dengan pendekatan arsitektur kontemporer di kota semarang...

132
PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS AKHIR Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) Disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh : Siti Amaliyah 5112411007 PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: phamkhue

Post on 27-Aug-2019

234 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer

di Kota Semarang

TUGAS AKHIR

Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A)

Disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian studi Strata 1

untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh :

Siti Amaliyah

5112411007

PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

ii

Page 3: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

iii

Page 4: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

iv

Page 5: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

v

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat

menyelesaikan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

(LP3A) Tugas Akhir Pusat Fotografi dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer

di Kota Semarang ini dengan baik dan lancar tanpa terjadi suatu halangan

apapun yang mungkin dapat mengganggu proses penyusunan LP3A Pusat

Fotografi dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang.

LP3A Pusat Fotografi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

kelulusan akademik di Universitas Negeri Semarang serta landasan dasar untuk

merencanakan desain Pusat Fotografi nantinya. Judul Tugas Akhir yang penulis

pilih adalah ”Pusat Fotografi dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota

Semarang”.

Dalam penulisan LP3A Pusat Fotografi ini tidak lupa penulis untuk

mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu,

membimbing serta mengarahkan sehingga penulisan LP3A Pusat Fotografi ini

dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan terimakasih saya tujukan kepada :

1. Allah SWT, yang telah memberikan kemudahan, kelancaran, serta kekuatan

sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik,

2. Bapak Prof. Dr. Fathur Rohman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri

Semarang, 3. Bapak Dr. Nur Qudus, M.T., Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Semarang,

4. Ibu Dra. Sri Handayani, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil Universitas

Negeri Semarang,

5. Bapak Teguh Prihanto, S.T., M.T., selaku Kaprodi Teknik Arsitektur S1

Universitas Negeri Semarang dan dosen pembimbing yang memberikan

arahan, bimbingan, masukan dan persetujuan dalam penyusunan LP3A

Pusat Fotografi ini,

6. Bapak Ir. RM Bambang Setyohadi K.P, M.T., selaku dosen pembimbing

yang memberikan arahan, bimbingan, masukan dan persetujuan dalam

penyusunan LP3A Pusat Fotografi ini,

Page 6: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

vi

7. Ibu Wiwit Setyowati, S.T.,M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan

bimbingan dan perbaikan,

8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Arsitektur UNNES yang memberikan bantuan

arahan dalam penyusunan LP3A Pusat Fotografi ini,

9. Kedua orang tua, Terimakasih untuk semua perhatian dan kesabarannya

dalam menyikapi semua tingkah laku penulis selama pengerjaan LP3A

Pusat fotografi ini,

10. Kerabat dan sahabat saya SALAK (Irma, Shinta, Naning), Gilang, Rizal, Alpi

dan beserta teman-teman Kost Bapak Tulus dan Kost Bunga Anggrek,

11. Semua teman-teman Arsitektur UNNES yang telah memberikan dukungan.

Ucapan terimakasih ini penulis haturkan kepada semua pihak yang

tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan dan

motivasi. Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, maka segala

saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi

sempurnanya penulisan LP3A Pusat Fotografi ini. Semoga penulisan ini dapat

memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan pada umumnya.

Semarang, 27 Mei 2017

Penulis

Siti Amaliyah

5112411007

Page 7: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

vii

PERSEMBAHAN

Laporan Perancangan ini penulis persembahan untuk :

1. Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan dan member motivasi kepada

penulis.

2. Keuarga besar, sahabat (Irma, Shinta, Naning, Gilang, Alpi) dan teman

yang aku sayangi, selalu memberikan dukungan, semangat, dan motivasi.

3. Semua Dosen Arsitektur UNNES yang saya hormati.

4. Teman-teman seperjuangan TA periode 5 dan Teknik Arsitektur angkatan

2011

5. Almamater Universitas Negeri Semarang

Page 8: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

viii

ABSTRAK

PUSAT FOTOGRAFI DI KOTA SEMARANG (Pendekatan Arsitektur Kontemporer)

Oleh : Siti Amaliyah

Dosen Pembimbing :

Teguh Prihanto, S.T., M.T. dan Ir. RM Bambang Setyohadi K.P. M.T.

Prodi S1 Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik UNNES

Seni fotografi di Indonesia memiliki perkembangan yang cukup pesat

dilihat dari semakin bertambahnya jumlah penggemar fotografi, anggota dalam

komunitas atau organisasi fotografi. Fotografi sebagai sarana penunjang

berbagai kegiatan seperti pada media massa, bidang perdagangan, ilmu

pengetahuan, hukum, pendidikan, kedokteran, dokumentasi, hiburan/seni

budaya, dan lain-lain. Sarana yang diperlukan dalam menunjang kegiatan seni

fotografi berupa galeri, museum, sekolah, dan ruang komunal yang bisa dijadikan

sebagai tempat perkumpulan para komunitas pecinta fotografi. Dan kota yang

tepat untuk membangun Pusat Fotografi adalah Kota Semarang, karena dari segi

histori Semarang merupakan tempat diadakannya kongres pertama GAPERFI

(Gabungan Perhimpunan Seni Fotografi Indonesia) pada tahun 1955 dan belum

tersedianya sarana yang mendukung perkembangan fotografi di Kota Semarang.

Arsitektur kontemporer sebagai landasan dalam membentuk fasilitas

pusat fotografi yang memiliki sifat modern seperti perkembangan zaman saat ini.

Kontemporer menandai sebuah desain yang lebih maju, variatif, fleksibel dan

inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis material, bentuk geometris,

maupun teknologi yang dipakai dan menampilkan gaya yang lebih baru,

memanfaatkan pencahayaan alami dan menambahkan konsep open plan pada

ruang dalam.

Kata Kunci : Pusat Fotografi ; Arsitektur Kontemporer ; Kota Semarang

Page 9: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii PERNYATAAN ............................................................................................ iv KATA PENGANTAR ................................................................................... v PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi ABSTRAK ................................................................................................... vii DAFTAR ISI ................................................................................................ viii DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xii DAFTAR TABEL ......................................................................................... xix BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1

1.2. Permasalahan ........................................................................... 3

1.2.1. Permasalahan Umum ..................................................... 3

1.2.2. Permasalahan Khusus ................................................... 3

1.3. Maksud dan Tujuan ................................................................... 3

1.3.1. Maksud .......................................................................... 3

1.3.2. Tujuan ............................................................................. 4

1.4. Manfaat ..................................................................................... 4

1.4.1. Subjektif ......................................................................... 4

1.4.2. Objektif ........................................................................... 4

1.5. Lingkup Pembahasan ................................................................ 4

1.5.1. Lingkup Substansial ....................................................... 4

1.5.2. Lingkup Spasial .............................................................. 5

1.6. Metode Pembahasan ................................................................. 5

1.7. Keaslian Penulisan .................................................................... 7

1.8. Sistematika Pembahasan .......................................................... 8

1.9. Alur Pikir .................................................................................... 10 BAB II TINJAUN PUSTAKA ....................................................................... 11

2.1. Tinjauan Umum Pusat Fotografi ................................................ 11

2.1.1. Pengertian Pusat Fotografi ............................................. 11

Page 10: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

x

2.1.2. Jenis-jenis Fotografi ....................................................... 12

2.1.3. Unsur-unsur Fotografi .................................................... 14

2.2. Aktivitas dalam Pusat Fotografi ................................................. 15

2.2.1. Sekolah Fotografi ........................................................... 16

2.2.2. Museum Fotografi ........................................................... 28

2.2.3. Galeri Fotografi .............................................................. 37

2.3. Tinjauan Pendekanan Konsep Arsitektur Kontemporer .............. 45

2.3.1. Pengertian ...................................................................... 45

2.3.2. Ciri-ciri Arsitektur Kontemporer ...................................... 47

2.3.3. Aplikasi Desain terhadap Arsitektur Kontemporer .......... 50

2.4. Studi Kasus ............................................................................... 51

2.4.1. Darwis Triadi School of Photography ............................. 51

2.4.2. OHD Museum ................................................................ 65

2.4.3. Samsung Innovation Museum (SIM) .............................. 72

2.4.4. Galeri Sangkring Art Space ............................................ 78 BAB III TINJAUAN LOKASI ........................................................................ 83

3.1. Tinjaun Umum Kota Semarang .................................................. 83

3.1.1. Kedudukan Grafis dan Wilayah Administrasi ................. 83

3.1.2. Wilayah Pengembangan dan Pembagian

Tata Guna Lahan .......................................................... 85

3.2. Tinjauan Lokasi Perencanaan Pusat Fotografi .......................... 91

3.2.1. Kriteria Lokasi Pusat Fotografi ....................................... 92

3.2.2. Pendekatan Pemilihan Lokasi ........................................ 92

3.3. Tinjauan Site ............................................................................. 96

3.3.1. Kriteria Pemilihan Site .................................................... 96

3.3.2. Alternatif Site .................................................................. 98

3.4. Pembobotan Site ....................................................................... 115

3.5. Site Terpilih ............................................................................... 117 BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

4.1. Pendekatan Aspek Fungsional .................................................. 125

4.1.1. Analisis Pelaku ............................................................... 125

4.1.2. Analisis Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ........................ 126

4.1.3. Analisa Kelompok Ruang dan Sirkulasi Ruang ............... 131

4.1.4. Studi Kapasitas dan Besaran Ruang .............................. 137

Page 11: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

xi

4.2. Pendekatan Aspek Kontekstual ................................................. 143

4.2.1. Lokasi Site ..................................................................... 143

4.2.2. Eksisting Site ................................................................. 144

4.2.3. Analisis Zoning Site ........................................................ 146

4.3. Pendekatan Aspek Teknis .......................................................... 150

4.3.1. Sistem Modul ................................................................. 150

4.3.2. Sistem Struktur ............................................................... 152

4.3.3. Bahan Bangunan ........................................................... 161

4.4. Pendekatan Aspek Kinerja ........................................................ 166

4.4.1. Sistem Pemadam Kebakaran ......................................... 166

4.4.2. Sistem Transportasi ....................................................... 168

4.4.3. Sistem Pengkondisian Udara ......................................... 169

4.4.4. Sistem Pencahayaan ..................................................... 172

4.4.5. Sistem Penangkal Petir .................................................. 174

4.4.6. Sistem Jaringan Listrik ................................................... 177

4.4.7. Sistem Plumbing ............................................................ 179

4.4.8. Sistem Komunikasi ......................................................... 181

4.4.9. Sistem Keamanan .......................................................... 182

4.5. Pendekatan Aspek Arsitektural .................................................. 183

4.5.1. Analisa Pendekatan Arsitektur Kontemporer .................. 183

4.5.2. Tampilan Bangunan ....................................................... 185 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT FOTOGRAFI

5.1. Konsep Fungsional .................................................................... 188

5.1.1. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang ......................... 188

5.1.2. Kelompok Ruang, Hubungan Kelompok Ruang

dan Sirkulasi Ruang ....................................................... 191

5.1.3. Besaran Ruang .............................................................. 195

5.2. Konsep Kontekstual ................................................................... 200

5.3. Konsep Teknis ........................................................................... 201

5.3.1. Sistem Modul ................................................................. 201

5.3.2. Sistem Struktur ............................................................... 201

5.3.3. Bahan Bangunan ........................................................... 201

5.4. Konsep Kinerja .......................................................................... 202

Page 12: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

xii

5.4.1. Sistem Pemadam Kebakaran ......................................... 202

5.4.2. Sistem Transportasi ....................................................... 203

5.4.3. Sistem Pengkondisian Udara ......................................... 203

5.4.4. Sistem Pencahayaan ..................................................... 204

5.4.5. Sistem Penangkal Petir .................................................. 205

5.4.6. Sistem Jaringan Listrik ................................................... 206

5.4.7. Sistem Plumbing ............................................................ 207

5.4.8. Sistem Komunikasi ......................................................... 208

5.4.9. Sistem Keamanan .......................................................... 209

5.5. Konsep Arsitektural ................................................................... 209

5.5.1. Konsep Bentuk ............................................................... 209

5.5.2. Konsep Pendekatan Arsitektur Kontemporer .................. 210 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 213

Page 13: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Alur Pikir .................................................................................. 10

Gambar 2.1 Ruang Kelas ............................................................................ 21

Gambar 2.2 Ruang Kelas dan Laboratorium ................................................ 21

Gambar 2.3 Ruang Perpustakaan ............................................................... 22

Gambar 2.4 Studio Produk .......................................................................... 23

Gambar 2.5 Studio Portrait .......................................................................... 23

Gambar 2.6 Studio Fashion ......................................................................... 24

Gambar 2.7 Dry Cabinet .............................................................................. 26

Gambar 2.8 Penataan Tata Cahaya Studio Standar .................................... 27

Gambar 2.9 Penataan Tata Cahaya Studio dengan Ceiling Rail System ..... 28

Gambar 2.10 Teknik Pencahayaan Alami .................................................... 30

Gambar 2.11 Teknik Pencahayaan Buatan .................................................. 32

Gambar 2.12 Sirkulasi Museum ................................................................... 34

Gambar 2.13 Struktur Organisasi Museum Swasta ..................................... 35

Gambar 2.14 Tampilan Ruang Pamer ......................................................... 40

Gambar 2.15 Standar Gerakan Kepala ........................................................ 40

Gambar 2.16 Tata Letak Panel dan Sudut Pandang .................................... 41

Gambar 2.17 Contoh Panel ......................................................................... 42

Gambar 2.18 Contoh Vitrine ........................................................................ 43

Gambar 2.19 Contoh Show Case ................................................................ 43

Gambar 2.20 Contoh Free Standing ............................................................ 44

Gambar 2.21 Alur yang Disarankan ............................................................. 45

Gambar 2.22 Alur yang Tidak Berstruktur .................................................... 45

Gambar 2.23 Alur yang Diarahkan ............................................................... 45

Gambar 2.24 Pencahayaan Alami ............................................................... 47

Gambar 2.25 Penggunaan Material Alam .................................................... 48

Gambar 2.26 Konsep Open Plan ................................................................. 48

Gambar 2.27 Elemen Garis ......................................................................... 49

Gambar 2.28 Pintu Geser Otomatis ............................................................. 49

Gambar 2.29 Bentuk Geometris dan Penggunaan Warna Netral ................. 50

Gambar 2.30 Lokasi Darwis Triadi School of Photography .......................... 52

Gambar 2.31 Struktur Organisasi Darwis Triadi School of Photography ...... 55

Page 14: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

xiv

Gambar 2.32 Resepsionis ........................................................................... 55

Gambar 2.33 Ruang Tunggu ....................................................................... 56

Gambar 2.34 Ruang Kelas C ....................................................................... 56

Gambar 2.35 Ruang Kelas A ....................................................................... 57

Gambar 2.36 Ruang Rias ............................................................................ 57

Gambar 2.37 Ruang Kelas B ....................................................................... 58

Gambar 2.38 Ruang Tamu .......................................................................... 58

Gambar 2.39 Ruang Manajemen ................................................................. 59

Gambar 2.40 Ruang Direktur ....................................................................... 59

Gambar 2.41 Kantin ..................................................................................... 59

Gambar 2.42 Pantry .................................................................................... 60

Gambar 2.43 Dapur ..................................................................................... 60

Gambar 2.44 Taman .................................................................................... 60

Gambar 2.45 Studio Outdoor ....................................................................... 61

Gambar 2.46 Frame Studio ......................................................................... 61

Gambar 2.47 Ruang Tidur Servis ................................................................ 62

Gambar 2.48 Gudang Peralatan Kelas ........................................................ 62

Gambar 2.49 Gudang Peralatan Fotografi ................................................... 62

Gambar 2.50 KM/WC .................................................................................. 63

Gambar 2.51 Mushola ................................................................................. 63

Gambar 2.52 Denah Lantai 1 dan 2 ............................................................. 64

Gambar 2.53 OHD Museum ........................................................................ 65

Gambar 2.54 Lokasi OHD Museum ............................................................. 66

Gambar 2.55 Entrance OHD Museum ......................................................... 68

Gambar 2.56 Ruang Pamer ......................................................................... 69

Gambar 2.57 Kantor Pengelola .................................................................... 70

Gambar 2.58 Pos Keamanan ....................................................................... 70

Gambar 2.59 Kafetaria ................................................................................. 70

Gambar 2.60 Penjualan Tiket dan Penjualan Souvenir ................................ 71

Gambar 2.61 Toilet ...................................................................................... 71

Gambar 2.62 Kondisi Parkir ......................................................................... 72

Gambar 2.63 Samsung Innovation Museum ................................................ 72

Gambar 2.64 Samsung History Hall ............................................................. 73

Gambar 2.65 Exhibition Hall 1 The Age Inventors ........................................ 74

Page 15: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

xv

Gambar 2.66 Area Semikonduktor ............................................................... 75

Gambar 2.67 Area Layar dan Transitor ........................................................ 75

Gambar 2.68 Area Mobile ............................................................................ 76

Gambar 2.69 Bidang SIM Theater ............................................................... 76

Gambar 2.70 Product Gallery ...................................................................... 77

Gambar 2.71 Nanum Gallery ....................................................................... 77

Gambar 2.72 Lokasi Sangkring Art Space ................................................... 79

Gambar 2.73 Sangkring Art Space Tampak Depan ..................................... 80

Gambar 2.74 Ruang Pamer Lantai 1 (kiri) dan Ruang Pamer Lantai 2

(kanan) ................................................................................... 81

Gambar 2.75 Kantor .................................................................................... 81

Gambar 2.76 Area Lobby ............................................................................. 82

Gambar 2.77 Smoking Area ........................................................................ 82

Gambar 2.78 Area Parkir ............................................................................. 82

Gambar 3.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang

Tahun 2011-2031 ....................................................................... 83

Gambar 3.2 Peta Bagian Wilayah Kota (BWK) Kota Semarang ................... 85

Gambar 3.3 BWK II Kota Semarang ............................................................ 93

Gambar 3.4 Peta Kecamatan Gajah Mungkur (kiri) dan Kecamatan

Candisari (kanan) ....................................................................... 94

Gambar 3.5 BWK V Kota Semarang ............................................................ 95

Gambar 3.6 Peta Kecamatan Gayamsari (kiri) dan Kecamatan Pedurungan

(kanan) ....................................................................................... 96

Gambar 3.7 Lokasi Alternatif Site 1 .............................................................. 98

Gambar 3.8 Foto Pendukung Batas-batas Alternatif Site 1 .......................... 99

Gambar 3.9 Potongan Melintang Jalan pada Alternatif Site 1 ...................... 100

Gambar 3.10 Aksesibilitas Alternatif Site 1 .................................................. 101

Gambar 3.11 Jaringan Infrastruktur pada Alternatif Site 1 ............................ 102

Gambar 3.12 Tingkat Kebisingan pada Alternatif Site 1 ............................... 102

Gambar 3.13 Orientasi pada Alternatif Site 1 ............................................... 103

Gambar 3.14 Kepadatan Bangunan pada Alternatif Site 1 ........................... 103

Gambar 3.15 Lokasi Alternatif Site 2 ............................................................ 104

Gambar 3.16 Foto Pendukung Batas-batas Alternatif Site 2 ........................ 104

Gambar 3.17 Potongan Melintang Jalan pada Alternatif Site 2 .................... 105

Page 16: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

xvi

Gambar 3.18 Aksesibilitas Alternatif Site 2 .................................................. 106

Gambar 3.19 Jaringan Infrastruktur pada Alternatif Site 2 ............................ 107

Gambar 3.20 Tingkat Kebisingan pada Alternatif Site 2 ............................... 107

Gambar 3.21 Orientasi pada Alternatif Site 2 ............................................... 108

Gambar 3.22 Kepadatan Bangunan pada Alternatif Site 2 ........................... 108

Gambar 3.23 Lokasi Alternatif Site 3 ............................................................ 109

Gambar 3.24 Batas-batas Alternatis Site 3 .................................................. 109

Gambar 3.25 Foto Pendukung Batas-batas Alternatis Site 3 ....................... 110

Gambar 3.26 Potongan Melintang Jalan pada Alternatif Site 3 .................... 111

Gambar 3.27 Denah Kontur pada Alternatif Site 3 ....................................... 112

Gambar 3.28 Aksesibilitas Alternatif Site 3 .................................................. 113

Gambar 3.29 Jaringan Infrastruktur pada Alternatif Site 3 ............................ 113

Gambar 3.30 Tingkat Kebisingan pada Alternatif Site 3 ............................... 114

Gambar 3.31 Orientasi pada Alternatif Site 3 ............................................... 114

Gambar 3.32 Kepadatan Bangunan pada Alternatif Site 3 ........................... 115

Gambar 3.33 Batas-batas Site Terpilih ........................................................ 118

Gambar 3.34 Foto Pendukung ..................................................................... 119

Gambar 3.35 Potongan Melintang Jalan pada Site Terpilih ......................... 120

Gambar 3.36 Denah Pohon pada Site Terpilih ............................................. 120

Gambar 3.37 Denah Kontur pada Site Terpilih ............................................ 121

Gambar 3.38 Aksesibilitas pada Site Terpilih ............................................... 122

Gambar 3.39 Jaringan Infrastruktur pada Site Terpilih ................................. 122

Gambar 3.40 Tingkat Kebisingan pada Site Terpilih .................................... 123

Gambar 3.41 Orientasi pada Site Terpilih .................................................... 123

Gambar 3.42 Kepadatan Bangunan pada Site Terpilih ................................ 124

Gambar 4.1 Diagram Kelompok Kegiatan .................................................... 131

Gambar 4.2 Hubungan Kelompok Ruang .................................................... 134

Gambar 4.3 Analisis Sirkulasi Siswa ............................................................ 135

Gambar 4.4 Analisis Sirkulasi Pengunjung .................................................. 135

Gambar 4.5 Analisis Sirkulasi Pengelola ..................................................... 136

Gambar 4.6 Analisis Sirkulasi Servis ........................................................... 137

Gambar 4.7 Lokasi Site ............................................................................... 144

Page 17: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

xvii

Gambar 4.8 Aksesibilitas Menuju Site .......................................................... 144

Gambar 4.9 Denah Kontur Site .................................................................... 145

Gambar 4.10 Denah Eksisiting Titik Pohon .................................................. 145

Gambar 4.11 Foto Pendukung Kondisi Site ................................................. 146

Gambar 4.12 Analisis Aksesibilitas .............................................................. 147

Gambar 4.13 Analisis Kebisingan ................................................................ 148

Gambar 4.14 Analisis Klimatologi ................................................................ 149

Gambar 4.15 Analisis Topografi ................................................................... 150

Gambar 4.16 Modul Horizontal .................................................................... 151

Gambar 4.17 Modul Vertikal ........................................................................ 152

Gambar 4.18 Pondasi Batu Kali ................................................................... 154

Gambar 4.19 Pondasi Foot Plat ................................................................... 150

Gambar 4.20 Pondasi Tiang Pancang ......................................................... 155

Gambar 4.21 Pondasi Bored Pile ................................................................. 157

Gambar 4.22 Pondasi Sumuran ................................................................... 158

