan
telurnya untuk dijual langsung dipasar atau konsumen langsung membeli ke
rumah produsen.
Keterlibatan masyarakat dalam mengelola sekor potensial:
Petani melakukan perencanaan yang produktif dalam mendukung
pengembangan sektor pertanian di desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung
Kabupaten Jombang.
Partisipasi masyarakat petani dalam pembangunan bidang pertanian khususnya
untuk meningkatkan bidang melalui sebuah pemberian kesempatan
berpartisipasi. Wujud dari kesempatan berpartisipasi tersebut berupa
keberadaan petani yang mempunyai waktu untuk mengelola pertanian.
C. Sarana prasarana dan infrastruktur yang ada di Desa Tanggalrejo
Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang
1. Karakteristik Sarana
Sarana permukiman yang terdapat di Desa Tanggalrejo meliputi sarana
pendidikan, sarana kesehatan, sarana pemerintahan dan perkantoran, sarana
peribadatan, sarana keamanan, serta sarana olahraga dan ruang terbuka hijau.
Tabel Karakteristik Sarana
Sarana Jumlah Jenis
Sarana pendidikan 15 PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, Sekolah tinggi
Sarana kesehatan 2 Posyandu dan puskesdes
Sarana pemerintahan dan
perkantoran
3 Balai RW, Balai desa, dan Kantor desa
Sarana peribadatan 32 Masjid dan Mushola
Sarana keamanan 6 Poskamling
Sarana RTH dan olahraga 6 Makam dan lapangan sepakbola
19
Sarana perdagangan dan
jasa
135 Warung, toko, dan jasa lainya
Sumber : Hasil Survei
Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Tanggalrejo dapat dikatakan
lengkap, karena terdiri dari semua jenjang pendidikan, mulai dari jenjang awal
(PAUD) hingga jenjang atas (Sekolah Tinggi). Lembaga pendidikan terbagi
menjadi dua, yaitu lembaga pendidika formal dan lembaga pedidikan non formal
berupa 2 unit pondok pesantren. Berikut adalah detail jumlah sarana pendidikan
tiap jenjang:
Tabel Jumlah Sarana Pendidika Desa Tanggalrejo Tahun 2011
No
.
Jenjang Sarana
Pendidikan
Jumlah
1. PAUD 2
2. TK/ RA 4
3. SD/ MI 3
4. SMP/ MTs 2
5. SMA/ MA 1
6. Sekolah Tinggi (STAI) 1
Sumber : Hasil Survei
Dari tabel diatas dapat diketahui jenis sarana pendidikan yang paling
banyak adalah sarana pendidikan jenjang TK/ RA yang berjumlah 4 unit. TK/
RA tertersebut tersebar di tiap dusun di Desa Tanggalrejo. Hanya ada satu TK di
Desa Tanggalrejo yakni terletak di Dusun Mojoranu bernama TK PKK, tersebut
merupakan waqaf dari mantan kepala Dusun Mojoranu. Selain itu berupa RA
yang terletak di Dusun Kalibening bernama RA Muslimat Babussalam, di Dusun
Jonggrang bernama RA Kusuma Mulia, dan di Dusun Semen yang bernama RA
Porwanida.
Untuk jenjang sekolah dasar, terdapat 3 unit yang terdapat di Dusun
Kalibening, Jonggrang, dan Tanggalrejo. Dari tiga unit sekolah dasar tersebut,
20
hanya satu yang berupa sekolah negeri yakni SDN Tanggalrejo yang terdapat di
Dusun Tanggalrejo.
Dusun yang memiliki sarana pendidikan paling lengkap adalah dusun
Kalibening. Dusun Kalibening merupakan kawasan pondok pesantren (ponpes)
yang berrnama Pondok Pesantren Babussalam, sehingga sarana pendidikan yang
ada disana lengkap dari jenjang PAUD sampai Sekolah Tinggi/ STAI. Di Dusun
Jonggrang terdapat sarana pendidikan dari jenjang PAUD sampai SMA/ MA.
Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang terdapat di Desa Tanggalrejo berupa Pusat
Kesehatan Desa (Puskesdes) di Dusun Kalibening dan Pos Layanan Terpadu
(Posyandu) di setiap dusun terletak di rumah Kepala Dusun masing-masing.
Posyandu tersebut terbagi menjadi posyandu bayi dan posyandu lansia,
posyandu bayi tersebar di stiap dusun, sedangkan posyandu lansia terdapat di
Dusun Semen, Pos Gizi terletak di Dusun Kalibening di rumahnya Kepala Desa.
Tabel Sarana Kesehatan
No. Sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesdes 1
2 Posyandu 6
Sumber : Hasil Survei
Sarana Pemerintahan
Di Desa Tanggalrejo sarana pemerintahan desa nya seluas 0,14 hektare,
yaitu berupa kantor balai desa dan balai RW. Kantor Balai Desa Desa
Tanggalrejo terletak di Dusun Tanggalrejo, sedangkan Balai RW terletak di
Dusun Sonokerep. Namun untuk Balai Desa Tanggalrejo sekarang dalam tahap
renovasi, karena pada tahun kemarin Balai Desa Tanggalrejo rusak dikarenakan
terkena bencana puting beliung.
21
Sarana Peribadatan
Penduduk Desa Tanggalrejo mayoritas adalah beragama islam (99 %),
sehingga sarana peribadatan yang ada hanyalah masjid sebanyak 6 buah yang
ada di setiap masing-masing dusun dan musholah sebanyak 26 buah yang
tersebar di semua dusun.
Sarana Keamanan
Sarana keamanan yang terdapat di Desa Tanggalrejo terbilang cukup
memadai, pos satpam terdapat di depan gapura pintu masuk desa dan akses
keluar desa. Pos satpam yang ada berjumlah 6, masing-masing terletak di Dusun
Tanggalrejo, Dusun Sonokerep, Dusun Bendorangkang, Dusun Semen,
Mojoranu, dan Dusun Kalibening. Kekurangan dari sarana keamanan di wilayah
Desa Tanggalrejo adalah kurang banyaknya pos satpam yang tersedia, hal ini
menyebabkan kurang efektifnya penjagaan keamanan sekitar, sehingga tidak
cukup aman dan dapat berpotensi timbulnya tindak kejahatan, salah satu contoh
adalah kasus ditemukannya pemuda-pemuda yang sedang minum minuman
keras di salah satu dusun. Meskipun ternyata pemuda-pemuda tersebut adalah
bukan pemuda Desa Tanggalrejo. Terkadang pada malam hari, pos satpam
beralih fungsi menjadi tempat berjualan makanan dan minuman, hal tersebut
membuat pos keamanan tidak berfungsi dengan semestinya.
Sarana Olahraga
Sarana olahraga yang ada di Desa Tanggalrejo berupa lapangan olahraga
sebanyak dua unit, masing-masing terletak di Dusun Mojoranu dan Dusun
Tanggalrejo.
Makam
Di desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung memiliki 3 sarana
Pemakaman yang terdapat di 3 dusun. Yaitu Dusun Tanggalrejo, Dusun Semen,
dan Dusun Kalibening. Namun sarana pemakaman yang terdapat di Dusun
Kalibening relatif dekat dengan sarana pemakaman yang terdapat di Dusun
Mojoranu. Sarana pemakaman yang terdapat di Dusun Tanggalrejo relatif dekat
22
dengan sarana pemakaman yang terdapat di Dusun Bendorangkang. Dan sarana
pemakaman yang terdapat di Dusun Semen relatif dekat dengan sarana
pemakaman yang terdapat di Dusun Sonokerep.
