depres i

Upload: icha-cijeleqbuangetyee

Post on 10-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

depresi

TRANSCRIPT

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA.Depresi1. Pengertian depresiHampir semua individu pernah mengalami depresi, yang ditandai dengan perasaan sedih, letargik dan tidak tertarik pada aktivitas yang menyenangkan. Depresi merupakan responasi yang paling sering mencetuskan depres jaan, kehiiangan orang yang dicintai dan m

sedang menghabiskan kekuatan seseorang.

lam kurun waktu yang lama (Atkinson, 19Depresi m

au emosional karena gambaran yang meggunya emosi.

Masella, dkk

wa depresi merupakan suatu gangguan ya

saja, namun berbeda didalam mengeksprersangkutan.

Gangguan depresi dapat diawali dengan munculnya perasaan-perasaan negatif antara lain : kesedihan, keputusasaan, kekecewaan yang dialami oleh seseorang secaraberulangkali.Namundemikiandepresi berbedadengankesedihan, kekecewaan atau keputusasaan seperti biasanya teijadi. Perbedaan ini terdapat pada intensitas dan lamanya peristiwa-peristiwa negatif tersebut terjadi.

Seseorang dapat dikatakan depresi apabila kesedihan, kekeeewaan dan keputusasaan tersebut berkembang sehingga teijadi gejala-gejala selanjutnya yang

mempengaruhi fungsi-fungsi psikologik dan fisiologik (Gazzaniga, 1980; Witting dan

Williams, dalam Meiwati, 1994).

Beck (1985) memberikan batasan mengenai depresi dengan atribut-atributnya yaitu : perubahan suasana hati yang spesifik seperti kesedihan, kesepian dan apati : konsep diri yang negatif disertai dengan perasaan-perasaanmenyalahkan dan mencela diri sendiri : keinginan untuk menghindar, sembunyi atau mati : perubahan- perubahan vegetatift tidur dan kehilangan dorongan seksual : p atau agresi.

2. Gejala-gejala depWalaupun d

emosi, sesungguhnya terdapat empat kel

rdapat gejala kognitif, motivasional dan f

miliki keempat gejala tersebut untuk men

si, tetapi lebih banyak gejala yang dimiliki, ita dapat yakin bahwa individu tersebutm

esalanadalahgejala emosional yang pal

sa putus asa dan tidak berdaya, sering kali menangis dan mungkin mencoba bunuh diri. Gejala lain yang menonjol pada depresi adalah hilangnya kegembiraan atau kepuasan dalam hidup. Aktivitas yang biasanya mengnasilkan kepuasan tampaknya menjadi tumpul begitu juga minat dan hobi, rekreasi dan aktivitas keiuarga (Meiwati, 1994).

Gejala kognitif terjadi terutama dari pikiran negatif. Individu yang mengalami depresi cenderung memiliki percaya diri yang rendah, merasa tidak adekuat dan menyalahkan diri sendiri atas kegagalannya. Mereka merasa putus asa tentang masa

iO

depan dan pesimistik bahwa mereka dapat melakukan sesuatu untuk memperbaiki hidupnya.

Individu yang mengalami depresi cenderung pasif dan sulit memulai aktifitas. Hal ini dibuktikan adanya penelitian Cerey dkk (1986) yang menunjukkan tingginya tingkatdepresi

berhubungandenganfrekuensi aktivitas-aktivitasyangtidak menyenangkan. Gejala fisik depresi antara lain hilangnya nafsu makan, gangguan tidur, kelelahan dan hilangnya energi. Sedangkan dalam PPDGJ III (Pedoman Penggolongandan

anbahwa

seseorang menderitaganggua

ehilangan minat

dan kegembiraan, berk

orang tersebut mudah merasa lelah meski

g sering muncul antara lain :a. Konsentrasi dan b. Harga diri dan

c. Gagasan tentang dPandangan masa

e. Gagasan atau puh diri. f.Tidur terganggu (insomnia).g. Nafsu makan berkurang.

Penderita depresi yang sudah parah sering kali mengalami delusi dan halusinasi. yang menandakan hilangnya kontak denganrealita. Martin (dalam Meiwati, 1994) mengemukakan bahwa delusi merupakan keyakinan seseorang yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya, sedangkan halusinasi adalah persepsiseseorangterhadapsuatuobjekataukejadianpadastimuluseksternalvang sebenarnva tidak ada.

Gejala-gejala depresi tersebut dapat dikenali melalui manifestasi emosional, kognitif, motivasional serta fisik dan vegetatif (Retnowati, 1992) diuraikan sebagai berikut:Manifestasiemosional meliputisuasana hatiyang kesal,kesepian, kebosanan, tidak bahagia, perasaan negatif pada diri sendiri, menurunnya kepuasan terhadap akativitas-aktivitas yang biasanya menimbulkan kesenangan, hilangnya kesehatan emosional

udah menangis sampai tidak mengeluarkan

gat ingin menangis : hilangnya respon-reManifestasi

asi

untuk melakukan aktivitas-aktivitas mperti : makan. minum. buang air besar;

nuntuk bunuhdiri; meningkatnya keterManifestasi n sehingga berat badan menurun,sulittignyarespon terhadap perhatian orang lain;

Maxmen, (dalam Retnowati, 1992) mengemukakan bahwa gangguan depresi dapatdiklasifikasikan atas dasar etiologisejarah ada tidaknya penvakit yang mendahului. atas dasar simtom-simtom yang muncul dan atas dasar berat ringannya gangguan.

