denpasar, 9 april 2019 bali.pdfkementerian keuangan ri 7 fiscal rule selalu menjadi acuan dalam...
TRANSCRIPT
Budget Goes To CampusPokok-pokokKebijakan APBN 2019
K E M E N T E R I A N K E U A N G A N
Denpasar, 9 April 2019
1
2KEMENTERIAN KEUANGAN RI
2
Pokok Bahasan
Peran dan Fungsi APBN
3
Perekonomian Dunia dan Domestik, serta Pokok-Pokok APBN Tahun 2019
1
Anggaran TKDD Provinsi Bali
3KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Peran dan Fungsi APBN1
4KEMENTERIAN KEUANGAN RI 4
TujuanBangsa
Kebijakan Fiskal dan APBN adalah instrumen Pemerintah untuk mewujudkan tujuan bernegara
KESINAMBUNGAN FISKAL TETAP TERUS DIJAGA
MasyarakatAdil danMakmur Teknokratis
Administratif
Politik
FungsiAlokasi
FungsiDistribusi
Fungsi Stabilisasi
Fungsi APBN Proses
5KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Tantangan Pembangunan
Sumber: Kemenkeu, diolah dari data BPS
Perlu langkah antisipatif dan responsifuntuk akselerasi daya saing, melalui inovasi dan penguatan kualitas SDM
5
5.2 5.3 5.4
5.15.25.35.15.25.2
2.5
3.5
4.5
5.5
6.5
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
*20
20*
GrowthPDB
PERTUMBUHAN AKTUAL VS POTENSIAL (%)
Memberikan tekananterhadap likuiditas globaldannilai tukar
Normalisasi KebijakanMoneter AS
• Memberikan risiko kepada tingkatpermintaan dunia
• Memberikan risiko terhadapperekonomian ASdan Tiongkok,yangmerupakan negara-negaramitra dagang utama Indonesia
Perang Dagang & Proteksionisme
Berpotensi memberikan tekananpada Neraca Perdagangan Indonesia,mengingat Tiongkok merupakanmitra dagang utama
Moderasi PertumbuhanTiongkok
Berpotensi mempengaruhisentimen dipasar keuangandan komoditas
Keamanan dan Geopolitik
Menciptakanketidakpastian padaproduktivitas globalantara lainsektorpertanian,kesehatan,dan bencana alam
Perubahan Iklim
• Mempengaruhiprospek perdaganganEropa dan Inggris
• Memberikan sentimennegatif dipasarkeuangan global
Brexit
KETIDAKPASTIAN GLOBAL
Memberikan risiko padaNeraca Perdagangan,penerimaan negara,dansubsidi
Fluktuasi Harga Komoditas
Upaya reformasi struktural harus didorong untuk peningkatan level output potensial• Akselerasi daya saing dilakukan melalui kebijakan
reformasi struktural: peningkatan sisi penawaran(supply side economy) untuk mendorongpertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.
• Upaya reformasi struktural diarahkan melalui: ü Penguatan investasi: mendorong kemudahan
investasi dan penyediaan infrastrukturü Peningkatan produktivitas (TFP): peningkatan
penguasaan teknologi, efisiensi produksi, dan skill tenaga kerja.
6KEMENTERIAN KEUANGAN RI
TantanganPembangunan (2)
6
TANTANGAN DEMOGRAFI
AGING POPULATIONTren meningkatnya Lansia (umur 60+): dari 7% (2010) à 13% (2030), sehingga ada risiko “tuasebelum kaya”
URBANIZINGTren meningkatnya urbanisasi 48,8% (2010) à 63,4% (2030), ada isu ketahanan pangandan ketimpangan
GROWING MIDDLE INCOME CLASSTren meningkatnya kelas menengah 19% (2010) à49% (2030), aspirasi terhadap kualitas pelayananpublikà peningkatan belanja publik vs kecukupanpenerimaan
SKILL ADEQUACY 59% tenaga kerja berpendidikan SMP ke bawah, terdapat risiko skill mismatch, skill gap, dan rendahnyaproduktivitas 0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
1960
1962
1964
1966
1968
1970
1972
1974
1976
1978
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
1998
2000
2002
2004
2006
2008
2010
2012
2014
2016
2018
Pertanian
Sumber: BPS
KrisisAsia
• Industrialisasi dan Reindustrialisasi: export-based industry and natural resource processing
• Optimasi Sektor Jasa: Mempersiapkan industri di masa depan di tengah pesatnya perkembangan Digitalisasi, e-Commerce, dan Industry 4.0 (internet of things)
TRANSFORMASI STRUKTURAL
• Produktivitas dan Daya saing harus ditingkatkan untuk mampu mengejar level indeks GCI Malaysia (upper middle income) dan Korea Selatan (high income);
• Fokus pada aspek: infrastruktur, kualitas SDM (kesehatan, skills, dan pasar tenaga kerja), kemampuan berinovasi dan adaptasi teknologi, serta sistem keuangan.
0102030405060708090100
Institutions
Infrastructure
ICT adoption
Macroeconomic stability
Health
Skills
Product market
Labour market
Financial system
Market size
Business dynamism
Innovation capability
Indonesia Malaysia Korea, Rep.
PRODUKTIVITAS & DAYA SAING
7KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Fiscal Rule selalu menjadi acuan dalam penyusunan APBN
2.375,5 2.608,8 3.165,1
3.515,5 3.995,1
4.429,0
5.268,5
24,9 24,7 27,4 28,3 29,4 29,9 32,6
-
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
-
1.000,0
2.000,0
3.000,0
4.000,0
5.000,0
6.000,0
2013 2014 2015 2016 2017 Outlook2018
APBN2019
Total Utang Rasio Utang thd PDB
Defisit Anggaran Maksimal 3% dariPDB (Konsolidasi APBN dan APBD) O Outstanding Utang Maksimal 60% dari PDB1 2
2018
8KEMENTERIAN KEUANGAN RI
408,5
416,6 416,1 444,1492,5
20,6
20,0 20,0 20,0 20,0
19,0 19,2 19,4 19,6 19,8 20,0 20,2 20,4 20,6 20,8 21,0
0,0
100,0
200,0
300,0
400,0
500,0
600,0
APBNP 2015 APBNP 2016 APBNP 2017 APBN 2018 APBN 2019
Anggaran PendidikanRasio Anggaran Pendidikan terhadap Belanja Negara
Amanat mandatory spending dipenuhi dengan memaksimalkan ruang fiskal
Dana Alokasi Umum minimal 26% PendapatanDalam Negeri Netto à UU 33 Tahun 2004
Dana Desa 10% dari transfer ke daerah (secarabertahap) à UU Desa (secara bertahap)
Anggaran Pendidikan 20% APBN è UUD 1945 pasal 31 (4)
Anggaran Kesehatan 5% à UU 36 Tahun 2009
1 2
3 4
352,9
385,4
398,6 401,5
417,9
27,7 27,728,7 28,7
28,1
2021222324252627282930
320,0
340,0
360,0
380,0
400,0
420,0
440,0
2015 2016 2017 2018 2019Dana Alokasi Umum Rasio terhadap PDN Netto
