defek septum ventrikel
DESCRIPTION
VSDTRANSCRIPT
DEFEK SEPTUM VENTRIKEL
Definisi
Ventricular Septal Defect (VSD) adalah penyakit jantung bawaan berupa lubang pada
septum interventrikuler yang dapat hanya 1 atau lebih (Swiss Cheese VSC) yang terjadi kibat
kegagalan fusi septum interventrikuler semasa janin.
Insidens
Defek Septum Ventrikel merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering
ditemukan, yaitu sekitar 30 % dari semua jenis penyakit jantung bawaan. Di RSCM Jakarta
selama 10 tahun ditemukan DSV sebanyak 33 % dari semua PJB.
Pada sebagian besar kasus, diagnosis kelainan ini ditegakkan setelah melewati masa
neonatus, karena pada minggu-minggu pertama bising yang bermakna biasanya belum
terdengar.
Klasifikasi
Secara garis besar septum ventrikel dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Septum Ventrikel Pars Membranasea
2. Septum Ventrikel Pars Muskularis
Secara anatomis VSD dapat diklasifikasikan sesuai letak defeknya, yaitu :
1. Defek Septum Ventrikel Perimembran, yang dibagi menjadi :
a. Defek Perimembran Inlet mengarah ke posterior ke daerah inlet septum
b. Defek Perimembran outlet mengarah ke depan, di bawah akar aorta ke dalam
septum pars muskularis
c. Defek Trabekular mengarah ke bawah, ke arah septum trabekularis
d. Defek Perimembran Konfluen, yang mencakup ketiga bagian septum
muskular, sehingga merupakan defek yang besar
2. Defek Septum Ventrikel Muskular, dibagi menjadi :
a. Defek Muskular Inlet
b. Defek Muskular Trabekular
c. Defek Muskular Outlet
3. Defek Subarterial (doubly committed subarterial defect)
Defek ini terdapat tepat di bawah katup kedua arteri besar (aorta dan arteri
pulmonalis). Selain itu defek ini disebut juga tipe oriental oleh karena lebih banyak
ditemukan pada orang Asia dibandingkan dengan orang kulit putih
Patofisiologi VSD
1) Defek Septum Ventrikel Kecil
Pada defek kecil ini hanya terjadi pirau dari kiri ke kanan yang minimal, sehingga
tidak terjadi gangguan hemodinamik yang berarti. Kelainan ini dikenal dengan
nama maladie de Roger (penyakit Roger). Kira-kira 70% pasien dengan defek kecil
menutup spontan dalam 10 tahun, sebagian besar dalam 2 tahun pertama. Bila
setelah usia 2 tahun defek tidak menutup, maka kemungkinannya menutup secara
spontan adalah kecil.
2) Defek Septum Ventrikel Sedang dan Besar
Pada defek sedang dan besar ini terjadi pirau yang bermakna dari ventrikel kiri ke
ventrikel. Pada hari-hari pertama pasca lahir belum terdapat pirau kiri ke kanan
yang bermakna, oleh karena resistensi vaskular paru yang masih tinggi. Pirau yang
bermakna baru terjadi setelah tahanan vaskular paru menurun, yakni di antara
minggu ke-2 sampai ke-6. Karena itulah biasanya bising yang nyata baru terdengar
pada saat bayi dibawa melakukan kunjungan pertama setelah pulang dari rumah
bersalin.
Pirau kiri ke kanan yang besar menyebabkan meningkatnya tekanan ventrikel
kanan. Bila tidak terdapat obstruksi jalan keluar ventrikel kanan, maka tekanan
ventrikel kanan yang tinggi tersebut akan diteruskan ke arteri pulmonalis. Dengan
pertumbuhan pasien, maka dapat terjadi beberapa kemungkinan, yakni :
a. Defek mengecil, sehingga pirau dari kiri ke kanan berkurang. Pasien
biasanya tampak membaik
b. Defek menutup
c. Terjadi stenosis infundibular sehigga pirau kiri ke kanan berkurang
d. Defek tetap besar dengan pirau dari kiri ke kanan berlanjut, menyebabkan
tekanan yang selalu tinggi pada sirkulasi paru. Akibatnya terjadi perubahan
vaskular paru (dari derajat I sampai VI). Bila tekanan di ventrikel kanan
melampaui tekanan ventrikel kiri maka akan terjadi pirau yang terbalik (dari
kanan ke kiri), sehingga pasien menjadi sianotik. Keadaan ini disebut
sindrom Eisenmenger. Pada defek yang besar proses terjadinya hipertensi
pulmonal dapat terjadi pada anak berumur 1 tahun, bahkan pada pasien
sindrom Down hipertensi pulmonal tersebut dapat terjadi lebih dini.
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis VSD ini sangat bergantung kepada besarnya defek serta derajat pirau dari
kiri ke kanan yang terjadi. Letak defek biasanya tidak mempengaruhi derajat manifestasi
klinis.
a. Defek Septum Ventrikel Kecil
Pasien defek septum ventrikel yang kecil tidak memperlihatkan keluhan.
Jantungnya normal atau hanya sedikit membesar, tidak ada gangguan tumbuh
kembang. Secara kebetulan defek kecil ini biasanya ditemukan pada saat
pemeriksaan fisis rutin, yaitu dengan ditemukannya bising.