Sarana Perdagangan dan Jasa
Sarana perdagangan yang ada di Desa Tanggalrejo berupa toko,
warung,dan kios. Untuk sarana jasa terdapat jasa tukang pijat. Jumlah sarana
perdagangan dan jasa yang terdapat di Desa Tanggalrejo adalah 135 unit yang
tersebar di setiap dusun. Untuk Dusun Bendorangkang atau Dusun Jonggrong
jumlah sarana perdagangan dan jasa adalah 35 unit, untuk Dusun Tanggalrejo
jumlah sarana perdagangan dan jasa adalah 7 unit, Dusun Sonokerep jumlah
sarana perdagangan dan jasa adalah 4 unit, Dusun Semen jumah sarana
perdagangan dan jasa adalah 34 unit, Dusun Mojoranu jumlah sarana
perdagangan dan jasa adalah 10 unit, dan Dusun Kalibening jumlah sarana
perdagangan dan jasa adalah 45 unit.
Sarana perdagangan yang terdapat di Desa Tanggalrejo lebih didominasi
oleh toko kecil yang merupakan usaha rumahan atau perorangan, sedangankan
sisanya adalah warung-warung dengan skala yang kecil.
Industri
Di Desa Tanggalrejo terdapat beberapa industri mapun home-
industry (industri rumah tangga), salah satu contoh industri yang ada di Desa
Tanggalrejo adalah PT. Pertani, yaitu industri yang bergerak pada sektor
pertanian khususnya untuk padi dan terletak di Dusun Bendorangkan. Industri
ini berperan sebagai supplier bibit padi dan juga sebagai tempat pemasaran hasil
panen padi. Sedangkan untuk home-industry-nya seperti pengerajin batu bata
terletak di Dusun Bendorangkang, home-industry sepatu di Dusun Semen, home-
industry minuman sinom. Dari sumber daya alam yang ada di Desa Tanggalrejo
dapat disimpulakan bahwa Dusun yang berpotensi untuk pengembangan di
sektor industri adalah Bendorangkang. Tanah yang subur dan banyak, selain
cocok untuk pertanian juga cocok untuk di manfaankan sebagai bahan
baku home industry batu bata, kemudian hasil sektor pertanian PT Pertani.
23
2. Karakteristik Prasarana
Karakteristik Jaringan Jalan
Jenis jalan yang ada di Desa Tanggalrejo hanya jalan Lingkungan, Jalan
Lingkungan 1, dan Lokal Primer. Jalan lingkungan terdapat di setiap dusun di
Desa Tanggalrejo karena merupakan jalan dengan lebar 4 meter yang ada dalam
satuan permukiman. Kondisi perkerasan jalan lingkungan di Desa Tanggalrejo
terbagi dalam kategori baik, sedang, dan buruk. Jalan lingkungan dikatakan baik
apabila kondisi perkerasannya aspal dan tidak berlubang, terdapat di Dusun
Bendorangkang dan Dusun Tanggalrejo. Jalan lingkungan dikatakan sedang
apabila kondisi perkerasannya aspal tetapi sedikit berlubang, terdapat di Dusun
Sonokerep dan Dusun Semen. Dan jalan lingkungan yang buruk apabila kondisi
perkerasannya aspal dan atau tidak aspal (makadam), serta banyak berlubang,
terdapat di Dususn Mojoranu. Dusun Kalibening dan Dusun Semen.
Jenis jalan Lingkungan 1 merupakan jalan yang menghubungkan pusat
permukiman dengan pusat lingkungan dengan lebar 1,5-2,5 meter, terdapat di
semua dusun Desa Tanggalrejo kecuali Dusun Tanggalrejo. Kondisi jalan
lingkungan 1 terbagi dalam kategori baik dan buruk. Jalan lingkungan 1
dikatakan baik apabila jalannya tidak berlubang dan memiliki perkerasan, rata-
rata perkerasan yang digunakan adalah paving, terdapat di Dusun Sonokerep,
Dusun Semen, dan Dusun Kalibening. Jalan lingkungan 1 dikatakan buruk
apabila jalannya berlubang dan perkerasannya menggunakan paving ataupun
tidak paving.
Jenis jalan Lokal Primer hanya terdapat di Dusun Kalibening yang
merupakan jalan Poros. Jalan tersebut memiliki lebar 4 meter yang
menghubungkan Desa Tanggalrejo dengan Desa Kedunglumpang dan Desa
Tanggalrejo dengan Desa Dukuhmojo, jalan poros tersebut kelola oleh Dinas
Perhubungan. Kondisi jalan tersebut tergolong rusak karena sepanjang jalannya
berlubang.
