deformasi

23
1 LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Mengingat semakin banyaknya kejadian yang tidak di inginkan sering terjadi diIndonesia seperti amblasnya jalan martadinata, meletusnya gunung merapi, semburan lumpur lapindo membuat para ilmuan semakin gencar melaksanakan penelitian untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi, diantarnya yaitu penelitian masalah deformasi struktur. Deformasi diartikan sebagai pergerakan suatu titik pada suatu benda dimana titik terletak pada benda artinya titik tersebut memiliki posisi dalam sistem koordinat tertentu. Dalam hal ini deformasi sangat diperlukan untuk memantau kondisi suatu lokasi yang rawan untuk menghindari terhadap gejala penurunan bumi sepeti kejadian yang sudah ada belakangan ini. Pada praktikum kali ini kami melakukan analisa pada jembatan layang dengan menggunakan media foto untuk mengetahui besarnya penurunan yang terjadi terhadap jembatan layang, selain itu praktikum ini juga untuk belajar mengaplikasikan objek dalam bentuk 3D pada software aplikasi deformasi yang sudah ada. Praktikum kali ini juga mempelajari tentang uji statistik dan ellips kesalahan pada suatu titik horizontal terhadap titik yang lain. I.2 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum survei deformasi struktur ini adalah : a) Mahasiswa Memahami konsep tentang apa itu deformasi struktur. b) Mahasiswa mampu mengkonfigurasikan data foto. c) Mahasiswa mampu menganalisis deformasi dan uji ststistiknya. d) Mahasiswa memahami konsep parameter parameter dalam deformasi. e) Mahasiswa dapat melakukan proses untuk mendapatkan data titik dalam ruang tiga-dimensi pada tiap epoch (waktu) akan menggunakan proses fotogrametri. f) Mahasiswa mampu mngaplikasikan perangkat lunak fotogrametri australis 6.05.

Upload: idi-catur

Post on 02-Jul-2015

709 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: DEFORMASI

1

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mengingat semakin banyaknya kejadian yang tidak di inginkan sering terjadi

diIndonesia seperti amblasnya jalan martadinata, meletusnya gunung merapi,

semburan lumpur lapindo membuat para ilmuan semakin gencar melaksanakan

penelitian untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi, diantarnya yaitu penelitian

masalah deformasi struktur. Deformasi diartikan sebagai pergerakan suatu titik pada

suatu benda dimana titik terletak pada benda artinya titik tersebut memiliki posisi dalam

sistem koordinat tertentu. Dalam hal ini deformasi sangat diperlukan untuk memantau

kondisi suatu lokasi yang rawan untuk menghindari terhadap gejala penurunan bumi sepeti

kejadian yang sudah ada belakangan ini.

Pada praktikum kali ini kami melakukan analisa pada jembatan layang dengan

menggunakan media foto untuk mengetahui besarnya penurunan yang terjadi terhadap

jembatan layang, selain itu praktikum ini juga untuk belajar mengaplikasikan objek dalam

bentuk 3D pada software aplikasi deformasi yang sudah ada. Praktikum kali ini juga

mempelajari tentang uji statistik dan ellips kesalahan pada suatu titik horizontal terhadap titik

yang lain.

I.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum survei deformasi struktur ini adalah :

a) Mahasiswa Memahami konsep tentang apa itu deformasi struktur.

b) Mahasiswa mampu mengkonfigurasikan data foto.

c) Mahasiswa mampu menganalisis deformasi dan uji ststistiknya.

d) Mahasiswa memahami konsep parameter – parameter dalam deformasi.

e) Mahasiswa dapat melakukan proses untuk mendapatkan data titik dalam

ruang tiga-dimensi pada tiap epoch (waktu) akan menggunakan proses

fotogrametri.

f) Mahasiswa mampu mngaplikasikan perangkat lunak fotogrametri australis

6.05.

Page 2: DEFORMASI

2

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

g) Mahasiswa mampu menganalisa ellip kesalahan data tiga – dimensi.

