daya pembatas asas kebebasan …repository.unair.ac.id/13597/1/abdul rokhim.pdf · hingga akhir...

72
SKRTPSI ABDUL ROKHIM DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ” FAKULTAS HUKUM ITNJVERSITAS A R L ANGGA 1 988 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ” ABDUL ROKHIM

Upload: nguyenthuy

Post on 26-Aug-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

SKRTPSI

ABDUL ROKHIM

D A YA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN P IN JA M -M E M IN JA M UANG PADA

” PRAKTEK RENTENIR ”

FAKULTAS HUKUM ITNJVERSITAS A R L ANGGA

1 9 88

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 2: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

DAYA P E ' . - A T A S ASAS KEBEBASAN BEKKONTMK

uALAM ? L . J A : . J I / . . : PI/ JA. ' - i -uEi .I . ioA. ' . UA.iG PADA " P k AKTEK nEi.TE. I n "

S K R I P S I

O L E H :

A B D U L u 0 !v II I K

0 3 8 4 1 1 9 3 8

FAKULTAS HUKUM UMIVERSITAS AIRLANGGA

S U R A B A Y A

1 9 8 8

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 3: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

DAYA PEhBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK

DALAI-'. PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA "PRAKTEK RENTENIR"

S K R I P S I

DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI TUGAS

DAN KEMENUHI SYARAT-SYARAT UNTUK

MENCAPAI GELAR SARJANA HUKUM

P e r / O

P o t

O L E H :?

A B D U L R O K H I M I

0 3 8 4 1 1 9 3 8

M I L I K j fb r p u s ta k a a * | " »n i tb r s i t a s AIRLANGGA'* L 8 U R A B A Y A

DOS^^IBIM BING DAN PENGUJI

(MOCH. I5NAENI, S .H ., M .S .)

DOSEN/^ENGUJI

(DJASADIN SARAGIH , S .H . , LL.M.)

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

S U R A B A Y A

1 9 8 8

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 4: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

m otto :

. . . berjuanglah untuk h idupl, t e ta p i inga t

bahv/a hidup untuk berjuang demi tegaknya ke-

benaran dan kead ilan i t u leb ih baik daripada

segalanya.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 5: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

KATA PENGANTAK

Segala pu ji dan syukur saya sampaikan kepada A llah ,

Tuhan Yang r;aha A d i l dan Bijaksana. Karena hanya dengan

petunjuk dan perto longan-Nya, sk r ip s i in i dapat saya s e le -

saikan tepa t pada v.’aktunya.

Di dalam sk r ip s i in i dibahas mengenai h a l-h a l yang

dapat membatasi asas kebebasan berkontrak dalam hubungannya

dengan p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang, khususnya pada

"praktek r e n te n ir " , Pembatasan terhadap asas tersebut adalah

se ja lan dengan keinginan untuk mencegah atau membatasi ke-

bebcsan seseorang (para pihak) dalam membuat suatu p e r ja n jia n

yang menjurus kepada ha l-ha l yang bertentangan dengan keten­

tuan undang-undang yang memaksa, kesusilaan , maupun k e te r ­

tiban umum. Untuk .itu di dalam membuat suatu p e r ja n j ia n , apa-

pun is.i dan tujuannya, harus d iperhatikan mengonai syarat

halalnya "causa1' vgeoorloofdc? oorr.aak) maupun >rinslp " i t ik a d

bnik" ^goede trouw) yang harus ;tidn dalam p e r ja n j ia n i tu .

Dan yang p e r lu diketahui juga mengenai penerimaan

asas kebebasan berkontrak d i dalam hukum p e r ja n j ia n k ita

yang hingga k in i t e la h banyak mengalami perubahan atau p e r ­

geseran, baik tentang makna dan tujuannya maupun tentang

daya berlakunya asas te rsebu t. Demikian pula mengenai pene-

rapan " i t ik a d baik" bukan hanya t e r le t a k pada pelaksanaan

kontrak sa ja , te ta p i juga dapat d in i l a i pada saat penutupan

kontrak maupun pra-kontrak.

i v

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 6: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

Pada kesempatan i n i , saya in g in menyampaikan rasa

terima kasih kepada Bapak Moch. Is n a e n i , S .H ., M.S. yang

te lah bersed ia membimbing penulisan s k r ip s i in i da r i awal

hingga akh ir dengan kesabaran dan pengert ian .

Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Djasadin Saragih, S .H ., LL.M. dan Bapak Asis S a f i -

oedin, S.H. yang te lah bersed ia turu t menguji sk r ip s i in i

2* para dosen Fakultas Hukum U n ive rs ita s A ir langga yang t e ­

lah mengajar dan mendidik saya selama kuliah d i faku ltas

tersebu t;

3. para petugas Perpustakaan U n ivers itas A ir langga serta

rekan-rekan mahasiswa yang te lah membantu mencari dan

mengumpulkan data dalam penyusunan sk r ip s i i n i .

Rasa terima kasih yang tak terh ingga banyaknya juga

saya tujukan kepada ibu-bapak dan saudara-saudaraku yang

te lah mencurahkan kasih -sayang, tenaga, dan pik irannya demi

keberhasilan studi saya. Semoga awal d a r i keberhasilan in i

juga dapat memberikan dorongan dan "semangat hidup" bagi

mereka semua.

Akhirnya, da r i sesuatu yang serba kurang sempurna in i

saya mengharapkan saran, tanggapan, atau k r i t i k da r i para

pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang* Semoga tu-

l is a n in i juga bermanfaat bagi k i ta semua.

Surabaya, 1 Ju li 1988

Abdul Rokhim

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 7: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

DAFTAR IS I

KATA PENGANTAK ......................................................................................... j.v

DAFTAR IS I ..................................................................................................v.i

I3AB I . PENDAHULUAN ............................................................................. 1

1. Permasalahan: Latar Belakang dan Rumusannya . . . . 1

2. Penjelasan Judul ............................................................. 7

3. Alasan Pemilihan Judul ................................................. 8

4. Tujuan Penulisan ............................................................. 9

5. Metodologi ......................................................................... 9

6. Pertanggungjawaban Sistematika ............................... 11

BAB I I . ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM HUKUM PERJANJIAN . 13

1. Sejarah Perkembangan Asas Kebebasan Berkontrak 13

2. -Asas Kebebasan Berkontrak Berdasarkan Pasalt _____ ________

£'1338 ......................................................................... 21

3. Kaitan Antara Asas Kebebasan Berkontrak dengan

" I t ik a d Baik" ................................................... .. ........... 24

BAB I I I . ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-

MEMINJAM UANG ....................................................................... 30

1. Kedudukan Ekonomis Para Pihak dalam P e r ja n jia n 30

2. Praktek '’Rentenir" dalam Masyarakat dan Pinjam-

meminjam Uang Pada Umumnya ....................................... 34

3. Pembatasan Asas Kebebasan Berkontrak dalam Per­

ja n jian Pinjam-meminjam Uang ................................... 39

BAB IV, TENTANG KEBATALAN DAN PEMBATALAN PERJANJIAN

PINJAM-MEMINJAM UANG DENGAN BUNGA TINGGI ................ 49

v i

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 8: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

1 . Batslnya P e r ja n jia n Pinjam-meminjam Uang ........ ..52

2. Pembatalan P e r ja n j ia n Pinjam-meminjam Uang . . . 55 •

BAB V. P E N U T U P ................................................. ................ ..60

1 . Kesimpulan .................. ................................................. ..60

2. S a r a n ....................................................................... ..62

DAFTAR BACAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

PKRH 5STAJCAAH "WNXTERSHXi^AiRLANQOA* 1

S U R A B A Y A |

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 9: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

BAB I

PSNDAHULUAN

1 . Permasalahan: Latar Belakang dan Rumusannya

Dalam kehidupan masyarakat, pinjam-meminjam uang

sudah merupakan hal yang biasa t e r ja d i dalam praktek , baik

melalui lembaga bank maupun m ela lu i perseorangan atau badan

yang melakukan usaha meminjamkan uang d i luar lembaga bank,

Dalam tu l is a n in i yang dipermasalahkan hanyalah mengenai

peminjeman uang dengan bunga yang d iber ikan oleh perseo-

rangan atau badan d i luar lembaga bank tanpa i z in dar i yang

berv-enang, yang lazimnya d isebut dengan "praktek r e n te n ir ” .

