dermatitis atopik

4
BAB III PEMBAHASAN Seorang anak laki- laki berusia 3 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Syekh Yusuf Gowa bersama ibunya pada tangga 26 maret 2015, ibu pasien mengeluhkan gatal yang dialami pasien pada lipat lengan tangan. Gatal awalnya dimulai dari bintik bintik merah pada kedua wajah pasien saat umur beberapa hari setelah lahir. Gatal semakin lama semakin banyak dan menyebar ke arah lipat siku, lipat lutut dan kepala. Bintik kemerahan semakin lama semakin mengelupas karena pasien menggaruknya terus menerus. Gatal yang hilang timbul ini diakui ibu pasien telah berlangsung sejak pasien lahir, yang diduga karena alergi susu sapi sehingga pasien diberikan ASI Eksklusif sampai umur 2 tahun. Ibu pasien mengakui bahwa dirinya sering mengalami sesak napas (asma) pada pemeriksaan fisik didapatkan pada fossa cubitus (lipat siku) dan fossa poplitea (lipat lutut) serta bagian ekstensor terdapat papula eritem, multiple, ukuran miliar, berkelompok, dan sebagian besar tampak likenifikasi. Pada kasus ini , diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik. Ada beberapa keadaan

Upload: satriani-bachtiar

Post on 02-Oct-2015

222 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

bab III

TRANSCRIPT

BAB IIIPEMBAHASANSeorang anak laki- laki berusia 3 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Syekh Yusuf Gowa bersama ibunya pada tangga 26 maret 2015, ibu pasien mengeluhkan gatal yang dialami pasien pada lipat lengan tangan. Gatal awalnya dimulai dari bintik bintik merah pada kedua wajah pasien saat umur beberapa hari setelah lahir. Gatal semakin lama semakin banyak dan menyebar ke arah lipat siku, lipat lutut dan kepala. Bintik kemerahan semakin lama semakin mengelupas karena pasien menggaruknya terus menerus. Gatal yang hilang timbul ini diakui ibu pasien telah berlangsung sejak pasien lahir, yang diduga karena alergi susu sapi sehingga pasien diberikan ASI Eksklusif sampai umur 2 tahun. Ibu pasien mengakui bahwa dirinya sering mengalami sesak napas (asma)pada pemeriksaan fisik didapatkan pada fossa cubitus (lipat siku) dan fossa poplitea (lipat lutut) serta bagian ekstensor terdapat papula eritem, multiple, ukuran miliar, berkelompok, dan sebagian besar tampak likenifikasi. Pada kasus ini , diagnosis ditegakan berdasarkan anamnesis, dan pemeriksaan fisik. Ada beberapa keadaan yang menyerupai keadaan pada pasien ini, yaitu : dermatitis atopik, dermatitis seboroik, dermatitis kontak alergi. Pada dermatitis seboroik, dermatitis atopik dan dermatitis kontak alergi mempunyai gejala utama dan gambaran klinis yang hampir sama. Keluhan utama yang timbul adalah rasa gatal hebat yang memainkan peran dalam timbulnya pola reaksi kulit dapat berupa makula eritem yang ditutupi dengan papul miliar dan pada kasus kronik akan berskuama halus sampai kasar, umumnya pada DS akan tampak berminyak dan pada DA akan tampak cenderung kering. Pada seboroik lokasi banyak terjadi di daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea misal kulit kepala, belakang telinga, alis mata, cuping hidung , ketiak, dada, dan supra pubis. Pada DA lokasi terjadi pada, lipat siku, lipat lutut sedangkan DKA lokasi sesuai dengan tempat kontaktan. Sesuai epidemiologi umumnya DS terjadi pada usia dewasa, DA lebih sering terjadi pada anak-anak, dan DKA pada semua umur.Dari semua ciri khas yang ada pasien lebih mengarah ke dermatitis atopik, meskipun memiliki gambaran klinis yang hampir sama, ada beberapa klinis dan ciri khas yang memperkuat penegakan diagnosis yaitu lesi pada pasien ini cenderung kering tidak berminyak, lokasi terjadi pada lipat siku dan lipat lutut, dan pada pasien ini masuk kategori usia anak-anak. Dari anamnesis diatas dan pemeriksaan fisik juga didapatkan 4 kriteria mayor dan 3 kriteria minor menurut hanifin dan rajka . Berdasarkan hal dan kriteria tersebut, diagnosis sudah bisa ditegakan dan mengarah ke dermatitis atopik.Dermatitis atopik adalah suatu penyakit kronik yang residif. Distribusi dan bentuk lesi berbeda menurut usia, tetapi rasa gatal adalah gejala utama yang selalu dikeluhkan pada pasien DA. Berbagai faktor turut berperan pada patogenesis dermatitis atopik, antara lain faktor genetik yang terkait dengan kelainan intrinsik sawar kulit, kelainan imunologik dan faktor lingkungan. Pada kasus ini, terdapatnya riwayat alergi pada orang tua, terutama dermatitis atopik yang akan berhubungan erat dengan manifestasi dan derajat keparahan atopik pada fase anak.Dermatitis atopik ditandai dengan kulit kering, hal ini terkait dengan mekanisme kompleks kerusakan sawar kulit. Hilangnya seramid dikulit, yang berfungsi sebagai molekul pengikat air diruang ekstraselular stratum korneum, dianggap sebagai penyebab kelainan fungsi sawar kulit. Kekeringan kulit mengakibatkan ambang rangsang kulit relative rendah dan menimbulkan sensasi untuk menggaruk. Garukan ini menyebabkan kerusakan dan memudahkan mikroorganisme dan bahan iritan melalui kulit.Suhu kamar sebaiknya sejuk dan lembab karena suhu panas dapat meningkatkan kekeringan kulit dan merangsang gatal. Pakaian sebaiknya tidak tebal dan hindari pakaian yang bebahan dari wol atau berbahan kasar.gatal dapat dikurangi dengan pemberian emolien, kompres basah, anti inflamasi topical dan antihistamin oral. Yang terpenting adalah, bagaimana cara mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor pencetusnya. Dan faktor pencetus kadang berbeda pada setiap pasien. Pada kasus ini, kemungkinan pencetus yang berperan adalah faktor lingkungan, karena didapati riwayat gatal pada keluarga yaitu ayah pasien. Bila diyakini bahwa lingkungan menyebabkan dermatitis atopik, hal yang dicurigai tersebut dapat dihindari..