desa tanggalrejo kecamatan mojoagung

58
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pergeseran paradigma sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke sistem desentralisasi memberikan implikasi terhadap perubahan system manajemen pembangunan daerah. Otonomi daerah merupakan suatu konsep yang menekankan pada aspek kemandirian daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 ayat c menyatakan bahwa desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah otonomdalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, mengandung konsekuensi-konsekuensi tertentu yang harus dipersiapkan oleh masing-masing daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi. Beberapa konsekuensi yang harus dipersiapkan oleh daerah antara lain : Pertama, kemampuan sumber daya manusia, khususnya Sumber Daya Manusia Aparatur Daerah yang harus memiliki keterampilan baik secara teknik maupun wawasan intelektual yang luas dan diharapkan dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan kreativitas dan daya inovasi yang tinggi. 1

Upload: wahyu-kurniana

Post on 11-Jul-2016

49 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

analisis pedesaan Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pergeseran paradigma sistem pemerintahan dari sistem sentralisasi ke

sistem desentralisasi memberikan implikasi terhadap perubahan system

manajemen pembangunan daerah. Otonomi daerah merupakan suatu konsep yang

menekankan pada aspek kemandirian daerah untuk mengatur dan mengurus

rumah tangganya sendiri. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 Pasal 1 ayat c menyatakan bahwa desentralisasi adalah

penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah

daerah otonomdalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pemberlakuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, mengandung

konsekuensi-konsekuensi tertentu yang harus dipersiapkan oleh masing-masing

daerah dalam rangka mendukung pelaksanaan otonomi. Beberapa konsekuensi

yang harus dipersiapkan oleh daerah antara lain : Pertama, kemampuan sumber

daya manusia, khususnya Sumber Daya Manusia Aparatur Daerah yang harus

memiliki keterampilan baik secara teknik maupun wawasan intelektual yang luas

dan diharapkan dapat mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai

dengan kreativitas dan daya inovasi yang tinggi.

Kedua, kemampuan sumber-sumber keuangan daerah untuk mengatur dan

mengurus rumah tangganya sendiri, karena selama ini sektor-sektor pembiayaan

pembangunan daerah pada umumnya masih sangat bergantung pada pemerintah

pusat. Namun dengan diberlakukannya otonomi daerah, maka pembiayaan

pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan daerah harus diusahakan oleh

pemerintah daerah otonom, sedangkan subsidi dari pemerintah pusat hanya

bersifat sebagai pelengkap, karenanya pemerintah daerah otonom harus mampu

menggali berbagai potensi sumber daya daerah sehingga dapat menopang

pembangunan dan penyelenggaraan pada daerah yang bersangkutan.

Ketiga, sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk memperlancar

pekerjaan, kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah, Keempat organisasi

dan manajemen faktor ini tidak kalah pentingnya dengan ketiga faktor tersebut

1

diatas karena penyelenggaraan pemerintahan daerah sangat ditentukan oleh

berjalannya fungsi-fungsi manajemen dalam menjalankan kegiatan pemerintahan.

Sedangkan Gunawan Sumodiningrat (1999:34), mengemukakan tiga hal penting

yang harus diperhatikan dalam proses pembangunan daerah yaitu (1) bentuk

kontribusi riil dari daerah yang di harapkan oleh pemerintah pusat dalam proses

pembangunan dasar, (2) aspirasi masyarakat daerah itu sendiri terutama yang

terefleksi pada prioritas pembangunan daerah, (3) keterkaitan antara daerah dalam

tata perekonomian makro dan politik.

Terkait dengan hal diatas, proses pembelajaran ulang demokrasi bagi desa

melalui UU No. 22/1999, yang dinilai menghidupkan kembali ruh demokrasi di

desa, ternyata tidak dapat berlangsung lama. Berlakunya UU No. 32/2004 yang

memundurkan demokrasi di desa menyebabkan ditutupnya kembali katup

demokrasi di desa. Berbagai pemaksaan proyek pusat, distorsi pemberian SLT,

penggusuran, dan sebagainya merupakan contoh aktual yang dapat ditunjukkan.

PP No. 72 /2005 tentang Desa ternyata di nilai lebih longgar dalam melakukan

desentralisasi kekuasaan terhadap desa. Pelaksanaan otonomi desa mendorong

pemerintah dan masyarakat desa untuk lebih mandiri dalam mengatur dan

mengurus rumah tangga desa, termasuk dalam hal ini adalah mengatur dan

mengurus Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa (APBDes), Pendapatan Asli

Desa (PADes) sebagai salah satu sumber anggaran penerimaan atau pendapatan

Desa memainkan peran yang sangat penting dalam pembangunan Desa, dan bagi

pelaksanaan otonomi Desa.

Pengurus lembaga kemasyarakatan dipilih secara musyawarah dari

anggota masyarakat yang mempunyai kemauan, kemampuan, dan kepedulian

dalam pemberdayaan masyarakat. Hubungan kerja antara lembaga

kemasyarakatan dengan Pemerintahan Desa bersaifat kemitraan, konsultatif dan

koordinatif. Peran Anggota Masyarakat Desa dalam Menyusun dan Melaksanakan

APBDes Peran anggota masyarakat desa dalam menyusun dan melaksanakan

APBDes di desa, menurut PP 72/2005, adalah sebagai berikut: (a) mengajukan

usul, saran, dan apirasi kepada kepala desa atau forum BPD (b) melaksanakan

pengawasan personal terhadap pelaksanaan APBDes (c) menumbuh kembangkan

2

semangat memanfaatkan, memelihara, dan mengembangkan hasil-hasil

pembangunan di desa.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana gambaran umum Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung

Kabupaten Jombang?

2. Bagaimana sektor potensial dan regulasi yang mendukung sektor potensial

tersebut di Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang?

3. Bagaimana sarana prasarana dan infrastruktur serta kelembagaan masyarakat

yang ada di Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang?

4. Bagaimana permasalahan yang terjadi di Desa Tanggalrejo Kecamatan

Mojoagung Kabupaten Jombang?

5. Bagaimana pola pemukiman yang ada di Desa Tanggalrejo Kecamatan

Mojoagung Kabupaten Jombang?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum Desa Tanggalrejo Kecamatan

Mojoagung Kabupaten Jombang

2. Untuk mengetahui bagaimana sektor potensial dan regulasi yang mendukung

sektor potensial tersebut di Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung

Kabupaten Jombang

3. Untuk mengetahui bagaimana sarana prasarana dan infrastruktur serta

kelembagaan masyarakat yang ada di Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung

Kabupaten Jombang

4. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan yang terjadi di Desa Tanggalrejo

Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang

5. Untuk mengetahui bagaimana pola pemukiman yang ada di Desa Tanggalrejo

Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung Kabupaten

Jombang

Gambaran umum wilayah merupakan suatu gambaran mengenai kondisi

fisik dasar di Desa Tanggalrejo, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang.

