dermatitis kontak iritan

13
BAGIAN KULIT & KELAMIN REFERAT MINI FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2012 UNIVERSITAS HASANUDDIN DERMATITIS KONTAK IRITAN Oleh: AYU NURMULIAWATI HANAPI C111 08 328 Pembimbing: dr. ENDANG DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU KULIT & KELAMIN 1

Upload: fahrul-ibn-nas

Post on 28-Oct-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

referat

TRANSCRIPT

Page 1: Dermatitis Kontak Iritan

BAGIAN KULIT & KELAMIN REFERAT MINI

FAKULTAS KEDOKTERAN FEBRUARI 2012

UNIVERSITAS HASANUDDIN

DERMATITIS KONTAK IRITAN

Oleh:

AYU NURMULIAWATI HANAPI

C111 08 328

Pembimbing:

dr. ENDANG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

PADA BAGIAN ILMU KULIT & KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

1

Page 2: Dermatitis Kontak Iritan

DERMATITIS KONTAK IRITAN

I. Pendahuluan

Dermatitis kontak iritan (DKI) merupakan reaksi peradangan non imunologik pada

kulit yang disebabkan oleh kontak dengan faktor eksogen maupun endogen.(1) Faktor eksogen

berupa bahan-bahan iritan (kimiawi, fisik, maupun biologik) dan faktor endogen memegang

peranan penting pada penyakit ini.(1) 

II. Epidemiologi

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua orang dari berbagai golongan umur,

ras, dan jenis kelamin.(2) Data epidemiologi penderita dermatitis kontak iritan sulit didapat.

Jumlah penderita dermatitis kontak iritan diperkirakan cukup banyak, namun sulit untuk

diketahui jumlahnya.(2) Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita yang tidak datang

berobat dengan kelainan ringan.(2)

 Dari data yang didapatkan dariU.S. Bureau of Labour Statistic menunjukkan bahwa

249.000 kasus penyakit okupasional non fatal pada tahun 2004 untuk kedua jenis kelamin

15,6% (38.900 kasus) adalah penyakit kulit yang merupakan penyebab kedua terbesar untuk

semua penyakit okupasional.(1,3)Juga berdasarkan survei tahunan dari institusi yang sama,

bahwaincident rateuntuk penyakit okupasional pada populasi pekerja di Amerika, menunjukkan 90-

95%dari penyakit okupasional adalah dermatitis kontak, dan 80% dari penyakit didalamnya

adalah dermatitis kontak iritan.(1, 3)

III. Etiologi

Dermatitis kontak iritan adalah penyakit multifaktor dimana faktor eksogen (iritan dan

lingkungan) dan faktor endogen sangat berperan, antara lain :(1)

Faktor-faktor yang dimaksudkan termasuk : (1) Sifat kimia bahan iritan: pH, kondisi

fisik, konsentrasi, ukuran molekul, jumlah, polarisasi, ionisasi, bahan dasar, kelarutan; (2)

Sifat dari pajanan: jumlah, konsentrasi, lamanya pajanan dan jenis kontak, pajanan serentak

dengan bahan iritan lain dan jaraknya setelah pajanan sebelumnya; (2) Faktor lingkungan:

lokalisasi tubuh yang terpajan dan suhu, dan faktor mekanik seperti tekanan, gesekan atau

2

Page 3: Dermatitis Kontak Iritan

goresan. Kelembaban lingkungan yang rendah dan suhu dingin menurunkan kadar air pada

stratum korneum yang menyebabkan kulit lebih rentan pada bahan iritan. (1)

a. Faktor Endogen, antara lain :

Faktor genetik

Ada hipotesa yang mengungkapkan bahwa kemampuan individu untuk mengeluarkan

radikal bebas, untuk mengubah level enzim antioksidan, dan kemampuan untuk

membentuk perlindungan heat shock  protein semuanya dibawah kontrol genetik.(1)

Faktor tersebut juga menentukan keberagaman respon tubuh terhadap bahan-bahan

iritan. Selain itu, predisposisi genetik terhadap kerentanan bahan iritan berbeda untuk

setiap bahan iritan.(1) Pada penelitian, diduga bahwa faktor genetik

mungkinmempengaruhi kerentanan terhadap bahan iritan. TNF-α polimorfis telah

dinyatakan sebagai marker untuk kerentanan terhadap kontak iritan.(4)

