dekriminalisasi pengguna narkoba di indonesia
TRANSCRIPT
UU NARKOTIKA NO 35/2009
LATAR BELAKANG
1961
Single Convention on Narcotic Drugs !Masalah Kecanduan narkotika merupakan kejahatan serius dan d i h u k u m d e n g a n pidana penjara
Amandemen Single
Convention dengan
Protokol 1971 !D i p e r l u k a n T e r a p i & Re h a b i l i t a s i bagi pecandu Narkotika
D e k l a r a s i Po l i t i k mengenai prinsip - prinsip dan panduan d a l a m r a n g k a m e n g u r a n g i permintaan narkotika
1972
Amandemen Single Convention dengan Protokol 1971 !Diperlukan Terapi & Rehabil itasi bagi pecandu Narkotika
1988
EXTENT OF DRUG USE GLOBAL OVERVIEW
world drug report 2014
Tahun 2012, penylah guna narkoba di dunia sekitar 243 juta orang/prevalesi 5.2 % yang berumur 15-64.
peningkatan peredaran ATS dan Kultivasi opium pada tahun 2013
Jumlah new psychoactive substances (NPS) yang beredar di dunia mengalami peningkatan lebih dari 2x lipat dari tahun 2009-2013. Bulan Decemer 2013, jumlah NPS sebesar 348, dari 251 substances ditahun sebelumnya
“…sekitar 183.000 orang atau 40% dari penduduk dunia yang
berumur 15-64 meninggal akibat dampat menggunakan narkoba”
3
Pandangan!Global!
Terhadap !Penanaganan !Permasalahan !
Narkoba
“Perang melawan narkoba yang sudah dilaksanakan lebih
dari 40 tahun yg lalu oleh Presiden NIXON dianggap
gagal oleh masyarakat dunia, karena yang diperangi
penggunanya bukan cartelnya
Kita memiliki 40 tahun pengalaman dalam perang melawan narkoba dengan pendekatan
hukum dan ternyata gagal,” -Michael Wooldridge
(Mantan MENKES AUSTRALIA 2001)-
Masyarakat kurang bisa membedakan mana yang tergolong sebagai korban / sebagai victim, siapa-siapa yang dikatakansebagai penjahat yang melakukan kejahatan - Presiden SBY-
Penegakan Hukum Yang Tidak Mengintegrasikan Dengan Re-Integrasi Sosial Terhadap Pengguna,Menyebabkan Mereka Menjadi Prajurit Sindikat Narkotika -Jose Mario Costa, 2009-
“Menuntut para penyalah guna dan pecandu akan menghambur – hamburkan sumber daya penegakan hukum, serta mendorong timbulnya korupsi bagi penegak hukum”. -Justin B. Shapiro, Meksiko 2010-
Rintangan utama dalam strategi supply reduction dalam menghadapihadapi
penyelundupan narkotika adalah tingginya jumah uang yang beredar dan yang
dihasilkan dari bisnis narkoba. Uang tersebut digunakan untuk “membeli”
petugas baik dalam maupun luar negeri untuk mengamankan dalam proses
penanaman, produksi dan proses distribusi. -David T. Courtwright, penulis buku War on drug 1993- 4
dimensi permasalahan penyalah guna narkoba
Hak Asasi
Manusia
Hukum Kesehatan
Produsen Penanam
Kurir
PengedarBacking Pecandu
Penyalah guna Pengguna
Teratur Pakai
5
dimensi permasalahan penyalah guna narkoba
Hak Asasi
Manusia
Hukum Kesehatan
Produsen Penanam
Kurir
PengedarBacking
Pecandu
Penyalah guna Pengguna Teratur Pakai
Trend
6
1. menjamin ketersediaan n a r k o t i k a u n t u k kepentingan pelanyanan k e s e h a t a n d a n / a t a u pengembangan IPTEK;
2. mencegah, melindungi d a n m e n y e l a m a t k a n bangsa Indonesia dari p e n y a l a h g u n a a n narkotika;
3. memberantas peredaan g e l a p n a r k o t i k a d a n prekursor narkotika;
4. m e n j a m i n p e n g a t u r a n upaya rehabil itasi medis dan sosial bagi penyala g u n a d a n p e c a n d u narkotika.