1. Karakteristik Fisik Dasar

Kondisi fisik dasar Desa Tanggalrejo mencakup empat aspek, yaitu

kondisi geografis, kondisi topografi, kondisi hidrologi, dan kondisi

iklim/klimatologi.

a. Geografis

Desa Tanggalrejo merupakan salah satu desa dari 18 desa yang terdapat

di Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur yang

memiliki 6 dusun yaitu:

Dusun Tanggalrejo

Dusun Semen

Dusun Sonokerep

Dusun Jonggrong atau Dusun Bendorongkang

Dusun Mojoranu

Dusun Kalibening

Secara administrasi Desa Tanggarejo berbatasan dengan:

Letak Desa/Daerah

Sebelah Utara Desa Dukuhdimoro Kecamatan Mojoagung

Sebelah Timur Desa Sentonorejo, Desa Pakis, dan Desa Trowulan

Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto

Sebelah Selatan Desa Kedunglumpang dan Desa Dukungmojo

Kecamatan Mojoagung

Sebelah Barat Mojotrisno Kecamatan Mojoagung

4

Luas wilayah Desa Tanggalrejo adalah 285,575 ha, yang terbagi menjadi

tanah permukiman 75.383  ha, tanah persawahan 180,259 ha dan hutan 29,933

ha.

b. Topografi

Kondisi topografi desa Tanggalrejo berupa dataran rendah dengan

ketinggian 90 meter diatas permukaan laut. Secara umum kondisi topografi desa

Tanggalrejo mendapat pengaruh dari letusan material gunung Kelud yang

terbawa arus deras sungai Brantas dan Sungai Konto, sehingga jenis tanah di

Desa Tanggalrejo merupakan jenis tanah vulkanik yang subur. Hal itu sangat

menguntungkan desa mengingat sector yang dominan di desa tersebut adalah

sector pertanian, sehingga dapat berpotensi dalam pengembangan sector

pertanian disana.

c. Iklim/Klimatologi

Seperti halnya semua wilayah di Indonesia, Desa Tanggalrejo

Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang memiliki iklim tropis yakni sekitar

35º C, dimana setiap 6 bulan sekali terdapat musim kemarau dan 6 bulan sekali

ada musim penghujan, namun akhir-akhir ini pembagian waktu iklim tidak lagi

tepat, kebanyakan didominasi oleh musim kemarau yang lebih panjang

waktunya. Hal ini tentu saja menguntungkan penduduk Desa Tanggalrejo karena

mayoritas pekerjaan mereka adalah petani.

d. Hidrologi

Desa Tanggalrejo terletak kurang lebih pada ketinggian 90 meter dari

permukaan air laut mempunyai curah hujan yang cukup rendah, yaitu berkisar

antara 1750-2500 mm per tahun dengan jumlah curah hujan terbanyak 93 hari.

Desa Tanggalrejo tidak memiliki sumber mata air sendiri, satu-satunya sumber air

yang terdapat di Desa tersebut hanya sungai yang mengalir diantara Desa

Dukuhdimoro yakni sebelah utara Desa Tanggalrejo, sepanjang Desa Tanggalrejo,

dan Desa Kedunglumpang. Sungai tersebut digunakan warga untuk mengairi

sawah, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti minum,

5

memasak, mandi, dan mencuci, sebagian besar (±900 unit sumur) warga desa

menggunakan sumur yang menggunakan pompa.

2. Karakteristik Sosial

Masyarakat desa Tanggalrejo umumnya sama seperti ciri-ciri masyarakat

desa pada umumnya, yang mengutamakan kebersamaan dan gotong royong.

Namun karena jarak antar permukiman di Desa yang relatif jauh dipisahkan

dengan lahan persawahan, menyebabkan masyarakat Desa jarang melakukan

perkumpulan. Jika ada perkumpulan desa di Balai Desa, tidak semua warga dapat

menghadiri pertemuan, hanya sebagian yang menghadiri. Selain itu karena tingkat

pendidikan yang rendah menyebabkan pemikiran masyarakat desa sempit, kurang

bisa menerima adanya masukan berupa informasi dan pengetahuan baru. Ketika

ada pendatang, mereka cenderung menyambutnya dengan ramah. 

Keadaan/karakteristik Desa Tanggalrejo mencakup 2 aspek, yaitu

kependudukan dan struktur penduduk.

a) Kependudukan

Gambaran umum kependudukan adalah uraian yang menjelaskan kondisi

eksisting mengenai data kependudukan Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung

Kabupaten Jombang. Data yang disajikan berupa komposisi penduduk dan jumlah

penduduk berdasarkan survei sekunder yang telah dilakukan sebelumnya.

Jumlah Penduduk

Berdasarkan data kependudukan Desa Tanggalrejo, dapat diketahui bahwa

jumlah penduduk total Desa Tanggalrejo sebanyak 5.850 jiwa. Terdiri dari laki-

laki 2945 orang dan perempun 2905 orang. Jumlah Kepala Keluarga Desa

Tanggalrejo yaitu 1144 orang.

Tabel Jumlah Penduduk Meurut Jenis Kelamin

NoNama

Desa/Kelurahan

PendudukJumlah

KKLaki

-laki

Perempuan Jumlah

1 Tanggalrejo 2945 2905 5.850 1144

Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo

6

Data Kepadatan Penduduk

Tingkat kepadatan penduduk pada Desa Tanggalrejo dapat dilihat pada

tabel dibawah ini

Tabel  Tingkat Kepadatan Penduduk

No

.

Nama

Desa

Luas

Desa/Keluraha

n (Km2)

Kepadata

n

Penduduk

(Jiwa/

Km2)

1 Tanggalrejo 285.575 5.850

Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo

b) Struktur Penduduk

Tabel Komposisi penduduk menurut jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Penduduk (jiwa)

Laki-laki 3.229

Perempuan 3.387

Total 6.616

Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo

Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa penduduk Desa

Tanggalrejo banyak yang berjenis kelamin laki-laki dengan kisaran 3.229, dan

perempuan 3.387.

7

Tabel Tingkat Kepadatan Penduduk Menurut Kelompok Umur

Umur Jumlah Penduduk (jiwa)

0-17 2.815

18-30 1415

31-40 1078

41-50 678

51-60 451

61+ 179

Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo

Tabel Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk

TK 117

SD/MI 2027

SMP sedereajat 1376

SMA sederajat 2414

S1 86

S2 3

Lain-lain 593

Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo

Pemerintah telah menetapkan kebijakan minimal 9 tahun bagi

masyarakat Indonesia dalam menyelesaikan pendidikannya. Dari tabel yang

8

sudah dijelaskan diatas maka masyarakat Desa Tanggalrejo Kecamatan

Mojoagung Kabupaten Jombang dalam tingkat pendidikannya dapat dikatakan

baik karena mayoritas masyarakatnya telah menyelesaikan pendidikannya

sampai tingkat SMU.

Tabel Komposisi penduduk menurut mata pencaharian

No Jenis pekerjaan Jumlah (jiwa) Prosentase

1 Petani 1.671 25,25

2 Buruh tani 1.286

3 Pegawai Swasta 1.016

4 Pegawai Negeri 183

5 TNI/Polri 9

6 Sopir 54

7 Pensiunan 78

8 Pemulung 15

9 Wiraswasta 75

10 Lainnya 2.229

JUMLAH 6.616 100

Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo

Desa merupakan suatu daerah yang sebagian besar lahannya

diperuntukkan sebagai sawah maupun tegalan. Lahan yang diperuntukkan

sebagai permukiman hanya sebagian kecil dari luas lahan didesa. Sehingga

masyarakat desa mayoritas banyak yang bermata pencaharian agraris. Seperti

tabel 6.6 dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk Desa Tanggalrejo

menurut mata pecahariannya adalah sebagai petani.

Tabel Komposisi Penduduk Menurut Agama

No. Agama Jumlah (jiwa)

1. Islam 5848

2. Kristen 2

9

3. Katholik –

4. Hindu –

5. Budha –

6. Lainnya –

Total 5850

Sumber : Data monografi Desa Tanggalrejo

Kabupaten Jombang merupakan kabupaten yang dikenal sebagai daerah

yang memiliki banyak pondok pesantren dan mayoritas pendudukan memiliki

sifat yang religius. Beitupula Desa Tanggalrejo merupakan desa yang memiliki

nilai agama yang sangat kuat sehingga seperti tabel yang telah dijelaskan diatas

mayoritas dari penduduknya adalah beragama islam.

Tabel  Mobilitas Penduduk

Faktor Laki Perempuan Jumlah

Lahir 41 29 70

Mati 11 9 20

Datang 4 5 9

Pindah 19 15 34

Total 75 58 133

Sumber : Data Monografie Desa Tanggalrejo

10

Dari grafik diatas di ketahui bahwa tingat kelahiran lebih tinggi dari

kematian, hal ini membuktikan bahwa masih banyak warga desa tanggalrejo

tidak mengikuti Program Keluarga Berencana pemerintah atau KB,Seperti

yangkita ketahui bahwa program KB dari pemerintah Bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan warga Dari data di atas juga dapat di ketahui

jumlah warga yang pindah lebih banyak dari pada yang dating untuk menetap.

