der

12
BAB VI DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT 22. Deret Taylor Misal fungsi f(z) analitik pada | z - z 0 | < R 0 ( lingkaran dengan pusat di z 0 dan jari-jari R 0 ). Maka untuk setiap titik z pada lingkaran itu, f(z) dapat dinyatakan sebagai : ( ( fz a z z z z R n n n () ......... | | = - - < = 0 0 0 0 dengan a f z n n n n = = () ( ) ! ...... ( , , ,...) 0 012 Atau dituliskan , ( ( fz f z f z z z f z z z z z R () ( ) '( ) ! ( ) "( ) ! ... | | . = - - - < 0 0 0 0 0 2 0 0 1 2 Deret diatas disebut Deret Taylor di titik z 0 dan daerah | z - z 0 | < R 0 disebut daerah kekonvergenan atau keanalitikan deret. Bila f(z) fungsi entire maka daerah keanalitikan deret yaitu : | z - z 0 | < . Bila z 0 = 0, maka deret disebut Deret Mac laurin , berbentuk : ( fz f n z z R n n n () () ! ....... || () = < = 0 0 0 Dalam memperderetkan atau mengekspansikan suatu fungsi, akan lebih mudah dilakukan asalkan kita sudah mempunyai perderetan dari fungsi tertentu. Caranya dengan melihat pola dasar bentuk perderetan suatu fungsi tertentu tersebut dan daerah keanalitikannya. Adapun fungsi tertentu tersebut yang seringkali digunakan adalah: fungsi eksponen ( f z e z () = dan fungsi rasional f z z () = - 1 1 . Untuk lebih jelasnya, diberikan beberapa contoh berikut. Contoh 1 Nyatakan f(z) = e z dalam deret Mac Laurin. Jawab :

Upload: efrida-barus

Post on 04-Jul-2015

124 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Der

BAB VI DERET TAYLOR DAN DERET LAURENT

22. Deret Taylor

Misal fungsi f(z) analitik pada | z - z0 | < R0 ( lingkaran dengan pusat di z0 dan jari-jari R0 ). Maka untuk setiap titik z pada lingkaran itu, f(z) dapat dinyatakan sebagai :

( ) ( )f z a z z z z Rnn

n( ) . ........ | |= − − <

=

∞∑

00 0 0

dengan af z

nnn

n= =

( ) ( )

!......( , , ,...)0 0 12

Atau dituliskan ,

( ) ( )f z f zf z

z zf z

z z z z R( ) ( )' ( )

!( )

" ( )

!... | | .= + − + − + − <0

00

00

20 01 2

Deret diatas disebut Deret Taylor di titik z0 dan daerah | z - z0 | < R0 disebut daerah kekonvergenan atau keanalitikan deret. Bila f(z) fungsi entire maka daerah keanalitikan deret yaitu : | z - z0 | < ∞.

Bila z0 = 0, maka deret disebut Deret Mac laurin , berbentuk :

( )f zf

nz z R

n

n

n( )( )

!....... | |

( )= <

=

∞∑

0

00

Dalam memperderetkan atau mengekspansikan suatu fungsi, akan lebih mudah dilakukan asalkan kita sudah mempunyai perderetan dari fungsi tertentu. Caranya dengan melihat pola dasar bentuk perderetan suatu fungsi tertentu tersebut dan daerah keanalitikannya. Adapun fungsi tertentu tersebut yang seringkali digunakan adalah: fungsi

eksponen ( )f z ez( ) = dan fungsi rasional f zz

( ) =−

1

1. Untuk lebih jelasnya,

diberikan beberapa contoh berikut. Contoh 1 Nyatakan f(z) = ez dalam deret Mac Laurin. Jawab :

Page 2: Der

Fungsi f(z) = ez merupakan fungsi entire sehingga daerah keanalitikan : | z | < ∞ dan

f z e fn z n( ) ( )( ) ( )= → =0 1

Oleh karena itu, ( )ez

nzz

n

n= < ∞

=

∞∑

!.......... | |

0

Contoh 2 Perderetkan dalam deret Mac Laurin, fungsi berikut :

a. f z z e z( ) = 2 3 .

b. f(z) = sinh z Jawab : Untuk menyelesaikan perderetan kedua fungsi di atas dapat digunakan bentuk deret contoh 1 sebab daerah keanalitikannya sama .

a. Fungsi f z z e z( ) = 2 3 merupakan fungsi entire, sehingga daerah keanalitikan: | z | < ∞

Dengan mengunakan bentuk ( )ez

nzz

n

n= < ∞

=

∞∑

!.......... | |

0 . Maka di dapatkan deret :

