dermatomikosis superf kuliah semester viii

73
DERMATOMIKOSIS SUPERFISIALIS Oleh Dr yulia intan sari spkk REVISI OLEH dr NENDEN L.S.SpKK BAG.ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

Upload: mufty-abdul-wahid

Post on 28-Oct-2015

88 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

DERMATOMIKOSIS SUPERFISIALIS

Oleh Dr yulia intan sari spkkREVISI OLEH dr NENDEN L.S.SpKK

BAG.ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMINFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

Page 2: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii
Page 3: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

DERMATOMIKOSIS SUPERFISIALIS

*Te rbagi 3 kelompok :

1. Dermatofitosis

2. Non dermatofitosis

3. Kandidiasis

* EPIDEMIOLOGI :

* Kasus no 2 terbanyak setelah dermatitis

* Penyakit jamur ↑ di Indonesia : tropis

* Kasus terbanyak : dermatofitosis → T. Rubrum,

Non dermatofitosis → P.versicolor

Kandidiasis → spesies Candida

Page 4: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

DERMATOMIKOSIS SUPERFISIALIS • Jamur → tidak berklorofil → saprofit atau parasit• Di alam → 200.000 spesies → patogen 100 spesies• Bersifat : oportunistik & patogen• Faktor predisposisi ada 2 :• 1. Predisposisi fisiologis• 2. Predisposisi patologis

• Predisposisi fisiologis :• Kehamilan : ↑ produksi estrogen → ph vagina ↓, > asam• Pemakaian pil kontrasepsi → sama dg kehamilan• Umur : muda (bayi baru lahir) & lanjut

Page 5: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

DERMATOMIKOSIS SUPERFISIALIS

• Faktor predisposisi patologis :• 1. Keadaan umum yg jelek : a. Prematuritas

b. Gangguan gizi

c. Penyakit menahun• 2. Penyakit tertentu yg diderita : a. DM

b. Leukemia

c. Keganasan• 3. Pemakaian obat-obatan : a. Antibiotika

b. Kortikosteroid

c. Sitostastik• 4. Iritasi setempat pada tubuh : a. Kulit

b. Selaput lendir

Page 6: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Jamur dapat tumbuh baik pada kulit bila ada:

1. Air (kelembaban)2. O2 (oksigen) - udara cukup3. N2 (keratin dari kulit) - squama4. Garam2 anorganik5. pH yang lebih tinggi6. Suhu tubuh - suhu kamar7. Tempat agak terlindung sinar

matahari8. Pigmen

Page 7: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Sifat jamur yang lain : • bersifat keratinofilik :

untuk hidup membutuhkan keratin

• bersifat lipofilik:

untuk hidupnya membutuhkan lemak

* Sumber penularan jamur : 1. Berasal dari manusia (anthropophilic)

2. Berasal dari binatang (zoophilic)

3. Berasal dari tanah/sampah (geophilic)

Page 8: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

CARA PENULARAN 1. Langsung

–kontak dengan penderita

–kontak dengan binatang yang sakit jamur

–kontak dengan tanah/sampah yang mengandung

jamur

2. Tidak langsung

Lewat alat-alat, baik alat untuk tidur, mandi, rumah

tangga dll. (skuama penderita jamur + )

Page 9: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

PEMERIKSAAN LABORATORIUM UNTUK MENENTUKAN ADANYA JAMUR

1. Dengan Lampu Wood (Wood’s Lamp)

2. Dengan mikroskopis

3. Dengan cara kultur/biakan

4. Dengan biopsi histopatologi

5. Dengan tes kulit

Page 10: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Lampu Wood (Wood’s Lamp)

Suatu lampu UV (3500 Ao) yang dilengkapi dengan filter

khusus terbuat dari nickel oxyde & silica, shg. sinar yang

keluar hanya mempunyai gelombang 320-400 nm

Kalau sinar tsb. mengenai kulit yang mengandung

jamur / miselium maka kulit tersebut akan timbul

fluoresensi.