Tentang p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang dengan bunga

d i dalam LV; sudah d ia tu r secara s ingkat dalam 13uku I I I Bab

X I I I Bagicn IV p csa l 1765 sampai dengan pasa l 1769. Menurut

pasal 1765 BY,’ , seseorang diperbolehkan memperjanjikan bunga

atas peminjaman uang atau la in barang yang habis karena

pemakaian. Sedang pasa l 1767 ayat (2 ) kalimat kedua rnenen-

tukan, bahwa bunga yang d ip er ja n jik a n dalam persetujuan

boleh melampaui bunga menurut undang-undang, dalam segala

hal yang t id ak d ila ran g oleh undang-undang.

Dari ketentuan di atas b e ra r t i bahwa seseorang d ib e ­

r ikan kebebasan untuk memperjanjikan bunga atas peminjaman

uang dengan orang la in meskipun dengan bunga yang melampaui

iBunga menurut undang-undang adalah enam prosen se-

tahun, berdasarkan Stb. 1848-22 •

1

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 10: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

bunga menurut undang-undang (enam prosen setahun ), asalkan

mengenai ha l in i t idak d ila rang oleh undang-undang. Atas

dasar ketentuan in i maka ada yang berpendepat bahwa "praktek

ren ten ir " i t u ado dan dapat berkembang karena adanya asas

kebebasan berkontrak yang dianut o leh hukum k i t a , d i sampingPkarena prosedurnya leb ih mudah dan t id a k b e r b e l i t - b e l i t .

Sebenarnya dar i kedua pasa l d i atas mengandung pe-

ngertian bahwa d i samping undang-undang memberikan kebebasan

bagi para pihak untuk menentukan sen d ir i besarnya bunga p in ­

jaman sesuai dengan persetu juan mereka, undang-undang juga

memberikan pembatasan ya itu dalam hal ada larangan dari

undang-undang. Dengan demikian maka dalam p e r ja n j ia n pinjam-

meminjam uang dengan bunga, khususnya yang t e r ja d i antara

para pihak d i luar lembaga bank terdapat adanya pembatasan

pada asas kebebasan berkontrak.

Jika k ita mendasarknn p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang

dengan bunga tersebu t hanya karena ada asas kebebasan berkon­

trak tanpa memperhatikan adanya pembatasan-pembatasan yang

d iberikan oleh undang-undang, maka secara sepintas p e r ja n j ia n

semacam i t u diperbolehkan meskipun ha l i t u sangat memberat-

kan pihak s i peminjam uang, misalnya dengan bunga pinjaman

yang sangat t in g g i . Jika demikian i t u t e r ja d i dan d iperbo­

lehkan maka b e ra r t i asas kebebasan berkontrak dapat diguna-

2K. Buddi /unbang Suryono, "Asas ’ Kebebasan Berkontrak ’

dalam Praktek R en ten ir " , Surabaya P o s t , 19 Desember 1985, h. VI

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 11: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

kan sebagai sarana untuk menyelubungi "praktek r e n te n ir " ,

Untuk mencegah penggunaan kebebasan berkontrak yang

menjurus kepada hubungan-hubungan hukum dengan i s i yang t i ­

dak diperbolehkan, maka undang-undang memberikan pembatasan.

Pembatasan i tu antara la in ketentuan yang terdapat pada pa­

sa l 1 but i r 4 bVv, yang mei ?ntukan bahwa salah satu syarat

sahnya p e r ja n j ia n adalah harts dengan "causa" yang d iperbo­

lehkan (h a la l ) . Atas dasar i t u maka undang-undang menggaris-

kan bahwa apa yang in g in d icapa i o leh para pihak dalam suatu

p e r ja n j ia n ^causa) adalah te r la ra n g apabila bertentangan

dengan undang-undang, kesusilaan , atau ke te r t ib an umum (pa ­

sa l 1337 BW).

In i b e ra r t i bahwa asas kebebasan berkontrak yang d i -

anut dalam hukum p e r ja n j ia n k i ta bukanlah tanpa b a ta s , me-

lainkan ada batasnya baik mengenai i s i maupun bentuknya.

Jika berhadapan dengan hukum memaksa maka kebebasan i t u t i ­

dak ada, dan para pihak t idak boleh atau d ila ran g mengatur

hubungan-hubungan hukum mereka menyimpang dari aturan-aturari

hukum yang memaksa tersebu t.^

Di atas te la h disinggung bahwa asas kebebasan berkon­

trak yang dianut dalam hukum p e r ja n j ia n k i t a ada ba tas-batas-

nya. Begitu pula dengan p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang de­

ngan bunga yang t e r ja d i d i lu ar lembaga bank, antara pihak

3^J.H. Nieuwenhuis, Pokok-pokok Hukum P e r ik a ta n , t e r -

jemahan Djasadin Saragih, ( tanpa p en er& it )^ S u ra b a ya , 1985, h. '83

3

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 12: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

yang meminjamkan uang (k re d itu r ) dengan pihak peminjam uang

(d e b i tu r ) . Pembalasannya ya itu s e la in yang disebutknn dalam

pasal 1337 BW jo . 13~0 b u t ir 4 BW juga ketentuan-ketentuan

yang terdapat dalam Y/oeker-ordonnantie (S tb . 1938-524),

G e ldsch ie ters Ordonnantie (S tb . 1938-523), se r ta Undang-

undang Nomor 14 tahun 196? tentang Pokok-pokok Perbankan.

Menurut ketentuan yang terdapat dalam Woeker-ordon-

nantie 1938 i tu , hakim d ib e r i kekuasaan baik atas permohonan

pihak yang diru^ikan atau karena jabatannya untuk meringan-

kan kewajiban deb itu r ataupun menyatakan p e r ja n j ia n i tu

bata l j ik a ternyata terdapat perbedaan kewajiban tim bal"

b a lik dari salah satu pihak yang t idak seimbang, sehingga

sama sek a li tak dapat dibenarkan oleh akal dan kead ilan .^

Selanjutnya Undang-undang Nomor 14 Tahun 19&7 pasal

4 jo . 38 secara im p l i s i t juga mengatur larangan p e r jan jia n

pin *aiii-niei:iin join uang dengan bunga sebagai suatu usaha untuk

mencari keuntungan j ik a tanpa i z i n dari Menteri Keuangan.

Larangan sep e rt i in i sebenarnya te lah le b ih dahulu d ia tu r

dalam G e ld sch ie te r Ordonnantie (S tb . 1938-523).