Jenis Kelamin

Gambaran klinik dermatitis kontak iritan paling banyak pada tangan, dan wanita

dilaporkan paling banyak dari semua pasien.(1) Dari hubungan antara jenis kelamin

dengan dengan kerentanan kulit, wanita lebih banyak terpajan oleh bahan iritan, kerja

basah dan lebih suka perawatan daripada laki-laki.(5) Tidak ada pembedaan jenis

kelamin  untuk dermatitis kontak iritan yang ditetapkan berdasarkan penelitian. (4)

Umur

Anak-anak dibawah 8 tahun lebih muda menyerap reaksi-reaksi bahan-bahan kimia

dan bahan iritan lewat kulit.(1) Banyak studi yang menunjukkan bahwa tidak ada

kecurigaan pada peningkatan pertahanan kulit dengan meningkatnya umur.(1) Data

pengaruh umur pada percobaan iritasi kulit sangat berlawanan. Iritasi kulit yang

kelihatan (eritema) menurun pada orang tua sementara iritasi kulit yang tidak kelihatan

(kerusakan pertahanan) meningkat pada orang muda.(1) Reaksi terhadap beberapa

bahan iritan berkurang pada usia lanjut.(4) Terdapat penurunan respon inflamasi dan

TEWL, dimana menunjukkan penurunan potensial penetrasi perkutaneus. (4)

Suku

Tidak ada penelitian yang mengatakan bahwa jenis kulit mempengaruhi

berkembangnya dermatitis kontak iritan secara signifikan.(1) Karena eritema sulit

diamati pada kulit gelap, penelitian terbaru menggunakan eritema sebagai satu-satunya

parameter untuk mengukur iritasi yang mungkin sudah sampai pada kesalahan

3

Page 4: Dermatitis Kontak Iritan

interpretasi bahwa kulit hitam lebih resisten terhadap bahan iritan daripada kulit putih.(1)

Lokasi Kulit

Ada perbedaan sisi kulit yang signifikan dalam hal fungsi pertahanan, sehingga kulit

wajah, leher, skrotum, dan bagian dorsal tangan lebih rentan terhadap dermatitis

kontak iritan.(1) Telapak tangan dan kaki jika dibandingkan lebih resisten.(1, 4)

Riwayat Atopi

Adanya riwayat atopi diketahui sebagai faktor predisposisi pada dermatitis iritan pada

tangan.(1) Riwayat dermatitis atopi kelihatannya berhubungan dengan peningkatan

kerentanan terhadap dermatitis iritan karena rendahnya ambang iritasi kulit, lemahnya

fungsi pertahanan, danlambatnya proses penyembuhan.(1) Pada pasien dengan

dermatitis atopi misalnya, menunjukkan peningkatan reaktivitas ketika terpajan oleh

bahan iritan.

IV. Patogenesis

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan oleh bahan iritan melalui

kerja kimiawi atau fisis.(1,2) Ada empat mekanisme yang dihubungkan dengan dermatitis

kontak iritan, yaitu: (1, 2)

1. Hilangnya substansi daya ikat air dan lemak permukaan

2. Jejas pada membran sel

3. Denaturasi keratin epidermis

4. Efek sitotoksik langsung

V. Gambaran Klinis

Dermatitis kontak iritan dibagi tergantung sifat iritan. Iritan kuat memberikan gejala

akut, sedang iritan lemah memberi gejala kronis.(2) Selain itu juga banyak hal yang

mempengaruhi sebagaimana yang disebutkan sebelumnya. (2)

Berdasarkan penyebab tersebut dan pengaruh faktor tersebut, dermatitis kontak iritan

dibagi menjadi sepuluh macam, yaitu: (2)

1. Dermatitis Kontak Iritan Akut

Luka bakar oleh bahan kimia juga termasuk dermatitis kontak iritan akut.

4

Page 5: Dermatitis Kontak Iritan

Penyebab DKI akut adalah iritan kuat, misalnya larutan asam sulfat dan asam hidroklorid atau

basa kuat,misalnya natrium dan kalium hidroksida. Biasanya terjadi karena kecelakaan, dan

reaksi segera timbul. Intensitas dan lamanya kontak iritan, terbatas pada kontak kulit terasa

pedih, panas, rasa terbakar, kelainan yang terlihat berupa eritema edema, bula, mungkin juga

nekrosis. Pinggir kelainan kulit berbatas tegas, dan pada umumnya asimetris(2).