7
Kebijakan
NASIONAL
Pasal 4 UU 35/2009
humanis keras
KEBIJAKAN UNDANG - UNDANG NARKOTIKA NOMOR 35 TAHUN 2009
PENGGUNA DAN DALAM KEADAAN KETERGANTUNGAN WAJIB
DIREHABILITASI
PENGGUNA NARKOBA DIANCAM DENGAN HUKUMAN PENJARA 4 TAHUN
PENGGUNA NARKOBA DAPAT DIHUKUM REHABILITASI
DIANCAM DENGAN HUKUMAN MINIMUM 4 TAHUN
DAPAT DIJATUHI HUKUMAN MAKSIMAL
ANCAMAN HUKUMAN BAGI PENEGAK HUKUM YANG MENANGANI KASUS
NARKOBA APABILA TIDAK MELAKSANAKAN KEWAJIBANNYA
DIPERBERAT DENGAN ANCAMAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG
DAN DIBUKTIKAN DENGAN PEMBUKTIAN TERBALIK
PENGGUNA NARKOBA YANG MELAPORKAN DIRI TIDAK DITUNTUT
PIDANA
PENGGUNA NARKOBA SEDANG MENJALANI PERAWATAN,, KEMUDIAN
KAMBUH KEMBALI SELAMA 2X PERAWATAN TIDAK DITUNTUT PIDANA
Opium Consumption estimates for the Netherlands ast Indies
(Indonesia) 1906/1907
Diperkirakan bahwa ada sekitar 660.000 pengguna opium (1,5% dari populasi) di
Hindia Belanda pada 1906-1907
(100 Years a Century of International Drug Control UNODC)
!
! - 2008 ! ! ! = 1,99 % ! ! - 2011! ! ! = 2,32 % = 2,2 % (Sekitar 4 Juta)! ! - 2013! ! ! = 2,56 %! ! - 2015! ! ! = 2,80 %!
Prevalensi Penyalah guna dan Pecandu Narkotika cenderung meningkat
NO. PROVINSI JUMLAH PENDUDUK
PREVALENSI (%) JUMLAH PENYALAHGUNA
1. Aceh 3.024.300 2 60.4862. Sumatera Utara 9.839.100 3 295.1733. Sumatera Barat 3.309.500 1,4 46.3334. Riau 4.787.564 2,1 100.5395. Kepulauan Riau 1.045.136 4,3 44.9416. Jambi 2.224.400 1,5 33.3667. Sumatera Selatan 5.535.400 1,5 83.0318. Bengkulu 1.377.600 1,4 19.2869. Lampung 5.925.300 0,9 53.32810. Bangka Belitung 793.000 1,6 12.68811. Banten 8.233.400 2,1 172.90112. DKI Jakarta 7.026.400 7 491.84813. Jawa Barat 32.185.400 2,5 804.63514. Jawa Tengah 23.376.700 1,9 444.15715. DI Yogyakarta 2.593.000 2,8 72.60416. Jawa Timur 27.189.100 2 543.782
NO. PROVINSI JUMLAH PENDUDUK PREVALENSI (%)
JUMLAH PENYALAHGUNA17. Kalimantan Barat 3.599.100 1,7 61.18518. Kalimantan Selatan 2.685.700 1,7 45.65719. Kalimantan Timur 2.512.400 3,1 77.88420. Kalimantan Tengah 1.918.100 1,8 34.52621. Bali 2.706.300 1,8 48.71322. NTB 3.493.100 1,2 41.91723. NTT 3.243.300 1,2 38.92024. Sulawesi Selatan 6.055.602 1,9 115.05625. Sulawesi Barat 619.498 1,8 11.15126. Sulawesi tenggara 1.797.300 1,2 21.56827. Sulawesi Tengah 2.032.700 1,8 36.58928. Sulawesi Utara 1.728.900 2,1 36.30729. Gorontalo 679.200 1,4 9.50930. Maluku 1.022.100 1,9 19.42031. Maluku Utara 730.600 1,7 12.42032. Papua 1.591.329 0,8 12.73133. Papua Barat 586.771 1,4 8.215
TOTAL 175.468.200 2,2 3.910.865
!
