debu

Upload: abrilla-sidiq-m

Post on 10-Oct-2015

86 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

PENGUKURAN KADAR DEBU

A. LATAR BELAKANGDengan berkembangnya industri yang demikian pesat, maka berkembang pula problematik-problematik yang terjadi pada setiap proses produksi, salah satu problematik yang terjadi adalah adanya gangguan kesehatan yang disebabkan oleh faktor kimia yang terjadi dalam proses produksi. Pengaruh faktor kimia pada proses produksi ini sangat banyak jenisnya, diantarannya bahan-bahankimia yang bersifat partikel yang berada di udara tempat kerja.Debu merupakan salah satu bahan kimia yang bersifat partikel dan dapat timbul atau terjadi pada sebagian proses produksi dan dapat menyebabkan gangguan terhadap tenaga kerja baik kesehatan maupun keselamatan kerjanya. Berdasarkan pokok pikiran diatas, maka perlu diupayakan penanggulangan, salah satu diantaranya dengan membuat standart pengukuran. Ketentuan mengenai kadar bahan kimia di udara lingkungan kerja diatur dalam Kepmenaker No.01 Tahun 1997 tentang Nilai Ambang Batas Bahan Kimia di Udara Tempat Kerja.

B. DEFINISI1. Pengertian DebuDebu adalah partikel-partikel zat padat yang dihasilkan oleh kekuatan alam atau proses mekanisme seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan, pengepakan yang cepat, peledakan dan lain-lain dari bahan organik maupun organik, misalnya debu kayu, batu, logam, arang batu, butir-butir zat dan sebagainya. Contoh : debu batu, debu kapas, debu tembakau, debu asbes, dan lain-lain. Sifat debu ini tidak berflokulasi kecuali oleh gaya tarikan elektris, tidak berdifusi dan turun oleh gaya tarik bumi. (Sumamur PK, 1994)2. Karakteristik DebuSecara garis besar karakteristik debu dalam industri terdiri atas 3 (tiga) macam yaitu (Ahmadi Umar Fahmi, 1990) : a. Debu Organik Debu organik dapat menimbulkan efek patofisiologis dan kerusakan alveoli atau penyebab fibrosis pada paru, yang termasuk dabu organik misalnya debu kapas, rotan, padi-padian, tebu, daun tembakau dan lain-lain.b. Debu MineralDebu ini terdiri dari persenyawan yang kompleks seperti : SiO2, SnO2, Fe2O3, sifat debu ini tidak fibrosis pada paru.c. Debu LogamDebu ini menyebabkan keracuan, akibat absorbsi tubuh melalui kulit dan lambung yang termasuk debu logam tersebut antara lain: Pb, Hg, Cd, dan lain-lain.Berdasarkan sifatnya, debu digolongkan menjadi (Sumamur PK, 1994) : 1) Debu perangsang, misalya debu kapas, bubuk beras, dan lain-lain.2) Debu toksik, misalnya partikel Pb, As, Mn.3) Debu penyakit fibrosis, misalnya asbes, kwarts.4) Debu yang menyebabkan alergi, misalnya kapas, tepung sari.5) Debu yang menyebabkan demam, misalnya fume, ZnO.6) Debu inert, misalnya debu kapur, besi.

C. PENGUKURAN KADAR DEBU TOTAL DIUDARA TEMPAT KERJAI. Ruang LingkupStandar ini menguraikan pengukuran kadar debu total diudara tempat kerja secara gravimetri yang meliputi tahap persiapan, pengambilan contoh, penimbangan, dan perhitungan kadar debu total.Acuan :Standar Nasional Indonesia (SNI) 16-7058-2004II. Istilah dan Definisia. Debu Total : debu diudara tempat kerja pada semua ukurana Desikator: alat untuk mempertahankan kelembaban dikertas filter pada skala tertentub Hidrofobik: Sifat yang tidak menyerap uap airc Zona Pernapasan: area setengah lingkaran dari lubang hidung tenaga kerja dengan diameter 0,6 m disekitar kepala dan bahud Flowmeter: alat yang digunakan untuk mengukur laju kecepatan aliran udaraIII.Cara Pengukurana PrinsipAlat diletakkan pada titik pengukuran setinggi zona pernafasan, pengambilan contoh dilakukan selama beberapa menit hingga satu jam (sesuai kebutuhan dan tujuan pengukuran dan kadar debu total yang diukur ditentukan secara gravimetrib Peralatan1. Low Volume sampler (LVS) dilengkapi dengan pompa penghisap udara dengan kapasitas 5 l/menit-15 l/menit dan selang silikon atau selang teflon2. Timbangan Analitik dengan sensitivitas 0.01 mg3. Pinset4. Desikator, suhu (20 1)0 C dan kelembaban udara (50 5)%5. Flowmeter6. Tripod7. Termometer8. Higrometerc BahanFilter hidrofobik (misal jenis PVC, fiberglas) dengan ukuran pori 0,5 md Prosedur Kerja1. Persiapana) Filter yang diperlukan disimpan didalam desikator selama 24 jam agar mendapatkan kondisi stabilb) Filter kosong ditimbang sampai diperoleh berat konstan, minimal tiga kali penimbangan, sehingga diketahui berat filter sebelum pengambilan contoh. Catat berat filter blanko dan filter contoh masing-masing dengan Berat B1 (mg) dan W1 (mg). Masing-masing filter tersebut ditaruh didalam holder setelah diberi nomer (kode)c) Filter contoh dimasukkan ke dalam low volume dust sampler holder dengan menggunakan pinset dan tutup bagian atas holderd) Pompa penghisap udara dikalibrasi dengan kecepatan laju aliran udara 10l/menit dengan menggunakan flowmeter (flowmeter harus dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi)2. Pengambilan contoha) LVS dihubungkan dengan pompa penghisap udara dengan menggunakan selang silokon atau teflonb) LVS diletakkan pada titik pengukuran (didekat tenaga kerja terpapar debu) dengan menggunakan tripod kira-kira setinggi zona pernafasan tenaga kerjac) Pompa penghisap udara dihidupkan dan lakukan pengambilan contoh dengan kecepatan laju aliran udara (flowrate) 10l/menitd) Lama pengambilan contoh dapat dilakukan selama beberapa menit hingga satu jam (tergantung pada kebutuhan, tujuan, dan kondisi di lokasi pengukuran)e) Pengambilan contoh dilakukan minimal 3 kali dalam 8 jam kerja yaitu pada awal, pertengahan, dan akhir shift kerjaf) Setelah selesai pengambilan contoh, debu pada bagian luar holder dibersihkan untuk menghindari kontaminasig) Filter dipindahkan dengan menggunakan pinset ke kaset filter dan dimasukkan kedalam desikator selama 24 jam.3. Penimbangana) Filter blanko sebagai pembanding dan filter contoh ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik yang sama sehingga diperoleh berat filter blanko dan filter contoh masing-masing B2 (mg) dan W2 (mg)b) Catat hasil penimbangan berat filter blanko dan filter contoh sebelum pengukuran dan esudah pengukuran 4. PerhitunganKadar debu total di udara dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

