demi keadilan berdasarkan ketuhanan yang maha … · kristen protestan, pendidikan strata i (s-1),...
TRANSCRIPT
Halaman 1 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
P U T U S A N
NOMOR 122/PDT/2015/PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-
perkara perdata pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai
berikut dalam perkara antara:
PEMBANDING , umur 35 (tiga puluh lima) tahun, jenis kelamin laki-laki, Agama
Kristen Protestan, Pendidikan Strata I (S-1),
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 21 Agustus
2014 telah memilih tempat kediaman hukum (domisili)
di kantor Kuasanya: AWALUDDIN RANGKUTI, S.Ag,
S.H., M.H. dan SAIPUL IHSAN, S.H., Advokat,
Pengacara, Penasihat Hukum / Konsultan Hukum,
berkantor di Jalan Tanjung Nomor 65, Dusun III, Desa
Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten
Serdang Bedagai, yang sebagai kuasanya baik
bersama-sama maupun sendiri-sendiri bertindak untuk
dan atas nama pemberi kuasa, yang semula sebagai
Penggugat,
MELAWAN
TERBANDING, umur 34 (tiga puluh empat) tahun, jenis kelamin perempuan,
Agama Kristen Protestan, Pendidikan Strata I (S-1),
yang semula sebagai Tergugat ;
Pengadilan Tinggi Tersebut:
Telah membaca Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan
NOMOR : 122/PDT/2015/PT MDN tanggal 10 April 2015 tentang penunjukan
majelis hakim untuk memeriksa dan mengadili perkara ini;
Telah membaca berkas perkara dan surart-surat yang bersangkutan serta
turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Nomor 34/Pdt.G/
2014/PN.Tbt tanggal 2 Desember 2014;
TENTANG DUDUK PERKARA
Halaman 2 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
Menimbang, bahwa Penggugat dengan Surat Gugatan tanggal 31
Agustus 2014 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Tebing Tinggi Deli pada tanggal 2 September 2014 dalam Register
Nomor 34/Pdt.G/2014/PN.Tbt, telah mengajukan gugatan sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah sebagaimana
perkawinan/pernikahan telah dilaksanakan sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianut oleh Penggugat dan Tergugat sesuai dengan Akta
Pemberkatan Nikah No. 32/01.3/Kp/VIII/2011 di Gereja Huria Kristen Batak
Protestan (HKBP) Kampung Pon, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten
Serdang Bedagai, serta Pemberkatan Perkawinan (Pamasumasuon) oleh
Pendeta pada tanggal 12 Agustus 2011;
2. Bahwa selanjutnya perkawinan Penggugat dan Tergugat telah dicatatkan
pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten
Serdang Bedagai sebagaimana Kutipan Akta Perkawinan Nomor:1218-KW-
30122011-0001 tertanggal 30 Desember 2011;
3. Bahwa setelah melangsungkan pernikahan,Penggugat dan Tergugat tinggal
bersama di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur, karena Penggugat
bekerja sebagai tenaga pengajar yang bertugas di SMA Negeri Balikpapan
Provinsi Kalimantan Timur,dan keadaan rumah tangga Penggugat dan
Tergugat harmonis penuh dengan kebahagiaan sebagaimana layaknya
hidup rumah tangga kebanyakan;
4. Bahwa namun setelah ± 1 (satu) bulan hidup bersama di Kota Balikpapan
Provinsi Kalimantan Timur Tergugat meminta kepada Penggugat untuk
kembali ke Kabupaten Serdang Bedagai karena Tergugat mau mengikuti
pengangkatan Guru Honor menjadi Guru PNS di Kabupaten Serdang
Bedagai, pada mulanya Penggugat menolak keinginan Tergugat, namun
kemudian Penggugat memberikan izin asalkan Tergugat tinggal bersama di
rumah orang tua Penggugat di Serdang Bedagai dan kemudian Penggugat
pulang ke Desa Pon 4 (empat) bulan sekali dari Balik Papan;
5. Bahwa dari hasil perkawinan Penggugat dan Tergugat telah di karuniai 2
(dua) orang anak yang terdiri dari seorang anak laki-laki dan seorang anak
perempuan masing-asing bernama:
a) (anak laki-laki), umur ± 2 (tiga) tahun lahir 6 Oktober 2012 sesuai dengan
Kutipan Akta Kelahiran tertanggal 25 Januari 2013 yang di keluarkan
Halaman 3 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serdang
Bedagai;
b) (anak perempuan), ;
6. Bahwa pada bulan Agustus 2013 ibu kandung Penggugat meninggal dunia
di rumah kediaman orang tua Penggugat di Desa Pon, di mana tempat
Tergugat tinggal selama ini bersama anak Penggugat dan adik Penggugat,
kemudian sedikit terjadi perselisihan antara Penggugat dengan Tergugat di
karenakan Penggugat memberikan saran kepada Penggugat agar orang tua
Tergugat (mertua Penggugat) jangan meminjam uang kepada adik
Penggugat, karena adik Penggugat belum ada pekerjaan dan penghasilan
tetap, namun Tergugat tidak terima dengan saran Penggugat dan sejak saat
itulah hubungan Penggugat dan Tergugat menjadi kurang harmonis;
7. Bahwa pada Bulan Nopember 2013 tanpa izin dan sepengetahuan
Penggugat, Tergugat pergi meninggalkan rumah orang tua Penggugat yang
di Desa Pon dengan membawa lemari, tempat tidur ke rumah orang tua
Tergugat di Desa Bakaran Batu, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten
Serdang Bedagai dan sudah tidak ada komunikasi yang baik lagi antara
Penggugat yang berada di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur dengan
Tergugat yang sudah pergi ke Desa Bakaran Batu, Kecamatan Sei Bamban,
hingga saat gugatan ini di ajukan ke Pengadilan Negeri Tebing Tinggi;
8. Bahwa antara Penggugat dan Tergugat tidak ada lagi komunikasi yang baik
sebagaimna layaknya suami istri bahkan saat Pembaptisan anak Penggugat
yang ke-2 Penggugat tidak diberitahu oleh Tergugat dan sikap Tergugat
telah menunjukkan seolah-olah bukan sebagai seorang istri namun bersikap
sebagai seorang musuh, sehingga tujuan awal dari perkawinan adalah
untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan penuh cinta kasih sudah
tidak terwujud sama sekali sebagaimana ketentuan Pasal 1 UU Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan;
9. Bahwa Tergugat meninggalkan rumah kediaman bersama yang
direkomendasi Penggugat sebagai rumah kediaman bersama di Desa Pon
sebagai syarat Tergugat ingin kembali ke Serdang Bedagai untuk mengikuti
Pengangkatan Guru Honor ke Guru PNS telah dapat dikategorikan Tergugat
telah meninggalkan rumah kediaman bersama Tergugat dan Penggugat.
