definisi masyarakat pesisir

6
A. DEFINISI MASYARAKAT PESISIR Masyarakat pesisir adalah sekelompok warga yang tinggal di wilayah pesisir yang hidup bersama dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari sumber daya di wilayah pesisir. Demikian pula jenis mata pencaharian yang memanfaatkan sumber daya alam atau jasa-jasa lingkungan yang ada di wilayah pesisir seperti nelayan, petani ikan, dan pemilik atau pekerja industri maritim. Masyarakat pesisir yang di dominasi oleh usaha perikanan pada umumnya masih berada pada garis kemiskinan, mereka tidak mempunyai pilihan mata pencaharian, memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tidak mengetahui dan menyadari kelestarian sumber daya alam dan lingkungan (Lewaherilla, 2002). Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah daratan yang berbatasan dengan laut, batas di daratan meliputi daerah- daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang surut, angin laut dan intrusi garam, sedangkan batas di laut ialah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta daerah-daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan- kegiatan manusia di daratan (Bengen, 2001). Masyarakat pesisir pantai terkenal dengan perwatakannya yang sangat keras. Ini bukan tanpa sebab, tetapi dikarenakan pola hidup mereka yang sangat tergantung dengan alam. B. MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT PESISIR SEBAGAI NELAYAN Mengingat wilayah pesisir merupakan wilayah daratan yang berbatasan dengan laut maka di wilayah pesisir hampir semua

Upload: lionel-andreas-brama

Post on 27-Sep-2015

564 views

Category:

Documents


21 download

DESCRIPTION

hjgu

TRANSCRIPT

A. DEFINISI MASYARAKAT PESISIRMasyarakat pesisir adalah sekelompok warga yang tinggal di wilayah pesisir yang hidup bersama dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari sumber daya di wilayah pesisir. Demikian pula jenis mata pencaharian yang memanfaatkan sumber daya alam atau jasa-jasa lingkungan yang ada di wilayah pesisir seperti nelayan, petani ikan, dan pemilik atau pekerja industri maritim. Masyarakat pesisir yang di dominasi oleh usaha perikanan pada umumnya masih berada pada garis kemiskinan, mereka tidak mempunyai pilihan mata pencaharian, memiliki tingkat pendidikan yang rendah, tidak mengetahui dan menyadari kelestarian sumber daya alam dan lingkungan (Lewaherilla, 2002). Wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah daratan yang berbatasan dengan laut, batas di daratan meliputi daerah-daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut seperti pasang surut, angin laut dan intrusi garam, sedangkan batas di laut ialah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta daerah-daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan (Bengen, 2001). Masyarakat pesisir pantai terkenal dengan perwatakannya yang sangat keras. Ini bukan tanpa sebab, tetapi dikarenakan pola hidup mereka yang sangat tergantung dengan alam.B. MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT PESISIR SEBAGAI NELAYANMengingat wilayah pesisir merupakan wilayah daratan yang berbatasan dengan laut maka di wilayah pesisir hampir semua masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Berikut ini merupakan karakteristik nelayan menurut Afrida dalam jurnal Antropologi 2005 yakni: Pendapatan nelayan bersifat harian (daily increments) tidak dapat ditentukan jumlahnya karena pendapatan sangat tergantung oleh musim maupun status nelayan itu sendiri Tingkat pendidikan nelayan redah sehingga tidak ada pekerjaan lain yang bisa dilakukan selain meneruskan pekerjaan sebagai nelayan Nelayan ,lebih banyak berhubungan dengan ekonomi tukar-menukar dan produksinya tidak berhubungan dengan makanan pokok. Artinya produk perikanan mudah rusak dan harus segera dipasarkan. Permodalan perikanan(kenelayanan) membutuhan investasi yang besar dan mengandung resiko dibandingkan dengan sector pertanian. Income yang diperoleh setiap harinya oleh nelayan kurang disebabkan pula terbatasnya anggota keluarga yang secara langsung ikut andil dalam faktor produksi.Nelayan mencari rezeki dari laut walaupun sekuat apapun ombak mereka tetap melaut, panas terik dan bahaya tidak mereka hiraukan demi untuk anak mereka. Kadang-kadang mereka melaut tidak membawa hasil saat mereka pulang dari melaut. Mereka melaut kalau tidak dapat ikan di laut yang dangkal mereka pergi ke laut yang dalam. Kalau gelombang kuat mereka tidak bisa kelaut hal itu bisa terjadi sampai berminggu-minggu bahakan sampai satu bulan, namun mereka tidak pernah mengeluh. Masyarakat pesisir memanfaatkan laut sebaik-baik mungkin untuk memenuhi kebutuhan mereka dan sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat yang jauh dari Pesisir atau laut.

