departemen perhubungan direktorat · pdf filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi...

20
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI SPESIFIKASI TEKNIS PERANGKAT TELEKOMUNIKASI PENETAPAN PERSYARATAN TEKNIS ALAT/PERANGKAT TELEKOMUNIKASI UNTUK PESAWAT KEY TELEPONE SYSTEM (KTS) Kelompok : A ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI YANG TIDAK MENGGUNAKAN FREKUENSI RADIO Nomor Urut : 6 NOMOR SURAT KEPUTUSAN : 61/DIRJEN/1999 TANGGAL DITETAPKAN : 29 MARET 1999 DITERBITKAN OLEH : DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI JL. MEDAN MERDEKA BARAT N0.17 JAKARTA PUSAT 10110 Hak Cipta DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI Dilarang merubah, menambah atau mengurangi isi dokumen ini dalam bentuk apapun, tanpa seijin tertulis dari penerbit.

Upload: vanquynh

Post on 01-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI SPESIFIKASI TEKNIS PERANGKAT TELEKOMUNIKASI PENETAPAN PERSYARATAN TEKNIS ALAT/PERANGKAT TELEKOMUNIKASI UNTUK PESAWAT KEY TELEPONE SYSTEM (KTS) Kelompok : A ALAT DAN PERANGKAT TELEKOMUNIKASI YANG

TIDAK MENGGUNAKAN FREKUENSI RADIO Nomor Urut : 6 NOMOR SURAT KEPUTUSAN : 61/DIRJEN/1999 TANGGAL DITETAPKAN : 29 MARET 1999 DITERBITKAN OLEH : DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT STANDARDISASI POS DAN TELEKOMUNIKASI JL. MEDAN MERDEKA BARAT N0.17 JAKARTA PUSAT 10110 Hak Cipta DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI Dilarang merubah, menambah atau mengurangi isi dokumen ini dalam bentuk apapun, tanpa seijin tertulis dari penerbit.

Page 2: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI

JL. MEDAN MERDEKA BARAT 17 JAKARTA 10110

TEL : (021) 3838339 3838537

FAX : (021) 3860754 3860781 3844036

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI

NOMOR : 61/DIRJEN/1999

T E N T A N G

PENETAPAN PERSYARATAN TEKNIS ALAT/PERANGKAT TELEKOMUNIKASI UNTUK PESAWAT KEY TELEPHONE SYSTEM (KTS)

DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan, perlindungan dan

pengamanan penyelenggaraan telekomunikasi, alat/perangkat telekomunikasi diperlukan ketentuan pelaksanaan standar sebagai persyaratan teknis;

b. bahwa sehubungan pada butir a. di atas, maka perlu

ditetapkan standar persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telephone system.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 3 Tahun

1989 tentang Telekomunikasi; 2. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 37 Tahun 1991 tentang

Perlindungan dan Pengamanan Penyelenggaraan Telekomunikasi;

3. Peraturan Pemerintah RI Nomor : 8 Tahun 1993 tentang

Penyelenggaraan Telekomunikasi; 4. Keputusan Presiden RI Nomor 362/M Tahun 1997 tentang

Pengangkatan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi; 5. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi

Nomor : KM. 102/OT.001/MPPT-96 tentang Sertifikasi dan penandaan Alat dan/atau perangkat Pos dan Telekomunikasi;

Page 3: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

6. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM. 58/HUB-

98 tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi Departemen Perhubungan;

7. Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi

Nomor : KM. 84/OT.001/MPPT-97 tentang Uraian Tugas Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi;

8. Keputusan Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi

Nomor : 34/Dirjen/1995 tentang Ketentuan Pelaksanaan Sertifikasi dan Penandaan alat/Perangkat Telekomunikasi.

M E M U T U S K A N

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN

TELEKOMUNIKASI TENTANG PENETAPAN PERSYARATAN TEKNIS ALAT/PERANGKAT TELEKOMUNIKASI UNTUK PESAWAT KEY TELEPHONE SYSTEM (KTS).