Dengan demikian jelas dan nyata Tergugat telah meninggalkan Penggugat
Halaman 4 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
dari rumah kediaman tanpa izin dan sepengetahuan Penggugat (Schaeiding
Tavel End Bed);
10. Bahwa oleh karena tidak adanya lagi komunikasi yang baik antara
Penggugat dan Tergugat dan didukung karena antara Penggugat dan
Tergugat sudah tidak hidup bersama lagi sejak kepergian Tergugat
meninggalkan rumah bersama di Desa Pon, maka tidak ada harapan
Penggugat untuk meneruskan bahtera rumah tangga dengan Tergugat
dengan demikian Perceraian (Putusnya perkawinan) adalah yang lebih baik
dilaksanakan daripada meneruskan perkawinan dapat menimbulkan
kemungkinan akibat buruk yang lebih besar bagi Penggugat dan Tergugat;
11. Bahwa berdasarkan posita tersebut di atas ,cukup alasan bagi Penggugat
untuk mengajukan gugatan perceraian ini kepada Pengadilan Negeri Tebing
Tinggi Deli, agar kiranya Perkawinan antara Penggugat dan Tergugat
dinyatakan Putus karena Perceraian dengan segala akibat hukumnya dan
menghukum Tergugat untuk patuh terhadap Putusan tersebut;
Bahwa berdasarkan hal-hal dan uraian tersebut di atas, maka Penggugat
mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Tebing Tinggi untuk menetapkan suatu
hari persidangan dan memanggil para pihak untuk dapat hadir di persidangan
yang telah ditetapkan untuk itu, serta mengambil Putusan hukum yang amarnya
berbunyi sebagai berikut:
1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sah menurut hukum Perkawinan antara Penggugat dengan
Tergugat yang dilangsungkan di Gereja Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP) Kampung Pon pada tanggal 27 Agustus 2011 di hadapan tokoh
Agama Pendeta , sebagaimana tercatat pada Kutipan Akta Perkawinan
tertanggal 30 Desember 2011 yang telah dicatatkan pada Kantor Dinas
Kependudukan ;
3. Menyatakan secara Hukum PUTUS PERKAWINAN/PERNIKAHAN antara
Penggugat dengan Tergugat karena PERCERAIAN, dengan segala
akibatnya;
4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Tebing Tinggi atau
pejabat yang di tunjuk untuk mengirimkan salinan putusan Pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap (in krach van gewijde) kepada
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serdang
Halaman 5 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
Bedagai untuk di daftarkan dalam sebuah daftar yang di peruntukkan untuk
itu;
5. Biaya menurut hukum;
ATAU
Ex Aequo Et bono (apabila Majelis berpendapat lain,mohon putusan yang seadil
adilnya);
Menimbang, bahwa terhadap gugatan tersebut Tergugat telah
memberikan jawaban masing masing sebagai berikut:
Menimbang, bahwa terhadap Gugatan Penggugat tersebut Tergugat
memberikan jawaban pada tanggal 14 Oktober 2014 pada pokoknya sebagai
berikut:
Dengan lebih dahulu TERGUGAT menyatakan secara tegas dan nyata
MENOLAK SELURUH DALIL DAN PETITUM GUGATAN PENGGUGAT kecuali
dibenarkan secara tegas dan nyata-nyata dalam EKSEPSI sekaligus JAWABAN
ini, maka dengan ini saya mengajukan Eksepsi sekaligus Jawaban atas gugatan
Cerai yang diajukan oleh PENGGUGAT namun sebelumnya TERGUGAT lebih
dahulu menguraikan hal-hal sebagai berikut:
PERCERAIAN DILARANG DALAM AGAMA KRISTEN :
o Matius 19 ayat 5 dan 6 menyebutkan:
Ayat (5) Dan firman-Nya: Sebab itu laki- laki akan meninggalkan
ayah dan ibunya dan bersatu dengan Isteri nya, sehingga
keduanya itu menjadi satu daging.
Ayat (6) Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu.
Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh
diceraikan manusia.
o Maleakhi 2 ayat 14-16, menyebutkan:
Ayat (14) Dan kamu bertanya, “Oleh karena apa?”, Oleh sebab
TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa
mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia,
padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu;
Ayat (15) Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan
roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu?
Halaman 6 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
Keturunan Ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang
tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
Ayat (16) Sebab Aku membenci perceraian, Firman Tuhan, Allah
Israel-juga orang yang menutupi pakaiannya dengan
kekerasan, Firman Tuhan semesta alam. Maka jagalah
dirimu dan janganlah berkhianat!”
PENGATURAN PERCERAIAN MENURUT HUKUM RI KAITANNYA
DENGAN PNS:
o Alasan Perceraian menurut Pasal 19. PP No. 9 tahun 1975 tentang
Perkawinan jo. PP No. 10 tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan
Perceraian bagi PNS yang telah dirubah dengan PP No. 45 tahun 1990.
jo. Surat Edaran Kepala BAKN No. 08/SE/1983 tanggat 26 April 1983
tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS pada Romawi 3
angka 2. Alasan perceraian hanya terbatas pada alasan berikut:
a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat,
penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;
b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun
berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau
karena hal lain diluar kemampuannya;
c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau
hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;
d. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan
berat yang membahayakan pihak yang lain;
e. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan
akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;
f. Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam
rumah tangga;
o PNS yang berkeinginan untuk bercerai harus mendapat izin dari Pejabat.
PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh ijin tertulis
lebih dahulu dari pejabat (vide Pasal 3 ayat 1 PP No. 10 tahun 1983
tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS yang telah dirubah
dengan PP No. 45 tahun 1990. jo. Surat Edaran Kepala BKN No.
Halaman 7 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
08/SE/1983 tanggal 26 April 1983 tentang Ijin Perkawinan dan
Perceraian bagi PNS pada Romawi III angka 1);
o Setiap atasan yang menerima surat permintaan ijin perceraian harus
berusaha dahulu merukunkan kembali suami istri tersebut. (vide Surat
Edaran Kepala BAKN No. 08/SE/1983 tanggal 26 April 1983 tentang Ijin
Perkawinan dan Perceraian bagi PNS pada Romawi III angka 6);
o Menurut Surat Edaran Kepala BAKN No. 08/SE/1983 tanggal 26 April
1983 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS pada Romawi III
angka 12. Permintaan Izin Cerai oleh PNS harus ditolak oleh Pejabat
apabila:
a. Bertentangan dengan ajaran / peraturan agama yang
dianutnya/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang
dihayatinya;
b. Tidak ada alasan sebagaimana dimaksud dalam angka 2 di atas;
c. Bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlalu;
dan atau
d. Alasan perceraian yang dikemukakan bertentangan dengan akal
sehat;
DALAM EKSEPSI
Gugatan PENGGUGAT bertentangan dengan Agama dan Kepercayaan
PENGGUGAT dan TERGUGAT;
- Bahwa PENGGUGAT dengan TERGUGAT benar menikah secara
agama kristen, pernikahan mana dilakukan menurut tata Ibadah Huria
Kristen Batak Protestan;
- Bahwa di dalam pemberkatan pernikahan tersebut PENGGUGAT dengan
TERGUGAT telah mengucapkan janji Suci di hadapan Keluarga kedua
belah pihak, jemaat Gereja dan handai tolan dan yang paling utama
Janji Suci tersebut diucapkan dihadapan TUHAN;
- Bahwa adapun janji tersebut adalah ."Kami berjanji tidak akan bercerai
kecuali diceraikan karena kematian";
- Bahwa demikian pula yang menjadi pengikat perkawinan Kristen untuk
selamanya hingga kematian adalah apa yang tertulis di Alkitab
Halaman 8 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
sebagaimana tertulis di dalam Injil Matius 19 ayat 5 dan 6 serta
Maleakhi 2 ayat 14 - 16 sebagaimana di atas;
- Bahwa atas dasar hal tersebut dapat disimpulkan kalau Perceraian yang
diajukan oleh PENGGUGAT melalui gugatannya adalah bertentangan
dengan Agama yang dianut oleh PENGGUGAT dan TERGUGAT;
- Bahwa hal tersebut juga sejalan dengan ketentuan yang tertuang di
dalam Surat Edaran Kepala BAKN No. 08/SE/1983 tanggal 26 April
1983 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS pada Romawi III
angka 12 huruf [a] yang menyebutkan Permohonan Cerai harus ditolak
apabila “Bertentangan dengan ajaran/peraturan agama yang
dianutnya/kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang
dihayatinya.”