104,1 104,0
111,0
123,1
5,0 5,0 5,0 5,0
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
5,0
5,5
6,0
90,0
95,0
100,0
105,0
110,0
115,0
120,0
125,0
APBNP 2016 APBNP 2017 APBN 2018 APBN 2019
Anggaran kesehatanRasio Anggaran Kesehatan terhadap Belanja Negara
20,8
47,0
60,0 60,0
3,2
6,4
8,5 8,5
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
0,010,020,030,040,050,060,070,0
APBNP 2015 APBNP 2016 APBNP 2017 APBN 2018
Dana DesaRasio Dana Desa terhadap Transfe Ke Daerah
Triliun Rp persen Triliun Rp persen
Triliun Rp persenTriliun Rp persen
9KEMENTERIAN KEUANGAN RI
SiklusAnggaran
Perta
nggu
ngja
wa
ban
Proses Teknokratis
Proses Politis
Dokumentasi
10KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Perekonomian Dunia dan Domestik, serta Pokok-Pokok APBN Tahun 2019
2
11KEMENTERIAN KEUANGAN RI
3.9 3.9
3.5 3.5 3.6 3.53.3
3.7 3.7 3.7
2.5
3.0
3.5
4.0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PERTUMBUHANPDBGLOBAL(%)
WEOJan,Apr,Jul WEOOct
3.0 3.6 3.82.8 2.2
5.24.2 4.0
0.0
2.0
4.0
6.0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PERTUMBUHANVOLUMEPERDAGANGANGLOBAL(%)
WEOJan WEOApr WEOJul WEOOct
1.2 1.42.1 2.3
1.72.3 2.4 2.1
0.0
1.0
2.0
3.0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PERTUMBUHANPDBNEGARAMAJU(%)
WEOJan WEOApr WEOJul WEOOct
5.3 5.1 4.7 4.3 4.4 4.7 4.7 4.7
0.0
2.0
4.0
6.0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
PERTUMBUHANPDBNEGARABERKEMBANG(%)
WEOJan WEOApr WEOJul WEOOct
Perekonomian dunia mengalami trend meningkat, titik terendah terjadi pada tahun 2016
Dalam World Economic Outlook Oktober 2018, IMF menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2018-2019
source: WEO IMF, October 2018
12KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia terus melanjutkan peningkatan
SEKTOR Q32016 Q32017 Q32018 DistribusiQ32018
Primer 0.46 0.53 0.70 21.64PertaniandanPertambangan
Sekunder 1.48 1.75 1.54 31.27Industri,Listrik,Gas,Air,danKonstruksi
Tersier 2.31 2.49 2.62 42.80Perdagangan,Transportasi, Infokom,JasaKeuangan,danJasa-JasaLainnya
Kontribusi Pertumbuhan PDB Sektoral (yoy)
• Sektor primer dan tersier memiliki kontribusi terhadap pertumbuhan yanglebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.
• Sektor tersier memiliki distribusi tertinggi, seiring dengan pertumbuhantertinggi Q3 yang dicapai oleh lapangan usaha di sektor ini yakni jasa lainnya,diikuti informasi dan komunikasi, serta jasa perusahaan.
• Kontribusi konsumsi RT tetap dominan, meski memiliki kontribusilebih rendah dibanding kuartal sebelumnya.
• Kontribusi PMTB dan Konsumsi Pemerintah meningkatdibandingkan Q2 2018 sejalan dengan peningkatan pertumbuhan diQ3 2018.
• Perdagangan internasional masih menunjukkan kontribusi negatifsejalan dengan masih terbatasnya pertumbuhan ekspor. 12
Sumber: BPS, Diolah0.58
(1.24) (1.10) (0.75) 1.41 0.770.48
2.241.85 2.24
2.65 2.76 2.69
-2.0
0.0
2.0
4.0
6.0
8.0
Q32017 Q22018 Q32018
KontribusiPertumbuhanPDBPengeluaran
NetEkspor KonsumsiLNPRT
Lainnya KonsumsiPemerintah
PMTB KonsumsiRT
3.408.70
32.12
55.26
-2.0
18.0
38.0
58.0
78.0
98.0
DistribusiNominalQ32018
Pertumbuhan Q3 2018 mencapai 5,17%merupakan pertumbuhan Q3 tertinggi sejak 2014.
SISI
PR
OD
UK
SI
SISI
PE
NG
ELU
AR
AN
6.35.7
5.1 4.9 5.0 5.1 5.2 5.3
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018Outlook
2019APBN
persen
13KEMENTERIAN KEUANGAN RI
(98,6)(93,3)
(142,5)
(125,6) (124,4)
(1,8) (20,1)
(1,09)
(0,92)
(1,23)
(1,01)(0,92)
(0,01)(0,12)
(2,00)
(1,80)
(1,60)
(1,40)
(1,20)
(1,00)
(0,80)
(0,60)
(0,40)
(0,20)
-
(200,0)
(180,0)
(160,0)
(140,0)
(120,0)
(100,0)
(80,0)
(60,0)
(40,0)
(20,0)
-2013 2014 2015 2016 2017
RealSementara
2018 APBN 2019
Keseimbangan Primer % keseimbangan Primer thd PDB
(211,7) (226,7)
(298,5)(308,3)
(341,0)
(259,9)
(296,0)
(2,33) (2,25)
(2,59) (2,49) (2,51)
(1,76) (1,84)
(4,00)
(3,50)
(3,00)
(2,50)
(2,00)
(1,50)
(1,00)
(0,50)
-
(400,0)
(350,0)
(300,0)
(250,0)
(200,0)
(150,0)
(100,0)
(50,0)
-2013 2014 2015 2016 2017
RealSementara
2018 APBN 2019
Defisit Anggaran % defisit Anggaran terhadap PDB
APBN Sehat : Defisit APBN tahun 2019 semakin turun danKeseimbangan Primer menuju arah positif
Triliun Rp
persen Triliun Rp persen
Rasio Defisit APBN diturunkan menjadi1,84% terhadap PDB à terendah sejak 2013
Keseimbangan Primer mendekati Rp0 àkonsisten turun sejak 2015
`
persen Triliun Rp persen
14KEMENTERIAN KEUANGAN RI
AnggaranInfrastruktur2015:Rp256,12019:Rp415,0T
AnggaranPendidikan2015:Rp390,1T2019:Rp492,5 T
AnggaranKesehatan2015:Rp65,9T2019:Rp123,1T
Anggaranperlindungansosial2015:Rp249,4T2019:Rp381,0T
•Kenaikan PTKP
•Penurunan tarif PPh UMKM menjadi 0,5% (sejak Juli 2018)
2013 : Rp24,3 juta2016 : Rp54,0 juta
•Dengan Kriteria & syarat tertentu a.l :
•Dilakukan targeted
Industri Pionir
Mempertimbangkan nilai investasi, orientasi ekspor, & penyerapan tenaga kerja
Terdapat beberapa program yang beririsan
Belanja K/L2015
Rp732,1 T 2019Rp855,4 T
Transfer ke Daerah & Dana Desa
2015Rp623,1 T
2019Rp826,8 T
Hampir sama
APBN Adil: Keseimbangan antara Pembangunan Fisik dan SDM,Pembangunan Pusat dan Daerah, serta Pajak yang progresif
Pajak Menjadi InsentifMenjaga Daya BeliMasyarakat & Ekonomi
Insentif Pajak bagiDunia Usaha (taxholiday/allowance)
Penguatan danKeseimbanganPembangunanFisik dan SDM
Memperkokoh Keseimbangan Pembangunan
antara pusat dan daerah
15KEMENTERIAN KEUANGAN RI
APBN Mandiri: Penerimaan Pajak Menjadi Sumber Utama Belanja Negara
Triliun rupiah
Pembiayaan utang semakin menurun Kontribusi perpajakan terus meningkat menjadi82,5% (2013: 74,9%) thd pendapatan negara
Triliun rupiah
82,3% 82,6% 80,6% 78,3%82,5%