A r t ik e l 1 dar i G e ldsch ie ters Ordonnantie i t u mene-

tapksn suatu larangan bagi mereka yang menjalankan beroep

atau b e d r i j f (usaha) sebagai " g e ld s c h ie te r " tanpa i z i n resmi

dari yang berwenang. Sedang yang dimaksud dengan g e ld sch ie -

Dominicus Djemaun, "Persentase Bunga Pinjaman Uang", Skrips i Fakultas Hukum U n ivers ita s A ir langga , 1973, h. 12

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 13: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

t e r menurut o r t ik e l 2 dari ordonnantie i t u adalah orang atau

badan hukum dengan atau tanpa maksud untuk mendapatkan keun-

tun^an dengan nama otau bentuk apopun, menjadikan p e r ja n j ia nC.

pinjrm-mominjom uang sebagai suatu beroep atau b e d r i j f .

.Jedcng paso l 4 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 menentukan

bahwa suatu badan atau perseorangan yang melakukan usaha

serupa dengan usaha bank, v/ajib menamakan d ir in y a bank. Don

menurut pasa l 5 % da r i undang-undang te rsebu t, barangsiapa

menjalankan usaha bank tanpa i z i n dar i Menteri Keuangan d i -

hukum dengan pen jara selama-lamanya 5 ( l im a ) tahun dan/ atau

dendo s e t in g g i- t in g g in y a Rp 5.000.000,00.

Jika k ita kaitkan kedua ketentuan tersebu t d i atas

dengan praktek pinjam-meminjam uang yang dilakukan oleh se-

seorang dengan pa.i’a " r e n te n ir " , maka dapatlah dikatakan

bahwa usaha atau b e d r i j f yang dilakukan o leh para " r e n ten ir "

i tu m ir ip atau serupa dengan usaha " g e ld s h ie t e r " (menurut

G e ldsch ie ters Ordonnantie) atau "bank" (menurut Undang-

undang Nomor l i T-hun 1067). Yaitu menjalankan suatu uaahr-

memberikan k red it dan ja sa - ja sa d i bidang keuangan. Hanya

ra ja usaha mereka dilakukan secara g e lap , maksudnya tanpa

memperoleh i z i n dar i Menteri Keuangan.

Begitu pula j ik a d i t in ja u dari seg i kesusilaan dan

ke te r t ib an umum (openbare o rd e ) , maka je la s bahwa " ja sa "

5-

FBRF’JSTAKAAW v^]g|TBRSiTAS a IRLANOOA’

i u k a b a V A___ _

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 14: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

yang d iber ikan oleh para " r e n ten ir " i t u t idak didasarkan

pada maksud yang ba ik , karena tujuannya t idak semata-mata

untuk membantu orang la in yang dalam keadaan sangat membu-

tuhkan perto longan, melainkan hanya untuk keuntungan usaha-

nya s e n d ir i . Karena i t u t idak jarang t e r j a d i bahwa dengan

pemberian pinjaman uang i t u ju s tru malah menjerat orang-

orang yang dalam keadaan sangat membutuhkan perto longan.

.Bahkan dengan uang yang d im il ik in ya i t u k red itu r (para ''ren­

t e n i r " ) dapat dengan sengaja atau secara diam-diam te lah me-

nyalahgunakan keadaan, ya itu mencari kesempatan pada saat

orang la in mengalami ketergantungan ekonomis yang sangat mern-

prihatinkan. Karena i t u wajar j ik a dikatakan bahwa p e r ja n jia n

yang timbul d i bawah pengaruh penyalahgunaan keadaan adalah

ba ta l demi hukum, sebab hal i t u bertentangan dengan kesusi­

laan. Bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa p e r ja n j ia n

yang is in ya sangat menjerat orang la in i t u atau yang b e r is i

"penghisapan" terhadap orang la in i t u adalah melanggar asas

kemanusiaan yang terdapat d i dalam Pancas ila .

Dengan b e rp i ja k pada la ta r belakang d i a tas , maka

permasslahan yang timbul dapat dirumuskan sebagai be r iku t:

a) sampai sejauh mana asas kebebasan berkontrak berperan

dalam hukum p e r ja n j ia n k i ta ? ;

b) apakah yang membatasi asas kebebasan berkontrak yang

dianut o leh hukum p e r ja n j ia n k i ta , khususnya yang ber-

c

J.H, Nieuwenhuis, op . c i t . , h. 29-30

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 15: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

ka itcn dengan p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang dengan

bunga d i luar lembaga bank tersebu t? ;

c ) cpakah p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang dengan bunga yang

sangat t in g g i yang dilakukan oleh seorang peminjam dengan

para ’’ r e n te n ir11 i t u dapat d ibata lkan ( v e rn ie t ig b a a r ) atau

bahkan ba ta l demi hukum (n i e t i g van rechtswege)?

2. Pen.jelasan Judul

Judul yang saya pakai dalam tu l is a n in i adalah:

"Daya Pembatas Asas Kebebasan Berkontrak dalam P e r ja n jia n

Pinjam-meminjam Uang pada "Praktek R en ten ir ” .

Asas kebebasan berkontrak adalah salah satu asas atau

p r in c ip dasar dalam hukum p e r ja n j ia n yang memberikan kebebas­

an seluas-luasnya kepada se t ia p orang untuk mengadakan suatu

kontrak ^per jan jian ) yang b e r is i apa sa ja , asalkan tidak7

melanggar k e te r t ib an umum dan kesusilaan . In i b e ra r t i bah-

v:a pada asasnya para pihak dalam suatu p e r ja n j ia n d iperbo­

lehkan mengatur sen d ir i kepentingnn-kepentingan mereka dan

menurut kehendak mereka s e n d ir i .

Dengan memperhatikan pengertian tersebut d i a tas,

maka b e ra r t i asas kebebasan berkontrak yang dianut dalam

hukum p e r ja n jia n k ita i t u bukanlah tanpa batas, melainkan

ada batasnya. Dengan kata la in , ada "daya pembatas" atau

kekuatan yang membatasinya. Pembatasan i t u dapat berupa

ketentuan undang-undang, k e te r t ib an umum, dan kesusilaan.

Subekti, Hukum P e r ja n j ia n ', c e t . V I I I , Intermasa, Jakarta, 1984 (se lan ju tnya d is in gka t Subekti I ) , h. 13

7

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 16: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

3. Alasan Pemilihan Judul

Dalam kehidupan bermasyamkat pinjam-meminjam uang

sudah merupakan hal yang biasa t e r j a d i , bahkan sudah meru-

pakan kebutuhan yang t idak dapat dipisahkan dar i kehidupan

perekonomian modern dewasa i n i ,

Jika d i l ih a t da r i para pihaknya maka p e r ja n j ia n in i

b isa t e r ja d i antara orang yang satu dengan orang yang la in ,

antara seseorang dengan lembaga bank, atau antara seseorang

dengan lembaga keuangan non-bank yang resmi d itunjuk oleh

pemerintah, Lembaga keuangan non-bank in i b isa m e lipu t i ko-

pe ras i ( simpan-pinjam), k re d it candak kulak, k r e d i t in ves-

t a s i k e c i l , k red it modal k e r ja permanen, dan la in - la in .

Mengingat banyaknya lembaga keuangan selaku pemberi

k re d it atau pinjaman uang i t u , maka dalam tu l is a n in i saya

batas i hanya pada p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang antar per-

seorangan yang oleh pihak peminjam d ija d ik an sebagai u s^ la .

Khususnya usaha peminjaman uang yang dilakukan dalam p r a ) -

tek " r e n te n ir " .