Pengungkapan telah dilakukan secara masive, barang bukti yang disita cukup besar, tetapi relatif kecil dibandingkan yang beredar
NO# JENIS#NARKOBA#
ESTIMASI#KEBUTUHAN#
2011#
SITAAN#2011# %# PERKIRAAN#YG#LOLOS#
%#
1.# Ganja# 487#ton# 245,2#ton# 50.4#%# 241,8#ton# 49,6#%#
2.# Shabu# 49.800#kg# 234,5#kg# 0,5#%# 49.565,5#kg# 99,5#%#
3.# Ekstasi# 148#juta#btr# 882.800#btr# 0,6%# 147.117.286#btr# 99,4%#
4.# Heroin# 1.870#.000#kg# 27.413#kg# 1,5%# 1.842,587#kg# 98,5%#
5.# Kokain# 33.000##grm# 176,17#grm# 0,6%# 32.823,83#grm# 99,4%#
Napi pengggguna
18.905 11,57 %
tujuan pemidanaan tidak tercapaiOVERLOAD DI LAPAS
Berdasarkan)data)SMSLap)dan)SDP)Ditjenpas)Per))12)Agustus)2014;)▪ Jumlah)Napi)&)Tahanan)di)seluruh)Indonesia:))164.066)orang.)▪ Jumlah) Napi) dan) Tahanan) Narkoba) sebanyak) 67.786) orang) dengan)penjabaran:)✓jumlah)Napi)Narkoba)adalah)49.896)orang,)terdiri)dari:)
Produsen : 952 orang (1,91 %) Bandar : 5.430 orang (10,89 %) Pengedar : 22.092 orang (44,30 %) Penadah : 2.490 orang (4,99 %) Pengguna : 18.905 orang (37,91 %)
!Jumlah Tahanan Narkoba adalah 20.137 orang.
42,85 % dari Napi &Tahanan seluruh Indonesia berlatar belakang tindak pidana Narkoba. Di antara seluruh Napi dan Tahanan, 11,57 % adalah narapidana pengguna. !
MASYARAKAT YANG TERLIBAT MASALAH NARKOBA MENJADI SURAM
KERUGIAN SOSIAL
KERUGIAN EKONOMI
KERUGIAN MASA DEPAN
DEKRIMINALISASI
Decriminalisation of drug possession or use can be defined as …!
”removal of sanctions under criminal law, with optional use of administrative sanctions, such as
the application of civil fines or court ordered therapeutic responses”. !
-EMCDDA- -
DEKRIMINALISASI PENYALAH GUNA NARKOBA
….dekriminalisasi Penyalah Guna adalah "pemilihan sanksi rehabilitasi dari pada sanksi pidana penjara”.
!
Membawa, memiliki, menguasai, menggunakan narkotika dengan jumlah tertentu untuk diri sendiri, merupakan perbuatan
melanggar hukum pidana, tetapi tidak dijatuhi sanksi pidana penjara, melainkan sanksi untuk melaksanakan rehabilitasi.
Dekriminalisasi Penyalah Guna Narkoba = TIDAK DIPENJARA
Dekriminalisasi Penyalah Guna Narkoba = LEGALISASI /
DEKRIMINALISASI PENYALAH GUNA NARKOBA
(1)Hakim yang memeriksa perkara Pecandu (Penyalah guna dan dalam keadaan ketergantungan). Narkotika dapat: a. memutus untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani
pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut terbukti bersalah melakukan tindak pidana Narkotika; atau
b. menetapkan untuk memerintahkan yang bersangkutan menjalani pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi jika Pecandu Narkotika tersebut tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana Narkotika.
(2)Masa menjalani pengobatan dan/atau perawatan bagi Pecandu (Penyalah guna dan dalam keadaan ketergantungan) Narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman.
PASAL103
!