PERTAMA : Mengesahkan persyaratan teknis alat/perangkat

telekomunikasi untuk pesawat key telephone system (KTS) sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Memberlakukan standar persyaratan teknis alat/perangkat

telekomunikasi sebagaimana tersebut dalam Diktum Pertama sebagai pedoman dalam melaksanakan sertifikasi pengujian alat/perangkat telekomunikasi di Indonesia.

KETIGA : Apabila setelah ditetapkannya keputusan ini ternyata

dalam perkembangan teknologi pada persyaratan pesawat key telephone system (KTS) terdapat perubahan, maka keputusan ini dapat ditinjau kembali.

Page 4: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 20 Mei 1999 a

DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI,

T T D

SASMITO DIRDJO

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth : 1. Menteri Perhubungan; 2. Sekjen Dephub; 3. Irjen Dephub; 4. Ka Badan Litbang Dephub; 5. Para Kadit dan Sekditjen di lingkungan Ditjen Postel; 6. Para Direksi Penyelenggara Telekomunikasi; 7. Para Kakanwil Dephub.

Page 5: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI Nomor : 004/Dirjen/1999 Tanggal : 12 Januari 1999

PERANGKAT KEY TELEPHONE SYSTEM

(KTS)

DIREKTORAT BINA STANDAR POS DAN TELEKOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI

Page 6: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

PERSYARATAN TEKNIS

PERANGKAT KEY TELEPHONE SYSTEM (KTS)

1. UMUM

1.1. Judul Perangkat Key Telephone system, disingkat KTS

1.2. Ruang Lingkup

Persyaratan teknis ini meliputi definisi, lambang, singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi, syarat bahan baku, syarat konstruksi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, syarat keselamatan dan kesehatan, syarat penandaan serta cara pengernasan untuk pesawat Key Telephone System (KTS).

2. TEKNIS 2.1. Definisi

KTS adalah sistem switching di sisi pelanggan yang dalam operasinya dapat dihubungkan dengan PSTN dan menggunakan pesawat key phone sebagai perangkat terminalnya dapat dikatakan sebagai mini PABX.

2.2. Lambang 2.3. Singkatan

AC : Alternating current dBm : Decibel relatifmiliwatt Co : Central Office = Sentral lokal DC : Direct current DP : Decadic Pulse DTMF : Dual Tone Multi Frequency. mA : Mili ampere OREM : Overall Reference Equivalent Measurement

S T K N M >

Page 7: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

PCB Printed Circuit Board PPS : Pulse per second PSTN : Public Switch Telephone Network RLR Receive Loudness Rating ROLR : Receive Objective Loudness Rating RRE : Receiving Reference Equivalent SIRE Side tone Reference Equivalent SLJJ : Sambungan Langsung Jarak Jauh. SLR : Send Loudness Rating SOLR Side tone Objective Loudness Rating SRE Send Reference Equivalent STMIR : Side Tone Masking Rating TOLR : Transmit Objective Loudness rating VAC : Volt AC VDC : Volt DC

2.4. Istilah

• Utas Ekstermal : Sarana untuk membentuk sambungan/hubungan eksternal.

• Utas Internal : Sarana untuk membentuk sambungan/hubungan internal.

• CO line : Unit perangkat (antar muka) KTS yang berhubungan dengan PSTN.

• First Digit Block : Pencegahan digit awal pada saat pemilihan digit.

• Main equipment : Bagian utama dari KTS untuk menjalankan fungsi utama (switching) KTS.

• On-hook Kondisi perangkat membentuk loop arus searah terbuka dan siap menerima panggilan masuk.

• Off-hook : Kondisi perangkat membentuk loop arus searah tertutup.

• Pesawat key phone : Pesawat telepon khusus yang tersambung dengan saluran cabang KTS.

• Sambungan internal : Sambungan antar perangkat terminal (key phone) dengan satu KTS.

• Sambungan ekstemal : Sambungan antar perangkat terminal (key phone) KTS dengan mitranya di luar KTS.