Gambar 4.23 Kolom ..................................................................................... 159

Gambar 4.24 Plat Lantai .............................................................................. 159

Gambar 4.25 Balok ...................................................................................... 160

Gambar 4.26 Rangka Atap Baja Ringan ...................................................... 160

Gambar 4.27 Rangka Atap Baja Konvensional ............................................ 161

Gambar 4.28 Fire Detector dan Fire Alarm .................................................. 167

Gambar 4.29 Sprinkle .................................................................................. 167

Gambar 4.30 Hydrant Box ........................................................................... 167

Gambar 4.31 Hydrant Pilar .......................................................................... 167

Gambar 4.32 Fire Extinguisher .................................................................... 167

Gambar 4.33 Tangga Darurat ...................................................................... 167

Gambar 4.34 Tangga ................................................................................... 168

Gambar 4.35 Lift .......................................................................................... 168

Gambar 4.36 Eskalator ................................................................................ 169

Gambar 4.37 Ramp ..................................................................................... 169

Gambar 4.38 Ilustrasi Penghawaan Alami ................................................... 169

Gambar 4.39 AC Central ............................................................................. 170

Gambar 4.40 AC Split .................................................................................. 170

Gambar 4.41 AC VRV .................................................................................. 171

Page 18: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

xviii

Gambar 4.42 Sistem AC Ducting ................................................................. 171

Gambar 4.43 Ilustrasi Strategi ..................................................................... 172

Gambar 4.44 Pencahayaan Tidak Langsung ............................................... 173

Gambar 4.45 Tata Cahaya Studio Standar .................................................. 174

Gambar 4.46 Tata Cahaya Ceiling Rail System ........................................... 174

Gambar 4.47 Penangkal Petir Franklin ........................................................ 175

Gambar 4.48 Sistem Penangkal Petir Faraday ............................................ 175

Gambar 4.49 Penangkal Petir Radius .......................................................... 176

Gambar 4.50 Penangkal Petir Neoflash ....................................................... 177

Gambar 4.51 Genset ................................................................................... 178

Gambar 4.52 Up Feed Distribution .............................................................. 179

Gambar 4.53 Down Feed System ................................................................ 180

Gambar 4.54 CCTV ..................................................................................... 182

Gambar 4.55 Contoh-contoh Transformasi .................................................. 186

Gambar 4.56 Bentuk Dasar untuk Denah .................................................... 186

Gambar 4.57 Bentuk Dasar untuk Atap ....................................................... 187

Gambar 5.1 Hubungan Kelompok Ruang .................................................... 192

Gambar 5.2 Sirkulasi Ruang Siswa .............................................................. 193

Gambar 5.3 Sirkulasi Ruang Pengunjung .................................................... 193

Gambar 5.4 Sirkulasi Ruang Pengelola ....................................................... 194

Gambar 5.5 Sirkulasi Ruang Servis ............................................................. 195

Gambar 5.6 Site Rencana ........................................................................... 200

Gambar 5.7 Sistem Pemadam Kebakaran ................................................... 203

Gambar 5.8 Sistem Transportasi ................................................................. 203

Gambar 5.9 Sistem Penghawaan Alami ...................................................... 204

Gambar 5.10 Sistem Penghawaan Buatan .................................................. 204

Gambar 5.11 Sistem Pencahayaan Alami .................................................... 204

Gambar 5.12 Sistem Pencahayaan Buatan pada Studio ............................. 205

Gambar 5.13 Sistem Pencahayaan Buatan pada Ruang Pamer .................. 205

Gambar 5.14 Skema Sistem Penangkal Petir .............................................. 206

Gambar 5.15 Sistem Penangkal Petir .......................................................... 206

Gambar 5.16 Sistem Jaringan Listrik ........................................................... 207

Gambar 5.17 Sistem Jaringan Air Bersih ..................................................... 207

Gambar 5.18 Sistem Jaringan Air Kotor ....................................................... 208

Page 19: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

xix

Gambar 5.19 Proses Pemanfaatan Air Hujan .............................................. 208

Gambar 5.20 Sistem Komunikasi ................................................................. 209

Gambar 5.21 Sistem Keamanan .................................................................. 209

Gambar 5.22 Konsep Bentuk pada Galeri dan Museum Fotografi ............... 210

Gambar 5.23 Konsep Open Plan ................................................................. 211

Gambar 5.24 Skema BAS ............................................................................ 212

Page 20: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Komunitas Fotografi di Semarang ........................................ 1

Tabel 1.2 Data Keaslian Penulis .................................................................. 7

Tabel 2.1 Kurikulum STSRD Visi ................................................................. 19

Tabel 2.2 Level Kelas Darwis Triadi School of Photography ........................ 54

Tabel 2.3 Kurikulum Darwis Triadi School of Photography ........................... 54

Tabel 3.1 Fungsi BWK Kota Semarang ....................................................... 87

Tabel 3.2 BWK Kota Semarang ................................................................... 89

Tabel 3.3 Pembobotan Alternatif Site 1 ........................................................ 115

Tabel 3.4 Pembobotan Alternatif Site 2 ........................................................ 116

Tabel 3.5 Pembobotan Alternatif Site 3 ........................................................ 117

Tabel 4.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang pada Siswa ................................ 126

Tabel 4.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang pada Pengunjung ...................... 127

Tabel 4.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang pada Pengelola .......................... 127

Tabel 4.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis ........................................ 128

Tabel 4.5 Jumlah Siswa ............................................................................... 129

Tabel 4.6 Jumlah Pengelola ........................................................................ 130

Tabel 4.7 Jumlah Servis .............................................................................. 131

Tabel 4.8 Kelompok Ruang ......................................................................... 132

Tabel 4.9 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama ........................ 137

Tabel 4.10 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang ................ 139

Tabel 4.11 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola ................. 140

Tabel 4.12 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis ....................... 141

Tabel 4.13 Kebutuhan Luasan Parkir ........................................................... 142

Tabel 4.14 Pendekatan Rekapitulasi Besaran Total ..................................... 142

Tabel 4.15 Kelebihn dan Kekurangan Pondasi Batu Kali ............................. 153

Tabel 4.16 Kelebihan dan Kekuranga Pondasi Foot Plat ............................. 154

Tabel 4.17 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Tiang Pancang .................. 156

Tabel 4.18 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Bored Pile ......................... 157

Tabel 4.19 Kelebihan dan Kekurangan Pondasi Sumuran ........................... 158

Tabel 4.20 Bahan Bangunan untuk Lantai ................................................... 161

Tabel 4.21 Bahan Bangunan untuk Dinding ................................................. 163

Tabel 4.22 Bahan Bangunan untuk Penutup Dinding ................................... 164

Page 21: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

xxi

Tabel 4.23 Bahan Bangunan untuk Langit-langit .......................................... 165

Tabel 4.24 Bahan Bangunan untuk Penutup Atap ....................................... 165

Tabel 4.25 Tingkat Pencahayaan pada Pusat Fotografi ............................... 173

Tabel 4.26 Tinggi Penangkal Petir Neoflash dan Jarak Radius .................... 177

Tabel 4.27 Pendekatan Arsitektur Kontemporer ........................................... 183

Tabel 5.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Siswa ......................................... 188

Tabel 5.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengunjung ............................... 189

Tabel 5.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola .................................. 189

Tabel 5.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis ........................................ 190

Tabel 5.5 Kelompok Ruang ......................................................................... 191

Tabel 5.6 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama ........................ 195

Tabel 5.7 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang .................. 196

Tabel 5.8 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola ................... 197

Tabel 5.9 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis ......................... 198

Tabel 5.10 Besaran Luas Parkir ................................................................... 198

Tabel 5.11 Rekapitulasi Besaran Ruang ...................................................... 199

Page 22: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 1

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Manusia merupakan cerminan dalam fotografi, hal ini dikarenakan dalam

berbagai sisi kehidupan manusia menjadikan fotografi untuk memenuhi

kebutuhannya. Fotografi ada di berbagai aspek kehidupan, dapat dilihat melalui

media informasi yaitu surat kabar, majalah, media informasi internet dan media

informasi lain bersifat umum. Di Indonesia, fotografi memiliki perkembangan yang cukup pesat. Dapat

dilihat dari semakin bertambahnya jumlah penggemar fotografi, anggota dalam

komunitas atau organisasi fotografi, berkembangnya teknologi untuk alat-alat

fotografi. Hal lain yang menunjang perkembangan fotografi yaitu semakin

banyaknya pengguna media fotografi sebagai sarana penunjang berbagai

kegiatan seperti pada media massa, bidang perdagangan, ilmu pengetahuan,

hukum, pendidikan, kedokteran, dokumentasi, hiburan/seni budaya, dan lain-lain.

Perkembangan fotografi di Indonesia dapat dilihat dari berkembangnya jumlah

fotografer, makin majunya teknologi peralatan dan perlengkapan fotografi dan

makin meningkatnya kualitas karya-karya fotografer Indonesia.

Demikian pula dengan perkembangan fotografi di Semarang, dimana dari

segi histori Semarang merupakan tempat diadakanya kongres pertama

GAPERFI (Gabungan Perhimpunan Seni Foto Indonesia) pada 19 – 30 Oktober

1955, yang sekarang berubah nama menjadi FPSI (Federasi Perhimpunan

Senifoto Indonesia). Kini para fotografer amatir maupun professional juga

membentuk komunitas pecinta fotografi di Semarang, yaitu diantaranya

Komunitas Fotografer Semarang (KFS), Lens Society, dan MATA Semarang.

Tabel 1.1 Data Komunitas Fotografi di Semarang

No Nama Keterangan Jumlah

Anggota Waktu Kegiatan

1 MATA Semarang

Berdiri sejak tahun 1999 Sekretariat di Erlangga Semarang

± 650 orang 2 kali dalam seminggu

2 Komunitas Fotografer

Berdiri sejak tahun 2006

± 300 orang 2-3 kali dalam seminggu

Page 23: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 2

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

No Nama Keterangan Jumlah

Anggota Waktu Kegiatan

Semarang (KFS)

Sekretariat di Bukit Menur Semarang

3 Lens Society

Berdiri sejak tahun 2010 Sekretariat di Gedung UNAKI Semarang

± 130 orang 2 kali dalam seminggu

Sumber : http://www.kfsemarang.com , 2015

Dari penjelasan tersebut, perkembangan fotografi di Semarang dianggap

baik dan telah menjadi peluang bisnis yang menjanjikan, baik dari segi peralatan

dan perlengkapan fotografi, cuci cetak foto dan jasa fotografi. Namun sarana

fotografi masih sangat sedikit khususnya untuk pameran foto. Fasilitas untuk

galeri foto masih belum ada di Semarang, kalaupun ada biasanya diadakan di

lobi hotel atau mall. Pendidikan fotografi selama ini juga masih sedikit, dan juga

tidak terlalu dikenal orang awam. Hal ini tentu tidak seimbang dengan

perkembangan fotografi dan kebutuhan para penggemarnya. Dari fenomena

tersebut menjadikan dasar untuk merencanakan bangunan Pusat Fotografi di

Kota Semarang.

Dari uraian mengenai kondisi yang ada, maka peluang untuk

mendirikannya sebuah Pusat Fotografi di Kota Semarang dengan harapan dapat

menjadi ajang pertemuan dan komunikasi masyarakat dan sebagai wadah

edukasi tentang seni fotografi. Karena itu dibutuhan suatu wadah pusat fotografi

yang membuat masyarakat dapat mempelajari dan menampung kegiatan-

kegiatan dalam bidang fotografi misalnya sekolah fotografi, galeri dan museum,

tempat berkumpul klub foto, shop centre dan pelayanan jasa yang identik dengan

fotografi.

Di era globalisasi ini, masyarakat cenderung akan lebih tertarik kepada

hal yang bersifat modern atau yang berkaitan dengan teknologi, begitupun

halnya dengan seni mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan

zamannya. Sekarang ini seni tidak lagi sebuah hal yang hanya bisa dinikmati

keindahannya semata, tetapi selain itu seni sangat bermanfaat dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan perkembangan tersebut maka Pusat Fotografi yang akan

dirancang yaitu menggunakan pendekatan arsitektur kontemporer.

Page 24: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 3

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Pendekatan arsitektur kontemporer dipilih sebagai landasan dalam

membentuk fasilitas pusat fotografi yang memiliki sifat modern seperti

perkembangan zaman saat ini. Kontemporer menandai sebuah desain yang lebih

maju, variatif, fleksibel dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis

material, bentuk geometris, maupun teknologi yang dipakai dan menampilkan

gaya yang lebih baru, memanfaatkan pencahayaan alami dan menambahkan

konsep open plan pada ruang dalam.

1.2. Permasalahan Berdasarkan latar belakang masalah terbentuk suatu permasalahan yang

terbagi menjadi permasalahan secara umum dan permasalahan secara khusus.

1.2.1. Permasalahan Umum Bagaimana merancang sebuah pusat fotografi yang menarik dan

dapat dinikmati semua kalangan yang juga sebaga bentuk pelestarian

seni fotografi dan juga bisa dijadikan sentra pendidikan berupa sekolah

fotografi di Kota Semarang.

1.2.2. Permasalahan Khusus Untuk memenuhi tuntutan sebuah pusat fotografi dengan

pendekatan arsitektur kontemporer di Kota Semarang terdapat beberapa

permasalahan khusus yaitu :

a. Mengolah site untuk mendapatkan zoning yang tepat yang sesuai

dengan fungsi masing-masing kelompok kegiatan.

b. Mengolah sirkulasi ruang dan standar perancangan untuk komplek

bangunan pusat fotografi diantarany; sekolah fotografi, galeri,

museum, shop centre, dan tempat perkumpulan fotografer.

c. Menentukan bentuk-bentuk arsitektural baik melalui ungkapan fisik

pada ruang luar maupun dalam yang dapat mencerminkan arsitektur

kontemporer.

1.3. Maksud Dan Tujuan 1.3.1. Maksud

Merencanakan dan merancang Pusat Fotografi untuk mewadahi

kegiatan pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat di Kota

Page 25: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 4

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Semarang melalui seni fotografi.

1.3.2. Tujuan Tujuan dari penyusunan Landasan Program Perencanaan dan

Perancangan Arsitektur (LP3A) adalah membentuk konsep perencanaan

dan perancangan Pusat Fotografi dengan pendekatan arsitektur

kontemporer di Kota Semarang.

1.4. Manfaat 1.4.1. Subjektif

1) Untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh Tugas Akhir sebagai

penentu kelulusan Sarjana Strata 1 (S1) pada Prodi Teknik Arsitektur

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang

(UNNES) 2016.

2) Penulis dapat pengetahuan lebih tentang Pusat Fotografi dan dapat

dipergunakan dalam referensi perencanaan selanjutnya.

1.4.2. Objektif 1) Dapat bermanfaat sebagai pengetahuan dan penambah wawasan

pembaca pada umumnya maupun mahasiswa arsitektur dalam

penyususnan Landasan Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

(LP3A).

2) Dapat dijadikan sebagai salah satu masukkan dan rekomendasi

dalam proses merencanakan desain Pusat Fotografi.

1.5. Lingkup Pembahasan 1.5.1. Lingkup Substansial

Lingkup pembahasan substansial meliputi segala sesuatu yang

berkaitan dengan fotografi yang didalamnya terdapat sekolah fotografi,

galeri, museum, yang dijadikan sebagai pusat kegiatan fotografi. Dengan

titk berat pada hal-hal yang berkaitan dengan ilmu arsitektural.

Sedangkan hal-hal diluar kearsitekturan yang mempengaruhi,

melatarbelakangi, dan mendasari faktor-faktor perencanaan akan

dibatasi, dipertimbangkan, dan diasumsikan tanpa dibahas secara

mendalam.

Page 26: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 5

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

1.5.2. Lingkup Spasial Perencanaan dan perancangan pusat fotografi dengan

pendekatan arsitektur kontemporer yang terletak di Kota Semarang.

1.6. Metode Pembahasan Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan program dasar

perencanaan dan konsep perancangan arsitektur dengan judul pusat fotografi

dengan pendekatan arsitektur kontemporer di Kota Semarang yaitu dengan

menggunakan metode deskriptif. Metode ini memaparkan, menguraikan, dan

menjelaskan mengenai design requirement (persyaratan desain) dan design

determinant (ketentuan desain) terhadap perencanaan dan perancangan pusat

fotografi.

Berdasarkan design requirement dan design determinant inilah nantinya

akan ditelusuri data yang diperlukan. Data yang terkumpul kemudian akan

dianalisa lebih mendalam sesuai dengan kriteria yang akan dibahas. Dari hasil

penganalisaan inilah nantinya akan didapat suatu kesimpulan, batasan dan juga

anggapan secara jelas mengenai perencanaan dan perancangan pusat fotografi.

Hasil kesimpulan keseluruhan nantinya merupakan konsep dasar yang

digunakan dalam perencanaan dan perancangan pusat fotografi sebagai

landasan dalam desain grafis arsitektur selanjutnya.

Dalam pengumpulan data, akan diperoleh data yang kemudian akan

dikelompokkan kedalam 2 (dua) kategori yaitu :

a. Data Primer 1) Observasi Lapangan

Dilakukan dengan cara pengamatan langsung di wilayah lokasi

site perencanaan dan perancangan pusat fotografi dan observasi studi

kasus dengan objek yang bersangkutan dengan pusat fotografi.

2) Wawancara

Wawancara yang dilakukan dengan pihak pengelola serta

berbagai pihak-pihak yang terkait dalam perencanaan dan perancangan

khususnya wawancara dengan pihak yang bersangkutan di dalam studi

kasus yang ada.

Page 27: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 6

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

b. Data Sekunder Studi literatur melalui buku dan sumber-sumber tertulis mengenai

perencanaan dan perancangan pusat fotografi serta peraturan-peraturan

yang berkaitan dengan studi kasus perencanaan dan perancangan pusat

fotografi.

Berikut ini akan dibahas design requirement dan design determinant

yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan pusat fotografi :

1) Pemilihan Lokasi dan Site

Pembahasan mengenai pemilihan lokasi dan site, dilakukan

dengan terlebih dahulu mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam

penentuan suatu lokasi dan site yang layak sebagai perencanaan dan

perancangan pusat fotografi, adapun data yang dimaksud adalah

sebagai berikut :

a) Data tata guna lahan atau peruntukan lahan pada wilayah

perencanaan dan perancangan yaitu wilayah pendidikan sekaligus

aturan dan pedoman tata ruang kawasan.

b) Data potensi fisik geografis, topografi, iklim, persyaratan bangunan

yang dimiliki oleh lokasi dan site itu sendiri dan juga terhadap

lingkungan sekitarnya yang menunjang terhadap perencanaan dan

perancangan pusat fotografi.

Setelah memperoleh data dari beberapa alternatif site, kemudian

dianalisa dengan menggunakan nilai bobot terhadap kriteria lokasi dan

site yang telah ditentukan untuk kemudian memberi scoring terhadap

kriteria x nilai bobot dan site yang terpilih diambil dari nilai yang terbesar.

2) Program Ruang

Pembahasan mengenai program ruang dilakukan dengan terlebih

dahulu mengumpulkan data yang berkaitan dengan perencanaan dan

perancangan pusat fotografi, yaitu dilakukan dengan pengumpulan data

mengenai pelaku ruang itu sendiri beserta kegiatannya, dilakukan

dengan observasi lapangan baik dari studi kasus, serta dengan standar

atau literatur perencanaan dan perancangan pusat fotografi.

Page 28: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 7

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Persyaratan ruang yang didapat melalui studi kasus dengan

standar perencanaan dan perancangan pusat fotografi sehingga dari

hasil analisa terhadap kebutuhan dan persyaratan ruang akan diperoleh

program ruang yang akan digunakan pada perencanaan dan

perancangan pusat fotografi. Analisa program ruang juga melibatkan

hasil dari studi ruang pada objek yang menjadi studi kasus apabila tidak

adanya standar khusus pada sumber referensi literature.

3) Penekanan Desain Arsitektur

Pembahasan mengenai penekanan desain arsitektur dilakukan

dengan observasi literatur yang menjelaskan ciri-ciri bangunan yang

sesuai dengan tema konsep pada bangunannya yaitu arsitektur

kontemporer. Adapun data yang dimaksud adalah sebagai berikut :

a) Aspek kontekstual pada lokasi dan site terpilih dengan

pertimbangan keberadaan bangunan disekitarnya.

b) Literatur atau standar perencanaan dan perancangan pusat

fotografi.

c) Literatur yang memiliki konteks pendekatan arsitektur kontemporer

yang kemudian diterapkan kedalam desain pusat fotografi tersebut.

1.7. Keaslian Penulisan Dalam menjamin keaslian penelitian baik dari segi tema, objek, wilayah

studi ataupun aspek-aspek lain yang terkandung didalam penelitian perlu adanya

komparasi keaslian yakni proses pembandingan antara penelitian yang akan

dilakukan dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, berikut

ini merupakan tabel keaslian penelitian yang memuat beberapa penelitian

dengan tema dan metode yang berbeda, yaitu :

Tabel 1.2 Data Keaslian Penulis

Nama Peneliti

Judul Penelitian

Lokasi dan Tahun

Penelitian Materi Penelitian Teknik

Analisis Hasil

Penelitian

Rifky Hadi

Saputro

Pusat

Fotografi di

Semarang

Semarang,

2007

Mewadahi aktifitas

dalam dunia fotografi

secara terpadu,

fasilitatif, dan

Deskriptif

Kualitatif

Wujud rancangan

bangunan Pusat

Fotografi di

Semarang yang

Page 29: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 8

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

representatif menerapkan

konsep high tect

Krisdianto

Indra Pratama

Pusat

Pelatihan

Fotografi di

Semarang

Semarang,

2012

Wadah bagi para

peminat fotografi yang

menekuni bidang

fotografi untuk

menjadi tenaga

fotografi professional

yang siap bersaing di

dunia kerja

Deskriptif

Kualitatif,

Transformasi

Teori

Komposisi

Grafis

Fotografi

Wujud rancangan

Pusat Pelatihan

Fotografi di

Semarang yang

mengekspresikan

kreativitas

melalui

pengolahan

bentuk bangunan

dan fasade

bangunan,

dengan

pendekatan

transformasi teori

komposisi grafis

fotografi

Sumber : Data Penulis, 2015

1.8. Sistematika Pembahasan Secara garis besar, sistematika dalam penyusunan Landasan Program

Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A) pusat fotografi dengan

pendekatan arsitektur kontemporer di Kota Semarang adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang, permasalahan, maksud dan

tujuan, manfaat, lingkup pembahasan, metode pembahasan, sistematika

pembahasan, dan alur pikir.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Membahas tinjauan mengenai pusat fotografi mulai dari pengertian,

sistem pengelolaan, persyaratan teknis, dan studi kasus dari bangunan yang

berkaitan dengan sekolah fotografi, museum, galeri serta tinjauan mengenai

pendekatan arsitektur kontemporer yang akan dijadikan sebagai landasan

konsep perencanaan bangunan Pusat Fotografi.