Ada beberapa hal yang membuat saya t e r t a r ik untuk

membahas permasalahan in i :

a ) . P e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang merupakan hal yang fa k -

tu a l , yang banyak t e r ja d i d i dalam kehidupan masyarakat;

b ) . Permasalahan in i hingga sekarang masih merupakan issue

masyarakat yang menuntut saya untuk segera membahasnya;

c ) . Para penulis jarang yang membahas permasalahan i n i , mc-

reka biasanya leb ih banyak t e r t a r ik pada lembaga pemin-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 17: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

jaman uang yang berbentuk bank atau badan-badan kope­

ras i .

Di samping h a l-h a l yang tersebu t d i a tas , maka ada

salah satu alasan yang memperkuat pem ilihan judul i t u y a itu ,

p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang sebagaimana halnya dengan

p e r ja n j ia n -p e r ja n j ia n khusus lainnya memang d i dalamnya d i ­

akui dan dikenal adanya asas kebebasan berkontrak. Akan t e ­

tap i kebebasan tersebu t ternyata juga ada yang membatasinya.

4. Tujuan Penulisan

Pertama, tu l is a n in i saya buat untuk melengkapi salah

satu persyaratan akademis untuk mencapai g e la r sarjana hukum.

Kedua, terdorong o leh tuntutan masyarakat yang senan-

t ia sa menggugah jiw a dan p ik ira n saya untuk membahas tentang

v a l id atau tidaknya p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang tersebu t.

K e t iga , tu l is a n in i juga saya maksudkan sekedar untuk

menambah dan memperdalam pengetahuan saya mengenai hukum p e r-

jan jirm , khususnyn p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang. Di sani-

ping i t u kiranya tu l is a n in i juga dapat digunakan sebagai

bahan dan sumbangan pemikiran leb ih la n ju t , baik bagi kalang-

an t e o r i t i s i maupun p ra k t is i se r ta masyarakat pada umumnya.

5. Ketodo log i

a. Pendekatan Masalah

Permasalahan in i saya bahas dengan menggunakan metode

pendekatan y u r id is - s o s io lo g is , y a itu menelaah permasalahan

tersebut berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ber­

laku dan mengaitkannya dengan praktek p e r ja n j ia n pinjam-

9

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 18: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

meminjam uang di dalam masyarakat m ela lu i pengamatan dan

peninjauan langsung.

b. Sumber Data

Data yang saya pergunakan untuk menyusun tu l is a n in i

adalah: Pertama, berupa data kepustakaan melalui studi l i -

te ra tu r . Kedua, data lapongan yang saya pero leh da r i h a s i l

pengamatan dan peninjauan langsung d i dalam masyarakat.

c. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Untuk mempermudah dan memperlancar penulisan in i , maka

t e r le b ih dahulu data kepustakaan yang berupa: buku-buku, p e r -

aturcn perundang-undangan, yu r isp ruden s i, majalah-majalah,

surat kabar, dan la in - la in saya kumpulkan. Selanjutnya data

yang berasa l dari lapangan juga saya kumpulkan dengan cara

pengamatan dan peninjauan langsung s e r ta saya s e n d ir i b e r t in -

dr.k tsi'laku salah r.eonmg peminjam. In i b e ra r t i saya Inngauri;'

te i 'jun sebagai "p a r t ic ip a n t ob serve r " . Hal in i terpaksa ha­

rus saya lakukan mengingat permasalahan yang sedang saya t e -

l i t i i t u memang cukup riskan dan sangat s e n s i t i f . Sebab

biasanya mereka (para " r e n te n ir " ) memang merasa enggan, bah-

kan s e la lu berusaha untuk menghindarkan d i r i b i l a berhadapan

dengan p e n e l i t i . Semua i tu saya lakukan hanya untuk memper-

lancar p e n e l i t ia n (pengumpulan d a ta ) , d i samping saya tetap

berusaha menjaga r e l i a b i l i t a s data yang saya kumpulkan.

Dari semua data yang terkumpul i t u , se lan ju tnya saya

olah dengan membanding-bandingkan se rta mengkualifikasikan

10

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 19: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

antara data yang satu dengan yang lo innya . Kemudian h a s i l

dari pengolahan data tersebut saya rumusknn secara sisterna-

t i s ke dalam bab-bab dan sub-sub bab sesuai dengan pokok

br.hcsannya masing-masing.

d. A n a l is is Data

Dari data yang te la h terkumpul i t u se lan jutnya saya

a n a l is is dengan pendekatan y u r id is - s o s io lo g is melaui metode

“a n a ly s is -s y n th e t ic " , ya itu gabungan antara metode deduktif

(dengan mendasarkan pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku) dan metode in d u k t i f (m e la lu i pengamatan kasus-

kasus yang ada d i dalam masyarakat).

6. Fertnnggungjawaban Sistematika

Suatu hal yang umum bahwa dalam se tiap penulisan,

pendahuluan senantiasa ditempatkan pada bab I . I n i l o g is ,

karena d i dalam bab tersebu t b e r is i gombnran secara umum

tentang la ta r belakang permasalahan yang merupakan t i t i k

av;al untuk membahas uraian-uraian berikutnya. Untuk memudah-

kan pemahaman terhadap i s i tu l is a n in i secara keseluruhan,

maka d i dalam bab in i juga disinggung tentang pen je lasan

judul, alasan pem ilihan judu l, tujuan penulisan, m etodo log i,

se r ta pertanggungjawaban s is tem atika .

Selanjutnya sesuai dengan pokok bahasan, mengenai asas

kebebasan berkontrak dalam hukum p e r ja n j ia n saya tempatkan

pada bab I I . Sebab dalam bab in i pembahasan masih banyak yang

b e r s i fa t t e o r i t i s - y u r i d i s . Di dalam bab in i d iuraikan secara

11

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 20: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

singkat tentang se jarah perkembangan asas kebebasan berkon­

trak , csas kebebasan berkontrak berdasarkan pasa l 1338 (1 )

BW dan ka itan r.ntara asas kebebasan berkontrak dengan " i t ik a d

b a ik " . Uraian-uraian dalam bab in i s i fa tn y a umum dan t e o r i -

t i s . Karena nantinya akan d ijad ik an dasar dan kerangka ber-

f i k i r dsilam membahas masalah-masalah berikutnya.

Untuk i t u d i dalam bab I I I dibahas mengenai asas ke­

bebasan berkontrak dalam hubungannya dengan p e r ja n j ia n pinjam-

meminjam uang. Di dalam bab in i pertama-tama dibahas mengenai

kedudukan ekonomi para pihak. Kemudian dibahas pula daya pern-

batas asas kebebasan berkontrak. Bab in i la h sebenarnya t e r -

le tak i n t i dari permasalahan yang saya bahas.

Sedangkan bab IV pada hakikatnya merupakan akibat l e ­

bih Ir.njut dari urnian-uraion bab-bab sebelumnya. Kalau di

dalam bab I I I d ik o n s ta t ir adanya beberapa ketentuan yang

membatasi asas kebebasan berkontrak d i dalam p e r ja n j ia n p in -

jam-meninjam uang, maka d i dalam bab IV akan dibahas tentang

bagaimana akibat hukum dengan adanya pembatasan-pembatasan

tersebu t. Apakah p e r ja n j ia n yang demikian i t u dapat d ikata -

kan b a ta l demi hukum, ataukah hanya dapat dibatalkan?

