debit ketik
TRANSCRIPT
DEBIT AIR PERAIRAN LOTIK
Sabila Rahmawati
12/334917/PN/12933
Budidaya Perikanan
Intisari
Praktikum limnologi acara debit air perairan lotik dilaksanakan pad atanggal 17 oktober 2013.
Tempatnya di kolam perikanan ugm. Lokasi pengamatan dibagi menjadi dua untuk
pengukuran debit air. Acara debit air perairan lotik ini bertujuan mengetahui cara pengukuran
debit air dengan berbagai macam metode,mengetahui cara menghitung debit air dan
membandingkan metode yang lebih efektif dalam pengukuran debit. Masing-masing selokan
di ukur debit airnya menggunakan metode embody’s float methode, rectangular weir dan 90o
triangular north weir methode. Pada acara ini di ukur ketinggian air menggunakan weir,lebar
selokan,panjang selokan,kondisi dasar selokan dan kedalaman air tanpa perlakuan. Hasil dari
pengolahan data menunjukkan nilai debit menggunakan embody’s float method, rectangular
weir method, dan 90o triangular weir berturut-turut yakni 0,0077m3/s, 0,04381 cfs, dan 0,0036
cfs. Pengukuran dilakukan terpisah atau menjadi 2 saluran karena untuk perbandingan hasil
yang di dapat.
Kata kunci: Air, Alat, Debit, Lotik, Selokan
PENDAHULUAN
Debit air adalah jumlah air yang mengalir melalui suatu penampang tertentu per
satuan waktu (m3/dtk). Debit air sangat penting dalam menentukan ikan yang dibudidayakan.
Karena, setiap ikan memiliki adaptasi yang bervariasi dalam bertahan idup pada perairan lotik
khususnya arus. Selain itu juga, penggunaan debit air dapat diaplikasikan dalam irigasi dan
penentuan kadar oksigen.
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dari suatu penampang tertentu
(sungai/sumber air) per satuan waktu (m3/dt,ltr/dt,dm3/dt). Pemilihan lokasi pengukuran debit
air dapat dilakukan di bagian sungai yang relatif lurus, jauh dari pertemuan cabang, sungai,
tidak ad atumbuhan air, aliran tidak turbulan dan aliran air tidak melimpah melewati tebing
sungai (Sihotang dkk, 2006). Aliran permukaan air mengalir tanpa dibuat hubungannya
terbuka, sejajar yang berasal dari kondisi yang sama sesuai dengan rumus hidrolik yang
aplikasinya tergantung kecermatan (Welch,1948). Pergerakan air sangat dipengaruhi oleh
jenis bentang alam, jenis batuan dasar, dan curah hujan. Semakin rumit bentang alam,
semakin besar ukuran batuan dasra dan semakin banyak curah hujan maka pergerakan air
semakin kuat dan kecepatan arus semakin cepat. sehingga akan mempengaruhi faktor debit
pula (Effendy,2003). Arus merupakan faktor yang paling mengendalikan dan faktor pembatas
utama pada ekosistem sungai. Arus juga mempunyai kaitan yang sangat erat dengan debit air
yang mengalir pada ekosistem sungai (Odum,1993). Sedangkan menurut Sihotang (1998),
mengemukakan bahwa kecepatan arus adalah jarak yang ditempuh per satuan waktu (detik).
Penentuan debit air diperlukan untuk mengetahui besarnya air yang mengalir dari sungai ke
laut. Dalam penentuan debit air sungai perlu di ketahui luas penmapangnya yaitu dengan
mengukur kedalaman dan lebar masing-masing titik pengukuran (Seyhan,1997).
Pada acara debit air perairan lotik ini bertujuan untuk mengetahui cara
pengukuran debit air dengan berbagai macam metode, mengetahui cara menghitung debit air
dan membandingkan metode yang lebih efektif dalam pengukuran debit.
METODOLOGI
Pelaksanaan praktikum limnologi acara debit air dilaksanakan di kolam
perikanan UGM pada pukul 13.30-15.30. alat dan bahan ynag diperlukan dalam acara ini
adalah penggaris,roll meter, bola pingpong, timer, tongkat, rectangular weir, triangular
weir,dan alat tulis.