3. Karakteristik Fisik Binaan

Karakteristik binaan adalah suatu kondisi yang ditandai dengan dominasi

struktur buatan manusia.

Data Penggunaan Lahan Desa

Penggunaan lahan di Desa Tanggalrejo terdiri dari hutan, persawahan,

tegalan, tanah wakaf, pekarangan, perkantoran, dan pemukiman.

Luas wilayah desa Tanggalrejo menurut penggunaannya terdiri dari

(Monografi Desa/Kelurahan 2003):

11

Tabel Luas Wilayah Desa Menurut Penggunaan

N

o.

Jenis Tanah Luas Persentase

1 Perkantoran 0,140 Ha 0,05 %

2 Tanah Wakaf 3,250 Ha 1,14 %

3 Tanah Sawah 132,841 Ha 63,12 %

4 Tanah Kering

1. Pekarangan/permukiman

2. Tegalan

116,385

Ha122,339 Ha

26,40 %4,32 %

5 Tanah yang belum dikelola

1. Hutan

24,700 Ha 8,65 %

Sumber : Data Monografie Desa Tanggalrejo

Dari data tersebut dapat dilihat penggunaan lahan dimanfaatkan untuk

lahan persawahan sebesar 132,841 Ha.

Penggunaan Tanah Desa

Penggunaan tanah di Desa Tanggalrejo umumnya digunakan sebagai

lahan pertanian sebesar 132,841 Ha (63,12%) dan permukiman sebesar 116,385

Ha (26,40%), selain itu juga digunakan sebagai tegalan, pemakaman, dan

berbagai sarana yaitu sarana perdagangan dan jasa, dan sarana olahraga. Tanah

di Desa Tanggalrejo juga dimanfaatkan oleh warga untuk membuat batu bata

(2,14%).

Kepemilikan Lahan

Status kepemilikan lahan di Desa Tanggalrejo yang pergunakan untuk

permukiman dan persawahan/ tegalan terbagi menjadi dua, yaitu milik pribadi/

perorangan dan milik pemerintah, khususnya dinas perhutani. Lahan yang

digunakan sebagai lahan permukiman semuanya adalah milik pribadi/

perorangan, sedangkan untuk lahan yang digunakan untuk sawah dan atau

tegalan, sebagian adalah milik perhutani. Lahan milik perhutani berupa hutan

sosial (8,65%) yang di pinjamkan kepada warga desa untuk dikelola menjadi

tegalan, agar dapat menunjang perekonomian warga desa. Peminjaman lahan

tersebut tidak di tulis dalam suatu surat perjanjian, hanya berdasarkan

12

kesepakatan dengan warga. Peminjaman tersebut diperbolehkan dengan syarat

lahan tersebut tetap ditanami pohon. Tidak semua hutan sosial digunakan

sebagai tegalan atau tegalan alas, ada juga hutan sosial yang tetap berfungsi

sebagai hutan sosial (5,71%) dari jumlah keseluruhan hutan sosial 24,700 Ha

(8,65%) dan lebih menjadi batas wilayah Desa Tanggalrejo

Lahan Terbangun

Permukiman

Permukiman yang dikaji di Desa Tanggalrejo adalah pola permukiman,

tipologi, dan jenis permukiman disana. Luas lahan yang digunakan sebagai lahan

permukiaman sebesar 116,385 Ha (26,40%). Pola permukiman yang terdapat di

Desa tersebut termasuk pola permukiman Dotted, karena permukimannya

mengelompok di tiap dusun, dimana antar satu dusun dengan dusun yang lain

dipisahkan oleh sawah atau tegalan dan jarak antara permukiman dan lahan

persawahan cukup jauh. Sebagian besar permukiman berpusat di Dusun

Kalibening, disamping dusun tersebut merupakan dusun terbesar di Desa

Tanggalrejo. Dusun Kalibening juga merupakan dusun dengan sarana

pendidikan terlengkap dari dusun lainnya dari jenjang dasar (TK/RA) sampai

jenjang atas (MA), bahkan disana juga terdapat 1 pondok pesantren yang

bernama Ponpes Babussalam. Sedangkan tipologinya rata-rata sedang dan

termasuk dalam jenis permanen, hanya sebagian kecil yang semi permanen,

sekitar 9 rumah yang masih semi permanen di Desa Tanggalrejo. Tipologi

rumah di Desa Tanggalrejo dikatakan kecil apabila luas bangunannya berkisar

antara 24 m2 sampai 35 m2, untuk tipologi rumah sedang antara 36 m2 sampai 59

m2 , sedangkan untuk tipologi rumah besar berkisar antara 60 m2 keatas. Di Desa

Tanggalrejo tidak terdapat rumah yang sangat kecil <24 m2 ataupun sangat besar

berkisar >60 m2, rata-rata rumah di desa tersebut antara 30-60 m2.

Tak Terbangun

Tak terbangun adalah lahan yang tidak dimanfaatkan dengan pendirian

bangunan. Di Kecamatan Mojoagung lahan tak terbangun berupa sawah,

pekarangan, tegalan, kebun, hutan, dan ruang terbuka hijau lainnya. Lahan tidak

terbangun di Desa Tanggalrejo adalah Sawah (63,12 %), Hutan (8,65 %) dan

Tegalan (4,32 %).

13

Tegalan

Selain sektor pertanian, sektor perkebunan juga cukup mendominasi

dalam memberikan masukan di sistem perekonomian Desa Tanggalrejo.

Masyarakat Desa Tanggalrejo biasa menyebut perkebunan tersebut dengan

Tegalan, karena tanahnya memiliki ketinggian yang lebih tinggi dibandingkan

dengan lahan permukiman dan persawahan disana, sekitar >90 diatas permukaan

laut. Sistem irigasi Tegalan tersebut sama dengan sistem irigasi persawahan,

yaitu dengan menggunakan sungai dan atau irigasi bergilir. Jenis tanahnyapun

sama dengan jenis tanah persawahan, yang membedakan antara Tegalan dan

Persawahan adalah jenis tanaman yang ditanam. Komoditas yang ditanam di

Tegalan antara lain, jagung, kacang tanah, ubi jalar, pisang, singkong, cabai, dan

tebu. Tanaman jagung selain menjadi komoditas hasil sektor pertanian, juga

hasil sektor Tegalan. Lokasi Tegalan tersebut terletak di perbatasan desa dengan

desa lain, dan merupakan hutan sosial dengan luas 24,700 Ha (8,65%) dari luas

wilayah keseluruhan 285,575 Ha. Hutan sosial yang merupakan tanah milik

perhutani, di pinjamkan kepada masyarakat untuk di kelolah menjadi tegalan

agar dapat membantu menambah penghasilan warga desa. Sistem peminjaman

tersebut dilakukan tanpa menggunakan surat perjanjian, hanya melalui

kesepakan bersama dan diperbolehkan dengan syarat tetap menjaga kelestarian

hutan dengan tidak menebang atau merusak pohon yang ada di hutan.

Untuk memanen hasil perkebunan dilakukan 3 bulan sekali sesuai

dengan musim panen masing-masing komoditas. Sistem bercocok tanam

dilakukan dengan sistem tumpang sari. Sistem tumpang sari adalah sistem

penanaman yang dilakukan dengan menanam berbagai jenis tanaman pada setiap

lahannya, sehingga dalam satu lahan tidak terdapat satu jenis tanaman melainkan

beberapa jenis tanaman.

Pengelolan di tegalan tersebut dilakukan per petak dan bergilir oleh

warga desa Tanggalrejo. Yang dimaksud bergilir misalnya seorang telah

menanami satu petak lahan pada musim tanam pertama, setelah dia

mendapatkan hasil panennya dari musim pertama pada saat musim kedua diganti

orang lain  yang mengelola lahan tersebut dan hasil panenya untuk dia yang

mengelola lahannya

14

Sawah

Selain perkebunan, sawah merupakan sektor yang ada di Desa

Tanggalrejo. Sawah adalah lahan usahatani yang secara fisik permukaan

tanahnya rata, dibatasi oleh pematang, dapat ditanami padi dan palawija /

tanaman pangan lainnya. Produksi hasil sawah yang paling banyak adalah padi,

kemudian terbanyak kedua adalah kedelai. Produksi kedelai di Desa Tanggalrejo

merupakan jumlah yang paling besar di kecamatan Mojoagung.