Cara: kulit atau rambut yg akan diperiksa harus bersih,

pemeriksaan dilakukan di kamar gelap, lampu Wood

diletakkan dg jarak 10-15 cm dari permukaan kulit.

Page 11: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Cara mikroskopis Untuk melihat elemen jamur (skuama,kuku & rambut)

Menggunakan KOH 10-30 %Bahan pemeriksaan: kulit, kuku & rambut , dibersihkan

dg alkohol 70% utk mengangkat kotoran.Bahan pemeriksaan kulit: skuama diambil dari daerah

pinggir lesi yg > aktif, bukan dari tengah lesiBahan pemeriksaan kuku: diambil dari bagian kuku yg

diduga terinfeksi dg skalpel / kuret kulit, diambil fragmen kuku

Bahan pemeriksaan rambut: dipilih rambut yg tidak mengkilap atau kusam

Page 12: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Cara pemeriksaan mikroskopisbahan pemeriksaan skuama

Skuama :Skuama + KOH biarkan 5` - 10`

10-20%Dilihat dibawah mikroskop dengan pembesaran lemah &

diapragma ditutup atau dikecilkan(+) : berarti ada jamurnya. Terlihat :batang-batang seperti pita panjangberuas-ruasbercabangpada ujungnya ada buddingfluorescensi kuning kehijauantidak terikat pada batas2 sel str. corneum

Page 13: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Pemeriksaan KOH dari kulit

Pemeriksaan KOH dari kuku

Page 14: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Cara pemeriksaan mikroskopisdengan bahan pemeriksaan rambut

Rambut

Potongan rambut + KOH biarkan 10` - 15`

10-20%

sesudah 15` dilihat dibawah mikroskop dengan

pembesaran lemah diapragma ditutup atau dikecilkan.

Kalau (+) akan tampak spora :

1. Endothrix spora berderet-deret diantara

cuticula dalam rambut.

2. Ectothrix spora menempel pada rambut.

Page 15: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

ENDOTRIX T. TONSURANS

Ectothrix dari M.canis Ectothrix dari M.gypseum

Page 16: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Cara pemeriksaan mikroskopisdengan bahan pemeriksaan kuku

Kuku

Potongan-potongan kuku direndam dengan

KOH 30 % dalam tabung kecil, biarkan

selama 48 jam dalam suhu kamar, kuku akan

hancur jadi bubur. Dilihat dibawah mikroskop

dengan pembesaran lemah dan diapragma

ditutup / dikecilkan.

Kalau (+) : didapat spora dan atau mycelium.

Page 17: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Cara pembiakan (kultur)

Biakan diperlukan untuk identifikasi > akuratSkuama, kuku & rambut yang telah dipotong2

kecil, diletakkan media dengan alat (ose) kemudian tempatkan dalam ruang dengan suhu kamar (udara kamar), kalau (+) akan ada koloni dengan bentuk & warna yang berbeda tergantung dermatofitanya. Kemudian koloni diambil sedikit dilihat dengan mikroskop untuk mencari makrospora.

Spesifisitas mencapai 98%.

Page 18: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Kultur dari T. violaceum dan T. tonsurans

Page 19: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Cara biopsi

Dilakukan untuk penyakit jamur yang mengenai kulit & jaringan di bawah kulit, seperti misetoma, kromomikosis & fimomikosis subkutis

Kulit berpenyakit dibiopsi, kemudian dikirim ke PA

Dengan pulasan hematoksilin eosin dapat dilihat adanya spora atau miselium dalam stratum korneum

Page 20: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Cara cutaneus test/ tes kulit

Bahannya untuk test : Trichophytin disuntikkan secara intra kutanHasil : (-) berarti tidak menderita atau baru saja terkena infeksi (+) berarti menderita penyakit atau baru saja sembuhTanda (+) : ada urtika pada tempat suntikan

Page 21: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

DERMATOMIKOSIS SUPERFISIALIS

DERMATOFITOSIS

Page 22: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

DEFINISIDERMATOFITOSIS : penyakit jamur pada jaringan yang mengandung keratin seperti: kuku, rambut & stratum korneum pada epidermis, yg disebabkan oleh jamur dermatofita

