death on custody lapsus forensik

Upload: niko-yuandika

Post on 03-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Lapsus Forensik Death on Custody

TRANSCRIPT

  • OLEH: A.A. Indah Permatasari (1002005001)Wangi Niko Yuandika (1002005169)

    LAPORAN KASUSDEATH ON CUSTODY: GANTUNG DIRI NARAPIDANA LAPAS KEROBOKANPEMBIMBING: dr. Kunthi Yualianti, Sp.KF

  • BAB I PENDAHULUAN

  • PENDAHULUAN

  • PENDAHULUAN

  • PENDAHULUAN

  • BAB II LAPORAN KASUS

  • LAPORAN KASUSJenazah merupakan serorang narapidana narkoba yang menjalani kurungan penjara sejak bulan juni 2014. Jenazah ditemukan dalam keadaan meninggal / gantung diri menggunakan tali plastik berwarna biru dengan panjang sekitar 4 meter yang tergantung pada plafon di belakang sel blok H lembaga permasyarakatan kerobokan pada tanggal 7 november 2014 pukul 13.00 WITA oleh 3 orang penghuni kamar tahanan blok B. Menurut keterangan saksi, jenazah sempat bertengkar dengan istrinya yang jarang mengunjungi jenazah.

  • Jenazah adalah seorang laki- laki, umur kurang lebih tiga puluh tahun, berat badan 64 kg, panjang badan 165 cm. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik lainnya selain jejas jerat akibat jeratan yang menjadi erat karena berat badan korban. Korban diperkirakan meninggal antara pukul 05.26 sampai pukul 09.26 WITA tanggal 7 november 2014. Keadaan tersebut lazim terjadi pada peristiwa gantung diri. Untuk mengetahui penyebab kematian perlu dilakukan pemeriksaan dalam (otopsi).Jenazah diterima di Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah Denpasar pada tanggal 7 November 2014 pukul 17.20 WITA diantar oleh pihak yang berwenang atas nama penyidik beserta dengan surat permintaan visum dari polsek Kuta Utara

  • PEMERIKSAAN LUARJenazah tidak berlabel. Lebam mayat pada wajah, leher, punggung warna kemerahan yang hilang pada penekanan.Kaku mayat pada rahang, lipat siku kanan dan kiri, kedua tungkai yang sukar dilawan.Pada wajah ditemukan warna kebiruan. Pemeriksaan mata ditemukan selaput bening mata kanan dan kiri keruh, selaput bola mata kanan dan kiri berwarna merah, adanya pelebaran pembuluh darah pada kedua merah dan terdapat bintik perdarahan pada kedua mata, selaput kelopak mata kanan dan kiri tampak merah, pelebaran pembuluh darah pada kedua mata positif dan adanya bintik perdarahan pada kedua mata. Pemeriksaan mulut dan rongga mulut lidah tidak tergigit, tidak terjulur, dari rongga mulut tidak keluar apa-apaDari saluran kelamin keluar cairan berwarna putih kental. Dari lubang pelepasan keluar banyak kotoran berawarna kuning.

  • PEMERIKSAAN LUARPada leher bagian depan terdapat luka lecet tekan berwarna coklat kehitaman melingkar leher secara tidak penuh dengan arah dari depan bawah ke belakang atas, sebagai berikut:Pada bagian depan pada GPD, dua sentimeter diatas jakun, lebar luka satu sentimeter.Pada samping kanan, sembilan sentimeter dari GPD, delapan sentimeter dibawah lubang telinga, luka lebar dua sentimeter.Pada samping kiri, sepuluh sentimeter dari GPD, sembilan sentimeter dibawah lubang telinga, lebar luka dua sentimeter.Pada leher kanan bagian belakang samping kanan luka lecet menghilang pada delapan sentimeter dari GPB sejajar lubang telinga ukuran nol koma delapan sentimeter.Pada leher bagian belakang samping kiri, luka lecet menghilang pada enam sentimeter dari GPB sejajar lubang telinga, lebar luka nol koma tujuh sentimeter.Panjang seluruh luka tiga puluh tiga sentimeter.Pada leher bagian depan kanan, tiga sentimeter dari GPD berhimpit dengan luka nomer satu, sepuluh sentimeter sebelah kiri dari GPD, tujuh koma lima sentimeter dibawah lubang telinga terdapat luka lecet tekan dengan arah mendatar berukuran tiga belas sentimeter kali dua sentimeter.Pada leher bagian depan melintang GPD terdapat luka lecet tekan dengan arah mendatar berukuran tujuh sentimeter kali nol koma lima sentimeter

