dead- line sidang banding ahok jadi prioritas filepanitera pengadilan negeri wajib mengirim salinan...

1
[JAKARTA] Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta menyatakan, proses sidang banding Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam perkara penodaan agama bakal berlangsung singkat. Sesuai prosedur, kurun waktu persi- dangan sejak dari berkas memori banding diterima hingga vonis adalah tiga bulan. Namun PT DKI Jakarta mem- prioritaskan sehingga persi- dangan diharapkan selesai dalam sebulan karena perkara ini menjadi perhatian publik. Sementara materi memo- ri banding yang diajukan tim kuasa hukum Ahok antara lain terkait tiadanya niat Ahok menodai agama serta terkait Buni Yani yang menyebarkan potongan pidato Ahok di Kepulauan Seribu. PT DKI Jakarta juga menyatakan, bila berkas dan memori banding sudah dite- rima maka penetapan majelis hakim dan pengagendaan sidang perdana dapat ditetap- kan hanya dalam sehari. Pada sidang perdana, majelis hakimlah yang menentukan apakah akan langsung mem- pertimbangkan permohonan penangguhan penahanan Ahok atau sebaliknya. "Jumlah susunan majelis hakim tiga atau lima orang itu juga sedang disusun menung- gu berkas banding masuk, harap ditunggu saja," kata Kahumas PT DKI Jakarta, Johanes Suhadi, Selasa (16/5) Pihak PT DKI Jakarta baru bisa memastikan susunan majelis hakim serta permin- taan penangguhan tahanan kota setelah berkas banding -yang sampai saat ini masih di PN Jakut- disampaikan ke PT DKI. "Berkas banding perkaranya Pak Ahok belum sampai ke PT Jakarta, jadi majelis hakim belum bisa ditunjuk. Apalagi materi dari memori bandingnya kita juga belum tahu," katanya. Proses Banding Menurut pengamat hukum pidana Gloria Tamba, jangka waktu mengajukan permo- honan banding adalah tujuh hari setelah putusan dibacakan. Apabila dalam jangka waktu tersebut terdakwa atau kuasa hukumnya tidak menyatakan banding, maka dianggap telah menerima isi putusan hakim sesuai Pasal 233 KUHAP. Paling lambat 14 hari setelah pernyataan banding, panitera pengadilan negeri wajib mengirim salinan putus- an, surat bukti dan berkas perkara kepada pengadilan tinggi sebagaimana diatur dalam Pasal 236 KUHAP. Selanjutnya, paling lambat tujuh hari sebelum jangka waktu pengiriman berkas perkara kepada PT berakhir, para pihak (terdakwa dan penuntut umum) diberi kesem- patan untuk memeriksa atau mempelajari kelengkapan berkas perkara. "Kecuali kalau pihak tersebut menyatakan secara tertulis akan mempel- ajari berkas perkara di PT," ungkap dia. Dalam hal terdakwa hadir dalam sidang putusan dan langsung menyatakan banding saat itu juga seperti yang dilakukan Ahok, pernyataan banding itu akan dicatat oleh panitera dalam akta pernyata- an banding. Memori banding, kata Gloria, sifatnya tidak wajib. Berbeda dengan memori kasasi yang harus dibuat oleh pihak yang mengajukan kasasi. Permohonan banding dapat saja ditolak jika PT berang- gapan putusan PN sudah tepat, sesuai dengan pembuktian dan aturan hukum. Bila PT ber- pendapat sebaliknya, putusan PN bisa dibatalkan dengan kemungkinan permohonan banding terdakwa dikabulkan. Materi Banding Sedangkan Tim Penasihat Hukum Ahok masih menyu- sun memori banding ke PT DKI Jakarta untuk melawan putusan hukuman dua tahun penjara dari Majelis PN Jakut. Setidaknya ada 22 catatan yang akan menjadi materi banding. Menurut pengacara Ahok, I Wayan Sudirta, salah satunya mengenai masalah penahanan. “Sejauh ini, sudah ada dua draf yang tersusun,” katanya. Materi banding lainnya adalah mengenai Pasal 156a KUHP yang digunakan oleh hakim dalam menjatuhkan vonis. “Pada pasal tersebut disebutkan perlu peringatan (kepada orang yang dianggap menodai agama) lebih dulu, karena judul undang-undang- nya kan pencegahan, kok ini tidak ada peringatan,” katanya. Berikutnya, hakim menya- takan yang terbukti adalah Pasal 156a sedangkan menu- rut jaksa yang terbukti adalah Pasal 156 sementara menurut tim kkuasa hukum Ahok, baik Pasal 156a dan 156 tidak terbukti dalam persidangan. Selain itu, menurut Wayan tidak mungkin unsur kesenga- jaan Ahok menghina ulama atau Alquran karena Ahok juga punya saudara beragama Islam, membangun masjid saat menjabat gubernur, dan ia membutuhkan dukungan dalam Pilkada di mana pemi- lihnya mayoritas muslim. “Tidak mungkin unsur kese- ngajaan dia menghina ulama atau menghina Alquran itu ada. Sengaja saja sulit, apala- gi niat. Kalau sengaja bisa diraba, kalau niat kan sesuatu yang tidak tampak. Masa ada niat, wong dia mengumrohkan penjaga masjid, penjaga kuburan," jelasnya. Selain yang disebutkan tadi, poin lain adalah terkait alat-alat bukti mengenai saksi dan ahli, bukti surat, serta Buni Yani. I Wayan menuturkan, catatan selanjutnya terkait Pasal 50 KUHP. Orang yang melaksanakan undang-undang itu tidak dapat dihukum. "Pak Basuki ini kan melaksanakan undang-undang. Menjalankan tugas untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui program ikan kerapu. Dia pidato. Kalau pidato untuk mensejahterakan rakyat ini, apalagi yang dipidatokan dicontoh dari elite politik, lalu ditafsirkan menyerang agama dan ulama, bahaya itu. Jadi ada banyak catatan-catatan- nya," terangnya.