Model yang pertama gangguan depresi atas dasar etiologi yaitu depresi endogen dan depresi reaktif. Depresi endogen sangat ditentukan oleh faktor biologis.

sama sekali tidak ada hubungan dengan faktor lingkungan Sedangkan depresi reaktif muncul karena adanya psychosocially Trigger (pencetus dari luar), (Maramis, 1980). Pembahasan mengenai asal-usul sindrom depresi dapat dilihat pada gambar berikut :Gambar 1: Asal - usuSumber: Catatan IModel yang

atas dasar sejarah ada tidaknya penyakit s

dan depresi sekunder. Depresi primer m dak didahului dengan adanya penyakit fiuan alkohol, hipertensi atau kecemasan (MModel ketigimtomnya terdiri atas depresi unipolar (depresi yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa hidup khusus) dan depresi bipolar (depresi yang sangat parah dan sering kambuh). Depresi unipolar meaipakan depresi yang tidak menunjukkan adanya simtom yang berat, sedangkan depresi bipolar ditandai dengan episode manic (adanya periode-periode depresi dan periode-periode kegirangan). Pada gangguan depresi bipolar ini biasanva terjadiminimal selama dua minggu dan ditandai dengan perasaan yang sedih, penurunan aktivitas. insomania bahkan tindakan untuk bunuh diri.

Model yang keempat depresi yang dibedakan menjadi depresi psikotik dan depresi neorotik. Depresi psikotik adalah depresi yang parah walau bukan penderita psikotik, sedangkan penderita neorotik adalah depresi yang munculnya sebagai respon terhadap situasi luar yang menekan, (Maxmen, dalam Retnowati,1993) pembahasan depresi dapat dilihat dari gambar sebagai berikut :

Endogenik PsikotiObat-obatan

Necroticendokrin

Gambar 2: Nasologi

Sumber: Catatan IMiller (1975

ahan psikologis yang dapat dijumpai pad

torik, perceptual dan komunikasi. Kelem

asil tugas-tugas belajar sepertimenurunnva kemampuanbelajardanmengingat kembali,menurunnya kecepatan berfikir sehingga cenderung lebih lamban dalam merespon dan terjadi pemahamanyang

salah.Kelemahanmotorik dapat terlihat

darimenurunnya kemampuan dankecepatanpsikomotorik

sehinggadalam

memberikanreaksi cenderung lebih lambat dari biasanya. Kelemahan perceptual meliputi reaksi dan keluhan terhadap rasa sakit dan kelelahan. Kelemahan komunikasi tampak pada

kesukaran berkomunikasi secara lisan maupun tulisan, kemampuan dalam hal komunikasi berkaitan dengan menurunnya kemampuan mengingat kembali sehingga penderita sering lupa beberapa kata yang sudah disapkan atau pernah dibacakannya.

3. Teori tentang depresiBatasan antara masa remaja dan masa dewasa semakin lama juga semakin kabur dalam arti belum ada ketetapan yang pasti untuk batas usia masa remaja, hal ini dikarenakan adanya jang dan masa remaja diperpendek. Masa r g sesudah usia remaja masih hidup bersam ai natkah sendiri dan masih berada di b n masa remaja yang diperpendek yaitu b

maja tetapi tidak lagi melanjutkan sekolah

a dengan bekeija atau menikah. Namun d engenai semua aspek perkembangan dalangsung antara usia 12 sampai dengan 21 t

ang genap 12 atau 13 tahun, maka ia tela

disebut masa remaja awal. Masa ini berakhir pada usia 17 atau 18 tahun. Istilah yang biasa diberikan bagi remaja awal adalah Teenagers (anak usia belasan tahun) (Mappiare, 1982).

Pada setengah akhir periode pubertas atau setengah awal masa remaja awal, terdapat gejala-gejala yang disebut negative phase yang pokok-pokoknva sebagai berikut; keinginan untuk menyendiri, berkurang kemauan untuk bekerja, kemajuan, kegelisahan, pertentangan sosial, penentangan terhadap kewibawaan orang dewasa,

kepekaan perasaan, kurang percaya diri, mulai timbul minat pada lawan seks, kepekaan perasaan susila, dan kesukaan berkhayal (Mappiare, 1982)

Disamping ciri-ciri dan gejala-gejala negative phase yang dimiliki bersama (pubertas dan remaja awal) tersebut di atas, Mappiare juga menjelaskan pula ciri-ciri khas masa remaja awal. Ciri-ciri khas tersebut adalah :a. Ketidakstabilan keadaan perasaan dan emosi.

Granville Stanley Hall (dalam Mappiare, 1982) menyebut masa ini sebagai perasaan yang sanopan dalam kehidupan perasaan dan emos

ya sebagai strom and stress. Dari hal ter t remaja yang sesekali bergairah sekali dambiraan yang meledak bertukar rasa sedih

rasa ragu diri yang berlebihan. Temasu

ita-cita. Soal lanjutan pendidikan dan lapa tentukannva.

b. Sikap dan moralOrgan-organ

maja mendekati lawan seks. Ada doronga

menuhi dorongan itu, sehingga kadang-kadang dinilai olehmasyarakat tidaksopan.Selainitu ada keberanianmereka dalammenonjolkan sex appeal (daya tarik seksual)serta keberanian dalam pergaulan dan kemudian sering timbul masalah dengan orang tua atau orang dewasa lainnya.

c.Kecenderungan atau kemampuan mental.

Kemampuan mental atau kemampuan berpikir remaja awal, mulai sempurna Keadaan ini terjadi dalam usia 12-1 6 tahun. Alfred Binet mengemukakan bahwa usia 12 tahun kemampuan anak untuk mengerti informasi abstrak, baru sempurna. Kesempurnaan mengambil kesimpulan dan informasi abstrak dimulai pada usia 14 tahun.Akibatnya remaja awal suka menolak hal-hal yang tidak masuk akal. Pertentangan pendapat sering terjadi dengan orang tua guru, orang dewasa lainnya jika mereka mendapat pemaksaan menerima pendapat tanpa alasan rasional.

d. Status remaja aStatus rem hkan membingungkan. Perlakuan yang diba awal sering berganti- ganti. Ada keraguan

g jawab kepada remaja dengan dalih merek sempatan, remaja awal sering mendapat te remaja awal bertingkah laku yang kekanak-e.Masa remaja aPada masasoalapakahia dapat menghadapi dan m

an remaja yang dapat menghadapi masalahnya dengan baik, menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah selanjutnya, sampai ia dewasa. Ketidakmampuan menghadapi masalahnya dalam masa ini akan menjadikannya orang dewasa yang bergantung dan tidak mampu mandiri.