Gambar 2: DKI akut akibat penggunaan pelarut industri.(3)

2. Dermatitis Kontak Iritan Lambat (Delayed ICD)

Pada dermatitis kontak iritan akut lambat, gejala obyektif tidak muncul hingga 8-24

jam atau lebih setelah pajanan.(1,2,3) gambaran klinisnya mirip dengan dermatitis kontak iritan

akut.

3. Dermatitis Kontak Iritan Kronis (DKI Kumulatif)

Disebabkan oleh iritan lemah (seperti air, sabun, sampo, detergen, dll) dengan pajanan

yang berulang-ulang, biasanya lebih sering terkena pada tangan.(1, 2, 3). Kelainan kulit baru

muncul setelah beberapa hari, minggu, bulan, bahkan tahun.

Gejala berupa kulit kering, eritema, skuama, dan lambat laun akan menjadi

hiperkeratosis dan dapat terbentuk fisura jika kontak terus berlangsung.(1, 2)

5

Page 6: Dermatitis Kontak Iritan

Gambar3 : DKI Kronis akibat efekkorosif dari semen.(3)

4. Reaksi Iritan

Secara klinis menunjukkan reaksi akut monomorfik yang dapat berupa skuama,

eritema, vesikel, pustul, serta erosi, dan biasanyaterlokalisasi di dorsum daritangan danjari,

biasanya hal ini terjadi pada orang yang terpajan dengan pekerjaan basah, reaksi iritasi dapat

sembuh, menimbulkan penebalan kulit atau dapat menjadi DKI kumulatif. (1, 2, 3)

5. ReaksiTraumatik (DKITraumatik)

Reaksi traumatik dapat terbentuk setelah trauma akutpada kulit seperti panas atau

laserasi.(1,2) Biasanyaterjadi padatangan dan penyembuhan sekitar 6 minggu atau lebih lama.(1,2) Pada proses penyembuhan akan terjadi eritema, skuama, papul dan vesikel.

6. Dermatitis Kontak Iritan Noneritematous

Juga disebut reaksi suberitematous, pada tingkat awal dari iritasi kulit, kerusakan kulit

terjadi tanpa adanya inflamasi, namun perubahan kulit terlihat secara histologi.(1)

7. Dermatitis Kontak Iritan Subyektif (Sensory ICD)

Kelainan kulit tidak terlihat, namun penderita mengeluh gatal, rasa tersengat, rasa

terbakar, beberapa menit setelah terpajan dengan iritan, biasanya terjadi di daerah wajah,

kepala dan leher, asam laktat biasanya menjadi iritan yang paling sering menyebabkan

penyakit ini. (1,2)

8. Dermatitis Kontak Iritan Gesekan (Friction ICD)

6

Page 7: Dermatitis Kontak Iritan

Terjadi iritasi mekanis yang merupakan hasil dari mikrotrauma atau gesekan yang

berulang. (1, 2) DKI Gesekan berkembang dari respon pada gesekan yang lemah, dimana secara

klinis dapat berupa eritema, skuama, fisura, dan gatal pada daerah yang terkena gesekan. (2)

DKI Gesekan dapat hanya mengenai telapak tangan dan seringkali terlihat menyerupai

psoriasis dengan plakat merah menebal dan bersisik, tetapi tidak gatal.(1)

Gambar 5 : DKI Gesekan.(5)

9. Dermatitis Kontak Iritan Akneiform

Disebut juga reaksi pustular atau reaksi akneiform, biasanya dilihat setelah pajanan

okupasional, seperti oli, metal, halogen, serta setelah penggunaan beberapa kosmetik, reaksi

ini memiliki lesi pustular yang steril dan transien, dan dapat berkembang beberapa hari

setelah pajanan, tipe ini dapat dilihat pada pasien dermatitis atopi maupun pasien dermatitis

seboroik. (1)

Gambar 6 : DKI Akneiform.

10. Dermatitis Asteatotik

7

Page 8: Dermatitis Kontak Iritan

Biasanya terjadi pada pasien-pasien usia lanjut yang sering mandi tanpa menggunakan

pelembab pada kulit. Gatal yang hebat, kulit kering, dan skuama ikhtiosiform merupakan

gambaran klinik dari reaksi ini. (1, 2)

Gambar 7 : DKI Asteatotik.

