dermatitis kontak

5
Dermatitis Kontak DEFINISI Dermatitis Kontak adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang disertai dengan adanya spongiosis atau edema interseluler pada epidermis karena kulit berinteraksi dengan bahan-bahan kimia yang berkontak atau terpajan pada kulit. Bahan-bahan tersebut dapat bersifat toksik ataupun alergik KLASIFIKASI Dermatitis Kontak dapat diklasifikasikan menjadi 2,yaitu : 1. Dermatitis kontak Irritan Dermatitis irritant akut Dermatitis irritant kronik (kumulatip) 2. Dermatitis kontak alergik Dermatitis kontak irritant merupakan 80% dari seluruh dermatitis kontak. I.DERMATITIS KONTAK IRRITAN Dermatitis kontak irritant terjadi karena kulit berkontak dengan bahan irritant. Bahan irritant adalah bahan yang pada kebanyakan orang dapat mengakibatkan kerusakan sel bila dioleskan pada kulit pada waktu tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. Bahan irritant ini dapat merusak kulit dengan cara menghabiskan lapisan tanduk secara bertahap melalui denaturasi keratin sehingga mengubah kemampuan kulit untuk menahan air. Klasifikasi bahan irritant : 1. Irritant kuat 2. Rangsangan mekanik : serbuk kaca atau serat (fiber glass) , wol 3. Bahan kimia : air,sabun 4. Bahan biologi : dermatitis popok Dermatitis kontak irritant dapat terjadi pada semua umur pada laki- laki maupun perempuan. Lepasnya ureum arena kerja enzim bakteri di feses dapat menyebabkan dermatitis kontak irritant di glutea,paha

Upload: yana-taryana

Post on 15-Apr-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Dermatitis Kontak

TRANSCRIPT

Page 1: Dermatitis Kontak

Dermatitis Kontak

DEFINISI

Dermatitis Kontak adalah suatu dermatitis (peradangan kulit) yang disertai dengan adanya spongiosis atau edema interseluler pada epidermis karena kulit berinteraksi dengan bahan-bahan kimia yang berkontak atau terpajan pada kulit. Bahan-bahan tersebut dapat bersifat toksik ataupun alergik

KLASIFIKASI

Dermatitis Kontak dapat diklasifikasikan menjadi 2,yaitu :

1. Dermatitis kontak Irritan Dermatitis irritant akut Dermatitis irritant kronik (kumulatip)

2. Dermatitis kontak alergik

Dermatitis kontak irritant merupakan 80% dari seluruh dermatitis kontak.

I.DERMATITIS KONTAK IRRITAN

Dermatitis kontak irritant terjadi karena kulit berkontak dengan bahan irritant. Bahan irritant adalah bahan yang pada kebanyakan orang dapat mengakibatkan kerusakan sel bila dioleskan pada kulit pada waktu tertentu dan untuk jangka waktu tertentu. Bahan irritant ini dapat merusak kulit dengan cara menghabiskan lapisan tanduk secara bertahap melalui denaturasi keratin sehingga mengubah kemampuan kulit untuk menahan air.

Klasifikasi bahan irritant :

1. Irritant kuat2. Rangsangan mekanik : serbuk kaca atau serat (fiber glass) , wol3. Bahan kimia : air,sabun4. Bahan biologi : dermatitis popok

Dermatitis kontak irritant dapat terjadi pada semua umur pada laki-laki maupun perempuan. Lepasnya ureum arena kerja enzim bakteri di feses dapat menyebabkan dermatitis kontak irritant di glutea,paha atas, perut bagian bawah, yang disebut dermatitis popok (nappy rash).

Pada orang dewasa, dermatitis kontak irritant sering terjadi pada telapak tangan dan punggung tangan , karena dermatitis kontak irritant serng berkaitan dengan pekerjaan. Muka dapat terkena oleh bahan yang menguap (amonia).

Page 2: Dermatitis Kontak

A. DERMATITIS IRRITAN AKUT

DEFINISI

Dermatitis irritant akut terjadi setelah 1 atau beberapa kali olesan bahan-bahan irritant kuat sehingga terjadi kerusakan epidermis yang berakibat peradangan. Biasanya dermatitis irritant kuat terjadi karena kecelakaan kerja. Bahan-bahan irritant ini dapat merusak kulit karena terkurasnya lapisan tanduk, denaturasi keratin, dan pembengkakkan sel.

MANIFESTASI KLINIK

Tipe reaksinya tergantung pada bahan apa yang berkontak, konsentrasi bahan kontak, dan lamanya berkontak. Reaksinya dapat berupa kulit menjadi merah atau coklat. Kadang-kadang terjadi edema dan rasa panas, atau ada papulla vesikula, vustulla, kadang-kadang terbentuk bulla yang kurulen dengan kulit disekitarnya normal.

Contoh bahan kontak untuk dermatitis irritant akut adalah asam dan basa keras yang sering digunakan dalam industry.

B. DERMATITIS IRRITAN KRONIK (KUMULATIP)

DEFINISI

Dermatitis ini terjadi karena kulit berkontak dengan bahan-bahan irritant yang tdak terlalu kuat, seperti sabun, dettergen, dan larutan antiseptic.

Dapat dibagi dalam dua stadium :

Stadium I : Kulit kering dan pecah-pecah. Stadium ini dapat sembuh dengan sendirinya.