- Bahwa aturan tersebut juga semakin ditegaskan di dalam Surat Edaran
Kepala BAKN No. 08/SE/1983 tanggal 26 April 1983 tentang Ijin
Perkawinan dan Perceraian bagi PNS pada Romawi III angka 13 huruf
(a) yang menyebutkan Permohonan Cerai dapat diberikan apabila
“Tidak bertentangan dengan ajaran/peraturan agama yang dianutnya/
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang dihayatinya.”
- Maka dengan demikian Pengadilan tidaklah mempunyai kompetensi
memberikan putusan kalau Perkawinan antara PENGGUGAT dengan
TERGUGAT putus karena Perceraian;
- Bahwa atas dasar hal tersebut sangat berdasar bagi Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan Gugatan
PENGGUGAT tidak dapat diterima;
Gugatan PENGGUGAT Kabur (Obscuur Liebel)
- Bahwa setelah TERGUGAT mencermati gugatan PENGGUGAT, maka
TERGUGAT menemukan kalau gugatan PENGGUGAT sangat tidak
jelas dan gugatannya Kabur (obscuur Liebel) dikarenakan sangat tidak
jelas uraian fakta yang mendasari PENGGUGAT mengajukan
perceraian terhadap diri TERGUGAT;
- Bahwa secara formil, gugatan perceraian di Pengadilan Negeri harus
memuat variabel yang harus diperiksa dan diadili di dalam persidangan
yang selalu didasari pada dokumen gugatan yang diajukan oleh
Halaman 9 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
PENGGUGAT, variabel mana tidak tertuang di dalam gugatan
PENGGUGAT;
- Bahwa adapun variabel substansial yang tidak dituangkan oleh
PENGGUGAT di dalam Gugatannya adalah sebagai berikut:
o Bahwa sebelumnya TERGUGAT merasa perlu menguraikan
identitas PENGGUGAT di mana PENGGUGAT adalah PNS Guru
dengan yang bertugas di SMA Negeri , yang beralamat di
Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan-Propinsi Kalimantan
Timur;
o Bahwa perihal dokumen gugatan PENGGUGAT, PENGGUGAT
sebagai PNS sama sekali tidak mendalilkan Izin Cerai dari Pejabat
(ic, Menteri Pendidikan c/q. Walikota Balikpapan) yang seharusnya
menurut hukum harus dicantumkan di dalam Possita Gugatannya
hal tersebut telah melanggar ketentuan Pasal 3 ayat 1 PP No. 10
tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS yang
telah dirubah dengan PP No. 45 tahun 1990. jo. Surat Edaran
Kepala BAKN No. 08/SE/1983 tanggal 26 April 1983 tentang Ijin
Perkawinan dan Perceraian bagi PNS pada Romawi III angka 1;
o Bahwa PENGGUGAT tidak mendalilkan usaha yang pernah
dilakukan dalam upaya memperbaiki dan mempertahankan
pernikahan antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT (itu pun
kalau ada masalah antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT);
o Bahwa tidak ada dalil dalam gugatan PENGGUGAT, apakah
keluarga PENGGUGAT maupun Keluarga TERGUGAT telah
melakukan upaya untuk memperbaiki dan mempertahankan
hubungan pernikahan antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT;
o Bahwa tidak ada dalil dalam gugatan PENGGUGAT, kalau atas
dasar permohonan izin cerainya kepada Pejabat yang
membawahinya, Pejabat tersebut telah melakukan upaya untuk
memperbaiki dan mempertahankan perkawinan antara
PENGGUGAT dengan TERGUGAT supaya rujuk kembali;
o Bahwa hal tersebut HARUS lebih dahulu dilakukan sebelum Izin
Cerai terbit dari Pejabat yang berwenang untuk itu, dimana menurut
ketentuan Surat Edaran Kepala BAKN No. 08/SE/1983 tanggal 26
April 1983 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian bagi PNS pada
Halaman 10 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
Romawi III angka 6 mengatur "Setiap atas yang menerima surat
permintaan ijin perceraian HARUS bemsaha dahulu merukunkan
kembali suami isteri tersebut”;
o Bahwa hingga persidangan saat ini pun, TERGUGAT tidak pernah
dihubungi oleh atasan TERGUGAT untuk melakukan konfirmasi
atas permintaan ijin cerai dari PENGGUGAT (seandainya ada)
apalagi TERGUGAT sama sekali tidak pernah mengetahui ada
upaya atasan PENGGUGAT untuk berusaha merukunkan
PENGGUGAT dan TERGUGAT selaku Suami Isteri;
- Bahwa atas dasar itu, gugatan PENGGUGAT dapatlah dikategorikan
tidak lengkap uraiannya sehingga dalil-dalil di dalam Possita gugatan
PENGGUGAT mejadi tidak terang atau kabur; Bahwa atas dasar itu
maka sangat berdasar dan beralasan bagi Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk menyatakan gugatan
PENGGUGAT Kabur sehingga harus dinyatakan tidak dapat diterima;
Gugatan PENGGUGAT Prematur
- Bahwa sebagaimana dalil-dalil terdahulu sangat jelas gugatan
PENGGUGAT dapat dikwalifikasi sebagai gugatan yang Prematur atau
belum waktunya untuk diajukan dengan dasar dalil sebagai berikut;
- Bahwa apabila dicermati namun tanpa membenarkan dalil gugatan dari
PENGGUGAT, maka yang menjadi alasan pokok gugatan
PENGGUGAT adalah sebagai berikut:
a. Sejak bulan Nopember 2013, TERGUGAT meninggalkan rumah
orang tua PENGGUGAT tanpa izin (vide gugatan halaman 2
angka 7);
b. Tidak ada lagi komunikasi yang baik antara PENGGUGAT dengan
TERGUGAT (vide gugatan halaman 2 angka 7);
Ad.a. Bahwa untuk alasan perihal tuduhan TERGUGAT meninggalkan
rumah orang tua PENGGUGAT tanpa izin sejak Nopember
2013 tidaklah dapat diterima sebagai alasan pokok perceraian
sebagaimana gugatan PENGGUGAT, karena telah tidak sesuai
dengan ketentuan alasan cerai;
Bahwa tanpa membenarkan dalil PENGGUGAT tersebut, maka
apabila dihitung tuduhan TERGUGAT meninggalkan rumah
Halaman 11 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
orang tua sejak Nopember 2013, maka terhitung sejak waktu
tersebut sampai dengan bulan ini (Oktober 2014) baru berjalan
waktu selama 11 (sebelas) bulan;
Bahwa sementara itu menurut ketentuan alasan yang
dibenarkan oleh hukum sehubungan dengan dalil
PENGGUGAT tersebut adalah "Salah satu pihak meninggalkan
pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak
lain dan tanpa alasanyang sah atau karena hal lain diluar
kemampuannya";
Bahwa alasan perceraian tersebut telah sangat jelas diatur di
dalam:
o Pasal 19 huruf b. PP No. 9 tahun 1975 tentang Perkawinan
jo.
