definisi dan masalah etik keperawatan

6
KASUS 2 RESPIRASI AKU MALU DENGAN PENYAKITKU Nama saya Korun, usia 40 tahun mengalami batuk-batuk berdahak selama lebih dari 3 minggu, batuk yang dialami kadang- kadang bercampur darah, gejala ini diikuti dengan sesak nafas, badan terasa lemas, berkeringat di malam hari, meriang terus menerus, dan nafsu makan menurun bahkan dalam 2 minggu terakhir ini berat badan ku turun sebanyak 2 kg. Aku memeriksakan kesehatan ke puskesmas cimeong dan diharuskan menjalani pemeriksaan dahak, rontgen dada, dan mantoux test. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, aku mendapatkan obat dengan kombinasi obat yang tidak aku mengerti yaitu 2HRZE dari dokter yang memeriksaku. Setelah sakit aku merasa beberapa tetangga menjauhiku sehingga saat ini aku lebih banyak diam di rumah karena malu akan penyakitku. Aku juga takut penyakit inimenular pada anggota keluargaku yang lain terlebih lagi ada keponakanku yang masih berusia 2 tahun. Sebenarnya aku malas untuk minum obat setiap hari, perutku selalu mual dan aku makin tidak nafsu makan, urin ku pun menjadi kemerahan. Tapi aku merasa istriku sangat memperhatikan kesehatanku, setiap hari selalu mengingatkan dan membujukku untuk makan dan minum obat, aku makin sayang padanya.

Upload: janna-nahdya

Post on 27-Oct-2015

48 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Definisi Dan Masalah Etik Keperawatan

KASUS 2 RESPIRASI

AKU MALU DENGAN PENYAKITKU

Nama saya Korun, usia 40 tahun mengalami batuk-batuk berdahak selama lebih

dari 3 minggu, batuk yang dialami kadang-kadang bercampur darah, gejala ini diikuti dengan

sesak nafas, badan terasa lemas, berkeringat di malam hari, meriang terus menerus, dan nafsu

makan menurun bahkan dalam 2 minggu terakhir ini berat badan ku turun sebanyak 2 kg. Aku

memeriksakan kesehatan ke puskesmas cimeong dan diharuskan menjalani pemeriksaan dahak,

rontgen dada, dan mantoux test. Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, aku mendapatkan obat

dengan kombinasi obat yang tidak aku mengerti yaitu 2HRZE dari dokter yang memeriksaku.

Setelah sakit aku merasa beberapa tetangga menjauhiku sehingga saat ini aku

lebih banyak diam di rumah karena malu akan penyakitku. Aku juga takut penyakit inimenular

pada anggota keluargaku yang lain terlebih lagi ada keponakanku yang masih berusia 2 tahun.

Sebenarnya aku malas untuk minum obat setiap hari, perutku selalu mual dan aku makin tidak

nafsu makan, urin ku pun menjadi kemerahan. Tapi aku merasa istriku sangat memperhatikan

kesehatanku, setiap hari selalu mengingatkan dan membujukku untuk makan dan minum obat,

aku makin sayang padanya.

Page 2: Definisi Dan Masalah Etik Keperawatan

Definisi Tuberkulosis Paru

Semenjak tahun 2000, Tuberkulosis merupakan penyakit yang dinyatakan sebagai

remerging disease oleh WHO, karena angka kejadian TB yang telah menurun pada tahun 90an

kembali meningkat. Walaupun begitu, angka kejadian TB di Indonesia-lah yang tidak pernah

menurun. Laporan internasional menyatakan bahwa Indonesia merupakan penyumbang kasus TB

terbesar setelah Cina dan India. (Arif Muttaqin, 2008)

Berikut beberapa definisi mengenai Tuberkulosis Paru menurut beberapa ahli :

Tuberkulosis Paaru adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang paru-paru yang

secara khas ditandai oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosi jaringan. Penyakit

ini bersifak menahun (kronik) dan dapat menular dari penderita kepada orang lain. (Santa

Manurung dkk., 2009)

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

Tuberculosis. (Sylvia A. Price, 1995)

Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-

paru, disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat juga menyebar ke bagian

tubuh lain seperti meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe. Tuberkulosis pada manusia

ditemukan dalam dua bentuk yaitu :

a. Tuberculosis primer : terjadi pada infeksi yang pertama kali

b. Tuberculosis sekunder : kuman yang dorman pada tuberculosis dewasa. Mayoritas terjadi

karena adanya penurunan imunitas, misalnya karena malnutrisi, penggunaan alcohol,

penyakit maligna, diabetes, AIDS, dan gagal ginjal. (Irman Somantri, 2009)

Sumber :

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Respirasi. Jakarta : Salemba Medika

Manurung, Santa dkk. 2009. Gangguan Sistem Pernafasan Akibat Infeksi. Jakarta : Fo Medika

Page 3: Definisi Dan Masalah Etik Keperawatan

Somantri, Irman. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Sistem Pernapasan Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC

Page 4: Definisi Dan Masalah Etik Keperawatan

Masalah Etik Keperawatan

Hasil diskusi reporting kami mengenai kasus TB Paru ini menyimpulkan bahwa

ada empat etik keperawatan yang menjadi masalah karena adanya pertentangan dari tiap etiknya

tersebut. Empat etik yang menjadi masalah etik bagi kasus ini adalah :

1. Asas Kejujuran (Veracity)

Dokter dan perawat hendaknya mengatakan secara jujur dan jelas apa yang akan

dilakukan, serta akibat yang dapat terjadi. Informasi yang diberikan hendaknya sesuai

dengan tingkat pendidikan klien.

Asas kejujuran ini menjadi masalah karena pada kasus ini penyakit yang di derita

klien bukanlah penyakit biasa yang akan mudah diterima keberadaannya oleh klien.

Kemungkinan terburuk yang akan terjadi apabila perawat mengatakan yang sejujurnya

kepada klien mengenai penyakitnya adalah timbulnya perasaan cemas dan stress yang

berlebih dari klien sehingga membahayakan kehidupan klien. Walaupun begitu, perawat

harus berkata jujur pada klien mengenai penyakit TB Paru yang di deritanya.

2. Asas Manfaat (Beneficence)

Semua tindakan dan pengobatan harus bermanfaat untuk menolong klien. Untuk

itu, dokter dan perawat harus menyadari bahwa tindakan atau pengobatan yang akan

dilakukan benar-benar bermanfaat bagi kesehatan dan kesembuhan klien. Kesehatan klien

senantiasa harus diutamakan oleh perawat. Risiko yang mungkin timbul dikurangi sampai

seminimal mungkin dan memaksimalkan manfaat bagi klien.

Dalam kasus ini perawat dihadapkan pada pertentangan antar etik keperawatan.

Asas Manfaat (Beneficence) ini menjadi bertentangan dengan Asas Kejujuran (Veracity).

Perawat harus bertindak jujur sesuai dengan asas kejujuran tetapi perawat tidak boleh

bertindak yang dapat membahayakan nyawa pasien.

3. Asas Tidak Merugikan (Non-malficence)

Page 5: Definisi Dan Masalah Etik Keperawatan

Tindakan dan pengobatan harus berpedoman pada prinsip Primun Non Nocere

(yang paling utama, jangan merugikan). Risiko fisik, psikologis, maupun sosial akibat

tindakan dan pengobatan yang akan dilakukan hendaknya seminimal mungkin.

Hal yang paling utama bagi perawat adalah merawat kliennya hingga klien

mampu memenuhi KDM nya sendiri. Maka tindakan yang sesuai dengan Asas Kejujuran

bertentangan dengan Asas Tidak Merugikan ini. Karena, dengan menginformasikan klien

dengan informasi penyakitnya akan beresiko terhadap psikologis klien. Jika psikologis

klien terganggu, maka akan beresiko pula terhadap kesehatan dan sosial pada diri klien.

4. Fidelity

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya

terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta

menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seeorang untuk

mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan

perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat

adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan

meminimalkan penderitaan.

Perawat memiliki komitmen kepada klien untuk tidak berbohong atau

menegakkan Asas Kejujuran pada klien. Namun tidak hanya asas tersebut saja yang harus

ditegakkan, Asas Manfaat (Beneficence), Asas Tidak Merugikan (Mal-ficence) dan

Fidelity pun harus ditegakkan pada diri perawat kepada klien.

Sumber :

Efendi, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik

dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika