defenisi kebakaran
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 DEFENISI KEBAKARAN
1/7
DEFENISI KEBAKARAN
Definisi umumnya adalah suatu peristiwa terjadinya nyala api yang tidak dikehendaki, sedangkan
defenisi khususnya adalah suatu peristiwa oksidasi antara tiga unsur penyebab kebakaran.
UNSUR PENYEBAB KEBAKARAN
1. BAHAN PADAT, kayu, Kain, kertas, Plastik dan lain sebagainya dan jika terbakarumumnya akan meninggalkan abu / bara.
2. BAHAN CAIR, Cat, Alkohol dan berbagai jenis minyak.3. BAHAN GAS, Propane, Butane, LNG dan lain sebagainya.
PENYEBAB TERJADINYA KEBAKARAN
1. Peristiwa listrik
2. Penyimpanan / penggunaan bahan-bahan
3. Spontanious (bahan yang dapat terbakar sendiri)
4. Merokok tidak pada tempatnya
5. Gesekan atau benturan
6. House keeping yang tidak baik.
KLASIFIKASI KEBAKARAN
1. KLAS A, Kebakaran dari bahan-bahan padat yang mudah terbakar seperti kayu, kertas, plastik, kain
dan lain-lain.
2. KLAS B, Kebakaran dari bahan cair atau gas seperti bensin, solar, bensol, butane dan lain-lain.
3. KLAS C, Kebakaran yang disebabkan arus listrik pada peralatan seperti permesinan, generator,
panel listrik dan lain-lain.
4. KLAS D, Kebakaran yang timbul dari bahan-bahan logam, titanium, aluminium dan lain-lain.
PENCEGAHAN KEBAKARAN SECARA KONSEPSIONAL
-Dalam perencanaan bangunan, instalasi, pabrik telah dipikirkan bahaya-bahaya kebakaran dan
penempatan atau pemasangan alat-alat pemadam kebakaran baik yang telah terpasang ataupun
yang ditempatkan (portable).
-Memberi pengetahuan dan melatih semua karyawan, anggota keluarga, masyarakat mengenai
bahaya, pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran dengan mengadakan latihan-latihan.
-Menempatkan / memasang alat pemadam yang cocok sesuai dengan jenis / bahan serta aktifitas
kerja dan bangunan yang ada.
-Menata, memelihara dan menginspeksi ruang, tempat kerja, bangunan atau instalasi tempat kerja.
-
7/31/2019 DEFENISI KEBAKARAN
2/7
PENCEGAHAN KEBAKARAN SECARA TEKNIS
*Pada prinsipnya mencegah tiga unsur kebakaran bersatu membentuk suatu proses kebakaran
seperti dalam definisi, sehingga kebakaran tidak terjadi.
*Sumber panas adalah faktor utama sebagai penyebab kebakaran, yaitu BAHAN; jangan didekatkandengan bahan-bahan yang mudah terbakar pada sumber panas, kemudianOKSIGEN; pada umumnya
tidak dapat dipisahkan dari bahan-bahan panas dan juga sumber panas, lalu PANAS; dijauhkan dari
tempat penyimpanan bahan-bahan.
PENGONTROLAN KEBAKARAN
Usaha atau upaya untuk mencegah dan mengurangi kerugian / kehancuran akibat kebakaran baik
sebelum atau pada waktu terjadi kebakaran.
#1. Memberi motivasi kepada karyawan
-Meyakinkan bahaya meluasnya kebakaran sebagai kerugian mereka juga.
-Melindungi teman kerja adalah tanggung jawab mereka karena mereka bekerja disitu dan untuk
keselamatannya.
-Tercerminnya rasa memiliki untuk melindunginya.
-Kebanggaan bagi masyarakat bisa melindungi dan mencegah kehancuran tempat kerja mereka
sebagai sumber penghasilan.
#2. Perencanaan / penempatan alat atau fasilitas pemadam, sehingga jika kebakaran terjadi dapatsegera dipadamkan dan diatasi.
#3. Usaha penyelamatan dengan menyediakan sarana dari daerah atau tempat bahaya, sperti
sirene/alarm, tangga dan pintu darurat (emergency door) serta membuat prosedur kebakaran dan
penyelamatan.
#4. Usaha pencegahan kebakaran akibat bencana alam.
#5. Membuat penyekat-penyekat atau pemisah pada bangunan dan kamar-kamar mesin atau
penyimpanan bahan-bahan berbahaya sperti dinding, pintu pemisah (fire wall, fire door) dan lain-
lain.