( ) ( )ez

n

z

nzz

n n n

nn

3

00

3 3= = < ∞

=

=

∞∑∑

! !....... | | . Oleh karena itu , didapatkan:

f(z) = ( )z ez

n

z

nzz

n n n n

nn

2 32 2

20

3 3

2= =

−< ∞

+ −

=

=

∞∑∑

! ( )!.......... | |

b. Fungsi ( )f z z e ez z( ) sinh= = − −1

2 merupakan fungsi entire sehingga daerah

keanalitikan: | z | < ∞. Maka bentuk deret :

( ) ( )( ) ( )sinh

! ! !| |z e e

z

n

z

n

z

nzz z

n n

nn

n

n= − = −

=+

< ∞−

=

=

∞ +

=

∞∑∑ ∑

1

2

1

2 2 100

2 1

0

Contoh 3

Page 3: Der

Perderetkan fungsi f zz

( ) =−1

1dalam deret Mac Laurin.

Jawab :

Fungsi f zz

( ) =−1

1 gagal analitik di z = 1, sehingga daerah keanalitikan:| z | < 1.

f zn

zf nn

nn( ) ( )( )

!

( )( ) !=

−→ =+1

01

dan ( )1

11

0−= <

=

∞∑

zz zn

n.......... | | .

Contoh 4 Perderetkan dalam deret Mac Laurin, fungsi berikut :

a. f zz

( ) =+1

1

b. f zz

z( ) =

−1 2

Jawab : Digunakan deret ( contoh 3 )

a. Fungsi f zz

( ) =+1

1 tidak analitik di z = -1 sehingga daerah keanalitikan

| z | < 1.

( )

( ) ( ) ( )f zz z

z z zn n n

nn( ) ...... | | .=

+=

− −= − = − <

=

=

∞∑∑

1

1

1

11 1

00

b. Fungsi f zz

z( ) =

−1 2 tidak analitik di z = 1 dan z = -1, daerah keanalitikan:

| z | < 1.

( )f zz

zz z z zn

n

n

n( ) ........ | |=

−= = <

=

∞ +

=

∞∑ ∑

11

22

0

2 1

0

Contoh 5

Tentukan deret Taylor dari f zz

( ) =1

di z = 1.

Jawab :

Page 4: Der

Fungsi f zz

( ) =1

tidak analitik di z = 0, daerah keanalitikan | z - 1 | < 1.

( )( ) ( ) ( )f z

z zz zn n

n( ) ......... | |= =

+ −= − − − <

=

∞∑

1 1

1 11 1 1 1

0

Soal Latihan _____________________________________________________ ( Nomor 1 sd 8 ) Gunakan bentuk deret yang sudah ada untuk menentukan perderetan fungsi berikut ke dalam deret Mc Laurin dan tentukan daerah keanalitikannya.

1. f(z) = sin z

2. f(z) = cos z

3. f(z) = cosh z

4. f(z) = ln ( 1 - z )

5. f z z z( ) cosh ( )= 2

6. f zz

( ) =+2

3

7. f zz

z( ) =

+4 1

8. f zz

z( ) =

+4 9

( Nomor 9 sd 13 ) Gunakan bentuk deret yang sudah ada untuk menentukan perderetan fungsi berikut ke dalam deret Taylor di pusat yang diketahui dan tentukan daerah keanalitikannya

9. f(z) = cosh z ; z = -2πi.

10. f zz

( ) =−1

1 ; z = i.

11. f zz

( ) =+1

1 ; z = -i.

Page 5: Der

12. f zz

z( ) =

+−

1

1 ; z = i.

13. f(z) = sin z ; z = ½ π ( Nomor 14 sd 17 ) Tentukan deret Mac Laurin dan daerah keanalitikan dari :

14. f zz

( ) =+

1

1 4

15. f zz

( ) =−

1

1 5

16. ( )

f zz

z( ) =

4 3

1 2

17. ( )

f zz i

( ) =+ −

1

3 4 2

( Nomor 18 sd 26 ) Tentukan deret taylor dengan pusat diketahui dari fungsi :

18. f z e z( ) ;= − 0

19. f z e iz( ) ;= 2 2

20. f z z( ) cos ;= −π2

21. f z z( ) ;= −1 1

22. f zz

i( ) ;=−

−1

1

23. f(z) = sinh ( z - 2i ) ; 2i

24. f z z z( ) ;= − +4 2 1 1

25. f z z( ) cos ;= 2 0

26. ( )

f zz

z( ) =

−1 2 ; z = 0.

Page 6: Der

_________________________________________________________________ 23. Deret Laurent

Bila fungsi f(z) tidak analitik di z = z0 maka f(z) tidak dapat diperderetkan dalam deret Taylor di z = z0. Agar f(z) dapat diperderetkan di z = z0 maka dilakukan dengan cara membuang titik singular z = z0 dari daerah | z - z0 | < R sehingga didapatkan daerah R1 < | z - z0 | < R2 ( cincin / anulus ) yang merupakan daerah keanalitikan fungsi f(z). Hal ini telah dilakukan oleh Laurent sebagaimana dijelaskan berikut.