17,0% 16,8% 18,7%21,0%
17,5%
1.508,0 1.555,9 1.666,4
1.942,3 2.165,1
0,0
500,0
1000,0
1500,0
2000,0
2500,0
2015 2016 2017 RealisasiSementara 2018
APBN 2019
perpajakan (% ) PNBP (% ) Hibah (% )
380,9
403,0
429,1
366,7359,3
2015 2016 2017 RealisasiSementara2018
APBN2019320,0
340,0
360,0
380,0
400,0
420,0
440,0
Pembiayaan Utang
16
17
18
19KEMENTERIAN KEUANGAN RI
897,7 1.011,2 1.069,9 1.100,7 1.251,2 1.511,4
161,7179,6 179,0 192,5
205,5
208,8
1.146,91.240,4 1.285,0 1.343,5
1.521,4
1.786,4
6,5
8,2
3,64,6
13,2
17,4
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
16,0
18,0
20,0
-
200,0
400,0
600,0
800,0
1.000,0
1.200,0
1.400,0
1.600,0
1.800,0
2.000,0
2014 2015 2016 2017 realisasisementara2018
APBN2019
PajakMigas Pajaknonmigas Kepabeanandancukai Growth
dari 74% di tahun 2014 menjadi 82,5% di tahun 2019
Pajak tetap Menjaga keberlangsungan iklim investasi danpeningkatan daya saing
Kontribusi Penerimaan Perpajakan semakin meningkat à menuju kemandirian
Didukung reformasi perpajakan serta kepabeanan & cukai, Penerimaan Perpajakan secara konsisten terus meningkat
Lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan beberapa tahun terakhir (2008-2017 tumbuh 11,1%)
Tax ratio 12,2% di tahun 2019
Insentif fiskal (Tax Allowance, Tax Holiday)
Penerimaan Perpajakan (Pajak & Kepabeanan Cukai)
13,7
11,6
10,8 10,7
11,4
12,2
2014 2015 2016 2017 realisasisementara
2018
APBN 20192018
10.9 12.2 12.915.6 16
22.2 23.325
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
USA
Indonesia(2019)
Brazil
Malaysia
Thailand
Australia
France UK
2017
Perbandingan tax ratio dengan negara lain
20KEMENTERIAN KEUANGAN RI
2015
20162017
20182019
Keringanan PPh Revaluasi Aset
• Penurunan tarif pajak UMKM 0,5%
• Percepatan Restitusi• Peningkatan
Kepatuhan Pasca TA• Compliance Risk
Management (roll-out)
• Implementasi AEoI• Insentif yg tepat
sasaran• Compliance Risk
Management (full)• Peningkatan IT• Simplifikasi struktur
tarif CHT• Efektivitas IT DJBC
Payment gateway e commerce
Reformasi Perpajakan terus digulirkan sejak tahun 2015, fokus pada penguatan kebijakan dan administrasi perpajakan, serta tetap mendukung daya saing
SDMOrganisasiPeraturan
Perundang-undangan
TeknologiInformasi dan
Basis DataProses Bisnis
Kenaikan PTKP• Menjadi Rp54 jt à 2013
Rp24,3jt
Konfirmasi Status WP
Single Identity perpajakan (DJP-DJBC)
Pemberlakuan Amnesti Pajak Uang tebusan mencapai 1% PDB
21KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PNBP non SDA semakin optimal, didukung oleh perbaikan peraturan, dengan tetap meningkatkan pelayanan Didorong kenaikan harga minyak, peningkatan kualitas dan volume layanan, serta perbaikan tata kelola
mempertimbangkan daya beli dan pengembangan dunia usaha serta optimalisasi pengelolaan Barang MilikNegara (BMN)
mempertimbangkan cashflow dan kemampuankeuangan BUMN, serta memperkuat pengembanganusaha dan menjalankan penugasan Pemerintah
Penggunaan Teknologi Terintegrasi/Terkoneksi dengan sistem pembayaran PNBP
diikuti efisiensi biaya dan pengembangan industrihilir, kelestarian lingkungan dan keberlangsunganusaha
Optimalisasi produksi
Peningkatan pelayanan dan penyesuaian tarif
Peningkatan dividen BUMN
Tindak Lanjut Perubahan UU PNBP
Kebijakan PNBP
398,6
255,6
262,0 311,2
407,1378,3
12,4
-35,9
2,5
18,8
30,8
-7,1
-50,0
-40,0
-30,0
-20,0
-10,0
0,0
10,0
20,0
30,0
40,0
50,0
-
100,0
200,0
300,0
400,0
500,0
600,0
2014 2015 2016 2017 realisasisementara
2018
APBN 2019
Pendapatan BLU PNBP LainnyaPend. Kekayaan Neg yang Dipisahkan Pendapatan SDAGrowth
22KEMENTERIAN KEUANGAN RI
KomitmenReformasi
AwalReformasi
Reformasi kebijakan belanja negara telah mengalihkan belanja konsumtif kebelanja yang lebih produktif à konsisten sejak tahun 2014
341.8
160
375.4
492.5
154.7
415.0
59.7
123.184.7
385.2
0
100
200
300
400
500
600
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 APBN 2018
APBN 2019
Subsidi Energi Anggaran PendidikanAnggaran Infrastruktur Anggaran Kesehatan
Ang
gara
n(t
riliu
nru
piah
)
Pertumbuhan(2014 – 2019)
Subsidi Energi
Pendidikan
Kesehatan
Infrastruktur
53,2
106,2
39,4
168,3
Perlindungan Sosial
354,8
23KEMENTERIAN KEUANGAN RI
FOKUS BELANJA PEMERINTAH 2019untuk mendukung pembangunan SDM, peningkatan daya saing, ekspor dan investasi, serta penguatan value for money
Pembangunan SDM
Penyelesaian Infrastruktur
Perlindungan Sosial
Pelaksanaan Agenda Demokrasi
Birokrasi yang efektif dan efisien
Antisipasi ketidakpastian
Anggaran Kesehatan Rp 123,1 T
Anggaran PendidikanRp492,5 T
Bidang Kesehatan, a.l. untuk:§ Jaminan
Kesehatan bagi 96,8 juta jiwa (PBI JKN)
Bidang Pendidikan, a.l. untuk:§ 20,1 juta siswa
penerima KIP§ 471,8 ribu
mahasiswapenerima beasiswa Bidik misi
§ Penguatan pendidikan Vokasi
§ Percepatan pembangunan sarpras
Pembangunan/rekonstruksi/ pelebaran Jalan4.304,6 km
Pembangunan dan rehabilitasi jaringan Irigasi 162 ribu Ha
rumah susun dan khusus9.003 unit
Rasio Elektrifikasi99,9 %
Bendungan48 unit
Pembangunan Jalur kereta api(tahap awal, penye- lesaian, peningkatan)415,2 km’sp
Anggaran Infrastruktur Rp415,0 T
PKH à 10 jutaKeluarga dengan peningkatan Manfaat
Bantuan Pangan non Tunai (BPNT)à untuk 15,6 juta keluarga dengan perbaikan penyaluran
Subsidi Bunga:§ Kredit usaha kecil
dan mikro § Perumahan
Anggaran Perlindungan Sosial Rp385,2 T
PertahananPencapaian MEF tahap 2 danpengembanganindustri pertahanan
Keamananpenanggulanganterorisme dan konfliksosial politik
Agenda Demokrasi§ Penyelenggaran
pemilu Presiden dan Anggota Legislatif 2019
§ Pengamanan Pemilu 2019
Anggaran Pemilu Rp24,8 T
Anggaran Hankam Rp220,5 T
Kesejahteraanaparatur dan pensiunan
