deras rek. an. yayasan dompet dhuafa republika zakat · pdf filedalam mengelola zakat dan...

1
K risis multidimensi yang melanda Bangsa Indonesia sampai saat ini, tidak henti-hentinya menimbulkan problematika kehidupan, seperti meningkatnya jumlah kaum fakir miskin, angka pengangguran yang masih ting- gi, pergeseran nilai akidah, serta melemahnya kepeduliaan terhadap sesama. Fenomena sosial seperti ini semestinya menjadi pemikiran dan agenda penting para pemimpin dan seluruh bangsa, bersama-sama mencari solusi dan memberikan yang terbaik bagi negeri ini. Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa, tidak ingin melewatkan kesempatan untuk berkontribusi terhadap per- soalan-persoalan itu. LPM Dompet Dhuafa memfokuskan diri pada pelayanan pada masalah-masalah kemiskinan dan pember- dayaan. LPM berorientasi melayani mustahik sepenuh hati sebagai bentuk implementasi pemanfaatan dana zakat. Lembaga Pelayan Masyarakat Dompet Dhuafa juga memosisikan diri sebagai ujung tombak layanan mustahik yang sehari-hari menjadi koridor utama pelayanan berbagai keluhan masyarakat dan memberikan bantuan langsung sesuai kondisi mustahik. Meskipun berkantor pusat mandiri di wilayah Ciputat, Banten, bukan berarti kiprah LPM hanya ter- batas di Jakarta, Banten, dan sekitarnya. Sebaran aktivitas LPM telah menjangkau 21 provinsi di Indonesia dengan keterlibatan penuh dalam penyelenggaraan aneka bantuan langsung kepada mustahik (beneficiaries) yang dikenal dalam khazanah zakat sebagai 8 asnaf (delapan golongan penerima zakat). LPM melayani lebih dari 100 orang setiap hari, yang datang untuk menerima langsung bantuan untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi, khususnya menyangkut persoalan ekonomi. Bantuan untuk anak yatim, para musafir, biaya pendidikan, bantuan kesehatan, jejak-jejak konflik, dan kemiskinan, semua tertumpah ruah di gerai layanan mustahik ini. Namun bukan hanya itu layanan yang diberikan oleh kelompok jejaring mandiri ini. LPM mengemban tugas pelayanan umat yang dilabeli dengan nama program Lamusta (Layanan Mustahik)--santunan reguler melalui outlet maupun kunjungan ke lokasi mustahik. Ada lagi Rumah Sahabat Anak dan Program Bersih itu Sehat yang menjadi bagian dari upaya peduli kebersihan lingkungan kota, bantuan kebencanaan langsung di daerah ben- cana, dan program Bimbingan Ruhani untuk Pasien (BRP) untuk aktivitas dakwah dan kesehatan ruhani bagi orang-orang yang sakit. Lembaga yang punya motto "Merajut Empati Tiada Henti” ini berikhtiar berbagi empati dan peduli bagi masyarakat dhuafa. Cita-cita jangka panjangnya adalah mendidik mustahik agar kelak bisa menjadi muzaki. Impian ini takkan wujud tanpa kontribusi kita semua melalui harta, tenaga, pikiran, dan waktu. Digerakkan oleh sekitar 30 orang SDM, LPM sampai saat ini telah melayani sekitar 11.653 orang penerima manfaat, 200 KK, 39 yayasan, 4 Lembaga Pemasyarakatan, dan 3 komunitas. Tahun 2011, lembaga ini mengalo- kasikan dana layanan tak kurang dari 3 miliar rupiah. B ila kita memperhatikan perilaku para pengelola dana zakat atau lembaga sosial, khususnya dalam kaitan berhubungan dengan masyarakat, maka kita bisa mengelompokkan gayanya pada tiga jenis perilaku. Ketiga gaya tersebut dapat kita lihat juga sebagai tiga klasifikasi. Ketiga gaya ini adalah kecenderungan perilaku yang sering ditampilkan oleh para pengelola dana zakat atau lembaga sosial. Adapun ketiga gaya tersebut dapat kita namai seba- gai gaya pengamen, pemain band dan selebriti. Gaya pengamen ditunjukkan oleh perilaku para pengelola lembaga kemanusiaan yang punya kebi- asaan sering mengharu biru masyarakat dalam rang- ka mengundang simpati. Umumnya yang mereka lakukan adalah menceritakan penderitaan orang miskin secara vulgar. Sangat sering mereka meng- eksploitasi kesulitan