Page 30: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 9

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

BAB III TINJAUAN LOKASI Membahas tentang gambaran umum Kota Semarang yang meliputi

kedudukan geografis, wilayah administrasi, rencana pembagian wilayah kota

atau BWK Kota Semarang. Dan pemilihan alternatif site berupa data fisik dan

non fisik, potensi dan kebijakan tata ruang pemilihan site, scoring / pembobotan

site untuk menentukan site terpilih dan gambaran khusus berupa data tentang

batas wilayah dan karakteristik pada site terpilih dengan uraian yang lebih detail

dan jelas.

BAB IV PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Bab ini menjelaskan tentang uraian dasar-dasar pendekatan konsep

perencanaan dan perancangan awal dan analisis mengenai pendekatan

fungsional, pendekatan pelaku aktifitas, pendekatan kebutuhan ruang,

pendekatan arsitektur, pendekatan aspek teknis serta pendekatan aspek kinerja.

BAB V LANDASAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

Berisi tentang konsep perencanaan dan perancangan pusat fotografi

yang ditarik berdasarkan analisis yang telah dilakukan.

Page 31: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 10

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

1.9. Alur Pikir

Gambar 1.1. Alur Pikir Sumber : Analisis , 2016

TOR

SITE Zoning

Analisis

a. Aspek Kontekstual b. Aspek Fungsinal c. Aspek Kinerja d. Aspek Teknis e. Aspek Arsitektural

Analisis a. Fisik b. Non Fisik

Konsep

a. Kontekstual b. Fungsional c. Kinerja d. Teknis e. Arsitektural

Transformasi Desain

Pradesain

Tinjauan Pustaka

a. Tinjauan tentang sekolah fotografi, museum fotografi, galeri fotografi.

b. Standart kebutuhan ruang dan pelaku kegiatan. c. Tinjauan teori arsitektur kontemporer sebagai

pendekatan perencanaan bangunan Pusat Fotografi.

Data Studi

a. Studi Literatur b. Studi Kasus

Aktualita a. Pecinta fotografi semakin meningkat. b. Perkembangan akan peralatan fotografi semakin canggih. c. Beluma adanya fasilitas yang mewadahi semua keperluan dibidang fotografi, khususnya di Kota

Semarang.

Urgensi Perlu adanya wadah yang bisa mendorong masyarakat untuk lebih menghargai karya-karya para fotografer dan bisa mendorong masyarakat yang ingin mengikuti sekolah fotografi serta dapat mempelajari sejarah dan perkembangan seni Fotografi.

Originalitas Bagaimana merancang sebuah Pusat Fotografi di Kota Semarang dengan pendekatan arsitektur kontemporer sehingga dapat digunakan sebagai wadah edukasi fotografi yang memiliki sarana sekolah, museum dan galeri fotografi.

D E S A I N

F E E D B A C K

L P 3 A

Page 32: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 11

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Pusat Fotografi 2.1.1. Pengertian Pusat Fotografi

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007), pusat

memiliki pengertian tempat yang letaknya di bagian tengah atau pokok

pangkal atau yang menjadi pumpunan (berbagai-bagai urusan).

Sementara menurut P Salim (1985) pusat adalah pokok pangkal atau

yang menjadi pimpinan berbagai urusan dan hal.

Istilah “fotografi” berasal dari Bahasa Yunani, yaitu “photos” yang

berarti cahaya dan “graphein” yang berarti tulisan, dengan demikian

“fotografi” dapat diartikan dengan menulis atau melukis dengan cahaya

(The New Gopher Multimedia Encyclopedia, 1993). Sedangkan menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian fotografi adalah seni

atau proses penghasilan gambar dan cahaya dalam film. Sedangkan

pengertian fotografi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya dalam film atau

permukaan yang dipekakan.

Dengan demikian, pengertian Pusat Fotografi berarti merupakan

tempat yang menjadi pumpunan untuk berbagai macam urusan mengenai

seni yang menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan

yang dipekakan.

Pusat Fotografi yang akan dirancang adalah pusat fotografi yang

didalamnya terdapat kegiatan utama yaitu kegiatan edukasi dalam hal ini

adalah sekolah fotografi dan museum fotografi yang akan menampilkan

perkembangan fotografi dengan menggunakan kecanggihan teknologi

serta terdapat ruang pamer (galeri) sebagai exhibition room bagi para

siswa untuk memamerkan karyanya. Sebagai kegiatan penunjang antara

lain retail yang akan mengakomodasi kebutuhan dalam fotografi dan juga

ruang kumpul bagi para pecinta fotografer guna menjalin kerjasama

kepada sesama fotografer khususnya dilingkup Kota Semarang. Dari

berbagai kelompok kegiatan diatas bertujuan untuk mengembangkan seni

Page 33: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 12

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

fotografi di Indonesia.

Fotografi merupakan alat visual efektif yang mampu

memvisualisasikan suatu keadaan menjadi lebih konkret dan akurat.

Suatu keadaan yang terjadi ditempat lain dapat dilihat oleh orang yang

berada jauh dari tempat kejadian dan setelah kejadian tersebut berlalu

melalui sebuah foto. Produk akhir dari fotografi adalah foto dan orang

yang melakukan pengambilan gambar dengan teknik fotografi disebut

fotografer. Suatu foto yang berkualitas adalah foto yang informatif,

mencakup konteks, content dan komposisi. Konteks berarti adalah yang

ingin divisualisasikan dengan jelas, misal pemandangan, lalu content

berarti apa saja yang ingin ditampilkan untuk memenuhi konteks gambar

tersebut, sedangkan komposisi berarti seberapa besar suatu content

gambar memenuhi frame gambar (Edward Darwis, 2010).

Tujuan yang hakiki dari fotografi adalah komunikasi. Komunikasi

tersebut merupakan hubungan langsung antara fotografer dan

penikmatnya, dalam konteks ini fotografer sebagai perekam peristiwa dan

disajikan kepada khalayak sebagai penikmat melalui media foto

(Feininger Andreas. 1955).

2.1.2. Jenis-Jenis Fotografi Jenis-jenis fotografi menurut Michael Langford “The Complete

Encyclopedia of Photography” (1982) tebagi menjadi 19 jenis, yaitu antara

lain :

a. Fotografi Jurnalistik (Photojournalism)

Fotografi jurnalistik membutuhkan fotografernya untuk

memotret sesuai dengan fakta atau aslinya, tidak ada perubahan

atau tidak ada manipulasi terhadap peristiwa aslinya.

b. Fotografi dokumenter (Documentary Photography)

Foto dokumenter menceritakan sebuah peristiwa dengan

gambar.

c. Fotografi Aksi (Action Photography)

Seperti halnya memotret suatu aksi, seorang fotografer

olahraga yang handal harus tahu objeknya dengan baik untuk

mengantisipasi kapan harus mengambil gambar.

Page 34: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 13

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

d. Fotografi Makro (Macro Photography)

Fotografi makro adalah jenis fotografi dengan pengambilan

gambar dari jarak dekat.

e. Fotografi Mikro (Micro Photography)

Fotografi mikro menggunakan kamera khusus dan mikroskop

untuk menangkap gambar objek yang sangat kecil.

f. Fotografi Glamor (Glamour Photography)

Seperti namanya, tujuan fotografi glamor adalah untuk

menggambarkan model dalam cahaya glamor.

g. Fotografi Aerial (Aerial Photography)

Seorang fotografer aerial mempunyai spesialisasi dalam

mengambil foto dari udara.

h. Fotografi Bawah Air (Underwater Photography)

Fotografi bawah air biasanya digunakan oleh penyelam scuba

atau perenang snorkel.

i. Fotografi Seni Rupa (Fine Art Photography)

Fotografi seni, yang biasanya dipajang di museum dan galeri,

umumnya berkaitan dengan penyajian benda-benda yang indah atau

benda biasa dengan cara yang indah untuk menyampaikan intensitas

dan emosi.

j. Fotografi Pernikahan (Wedding Photography)

k. Fotografi Periklanan (Advertising Photography)

l. Fotografi Perjalanan (Travel Photography)

Fotografi perjalanan adalah jenis fotografi yang melibatkan

dokumentasi pemandangan suatu daerah, orang, budaya, adat

istiadat dan sejarah.

m. Fotografi Vernakular (Vernacular Photography)

Fotografi vernakular sering disebut juga fotografi amatir karena

mengacu kepada penciptaan foto oleh fotografer amatir atau

fotografer yang tidak dikenal yang mengambil foto kehidupan sehari-

hari dan hal-hal yang umum sebagai objek.

n. Fotografi Malam (Night Photography)

Fotografi malam, seperti namanya, adalah pengambilan foto

outdoor di senja atau pada malam hari.

Page 35: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 14

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

o. Fotografi Infra Merah (Infra Red Photography)

Fotografi inframerah mengacu pada jenis fotografi dimana foto

yang diambil sensitif terhadap cahaya inframerah.

p. Fotografi Balistik (Ballistics Photography)

Balistik Fotografi adalah jenis fotografi yang berhubungan

dengan pengambilan foto dari peluru yang ditembakkan dari pistol

atau peluru yang menembus target masing-masing.

q. Fotografi Hitam-Putih (Black and White Photography)

r. Fotografi Peperangan (War Photography)

Fotografi peperangan menangkap foto dari konflik bersenjata

dan kehidupan di daerah yang dilanda perang.

s. Fotografi Busana (Fashion Photography)

Fotografi busana adalah jenis fotografi yang berkonsentrasi

pada mengambil foto dari pakaian atau aksesoris (pada model atau

sendirian) yang akan diterbitkan di majalah fashion, iklan atau

beredar di kalangan desainer.

2.1.3. Unsur-Unsur Fotografi Unsur utama dalam seni fotografi terdapat 4 unsur yaitu sumber

cahaya, Objek/Subjek, cahaya yang dipantulkan Objek/Subjek, dan

Kamera.

a. Sumber Cahaya Fotografi yang berarti melukis dengan cahaya, berarti unsur

terpenting disini adalah cahaya. Dalam fotografi cahaya ini berasal

dari cahaya alam (matahari) dan cahaya buatan (lampu). Sumber

Cahaya inilah yang menerangi atau menyiram objek/subjek dengan

cahaya.

b. Objek/Subjek Objek/Subjek, merupakan benda yang menerima cahaya dari

sumber cahaya. Objek lebih cenderung ke benda mati atau suatu

aktifitas, sedangkan Subjek lebih ke benda hidup. Semakin banyak

cahaya yang diterima oleh objek/subjek, maka semakin jelas benda

tersebut terlihat, sebaliknya semakin kecil cahaya yang diterima

Page 36: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 15

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

oleh objek/subjek, maka benda tersebut akan semakin buram (tidak

jelas).

c. Cahaya yang dipantulkan Objek/Subjek Pada waktu Subjek/objek disiram cahaya dari sumber cahaya,

sebetulnya yang tertangkap oleh mata manusia atau kamera adalah

cahaya yang dipantulkan oleh subjek/objek sehingga membentuk

gambaran atau lukisan si subjek/objek. Subjek/objek yang gelap

akan memantulkan intensitas cahaya yang gelap, sedangkan

subjek/objek yang cerah akan memantulkan intensitas cahaya yang

cerah atau terang.

d. Kamera

Kamera merupakan alat yang digunakan untuk menangkap

cahaya yang dipantulkan subjek/objek, kemudian menyimpannya ke

dalam media penyimpan. Didalam kamera ini terdapat lensa yang

berfungsi untuk menangkap cahaya, diafragma yang berfungsi

mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk, shutter speed yang

mengatur cepat atau lambatnya cahaya yang masuk, sensor yang

menangkap dan mengubah bentuk cahaya kedalam data digital,

prosesor untuk mengolah data digital, kartu penyimpan yang

berfungsi untuk menyimpan data-data digital.

Saat ini kamera dapat dikelompokkan menjadi kamera analog

dan kamera digital. Kamera analog mengambil gambar dari cahaya

yang ditangkap lensa, kemudian menyimpan hasilnya pada

negative film. Pada kamera digital terdapat sensor penangkap

gambar CCD (Charged Coupled Device) dan CMOS

(Complementary Metal Oxide) lebih dari jutaan pixel (picture

element).

2.2. Aktivitas dalam Pusat Fotografi Pusat Fotografi tersebut memiliki fungsi sebagai wadah untuk

berkumpulnya komunitas pecinta fotografi serta menampung kegiatan lain seperti

sekolah nonformal yaitu sekolah fotografi dan wadah untuk pameran, seminar

dan workshop serta memiliki fasilitas penunjang seperti shop centre untuk

Page 37: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 16

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

penjualan peralatan fotografi.

Pusat Fotografi memiliki 2 tipe aktifitas, yaitu ativitas utama dan aktivitas

penunjang. Aktivitas utama dari Pusat Fotografi adalah sekolah fotografi,

museum fotografi, dan galeri fotografi. Sementara untuk aktivitas penunjang

yaitu ruang seminar, shop centre atau tempat penjualan, dan tempat

perkumpulan komunitas fotografi. Berikut penjelasan bangunan aktivitas utama

yang akan dirancang dalam Pusat Fotografi, antara lain :

2.2.1. Sekolah Fotografi Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

masyarakat, bangsa dan negara.

Sekolah fotografi merupakan salah satu pendidikan nonformal

yang akan menunjang dari kegiatan pusat fotografi. Pada sekolah

fotografi ini menjadi salah satu sarana pembelajaran yang sangat penting.

Dengan mengikuti pembelajaran di sekolah fotografi ini diharapkan dapat

mencetak fotografer yang berkualitas. Selain untuk menciptakan

fotografer yang berkualitas, dengan adanya sekolah nonformal ini juga

akan berdampak pada perubahan sosial. Menurut La Belle (1976)

menyatakan bahwa di Amerika Latin, pendidikan nonformal (PNF)

merupakan contoh upaya menciptakan perubahan sosial pada tingkat

lokal (Marzuki, Muhammad Saleh, 2012 : 90).

Pendidikan nonformal didirikan sebagai sarana pendidikan yang

akan membentuk atau mengasah skill yang tidak bisa didapatkan dari

sekolah formal. Hal ini diperkuat oleh Frederick Harbinson (1983)

mendefinisikan pendidikan luar sekolah sebagai pembentuk skill dan

pengetahuan di luar sistem sekolah formal (Marzuki, Muhammad Saleh,

2012 : 105).

Dengan stategi pembelajaran yang berbeda dengan sekolah

formal menjadi keuntungan bagi para siswa atau pelajar. Strategi

pembelajaran adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan yang terdiri

Page 38: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 17

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

atas metode dan teknik yang menjamin tercapainya tujuan (Grapper dan

Glasgow, 1971). Sedangkan menurut Depdikbud (1983) strategi

pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru atau mentor dalam

proses belajar mengajar yang dapat memberikan kemudahan kepada

siswa dalam mencapai tujuan tertentu (Marzuki, Muhammad Saleh, 2012:

18).

Fotografi dengan segala pesona visualnya menjadi sebuah disiplin

ilmu yang tidak pernah berhenti untuk dipelajari dan terus dikembangkan

oleh masyarakat. Pembelajaran mengenai ilmu fotografi juga tidak pernah

menjadi statis. Karenanya ia selalu berubah mengikuti arus jaman yang

terus mengalir begitu cepatnya. Apalagi fotografi memiliki kelebihan

sebagai penanda masa lalu, mewartakan kekinian, dan media untuk

melihat masa depan. Tentunya dengan menghadirkan dan menciptakan

berbagai kreativitas beragam yang diusung oleh para pelakunya.

Fotografi juga menjadi sebuah cara lain untuk menyampaikan

pesan, menyalurkan imajinasi kreatif dan bertutur lewat gambar dengan

sejumlah makna. Bahkan fotografi menjadi simbol dan refleksi sebuah

masa yang terekam dari berbagai peristiwa kehidupan. Terlebih pada era

globalisasi ini fotografi memiliki andil besar di dalam dunia komersil

dengan sifat komunikasinya yang serba universal

(https://fotografibergerak.wordpress.com/tag/kursus-fotografi/ diunduh

tanggal 5 Januari 2016, pukul 09.00 WIB).

a. Pengertian Sekolah Fotografi Sekolah Fotografi adalah sebuah tempat proses belajar

mengajar fotografi dengan didukung fasilitas yang memadahi dan

bertujuan untuk memperkaya ilmu tentang dunia fotografi dalam teori

maupun praktek. Meskipun dalam pembelajaran di era sekarang

sudah dimudahkan dengan banyaknya informasi-informasi didunia

maya. Di tempat ini peserta didik langsung ditangani oleh para

instruktur (profesional fotografer). Sehingga dapat mengoptimalkan

ilmu teknologi dan seni yang diterapkan.

b. Fungsi Fungsi sekolah fotografi adalah mewadahi kegiatan-kegiatan

Page 39: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 18

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

yang berhubungan dengan dunia fotografi, baik berupa proses belajar

mengajar yang optimal baik masyarakat umum maupun fotografer.

Sedangkan untuk fotografer mampu mengadakan pameran,

workshop, atau diskusi mengulas foto yang diharapkan mampu

mengembangkan kemampuan dan kreatifitas para fotografer

sehingga bisa memberi edukasi pada masyarakat umum yang ingin

mengembangkan keterampilannya.

c. Kegiatan Kegiatan yang diakomodasi pada sekolah fotografi ini dapat

dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu :

1) Kegiatan Utama

Yaitu yang meliputi kegiatan-kegiatan utama yang

dilakukan pada sekolah fotografi ini, seperti proses belajar-

mengajar teknik maupun praktek fotografi, workshop fotografi,

pameran apresiasi fotografi dan seminar.

2) Kegiatan Pengelolaan dan Administrasi

Merupakan kelompok kegiatan yang berhubungan dengan

pengelolaan dan administrasi sekolah fotografi.

3) Kegiatan Servis

Merupakan kelompok kegiatan yang berupa pemeliharaan

dan servis terhadap sebuah fasilitas sekolah fotografi. Dalam hal

ini berupa toilet dan kantin.

d. Ruang Lingkup Ruang lingkup untuk sekolah fotografi yaitu tempat yang

menyelenggarakan proses belajar mengajar tentang ilmu seni

fotografi.

e. Sistem Pengelolaan Sistem pengelolaan pada sekolah fotografi ini akan dikelola

oleh lembaga swasta yang berorientasi pada Ilmu teknologi dan seni.

f. Preseden Kurikulum Kurikulum adalah perangakat mata pelajaran yang diajarkan

pada lembaga pendidikan, perangkat mata kuliah mengenai bidang

keterampillan khusus. Kurikulum pendidikan tinggi adalah

Page 40: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 19

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun bahan

kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaian yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar

mengajar diperguruan tinggi.

Menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.

232/U/2000 tentang penyusunan kurikulum pendidikan tinggi yang

menjadi dasar penyelenggaraan program studi terdiri atas :

1) Kurikulum Inti

Kurikulum inti merupakan kelompok bahan kajian dan

pelajaran yang harus dicakup dalam suatu program studi yang

dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional.

2) Kurikulum Institusional

Kurikulum institusional merupakan sejumlah bahan

kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dan kurikulum

pendidikan tinggi, terdiri atas tambahan dan kelompok ilmu

dalam kurikulum inti yang disusun dengan memperhatikan

keadaan dan kebutuhan lingkungan serta ciri khas institut

yang bersangkutan. Untuk menentukan kurikulum pada sekolah fotografi ini

dilakukan studi preseden dengan mengambil contoh dari Sekolah

Tinggi Seni Rupa dan Desain Visi Indonesia (STSRD Visi).

Kurikulum pendidikan di STSRD Visi ini dijadikan acuan karena

STSRD Visi merupakan salah satu sekolah tinggi yang memiliki

program profesi fotografi di Indonesia dengan standarisasi

nasional. Jenjang pendidikan di STSRD Visi sendiri merupakan

program profesi yang terbagi menjadi 4 semester dengan ijazah

akhir berupa sertifikat keahlian. Kurikulum pendidikan tersebut

dapat dirinci sebagai berikut : Tabel 2.1 Kurikulum STSRD Visi

Kurikulum Mata Kuliah

Semester 1

Nirmana I (Pengetahuan Warna) Teknik Dasar Fotografi Tata Cahaya I Komposisi Fotografi Digital Imaging Dasar

Page 41: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 20

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Kurikulum Mata Kuliah Foto Model

Semester 2

Nirmana II (Pengetahuan Warna) Tata Cahaya II Foto Fashion Foto Efek Khusus Digital Imaging II Fotografi Komersial

Semester 3

Foto Wedding Foto Produk Foto Human Interest Foto Produk Arsitektural Fotografi Jurnalistik Teknik Presentasi

Semester 4 Porto Folio Pameran Fotografi (Tugas Akhir)

Sumber : Krisdianto Indra Pratama, 2012

g. Ruang Fasilitas Dalam Peraturan Mendiknas RI no. 24 tahun 2007 tentang

standar sarana dan prasarana, sebuah bangunan pendidikan minimal

memiliki prasarana berupa : ruang kelas, ruang perpustakaan,

laboratorium komputer, serta ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata

usaha, tempat ibadah, ruang organisasi kesiswaan, KM / WC,

gudang dan ruang sirkulasi dengan sarana yang berbeda-beda pada

tiap ruang.

Kelengkapan dan luasnya sarana dan prasarana sekolah

tergantug pada sistem pendidikan, aktivitas, serta jumlah

penggunanya. Secara garis besar prasarana pada bangunan

pendidikan dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu

kelompok ruang akademis, kelompok ruang pendukung, kelompok

ruang pengelola dan kelompok ruang pelayanan / servis. Ruang

kelas berfungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran, dengan

kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik dan rasio minimum

luas ruangan 2 m2 / peserta didik serta lebar minimum 5 meter.

Fasilitas yang ada pada sekolah fotografi yang akan

membantu dalam proses sarana dan prasarana, yaitu : 1) Ruang Pimpinan 2) Administrasi

Page 42: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 21

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

3) Ruang pengajar 4) Ruang Kelas

Gambar 2.1 Ruang Kelas

Sumber : Neufert, Ernest. 1996 : 308

5) Laboratorium komputer

Gambar 2.2 Ruang Kelas dan Laboratorium Sumber : Neufert, Ernest. 1996 : 321

Page 43: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 22

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

6) Ruang Perpustakaan

Gambar 2.3 Ruang Perpustakaan

Sumber : Neufert, Ernest. 1996 : 332

7) Studio Studio adalah suatu tempat dimana seorang seniman

bekerja. Seniman, dalam konteks ini adalah berbagai pelaku seni

misalnya fotografer , pelukis, artis, desainer, dan sebagainya.

Studio bisa digunakan untuk banyak hal, misalnya membuat foto,

film acara tv, musik dan sebagainya. Kata studio berasal dari

bahasa latin stadium, yang berarti amat menginginkan sesuatu

(wikipedia.com). a) Macam-macam Studio

Dalam fotografi ada dua macam pemotretan,

pemotretan di dalam studio (indoor) ataupun di luar studio

(outdoor). Hubungannya dengan obyek yang dipotret, studio

foto indoor dibedakan menjadi 3 (tiga) antara lain :

(1) Studio Produk Merupakan studio yang diperuntukan untuk

memotret sebuah produk yang akan diiklankan dengan

menekankan ide-ide visual.