Misal f(z) tidak analitik di z = z0 tetapi analitik pada anulus, R1 < | z -

z0 | < R2. Maka fungsi f(z) dapat diperderetkan di z = z0 menjadi bentuk deret ( deret Laurent ) sebagai berikut :

( )( )

( )f z a z zb

z zR z z Rn

n

n nn

n( ) ........... | |= − +

−< − <

=

=

∞∑ ∑

00

011 0 2

dengan ( )

ai

f z

z zdzn n

C=

−+∫

1

20

1π( )

, n = 0,1,2,…dan ( )

bi

f z

z zdzn n

C=

−− +∫

1

20

1π( )

,

n = 1,2,3,… Lintasan C merupakan lintasan tutup sederhana yang terletak di dalam anulus yang melingkupi z0.

Notasi lain yang biasa digunakan untuk menyatakan bentuk deret Laurent yaitu :

( ) ( )f z C z z R z z Rnn

n( ) .... | |= − < − <

=−∞

∞∑ 0 1 0 2 ,

( )C

i

f z

z zdzn n

C=

−+∫

1

20

1π( )

,

n = 0, ± 1, ± 2, …

Dalam memperderetkan fungsi ke dalam deret Laurent kita tidak menggunakan rumusan di atas, karena kita ingin menghindari perhitungan integral lintasan. Untuk itu dilakukan dengan menggunakan bantuan deret Taylor maupun deret Mc Laurin yang sudah kita pelajari. Agar lebih jelas diberikan contoh berikut. Contoh 6

Perderetkan fungsi f z e z( ) /= 1 dengan pusat di z = 0 dan tentukan daerah

keanalitikannya.

Page 7: Der

Jawab :

Fungsi f z e z( ) /= 1 tidak analitik di z = 0. Sehingga fungsi f(z) diperderetkan ke dalam

deret Laurent dengan daerah keanalitikan : 0 < | z | < ∞ atau 01

< < ∞z

. Maka

( )( )

( )f z ez

n n zzz

n

nn

n( )

/

! !........./= = = < < ∞

=

=

∞∑ ∑1

0 0

1 10

Contoh 7

Perderetkan f zz z

( ) =−

− +

1

3 22 di titik yang diketahui dan tentukan daerah

keanalitikannya.

a. z = 1

b. z = 2

c. z = 0 Jawab :

Fungsi f zz z z z

( ) =−

− +=

−−

−1

3 2

1

1

1

22 tidak analitik di z = 1 dan z = 2. Sehingga

deret dengan pusat di kedua titik tersebut merupakan deret Laurent, sedangkan di z = 0 merupakan deret Mc Laurin. a. Bila f(z) diperderetkan dengan pusat z = 1 maka daerah keanalitikan yang mungkin yaitu

:

(i) 0 < | z - 1 | < 1

(ii) 1< | z - 1 |

(i) Daerah 0 < | z - 1 | < 1 ( 0 < | z - 1 | dan | z - 1 | < 1 )

Disini kita tinggal memperderetkan suku kedua dari f zz z

( ) =−

−−

1

1

1

2.

Pada daerah | z - 1 | < 1: ( )

( )1

2

1

1 11 1

0z zz n

n−=

−− −

= − −=

∞∑

Page 8: Der

Jadi : ( ) ( )f zz

z zn

n( ) ...........=

−+ − < − <

=

∞∑

1

11 0 1 1

0

(ii) Daerah 1 < | z -1 | 1

11

z −<

( )

( )

1

2

1

1 1

1

1

1

11

1

1

1

1

1

1

1 100

z z z

z

z z z

n

nnn

−=

− + −=

−−

=− −

=

− +=

=

∞∑∑

Jadi : ( ) ( )

( )f zz z z

zn n

nn( ) .... | |=

−−

−=

−< −

+=

=

∞∑∑

1

1

1

1

1

11 1

110

b. Bila f(z) diperderetkan dengan pusat z = 2 maka daerah keanalitikan yang mungkin yaitu

: (iii) 0 < | z - 2 | < 1 (iv)1 < | z - 2 |

(iii) Daerah 0 < | z - 2 | < 1 ( 0 < | z - 2 | dan | z - 2 | < 1 )

Disini kita tinggal memperderetkan suku pertama dari f zz z

( ) =−

−−

1

1

1

2.