SINONIMTinea, ringworm, kurap, Teigne, herpes sirsinata

Page 23: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

ETIOLOGI

1. Genus Microsporum: M. canis menyerang kulit dan rambut

2. Genus Trichophyton : T. schoenleini, T. rubrum,

T. concentricum menyerang kulit, rambut dan kuku

3. Genus Epidermophyton : E. flocosum menyerang kulit saja

Page 24: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

KLASIFIKASI

1. Tinea kapitis : kulit dan rambut kepala

2. Tinea barbae : dagu dan jenggot

3. Tinea kruris : genitokrural, sekitar anus,

bokong, perut bagian bawah

4. Tinea pedis et manum : kaki dan tangan

5. Tinea unguium : kuku jari tangan dan kaki

6. Tinea korporis : yang tidak termasuk di atas

Page 25: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Yang mempunyai arti khusus :

1. Tinea imbrikata : skuama tersusun konsentris, disebabkan T. concertricum

2. Tinea favosa atau favus : skuama berbentuk skutula dan bau tikus

(mousy odon)

3. Tinea fasialis, tinea aksilaris

4. Tinea sirsinata, arkuata

Page 26: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Gambaran khas pada dermatofitosis :

• Kelainan : berbatas tegas

• ada skuama &/papula (bisa juga polimorfi)

• tersusun/bentuk melingkar (circinate)

• dengan bagian tepi aktif / eritem

• di bagian tengah tampak sembuh

• terasa gatal, terutama kalau berkeringat

• Bila kelainan kulit menahun dapat hiperpigmentasi

Page 27: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii
Page 28: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Patogenesis

Jamur menempel pada kulit & keadaan kulit

sesuai untuk pertumbuhan jamur

• Jamur mengeluarkan suatu enzym keratolitik

yang dapat menghancurkan keratin, & hancuran

keratin tersebut merupakan makanan yang baik

untuk jamur shg. tumbuh & berkembang dengan

subur. Dengan jamur bertambah maka enzym

bertambah, akibatnya makanan jamur juga

bertambah dst. penyakit makin lebar.

Page 29: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Bentuk klinisDERMATOFITOSIS

Page 30: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Tinea KorporisNama lain : tinea sirsinata

Penyebab : Trichophyton, Microsporum &

Epidermophyton

Predileksi : pada kulit yg tidak berambut ( sering

disebut Tinea Glabrosa)

Gambaran khas :

1. Bentuk anular

- lesi tersusun melingkar

- terdiri atas papula2 dg dasar eritematus & bag

tengahnya tampak menyembuh, sedikit skuama (bag

tepi aktif & bag tengah menyembuh)

Page 31: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii
Page 32: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Bentuk Eczematous anular

Hampir sama dg bentuk anular, tetapi dibag tengah eritema dan

berskuama, kadang2 ada edematous dan intertriginasi

DD Pityriasis Rosea:

• bentuk lesi anular (elips)

• susunan seperti pohon cemara (punggung)

• gatal bisa hebat pada minggu ke III

• lesi pertama disebut Herald Patch timbul &

kemudian diikuti lesi2 kecil disekelilingnya.

• Secara cepat lesi2 lain timbul shg seluruh badan

• dapat sembuh spontan sesudah 8 minggu

• punya sifat hanya diderita sekali

• penyebab belum diketahui•

Page 33: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Bentuk eczematous anular

Page 34: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Tinea korporis bentuk polisiklik

Page 35: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

3. Bentuk krusta (Crusted type)

Seperti bentuk anular seluruhnya ditutupi

krusta seperti pada kerion Celsi

4. Bentuk herpetiformis (Vesicular type)

Vesikula menggerombol dalam lesi yang

melingkar (mruntus)