Sebagai penutup pada akhir tu l is a n in i saya buat ke-

simpulan yang b e r is i ringkasan atau i n t i dari pokok-pokok

bahasan yang ada sebelumnya. Lebih la n ju t di. dalam bab V in i

juga saya sa jikan sekedar saran yang mungkin bermanfaat un-

tuk bahan pertimbangan dan pemikiran bagi para pembaca.

12

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 21: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

ASAS XEBEbASAN BERKONTRAK. DALAK HUKUM PERJANJIAii

1 « Se.jarah Perkembanflan Asas Kebebasan Berkontrak

a. Asas-asas Hukum P e r ja n j ia n

Sebagian besar peraturan-peraturan hukum d a r i hukum

p e r ja n jia n berasa l d a r i dan berdasarkan asas-asas umum hu­

kum p e r ja n j ia n . Asas-asas umum hukum p e r ja n j ia n i t u antara

la in asas kebebasan berkontrak, asas konsensual, dan asaso

kekuatan mengikatnya p e r ja n j ia n .

Secara umum asas-asas hukum merupakan dasar p ik iran

dan dasar id e o lo g is da r i aturan-aturan hukum. Beberapa dar i

asas-asas hukum i t u banyak yang sudah kabur, a r t in ya sangat

sukar untuk diusut dan d i t e l i t i se jarah timbul dan berkem-

bangnya asas-asas hukum tersebu t. Kendatipun demikian, yang

j e la s suatu asas hukum merupakan dasar d a r i suatu aturan

hukum, bahkan dapat menjadi dasar da r i suatu sistem perun­

dang-undangan. Suatu asas hukum biasanya la h ir d a r i p en ila ia n

moral secara unum, t e ta p i juga dapat timbul berdasarkan atas

alasan oportunitas yang d ic ip takan oleh pembuat undang- q

undang. ^

Suatu asas hukum ser ing d iter im a d i luar perundang-

QR.A, S r i Koesoemo Dhewi, "Hukum P r iv a t dalam G erak",

Fakultas Hukum U n ivers itas A ir lan gga , Surabaya, 1987, h. 6 Sebenarnya l i t e r a t u r in i merupakan kutipan d a r i : Asser-RuttenI I , Algemene Leer der Overeenkomsten, 6- druk, Z w o lle , 1982,h. 30-40

BAB I I

9Ib id .

13

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 22: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

undangan, t e t r p i adakalanya suatu asas hukum juga dimasukkan

atau dirumuskan d i dalam salah satu pasa l dari peraturan

perundangan, Contoh yang te rak h ir in i adalah pasa l 1338 ayat

(1 ) BW, "semua persetujuan yang d ibuat secara sah berlaku

sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya". Kalau

k ita k a j i secara seksama maka dalam rumusan pasa l tersebu t

terkandung dua asss hukum p e r ja n j ia n , y a itu asas kebebasan

berkontrak dan asas kekuatan mengikatnya p e r ja n j ia n .

Per lu ditekankan d i s in i bahwa k e t ig a asas hukum p e r ­

ja n jia n tersebu t d i atas s i fa tn y a fundamental dan antara

asas hukum yang satu dengan lainnya sangat e ra t hubungannya.

Karena i t u dalam membahas mengenai se jarah asas kebebasan

berkontrak se r in gk a l i juga t e r k a i t dengan dua asas hukum p e r ­

ja n jia n yang la innya.

b. Pada Zaman Romawi

Sejarah te la h mengajarkan kepada k i t a bahvra salah sa­

tu peninggalan ku ltur yang sangat berharga yang diwariskan

o leh kebudayaan k la s ik adalah hukum Romawi. Dalam perkembang-

annya selama kurang leb ih 1000 tahun, ya itu pada pertengahari

abad ke-6 Masehi, hukum Romawi te lah dituangkan d i dalam1 oCorpus Iu r is C i v i l i s . K o d if ik a s i hukum Romawi in i pada saat

i t u dianggap sebagai hukum yang pa lin g sempurna. Karena i t u

t idak lah mengherankan j ik a hukum Romawi pada saat i t u ber-

kembang dengan pesat dan menyebar hingga m elipu ti sebagian

1 n' ^'A. P i t l o , Suatu Pengantar Azas-azas Hukum Perda ta , terjemahan Djasadin Saragih7 Alumni, Bandung, 1973, h. 73

14

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 23: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

besar w ilayah Eropa. G eja la i n i dinamakan penerimaan hukum11Romawi.

Pada awal perkembangannya macam p e r ja n j ia n yang p a l in g

banyak t e r ja d i dalam hukum Romawi adalah p e r ja n j ia n yang b e r­

s i f a t konsensual, y a itu p e r ja n j ia n dianggap la h i r se jak ada­

nya konsensus atau kata sepakat. Tetap i pada per iode se lan­

jutnya perkembangan semacam in i sempat terhambat* In i d isebab-

kan oleh adanya pengaruh hukum Germaan yang pada saat i t u

masih berada pada peradaban yang leb ih rendah dibandingkan

dengan hukum Romawi. Hukum Germaan pada saat i t u hanya me­

ngenai bentuk per ikatan r i i l dan per ika tan fo rm i l . Sedang

mengenai p e r ja n j ia n konsensual pada waktu i t u sama sek a li12belum d ikena l dalam hukum Germaan.

Hal in i b e r a r t i bahwa hukum Romawi pada saat i t u su­

dah meletakkan dasar-dasar yang kuat tentang lah irnya atau

diterimanya asas konsensual dan asas kebebasan berkontrak.

Karena kedua asas hukum p e r ja n j ia n te rseb u t memang sa lin g

t e r k a i t dan timbulnya pun secara berdampingan satu sama la in .

Hal in i l o g i s , sebab tidak lah mungkin ada suatu konsensus

yang dapat melahirkan suatu p e r ja n j ia n , kalau kebebasan un­

tuk mengadakan p e r ja n j ia n i t u sen d ir i t id a k ada atau t id ak

d ia k u i.

15

11I b i d . . h. 74 1 ?R.A. S r i Koesoemo Dhewi, op. c l t , , h. 8-9

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 24: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

c. Abad Pertengahan ( * Abad V Masehi)

Pada abad i n i , d i bawah pengaruh hukum Kanonik asas-

asas hukum p e r ja n j ia n mengalami perkembangan yang sangat pe-

sa t. Memang pada mulanya hukum Kanonik hanya mengakui adanya

suatu p e r ja n j ia n , kalau p e r ja n j ia n i t u dikuatkan dengan sum-

pah. Te tap i lambat laun, karena pengaruh a h l i - a h l i agama

tentang moral maka berkembanglah suatu asas bahwa p e r ja n j ia n13tetap akan mengikat meskipun t idak diperkuat dengan sumpah. J

Pada saat i t u kebebasan berkontrak sangat didukung

o leh hukum Kanonik. Dan s e k ita r abad X I I I asas "mudus con­

census o b l ig a t " (s e t ia p j a n j i mengikat) d iter im a sebagai a tu r-

an hukum dalam hukum K a n on ik .^ Penerimaan in i dapat mengaki-

batkan diterimanya kebebasan berkontrak secara luas . Karena

dengan diterimanya asas bahwa se tiap j a n j i i t u mengikat, ma­

ka akibatnya se tiap ja n j i apapun is in y a harus dipenuhi o leh

para pihak. Pandangan in i la h kemudian yang mengilhami d ianut-

nya kebebasan berkontrak yang hampir t id a k ada batasnya.

d. Abad XV III-X IX Masehi

Perkembangan asas kebebasan berkontrak t e la h mencapai

puncaknya se te lah berhasilnya Revolusi Perancis (abad X V I I I ) .