para dhuafa. Kadang yang dilakukannya adalah membuat atau menampilkan puisi-puisi ratapan atau lagu-lagu kesedihan. Tidak sedikit yang sampai menampilkan anak-anak dari keluarga miskin untuk menceritakan derita hidupnya dihadapan orang banyak. Tujuannya agar masyarakat yang mendengar ikut larut dalam kesedihan dan akhirnya mau mengeluarkan uang sumbangan. Gaya berikutnya yang kadang ditampilkan adalah gaya pemain band. Gaya ini merujuk kepada perilaku para pengelola zakat atau lembaga sosial yang berusaha menyajikan kemasan program yang menarik, berkualitas, dan harmoni pengelolaan yang baik. Kelompok pemain band ini berusaha menampilkan kinerja pengelolaan zakat dan aktivitas sosial sebagai suatu substansi untuk mencapai tujuan dalam menolong orang miskin. Untuk mengun- dang uang dan simpati, bekal utama pemain band bukanlah puisi dan lagu-lagu kesedihan, akan tetapi nilai manfaat dan dampak program terhadap per- baikan nasib orang miskin. Dalam tahap yang lebih tinggi, tentulah kualitas pemain band ini dapat kita sebut sebagai pemain orkestra, karena kepiawaian- nya dalam meramu substansi nilai program secara rancak. Gaya ketiga yang sering ditampilkan oleh penge- lola dana zakat atau lembaga kemanusiaan adalah gaya selebriti. Gaya ini merujuk kepada perilaku para pengelola zakat dan lembaga sosial yang lebih me- mentingkan popularitas dalam melaksanakan kegi- atannya. Kelompok ini menjadikan publisitas dan popularitas sebagai tujuan dari berbagai aktivitas yang dilakukannya. Gaya ini didukung oleh berbagai kegiatan yang lebih banyak melibatkan para warta- wan dan promosi di berbagai media. Tidak penting apakah kegiatan tersebut memberi manfaat kepada orang miskin atau mendatangkan donasi, yang pen- ting nama lembaga dan personil semakin dikenal luas oleh masyarakat. Tentu, sah-sah saja apabila pengelola zakat atau lembaga sosial menampilkan perilaku seperti terse- but di atas. Semua perilaku itu adalah bagian dari upaya setiap pengelola zakat dan lembaga sosial untuk mencapai tujuannya masing-masing. Selain karena faktor tujuan, gaya perilaku itu juga muncul disebabkan karena pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang dimiliki personil yang terlibat dalam mengelola zakat dan lembaga sosial. Semakin berkualitas pengelola zakat dan lembaga sosial, akan semakin berkualitas gaya perilaku yang ditampilkan- nya. Sebagian pengelola zakat dan lembaga sosial mungkin juga telah menyadari bahwa aspek substan- si manfaat program, kemampuan mendatangkan sim- pati dan donasi, serta dampak popularitas adalah ketiga hal yang tidak dapat dipisahkan. Mereka men- jadikan semua aspek itu sebagai elemen penentu di- gerakkannya organisasi atau dijalankannya sebuah program. Aspek-aspek tersebut telah menjadi unsur penentu keberhasilan kegiatan dan bergulirnya roda organisasi. Namun apapun perilaku lembaga zakat atau lembaga sosial, masyarakat akan terus meng- apresiasi gaya perilaku yang ditampilkan. Apesiasi masyarakat bisa muncul dalam bentuk apresiasi posi- tif atau negatif. Dampaknya lembaga zakat atau lem- baga sosial akan dicintai atau dijauhi masyarakat. Kini terpulang kepada lembaga zakat atau lembaga sosial, gaya perilaku seperti apa yang mau ditampilkan ? Penanggung Jawab: Dompet Dhuafa Republika Dewan Redaksi: Parni Hadi, Eri Sudewo, Rahmad Riyadi, Ismail A Said, Ahmad Juwaini, Rini Suprihartanti, Kusnandar, Yuli Pujihardi, M Arifin Purwakananta. Alamat Redaksi: Jln. Ir. H. Juanda No. 50 Ciputat Indah Permai Blok C. 28 - 29 Ciputat 15419. Telp. 021 741 6050 (hunting), Fax. 021 741 6070. www.dompetdhuafa.or.id REKENING ATAS NAMA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA: ZAKAT BRI Syariah: 701-31-16-3333.1 BSM: 004.001234.1 Bank Danamon Syariah: 9811000911 Bank Mandiri Pd. Indah : 