5. Plaque type : seperti pada penyakit

Psoriasis

tapi skuama kecil2 & meluas dg tepi yg

tegas

6. Kerion type : seperti no. 3 Krusta > tebal

Page 36: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Tinea korporis

Bila kelainan menyerang kulit wajah → Tinea fasialisMorfologi kelainan kulit tidak khas → kortikosteroid →

istilah Tinea incognitoPada penyebab zoofilik → tanda inflamasi akutPada penyebab antropofilik → terdapat di daerah tertutup

atau traumaDiagnosis banding lainnya yg perlu dipikirkan: dermatitis

kontak, dermatitis numularis, dermatitis seboroik, psoriasis, eritema anulare sentrifugum

Untuk mendapatkan D/ pasti : tes laboratorium

Page 37: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

TINEA IMBRIKATAbentuk lain dari tinea korporis

Penyebab : Trichophyton concentricum

Tanda khas : lesi berupa skuama yang

tersusun konsentris dan perlekatannya seperti

pada susunan genteng

Sifat penyakit : kronis, mudah menular (?)

Pada kasus kronis, lesi kulit dapat menyerupai

iktiosis

Diagnosis : bagi seorang ahli mudah sekali

karena bentuk lesinya yang khas, pada

pemeriksaan skuama dengan KOH miselium

Page 38: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii
Page 39: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

TINEA KRURISNama lain : jockey itchPenyebab : biasanya Epidermophyton.Predileksi : di daerah inguinal, perineum, paha bagian atas, genital, femoro inguinal dan daerah scrotum bagian atasTanda khas :• Biasanya bilateral, lesi sebenarnya anular kadang2 tampak elips, kalau lesi terus melebar sering tampak gambaran 1/2 lingkaran• Warna lesi kemerahan sampai coklat kehitaman• Skuama kd2 tak jelas trt kalau ada intertriginasi

Faktor yang sering mempengaruhi adalah kelembaban & panas (hangat), celana yang ketat & kegemukan

Page 40: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Tinea kruris

Page 41: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Tinea pedis

Interdigitalis Moccasin foot Subakut

Predileksi Sela jari IV-V Telapak kaki sp punggung kaki

Sela jari, telapak, punggung kaki

Klinis Fisura, ditungkai skuama halus, madidans

Eritem ringan, menebal, skuama, kadang papul vesikel

Vesikel, vesikopustul, bula

Komplikasi Infeksi sekunder, selulitis, limfadenitis, erisipelas

- Selulitis erisipelas

Page 42: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii
Page 43: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Tinea manum• Definisi : infeksi dermatofita pada satu atau dua tangan• Etiologi : >>> gol antropofilik ( T. Rubrum, T

mentagrophytes & E. Flocosum)• : gol zoofilik (M. Canis & T. Verrucosum) • Gejala klinis : • 1. Dishidrosis / eksematoid : berupa vesikel pada sisi

tangan lateral & palmar, disertai gatal & rasa terbakar.• 2. Hiperkeratotik : kronik, tak pernah sembuh spontan.

Dapat mengenai sluruh telapak tangan & terjadi fisura. Bentuk sub akut, berupa makula eritem ditutupi skuama tebal berwarna putih

• Diagnosis banding : dishidrosis

Page 44: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Tinea manum

Page 45: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Tinea kapitis

Grey patch Kerion Black dot

Etio M. canis, M. audouini M. canis, M. gypseum, T. tonsurans, T. violaceum

T. tonsurans, T. violaceum

Klnis - papul merah sekitar rambut, melebar, bercak pucat berskuama

- rambut abu-abu, suram, mudah patah, alopesia

- radang berat seperti sarang lebah

- alopesia

- rambut patah tepat di muara folikel

- ujung rambut penuh spora hitam (black dot)

Lab. WL : hijau kekuningan, hifa panjang, spora

- -

Page 46: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii
Page 47: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Tinea unguim

