deletisasi petani kecil - anita's personal blog

2
Sofyan Sjaf Online | Deletisasi Petani Kecil Copyright Sofyan Sjaf [email protected] https://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/07/deletisasi-petani-kecil/ Deletisasi Petani Kecil Sofyan Sjaf Nafsu pemerintah untuk meng-kapitalis-kan sektor pertanian rupanya tak terbendung lagi. Belum usai pro-kontra food estate, Kementerian Pertanian (Kementan) diam-diam akan melangsir Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Tanaman Pangan. Diduga, Permentan ini adalah “kendaraan” untuk memuluskan masuknya investasi swasta baik nasional dan multinasional di budidaya tanaman pangan. Sementara itu, petani kecil dengan lahan dan usaha tani kurang dari 0,5 hektar sekedar menjadi obyek kebijakan, yakni pemerintah sekedar mewajibkan mereka untuk didaftar. Deletisasi Petani Kecil Ada sinyalemen bahwa Permentan Pedoman Perizinan Usaha Budidaya Tanaman Pangan adalah upaya deletisasi petani kecil dalam peta sistem usahatani. Identitas miskin, subsisten, tak bermodal, dan skala kecil yang melekat dengan petani kecil, rupanya menjadi batu sandung pemerintah untuk memajukan sektor pertanian. Meski petani kecil mampu mengakumulasi modal sosial dan budaya dalam ber- agriculture, namun tidak menjadi pertimbangan Mentan untuk menyusun kebijakan pertaniannya. Akumulasi modal ekonomi rupanya jauh lebih berarti bagi Mentan untuk mengkerangkai kebijakan sektor yang menguasai hajat hidup orang banyak ini. Pembuktian ini dapat dilihat dari dua substansi Permentan. Pertama, kebijakan ‘pintu terbuka’ bagi para investor untuk proses produksi dan pascapanen. Di proses produksi, investasi dibuka selebar-lebarnya bagi para investor yang tertarik usaha penyiapan lahan dan media tumbuh tanaman, pembenihan, penanaman, pemeliharaan atau perlindungan tanaman, dan pemanenan. Untuk penanganan pascapanen, Mentan mempersilahkan kepada investor untuk menggarap bisnis pembersihan komoditas, pengupasan atau perontokan, pengeringan, sortasi, grading, pengolahan, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standardisasi mutu, dan distribusi atau pemasaran hasil produksi. page 1 / 2

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Deletisasi Petani Kecil - Anita's Personal Blog

Sofyan Sjaf Online | Deletisasi Petani KecilCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/07/deletisasi-petani-kecil/

Deletisasi Petani Kecil

Sofyan Sjaf

Nafsu pemerintah untuk meng-kapitalis-kan sektor pertanian rupanya takterbendung lagi. Belum usai pro-kontra food estate, Kementerian Pertanian(Kementan) diam-diam akan melangsir Peraturan Menteri Pertanian tentangPedoman Perizinan Usaha Budidaya Tanaman Pangan.  Diduga, Permentan iniadalah “kendaraan” untuk memuluskan masuknya investasi swasta baik nasionaldan multinasional di budidaya tanaman pangan.  Sementara itu, petani kecildengan lahan dan usaha tani kurang dari 0,5 hektar sekedar menjadi obyekkebijakan, yakni pemerintah sekedar mewajibkan mereka untuk didaftar.

Deletisasi Petani Kecil

Ada sinyalemen bahwa Permentan Pedoman Perizinan Usaha Budidaya TanamanPangan adalah upaya deletisasi petani kecil dalam peta sistem usahatani.  Identitasmiskin, subsisten, tak bermodal, dan skala kecil yang melekat dengan petani kecil,rupanya menjadi batu sandung pemerintah untuk memajukan sektor pertanian. Meski petani kecil mampu mengakumulasi modal sosial dan budaya dalam ber-agriculture, namun tidak menjadi pertimbangan Mentan untuk menyusun kebijakanpertaniannya.  Akumulasi modal ekonomi rupanya jauh lebih berarti bagi Mentanuntuk mengkerangkai kebijakan sektor yang menguasai hajat hidup orang banyakini.

Pembuktian ini dapat dilihat dari dua substansi Permentan.  Pertama, kebijakan‘pintu terbuka’ bagi para investor untuk proses produksi dan pascapanen. Di prosesproduksi, investasi dibuka selebar-lebarnya bagi para investor yang tertarik usahapenyiapan lahan dan media tumbuh tanaman, pembenihan, penanaman,pemeliharaan atau perlindungan tanaman, dan pemanenan.  Untuk penangananpascapanen, Mentan mempersilahkan kepada investor untuk menggarap bisnispembersihan komoditas, pengupasan atau perontokan, pengeringan, sortasi,grading, pengolahan, pengawetan, pengemasan, penyimpanan, standardisasi mutu,dan distribusi atau pemasaran hasil produksi.

page 1 / 2

Page 2: Deletisasi Petani Kecil - Anita's Personal Blog

Sofyan Sjaf Online | Deletisasi Petani KecilCopyright Sofyan Sjaf [email protected]://sofyansjaf.staff.ipb.ac.id/2010/06/07/deletisasi-petani-kecil/

Kedua, perizinan usaha tanaman pangan dalam skala luas.  Selain usaha tanipangan di atas lahan lebih dari 25 ha, Kementan juga mengatur ”perizinan” untukusaha tani pangan dengan luasan lahan kurang dari 25 ha.  Berarti, mereka yangtergolong petani kecil dengan kepemilikan lahan dan usaha tani kurang dari 0,5hektar juga turut menjadi obyek kebijakan Mentan.

Beranjak dari dua pembuktian di atas, rupanya Mentan lebih memilih kebijakankapitalistik, ketimbang kebijakan populis yang pro petani kecil. Bagi Mentanpenerapan kebijakan ‘pintu terbuka’ kepada para investor adalah jalan memajukansektor pertanian. Sebaliknya menurut penulis, bahwa kebijakan inilah yang akanmen-deletisasi petani kecil sehingga dikemudian hari petani kecil hanya dapat kitasaksikan di museum-museum negara agraris ini.

Berkarya Tanpa Berharap

Succes history Humberto Rios seorang intelektual sekaligus musisi asal Kubamenarik untuk dijadikan spirit kebangkitan petani kecil dengan agro-ekologinya  diIndonesia.  Rios sebagai peraih Hadiah Lingkungan Goldman telah membuktikanbahwa pertanian tradisional mampu meningkatkan produksi panen mulai dua kalilipat hingga tiga kali lipat. Bahkan kerusakan tanah oleh penggunaan berlebihanbahan kimia selama bertahun-tahun mulai pulih.  Semua ini dicapai denganmembiarkan petani memilih bibit yang sesuai dengan kondisi khusus mereka(ekologi).

Sudah saatnya petani kecil dan mereka yang prihatin dengan petani kecil (ilmuwandan aktivis) menyadari untuk tidak lagi berharap kepada penguasa hari ini. Melainkan kekuatan modal sosial dan budaya petani kecil merupakan pondasi kuatuntuk membangun karya besar pertanian di negeri ini. Untuk itu, kembali kepertanian ramah lingkungan (agro-ekologi) yang berkarakter sosio-culture petanikecil.  Agro-ekologi merupakan anti tesis pertanian modern yang identik denganneo-liberalisme yang menjadi kebijakan pemerintah saat ini. Agro-ekologi adalah‘jalan’ yang dapat ditempuh untuk mencegah deletisasi petani kecil di negaraagraris ini.

page 2 / 2