Page 44: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 23

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.4 Studio Produk Sumber : https://airfotonetwork.files.wordpress.com , 2011

(2) Studio Portrait atau Studio Model

Merupakan studio yang digunakan untuk memotret

orang (model) bekerjasama dengan fotografer untuk

mewujudkan suatu gambar sesuai dengan kehendak

fotografernya.

Gambar 2.5 Studio Portrait Sumber : http://cdn.bisnisukm.com , 2010

(3) Studio Fashion

Studio fashion merupakan studio yang

diperuntukan untuk memotret model yang

menggunakan fashion tertentu untuk memamerkan

keindahan dan keunikan dari fashion yang dikenakan si

model.

Page 45: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 24

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.6 Studio Fashion Sumber : http://www.adweek.com , 2015

Setiap studio memiliki perlakuan yang berbeda,

termasuk didalamnya mulai dari penerangan atau

pencahayaan, peralatan kamera yang digunakan

aksesoris, serta besaran ruangan studio yang

diperlukan. Idealnya, rancangan studio ini bisa berlaku

jangka panjang atau mengantisipasi untuk

perkembangan selanjutnya. Untuk tahap awal, ruangan

4x6 meter atau sebesar garasi sudah cukup.

b) Peralatan dan Perlengkapan Studio Peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam

ruang studio, sebagai berikut :

(a) Ruang Studio (i) Payung Studio

(b) Kamera dan Lensa (j) Softbox

(c) Cable Release (k) Shoot

(d) Electronic Flash

Unit

(l) Penyangga lampu

(lightstand)

(e) Kabel Syncronise (m) Tripod

(f) Slave Unit (n) Alat pengukur

cahaya

(g) Pemicu (Trigger) (o) Alat pengukur sugu

warna

(h) Reflector (p) Latar belakang

(background)

Page 46: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 25

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

8) Laboratorium Fotografi Laboratorium fotografi digunakan sebagai tempat proses

pengeditan dan pencetakan hasil foto. Segala pengolahan foto

dilakukan pada laboratorium fotografi baik pengolahan foto

analog maupun gital.

Peralatan yang dibutuhkan dalam proses pasca produksi,

baik pada proses analog yang melalui darkroom dan proses

digital : (a) Proses Analog (Dark Room) antara lain : Safety Light,

Enlarger, Timer, Film Roll, Bak Cuci, Chemical Mixing Tank, Film

Hanger. (b) Proses Digital (Light Room) antara lain : Personal

Computer (PC), Large Format Printer, Film Printer.

9) Ruang Penyimpanan Alat Ruang penyimpanan peralatan ini digunakan untuk

menyimpan peralatan yang dibutuhkan dalam fotografi seperti

lampu, reflector, softbox, slave unit, kabel sinkronisasi dan lain

sebagainya. Kamera harus dijaga agar dapat berfungsi

sebagaimana mestinya. Perletakan kamera sebaiknya

ditempatkan pada tempat yang sejuk (tidak lembab) dan tidak

panas serta tidak berdebu. Lensa kamera merupakan bagian

penting yang harus dilindungi terutama dari jamur, karena jamur

dapat merusak dan mengotori lensa sehingga mengganggu

kerataan masuknya cahaya.

Umumnya kamera diletakkan dalam tempat tertutup untuk

mencegah debu yang masuk serta diberi silica gel yang

berfungsi menyerap uap air. Tempat khusus penyimpanan

kamera yang melindungi kamera dari debu, jamur dan suhu

udara disebut dengan almari kamera. Suhu yang diperlukan

untuk menyimpan film yaitu 5OC – 10OC, kelembaban 20 % - 40

%; penyimpanan perlengkapan foto pada suhu 30OC – 35OC,

kelembaban 20 % - 40%.

Page 47: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 26

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.7 Dry Cabinet Sumber : http://www.bhinneka.com , 2012

10) Ruang Makeup dan Kostum 11) Kantin 12) Toilet

h. Tata Cahaya Cahaya adalah unsur paling penting dalam penataan studio

foto. Tanpa cahaya tidak dapat dihasilkan sebuah foto. Jika jaman

dahulu fotografi hanya memanfaatkan cahaya alami yang berupa

cahaya matahari, di zaman modern seperti ini sudah banyak

memanfaatkan lampu sebagai penerangan. Tidak hanya lampu biasa

yang kita gunakan sehari-hari, tetapi juga lampu yang dimodifikasi.

Fungsi dasar tata cahaya ada empat yaitu :

1) Penerangan

Fungsi yang paling mendasar dari tata cahaya. Lampu

memberi penerangan pada ruangan dan setiap objek yang ada

pada ruangan. Tingkat terang dapat diatur sesuai dengan

kebutuhan fotografer dan objeknya.

2) Dimensi

Dengan tata cahaya kedalaman sebuah objek dapat

ditekankan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi

gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu

perspektif fotografi.

Page 48: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 27

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

3) Pemilihan

Tata cahaya dapat dimanfaatkan untuk menentukan objek

dan area yang ingin disinari serta memberikan fokus perhatian

pada area atau spot tertentu.

4) Atmosfir

Fungsi tata cahaya sebagai pembangun suasana yang

mempengaruhi suasana dan emosi yang terkandung pada objek

fotografi.

Jenis Pencahayaan pada ruang studio 1) Penerangan standar

Digunakan saat sebelum pemotretan dan sebagai

penerangan biasa sehingga dapat menerangi ruangan studio.

2) Penerangan tata lampu pada studio/latar/objek

Tata lampu pada studio ada 2 (dua) jenis yaitu jenis tata

cahaya studio standar dan tata cahaya ceiling rail system. Tata

cahaya studio standard menggunakan penataan cahaya yang

menggunakan alat-alat fotografi seperti light stand, flash dan

sebagainya yang dapat dipindah-pindah (lihat Gambar 2.8),

sedangkan ceiling rail system menggunakan sistem tata cahaya

yang dipasang pada plafond ruang (lihat Gambar 2.9).

Gambar 2.8 Penataan Tata Cahaya Studio Standar Sumber : www.lightsedgestudio.com , 2014

Page 49: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 28

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.9 Penataan Tata Cahaya Studio dengan Ceiling Rail System Sumber : www.lightsedgestudio.com , 2014

2.2.2. Museum Fotografi Museum Fotografi pada Pusat Fotografi ini merupakan bangunan

yang digunakan untuk edukasi perjalanan atau perkembangan fotografi

dari masa ke masa dan dikemas dengan menggunakan teknologi agar

menjadi daya tarik dan lebih representatif. Pada museum fotografi ini

dikelola untuk umum guna menambah wawasan tentang perkembangan

seni fotografi dan terdapat fasilitas penunjang seperti perpustakaan,

kafetaria, art shop didalamnya.

a. Pengertian Museum Fotografi Secara etimologis, museum berasal dari bahasa Yunani,

“mouseion” yang sebenarnya merujuk kepada nama kuil untuk

sembilan Dewi Muses, anak-anak Dewa Zeus yang melambangkan ilmu dan kesenian. Sedangkan berdasarkan Kamus Bahasa

Indonesia W.J.S Poerwadarminto adalah tempat (berupa gedung dan

sebagainya) untuk menyimpan dan memelihara benda-benda

peninggalan sejarah dan sebagainya.

Musuem Fotografi merupakan tempat untuk menyimpan dan

memelihara benda-benda fotografi maupun tempat pengetahun

histori perkembangan seni fotografi.

b. Tujuan Museum Tujuan Museum dibagi menjadi 2 (dua) tujuan yaitu antara lain

(Sutaarga, Moh. Amir. 1989:26) :

Page 50: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 29

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

a) Tujuan Fungsional

Memberikan pengertian pada bangsa Indonesia melalui

generasi muda tentang kebudayaan yang pernah ada, hal ini

merupakan watak dan kesadaran bangsa, bahwa kebudayaan

Indonesia sangat agung juga sebagai pelindung dan pemelihara

dari pengaruh budaya asing yang tidak sesuai.

b) Tujuan Institusional

Bermaksud sebagai wadah tujuan institusional agar berlaku

secara efektif yang menjadikan dua kepentingan yang saling

berpengaruh ialah :

(a) Kepentingan Objek

Memberikan tempat atau wadah untuk menyimpan

serta melindungi benda-benda koleksi yang mempunyai

nilai-nilai budaya dari kerusakan dan kepunahan yang

disebabkan antara lain iklim, alam, biologia, dan manusia.

(b) Kepentingan Umum

Mengumpulkan penemuan-penemuan benda,

memlihara dari kerusakan, menyajikan benda-benda koleksi

kepada masyarakat umum agar dapat menarik hingga

menimbulkan rasa bangga dan bertanggung jawab serta

dipelajari dan menunjang ilmu pengetahuan.

c. Kegiatan Pameran Menurut (Sutaarga, 1999) Pameran di museum dapat dibagi

menjadi 2 jenis yaitu :

1) Pameran Tetap

Merupakan pameran yang diselenggarakan dalam jangka

waktu sekurang-kurangnya 5 tahun. Untuk museum khusus,

pameran harus dapat menggambarkan suatu aspek tertentu dari

sejarah, budaya, wawasan nusantara atau teknologi.

2) Pameran Temporer

Bentuk pameran yang diselenggarakan dalam waktu

singkat. Fungsi utama adalah menunjang pameran tetap agar

dapat lebih banyak mengundang pengunjung.

Page 51: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 30

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

d. Teknik Panyajian 1) Ukuran Vitrin dan Panel

Misalnya tinggi rata-rata orang Indonesia kira-kira antara

160 cm sampai dengan 170 cm dan kemampuan gerak anatomi

leher manusia kira-kira sekitar 30O , gerak ke atas dan ke bawah

atau ke samping maka tinggi vitrin seluruhnya kira-kira 210 cm

sudah cukup alas terendah 65 – 70 cm memperhitungkan juga

ruangan dan bentuk bangunan dimana vitrin harus diletakkan.

2) Tata Cahaya Kebutuhan dan sistem pencahayaan akan berbeda

menyesuaikan fungsi ruang dan jenis display. Tata cahaya

pada museum terdapat 2 (dua) macam yaitu pencahayaan alami

dan pencahayaan buatan.

a) Pencahayaan Alami Pencahayaan alami dapat digunakan sebagai

pengaruh besar untuk mendramatisir dan meramaikan

desain dari sebuah bangunan.

Gambar 2.10 Teknik Pencahayaan Alami

Sumber : Time Saver Standard

Pencahayaan alami dapat mengakibatkan

kerusakan pada berbagai bahan koleksi batu, logam,

Tradisional Section

Page 52: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 31

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

keramik pada umumnya tidak peka terhadap cahaya,

tetapi bahan organik lainnya, seperti tekstil, kertas,

koleksi ilmu hayati adalah bahan yang peka terhadap

cahaya. Perancang museum harus memahami dan

menerima bahwa museum yang paling profesional lebih

menghargai penyajian dan pelestarian koleksi mereka

diatas segala manfaat arsitektural pencahayaan alami

yang melimpah pada area koleksi. Terlalu banyak cahaya

dan panjang gelombang tertentu mampu menyebabkan

kerusakan yang nyata pada koleksi yang tidak dapat

tergantikan.

b) Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan lebih baik daripada pencahayaan

alami supaya tidak merusak, cahaya buatan harus tetap

dimodifikasi pada iluminasi (tingkat keterangan cahaya)

tertentu, untuk mengurangi radiasi sinar ultraviolet. Pada

sebagian besar museum, perlengkapan pencahayaan di

semua daerah pameran dan daerah koleksi lain harus

berpelindung UV hingga kurang dari 75 microwatts per

lumen dan tertutup untuk mencegah kerusakan

terhadap objek jika terjadi kerusakan lampu.

Ruang pameran biasanya memiliki susunan track

lighting berkualitas tinggi yang fleksibel. Tata letak

akhir harus mempertimbangkan lokasi dinding non-

permanen. Tata letak track lighting harus mengakomodasi

letak dinding permanen dan dinding permanen :

(1) Sudut yang diukur mulai dari titik di dinding dan 5 inci di

atas lantai (yang merupakan rata-rata orang dewasa)

harus antara 45 dan 75 derajat (ke atas) dari bidang

horizontal ke posisi lampu.

(2) Untuk dinding permanen, sudut yang ideal biasanya

antara 65 - 75 derajat.

Page 53: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 32

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

(3) Semakin sensitif material koleksi, semakin

sedikit pencahayaan yang perlu disediakan.

Gambar 2.11 Teknik Pencahayaan Buatan

Sumber : Time Saver Standard

Untuk mendapatkan pencahayaan yang sesuai dalam

suatu ruang, maka diperlukan sistem pencahayaan yang tepat

sesuai dengan kebutuhannya. Sistem pencahayaan di ruangan

dapat dibedakan menjadi 5 (lima) macam yaitu :

a) Sistem Pencahayaan Langsung (direct lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan secara

langsung ke benda yang perlu diterangi. Sistem ini dinilai

paling efektif dalam mengatur pencahayaan, tetapi ada

kelemahannya karena dapat menimbulkan bahaya serta

kesilauan yang mengganggu, baik karena penyinaran

langsung maupun karena pantulan cahaya. Untuk efek

yang optimal, disarankan langi-langit, dinding serta benda

yang ada didalam ruangan perlu diberi warna cerah agar

tampak menyegarkan

b) Pencahayaan Semi Langsung (semi direct lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan langsung

pada benda yang perlu diterangi, sedangkan sisanya

dipantulkan ke langit-langit dan dinding. Dengan sistem ini

Page 54: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 33

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

kelemahan sistem pencahayaan langsung dapat dikurangi.

Diketahui bahwa langit-langit dan dinding yang diplester

putih memiliki effiesiean pemantulan 90%, sedangkan

apabila dicat putih efisien pemantulan antara 50-90%

c) Sistem Pencahayaan Difus (general diffus lighting)

Pada sistem ini setengah cahaya 40-60% diarahkan

pada benda yang perlu disinari, sedangkan sisanya

dipantulka ke langit-langit dan dindng. Dalam pencahayaan

sistem ini termasuk sistem direct-indirect yakni

memancarkan setengah cahaya ke bawah dan sisanya

keatas. Pada sistem ini masalah bayangan dan kesilauan

masih ditemui.

d) Sistem Pencahayaan Semi Tidak Langsung (semi indirect

lighting)

Pada sistem ini 60-90% cahaya diarahkan ke langit-

langit dan dinding bagian atas, sedangkan sisanya

diarahkan ke bagian bawah. Untuk hasil yang optimal

disarankan langit-langit perlu diberikan perhatian serta

dirawat dengan baik. Pada sistem ini masalah bayangan

praktis tidak ada serta kesilauan dapat dikurangi.

e) Sistem Pencahayaan Tidak Langsung (indirect lighting)

Pada sistem ini 90-100% cahaya diarahkan ke langit-

langit dan dinding bagian atas kemudian dipantulkan untuk

menerangi seluruh ruangan. Agar seluruh langit-langit dapat

menjadi sumber cahaya, perlu diberikan perhatian dan

pemeliharaan yang baik. Keuntungan sistem ini adalah tidak

menimbulkan bayangan dan kesilauan sedangkan

kerugiannya mengurangi efisien cahaya total yang jatuh

pada permukaan.

3) Tata Warna Untuk ruangan pameran tetap sebaiknya menggunakan

warna netral, misalnya krem, abu-abu, broken white, dan

Page 55: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 34

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

sebagainya atau mungkin juga untuk menggunakan warna-warna

pastel. 4) Tata Letak

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat tata letak

yaitu proporsi, keseimbangan, kontras, kesatuan, harmonis,

ritme, dan dominan.

e. Keamanan Untuk mencegah pengunjung agar tidak menyentuh koleksi

yang dipamerkan dalam ruang pameran didepan koleksi dapat dibuat

pagar.

f. Jalur Sirkulasi Jalur sirkulasi di dalam ruang pamer harus dapat

menyampaikan informasi, membantu pengunjung memahami koleksi

yang dipamerkan. Penentuan jalur sirkulasi bergantung juga pada

alur cerita yang ingin disampaikan dalam pameran.

Gambar 2.12 Sirkulasi Museum Sumber : Pedoman Penyelenggaraan dan pengelolaan Museum, 1989

Page 56: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 35

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

g. Pengguna Museum Terdapat dua kategori pengguna dalam sebuah

museum (Pedoman Museum Indonesia, 2008) yakni sebagai berikut : 1) Pengelola

Pengelola museum adalah petugas yang berada dan

melaksanakan tugas museum dan dipimpin oleh seorang kepala

museum. Agar fungsi museum dapat dioptimalkan dengan

semaksimal mungkin untuk masyarakat, maka diperlukan adanya

struktur organisasi museum, khusus di Indonesia diatur oleh

Keputusan Presiden RI no.45 tahun 1974 dan kemudian diatur

oleh Direktorat Museum bahwa struktur Organisasi Museum dibagi

menjadi 3 (tiga) yaitu museum swasta, museum pemerintah, dan

museum secara umum.

Pada museum fotografi ini merupakan museum yang

dikelola atau kepemilikan pribadi / swasta. Berikut struktur

organisasi museum swasta yang diatur oleh Direktorat Musuem :

Gambar 2.13 Struktur Organisasi Museum Swasta

Sumber : (Sutaarga, Moh.Amir 1989 : 37)

a) Kepala atau Direktur Museum, memungkinkan jika yang

terpilih menjadi kepala atau direktur museum ini adalah

pendiri museum itu sendiri. Tugasnya adalah memimpin

pelaksaan tugas dan fungsi museum dan bertanggung jawab

atas seluruh kegiatan yang dilakukan oleh pengelola

museum.

Kepala Museum

Tata Usaha dan Perpustakaan

Kurator Koleksi Konservator Perpustakaan

Prepator Studio Edukator Pembimbing

Edukatif

Page 57: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 36

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

b) Kepala Bagian Tata Usaha Museum, memimpin seluruh

kegiatan penyelenggaraan urusah tata usaha, urusan rumah

tangga dan ketertiban museum.

c) Kepala Bagian Kuratorial, memimpin penyelenggaraan

pengumpulan, penelitian dan pembinaan koleksi-koleksi

museum.

d) Kepala Bagian Konservasi dan Preparasi, memimpin

penyelenggaraan konservasi, restorasi dan reproduksi

koleksi serta preparasi tata pameran.

e) Kepala Bagian Bimbingan dan Edukasi, memimpin

penyelenggaraan kegiatan bimbingan dengan metode dan

sistem edukatif kultural dalam rangka menanamkan daya

apresiasi dan penghayatan nilai warisan budaya dan ilmu

pengetahuan serta menyelenggarakan publikasi tentang

koleksi museum.

f) Kepala Bagian Konservator Perpustakaan,

menyelenggarakan perpustakaan, dan menyimpan hasil

penelitian dan penerbitan museum.

2) Pengunjung

Pengunjung memiliki peran serta yang sangat besar dalam

berlangsungnya kegiatan di dalam museum fotografi. Tanpa

adanya pengunjung, maka adanya museum tidak akan

bermanfaat. Pengunjung dapat melakukan rekreasi melihat-lihat

sambil belajar, melakukan research mengenai koleksi dari

museum itu sendiri, melakukan study tour, dan lainnya. Oleh

karena itu, fasilitas di dalam museum hendaknya disesuaikan

dengan pengunjung yang datang pula. Berdasarkan intensitas

kunjungannya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :

a) Kelompok orang yang secara rutin berhubungan dengan

museum seperti kolektor, seniman, desainer, ilmuwan,

mahasiswa, dan pelajar.

b) Kelompok orang yang baru mengunjungi museum.

Page 58: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 37

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Berdasarkan tujuanya pengunjung dibedakan atas 3 (tiga)

pengunjung, antara lain:

a) Pengunjung pelaku studi

b) Pengunjung bertujuan tertentu

c) Pengunjung pelaku rekreasi

h. Fasilitas Ruang Persyaratan secara fungsioanal untuk museum minimal terdiri

atas : 1) Fasilitas Utama Museum

a) Ruang Pameran Tetap

b) Ruang Pameran Temporer

c) Kantor Administrasi

d) Perpustakaan

e) Ruang Penyimpanan Koleksi

f) Bengkel Reparasi

2) Fasilitas Penunjang Museum a) Keamanan / pos jaga

b) Tempat Penjualan Souvenir

c) Kafetaria

d) Ruang Penjualan Tiket dan Penitipan barang

e) Lobby / ruang istirahat

f) Toilet

g) Tempat Parkir

2.2.3. Galeri Fotografi a. Pengertian Galeri Fotografi

Beberapa sumber berpendapat bahwa galeri adalah “An art

gallery is a space for exhibition of art” yang berarti suatu tempat untuk

memamerkan hasil karya, baik berupa karya ataupun budaya. Galeri

berasal dari bahasa latin yaitu “galleria”, yaitu yang bermakna sebuah

ruang terbuka tanpa pintu yang dibatasi dinding berbentuk U dan

disangga tiang-tiang kantilever yang berfungsi sebagai ruang

pertemuan umum untuk berdiskusi apa saja

Page 59: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 38

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

([email protected]). Menurut Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional (2003), Galeri adalah ruangan atau gedung

tempat untuk memamerkan benda atau karya seni.

Berdasarkan pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

galeri adalah tempat atau ruang yang digunakan sebagai tempat

memamerkan hasil karya dan budaya. Galeri Fotografi merupakan

tempat atau ruang yang mewadahi aktifitas pameran karya fotografi.

Kegiatan yang terdapat fasilitas ini memamerkan karya-karya fotografi

baik umum maupun hasil pembelajaran peserta didik, oleh karena itu

posisi benda-benda pamer harus ditata dengan benar agar

memudahkan sekaligus menarik perhatian pengunjung.

Galeri memiliki kesamaan dengan museum karena pada

hakekatnya berfungsi untuk memamerkan suatu wujud karya seni baik

2 dimensi (seni lukis dan seni grafis lainnya) maupun 3 dimensi

(patung, seni gerabah atau keramik, seni ukir, seni kerajinan tangan

dan kriya) kepada publik, dimana benda seni tersebut tidak hanya

dapat dilihat tetapi dapat juga diraba dan dirasakan. Namun galeri dan

museum juga memiliki perbedaan mendasar dimana museum

merupakan tempat untuk memamerkan barang-barang seni

sedangkan galeri selain sebagai wadah untuk memamerkan barang-

barang yang ada sekaligus sebagai tempat bertransaksi untuk benda-

benda tersebut sehingga lebih mengarah kepada kegiatan bisnis.

b. Fungsi Galeri Fotografi Galeri Fotografi memiliki fungsi sebagai berikut :

1) Menjadi sponsor penyelenggaraan pameran-pameran karya seni

fotografi.