I.3 Batasan praktikum

Proses Pengolahan data epoch dengan software australis

Proses Perhitungan data epoch di excel

Uji statistik untuk menggunakan software statext v141

Proses perhitungan ellips kesalahan

Penggambaran ellips kesalahan

Pembuatan laporan

Page 3: DEFORMASI

3

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Konfigurasi Data Foto

Dalam berbagai jenis pekerjaan fotogrametri, langkah mendesain jaringan

merupakan faktor terpenting untuk mendapatkan tingkat akurasi yang tinggi. Hal

pokok dalam mendesain konfigurasi pemotretan dalam suatu pekerjaan fotogrametri

antara lain jarak maksimum kamera terhadap objek, diameter target, jumlah dan

distribusi titik-titik foto, dan sudut pengambilan (A. Shirkhani Saadatseresht, 2006).

Jarak maksimum kamera terhadap objek memiliki pengaruh terhadap diameter target

yang digunakan sebagai Premark, sehingga dari hubungan tersebut didapat sebuah

persamaan untuk mendesain jarak pemotretan :

r = ( p * fw *d )/( f * pw )

Dimana f merupakan panjang focus kamera, p merupakan jumlah piksel

minimum target, d jarak kamere ke objek, r adalah diameter target, fw lebar CCD

kamera, dan pw jumlah horizontal piksel foto.

Untuk penentuan jumlah dan distribusi minimum dari titik-titik foto harus

memenuhi persamaan :

2mn + 7 ≥ 3n + 6m

Persamaan diatas menjelaskan bahwa total jumlah persamaan yang digunakan

untuk menghitung jumlah 3n + 6m parameter adalah 2mn + 7. Dengan kata lain untuk

mendapatkan nilai solusi yang unik dalam menyelesaikan sebuah persamaan

minimum dibutuhkan 4 titik (n) dan 3 buah foto (m) atau 5 titik (n) dengan 2 buah

foto (m).

Kisaran besaran sudut pengambilan tiap stasiun pemotretan dalam fotogrametri

terrestrial, berkisar antara 90⁰ - 120⁰ dengan menambahkan rotasi 90⁰ kekiri dan

kekanan untuk tiap stasiun pengambilan data foto.

2.2 Perataan Jaringan Pemotretan ( Bundle Adjusment )

Bundle adjustment adalah proses penentuan atau perhitungan parameter IO,

EO dan koordinat obyek secara serempak bersamaan dengan menggunakan teknik

Page 4: DEFORMASI

4

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

hitung kuadrat terkecil (Brown, 1974; Heindl, 1981; Schut, 1980 and Triggs,

McLauchlan, Hartley and Fitzgibbon, 2000). Dalam dekade sepuluh tahun terakhir

teknik ini menjadi cara yang paling efisien untuk memproses data pemotretan seperti

yang dilaporkan oleh Trigs et al. (2000). Maka dengan metode Helmert Blocking

(Wolf, 1978), maka persamaan normalnya dapat dituliskan sebagai:

Diamana P disini adalah matrik bobot dari ketelitian pengukuran koordinat foto

dijital:

Disini sx dan sy adalah standard error dari ukuran titik obyek ke-j pada foto

ke-i dari total n titik obyek dan m buah foto. Persamaan dapat ditulis menurut notasi

Brown (Brown, 1974) sebagai berikut:

Persamaan ini merupakan pengembangan dari persamaan kolinier dan setiap

elemen didalamnya didefinisikan sebagai:

Page 5: DEFORMASI

5

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

Dimana N dan N adalah sub-matrik dari matrik blok-diagonal, dimana blok

N merujuk pada parameter EO and N mengacu pada koordinat titik-titik obyek seperti

yang tersaji pada Rumus dibawah ini.

Dimana:

Persamaan diatas adalah teknik Bundle adjustment untuk mendapatkan nilai

parameter EO dan koordinat titik obyek didalam sistem kartesian 3D. Jika titik-titik

obyek ini hendak dihutng dengan tingkat kekurasian yang lebih tinggi lagi, maka

maka kesalahan sistematis didalam kamera harus dimodelkan.

2.3 Analisis Deformasi

Analisis Deformasi ada dua macam di antaranya :

Analisis Geometrik :

Bila kita hanya tertarik pada status geometrik (ukuran dan dimensi) dari benda

yang terdeformasi.

Analisis Fisis :

Page 6: DEFORMASI

6

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

Bila kita bermaksud untuk menentukan status fisis dari benda yang

terdeformasi, regangan, dan hubungan antara gaya dengan deformasi yang

terjadi.

