demokrasi

21
Untuk pemakaian kata "demokrasi" untuk menyebut sistem yang melibatkan pemilu multipartai, pemerintahan perwakilan, dan kebebasan berbicara, lihat Demokrasi liberal . Untuk kegunaan lain, lihat Demokrasi (disambiguasi) . Seorang wanita memasukkan surat suara pada putaran kedua pemilu presiden Perancis tahun 2007. Bagian dari seri artikel tentang Politik Topik utama[tampilkan] Sistem politik [tampilkan] Disipilin akademik [tampilkan] Administrasi publik [tampilkan] Kebijakan [tampilkan] Organ pemerintahan[tampilkan] Topik lain[tampilkan]

Upload: farenthyajr

Post on 02-Feb-2016

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

demokrasi

TRANSCRIPT

Page 1: demokrasi

Untuk pemakaian kata "demokrasi" untuk menyebut sistem yang melibatkan pemilu multipartai,

pemerintahan perwakilan, dan kebebasan berbicara, lihat Demokrasi liberal. Untuk kegunaan lain,

lihat Demokrasi (disambiguasi).

Seorang wanita memasukkan surat suara pada putaran kedua pemilu presiden Perancis tahun 2007.

Bagian dari seri artikel  tentang

Politik

Topik utama[tampilkan]

Sistem politik [tampilkan]

Disipilin akademik [tampilkan]

Administrasi publik [tampilkan]

Kebijakan [tampilkan]

Organ pemerintahan[tampilkan]

Topik lain[tampilkan]

Page 2: demokrasi

Subseri[tampilkan]

Portal politik

L

 

B

 

S

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam

pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga

negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan,

pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya

yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat",[1] yang terbentuk

dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM

untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani , salah satunya Athena; kata ini merupakan

antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua definisi tersebut

saling bertentangan, namun kenyataannya sudah tidak jelas lagi.[2]Sistem politik Athena Klasik,

misalnya, memberikan kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak

menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi

sepanjang sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum elit

sampai semua penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-benar bebas

setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20. Kata demokrasi (democracy)

sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari bahasa Perancis Pertengahan dan Latin

Pertengahan lama.

Suatu pemerintahan demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya

dipegang satu orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti oligarki. Apapun itu,

perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani ini[3] sekarang tampak ambigu karena

beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan

monarki. Karl Popper mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda

dengan kediktatoran atau tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk

mengendalikan para pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi.[4]

Ada beberapa jenis demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya menjelaskan cara

seluruh rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang pertama adalah demokrasi

Page 3: demokrasi

langsung, yaitu semua warga negara berpartisipasi langsung dan aktif dalam pengambilan

keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh rakyat masih

merupakan satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan secara tidak langsung

melalui perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan. Konsep demokrasi perwakilan muncul dari ide-

ide dan institusi yang berkembang pada Abad Pertengahan Eropa, Era Pencerahan, dan Revolusi

Amerika Serikat dan Perancis.[5]

Daftar isi

  [sembunyikan] 

1 Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli

2 Sejarah

o 2.1 Zaman kuno

o 2.2 Abad Pertengahan

o 2.3 Era modern

3 Negara

4 Bentuk-bentuk demokrasi

o 4.1 Demokrasi langsung

o 4.2 Demokrasi perwakilan

5 Prinsip-prinsip demokrasi

6 Asas pokok demokrasi

7 Referensi

Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli[sunting | sunting sumber]

Bagian ini tidak memiliki referensi atau sumber

tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan.Bantu perbaiki

artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Materi yang

tidak memiliki sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-

waktu oleh Pengurus.

Tag ini diberikan tanggal Oktober 2013

Abraham Lincoln 

Demokrasi adalah sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Charles Costello 

Page 4: demokrasi

Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-kekuasaan

pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-hak perorangan

warga negara.

John L. Esposito 

Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh karenanya,

semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun mengontrol kebijakan yang

dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja lembaga resmi pemerintah terdapat

pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif, legislatif, maupun yudikatif.

Hans Kelsen 

Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang melaksanakan

kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Dimana rakyat telah yakin, bahwa

segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan di dalam melaksanakan kekuasaan

Negara.