o PP No. 10 tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan
Perceraian bagi PNS yang telah dirubah dengan PP No. 45
tahun 1990. jo.
o Surat Edaran Kepala BAKN No. 08/SE/1983 tanggal 26
April 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian bagi
PNS, Romawi III angka (2);
Bahwa oleh karena apabila alasan gugatan PENGGUGAT yang
menuduh TERGUGAT meninggalkan rumah bersama tanpa izin
PENGGUGAT sejak 11 (sebelas) bulan yang lalu dapat
disimpulkan alasan tersebut adalah alasan yang masih sangat
prematur menurut hukum karena seharusnya selama 2 (dua)
tahun baru dapat dijadikan alasan;
Bahwa secara materil TERGUGAT menyatakan tetap bersedia
kembali ke rumah orang tua PENGGUGAT demi
mempertahankan pernikahan antara PENGGUGAT dengan
TERGUGAT;
Ad.b. Bahwa untuk alasan perihal tuduhan tidak ada lagi komunikasi
yang baik antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT (vide
gugatan halaman 2 angka 7);
Bahwa untuk alasan tersebut perlu TERGUGAT sampaikan di
hadapan persidangan kalau komunikasi antara PENGGUGAT
Halaman 12 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
dengan TERGUGAT masih berjalan sebagaimana biasanya,
dan seluruh informasi selalu disampaikan kepada PENGGUGAT
meskipun lebih sering PENGGUGAT tidak merespon
komunikasi by phone yang dilakukan oleh TERGUGAT;
Bahwa demi komunikasi tersebut bahkan orangtua TERGUGAT
pun telah mengirimkan foto anak PENGGUGAT dengan
TERGUGAT melalui kantor pos ke alamat tempat tinggal
PENGGUGAT;
Bahwa selain itu tidak pernah ada perselisihan antara
PENGGUGAT dengan TERGUGAT adapun perselisihan yang
terjadi adalah perselisihan kecil-kecil yang selalu diselesaikan
dengan baik-baik, karena TERGUGAT selalu mengalah demi
utuhnya keluarga PENGGUGAT dan TERGUGAT;
Bahwa selain itu secara juridis, alasan komunikasi yang tidak
ada menjadi alasan cerai tidak dikenal menurut hukum yang
berlaku di Indonesia karena alasan Cerai hanya terbatas pada
apa yang tertuang di dalam Pasal 19. PP No. 9 tahun 1975
tentang Perkawinan jo. PP No. 10 tahun 1983 tentang Izin
Perkawinan dan Perceraian bagi PNS yang telah dirubah
dengan PP No. 45 tahun 1990. jo. Surat Edaran Kepala BAKN
No. 08/SE/1983 tanggal 26 April 1983 tentang Izin Perkawinan
dan Perceraian bagi PNS pada Romawi 3 angka 2;
Bahwa oleh karena alasan tersebut tidak dikenal di dalam
hukum Indonesia, maka sepanjang alasan cerai yang diajukan
oleh PENGGUGAT didasarkan pada komunikasi yang tidak ada,
maka alasan tersebut haruslah dikesampingkan dan bagi
TERGUGAT alasan tersebut adalah alasan yang prematur
untuk mengajukan gugatan perceraian;
- Bahwa atas dasar dalil juridis sebagaimana di atas, maka sangat
berdasar bagi majelis hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a
quo untuk menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima
karena prematur;
Bahwa dengan demikian secara konklusif dalam eksepsi ini sangat berdasar
dan beralasan untuk menyatakan gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima;
Halaman 13 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
DALAM POKOK PERKARA
Bahwa secara tegas TERGUGAT lebih dahulu menyatakan TIDAK BERSEDIA
dan TIDAK INGIN BERCERAI dengan PENGGUGATdemi keutuhan keluarga
dan yang paling utama demt anak-anak;
Bahwa TERGUGAT menolak seluruh dalil-dalil gugatan PENGGUGAT, baik
dalil posita maupun dalil petitumnya, terkecuali terhadap hal-hal yang diakui
secara tegas dibawah ini;
Bahwa TERGUGAT dengan ini menjawab dan menanggapi dalil gugatan
PENGGUGAT sebagai berikut:
- Terhadap Possita gugatan PENGGUGAT No. 1:
o Bahwa benar antara TERGUGAT dan PENGGUGAT telah berlangsung
perkawinan menurut hukum adat Batak dan diberkati digereja HKBP
Kampung Pon, Kecamatan Sei Bamban, Kabupaten Serdang
Bedagai sebagaimana Akta Pemberkatan Nikah ;
o Bahwa tidak benar perkawinan dan pemberkatan nikah tersebut
dilaksanakan pada tanggal 12 Agustus 2011 namun yang sebenarnya
adalah pada tanggal 27 Agustus 2011;
- Terhadap Possita gugatan PENGGUGAT No. 2:
o Bahwa benar perkawinan secara adat Batak dan Pemberkatan di Gereja
tersebut telah dicatatkan menurut hukum sebagaimana Kutipan Akta
Perkawian tertanggal 30 Desember 2011 yang diterbitkan dan
ditandatangani Kepala Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kabupaten Sedang Bedagai;
- Terhadap Possita gugatan PENGGUGAT No. 3:
o Bahwa benar PENGGUGAT dengan TERGUGAT sekitar bulan
September 2011 berangkat bersama ke Balikpapan dan TERGUGAT
bersama tinggal ±3 (tiga) minggu disana;
- Terhadap Possita gugatan PENGGUGAT No.4:
o Bahwa tidak benar TERGUGAT meminta kepada PENGGUGAT untuk
kembali ke Kabupaten Serdang Bedagai dan diberikan izin oleh
PENGGUGAT dengan syarat tinggal di Rumah Orang tua
PENGGUGAT;
Halaman 14 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
o Bahwa yang sebanarnya adalah sebelum menikahpun sudah menjadi
kesekapakatan antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT kalau ke
Balikpapan hanya 1 (satu) bulan karena TERGUGAT harus kembali
mengajar sebagai Guru di SMA Negeri TERGUGAT sebelum menikah
telah mengajar di sekolah tersebut;
o Bahwa tidak benar perihal tinggal di Rumah Orang tua PENGGUGAT
karena syarat dari PENGGUGAT namun hal tersebut sudah menjadi
kesepakatan bersama antara PENGGUGAT dengan TERGUGAT
sebelum menikah;
o Bahwa dengan demikian tanpa izin dan tanpa syarat dari PENGGUGAT
pun TERGUGAT sepulang dari Balikpapan sudah pasti tinggal di
Rumah Orang tua PENGUGAT jadi tidak ada izin dan syarat
sebagaimana didalilkan oleh PENGGUGAT dalam gugatannya;
o Bahwa tidak benar PENGGUGAT pulang ke Kampung Pon 4 (empat)