Subungual distal Leukonikia trikofita

Subungual proksimal

Predileksi tepi distal atau distolateral kuku

lempeng kuku pangkal kuku bagian proksimal

Klinis - proses menjalar ke proksimal

- kuku rapuh menyerupai kapur

kuku keputihan dipermukaan kuku

kuku bagian distal utuh, proksimal rusak

Page 48: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Tinea unguium

Page 49: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

pengobatan

I. Anti jamur

1. Topikal

Yang ideal adalah: obat aktif dg konsentrasi <,formula

beragam, ES minimal / (-), formula spesifik & ada

manfaat tambahan utk kelainan yg menyertai jamur

(antiinflamasi, keratolitik & antibakteri)

- asam salisilat 2-4%, asam benzoat 6-12%,

sulfur 4-10%, asam undesilenat 2-5%

- tolnaftat, ketokonozol, imidazol, haloprogin

Page 50: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

pengobatan

2. Sistemik

• Griseofuvin:

- 0,5-1 gr/hari untuk dewasa

- 0,25-0,5 gr/hari untuk anak-anak

(diminum bersama makanan berlemak)

• Ketokonazol : 200 mg/hari (3-4 minggu)

II. Nonmedikamentosa

- Perbaiki higiene

- Pakaian diganti 2x/hari

Page 51: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

DERMATOMIKOSIS SUPERFISIALISnonDERMATOFITOSIS

Page 52: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Pitiriasis versikolor DEFINISI Infeksi jamur pada kulit yang disebabkan oleh ragi

lipofilik (flora normal) yg dikenal dlm genus malassezia

Sebagai spesies dsb : Malsessezia furfur Sebelumnya dsb: Pityrisporum orbiculare atau

P.ovale

SINONIM Tinea versikolor, panu, liver spots, tinea flava

Page 53: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii
Page 54: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

GEJALA KLINIS Bercak berwarna putih, coklat, kemerahan

Batas jelas sampai difus, bersisik halus

Predileksi: badan, wajah, tungkai, lengan

Usia: semua usia, terutama remajaDIAGNOSIS Gambaran klinis Lampu Wood : fluoresensi kuning keemasan KOH 20% : hifa pendek, spora bulat

berkelompok (spagetti and meatball)

Page 55: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

DIAGNOSIS BANDING

1. Dermatitis seboroik (tingkat inflamasi > hebat)

2. Eritrasma (Lampu Wood fluoresensi: kemerahan)

3. Sifilis stadium II (tingkat inflamasi > hebat)

4. Morbus Hansen (terdapat anestesi)

5. Pitiriasis alba (skuama -, predileksi > wajah)

6. Vitiligo (skuama -, batas > tegas)

7. Hiperpigmentasi pos inflamasi (skuama - )

8. Pinta / Frambusia (tingkat inflamasi > hebat)

Page 56: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

pengobatanI. Topikal

Diberikan untuk lesi yg minimal, biasanya 2-3 minggu. Jenis : sampo,larutan & krim

A. Bentuk sampo / larutan :1. sampo selenium sulfida 2%2. sampo ketokonazol 2 %* Cara pakai : oleskan pada kulit yg terkena, biarkan 10-15 menit, kemudian bilas. Dilakukan 2-3x/mg

B. Bentuk larutan :

- lar. tiosulfas natrikus 25%* Cara pakai : oles seluruh badan, sebelum tidur & dibilas pada pagi harinya. Dilakukan 1-2x/mg.

C. Bentuk krim :1. Derivat azol : mikonazol, klotrimazol, ketokonazol

2. salisil sulfur presipitanum 4-20%

Page 57: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

pengobatanII. Sistemik

1. Ketokonazol 1x200 mg/hari, selama 10 hari

2. Itrakonazol 1x200 mg/hari, selama 5-7 hari

Pencegahan

Daerah endemik : ketokonazol 200mg/hr (3 hari/bln)

itrakonazol 200mg (1x/bln)

PROGNOSIS Baik

Page 58: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Tinea NigraPenyebab: Cladosporium Werneckii

Cladosporium Mansoni

dapat menghasilkan pigment seperti melanin

Predileksi: telapak tangan & kadang2 telapak

kaki

Klinis: bercak coklat sampai kehitaman & tak

ada skuama Piedra

Penyebab : Piedraia hortai (black)