Teori kognitif tentang depresi yang dipelopori oleh Beck (1985) beranggapan bahwa proses kognitif memainkan peran penting dalam timbulnya reaksi emosional

berdasar atas observasi klinis. Beck mengemukakan bahwa pada penderita depresi sistemkeyakinannyadidominasi olehnegativecognitiveschemataatau depressogenic schemata yaitu keyakinan negatif yang tersimpan dalam ingatan dan fungsinya sebagai pengatur yang akan melawan semua informasi yang baru masuk (dalam Retnowati, 1991).

Pada penderita depresi, simtom kognitif, motivasional maupun simtom afektif merupakan akibat adanya kesalahan pola berfikirnya dalam proses informasi yang masuk. Bila indivik negative life events (mengalami peristi

kecenderungan untuk berkembang ke a erita depresi meliputi pandangan negatif pikenal dengan negative cognitive triad (tritu

.

Mengenai b

gambaran diri) dengan simtom depresi.Aenggambarkan sebagai berikut :Distal

Gambar 3 : Hubungan antara Self Schema dengan Simtom depresi. Sumber: Abramsam ( dalam Retnowati. 1991).

Untuk menghadapi stressful! events (situasi yang menekan) penilaian kognitif merupakan suatu penentu timbulnya emosi dengan situasi tersebut individu akan

melakukan usaha untuk mengatasi baik dengan menghindar atau mencegah timbulnya bahaya atau dengan cara toleran terhadap situasi tersebut (Retnowati, 1991).

Psikoanalisis memandang akar dari depresi pada awal masa kanak-kanak. Freud(dalamAhmad,1988)menyatakanbahwa,seoranganaktidakdapat mengekspresikan kemarahan kepada ibunya, karena dia sangat tergantung kepadanya. Jika ibu tidak segera memenuhi kebutuhan - kebutuhan anak akan merasa sangat tidak senang dan marah kepada ibu. Namun anak tidak berani mengekspresikan perasaan tersebut,

nya ke dalam dirinya sendiri sehingga anaAliran Beh

akibat langsung dari berkurangnyating leh seseorang dalam kehidupan sehari-hagsang pengukuh seperti makanan. kehangat a seseorang kehilangan pengukuhtersebut

resi (Ahmad,1988). Penghargaan yang r

tkan gangguan depresi melalui tiga cara yaita.Seseorang yangbih banyak menerima hukuman secara umum akan mengalami kehidupan yang kurang menyenangkan.

b. Jika perilaku seseorang tidak menghasilkan penghargaan atau menghasilkan hukuman, maka individu tersebut akan mempunyai penghargaan yang rendah terhadap dirinya dan mengembangkan konsep diri yang rendah.

c. Jikasuatuperilakutidakdiberi penghargaanatau hukuman,makakecil kemungkinanperilakutersebut diulang,sehinggaaktivitasorangtersebutberkurang. Selanjutnya aktivitas tersebut akan mengakibatkan penghargaan yang diterima juga berkurang. Ketiga cara tersebut menjadi satu lingkaran yang akan mengakibatkan seseorang bertambah depresi (Atamimi, 1988).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga teori tersebut menekankan aspek yang berbeda di dalam menerangkan sebab terjadinya depresi. Teori kognitif menekankan pada persepsi seseorang yang negatif tentang dirinya, dunianya dan masa depannya sebagai faktor yang menentukan terjadinya depresi. Seseorang yang menderita depresi t ertimbangkan hal yang menguntungkan yan

ini maupun yang akan datang.Psikoanali agai

faktor penyebab terjadinyadepresi.

nreinforcementdari lingkungan yang ti or penyebab terjadinya depresi.

4. Faktor-faktor yanFaktor-faktosebagai berikut :a. Kemampuan

fektifitas dan individu dalam meme

f control (pengendalian diri) yang dimiliki oleh setiap individu. Individu yang memiliki pengendalian diri secara internal akan cenderung lebih efektif di dalam memecahkan suatu permasalahan. karena individu yang memiliki pengendalian diri secara internal akan dapat mengintropeksi kesalahan-kesalahannya yang dapat menimbulkan permasalahansehinggaindividutersebut akanlebihmudahmemahami permasalahan yang muncul pada dirinya. Hal ini berbeda dengan individu yang

memiliki pengendalian diri secara eksternal. karena individu tersebut cenderung mencari kambing hitam atau menyalahkan orang lain setiap permasalahan yang muncul sehingga hal tersebut tidak dapat memecahkan masalah bahkan akan memunculkan masalah baru bagi dirinya.Hasil penelitian Rotter (dalam Retnowati, 1993) menyimpulkan bahwa individu yang memliliki pengendalian eksternal banyak mengalami gangguan jiwa.

b. Pola pikir negatif. Individu yang memiliki pola pikir negatif akan cenderung berkeyakinan

tidak berharga dalam memandang d ita depresi cenderung membangun

gagal,kemiskinan. kekurangan da

0).

c Faktor keceutama.Individu yang mengalami ke

enimbulkan gangguan depresi ( Smith

d Faktor Agresi. resikan kemarahannva terhadap indi

rhadap anaknya, maka anak akan m, sehingga ia menjadi depresi.

5. Perbedaan depresi antara laki-laki dan perempuan.

Dari beberapa penelitian disimpulkan bahwa perempuan mempunyai resiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan depresi daripada laki-laki. (Davison dan Neale, 1990 ; Greist dan Jefferson, 1988 ; Holmes, 1991 ; Rathus dan Mevid, 1991 ; Sarason dan Sarason, dalam Harjdono,1998).Data statistik di Rumah Sakit

menunjukkanperempuanpenderitadepresi lebihbanyakdaripadalaki-laki(Haijdono, 1998).

Penyebab mengapa perempuan lebih banyak mengalami gangguan depresi dari pada laki-laki tampaknya tetap tidak jelas hingga

sekarang.Penemuan Prawitasari dan Kahn (dalam Hasanat, 1991) mengemukakan bahwa perempuan mempunyai kehangatan, emosionalitas, sikap hati-hati, sensitivitas, dan konformitas lebih tinggi daripada

dalam stabilitas emosi, dominasi dan impul

aan sifat-sifat tersebut dapat dimungkinkan

perempuan.