Pada praktikum debit air ini ada beberapa cara yang dipakai untuk menentukan
debit air. Pertama dengan embody’s float method, rectangular weir method, dan 90o triangular
weir method. Cara pengukuran menggunakan embody’s float method ialah pertama dengan
menentukan panjang selokan yang akan diukur kecepatan arusnya, menghitung waktu untuk
menempuh jarak yang ditentukan, menentukan konstanta dasar perairan (0,9=dasar
berlumpur, 0,8=dasar berbatu). Dan terakhir mengukur kedalaman selokan yang diukur
kecepatan arusnya. Rumus dari metode ini ialah R=WDALT
R=debit air (m3/dt), W=rata-rata
lebar muka air (m), D=rata-rata kedalaman, A= konstanta, T= waktu yang di tempuh
pelampung (detik), L=jarak yang ditempuh pelampung (m). Rectangular weir method
menentukan lebar weir yang digunakan, membendung selokan dengan weir, mengukur tinggi
perairan dari dasar perairan sampai garis bawah air, mengukur ketinggian air setelah di
pasang weir. Rumus rectangular weir method Q=3,33 x H 3/2(L−0,2H ) dengan keterangan
Q=debit air (cfs), H=tinggi weir (feet), dan L= lebar weir (feet). Sedangkan metode terakhir
adalah 90o triangular nirth weir methid. Langkahnya dengan menentukan lebar weir yang
dipakai , membendung selokan menggunakan weir, dan mengukur ketinggian dari dasar
perairan sampai garis bawah lubang wei. Kemudian menghitung debit dengan rumus
Q=2,54 x H52 dengan keterangan yang sam adengan metode rectangular weir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis saluran Embody’s float Rectangular weir Triangular weir
Saluran 1 0,00705 0,089 0,035
Saluran 2 0,00773 0,04381 0,0036
Dari data yang telah di peroleh terlihat nilai pengukuran debit air di kedua saluran
menggunakan 3 metode. Saluran 1 dan saluran 2 menggunakan metode embody’s float
method menghasilkan nilai masing-masing 0,00705 m3/dt dan 0,0073 m3/dt. Rectangular
weir method 0,089 cfs dan 0,04381 cfs, dan triangular north weir 0,035 cfs dan 0,0036 cfs.
Masing-masing metode dilakukan 3 kali ulangan agar lebih akurat.
Pada metode embody’s float keadaan dasar sungai juga digunakan dalam
perhitungan. Dasar perairan mempunyai nilai konstanta tertentu seperti berlumpur 0,9 dan
berbartu 0,8. Pada metode rectangular weir dan triangular weir yang pengambilannya hampir
saam langkahnya, memilik perbedaan hasil. Hal ini karena pada triangular weir berbentuk
segitiga sehinggaa air dapat lolos melewati bagian yang runcing dan debit air kecil.
Sednagkan redtangular weir bentuknya datar jadi air yang lewat relatif konstan dan sama jadi
debit airnya lebih besar dari triangular.
Pengukuran menggunakan ketiga metode ini mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Pertama, kelebihan embody’s float mudah dilakukan dan pelaksanaannya lebih
cepat. Sedangkan kekurangannya ialah bola pingpong yang digunakan sangat ringan dan
gampang ter[engaruh oleh angin. Selain itum, juga masih ada tanaman air yang
memperlambat laju bola. Sehingga, hal ini dapat mempengaruhi data. Metode rectangular
juga mudah dan cepat dalam melakukannya. Kekurangannya ialah sulitnya membaca
ketinggian air. Masing-masing metode cocok untuk air yang mengalir dan anginnya kecil.
Rectangular weir bagus digunakan untuk perairan kecil karena agar gampang dalam
membendung sungai . Sedangkan triangular weir cocok digunakan pada saluran kecil seperti
selokan.
Berdasarkan hasil data dan informasi kelebihan dan kekurangannya. Metode yang
paling cocok dan baik ialah triangular north weir. Hal ini dilihat dari nilai debit air yang
relatif kecil dari kedua saluran. Selain itu, pengembilan data dilakukan dengan mudah dan
dapata meminimalisir kesalahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi debit air adalah curah
hujan, penutupan lahan, topografi/kemiringan, geologi, keadaan tumbuh-tumbuhan dan
aktivitas manusia (Soebarkah,1978). Manfaat debit air bagi budidaya perikanan ialah untuk
menentukan jenis ikan yang akan dibudidayakan seperti ikan nila yang cocok untuk perairan
yang deras.
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum acara debit air yang telah dilakukan, diketahui cara
pengukuran debit air dengan 3 metode yakni embody’s float, rectangular weir dan 90o
triangualar weir. Hasil masing-masing metode di saluran 2 berturut-turut ialah 0,00773 m3/dt,
0,04381 cfs, dan 0,0036 cfs. Metode yang paling baik digunakan untuk ukuran selokan ialah
90o triangular north weir.
SARAN
Pengukuran debit air terdapat 3 kali ulangan yang ada baiknya pada titik berbeda
antar metode satu dengan yang lainnya. untuk pengukuran dengan metode embody’s float
sebaiknya di cari tempat yang sedikit tanaman airnya agar kesalahan data kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy,H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius.Yogyakarta.
Odum,E.P. 2003. Dasar-Dasar Ekologi. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Seyhan. 1997. Dasar-Dasar Hidrologi. Translation Copyright 1990 By Gadjah Mada
University. Yogyakarta.
Sihotang,C. 1998. Limnologi II. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan UNRI: Hal 64.
Pekan Baru
Sihotang,C, Asmika Dan Efani. 2006. Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas Perikanan
Dan Ilmu Kelautan UNRI: Hal 28. Pekan Baru
Soebarkah,I. 1978. Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air. Idea Darma. Bandung
Welch,P.S.1948. Lymnological Methid.Mc-Graw Hill Book Company Inc. New York
JURNAL LIMNOLOGI
Oleh:
SABILA RAHMAWATI
12/334917/PN/12933
Asisten Laporan:
RIYAN DWI PUTRA
LABORATORIUM EKOLOGI PERAIRAN
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013