Tabel Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah

No Desa/Kelurahan Luas Panen

Bersih (Ha)

Produksi (Ton) Rata-rata

Produksi

(Kw/Ha)

1 Kedunglumpang 383 2.523,40 65,89

2 Dukuh Mojo 261 1.723,60 66,04

3 Karangwinongan 187 1.233,80 65,98

4 Kademangan 67 440,20 65,70

5 Janti 92 607,60 66,04

6 Tejo 464 3.062,80 66,01

7 Gambiran 63 415,40 65,94

8 Kauman 43 285,20 66,33

9 Mojotrisno 63 415,40 65,94

10 Tanggalrejo 378 2.492,40 65,94

11 Dukuhdimoro 136 299,00 21,99

12 Miagan 103 682,00 66,21

13 Mancilan 129 849,40 65,84

14 Betek 194 1.277,20 65,84

15 Karobelah 70 465,00 66,43

16 Murukan 63 415,40 65,94

17 Johowinong 164 1.085,00 66,16

18 Seketi 14 93,00 66,43

15

Jumlah 2.874,00 18.365,80 63,59

Sumber : Kecamatan Mojoagung dalam Angka

Tabel Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Kacang Kedelai

No Desa/Kelurahan Luas Panen

Bersih (Ha)

Produksi (Ton) Rata-rata

Produksi (Kw/Ha)

1 Kedunglumpang 16 32,00 20,00

2 Dukuh Mojo 17 35,20 20,71

3 Karangwinongan 17 35,20 20,71

4 Kademangan 19 38,40 20,21

5 Janti 16 32,00 20,00

6 Tejo 12 24,00 20,00

7 Gambiran 13 27,20 20,92

8 Kauman 10 20,20 20,20

9 Mojotrisno 25 51,20 20,48

10 Tanggalrejo 33 67,20 20,36

11 Dukuhdimoro 4 8,00 20,00

12 Miagan 4 8,00 20,00

13 Mancilan 5 11,20 22,40

14 Betek 9 19,20 21,33

15 Karobelah 9 19,20 21,33

16 Murukan 3 6,40 21,33

17 Johowinong 4 8,00 20,00

18 Seketi – – –

Jumlah 216 443 19,44

Sumber :Kecamatan Mojoagung dalam Angka

Hutan

Desa Tanggalrejo memiliki satu hutan yang terletak diperbatasan desa

tanggalrejo dengan desa Kedunglumpang. Hutan ini juga menjadi tanda

perbatasan antara desa tanggalrejo dengan kedunglumpang. Hutan tersebut

merupakan hutan sosial milik Dinas Perhutani, tetapi diserahkan sepenuhnya

16

untuk digunakan oleh warga desa Tanggalrejo, dan juga tidak dimiliki oleh

hanya satu dusun tetapi oleh semua dusun yang ada di desa Tanggalrejo. Hutan

tersebut terdapat di Dusun Kalibening, Dusun Semen, dan Dusun Mojoranu.

Sebagian hutan yang digunakan sebagai tegalan biasa di sebut warga

dengan tegalan alas (2,94 %) dari luas hutan keseluruhan 24,700 Ha (8,65 %).

Hutan sosial yang digunakan sebagai tegalan dapat digunakan oleh warga desa

untuk ditanami komoditas-komoditas seperti jagung, kacang tanah, cabai,

singkong, ubi jalar, dan pisang, sehingga dapat menambah masukan

perekonomian warga desa.

B. Sektor potensial yang dimiliki Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung

Kabupaten Jombang

Pertanian merupakan sektor yang menjadi komoditas unggulan Desa

Tanggalrejo, hal ini dikarenakan mayoritas warga Desa Tanggalrejo berprofesi

sebagai petani dan ditunjang dengan lahan untuk sawah yang sangat luas di Desa

Tanggalrejo yaitu sekitar 132,841 hektare. Sawah tersebut juga ditunjang dengan

saluran irigasi yang cukup baik yang membuat sawah-sawah Desa Tanggalrejo

tidak kesulitan dalam perolehan air.

Petani Desa Tanggalrejo sebagian besar menanam padi , kedelai, jagung

yang merupakan komoditas unggulan pada sektor pertanian, dengan padi yang

menjadi komoditas utama desa ini yaitu dengan hasil panen sebesar 5,60 ton per

tahunnya. Padi yang menjadi komoditas utama desa ini tidak lepas dari industri

PT. Pertani yang ada di Desa Tanggalrejo. Industri ini   menyuplai kebutuhan

akan bibit-bibit padi tersebut, akan tetapi petani-petani tersebut dikontrak agar

nanti hasil panennya dijual kembali kepada PT. Pertani dengan harga yang sedikit

lebih mahal. Namun untuk yang tanaman kedelai juga mempunyai prestasi yang

tersendiri, yaitu pernah menjadi juara tingkat nasional dengan menjadi juara

bersama dengan perwakilan dari Propinsi Lampung.

17

Tabel Hasil Sektor Pertanian

Volume Pembanding Padi Jagung

Luas Lahan 132,841 Ha 27 Ha

Frekuensi panen 3 kali dalam 1 tahun 1-2 kali dalam setahun

Hasil Produksi 5,6 ton 183 ton

Sumber : Hasil Survei

Selain pertanian, peternakan juga menjadi komoditas yang mampu

menunjang perekonomian Desa Tanggalrejo.  Menurut jumlah penduduk

berdasarkan sektor peternakan, jenis peternakan yang banyak dijumpai berupa

ternak sapi, kambing, dan bebek. Berikut ini merupakan tabel dari sektor

peternakan yang terdapat di Desa Tanggalrejo :

Tabel  Hasil Sektor Peternakan

N

o

Jenis Hewan Jumlah (dalam

ekor)

1 Ayam kampung 3927

2 Ayam ras 1500

3 Itik 389

4 Kambing 126

5 Domba 112

6 Sapi perah 4

7 Sapi biasa 127

8 Kerbau 31

Sumber : Hasil Survei

Terlihat dalam tabel bahwa jumlah hewan ternak yang dibudidayakan

memiliki jumlah yang cukup banyak. Hal tersebut dikarenakan sektor

peternakan di Desa Tanggalrejo banyak yang dimanfaatkan oleh masyarakat

desa sebagai pemenuhan kebutuhan hidup atau sebagai penunjang aktivitas

pertanian mereka dengan cara menggunakan kotoran hewan ternak sebagai

18

pupuk organik. Hewan ternak seperti sapi, kambing, kerbau dan domba tersebut

biasanya pembeliannya dengan cara konsumen membeli langsung dirumah

peternak. Hewan ternak seperti ayam, dan bebek biasanya memanfaatkan

telurnya untuk dijual langsung dipasar atau konsumen langsung membeli ke

rumah produsen.

Keterlibatan masyarakat dalam mengelola sekor potensial:

Petani melakukan perencanaan yang produktif dalam mendukung

pengembangan sektor pertanian di desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung

Kabupaten Jombang.

Partisipasi masyarakat petani dalam pembangunan bidang pertanian khususnya

untuk meningkatkan bidang melalui sebuah pemberian kesempatan

berpartisipasi. Wujud dari kesempatan berpartisipasi tersebut berupa

keberadaan petani yang mempunyai waktu untuk mengelola pertanian.

C. Sarana prasarana dan infrastruktur yang ada di Desa Tanggalrejo

Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang

1. Karakteristik Sarana

Sarana permukiman yang terdapat di Desa Tanggalrejo meliputi sarana

pendidikan, sarana kesehatan, sarana pemerintahan dan perkantoran, sarana

peribadatan, sarana keamanan, serta sarana olahraga dan ruang terbuka hijau.