VI. Diagnosis

Diagnosis dermatitis kontak iritan didasarkan atas anamnesis yang cermat dan

pengamatan gambaran klinis yang akurat, DKI akut lebih mudah diketahui karena munculnya

lebih cepat sehingga penderita lebih mudah mengingat penyebab terjadinya, DKI kronis

timbul lambat serta mempunyai gambaran klinis yang luas, sehingga kadang sulit dibedakan

dengan DKA, selain anamnesis, juga perlu dilakukan beberapa pemeriksaan untuk lebih

memastikan diagnosis DKI antara lain : (2)

Pemeriksaan Penunjang :

Patch test merupakan pemeriksaan gold standard dan digunakan untuk menentukan

substansi yang menyebabkan kontak dermatitis dan digunakan untuk mendiagnosis DKA.(1,3)

Patch test dilepas setelah 48 jam, hasilnya dilihat dan reaksi positif dicatat.Untuk

pemeriksaan lebih lanjut, dan kembali dilakukan pemeriksaan pada 48 jam berikutnya. Jika

hasilnya didapatkan ruam kulit yang membaik (negatif) , maka dapat didiagnosis sebagai

DKI.(1,3)

VII. Penatalaksanaan

Beberapa strategi pengobatan yang dapat dilakukan pada penderita dermatitis kontak

iritan adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan kompres dingin 3 kali sehari selama 20-30 menit dengan larutan Burrowi dan

kalium permagnant.

8

Page 9: Dermatitis Kontak Iritan

2. Hal penting dalam pengobatan dermatitis kontak iritan adalh menghindari pajanan bahan

iritan baik bersifat mekanis, fisik, dan kimiawi dan memakai alat pelindung diri bagi

mereka yang bekerja dengan bahan iritan.

3. Glukokortikoid topikal

Efek topikal dari glukokortikoid pada penderita DKI akut masih kontrofersional karena

efek yang ditimbulkan, namun pada penggunaan yang lama dari kortikosteroid dapat

menimbulkan kerusakan kulit pada stratum korneum. Pada pengobatan untuk DKI akut

yang berat, mungkin dianjurkan pemberian prednison pada 2 minggu pertama, 60 mg

dosis inisial, dan di tappering 10mg.(3,5)

2. Secara klinis, infeksi diobati dengan menggunakan antibiotik oral untuk mencegah

perkembangan selulit dan untuk mempercepat penyembuhan. Secara bersamaan,

glukokortikoid topikal, emolien, dan antiseptik juga digunakan. Sedangkan antihistamin

mungkin dapat mengurangi pruritus yang disebabkan oleh dermatitis akibat iritan(4).

VIII. Prognosis

Prognosis untuk dermatitis iritan yang akut adalah baik jika iritan penyebab dapat

diidentifikasi dan dieliminasi. Prognosis untuk dermatitis iritan kumulatif atau dermatitis

iritan yang kronis ditangani seksama dan mungkin lebih buruk daripada dermatitis alergi.

Dengan latar belakang atopi, kurangnya pengetahuan tentang penyakit, diagnosis, dan terapi

yang terlambat merupakan faktor yang menyebabkan prognosis buruk. Dermatitis post-

occupational persistent telah terlihat pada 11% dari individu.(3)

9

Page 10: Dermatitis Kontak Iritan

DAFTAR PUSAKA

1. Wolff K, Lowel AG, Stephen IK, Barbara AG, Amy SP, David JL, editors. Fitzpatrick’s

Dermatology in general medicine. 7th ed. New York: McGraw - Hill; 2008.p.396-401.

2. Sularsito, S.A dan Suria Djuanda, editors. Dermatitis. In: Djuanda A, Mochtar H, Aisah S,

editors. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia; 2008.p.130-133.

3. Wolff C, Richard AJ, and Dick S, editors. Fitzpatrick’s Color Atlas & Synopsis Of

Clinical Dermatology 5th ed. New York: McGraw - Hill; 2005.

4. Wilkinson SM, and Beck MH. Rook’s Textbook Of Dermatology 7th ed. Australia:

Blackwell Publishing. 2004.chapter 19.

5. Habif T. Clinical Dermatology: A Color Guide to Diagnosis and Therapy. 4th ed. USA:

mosby; 2003. p.62-64

10