101.0098300997 BII Syariah : 2-700-000003 BNI Fatmawati: 000.530.2291 Bank Muamalat Ind.: 301.00155.15 INFAK/SEDEKAH BRI Syariah:701.31.16.4444.9 BSM: 004.0010004 Bank Danamon Syariah:9811000511 Bank Muamalat Ind.: 304.000.8010 BNI Syariah: 009.153.9002 Bank Mandiri: 101.0081050633 WAKAF BNI Syariah: 009.153.8995 BII Syariah Platinum : 2-702-00005-0 Danamon Syariah : 981101543 Syariah Mega Ind. : 001-0002-0000-9806 >>cermin<< JALUR CEPAT TUNAIKAN ZAKAT Rek. an. Yayasan Dompet Dhuafa Republika ZAKAT BCA: 237.301888.1 BNI: 000.530.2291 INFAK BCA: 237.301999.2 WAKAF BSM: 004.002330.0 Ujung Tombak Pelayanan Dhuafa >>info program<< >>telaah<< Oleh Ahmad Juwaini Direktur Eksekutif DD >>etos<< Pengamen, Pemain Band, dan Selebriti D i Surabaya ada Gang Dolly. Tak perlu dijelaskan, orang-orang pastilah tahu daerah apa ini. Selain Dolly, ada pula Bangun Sari. Tak perlu pula dijelaskan dae- rah apa ini. Kata kunci memasuki daerah ini adalah kata wisma. Kata ini popular untuk menyebut tempat karaoke dan panti pijat remang-remang. Suasana “remang” bisa ditangkap dari tampilan ibu-ibu atau mbak- mbak dengan dandanan menor yang duduk di depan wisma, sembari merokok. Suasana seperti itu akan menuntun kita pada persepsi yang sama, daerah prostitusi. Wajar. Sepuluh tahun lalu, Bangun Sari dan Bangun Rejo sempat menjadi arena prostitusi kondang dan termasuk terbesar di Surabaya. Namun Bangun Rejo lebih dulu bersih dari praktik prostitusi. Banyak warga Bangun Rejo belakangan menjadi mitra dampingan program pember- dayaan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. Lebih dari 150 orang warga Bangun Rejo— sebagian besar perempuan—menjadi pemetik manfaat program pemberdayaan di usaha mikro ini. Sebagian mitra dampingan Masyarakat Mandiri berdomisili di Bangun Sari, daerah di mana wewangian menguar di malam hari, berbaur kepulan asap rokok. Kini, sebagian wilayah Bangun Sari sudah berubah. Wisma- wisma banyak yang tutup berkat usaha masyarakat dan pemerintah membina para “Wanita Harapan” ini, begitu Dinas Sosial memberi label pada mereka. Mereka sering diberi penyuluhan tentang AIDS/HIV. Mereka diberi pembekalan berbagai keterampilan agar kembali ke daerah asal dan membuka usaha, sehingga meninggalkan profesi sebagai “pelayan” para lelaki hidung belang. Masyarakat kini mulai bernapas lega. Orang bisa membedakan identitas komunitas “remang” dengan warga para umumnya. Mungkin hanya di daerah Bangun Sari orang melakukan hal ini. Warga yang tidak terlibat dalam urusan prostitusi memasangi rumah- nya dengan tulisan “Rumah Tangga”. Tujuan- nya tentu agar orang-orang bisa membedakan mana wisma dan mana rumah warga biasa. Ibarat kata pepatah, ikan di laut belum tentu asin rasanya. Adalah Sukhayati, seo- rang mitra dampingan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa. Rumahnya dekat dengan wisma-wisma remang. Namun, subhanallah, pergaulan yang ada tidak mempengaruhi pe- rilaku dirinya dan anak-anaknya. Miris juga sebenarnya, anak-anak harus tumbuh dekat dengan lingkungan seperti itu. Keluarga itu menjadi potret jernih di antara potret buram di sekitarnya. Mereka tetap bertahan dengan kehidupan yang berbeda dari di lingkungan sekitarnya. Anak-anak perempuannya me- makai jilbab semua. Mereka tidak keluar ru- mah tanpa ada keperluan. Anak-anak laki- lakinya pun saleh-saleh. Mereka membantu orangtua dengan membuka warung. Rumah Sukhayati sekarang dihuni oleh anak-anak dan beberapa cucunya. Seorang anaknya memiliki usaha susu kedelai yang dititipkan ke beberapa warung dan toko. Sukhayati menanamkan arti kerja keras dan kebersahajaan pada mereka. Sukhayati juga berusaha menancapkan kokoh pondasi agama dalam keluarga agar tidak terwarnai lingkungan. Beberapa meter dari warungnya berdiri sebuah wisma panti pijat. Akan teta- pi, dia