Hakim dapat memutus hukuman rehabilitasi jika Penyalah Guna tersebut dalam keadaan ketergantungan (pecandu) terbukti bersalah
!
!
Hakim dapat menetapkan hukuman rehabilitasi jika penyalah guna dan dalam keadaan ketergantungan (pecandu) Tidak terbukti bersalah
melakukan tindak pidana
!
Masa menjalani rehabilitasi diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman
!
!
!
!
!
pasal 103
Pasal 54
uu 35/2009
!
Pecandu Narkotika dan Korban penyalahgunaan Narkotika wajib
menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
!
Pecandu ? Orang yang menggunakan a t a u m e n y a l a h g u n a k a n narkotika dan dalam keadaan ketergantungan baik secara fisik maupun psikis.
Pecandu = Penyalah guna (pengguna) dan dalam keadaan ketergantungan. 20
Korban penyalahgunaan narkotika ? S e o r a n g y a n g t i d a k s e n g a j a menggunakan narkotika karena dibujuk, diperdaya, ditipu, dipaksa, d a n / a t a u d i a n c a m u n t u k menggunakan narkotika.
Korban Penyalah guna = Pengguna yang dibujuk, dipaksa, diperdaya, ditipu.
!(1) Setiap Penyalah Guna :
a. Narkotika golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun b. Narkotika golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 tahun dan, c. Narkotika golongan III bagi diri sendiri dipidana penjara paling lama 1 tahun
!(2) Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Hakim wajib memperhatikan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Pasal 55 dan Pasal 103 !(3) Dalam hal penyalah guna sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dibuktikan atau terbukti sebagai
korban penyalah guna tersebut wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
Pasal 127 uu 35/2009
Depenalisasi
ayat 2 !Pecandu narkotika yang belum cukup umur, telah dilaporkan oleh orang atau walinya sebagaimana dimaksud dalam Ps 55 ayat 1 (wajib lapor ke pusat
kesehatan masyarakat, Rumah Sakit, Rehabilitasi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mendapatkan pengobatan)!Tidak dituntut pidana
ayat 3 !Pecandu narkotika yang telah cukup umur sebagaimana dimaksud dalam Ps 55 ayat 2 (wajib lapor ke pusat kesehatan masyarakat, Rumah Sakit,
Rehabilitasi yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mendapatkan pengobatan)! yang sedang menjalanai rehabilitasi medis 2 kali masa perawatan dokter di rumah sakit dan atau
“Perbuatan mengkonsumsi, (menggunakan, menguasai dan memiliki untuk diri sendiri) adalah perbuatan melanggar pidana namun tidak dituntut pidana !
apabila melakukan kewajibannya”
PASAL 128
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara
Kesepakatan Bersama Untuk Menyelamatkan Pengguna Narkotika
18
Koordinasi & kerjasama Pedoman teknis
Terlaksananya proses rehabilitasi medis dan/atau sosial di
tingkat penyidikan, penuntutan,
persidangan dan pemidanaan
Tujuan Peraturan Bersama
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara
Kesepakatan Bersama Untuk Menyelamatkan Pengguna Narkotika
18
Koordinasi & kerjasama Pedoman teknis
Terlaksananya proses rehabilitasi medis dan/atau sosial di
tingkat penyidikan, penuntutan,
persidangan dan pemidanaan
Tujuan Peraturan Bersama
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara
Tim Asesmen TerpaduTugas!
Siapa !Tim Asesmen Terpadu !
!
melakukan analisis medis, psikososial, analisas yang berkaitan dengan peredaran gelap narkotika atas permintaan penyidik, terhadap seseorang yang ditangkap dan/atau tertangkap tangan dalam kaitan peredaran gelap narkotika dan penyalahgunaan narkotika guna menentukan kriteria tingkat keparahan penggunaan Narkotika sesuai dengan jenis kandungan yang dikonsumsi, situasi dan kondisi ketika ditangkap pada tempat kejadian perkara serta merekomendasi rencana terapi dan rehabilitasi seseorang sebagaimana dimaksud.
