depresiasi

5
DEPRESIASI/ PENYUSUTAN SUATU BARANG Perusahaan Manufaktur PT. TI-ITN merencanakan pembelian mesin baru, harga mesin tersebut Rp. 500 juta, dengan umur ekonomis 4 tahun, dan nilai sisanya Rp. 100 juta pada akhir tahun ke 4. Estimasi penghasilan setiap tahun adalah Rp. 600 juta, dengan biaya tunai per tahun Rp. 400 juta, Pajak yang diberlakukan/terkena pajak/tarif adalah sebesar 20%, dan tingkat keuntungan yang disyaratkan adalah 25% Permasalahan: - Anda diminta menghitung NPV proyek pembelian Mesin tsb, apabila PT. TI-ITN menggunakan perhitungan Depresiasi: Garis Lurus, Sum Of the Years Digits (SOYD), dan Double Decline Balance (DDB) - Dengan Metoda depresiasi yang mana, NPV pembelian Mesin tersebut terbesar? Solusinya: 1. Perhitungan Depresiasi: Garis Lurus, Sum Of the Years Digits (SOYD), dan Double Decline Balance (DDB) a. Garis Lurus: Nilai aktiva yang disusut = Rp. 500 juta - Rp. 100 juta adalah Rp. 400 juta Depresiasi per tahun adalah Rp.400 juta/ 4 = Rp. 100 juta GL = 1/N (P-S)

Upload: imrank-elzy-rezze

Post on 18-Feb-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pembahasan mengenai depresiasi atau penyusutan suatu barang

TRANSCRIPT

Page 1: DEPRESIASI

DEPRESIASI/ PENYUSUTAN SUATU BARANG Perusahaan Manufaktur PT. TI-ITN merencanakan pembelian mesin baru, harga mesin tersebut Rp. 500 juta,

dengan umur ekonomis 4 tahun, dan nilai sisanya Rp. 100 juta pada akhir tahun ke 4. Estimasi penghasilan

setiap tahun adalah Rp. 600 juta, dengan biaya tunai per tahun Rp. 400 juta, Pajak yang diberlakukan/terkena

pajak/tarif adalah sebesar 20%, dan tingkat keuntungan yang disyaratkan adalah 25%

Permasalahan:

- Anda diminta menghitung NPV proyek pembelian Mesin tsb, apabila PT. TI-ITN menggunakan

perhitungan Depresiasi: Garis Lurus, Sum Of the Years Digits (SOYD), dan Double Decline Balance

(DDB)

- Dengan Metoda depresiasi yang mana, NPV pembelian Mesin tersebut terbesar?

Solusinya:

1. Perhitungan Depresiasi: Garis Lurus, Sum Of the Years Digits (SOYD), dan Double Decline Balance

(DDB)

a. Garis Lurus: Nilai aktiva yang disusut = Rp. 500 juta - Rp. 100 juta adalah Rp. 400 juta

Depresiasi per tahun adalah Rp.400 juta/ 4 = Rp. 100 juta

GL = 1/N (P-S)

Page 2: DEPRESIASI

b. Sum Of the Years Digits (SOYD):

TAHUN BESARNYA DEPRESIASI HASIL 1 4/10 x Rp. 400.000.000 Rp. 160.000.000 2 3/10 x Rp. 400.000.000 Rp. 120.000.000 3 2/10 x Rp. 400.000.000 Rp. 80.000.000 4 1/10 x Rp. 400.000.000 Rp. 40.000.000

10

c. DDB (diambil formulasinya: 2/n x nilai Buku)

TAHUN BESARNYA DEPRESIASI Nilai Buku

1 2/4 x Rp. 400.000.000 Rp. 200.000.000 2 2/4 x Rp. 200.000.000 Rp. 100.000.000 3 2/4 x Rp. 100.000.000 Rp. 50.000.000 4 Sisanya: Rp. 50.000.000

- Perhitungan Depresiasi: Garis Lurus,

TAHUN PENGHASILAN

(Rp)

BIAYA TUNAI

(Rp)

DEPRESIASI

(Rp)

LABA

SEBELUM

PAJAK (Rp)

PAJAK LABA

SETELAH

PAJAK (Rp)

KAS MASUK

OPERASIONAL

(Rp)

1 600.0000.0000 400.000.000 100.000.000 100.000.000 20.000.000 80.000.000 180.000.000