Tabel  Karakteristik Sarana

Sarana Jumlah Jenis

Sarana pendidikan 15 PAUD, TK/RA, SD/MI, SMP/MTs,

SMA/MA, Sekolah tinggi

Sarana kesehatan 2 Posyandu dan puskesdes

Sarana pemerintahan dan

perkantoran

3 Balai RW, Balai desa, dan Kantor desa

Sarana peribadatan 32 Masjid dan Mushola

Sarana keamanan 6 Poskamling

Sarana RTH dan olahraga 6 Makam dan lapangan sepakbola

19

Sarana perdagangan dan

jasa

135 Warung, toko, dan jasa lainya

Sumber : Hasil Survei

Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Tanggalrejo dapat dikatakan

lengkap, karena terdiri dari semua jenjang pendidikan, mulai dari jenjang awal

(PAUD) hingga jenjang atas (Sekolah Tinggi). Lembaga pendidikan terbagi

menjadi dua, yaitu lembaga pendidika formal dan lembaga pedidikan non formal

berupa 2 unit pondok pesantren. Berikut adalah detail jumlah sarana pendidikan

tiap jenjang:

Tabel Jumlah Sarana Pendidika Desa Tanggalrejo Tahun 2011

No

.

Jenjang Sarana

Pendidikan

Jumlah

1. PAUD 2

2. TK/ RA 4

3. SD/ MI 3

4. SMP/ MTs 2

5. SMA/ MA 1

6. Sekolah Tinggi (STAI) 1

Sumber : Hasil Survei

Dari tabel diatas dapat diketahui jenis sarana pendidikan yang paling

banyak adalah sarana pendidikan jenjang TK/ RA yang berjumlah 4 unit. TK/

RA tertersebut tersebar di tiap dusun di Desa Tanggalrejo. Hanya ada satu TK di

Desa Tanggalrejo yakni terletak di Dusun Mojoranu bernama TK PKK, tersebut

merupakan waqaf dari mantan kepala Dusun Mojoranu. Selain itu berupa RA

yang terletak di Dusun Kalibening bernama RA Muslimat Babussalam, di Dusun

Jonggrang bernama RA Kusuma Mulia, dan di Dusun Semen yang bernama RA

Porwanida.

Untuk jenjang sekolah dasar, terdapat 3 unit yang terdapat di Dusun

Kalibening, Jonggrang, dan Tanggalrejo. Dari tiga unit sekolah dasar tersebut,

20

hanya satu yang berupa sekolah negeri yakni SDN Tanggalrejo yang terdapat di

Dusun Tanggalrejo.

Dusun yang memiliki sarana pendidikan paling lengkap adalah dusun

Kalibening. Dusun Kalibening merupakan kawasan pondok pesantren (ponpes)

yang berrnama Pondok Pesantren Babussalam, sehingga sarana pendidikan yang

ada disana lengkap dari jenjang PAUD sampai Sekolah Tinggi/ STAI. Di Dusun

Jonggrang terdapat sarana pendidikan dari jenjang PAUD sampai SMA/ MA.

Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang terdapat di Desa Tanggalrejo berupa Pusat

Kesehatan Desa (Puskesdes) di Dusun Kalibening dan Pos Layanan Terpadu

(Posyandu) di setiap dusun terletak di rumah Kepala Dusun masing-masing.

Posyandu tersebut terbagi menjadi posyandu bayi dan posyandu lansia,

posyandu bayi tersebar di stiap dusun, sedangkan posyandu lansia terdapat di

Dusun Semen, Pos Gizi terletak di Dusun Kalibening di rumahnya Kepala Desa.

Tabel Sarana Kesehatan

No. Sarana Kesehatan Jumlah

1 Puskesdes 1

2 Posyandu 6

Sumber : Hasil Survei

Sarana Pemerintahan

Di Desa Tanggalrejo sarana pemerintahan desa nya seluas 0,14 hektare,

yaitu berupa kantor balai desa dan balai RW. Kantor Balai Desa Desa

Tanggalrejo terletak di Dusun Tanggalrejo, sedangkan Balai RW terletak di

Dusun Sonokerep. Namun untuk Balai Desa Tanggalrejo sekarang dalam tahap

renovasi, karena pada tahun kemarin Balai Desa Tanggalrejo rusak dikarenakan

terkena bencana puting beliung.

21

Sarana Peribadatan

Penduduk Desa Tanggalrejo mayoritas adalah beragama islam (99  %),

sehingga sarana peribadatan yang ada hanyalah masjid sebanyak 6 buah yang

ada di setiap masing-masing dusun dan musholah sebanyak 26 buah yang

tersebar di semua dusun.

Sarana Keamanan

Sarana keamanan yang terdapat di Desa Tanggalrejo terbilang cukup

memadai, pos satpam terdapat di depan gapura pintu masuk desa dan akses

keluar desa. Pos satpam yang ada berjumlah 6, masing-masing terletak di Dusun

Tanggalrejo, Dusun Sonokerep, Dusun Bendorangkang, Dusun Semen,

Mojoranu, dan Dusun Kalibening. Kekurangan dari sarana keamanan di wilayah

Desa Tanggalrejo adalah kurang banyaknya pos satpam yang tersedia, hal ini

menyebabkan kurang efektifnya penjagaan keamanan sekitar, sehingga tidak

cukup aman dan dapat berpotensi timbulnya tindak kejahatan, salah satu contoh

adalah kasus ditemukannya pemuda-pemuda yang sedang minum minuman

keras di salah satu dusun. Meskipun ternyata pemuda-pemuda tersebut adalah

bukan pemuda Desa Tanggalrejo. Terkadang pada malam hari, pos satpam

beralih fungsi menjadi tempat berjualan makanan dan minuman, hal tersebut

membuat pos keamanan tidak berfungsi dengan semestinya.

Sarana Olahraga

Sarana olahraga yang ada di Desa Tanggalrejo berupa lapangan olahraga

sebanyak dua unit, masing-masing terletak di Dusun Mojoranu dan Dusun

Tanggalrejo.

Makam

Di desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung memiliki 3 sarana

Pemakaman yang terdapat di 3 dusun. Yaitu Dusun Tanggalrejo, Dusun Semen,

dan Dusun Kalibening. Namun sarana pemakaman yang terdapat di Dusun

Kalibening relatif dekat dengan sarana pemakaman yang terdapat di Dusun

Mojoranu. Sarana pemakaman yang terdapat di Dusun Tanggalrejo relatif dekat

22

dengan sarana pemakaman yang terdapat di Dusun Bendorangkang. Dan sarana

pemakaman yang terdapat di Dusun Semen relatif dekat dengan sarana

pemakaman yang terdapat di Dusun Sonokerep.

Sarana Perdagangan dan Jasa

Sarana perdagangan yang ada di Desa Tanggalrejo berupa toko,

warung,dan kios. Untuk sarana jasa terdapat jasa tukang pijat. Jumlah sarana

perdagangan dan jasa yang terdapat di Desa Tanggalrejo adalah 135 unit yang

tersebar di setiap dusun. Untuk Dusun Bendorangkang atau Dusun Jonggrong

jumlah sarana perdagangan dan jasa adalah 35 unit, untuk Dusun Tanggalrejo

jumlah sarana perdagangan dan jasa adalah 7 unit, Dusun Sonokerep jumlah

sarana perdagangan dan jasa adalah 4 unit, Dusun Semen jumah sarana

perdagangan dan jasa adalah 34 unit, Dusun Mojoranu jumlah sarana

perdagangan dan jasa adalah 10 unit, dan Dusun Kalibening jumlah sarana

perdagangan dan jasa adalah 45 unit.

Sarana perdagangan yang terdapat di Desa Tanggalrejo lebih didominasi

oleh toko kecil yang merupakan usaha rumahan atau perorangan, sedangankan

sisanya adalah warung-warung dengan skala yang kecil.