2) Sebagai sponsor dan promotor tetap serta bertanggung jawab

akan seni fotografi di tanah air.

3) Memacu fotografer dan artis untuk bersaing dalam mutu secara

sehat.

4) Memudahkan para fotografer untuk memamerkan karyanya.

5) Memudahkan para kolektor benda seni untuk mencari karya seni

dari fotografer yang diinginkan.

Page 60: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 39

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

6) Memperkenalkan dan memberikan kesempatan kepada

masyarakat umum untuk mengetahui dan mengenal berbagai jenis

karya fotografi.

7) Mempermudah mahasiswa dan pelajar untuk mempelajari dan

mencari bahan tentang seni fotografi.

c. Fasilitas Ruang

Adapun galeri seni diharapkan memiliki fleksibilitas ruang,

sirkulasi pengunjung dan barang yang baik, dan penataan barang yang

menarik. Fasilitas yang tersedia pada galeri antara lain : 1) Fasilitas Utama Galeri

a) Ruang Pamer

b) Ruang Penyimpanan

c) Kantor

d) Art shop

2) Fasilitas Penunjang Galeri a) Lobby

b) Kafetaria

c) Toilet

d) Parkir

e) Pos keamanan

d. Prinsip Perancangan Fasilitas Galeri Ruang yang didesain untuk pameran yang bersifat temporer

harus fleksibel dan mampu menampung layout bervariasi. Untuk

fleksibilitas biasanya ruang pamer memilih bentuk persegi atau persegi

panjang. Dalam mendesain sebaiknya sudut ruangan

diminimalisasikan untuk dapat memaksimalkan objek pamer.

Page 61: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 40

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.14 Tampilan Ruang Pamer Sumber : Neufert, Ernst. Data Arsitek Jilid 2, 1996 : 250

Tata pameran meliputi segala penataan yang dimulai dengan

menempatkan koleksi di dalam gedung. Untuk pameran terdapat

beberapa sistematika, diantaranya sistem periode, sistem disiplin ilmu,

sistem regional dan sistem dimensi. Yang harus diperhatikan didalam

peletakan objek koleksi agar memperoleh kenyamanan dan kejelasan

dalam menikmati objek koleksi antara lain :

1) Letak objek harus diperhitungkan sesuai dengan ukuran tubuh

manusia dan perilaku manusia. Gerakan kepala yang wajar adalah

30O keatas dan 40O kebawah dan kesamping.

Gambar 2.15 Standar Gerakan Kepala Sumber : http://docplayer.info , 2011

2) Ketinggian letak objek koleksi, tinggi minimal peletakan objek

koleksi adalah 75 cm dan maksimal adalah 125 cm dari lantai agar

pengunjung dapat melihat dan mengamati objek dengan baik.

Page 62: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 41

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

3) Jarak pandang ke objek tidak boleh terlalu jauh atau terlalu dekat,

jarak minimal adalah 45 cm dari mata pengunjung dan paling jauh

adalah 1 meter dari mata pengunjung.

4) Peletakan secara in showcase, biasa digunkaan untuk

memamerkan benda-benda kecil dengan material tembus

pandang.

5) Peletakan secara free standing, digunakan untuk memamerkan

benda berukuran besar.

6) Peletakan secara on wall atau panel, digunakan untuk

memamerkan benda yang dipasang pada dinding / partisi.

Gambar 2.16 Tata Letak Panel dan Sudut Pandang Sumber : Neufert, Ernst. Data Arsitek Jilid 2, 1996 : 250

e. Tata Cahaya

Pencahayaan dalam sebuah galeri seni merupakan hal yang

sangat penting karena dengan pencahayaan tersebut dapat tercipta

suasana yang apresiatif terhadap karya-karya seni foto yang

dipamerkan. Kegiatan utama pameran adalah komunikasi visual, yaitu

antara masyarakat pemerhati seni (pengunjung) dengan karya seni

yang dipajang sebagai wakil dari seniman dengan indera penglihatan

sebagai alat utamanya.

Cahaya yang dirancang dengan tepat akan mampu memperkaya

cita rasa, memberikan penekanan dan menciptakan atmosfer yang

mendukung pada ruang pamer. Cahaya pada ruang pamer memberi

kesempatan kepada pengunjung berproses menuju perubahan

atmosfer ruang yang lebih efektif daripada bentuk ruang dan wujud

Page 63: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 42

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

arsitektur yang komplek. Pemanfaatan cahaya alami pada waktu siang

hari dan penggunaan cahaya buatan pada malam hari akan mampu

menciptakan perbedaan atmosfer pada ruang pamer dan ketepatan

rancangan pengolahan cahaya akan mampu melahirkan kenikmatan

komunikasi visual dalam ruang pamer karya seni.

Sistem penerangan dan besarnya intensitas penerangan yang

disesuaikan dengan jenis kegiatan (sistem penerangan merata, terarah

dan setempat). Yang perlu diperhatikan adalah penataan penerangan

pada ruang-ruang khusus seperti ruang pamer karya-karya fotografi.

Terdapat beberapa special effect yang digunakan di ruang pamer

yaitu:

1) Pencahayaan pada langit-langit ruang, dengan perletakan lampu

ditempel, digantung atau masuk diantara celah langit-langit. 2) Untuk pencahayaan dibagian ruang pamer, retail shop digunakan

pencahayaan merata secara umum, pencahayaan setempat

(spotlight) digunakan untuk memberikan efek cahaya yang baik

untuk display barang dan materi pameran.

f. Tata Cara Display Koleksi Dalam mempersiapkan penyelenggaraan pameran museum

diperlukan sarana pendukung yang memadai dan menarik (Sunarso,

2000), antara lain :

1) Panel, Papan untuk menempelkan koleksi, foto-foto, lukisan, label,

peta, benda-benda pipih dan sebagainya.

Gambar 2.17 Contoh Panel

Sumber : http://satulingkar.com , 2013

Page 64: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 43

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

2) Vitrine / Showcase (lemari panjang), mewadahi benda-benda yang

dipamerkan. Bisa berupa vitrin dinding atau yang berada di tengah

ruang. Ukurannya disesuaikan dengan ruang yang akan ditempati.

Gambar 2.18 Contoh Vitrine

Sumber : http://www.umitkoysineklik.com , 2013

3) Box (kotak) dan Free Standing, untuk menempatkan koleksi diluar

vitrin , agar tidak terkesan tergeletak begitu saja.

Gambar 2.19 Contoh Show case

Sumber : https://ifanjayadi1980.files.wordpress.com , 2014

Page 65: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 44

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.20 Contoh Free Standing

Sumber : http://satulingkar.com , 2013

g. Pola Sirkulasi pada Galeri Penataan objek koleksi mempertimbangkan beberapa hal,

diantaranya :

1) Jenis-jenis objek koleksi dan tema pameran

2) Kenyamanan visual, kenyamanan pandangan tersebut meliputi : a)

Kenyamanan pola pengamatan, b) nyamanan pandang.

Menurut (Dean, 1996) ada tiga alternatif pendekatan dalam

mengatur sirkulasi alur pengunjung dalam penataan ruang pamer

sebuah museum :

1) Alur yang disarankan (suggested)

Keberhasilan pendekatan ini bergantung pada kemampuan

elemen ruang dalam mengarahkan pengunjung untuk melalui jalur

yang sudah disiapkan karena pengunjung masih diberi

kesempatan untuk memilih jalur sesuai keinginannya (lihat gambar

2.19).

2) Alur yang tidak berstruktur (unstructured)

Dalam pendekatan ini, pengunjung tidak diberikan batasan

gerak dalam ruang, mereka bebas bergerak tanpa adanya alur

yang harus diikuti. Biasanya pendekatan ini digunakan dalam

sebuah galeri seni (lihat gambar 2.20).

3) Alur yang diarahkan (direct)

Page 66: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 45

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Pendekatan seperti ini bersifat kaku karena mengarahkan

pengunjung untuk bergerak dalam satu arah sesuai alur yang

sudah direncanakan (lihat gambar 2.21).

2.3. Tinjauan Pendekanan Konsep Arsitektur Kontemporer 2.3.1. Pengertian

Arsitektur Kontemporer adalah istilah yang bebas dipakai untuk

sejumlah gaya yang berkembang antara tahun 1940-1980an. Gaya

kontemporer juga sering diterjemahkan sebagai istilah arsitektur modern

(Illustrated Dictionary of Architecture, Ernest Burden). Arsitektur

kontemporer telah diakui sebagai salah satu pendekatan dalam

merancang secara internasional sehingga banyak ahli yang

mengemukakan pendapat mengenai definisi dari arsitektur kontemporer,

diantaranya sebagai berikut :

a. Konnemann, World of Contemporary Architecture XX

Arsitektur kontemporer adalah suatu gaya arsitektur yang

bertujuan untuk mendemonstrasikan suatu kualitas tertentu

Gambar 2.21 Alur yang Disarankan Sumber : Dean David, 2011

Gambar 2.22 Alur yang Tidak Berstruktur Sumber : Dean David, 2011

Gambar 2.23 Alur yang Diarahkan Sumber : Dean David, 2011

Page 67: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 46

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

terutama dari segi kemajuan teknologi dan juga kebebasan dalam

mengekspresikan suatu gaya arsitektur, berusaha menciptakan

suatu keadaan yang nyata dan terpisah dari suatu komunitas yang

tidak seragam.

b. L. Hilberseimer, Comtemporary Architects 2 (1964)

Arsitektur kontemporer adalah suatu gaya aliran arsitektur

pada zamannya yang mencirikan kebebasan berekspresi,

keinginan untuk menampilkan sesuatu yang berbeda, dan

merupakan sebuah aliran baru atau penggabungan dari beberapa

aliran arsitektur. Arsitektur kontemporer mulai muncul sejak tahun

1789 namun baru berkembang pada abad 20 dan 21 setelah

perang dunia.

Walau istilah Kontemporer sama artinya dengan modern atau

suatu yang bersifat “kekinian” tetapi didalam sebuah desain seringkali

dibedakan. Dalam pengertian kali ini kontemporer dalam konsep

arsitektur dapat diartikan sebagai "suatu desain yang lebih maju, variatif,

fleksibel, dan inovatif, baik secara bentuk maupun tampilan, jenis

material, pengolahan material, bentuk asimetris maupun teknologi yang

digunakan dan menjadi trand pada tahun-tahun terakhir. Desain yang

kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru. Gaya lama yang diberi

label kontemporer akan menghasilkan suatu desain yang lebih segar

dan berbeda dari kebiasaan. Kontemporer menyajikan kombinasi gaya

seperti modern kontemporer, klasik kontemporer, dan etnik

kontemporer. (Sumber : http://www.wahana-arsitektur-

indonesia.blogspot.co.id/ diakses tanggal 3 November 2015)

Dalam penerapan arsitektur kontemporer pada perencanaan juga

memperhatikan konteks iklim dan budaya lokal yang ada di sekitarnya.

Dimana bangunan dirancang dengan sifat yang “kekinian” namun juga

tetap memperhatikan iklim dan budaya lokal yang ada di Indonesia.

Konteks iklim didapatkan dengan memperhatikan iklim yang ada di

Indonesia dengan pendekatan analisa fisik pada lokasi perencanaan.

Sementara untuk konteks budaya lokal yaitu dengan cara

memperhatikan tampilan bangunan dengan penggunaan material alam

seperti kayu, bambu, batu-bata, batu alam, parquet, dan lain-lain.

Page 68: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 47

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

2.3.2. Ciri-ciri Arsitektur Kontemporer Kehadiran segala bentuk inovasi di dunia menjadi ciri

berkembangnya peradaban manusia yang gencar melakukan segala

kreativitas-kreativitas baru didalam segala hal.

Adapun ciri-ciri dari arsitektur kontemporer sudah tentu mengarah pada

jaman yang berlaku pada saat itu. Ciri-ciri yang mendasar pada gaya

arsitektur kontemporer adalah sebagai berikut : (Sumber :

http://arsigraf.blogspot.co.id/2015/10/karakteristik-gaya-arsitektur.html

diakses tanggal 2 November 2015 pukul 15.30 WIB)

a. Membawa masuk cahaya alami dalam ruangan

Pada desain interior modern kontemporer ruangan dibuat

terbuka dan terang dengan memasukkan cahaya alami dalam

ruangan. Gunakan juga material kaca sebagai ganti dinding, jendela

besar transparan, dan skylight untuk membawa masuk cahaya

alami sebanyak-banyaknya dalam ruangan.

Gambar 2.24 Pencahayaan Alami

Sumber : http://shoome.com , 2015

b. Penggunaan material alami pada interior dan eksterior Material alami membawa rasa baru yang menyegarkan pada

bangunan bergaya kontemporer. Bahan organik seperti kayu, batu

alam, slate, jati, cotton, wool, dan lainnya bisa tampil mengesankan

pada desain interior bangunan kontemporer. Selain hal tersebut,

penggunaan material alami atau material setempat juga menjadi

salah satu bentuk kontekstual terhadap budaya lokal.

Page 69: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 48

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.25 Penggunaan Material Alami

Sumber : https://streamline3d.files.wordpress.com , 2014

c. Menggunakan konsep open plan

Bangunan dengan gaya kontemporer tampil dengan ciri

seakan menyatukan semua ruangan dalam bangunan. Batas kabur

antara ruangan yang satu dengan yang lainnya adalah konsep open

plan sempurna untuk gaya kontemporer. Sebuah denah terbuka

sangat ideal dan ikonik untuk bangunan kontemporer.

Gambar 2.26 Konsep Open Plan

Sumber : http://cdn.caandesign.com , 2015

d. Dominasi Elemen Garis

Selain berfokus pada material dan warna, interior yang

bergaya kontemporer juga dapat dikenali dengan adanya elemen

garis lurus. Salah satu ciri desain kontemporer adalah penggunaan

permainan garis lurus yang berulang baik dalam posisi vertikal

maupun horizontal. Elemen garis ini dapat diperoleh dari furniture,

bukaan, warna atau sengaja ditambahkan elemen garis pada

ruangan. Ciri khas lainnya adalah atapnya yang lurus dan datar.

Page 70: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 49

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.27 Elemen Garis

Sumber : https://www.academia.edu , 2013

e. Menambahkan kecanggihan teknologi

Salah satu fitur dari desain interior kontemporer yang banyak

disukai adalah teknologi tersembunyi yang siap membuat kagum

siapapun yang melihat. Dengan semakin berkembangnya teknologi

yang ada sekarang, tidak ada salahnya menambahkan teknologi

dalam ruangan. Remote yang bisa mengendalikan semua peralatan

elektronik, pendingin otomatis, pencahayaan yang bisa disesuaikan

dengan mood, sistem keamanan, atau yang lainnya. Berikut contoh

penggunaan pintu geser otomatis yang menggunakan sensor optik

dimana terdapat inframerah yang dapat mendeteksi keberadaan

seseorang atau objek lainnya ketika orang atau objek tersebut

mendekati pintu otomatis.

Gambar 2.28 Pintu Geser Otomatis

Sumber : http://susilawatift08.blogspot.co.id , 2011

Page 71: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 50

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

f. Bentuk Geometris

Arsitektur ini dikenali lewat karakter desain yang praktis dan

fungsional dengan pengolahan bentuk geometris yang simple dan

warna-warna netral dengan tampilan yang bersih.

Gambar 2.30 Bentuk Geometris dan Penggunaan Warna Netral Sumber : https://www.academia.edu , 2013

Pengolahan dinding dengan warna-warna netral (krem, putih

bersih dan abu-abu) atau diolah unfinished dengan media semen

plester atau bata ekspos. Untuk penutup jendela banyak ditemui

penutup dari jenis blinds atau tirai yang simple. Furniture juga tampil

dengan bentuk fungsional dan praktis dengan banyak

mengeksplorasi dari kayu, kaca, kulit, stainless steel dan besi.

Untuk menciptakan suatu desain kontemporer yang unik perlu

diperhatikan harmonisasi bentuk, warna, dan material yang

digunakan didalam suatu bangunan agar terkesan menyatu.

Konsep kontemporer ini ingin menyajikan sesuatu yang baru bagi

orang-orang yang telah jenuh dengan sesuatu yang biasa. (Sumber

: www.anneahira.com diakses tanggal 5 November 2015 pukul

10.00 WIB)

2.3.3. Aplikasi Desain terhadap Arsitektur Kontemporer Pada setiap jaman, arsitektur akan mengalami perubahan sesuai

dengan perkembangan waktu. Pada umumnya, meski perkembangan

Page 72: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 51

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

arsitektur terasa laju, namun tetap mematuhi beberapa prinsip dasar

yang ada. Prinsip dasar pada bangunan tersebut seperti pakem pada

pewayangan di Indonesia. Beberapa penerapan terhadap ciri arsitektur

kontemporer antara lain:

a. Penggunaan kaca sebagai perantara cahaya alami masuk ke

ruang-ruang didalamnya. b. Penggunaan material alami sebagai material estetis maupun

menonjolkan ciri arsitektur kontemporer pada bagian interior

maupun eksterior. c. Menambahkan area terbuka pada tengah bangunan untuk menjadi

penyekat secara kasat mata atau biasa disebut dengan konsep

open plan. d. Penegasan elemen garis pada fasad bangunan. e. Menambahkan beberapa kecanggihan teknologi untuk menunjang

kegiatan di dalamnya. f. Memiliki bentuk bangunan atau transformasi desain dari bentuk-

bentuk geometris.

2.4. Studi Kasus 2.4.1. Darwis Triadi School of Photography

Darwis Triadi School of Photography merupakan sekolah fotografi

yang dimiliki oleh salah satu maestro fotografi Indonesia yaitu Andreas

Darwis Triadi yang kemudian mencantumkan namanya dalam sekolah

fotografi binaannya. Andreas Darwis Triadi (lahir : Solo, Jawa Tengah,

15 Oktober 1954) atau lebih dikenal dengan Darwis Triadi adalah

seorang ahli fotografer glamour dan fashion senior Indonesia.

Darwis Triadi mengembangkan minat fotografinya sejak tahun

1979. Ilmu desain pun turut dipelajari untuk memperkaya kemampuan

artistiknya. Karena prestasinya yang terus meningkat, dia diberi

kepercayaan untuk menampilkan karyanya pada majalah tahunan

Hasselblad yang berskala internasional di tahun 1990. Dalam kurun

waktu bersamaan, ia sempat mempresentasikan slide andalannya

dalam acara Photo Kina International Competition di Köln, Jerman.

Kompetisi ini digelar dalam rangka "Hasselblad International Annual".

Page 73: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 52

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Setahun kemudian, majalah Internasional Vogue memajang karyanya

pada artikel spesial tentang Indonesia. Bron Elektronik AG dari Swiss,

produsen lampu Broncolor, memilihnya untuk mengisi kalender

Broncolor tahun 1997. Darwis akhir-akhir ini sering membuat seminar,

dan workshop tentang fotografi

(https://id.wikipedia.org/wiki/DarwisTriadi).

a. Lokasi Darwis Triadi School of Photography berada di Jalan

Pattimura no.2, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Gambar 2.30 Lokasi Darwis Triadi School of Photography

Sumber : Google Earth, 2016

b. Sejarah Darwis Triadi School of Photography memulai aktifitasnya

pada awal tahun 2003. Berlokasi di Jalan Pattimura no. 2,

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Didukung oleh tim managemen

dan pengajar yang professional dengan menjunjung tinggi asas

transparansi dan kekeluargaan dengan motto “learn from the best”.

PATUNG SENAYAN

DARWIS TRIADI SCHOOL OF PHOTOGRAPHY

PLAZA SENAYAN SENAYAN CITY

Page 74: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 53

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Darwis Triadi School of Photography berpusat di Jalan

Pattimura no.2 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan dan kini mulai

memiliki 5 cabang yang tersebar diberbagai kota seperti

Banjarmasin, Semarang, Lampung, Palembang, dan Surabaya.

Darwis juga membuka sekolah fotografi khusus anak yang berada

di daerah Pondok Indah, Jakarta Selatan (Sumber :

www.darwistriadischoolofphotography.com diakses tanggal 07

Desember 2015, pukul 22.00 WIB)

c. Misi Misi Darwis Triadi School of Photography adalah sebagai

berikut :

1) Memajukan dunia fotografi secara umum.

2) Mengembangkan sumber daya manusia yang professional.

3) Mewujudkan generasi muda yang kreatif, dinamis, dan

memiliki keahlian (seni fotografi).

4) Membantu pemerintah mencerdasakan anak bangsa melalui

pendidikan nonformal (seni fotografi).

d. Tujan Sekolah fotografi Darwis Triadi bertujuan untuk memajukan

dunia fotografi secara umum, mengembangkan sumber daya

manusia yang profesional, mewujudkan generasi muda yang kreatif,

dinamis, dan memiliki keahlian seni fotografi, dan membantu

pemerintah mencerdaskan anak bangsa melalui pendidikan

nonformal.

e. Kelas dan Kurikulum Pada sekolah fotografi juga memiliki kelas seperti halnya

dengan sekolah formal yang biasanya. Namun pembagian kelas

berdasarkan tingkat kemampan pelajar sendiri. Level kelas pada

Darwis Triadi School terbagi menjadi 3 kelas yaitu kelas basic, kelas

intermediate, dan kelas advance.

Page 75: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 54

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Tabel 2.2 Level kelas Darwis Triadi School of Photography

Kelas Basic Kelas Intermediate Kelas Advanced Basic Fotografi Journalism fotografi Fotografi management Architecture Fotografi Underwater fotografi Model Fotografi Still Life Digital Fotografi

Sumber : Data Darwis Triadi School of Photography, 2015

Kelas Basic Rp 2.000.000 (Senin & Kamis, 10x pertemuan,

jam: 15:00 s/d 17:00, 19:00 s/d 21:00), kelas Intemediate Rp

4.000.000 (Selasa & Jumat, 15x pertemuan, jam: 15:00 s/d 17:30,

18:30 s/d 21:00), dan kelas Advanced Rp 4.000.000 (Senin & Rabu,

17x pertemuan, jam: 18:30 s/d 21:00)

Pada sekolah fotografi juga terdapat kurikulum yang

diterapkan pada setiap pembelajaran. Lama waktu dalam satu

kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari

sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan

untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang

dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.