Nolen-Hoekakanbahwaadanya perbedaan tingkat dng disebabkan adanya perbedaan cara mean masalah) terhadap stres. Laki-laki akan

salnya dengan berolah raga maupun meno mpakkan suasana hati mereka. Sedangkan

f atau bahkan sangat pasif, perempuan l

mereka hadapi dan menyalahkan diri s

emperkuat timbulnya gangguan depresi dan suasana hati yang tidak menentu.

B. Harga Diri1.Pengertian harga diriUntuk memahami pengertian tentang harga diri, tidak dapat dilepaskan dari konsep diri seseorang. Asumsinya bahwa konsep diri sangat menentukan elaborasiatas fenomena harga diri seseorang. Pemahaman tentang diri juga berarti rnemahami kepribadian seseorang termasuk di dalamnya adalah harga diri ( Allport. dalam Schultz, 1995).

Kebutuhan akan penghargaan dalam pandangan Maslow dibedakan menjadi dua macam. Penghargaan yang berasal dari orang lain dan penghargaan terhadap dirinya sendiri. Penghargaan yang berasal dari orang lain adalah yang utama. Penghargaan yang berasal dari luar dapat berdasarkan reputasi, kekaguman. status, popularitas, prestise, ua sifat dari bagaimana orang-orang lain b

a individu merasakan penghargaan dari d yakin dan aman akan dirinya, sehingga ia mbang) (Maslow dalam Schultz, 1995).

Diri atau self

komplek dan dinamis tentangkeyakinan

nggunakannvauntuk menjelaskan keberdiannva (Purkey dan Schmitt dalam AhmProses perkyaitu adanya saling pengaruh antara dunia eksternal seseorang dengan dunia personalnya. Diri akan muncul dalam tindakkan tatkala seseorang menjadi objek sosial yang dialaminya dalam relasi itu (Mead, dalam Ahmad. 1988).

Dari pemahaman tentang proses perkembangan diri dapat disimpulkan bahwa seseorang akan mengerti tentang dirinya melalui interaksi sosial dan kemudian pemahaman tersebut akan menentukan perjalanan hidup selanjutnya.

Harga dirisebagai salah satu bentuk dariaspekkepribadianindividu, terbentukmelalui hasilinteraksidenganlingkungannya, terutamalingkungan sosialnya (Coopersmith, 1967).

Harga diri juga merupakan aspek sentral dari fungsi-fungsi psikologis (Taylor

& Brown, 1980). Dari sini terlihat bahwa peijalanan kehidupan seseorang banyak ditentukan oleh jumlah bekal harga diri untuk sampai kepada puncak kedewasaan.

Coopersmith (dalam Retnowati,1993) mendefinisikan harga diri sebagai penilaian seseorang

nilaian orang lain atas penilaian dirinya, p

termasuk kemampuan- kemampuannya. S

g juga ditentukan oleh perbandingan yang

n keberhasilan dirinya dengan orang lain s

uhinya kebutuhan akan harga diri menent

agai salah satu aspek psikologis harga d

omprehensif seseorang tentang dirinya.

Begitu pular Daya Manusia) akan terwujudapabilaapatterpenuhi,baik kebutuhan fisiologis maupun kebutuhan psikologis. Kebutuhan dasar individu yang bersifat psikologis ada berbagai macam, diantaranya adalah kebutuhan akan harga diri yang meliputi kebutuhan akan prestasi, keunggulan dan kompetensi, kepercayaan diri, kemandirian serta kebebasan (Maslow, dalam Hardjono, 1998). Kebutuhan harga diri merupakan suatu yang mutlak harus terpenuhi apabila ingin mewujudkan tenaga- tenaga pembangunan yang berkualitas prima, karena individu yang terpenuhi atau

terpuaskan kebutuhan harga dirinya menunjukkan sifat-sifat yang positif antara lain percaya diri, merasa berharga dan berguna. serta merasa memiliki kekuatan dan kemampuan memiliki tingkat motivasi dan produktifitas yang tinggi. Sifat-sifat tersebut sangat dibutuhkan untuk mencapai sasaran pembangunan dan mengantisipasi persaingan dalam era global isasi. Adapun orang-orang yang tidak atau kurang terpenuhi kebutuhan harga dirinya cenderung memperlihatkan sifat-sifat negatif antara lain : merasa rendah diri, lemah dan tidak berdaya (Maslow, dalam Hardjono,

1998) serta mengy dkk, dalam Hardjono,

1998).Harga diri adap diri sendiri yang bersifat khas, mergaan, serta penerimaan yang dipertahankan ividu dengan orang lain dan merupakan daalam Hardjono, 1998).

Grinder (da harga diri merupakan persepsi seseorang elama hidupnya melalui hadiah dan hukumaRobinson d

ndefinisikan harga diri dengan menvukai dan menghargai diri sendiri dengan berdasarkan pada hal-hal yang realistis. Seseorang akan menyukai dan menghargai dirinya sendiri jika ia bisa menerima diripribadi tersebut,sehinggaharga diri seringdikaitkandengan pengertian self-acceptance (penerimaan diri).

Hal ini sesuai dengan pendapat Hjelle dan Ziegler (dalam Hardjono, 1998)

vang mengemukakan bahwa penerimaan diri merupakan komponen dari kesehatan

mental, individu yang mempunyai tingkat penerimaan diri yang baik menunjukkan berkepribadian yang matang.

Sertain (dalam Hardjono,1998) mendefinisikan penerimaan diri sebagai kesadaran seseorang untuk menerima dirinya sebagaimana adanya dan memahami dirinya seperti apa adanya. Hal ini berarti seseorang menerima begitu saja kondisi dirinya tanpa usaha untuk pengembangan lebih lanjut. Seseorang yang menerima dirinya berarti orang tersebut mengenali dimana dan bagaimana dirinya saat ini dan mempunyai keingiJersild dan

rtikan penerimaan diri sebagaitingkat

srakteristikpersonalnya menggunakannva u

Pentingnya penerimaan diri ini berkaitan

m kehidupan. Tingkat penerimaan diri s

penghargaan terhadap dirinya atas aktifita

menerima dirinya akan bertindak dengan c in.