a. Tim Dokter yang meliputi Dokter dan Psikolog!b. Tim Hukum yang terdiri dari unsur Polri, BNN, Kejaksaan dan
Kemenkumham, apabila penanganan tersangka melibatkan anak, melibatkan Balai PemasyarakatanTim Asesmen Terpadu diusulkan oleh masing - masing pimpinan instansi terkait di tingkat pusat, Propinsi dan Kab/Kota dan ditetapkan oleh Kepala BNN, BNNP dan BNN Kab/kota
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara
Kriteria Keparahan kecanduan (Hasil Asesmen)
Ringan (A) : penggunaan coba-‐coba, penggunaan
rekreasional, penggunaan situasional
Sedang (B) : penggunaan teratur lebih 2 kali/minggu baik 1
atau lebih jenis Narkoba
Berat (C) : penggunaan seCap hari, pengguna Narkoba
sunCk, pengguna dengan komplikasi medis
maupun psikis
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara
Penyelamatan Pengguna Narkotika
Outcome
Indikator Outcome
Mendorong pengguna narkoba dan keluarganya secara sukarela melaporkan diri kepada InsCtusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) untuk memperoleh perawatan atau rehabilitasi sehingga dapat pulih dan Cdak kambuh kembali. !
Mendorong aparat penegak hukum didalam memproses pengguna narkoba lebih berorientasi pada penghukuman rehabilitasi (maatregel).
Meningkatnya jumlah Penyalah Guna dan/atau Pecandu Narkoba memperoleh perawatan atau rehabilitasi medisdan sosial, selanjutnya melalui Program Pasca Rehabilitasi mantan Penyalah Guna dan/atau Pecandu Narkoba selama 2 (dua) tahun Cdak kambuh kembali.
!
Meningkatnya jumlah Tersangka dan/atau Terpidana yang mengikuC Program Rehabilitasi, dilanjutkan Program Pasca Rehabilitasi.
2014%Susun%anggaran%Sosialisasi%Susun%NSPK%Susun%Instrumen%Asemen%Terpadu%Penguatan%SDM%dan%fasilitas%di%BNN%Komitmen%lintas%program/sektor%Kemneterian%dan%Lembaga%Pilot%%project%implementasi%perber%
2015%Pengembangan%fasilitas%BNNP%dan%BNNK/Kota%Penguatan%SDM%di%BNNP%dan%BNNK/Kota%Membentuk%Tim%Asesmen%Terpadu%Pelaksanaan%rehabilitasi%IP%dan%KM%sesuai%target%Penambahan%fasilitas%rehabilitasi%Rakor%LP/LS%%Pelaksanaan%perber%di%BNNP%dan%BNNK%yang%ditunjuk%%
2016%Pelaksanaan%rehabilitasi%sesuai%target%Penambahan%fasilitas%rehab%BNN,%IP%dan%KM%Penguatan%SDM%BNNP,%BNNK/Kota,%IP%dan%KM%Evaluasi%program%dan%pelaksanaan%perber%Tambah%Tim%Asesmen%Terpadu%Rakor%LP/LS%%%
2017%Pelaksanaan%rehabilitasi%sesuai%target%Pengembangan%program%sesuai%hasil%evaluasi%%Reviu%NSPK%Penambahan%fasilitas%rehab%Penguatan%SDM%Tambah%Tim%Asesmen%Terpadu%Rakor%LP/LS%
2018%Pelaksanaan%rehabilitasi%sesuai%target%Mapping%kekuatan%lembaga%rehabilitasi%Tambah%Tim%Asesmen%terapadu%dan%IPWL%Penambahan%fasilitas%rehab%Penguatan%SDM%internal%dan%eksternal%Evaluasi%pro%gram%5%tahun%Persiapan%Renstra%2020%–%2025%Rakor%LP/LS%
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara
Roadmap Penyelamatan Pengguna Narkotika
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara
Penanganan Asesmen Pengguna Narkotika
Penyalah(Guna(
Narkoba(Asesmen(
Coba(Pakai(/(Teratur(Pakai((A)(
• Wajib(Lapor(• Intervensi(Singkat(• Konseling(individu(• Psikoedukasi(
keluarga((
Pecandu((sunEk(dan(non(sunEk)(B(dan(C(
Rawat(Jalan(
Rawat(Inap(
Addic%on(Severity(Index((:((Penggunaan(bermasalah/(perlu(rehabilitasi(bila(penggunaan(seminggu(2(kali(atau(lebih(
Penyalah guna/ Pecandu narkotika Tertangkap BB dibawah indikator
kriteria SEMA 04/2010
Ps. 111, 112, 113, 114 saja !atau !