Page 8: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

• Sambungan tersamping dan pemindahan : Sambungan yang memungkinkan

suatu perangkat terminal dalam kondisi berhubungan dengan perangkat lain dapat melakukan hubungan dengan perangkat lainnya yang kemudian apabila perlu memindahkan hubungan tersebut ke perangkat terminal lain yang dimaksud.

• Saluran cabang : Saluran yang menghubungkan perangkat terminal dengan KTS.

2.5. Spesifikasi 2.5.1. Fungsi

Harus mampu rnelaksanakan fungsi utama sebagai berikut : 2.5.1.1. Sambungan Internal 2.5.1.2. Sambungan eksternal 2.5.1.3. Sambungan tersamping (inquiry) dan

pemindahan (transfer). 2.5.2. Catu daya

Harus dapat beroperasi menggunakan catu daya yang berlaku umum (110/220 V-ac; 50 Hz)

2.5.3. Signaling

2.5.3.1. Outgoing

KTS harus menyediakan fasilitas signalling DTMF untuk melakukan panggilan keluar (kearah PSTN). Karakteristik DTMF mengacu ke persyaratan mutu butir 2.9.5.2. Apabila perangkat menyediakan fasilitas DP, karakteristik DP mengacu ke persyaratan mutu butir 2.9.5.1.

2.5.3.2. Incoming

KTS harus mampu rnendeteksi karakteristik sinyal panggil masuk (bel) meliputi :

Page 9: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

2.5.3.2.1. Tegangan : 60 Vac 2.5.3.2.2. Frekuensi : 25Hz. 2.5.3.2.3. Tahanan pengganti saluran 1500 Ω 2.5.3.2.4. Periode ring: ≤ 1 detik

2.5.4. Kapasitas utas ekstemal (CO line)

Harus menyediakan sirkit utas ekstemal (CO line) minimum 10% dari jumlah pesawat cabang.

2.5.5. Pembatas SLJJ

Dalam hal KTS memiliki fasilitas pembatas SLJJ, hanya diijinkan dengan sistem First Digit Block setelah pendudukan utas eksternal.

2.5.6. Indikasi

Harus memiliki indikasi sebagai berikut : 2.5.6.1. Pendudukan line : audible atau visual atau

keduanya. 2.5.6.2. Panggilan internal berhasil :

2.5.6.2.1. Pemanggil : audible (ringing tone) 2.5.6.2.2. Yang dipanggil : audible atau visual

atau keduanya. 2.5.6.2.3. Panggilan internal gagal : audible (busy

tone)

2.6. Klasifikasi Penggolongan KTS adalah dengan menyebutkan kapasitas utas eksternal dan utas internal.

2.7. Syarat Bahan Baku Baik perangkat sisi sentral, perangkat sisi langganan maupun perangkat pengulang harus memenuhi persyaratan-persyaratan bahan baku sebagai berikut : 2.7.1. Perangkat terbuat dari bahan yang kuat dan ringan sesuai

dengan iklim tropis, antara lain : bahan anti karat, tahan terhadap suhu dan kelembaban iklim tropis, detergen serta bahan-bahan kimia umum.

Page 10: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

2.7.2. Komponen-komponen perangkat mempunyai kualitas tinggi

solid state, khusus dirancang untuk perangkat telekomunikasi.

2.7.3. Papan Rangkaian Tercetak (PCB)

Papan rangkaian tercetak dibuat dari bahan “Phenol Fiber Copppercladsheet” atau bahan lain yang sama mutunya atau lebih baik. Sistem penyambungan pada terminal penyambungan mudah dilaksanakan dan mempunyai sifat kelistrikan yang baik.

2.8. Syarat Konstruksi

Baik perangkat sisi sentral, perangkat sisi langganan maupun pengulangan harus memenuhi persyaratan-persyaratan konstruksi sebagai berikut : 2.8.1. Bagian-bagian perangkat harus disusun dengan baik, rapi,

serasi, disusun dalam bentuk kabinet yang kompak. 2.8.2. Perangkat terlindung dari kemungkinan masuknya benda-

benda lain, serangga dan sebagainya; misalnya dengan cara menutup lubang-lubang dengan kasa.