[ YUS/C-7] Utama 2 Suara Pembaruan Selasa, 16 Mei 2017 P artai Golkar dikabarkan mengganti Pelaksana Tugas Ketua DPD I Golkar Papua, Yorrys Raweyay. Menurut sumber di internal Golkar, penyebab pergantian itu karena Yorrys pernah mengusulkan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) partai sehingga membuat suasana di internal partai memanas. “Padahal, kami tengah mela- kukan persiapan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Kami, kan, harus konsoli- dasi ke semua lini,” kata sumber itu di gedung par- lemen, Senin (15/5) malam. Yorrys diganti oleh Aziz Samual, Ketua Bappilu Wilayah Timur Partai Golkar. Pergantian itu juga dimaksudkan untuk memba- ngun soliditas partai di Papua terutama menyiapkan berba- gai agenda partai, seperti musyawa- rah daerah tingkat kabupaten/kota dan provinsi serta persiapan menghadapi pilkada serentak gelombang ke 3 tahun 2018. "Intinya pergantian yang bersangkut- an dalam rangka memperce- pat agenda partai yang belum selesai, serta menyatukan kekuatan Golkar Papua," katanya. Ketum Golkar Setya Novanto memberikan dead- line untuk segera menuntas- kan sejumlah agenda partai di Papua paling lama 20 Mei. [W-12] Yorrys Diganti Sidang Banding Ahok Jadi Prioritas 22 Catatan dalam Memori Banding [JAKARTA] Kejaksaan Agung (Kejagung) melalui Jaksa Penuntut Umum (JPU) melakukan upaya banding dalam perkara Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Banding dilakukan karena majelis hakim menjatuhkan vonis menggunakan dakwaan primer dengan Pasal 156a huruf a KUHP. Artinya, JPU mengajukan banding kare- na kualifikasi pasal yang dibuktikan jaksa berbeda dengan yang menjadi putusan hakim. Kapuspen dan Hukum Kejagung, M Rum menjelas- kan, banding yang dilakukan JPU sesuai standard operational procedure (SOP) dalam menghadapi vonis hakim. Tim jaksa mendakwa Ahok dengan dua dakwaan alternatif, yaitu Pasal 156a huruf a KUHP dan Pasal 156 KUHP. Dalam tuntutannya, JPU menyebut Ahok ter- bukti melakukan tindak pidana yang ancaman pidananya diatur dalam Pasal 156 KUHP pada dakwaan subsider. Sedangkan majelis hakim dalam sidang vonis menya- takan, Ahok terbukti melakukan penodaan agama sebagaimana dakwaan primer dengan Pasal 156a huruf a KUHP. Jaksa Agung M Prasetyo juga menegaskan bahwa upaya banding yang diajukan tim jaksa selain alasan SOP juga sekaligus untuk menguji pembuktian kualifi- kasi pasal. Atas kondisi itu, Jaksa Agung juga menepis adanya intervensi dari mana pun dalam perkara Ahok. Kejaksaan hanya bekerja berdasarkan SOP yang biasa dihadapi di dalam persidangan suatu kasus yang dita- ngani. Tim jaksa masih berkeyakinan Ahok melakukan pidana menyatakan perasaan permusuhan, kebencian terhadap golongan rakyat, sebagaimana surat tuntutan. Pengamat hukum dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar mencurigai paya banding jaksa penegakan hukum sudah diintervensi oleh kekuasaan politik. "Jaksa dengan posisi subjektifnya mewakili kepentingan umum mem- punyai kewajiban menuntut seorang sebagai pelaku pidana dengan dakwaannya. Tetapi ketika Majelis Hakim memutuskan sesuai dakwaannya, kok banding, ini logi- ka hukum macam apa, kalau tidak ada kepentingan lain," katanya. Namun menurut pengamat hukum Gloria Tamba, bukan hal yang aneh dan bukan pelanggaran hukum jaksa mengajukan banding untuk putusan yang lebih tinggi dari tuntutan. Tugas jaksa, kata dia adalah mene- gakkan aturan hukum, sama seperti hakim dan penga- cara. "Jadi tidak bisa disimpulkan jaksa pasti berpihak kepada pelapor/korban, atau pengacara pasti berpihak kepada terdakwa. Jika memang jaksa beranggapan vonis hakim terlalu tinggi, sah-sah saja jaksa menyatakan banding. bahkan dulu Mantan Jaksa Agung Basrif Arief pernah menuntut terdakwa agar dibebaskan karena menganggap dalam persidangan terdakwa terbukti tidak bersalah," terang dia. [YUS/Y-7] Jaksa Banding Terkait Penggunaan Pasal 156a KUHP ANTARA/SIGID KURNIAWAN Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (ketiga kanan) berbincang dengan tim kuasa hukumnya seusai menjalani sidang putusan di PN Jakut, Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (9/5).