Peningkatanreformasi birokrasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik
Anggaran Rp381,3 T
Mitigasi risiko bencana, pelestarian lingkungan, stabilitas ekonomi, keamanan
Anggaran Rp52,6 T
Pengalokasian Pooling Fund untuk Penanggulangan Bencana Rp1 TSumber-sumber pendanaan:• APBN (Rupiah Murni)• PHLN termasuk pinjaman siaga bencana• Kontribusi daerah• Sumber lain yang sah
24KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Belanja Pemerintah Pusat 2019 meningkat 13,2% dari realisasi 2018 • Mendukung peningkatan daya saing, ekspor dan
investasi, diikuti dengan penguatan value for money• Menampung inisiatif strategis (a.l. rehab rekon bencana
alam, agenda demokrasi)
Alokasi 2019
1.634,3
Belanja K/L 855,4• Peningkatan kualitas aparatur negara dengan penguatan
reformasi birokrasi• Penguatan bantuan sosial• Optimalisasi belanja modal• Pengendalian belanja barang
Belanja Non K/L 778,9
Bunga Utang • Menjaga akuntabilitas pengelolaan utang• Pemilihan komposisi utang yang optimal dan
pemanfaatan lindung nilai• Melakukan penurunan pertumbuhan
pembiayaan utang
antara lain
Subsidi Energi • difokuskan subsidi yang lebih tepat sasaran• Melanjutkan subsidi terbatas solar• Peningkatan penggunaan energi terbarukan
Subsidi Nonenergidifokuskan pada kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran
25KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Anggaran Pendidikan tetap dijaga 20% APBN, diarahkan untukmeningkatkan akses, distribusi, dan kualitas SDM
149,7
Melalui Transfer
Melalui Pembiayaan(Dana Pengembangan Pendidikan Nasional dan Dana Abadi Penelitian)
279,5
15,0
Melalui Belanja PusatAPBN
KemendikbudKemenagKemenristekdiktiKemen PUPR
36,051,940,2
6,6
DAU*)
DAK FisikDAK Non Fisik
168,816,9
117,7
Anggaran pendidikan melalui belanja pusat termasuktambahan untuk Polri, TNI, BPPT Rp1,25 T
Triliun Rupiah
Peningkatan Kualitas dan Perbaikan Aksesa. Peningkatan efektivitas BOS à BOS berdasarkan kinerja dan
afirmasib. Kelanjutan Program Indonesia Pintar diikuti peningkatan
ketepatan sasaranc. Percepatan pembangunan sarpras sekolah dan universitas
(sebagian dilaksanakan Kemen PU PR, dan DAK disupervisiKemen PUPR)
d. Perluasan program beasiswa afirmasi/bidik misie. Pengalokasian dana abadi penelitianf. Enforcement pemenuhan anggaran pendidikan oleh Pemdag. Penguatan pendidikan vokasi untuk meningkatkan link and
match dengan industri
2018
40,152,740,4
-
153,29,1
112,3
Beberapa perbaikan yang dilakukan tahun 2019
353.4390,3 370,8 406 435 492,56.3 10 -05 09 07 12
0
400
800
2014 2015 2016 2017 Outlook2018
APBN2019
AnggaranPendidikan Pertumbuhan(%)
21,0
308,4
163,1
Program Indonesia Pintar
20,1Juta siswa
Bantuan Operasional Sekolah
55,8 juta siswa
Beasiswa Bidik Misi
471,8 ribu mahasiswa
Pembangunan/ Rehab Ruang Kelas
56,1 ribuKemendikbud, Kemenag, Kemen PUPR, dan DAK
Kemenag dan DAK
*) angka sementara
2019
Target tahun 2019
26KEMENTERIAN KEUANGAN RI
89,8
Melalui Transfer 33,4
Melalui Belanja PusatKemenkesBPOMBKKBNJKN PNS/TNI/POLRI
58,7
2,03,85,8
DAK FisikBOK dan BOKB 19,9
12,2
Anggaran Kesehatan 5% untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan, serta penguatan penanganan stunting
Triliun Rupiah
Peningkatan Kualitas dan Perbaikan Aksesa. Perluasan Penerima Bantuan Iuran dalam rangka Jaminan
Kesehatan Nasional (2019: 96,8 juta jiwa) à diikutipeningkatan ketepatan sasaran
b. Perbaikan pelayanan di fasilitas kesehatan tingkat pertama.c. Percepatan penanganan stunting melalui intervensi gizi
spesifik dan intervensi gizi sensitif pada 160 Kabupaten kota (2018:100 kab/kota).
d. Melanjutkan optimalisasi bauran kebijakan untuk keberlangsungan program JKN
81,559,
12,25,55,4
29,518,010,4
Beberapa perbaikan yang dilakukan tahun 2019
59.7 69,392.8 92,2
107.4123,129.6
10.4
38.7
1.116.2 14.6
-60 -40 -20 0204060
0
50
100
150
2014 2015 2016 2017 Outlook2018
APBN2019
Anggarankesehatan Pertumbuhan(%)
Prevalensi Stunting24,8%
Prevalensi Tuberkulosis per 100 ribu penduduk245
Jumlah Kabupaten/kota dengan eliminasi malaria
300
Kartu Indonesia Sehat (juta jiwa PBI)
96,8Anggaran kesehatan melalui belanja pusat termasuktambahan untuk Polri dan TNI Rp1,0 T
APBN2018 2019
*) angka sementara
Target tahun 2019
27KEMENTERIAN KEUANGAN RI27
Brazil
Rusia
India
China
IndonesiaPhilippines
MalaysiaThailand
Vietnam
2
2.5
3
3.5
4
- 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000
InfrastructureIn
dex
GDPper capita
•gappenyediaaninfrastruktur
Penyediaan infrastruktur Indonesia masih di bawah rata-rata negara lain yang setara
Indeks rata-rata
§ Diperlukan usaha pemerintah yang lebih besar untuk menutup gap penyediaan infrastruktur. § Pembangunan infrastruktur perlu diakselerasi untuk mengejar ketertinggalan dan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
Sumber: LPI World Bank, 2016, diolah
28KEMENTERIAN KEUANGAN RI
173,8
Melalui Transfer
Melalui Pembiayaan
196,2
45,0
Melalui Belanja Pusat
Pembangunan infrastruktur diakselerasi melalui terobosan pembiayaan kreatif
2018 2019
Kemen PU Pera*Kemenhub*
108,238,1
DAK 33,5DAU dan DBH non earmark** 130,4
**) pemanfaatan 25% untuk bidang infrastrukturDana Desa 28,0
17,8LMAN 22,0PMN
*) alokasi belanja di luar belanja pegawai
Triliun Rupiah
183,0
184,1
48,1
104,7
44,2
24,0
6,135,4
33,9122,1
154.7256.1 269.1
379.4 410.4 415,00
65.6 5.1 41 8.22.4
-200 -150 -100 -50 050100
0
200
400
600
800
2014 2015 2016 2017 2018 APBN 2019
Anggaran Infrastruktur Pertumbuhan (%)
Ø Perbaikan eksekusi proyek infrastruktur;Ø Peningkatan koordinasi lintas sektoral
termasuk dengan Pemda;Ø Pemberdayaan BUMN dan swasta
melalui skema KPBU AP.