Dari sini d

enerimaan diri adalah sejauhmana individ

teristik pribadinya dan menggunakannvauntukmenjalanikelangsungan hidupnya.Sikappenerimaan tersebut ditunjukkan oleh pengakuan individu terhadap kelebihan-kelebihan sekaligus kekuranganatau kelemahan-kelemahannya tanpamenyalahkanoranglaindan mempunyai keinginan untuk terus mengembangkan diri.

Penerimaan diri ini terbentuk oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internalyaitufaktor-faktor yangmelibatkanperkembangankognisiindividu.

sedangkanfaktorekstenal adalahfaktor-faktoryangberhubungandengan pengalaman atau proses belajar melalui asosiasi. motivasi, dan konsekuensi.

Hurlock (dalam Edwina, 1994) mengemukakan bahwa ada beberapa kondisi yang dapat mengarahkan pada pembentukan penerimaan diri yaitu : pemahaman diri, harapan-harapan realistik, bebas dari hambatan lingkungan, sikap lingkungan sosial yang menyenangkan, tidak ada tekanan emosi yang berat, frekuensi keberhasilan, identifikasi dengan individu yang penyesuaian dirinya baik, perpekstif diri dan konsepdiriyangpdiri sendiri akan mempengaruhi proupun tujuan hidupnya. Keadaan ini akan m hasilan atau kegagalan dalam hidup. Peras kandung di dalam self esteem dan akan m uk dapat hidup dengan layak (Branden, dalaSeseorang y

enyukai dirinya serta akan melihat dirinyg sedang dihadapinya. (Cohen, dalam Ata

g memiliki harga diri rendah akan tidak

tidak mampu dalam menghadapi lingkungannya secara efektif.

Harga diri sebagai evaluasi yang dibuat oleh individu mengenai hal-hal yang berkaitan dengan dirinya yang mengekspresikan suatu sikap setuju atau tidak setuju dan menunjukkan tingkat individu tersebut meyakini dirinya sendiri sebagai mampu, penting, berhasil dan berharga.Dengan kata lain harga diri merupakan suatu penilaian pribadi terhadap perasaan berharga yang diekspresikan di dalam sikap vang

dipegang individu tersebut. Harga diri dalam hubungan dengan evaluasi diri mengacu pada suatu penilaian kesadaran berkenaan dengan arti dan nilai pentingnya seseorang. Harga diri yang dimiliki seseorang bervariasi, hal ini dipengaruhi jenis kelamin umur dan kondisi-kondisi penentu peran (Coopersmith, 1967).

Penerimaan harga diri dipengaruhi oieh keberartian individu, keberhasilan individu, ketaatan terhadap aturan-aturan, norma dan ketentuan-ketentuan yang ada dalam masyarakat duk mencapai prestasi yang diharapkan.

Dari beberapaimpulan bahwa harga diri merupakan suat diri sendiri dengan mengacu kepada kuBuss (dalam Ahmad,

1988) menyimpulan l adalah bahwa harga diri seseorang senan

beda. Masing-masing kutub yang satu meggi dan yang satunya merupakan kutub yan2.Perkembangan hHarga diri bukanlah faktor yang dibawa sejak lahir namun merupakan faktor yang dipelajari dan terbentuk sepanjang pengalaman hidup individu dalam relasinya dengan dirinya sendiri maupun dengan individu yang lain. Hal ini berkaitan dengan pendapat Rogers yang dikutib Azwar (1979) yang menekankan bahwa perkembangan harga diri menekankan pentingnya arti lingkungan sosial. Herbert (dalam Azwar,

1979) mengemukakan bahwa konsep diri yang terkandung dalamharga diri berkembang sejak masa kanak-kanak melalui orang-orang yang dianggap oleh orang

tersebut. Harga diri yang ada pada diri seseorang juga tidak muncul begitu saja melainkan melalui proses dan perkembangan. Gejala awal muncul harga diri pada usia 2 tahun. tapi terbentuknya lebih jelas dan dapat diamati pada usia 4 tahun (Piaget, dalam Edwina, 1994).

Konsep diri anak yang baik merupakan puncak dari pembentukan karakternya dan untuk menciptakan dasar yang baik pada hubungan pribadinya. Saat anak merasa nyaman dengan dirinya sendiri secara bertahap akan merasakan kebaikan hati dan kasih sayang terha rcayaan diri anak dapat dilakukan dengan

menunjukkan padanya bahwa orang tuaya. Jika seorang anak mendapatkan kesan

aka dengan sendirinva kepercayaan terha

anak dapat menyadari identitas dirinya di t inilah orang tua dapat memberikan bantu

dirinya. Banyak anak kurang percaya dirat mereka mulai dapat membandingkan u

ahkan sampai dewasa mereka tidak terlal engan adanya perasaan tidak mampu dan merasa gagal. Hal ini dapat disebabkan kurangnya dukungan dan penghargaan orang tua atas usaha anak (Thomsom, 1995).

Bradashaw (dalam Retnowati,1993) mengemukakan bahwa pembentukan harga diri diawali pada saat bayi merasakan tepukan yang pertama kali diterima dari orang yang menangani proses kelahirannyaPerkembangan selanjutnya dibentuk

melalui perlakuan-perlakuan yang diperoleh anak dari lingkungannya, baik keluarga. sekolah dan masyarakat.

Pola perkembangan harga diri ditandai dengan timbulnya harga diri primer, yang meliputi gambar diri secara fisik dan psikis, yang diperoleh melaui interaksi individu dengan seluruh anggota keluarganya. Kemudian dengan bertambahnya umur,anakmulai mengarahkankontakdenganlingkungandi luarrumah. Terbentuknva harga diri sekunder, diperoleh anak melalui interaksi dengan orang lain dan merupakan ref

rhadap dirinya. Remaja yang mempunyai k

n mampu menyesuaian diri dengan lingku

i yang tinggi karena ia merasa mampu, dit

etnowati, 1993).