-
7/31/2019 DEFENISI KEBAKARAN
3/7
LPG merupakan bahan kimia berbahaya yang bersifat sangat mudah terbakar. Proses pekerjaan dengan menggunakan bahan baku
LPG memerlukan suatu langkah pencegahan untuk mendeteksi kegagalan. Kegagalan fungsi dari suatu peralatan seperti pressure
safety valve (PSV) dapat mengakibatkan peledakan pada tangki LPG. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari kegagalan
terhadap terjadinya suatu ledakan, maka diperlukan suatu penelitian yang berupa skenario peledakan tangki LPG. Penelitian ini
menggunakan metode Chemical Process Quantitative Risk Analysis (CPQRA). Metode ini khusus digunakan untuk mengidentifikasi
skenario insiden dari suatu kegagalan fungsi komponen yang berakibat pada peledakan tangki LPG. Untuk menentukan nilai dari
skenario ini menggunakan tahapan prioritas berupa : definisi CPQRA, deskripsi sistem, identifikasi bahaya, pendataan insiden,pemilihan insiden, perhitungan frekuensi, perhitungan konsekuensi, dan perkiraan resiko. Berdasarkan efek ledakan p ada tangki
LPG dapat diketahui nilai probit untuk efek ledakan pada bangunan (struktur) untuk senyawa butana dan propana adalah 4,21.
Probability unit atau yang sering disebut probit adalah nilai kemungkinan untuk menentukan efek ledakan. Untuk efek ledakan
tertinggi yang menyebabkan kematian manusia pada senyawa butana dan propana adalah 2,54 probit dengan prosentase
kematian adalah 1% yang berjumlah sekitar 3 orang meninggal dari 300 karyawan. Efek ledakan tertinggi yang menyebabkan
pecahnya gendang telinga pada manusia untuk senyawa butana dan propana adalah 6,64 dengan prosentase pecahnya gendang
telinga 95% dengan jumlah 285 orang dari jumlah total 300 orang.
-
7/31/2019 DEFENISI KEBAKARAN
4/7
PREDIKSI ANCAMAN BAHAYA KEBAKARAN :
WAKTU : tidak terprediksi
TINGKAT KEBAKARAN : api dini (IGNITION) dan api besar (CONFLAGRATION)
SUMBER API : listrik, FLAMABLE (mudah menyala), COMBUSTIBLE (mudah terbakar habis),
EXPLOSIVE
POLA PENJALARAN :
1. KONDUKSI (melalui bahan bakar api)
2. KONVEKSI (melalui udara panas)
3. RADIASI (melaui pancaran / terjadi peningkatan suhu pada bahan bakar kebakaran)
POKOK PERHATIAN :
FIRE HAZARD : semua aktifitas dalam bangunan yang potensial memicu kebakaran ( aktifitas
manusia dan komponen gedung)
Di dalam perencanaan sistem pemadaman api dilakukan pendaerahan / zoning /
KOMPARTEMENTASI
FIRELOAD : semua bahan / isi bangunan yang potensial menjadi bahan bakar api
FIRELOAD menentukan kelompok resiko kebakaran
JENIS MATERIAL :
1. COMBUSTIBLE
2. FLAMABLE
3. EXPLOSIVE
4. Material struktur
5. Material finishing
KRITERIA PERENCANAAN :
Keselamatan jiwa penghuni, isi gedung, dan gedung lain
Evakuasi
Kendala sistem deteksi
Kendala sistem pemadaman
Kemudahan akses PMK
Jumlah, jenis, dan sifat penghuni serta isi gedung
-
7/31/2019 DEFENISI KEBAKARAN
5/7
Luas lantai dan ketinggian gedung
Kondisi lingkungan (densitas, sosio, ekonomi)
Kelompok resiko kebakaran
DEFINISI KEBAKARAN :
Terbakarnya suatu objek penting akibat adanya api / percikan api yang dibangkitkan sumber api.
Bahan bakar dihidupi oleh oksigen.
KONSEP PREVENTIF :
KEMUDAHAN PENCAPAIAN
JARAK BANGUNAN
KOMPARTEMENTASI : pemisahan FIRELOAD dengan FIRE HAZARD, pemisahan dengan strukturdan bahan bangunan : dinding, lantai, atap , dll.
PENANGGULANGAN / PROTEKSI PASIF :
Tangga darurat (penempatan)
Pintu darurat / jalan keluar (EXIT)
HELIPAD
Sirkulasi untuk memudahkan PMK masuk
PENCEGAHAN YANG DILAKUKAN MELALUI UNSUR BANGUNAN :
Unsur-unsur bangunan (bahan)
Aspek arsitektonis
Struktur
PENCEGAHAM AKTIF :
Sistem deteksi
Alarm kebakaran
Sprinkler otomatis
HYDRANT
SYARAT PINTU KEBAKARAN :
Jarak antar EXIT tidak boleh lebih dari diagonal
Konstruksi tahan api minimal 1 jam
-
7/31/2019 DEFENISI KEBAKARAN
6/7
Tidak boleh ada koridor buntu
BEBAN PENGHUNI JUMLAH EXIT
< 500 2
> 500 3
> 1000 4
HELIPAD :
Digunakan untuk bangunan > 60 m
Tujuan untuk RESCUE bukan untuk umum
Lingkungan ketinggian elemen perlu dilihat
Syarat dan struktur harus dilihat
HAL-HAL YANG MENYULITKAN PMK MASUK :
Jalan masuk gedung tinggi dan curam
Gedung dekat dengan tiang listrik
Gedung memiliki kanopi yang panjang
Bentuk gedung berpodium
SISTEM PASIF (TUJUAN) :
Pertahanan dari HEAT ENERGY IMPACT
Menghindarkan penyebaran api
-
7/31/2019 DEFENISI KEBAKARAN
7/7