definisi perdarahan

6
A. Definisi Perdarahan (Hemorrhage) Definisi dari perdarahan adalah kehilangan akut volume peredaran darah. Walau dapat bervariasi, volume darah orang dewasa normal adalah kira-kira 7% dari berat badan. Bila penderita gemuk maka volume darahnya diperkirakan berdasarkan berat badan idealnya karena bila kalklasi didasarkan berat badan yang sebenarnya, hasilnya mungkin jauh di atas volume yang sesungguhnya. B. Efek langsung dari perdarahan Perbedaan antara kelas-kelas syok hemoragik mungkin tidak jelas terlihat pada seseorang penderita, dan penggantian volume harus diarahkan pada respon terhadap terapi semula dan bukan dengan hanya mengandalkan klasifikasi awal saja. Sistem klasifikasi ini berguna untuk memastikan tanda-tanda dini dan patofisiologi keadaan syok. Perdarahan kelas I dicontohkan dengan seseorang yang menyumbang satu unit darah. Kelas II adalah perdarahan tanpa komplikasi, namun resusitasi cairan kristaloid diperlukan. Kelas III adalah keadaan perdarahan dengan komplikasi di mana harus diiberikan infus kristaloid dan mungkin penggantian darah. Perdarahan kelas IV harus dianggap sebagai kejadian preterminal, dan kalau tidak diambil tindakan yang sangat agresif, penderita akan meninggal dalam beberapa menit. Beberapa faktor akan sangat mengganggu penilaian respon hemodinamis terhadap perdarahan. Faktor-faktor ini meliputi usia, parahnya perdarahan, rentang waktu antara perdarahan dan permulaan

Upload: musay-needavi

Post on 31-Jul-2015

89 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Definisi Perdarahan

A. Definisi Perdarahan (Hemorrhage)

Definisi dari perdarahan adalah kehilangan akut volume peredaran darah. Walau

dapat bervariasi, volume darah orang dewasa normal adalah kira-kira 7% dari berat

badan. Bila penderita gemuk maka volume darahnya diperkirakan berdasarkan berat

badan idealnya karena bila kalklasi didasarkan berat badan yang sebenarnya, hasilnya

mungkin jauh di atas volume yang sesungguhnya.

B. Efek langsung dari perdarahan

Perbedaan antara kelas-kelas syok hemoragik mungkin tidak jelas terlihat pada

seseorang penderita, dan penggantian volume harus diarahkan pada respon terhadap

terapi semula dan bukan dengan hanya mengandalkan klasifikasi awal saja. Sistem

klasifikasi ini berguna untuk memastikan tanda-tanda dini dan patofisiologi keadaan

syok. Perdarahan kelas I dicontohkan dengan seseorang yang menyumbang satu unit

darah. Kelas II adalah perdarahan tanpa komplikasi, namun resusitasi cairan kristaloid

diperlukan. Kelas III adalah keadaan perdarahan dengan komplikasi di mana harus

diiberikan infus kristaloid dan mungkin penggantian darah. Perdarahan kelas IV harus

dianggap sebagai kejadian preterminal, dan kalau tidak diambil tindakan yang sangat

agresif, penderita akan meninggal dalam beberapa menit. Beberapa faktor akan sangat

mengganggu penilaian respon hemodinamis terhadap perdarahan. Faktor-faktor ini

meliputi usia, parahnya perdarahan, rentang waktu antara perdarahan dan permulaan

terapi, terapi cairan sebelumnya, dan obat-obatan yang sebelumnya telah diberikan

karena ada penyakit kronis.

Berbahaya untuk menunggu sampai tanda-tanda syok jelas, dan baru setelah itu

mulai pemulihan volume dengan agresif. Resusitasi cairan harus dimulai bila

tanda-tanda dan gejala kehilangan darah nampak atau diduga, bukan bila

tekanan darah menurun atau sudah tidak terdeteksi.

1. Perdarahan Kelas I – Kehilangan Volume darah sampai 15%

Gejala klinis dari kehilangan volume ini adalah minimal. Bila tidak ada komplikasi,

akan terjadi takikardi minimal. Tidak ada perubahan yang berarti dari tekanan darah,

tekanan nadi, atau frekuensi pernafasan. Untuk penderitan yang dalam keadaan sehat,

jumlah kehilangan darah ini tidak perlu diganti. Pengisian transkapiler dan

mekanisme kompensasii lain akan memulihkan volume darah dalam 24 jam. Namun,

Page 2: Definisi Perdarahan

bila ada kehilangan cairan karena sebab lain, kehilangan jumlah darah ini dapat

mengakibatkan gejala-gejala klinis. Penggantian cairan primer akan memperbaiki

keadaan sirkulasi.

2. Perdarahan Kelas II Kehilangan volume darah 15% sampai 30%

Gejala-gejala klinis termasuk takikardi, takipnea, dan penurunan tekanan nadi.

Penurunan tekanan nadi ini terutama berhubungan dengan paningkatan dalam

komponen diiastolik karena bertambahnya katekolamin yang beredar. Zat inotropik

ini menghasilkan peningkatan tonus dan resistensi pembuluh-pembuluh perifer.