Rogers (dala

wa penghargaan orang tua atas diri anak t

yang diinginkan orang tua (Unconditional gan yang sangat positif bagi perkembangan

selanjutnya harga diri seseorang ditentuka alitas dirinya.

Coopersmith

an empat faktor yang dapat menyumbangperkembanganhargadiri seseorang.Pertama.kualitas penghargaan penerima serta perhatian yang diterima seseorang dari significant others dalam kehidupannya. Pada proses ini seseorang belajar menilai seperti halnya ia dinilai dan kemudian akan diterapkan untuk mengembangkan dirinya.

Kedua, sejarah keberhasilan serta status dan kedudukan yang diraih seseorang dalam kehidupannya. Hal ini akan membentuk landasan harga diri dalam realitas

sosial. Pengalaman-pengalaman historis yang mencekam dan dipandang merupakan suatu prahara bagi diri seseorang sangat menentukan proses perkembangan harga diri (Bommer, dalam Retnowati, 1993).

Ketiga, berkaitan dengan masalah aspirasi dan tata nilai yang diperoleh lewat penafsiran seseorang terhadap keberhasilan modifikasi pengalamannya. Keberhasilan, kekuasaan serta perhatian tidak secara langsung dan segera diterima namun disaring dan dipersepsi melalti, 1993).

3.Faktor - faktor yFaktor-faktort Coopersmith dalam

Edwina, (1994) adal a.

Lingkungan K

ntuk pertama kalinya hubungan sosial

ang tua terhadap anak akan berpengaru

nak. Peran orang tua terhadap perke

ga akan diwarnai oleh bentuk interaksi

keras, hukuman dan tuntutan orang tu

juga dengan orang tua yang masa bodoh dan dingin

menyebabkananakmenjadimuram,suka mengasingkan diri dan menolak sosialisasi. Kehangatan dan sikap afeksi dari orang tua membuat anak mudah berkawan dan bersosialisasi. Adanya pola asuhan orang tua yang positif diharap kebutuhan remaja cukup terpenuhi. Salah satu kebutuhan anak atau remaja adalah kebutuhan akan harga diri. Cara mengasuh yang berbeda akan mempengaruhi tinggi rendahnya harga diri anak. (Coopersmith, dalam Edwina1994) mengemukakan bahwa perlakuan adil,

pemberian kesempatan untuk aktif dan pendidikan yang demokratis terdapat pada anak yang memiliki harga diri yang tinggi.

Lingkungan Sosial. Pembentukan harga diri dimulai dari penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri pada rasa keberhargaannya. Penilaian ini sesuai dengan pandangan individu dalam interaksi dengan orang lain.

Perkembangan harga diri dimulai sejak individu mulai menyadari dirinya berharga atau merasa tidak berarti. Proses itu dipengaruhi oleh perlakuan, penerimaan dansosialnya.

Kondisi Fisik.

perubahan fisik sering memberikan d

ri remaja. Keadaan ini terjadi karenatubuhnya. Bila remaja mengerti bahwa

nginkannya maka akan memberikan kFaktor Jenis K

perbedaan harga diri menurut jenis

dan Courtney, dalam Edwina (1984)

aan harga diri menurut jenis kelamin

miliki harga diri yang rendah daripada laki-laki. Hal ini mungkin disebabkan karena di dalam keluarga, lingkungan sekolah dan masyarakat berkembang bermacam-macang tuntutan peran yang berbeda-beda berdasarkanperbedaan jenis kelamin,meskipun perbedaan itu sangat kecil bahkan beberapa penelitian tidak ada perbedaan yang signifikan.

e.Nama Dan Pakaian. Kedua hal ini umumnya dianggap kurang penting dibanding dengan faktor lainnya tetapi dalam kenyataannya hal ini memiliki pengaruh cukup penting bagi perkembangan harga diri seorang remaja.

Nama-nama yang menjadi bahan tertawaan teman-teman akan membavva seorang remaja kepada pembentukan konsep diri yang negatif. Demikian halnya dengan cara berpakaian, seorang individu dapat menilai atau mempunyai gambaran mensendiri.

f.

Agama. Disamas faktor agama yang dianut juga da

Pilihan agama yang menjadi pegan

n perasaan berharga dibanding peng4.Perbedaan harga

Dalam hal i yang erat antara jenis kelamindenganh

liki hargadiri dan kepercayaan yang l

-laki (Kimmel, dalam Koentjoro 1989). P

lebih rendah daripada laki-laki, merasa kurang mampu dan harus dilindungi (Ancok, dalam Henik 2000).

C. Hubungan antara harga diri dengan depresi.Harga diri ternyata memiliki peranan yang besar dalam teijadinya gangguan jiwa (Jacabson dan Bibring, dalam Retnowati 1993). Penelitian yang dilakukan oleh Altman dan Witenborn (dalam, Retnowati 1993) menunjukkan bahwa harga did yang rendah merupakan salah satu faktor kepribadian pada individu yang mempunyaikencenderungan depresif. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Kupers (dalam Retnowati, 1993) yang menyatakan bahwa harga diri yang rendah sering menyertai gangguan depresi.

Individu yang memiliki harga diri yang rendah akan mengalami depresi apabila sebelumnya individu tersebut menghadapi peristiwa yang sulit diatasinya seperti stres atau krisis sebagai penyebabnya (Retnowati, 1993).

Individu yang memiliki harga diri yang rendah akan cenderung memiliki sifat- sifat yang negatif a

merasa tidak berdaya. Perasaan rendah dir

merasa terisolasi atau diasingkan oleh lin menimbulkan perasaan tertekan terutama bmasalahan yang sangat rumit, karena indiv t untuk bergaul dengan orang lain, maka kan perasaan terhadap masalah-masalah y

individu akan mudah menderita depresi.

harga diri yang tinggi cenderung menunj ; percava diri, merasa berharga dan memi du tersebut dapat lebih realistis dalam menghadapi masalah maupun kegagalan-kegagalan yang menimpanya dan tidak mudah putus asa. Hal ini yang memungkinkan individu yang memiliki harga diri tinggi cenderung tidak mudah depresi.