mampu memagari keluarganya dari pengaruh buruk lingkungan. Ia pagari juga dirinya dengan ibadah. Sembari menunggu pelanggan nasi jualannya, dia selalu meman- faatkan waktu untuk membaca Alquran. Sehari bisa menamatkan rata-rata tiga juz. “Saya membaca 1 juz lebih dalam 1 jam,” cerita Sukhayati. Seandainya saja, semua orang di daerah itu, di sela kesibukan mere- ka, bisa menghidupkan Alquran seperti Sukhayati. Perempuan salehah ini juga memiliki se- mangat kuat menyekolahkan anak-anaknya. Tanpa suami di sisinya lagi, ia bisa mengan- tarkan anak-anaknya bersekolah sampai SMA. Dengan segala keterbatasan, Sukhayati mampu menyekolahkan anak keempatnya di sebuah perguruan tinggi di Surabaya. Ber- syukur ia memiliki anak-anak yang patuh dan rajin. Sejak remaja, mereka membantu- nya bekerja di warung. Bahkan, anaknya yang kini sedang kuliah, berusaha menambah pemasukan keluarga dengan memberikan les privat pada anak-anak sekolah. KONSULTASI IBADAH: email: [email protected] telp 021 7416050 ext 140 JUMAT, 1 APRIL 2011 7 Deras Gedung Wakaf 99 Diresmikan SERANG—PT Perusahaan Gas Ne- gara (PT PGN) kembali menunjuk- kan komitmennya dalam mewujud- kan kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah operasi PT PGN. Be- kerja sama dengan Dompet Dhuafa, PT PGN meluncurkan program Pem- berdayaan Peternak Domba dan Kambing di dua desa, yaitu Desa Teluk Teratai dan Desa Tonjong, Kec. Kramatwatu, Kab. Serang dengan jumlah pemetik manfaat sebanyak 111 Kepala Keluarga dengan target penyaluran ternak sebanyak 1.023 ekor. Program direncanakan berjalan selama dua tahun dengan harapan terjadinya peningkatan pendapatan dan peternak memiliki aset berupa ternak. Bertempat di aula Desa Teluk Te- ratai, Kec. Kramatwatu, Kab. Se- rang, Kamis (24/03) lalu, Program Pemberdayaan Peternak ini dibuka dengan sesi motivasi yang diberikan oleh Jamil Azzaini. Kegiatan ini dii- kuti oleh 130 orang yang berasal dari mitra peternak, Muspika Kec. Kra- matwatu, para kepala desa, jajaran pimpinan PT PGN dan jajaran pim- pinan Dompet Dhuafa. “Kami menyampaikan rasa syu- kur dan rasa terima kasih kepada pi- hak-pihak yang telah peduli dan membantu masyarakat dalam me- ningkatkan kesejahteraannya,” ung- kap Kepala Desa Teluk Teratai Deri Supriyatna dalam sambutannya. “Program ini bertujuan memban- tu masyarakat dalam memperbaiki dan meningkatkan kesejahteraan dan juga menjadikan wilayah Keca- matan Kramatwatu menjadi salah satu sentra domba dan kambing,” ungkap Direktur SSD Dompet Dhu- afa, Kusnandar, selaku penanggung jawab program. PT. PGN yang diwakili Manajer Operasi Divisi TJSL Dedi Suryadinata menyampaikan agar masyarakat dapat menjaga amanah dan mengelola aset yang telah ada sehingga cita-cita bersama untuk mensejahterakan masyarakat dapat terwujud. BANDUNG—Menjawab mimpi memiliki fasilitas pelayanan publik Islami yang dibangun, dan dikua- sai sepenuhnya oleh umat, Selasa (29/03) Dompet Dhu- afa Jawa Barat melakukan Grand Opening salah satu aset wakaf terbesar yang dikelola dengan manajemen modern di Jawa Barat, yaitu Gedung Wakaf 99. Penandatanganan Prasasti sebagai penanda peresmian Ge- dung Wakaf 99 dilakukan oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia kota Bandung, sekaligus Ketua Majelis Ulama Jawa Barat, yang juga Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa Jawa Barat-WakafPro 99, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl. Selain itu, untuk mengedukasi peranan wakaf dalam mem- bangun peradaban umat bagi para undangan dan stakeholder yang hadir, acara ini diisi pula dengan talkshow dengan narasum- ber Prof Dr KH Miftah Faridl bersama Hj Fatimah Avalpo (Ceu Mpet), Ketua Majelis Talim se-Bandung Raya. Sukhayati PT PGN Berdayakan 111 KK Peternak di Kabupaten Serang Potret Jernih di Kawasan ”Lampu Merah”