  • PEMERIKSAAN DALAMDi dalam jantung terdapat cairan warna merah kehitaman sebanyak dua puluh milliliter. Sekat jantung berwarna coklat, di dinding bilik kiri terdapat bercak - bercak perdarahan, dengan ukuran dua sentimeter kali nol koma tujuh sentimeter dan dua sentimeter dan nol koma dua sentimeter. Pembuluh nadi jantung kiri bagian depan dua sentimeter dan percabangan terdapat penyempitan.Ginjal kanan dan kiri tampak pelebaran pembuluh darah, berat masing-masing seratus gram.Otak besar berwarna abu- abu, terdapat pelebaran pembuluh darah, pada pengirisan pada beberapa tempat batas antara materi putih dan abu- abu tidak jelas.Otak kecil warna abu- abu, terdapat pelebaran pembuluh darah pada pengirisan yang berwarna putih dan abu- abu.Batang otak terdapat pelebaran pembuluh darah, pada pengirisan terdapat bintik- bintik perdarahan. Bilik otak berisi caian otak bening, berat otak seluruhnya 1600 gram.

  • PEMERIKSAAN DALAMPada kulit leher bagian dalam terdapat resapan darah.Pada jaringan otot leher bagian depan dibawah luka diatas tulang rawan gondok terdapat memar berbentuk garis melengkung ukuran delapan belas sentimeter kali satu sentimeter. Pada otot leher disekitar kelenjar gondok terdapat memar ukuran dua koma lima sentimeter kali tiga sentimeter. Pada kelenjar gondok bagian depan terdapat memar.Lidah berwarna ungu permukaan kasar, pada irisan berwarna coklat.Tulang rawan gondok : Kornu mayor suspect patah disekitarnya terdapat memar kiri dan kanan. Selaput lendir berwarna merah keunguan, licin, tidak berisi apa- apa. Selaput lendir batang tenggorok berwarna merah, licin, berisi buih halus.Paru- paru kanan terdiri dari tiga baga terdapat perlengketan antar baga, warna ungu pada perabaan kenyal, pada irisan paru- paru bewana merah kecoklatan, pada penekanan keluar buih dan darah encer, berat 650 gram.Pada paru kiri terdiri dari dua baga terdapat perlengketan antar baga, paru permukaan depan atas terdapat bintik perdarahan, pada perabaan kenyal, dan pada irisan berwarna merah kecoklatan. Pada penekanan keluar buih dan darah encer berat 600 gram.

  • BAB III PEMBAHASAN

  • PEMBAHASANDEATH ON CUSTODYDeath (Budiyanto A, 1997; ICRC, 2013) Terhentinya fungsi susunan saraf pusat, sistem kardiovaskular, dan sistem pernapasan Menetap (Irreversible ) Secara alami maupun tidak alami

  • PEMBAHASANDEATH ON CUSTODY

    Custody = Tahanan (Kamus Bhs. Indonesia)TahananNarapidana

  • PEMBAHASAN

    TAHANANNARAPIDANATahanan seseorang yang berada dalam penahanan

    KUHAP Pasal 1 ayat 21 UU No.8 th 1981: Penahanan adalah penempatan tersangka atau terdakwa di tempat tertentu oleh penyidik, atau penuntut umum, atau hakim dengan penetapannya.

    KUHAP Pasal 19 PP No.27 th 1983:Tahanan yang masih dalam proses penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan negeri, pengadilan tinggi dan Mahkamah Agung ditempatkan di dalam Rumah Tahanan.

    Pasal 1 ayat (7) UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan:Narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.

    Pasal 1 ayat (6) UU No. 12 th1995Terpidana adalah seseorang yang di pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

  • PEMBAHASANDEATH ON CUSTODYkematian seorang tahanan ataupun narapidana disuatu tempat tertentu yang terjadi baik secara alami maupun tidak alami.