Trichosporon beigelii

(white)

Klinis :nodul kecil2 pada batang

rambut , mudah menyebar ke rambut

lainnya & sangat mengganggu

Page 59: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Tinea nigra - Piedra putih - piedra hitam

Page 60: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Dermatomikosis superfisialis

kandidosis

Page 61: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

DEFINISI KANDIDOSISInfeksi jamur yang disebabkan oleh Candida albicans dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, paru, dllSelain kulit, organ dalam pun dapat terkenaDapat bersifat akut, sub-akut & kronik

SINONIM

Moniliasis, dermatocandidiasis ETIOLOGI

C. albicans, C. parapsilosis, C. tropicalisPATOGENESIS

Terjadi bila ada faktor endogen dan eksogen

Page 62: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Jenis-jenis kandidosis

1. Kandidiasis Oral

2. Kandidiasis Vulvovaginitis

3. Candidal Intertrigo

4. Pseudo Diaper Rash

5. Perianal Kandidiasis

6. Candidal Paronychia

7. Erosio interdigitalis

Page 63: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Kandidosis oral kandidosis intertriginosa

Page 64: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Kandidosis kuku

Page 65: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

1. Endogen- Perubahan fisiologi : kehamilan, obesitas,

debilitas, usia ( bayi dan orang tua ) - Penyakit sistemik : DM, tuberkulosis

- Gangguan imunologik :…?

2. Eksogen - iklim, panas, kelembaban- higiene- maserasi- kontak dengan penderita

Page 66: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

GEJALA KLINIS1. Selaput lendir:

Thrush, perleche, vulvovaginitis, balanitis, kandidosis, mukokutan

2. Kandidosis kutisKandidosis intertriginosa, perianal, generalista, paronikia, onikomikosis, diaper-rash, granulomatosa

3. Sistemik Endokarditis, meningitis

4. Reaksi id

Page 67: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

GAMBARAN KELAINAN KULITLesi kulit

Eritem, berbatas tegas, bersisik, basah (madidans)

Lesi satelit berupa vesikel-vesikel dan pustul atau

bula

Pada kuku, tampak tebal, mengeras, berlekuk, rapuh,

berkilat

-Pada daerah lipatan kulit, terutama aksila,

inframamae, umbilikus, lipat gluteal & interdigital

Page 68: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

PENUNJANG DIAGNOSIS

1. Pemeriksaan langsung kerokan kulit atau mukosa : KOH 10% atau Gram sel ragi, blastospora atau hifa semu

2. Kultur : agar dekstrosa Sabouraud dengan kloramfenikol

Page 69: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

DIAGNOSIS BANDING

Kandidosis kutis : eritrasma, dermatitis

intertriginosa, dermatofitosis

Kandidosis kuku : tinea unguium

Kandidosis vulvo vaginal : gonore, non

gonore (trikhomonas vaginalis, leukore

fisiologis)

Kandidosis oral : leukoplakia

Page 70: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

PENGOBATAN

1. Hilangkan faktor predisposisi

2. Topikal:

- lar. gentian violet ½ - 1%, mukosa mulut

- nistatin krim, emulsi, salap

- Azol : krim mikonazol 2%; krim, bedak, klotrimazol 1%

3. Sistemik

- tablet nistatin untuk saluran cerna

- amfoterisin B intravena

- tablet ketokonazol 2x200 mg (5 hari)

- tablet itrakonazol 1x300 mg (tunggal)

Page 71: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

pENCEGAHANPencegahan kekambuhan dengan cara :

1. Me< / mengobati faktor predisposisi

2. Pengobatan profilaksis, bagi :

Penderita HIV, bayi dengan ibu ante partum menderita kandidosis vulvovaginal

PROGNOSIS baik, bergantung faktor prdisposisi

Page 72: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

TERIMA KASIH

Page 73: Dermatomikosis Superf Kuliah Semester Viii

Hi ..... I am coming soon ............Thank you........