Pada auskuktasi bunyi jantung biasanya terdengar normal. Bila defek septum
ventrikel sangat kecil, terutama defek muskular, dapat ditemukan bising sistolik dini
(early systolic murmur) pendek yang mungkin didahului early systolic click. Pada
defek septum ventrikel kecil ditemukan bising pansistolik yang biasanya keras,
disertai oleh getaran bising, dengan pungtum maksimum di sela iga III-IV garis
parasternal kiri dan menjalar ke sepanjang garis sternum kiri bahkan ke seluruh
prekordium.
b. Defek Septum Ventrikel Sedang
Pasien dengan defek septum ventrikel sedang sering mengalami gejala pada
masa bayi. Sesak nafas pada waktu minum, atau memerlukan waktu yang lebih lama
untuk menyelesaikan makan dan minumnya, atau tidak mampu menghabiskan
minuman dan makananya, merupakan keluhan yang sering dinyatakan oleh orangtua
pasien. Kenaikan berat badan tidak memuaskan dan pasien seringkali menderita
infeksi paru yang memerlukan waktu lebih lama untuk sembuh. Gagal jantung
mungkin terjadi sekitar umur 3 bulan, seringkali dengan didahului oleh infeksi paru,
tetapi pada umumnya responsif terhadap pengobatan medik.
Pada pemeriksaan fisis bayi tampak kurus, dengan dispne, takipne, serta
retraksi. Pada pasien yang besar dada mungkin sudah menonjol, namun pada bayi
biasanya bentuk dada masih normal. Pada auskultasi akan terdengar bunyi jantung I
dan II yang normal dengan bising pansistolik yang keras, kasar, disertai getaran bising
dnegan pungtum maksimum di sela iga III-IV garis parasternal kiri, yang menjalar ke
seluruh prekordium. Bising pada defek septum ventrikel sedang merupakan salah
satu bising yang paling keras di bidang kardiologi. Bising mid-diastolik di daerah
mitral dapat terjadi oleh karena flow murmur pada fase pengisian cepat dari atrium
ke ventrikel kiri; hal tersebut merupakan petunjuk tidak langsung, bahwa pirau yang
terjadi cukup besar.
c. Defek Septum Ventrikel Besar
Pada pasien dengan defek septum ventrikel besar gejala dapat timbul pada masa
neonatus. Dispne dapat terjadi bila terdapat pirau kiri ke kanan yang bermakna
dalam minggu pertama setelah lahir, meskipun hal ini tidak sering ditemukan. Pada
minggu pertama setelah lahir, meskipun hal ini tidak sering ditemukan. Pada minggu
kedua atau ketiga gejala biasanya mulai timbul tetapi gagal jantung biasanya baru
timbul setelah minggu keenam, sering didahului infeksi saluran nafas bawah. Bayi
tampak sesak nafas pada saat istrirahat, kadang tampak sianosis karena kekurangan
oksigen akibat gangguan pernapasan. Gangguan pertumbuhan sangat nyata.
Pada pemeriksaan biasanya bunyi jantung masih normal, dan dapat didengar
bising pansistolik, dengan atau tanpa getaran bising. Bising pada defek septum
ventrikel besar ini sering tidak memenuhi seluruh fase sistole seperti pada defek
septum ventrikel sedang, tetapi melemah pada akhir sistole. Hal ini disebabkan oleh
peningkatan tekanan ventrikel kanan akibat peningkatan resistensi vaskular paru
sehingga terjadi tekanan sistolik yang sama besarnya pada kedua ventrikel pada
akhir sistole. Bising mid-diastole di daerah mitral mungkin terdengar akibat flow
murmur pada fase pengisian cepat.
d. Defek Septum Ventrikel Besar dengan Penyakit Vaskular Paru / Sindrom
Eisenmenger
Pasien dengan defek septum ventrikel dan hipertensi pulmonal akibat penyakit
vaskular paru memperlihatkan dada membenjol akibat pembesaran ventrikel kanan
yang berat. Pada peralihan antara pirau kiri ke kanan dan kanan ke kiri, seringkali
pasien akan tampak lebih baik, lebih aktif dengan toleransi latihan yang relatif lebih
baik dibanding sebelumnya. Dengan berlanjutnya kerusakan vaskular paru, akhirnya
terjadi pirau terbalik, dari kanan ke kiri, sehingga pasien sianotik. Dalam tahapan ini
kembali pasien memperlihatkan toleransi latihan yang menurun, batuk berulang dan
infeksi saluran nafas berulang , dan gangguan pertumbuhan yang makin berat.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan anak gagal tumbuh, sianotik, dengan jari-jari
tabuh. Dada kiri membenjol dengan peningkatan aktivitas ventrikel kanan yang
hebat. Bunyi jantung I normal, akan tetapi bunyi jantung II mengeras dengan split
yang sempit. Bising yang sebelumnya jelas menjadi berkurang intensitasnya; kontur
bising yang semula pansistolik berubah menjadi ejeksi sistolik. Tidak jarang bising
menghilang sama sekali, yang menunjukkan tidak terdapatmya pirau yang
bermakna. Hati menjadi teraba besar akibat bendunagn sistemik, namun edema
jarang ditemukan.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Radiologis
2. Pemeriksaan Elektrokardiografi
3. Ekokardiografi
4. Kateterisasi Jantung Dan Angiokardiografi
Penatalaksanaan
1. Tatalaksana Medis
2. Pembedahan
3. Penutupan Defek dengan Kateter
Prognosis
Kemungkinan penutupan spontan defek kecil cukup besar, terutama pada tahun
pertama kehidupan. Kemungkinan penutupan spontan sangat berkurang setelah pasien
berusia 2 tahun, dan umumnya tidak ada lagi kemungkinan penutupan spontan di atas usia
6 tahun.
Hipertensi pulmonal sampai batas tertentu hanyalah akan mengakibatkan
bertambah meningkatnya risiko pascabedah, tetapi jika tahanan vaskular paru telah
melampaui batas (umumnya . 12 HRU/m3)