Dalam analisis fisis deformasi, hubungan antara gaya dan deformasi dapat

dimodelkan dengan menggunakan metoda empiris (statistik), yaitu melalui korelasi

antara pengamatan deformasi dan pengamatan gaya. Metoda lain dalam analisis fisis

yaitu metoda deterministik, yang memanfaatkan informasi dari gaya, jenis material

dari benda, dan hubungan fisis antara regangan (strain) dan tegangan (stress) pada

benda.

2.4 Penyamaan Sistem Datum ( Transformasi Koordinat )

Penyelesaian suatu persoalan fisis dapat lebih mudah dianalisa bila

menggunakan sistem koordinat yang tepat. Ini berkaitan dengan perubahan „cara

pandang‟. Misalnya persoalan gerak parabola umumnya dianalisa dengan

menggunakan sistem koordinat kartesian, sedangkan persoalan gerak melingkar

dianalisa dengan menggunakan sistem koordinat polar. Persoalan fisis yang dianalisa

tidak bergantung pada sistem koordinat yang digunakan. Artinya hasilnya seharusnya

tidak terpengaruh pada cara pandang yang digunakan. Persoalan yang dirumuskan

dalam suatu sistem koordinat bila akan diselesaikan dengan sistem koordinat yang

lain memerlukan suatu langkah transformasi koordinat yang dirumuskan

menggunakan matriks transformasi.

2.5 Uji Statistik

Uji statistik atau di sebut juga statistik test (F) adalah uji untuk menentukan

nilai kesetabilan dari proses perhitungan di excel. Untuk menentukanya dilakukan

dengan bantuan software statext v141. Untuk proses hitunganya di lakukan langkah

sebagai berikut : buka statext v141 kemudian pilih tables lalu masukan nilai alpha

yaitu 0.05, 0.1 dan 0.01. setelah itu masukan nilai rank dan Dof totalnya setelah itu

klik ok, maka nilainya akan keluar. Nilai tersebut di gunakan untuk uji statistik di

tabel excel yang telah di buat untuk di bandingkan dengan nilai Total. Apabila nilai T

Page 7: DEFORMASI

7

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

> F maka hasilnya tidak stabil, tapi sebaliknya bila nilai T < F maka nilai di anggap

stabil.

2.6 Parameter Deformasi

Deformasi dari suatu benda/materi dapat digambarkan secara penuh dalam

bentuk tiga dimensi apabila diketahui 6 parameter regangan (normal-shear) dan 3

parameter komponen rotasi. Parameter deformasi ini dapat dihitung apabila diketahui

fungsi pergeseran dari benda tersebut persatuan waktu.

Adapun Parameter - parameter deformasi meliputi :

1. Tegangan (Stress)

Tegangan adalah gaya (F) per luas permukaan (A) yang diteruskan ke seluruh

material melalui medan-medan gaya antar atom. Pada umumnya arah tegangan

miring terhadap luas A tempatnya bekerja dan dapat diuraikan menjadi dua

komponen, yaitu:

a) Tegangan Normal (Normal Stress), tegak lurus terhadap luas A.

b) Tegangan Geser (Shear Stress), bekerja pada bidang luas A.

Gambar 1. Komponen Tegangan

Keterangan:

: tegangan normal searah sumbu Y.

: tegangan geser tegak lurus sumbu Y sejajar sumbu Z.

: tegangan geser tegak lurus sumbu Y sejajar sumbu X.

2. Regangan (Strain)

Perpindahan partikel suatu benda elastis selalu menimbulkan terjadinya

perubahan bentuk benda tersebut. Perubahan bentuk suatu benda elastik dikaitkan

Page 8: DEFORMASI

8

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

dengan regangan, maka perubahan bentuk tersebut dipandang sebagai perubahan

bentuk yang kecil. Dalam sistem koordinat kartesian tiga dimensi, perpindahan kecil

partikel yang berubah bentuk diuraikan dalam komponen uX, uY dan uZ yang masing-

masing sejajar terhadap sumbu koordinat kartesian X, Y dan Z.