Karakteristik Jaringan Air
Sumber air bersih di Desa Tanggalrejo diperoleh dari sumur. Sumur-
sumur tersebut dimiliki ±900 unit warga desa Tanggalrejo dan umumnya
24
terdapat di belakang rumah masing-masing warga. Setiap warga penduduk
menggunakan sumber air tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
seperti memasak, mandi, mencuci, dan minum. Cara pengambilan air tersebut
menggunakan pompa, disamping itu mereka juga menggunakan timba air,
dengan memanfaatkan gaya gravitasi, untuk berjaga-jaga jika listrik padam atau
pompa rusak. Proses ini dilakukan secara individu oleh masing-masing warga
Desa Tanggalrejo. Karena dilakukan secara individual tersebut, maka muncul
permasalah terkait kepemilikan sumber air, yakni ketidak merataan penyediaan
sumber air.
Walaupun sebagian besar warga memilik sumur sendiri, tetapi tidak
semua memiliki pompa air, dan sebagian kecil warga yang tidak memiliki sumur
sendiri, sebagian mengkonsumsi air bersih dari sumur tetangga dan berbagi
saluran pompa air dari sumur tetangga dan menggunakan sumur bersama atau
bahkan mengambil dari sungai. Tetapi untuk mengambil air bersih dari sungai
itu sangat jarang, karena sebagian besar sumber air dari sungai hanya digunakan
untuk irigasi atau mengairi sawah. Kondisi kualitas air sumur tersebut berubah
sesuai musim. Pada musim kemarau debit air sumur berkurang, sedangkan pada
musim hujan debit airnya bertambah. Air sumur di Desa Tanggalrejo tidak
berbau maupun berwarna, baik pada musim kemarau maupun pada musim
penghujan.
Selain itu terkadang sumur juga digunakan oleh petani untuk mengairi
sawahnya, ketika sungai sedang kering. Sumur tersebut digali di dekat lahan
persawahan dan digali kira-kira sedalam 1 meter sampai 2 meter dari permukaan
tanah.
Karakteristik Jaringan Drainase
Kondisi saluran drainase Desa Tanggalrejo kurang baik disebabkan
kurangnya drainase pada ruas-ruas jalan desa. Hal itu mengakibatkan air hujan
menggenang pada beberapa jalan di desa ketika hujan turun. Sebagian drainase
menggunakan drainase dengan perkerasan tanah. Sedangkan daerah permukiman
penduduk yang berada dekat dengan sungai, lebih memilih menggunakan
drainase alami atau langsung ke sungai. Adapun kondisi drainase alami yang ada
25
di Desa Tanggalrejo tergolong baik karena memiliki lebar antara 4-5 meter,
sehingga ketika musim hujan air dapat tertampung dengan baik dan tidak
menyebabkan banjir.
Karakteristik Jaringan Listrik
Desa Tanggalrejo mulai mendapat aliran listrik dari Perusahaan Listrik
Negara (PLN) sejak tahun 1970-an, namun hingga saat ini semua kebutuhan
listrik warga Desa Tanggalrejo belum terpenuhi semua, karena masih hingga
saat ini hanya sekitar 90% rumah warga desa yang sudah teraliri jaringan listrik.
dan masih ada sekitar 10% lagi rumah warga belum terpenuhi akan kebutuhan
aliran listrik dari PLN. Pada umumnya warga dengan daya listrik sebesar 450
Watt harus membayar Rp. 35.000,- per bulan, sedangkan dengan daya listrik
paling besar yang digunakan di desa tersebut sebesar 1300 Watt harus
membayar sekitar Rp. 100.000,- per bulan. Tetapi masih ada sekitar 10% lagi
rumah warga belum terpenuhi akan kebutuhan aliran listrik dari PLN. Hal ini
dikarenakan sebagian warga tersebut terhalang biaya dalam pemasangan
jaringan listrik, untuk memasang jaringan listrik warga harus membayar minimal
Rp. 2.500.000,- selain itu 10% dari rumah warga yang belum teraliri jaringan
listrik tersebut termasuk warga yang ada di daftar tunggu PLN.