Upload: vuongbao

Post on 16-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

[JAKARTA] Pengadilan Tinggi (PT) DKI Jakarta menyatakan, proses sidang banding Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam perkara penodaan agama bakal berlangsung singkat. Sesuai prosedur, kurun waktu persi-dangan sejak dari berkas memori banding diterima hingga vonis adalah tiga bulan. Namun PT DKI Jakarta mem-prioritaskan sehingga persi-dangan diharapkan selesai dalam sebulan karena perkara ini menjadi perhatian publik.

Sementara materi memo-ri banding yang diajukan tim kuasa hukum Ahok antara lain terkait tiadanya niat Ahok menodai agama serta terkait Buni Yani yang menyebarkan potongan pidato Ahok di Kepulauan Seribu.

PT DKI Jakarta juga menyatakan, bila berkas dan memori banding sudah dite-rima maka penetapan majelis hakim dan pengagendaan sidang perdana dapat ditetap-kan hanya dalam sehari. Pada sidang perdana, majelis hakimlah yang menentukan apakah akan langsung mem-pertimbangkan permohonan penangguhan penahanan Ahok atau sebaliknya.

"Jumlah susunan majelis hakim tiga atau lima orang itu juga sedang disusun menung-gu berkas banding masuk, harap ditunggu saja," kata Kahumas PT DKI Jakarta, Johanes Suhadi, Selasa (16/5)

Pihak PT DKI Jakarta baru bisa memastikan susunan majelis hakim serta permin-taan penangguhan tahanan kota setelah berkas banding -yang sampai saat ini masih di PN Jakut- disampaikan ke PT DKI. "Berkas banding perkaranya Pak Ahok belum sampai ke PT Jakarta, jadi majelis hakim belum bisa ditunjuk. Apalagi materi dari memori bandingnya kita juga belum tahu," katanya.

Proses Banding Menurut pengamat hukum

pidana Gloria Tamba, jangka waktu mengajukan permo-honan banding adalah tujuh

hari setelah putusan dibacakan. Apabila dalam jangka waktu tersebut terdakwa atau kuasa hukumnya tidak menyatakan banding, maka dianggap telah menerima isi putusan hakim sesuai Pasal 233 KUHAP.