Berikut kurikulum yang diterapkan pada Darwis Triadi School

yang berdasarkan level kelasnya, yaitu :

Tabel 2.3 Kurikulum Darwis Triadi School of Photography

Basic Intermediate Advance (10 x pertemuan – 4 minggu)

(15 x pertemuan - 8 minggu)

(17 x pertemuan – 9 minggu)

1. Pengenalan dasar fotografi

2. Teknik pencahayaan 3. Praktek (available

light) 4. Dasar-dasar

komposisi 5. Praktek (moving

object) 6. Quality of light 7. Outdoor close-up 8. Hunting 9. Diskusi dan Tanya

jawab

1. Pengenalan studio lighting

2. Praktek studio lighting

3. Model photography I 4. Praktek model I 5. Model photography

II 6. Praktek model II 7. Architecture and

Interior Photography 8. Model photography

III + praktek model 9. Praktek architecture/

Landscape 10. Pemotretan produk

(still Life)

1. Comersial Studio Lighting (teori)

2. Praktek Comersial Studio Lighting

3. Fashion Photography 4. Praktek Fashion

Photography 5. Pemotretan Produk 6. Wedding Photography

(teori) 7. Wedding Photography

(praktek) 8. Photography Jurnalistik 9. Model Art (teori) 10. Model Art (praktek) 11. Lighting character (teori) 12. Praktek Lighting character

Page 76: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 55

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Basic Intermediate Advance 11. Praktek still life 12. Pre wedding

photography 13. Hunting Pre-wedd

photography 14. Diskusi dan Tanya

jawab

13. Corporate photography 14. Art still life (teori+praktek) 15. Manajemen photography 16. Diskusi dan Tanya jawab

Sumber : Data Darwis Triadi School of Photography, 2015

f. Struktur Organisasi Struktur organisasi pada Darwis Triadi School of Photography

yang dipimpin oleh Darwis Triadi sendiri yaitu sebagai berikut :

Gambar 2.31 Struktur Organisasi Darwis Triadi School of Photography

Sumber : Data Darwis Triadi School of Photography, 2015

g. Ruang-ruang Dalam proses belajar mengajar Darwis Triadi juga memiliki

ruang-ruang didalamnya, antara lain :

1) Resepsionis

Gambar 2.32 Resepsionis Sumber : Observasi, 2015

Page 77: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 56

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

2) Ruang Tunggu

Gambar 2.33 Ruang Tunggu Sumber : Observasi, 2015

3) Ruang Kelas C Pada ruang kelas C merupakan kelas yang dikhususkan

untuk studio model dan studio produk. Pada area studio juga

terdapat gudang penyimpanan alat fotografi seperti lampu,

tripod, dan lain-lain untuk menunjang kelas. Ruang kelas C

difungsikan khusus untuk kelas praktek. Pada ruang kelas ini

harus menggunakan pencahayaan buatan (lampu) karena

dikhusukan sebagai studio.

Gambar 2.34 Ruang Kelas C

Sumber : Observasi, 2015

Page 78: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 57

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

4) Ruang Kelas A Pada ruang kelas A bisa difungsikan sebagai aktivitas

belajar mengajar secara teori dan juga kelas praktek. Maka dari

itu penggunaan jendela tetap ada untuk kelas teori namun saat

kelas praktek hanya difokuskan dengan pencahayaan buatan

(lampu). Untuk proses belajar mengajar, jumlah siswa dibatasi

guna keefektifan proses belajar yaitu maksimal 16 siswa.

Gambar 2.35 Ruang Kelas A Sumber : Observasi, 2015

5) Ruang Rias

Ruang ini digunakan sebagai ruang penunjang untuk rias

sang model yang akan menjadi objek pemotretan.

Gambar 2.36 Ruang Rias Sumber : Observasi, 2015

6) Ruang Kelas B

Pada ruang kelas ini berbeda dengan kelas A dan C,

karena kelas B sendiri hanya digunakan khusus untuk proses

Page 79: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 58

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

belajar mengajar yang berkaitan dengan kelas teori saja. Untuk

itu penggunaan jendela pada ruangan ini sangat diperlukan

untuk menerangi ruangan saat proses belajar mengajar.

Gambar 2.37 Ruang Kelas B Sumber : Observasi, 2015

7) Ruang Tamu

Gambar 2.38 Ruang Tamu Sumber : Observasi, 2015

8) Ruang Manajemen Ruang manajemen merupakan area kantor yang

mengurus segala administrasi sekolah. Terdapat meja-meja

kerja yang digunakan oleh para pegawai adminitrasi.

Page 80: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 59

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.39 Ruang Manajemen

Sumber : Observasi, 2015

9) Ruang Direktur

Gambar 2.40 Ruang Direktur

Sumber : Observasi, 2015

10) Kantin

Gambar 2.41 Kantin

Sumber : Observasi, 2015

Page 81: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 60

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

11) Pantry

Gambar 2.42 Pantry

Sumber : Observasi, 2015

12) Dapur

Gambar 2.43 Dapur

Sumber : Observasi, 2015

13) Taman

Gambar 2.44 Taman

Sumber : Observasi, 2015

Page 82: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 61

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

14) Studio Outdoor Studio outdoor digunakan untuk kelas praktek diluar

kelas dan biasanaya memotret model dengan

pemandangan kota dan tetap meperhatikan teknik

pencahayaan luar.

Gambar 2.45 Studio Outdoor

Sumber : Observasi, 2015

15) Frame Studio Frame studio di Darwis Triadi School ini merupakan

pemanfaatan dinding pada carport. Artinya selain digunakan

sebagai carport juga bisa digunakan untuk praktek pemotretan

dengan tema dinding yang ada.

Gambar 2.46 Frame Studio Sumber : Observasi, 2015

Page 83: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 62

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

16) Ruang Tidur Servis

Gambar 2.47 Ruang Tidur Servis

Sumber : Observasi, 2015

17) Gudang Peralatan Kelas

Gambar 2.48 Gudang Peralatan Kelas

Sumber : Observasi, 2015

18) Gudang Peralatan Fotografi Peralatan fotografi

harus disimpan di tempat

yang steril dan tidak boleh

terkena debu maupun jamur.

Sehingga gudang peralatan

harus memiliki ruang

tersendiri dan harus tertutup.

Gambar 2.49 Gudang Peralatan Fotografi

Sumber : Observasi, 2015

Page 84: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 63

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

19) KM/WC

Gambar 2.50 KM/WC

Sumber : Observasi, 2015

20) Mushola

Gambar 2.51 Mushola

Sumber : Observasi, 2015

Page 85: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 64

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.52 Denah Lantai 1 dan 2

Sumber : Observasi, 2015

Page 86: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 65

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

2.4.2. OHD Museum

OHD Museum merupakan museum privat yang dimiliki oleh dr.

Oei Hong Djien, SpPA (lahir di Magelang, Jawa Tengah, 5 April 1939)

adalah seorang kolektor dan kurator seni rupa Indonesia terkenal

asal Magelang, Jawa Tengah. Pria yang akrab disebut OHD selain

dikenal sebagai kolektor lukisan juga dikenal sebagai pedagang

tembakau sekaligus grader (penentu kualitas tembakau) untuk

PT. Djarum Kudus. Gelar dokter OHD diperoleh dari Universitas

Indonesia dan spesialisasi didapat dari Belanda.

Namanya sebagai kolektor sangat dikenal di kalangan seni rupa

di seluruh Indonesia dan berbagai negara. Pada awalnya OHD memiliki

lukisan karya maestro dunia seperti Picasso, Van Gogh, Monet,

dan Rembrandt. OHD sangat bergaul akrab dengan lingkungan pelukis.

Menurut beberapa sumber, konon koleksi Museum OHD telah mencapai

angka 10.000 buah koleksi karya seni dengan beraneka ragam media

hasil kreasi perupa papan atas Indonesia dan dunia. Seperti

karya Affandi, Basoeki Abdullah, Lee Man Fong, S. Sudjojono, Hendra

Gunawan, Widayat, Fadjar Sidik, Edi Sunaryo, Heri Dono, Nasirun, Agus

Suwage, Ugo Untoro, Dadang Christanto, dan masih banyak lainnya,

sehingga para peneliti seni rupa Indonesia dari berbagai negara tak

akan merasa lengkap tanpa menjadikan OHD sebagai narasumber

(https://id.wikipedia.org/wiki/Oei_Hong_Djien diakses tanggal 27

Desember 2015 pukul 08.30 WIB).

Gambar 2.53 OHD Museum Sumber : Observasi, 2015

Page 87: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 66

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

a. Lokasi OHD museum terletak di Jalan Jenggolo no.14 Magelang,

Jawa Tengah.

Gambar 2.54 Lokasi OHD Museum

Sumber : Google Earth, 2015

b. Sejarah Museum unik di tengah kota Magelang Jawa Tengah ini

memang belum setenah Museum Affandi yang ada di Jogja.

Namanya Museum OHD. Museum ini sengaja mengambil nama

pemiliknya yang bernama Oei Hang Djien. Museum unik ini

terletak di dua lokasi yang berbeda. Yang pertama berada di Jl.

Pangeran Diponegoro no 74 dan lainnya Jl. Jenggolo no 14.

ALUN-ALUN MAGELANG

OHD MUSEUM SUMBER WARAS HOTEL

Page 88: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 67

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Museum ini didirikan oleh seorang kolektor asal Magelang,

bernama Oei Hang Djien. Pria yang lahir pada tanggal 5 April 77

tahun silam lebih akrab dipanggil dengan sebutan OHD. OHD

memulai koleksinya pada tahun 1970an. Dan untuk menyimpan

seluruh koleksinya OHD membangun museum yang pertama pada

tahun 1997. Dengan jumlah koleksi yang terus bertambah, ia lalu

membuat museum keduanya pada tahun 2006. Pada 5 April 2012,

menandai hari kelahirannya yang ke-73, beliau meresmikan New

OHD Museum, museum ketiga yang didirikan di Jalan Jenggolo

No 14 Magelang, yang dipenuhi karya-karya seni rupa berkualitas

di Indonesia.

OHD sudah memiliki koleksi lebih dari 2000 karya seni,

yang terdiri dari karya anak bangsa. Diantaranya adalah lukisan,

pahatan, seni instalasi, patung ataupun new media art. Karya seni

ini dibuat oleh seniman-seniman besar Indonesia, seperti Affandi,

S.Sudjojono, Hendra Gunawan, Widayat, dan Soedibio. Tapi tidak

hanya karya seniman besar juga yang dipasang di museum ini,

OHD juga menjadi wadah bagi seniman-seniman baru yang ingin

menuangkan kreativitasnya.

Di museum pertama yang lokasinya berdampingan dengan

kediaman sang kolektor, dikonsep dengan konsep rumahan,

sehingga memunculkan efek kehangatan didalamnya. Berisi 120

karya dan hanya dibuat oleh 5 seniman saja. Yaitu karya Affandi,

S.Sudjojono, Hendra Gunawan, Widayat, dan Soedibio.

Sementara di museum yang kedua yang lokasinya juga

bersebelahan dengan museum yang pertama, di konsep dengan

pola yang lebih minimalis, karena karya yang dipaparkan di

dalamnya lebih ringan.

Berbeda dengan konsep sebelumnya, New Museum OHD

dibuat dengan konsep yang benar-benar modern. Karena di

museum ini OHD ingin memunculkan kesan baru, seperti karya

yang dipaparkan didalamnya, yang merupakan seni rupa modern.

Yang menarik pada museum ini, isi yang dipaparkan. Karya yang

dibuat tidak hanya dari bahan baku baru saja, tapi ada juga yang

Page 89: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 68

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

terbuat dari bahan bekas. Selain itu, museum OHD pernah

dinobatkan oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) pada tanggal

23 April 2012 dengan kategori Gudang Tembakau yang Menjadi

Museum dengan koleksi Lukisan Indonesia Terlengkap Mewakili

Setiap Periode. Museum ini juga termasuk dalam museum

terlengkap di Indonesia bahkan di dunia.

c. Visi dan Misi OHD ingin museum ini menjadi pusat pembelajaran bagi generasi

muda dan agar masyarakat dapat memahami karya seni

Indonesia.

OHD ingin mengenalkan seni rupa Indonesia yang sangat luar

biasa keindahannya kepada masyarakat seluruh dunia.

d. Ruang-ruang Pada OHD Museum terdapat entrance yang menjadikan

icon dari museum OHD. Konsep lorong yang unik menjadikan

entrance ini menjadi salah satu spot pengambilan gambar yang

bagus. Dengan permainan celah yang dapat dijadikan sebagai

masuknya cahaya matahari kedalam lorong tersebut melengkapi

keunikan entrance tersebut.

Gambar 2.55 Entrance OHD Museum

Sumber : Observasi, 2015

Page 90: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 69

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Fasilitas utama dan pendukung yang terdapat pada OHD

Museum antara lain : 1) Fasilitas Utama OHD Museum

a) Ruang Pamer Ruang pamer pada OHD Museum terpisah dengan

area pengelola, yang didalamnya terdapat 2 lantai untuk

area pamer. Dimana pada area pamer lantai 1

merupakan ruang pamer dan terdapat spot yang unik

yaitu material lantai yang masih asli yaitu menggunakan

material tegel, dan terdapat satu spot yang didesain

dengan mengangkatnya seakan-akan terlupas dari

lantainya. Dengan dimaksudkan sebagai seni yang

langsung dibuat saat itu juga. Sementara jangka

pergantian karya yang dipamerkan sekitar 2 bulan sampai

8 bulan sekali.

Gambar 2.56 Ruang Pamer Sumber : Observasi, 2015

b) Kantor Administrasi

Kantor pengelola terdapat di lantai 2 dan meeting

room terdapat di lantai 1, sementara pada area belakang

terdapat KM/WC dan dapur.

Page 91: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 70

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.57 Kantor Pengelola

Sumber : Observasi, 2015

c) Ruang Penyimpanan Koleksi Ruang ini terletak pada are belakang dan juga

difungsikan sebagai ruang reparasi koleksi. 2) Fasilitas Pendukung OHD Museum

a) Pos Keamanan

Gambar 2.58 Pos Keamanan

Sumber : Observasi, 2015

b) Kafetaria Terdapat kafetaria

yang disediakan untuk

duduk-duduk santai setelah

mengelilingi museum.

Dinding kafetaria dibuat

menarik yaitu terdapat

gambar-gambar skala besar

yang mengelilingi dinding.

Gambar 2.59 Kafetaria Sumber : Observasi, 2015

Page 92: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 71

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

c) Penjualan Tiket dan Penjuala Souvenir Penjualan tiket berbarengan dengan penjualan

souvenir. Letaknya bersamaan dengan bangunan

pengelola di bagian lantai 1.

Gambar 2.60 Penjualan Tiket dan Penjualan Souvenir

Sumber : Observasi, 2015

d) Toilet

Gambar 2.61 Toilet

Sumber : Observasi, 2015

e) Parkir Lokasinya yang tidak direncanakan sejak awal

menjadi kendala sehingga tidak ada area parkir yang

nyaman. Hal ini jelas terlihat para pengendara

memarkirkan kendaraannya dipinggir jalan yang

sebenarnya mengganggu aktivitas jalan itu sendiri.

Page 93: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 72

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.62 Kondisi Parkir Sumber : Observasi, 2015

2.4.3. Samsung Innovation Museum (SIM) Samsung Electronics menandai ulang tahun ke-45 hari ini dengan

membuka Samsung Innovation Museum. Samsung Innovasition

Museum menyatukan beberapa karya sejarah sebenarnya dari inovasi

elektronik.

Gambar 2.63 Samsung Innovation Museum

Sumber : http://tizenindonesia.blogspot.co.id , 2014

a. Lokasi Samsung Innovation Museum (SIM) yang didedikasikan

untuk menjelajahi masa lalu, sekarang dan masa depan dari industri

elektronik terletak di Samsung Digital City di Suwon, Korea

Selatan.

b. Fasilitas Museum ini memiliki lima lantai dengan luas 10.950 m2 ini

dibagi menjadi tiga ruang pameran untuk menandai masa lalu,

Page 94: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 73

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

sekarang dan masa depan industri elektronik. Dalam Hall 1 dan 2,

pengunjung dapat belajar tentang lebih dari 150 benda-benda

bersejarah sementara Hall 3 memamerkan inovasi saat ini dan

masa depan. Setiap ruang memiliki informasi tentang masing-

masing produk serta video khusus yang diciptakan untuk

memberikan konteks tambahan.

Zonasi perlantai di Samsung Innovation Museum adalah

sebagai berikut :

1) Lantai 1 : Samsung History Hall

2) Lantai 2 : The Age of Innovation Industry

3) Lantai 3 : The Age of Creation

4) Lantai 4 : The Age of Inventors

5) Lantai 5

Samsung History Hall Terletak di lantai pertama dari SIM adalah Samsung History

Hall yang berbicara khusus tentang filosofi perusahaan dan sejarah

inovasi Samsung. Pengunjung dapat belajar tentang awal dari

perusahaan, tantangan yang telah diatasi, dan "Manajemen Baru"

etos perusahaan yang berhasil mengubah perusahaan dan, dengan

perluasan, industri elektronik.

Gambar 2.64 Samsung History Hall

Sumber : http://tizenindonesia.blogspot.co.id , 2014

Page 95: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 74

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Exhibition Hall 1: The Age of Inventors Exhibition Hall 1 atau zona penemu bercerita tentang awal

mula industri elektronik antara abad 18 dan 20. Pameran ini

menampilkan beberapa penemuan paling inovatif dan bersejarah

oleh Michael Faraday, Thomas Edison dan Graham Bell. Aula

dibagi menjadi lima area: penemuan listrik, pencahayaan,

telekomunikasi, peralatan rumah tangga dan radio. Setiap area

secara terpisah ditempatkan dalam atap berbentuk kerucut yang

menggantung dari langit-langit.

Pengunjung dapat menonton video yang memperkenalkan

bagaimana lima penemuan bersejarah ini meningkatkan kehidupan

kita dari layar dalam kerucut . Aula juga menggambarkan sejarah

perusahaan secara rinci yang menjadi pelopor dalam industri:

Siemens (didirikan tahun 1847); AT&T (1885); Philips (1891); GE

(1892); dan NEC (1899).

Gambar 2.65 Exhibition Hall 1 The Age Inventors

Sumber : http://tizenindonesia.blogspot.co.id , 2014

Page 96: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 75

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Exhibition Hall 2: The Age of Industry Innovation The Age of Industry Innovation atau dikenal dengan zona

inovasi industri diisi oleh produk-produk dari Samsung dan sejumlah

kompetitornya. Inovasi dan kemajuan teknologi konduktor, layar dan

industri mobile juga dipamerkan di aula ini. Aula ini terdiri dari 3

(tiga) area yang memberikan wawasan tentang pilar utama yang

mendukung industri elektronik: Semikonduktor, Layar dan Mobile.

Munculnya semikonduktor memungkinkan pengolahan

informasi berkecepatan tinggi dan pengembangan layar dan

komunikasi mobile terus berkontribusi untuk membuat informasi

yang dapat diakses dimana-mana.

Gambar 2.66 Area Semikonduktor

Sumber : http://tizenindonesia.blogspot.co.id , 2014

Pengunjung dapat belajar tentang landmark teknologi seperti

penemuan transistor, pengembangan sirkuit terpadu, dan evolusi

teknologi layar.

Gambar 2.67 Area Layar dan Transitor Sumber : http://tech.huanqiu.com , 2014

Page 97: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 76

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Zona Mobile menampilkan ponsel pertama di dunia serta

smartphone pertama di dunia.

Gambar 2.68 Area Mobile

Sumber : http://vibiznews.com , 2014

Terletak di Hall 2 bersama produk Samsung adalah yang

dibuat oleh perusahaan terkemuka lainnya yang telah memajukan

masyarakat modern seperti Intel, Sony, Sharp, Nokia dan Motorola.

Ada juga lab SIM dimana anak-anak dapat belajar bagaimana

semikonduktor, layar dan komunikasi mobile.

Exhibition Hall 3: The Age of Creation Zona kreasi yaitu Hall terakhir menampilkan visi Samsung

Electronics untuk masa depan dan juga menampilkan teknologi

yang paling canggih. Ruang ini dibagi menjadi 3 (tiga) bidang: SIM

Theater, Product Gallery dan Nanum Gallery Samsung.

SIM Theater menampilkan layar panorama UHD 180 derajat

di mana pengunjung dapat belajar tentang komitmen Samsung

untuk inovasi dan membangun masa depan yang lebih baik.

Gambar 2.69 Bidang SIM Theater Sumber : http://3cue.com , 2013

Page 98: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 77

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Product Gallery mengeksplorasi masa depan masyarakat

dimana Samsung membayangkan melalui inovasi terkemuka, mulai

dari solusi B2B dengan produk kelas dunia terbaru seperti TV

melengkung dan Samsung Smart Home. Zona B2B dibagi menjadi

tujuh bagian: Retail, Healthcare, Hospitality, Government, Finance,

Enterprise Mobility dan Education. Setiap bagian B2B menampilkan

berbagai produk dan solusi B2B dari Samsung dimana pengunjung

dapat berinteraksi dengannya dan manjadi pengalaman pertama

melihat tampilan seluruh produk dan layanan Samsung. Di ruangan

ini, para pengunjung bisa mencoba semua perangkat yang pernah

diluncurkan Samsung.

Gambar 2.70 Product Gallery

Sumber : http://www.businesskorea.co.kr , 2014

Nanum Gallery menampilkan souvenir dan proyek kontribusi

sosial Samsung. Penerimaan dari galeri akan langsung mendukung

dan mendanai berlangsungnya kegiatan kontribusi sosial.

Gambar 2.71 Nanum Gallery

Sumber : http://www.bdci.co.kr , 2014

Page 99: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 78

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

2.4.4. Galeri Sangkring Art Space Kehadiran Galeri Sangkring Art Space tidak bisa lepas dari sosok

seniman Putu Sutawijaya, perupa kelahiran Bali yang hijrah untuk

berpendidikan di FSR ISI Yogyakarta jurusan seni murni minat utama

seni lukis pada tahun 1991. Selama dekade 90-an tersebut,

perkembangan kekaryaan “kecenderuangan Bali” yang bercorak

ekspresif terbaca jelas pada karya-karya perupa Bali.

Putu sendiri tidak secara murni menerapkan kecenderungan

ekspresif tersebut tetapi lebih signifikan pada ketertarikannya pada

persoalan tubuh. Dengan garis dan blabar (brush strokes) yang

ekspresif. Konsistensinya dalam berkarya dan totalitas artistik yang

tinggi menjadikan Putu Sutawijaya telah menjadi salah satu ikon yang

diperhitungkan dalam konstelasi perupa Bali yang berproses kreatif di

Yogyakarta. (Sumber : http://www.sangkringartspace.net diakses

tanggal 8 Desember 2015 pukul 09.00 WIB)

a. Lokasi Sangkring Art Space berlokasi di Jalan Nitiprayen no.88 RT

01 RW 20 Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

Page 100: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 79

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 2.72 Lokasi Sangkring Art Space

Sumber : Google Earth, 2016 b. Sejarah

Sangkring Art Space berdiri pada tanggal 31 Mei 2007.

Nama Sangkring diambil dari nama leluhur Putu Sutawijaya,

perupa dan pendiri Sangkring Art Space, dengan pertimbangan

bahwa nama ini dapat menjadi spirit untuk mempertautkan diri

dengan masa lalu dan motivasi untuk melangkah dalam proses

kreatif di dunia seni rupa.