Sidney Hook 

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan pemerintah yang

penting secara langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan

secara bebas dari rakyat dewasa.

C.F. Strong 

Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari

masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah

akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut.

Hannry B. Mayo 

Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara

efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik

dan diselenggarakan dalam suasana di mana terjadi kebebasan politik.

Merriem 

Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya, oleh

mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh

mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang biasanya

dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang diadakan secara periodik; rakyat

umum khususnya untuk mengangkat sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau

privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.

Samuel Huntington 

Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sebuah sistem

dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala dan di dalam sistem itu

Page 5: demokrasi

para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan hampir seluruh penduduk dewasa

dapat memberikan suara.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sejarah demokrasi

Zaman kuno[sunting | sunting sumber]

Lihat pula: Demokrasi Athena

Cleisthenes, "bapak demokrasi Athena"

Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan

filsafat Yunani kuno di negara-kota Athena.[6][7] Dipimpin

olehCleisthenes, warga Athena mendirikan negara yang umum

dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508-

507 SM. Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi

Athena."[8]

Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung dan memiliki

dua ciri utama: pemilihan acak warga biasa untuk mengisi

jabatan administratif dan yudisial di pemerintahan,[9] dan

majelis legislatif yang terdiri dari semua warga Athena.[10] Semua warga negara yang memenuhi ketentuan boleh

berbicara dan memberi suara di majelis, sehingga tercipta

hukum di negara-kota tersebut. Akan tetapi, kewarganegaraan

Athena tidak mencakup wanita, budak, orang asing

Page 6: demokrasi

(μέτοικοι metoikoi), non-pemilik tanah, dan pria di bawah usia

20 tahun.[butuh rujukan]

Dari sekitar 200.000 sampai 400.000 penduduk Athena, 30.000

sampai 60.000 di antaranya merupakan warga negara.[butuh

rujukan]Pengecualian sebagian besar penduduk dari

kewarganegaraan sangat berkaitan dengan pemahaman

tentang kewarganegaraan pada masa itu. Nyaris sepanjang

zaman kuno, manfaat kewarganegaraan selalu terikat dengan

kewajiban ikut serta dalam perang.[butuh rujukan]

Demokrasi Athena tidak hanya bersifat langsung dalam artian

keputusan dibuat oleh majelis, tetapi juga sangat

langsung dalam artian rakyat, melalui majelis, boule, dan

pengadilan, mengendalikan seluruh proses politik dan

sebagian besar warga negara terus terlibat dalam urusan

publik.[11] Meski hak-hak individu tidak dijamin oleh konstitusi

Athena dalam arti modern (bangsa Yunani kuno tidak punya

kata untuk menyebut "hak"[12]), penduduk Athena menikmati

kebebasan tidak dengan menentang pemerintah, tetapi dengan

tinggal di sebuah kota yang tidak dikuasai kekuatan lain dan

menahan diri untuk tidak tunduk pada perintah orang lain.[13]

Pemungutan suara kisaran pertama dilakukan di Sparta pada

700 SM. Apella merupakan majelis rakyat yang diadakan sekali

sebulan. Di Apella, penduduk Sparta memilih pemimpin dan

melakukan pemungutan suara dengan cara pemungutan suara

kisaran dan berteriak. Setiap warga negara pria berusia 30

tahun boleh ikut serta. Aristotelesmenyebut hal ini "kekanak-

kanakan", berbeda dengan pemakaian kotak suara batu

layaknya warga Athena. Tetapi Sparta memakai cara ini

karena kesederhanaannya dan mencegah pemungutan bias,

pembelian suara, atau kecurangan yang mendominasi

pemilihan-pemilihan demokratis pertama.[14][15]

Meski Republik Romawi berkontribusi banyak terhadap

berbagai aspek demokrasi, hanya sebagian kecil orang

Romawi yang memiliki hak suara dalam pemilihan wakil rakyat.