Beberapa perbaikan yang dilakukan tahun 2019
Pembangunan/ rekonstruksi/ Pelebaran Jalan (km)
4.304,6 Pembangunan dan Rehabilitasi Jembatan (m)
72.898,7
Pembangunan/ Penyelesaian Rel KA(km’sp)
Pembangunan Bandara baru(unit)
415,24Jaringan Irigasi (ribu hektar) 162 Bendungan (unit) 48
APBN
a.l.*) angka sementara
Target tahun 2019
29KEMENTERIAN KEUANGAN RI
260,3 T 274,7 T 291,7 T249,7 T
Komitmen Pemerintah untuk memberikan Perlindungan Sosial dan Meningkatkan KesejahteraanBagi 40% Penduduk Berpenghasilan Terendah
2015 2016 2017 2018385,2 T
2019
1. Alokasi dan sasaranProgram Indonesia Pintar(PIP) meningkat hampir 2 kali lipat
2. Perluasan Cakupan PKH menjadi 3,5 juta (2014:2,8 jt) KPM & peningkatan alokasiPKH
3. Pemangkasan subsidi energi4. BLT/PSKS/BLSM ditambah
penyalurannya menjadi 3 kali (2014 : 2 kali)
5. Mulai dialokasikan Dana Desa
1. Cakupan PKH diperluas menjadi 6 jtKPM (2015: 3,5 jt) àmenambah alokasiPKH
2. BLT/BLSM/PSKS tidakdilanjutkan
3. Penambahancakupan PBI dan penyesuaian tarif iuranJKN segmen PBI menjadi Rp23.000POPB (dari Rp19.225 POPB)
4. Peningkatan alokasidana desa
1. Bantuan PKH menjadimekanisme Flat policy(2016 : bantuan
bersyarat/non flat) àmenambah alokasiPKH
2. Peningkatan alokasidana desa ;
3. Piloting Rastra menjadiBPNT bagi 1,2 jt KPM
1. Perluasan cakupanPKH menjadi 10 jt KPM (2017 : 6 jt KPM) àmenambah alokasi
2. Realokasi SubsidiPangan menjadiBansos Pangan àtarget BPNT menjadi10 juta KPM
1. Mekanisme bantuanPKH menjadi Non Flat/bersyarat, dengan kenaikankomponen bantuanuntuk kesehatan & pendidikan 100%
2. Perluasan cakupanPBI menjadi 96,8 jt(2018 : 92,4 jt jiwa)
3. BPNT ditargetkan 15,6 juta KPM
4. Peningkatan alokasiDana Desa
30KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Reformasi subsidi menuju subsidi yang lebih tepat sasaranuntuk menjaga tingkat inflasi, kesejahteraan masyarakat, kegiatan ekonomi, dan meningkatkan infrastruktur perumahan
Subsidi BBM • Subsidi premium
dihapus• Subsidi tetap untuk
Minyak Solar.
2015
2016
2017s.d
2018
2018
2016Subsidi ListrikSubsidi tepat sasaranpelanggan 450 VA dan900 VA
Subsidi Pangan Pengalihan subsidi pangan (Rastra) à Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Subsidi Benih Subsidi benih dihapus àintegrasi dengan bantuanbenih di K/L
Subsidi Pupuk • Data penerima à integrasi
dengan NIK• Ujicoba Kartu Tani di
beberapa provinsi
Subsidi KUR• Integrasi skema untuk
UMKM • Sistem Informasi
Kredit Program (SIKP)
2017s.d.2019Subsidi
PerumahanMendukung program 1 jutarumah
2016
31KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Reformasi dan Penguatan Transfer ke Daerah dan Dana DesaTahun 2014 – 2019
Memperkuat Taxing Power daerah, melalui pengalihanPBB-P2 menjadi pajak daerah pada tahun 2014.
Pengalokasian Dana Desa sejak tahun 2015.
Pengalokasian DAK Fisik berdasarkan proposal daerah (proposal based) mulai tahun 2016.
Penyaluran TKDD (Dana Transfer Khusus dan Dana Desa) berbasis kinerja penyerapan dan capaian output dan penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui KPPN setempat sejak tahun 2017.
Dana Desa terus meningkat dengan penyempurnaan program prioritas dan fokus mendukung penanganan kemiskinan (skema padat karya tunai) dan pemberdayaan tahun 2018.
Percepatan penyelesaian Kurang Bayar DBH dan sharingbeban bila harga migas naik diikuti kenaikan subsidi tahun 2019.
DAU tahun 2019 bersifat final untuk meningkatkan kepastian sumber pendanaan APBD dan afirmasi kepada daerah berciri kepulauan.
Pengalokasian Dana Kelurahan pada tahun 2019.
Pengalokasian BOS berbasis kinerja pada tahun 2019
Pengaturan penggunaan minimal 25 persen dari DTU (DBH dan DAU) untuk belanja infrastruktur sejak tahun 2017.
32KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Peningkatan TKDD untuk mendukung kebutuhan pendanaan pelayanan publik di daerah, disertai prinsip Value For Money
Triliun Rp Peningkatan alokasi anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) secaraproporsional (sesuai kebutuhan daerah, kapasitas daerah dan kemampuan keuangan negara)
Mendukung kebutuhan pendanaan daerah (untuk penyelenggaraan layanan dan pembangunan)
Fokus untuk mengurangi kesenjangan layananantar-daerah
Sinkronisasi perencanaan dan penganggaranTKDD dengan belanja K/L
Menjaga kesinambungan program pembangunan 5 tahun (Pembangunan SDM, Konektivitas, destinasi pariwisata, pengurangan kemiskinan, penguatan Dana Desa)
Mendorong penggunaan belanja di daerahyang efektif, efisien, dan produktif berdasarkanprinsip value for money.
persen
573,7 623,1710,3
742,0 757,8 826,8
11,8
8,6
14,0
4,5
2,1
9,1
0,0
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
12,0
14,0
16,0
18,0
20,0
-
100,0
200,0
300,0
400,0
500,0
600,0
700,0
800,0
900,0
2014 2015 2016 2017 realisasisementara
2018
APBN 2019
DBH DAU DAK Dana Desa Growth %
33KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum
106,4
417,9
1. Minimal 50 persen dari DBH CHT untuk mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).2. Penyelesaian Kurang Bayar DBH pada Triwulan IV.3. Sharing beban subsidi BBM dan LPG dalam hal terdapat kenaikan realisasi PNBP Migas.
Pemerintah memberikan dukungan kepada pemerintah daerah untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat melalui Dana Kelurahan
1. Dana Kelurahan sebesar Rp3,0 T ditujukan bagi 8.212 kelurahan di seluruh kab/kota untuk pembangunan sarana dan prasarana kelurahan dan pemberdayaan masyarakat (Dasar hukumnya UU tentang APBN Tahun 2019 dan pelaksanaanya diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri).
2. Pagu DAU bersifat final untuk memberikan kepastian sumber pendanaan bagi APBD.3. Memperhitungkan kenaikan gaji pokok 5 persen, gaji ke 13, dan THR, serta Formasi CPNS Daerah.
Triliun Rupiah
826,8 APBN
DAK Fisik
DAK Nonfisik
1. Fokus pada pembangunan SDM melalui percepatan rehabilitasi dan pembangunan ruang kelas2. Sesuai usulan daerah dan sejalan dengan prioritas pembangunan nasional, dan memperhatikan aspirasi program pembangunan anggota DPR.3. Penambahan sub-bidang GOR dan Perpustakaan Daerah.