Karakteristik Sanitasi
Di Desa Tanggalrejo, saluran sanitasinya sudah cukup memadai. Saluran
sanitasi telah terfasilitasi dengan adanya penggunaan septic tank pada setiap
rumah warga. Persentasi penggunaaan septic tank pada Desa Tanggalrejo adalah
95%.
Karakteristik Sampah
Pengolahan persampahan, di Desa Tanggalrejo tidak terdapat tempat
pembuangan akhir (TPA) maupun tempat pembuangan sementara (TPS), warga
Desa Tanggalrejo masih melakukannya secara tradisional, yaitu dengan cara
membakar dan mengubur sampah di belakang rumah masing-masing (85%), tapi
26
masih ada juga warga yang membuang sampah di sungai (15%), yang
mengakibatkan sungai yang ada di Desa Tanggalrejo menjadi tercemar.
Karakteristik Komunikasi
Alat komunikasi yang digunakan di Desa Tanggalrejo adalah telepon
kabel (7,1 %), telepon selular (87,7%), dan wartel/ telepon umum (0,2 %).
Persebaran alat telekomunikasi berupa telepon seluler sudah merata di setiap
dusunnya, dan alat telekomunikasi telepon kabel juga sudah tersebar merata di
setiap dusun meskipun tidak semua rumah menggunakan telepon kabel,
sedangkan wartel atau telepon umum hanya terdapat di Dusun Kalibening dan
Dusun Bendorangkang, masing-masing sebanyak 1 unit wartel.
Karakteristik Irigasi
Sistem pengairan atau irigasi di Desa Tanggalrejo menggunakan irigasi
teknis. Pengairan teknis berasal dari mata air sebuah candi dan sungai yang
berada di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Pengairan sawah bergilir
per dusun dua minggu sekali. Menurut petani setempat irigasi bergilir tersebut
sudah cukup memenuhi kebutuhan air untuk mengairi sawah. Kebutuhan
irigasinya meliputi mengairi sawah dan tegalan.
D. Kelembagaan masyarakat yang ada di Desa Tanggalrejo Kecamatan
Mojoagung Kabupaten Jombang
Desa Tanggalrejo memiliki beberapa lembaga masyarakat diantaranya:
Lembaga Ketahanan Masyarakatan Desa (LKMD), Badan Perwakilan Desa
(BPD), Karang Taruna, dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan lain-
lain.
1. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
LKMD merupakan lembaga masyarakat yang bersifat lokal di tingkat desa
dan secara organisatoris berdiri sendiri. LKMD berfungsi sebagai wadah dari
segala bentuk partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan. Pengurusnya
terdiri dari pemuka-pemuka masyarakat dan pemimpin-pemimpin lembaga-
lembaga yang ada di dalam masyarakat, baik desa maupun kelurahan. Struktur
27
organisasinya sebagai berikut; Ketua Umum yang dijabat oleh Kepala Desa,
Ketua I, Ketua II, Sekretaris, Bendahara dan anggota-anggota pengurus yang
lainnya. LKMD terbagi dalam sepuluh seksi, yakni:
Seksi Agama
Seksi Pembudayaan Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
Seksi Keamanan, Ketentuan dan Ketertiban
Seksi Pendidikan dan Penerangan
Seksi Lingkungan Hidup
Seksi Pembangunan, Perekonomian dan Koperasi
Seksi Kesehatan, Kependudukan dan Keluarga Berencana
Seksi Pemuda, Olahraga dan Kesehatan
Seksi Kesejahteraan Sosial
Seksi Pembinaan Keluarga Sejahtera (PKK)
Dalam melaksanakan tugas-tugas pokok tersebut LKMD memiliki
sejumlah fungsi, antara lain: sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam
merencanakan dan melaksakan pembangunan, menggali, dan menggerakkan
swadaya gotong royong masyarakat untuk pembangunan, meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan masyarakat, membina dan menggerakkan potensi
pemuda untuk pembangun, dan sebagainya.