Paling lambat 14 hari setelah pernyataan banding, panitera pengadilan negeri wajib mengirim salinan putus-an, surat bukti dan berkas perkara kepada pengadilan tinggi sebagaimana diatur dalam Pasal 236 KUHAP.

Selanjutnya, paling lambat tujuh hari sebelum jangka waktu pengiriman berkas perkara kepada PT berakhir, para pihak (terdakwa dan penuntut umum) diberi kesem-patan untuk memeriksa atau mempelajari kelengkapan berkas perkara. "Kecuali kalau pihak tersebut menyatakan secara tertulis akan mempel-ajari berkas perkara di PT," ungkap dia.

Dalam hal terdakwa hadir dalam sidang putusan dan langsung menyatakan banding saat itu juga seperti yang dilakukan Ahok, pernyataan banding itu akan dicatat oleh panitera dalam akta pernyata-an banding.

Memori banding, kata Gloria, sifatnya tidak wajib. Berbeda dengan memori kasasi yang harus dibuat oleh pihak yang mengajukan kasasi.

Permohonan banding dapat

saja ditolak jika PT berang-gapan putusan PN sudah tepat, sesuai dengan pembuktian dan aturan hukum. Bila PT ber-pendapat sebaliknya, putusan PN bisa dibatalkan dengan kemungkinan permohonan banding terdakwa dikabulkan.

Materi BandingSedangkan Tim Penasihat

Hukum Ahok masih menyu-sun memori banding ke PT DKI Jakarta untuk melawan putusan hukuman dua tahun penjara dari Majelis PN Jakut. Setidaknya ada 22 catatan yang akan menjadi materi banding. Menurut pengacara Ahok, I Wayan Sudirta, salah satunya mengenai masalah penahanan. “Sejauh ini, sudah ada dua draf yang tersusun,” katanya.

Materi banding lainnya adalah mengenai Pasal 156a KUHP yang digunakan oleh hakim dalam menjatuhkan vonis. “Pada pasal tersebut disebutkan perlu peringatan (kepada orang yang dianggap menodai agama) lebih dulu, karena judul undang-undang-nya kan pencegahan, kok ini tidak ada peringatan,” katanya.

Berikutnya, hakim menya-takan yang terbukti adalah Pasal 156a sedangkan menu-rut jaksa yang terbukti adalah Pasal 156 sementara menurut tim kkuasa hukum Ahok, baik Pasal 156a dan 156 tidak terbukti dalam persidangan.

Selain itu, menurut Wayan tidak mungkin unsur kesenga-jaan Ahok menghina ulama atau Alquran karena Ahok juga punya saudara beragama Islam, membangun masjid saat menjabat gubernur, dan ia membutuhkan dukungan dalam Pilkada di mana pemi-lihnya mayoritas muslim. “Tidak mungkin unsur kese-ngajaan dia menghina ulama atau menghina Alquran itu ada. Sengaja saja sulit, apala-gi niat. Kalau sengaja bisa diraba, kalau niat kan sesuatu yang tidak tampak. Masa ada niat, wong dia mengumrohkan penjaga masjid, penjaga kuburan," jelasnya.

Selain yang disebutkan tadi, poin lain adalah terkait alat-alat bukti mengenai saksi dan ahli, bukti surat, serta Buni Yani.

I Wayan menuturkan, catatan selanjutnya terkait Pasal 50 KUHP. Orang yang melaksanakan undang-undang itu tidak dapat dihukum. "Pak Basuki ini kan melaksanakan undang-undang. Menjalankan tugas untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui program ikan kerapu. Dia pidato. Kalau pidato untuk mensejahterakan rakyat ini, apalagi yang dipidatokan dicontoh dari elite politik, lalu ditafsirkan menyerang agama dan ulama, bahaya itu. Jadi ada banyak catatan-catatan-nya," terangnya.[ YUS/C-7]

Utama2 Sua ra Pem ba ru an Selasa, 16 Mei 2017

Partai Golkar dikabarkan mengganti Pelaksana Tugas Ketua DPD I

Golkar Papua, Yorrys Raweyay. Menurut sumber di internal Golkar, penyebab pergantian itu karena Yorrys pernah mengusulkan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) partai sehingga membuat suasana di internal partai memanas.

“Padahal, kami tengah mela-kukan persiapan Pilkada 2018 dan Pilpres 2019. Kami, kan, harus konsoli-dasi ke semua lini,” kata sumber itu di gedung par-lemen, Senin (15/5) malam.

Yorrys diganti oleh Aziz Samual, Ketua Bappilu Wilayah Timur Partai Golkar.

Pergantian itu juga dimaksudkan untuk memba-ngun soliditas partai di

Papua terutama menyiapkan berba-gai agenda partai, seperti musyawa-

rah daerah tingkat kabupaten/kota dan provinsi serta persiapan menghadapi pilkada serentak gelombang ke 3 tahun 2018. "Intinya

pergantian yang bersangkut-an dalam rangka memperce-pat agenda partai yang belum selesai, serta menyatukan kekuatan Golkar Papua," katanya.

Ketum Golkar Setya Novanto memberikan dead- line untuk segera menuntas-kan sejumlah agenda partai di Papua paling lama 20 Mei. [W-12]

Yorrys Diganti

Sidang Banding Ahok Jadi Prioritas 22 Catatan dalam Memori Banding

[JAKARTA] Kejaksaan Agung (Kejagung) melalui Jaksa Penuntut Umum (JPU) melakukan upaya banding dalam perkara Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Banding dilakukan karena majelis hakim menjatuhkan vonis menggunakan dakwaan primer dengan Pasal 156a huruf a KUHP. Artinya, JPU mengajukan banding kare-na kualifikasi pasal yang dibuktikan jaksa berbeda dengan yang menjadi putusan hakim.

Kapuspen dan Hukum Kejagung, M Rum menjelas-kan, banding yang dilakukan JPU sesuai standard operational procedure (SOP) dalam menghadapi vonis hakim.

Tim jaksa mendakwa Ahok dengan dua dakwaan alternatif, yaitu Pasal 156a huruf a KUHP dan Pasal 156 KUHP. Dalam tuntutannya, JPU menyebut Ahok ter-bukti melakukan tindak pidana yang ancaman pidananya diatur dalam Pasal 156 KUHP pada dakwaan subsider.

Sedangkan majelis hakim dalam sidang vonis menya-takan, Ahok terbukti melakukan penodaan agama sebagaimana dakwaan primer dengan Pasal 156a huruf a KUHP.

Jaksa Agung M Prasetyo juga menegaskan bahwa upaya banding yang diajukan tim jaksa selain alasan SOP juga sekaligus untuk menguji pembuktian kualifi-kasi pasal. Atas kondisi itu, Jaksa Agung juga menepis adanya intervensi dari mana pun dalam perkara Ahok. Kejaksaan hanya bekerja berdasarkan SOP yang biasa dihadapi di dalam persidangan suatu kasus yang dita-ngani.

Tim jaksa masih berkeyakinan Ahok melakukan pidana menyatakan perasaan permusuhan, kebencian terhadap golongan rakyat, sebagaimana surat tuntutan.

Pengamat hukum dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar mencurigai paya banding jaksa penegakan hukum sudah diintervensi oleh kekuasaan politik. "Jaksa dengan posisi subjektifnya mewakili kepentingan umum mem-punyai kewajiban menuntut seorang sebagai pelaku pidana dengan dakwaannya. Tetapi ketika Majelis Hakim memutuskan sesuai dakwaannya, kok banding, ini logi-ka hukum macam apa, kalau tidak ada kepentingan lain," katanya.

Namun menurut pengamat hukum Gloria Tamba, bukan hal yang aneh dan bukan pelanggaran hukum jaksa mengajukan banding untuk putusan yang lebih tinggi dari tuntutan. Tugas jaksa, kata dia adalah mene-gakkan aturan hukum, sama seperti hakim dan penga-cara.

"Jadi tidak bisa disimpulkan jaksa pasti berpihak kepada pelapor/korban, atau pengacara pasti berpihak kepada terdakwa. Jika memang jaksa beranggapan vonis hakim terlalu tinggi, sah-sah saja jaksa menyatakan banding. bahkan dulu Mantan Jaksa Agung Basrif Arief pernah menuntut terdakwa agar dibebaskan karena menganggap dalam persidangan terdakwa terbukti tidak bersalah," terang dia. [YUS/Y-7]

Jaksa Banding Terkait Penggunaan Pasal 156a KUHP

ANTARA/Sigid KuRNiAwAN

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (ketiga kanan) berbincang dengan tim kuasa hukumnya seusai menjalani sidang putusan di PN Jakut, Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (9/5).