Dengan pertimbangan itu, Sangkring Art Space membuka

diri untuk berbagi dengan yang tua dan yang muda, yang lama

dan yang baru, dalam sebuah ruang kreativitas. Dengan begitu

Sangkring Art Space menghargai perbedaan dan menjunjung

tinggi solidaritas berkesenian, tanpa memperdulikan asal usul

budaya dan ideologi. Dalam perkataan lain Sangkring Art space

UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA

GEDUNG PERTEMUAN B2P3KS

SANGKRING ART SPACE

RADIO JIS FM

Page 101: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 80

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

berkecenderungan menjadi ruang eksperimen bagi semua

kalangan dan pelaku seni.

Di sini, di Sangkring Art Space, yang tua dihormati, yang

muda dihargai, yang pinggiran dibela, yang alternative diberi

kesempatan, untuk sama-sama berkarya. Sebab, Sangkring Art

Space menyadari sepenuhnya bahwa ruang seni sebagai ruang

berbagi dan solidaritas masih sangat dibutuhkan di negeri ini.

c. Visi dan Misi Merangkul, menggandeng, dan merengkuh puspa ragam seni

dalam sebuah ruang seni.

Mempergelarkan dan mempertunjukan aneka rupa praktik seni,

dimana perbedaan dan eksperimen kreativitas dihargai sama

tinggi.

d. Ruang-ruang Sangkring Art Space merupakan galeri seni yang berada di

Yogyakarta dan menjadi media representatif bagi para seniman

berkreasi. Dan jadi tempat untuk menggelar karya seni bagi

banyak seniman dan menyediakan ruang kreativitas bagi seniman

muda maupun tua yang mau menampilkan hasil karya seninya.

Bentuk

kegiatannya sendiri

bersifat open-ended

management, artinya

merancang dan

mengelola secara

internal, namun juga

menerima tawaran

kegiatan dari pihak luar

secara terbuka.

Gambar 2.73 Sangkring Art Space Tampak Depan Sumber : Observasi, 2015

Page 102: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 81

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

1) Fasilitas Utama a) Ruang Pamer

Ruang pamer di galeri Sangkring Art Space terdiri

dari 2 (dua) lantai. Sang Arsitek Bapak Eko Prawoto

mengkonsep dalam bangunan ini jendela ditempatkan

sebagai penerus dinding karena fungsi bangunan itu

sendiri sebagai ruang pamer.

Gambar 2.74 Ruang Pamer Lantai 1 (kiri) dan Ruang Pamer Lantai 2 (kanan)

Sumber : Observasi, 2015

b) Kantor Kantor galeri

terdapat di area

depan dan

bersebelahan

dengan area lobby.

Gambar 2.75 Kantor Sumber : Observasi, 2015

2) Fasilitas Penunjang a) Lobby

Area lobby merupakan area penerima dari

bangunan tersebut. Pada area ini juga menjadi ruang info

tentang semua kegiatan pameran, yaitu sebagai pengisi

tanda hadir dan skema ruang pamer. Pada area ini

terkonsep unik yaitu sebagai batas antara area lobby

dengan ruang pamer terdapat jembatan penghubung

Page 103: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 82

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

yang terbuat dari kaca dan terdapat ikan-ikan besar yang

ada di bawahnya. Hal ini memberikan kesan sejuk namun

juga memberikan kesan yang sedikit ngeri dengan

adanya kaca sebagai jembatan untuk melintas.

Gambar 2.76 Area Lobby Sumber : Observasi, 2015

b) Smoking Area Pada area

luar lantai 2

terdapat ruang

terbuka yang juga

bisa difungsikan

sebagai smoking

area.

c) Parkir Area parkir

terletak berada di

depan bangunan

tersebut, namun

jika kapasitas

kendaraan lebih

maka kendaraan

parkir di seberang

jalan. Gambar 2.78 Are Parkir

Sumber : Observasi, 2015

Gambar 2.77 Smoking Area Sumber : Observasi, 2015

Page 104: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 189

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Fungsional Bangunan dan Kepemilikan

Fungsi dari bangunan Pusat Fotografi dengan pendekatan arsitektur

kontemporer adalah sebagai salah satu bangunan sarana edukasi dibidang seni

fotografi, dimana sekolah fotografi menjadi kegiatan utama dan terdapat fasilitas

penunjang seperti galeri dan museum fotografi.

Kepemilikan dari Pusat Fotografi ini adalah milik swasta, dimana Pusat

Fotografi ini sendiri dipimpin oleh direktur utama dan terdapat pemimpin lain

pada tiap kegiatan seperti direktur sekolah fotografi serta direktur galeri dan

museum fotografi. Sehingga semua keputusan diambil oleh direktur utama

setelah adanya koordinasi pada direktur yang menangani tiap bidang

didalamnya.

5. 1. Konsep Fungsional 5.1.1. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

Pelaku yang terdapat dalam Pusat Fotografi dapat dikelompokan

menjadi 4 (empat) antara lain : e. Siswa f. Pengunjung g. Pengelola

4) Kelompok Pengelola Utama

5) Kelompok Pengelola Sekolah Fotografi

6) Kelompok Pengelola Galeri dan Museum Fotografi

h. Servis 3) Kelompok Keamanan

4) Kelompok Teknisi

Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan pelaku pada Pusat Fotografi

antara lain sebagai berikut : Tabel 5.1 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang pada Siswa

No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

1 Mamarkirkan kendaraan Parkir

2 Menanyakan informasi Resepsionis

Page 105: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 190

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

3 Mengisi tanda kehadiran Ruang Presensi

4 Mengikuti kelas teori Ruang Kelas

5 Mengikuti kelas praktek indoor Studio Indoor

6 Mengikuti kelas praktek outdoor Studio Outdoor

7 Mencari literature buku Perpustakaan

8 Belajar Fotografi modern Laboratorium

9 Makan dan Minum Kantin

10 Memamerkan karya Galeri Fotografi

11 Melihat sejarah perkembangan fotografi Musuem Fotografi

12 Belajar cetak kamera analog Darkroom (Ruang Gelap)

13 Membeli peralatan fotografi Retail

14 Buang air besar / buang air kecil Toilet

Sumber : Analisis, 2016

Tabel 5.2 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang pada Pengunjung No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

1 Memarkirkan kendaraan Parkir pengunjung 2 Melihat pameran karya Galeri Fotografi

3 Melihat sejarah perkembangan fotografi Musuem Fotografi

4 Membeli tiket dan menitipkan barang

Ruang penjualan tiket dan penitipan barang

5 Buang air besar / buang air kecil Toilet 6 Mengambil uang tunai ATM Centre 7 Membeli souvenir Ssouvenir center

Sumber : Analisis, 2016

Tabel 5.3 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Pengelola No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

1 Bekerja

d. Pengelola Utama 3) Ruang Direktur Utama 4) Ruang Wakil Direktur Utama

e. Pengelola Sekolah Fotografi 5) Ruang Direktur 6) Ruang Mentor / Pengajar 7) Resepsionis 8) Ruang Kantor Administrasi

Page 106: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 191

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

f. Pengelola Galeri dan Museum Fotografi 10) Ruang Direktur 11) Ruang Kabag TU 12) Ruang Kabag Kuratorial 13) Ruang Kabag Konservasi dan

preparasi 14) Ruang Kabag Bimbingan dan

Edukasi 15) Ruang Kabag Konservator

Perpustakaan 16) Penjualan Tiket dan penitipan barang 17) Penjualan Souvenir 18) Perpustakaan

2 Menyimpan peralatan fotografi Gudang Peralatan fotografi 3 Mereparasi koleksi pameran Bengkel Reparasi 4 Menyimpan Koleksi Pameran Ruang Penyimpanan Koleksi 5 Rapat Ruang Rapat 6 Makan dan Minum Pantry / Food court

7 Buang air besar / buang air kecil Toilet

8 Beribadah Mushola 9 Memarkirkan kendaraan Parkir Pengelola

Sumber : Analisis, 2016

Tabel 5.4 Aktivitas dan Kebutuhan Ruang Servis No AKTIVITAS KEBUTUHAN RUANG

1 Memarkirkan kendaraan Parkir 2 Makan dan Minum Pantry

3 Buang air besar / buang air kecil Toilet

4 Bekerja c. Kelompok Keamanan 4) Ruang Kepala Keamanan

5) Ruang kontrol CCTV 6) Pos Keamanan

d. Kelompok Teknisi 4) Ruang Cleaning Service 5) Ruang ME

(k) Ruang PABX (l) Ruang Panel (m) Ruang Genset (n) Shaft (o) Penampungan Air Bersih (p) Ruang Sampah (q) Ruang Pompa (r) Ruang AHU

Sumber : Analisis, 2016

Page 107: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 192

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

5.1.2. Kelompok Ruang, Hubungan Kelompok Ruang dan Sirkulasi Ruang

a. Kelompok Ruang Tabel 5.5 Kelompok Ruang

Kelompok Ruang Ruang

Kegiatan Utama

d. Sekolah Fotografi 13) Lobby 14) Resepsionis 15) Ruang Presensi 16) Ruang Kelas 17) Studio Indoor

d) Studio Produk e) Studio Portrai f) Studio Fashion

18) Studio Outdoor 19) Laboratorium 20) Ruang Rias 21) Gudang Alat Fotografi 22) Gudang 23) Toilet 24) Mushola

e. Galeri Fotografi 4) Lobby 5) Ruang Pamer 6) Ruang Penyimpanan

f. Museum Fotografi 9) Tiketing dan penitipan barang 10) Lobby 11) Pameran Tetap 12) Pameran Temporer 13) Ruang Penyimpanan 14) Bengkel Reparasi 15) Toilet 16) Mushola

Kegiatan Penunjang

f. Darkroom (Ruang Gelap) g. Retail / Souveir center h. Perpustakaann i. Ruang Serbaguna / Function Room

Pengelola

h. Pengelola Utama 3) Ruang Direktur Utama 4) Ruang Wakil Direktur Utama

i. Pengelola Sekolah Fotografi 4) Ruang Direktur 5) Ruang Mentor / Pengajar 6) Ruang Kantor Administrasi

j. Pengelola Galeri dan Museum Fotografi 6) Ruang Direktur 7) Ruang Kabag TU 8) Ruang Kabag Konservasi dan Preparasi + Staff 9) Ruang Kabag Bimbingan dan Edukasi + Staff 10) Ruang Kabag Konservator Perpustakaan + Staff

k. Ruang Rapat

Page 108: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 193

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Kelompok Ruang Ruang l. Pantry m. Toilet n. Mushola

Servis

e. Parkir f. Toilet g. Kelompok Keamanan

4) Ruang Kepala Keamanan 5) Ruang Kontrol CCTV 6) Pos Keamanan

h. Kelompok Teknisi 7) Ruang Cleaning Service 8) Ruang Pengolah Sampah 9) Gudang 10) Loading Dock 11) Ruang ME

(k) Ruang Genset (l) Ruang Panel (m) Ruang PABX (n) Shaff (o) Penampungan Air Bersih (p) Ruang Sampah (q) Ruang Pompa (r) Ruang AHU

Sumber : Analisis, 2016

b. Hubungan Kelompok Ruang

Gambar 5.1 Hubungan Kelompok Ruang Sumber : Analisis, 2016

c. Sirkulasi Ruang

Berikut sirkulasi ruang sesuai dengan kelompok kegiatan

pelaku yang ada di Pusat Fotografi, yaitu antara lain :

Hubungan Sangat Erat

Hubungan Kurang Erat

Kelompok Kegiatan Utama

(Sekolah Fotografi)

Kelompok Kegiatan Pengelola

Kelompok Kegiatan Servis /

Kelompok Kegiatan Penunjang

(Galeri dan Museum Fotografi)

Page 109: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 194

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

1) Siswa

Gambar 5.2 Sirkulasi Ruang Siswa

Sumber : Analisis, 2016 2) Pengunjung

Gambar 5.3 Sirkulasi Ruang Pengunjung Sumber : Analisis, 2016

PARKIR RETAIL

GALERI DAN MUSEUM

FOTOGRAFI

SEKOLAH FOTOGRAFI

RESEPSIONIS

PRESENS

4. STUDIO PRODUK

5. STUDIO PORTRAIT

6. STUDIO FASHION

RUANG KELAS

R. ADMINISTRASI

TOILET

STUDIO OUTDOOR

KANTIN

RUANG RIAS

PERPUSTAKAAN

STUDIO INDOOR

LABORATORIUM

R. TIKET & PENITIPAN

BARANG

PARKIR

RETAIL

GALERI DAN

MUSEUM FOTOGRAF

LOBBY

RUANG PAMER TETAP

RUANG PAMER TEMPORER

LOUNGE

RUANG PAMER GALERI

MUSEUM

PERPUSTAKAAN

SOUVENIR

TOILET

MUSHOLA

KAFETARIA

POS KESEHATAN

Page 110: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 195

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

3) Pengelola

Gambar 5.4 Sirkulasi Ruang Pengelola Sumber : Analisis, 2016

PARKIR

RETAIL

KANTOR PENGELOLA

LOBBY

PENGELOLA UTAMA

R. DIREKTUR UTAMA

R. WAKIL DIREKTUR UTAMA

PENGELOLA SEKOLAH

FOTOGRAFI

RUANG DIREKTUR

RUANG MENTOR

HALL

SEKOLAH FOTOGRAFI

GALERI & MUSEUM FOTOGRAFI

PENGELOLA GALERI & MUSUEM

FOTOGRAFI

RUANG PENYIMPANAN KOLEKSI GALERI

RUANG PENYIMPANAN KOLEKSI MUSEUM

RUANG REPARASI KOLEKSI MUSUEM

RUANG DIREKTUR

R. KABAG TU + STAFF

R. KABAG KONSERVASI & PREPARASI + STAFF

R. KABAG BIMBINGAN & EDUKASI + STAFF

TOILET

MUSHOLA

PANTRY

Page 111: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 196

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

4) Servis

Gambar 5.5 Sirkulasi Ruang Servis Sumber : Analisis, 2016

5.1.3. Besaran Ruang

Berikut studi besaran ruang yang dibutuhkan dalam perencanaan

dan perancangan bangunan Pusat Fotografi, antara lain : g. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama

Tabel 5.6 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama

No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2) Sekolah Fotografi

1 Lobby 2 m2/org NAD 10 orang 10 x 2 m2 20 2 Resepsionis 2 m2/org NAD 4 orang 4 x 2 m2 8 3 Presensi 1 m2/org AS 2 orang 2 x 1 m2 2 4 Ruang Kelas 3 m2/org NAD 18 orang /

unit x 3 unit 18 x 3 m2 = 54 m2

3 x 54 m2 = 162 m2 162

5 Studio Indoor 4) Studio

Produk - AS - 40 m2 40

5) Studio Portrait - AS - 40 m2 40

6) Studio Fashion - AS - 45 m2 45

6 Studio Outdoor - SK - 64 m2 64

7 Ruang Rias 2.5 m2/org SK 3 orang 3 x 2.5 m2 7.5 8 Laboratorium

Komputer 4 m2/org NAD 18 orang 18 x 4 m2 72

RUANG GENSET

RUANG PANEL

RUANG TRAFO

RUANG PABX

GUDANG

RUANG SAMPAH

LOADING DOCK

RUANG CLEANING SERVICE

TOILET

PARKIR

AREA RUANG SERVIS

POS KEAMANAN

SEKOLAH FOTOGRAFI

GALERI & MUSEUM

FOTOGRAFI

Page 112: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 197

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2) 9 Gudang Alat

Fotografi - SK - 25 m2 25

10 Gudang - SK - 20 m2 20 11 Toilet

Toilet Pria

0.89 m2/ur 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 3.34 m2

TSS 6 set 3.34 x 6 m2 20.04

Toilet Wanita 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 2.45 m2

TSS 6 set 2.45 x 6 m2 14.7

12 Mushola 2.4 m2/org NAD 15 orang 15 x 2.4 m2 36 Jumlah 540.24

Galeri Fotografi 1 Lobby 2 m2/org NAD 20 orang 20 x 2 m2 40 2 Tiketing dan

penitipan barang

0.7 m2/org NAD 20 orang 20 x 0.7 m2 14

3 Ruang Pamer 4 m2/org PPMU 30 orang 30 x 4 m2 120 4 Ruang

Penyimpanan - PPMU - 25 m2 25

Jumlah 199 Museum Fotografi

1 Pameran Tetap

4 m2/org

PPMU 30 Orang

30 x 4 m2

120

2 Pameran Temporer

4 m2/org

PPMU 30 Orang

30 x 4 m2

120

3 Ruang Penyimpanan - PPMU - 25 m2 25

4 Bengkel Reparasi - PPMU - 20 m2 20

5 Toilet

Toilet Pria

0.89 m2/ur 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 3.34 m2

TSS 6 set 3.34 x 6 m2 20.04

Toilet Wanita 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 2.45 m2

TSS 6 set 2.45 x 6 m2 14.7

6 Mushola 2.4 m2/org NAD 30 orang 30 x 2.4 m2 72 Jumlah 391.74

Jumlah keseluruhan 1130.98 Sirkulasi 30 % 339.294 TOTAL 1470.274

Sumber : Analisis, 2016

h. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang Tabel 5.7 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang

No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas (m2)

1 Darkroom 5 m2/org AS 4 orang 5 x 4 m2 20

Page 113: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 198

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas (m2)

(Ruang Gelap)

2 Retail 2 m2/org NAD 5 orang /

unit x 4 unit

5 x 2 m2 = 10 m2

10 x 4 unit = 40 m2

40

3 Perpustakaan

Ruang Ka + Staff 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15

R. Katalog dan buku

10 m2 / 1000 vol NAD 8000 bh 10 x 8 m2 80

R. Baca 2.32 m2/org NAD 15 orang 15 x 2.32 m2 34.8 Ruang Komputer 1 m2/org NAD 3 orang 3 x 1 m2 3

4 Ruang Serbaguna / Function Room

Aula 2 m2/org NAD 90 orang 90 x 3 m2 180

Ruang Transit 2 m2/org AS 5 orang 5 x 2 m2 10 Ruang Audio 2 m2/org AS 2 orang 2 x 2 m2 4

Jumlah 386.8 Sirkulasi 30 % 116.04 TOTAL 484.84

Sumber : Analisis, 2016

i. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola Tabel 5.8 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola

No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2) Pengelola Utama

1 Ruang Direktur Utama 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20

2 Ruang Wakil Direktur Utama 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20

Pengelola Sekolah Fotografi 3 Ruang Direktur 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20 4 Ruang Mentor 2.5 m2/org NAD 10 orang 10 x 2.5 m2 25

5 Ruang Administrasi 2.5 m2/org NAD 5 orang 5 x 2.5 m2 12.5

Pengelola Galeri dan Museum Fotografi 6 Ruang Direktur 20 m2/org NAD 1 orang 1 x 20 m2 20

7 R. Kabag TU + Staff 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15

8 Ruang Kabag Kuratorial + Staff 5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2

15

9 Ruang Kabag Konservasi dan Preparasi + Staff

5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15

10 Ruang Kabag Bimbingan dan Edukasi +Staff

5 m2/org AS 3 orang 3 x 5 m2 15

11 Meeting Room 3 m2/org NAD 15 orang 15 x 45 m2 45

Page 114: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 199

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2)

12 Toilet Direksi Pria

0.89 m2/ur 1.53 m2/wc 0.92 m2/ws = 3.34 m2

TSS 2 set 3.34 x 2 m2 6.68

13 Toilet Direksi Wanita

0.89 m2/ur 1.53 m2/wc TSS 2 set 2.45 x 2 m2 4.9

14 Pantry 1.5 m2/org SK 6 orang 6 x 1.5 m2 9 15 Mushola 2.4 m2/org NAD 30 orang 30 x 2.4 m2 72

Jumlah 315.08 Sirkulasi 30 % 94.524 TOTAL 409.604

Sumber : Analisis, 2016

j. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis Tabel 5.9 Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis

No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2) 1 Ruang Loker - AS 1 Unit - 15 2 Ruang Genset - MEE 1 Unit 1 x 60 m2 60 3 Ruang Panel - MEE 1 Unit 1 x 9 m2 9 4 Ruang PABX - NAD 1 Unit 1 x 15 m2 15 5 Ruang Trafo - NAD 1 Unit 1 x 9 m2 9 6 Ruang MDP - MEE 1 Unit 1 x 16 m2 16

7 Ruang SDP - MEE 2 Unit 1 x 5 = 5 m2

5 x 2 unit = 10 m2

10

8 Ruang Sampah - NAD 1 Unit 1 x 8 m2 8 9 Ruang AHU - AS 2 Unit 2 x 24 m2 48

10 Gudang - AS 1 Unit 1 x 10 m2 10 11 Loading Dock 2.4 m2/org AS 2 Unit 2 x 2.4 m2 4.8 12 Pos Keamanan 4 m2/org AS 3 Unit 3 x 4 m2 12

13 Ruang Cleaning Servis 2.5 m2/org NAD 12 orang 12 x 2.5 m2 30

Jumlah 609.2 Sirkulasi 30 % 182.76 TOTAL 791.96

Sumber : Analisis, 2016

k. Besaran Luas Parkir Tabel 5.10 Besaran Luas Parkir

No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2) 1 Parkir Sekolah Fotografi Motor 3 m2/motor HED 27 motor 27 x 3 m2 81 Mobil 12 m2/mobil HED 9 mobil 9 x 12 m2 108

2 Ruang Parkir Pengunjung Galeri dan Museum Fotografi Motor 3 m2/motor HED 26 motor 26 x 3 m2 78

Page 115: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 200

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

No Nama Ruang Pendekatan Sumber Kapasitas Dimensi Luas

(m2) Mobil 12 m2/mobil HED 13 mobil 13 x 12 m2 156 Bus 40.8 m2/bus HED 1 bus 1 x 40.8 m2 40.8

3 Ruang Parkir Pengelola Motor 3 m2/motor HED 20 20 x 3 m2 60 Mobil 12 m2/mobil HED 18 18 x 12 m2 216

4 Ruang Parkir Kelompok Servis Motor 3 m2/motor HED 19 14 x 3 m2 57 Jumlah 796.8 Sirkulasi 30 % 239.04 TOTAL 1035.84

Sumber : Analisis, 2016

Keterangan : HED : Handbook of enviromental Design

SK : Studi Kasus (survei)

AS : Asumsi Sendiri (studi ruang)

NAD : Neufert Architect Data

TSS : Times Saver Standart

MEE : Mechanical Electrical Equipment

PPMU : Pedoman Pembakuan Museum Umum (berdasarkan

buku Pedoman Penyelengaraan dan Pengelolaan

Museum dan Pedoman Penyelengaraan Permuseuman

Jakarta)

l. Rekapitulasi Besaran Total Tabel 5.11 Rekapitulasi Besaran Total

No Besaran Ruang Luas (m2)

1. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Utama 1470.274 2. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang 484.84 3. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Pengelola 409.604 4. Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis 791.96 5. Besaran Luas Parkir 1035.84 6. Sirkulasi kendaraan 5000

Jumlah Kebutuhan Ruang 9192.518 Sumber : Analisis, 2016

3) Luas lahan = 20544 m2 (2.5 Ha) 4) Luas lahan yang boleh dibangun = 1232640 m2

5) Luas lahan untuk resapan = 8217.6 m2

6) Garis Sempadan Bangunan (GSB) = 29 meter untuk fasilitas

umum pendidikan

Page 116: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 201

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

7) Tinggi bangunan = 1 – 5 lantai untuk fasilitas

umum pendidikan

8) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) = 60 %

5. 2. Konsep Kontekstual Site Rencana

Lokasi site perencanaan dan perancangan Pusat Fotografi berada di

Jalan Sultan Agung, kecamatan Candisari Kota Seamarang. Luas lahan 20.544

m2 (± 2.5 Ha) dengan ketinggian maksimal bangunan 5 lantai dan KDB 60% dan

KLB 0 – 3.0. Kondisi site kontur namun kontur site relatif datar. Lokasi site yang

berada di dalam kecamatan Candisari yang merupakan daerah stategis

penghubung pusat kota dan Semarang atas. Dekat dengan kawasan Candi lama

dan baru yang merupakan salah satu kawasan elit di kota Semarang. Letak site

merupakan kawasan dengan perutukan fasilitas pendidikan, perdagangan dan

jasa.

