delta plain

5
Delta plain Delta plain merupakan bagian kearah darat dari suatu delta. Umumnya terdiri dari endapan marsh dan rawa yang berbutir halus seperti serpih dan bahan-bahan organik (batubara). Delta plain merupakan bagian dari delta yang karakteristik lingkungannya didominasi oleh proses fluvial dan tidal. Pada delta plain sangat jarang ditemukan adanya aktivitas dari gelombang yang sangat besar. Daerah delta plain ini ditoreh (incised) oleh fluvial distributaries dengan kedalaman berkisar dari 5 – 30 m. Pada distributaries channel ini sering terendapkan endapan batupasir channel-fill yang sangat baik untuk reservoir (Allen & Coadou, 1982). Delta front Delta front merupakan daerah dimana endapan sedimen dari sungai bergerak memasuki cekungan dan berasosiasi/berinteraksi dengan proses cekungan (basinal). Akibat adanya perubahan pada kondisi hidrolik, maka sedimen dari sungai akan memasuki cekungan dan terjadi penurunan kecepatan secara tiba-tiba yang menyebabkan diendapkannya material- material dari sungai tersebut. Kemudian material-material tersebut akan didistribusikan dan dipengaruhi oleh proses basinal. Umumnya pasir yang diendapkan pada daerah ini terendapkan pada distributary inlet sebagai bar. Konfigurasi dan karakteristik dari bar ini umumnya sangat cocok sebagai reservoir, didukung dengan aktivitas laut yang mempengaruhinya (Allen & Coadou, 1982). Prodelta Prodelta adalah bagian delta yang paling menjauh kearah laut atau sering disebut pula sebagai delta front slope. Endapan prodelta biasanya dicirikan dengan endapan berbutir halus seperti lempung dan lanau. Pada daerah ini sering ditemukan zona lumpur (mud zone) tanpa

Upload: hermawan

Post on 15-Dec-2015

16 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pembentukan batubara pada lingkungan delta

TRANSCRIPT

Page 1: Delta Plain

Delta plain

Delta plain merupakan bagian kearah darat dari suatu delta. Umumnya terdiri dari endapan marsh dan rawa yang berbutir halus seperti serpih dan bahan-bahan organik (batubara). Delta plain merupakan bagian dari delta yang karakteristik lingkungannya didominasi oleh proses fluvial dan tidal. Pada delta plain sangat jarang ditemukan adanya aktivitas dari gelombang yang sangat besar. Daerah delta plain ini ditoreh (incised) oleh fluvial distributaries dengan kedalaman berkisar dari 5 – 30 m. Pada distributaries channel ini sering terendapkan endapan batupasir channel-fill yang sangat baik untuk reservoir (Allen & Coadou, 1982).

Delta front

Delta front merupakan daerah dimana endapan sedimen dari sungai bergerak memasuki cekungan dan berasosiasi/berinteraksi dengan proses cekungan (basinal). Akibat adanya perubahan pada kondisi hidrolik, maka sedimen dari sungai akan memasuki cekungan dan terjadi penurunan kecepatan secara tiba-tiba yang menyebabkan diendapkannya material-material dari sungai tersebut. Kemudian material-material tersebut akan didistribusikan dan dipengaruhi oleh proses basinal. Umumnya pasir yang diendapkan pada daerah ini terendapkan pada distributary inlet sebagai bar. Konfigurasi dan karakteristik dari bar ini umumnya sangat cocok sebagai reservoir, didukung dengan aktivitas laut yang mempengaruhinya (Allen & Coadou, 1982).

Prodelta

Prodelta adalah bagian delta yang paling menjauh kearah laut atau sering disebut pula sebagai delta front slope. Endapan prodelta biasanya dicirikan dengan endapan berbutir halus seperti lempung dan lanau. Pada daerah ini sering ditemukan zona lumpur (mud zone) tanpa kehadiran pasir. Batupasir umumnya terendapkan pada delta front khususnya pada daerah distributary inlet, sehingga pada daerah prodelta hanya diendapkan suspensi halus. Endapan-endapan prodelta merupakan transisi kepada shelf-mud deposite. Endapan prodelta umumnya sulit dibedakan dengan shelf-mud deposite. Keduanya hanya dapat dibedakan ketika adanya suatu data runtutan vertikal dan horisontal yang baik (Reineck & Singh, 1980).

Delta dapat terjadi pada berbagai macam tubuh air dimana endapan sungai lebih banyak yang diendapkan dibandingkan dengan endapan yang disapu atau dibawa gelombang atau arus. Sedangkan syarat-syarat terbentuknya delta adalah :

Page 2: Delta Plain

1. Adanya sungai yang mengalir ke hilir.2. Tidak ada gerakan tektonik yang mengakibatkan penurunan dasar laut atau danau yang

besar.3. Terdapat proses pengendapan.

Proses yang berperan membentuk delta

1. Proses Fluvial (Fluvial Dominated)2. Proses Gelombang (Wave dominated)3. Proses Pasang Surut (Tide Dominated)

Klasifikasi DeltaKlasifikasi merupakan suatu usaha pengelompokkan berdasarkan kesamaan sifat, fisik yang dapat teramati (Tabel 4.1). Dalam hal klasifikasi delta, ada beberapa klasifikasi yang sering digunakan. Klasifikasi delta yang sering digunakan adalah klasifikasi menurut Galloway, 1975 dan klasifikasi menurut Fisher, 1969Dalam klasifikasi Galloway (1975) ditampilkan beberapa contoh delta di dunia yang mewakili tipikal proses yang relatif dominan bekerja membentuk setiap tipikal delta, sebagai contoh fluvial dominated delta akan membentuk delta yang berbentuk elongate contohnya adalah Delta Missisipi, kemudian tide dominated delta akan membentuk delta yang berbentuk estuarine contohnya Delta Gangga- Brahmaputra, selanjutnya wave dominated delta akan menghasilkan delta yang berbentuk cuspate contohnya Delta San Fransisco. Namun, pada dasarnya setiap delta yang terdapat di dunia tidaklah murni dihasilkan oleh dominasi salah satu faktor pengontrol di atas, namun lebih merupakan hasil interaksi antara dua atau bahkan tiga faktor pengontrol, sebagai contoh Delta Mahakam dan Delta Ebro yang berbentuk lobate yang dihasilkan utamanya dari proses fluvial dan tidal dengan sedikit pengaruh gelombang (wave),Selain klasifikasi menurut Galloway, juga terdapat klasifikasi menurut Fisher (1969). Dalam klasifikasi ini, Fisher menyimpulkan bahwa proses pembentukan delta dipengaruhi oleh dua faktor pengontrol utama yaitu proses fluvial dan pasokan sedimen, serta proses asal laut (marine processes). Berdasarkan dominasi salah satu faktor tersebut, Fisher dalam klasifikasinya membagi delta menjadi dua kelompok yaitu delta yang bersifat high constructive, apabila proses fluvial dan pasokan sedimen yang dominan mengontrol pembentukan delta dan delta yang bersifat high desctructive apabila proses asal laut yang lebih dominan. Pada gambar klasifikasi Fisher dapat dilihat beberapa geometri delta berdasarkan proses dominan yang mengontrolnya menurut Fisher et al., (1969)

1.Fluvial Dominated Delta

Terjadi ketika delta tersebut didominasi oleh sistem sungai yang proses pasang surut atau gelombangnya sedikit sehingga proses pengendapan lebih intens dan sedimen terus tersuplai. Membuat delta ini berbentuk seperti kaki burung (bird’s foot delta). Endapan yang terjadi adalah lempung, lanau, dan pasir.

1.Wave Dominated Delta

Page 3: Delta Plain

Proses pengendapan pada delta ini masih terjadi namun gelombang memiliki dominansi untuk mengerosi tepi luar struktur delta sehingga memudahkan untuk memberikan gambaran tentang delta itu sendiri. Bentuk delta tipe ini adalah Arcuate dan endapannya kebanyakan pasir.

1.Tidal (Pasang Surut) Dominated Delta

Proses pengendapan delta yang didominasi oleh pasang surut. Biasa terjadi pada suatu daerah pasang surut yang cukup luas atau kecepatan pasang surut yang tinggi. Dengan kondisi seperti itu maka suplai sedimen lebih didukung oleh pasang surut yang kuat dan kecenderungan membentuk delta menjadi kecil. Fitur lain yang dihasilkan adalah bahwa ia memiliki banyak struktur linier sejajar dengan arus pasang surut dan tegak lurus ke lepas pantai.