Suara kaum berkuasa ditambah-tambahi melalui

sistem gerrymandering, sehingga kebanyakan pejabat tinggi,

termasuk anggota Senat, berasal dari keluarga-keluarga kaya

Page 7: demokrasi

dan ningrat.[16] However, many notable exceptions did occur.[butuh rujukan] Republik Romawi juga merupakan pemerintahan

pertama di dunia Barat yang negara-bangsanya berbentuk

Republik, meski demokrasinya tidak menonjol. Bangsa

Romawi menciptakan konsep klasik dan karya-karya dari

zaman Yunani kuno terus dilindungi.[17] Selain itu, model

pemerintahan Romawi menginspirasi para pemikir politik pada

abad-abad selanjutnya,[18] dan negara-negara demokrasi

perwakilan modern cenderung meniru model Romawi, bukan

Yunani, karena Romawi adalah negara yang kekuasaan

agungnya dipegang rakyat dan perwakilan terpilih yang telah

memilih atau mencalonkan seorang pemimpin.[19]Demokrasi

perwakilan adalah bentuk demokrasi yang rakyatnya memilih

perwakilan yang kemudian memberi suara terhadap sejumlah

inisiatif kebijakan, berbeda dengan demokrasi langsung yang

rakyatnya memberi suara terhadap inisiatif kebijakan secara

langsung.[20]

Abad Pertengahan[sunting | sunting sumber]

Selama Abad Pertengahan, muncul berbagai sistem yang

memiliki pemilihan umum atau pertemuan meski hanya

melibatkan sebagian kecil penduduk. Sistem-sistem tersebut

meliputi:

pemilihan Gopala oleh kasta atas di Bengal, Anak Benua

India,

Persemakmuran Polandia-Lituania  (10% dari populasi

total),

Althing  di Islandia,

Løgting  di Kepulauan Faeroe,

beberapa negara-kota Italia abad

pertengahan seperti Venesia,

sistem tuatha di Irlandia abad pertengahan

awal, Veche di Republik Novgorod dan Pskov di Rusia

abad pertengahan,

Things  di Skandinavia,

The States  di Tirol dan Swiss,

Page 8: demokrasi

kota pedagang otonomi Sakai di Jepang abad ke-16, dan

masyarakat Igbo di Volta-Nigeria.

Banyak wilayah di Eropa abad pertengahan dipimpin oleh

pendeta atau tuan tanah.

Kouroukan Fouga membelah Kekaisaran Mali menjadi klan-

klan (keluarga) berkuasa yang diwakili di majelis umum

bernama Gbara. Sayangnya, piagam tersebut membuat Mali

lebih mirip monarki konstitusional alih-alih republik demokratis.

Negara yang sistemnya lebih mendekati ddemokrasi modern

adalah republik-republik Cossack di Ukraina pada abad ke-16–

17: Cossack Hetmanate dan Zaporizhian Sich. Jabatan

tertinggi di sana, Hetman, dipilih oleh perwakilan distrik-distrik

negara tersebut.

Magna Carta, 1215, Inggris

Parlemen Inggris sudah membatasi kekuasaan raja

melalui Magna Carta, yang secara rinci melindungi hak-hak

khusus subjek-subjek Raja, baik yang sudah bebas atau masih

terkekang, dan mendukung apa yang kelak menjadi habeas

corpus Inggris, yaitu perlindungan kebebasan individu dari

penahanan tak berdasar dengan hak membela diri. Parlemen

pertama yang dipilih rakyat adalah Parlemen de Montfort di

Inggris pada tahun 1265.

Sayangnya, hanya sekelompok kecil rakyat yang memiliki hak

suara; Parlemen dipilih oleh sekian persen penduduk Inggris

(kurang dari 3% pada tahun 1780[21]) dan kekuasaan menyusun

parlemen berada di tangan monarki (biasanya saat ia

membutuhkan dana).

Page 9: demokrasi

Kekuasaan Parlemen bertambah secara bertahap pada abad-

abad berikutnya. Setelah Revolusi Agung 1688, Undang-

Undang Hak Asasi Inggris tahun 1689 yang mengatur hak-hak

tertentu dan menambah pengaruh Parlemen diberlakukan.[21] Penyebarannya perlahan ditingkatkan dan kekuasaan

parlemen terus bertambah sampai monark hanya bersifat

pelengkap.[22] Seiring meningkatnya penyebaran pengaruh,

sistem pemerintahan di seluruh Inggris diseragamkan dengan

penghapusan borough usang (borough yang jumlah pemilihnya

sangat sedikit) melalui Undang-Undang Reformasi 1832.