Gambar . Elemen Kecil Benda Plastik dan Komponen Regangan

(a) Komponen Regangan; (b) Elemen Kecil Benda Elastik

1. Rotasi

Rotasi merupakan perubahan posisi materi tanpa mengalami perubahan bentuk yang

membentuk perubahan sudut terhadap koordinat acuan. Sebagai gambaran bentuk rotasi

dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Gambar . Komponen Rotasi

2.7 Ellips Kesalahan

Salah satu parameter yang kerap digunakan untuk menilai kualitas koordinat

relatif yang diperoleh dari proses pengolahan data fotogrametri adalah ukuran dari

ellips kesalahan relatifnya. Ellips kesalahan relatif ini secara statistik memberikan

Page 9: DEFORMASI

9

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

daerah kepercayaan (confidence region) dari koordinat horizontal suatu titik relatif

terhadap titik yang lainnya. Ellips kesalahan relatif ini kadangkala disebut juga

sebagai ellips kesalahan garis.

Bentuk, ukuran serta orientasi dari suatu ellips kesalahan relatif umumnya

direpresentasikan dengan parameter-parameter setengah sumbu panjang (a/SU),

setengah sumbu pendek (b/SV) serta sudut jurusan dari sumbu panjang ellips

kesalahan (t). Ketiga parameter tersebut dapat dihitung berdasarkan pada matriks

kovarians dan standar deviasi (S0) dari hasil proses perataan. Sehingga, Apabila

sebuah matrix kovarians dalam sistem koordinat dua-dimensi didefinisikan sebagai

berikut :

YYXY

XYXX

QQ

QQQ

Maka, seluruh parameter ellips kesalahan dapat ditentukan dengan persamaan sebagai

berikut :

a. Parameter sudut jurusan (t)

t

t

QQ

Qt

XXYY

XY

2cos

2sin22tan

Dimana, nilai t tergantung dari permutasi tanda yang dihasilkan oleh t2sin dan

t2cos , sehingga nilai t sebenarnya pada sistem kuadran dapat ditentukan sesuai

dengan tabel dibawah ini :

Tanda Aljabar Kuadrant

t2sin / XYQ2 t2cos / XXYY QQ

+ + 1

+ - 2

- - 3

- + 4

b. Parameter setengah sumbu panjang (SU)

Page 10: DEFORMASI

10

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

KQQQ XXYYUU2

1

Dimana,

2

122 )(4)( XYXXYY QQQK

Sehingga

UUU QSS 0

c. Parameter setengah sumbu pendek (SV)

KQQQ XXYYVV2

1

Sehingga

VVV QSS 0

d. Parameter tambahan (SX dan SY)

XXX QSS 0

YYY QSS 0

Page 11: DEFORMASI

11

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Proses pengolahan

Dalam praktikum survey deformasi ini, proses untuk mendapatkan data titik

dalam ruang tiga-dimensi pada tiap epoch (waktu) akan menggunakan proses

fotogrametri. Secara umum, proses fotogrametri ini sangat sulit untuk diterapkan

apabila dilakukan secara manual, sehingga pada proses praktikum ini akan digunakan

sebuah perangkat lunak fotogrametri yaitu Australis 6.05. Adapun proses pengolahan

data tiap epoch pada perangkat lunak Australis 6.05 akan dijelaskan sebagai berikut :

1. Siapkan sebuah folder kosong, kemudian masukan data foto yang akan diolah

sebagai data awal proses fotogrametri. Hal ini sangat penting dilakukan, karena

pada aplikasi ini akan secara otomatis menyimpan seluruh hasil proses

fotogrametri dalam folder data tersebut.

2. Buka aplikasi Australis 6.05 dengan melakukan double-click pada icon Australis

6.05 yang berada pada desktop. Sehingga, akan muncul sebuah tampilan awal

aplikasi sebagai berikut.

3. Untuk memulai project baru, click atau melalui menu File → New. Kemudian

akan muncul sebuah jendela Define Project Units → Cawang salah satu pilihan

→ OK untuk menentukan jenis satuan ukuran yang akan digunakan (meter,

centimeter, milimeter, dsb).

Page 12: DEFORMASI

12

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

4. Sebelum melakukan pengolahan foto, terlebih dahulu melakukan setting terhadap

nilai parameter keluaran yang dibutuhkan dengan cara click pada menu Project →

Preference → Muncul jendela Australis Preference → Tab Output. Berikan

tanda cawang pada tiap pilihan Bundle Adjustment Output, seperti pada gambar

dibawah ini, kemudian click OK.