1. Perbaikan kualitas kinerja (BOS Kinerja).2. Peningkatan unit cost BOS untuk Pendidikan Vokasi.3. Afirmasi untuk daerah 3 T (Tertinggal, Terluar, dan Transmigrasi).4. Penambahan DAK Nonfisik baru yaitu BOP untuk kesetaraan, BOP untuk museum dan taman budaya, Dana Pelayanan Kepariwisataan, dan Dana BLPS
69,3
131,0
2019 : 70,0 2018 : 60,02015 : 20,8
1. Penyempurnaan formulasi dan afirmasi untuk percepatan pengentasan kemiskinan.2. Penyempurnaan skema padat karya tunai (cash for work).3. Penyaluran berdasarkan pada kinerja pelaksanaan dan capaian output.4. Penguatan monev, kapasitas SDM desa, dan tenaga pendamping desa.
Dana Desa
Rata-Rata Per Desa :
2019 : Rp933,9 juta2018 : Rp800,5 juta2015 : Rp280,0 juta 33
TKDD
34KEMENTERIAN KEUANGAN RI
ALOKASI
BANTUAN PENDANAAN KELURAHAN
Dalam bentuk DAUTAMBAHAN
§ KEBIJAKAN ini bersifat melengkapi tanpa mengurangi komitmen pendanaanpemerintah daerah kepada kelurahan melalui Anggaran Pendapatan danBelanja Daerah (APBD).
§ Memperkuat pengawasan dengan mengoptimalkan peran aparat pengawasfungsional di Daerah karena pendanaan tsb bagian dari Belanja APBD.
§ Pengendalian melalui penyaluran dan penguatan pemantauan dan evaluasi.
SASARAN
§ dialokasikan untuk 8.212 kelurahan pada 410 kabupaten/kota.§ dihitung berdasarkan 3 (tiga) kategori kinerja
pelayanan dasar publik, yaitu kategori baik, perluditingkatkan, dan sangat perlu ditingkatkan.
KATEGORI JUMMLAHKAB/KOTA
JUMLAHKELURAHAN
DAUPERKELURAHAN
PAGU
SATUAN DAERAH KELURAHAN JUTA MILIAR
BAIK 91 2.805 352,94 990,00
PERLUDITINGKATKAN 257 4.782 370,14 1.770,00
SANGATPERLUDITINGKATKAN 62 625 384,00 240,00
TOTAL 410 8.212 3.000,00
Memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dalam memenuhi kewajibanpenganggaran bagi kelurahan sesuai PP No.7/2018 tentang Kecamatan untuk
pembangunan sarana dan prasarana serta pemberdayaan masyarakat di Kelurahan
PAGU 2019 Rp3 T
35KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Dana Desa Tahun 2019 untuk meningkatkan layanan publik, mengentaskankemiskinan, memajukan perekonomian desa, dan mengatasi kesenjanganpembangunan antar desa.
Dana Desa(Dalam Triliun Rp)
JUMLAH PENDUDUK MISKIN PERDESAAN
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN PERDESAAN
0,34 0,32
17,37 Juta
14,2% 13,2%
JALAN DESA(123,8 ribu kilometer)
SANITASI DAN AIR BERSIH(38.331 unit)
POSYANDU(11.574 unit)
PAUD DESA(18.177 unit)
RASIO GINI PERDESAAN
15,81 Juta
2014 2018
(2015 s.d. 2018) TANTANGAN
Penyediaan PendampingDesa:§ Kompetensi belum
memadai§ Proses rekuitmen lama§ Mobilisasi yang terlambat
PenggunaanDana Desa belumOptimal
Kapasitas Perangkat Desa belum memadai
Meningkatkanpemantauan danevaluasi pelaksanaandana desa
ARAH KEBIJAKAN 2019
Fokus pada kegiatan prioritas desa, peningkatanporsi pemanfaatan untuk
pemberdayaan masyarakat, serta mendorong
peningkatan perekonomian desa.
Penguatan kapasitas SDM dan tenaga
pendamping desa.
Penguatan monitoring dan evaluasi, serta pengawasan atas
pelaksanaan Dana Desa.
Output
OutcomePencapaian output atas pemanfaatan Dana Desa dapat ditingkatkan secara lebih signifikan melalui sinergi pengelolaan Dana Desa yang berorientasi pada:• pengentasan kemiskinan,• penyediaan lapangan kerja,• pengurangan pengangguran,
serta• mendorong pertumbuhan
ekonomi yang inklusif.
20,8
46,7
59,8 59,970,0
2015 2016 2017 RealisasiSementara
2018
APBN 2019
36KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Arah Kebijakan Pembiayaan Utang
Produktif• pemanfaatan utang untuk kegiatan produktif;• menjaga komposisi utang dalam batas manageable;• menjaga solvabilitas.
Efisiensi• Menjaga akuntabilitas pengelolaan utang• Meningkatkan efisiensi bunga utang pada
tingkat risiko terkendali
Hati-hatimenjaga rasio utangterhadap PDB.
Strategi PembiayaanUtang 2019
Utang diprioritaskan dalamRupiah agar tetap resilient terhadap gejolak nilai tukar
Potensi investor domestikdioptimalkan untukpendalaman pasar sekaligusmengendalikan kepemilikanasing
Pembiayaan Utang menurun dalam 2 tahun terakhir menunjukkan Kesehatan dan Kemandirian APBN
Pertumbuhan pembiayaan utang cenderung menurun daritahun 2015, dan bahkan tumbuh negatif di tahun 2018 dan 2019 Tantangan 2019
Penghentian QE di Eropadan Jepang
Lanjutan kenaikan Fed rate
Tekanan defisit neracatransaksi berjalan
Triliun rupiah
380,9
403,0
429,1
366,7359,3
2015 2016 2017 RealisasiSementara2018
APBN2019320,0
340,0
360,0
380,0
400,0
420,0
440,0
Pembiayaan Utang
37KEMENTERIAN KEUANGAN RI
59.7
89.1
59.865.7
75.9
2015 2016 2017 outlook 2018
APBN 20192018
Pembiayaan Investasi Tahun 2019 dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan,penguatan anggaran infrastruktur, penanggulangan kemiskinan, meningkatkan daya saingekspor dan peran serta Indonesia di dunia internasional
(triliun rupiah)2019 2018
Perkembangan PembiayaanInvestasi(triliun rupiah)
BLU PPDPP : 5,2 2,2
BLU PIP:
BLU LMAN : 22,0 35,4
DPPN : 20,0 15,0
Pembebasan lahan untuk prioritas pembangunan nasional
Peningkatan akses masyarakat untuk pendidikan dan keberlanjutan pengembangan pendidikan
Pengelolaan dana kerjasama pembangunan internasional
Peningkatan akses pendanaan dan pembiayaan perumahan bagi MBR
Mendorong pembiayaan yang kreatif dan inovatif
3,0 2,5
PMN kepada BUMN : 17,8 3,6
PMN kepada LPEI : 2,5 0Penugasan khusus peningkatan ekspornasional
Mempertahankan porsikepemilikan saham dan haksuara Indonesia padaorganisasi/LKI
Ø PT PLN Rp6,5 TPencapaian target rasio elektrifikasi
Ø PT Hutama Karya Rp10,5 TPenugasan jalan tol trans sumatera
Ø PT SMF Rp800 MDukungan pembiayaan perumahan
Organisasi/LKI/BUI : 2,4 2,2
LDKPI : 2,0 1,0