Industri

Di Desa  Tanggalrejo terdapat beberapa industri mapun home-

industry (industri rumah tangga), salah satu contoh industri yang ada di Desa

Tanggalrejo adalah PT. Pertani, yaitu industri yang bergerak pada sektor

pertanian khususnya untuk padi dan terletak di Dusun Bendorangkan. Industri

ini berperan sebagai supplier  bibit padi dan juga sebagai tempat pemasaran hasil

panen padi. Sedangkan untuk home-industry-nya seperti pengerajin batu bata

terletak di Dusun Bendorangkang, home-industry sepatu di Dusun Semen, home-

industry minuman sinom. Dari sumber daya alam yang ada di Desa Tanggalrejo

dapat disimpulakan bahwa Dusun yang berpotensi untuk pengembangan di

sektor industri adalah Bendorangkang. Tanah yang subur dan banyak, selain

cocok untuk pertanian juga cocok untuk di manfaankan sebagai bahan

baku home industry batu bata, kemudian hasil sektor pertanian PT Pertani.

23

2. Karakteristik Prasarana

Karakteristik Jaringan Jalan

Jenis jalan yang ada di Desa Tanggalrejo hanya jalan Lingkungan, Jalan

Lingkungan 1, dan Lokal Primer. Jalan lingkungan terdapat di setiap dusun di

Desa Tanggalrejo karena merupakan jalan dengan lebar 4 meter yang ada dalam

satuan permukiman. Kondisi perkerasan jalan lingkungan di Desa Tanggalrejo

terbagi dalam kategori baik, sedang, dan buruk. Jalan lingkungan dikatakan baik

apabila kondisi perkerasannya aspal dan tidak berlubang, terdapat di Dusun

Bendorangkang dan Dusun Tanggalrejo.  Jalan lingkungan dikatakan sedang

apabila kondisi perkerasannya aspal tetapi sedikit berlubang, terdapat di Dusun

Sonokerep dan Dusun Semen. Dan jalan lingkungan yang buruk apabila kondisi

perkerasannya aspal dan atau tidak aspal (makadam), serta banyak berlubang,

terdapat di Dususn Mojoranu. Dusun Kalibening dan Dusun Semen.

Jenis jalan Lingkungan 1 merupakan jalan yang menghubungkan pusat

permukiman dengan pusat lingkungan dengan lebar 1,5-2,5 meter, terdapat di

semua dusun Desa Tanggalrejo kecuali Dusun Tanggalrejo. Kondisi jalan

lingkungan 1 terbagi dalam kategori baik dan buruk. Jalan lingkungan 1

dikatakan baik apabila jalannya tidak berlubang dan memiliki perkerasan, rata-

rata perkerasan yang digunakan adalah paving, terdapat di Dusun Sonokerep,

Dusun Semen, dan Dusun Kalibening. Jalan lingkungan 1 dikatakan buruk

apabila jalannya berlubang dan perkerasannya menggunakan paving ataupun

tidak paving.

Jenis jalan Lokal Primer hanya terdapat di Dusun Kalibening yang

merupakan jalan Poros. Jalan tersebut memiliki lebar 4 meter yang

menghubungkan Desa Tanggalrejo dengan Desa Kedunglumpang dan Desa

Tanggalrejo dengan Desa Dukuhmojo, jalan poros tersebut kelola oleh Dinas

Perhubungan. Kondisi jalan tersebut tergolong rusak karena sepanjang jalannya

berlubang.

Karakteristik Jaringan Air

Sumber air bersih di Desa Tanggalrejo diperoleh dari sumur. Sumur-

sumur tersebut dimiliki ±900 unit warga desa Tanggalrejo dan umumnya

24

terdapat di belakang rumah masing-masing warga. Setiap warga penduduk

menggunakan sumber air tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,

seperti memasak, mandi, mencuci, dan minum. Cara pengambilan air tersebut

menggunakan pompa, disamping itu mereka juga menggunakan timba air,

dengan memanfaatkan gaya gravitasi, untuk berjaga-jaga jika listrik padam atau

pompa rusak. Proses ini dilakukan secara individu oleh masing-masing warga

Desa Tanggalrejo. Karena dilakukan secara individual tersebut, maka muncul

permasalah terkait kepemilikan sumber air, yakni ketidak merataan penyediaan

sumber air.

Walaupun sebagian besar warga memilik sumur sendiri, tetapi tidak

semua memiliki pompa air, dan sebagian kecil warga yang tidak memiliki sumur

sendiri, sebagian mengkonsumsi air bersih dari sumur tetangga dan berbagi

saluran pompa air dari sumur tetangga dan menggunakan sumur bersama atau

bahkan mengambil dari sungai. Tetapi untuk mengambil air bersih dari sungai

itu sangat jarang, karena sebagian besar sumber air dari sungai hanya digunakan

untuk irigasi atau mengairi sawah. Kondisi kualitas air sumur tersebut berubah

sesuai musim. Pada musim kemarau debit air sumur berkurang, sedangkan pada

musim hujan debit airnya bertambah. Air sumur di Desa Tanggalrejo tidak

berbau maupun berwarna, baik pada musim kemarau maupun pada musim

penghujan.

Selain itu terkadang sumur juga digunakan oleh petani untuk mengairi

sawahnya, ketika sungai sedang kering. Sumur tersebut digali di dekat lahan

persawahan dan digali kira-kira sedalam 1 meter sampai 2 meter dari permukaan

tanah.

Karakteristik Jaringan Drainase

Kondisi saluran drainase Desa Tanggalrejo kurang baik disebabkan

kurangnya drainase pada ruas-ruas jalan desa. Hal itu mengakibatkan air hujan

menggenang pada beberapa jalan di desa ketika hujan turun. Sebagian drainase

menggunakan drainase dengan perkerasan tanah. Sedangkan daerah permukiman

penduduk yang berada dekat dengan sungai, lebih memilih menggunakan

drainase alami atau langsung ke sungai. Adapun kondisi drainase alami yang ada

25

di Desa Tanggalrejo tergolong baik karena memiliki lebar antara 4-5 meter,

sehingga ketika musim hujan air dapat tertampung dengan baik dan tidak

menyebabkan banjir.

Karakteristik Jaringan Listrik

Desa Tanggalrejo mulai mendapat aliran listrik dari Perusahaan Listrik

Negara (PLN) sejak tahun 1970-an, namun hingga saat ini semua kebutuhan

listrik warga Desa Tanggalrejo belum terpenuhi  semua, karena masih hingga

saat ini hanya sekitar 90% rumah warga desa yang sudah teraliri jaringan listrik.

dan masih ada sekitar 10% lagi rumah warga belum terpenuhi akan kebutuhan

aliran listrik dari PLN. Pada umumnya warga dengan daya listrik sebesar 450

Watt harus membayar Rp. 35.000,- per bulan, sedangkan dengan daya listrik

paling besar yang digunakan di desa tersebut sebesar 1300 Watt harus

membayar sekitar Rp. 100.000,- per bulan.  Tetapi masih ada sekitar 10% lagi

rumah warga belum terpenuhi akan kebutuhan aliran listrik dari PLN. Hal ini

dikarenakan sebagian warga tersebut terhalang biaya dalam pemasangan

jaringan listrik, untuk memasang jaringan listrik warga harus membayar minimal

Rp. 2.500.000,- selain itu 10%  dari rumah warga yang belum teraliri jaringan

listrik tersebut termasuk warga yang ada di daftar tunggu PLN.

Karakteristik Sanitasi

Di Desa Tanggalrejo, saluran sanitasinya sudah cukup memadai. Saluran

sanitasi telah terfasilitasi dengan adanya penggunaan septic tank  pada setiap

rumah warga. Persentasi penggunaaan septic tank pada Desa Tanggalrejo adalah

95%.