Hal in i disebabkan oleh pengaruh l ib e ra l ism e yang merupakan

salah satu semboyan Revolusi Perancis " l i b e r t e , e g a l i t e e t

f r a t e r n i t e " (kebebasan, persamaan dan persaudaraan ). Karena

16

15rb id .

1^ Ib id .

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 25: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

i tu la h pembentuk undang-undang pun t id ak dapat menghindarkan

revo lu s i b e rh a s i l , d i dalam bidang hukum, khususnya hukum p e r ­

ja n j ia n te la h d ite r im a asas kebebasan berkontrak secara lu es .

Bahkan demikian luasnya sehingga campur tangan pemerintah

dipandang sebagai sesuatu yang menghambat perkembangan eko­

nomi yang menguasai kehidupan masyarakat. Atas dasar itu lah

J .J . Rousseau ('1712-1778) menginginkan adanya suatu masyara­

kat yang sungguh-sungguh menjamin kebebasan a s l i t ia p manu-

dahulu la h i r d i Xnggris . Di In g g r is paham tersebu t d ip e lo -

p o r i o leh John Locke (1632-1704). John Locke berkeinginan

untuk mewujudkan hak-hak dan kebebasan bagi se t iap in d iv idu

dalam lapangan hidup mereka. Selanjutnya menurut Locke:

. . . kekuasaan p o l i t i k juga t id ak berhak untuk campur tangan dalam kehidupan masyarakat' kecu a li kalau terda ­pat bahaya sungguh-sungguh, bahwa suatu konsentrasi kekuatan ekonomis yang t e r l a lu besar akan me berja lannya kehidupan bebas in d iv id u - in d iv id u .

i t u kekuatan-kekuatan sosia l-ekonom is b e r ja la n menurut d i -

namikanya sen d ir i dan negara atau pemerintah sama sek a li

1 5 .M. Su ryod in ingra t, Azas-azas Hukum P e r ik a ta n , c e t . I I , T a r s i to , Bandung, 1985, h. 12

Theo H u ijbers , F i l s a f a t Hukum dalam Lintasan Se.i ra h , c e t . I l l , Kanis ius, Y ogyak arta ,19 8b , h. 88

1 5d i r i dari pengaruh l ib e ra l ism e tersebu t. Akibatnya se te lah

s ia . 16

Sebenarnya paham kebebasan s e p e r t i i t u sudah leb ih

Akibat dari s i tu a s i yang demikian i t u maka pada masa

17I b i d . , h. 112

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 26: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

t idak dapat mengendalikannya. Menurut paham l i b e r a l , se t iap

in d iv idu harus d ib iarkan bebas menurut kehendaknya s e n d ir i ,

" la is s e z f a i r e , la is s e z a l l e r " (b ia r la h berbuat, b ia r lah

b e r ja lan )

Menurut mereka syarat pertama untuk mencapai k e t e r t ib ­

an s o s ia l t e r le t a k pada kebebasan in d iv id u ; y a itu kebebasan

bagi se t ia p orang untuk memperjuangkan kepentingannya sen­

d i r i dan mengurus hubungan-hubungan hukum mereka menurut

kehendak s e n d ir i . Masalahnya, bagaimana d i k e , t e r j a d i k o n f l ik

an ta r - in d iv id u yang masing-masing tentu mempunyai kepentingan-

kepentingan sen d ir i? Dalam menghadapi s i tu a s i yang demikian

i t u , menurut Rousseau, k ita harus mengatasi dengan ja lan

menyeimbangkan kehendak bebas mereka masing-masing dengan

pembatasan-pembatasan yang d itu n tu t o leh masyarakat, m ela lu i

suatu undang-undang. Pembatasan yang dibebankan o leh undang-

undang kepada in d iv id u - in d iv id u i t u ada, karena kemauan dar i

in d iv id u - in d iv id u i t u s e n d ir i . Karena hanya dengan kemauan

atau kehendak in d iv id u - in d iv id u i tu la h negara mempunyai ke­

kuasaan untuk menciptakan hukum. Pandangan in i lazim disebut19dengan a jaran "kontrak s o s ia l " .

A jaran yang dipropagandakan o leh Rousseau in i sangat

b e rh a s i l , yang kemudian mempunyai pengaruh besar terhadap

18

^ I b i d . Cf. A. P i t l o , op. c i t . , h. 8619R.A. S r i Koesoemo Dhewi, op. c i t . , h. 14

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 27: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

t e o r i - t e o r i hukum. Ajaran in i akhirnya d iper luas kembali

o leh van Kant yang terkena l dengan dogma "otonomi kehendak".

Tetapi a jaran in i memperoleh reaks i keras , baik d i bidang

hukum ketatanegaraan maupun hukum p r i v a t . Keaksi i t u te ru ­

tama berasa l dari penganut a l i r a n e t i s dan s o s ia l yang juga20mulai bangkit pada saat i tu .

Salah seorang tokoh a l i r a n e t i s dan s o s ia l adalah

Leon Duguit (1839-1928). Menurut Duguit, kaidah-kaidah hu­

kum disusun b i la n i l a i - n i l a i ekonomis dan moral yang hidup

dalam suatu masyarakat dipundang sebagai hakik i bagi masya-21rakat yang bersangkutan. Dalam hubungannya antara hukum

dengan e t ik a atau moral, b e l ia u mengatakan:

Bidang yu r id is dan e t i s t id ak hanya berbeda, akan t e t a ­p i sa l in g berhubungan juga, sebab hukum harus dibuat menurut p r in s ip -p r in s ip yang d iam bil da r i e t ik a . Kalau suatu aturan hukum ditentukan yang melawan p r in s ip - p r in s ip e t i s , aturan in i harus d isebu t jahat.

In i b e ra r t i bnhwa suatu aturan hukum, termasuk asns-

asas hukum tidak boleh bertentangan dengan n i l a i - n i l a i moral

atau e t ik a yang hidup dalam masyarakat. Dengan kata la in ,

suatu aturan hukum atau asas-asas hukum i t u harus la h ir da r i

dan sesuai dengan tatanan moral yang te la h d iter im a oleh

masyarakat.

Demikianlah salah satu reaksi terhadap pandangan yang

19

20I b i d . , h. 15

■^Theo H u ijbers , op. c i t . , h. 210

22I b i d . , h. 233

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 28: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

t e r la lu mengagung-agungkan kebebasan berkontrak. Karena i t u

pada per iode berikutnya, asas kebebasan berkontrak lambat

laun jugs mengalcuui pergeseran atau perubahan sesuai dengan

perkembangan zaman.

e. Abad XX Kasehi

Pergeseran tentang penerimaan asas kebebasan berkon­

trak te la h mencapoi dasarnyo, terutama dalam tahun-tahun

menjelang dan se te lah Perang Dunia I I . Keadaan pada saat

i t u memang mengharuskan adanya pembatasan terhadap asas ke­

bebasan te rsebu t, ak ibat adanya persaingan bebas dar i kaum

k a p i ta l is yang cenderung mematikan posxs i da r i pihak ekonomi

lemah. Sementara negara hanya b e r s i fa t p a s i f sa ja , seolah-

olah t idak mempunyai kekuasaan untuk mengatur persaingan i t u .