2.8.3. Perangkat harus kedap terhadap air, dalam arti tahan

rembesan untuk perangkat yang dirancang untuk dipasang di manhole, tahan semprotan untuk perangkat yang dirancang dipasang di atas tanah.

2.8.4. Perangkat harus tahan terhadap pengaruh panas (khusus

untuk perangkat sisi langganan dan/atau perangkat pengulang).

2.8.5. Harus dilengkapi terminal-terminal penyambung seperlunya.

2.8.6. Perangkat harus mudah diinstalasi, dibongkar atau diangkat-

angkat.

2.9. Syarat Mutu

2.9.1. Tahanan isolasi (kebocoran)

Tahanan isolasi (kebocoran) CO line dalam keadaan on-hook diukur dengan tegangan 100 Vdc, sebagai berikut :

Page 11: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

2.9.1.1. Antara kawat a dan b : ≥1 MΩ 2.9.1.2. Antara kawat a dan tanah : ≥1 MΩ 2.9.1.3. Antara kawat b dan tanah : ≥1 MΩ

2.9.2. Impedansi

2.9.2.1. Keadaan on-hook Impedansi CO line untuk frekuensi 25 Hz, diukur dengan tegangan 70 Vac, minimal 4000 Ohm.

2.9.2.2. Keadaan Off-hook.

Impedansi Co line untuk arus searah (DC) maksimum 400 Ohm untuk frekuensi suara (300 – 3400 Hz), pengukuran dilakukan pada kondisi tegangan catu 48 Vdc, arus catu 20 mA dan penggenggaman CO line oleh pesawat cabang keyphone.

2.9.3. Kebocoran tegangan

Kebocoran tegangan dan catu daya KTS di CO line dalam keadaan on-hook dan off-hook, maksimum 1 Volt (AC/DC).

2.9.4. Return Loss Return loss yang disebabkan oleh ketidaksamaan impedensi perangkat terhadap impedensi jaringan, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : Untuk frekuensi : 300 ~ 600 Hz ≥ 12 dB. Untuk frekuensi : 600 ~ 3400 Hz ≥ 15 dB. Pendudukan dan penggenggaman CO line oleh pesawat cabang keyphone tanpa interferensi ear piece ke mouth piece atau keadaan mute on, tegangan catu CO line 48 Vdc, arus catu 20 mA, referensi impedensi 600 Ohm (resistif) dan level pengukuran -10 dBm dan 0 dBm.

2.9.5. Signaling Dengan tegangan catu 48 Vdc dan arus catu 20 mA, output signalling CO line sebagai berikut : 2.9.5.1. DP

2.9.5.1.1. Kecepatan pulsa : 10 (± 1) pps. 2.9.5.1.2. Make ratio : 40 ±7%.

Page 12: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

2.9.5.1.3. Waktu antar digit : 650 ~1300 ms. 2.9.5.1.4. Jumlah make pulse : 1 pulsa untuk

angka 1, 2 pulsa untuk angka 2, demikian selanjutnya 10 pulsa untuk angka 0.

2.9.5.2. DTMF

Frekuensi dengan toleransi ± 1,8% : 2.9.5.2.1. High Group Frequency

F1 : 1209 Hz (1187~ 1231 Hz) F2 : 1336 Hz (1312 ~ 1360 Hz) F3 : 1477 Hz (1450 ~1504 Hz)

2.9.5.2.2. Low Group Frequency :

F1 : 697 Hz (684 ~ 710 Hz) F2 : 770 Hz (756 ~ 784 Hz) F3 : 941 Hz (924 ~ 958 Hz)

2.9.5.2.3. Level

Power/level harus berada pada daerah -11 s/d -4 dBm untuk KTS yang levelnya tetap, sedangkan untuk yang levelnya dapat diprogram, harus dapat diprogram pada daerah -11 s/d -4 dBm.

2.9.5.2.4. Beda Level

Level kelompok frekuensi tinggi harus lebih besar 2 ± 1,5 dB dari level kelompok frekuensi rendah.

2.9.5.2.5. Panjang dan selang sinyal

Panjang sinyal 40 ~ 500 ms. Selang antar sinyal 40 ~ 500 ms.