1.Fluvial Dominated DeltaTerjadi ketika delta tersebut didominasi oleh sistem sungai yang proses pasang surut atau gelombangnya sedikit sehingga proses pengendapan lebih intens dan sedimen terus tersuplai. Membuat delta ini berbentuk seperti kaki burung (bird’s foot delta).Endapan yang terjadi adalah lempung, lanau, pasir. Model stratigrafi yang terdapat pada delta model ini adalah coarsening upward sequence.2.Wave Dominated DeltaProses pengendapan pada delta ini masih terjadi namun gelombang memiliki dominansi untuk mengerosi tepi luar struktur delta sehingga memudahkan untuk memberikan gambaran tentang delta itu sendiri. Bentuk delta tipe ini adalah Arcuate dan endapannya kebanyakan pasir. Contoh tipe ini adalah Delta Sungai Nil. [Penjelasan Arcuate cari di gugel yo]. Model stratigrafi tipe ini juga menunjukkan coarsening upward sequence tapi mungkin bedanya pada sekuen-sekuennya, kalo yang sebelumnya ada yang mengalami coarsening pada sekuen tebal dan kecil/tipis akan tetapi pada tipe ini hampir di seluruhnya.3.Tidal (Pasang Surut) Dominated DeltaProses pengendapan delta yang didominasi oleh pasang surut. Biasa terjadi pada suatu daerah pasang surut yang cukup luas atau kecepatan pasang surut yang tinggi. Dengan kondisi seperti itu maka suplai sedimen lebih didukung oleh pasang surut yang kuat dan kecenderungan membentuk delta menjadi kecil. Fitur lain yang dihasilkan adalah bahwa ia memiliki banyak struktur linier sejajar dengan arus pasang surut dan tegak lurus ke lepas pantai. Model stratigrafinya juga sama yaitu coarsening upward sequence yang tersusun atas interbedded sand, lempung, lanau, pasir halus, pasir kasar.

Huki, Luci. 2012. Pengendapan (sedimentasi). http://manfaat-pengetahuan.blogspot.com/2012/11/pengendapan-sedimentasi/html. Diakses pada 26 Mei 2013.

Page 4: Delta Plain

Satyana, Awang Harun. 2007. Bencana Geologi dalam “Sandhyâkâla” Jenggala dan Majapahit : Hipotesis Erupsi Gununglumpur Historis Berdasarkan Kitab Pararaton, Serat Kanda, Babad Tanah Jawi; Folklor Timun Mas; Analogi Erupsi LUSI; dan Analisis Geologi Depresi Kendeng-Delta Brantas. BPMIGAS. Bali.

Thok, Tugino. 2012. Daftar Nama Delta di Indonesia. http://mastugino.blogspot.com/2012/09/daftar-nama-delta-di-indonesia.html. Diakses pada 26 Mei 2013.

Tadlock, Justin. 2013. Lingkungan Pengendapan Transisi. http://poncoaw.wordpress.com/2013/04/20/lingkungan-pengendapan-transisi/. Diakses pada 26 Mei 2013.

– Allen, G.P., Laurier, D., Thouvenin, J.M., 1976, Sediment Distribution Pattern In The Modern Mahakam Delta, Indonesian Petroleum Association, Proceedings 5th Annual Convention Jakarta, p 159-178.– Bachtiar, A., et.al., 1999, Geological Study on Semberah Block, Final Report. PT Intibumi Sarana Makmur (GDA Group)– Fisher, W.L., Brown, L.F., Scott, A.J., and McGowen, J.H., 1969. Delta System in The Exploration for Oil & Gas. A research Colloquium, Bureau of Economic Geology, University of Texas at Austin, Austin, Texas.– Galloway, W.E., 1983, Depositional System and Sequence in The Exploration for Sandstone and Stratigraphic Traps, Springer – Verlag, New York, USA.– Koesoemadinata, R.P., 1978. Geologi Minyak dan Gas Bumi. ITB, Bandung.