C =

atau

C =

Keterangan :C: kadar debu total (mg/l atau (mg/m3)W2: berat filter contoh setelah pengambilan contoh (mg)W1: berat filter contoh sebelum pengambilan contoh (mg)B2: berat filter blanko setelah pengambilan contoh (mg)B1: berat filter blanko sebelum pengambilan contoh (mg)V: Volume udara pada waktu pengambilan contoh (l)

D. PENGUKURAN KADAR DEBU RESPIRABEL SECARA PERORANGANI. Ruang LingkupMetode ini digunakan untuk mengukur kadar debu respirabel diudara tempat kerjaAcuan :NIOSH Manual of Analytical Methods, Metode 0600

II. Prinsip DasarDebu respirabel diudara tempat kerja diambil contohnya (sampelnya) dengan cara menghisap udara yang terkontaminasi debu dengan menggunakan media kertas filter dengan memakai alat Personal Vacum Pump yang dihubungkan dengan selang silicon. Selanjutnya debu yang dihisap ditangkap pada permukaan kertas filter. Penentuan kadar debu respirabel diudara ditentukan secara gravimetri

III. Bahan dan Peralatana Bahan1. Filter hidrofobik seperti Poly Vinyl Chloride (PVC), ukuran pori 0,8 m dan diameter 37 mm2. Kertas labelb Peralatan1. Personal Dust Sampler, dilengkapi dengan two stage cassette holder dan selang silikon2. Personal Vacum Pump3. Timbangan Analitik4. Pinset5. Desikator6. Flowmeter7. Holder8. Obeng kecil

IV. Tata Cara Pengambilan Sampel1. Filter PVC disimpan didalam desikator selama 24 jam agar mendapatkan kondisi stabi;2. Filter PVC kosong ditimbang sampai diperoleh berat konstan, minimal 3 kali penimbangan sehingga diketahui berat filter sebelum pengambilan contoh. Catat berat filter blanko dan filter contoh masing-masing dengan berat B1 (mg) dan W1(mg)3. Taruh masing-masing filter yang telah ditimbang ke dalam two stage cassette holder yang telah dialasi dengan cellulose support pad, kemudian beri nomor (kode) dengan kertas label4. Sipakan filter blanko5. Hubungkan two stage cassette holder dengan personal vacum pump menggunakan selang silicon6. Hidupkan personal vacum pump, lakukan kalibrasi dengan flowrate 1,9l/menit (untuk cyclone nylon atau 2,2 l/menit untuk cyclone HD. Catat data hasil kalibrasi. Kalibrasi minimal tiga kali.7. Lakukan pengambilan sampel selama 4 s/d 8 jam kerja (sesuaikan dengan kondisi kadar debu di tempat kerja)

V. Tata Cara Analisis1. Filter blanko sebagai pembanding dan filter sampel ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik yang sama, sehingga diperoleh berat filter blanko dan filter sampel maisng-masing B2 (mg) dan W2(mg).2. Catat hasil penimbangan berat filter blanko dan filter contoh sesudah pengukuran.

VI. PerhitunganKadar debu respirabel selama 8 jam kerja, dihitung dengan rumus:

8 jam (TWA) = Keterangan :TWA: Time Weighted AverageC1: Kadar debu respirabel pada sampel-1, sewaktu sampling ke-1 (mg/m3)C2: Kadar debu respirabel pada sampel-2, sewaktu sampling ke-2 (mg/m3)T1: Waktu pengukuran jam ke-1 (jam)T2: Waktu pengukuran jam ke-2 (jam)DAFTAR PUSTAKA

Sumamur P.K., Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja cetakan ke-10, Gunung Agung, Jakarta, 1994.

Ahmadi Umar Fahmi, Kesehatan Lingkungan Kerja Lingkungan Fisik dalam Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal, Jakarta: Direktor bina Peran serta Masyarakat DepKes RI, 1990.

Standar Nasional Indonesia (SNI) 16-7058-2004, Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja, Jakarta, 2004

NIOSH Manual of Industrial Methods, Particulates not otherwisw regulated, classified total methods 0500, 1995