Upload: ngodung

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Deras Rek. an. Yayasan Dompet Dhuafa Republika ZAKAT · PDF filedalam mengelola zakat dan lembaga sosial. Semakin berkualitas pengelola zakat dan lembaga sosial, akan ... pemasukan

Krisis multidimensi yang melandaBangsa Indonesia sampai saat ini,tidak henti-hentinya menimbulkanproblematika kehidupan, sepertimeningkatnya jumlah kaum fakir

miskin, angka pengangguran yang masih ting-gi, pergeseran nilai akidah, serta melemahnyakepeduliaan terhadap sesama. Fenomena sosialseperti ini semestinya menjadi pemikiran danagenda penting para pemimpin dan seluruhbangsa, bersama-sama mencari solusi danmemberikan yang terbaik bagi negeri ini.

Lembaga Pelayan Masyarakat (LPM)Dompet Dhuafa, tidak ingin melewatkankesempatan untuk berkontribusi terhadap per-soalan-persoalan itu. LPM Dompet Dhuafamemfokuskan diri pada pelayanan padamasalah-masalah kemiskinan dan pember-dayaan. LPM berorientasi melayani mustahiksepenuh hati sebagai bentuk implementasipemanfaatan dana zakat.

Lembaga Pelayan Masyarakat DompetDhuafa juga memosisikan diri sebagai ujungtombak layanan mustahik yang sehari-harimenjadi koridor utama pelayanan berbagaikeluhan masyarakat dan memberikan bantuanlangsung sesuai kondisi mustahik. Meskipunberkantor pusat mandiri di wilayah Ciputat,Banten, bukan berarti kiprah LPM hanya ter-batas di Jakarta, Banten, dan sekitarnya.

Sebaran aktivitas LPM telah menjangkau21 provinsi di Indonesia dengan keterlibatanpenuh dalam penyelenggaraan aneka bantuanlangsung kepada mustahik (beneficiaries) yangdikenal dalam khazanah zakat sebagai 8 asnaf(delapan golongan penerima zakat). LPM

melayani lebih dari 100 orang setiap hari, yangdatang untuk menerima langsung bantuanuntuk mengatasi berbagai persoalan yangdihadapi, khususnya menyangkut persoalanekonomi. Bantuan untuk anak yatim, paramusafir, biaya pendidikan, bantuan kesehatan,jejak-jejak konflik, dan kemiskinan, semuatertumpah ruah di gerai layanan mustahik ini.

Namun bukan hanya itu layanan yangdiberikan oleh kelompok jejaring mandiri ini.LPM mengemban tugas pelayanan umat yangdilabeli dengan nama program Lamusta(Layanan Mustahik)--santunan reguler melaluioutlet maupun kunjungan ke lokasi mustahik.Ada lagi Rumah Sahabat Anak dan ProgramBersih itu Sehat yang menjadi bagian dariupaya peduli kebersihan lingkungan kota,bantuan kebencanaan langsung di daerah ben-cana, dan program Bimbingan Ruhani untukPasien (BRP) untuk aktivitas dakwah dankesehatan ruhani bagi orang-orang yang sakit.

Lembaga yang punya motto "MerajutEmpati Tiada Henti” ini berikhtiar berbagiempati dan peduli bagi masyarakat dhuafa.Cita-cita jangka panjangnya adalah mendidikmustahik agar kelak bisa menjadi muzaki.Impian ini takkan wujud tanpa kontribusi kitasemua melalui harta, tenaga, pikiran, danwaktu.

Digerakkan oleh sekitar 30 orang SDM,LPM sampai saat ini telah melayani sekitar11.653 orang penerima manfaat, 200 KK, 39yayasan, 4 Lembaga Pemasyarakatan, dan 3komunitas. Tahun 2011, lembaga ini mengalo -kasikan dana layanan tak kurang dari 3 miliarrupiah. ●

B ila kita memperhatikan perilaku para pengeloladana zakat atau lembaga sosial, khususnyadalam kaitan berhubungan dengan masyarakat,

maka kita bisa mengelompokkan gayanya pada tigajenis perilaku. Ketiga gaya tersebut dapat kita lihatjuga sebagai tiga klasifikasi. Ketiga gaya ini adalahkecenderungan perilaku yang sering ditampilkan olehpara pengelola dana zakat atau lembaga sosial.Adapun ketiga gaya tersebut dapat kita namai seba-gai gaya pengamen, pemain band dan selebriti.

Gaya pengamen ditunjukkan oleh perilaku parapengelola lembaga kemanusiaan yang punya kebi-asaan sering mengharu biru masyarakat dalam rang-ka mengundang simpati. Umumnya yang merekalakukan adalah menceritakan penderitaan orangmiskin secara vulgar. Sangat sering mereka meng -eksploitasi kesulitan para dhuafa. Kadang yangdilakukannya adalah membuat atau menampilkanpuisi-puisi ratapan atau lagu-lagu kesedihan. Tidaksedikit yang sampai menampilkan anak-anak darikeluarga miskin untuk menceritakan derita hidupnya

dihadapan orang banyak. Tujuannya agar masyarakatyang mendengar ikut larut dalam kesedihan danakhirnya mau mengeluarkan uang sumbangan.