bulan sekali dari Balikpapan, adapun kepulangan PENGGUGAT tidak
pernah rutin 4 (empat) kali sebulan namun kepulangan PENGGUGAT
seingat TERGUGAT hanya 4 (empat) kali sejak menikah sebagai
berikut:
Sekitar Desember 2011, PENGGUGAT pulang ke Kampung Pon
untuk mengunjungi TERGUGAT dan keluarga;
Sekitar April 2012, PENGGUGAT pulang ke Kampung Pon untuk
menghadiri wisuda adik PENGGUGAT bernama Roganda Nadeak
di Unversitas HKBP Nommensen-Pematang Siantar;
Sekitar Desember 2012, PENGGUGAT pulang ke Kampung Pon
untuk menghadiri acara Pembaptisan anak pertama ;
Sekitar Agustus 2013, PENGGUGAT pulang ke Kampung Pon
untuk keperluan Acara Adat Pengembumian Meninggalnya mertua
TERGUGAT (ic. Ibu kandung PENGGUGAT);
o Bahwa dengan demikian beralasan dan berdasar bagi Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk mengesampingkan
dan menolak dalil a quo;
- Terhadap Possita gugatan PENGGUGAT No. 5:
o Bahwa benar sebagai buah perkawinan dari PENGGUGAT dengan
TERGUGAT telah lahir anak-anak masing-masing:
Halaman 15 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
Anak I laki - laki, lahir tanggal 06 Oktober 2012, sebagaimana
Kutipan Akta Kelahiran bertanggal 25 Januari 2013;
Anak II Perempuan, lahir tanggal 29 Agustus 2013, sebagaimana
Kutipan Akta Kelahiran bertanggal 10 Juni 2014;
- Terhadap Possita gugatan PENGGUGAT No. 6:
o Bahwa benar pada bulan Agustus 2013 Ibu PENGGUGAT (Mertua
TERGUGAT) meninggal dunia di rumah kediaman Orang Tua
PENGGUGAT dimana TERGUGAT dan anak-anak tinggal;
o Bahwa pada saat meninggal Ibu PENGGUGAT tersebutlah,
PENGGUGAT terakhir kalinya kembali ke Kampung Pon;
o Bahwa tidak benar ada “sedikit” perselisihan antara PENGGUGAT
dengan TERGUGAT apalagi berkenaan dengan tuduhan Orangtua
TERGUGAT ada meminjam uang kepada Adik PENGGUGAT karena
orang tua TERGUGAT tidak pernah meminjam uang kepada Adik
PENGGUGAT;
o Bahwa tidak benar sejak itu hubungan PENGGUGAT dengan
TERGUGAT menjadi kurang harmonis bahkan dengan tuduhan
demikian dan selain itu biasanya juga sebagaimana sejak awal
pernikahan dimana komunikasi antara PENGGUGAT dengan
TERGUGAT hanya dapat dilakukan melalui handphone tante
PENGGUGAT dimana PENGGUGAT tinggal karena PENGGUGAT
selalu menyatakan tidak mempunyai handphone;
o Bahwa meskipun komunikasi kepada PENGGUGAT hanya dapat melalui
handphone Tente PENGGUGAT namun bagi TERGUGAT hal tersebut
tidak masalah yang penting keluarga PENGGUGAT dan TERGUGAT
tetap utuh;
o Bahwa pada pokoknya TERGUGAT menolak seluruh dalil PENGGUGAT
sepanjang menyatakan ada perselisihan antara PENGGUGAT dengan
TERGUGAT;
- Terhadap Possita gugatan PENGGUGAT No. 7:
o Bahwa benar sekitar bulan Nopember 2013 TERGUGAT meninggalkan
rumah orangtua PENGGUGAT dengan alasan sebagai berikut:
Bahwa sebelum meninggalnya Ibu PENGGUGAT, maka ketika
TERGUGAT berangkat mengajar pada pagi hari hingga siang, maka
Halaman 16 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
anak PENGGUGAT dan TERGUGAT dijaga oleh Ibu PENGGUGAT
tersebut;
Bahwa dengan demikian sepeninggal Ibu PENGGUGAT tersebut
tidak ada lagi yang akan menjaga anak-anak PENGGUGAT dan
TERGUGAT, maka TERGUGAT meminta tolong kepada Ibu
kandung TERGUGAT untuk datang setiap hari kerja ke rumah
Orang tua PENGGUGAT supaya ada yang menjaga anak
PENGGUGAT dan TERGUGAT;
Bahwa atas permintaan tersebut, Ibu TERGUGAT setiap hari
datang dari Desa Bakaran Batu ke Desa Pon naik sepeda motor,
demikian seterusnya;
Bahwa sekitar bulan September 2013 ketika Ibu TERGUGAT pulang
dari rumah orang tua PENGGUGAT dimana TERGUGAT dan anak-
anak tinggal karena sebelumnya Ibu TERGUGAT menjaga anak-
anak PENGGUGAT dan TERGUGAT, Ibu TERGUGAT mengalami
kecelakaan naik sepeda motor di mana Kepala Ibu TERGUGAT
membentur aspal sehingga menyebabkan rasa pening dan oyong
setiap berdiri;
Bahwa selama proses sakitnya tersebut, TERGUGAT menjadi tidak
dapat bekerja karena tidak ada yang menjaga anak-anak;
Bahwa selain itu sepeninggal dari Ibu PENGGUGAT, Adik
Perempuan PENGGUGAT bernama Murni Br. Nadeak dan
Suaminya bermarga Simangunsong (amangbao TERGUGAT) telah
tinggal di rumah Orangtua PENGGUGAT dimana adik
PENGGUGAT bernama Murni Br. Nadeak tersebut sedang dalam
keadaan hamil besar dan tidak berapa lama kemudian melahirkan;
Bahwa atas kondisi tersebut menyebabkan TERGUGAT merasa
segan dan dan tidak mungkin merepotkan adik PENGGUGAT
tersebut karena harus mengurus bayinya, di satu sisi Ibu
TERGUGAT tidak dapat datang ke rumah orang tua PENGGUGAT
karena dalam keadaan sakit dan rasa segan yang paling berat
adalah tinggal serumah dengan amangbao (ic. Suami adik
PENGGUGAT bermarga Simangunsong tersebut) yang secara adat
Batak dipantangkan;
Halaman 17 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
o Bahwa dengan demikian ada alasan yang masuk akal menyebabkan
TERGUGAT pindah ke rumah orangtua PENGGUGAT adalah sebagai
berikut:
Bahwa tidak ada yang menjaga anak PENGGUGAT dan
TERGUGAT karena Ibu TERGUGAT yang biasanya menjaga anak
PENGGUGAT dan TERGUGAT dalam keadaan sakit akibat
kecelakaan sepulang menjaga anak PENGGUGAT dan
TERGUGAT;
Bahwa di rumah orangtua PENGGUGAT di mana TERGUGAT dan
anak-anak tinggal ternyata telah tinggal pula adik Perempuan
PENGGUGAT dan suaminya dimana adik PENGGUGAT tersebut
sedang dalam keadaan hamil dan suami Adik PENGGUGAT
tersebut adalah Amangbao TERGUGAT yang secara adat batak
dipantangkan untuk tinggal serumah;
Bahwa apabila TERGUGAT tinggal di rumah orangtua TERGUGAT
maka Ibu dan Ayah TERGUGAT bisa menjaga dan merawat
anak-anak PENGGUGAT dan TERGUGAT sewaktu TERGUGAT