Di Amerika Utara, pemerintahan perwakilan terbentuk

di Jamestown, Virginia, dengan dipilihnya Majelis

Burgesses (pendahulu Majelis Umum Virginia) pada tahun

1619. Kaum Puritan Inggris yang bermigrasi sejak 1620

mendirikan koloni-koloni di New England yang pemerintahan

daerahnya bersifat demokratis dan mendorong perkembangan

demokrasi di Amerika Serikat.[23] Walaupun majelis-majelis

daerah memiliki sedikit kekuasaan turunan, otoritas mutlaknya

dipegang oleh Raja dan Parlemen Inggris.

Era modern[sunting | sunting sumber]

Abad ke-18 dan 19[sunting | sunting sumber]

Bangsa pertama dalam sejarah modern yang

mengadopsi konstitusi demokrasi adalah Republik

Korsika pada tahun 1755. Konstitusi Korsika didasarkan pada

prinsip-prinsipPencerahan dan sudah mengizinkan hak suara

wanita, hak yang baru diberikan di negara demokrasi lain pada

abad ke-20. Pada tahun 1789, Perancis pasca-

Revolusimengadopsi Deklarasi Hak Asasi Manusia dan Warga

Negara dan Konvensi Nasional dipilih oleh semua warga

negara pria pada tahun 1792.[24]

Page 10: demokrasi

Penetapan hak suara pria universal di Perancis tahun 1848

adalah peristiwa penting dalam sejarah demokrasi.

Hak suara pria universal ditetapkan di Perancis pada bulan

Maret 1848 setelah Revolusi Perancis 1848.[25] Tahun 1848,

serangkaianrevolusi pecah di Eropa setelah para pemimpin

negara dihadapkan dengan tuntutan konstitusi liberal dan

pemerintahan yang lebih demokratis dari rakyatnya.[26]

Walaupun tidak disebut demokrasi oleh para bapak pendiri

Amerika Serikat, mereka memiliki keinginan yang sama untuk

menguji prinsip kebebasan dan kesetaraan alami di negara ini.[27] Konstitusi Amerika Serikat yang diadopsi tahun 1788

menetapkan pemerintahan terpilih dan menjamin hak-hak dan

kebebasan sipil.

Pada zaman kolonial sebelum 1776, dan beberapa saat

setelahnya, hanya pemilik properti pria dewasa berkulit putih

yang boleh memberi suara, budak Afrika, sebagia besar

penduduk berkulit hitam bebas dan wanita tidak boleh memilih.

Di garis depan Amerika Serikat, demokrasi menjadi gaya hidup

dengan munculnya kesetaraan sosial, ekonomi, dan politik.[28] Akan tetapi, perbudakan adalah institusi sosial dan ekonomi,

terutama di 11 negara bagian di Amerika Serikat Selatan.

Sejumlah organisasi didirikan untuk mendukung perpindahan

warga kulit hitam dari Amerika Serikat ke tempat yang

menjamin kebebasan dan kesetaraan yang lebih besar.

Pada Sensus Amerika Serikat 1860, populasi budak di Amerika

Serikat bertambah menjadi empat juta jiwa,[29] dan

pada Rekonstruksi pasca-Perang Saudara (akhir 1860-

Page 11: demokrasi

an),budak-budak yang baru bebas menjadi warga negara

dengan hak suara (pria saja).

Penyertaan penuh warga negara belum sempurna dilakukan

sampai Gerakan Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika (1955–

1968) disahkan oleh Kongres Amerika Serikat melaluiUndang-

Undang Hak Suara 1965.[30][31]

Abad ke-20 dan 21[sunting | sunting sumber]

Jumlah negara pada 1800–2003 yang memiliki skor 8 atau lebih

pada skalaPolity IV, cara yang sering dipakai untuk mengukur

demokrasi.

Transisi abad ke-20 ke demokrasi liberal muncul dalam

serangkaian "gelombang demokrasi" yang diakibatkan oleh

perang, revolusi, dekolonisasi, religious and economic

circumstances. Perang Dunia I dan pembubaran Kesultanan

Utsmaniyah dan Austria-Hongaria berakhir dengan

terbentuknya beberapa negara-bangsa baru di Eropa,

kebanyakan di antaranya tidak terlalu demokratis.