Tekanan sistolik hanya berubah sedikit pada syok yang dini kareni itu penting untuk

lebih mengandalkan evaluasi tekanan nadi daripada tekanan sistolik. Penemuan klinis

yang lain yang akan ditemukan pada tingkat kehilangan darah ini meliputi perubahan

sistem saraf sentral yang tidak jelas (subtle) seperti cemas, ketakutan atau sikap

permusuhan. Walau kehilangan darah dan perubahan kardiovaskuler besar, namun

produksi urin hanya sedikit terpengaruh. Aliran urine biasanya 20-30ml/jam.

3. Perdarahan Kelas III Kehilangan volume darah 30% sampai 40%

Akibat kehilangan darah sebanyak ini (sekitar 2000ml) dapat sangat parah.

Penderitanya hampir selalu menunjukkan tanda klasik perfusi yang tidak adekuat,

termasuk takikardi dan takipnea yang jelas, perubahan penting dalam status mental,

dan penurunan tekanan darah sistolik. Dalam keadaan yang tidak berkomplikasi,

inilah jumlah kehilangan darah paling kecil yang selalu menyebabkan tekanan sistolik

menurun. Penderita dengan kehilangan darah tingkat ini hampir selalu memerlukan

transfusi darah. Keputusan untuk memberi transfusi darah didasarkan atas respon

penderita terhadap resusitasi cairan semula dan perfusi dan oksigenasi organ yang

adekuat.

4. Perdarahan Kelas IV Kehilangan volume darah lebih dari 40%

Dengan kehilangan darah sebanyak ini, jiwa penderita terancam. Gejala-gejalanya

meliputi takikardi yang jelas, penurunan tekanan darah sistolik yang cukup besar, dan

tekanan nadi yang sangat sempit (atau tekanan diastolik yang tidak teraba). Produksi

urine hampir tidak ada, dan kesadaran jelas menurun. Kulitnya dingin dan pucat.

Penderiita ini seringkali memerlukan transfusi cepat dan intervensi pembedahan

segera. Keputusan tersebut diddasarkan atas respon terhadap resusitasi cairan yang

Page 3: Definisi Perdarahan

diberikan. Kehilangan lebih dari 50% volume darah penderita mengakibatkan

ketidaksadaran, kehilangan denyut nadi dan tekanan darah.

PENATALAKSANAAN AWAL DARI SYOK HEMORAGIK

Diagnosis dan terapi syok harus dilakukan secara simultan. Untuuk hampir semua

penderita trauma, penangannan dilakukan seolah-olah penderita menderita syok

hipovolemi, kecuali bila ada bukti jelas bahwa keadaan syok disebabkan oleh suatu

etiologi yang bukan hipovolemia. Prinsip pengelolaan dasar yang harus dipegangn

ialah menghentikan perdarahan dan mengganti kehilangan volume.

A. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik diarahkan kepada diagnosis cedera yang mengancam nyawa

dan meliputi penilaian dari ABCDE. Mencatat tanda vital awal penting untuk

memantau respon penderita terhadap terapi. Yang harus diperiksa adalah tanda-

tanda vital, produksi urin, dan tingkat kesadaran. Pemeriksaan penderita yang

lebih rinci akan menyusul bila keadaan penderita mengijinkan.

1. Airway dan Breathing

Prioritas pertama adalah menjamin airway yang paten dengan cukupnya

pertukaran ventilasi dan oksigenisasi. Dapat diberikan oksigen untuk

mempertahankan saturasi oksigen lebih dari 95%

2. Sirkulasi-Kontrol Perdarahan

Termasuk dalam prioritas adalah mengendalikan perdarahan yang jelas

terlihat, memperoleh akses intravena yang cukup, dan menilai perfusi jaringan.

Perdarahhan dari luka luar biasanya dapat dikendalikan dengan tekanan

langsung pada tempat perdarahan. PASG (Pneumatic Anti Shock Germent)

dapat digunakan untuk megendalikan perdarahan dari patah tulang pelvis atau

ekstremitas bawah, namun tidak boleh menggangu resusitasi cairan cepat.

Cukupnya perfusi jaringan menentukan jumlah cairan yang diperlukan.

Mungkin diperlukan operasi untuk dapat mengendalikan perdarahan internal

3. Disabiliti-Pemeriksaan neurologi

Dilakukan pemeriksaan neurologi singkat untuk menentukan tingkat

kesadaran, pergerakan mata dan respon pupil, fungsi motorik dan sensorik.

Informasi ini bermanfaat dalam menilai perfusi otak, mengikuti perkembangan

kelainan neurologi dan meramalkan pemulihan. Perubahan fungsi sistem saraf

sentral tidak selalu disebabkan cederea intrakranial tetapi mungkin

Page 4: Definisi Perdarahan

mencerminkan perfusi otak yang kurang. Pemulihan perfusi dan oksigenasi

otak harus dicapai sebelum penemuan tersebut dapat dianggap berasal dari

cedera intrakranial

4. Exposure-Pemeriksaan Lengkap

Setelah mengurus prioritas dan diperiksa dari ubun-ubun sampai ke jari kaki

sebabai bagian dari mencari cedera. Bila menelanjangi penderita, sangat

penting mencegah hipotermia.

5. Dilatasi Lambung-Dekompresi

Dilatasi lambung seringkali terjadi pada penderita trauma, dapat

mengakiibatkan hipotensi atau disritmia jantung yang tak dapat diterangkkan,

biasanya berupa bradikardi dari stimulasi saraf vagina yang berlebihan.

6.

7. df