  • PEMBAHASANKLASIFIKASI DEATH ON CUSTODY Royal Cominision Into Aboriginal Deaths in Custody: 1. Death in prison custodyKematian di penjara atau fasilitas tahanan lainnya, termasuk kematian yang terjadi selama pemindahan/ transfer ke penjara/ fasilitas tahanan lainnya, atau di fasilitas kesehatan mengikuti pemindahan dari penjara.

  • PEMBAHASAN2. Death in police custody Kategori 1Kategori 1a: Kematian dalam institutional setting (misalnya kantor polisi, mobil polisi, rumah sakit selama pemindahan dan atau ke institusi)Kategori lb: Kematian dalam operasi polisi dimana petugas mempunyai kontak erat, termasuk kematian yang berhubungan dengan pengejaran dan penembakan oleh polisi. Kategori 2: Kematian lain selama operasi polisi termasuk pengepungan dan kasus dimana petugas berusaha menahan seseorang.

  • PEMBAHASANPenyelidikan Death On CustodyInternational Committee of the Red Cross (ICRC, 2013) GuidelinesSemua kasus kematian dalam tahanan harus diselidiki sedini mungkin oleh pihak independen yang terpisah sekalipun keluarga atau wali dari korban tidak meminta dilakukannya penyelidikan lebih lanjutMenyangkut kepentingan almarhum, keluarga almarhum, pihak yang berwenang dan kepentingan sosial secara keseluruhan.

  • PEMBAHASANIsu Hukum dan HAM Death On CustodyKonsep HAM memiliki dua pengertian dasarPertama merupakan hak-hak yang tidak dapat dipisahkan dan dicabut. Hak ini adalah hak-hak moral yang berasal dari kemanusiaan setiap insan dan hak-hak itu bertujuan untuk menjamin martabat setiap manusia. Kedua, hak menurut hukum, yang dibuat sesuai dengan proses pembuatan hukum dari masyarakat itu sendiri, baik secara nasional maupun internasional. Pihak-pihak yang bertanggung jawab langsung atas terpenuhinya hak-hak baik tahanan maupun narapidana harus mematuhi hukum yang berlaku karena perlindungan hukum merupakan salah satu hak asasi manusia yang harus dijunjung oleh semua pihak. (Pramesti, 2013)

  • PEMBAHASANIsu Hukum dan HAM Death On Custody

    HAK TAHANANHAK NARAPIDANAPerkapolri No. 8 Th. 2009 tentang Implementasi Prinsip dan Standar Hak Asasi Manusia dalam Penyelenggaraan Tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia Pasal 11 ayat (1) huruf b dan c :setiap petugas/anggota Polri dilarang melakukan penyiksaan tahanan atau terhadap orang yang disangka terlibat dalam kejahatan dan pelecehan atau kekerasan seksual terhadap tahanan atau orang-orang yang disangka terlibat dalam kejahatan.Pasal 14 ayat 4 UU No. 12 Th. 1995 Tentang Lembaga PemasyarakatanMendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak

    PP No. 32 Tahun 1999tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan PemasyarakatanPasal 19 ayat 1 narapidana berhak mendapatkan makanan dan minuman sesuai dengan jumlah kalori yang memenuhi syarat kesehatan

  • PEMBAHASANIsu Hukum dan HAM Death On Custody

    HAK TAHANANHAK NARAPIDANAPerkapolri No. 4 Th. 2005 tentang Pengurusan Tahanan pada Rumah Tahanansetiap tahanan pada prinsipnya berhak mendapat perawatan berupa: dukungan kesehatan, makanan, pakaian, dan kunjungan.

    Pasal 7 Perkapolri 4/2005Kewajiban petugas jaga tahanan untuk meneliti kesehatan tahanan pada waktu sebelum, selama dan pada saat akan dikeluarkan dari Rutan dengan bantuan dokter atau petugas kesehatanPP No. 32 Tahun 1999tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan PemasyarakatanPasal 14 ayat 1 dan 2 setiap Lapas disediakan poliklinik beserta fasilitasnya dan disediakan sekurang-kurangnya seorang dokter dan seorang tenaga kesehatan lainnya.