sedang bekerja;
o Bahwa tidak benar dalil PENGGUGAT yang menyatakan TERGUGAT
tanpa ijin dan sepengetahuan PENGGUGAT, karena sebagaimana dalil
terdahulu di mana PENGGUGAT selalu menyatakan tidak mempunyai
handphone maka rencana kepindahan tersebut telah diberitahukan
kepada PENGGUGAT melalui tante PENGGUGAT di Balikpapan
karena biasanya apabila TERGUGAT mau berkomunikasi atau
menyampaikan sesuatu kepada PENGGUGAT harus melalui tante
PENGGUGAT dan Tante PENGGUGAT selalu menanyakan hal apa
yang mau disampaikan dan Tante PENGGUGAT berjanji untuk
menyampaikannya;
o Bahwa selain itu secara formal masih berjalan 11 (sebelas) bulan belum
mencapai 2 (dua) tahun sebagaimana diamanatkan oleh Peratuaran
perundang-undangan;
o Bahwa apabila hukum mensyaratkan Perceraian akan ditolak dengan
syarat hukum TERGUGAT harus tinggal di rumah orang tua
PENGGUGAT, maka dengan ini demi utuhnya pernikahan dan demi
Halaman 18 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
anak-anak, TERGUGAT menyatakan bersedia untuk tinggal di rumah
PENGGUGAT;
o Bahwa dengan demikian berdasar dan beralasan bagi Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara aquo untuk mengesampingkan
dan menolak dalil PENGGUGAT a quo;
- Terhadap dalil gugatan PENGGUGAT No. 8:
o Bahwa tidak benar TERGUGAT tidak memberitahukan informasi
Pembaptisan anak ke-2 PENGGUGAT dan TERGUGAT bernama Anak
II (Perempuan) tidak diberitahukan kepada PENGGUGAT;
o Bahwa informasi tersebut telah diberitahukan melalui tante PENGGUGAT
di Balikpapan, karena sebagaimana fakta yang telah diuraikan di atas,
PENGGUGAT mengaku tidak mempunyai handphone dan komunikasi
biasanya melalui Tante PENGGUGAT dimana PENGGUGAT tinggal di
rumah tantenya tersebut;
o Bahwa tidak benar ada sikap TERGUGAT yang menunjukkan seolah-
olah sebagai musuh karena faktanya, biar bagaimanapun TERGUGAT
selalu bertahan dengan situasi apapun dalam keluarga PENGGUGAT
dan TERGUGAT, bahkan meskipun sedikit aneh pada zaman sekarang
dalil TERGUGAT yang menyatakan PENGGUGAT mengaku tidak
mempunyai handphone, namun itulah yang terjadi dan tidak menjadi
masalah bagi TERGUGAT sehingga tidak ada alasan apapun bagi
PENGGUGAT menyatakan sikap TERGUGAT seolah-olah menjadi
musuh;
o Bahwa selain itu meskipun PENGGUGAT telah tahunan lamanya tidak
mengirimkan biaya bagi anak-anak bagi TERGUGAT tetap memikirkan
secara positif mungkin PENGGUGAT punya banyak kebutuhan di
Balikpapan dan itu tidak menjadi masalah bagi TERGUGAT karena
Tuhan masih memberikan jalan bagi TERGUGAT untuk membesarkan
anak-anak PENGGUGAT dan TERGUGAT apa adanya;
o Bahwa dengan demikian beralasan dan berdasar bagi Majelis Hakim
untuk menolak dan mengesampingkan dalil PENGGUGAT a quo;
- Terhadap dalil gugatan PENGGUGAT No. 9:
Halaman 19 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
o Bahwa sebagaimana dalil terdahulu dimana TERGUGAT telah
menganalisa dan membantah dalil gugatan PENGGUGAT No. 7 maka
sangat tidak beralasan lagi bagi PENGGUGAT mendalilkan dalil a quo;
o Bahwa tidak benar TERGUGAT meninggalkan rumah tanpa izin dari dan
sepengetahuan PENGGUGAT
o Bahwa dengan demikian sangat berdasar bagi Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk mengesampingkan dan
menolak dalil a quo;
- Terhadap dalil gugatan PENGGUGAT No. 10 dan 11:
o Bahwa sebagaimana dalil terdahulu jawaban TERGUGAT terhadap dalil
gugatan PENGGUGAT pada No. 6 dan 7;
o Bahwa tidak benar tidak ada komunikasi yang baik antara PENGGUGAT
dan TERGUGAT dan tidak benar TERGUGAT meninggalkan rumah
orang tua PENGGUGAT tanpa izin dan tanpa sepengetahuan dari
PENGGUGAT;
o Bahwa selain itu pula secara formal masih berjalan 11 (sebelas) bulan
belum mencapai 2 (dua) tahun sebagaimana diamanatkan oleh
Peratuaran perundang-undangan;
o Bahwa selain itu, untuk mempertegas pernyataan TERGUGAT terdahulu
maka TERGUGAT mempertegas kembali pernyataan “apabila hukum
mensyaratkan TERGUGAT harus kembali ke rumah orangtua
PENGGUGAT maka dengan ini TERGUGATmenyatakan bersedta
kembali kerumah tersebut”.
o Bahwa atas dasar itu berdasar dan beralasan bagi Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk mengesampingkan dan
menolak dalil PENGGUGAT a quo;
Bahwa atas dasar dalil tersebut di atas, adalah fakta juridis di mana
TERGUGAT telah berhasil membantah dan mematahkan seluruh dalil
PENGGUGAT yang pada waktunya nanti akan dibuktikan pada proses
pembuktian sehingga sangat berdasar dan beralasan bagi Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara a quo untuk Menolak gugatan PENGGUGAT
untuk seluruhnya;
Bahwa atas dasar itu, TERGUGAT mohon kepada Majelis Hakim untuk
memberikan putusan sebagai berikut:
Halaman 20 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
MENGADILI
DALAM EKSEPSI
- Menerima dan mengabulkan EKSEPSI TERGUGAT;
- Menyatakan Gugatan PENGGUGAT tidak dapat diterima,
Atau
DALAM POKOK PERKARA
- Menolak Gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
- Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya-biaya yang timbul dalam
perkara ini;
Menimbang bahwa terhadap gugatan tersebut Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Deli telah menjatuhkan putusan
Nomor : 34/Pdt.G/2014/PN.Tbt tanggal 2 Desember 2014 yang amarnya
sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
- Menolak eksepsi Tergugat seluruhnya;
DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang sampai hari ini
ditetapkan sejumlah Rp. 516.000,00 (lima ratus enam belas ribu rupiah);
Menimbang bahwa Penggugat menolak putusan tersebut, dan
berdasarkan Akte Pernyataan Banding Nomor 34/Pdt.G/2014/PN-TTD.