Gaya berikutnya yang kadang ditampilkan adalahgaya pemain band. Gaya ini merujuk kepada perilakupara pengelola zakat atau lembaga sosial yangberusaha menyajikan kemasan program yangmenarik, berkualitas, dan harmoni pengelolaan yangbaik. Kelompok pemain band ini berusahamenampilkan kinerja pengelolaan zakat dan aktivitassosial sebagai suatu substansi untuk mencapaitujuan dalam menolong orang miskin. Untuk mengun-dang uang dan simpati, bekal utama pemain bandbukanlah puisi dan lagu-lagu kesedihan, akan tetapinilai manfaat dan dampak program terhadap per-baikan nasib orang miskin. Dalam tahap yang lebihtinggi, tentulah kualitas pemain band ini dapat kitasebut sebagai pemain orkestra, karena kepiawaian-nya dalam meramu substansi nilai program secararancak.

Gaya ketiga yang sering ditampilkan oleh peng e -

lola dana zakat atau lembaga kemanusiaan adalahgaya selebriti. Gaya ini merujuk kepada perilaku parapengelola zakat dan lembaga sosial yang lebih me -men tingkan popularitas dalam melaksanakan ke gi -atannya. Kelompok ini menjadikan publisitas danpopularitas sebagai tujuan dari berbagai aktivitasyang dilakukannya. Gaya ini didukung oleh berbagaikegiatan yang lebih banyak melibatkan para warta -wan dan promosi di berbagai media. Tidak pentingapakah kegiatan tersebut memberi manfaat kepadaorang miskin atau mendatangkan donasi, yang pen -ting nama lembaga dan personil semakin dikenalluas oleh masyarakat.

Tentu, sah-sah saja apabila pengelola zakat ataulembaga sosial menampilkan perilaku seperti terse-but di atas. Semua perilaku itu adalah bagian dariupaya setiap pengelola zakat dan lembaga sosialuntuk mencapai tujuannya masing-masing. Selainkarena faktor tujuan, gaya perilaku itu juga munculdisebabkan karena pengetahuan, pengalaman, danketerampilan yang dimiliki personil yang terlibat

dalam mengelola zakat dan lembaga sosial. Semakinberkualitas pengelola zakat dan lembaga sosial, akansemakin berkualitas gaya perilaku yang ditampilkan-nya.

Sebagian pengelola zakat dan lembaga sosialmungkin juga telah menyadari bahwa aspek substan-si manfaat program, kemampuan mendatangkan sim-pati dan donasi, serta dampak popularitas adalahketiga hal yang tidak dapat dipisahkan. Mereka men-jadikan semua aspek itu sebagai elemen penentu di -ge rakkannya organisasi atau dijalankannya sebuahprogram. Aspek-aspek tersebut telah menjadi unsurpenentu keberhasilan kegiatan dan bergulirnya rodaorganisasi. Namun apapun perilaku lembaga zakatatau lembaga sosial, masyarakat akan terus meng -apresiasi gaya perilaku yang ditampilkan. Apesiasimasyarakat bisa muncul dalam bentuk apresiasi posi-tif atau negatif. Dampaknya lembaga zakat atau lem-baga sosial akan dicintai atau dijauhi masyarakat. Kiniterpulang kepada lembaga zakat atau lembaga sosial,gaya perilaku seperti apa yang mau ditampilkan ? ●

Penanggung Jawab: Dompet Dhuafa Republika Dewan Redaksi: Parni Hadi, Eri Sudewo, RahmadRiyadi, Ismail A Said, Ahmad Juwaini, Rini Suprihartanti, Kusnandar, Yuli Pujihardi, M ArifinPurwakananta. Alamat Redaksi: Jln. Ir. H. Juanda No. 50 Ciputat Indah Permai Blok C. 28 - 29Ciputat 15419. Telp. 021 741 6050 (hunting), Fax. 021 741 6070. www.dompetdhuafa.or.id

REKENING ATAS NAMA DOMPET DHUAFA REPUBLIKA: ■ ZAKAT ● BRI Syariah: 701-31-16-3333.1 ● BSM: 004.001234.1 ● Bank Danamon Syariah: 9811000911 ● Bank MandiriPd. Indah : 101.0098300997 ● BII Syariah : 2-700-000003 ● BNI Fatmawati: 000.530.2291 ● Bank Muamalat Ind.: 301.00155.15 ■ INFAK/SEDEKAH ● BRISyariah:701.31.16.4444.9 ● BSM: 004.0010004 ● Bank Danamon Syariah:9811000511 ● Bank Muamalat Ind.: 304.000.8010 ● BNI Syariah: 009.153.9002 ● Bank Mandiri:101.0081050633 ■ WAKAF ● BNI Syariah: 009.153.8995 ● BII Syariah Platinum : 2-702-00005-0 ● Danamon Syariah : 981101543 ● Syariah Mega Ind. : 001-0002-0000-9806

>>cermin<<

JALUR CEPAT TUNAIKAN ZAKATRek. an. Yayasan Dompet Dhuafa Republika

■ ZAKAT● BCA: 237.301888.1 ● BNI: 000.530.2291

■ INFAK● BCA: 237.301999.2

■ WAKAF● BSM: 004.002330.0

Ujung TombakPelayanan Dhuafa

>>info program<<>>telaah<<

Oleh Ahmad JuwainiDirektur Eksekutif DD

>>etos<<

Pengamen, Pemain Band, dan Selebriti

D i Surabaya ada Gang Dolly. Tak perludijelaskan, orang-orang pastilah tahudaerah apa ini. Selain Dolly, ada pula

Bangun Sari. Tak perlu pula dijelaskan dae -rah apa ini. Kata kunci memasuki daerah iniadalah kata wisma. Kata ini popular untukmenyebut tempat karaoke dan panti pijatremang-remang. Suasana “remang” bisaditangkap dari tampilan ibu-ibu atau mbak-mbak dengan dandanan menor yang duduk didepan wisma, sembari merokok. Suasanaseperti itu akan menuntun kita pada persepsiyang sama, daerah prostitusi. Wajar. Sepuluhtahun lalu, Bangun Sari dan Bangun Rejosempat menjadi arena prostitusi kondang dantermasuk terbesar di Surabaya. NamunBangun Rejo lebih dulu bersih dari praktikprostitusi.

Banyak warga Bangun Rejo belakanganmenjadi mitra dampingan program pember-dayaan Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa.Lebih dari 150 orang warga Bangun Rejo—sebagian besar perempuan—menjadi pemetikmanfaat program pemberdayaan di usahamikro ini.

Sebagian mitra dampingan MasyarakatMandiri berdomisili di Bangun Sari, daerah dimana wewangian menguar di malam hari,berbaur kepulan asap rokok. Kini, sebagianwilayah Bangun Sari sudah berubah. Wisma-wisma banyak yang tutup berkat usahamasyarakat dan pemerintah membina para“Wanita Harapan” ini, begitu Dinas Sosialmemberi label pada mereka. Mereka seringdiberi penyuluhan tentang AIDS/HIV. Merekadiberi pembekalan berbagai keterampilanagar kembali ke daerah asal dan membukausaha, sehingga meninggalkan profesi sebagai“pelayan” para lelaki hidung belang.

Masyarakat kini mulai bernapas lega.Orang bisa membedakan identitas komunitas“remang” dengan warga para umumnya.Mung kin hanya di daerah Bangun Sari orangmelakukan hal ini. Warga yang tidak terlibatdalam urusan prostitusi memasangi rumah-nya dengan tulisan “Rumah Tangga”. Tuju an -nya tentu agar orang-orang bisa membeda kanmana wisma dan mana rumah warga bi asa.

Ibarat kata pepatah, ikan di laut belumtentu asin rasanya. Adalah Sukhayati, seo-

rang mitra dampingan Masyarakat MandiriDompet Dhuafa. Rumahnya dekat denganwisma-wisma remang. Namun, subhanallah,pergaulan yang ada tidak mempengaruhi pe -ri laku dirinya dan anak-anaknya. Miris jugasebenarnya, anak-anak harus tumbuh dekatdengan lingkungan seperti itu. Keluarga itumenjadi potret jernih di antara potret buramdi sekitarnya. Mereka tetap bertahan dengankehidupan yang berbeda dari di lingkunganse kitarnya. Anak-anak perempuannya me -ma kai jilbab semua. Mereka tidak keluar ru -mah tanpa ada keperluan. Anak-anak laki-lakinya pun saleh-saleh. Mereka membantuorangtua dengan membuka warung.

Rumah Sukhayati sekarang dihuni olehanak-anak dan beberapa cucunya. Seoranganaknya memiliki usaha susu kedelai yangdititipkan ke beberapa warung dan toko.Sukhayati menanamkan arti kerja keras dankebersahajaan pada mereka. Sukhayati jugaberusaha menancapkan kokoh pondasiagama dalam keluarga agar tidak terwarnailingkungan. Beberapa meter dari warungnyaberdiri sebuah wisma panti pijat. Akan teta -

pi, dia mampu memagari keluarganya daripengaruh buruk lingkungan. Ia pagari jugadirinya dengan ibadah. Sembari menunggupelanggan nasi jualannya, dia selalu meman-faatkan waktu untuk membaca Alquran.Sehari bisa menamatkan rata-rata tiga juz.