Nelayan juga membuat kelong untuk menangkap ikan bilis atau ikan tri. Ikan bilis ini didapat dengan semacam alat yang di sebut dengan kelong. Kemudian ikan tri atau bilis yang didapat di rebus dengan garam dan di jemur hingga kering. Harga ikan bilis bervariasi sesuai dengan jenis dan kualitas ikan tersebut. Tanjung pinang terkenal dengan daerah penghasil ikan bilis atau tri, selain daerah Tanjungpinang bilis atau tri juga berasal dari Lingga.

Nelayan menagkap ikan, nos atau sotong, kepiting dan lainnya menggunakan cara-cara yang berbeda. cara menagkap sotong dengan nonde nos, menagkap ikan menggunakan jaring, pancing maupun palas dan Udang di jaring. Para nelayan menangkap itu semua dengan cara-cara yang berbeda. Hasil dari tangkapan mereka dikirim ke daerah lain. Bahkan ada yang di ekspor ke Singapura. Selain ikan, ketam yang di ambil isinya juga di kirim keSingapura atau ke Negara lain. Kepulauan Riau merupakan daerah penghasil ikan yang cukup banyak.Ikan yang di cari ada juga di buat ikan asin dan kerupuk, ikan asin di buat dari berbagai jenis ikan seperti ikan tamban, sela, seliko, dan lain-lain. Cara membuat ikan asin, ikannya direbus atau dikukus diisi garam selanjutnya dijemur.

C. BAHASA DAN CARA BERBICARA MASYARAKAT PESISIRBahasa yang digunakan masyarakat pesisir agak berbeda dengan masyarakat di daerah yang jauh dari pesisir atau masyarakat kota karena. Masyarakat pesisir mungkin memilki perbedaan baik dari segi berbicara maupun bahasa yang mereka gunakan, mungkin karena faktor kurangnya berinteraksi dengan msyarakat luar atau mungkin suatu kebiasaan yang tidak bisa mereka ubah.Hal ini akan membuat masyarakat yang mendengar akan merasa aneh karena mereka tidak pernah mendengarnya. Ada yang bisa mengenali bahwa orang tersebut berasal dari pulau dengan mengenali bahasa yang ia gunakan. Bahasa dialek daerah cukup susah untuk dihilangkan karena lidah kita sudah terbiasa menggunakan bahasa tersebut.Nada berbicara mereka juga, penduduk yang tinggal di pesisir pantai maupun di daerah laut cara berbicara mereka agak berbeda dengan masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan, nada mereka berbicara juga berbeda dengan masyrakat yang jauh dari laut atau pantai. Nada berbicara mereka agak keras atau menengking saat mereka berbicara, walaupun mereka berdekatan antara satu dengan yang lain, hal ini dikarenakan suara ombak atau suara air laut yang membuat mereka tidak bisa mendengar terlalu jelas, hal ini lah yang menyebabkan mereka berbicara seperti berteriak atau menengking.

Kalau mereka berbicara dengan masyarakat daerah yang jauh dari pesisir akan terasa canggung bagi masyarakat yang mendengar itu, karena mereka berbicara tidak dengan nada kuat. Kebiasan berbicara kuat itu tidak mudah dihilangkan oleh masyarakat pesisir karena mereka sudah terbiasa menggunakan nada yang kuat, itu bisa dianggap masyarakat yang jauh dari pesisir sebagai suatu bentuk kemarahan. Mereka berbicara dengan nada yang keras dan menengking supaya mereka bisa berinteraksi satu sama lain tanpa hambatan dalam proses interaksi satu sama lain. Mereka berbicara keras di depan orang lain tanpa merasa canggung bahkan seperti orang berteriak. Pada saat mereka berbicara dengan orang lain mereka merasa suara meraka tersebut sudah pelan.

D. RUMAH MASYARAKAT PESISIRBentuk rumah masyarakat pesisir dominan rumah panggung, ada yang menggunakan kayu maupun semen, tetapi kebanyakan menggunakan kayu mungkin untuk mengurangi rasa panas atas terik matahari. rumah mereka saling berdekatan, jalan yang menggunakan kayu menyambung dari rumah satu ke rumah yang lainnya. Ada juga rumah masyarakat yang tidak berdekatan bahkan jauh dari rumah masyarakat yang lainnya, mereka menggunakan pompong atau sampan untuk menuju ke rumah yang lainnya. Mereka tidak merasa takut dengan ombak karena mereka sudah terbiasa dengan kehidupan di laut, mereka terbiasa karena kiri dan kanan mereka semuanya laut.

SUMBER :Afrida. 2005. Jurnal Antropologi Kehidupan sosial-ekonomi masyarakat nelayan di pantai utara pulau jawa tengah.Julianto. 2014. http://www.academia.edu/8443030/JURNAL_MASYARAKAT_PESISIRWahyudin, Yudi. 2015. Sistem Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Pesisir