di Jo. Ps 127
Pasal Pengedar, diputus penjara
Lapas Isinya pengguna Narkotika
18 ribu pengguna narkoba ada di Lapas!(Agustus 2014)
Ps. 111, 112, 113, 114 saja atau!di Jo. Ps 127
Bebas Fakta dalam persidangan tidak sesuai dengan
dakwaan
Hakim
? PENYIDIK Dikonstruksikan pasal berlapis
PENUNTUT UMUM
Tuntutan pidana penjara
Rehabilitasi atas
permintaan keluarga
Tsk ?
Ditahan
Proses penanganan penyalah guna Narkoba sebelum Terbentuknya Tim Asesmen Terpadu
Tidak ditahan
Penyalah guna/ Pecandu narkotika Tertangkap
BB dibawah indikator kriteria!
Perber
Ps. 127 !plus rekomendasi tim
asesmen
Putusan Rehabilitasi !
Ps. 127
Hakim
PENYIDIKDimintakan
asesmen oleh penyidik
PENUNTUT UMUM
Tuntutan pidana
ditempatkan rehabilitasi
Proses penanganan penyalah guna Narkoba
16 Wilayah
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara
Rencana Pilot Project
Kick off !26 Agustus!
2014
Aceh!RSJ Mataram
Palembang!RSUP.M Hoesain-RSJ.Ernaldi Bahar Jambi!
RSJ.Jambi
Kota Padang!
RSJ.Sa’anin-RSUD M
Batam!RSUD Embung Fatimah-Balai Rehab Batam
Jak-Sel!Puskesmas Tebet-Babes
Lido
Bogor!Babes Lido
Tangsel!Rs Fatmawati-PKM Ciputat-
Babes Lido
Semarang!PKM Poncol-
RSUP dr. Kariadi
Surabaya !Rsj Menur
Seleman!Pansos Pamadi
Putra
Makassar!Rs Wahidin-
Babes Baddoka
Samarinda!Rs Atmahusada-Babes Samarinda
Banjarmasin!Rsj Sambang
Lihum
Ambon!RSKD Prof
Maluku
Pontianak!Rsj Sungai
Bangkokng-Rs Wisma Sirih
pelaksanaan pilot project di 16 wilayah pada tanggal 26 Agustus 2014
Jumlah Penyalah guna Narkoba berdasaarkan pendidikan 2013
SD ! ! ! ! ! ! = 324!SMP ! ! ! ! ! ! = 766!SMA !! ! ! ! ! = 2.937!Akademi ! ! ! ! = 462!Perguruan Tinggi !! = 491
Jumlah Penyalah guna Narkoba berdasaarkan jenis kelaminLaki ! ! ! ! ! ! = 4.342!Perempuan !! ! ! = 638
Jumlah Penyalah guna Narkoba berdasaarkan pekerjaan 2013
PNS! ! ! ! ! ! = 83!TNI/Polri ! ! ! ! = 34!Swasta! ! ! ! ! = 964!Wiraswasta! ! ! ! = 931!
Jumlah Penyalah guna Narkoba berdasaarkan pekerjaan 2013
PNS!! ! ! ! ! ! = 83!TNI/Polri ! ! ! ! = 34!Swasta! ! ! ! ! = 964!Wiraswasta!! ! ! = 931!
Pengguna Narkoba Lebih Baik Direhabilitasi Daripada Dipenjara
“Mereka sudah kehilangan masa lalu dan masa kini nya, !Jangan Sampai mereka kehilangan masa depannya”!
!
-Presiden Republik Indonesia-!Dr. Susilo Bambang Yudhoyono