Dana Abadi untuk kegiatan penelitian
Dana Abadi Penelitian : 1,0-
38KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Rasio Utang dijaga dalam batas aman dan diupayakan semakin menurun
40KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Fasilitas dukungan Pemerintah untuk memperkuat skemaKerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
Penjaminan InfrastrukturPembayaran biaya pembangunaninfrastruktur sesuai dengan ketersediaan layanan
Availability Payment Scheme
Kontribusi sebagian biaya konstruksi dariPemerintah Pusat untuk meningkatkankelayakan finansial proyek
Viability Gap FundFasilitas Dana yang disediakan Pemerintahuntuk membiayai penyiapan proyekinfrastruktur KPBU
Project Development Facility
Penjaminan dari Pemerintah untukmeningkatkan kelayakan kredit proyekinfrastruktur KPBU à menarik partisipasiswasta
41KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Anggaran TKDD Provinsi Bali3
42KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Alokasi TKDD Terbesar terdapat di Wilayah Jawa, Sumatera, dan Maluku-Papua
Alokasi Anggaran TKDD Berdasarkan Wilayah Tahun 2019
2,4712,2 %
Maluku & Papua
41,0 T5,0 %
Nusa Tenggara
94,9 T
11,5%
Sulawesi
88,3 T
10,7%
Kalimantan
217,2 T
26,4%
Sumatera
270,3 T
32,8%
JawaAlokasi TKDD (Rp Triliun)Persentase terhadap Total TKDD
Keterangan
11,8 T
100,3 T
Bali
1,4 %
43KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Alokasi Anggaran TKDD di Provinsi Bali terbesar berasal dari Dana Alokasi Umum dan DAK Nonfisik
2015:9,3
4,8
29,8 3,5
8,52016:9,2
-10,2
2018:12,4
2017:11,9
2019:11,8
(triliunrupiah)
Provinsi Bali
0.7
0.8
0.8
0.9
1.0
1.1
1.1
1.3
1.5
2.7
- 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0
Badung
Jembrana
Klungkung
Bangli
Denpasar
Gianyar
Karangasem
Tabanan
Buleleng
ProvBali
AlokasiTKDDMenurutKab/KotadiProv.Bali,2019
RpT
7.1
2.1
0.6 0.5 0.6 0.4
7.4
2.2
0.7 0.6 0.5 0.4
-
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
DAU DANNonFisik
DAKFisik DanaDesa DBH DID
TKDDSe-ProvinsiBali,2018-2019
2018
2019
Rp
44KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Peningkatan Anggaran Pendidikan dari TKDD di Prov. Bali tahun 2016-2019 dapat mengurangi jumlah sekolah yang rusak, namun kualitas guru dan siswa masih perlu ditingkatkan
2,12,2 2,3 2,4
(8,0)
(6,0)
(4,0)
(2,0)
-
2,0
4,0
6,0
8,0
10,0
-
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
2016 2017 2018 2019
AnggaranpendidikandariTKDD Growth
RpT %Indeks Pembangunan Manusia, 2017
Kualitas pendidikan yang diukur dari nilai UN, cenderung menurun dibandingkan tahun 2016
32,245,4 50,8
59,9
33,941,5
67,854,6 49,2
40,1
66,158,5
0
20
40
60
80
100
PAUD SD SMP SMA SMK SLB
Sudah Belum
Jumlah guru yang tersertifikasi masih perlu di tingkatkan
*per November 2018
Bali urutan ke-5 dari 34 ProvinsiHarapan lama
sekolah
Rata-rata lama sekolah
13,21Tahun
8,56Tahun
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2016 2018 2016 2018 2016 2018
SD SMP SMA
Baik RusakRingan RusakBerat
Jumlah Sekolah yang Rusak sudah banyak Berkurang
2016 2018
SMP 56.9 53.4
SMAIPA 65.7 60.9
SMAIPS 52.6 48.6
SMK 62.3 48.0
SekolahNilaiUN
Ket
74.3
74.5
75.1
78.9
80.1
70.0 72.0 74.0 76.0 78.0 80.0 82.0
Bali
Kep.Riau
Kaltim
DI.Yogya
DKIJakarta
IPM Nasional
45KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Sebagian besaranggarankesehatan untukpembangunansarana danprasaranakesehatan
Peningkatan anggaran kesehatan telah mampu meningkatkan pelayanankesehatan masyarakat di Provinsi Bali
Indikator Pelayanan Kesehatan
Jumlah TenagaMedisDiPuskesmas
Jumlah Sarana KBKapasitas TempatTidur diRumahSakit Umum
DAKFisik61%
BOKdanBOKB39% 2019
2016 : 2.717
2017 : 2.915
2016 : 662
2017 : 7222016 : 3422017 : 349
Klinik KeluargaBerencana
2016 : 452017 : 81
TimKBKeliling
195.5210.1
266.9
333.2
-
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
300.0
350.0
2016 2017 2018 2019
RpMiliar
46KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Anggaran Infrastruktur meningkatkan sarana prasarana di daerah, namunmasih perlu meng-enforce daerah agar mengalokasikan 25% DTU untukinfrastruktur
46
2.1
2.6 2.5 2.6
-
1.0
2.0
3.0
2016 2017 2018 2019
RpT
Tingkat AksesibilitasBali urutan ke-3 dari 34 Provinsi
10.7
2.0
1.5
0.3
- 5.0 10.0 15.0
DKIJakarta
DIYogyakarta
Bali
Nasional
* Diukur dari rasio panjang jalan terhadap luaswilayah Tahun 2017
Indikator Infrastruktur
2016 : 743 km
Jalan Provinsi
2017 : 743 km
2016 : 6.989 km
Jalan Kabupaten
2017 : 7.166 km
Panjang Jalan
Perlumeng-enforce daerah untuk mengalokasikan 25%DTU untuk BelanjaInfrastrukturNo Daerah
Pemenuhan25DTUUntukInfrastruktur
Ket
1 ProvinsiBali TidakMemenuhi
2 Kab.Buleleng Memenuhi
3 Kab.Gianyar Memenuhi
4 Kab.Jembrana Memenuhi
5 Kab.Klungkung Memenuhi
6 KotaDenpasar Memenuhi
7 Kab.Tabanan TidakMemenuhi
8 Kab.Karangasem TidakMemenuhi
9 Kab.Badung TidakMemenuhi
10 Kab.Bangli TidakMemenuhi
47KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Secara rata rata nasional tingkat kemiskinan tahun 2018 mencapai single digit (9,82 persen)à Nilai tertinggi per Daerah juga turun 27,74% (tahun 2015:28,17%)
2015 2018
17,0810,53
7,318,428,86
14,2517,88
14,355,406,24
3,939,53
13,5814,91
12,345,90
4,7417,10
22,618,03
5,944,99
6,23
8,6514,66
9,3912,90
18,3212,40
19,516,84
25,8228,17
0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00
AcehSumateraUtaraSumateraBarat
RiauJambi
SouthSumateraBengkuluLampung
BangkaBelitungRiauIslandDKIJakartajawaBarat
JawaTengahDIYogyakarta
JawatImurBanten
BaliNusaTenggaraBaratNusaTenggaraTimur
KalimantanBaratKalimantanTengahKalimantanSelatanKalimantantimurKalimantanUtara