Pada daerah | z - 2 | < 1: ( )

( ) ( )1

1

1

1 21 2

0z zzn n

n−=

+ −= − −

=

∞∑

Jadi : ( ) ( ) ( )f z zz

zn n

n( ) .......... | |= − − −

−< − <

=

∞∑ 1 2

1

20 2 1

0

(iv) Daerah 1 < | z - 2 | 1

21

z −<

( )

( )( )

1

1

1

1 2

1

2

1

11

2

1

2 10z z z

zz

n

nn−

=+ −

=−

+−

=−

− +=

∞∑

Page 9: Der

Jadi : ( )

( )( )

( )( )f z

z z zz

n

nn

n

nn

( ) ......... | |=−

−−

−=

−< −+

=

=

∞∑ ∑

1

2

1

2

1

21 2

10 1

c. Bila f(z) diperderetkan dengan pusat z = 0 maka daerah keanalitikan yang mungkin yaitu

:

(v) | z | < 1

(vi) 1 < | z | < 2

(vii) 2 < | z |

(v) Daerah | z | < 1

Bila | z | < 1 maka | z | < 2 atau z

21<

( )

( )

1

1

1

11

1

2

1

2

1

12

22

0

10

z zz z

z zz

z

n

nn

nn

−=

−−

= − <

−=

−= − <

=

+=

...... | |

.... | |

dan

Jadi : ( )f z zz

zn

n

n

nn

( ) ......... | |= − + <=

+=

∞∑ ∑

01

0 21

(vi) Daerah 1 < | z | < 2 ( 1 < | z | dan | z | < 2 )

Pada daerah 1 < | z | 1

1z

<

:

1

1

1 1

11

11

0z zz

znn−

=−

−= −

+=

∞∑

Pada daerah | z | < 2 z

z zzn

nn2

11

2

1

2

1

12

2 10

<

−=

−= − +

=

∞∑:

Jadi : ( )f zz

zz

nn

n

nn

( ) ......... | |= − + < <+

=

+=

∞∑ ∑

1

21 2

10

10

Page 10: Der

(vii) Daerah 2 < | z |

Bila 2 < | z | 2

1z

<

maka 1 < | z |

11

z<

.

( )

( )

1

1

1 1

11

11

1

2

1 1

12

22

10

10

z zz

zz

z zz

zz

nn

n

nn

−=

−= <

−=

−= <

+=

+=

...... | | ;

...... | |

Jadi : ( )f zz z

zn

n

n

nn

( ) ........... | |= − <+

=

+=

∞∑ ∑

1 22

10

10

Soal latihan_______________________________________________________ ( Nomor 1 sd 4 ) Perderetkan fungsi berikut pada daerah yang diketahui :

1. f zz z

( )( )

=−

1

12 ; 0 < | z | < 1

2. f zz z

( )( )

=−

1

12 ; 1 < | z |

3. f zz

z( ) =

+−

1

1 ; 1 < | z |

4. f zz

z z( )

( )( )=

− −1 3 ; 0 < | z - 1 | < 2

( Nomor 5 sd 11 ) Ekspansikan dalam deret Laurent dengan daerah keanalitikan berbentuk R0 < | z | < R1 dari fungsi berikut dan tentukan daerah keanalitikannya:

5. f ze

z

z( ) =

2

Page 11: Der

6. f zSin z

z( ) =

44

7. ( )

f zz z

( ) =−

1

13

8. f zz

z z( ) =

8 2

4 3

9. f(z) = z cos 1/z

10. f ze

z

z( ) =

− 1

5

2

11. ( )

f zz z

( ) =+

1

16 2

( Nomor 12 sd 17 ) Perderetkan dalam deret laurent pada daerah R0 < | z - z0 | < R1 dari :

12. f ze

zz

z( ) ;=

−=

110

13. f zz

z i( ) ;=+

=1

12 0

14. ( )

f zz

z iz i( ) ;=

+= −

4

2 02

2

15. f z z z z( ) sinh ;= =20

1 0

16. ( )

f zz

zz( )

sin;=

−=

ππ

443 0

17. f zz

z( ) ;=−

= −1

11

4 0

( Nomor 18 sd 20 ) Perderetkan f zz

( ) =−

1

1 2 pada daerah :

Page 12: Der

18. | z | < 1

19. | z | > 1

20. c. 0 < | z - 1 | < 2 ( Nomor 21 sd 25 ) Perderetkan fungsi berikut dengan pusat diketahui :

21. f zz

z( ) ;= =1

03

22. f zz

z( ) ;=−

=2

11

2

23. f zz

z i( ) ;= =12

24. ( )

f zz

zz( )

sinh;=

−=

11

2

25. ( )

f zz iz

z iz i( ) ;=

−=

3 2

22

_________________________________________________________________

Daftar Pustaka 1. E. B. Shaff, A. D. Snider, Fundamental of Complex Analysis for Mathematics,

Science, and Engineering , Prentice Hall , Inc, New Jersey, 1976. 2.