2.9.6. Redaman Bicara Silang

Redaman bicara silang eksternal-eksternal untuk frekuensi 1000 Hz atau 1026 Hz. minimal 65 dB.

2.9.7. Elektro Akustik

Persyaratan karakteristik elektro akustik perangkat key phone diukur di CO Iine, harus memenuhi salah satu spesifikasi yang tercantum dalam penjelasan persyaratan elektro akustik di akhir lampiran ini.

Page 13: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

2.10. Cara Pengambilan Contoh Pengambilan contoh benda uji dilakukan secara random (acak) oleh instansi penguji dengan jumlah sampel minimal : 2 unit.

2.11. Cara Uji

Cara pengujian ditetapkan oleh Institusi Penguji yang disetujui oleh Direktorat Jenderal Pos dan telekomunikasi dan harus mampu memperlihatkan secara kualitatif dan kuantitatif bahwa benda uji memenuhi segala ketentuan dalam persyaratan teknis ini.

2.12. Syarat Lulus Uji Hasil pengujian dinyatakan LULUS UJI, jika sernua benda uji memenuhi ketentuan seperti tercantum dalam persyaratan teknis ini. Jika benda uji dinyatakan TIDAK LULUS UJI, maka semua kelompok yang termasuk dalam benda uji dinyatakan juga tidak lulus.

2.13. Syarat Keselamatan dan Kesehatan Perangkat KTS harus dirancang bangun sedemikian rupa sehingga pemakai terlindung dari gangguan listrik, magnetik maupun elektromagnetik sesuai standar World Health Organization (WHO).

2.14. Syarat Penandaan

Setiap terminal ditandai, memuat nama pabrik dan negara pembuat, merk, type dan nomor seri serta memenuhi ketentuan sertifikasi Direktorat Jenderal.

2.15. Cara Pengemasan Ukuran pengemasan tergantung pabriknya, tetapi harus memperhatikan unsur estetika dan efisiensi ruangan.

Page 14: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

PENJELASAN PERSYARATAN ELEKTRO AKUSTIK 1. Loudness rating I

1.a. SLR, RLRdan STMR.

Nilai yang dapat ditenma untuk SLR, RLR dan STMR adalah sebagai berikut: 1.a.1 SLR-0.4~ 8.1 (dB) 1.a.2 RLR -8.7~ -1.7(dB) 1.a.3 STMR 1 ~ 17 (dB)

1 .b. Sending sensitivity

Sensitifitas kirim berada dalam koridor (mask) sesuai Gambar 1

Gambar 1 : Koridor sensitifitas kirim

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 kHz

5

0

-5

-10

-15

-20

-25

dB rel 1 V/Pa

Page 15: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

1 .c. Receiving sensitivity Sensitifitas kirim berada dalam koridor (mask) sesuai Gambar 2.

Gambar - 2 : Koridor sensitifitas terima 2. Loudness rating II (Austel Technical Standard)

2.a. SLR, RLR, dan STMR.

Nilai yang dapat diterima untuk SLR, RLR, adalah yang berada dalam batas sesuai Tabel - 1, sedangkan untuk STMR adalah Tabel – 2

Tabel – 1

SLR (dB) RLR (dB)

Line Length Line Length Cable (mm)

Zero Average Limit Zero Average Limit 0.4 7 ± 4.5 7 ± 4.5 11 ± 4.5 -6 ± 4.5 -6 ± 4.5 -2 ± 4.5

0.64 7 ± 4.5 7 ± 4.5 11 ± 4.5 -6 ± 4.5 -6 ± 4.5 -2 ± 4.5

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 kHz

5

0

-5

-10

-15

-20

-25

dB rel 1 V/Pa

Page 16: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

Tabel – 2

STMR (dB)

Line Length Cable (mm) Load (Ohm)

Zero Average Limit 0.4 600 5 6 8

0.64 600 5 5 4

Catatan 2.a. 1 Average panjang saluran (tembaga) 1,6 Km, diameter

0,4 mm atau 2,5 Km, diameter 0,64 mm. 2.a.2 Limit : panjang saluran (tembaga) 4,2 Km, diameter 0,4 mm

atau 7 Km, diameter 0,64 mm.