SulawesiutaraSulawesiTengahSulawesiSelatan
SulawesiTenggaraGorontalo
SulawesiBaratMaluku
MalukuUtaraPapuaBarat
PapuaTingkat kemiskinan Nasional= 11,22
15,979,22
6,657,397,92
12,8015,43
13,145,25
6,203,57
7,4511,3212,13
10,985,24
4,0114,75
21,357,77
5,174,54
6,037,097,80
14,019,06
11,6316,81
11,2518,12
6,6423,01
27,74
- 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00
AcehSumateraUtaraSumateraBarat
RiauJambi
SouthSumateraBengkuluLampung
BangkaBelitungRiauIslandDKIJakartajawaBarat
JawaTengahDIYogyakarta
JawatImurBanten
BaliNusaTenggaraBaratNusaTenggaraTimur
KalimantanBaratKalimantanTengahKalimantanSelatanKalimantantimurKalimantanUtara
SulawesiutaraSulawesiTengahSulawesiSelatan
SulawesiTenggaraGorontalo
SulawesiBaratMaluku
MalukuUtaraPapuaBarat
PapuaTingkat kemiskinan Nasional= 9,82
48KEMENTERIAN KEUANGAN RI
2015 2018
Tingkat pengangguran nasional tahun 2018 lebih baik menjadi 5,13% (tahun 2018: 5,81%)à tingkat tertinggi per daerah juga turun menjadi 8,52% (tahun 2015:9,93%)
6,365,565,55
6,203,86
4,233,51
4,063,65
7,126,24
8,174,51
3,353,99
8,521,37
3,723,01
4,264,01
4,506,60
5,226,86
3,435,34
3,264,03
3,167,27
4,776,30
3,20
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00
AcehSumateraUtaraSumateraBarat
RiauJambi
SouthSumateraBengkuluLampung
BangkaBelitungRiauIslandDKIJakartajawaBarat
JawaTengahDIYogyakarta
JawatImurBanten
BaliNusaTenggaraBaratNusaTenggaraTimur
KalimantanBaratKalimantanTengahKalimantanSelatanKalimantantimurKalimantanUtara
SulawesiutaraSulawesiTengahSulawesiSelatan
SulawesiTenggaraGorontalo
SulawesiBaratMaluku
MalukuUtaraPapuaBarat
PapuaTingkatpengangguranNasional=5,13
9,936,716,89
7,834,34
6,074,915,14
6,296,206,20
7,238,72
4,994,07
4,471,99
5,693,83
5,154,54
4,927,50
5,689,03
4,105,95
5,554,65
3,359,93
6,058,08
3,99
- 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00
AcehSumateraUtaraSumateraBarat
RiauJambi
SouthSumateraBengkuluLampung
BangkaBelitungRiauIslandDKIJakartajawaBarat
JawaTengahDIYogyakarta
JawatImurBanten
BaliNusaTenggaraBaratNusaTenggaraTimur
KalimantanBaratKalimantanTengahKalimantanSelatanKalimantantimurKalimantanUtara
SulawesiutaraSulawesiTengahSulawesiSelatan
SulawesiTenggaraGorontalo
SulawesiBaratMaluku
MalukuUtaraPapuaBarat
PapuaTingkatpengangguranNasional=5,81
49KEMENTERIAN KEUANGAN RI
2015 2018
Tingkat ketimpangan tahun 2018 semakin menurun menjadi 0,389 (2015: 0,402)
0,3250,3180,3210,3270,334
0,3580,362
0,3460,281
0,3590,3940,407
0,3780,441
0,3790,385
0,3770,372
0,3510,3390,3420,3440,342
0,3030,394
0,3460,3970,4090,403
0,3700,343
0,3280,394
0,384
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5
AcehSumateraUtaraSumateraBarat
RiauJambi
SouthSumateraBengkuluLampung
BangkaBelitungRiauIslandDKIJakartajawaBarat
JawaTengahDIYogyakarta
JawatImurBanten
BaliNusaTenggaraBaratNusaTenggaraTimur
KalimantanBaratKalimantanTengahKalimantanSelatanKalimantantimurKalimantanUtara
SulawesiutaraSulawesiTengahSulawesiSelatan
SulawesiTenggaraGorontalo
SulawesiBaratMaluku
MalukuUtaraPapuaBarat
PapuaTingkatrasio gini=0,389
0,3340,3360,342
0,3640,3610,360
0,3760,376
0,2830,364
0,4310,415
0,3820,433
0,4150,401
0,3770,368
0,3390,334
0,3260,353
0,3160,294
0,3680,374
0,4240,399
0,4200,363
0,3400,280
0,4400,421
0,000 0,050 0,100 0,150 0,200 0,250 0,300 0,350 0,400 0,450 0,500
AcehSumateraUtaraSumateraBarat
RiauJambi
SouthSumateraBengkuluLampung
BangkaBelitungRiauIslandDKIJakartajawaBarat
JawaTengahDIYogyakarta
JawatImurBanten
BaliNusaTenggaraBaratNusaTenggaraTimur
KalimantanBaratKalimantanTengahKalimantanSelatanKalimantantimurKalimantanUtara
SulawesiutaraSulawesiTengahSulawesiSelatan
SulawesiTenggaraGorontalo
SulawesiBaratMaluku
MalukuUtaraPapuaBarat
PapuaTingkatrasio gini=0,402
50KEMENTERIAN KEUANGAN RI
KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA
Terima Kasih
Informasi lebih lengkap tentang APBN : www.kemenkeu.go.id
www.anggaran.depkeu.go.idwww.data-apbn.kemenkeu.go.id
Masukan, saran, pertanyaan dan informasi tentang APBN :
[email protected]@DJAMenyapa #DJAMenyapa
Laporan penyalahgunaan APBN :www.wise.kemenkeu.go.id
www.lapor.go.id
Kementerian KeuanganRepublik Indonesia
@KemenkeuRI Kemenkeu RIKemenkeu RI
51KEMENTERIAN KEUANGAN RI
240,0
60,8 43,7 47,097,0 100,6
101,8
58,3 63,1 50,6
56,5 59,3
341,8
119,1 106,8 97,6
153,5 160,0
-80,0
-60,0
-40,0
-20,0
0,0
20,0
40,0
60,0
80,0
-
50,0
100,0
150,0
200,0
250,0
300,0
350,0
400,0
2014 2015 2016 2017 realisasisementara
2018
APBN 2019
Subsidi BBM dan LPG Subsidi Listrik Growth (%)
50,266,9 67,4 68,8 63,3 64,3
-20,0-10,00,010,020,030,040,0
-
40,0
80,0
120,0
160,0
2014 2015 2016 2017 realisasisementara
2018
APBN2019
SubsidiBungaKreditProgram SubsidiPupuk Growth%
Kebijakan subsidi diarahkan agar lebih tepat sasaran dan menuju penyaluran nontunai (triliun rupiah)
Subsidi Energi Subsidi BBM & LPG
Subsidi Listrik
100,7160,0
59,3
224,3APBN
Subsidi Non-energiSubsidi Pupuk 29,5
64,3 antara lain :
• Melanjutkan subsidi terbatas solar• Perbaikan sasaran penerima LPG: rumah
tangga, usaha mikro, kapal bagi nelayan kecil
• Subsidi tepat sasaran untuk pelanggan 450 VA dan 900 VA
• Peningkatan rasio elektrifikasi
Untuk mendukung ketahanan pangan yang disesuaikan dengan update luas lahan pertanian
Triliun
Triliun
Subsidi Bunga KUR 12,0Target penyaluran KUR Rp120 T dengan suku bunga 7% yang diperuntukkan pembiayaan sektor produktif bagi UMKM dan TKI
Subsidi Bunga Kredit Perumahan 3,5Subsidi kredit perumahan bagi MBR dengan penerbitan sebanyak100 ribu unit
51
persen
persen
52KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Proyek KPBU Tahun 2018 : Tersebar ke seluruh daerah di Indonesia