Gambar 5.6 Site Rencana Sumber : Analisis, 2016

Page 117: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 202

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

5. 3. Konsep Teknis 5.3.1 Sistem Modul

Modul yang digunakan pada perencanaan Pusat Fotografi adalah : a. Modul Horizontal berupa grid yang disesuaikan dengan bentuk

bangunan.

b. Modul Vertikal

1) Bangunan aktivitas utama (sekolah, galeri dan museum fotografi,

jarak lantai ke plafond : 5 meter.

2) Bangunan pengelola jarak lantai ke plafond : 4 meter.

3) Jarak plafond dengan lantai diatasnya : 1.2 meter.

5.3.2 Sistem Struktur Struktur bangunan menggunakan pondasi tiang pancang yang

dipasang mengikuti bentuk modul bangunan dan dipadukan dengan

pondasi batu kali. Dan menggunakan rangka atap baja yaitu baja

konvensional.

a. Sub Structure (Struktur Bawah)

Pemilihan jenis pondasi yang akan digunakan sebagai struktur

bawah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kondisi tanah

dasar, beban yang diterima pondasi. Untuk itu pondasi yang dipilih

untuk perencanaan bangunan Pusat Fotografi yaitu pondasi dalam

berupa pondasi tiang pancang.

b. Mid Structure (Struktur Tengah)

Terdapat dua kolom yaitu kolom utama (struktur) dan kolom

praktis. Kolom utama akan diteruskan langsung ke pondasi tiang

pancang.

c. Upper Structure (Struktur Atas)

Struktur atas yang dipilih yaitu rangka atap baja konvensional,

hal ini karena cocok untuk bentang-bentang besar.

5.3.3 Bahan Bangunan Bahan bangunan yang dipilih untuk pada bangunan Pusat Fotografi

dengan pendekatan Arsitektur Kontemporer bisa berupa material

pabrikasi maupun material alam.

Page 118: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 203

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

a. Lantai

Material lantai yang dipilih untuk sekolah fotografi berupa

keramik dan dikombinasikan dengan conwood decorative deck, untuk

ruang pamer (galeri dan museum) menggunakan parquet.

b. Dinding

Dinding menggunakan dinding batu-bata dan dikombinasi

dengan cladding berupa ACP dan multiplek untuk area ruang pamer.

c. Penutup Dinding

Finishing untuk penutup dinding bisa berupa cat dan batu alam

sebagai elemen estetika yang tebuat dari material alam.

d. Langit-langit

Material yang dipilih untuk langit-langit berupa kalsiboard dan

Akustik Board dipilih untuk ruang-ruang tertentu yang membutuhkan

ketenangan.

e. Penutup Atap

Genteng beton dan dikombinasikan dengan dak beton yang

ditambahkan waterproofing sebagai antisipasi terhadap kebocoran.

5. 4. Konsep Kinerja 5.4.1. Sistem Pemadam Kebakaran

Untuk pendeteksian terhadap api menggunakan heat + smoke

detector. Untuk pemadaman terhadap api menggunakan sistim Sprinkler,

Hydrant Box, Hydrant Pillar dan Fire Extingusier yang berisi Dry Powder

(NaHCO3) atau Natrium Bicarbonate. Jenis ini sangat tepat digunakan

sebagai alat pertolongan pertama, terutama pada kebakaran yang

disebabkan oleh minyak (cairan) serta kebakaran benda padat dan

sejenisnya, termasuk kebakaran listrik dan LPG. Powder ABC ini tidak

mudah menggumpal dan selalu siap pakai, dan bubuk ini tidak beracun

dan tidak menghantarkan listrik dan mempunyai reaksi kimia yang sangat

tinggi sebagai racun api.

Page 119: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 204

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 5.7 Sistem Pemadam Kebakaran Sumber : Analisis, 2016

5.4.2. Sistem Transportasi Jaringan transportasi yang digunakan untuk menghubungkan antara

lantai satu sengan lantai atasnya yaitu menggunakan tangga dan ramp.

Gambar 5.8 Sistem Transportasi Sumber : Analisis, 2016

5.4.3. Sistem Pengkondisian Udara Penghawaan alami menggunakan bukaan-bukaan untuk cross

sirculation udara, ini diterapkan pada ruang-ruang kelas. Penghawaan

buatan pada ruang pamer menggunakan AC VRV yang merupakan jenis

AC multi split dan bisa digunakan untuk lebih dari satu indoor AC serta

dapat mengatur jadwal dan temperatur yang diinginkan secara

terkomputerisasi. Untuk indoor menggunakan cassette yang dihubungkan

dengan pipa gas dan liquid yang dihubungkan oleh ducting system untuk

proses pertukaran udara. Sementara untuk outdoor dapat dijadikan satu.

Api

Asap

Heat Detector

Smoke Detector

Sistem Alarm

APAR (Alat Pemadam Kebakaran Ringan)

Sistem Start

Alat Pemadam Kebakaran otomatis (Sprinkle)

Hydrant Box

Fire Extingusier

Page 120: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 205

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 5.9 Sistem Penghawaan Alami Sumber : Fisika Bangunan

Gambar 5.10 Sistem Penghawaan Buatan Sumber : Analisis, 2016

5.4.4. Sistem Pencahayaan

a. Pencahayaan Alami Sistem pencahayaan alami dimaksimalkan dengan banyak

bukaan-bukaan. Kapasitas cahaya terang langit dapat diatur dengan

pengaturan ketinggian, dan pemberian tritisan. Dengan begitu jumlah

pembayangan ke dalam bangunan dapat diatur.

Gambar 5.11 Sistem Pencahayaan Alami

Sumber : Analisis, 2016

b. Pencahayaan Buatan Sistem pencahayaan buatan pada bangunan pada ruang studio

menggunakan ceiling rail system dan tata cahaya studio standar

Outdoor Unit

Pipa (Pipa cair dan pipa

gas)

Ducting System

Indoor Unit (cassette)

Ruang-ruang yang membutuhkan

penghawaan buatan

Page 121: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 206

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

(dapat dipindah-pindah. Dan pencahayaan buatan pada ruang pamer

menggunakan downligt, spot light dan lampu hias. Dan juga

penggunaan lampu flash untuk ruang perantara pada museum

sehingga saat pengunjung melewati ruang tersebut serasa artis yang

sedang difoto-foto.

Gambar 5.12 Sistem Pencahayaan Buatan pada Studio

Sumber : Analisis, 2016

Gambar 5.13 Sistem Pencahayaan Buatan pada Ruang Pamer Sumber : Analisis, 2016

5.4.5. Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir menggunakan sistim Penangkal Petir

Neoflash mengingat bangunan yang akan dirancang merupakan

bangunan bertingkat dan cukup luas, yaitu untuk tipe TZ 06 dengan

ketinggian 6 meter memiliki radius 135 meter. Bangunan yang sudah

terpasang penangkal petir neoflash yang dilintasi awan bermuatan listrik,

elektroda yang menerima dibagian samping penangkal petir

mengumpulkan energi listrik awan pada unit kapasitornya. Jika energinya

Page 122: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 207

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

telah besar akan dilepas dan disesuaikan potensialnya pada bagian Ion

Generator.

Unit Ion Generator melepaskan muatan listrik karena dipicu oleh

sambaran petir, saat lidah api menyambar permukaan bumi dengan

demikian seluruh muatan listrik di bagian Ion Generator dilepas ke udara

lewat pusatnya penangkal petir yang bentuknya runcing, agar lidah api

mengeluarkan api yang bergulir ke atas, biasa disebut Streamer Leader.

Yang gunanya untuk menyambut sambaran petir yang masuk ke dalam

titik pusat sambaran petir di unit NeoFlash.

Gambar 5.14 Skema Sistem Penangkal Petir

Sumber : Analisis, 2016

Gambar 5.15 Sistem Penangkal Petir

Sumber : Analisis, 2016

5.4.6. Sistem Jaringan Listrik Sumber utama listrik untuk Pusat Fotografi ini melalui PLN dengan

menggunakan bantuan Genset (Generator Set), yang dapat bekerja

secara otomatis bila aliran listrik dari PLN / listrik padam atau terputus.

Unit Kapasitor

Ion Generator Ground

Streamer Leader

Page 123: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 208

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 5.16 Sistem Jaringan Listrik

Sumber : Analisis, 2016 5.4.7. Sistem Plumbing

a. Jaringan Air Bersih Jaringan air bersih yang digunakan adalah sistem Down Feed

Distribution, yaitu pendistribusian air yang dilakukan melalui pipa

yang berasal dari ground tank ke bak penampung atas dan

didistribusikan ke ruang-ruang basah.

Gambar 5.17 Sistem Jaringan Air Bersih Sumber : Analisis, 2016

b. Jaringan Air Kotor Pembuangan limbah dibagi menjadi tiga :

1) Untuk limbah kamar mandi pembuangan dilakukan melalui

septictank dulu untuk kemudian disalurkan melalui sumur

peresapan baru dibuang ke riool.

2) Untuk limbah air kotor dari kamar mandi dan dapur pembuangan

melalui sumur peresapan dulu baru dibuang ke riool.

3) Untuk Air hujan ditampung ke bak filtrasi untuk dimanfaatkan

sebagai penyiram tanaman.

PLN

Travo

Main Distribution Panel (MDP)

Otomatis

Genset

Sub Panel

Sub Panel

Sub Panel

PDAMGround

Reservoir Pompa

Bak Penampung (House Tank)

Distribusi ke ruang-ruang

Page 124: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 209

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Sistim pembuangan air limbah atau air kotor dapat dilihat pada

bagan berikut ini :

Gambar 5.18 Sistem Jaringan Air Kotor Sumber : Analisis, 2016

Gambar 5.19 Proses Pemanfaatan Air Hujan Sumber : Analisis, 2016

5.4.8. Sistem Komunikasi

Sistem komunikasi yang digunakan pada ada dua jenis Sistem

komunikasi, yaitu Komunikasi Internal, seperti intercom untuk komunikasi

individual dua arah, speaker / sound system, local area network (LAN).

Serta komunikasi eksternal, yaitu komunikasi dari dalam keluar bangunan

dapat berupa telepon, faximile, PABX untuk mengkontrol hubungan

keluar dan masuk.

WC & Urinoir

Air Kotor

Septictank

Peresapan Riool

Air Hujan Filtrasi Penyiraman

tanaman

Page 125: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 210

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 5.20 Sistem Komunikasi Sumber : Analisis, 2016

5.4.9. Sistem Keamanan Sisem keamanan menggunakan CCTV yang dipantau pos

keamanan untuk mengawasi keadaan pada ruangan-ruang ada di Pusat

Fotografi.

Gambar 5.21 Sistem Keamanan Sumber : Analisis, 2016

5. 5. Konsep Arsitektural

5.5.1. Konsep Bentuk Dalam menentukan massa bangunan harus memperhatikan

karakteristik dari pendekatan arsitektur yang diterapkan, dalam hal ini

yaitu arsitektur kontemporer. Dimana bentukan massa bangunan

berdasarkan karakteristik yang sudah dibahas pada tinjauan pustaka

mengarahkan ke bentuk-bentuk geometris.

AM/FM CD/DAT Tape

Microphone

Program Selector

Amplifier Distribution Switch

Load Speaker

Page 126: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 211

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 5.22 Konsep Bentuk pada Galeri dan Musem Fotografi

Sumber : Analisis, 2016

5.5.2. Konsep Pendekatan Arsitektur Kontemporer a. Konsep Open Plan

Konsep open plan merupakan salah satu karakteristik arsitektur

kontemporer yaitu batas kabur antara ruangan yang satu dengan

yang lainnya atau tampil dengan ciri seakan menyatukan semua

ruangan dalam bangunan.

Dalam hal ini dapat berupa elemen pohon atau vegetasi lain

untuk dijadikan pemisah ruangan. Untuk itu dalam perencanaan

bangunan Pusat Fotografi ini berusaha mempertahankan pohon-

pohon besar sesuai kondisi eksisting site. Selain diatas, hal ini juga

mempertimbangkan bentuk konservasi terhadap alam. Dapat juga

berupa sekat dinding yang terbuat dari kaca sehingga ruang terlihat

saling menyatu.

Page 127: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 212

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 5.23 Konsep Open Plan Sumber : Analisis, 2016

b. Unsur Teknologi Menambahkan kecanggihan teknologi juga menjadi salah satu

karakteristik arsitektur kontemporer. BAS (Building automation

system) dideskripsikan sebagai sebuah fungsi canggih dari sebuah

sistem bangunan. BAS merupakan contoh dari sistem kontrol

terdistribusi. Sistem kontrol itu sendiri adalah komputerisasi, jaringan

pintar (intelligent network) dari alat elektronik yang didesain untuk

memonitor dan mengkontrol sistem mekanikal, elektrikal, dan

penerangan dari bangunan. BAS direferensikan sebagai sebuah

transistor berdasarkan sistem elektrikal yang digunakan untuk

mengkontrol pemanasan, pendinginan, dan sistem ventilasi

bangunan (HVAC). BAS juga mengkontrol penerangan indoor dan

outdoor, sekuritas, alarm kebakaran, dan semua yang bersifat elektrik

pada bangunan tersebut.

Page 128: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 213

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Gambar 5.24 Skema BAS

Sumber : https://www.academia.edu , 2014

Page 129: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 214

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

DAFTAR PUSTAKA Andayanto, Tirto MR. 2012. Bisnis Fotografi. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri.

Chiara, J.D & Crosbie, M.J. 2001. Time Saver Standart for Building Type. P 693.

Darwis, Edward (2010). 9 Langkah Untuk Fotografer Pemula. Yogyakarta, Rona

Publishing.

Das, Braja, M., 1998, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis)

Jilid-1. Jakarta: Erlangga.

Dean, David. 1996. Museum Exhibition: Theory and Practice. New York :

Routledge.

De Chiara, Joseph & Michael J. Crosbie. 2001. Time Saver Standards for

Building Types 4th Edition. McGraw-Hill. Singapura.

Diane Ghirardo (1996): Architecture after Modernism; London: Thames and

Hudson

Feininger, Andreas. 1955, Successful Photography.

Hardiyatmo, H. C, 2010, Teknik Pondasi 2, Gadjah Mada University Press,

Yogyakarta.

Hasliza Marshalita, 2010. Redesain Rest Area Jalur Pantura di Kabupaten

Rembang Tugas Akhir. Universitas Diponegoro.Semarang.

H.S, Sardjono. 1988. Pondasi Tiang Pancang Jilid 1 . Surabaya : Sinar Wijaya.

ICOM, 2004. Running a Museum : A Parctical Handbook, International Council of

Museum, UNESCO, France.

Krisdianto Indra Pratama, 2012. Pusat Pelatihan Fotografi di Semarang. Tugas

Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Langford, Michael. 1982. The Complete Encyclopedia of Photography. London:

Ebury Press.

Marzuki, Muhammad Saleh. 2012. Pendidikan Nonformal. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Neufert, Ernest. 1996. Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33. Jakarta: Erlangga.

Salim, P. 1985. The Contemporary English - Indonesia Dictionary. Jakarta:

Modern English Press.

Page 130: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 215

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

Sunarso, Drs, 2000, Pengetahuan Dasar Konvensional Koleksi Museum,

Direktoret Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta

Sutaarga, Moh. Amir, 1989. Pedoman Penyelenggaraan dan Pengelolaan

Museum, Proyek Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan,

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta.

Sutrisno. 1984. Fisika Dasar Jilid 1 : Mekanika, Institut Teknologi Bandung :

Bandung.

http://aainterior.blogspot.co.id/2013/04/arsitektur-interior-desainkontemporer.html

(diakses tanggal 21 Januari 2016, pukul 13.00 WIB)

http://adweek.com (diakses tanggal 5 Januari 2016 pukul 09.00 WIB)

http://airfotonetwork.files.wordpress.com (diakses tanggal 5 Januari 2016 pukul

09.00 WIB)

http://anazwijayanto.blogspot.co.id/2014/08/pengertiansejarahdan-jenis-jenis.html

(diakses tanggal 7 Oktober 2015 pukul 20.30 WIB)

http://anugrah-archblog09.blogspot.co.id/2010/01/arsitektur-kontemporer.html

(diakses tanggal 25 November 2015, pukul 11.00 WIB)

http://arsigraf.blogspot.co.id/2015/10/karakteristik-gaya-arsitektur.html diakses

tanggal 2 November 2015 pukul 15.30 WIB)

http://belajaritutiadaakhir.blogspot.co.id/2011/08/pengguna-dan-kegiatan-dalam-

museum.html (diakses tanggal 3 Februari 2016 pukul 22.30 WIB)

http://belfot.com/arah-cahaya/ (diakses tanggal 25 Oktoberober 2015, pada pukul

08.30 WIB)

http:// bhinneka.com (diakses tanggal 7 Januari 2016 pukul 09.30 WIB)

http://cdn.bisnisukm.com (diakses tanggal 5 Januari 2016 pukul 09.00 WIB)

http://darwistriadischoolofphotography.com (diakses tanggal 07 Desember 2015,

pukul 22.00 WIB)

http://daudesain.com/Arsitektur/arsitektur-kontemporer.html (diakses tanggal 25

November 2015, pukul 11.30 WIB)

http://designes.biz/2014/11/teknik-teknik-fotografi.html (diakses tanggal 24

Oktoberober 2015, pukul 21.00 WIB)

https://deviaurora14.wordpress.com/2015/02/20/fotografi-digital/ (diakses tanggal

25 Oktoberober 2015, pukul 16.00 WIB)

Page 131: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 216

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

https://dhebieocta.wordpress.com/2011/10/30/unsur-unsur-utama-dalam-

fotografi/ (diakses tanggal 24 Oktoberober 2015, pukul 20.00 WIB)

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-28100-3408100071-Chapter1.pdf

(diakses tanggal 25 November 2015, pukul 12.00 WIB)

http://egistepz.blogspot.co.id/2014/09/jenis-jenis-fotografi.html (diakses tanggal 7

Oktober 2015 pukul 20.00 WIB)

http://e-journal.uajy.ac.id/3878/3/2TA13380.pdf (diakses tanggal 7 Oktober 2015

pukul 20.00 WIB)

https://fotografibergerak.wordpress.com/tag/kursus-fotografi/ (diakses tanggal 5

Januari 2016 pukul 09.00 WIB0

http://fotografi-dasar.blogspot.com/2010/02/tips-waktu-pemotretan.html (diakses

tanggal 7 Oktober 2015 pukul 20.00 WIB)

http://gilangajip.com/pengertian-fotografi/ (diakses tanggal 7 Oktober 2015 pukul

20.30 WIB)

https://gmcentre.wordpress.com/2015/10/10/jenis-jenis-penangkal-petir/ (diakses

tanggal 30 April 2016, pukul 14.00 WIB)

http://hermawayne.blogspot.co.id/2011/03/berbagai-macam-teknik-fotografi.html

(diakses tanggal 24 Oktoberober 2015, pukul 21.00 WIB)

https://id.wikipedia.org/wiki/Oei_Hong_Djien (diakses tanggal 27 Desember 2015

pukul 08.30 WIB).

http://idseducation.com/articles/fotografi-menurut-para-ahli/ (diakses tanggal 7

Oktober 2015 pukul 20.30 WIB)

https://ifanjayadi1980.files.wordpress.com (diakses tanggal 7 Oktober 2015 pukul

20.30 WIB)

https://iqbalnasution.wordpress.com/2012/01/06/penting/ (diakses tanggal 24

Oktober 2015, pukul 20.00 WIB)

https://maman42.wordpress.com/2010/12/29/apa-itu-bas-building-automation-

system/ (diakses tanggal 2 Mei 2016, pukul 10.30 WIB)

https://ninefotoframe.wordpress.com/apa-itu-fotografi/jenis-jenis-dan-pengertian-

fotografi/ (diakses tanggal 8 Oktober 2015 pukul 05.30 WIB)

http://quantitys.blogspot.co.id/2011/12/vrv-sistem-ac.html diakses tanggal 29

April 2016, pukul 15.00 WIB)

http://satulingkar.com (diakses tanggal 25 Januari 2016 pukul 14.00 WIB)

Page 132: dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang ...lib.unnes.ac.id/30880/1/5112411007.pdf · PUSAT FOTOGRAFI dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer di Kota Semarang TUGAS

SITI AMALIYAH (5112411007) | TUGAS AKHIR 217

PUSAT FOTOGRAFI DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR KONTEMPORER DI KOTA SEMARANG

http://spectrumpaint-indonesia.blogspot.co.id/2012/11/arsitektur-kontemporer-

konsep-hunian.html (diakses tanggal 05 Januarui 2016, pukul 11.00

WIB)

https://studioideal.wordpress.com/2013/09/27/arsitektur-kontemporer/ (diakses

tanggal 25 November 2015, pukul 11.00 WIB)

http://tech.huanqiu.com (diakses tanggal 25 Januari 2016 pukul 14.00 WIB)

http://tizenindonesia.blogspot.co.id (diakses tanggal 25 Januari 2016 pukul 14.00

WIB)

http://www.kompasiana.com/dwinandaardhi/darwis-triadi-kisah-ikon-fotografi-

indonesia_5500812ea333119a725110e0 (diakses tanggal 07 Desember

2015, pukul 24.00 WIB)

http://www.sangkringartspace.net diakses tanggal 8 Desember 2015 pukul 09.00

WIB)

http://umitkoysineklik.com (diakses tanggal 25 Januari 2016 pukul 13.30 WIB)

https://www.academia.edu/6358539/SISTEM_UTILITAS_BAS (diakses tanggal

23 Mei 2016, pukul 04.00 WIB)

http://www.academia.edu/7864144/ARSITEKTUR_KONTEMPORER (diakses

tanggal 25 November 2015, pukul 11.50 WIB)

http://www.anneahira.com/arsitektur-kontemporer.htm (diakses tanggal 21

Januari 2016, pukul 13.00 WIB)

http://www.wahana-arsitektur-indonesia.blogspot.co.id/ diakses tanggal 3

November 2015 pukul 16.00 WIB)