“Saya membaca 1 juz lebih dalam 1 jam,”cerita Sukhayati. Seandainya saja, semuaorang di daerah itu, di sela kesibukan mere-ka, bisa menghidupkan Alquran sepertiSukhayati.

Perempuan salehah ini juga memiliki se -mangat kuat menyekolahkan anak-anaknya.Tanpa suami di sisinya lagi, ia bisa mengan-tarkan anak-anaknya bersekolah sampaiSMA. Dengan segala keterbatasan, Sukhayatimampu menyekolahkan anak keempatnya disebuah perguruan tinggi di Surabaya. Ber -syukur ia memiliki anak-anak yang patuhdan rajin. Sejak remaja, mereka membantu -nya be kerja di warung. Bahkan, anaknyayang kini sedang kuliah, berusaha menambahpemasukan keluarga dengan memberikan lesprivat pada anak-anak sekolah. ●

KONSULTASI IBADAH:email:

[email protected] 021 7416050 ext 140

JUMAT, 1 APRIL 2011 7Deras

Gedung Wakaf 99 Diresmikan

SERANG—PT Perusahaan Gas Ne -gara (PT PGN) kembali menunjuk -kan komitmennya dalam mewujud-kan kesejahteraan masyarakat disekitar daerah operasi PT PGN. Be -kerja sama dengan Dompet Dhu afa,PT PGN meluncurkan program Pem -berdayaan Peternak Domba danKam bing di dua desa, yaitu DesaTeluk Teratai dan Desa Tonjong, Kec.Kramatwatu, Kab. Serang denganjumlah pemetik manfaat sebanyak111 Kepala Keluarga dengan targetpe nyaluran ternak sebanyak 1.023ekor. Program direncanakan berjalanselama dua tahun dengan harapanterjadinya peningkatan pendapatandan peternak memiliki aset berupaternak.

Bertempat di aula Desa Teluk Te -ratai, Kec. Kramatwatu, Kab. Se -rang, Kamis (24/03) lalu, Program

Pemberdayaan Peternak ini dibukadengan sesi motivasi yang diberikanoleh Jamil Azzaini. Kegiatan ini dii -kuti oleh 130 orang yang berasal darimit ra peternak, Muspika Kec. Kra -matwatu, para kepala desa, jajaranpimpinan PT PGN dan jajaran pim -pinan Dompet Dhuafa.

“Kami menyampaikan rasa syu -kur dan rasa terima kasih kepada pi -

hak-pihak yang telah peduli danmem bantu masyarakat dalam me -ning katkan kesejahteraannya,” ung -kap Kepala Desa Teluk Teratai DeriSupriyatna dalam sambutannya.

“Program ini bertujuan memban-tu masyarakat dalam memperbaikidan meningkatkan kesejahteraandan juga menjadikan wilayah Ke ca -matan Kramatwatu menjadi salahsa tu sentra domba dan kambing,”ung kap Direktur SSD Dompet Dhu -afa, Kusnandar, selaku penanggungjawab program.

PT. PGN yang diwakili ManajerOperasi Divisi TJSL DediSuryadinata menyampaikan agarmasyarakat dapat menjaga amanahdan mengelola aset yang telah adasehingga cita-cita bersama untukmensejahterakan masyarakat dapatterwujud. ●

BANDUNG—Menjawabmimpi memiliki fasilitaspelayanan publik Islamiyang dibangun, dan dikua-sai sepenuhnya oleh um at,Selasa (29/03) Dompet Dhu -afa Jawa Barat me la kukanGrand Opening sa lah satuaset wakaf terbesar yangdikelola dengan ma najemenmodern di Ja wa Barat, yaituGedung Wakaf 99.

Penandatanganan Prasasti sebagai penanda peresmian Ge -dung Wakaf 99 dilakukan oleh Ketua Umum Majelis UlamaIndonesia kota Bandung, sekaligus Ketua Majelis Ulama JawaBarat, yang juga Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa JawaBarat-WakafPro 99, Prof. Dr. KH. Miftah Faridl.

Selain itu, untuk mengedukasi peranan wakaf dalam mem-bangun peradaban umat bagi para undangan dan stakeholderyang hadir, acara ini diisi pula dengan talkshow dengan narasum-ber Prof Dr KH Miftah Faridl bersama Hj Fatimah Avalpo (CeuMpet), Ketua Majelis Talim se-Bandung Raya. ●

Sukhayati

PT PGN Berdayakan 111 KK Peternak di Kabupaten Serang

Potret Jernih di Kawasan ”Lampu Merah”