Pada tahun 1920-an, demokrasi tumbuh subur tetapi

terhambat Depresi Besar. Amerika Latin dan Asia langsung

berubah ke sistem kekuasaan mutlak atau

kediktatoran. Fasisme dan kediktatoran terbentuk di Jerman

Nazi, Italia, Spanyol, dan Portugal, serta rezim-rezim non-

demokratis di Baltik,Balkan, Brasil, Kuba, Cina, dan Jepang.[32]

Page 12: demokrasi

Perang Dunia II mulai memutarbalikkan tren ini di Eropa Barat.

Demokratisasi Jerman dudukan Amerika Serikat, Britania, dan

Perancis (diragukan[33]), Austria, Italia, dan Jepang

dudukan menjadi model teori perubahan rezim selanjutnya.

Akan tetapi, sebagian besar Eropa Timur, termasuk Jerman

dudukan Soviet masuk dalam blok-Sovietyang non-demokratis.

Perang Dunia diikuti oleh dekolonisasi dan banyak negara

merdeka baru memiliki konstitusi demokratis. India tampil

sebagai negara demokrasi terbesar di dunia sampai sekarang.[34]

Pada tahun 1960, banyak negara yang menggunakan sistem

demokrasi, meski sebagian besar penduduk dunia tinggal di

negara yang melaksanakan pemilihan umum terkontrol dan

bentuk-bentuk pembohongan lainnya (terutama di negara

komunis dan bekas koloninya).

Gelombang demokratisasi yang muncul setelah itu membawa

keuntungan demokrasi liberal sejati yang besar bagi banyak

negara. Spanyol, Portugal (1974), dan sejumlah kediktatoran

militer di Amerika Selatan kembali dikuasai rakyat sipil pada

akhir 1970-an dan awal 1980-an (Argentina tahun

1983, Bolivia, Uruguay tahun 1984, Brasil tahun 1985,

dan Chili awal 1990-an). Peristiwa ini diikuti oleh banyak

bangsa di Asia Timur dan Selatan pada pertengahan sampai

akhir 1980-an.

Malaise ekonomi tahun 1980-an, disertai ketidakpuasan atas

penindasan Soviet, menjadi faktor runtuhnya Uni Soviet yang

menjadi tanda berakhirnya Perang Dingin dan demokratisasi

dan liberalisasi bekas negara-negara blok Timur. Kebanyakan

negara demokrasi baru yang sukses secara geografis dan

budaya terletak dekat dengan Eropa Barat. Mereka sekarang

menjadi anggota atau calon anggota Uni Eropa. Sejumlah

peneliti menganggap Rusia saat ini bukanlah demokrasi sejati

dan lebih mirip kediktatoran.[35]

Page 13: demokrasi

Indeks Demokrasi yang disusun The Economist pada Desember

2011. Warna hijau mewakili negara-negara yang lebih demokratis.

Warna merah gelap mewakili negara-negara otoriter.

Tren liberal ini menyebar ke beberapa negara di Afrika pada

tahun 1990-an, termasuk Afrika Selatan. Contoh terbaru

liberalisasi adalah Revolusi Indonesia 1998, Revolusi

Bulldozer di Yugoslavia, Revolusi Mawar di Georgia, Revolusi

Oranye di Ukraina, Revolusi Cedar di Lebanon, Revolusi

Tulip di Kyrgyzstan, dan Revolusi Yasmin di Tunisia.

Menurut Freedom House, pada tahun 2007 terdapat 123

negara demokrasi elektoral (naik dari 40 pada tahun 1972).[36] Menurut World Forum on Democracy, jumlah negara

demokrasi elektoral mencapai 120 dari 192 negara di dunia

dan mencakup 58,2 penduduk dunia. Pada saat yang sama,

negara-negara demokrasi liberal (yang dianggap Freedom

House sebagai negara yang bebas dan menghormati hukum

dan HAM) berjumlah 85 dan mencakup 38 persen penduduk

dunia.[37]

Pada tahun 2010, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan

15 September sebagai Hari Demokrasi Internasional.[38]

Negara[sunting | sunting sumber]

Negara-negara berikut dikategorikan sebagai demokrasi

penuh oleh Democracy Index pada tahun 2011:[39]