2. Badan Perwakilan Desa (BPD)
BPD berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan
terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa. BPD berada di bawah pimpinan
otonom dan berada dalam kedudukan serta peran melakukan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Pemerintah Desa. Secara demikian BPD diharapkan dapat
mengantar masyarakat desa menjadi masyarakat yang lebih demokratis.
3. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
PKK adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah
dengan wanita sebagai motor penggerak untuk membangun keluarga sebagai unit
atau kelompok terkecil dalam masyarakat guna menumbuhkan, menghimpun,
28
mengarahkan dan membina keluarga guna mewujudkan keluarga sejahtera.
Kagiatan kelembagaan ini berkaitan erat dengan LKMD. Salah satu fungsi dan
program utama LKMD adalah meningkatkan peranan wanita dalam mewujudkan
keluarga sejahtera melalui PKK.
Tugas Tim Penggerak PPK antara lain menggerakkan dan membina
pelaksaan Program PKK, dan mengkoordinasikan gerakan masyarakat dari bawah
dalam pelaksanaan program PKK. Untuk melaksanakan dua tugas tersebut, Tim
Penggerak PKK mempunyai fungsi:
Merencanakan, melaksankan dan membina program PPK;
Menghimpun, menggerakkan dan membina potensi masyarakat khususnya
keluarga untuk terlaksananya program PKK;
Memberikan bimbingan, motivasi dan ptunjuk kepada penggerak PKK
setingkat di bawahnya;
Menyampaikan laporan tentang pelaksanaan tugas kepada Pembina PKK
pada tingkat yang sama dan kepada Tim Penggerak PKK setingkat lebih
atas.
Dalam kegiatannya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga itu, PKK
terkenal dengan 10 program pokoknya, yaitu:
Penghayatan dan pengamalan Pancasila
Gotong royong
Sandang
Pangan
Perumahan dan tata laksana rumah tangga
Pendidikan dan keterampilan
Kesehatan
Mengembangkan kehidupan berkoprasi
Kelestarian lingkungan hidup
Perencanaan sehat
4. Badan Usaha Unit Desa (BUUD) dan Koperasi Unit Desa (KUD)
Besarnya peranan dan arti BUUD/KUD berkait dengan fungsi dan
kontribusi dalam bidang pertanian. Sebagaimana diketahui, sektor pertanian
29
merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi masyarakat desa pada
umumnya. Maka lembaga atau badan apapun yang mengupayakan perkembangan,
kemajuan, maupun kelestarian usaha-usaha pertanian akan dengan sendirinya
memiliki peranan yang sangat penting. Berbagai upaya seperti peningkatan
produksi, penjagaan dan penyelamatan hasil-hasil produksi dari berbagai ancaman
yang merugukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dari hasil
pertanian tersebut adalah beberapa kegiatan yang tercakup dalam fungsi-fungsi
utama yang diemban BUUD/KUD.
5. Karang Taruna
Karang Taruna juga merupakan lembaga kemasyaratan yang berada di desa
Tanggalrejo. Tugas dari Karang Taruna di Desa Tanggalrejo adalah
menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi
generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan
potensi generasi muda di lingkungannya.
Sedangkan fungsi dari Karang Taruna adalah sebagai berikut:
penyelenggara usaha kesejahteraan sosial;
penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat;
penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di
lingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta
berkesinambungan;
penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi
muda di lingkungannya;
penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung
jawab sosial generasi muda;
penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,
kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
30
6. Permasalahan yang terjadi di Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung
Kabupaten Jombang
Di Desa Tanggalrejo terdapat beberapa masalah yang kami soroti,
diantaranya adalah:
Masalah ekonomi
Pada sektor pertanian permasalahan-permasalahan yang terjadi adalah
pertama karena prasarana yang kurang memadai, sebagai contoh adalah jalanan
yang rusak menyebabkan terhambatnya pendistribusian dari hasil pertanian dan
menyebabkan biaya transportasi menjadi tinggi. kedua adalah permasalahan
ketenagakerjaan. Menurunnya minat dari masyarakat Desa Tanggalrejo untuk
bekerja disektor pertanian. Hal ini diakibatkan oleh minimnya biaya yang
diperoleh sehingga banyak masyarakat desa yang berpindah ke sektor lain. Ketiga
adalah permasalahan yang diakibatkan oleh hama yang dapat mengganggu
pertumbuhan padi.