Karena i tu la h maka kebebasan berkontrak p e r lu dan mutlak ha-

rus d ib a ta s i , demi kepentingan umum yang leb ih besar. In i

bukan b e ra r t i asas tersebu t menjadi hapus, kebebasan i t u t e -

tap diakui sebagai snlah satu asas dalam hukum p e r ja n j ia n .

Dengan semakin banyaknya pembatasan-pembatasan t e r ­

hadap asas kebebasan berkontrak yang lambat laun bertambah

banyak, terutama yang d ib a ta s i oleh. aturan-aturan hukum yang

b e r s i fa t memaksa, maka tepa t lah apa yang dikatakan oleh

P i t l o :

. . , d i dalam periode d i mana k i t a hidup dewasa ini- da- . pat k i t a konstateer adanya pergeseran dar i hukum perdata ke arah hukum pub lik dan semakin bertambah banyaknya

20

2"5R.A. S r i Koesoemo Dhewi, op, c i t . , h, B & 19

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 29: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

21

aturan-aturan undang-undang yang sifatnya memaksa.Aturan hukum publik memang senantiasa be rs ifa t memaksa. Karena itu dengan so s ia l isa s i hukum, ketentuan-ketentuan hukum memaksa setiap tahun bertambah banyak. Misalnya dalam hukum kontrak (g a r is bawah dari penulis ) pada mu- lanya hampir tidak ads aturan yang sifatnya memaksa. Kemudian dibuat aturan-aturan yang modern, yang dimak- suskan untuk melindungi yang lemah . . . terhadap yang lebih kuat . . . .

Demikionlah secara singkat sejarah perkembangan asas

kebebasan berkontrak, terutama yang berhubungan dengan hukum

Barat. Kasalahnya, bagaimana kedudukan asas tersebut di da­

lam hukum perjan jian kita dewasa ini? Apakah asas tersebut

juga diterima sebagai salah satu asas dalam hukum perjunjian

kita?

2. Asas Kebebasan Berkontrak Berdasarkan Pasal 1338 BW

Seperti kita ketahui bahwa sebagian besar peraturan

mengenai hukum perjan jian yang hingga kini masih berlaku

di negara kita ndalah peraturan-peraturan hukum perjan jian

yang diatur di dalam buku I I I BV,r (Indonesia). BV/ (Indonesia)

in i sebenarnya ir.eruprkan suatu kodifikasi hukum perdata Ero-

pa yang diberlakukan di Indonesia oleh Pemerintah Hindia

Lelanda. Kodifikasi in i diumumkan pada tanggal 30 A pril 18^7

dengan Staatsblad No. 23 dan dinyatakan mulai berlaku di

Indonesia pada tanggal 1 Mei 18^8 .^ BW (Indonesia) in i ber­

laku berdasarkan asas konkordansi dengan mengambil contoh

pZiA. P i t l o , op. c i t . t h. 19

25C.S.T. Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, cet. V, Balai fustaka,- Jakarta, 1983, h. 195

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 30: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

BW (Nederland). Dan BW (Nederland) i t u send ir i sebenarnya

sebagian besar meniru “Code Napoleon" clan sebagian kec.i.l2.6

berasal da r i hukum Belanda Kuno.’ ’

Oleh karena BW (Nederland) dan tentunya juga termasuk

3V/ (Indones ia ) i t u sebagian besar merupakan j ip la k a n dari

Code Napoleon (dalam hal in i Code C i v i l P e ra n c is ) , maka su-

dah barang tentu jiw a dari sistem BW k i ta juga d ii lh am i o leh

semangat l ib e ra l ism e yang pada saat i t u sangat didambahkan

o leh rakyat Peranc is . Atas dasar i tu la h maka asas kebebasan

berkontrak te lah mencapai puncaknya dalam hukum p e r ja n j ia n .

Masalah sekarang adalah apakah asas kebebasan berkon­

trak tersebu t d iter im a atau diakui sebagai salah satu asas

dalam hukum p e r ja n jia n k ita ? Jika y a , d ia tu r d i manakah

asas tersebu t ? Terhadap pertanyaan yang pertama dapat d i j a -

wab asas kebebasan berkontrak tetap d iter im a dan diakui da­

lam sistem hukum (p e r ja n j ia n ) k i ta . Asas in i dengan s e n d ir i -

nya d iter im a dan diakui dalam hukum p e r ja n j ia n k i t a , karena

asas te rsebu t sudah terkandung dalam Buku Ketiga BW tentang

perika tan . Dan Buku Ketiga BW tersebut hingga sekarang rnasih

tetap berlaku. Sedang pertanyaan yang kedua, dapat dijawab

bahwa asas tersebu t tersimpul pada pasa l 1338 ayat (1 ) BW.

^ P e r l u ditekankan la g i bahwa asas-asas hukum tidak se-

la lu dirumuskan secara tegas d i dalam p asa l-p asa l peraturan

perundangan. Demikian pula dengan asas kebebasan berkontrak.

22

2 6I b i d . , h. 194

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 31: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

Menurut Subekti, asas kebebasan berkontrak yang dipakai di

dalam hukum p e r ja n j ia n k ita lazimnya dapat disimpulkan dari

pasa l 1338 ayat (1 ) BW: 1 Semua p e r ja n j ia n yang dibuat secara

sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuat-

nya’ Selanjutnya be liau mengatakan:

Dengan menekamkan pada perkataan semua (g a r is bawah dar i p e n u l is ) , maka pasa l te rsebu t seo lah -o lah be r is ikan suatu pernyataan kepada masyarakat bahwa k i t a diperbolehkan membuat p e r ja n j ia n yang berupa dan b e r is i apa sa ja (atau tentang apa sa ja ) dan p e r ja n j ia n i t u akan mengikat mereka yang membuatnya sep e r t i suatu undang-undang. . . ,28

Sebenarnya yang terkandung dalam pasa l 1338 ayat (1 ) BW in i

bukan hanya mengenai asas kebebasan berkontrak, t e ta p i t e r -

simpul juga mengenai asas kekuatan mengikatnya j a n j i .

Jalam hubungannya antara asas kebebasan berkontrak ba­

g i para pihak dengan pihak k e t ig a , 3ubekti menyatakan: "Juga

pada asasnya se tiap orang bebas untuk mengadakan p e r ja n j ia n -

p e r ja n j ia n atau melakukan perbuatan-perbuatan. hukum apa sa ja

yang dikehendakinya dan orang la in tak dapat rnencampuri atau-pQ

pun menghalang-halangi perbuatan-perbuatannya i t u " . In i

b e ra r t i pihak la in yang bukan para pihak termasuk juga peme-

r in tah t idak dibenarkan rnencampuri atau menghalang-halangi

kebebesan untuk membuat p e r ja n j ia n te rsebu t, kecua li kalau

ada dasar hukum yang membenarkannya. In i la h yang lazim d is e -

27Subekti I , o p « • c i t .', h. -13-?14

28■ I b i d .

29' I b id . , h. 33

23

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 32: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

but dengan pembatasan atau perkecualian dari asas kebebasan

berkontrak.