5. Selanjutnya, click-kanan pada Camera Database → Add Camera Database.

Sehingga akan muncul sebuah jendela Camera Input seperti dibawah ini.

Page 13: DEFORMASI

13

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

Isi tiap kolom parameter dengan data Id Camera, ukuran sensor kamera, ukuran

piksel, dan 10 parameter kalibrasi kamera berupa panjang fokus, principle point

(x,y), 3 parameter distorsi radial, 2 parameter distorsi decentring, dan 2 parameter

distorsi affinity. Click OK untuk menyimpan data parameter kamera.

6. Untuk memulai proses pengolahan data foto pada Project, click-tahan pada

Camera Database → arahkan / letakkan pada icon (nama project) →

sehingga akan muncul icon yang sama dengan Id Camera pada Camera

Database.

7. Simpan project untuk pertama kali, dan secara otomatis akan muncul jendela Save

As seperti dibawah ini.

Page 14: DEFORMASI

14

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

Beri nama project sesuai keinginan anda kemudian click Save. Perlu di ingat File

project (*.aus) harus disimpan satu folder bersama dengan file foto yang akan

diolah.

8. Setelah seluruh parameter kamera berada pada struktur Project.aus, langkah

selanjutnya ialah melakukan input data foto dengan cara click-kanan pada

yang berada didalam Project.aus → Set Image File Directory → Open. Seluruh

file foto akan secara otomatis masuk kedalam struktur Project.aus.

9.

10. Apabila seluruh data foto yang akan diolah telah masuk ke dalam project yang

telah dibuat, proses selanjutnya ialah melakukan ekstraksi data koordinat foto

menggunakan metode centroid dengan cara : double-click pada →

Page 15: DEFORMASI

15

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

muncul sebuah jendela yang berisikan sebuah foto → aktifkan icon pada

toolbar → kemudian arahkan pointer ke tengah-tengah sticker retro-target →

click target → muncul tanda silang dan nomor id titik yang menandakan target

telah ditandai.

Lakukan langkah diatas pada seluruh titik retro-target yang terlihat pada foto

tersebut.

11. Selanjutnya ialah melakukan proses Relative Orientation untuk mengorientasikan

data foto lain terhadap data foto image001. Proses ini dapat dilakukan dengan

cara click Adjust → Relative Orientation sehingga akan muncul jedela relative

orientasi sebagai berikut :

Pada jendela Relative Orientation → set Left Image dengan image001 yang telah

diproses pada point 9 → set Right Image dengan data foto yang memiliki basis

pemotretan yang lebih besar terhadap image001 → ekstraksi data koordinat foto

untuk data foto Right Image dengan cara yang sama sesuai dengan point 9 →

Compute RO → apabila nilai Measured Points memiliki nilai kurang dari sama

Page 16: DEFORMASI

16

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

dengan 1.00 click Accept → jika tidak, ulangi dengan konfigurasi foto dan titik

yang lain.

Setelah proses ini dilakukan, maka akan secara otomatis muncul sebuah file

ROArray pada folder 3D Data.

12. Setelah proses Relative Orientasi sukses dilakukan, proses selanjutnya ialah

proses Intersection. Adapun prosedur pelaksanaan proses intersection dapat

dilakukan dengan cara click Adjust → Triangulate → Intersect → apabila nilai

RMS of Residual kurang dari sama dengan 1.00 → Accept → jika tidak →

Reject.

Setelah proses ini dilakukan, maka akan secara otomatis muncul sebuah file

Triangulate pada folder 3D Data.

13. Proses fotogrametri selanjutnya ialah proses Resection. Proses ini dilakukan

untuk tiap data foto yang belum terorientasi. Prosedur pelaksanaannya ialah

terlebih dahulu melakukan proses ekstraksi data koordinat foto sesuai dengan

point 9 untuk seluruh titik yang terekam dalam foto. Selanjutnya apabila seluruh

proses ekstraksi data foto telah selesai dilakukan untuk semua foto click Adjust

Page 17: DEFORMASI

17

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

→ Resect All Project Images → OK. Pastikan Nilai RMS lebih kecil sama

dengan 1.00.

14. Ulangi proses pada point 11 untuk melakukan proses Intersection untuk seluruh

data foto.