Karakteristik Sampah

Pengolahan persampahan, di Desa Tanggalrejo tidak terdapat tempat

pembuangan akhir (TPA) maupun tempat pembuangan sementara (TPS), warga

Desa Tanggalrejo masih melakukannya secara tradisional, yaitu dengan cara

membakar dan mengubur sampah di belakang rumah masing-masing (85%), tapi

26

masih ada juga warga yang membuang sampah di sungai (15%), yang

mengakibatkan sungai yang ada di Desa Tanggalrejo menjadi tercemar.

Karakteristik Komunikasi

Alat komunikasi yang digunakan di Desa Tanggalrejo adalah telepon

kabel (7,1 %), telepon selular (87,7%), dan wartel/ telepon umum (0,2 %).

Persebaran alat telekomunikasi berupa telepon seluler sudah merata di setiap

dusunnya, dan alat telekomunikasi telepon kabel juga sudah tersebar merata di

setiap dusun meskipun tidak semua rumah menggunakan telepon kabel,

sedangkan wartel atau telepon umum hanya terdapat di Dusun Kalibening dan

Dusun  Bendorangkang, masing-masing sebanyak 1 unit wartel.

Karakteristik Irigasi

Sistem pengairan atau irigasi di Desa Tanggalrejo menggunakan  irigasi

teknis. Pengairan teknis berasal dari mata air sebuah candi dan sungai yang

berada di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto. Pengairan sawah bergilir

per dusun dua minggu sekali. Menurut petani setempat irigasi bergilir tersebut

sudah cukup memenuhi kebutuhan air untuk mengairi sawah. Kebutuhan

irigasinya meliputi mengairi sawah dan tegalan.

D. Kelembagaan masyarakat yang ada di Desa Tanggalrejo Kecamatan

Mojoagung Kabupaten Jombang

Desa Tanggalrejo memiliki beberapa lembaga masyarakat diantaranya:

Lembaga Ketahanan Masyarakatan Desa (LKMD), Badan Perwakilan Desa

(BPD), Karang Taruna, dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan lain-

lain.

1. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)

LKMD merupakan lembaga masyarakat yang bersifat lokal di tingkat desa

dan secara organisatoris berdiri sendiri. LKMD berfungsi sebagai wadah dari

segala bentuk partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan. Pengurusnya

terdiri dari pemuka-pemuka masyarakat dan pemimpin-pemimpin lembaga-

lembaga yang ada di dalam masyarakat, baik desa maupun kelurahan. Struktur

27

organisasinya sebagai berikut; Ketua Umum yang dijabat oleh Kepala Desa,

Ketua I, Ketua II, Sekretaris, Bendahara dan anggota-anggota pengurus yang

lainnya. LKMD terbagi dalam sepuluh seksi, yakni:

Seksi Agama

Seksi Pembudayaan Penghayatan dan Pengamalan Pancasila

Seksi Keamanan, Ketentuan dan Ketertiban

Seksi Pendidikan dan Penerangan

Seksi Lingkungan Hidup

Seksi Pembangunan, Perekonomian dan Koperasi

Seksi Kesehatan, Kependudukan dan Keluarga Berencana

Seksi Pemuda, Olahraga dan Kesehatan

Seksi Kesejahteraan Sosial

Seksi Pembinaan Keluarga Sejahtera (PKK)

Dalam melaksanakan tugas-tugas pokok tersebut LKMD memiliki

sejumlah fungsi, antara lain: sebagai wadah partisipasi masyarakat dalam

merencanakan dan melaksakan pembangunan, menggali, dan menggerakkan

swadaya gotong royong masyarakat untuk pembangunan, meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan masyarakat, membina dan menggerakkan potensi

pemuda untuk pembangun, dan sebagainya.

2. Badan Perwakilan Desa (BPD)

BPD berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat Peraturan Desa,

menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, serta melakukan pengawasan

terhadap penyelenggaraan Pemerintah Desa. BPD berada di bawah pimpinan

otonom dan berada dalam kedudukan serta peran melakukan pengawasan terhadap

penyelenggaraan Pemerintah Desa. Secara demikian BPD diharapkan dapat

mengantar masyarakat desa menjadi masyarakat yang lebih demokratis.

3. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

PKK adalah gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah

dengan wanita sebagai motor penggerak untuk membangun keluarga sebagai unit

atau kelompok terkecil dalam masyarakat guna menumbuhkan, menghimpun,

28

mengarahkan dan membina keluarga guna mewujudkan keluarga sejahtera.

Kagiatan kelembagaan ini berkaitan erat dengan LKMD. Salah satu fungsi dan

program utama LKMD adalah meningkatkan peranan wanita dalam mewujudkan

keluarga sejahtera melalui PKK.

Tugas Tim Penggerak PPK antara lain menggerakkan dan membina

pelaksaan Program PKK, dan mengkoordinasikan gerakan masyarakat dari bawah

dalam pelaksanaan program PKK. Untuk melaksanakan dua tugas tersebut, Tim

Penggerak PKK mempunyai fungsi:

Merencanakan, melaksankan dan membina program PPK;

Menghimpun, menggerakkan dan membina potensi masyarakat khususnya

keluarga untuk terlaksananya program PKK;

Memberikan bimbingan, motivasi dan ptunjuk kepada penggerak PKK

setingkat di bawahnya;

Menyampaikan laporan tentang pelaksanaan tugas kepada Pembina PKK

pada tingkat yang sama dan kepada Tim Penggerak PKK setingkat lebih

atas.

Dalam kegiatannya untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga itu, PKK

terkenal dengan 10 program pokoknya, yaitu:

Penghayatan dan pengamalan Pancasila

Gotong royong

Sandang

Pangan

Perumahan dan tata laksana rumah tangga

Pendidikan dan keterampilan

Kesehatan

Mengembangkan kehidupan berkoprasi

Kelestarian lingkungan hidup

Perencanaan sehat

4. Badan Usaha Unit Desa (BUUD) dan Koperasi Unit Desa (KUD)

Besarnya peranan dan arti BUUD/KUD berkait dengan fungsi dan

kontribusi dalam bidang pertanian. Sebagaimana diketahui, sektor pertanian

29

merupakan sumber kehidupan yang sangat vital bagi masyarakat desa pada

umumnya. Maka lembaga atau badan apapun yang mengupayakan perkembangan,

kemajuan, maupun kelestarian usaha-usaha pertanian akan dengan sendirinya

memiliki peranan yang sangat penting. Berbagai upaya seperti peningkatan

produksi, penjagaan dan penyelamatan hasil-hasil produksi dari berbagai ancaman

yang merugukan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dari hasil

pertanian tersebut adalah beberapa kegiatan yang tercakup dalam fungsi-fungsi

utama yang diemban BUUD/KUD.

5. Karang Taruna

Karang Taruna juga merupakan lembaga kemasyaratan yang berada di desa

Tanggalrejo. Tugas dari Karang Taruna di Desa Tanggalrejo adalah

menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi

generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun pengembangan

potensi generasi muda di lingkungannya.

Sedangkan fungsi dari Karang Taruna adalah sebagai berikut:

penyelenggara usaha kesejahteraan sosial;

penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat;

penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di

lingkungannya secara komprehensif, terpadu dan terarah serta

berkesinambungan;

penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi

muda di lingkungannya;

penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggung

jawab sosial generasi muda;

penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan,

kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai kearifan dalam bingkai

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

30

6. Permasalahan yang terjadi di Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung

Kabupaten Jombang

Di Desa Tanggalrejo terdapat beberapa masalah yang kami soroti,

diantaranya adalah:

Masalah ekonomi

Pada sektor pertanian permasalahan-permasalahan yang terjadi adalah

pertama karena prasarana yang kurang memadai, sebagai contoh adalah jalanan

yang rusak menyebabkan terhambatnya pendistribusian dari hasil pertanian dan

menyebabkan biaya transportasi menjadi tinggi. kedua adalah permasalahan

ketenagakerjaan. Menurunnya minat dari masyarakat Desa Tanggalrejo untuk

bekerja disektor pertanian. Hal ini diakibatkan oleh minimnya biaya yang

diperoleh sehingga banyak masyarakat desa yang berpindah ke sektor lain. Ketiga

adalah permasalahan yang diakibatkan oleh hama yang dapat mengganggu

pertumbuhan padi.

