dermatitis atopik
DESCRIPTION
EtiopatogenesisTRANSCRIPT
DERMATITIS ATOPIK
I. ETIOLOGI
Dermatitis atopik merupakan penyakit kulit inflamatori yang sangat
gatal, diakibatkan oleh interaksi kompleks antara kecenderungan genetik yang
menyebabkan gangguan fungsi sawar kulit, gangguan sistem imun humoral,
dan peningkatan respon imunologik terhadap alergen dan antigen mikroba.(1,2)
II. PATOGENESIS
IgE dan respon inflamatori
Peran IgE dalam DA tidak diketahui. IgE meningkat pada kebanyakan
serum pasien dengan DA, tetapi 20% pasien DA mempunyai serum
IgE yang normal dan tidak mempunyai reaktivitas terhadap alergen.
Tingkat IgE tidak selalu berkorelasi dengan aktivitas penyakit,
sehingga peningkatan serum IgE hanya dapat dianggap sebagai bukti
pendukung untuk diagnosa DA. Total IgE secara signifikan lebih
tinggi pada anak dengan riwayat hidup penyakit pernapasan atopik
pada semua kelompok umur.. Kebanyakan orang dengan DA memiliki
riwayat rhinitis alergi pribadi atau keluarga serta asma dan peningkatan
serum antibodi IgE terhadap udara atau tertelan antigen protein. DA
biasanya berkurang pada ‘spring hay fever season’, yaitu ketika
aeroalergen berada pada konsentrasi maksimum.(3)
Eosinofilia darah
Eosinofil mungkin sel efektor utama dalam DA. Eosinofil darah
Perhitungan kasar eosinofil darah berkorelasi dengan tingkat severitas
penyakit, meskipun banyak pasien dengan penyakit berat
memperlihatkan jumlah eosinofil periferyang normal dalam darah.
Pasien dengan jumlah eosinofil yang normal adalah terutama pada
mereka yang mengalami dermatitis atopik sahaja; pasien dengan
dermatitis atopik yang berat dan yang mempunyai alergi pernapasan
umumnya mempunyai eosinofil darah perifer yang meningkat. Tidak
1
terdapat akumulasi eosinofil pada jaringan; namun, degranulasi
eosinofil pada dermis melepaskan protein yang dapat menyebabkan
pelepasan histamin dari basofil dan sel mast dan merangsang gatal,
iritasi, dan likenifikasi.(3)
Penurunan cell-mediated immunity
Beberapa fakta menunjukkan bahwa pasien DA mempunyai cell-
mediated immunity yang terganggu. Pasien dapat terkena infeksi kulit
melalui virus herpes simpleks (eczema herpeticum) meskipun
dermatitis tidak aktif. Ibu dengan herpes labialis yang aktif harus
menghindari kontak langsung dari lesi aktif mereka dengan kulit anak-
anak mereka, seperti berciuman, terutama jika anak mengalami
dermatitis. Insiden alergi kontak (misalnya, mengurangi kepekaan
terhadap poison ivy) mungkin lebih rendah dari normal dalam pasien
dermatitis atopik. Namun, beberapa studi menunjukkan tingkat
sensitisasi yang sama.(3)
Aeroalergen
Aeroalergen dapat memainkan peran penting dalam menyebabkan lesi
ekzema. Tingkat reaksi patch test adalah: debu rumah (70%), tungau
(70%), kecoa (63%), cetakan campuran (50%), dan rumput campuran
(43%). Pasien dengan DA sering menunjukkan reaksi garukan dan
intradermal yang positif ke sejumlah antigen, menghindari antigen ini
jarang dapat memulihkan dermatitis.(3)
2