Page 14: demokrasi

Norwegia

Islandia

Denmark

Swedia

Selandia Baru

Australia

Swiss

Kanada

Finlandia

Belanda

Luksemburg

Irlandia

Austria

Jerman

Malta

Republik Ceko

Uruguay

Britania Raya

Amerika Serikat

Kosta Rika

Jepang

Korea Selatan

Belgia

Mauritius

Spanyol

Democracy Index memasukkan 53 negara di kategori

berikutnya, demokrasi tidak

sempurna: Argentina, Benin, Botswana, Brasil, Bulgaria, Tanju

ng Verde, Chili, Kolombia,Kroasia, Siprus, Republik

Dominika, El

Salvador, Estonia, Perancis, Ghana, Yunani, Guyana, Hongari

a, Indonesia, India, Israel, Italia, Jamaika, Latvia, Lesotho, Litu

ania,Makedonia, Malaysia, Mali, Meksiko, Moldova, Mongolia, 

Montenegro, Namibia, Panama, Papua

Page 15: demokrasi

Nugini, Paraguay, Peru, Filipina, Polandia, Portugal, Indonesia, 

Rumania,Serbia, Slowakia, Slovenia, Afrika Selatan, Sri

Lanka, Suriname, Taiwan, Thailand, Timor-Leste, Trinidad dan

Tobago, Zambia [39]

Bentuk-bentuk demokrasi[sunting | sunting sumber]

Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi

langsung dan demokrasi perwakilan.

Demokrasi langsung[sunting | sunting sumber]

Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi

dimana setiap rakyat memberikan suara atau pendapat dalam

menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini, setiap rakyat

mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan

sehingga mereka memiliki pengaruh langsung terhadap

keadaan politik yang terjadi. Sistem demokrasi langsung

digunakan pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena

dimana ketika terdapat suatu permasalahan yang harus

diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya.

Di era modern sistem ini menjadi tidak praktis karena

umumnya populasi suatu negara cukup besar dan

mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan

hal yang sulit. Selain itu, sistem ini menuntut partisipasi yang

tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung tidak

memiliki waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik

negara.

Demokrasi perwakilan[sunting | sunting sumber]

Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih

perwakilan melalui pemilihan umum untuk menyampaikan

pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

Prinsip-prinsip demokrasi[sunting | sunting sumber]

Page 16: demokrasi

Rakyat dapat secara bebas menyampaikan aspirasinya dalam

kebijakan politik dan sosial.

Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara

demokrasi telah terakomodasi dalam konstitusi Negara

Kesatuan Republik Indonesia .[40] Prinsip-prinsip demokrasi,

dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal

dengan "soko guru demokrasi".[41] Menurutnya, prinsip-prinsip

demokrasi adalah:[41]

Kedaulatan  rakyat;

Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang

diperintah;

Kekuasaan mayoritas;

Hak-hak minoritas;

Jaminan  hak asasi manusia;

Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;

Persamaan di depan hukum;

Proses hukum yang wajar;

Pembatasan pemerintah secara konstitusional;

Pluralisme  sosial, ekonomi, dan politik;

Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

Asas pokok demokrasi[sunting | sunting sumber]

Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan

demokrasi adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada

dasarnya manusia mempunyai kemampuan yang sama dalam

hubungan sosial.[42] Berdasarkan gagasan dasar tersebut

terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:[42]

Page 17: demokrasi

Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan,

misalnya pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga

perwakilan rakyat secara langsung, umum, bebas,

dan rahasia serta jujur dan adil; dan

Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya

adanya tindakan pemerintah untuk melindungi hak-

hak asasi manusia demi kepentingan bersama.

Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya,

demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai

oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu

pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:

Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam

pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun

tidak langsung (perwakilan).

Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan

terhadap hak-hak asasi rakyat (warga negara).

Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam

segala bidang.

Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman

yang independen sebagai alat penegakan hukum

Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga

negara.

Adanya pers (media massa) yang bebas untuk

menyampaikan informasi dan mengontrol perilaku dan

kebijakan pemerintah.

Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang

duduk di lembaga perwakilan rakyat.

Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk

menentukan (memilih) pemimpin negara dan pemerintahan

serta anggota lembaga perwakilan rakyat.

Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan

(suku, agama, golongan, dan sebagainya).