15. Proses terakhir meupakan proses Self Calibrating Bundle Adjustment yang mana

proses ini merupakan proses perataan secara keseluruhan untuk seluruh parameter

Kamera, Parameter Eksterior Orientasi, Parameter Koordinat Tiga-dimensi secara

bersama-sama. Adapun prosesnya dapat dilakukan dengan cara click Adjust →

Run Bundle → Go → apabila aplikasi menunjukkan tanda hijau maka click

Accept → sebaliknya apabila tanda merah Reject.

Setelah proses ini dilakukan, maka akan secara otomatis muncul sebuah file Bundle pada

folder 3D Data.

Page 18: DEFORMASI

18

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

16. Keseluruhan hasil proses fotogrametri ini tersimpan dalam 3 jenis file ekstensi. Ketiga

ekstensi tersebut antara lain :

a. Ekstensi *.txt yang diantaranya ialah :

Bundle.txt

Camera.txt

Correlation.txt

PointQxx.txt

Resection.txt

Triangulate.txt

Residual.txt

b. Ekstensi *.xyz yang diantaranya :

Bundle.xyz

ROArray.xyz

Triangulate.xyz

c. Ekstensi *.icf

“*Imagename”.icf (* : nama file data foto).

17. Untuk proses pengolahan data epoch yang lain dilakukan sama seperti proses pada point

1-14.

18. Setelah seluruh data epoch telah diolah, selanjutnya ialah proses penyamaan system

datum. Proses ini dapat dilakukan dengan cara transformasi tiga-dimensi. Dalam proses

ini dibutuhkan titik kontrol yang dapat diambil dari salah satu epoch dan disusun dalam

sebuah notepad dengan format sebagai berikut.

Page 19: DEFORMASI

19

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

Dan disimpan dalam ekstensi *.xyz.

19. Proses transformasi dapat dilakukan dengan cara click-kanan pada Bundle → Transform

→ pilih file Control Point berekstensi *.xyz → Open → Go.

Apabila nilai Residual RMS dan Sigma0 dirasa cukup kecil maka click Accept, jika tidak

click Reject dan ulangi proses tersebut dengan mengganti nilai titik konrol yang memiliki

nilai akurasi yang cukup.

Page 20: DEFORMASI

20

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

BAB IV

ANALISA HASIL

VI.1 Data Titik Tiap Epoch

Berikut adalah hasil data koordinat pada epoch 1 dan epoch 2 :

Sample data epoch 1 :

Label X Y Z

1 -112.912 910.7755 29.8597

2 -97.8972 890.2929 36.6149

3 -75.8332 859.6294 43.9334

4 -54.1814 829.7731 54.3144

5 -34.1063 802.1039 62.6643

Sample data epoch 2 hasil dari proses transformasi :

Label X Y Z

1 -112.886 910.763 29.82791

2 -97.8785 890.2765 36.57034

3 -75.8198 859.6346 43.88924

4 -54.1782 829.7784 54.27012

5 -34.1139 802.1005 62.61433

Dari data sample di atas koordinat pada epoch 1 dengan epoch 2 sudah sama

dengan selisih standar error yang kecil dan data hasil transformasi epoch 1 sudah

bisa di jadikan sebagai data koordinat epoch 2.

Data Bundle Adjustment Epoch 1

Total Residuals (RMS) Degrees of

x y xy Sigma0 Freedom Observations Parameters Constraints

0.38 0.34 0.36 0.776 1747 2026 286 7

Page 21: DEFORMASI

21

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

Dari table data bundle adjustment diatas dapat dianalisa bahwa nilai RMS-nya

memenuhi kriteria untuk melakukan proses bundle sebab nilai RMS-nya di bawah

0.xxx. dan dari table diatas nilai DoF dan So juga dapat di gunakan untuk analisa

perhitungan dalam excel.

Data Bundle Adjustment Epoch 2

Total Residuals (RMS) Degrees of

x y xy Sigma0 Freedom Observations Parameters Constraints

0.49 0.53 0.51 1.104 1555 1834 286 7

Dari table data bundle adjustment epoch 2 diatas dapat dianalisa bahwa nilai RMS-

nya memenuhi kriteria untuk melakukan proses bundle sebab nilai RMS-nya di

bawah 0.xxx. dan dari table diatas nilai DoF dan So juga dapat di gunakan untuk

analisa perhitungan dalam excel.