Stadium II : Ada kerusakan epidermis dan reaksi dermal. Kulit menjadi merah dan bengkak, terasa panas dan mudah terangsang. Kadang-kadang timbul papula, vesikula,krusta. Bila kronik timbul likenifikasi. Keadaan ini menyebabkan retensi keringat dan perubahan flora bakteri.

Ibu-ibu rumah tangga sering terpajan pada bahan-bahan iritan, seperti sabun, deterjen, air, sehingga sering terjadi dermatitis iritan stadium I. lokalisasinya sering pada tangan dan lengan .

Contoh :

Air, sabun,dan deterjen sering menimbulkan eczema pada tangan yang disebut housewifes hand eczema.

Air. Kontak dengan air dapat menimbulkan iritasi dengan beberapa cara:1. Timbul maserasi yang terasa sakit, bila lapisan tanduk telapak kaki direndam lama.

Page 3: Dermatitis Kontak

2. Fungsi barrier kulit hilang karena terjadi maserasi.3. Kulit kering (xerotic eczema) terjadi bila kulit berkontak terus menerus sehingga

menghilangkan lipid kulit.4. Daerah terjadi infeksi jamur pada daerah sela-sela (intertigo) bila berkontak terus

menerus dengan air. Sabun/detergen. Bahan-bahan ini akan mengakibatkan penegeringan kulit dan memperbesar

aksi iritasi oleh air.

C. DERMATITIS TANGANDermatitis ini sering terjadi pada ibu rumah tangga. Sering terjadi pada punggung tangan dan sela-sela jari tangan.

MANIFESTASI KLINIKDermatitis ini bersifat kronik dan biasanya bersifat ringan. Kulit kelihatan kering, pecah-pecah dan eritem. Kadang-kadang dapat bersifat akut dengan gejala eritema, basah, bula, sehingga menyerupai lesi luka bakar.

PENGOBATAN1. Hindarkan sabun2. Pakai sarung tangan kalau bekerja.3. Topical: dapat diberikan kortikosteroid 4. Bila lesi akut (kulit bengkak dan basah) dapat diberikan kompres dengan liquor Burowi

1:20 tiap dua jam sekali.5. Kemudian dapat diberikan kortikosteroid topical ataupun sistemik

II. DERMATITIS KONTAK ALERGIK

DEFINISI

Dermatitis kontak alergik (DKA) dapat terjadi karena kulit terpajan/berkontak dengan bahan-bahan yang bersifat sensitizer (allergen). Dermatitis kontak alergik lebih kurang merupakan 20% dari seluruh dermatitis kontak.

PATOFISIOLOGI

DKA, yang digolongkan dalam reaksi imunologik tipe IV, merupakan hipersensitivitas lambat.

Ada dua fase untuk menimbulkan dermatitis kontak alergik.

1. Fase Primer (induktiflaffen), yaitu penetrasi bahan yang mempunyai berat molekul kecil (hapten) ke kulit, yang kemudian berkaitan dengan karier barrier protein di epidermis.

Page 4: Dermatitis Kontak

Komponen tersebut akan disajikan oleh sel Langerhans (LCs) pada sel T. Di kelenjar limfe regional, komplek yang terbentuk akan merangsang sel limfosit T di daerah parakorteks untuk memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi sel T efektor dan sel memori. Terbentuklah sel T memori yang akan bermigrasi ke kulit,peredaran perifer,dll.

2. Fase Sekunder (eksitasileferen), yaitu pajanan hapten yang pada individu yang telah tersenitasi, sehingga antigen disajikan lagi oleh sel Langerhans ke sel T memori di kulit dan limfe regional. Kemudian terjadi reaksi imun yang menghasilokan limfokin. Terjadi reaksi inflamasi dengan perantaraan sel T, karena lepasnya bahan-bahan limfookin dan sitikin. Terjadi reaksi ini maksimum 24-48 jam. Setelah pemajanan allergen pada kulit, antigen tersebut secara imunologik “ditangkap” oleh sel Langerhans (sel penyaji antigen), kemudian diproses dan disajikan kepada limfosit T dengan bantuan molekul MHC kelas II. Sel Langerhans dan sel keratinosit akan menghasilkan Interleukin (Lymphocyte Activating Factor) dan sel Langerhans akan mengalami perubahan morfologis menjadi sel Langerhans yang aktif sebagai penyaji sel (APCs). Sel ini akan bergerak ke kulit di dermis , parakortikal, kelenjar limfe. Sel Langerhans menyajikan antigen dalam bentuk yang sesuai dengan HLADR dengan reseptor HLADR yang dimiliki oleh sel limfosit T. APCs lain seperti sel monosit dan makrofag hanya dapat merangsang sel T memori, tidak dapat mengaktifkan sel T yang belum disensitasi. Pada fase efferent ini sel TH1 terletak di sekitar pembuluh darah kapiler di dermis. Selain itu, sel limfosit T itu harus diaktifkan oleh interleukim 1 yang dihasilkan oleh sel Langerhans dan sel keratinosit. Dan sel T ini akan mengasilkan interleukim 2 (limfosit T proliferating Cell) dan menyebabkan sel T berproliferasi.

MANIFESTASI KLINIK

1. Fase akut : merah, edema,papulla,vesikulla,berair,krusta, dan gatal.2. Fase kronik : kulit tebal atau likenifikasi, kulit pecah-pecah, skuama, kulit kering, dan

hiperpigmentasi.