Berdasarkan pendapat dan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang negatif antara harga diri dan depresi maupun perbedaan harga diri dengan depresi pada remaja laki-laki dan perempuan.

D. HipotesisBerdasarkan pada tinjauan pustaka dan hasil-hasil penelitian di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:1. Ada hubungan yang negatif antara harga diri dengan depresi pada remaja.

Semakin tinggi harga diri, maka depresi akan semakin rendah. Begitu pula semakin rendah hgi.

2. Ada perbedaan haja perempuan. Harga diri remaja laki-ja perempuan.

3. Ada perbedaan da perempuan. Remaja perempuan lebih

.

terhadap stres kehidupan. Diantara situ

i adalah kegagalan di sekolah atau pekei enyadari bahwa penyakit atau penuaan Depresi dianggap abnormal hanya jika da

93).

erupakan salah satu gangguan mood at nonjol pada penderita depresi adalah tergan (dalam Meiwati, 1994) menyatakan bah

ng umum, dan dapat teijadi pada siapa esikannya tergantung pada individu yang b

seperti tidak ada nafsu makan, tidak dapa erubahan tingkat aktivitas seperti retardasi resi.

epresi ditandai dengan adanya gangguan ompok gejala. Selain gejala emosional, te isik. Seorang individu tidak harus me dapatkan diagnosis sebagai penderita depre

semakin kuat gejalanya, semakin pasti k enderita depresi.Kesedihandankek ing menonjol pada depresi. Individu mera

DiagnosisGangguanJiwa),dinyatak ndepresi ditandai denganadanyak urangnya energi yang menyebabkan sese pun hanya bekerja ringan. Gejala lain yan

perhatian berkurang. epercayaan berkurang.

perasaan bersalah dan tidak berguna. depan yang suram dan pesimistis.

erbuatan yang membahayakan diri atau bun

yang dapat menjurus ke arah apatis : m air mata lagi meskipun penderita san

spon kegembiraan, misalnya rasa humor. motivasionalmeliputihilangnya motiv eskipun untuk hal-hal yang sederhana se laridarikegiatansehari-hari;keingina gantungan pada bantuan orang lain.

Fisik dan Vegetatif hilangnya selera maka dur,hilangnya doronganseksual,hilan

mudah merasa lelah

l Sindrom Kecemasan / Depresi.

linu Kedokteran Jiwa (Maramis. 1980)

kedua, gangguan depresi diklasifikasikan ebelumnya, terbagi atas depresi primer erupakan satu-satunya gangguan, jadi ti sik atau gangguan mental seperti kecand aramis, 1980).

a gangguan depresi atas dasar simtom-s

kManikSkizofreniaSusunan saraf pusat

DepresifaikoholismeGeriatrik dsb.

gangguan depresif

lmu Kedokteran Jiwa (Maramis. 1980).

) menguraikan tentang kelemahan-kelem a penderita depresi yaitu kognitif, mo

ahan kognitif, tampak pada melemahnya h

suatu istilah masa remaja yang diperpan

emaja yang diperpanjang, yaitu bila oran

a orang tuanya, masih belum mempuny avvah otoritas orang tuanya. Sedangka

ila seseorang masih berada pada usiare karena telah memasuki dunia orang dewas emikian suatu analisis yang cermat m

m masa remaja yang secara global berla ahun (Monks, 1994). Manakala usia seseor h menginjak suatu masa kehidupan yang

gat peka, remaja mengalami badai dan t inya. Keadaan semacam ini diistilahkann sebut dapat dilihat adanya sikap dan sifa lam bekerja tiba-tiba berganti lesu, kege

yang sangat, rasa yakin diri berganti

k dalam ciri ini adalah ketidaktentuan c ngan kerja tidak dapat direncanakan dan di menjelang akhir remaja awal.

seks yang telah matang menyebabkan re n-dorongan seks dan kecenderungan me

wal sangat sulit ditentukan.

aja awal tidak saja sulit ditentukan, ba erikan oleh orang dewasa terhadap remaj orang dewasa untuk memberikan tanggun

a masih kanak-kanak. Tetapi pada lain ke guran sebagai orang yang sudah besar, jika kanakan.

wal adalah masa yang kritis.

ini remaja akan dihadapkan dengan emecahkan masalahnya atau tidak. Keada

idu yang mempunyai skema depresogen wa kehidupan yang menekan), maka ada rahpola fikir menyimpang pada pend ada diri, dunia dan masa depan yang d nggal pola fikir negatif) (Retnowati, 1991) agaimana keterkaitan antara self schema ( bramsam (dalam Retnowati,1991)m

Proximal

sebaliknya malah mengarahkan perasaan

k menjadi depresi.

aviorisme memandangdepresi sebagai katreward (penghargaan)yangdipero ri. Semua orang membutuhkan semua ran an. rasa nyaman, afeksi, dan stimulasi. Jik

makaia akanmulai mengalami dep endah dan hukuman yang tinggi mengakiba u :

kurang menerima penghargaan dan le

idak mempunyai kemampuan untuk memp

g mungkin dapat dicapai baik pada saat sis lebih menekankan pada agresi seb

Sedangkanbehaviorismemenekanka dak lagi diperoleh seseorang sebagai fakt

g mempengaruhi depresi.

r yang dapat mempengaruhi depresi adalah individu dalam memecahkan masalah, e cahkan masalah ditentukan oleh locus o

bahwa dirinya kurang, tidak mampu dan

irinya, dunia dan masa depan. Pender pengalamannyasebagaisesuatuyang

n penghinaan (Beck, dalam Retnowati 199 masan merupakan penyebab stres yang

cemasan secara terus menerus akan dapat m dan Tay. 1994).