Masalah Kesehatan
Permasalahan pokok yang terjadi dibidang kesehatan adalah adanya satu
dukun beranak yang menyebabkan kematian jumlah bayi menjadi meningkat.
Adanya masyarakat yang lebih memilih dukun beranak daripada bidan adalah
karena adanya kepercayaan dan SDM yang rendah.
Masalah Sosial
Permasalahan sosial yang ada di Desa Tanggalrejo adalah pertama karena
kurangnya interaksi antar dusun yang disebabkan oleh jarak yang cukup jauh dari
dusun yang satu dengan dusun yang lainnya sehingga menimbulkan sifat
masyarakat desa yang individualis. Kedua, timbulnya kesenjangan sosial yang
diakibatkan oleh persaingan politik.
Masalah Pendidikan
Pemerintah telah menetapkan bahwa pendidikan yang harus ditekuni
adalah minimal 9 tahun. Namun permasalahan tersebut masih saja terjadi karena
masih banyak masyarakat yang tidak melanjutkan pendidikannya sampai 9 tahun
atau pada tingkat SMP. Hal tersebut terjadi terutama pada masyarakat yang
bertempat tinggal didesa.
31
Masalah pendidikan timbul karena semakin mahalnya biaya pendidikan
setiap tahunnya dan rendahnya pendapatan ekonomi yang diperoleh dari keluarga
tersebut sehingga kebayakan masyarakat desa memutuskan untuk tidak
melanjutkan pendidikannya ( sekolah ) dan lebih memilih bekerja untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Sehingga presentase jumlah dari
masyarakat yang tidak melanjutkan pendidikan semakin meningkat setiap
tahunnya.
Masalah Lingkungan
Permasalahan lingkungan yang sangat terlihat di Desa Tanggalrejo adalah
tidak adanya petugas pengambil sampah dan tidak adanya tempat pembuangan
sementara (TPS) bagi sampah masyarakat desa. Hal ini dikarenakan oleh
kurangnya kebijakan dari pemerintah sehingga sampah tersebut oleh masyarakat
ditimbun dibelakang rumahnya atau dibakar.
7. Pola pemukiman yang ada di Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung
Kabupaten Jombang
Bentuk dan pola pemukiman yang ada di Desa Tanggalrejo yaitu Pola
permukiman linier atau pola permukiman menjalur, dimana dalam pola ini
terbentuk di lokasi sepanjang jalur utama seperti jalan dan sungai, sehingga
perkembangan permukiman penduduknya menurut pola jalan yang ada
(memanjang atau sejajar dengan rentangan jalan raya yang menembus desa).
8. Regulasi/peraturan dari pemerintah untuk mendukung sektor potensial
Terdapat beberapa kebijakan pemerintah dalam usaha membangun sektor
pertanian, Kebijakan yang telah diambil pemerintah, dalam hal ini Departemen
Pertanian adalah menciptakan kondisi yang kondusif untuk mencapai swasembada
pangan. Kebijakan kebijakan yang diambil antara lain :
Memberikan bantuan benih kepada petani Benih merupakan input saprotan
yang mutlak diperlukan. Di sisi lain, ketersediaan benih khususnya benih padi
merupakan masalah klasik bagi petani. Untuk mengatasi masalah benih,
pemerintah, dalam hal ini Departemen Pertanian, telah memberikan bantuan
32
berupa benih kepada petani. Bantuan benih ini, diberikan melalui kelompok
tani dan gabungan kelompok tani
Menjamin ketersediaan pupuk
Meningkatkan pengamanan dari serangan OPT (Organisme Pengganggu
Tanaman)
Meningkatkan pendampingan dan penyuluhan
Meningkatkan kemitraan petani dengan BUMN
Mendorong harga pembelian gabah di atas harga pembelian pemerintah (HPP)
Mendorong peningkatan peran pemerintah daerah untuk meningkatkan kinerja
produksi tanaman pangan
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Desa Tanggalrejo merupakan salah satu desa dari 18 desa yang terdapat di
Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur. Luas
wilayah Desa Tanggalrejo adalah 285,575 ha. Jumlah penduduk total Desa
Tanggalrejo sebanyak 5.850 jiwa.