  • PEMBAHASANPenyelidikan Death On CustodyTujuan utama:Memperjelas keadaan- keadaaan yang berhubungan dengan kematian penyebab kematian, cara kematian, lokasi dan waktu kematian juga semua pihak yang bersangkutan dengan almarhum. Penyelidikan juga berfungsi untuk:Mengurangi trauma dan menyediakan pengobatan yang efektif untuk keluarga yang bersangkutan. Mengadili dan menghukum orang yang bertanggung jawab. Mencegah berulangnya kasus kematian dalam tahanan.

  • PEMBAHASANPenyelidikan Death On Custody Kematian dalam tahanan dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak asasi jika (Callamard, 2000):Merupakan eksekusi langsung tanpa diadili (extrajudicial execution).Kematian akibat penyiksaan.Kematian akibat kondisi penjara yang buruk dan pengabaian akan kondisi kesehatan narapidana.Kematian akibat penggunaan kekerasan yang berlebihan.

  • PEMBAHASANPenyelidikan Death On Custody Kematian dalam tahanan tidak dianggap sebagai pelanggaran terhadap hak asasi jika: Disebabkan penyebab kematian alami atau penyakit berat atau kecelakaan.Tahanan terbunuh akibat usaha petugas tahanan untuk melindungi diri terhadap ancaman dari tahanan tersebut.

    *Tetap perlu diadakan penyelidikan!

  • PEMBAHASANPenyebab KematianBeberapa penyebab kematian tahanan yang sering ditemukan (Knight, 1996)1. Asfiksia Traumatik2. Penguncian lengan dan memegang leher3. Trauma tumpul4. Kadar alkohol yang meningkat5. Bunuh diri6. Kematian alami

  • PEMBAHASANMekanisme Kematian PenggantunganSuatu bentuk dari penjeratan yang tekanan pada leher dipengaruhi oleh gravitasi dari berat badan korban. (Budiyanto A, 1997)Klasifikasi (Cara, posisi, letak jeratan) 1. Suicidal Hanging2. Accidental Hanging3. Homicidal Hanging4. Complete Hanging5. Partial Hanging6. Typical Hanging7. Atypical Hanging

  • PEMBAHASANMekanisme Kematian Penggantungan1. Asfiksia2. Reflek Vagal3. Kerusakan Medula Spinalis

  • PEMBAHASANPenggantungan (Hanging)1. Asfiksia2. Reflek Vagal3. Kerusakan Medula Spinalis

    NoAntemortemPostmortem1Tanda jejas berupa lingkaran terputus (non-kontiniu) & letaknya pd leher bag atas.Tanda jejas jeratan biasanya berbentuk lingkaran utuh (kontiniu).2Simpul tali biasanya tunggal,terdapat pd sisi leher.Simpul tali biasanya lebih dari satu,diikatkan dengan kuat dan diletakkan pd bag depan leher.3Ekimosis tampak jelas pd salah satu sisi dari jejas penjeratan. Ekimosis pada salah satu sisi jejas penjeratan tidak ada/tidak jelas. 4Lebam mayat tampak diatas jejas jerat dan pd tungkai bawah.Lebam mayat terdapat pada bagian tubuh yang menggantung sesuai dengan posisi mayat setelah meninggal.5Parchmentisasi (+).Parchmentisasi (-).

  • NoAntemortemPostmortem6Sianosis sangat jelas terlihatterutama jika kematian karena asfiksia.Sianosis tergantung dari penyebab kematian.7Wajah membengkak dan mata mengalami kongesti dan agak menonjol. Tanda-tanda pada wajah dan mata tidak ada.8Lidah bisa terjulur atau tidak sama sekali.Lidah tidak terjulur kecuali pada kasus kematian akibat pencekikan. 9Ereksi penis (+), feses (+)Ereksi penis (+), feses (-)10Air liur ditemukan menetes dari sudut mulut, dengan arah yang vertikal menuju dada..Air liur tidak ditemukan yang menetes pada kasus selain kasus gantung diri.