Masalah Kesehatan

Permasalahan pokok yang terjadi dibidang kesehatan adalah adanya satu

dukun beranak yang menyebabkan kematian jumlah bayi menjadi meningkat.

Adanya masyarakat yang lebih memilih dukun beranak daripada bidan adalah

karena adanya kepercayaan dan SDM yang rendah.

Masalah Sosial

Permasalahan sosial yang ada di Desa Tanggalrejo adalah pertama karena

kurangnya interaksi antar dusun yang disebabkan oleh jarak yang cukup jauh dari

dusun yang satu dengan dusun yang lainnya sehingga menimbulkan sifat

masyarakat desa yang individualis. Kedua, timbulnya kesenjangan sosial yang

diakibatkan oleh persaingan politik.

Masalah Pendidikan

Pemerintah telah menetapkan bahwa pendidikan yang harus ditekuni

adalah minimal 9 tahun. Namun permasalahan tersebut masih saja terjadi karena

masih banyak masyarakat yang tidak melanjutkan pendidikannya sampai 9 tahun

atau pada tingkat SMP. Hal tersebut terjadi terutama pada masyarakat yang

bertempat tinggal didesa.

31

Masalah pendidikan timbul karena semakin mahalnya biaya pendidikan

setiap tahunnya dan rendahnya pendapatan ekonomi yang diperoleh dari keluarga

tersebut sehingga kebayakan masyarakat desa memutuskan untuk tidak

melanjutkan pendidikannya ( sekolah ) dan lebih memilih bekerja untuk

memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Sehingga presentase jumlah dari

masyarakat yang tidak melanjutkan pendidikan semakin meningkat setiap

tahunnya.

Masalah Lingkungan

Permasalahan lingkungan yang sangat terlihat di Desa Tanggalrejo adalah

tidak adanya petugas pengambil sampah dan tidak adanya tempat pembuangan

sementara (TPS) bagi sampah masyarakat desa. Hal ini dikarenakan oleh

kurangnya kebijakan dari pemerintah sehingga sampah tersebut oleh masyarakat

ditimbun dibelakang rumahnya atau dibakar.

7. Pola pemukiman yang ada di Desa Tanggalrejo Kecamatan Mojoagung

Kabupaten Jombang

Bentuk dan pola pemukiman yang ada di Desa Tanggalrejo yaitu Pola

permukiman linier atau pola permukiman menjalur, dimana dalam pola ini

terbentuk di lokasi sepanjang jalur utama seperti jalan dan sungai, sehingga

perkembangan permukiman penduduknya menurut pola jalan yang ada

(memanjang atau sejajar dengan rentangan jalan raya yang menembus desa).

8. Regulasi/peraturan dari pemerintah untuk mendukung sektor potensial

Terdapat beberapa kebijakan pemerintah dalam usaha membangun sektor

pertanian, Kebijakan yang telah diambil pemerintah, dalam hal ini Departemen

Pertanian adalah menciptakan kondisi yang kondusif untuk mencapai swasembada

pangan. Kebijakan kebijakan yang diambil antara lain :

Memberikan bantuan benih kepada petani Benih merupakan input saprotan

yang mutlak diperlukan. Di sisi lain, ketersediaan benih khususnya benih padi

merupakan masalah klasik bagi petani. Untuk mengatasi masalah benih,

pemerintah, dalam hal ini Departemen Pertanian, telah memberikan bantuan

32

berupa benih kepada petani. Bantuan benih ini, diberikan melalui kelompok

tani dan gabungan kelompok tani

Menjamin ketersediaan pupuk

Meningkatkan pengamanan dari serangan OPT (Organisme Pengganggu

Tanaman)

Meningkatkan pendampingan dan penyuluhan

Meningkatkan kemitraan petani dengan BUMN

Mendorong harga pembelian gabah di atas harga pembelian pemerintah (HPP)

Mendorong peningkatan peran pemerintah daerah untuk meningkatkan kinerja

produksi tanaman pangan

33

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Desa Tanggalrejo merupakan salah satu desa dari 18 desa yang terdapat di

Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang Propinsi Jawa Timur. Luas

wilayah Desa Tanggalrejo adalah 285,575 ha. Jumlah penduduk total Desa

Tanggalrejo sebanyak 5.850 jiwa.

2. Pertanian merupakan sektor yang menjadi komoditas unggulan Desa

Tanggalrejo, hal ini dikarenakan mayoritas warga Desa Tanggalrejo berprofesi

sebagai petani dan ditunjang dengan lahan untuk sawah yang sangat luas di

Desa Tanggalrejo yaitu sekitar 132,841 hektare. Terdapat beberapa kebijakan

pemerintah dalam usaha membangun sektor pertanian, salah satunya dengan

dengan memberikan bantuan benih kepada petani.

3. Sarana permukiman yang terdapat di Desa Tanggalrejo meliputi sarana

pendidikan, sarana kesehatan, sarana pemerintahan dan perkantoran, sarana

peribadatan, sarana keamanan, serta sarana olahraga dan ruang terbuka hijau.

Desa Tanggalrejo memiliki beberapa lembaga masyarakat diantaranya:

Lembaga Ketahanan Masyarakatan Desa (LKMD), Badan Perwakilan Desa

(BPD), Karang Taruna, dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan

lain-lain.

4. Di Desa Tanggalrejo terdapat beberapa masalah, diantaranya adalah masalah

ekonomi, kesehatan, sosial, pendidikan dan lingkungan.

5. Bentuk dan pola pemukiman yang ada di Desa Tanggalrejo yaitu Pola

permukiman linier atau pola permukiman menjalur.

B. Saran

1. Dalam rangka mendukung dan memperlancar pelaksanaan program

pembangunan di desa hendaknya partisipasi masyarakat agar ditingkatkan

karena dengan melakukan pembangunan secara partisipatif dapat

memperlancar dan mempercepat proses pembangunan ditengah-tengah

masyarakat.

34

2. Kita sebagai Warga Negara Indonesia dalam kehidupan sehari-hari kita tidak

pernah terlepas dari peraturan perundang undangan yang mengatur baik

ditingkat Pusat, Provinsi, Daerah Kabupaten/Kota dan Desa/Kelurahan bahkan

sampai dengan tingkat RT dan RW yang harus kita taati, karena semua itu

merupakan kebijakan dan kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.

3. Untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat, hendaknya perencanaan-

perencanaan program pembangunan yang akan dilaksanakan mengacu pada

peraturan perundang undangan dan tertib administrasi, sehingga perencanaan

tersebut memiliki bobot yang tinggi dan pada akhirnya kesejahteraan

masyarakat dapat terpenuhi.

35

DESA TANGGALREJO KECAMATAN MOJOAGUNG

KABUPATEN JOMBANG

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Ekonomi Perkotaan dan Perdesaan

yang dibina oleh Ibu Emma Yunika Puspasari, S.Pd

oleh

WAHYU KURNIANA 130432611401

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

Desember 2015

36

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan tugas akhir matakuliah Ekonomi Perkotaan dan Perdesaan.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari

pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi

maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk

maupun menambah isi proposal agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin

masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi

kesempurnaan makalah ini.

Malang, 08 Desember 2015

Penyusun

37i

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar...............................................................................................i

Daftar Isi..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1. Latar Belakang.................................................................................1

2. Rumusan Masalah............................................................................3

3. Tujuan Masalah................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................4

1. Gambaran umum desa......................................................................4

2. Sektor potensial yang dimiliki........................................................17

3. Sarana prasarana dan infrastruktur...................................................19

4. Kelembagaan masyarakat.................................................................27

5. Permasalahan....................................................................................31

6. Pola pemukiman...............................................................................32

7. Regulasi/peraturan dari pemerintah.................................................32

BAB III PENUTUP.........................................................................................34

1. Kesimpulan......................................................................................34

2. Saran.................................................................................................34

38ii