Data Perataan Jaringan ( Data Trans ) dari Epoch 1 ke Epoch 2

Dari data parameter diatas dapat dianalisis bahwa standard error dari data tersebut

sudah bagus karena nilainya dibawah 0.xxx. sehingga hasil dari transformasi data

bundle epoch satu dapat di jadikan sebagai data koordinat pada epoch 2 untuk

menyamakan koordinat titik-titik yang di foto pada epoch 1.(hasilnya dapat di lihat

pada sampel data di atas).

Parameter Standard Error

Xo 1147.952 0.053825

Yo 1637.357 0.050028

Zo -431.15 0.083118

Scale 0.628975 0.000061

Omega -24.4189 0.003969

Phi 11.42562 0.004908

Kappa 108.0754 0.002517

Page 22: DEFORMASI

22

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

VI.2 Data Uji Statistik

Dari data uji statistik di atas telah jelas bahwa data tersebut sudah stabil. Terlihat di

atas analisis T terhadap F memenuhi standar kestabilan.

VI.3 Data Deformasi Titik

Perhitungan Kesalahan Elipsoid

point SQ QDD 2Qxy Qyy-Qxx tan2t 2t t k Quu Su Qvv Sv sx sy

1 0.9448 8.7E-05 -2E-05 -4E-05 2E-05 -2.081 -64.33 147.84 0.000043 0.00012 0.01024 0.000075 0.008155 0.008797 0.009696

-2E-05 0.0001

2 0.9448 7.9E-05 -2E-05 -3E-05 7E-06 -4.994 -78.68 140.66 0.000035 0.0001 0.00947 0.000065 0.007634 0.00842 0.008779

-2E-05 9E-05

3 0.9448 7.8E-05 -2E-05 -4E-05 -3E-06 14.641 86.093 226.95 0.000041 9.7E-05 0.00933 0.000057 0.007116 0.008369 0.00822

-2E-05 8E-05

4 0.9448 7.7E-05 -3E-05 -5E-05 -8E-06 6.7844 81.615 229.19 0.000052 9.9E-05 0.0094 0.000047 0.006484 0.00828 0.007862

-3E-05 7E-05

Dari data di atas dapat dianalisa kesalahan ellipsoid untuk tiap titik yaitu sangat kecil,

karena terlihat koordinat horizontal suatu titik relatif terhadap titik yang lainnya.

T

STATISTIC TEST (F) ANALISYS

90% 95% 99%

a = 0.1 a = 0.05 a = 0.01 T > F T < F T > F T < F T > F T < F

0.0020 2.09 2.61 3.79 - stabil - stabil - stabil

0.0045 2.09 2.61 3.79 - stabil - stabil - stabil

0.0068 2.09 2.61 3.79 - stabil - stabil - stabil

Page 23: DEFORMASI

23

LAPORAN PRAKTIKUM DEFORMASI by IDI CATURI 2011

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum survey deformasi struktur ini dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

Mahasiswa setelah melaksanakan praktikum survey deformasi struktur dapat

mengerti tentang deformasi dan dapat mengoprasikan atau menggunakan

software untuk aplikasi survey deformasi seperti software australis, software

statext dan software yang lainya.

Mahasiswa dapat melakukan proses bundle adjustment dengan menggunakan

software untuk aplikasi deformsi seperti software australis dan software untuk

aplikasi deformasi yang lainya.

Mahaiswa dapat melakukan proses relative orientasi, intersection, bundle

adjustment dengan menggunakan software australis untuk mencari nilai

koordinat pada epoch 1.

Mahasiswa juga dapat melakukan transformasi koordinat dari data epoch 1

untuk di jadikan data koordinat pada epoch 2.

Mahasiswa mampu menghitung dan menggambar ellips kesalahan dari

koordinat horizontal suatu titik relatif terhadap titik yang lainnya.

Mahasiwa dapat melakukan proses uji statistik terhadap nilai total pada

perhitungan yang di lakukan pada excel.

5.2 Saran

Diperlukan banyak latihan dan pengalaman dalam menggunakan software

untuk aplikasi deformasi seperti software australis dan software untuk

aplikasi deformasi yang lainya, sehingga mahasiswa dapat dengan mudah dan

cepat dalam mengoprasikan software tersebut.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih, sebaiknya diberikan waktu yang

cukup untuk belajar software tentang aplikasi deformasi.