  • PEMBAHASANPenggantungan (Hanging)1. Asfiksia2. Reflek Vagal3. Kerusakan Medula Spinalis

    NoHanging pada Bunuh DiriHanging pada Pembunuhan1Usia. Bunuh diri lebih sering terjadi pada remaja dan orang dewasa. Anak-anak dibawah usia 10 tahun atau orang dewasa diatas usia 50 tahun jarang melakukan gantung diri.Tidak mengenal batas usia, karena tindakan pembunuhan dilakukan oleh musuh atau lawan dari korban dan tidak bergantung pada usia.2Tanda jejas jeratan, bentuknya miring, berupa lingkaran terputus (noncontinuous) dan terletak pada bagian atas leher.Tanda jejas jeratan, berupa lingkaran tidakterputus, mendatar, dan letaknya di bagiantengah leher, karena usaha pelaku pembunuhan untuk membuat simpul tali.3Simpul tali, biasanya hanya satu simpul yang letaknya pada bagian samping leher.Simpul tali biasanya lebih dari satu pada bagian depan leher dan simpul tali tersebut terikat kuat.4Riwayat korban. Biasanya korban mempunyai riwayat untuk mencoba bunuh diri dengan cara lain.Sebelumnya korban tidak mempunyai riwayat untuk bunuh diri.5Cedera. Luka-luka pada tubuh korban yang bisa menyebabkan kematian mendadak tidak ditemukan pada kasus bunuh diri.Cedera berupa luka-luka pada tubuh korban biasanya mengarah kepada pembunuhan.

  • PEMBAHASANPenggantungan (Hanging)1. Asfiksia2. Reflek Vagal3. Kerusakan Medula Spinalis

    NoHanging pada Bunuh DiriHanging pada Pembunuhan6Racun. Ditemukannya racun dalam lambung korban, misalnya arsen, sublimat korosif dan lain-lain tidak bertentangan dengan kasus gantung diri. Rasa nyeri yang disebabkan racun tersebut mungkin mendorong korban untuk melakukan gantung diri.Terdapatnya racun berupa asam opium hidrosianat atau kalium sianida tidak sesuai pada kasus pembunuhan, karena untuk hal ini perlu waktu dan kemauan dari korban itu sendiri. Dengan demikian maka kasus gantung diri tersebut adalah karena bunuh diri.7Tangan tidak dalam keadaan terikat, karena sulit untuk gantung diri dalam keadaan terikat.Tangan yang dalam keadaan terikat mengarahkan dugaan pada kasus pembunuhan.8Kemudahan. Pada kasus bunuh diri, mayat biasanya ditemukan tergantung pada tempat yang mudah dicapai oleh korban atau di sekitarnya ditemukan alat yang digunakan untuk mencapai tempat tersebut.Pada kasus pembunuhan, mayat ditemukan tergantung pada tempat yang sulit dicapai oleh korban dan alat yang digunakan untuk mencapai tempat tersebut tidak ditemukan.9Tempat kejadian. Jika kejadian berlangsung di dalam kamar, dimana pintu, jendela ditemukan dalam keadaan tertutup dan terkunci dari dalam, maka kasusnya pasti merupakan bunuh diri.Tempat kejadian. Bila sebaliknya pada ruangan ditemukan terkunci dari luar, maka gantung diri adalah kasus pembunuhan.10Tanda-tanda perlawanan, tidak ditemukan pada kasus gantung diri.Tanda-tanda perlawanan hampir selalu ada kecuali jika korban sedang tidur, tidak sadar atau masih anak-anak.

  • BAB IV KESIMPULAN

  • KESIMPULANKESIMPULANSemua kasus kematian dalam tahanan harus diselidiki sedini mungkin oleh pihak independen yang terpisah sekalipun keluarga atau wali dari korban tidak meminta dilakukannya penyelidikan lebih lanjut.Perlindungan hukum merupakan salah satu hak asasi manusia yang harus dijunjung oleh semua pihak. Dari hasil pemeriksaan kedokteran forensik dapat disimpulkan bahwa jenazah bukan merupakan korban pembunuhan.

  • TERIMA KASIH

  • PEMBAHASANPENYELIDIKAN DEATH ON CUSTODY