tanggal 15 Desember 2014 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Tebing
Tinggi menerangkan bahwa PENGGUGAT telah menyatakan banding terhadap
putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Nomor 34/Pdt.G/2014/PN.Tbt tanggal
2 Desember 2014, dan pernyataan banding tersebut telah diberitahukan kepada
TERBANDING sebagaimana tersebut dalam Relaas Pemberitahuan Pernyataan
Banding tanggal 5 Januari 2015;
Menimbang bahwa PEMBANDING telah mengajukan memori banding
sebagaimana tersebut dalam memori bandingnya tanggal 21 Januari 2015
yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi pada tanggal
21 Januari 2015, dan memori banding tersebut telah diberitahukan dan
diserahkan oleh Jurusita Pengadilan Negeri Tebing Tinggi kepada:
Halaman 21 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
TERBANDING pada tanggal 26 Januari 2015 sebagaimana tersebut dalam
Relaas Pemberitahuan dan Penyerahan Memori Banding tanggal 26 Januari
2015;
Menimbang bahwa TERBANDING telah mengajukan kontra memori
banding sebagaimana tersebut dalam kontra memori bandingnya tanggal 18
Pebruari 2015 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi
pada tanggal 18 Pebruari 2015, dan kontra memori banding tersebut telah
diberitahukan dan diserahkan oleh Jurusita Pengadilan Negeri Tebing Tinggi
kepada PEMBANDING pada tanggal 23 Pebruari 2015;
Menimbang bahwa Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Tebing Tinggi
telah memberitahukan kepada PEMBANDING maupun kepada TERBANDING
untuk mempelajari berkas perkara dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari
setelah diterimanya pemberitahuantersebut, sebagaimana tersebut dalam
Relaas Pemberitahuan Memeriksa dan Membaca Berkas Nomor
34/Pdt.G/2014/PN.Tbt, masing-masing tanggal 23 Pebruari 2015, dan tanggal26
Januari 2015;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang bahwa permohonan banding dari PEMBANDING telah
diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta persyaratan yang
ditentukan Undang-Undang, oleh karena itu permohonan banding tersebut
secara formal dapat diterima;
Menimbang bahwa Pengadilan Tinggi telah memeriksa dan meneliti
serta mencermati dengan seksama berkas perkara beserta turunan resmi
putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Nomor 34/Pdt.G/2014/PN.Tbt tanggal
2 Desember 2014;
Menimbang bahwa PEMBANDING menolak putusan Pengadilan Negeri
Tebing Tinggi Nomor 34/Pdt.G/2014/PN.Tbt tanggal 2 Desember 2014
tersebut, dengan alasan yang selengkapnya seperti tersebut dalam memori
bandingnya yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi
sebagaimana tersebut dalam Berita Acara Tanda Terima Memori Banding tanggal
21 Januari 2015, dengan alasan yang pada pokoknya sebagai berikut:
1. Bahwa kepergian Tergugat sebagai seorang isteri meningkalkan rumah orang
tua Penggugat sekitar bulan Agustus 2013, sudah dapat dikategorikan
terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang secara terus menerus dan hati
Penggugat-Tergugat sudah terpecah, sehingga Penggugat mengajukan
Halaman 22 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
gugatan sebagaimana ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang Undang Nomor 1
Tahun 1974
2. Sikap Tergugat di persidangan tetap menunjukkan kebenaran dirinya sendiri
tanpa sedikitpun merasa ingin dipersatukan;
3. Pihak keluarga Tergugat tidak ada menunjukkan tanda-tanda usaha ingin
mempersatukan kembali Penggugat dan Tergugat;
Berdasarkan alasan tersebut Pembanding memohon kepada Majelis
Hakim Pengadilan Tingkat Banding yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar
berkenan memutuskan perkara ini yang amarnya sebagai berikut:
1. Menerima banding dari Pemohon Banding;
2. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Nomor
34/Pdt.G/2014/PN.Tbt tanggal 2 Desember 2014;
MENGADILI SENDIRI
1. Mengabulkan guatan PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2. Menyatakan sah menurut hukum Perkawinan antara Penggugat dengan
Tergugat yang dilangsungkan di Gereja Huria Kristen Batak Protestan
(HKBP) Kampung Pon pada tanggal 27 Agustus 2011 di hadapan tokoh
Agama Pendeta NURDIN P. TAMBUN, sebagaimana tercatat pada Kutipan
Akta Perkawinan yang telah dicatatkan pada Kantor Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serdang Bedagai;
3. Menyatakan secara Hukum PUTUS PERKAWINAN/PERNIKAHAN antara
Penggugat dengan Tergugat karena PERCERAIAN, dengan segala
akibatnya;
4. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri Tebing Tinggi atau
pejabat yang di tunjuk untuk mengirimkan salinan putusan Pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap (in krach van gewijde) kepada
Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Serdang
Bedagai untuk di daftarkan dalam sebuah daftar yang di peruntukkan untuk
itu;
5. Biaya menurut hukum;
ATAU
Ex Aequo Et bono (apabila Majelis berpendapat lain,mohon putusan yang seadil
adilnya);
Halaman 23 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
Menimbang bahwa TERBANDING telah mengajukan kotra memori
banding yang selengkapnya sebagaimana tersebut dalam kontra memori
bandingnya tanggal 18 Pebruari 2015 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Tebing Tinggi pada tanggal18 Pebruari 2015, yang pada pokoknya
sebagai berikut:
1. Bahwa Pendapat Hakim Anggota I NELLY ANDRIANI yang melakukan
dissenting opinion, yang berpendapat bahwa antara PEMBANDING dan
TERBANDING telah terrjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada
harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga, adalah sama sekali
tidak didasarkan pada bukti-bukti di persidangan baik bukti surat maupun
bukti saksi, sehingga pendapat Hakim Anggota I tersebut tidak dapat
dipertanggungjawabkan;
2. Bahwa TERBANDING pindah dari rumah orang tua PEMBANDING ke
rumah orang tua TERBANDING adalah atas sepengetahuan
PEMBANDING, semata-mata agar orang tua TERBANDING dapat menjaga
anak-anak PEMBANDING dan TERBANDING kalau TERBANDING sedang
mengajar;
3. Bahwa dengan dalil Yang terdahulu tidak ada satupun alasan cerai
sebagaimana dimaksud dalam Pasal ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang
Undang Nomor 1 Tahun 1974 yang dapat diterima sebagai alasan gugatan
cerai yang diajukan oleh PEMBANDING;
Berdasarkan alasan tersebut TERBANDING memohon agar Majelis
Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan:
1. Menolak permohonn banding dari PEMBANDING untuk seluruhnya;
2. Menguatkan putusan putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Nomor
34/Pdt.G/2014/PN.Tbt tanggal 2 Desember 2014;
Menimbang bahwa menanggapi permohonan banding tersebut Majelis
Hakim Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini
akan mempertimbangkannya seperti tersebut di bawah ini;
DALAM EKSEPSI
Menimbang bahwa pertimbangan hukum yang dibuat oleh Hakim