2.b. Sending Frequency Response

Tanggapan frekuensi kirim untuk simulasi saluran panjang 1.6 kilometer dan diameter 0.4 milimeter, berada dalam koridor (mask) sesuai Gambar 3.

Gambar - 3 : Koridor tanggapan frekuensi kirim

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 kHz

0

5

10

15

20

25

30

35

40

dB rel 1 V/Pa

Page 17: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

2.c. Receiving Frequency Response

Tanggapan frekuensi terima untuk simulasi saluran panjang 1.6 kilometer dan diameter 0.4 milimeter, berada dalam koridor (mask) sesuai Gambar 4.

Gambar - 4: Koridor tanggapan fekuensi terima

3. OLR (Electronic Industries Association) 3.a. TOLR, ROLR dan SOLR

Nilai yang dapat diterima untuk TOLR, ROLR dan SOLR adalah yang berada dalam batas sesuai Tabel 3.

Tabel –3

LOLR ROLR SOLR

Loop (kFr) Min. Max. Min. Max. Min. Max.

0 -59 -41 +54 +38 0 30 -9 -56 -53 +54 +40 0 30 -15 -32 -49 +54 +43 0 30

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 kHz

0

5

10

15

20

25

30

35

40

dB

Page 18: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

3.b. Transmitting frequency response Tanggapan frekuensi kirim untuk simulasi saluran panjang 0 kilofeet, berada dalam koridor (mask) sesuai Gambar 5.

Gambar - 5 : Koridor tanggapan frekuensi kirim

3.c. Receiving frequency response

Tanggapan frekuensi terima untuk simulasi saluran panjang 0 kilofeet, berada dalam koridor (mask) sesuai Gambar 6.

Gambar - 6 : Koridor tanggapan frekuensi terima

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 kHz

-20

-15 -10

-5

0

5 10

15 Level (dB relative to 1 kHz)

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 kHz

10

5

0

-5

-10

-15

-20

-25

Level(dB relative to 1 kHz)

Page 19: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

4. OREM 4.a. RRE, SRE, dan SIRE

Nilai yang dapat diterima untuk RRE, SRE dan SIRE adalah yang berada di dalam batas sesuai Tabel - 4.

Tabel – 4 :

Artificial Line (Km)

RRE (dB)

RRE (dB)

SIRE (dB)

0 -3..+6 -5.5..+3 -5..+15 4 -3 .. +6 -5.5.. +3 -5.. +15 6 -3.. +6 -5.5.. +3 -5.. +15

4.b. Response Frequency Transmit

Tanggapan frekuensi kirim harus berada dalam batas sesuai Tabel 5

Tabel –5 :

Frequency

(Hz) Lower Limit

(dB) Upper Limit

(dB) 200 -17 +3 250 -13 +3 315 -10 +3 400 -5 +3 500 -4.5 +3 630 -4 +3 800 -3.5 +3 1000 -12 0 1250 -1.5 +5.5 1600 0 +9 2000 2.5 +12 2500 4 +15 3150 4 +15 4000 4 +12

Page 20: DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT · PDF filespesifikasi teknis pera ngkat telekomunikasi penetapan persyaratan teknis alat/perangkat telekomunikasi untuk pesawat key telepone system

4.c. Response Frequency Receive

Tanggapan frekuensi terima harus berada dalam batas sesuai Tabel 6.

Tabel – 6 :

Frequency (Hz)

Lower Limit (dB)

Upper Limit (dB)

200 -99 -7 250 -99 -3.5 315 -99 -1 400 -10 +3 500 -4 +3 630 -4 +3.5 800 -4 +3.8

1000 0 12 1250 -4 +4.3 1600 -4 +4.5 2000 -8 +4.8 2500 -9 +5 3150 -12 +5 4000 -99 +1.5

Ditetapkan di : J A K A R T A Pada tanggal : 29 Maret 1999a

DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI,

T T D

SASMITO DIRDJO