Individu yang tidak dapat mengeksp vidu lain misalnya kemarahan orang tua te engarahkan perasaannya ke dalam dirinya

laki-laki, sedangkan laki-laki lebih tinggi

sivitas dari pada perempuan. Dari perbed menjadi timbulnya depresi terutama pada sema(dalamHasanat,1991)mengat epresi antara laki-laki dan perempuan ya reka dalam melakukan coping (pemecah

cenderung terlibat dalam aktivitas fisik mi nton televisi. Sehingga mereka tidak mena pada perempuan cenderung kurang akti

ebih sering merenungkan situasi yang

endiri. Reaksi yang demikian ini akan m

atau keberhasilan dalam masyarakat, sem erpikir dan bereaksi terhadap kita. Apabil alam atau penghargaan diri, ia merasa

merasa berharga dan adekuat (serasi, sei

merupakan sebuah totalitas sistem yang yangdipelajari seseorangsertame

adaan dan memberi kemantapan kepriba ad, 1988).

embangan diri bergerak secara dialektis

terhadap diri yang didasarkan atas pe enghargaan orang lain atas kualitas dirinya elain itu perkembangan harga diri seseoran

dilakukan individu atas kemampuan da ebagai kebutuhan psikologis, maka terpen ukan kondisi kesehatan psikologis.Seb iri dipahami melalui proses evaluasi k

dalam peningkatan kualitas SDM (Sumbe kebutuhan-kebutuhandasarindividud

alami gangguan emosi dan perilaku (Lear

merupakan penilaian secara global terh ngenai kemampuan, keberhasilan, keberha oleh individu : berasal dari interaksi ind

sar pembentuk konsep diri (Coopersmith, d alam Hardjono, 1998) menyatakan bahw

terhadap dirinya sendiri yang dibentuk s n dari orang yang ada di sekitarnya.

an Shafer (dalam Atamimi,1988) me

nan untuk terus mengembangkan diri.

Hurlock (dalam Hardjono, 1998) menga ejauhmanaseseorangmenerimaka ntuk menjalani kelangsungan hidupnya. dengan penyesuaian - penyesuaian dala eseorang menentukannya dan memberi

s positif. Dengan kata lain seseorang yang ara yang disukai dan diterima oleh orang la apat diambil suatu kesimpulan bahwa p

u dapat menyadari dan mengakui karak

stabil.Sedangkanpenilaianterhada ses berfikir, perasaan, keinginan nilai ma

embawa seseorang menuju ke arah keber aan percaya diri sendiri dan harga diri ter enimbulkan rasa bahwa dirinya mampu unt

m Atamimi, 1988).

ang mempunyai harga diri tinggi akan m a cukup mampu menghadapi dunia yan mimi, 1988). Di pihak lain seseorang yan menyukai dirinya, menganggap dirinya

an performansi individu yang sesuai unt

batasan tersebut dapat diambil suatu kes u evaluasi global yang realistis tentang alifikasi yang terdapat di dalam dirinya. bahwa implikasi psikologis yang muncu tiasa bergerak ke arah dua kutub yang ber rupakan representasi harga diri yang tin

g mewakili harga diri yang rendah. arga diri.

dap orang lain. Untuk meningkatkan kepe

usaha untuk membiasakan mencintai, benar-benar percaya akan kemampuann

bahwa kita tidak percaya kepadanya m dap dirinvapun akan berkurang. Seorang awali pada usia 2,5 dan 3 tahun. Pada saa an yang dapat membangun kepercayaan

i pada saat menginjak usia sekolah, sa sahanya dengan anak-anak yang lain, b u pasti terhadap dirinya yang ditandai d

leksi dari perasaan atau sikap orang lain te etrampilan sosial seperti mudah bergaul da ngan sosialnya akan mempunyai harga dir erima dan dihargai lingkungan sosialnya (R

m Retnowati, 1993) mengemukakan bah anpa keharusan anak untuk mengikuti apa posotive regard) akan memberikan dukun

harga diri awal. Untuk perkembangan

n oleh penghargaan orang lain terhadap ku

(dalam Retnowati, 1993) mendiskripsik

ui tata nilai dan tujua n seseorang (Retnowa

ang mempengaruhi harga diri

yang mempengaruhi harga diri menuru ah :

eluarga. Keluarga merupakan tempat u isasi bagi anak. Sikap dan tingkah laku or h terhadap perkembangan kepribadian a

mbangan anak di dalam lingkungan keluar mereka terhadap anak. Peraturan yang

a membuat anak menjadi impulsif, begitu

penghargaan yang diberikan lingkungan Hurlock (1979) mengemukakan bahwa ampak yang cukup besar terhadap harga di

ada penilaian yang penting terhadap keadaan fisiknya sesuai dengan yang dii

euntungan positif bagi dirinya.

elamin. Ada sebuah penelitian tentang kelamin yang dilakukan oleh Fleming yang memberikan hasil bahwa ada perbed yang signifikan ternyata perempuan me

genai bagaimana remaja itu melihat dirinya

ping faktor-faktor yang disebutkan di at pat mempengaruhi harga diri seseorang. gan bagi mayoritas akan menumbuhka anut agama minoritas (Retnowati, 1993).

diri antara laki-laki dan perempuan

ni ternyata terdapat adanya keterkaitan argadiri,perempuancenderungmemi ebih rendah bila dibandingkan dengan laki erempuan juga selalu menganggap dirinya

ntara lain : merasa rendah diri, lemah dan i tersebut akan mengakibatkan individu gkungan sosialnya, yang kemudian akan ila individu tersebut mendapatkan per

idu yang merasa rendah diri biasanya suli individu tersebut memilih untuk mene ang dihadapi. Hal tersebut memungkinkan Berbeda dengan individu yang memiliki ukkan sifat-sifat yang positif antara lain liki motivasi yang tinggi, sehingga indivi

arga diri, maka depresi akan semakin ting

arga diri antara remaja laki-laki dan rem laki lebih tinggi dibandingkan dengan rema

epresi antara remaja laki-laki dan remaj tinggi depresinya daripada remaja laki-laki