tingkat pertama DALAM EKSEPSI yang pada pokoknya menolak eksepsi
TERGUGAT untuk seluruhnya Pengadilan Tinggi akan mempertimbangkannya
seperti tersebut di bawah ini;
Halaman 24 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
Menimbang bahwa TERGUGAT telah mengajukan eksepsi yang pada
pokoknya sebagai berikut:
1. Bahwa gugata Penggugat bertentangan dengan dengan agama dan
kepercayaan Penggugat dan Tergugat;
2. Gugata Penggugat kabur (obscuur libel);
3. Gugata Penggugat Prematur;
Menimbang bahwa setelah membaca pertimbangan Majelis Hakim
tentang eksepsi tersebut, Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Banding
berpendapat bahwa pertimbangan Majelis Hakim tersebut telah tepat dan benar;
Oleh karena itu eksepsi pada point: 1, 2 dan point 3 tersebut harus ditolak;
Menimbang bahwa oleh karena itu pertimbangan tersebut diambil alih
dan dijadikan sebagai pertimbangan sendiri dalam memutus perkara ini di
tingkat banding, oleh karena itu putusan Hakim Pengadilan Tingkat Pertama
DALAM EKSEPSI tersebut dapat dipertahankan dan dikuatkan;
DALAM POKOK PERKARA
Menimbang bahwa yang menjadi “gugatan pokok” dalam perkara ini
adalah tentang perceraian antara Penggugat dengan Tergugat;
Menimbang bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi akan
mempertimbangkan pertimbangan Hakim Pengadilan Tingkat Pertama tentang
“gugatan pokok” dalam gugatan tersebut yang dalam putusannya “Menolak
gugatan Penggugat seluruhnya”, seperti tersebut di bawah ini;
Menimbang bahwa PENGGUGAT mengajukan gugatan percerian
terhadap TERGUGAT dengan alasan sebagaimana tersebut dalam posita
gugatan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa antara Penggugat dan Tergugat sudah tidak ada keharmonisan
dalam berumah tangga, karena sudah tidak ada komunikasi, sehingga tidak
dapat mencapai tujuan perkawinan;
- Bahwa Tergugat telah meninggalkan rumah orang tua Penggugat yang
sudah direkomendasikan Penggugat sebagai tempat kediaman;
Menimbang bahwa TERGUGAT dalam jawabannya pada pokoknya
menolak seluruh dalil-dalil Gugatan PENGGUGAT kecuali terhadap hal-hal yang
dengan tegas diakui didepan persidangan;
Halaman 25 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
Menimbang bahwa karena TERGUGATmenyangkal dalil PENGGUGAT
tersebut, maka berdasarkan ketentuan Pasal 283 RBG dan/atau Pasal 1865
KUHPerdata, maka PENGGUGAT wajib terlebih dahulu membuktikan dalil
gugatannya;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dalil gugatannya,
PENGGUGAT telah mengajukan bukti-bukti surat yang diberi tanda bukti: P-1
s/d P-4, dan 3 (tiga) orang saksi di bawah sumpah, yaitu: 1. Pittauli, 2. Murni
Ekarida Nadeak, dan 3. Roganda Nadeak;
Menimbang bahwa untuk membuktikan kebenaran dalil sanggahannya,
TERGUGAT telah pula mengajukan bukti-bukti surat yang telah diberi tanda
bukti: T-1 s/d T-6, dan 2 (dua) orang saksi di bawah sumpah, yaitu: 1. Albinus
Nadeak, dan 2. Marudut Pakpahan;
Menimbang bahwa setelah membaca dengan seksama memori
banding yang diajukan oleh PEMBANDING maupun kontra memori banding
yang diajukan oleh TERBANDING, pula membaca pertimbangan Pengadilan
Negeri Tebing Tinggi dalam putusannya Nomor 34/Pdt.G/2014/PN.Tbt
tanggal 2 Desember 2014 tersebut, dihubungkan dengan bukti-bukti yang
diajukan oleh Para pihak yang berperkara baik berupa bukti surat maupun bukti
berupa keterangan saksi, ternyata tidak ada hal-hal baru yang perlu
dipertimbangkan karena Hakim Pengadilan Tingkat Pertama dalam
pertimbangannya telah memuat dan menguraikan semua keadaan dan alasan
yang menjadi dasar dalam memutus perkara tersebut; dan Majelis Hakim
Pengadilan Tingkat Banding berpendapat bahwa pertimbangan Majelis Hakim
Pengadilan Tingkat Pertama tersebut telah tepat dan benar bahwa
PENGGUGAT “tidak berhasil” membuktikan dalil gugatannya, dan sebaliknya
TERGUGAT telah dapat membuktikan dalil sanggahannya terhadap gugatan
PENGGUGAT tersebut; oleh karena itu pertimbangan tersebut diambil alih dan
dijadikan pertimbangan sendiri dalam memutus perkara ini di tingkat banding;
Menimbang bahwa berdasarkan pertrimbangan tersebut, maka putusan
Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Nomor : 34/Pdt.G/2014/PN.Tbt. tanggal 2
Desember 2014 “DALAM POKOK PERKARA” tersebut dapat dipertahankan,
dan dikuatkan;
Berdasarkan seluruh pertimbangan tersebut Majelis Hakim Pengadilan
Tinggi berpendapat bahwa putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi
Halaman 26 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
Nomor : 34/Pdt.G/2014/PN.Tbt. tanggal 2 Desember 2014 yang dimohonkan
banding tersebut telah tepat dan benar, sehingga harus dikuatkan;
Menimbang bahwa karena PEMBANDING dipihak yang kalah, maka
harus dihukum untuk membayar ongkos perkara dalam kedua tingkat
Pengadilan yang untuk tingkat banding ditetapkan sebesar tersebut dalam
diktum putusan ini;
Mengingat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan,
dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan , dan Ketentuan Undang-
Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, Undang-
Undang No.49 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, dan Peraturan Perundang-
undangan yang bersangkutan lainnya khususnya Rbg;
MENGADILI:
1. Menerima permohonan banding dari PEMBANDING; ------------------------------
2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Tebing Tinggi Nomor : 34/
Pdt.G/2014/PN.Tbt tanggal 2 Desember 2014 yang dimohonkan banding
tersebut; -----------------------------------------------------------------------------------------
3. Menghukum PEMBANDING membayar ongkos perkara untuk kedua tingkat
pengadilan yang untuk tingkat banding ditetapkan sebesar Rp. 150.000,00
(seratus lima puluh ribu rupiah). ----------------------------------------------------------
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari Rabu tanggal 3 Juni 2015 oleh kami:
RUSTAM IDRIS, S.H. sebagai Hakim Ketua Majelis, BENAR KARO-KARO,
S.H., MH dan HERU PRAMONO, S.H., M.Hum. masing-masing sebagai Hakim
Anggota, dan diucapkan pada hari ini Rabu tanggal 17 Juni 2015 di dalam
sidang yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dihadiri
oleh kedua Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Hj. DIANA SYAHPUTRI
Halaman 27 dari 27 Halaman PUTUSAN Nomor 122/PDT/2015/PT. MDN.
NASUTION, S.H. sebagai Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh para pihak
yang berperkara.
HAKIM ANGGOTA MAJELIS HAKIM KETUA MAJELIS
ttd. ttd.
1. BENAR KARO KARO, SH., MH. RUSTAM IDRIS, S.H.
ttd.
2. HERU PRAMONO, SH., M.Hum.
PANITERA PENGGANTI
ttd.
Hj. DIANA SYAHPUTRI NASUTION, S.H.
Perincian biaya perkara:
Meterai ---------------- : Rp 6.000,-
Redaksi ---------------- : Rp 5.000,-
Pemberkasan ---------: Rp 139.000.-
Jumlah----------------- : Rp.150.000,-
(Seratus lima puluh ribu rupiah).