2 600.0000.0000 400.000.000 100.000.000 100.000.000 20.000.000 80.000.000 180.000.000

3 600.0000.0000 400.000.000 100.000.000 100.000.000 20.000.000 80.000.000 180.000.000

4 600.0000.0000 400.000.000 100.000.000 100.000.000 20.000.000 80.000.000 180.000.000

Page 3: DEPRESIASI

2. Perhitungan Depresiasi: Sum Of the Years Digits (SOYD)

TAHUN PENGHASILAN

(Rp)

BIAYA TUNAI

(Rp)

DEPRESIASI

(Rp)

LABA

SEBELUM

PAJAK (Rp)

PAJAK LABA SETELAH

PAJAK (Rp)

KAS MASUK

OPERASIONAL

(Rp)

1 600.0000.0000 400.000.000 160.000.000 40.000.000 8.000.000 32.000.000 192.000.000

2 600.0000.0000 400.000.000 120.000.000 80.000.000 16.000.000 64.000.000 184.000.000

3 600.0000.0000 400.000.000 80.000.000 120.000.000 24.000.000 96.000.000 176.000.000

4 600.0000.0000 400.000.000 40.000.000 160.000.000 32.000.000 128.000.000 168.000.000

3. Perhitungan Depresiasi: Double Decline Balance (DDB)

TAHUN PENGHASILAN

(Rp)

BIAYA TUNAI

(Rp)

DEPRESIASI

(Rp)

LABA SEBELUM

PAJAK (Rp)

PAJAK LABA SETELAH

PAJAK (Rp)

KAS MASUK

OPERASIONAL

(Rp)

1 600.0000.0000 400.000.000 200.000.000 0 0 0 200.000.000

2 600.0000.0000 400.000.000 100.000.000 100.000.000 20.000.000 80.000.000 180.000.000

3 600.0000.0000 400.000.000 50.000.000 150.000.000 30.000.000 120.000.000 170.000.000

4 600.0000.0000 400.000.000 50.000.000 150.000.000 30.000.000 120.000.000 170.000.000

2. Dengan Metoda depresiasi yang mana, NPV pembelian Mesin tersebut terbesar? (ingat ada terminal cashflow

pada akhir tahun ke 4 sebesar Rp. 100 juta, yaitu nilai sisa aktiva tetap)

NPV pembelian Mesin dengan perhitungan Depresiasi: Garis Lurus,

NPV = - 500 + 180/(1+0,25) + 180/(1+0,25) + 180/(1+0,25) + 180/(1+0,25) + 100/(1+0,25)

= - Rp. 33,88 juta

Page 4: DEPRESIASI

NPV pembelian Mesin dengan perhitungan Depresiasi: Sum Of the Years Digits (SOYD),

NPV = - 500 + 192/(1+0,25) + 184/(1+0,25) + 176/(1+0,25) + 168/(1+0,25) + 100/(1+0,25)

= - Rp. 28, 75 juta

NPV pembelian Mesin dengan perhitungan Depresiasi: Double Decline Balance (DDB)

NPV = - 500 + 200/(1+0,25) + 180/(1+0,25) + 170/(1+0,25) + 170/(1+0,25) + 100/(1+0,25)

= - Rp. 27, 17 juta

Perusahaan Manufaktur PT. TI-ITN merencanakan pembelian Mesin baru, CNC Type A dan Mesin CNC

type B, mesin mesin yang “Mutually Exclusive” (pilihan yang baru meniadakan pilihan yang lain), dan

diharapkan menghasilkan aliran Kas ( KAS MASUK OPERASIONAL) sbb:

MESIN Aliran Kas ( KAS MASUK OPERASIONAL), Jutaan Rupiah

AK (awal) AK1 AK2 AK3

CNC TYPE A - 100 + 110 + 121 -

CNC TYPE B - 120 + 110 + 121 + 133

Catatan: suku bunga yang disyaratkan 10%

Permasalahan:

- Anda diminta menghitung NPV pembelian Mesin tsb,

- Mesin mesin yang mana yang di beli atau dipilih? Disarankan hitunglah dengan Equivalent Cas Flow

masing masing mesin dilihat dari hasil NPV nya, serta suku bunga yang disyaratkan (NPV/i%)

Page 5: DEPRESIASI