2. Pertanian merupakan sektor yang menjadi komoditas unggulan Desa
Tanggalrejo, hal ini dikarenakan mayoritas warga Desa Tanggalrejo berprofesi
sebagai petani dan ditunjang dengan lahan untuk sawah yang sangat luas di
Desa Tanggalrejo yaitu sekitar 132,841 hektare. Terdapat beberapa kebijakan
pemerintah dalam usaha membangun sektor pertanian, salah satunya dengan
dengan memberikan bantuan benih kepada petani.
3. Sarana permukiman yang terdapat di Desa Tanggalrejo meliputi sarana
pendidikan, sarana kesehatan, sarana pemerintahan dan perkantoran, sarana
peribadatan, sarana keamanan, serta sarana olahraga dan ruang terbuka hijau.
Desa Tanggalrejo memiliki beberapa lembaga masyarakat diantaranya:
Lembaga Ketahanan Masyarakatan Desa (LKMD), Badan Perwakilan Desa
(BPD), Karang Taruna, dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan
lain-lain.
4. Di Desa Tanggalrejo terdapat beberapa masalah, diantaranya adalah masalah
ekonomi, kesehatan, sosial, pendidikan dan lingkungan.
5. Bentuk dan pola pemukiman yang ada di Desa Tanggalrejo yaitu Pola
permukiman linier atau pola permukiman menjalur.
B. Saran
1. Dalam rangka mendukung dan memperlancar pelaksanaan program
pembangunan di desa hendaknya partisipasi masyarakat agar ditingkatkan
karena dengan melakukan pembangunan secara partisipatif dapat
memperlancar dan mempercepat proses pembangunan ditengah-tengah
masyarakat.
34
2. Kita sebagai Warga Negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari kita tidak
pernah terlepas dari peraturan perundang undangan yang mengatur baik
ditingkat Pusat, Provinsi, Daerah Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan bahkan
sampai dengan tingkat RT dan RW yang harus kita taati, karena semua itu
merupakan kebijakan dan kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.
3. Untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat, hendaknya perencanaan-
perencanaan program pembangunan yang akan dilaksanakan mengacu pada
peraturan perundang undangan dan tertib administrasi, sehingga perencanaan
tersebut memiliki bobot yang tinggi dan pada akhirnya kesejahteraan
masyarakat dapat terpenuhi.
35
DESA TANGGALREJO KECAMATAN MOJOAGUNG
KABUPATEN JOMBANG
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Ekonomi Perkotaan dan Perdesaan
yang dibina oleh Ibu Emma Yunika Puspasari, S.Pd
oleh
WAHYU KURNIANA 130432611401
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN
Desember 2015
36
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas akhir matakuliah Ekonomi Perkotaan dan Perdesaan.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi proposal agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin
masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Malang, 08 Desember 2015
Penyusun
37i
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar...............................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1. Latar Belakang.................................................................................1
2. Rumusan Masalah............................................................................3
3. Tujuan Masalah................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................4
1. Gambaran umum desa......................................................................4
2. Sektor potensial yang dimiliki........................................................17
3. Sarana prasarana dan infrastruktur...................................................19
4. Kelembagaan masyarakat.................................................................27
5. Permasalahan....................................................................................31
6. Pola pemukiman...............................................................................32
7. Regulasi/peraturan dari pemerintah.................................................32
BAB III PENUTUP.........................................................................................34
1. Kesimpulan......................................................................................34
2. Saran.................................................................................................34
38ii