Berdasarkan pada uraian d i atas maka dapatlah d i t a r ik

sustu kesimpulan bahwa berlakunya asas kebebasan berkontrak

sep e rt i yang tercontum d i dalam pasa l 1338 ayat (1 ) Bv; i t u

t idak lah dengan send ir inya . A rtinya bahwa pihak-pihak t idak

dengan sendirinya bebas untuk mengadakan p e r ja n j ia n apa saja

yang mereka kehendaki hanya melulu mendasarkan d i r i pada ke-

tentuan tersebu t, t e ta p i mereka harus juga mengaitkannya de­

ngan ketentuan-ketentuan la in yang sangat e ra t hubungannya

dan t idak boleh dipisahkan. Ketentuan-ketentuan la in i n i ,

antara la in adalah ayat ( ? ) dan (3 ) da r i pasa l 1338 BV,, ju^a

pasa l-pasa l (khususnya sub 4) dan 1335 jo . 1337 BW.

P asa l-p csa l in i la h yang menjadi landasan utama pembatasan

asas kebebasan berkontrak d i dalam hukum p e r ja n j ia n .

Menurut pasa l 1338 ayat (3 ) BW, t ia p - t ia p persetu ju ;n

harus dilaksanakan dengan " i t ik a d b a ik " . Sekarang timbul

satu pertanyaan, apakah ada hubungan antara kebebasan ber­

kontrak dengan p r in s ip " i t ik a d baik" dalam hukum per jan jia n ?

Untuk i tu d i bai:ah in i s e d ik i t akan dibahas mengenai kaitan

antara kedua hal tersebu t.

3. Kaitan Antara Asas Kebebasan Berkontrak dengan " I t ik a d

Baik11 ■ ■■

Di atas te la h disinggung bahwa t ia p - t ia p persetu juan

harus dilaksanakan dengan " i t ik a d b a ik " . Lebih la n ju t pasa l •

1339 menentukan bahwa persetu juan-persetu juan t idak hany*

24

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 33: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

mengikat untuk h a l-h a l yang dengan tegas dinyatakan d i da-

lamnya, te ta p i juga untuk sega la sesuatu yang menurut s i f a t

persetu juan diharuskan o leh kepatutan, kebiasaan atau undang-

undang .

Mengenai asas kebebasan berkontrak sudah se r in g k a l i

d isebut dalam uraian-uraian d i a tas , sekarang t in g g a l apa

yang dimaksudkan dengan " i t ik a d baik'" i t u ? " I t ik a d ba ik"

utau yang d i dnlom bahasa Belanda d isebu t "goede trouw" b i -

sa mengandung beberapa makna yang berbeda. Dalam hubungan-

nya dengan pasal 1977 BW, " i t ik a d ba ik " b e ra r t i " k e tidak ta -

huannya tentang cacat dalam perolehan haknya dapat dimaafkang

Tetapi " i t ik a d ba ik" yang dimaksudkan dalam pasa l 1338 ayat

(3 ) BV,' i t u b e ra r t i "bahwa para pihak w a jib s a l in g berbuat30

layak dan pa tu t" .

Berdasarkan pada makna " i t ik a d ba ik" te rsebu t d i a tas ,

maka dalam kaitannya dengan suatu persetu juan atau per jan -

j ia n " i t ik a d baik" dapat b e r a r t i bahwa pihak-pihak dalam

suatu p e r ja n j ia n w ajib memperhatikan sya ra t-sya ra t tentang

31kepatutan ( r e d e l i jk h e id ) dan kepantasan ( b i l l i j k h e i d ) .

Patut b e ra r t i sesuai dengan pertimbangan moral atau n i l a i -

n i l a i e t i s yang ada d i dalam pergaulan masyarakat. Sedang

pantas atau layak b e ra r t i sesuai dengan pertimbangan akal

. .......—______ ... -..... }

30' J.H. Nieuwenhuis, op, c i t . , h. 43

■2*1Soeto jo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan.

tiukum Per ik a ta n , c c t . I I , Bina Ilmu, Surabaya, 1984, h,191

25

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 34: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

sehat.

Selanjutnya, apakah " i t ik a d ba ik " .juga dapat memba-

ta s i kewajiban-kewajiban deb itu r dan dengan demikian hak-

hak k red itu r ? Telah demikian je la s bahwa sekarang in i " i t i ­

kad b a ik " , d i samping dapat melengkapi juga dapat membatasi

hak-hak dan kewajiban-kewajiban kontraktual. P en ila ia n se-

macam in i sudah diakui o leh Hoge Raad se jak tahun 1967.^

Lalu apakah pondangan Hoge Raad i t u t idak b e ra r t i membatasi

kekuatan mengikatnya ja n j i? Dan bagaimana j ik a t e r ja d i p e r-

tentangan antara kekuatan mengikatnya ja n j i d i satu pihak

dengan tuntutan-tuntutan okon " i t ik a d baik" d i ' l a i n pihak,

dan mana yang dimenangkan?

Dalam menghadapi k o n f l ik yang demikian i t u , hakim

pa lin g t idak harus memperhatikan pada dua ha l. Pertama, rae-

la lu i suatu pena fs iran hakim harus mengetahui apa yang se-

benarnya menjadi maksud para pihak dengan menutup p e r ja n j ia n

i tu . Kedua, apakah yang menjadi maksud dar i p e r ja n j ia n (cau­

sa) i tu gtau i s i da r i perjan jiannya t idak bertentangan de­

ngan kepatutan dan kepantasan ? Jika ternyata terbu k ti bah-

v/a i s i dari p e r ja n j is n i t u t idak sesuai dengan syarat kedua

in i , maka yang harus diutainakan adalah tuntutan akan ’’ i t ik a d

ba ik"-nya, Hal in i bukan b e ra r t i bahwa se tiap p e r ja n j ia n

yang bertentangan dengan " i t ik a d b a ik " , la lu dengan s e n d ir i ­

nya p e r jan jia n i t u ba ta l atau dapat d ibata lkan . P e r ja n j ia n -

• x o J.H. Nieuwenhuis, op. c i t . t h. 88

] M I t I tj KKKFIJSTAKAAS | "TSNlVERSn AS AIRLANGOA"

S U R A B A Y A

26

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 35: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

yang demikian i t u dalam h a l-h a l te r ten tu masih te tap sah

dan mengikat para pihak, hanya pelaksanaannya sa ja yang

masih p e r lu d im od ifik as i atau disesuaikan dengan p r in s ip

" i t ik a d ba ik" yang harus diindahkan o leh para pihak. Teta ­

p i j ik a memang benar-benar p e r ja n j ia n yang demikian i t u

bertentangan dengan ketentuan undang-undang yang s i fa tn ya

memaksa, kesusilaan atau k e te r t ib an umum maka ten tu sa ja

p e r ja n j ia n tersebut b isa berak iba t dapat d ibata lkan atau

bahkan b a ta l demi hukum.

Kiranya p e r lu pula d iketahui sekedar sebagai suatu

perbandingan, bahwa menurut pengadilan d i negara Perancis

penerapan " i t ik a d ba ik " t idak dapat mengubah i s i p e r ja n j ia n ,

Peranan " i t ik a d ba ik " d i sana hanya d iaku i pada per iode

pelaksanaan suatu p e r ja n j ia n sa ja . Hal i n i te rnya ta sesuai

dengan rumusan pasa l 1338 ayat (3 ) BW, "persetu juan -persetu -

juan harus dilaksanakan dengan i t ik a d b a ik " . Hal in i l o g i s ,

karena ketentuan tersebu t memang berasa l dar i Code C i v i l

Peranc is . Akan t e ta p i pend ir ian semacam in i se jak tahun 19 +5

te lah perubahan, sehingga saat in i " i t ik a d ba ik" bukan hanya

berperan pada tahap pelaksanaan p e r ja n j ia n sa ja , melainkan

juga pada tahap hubungan pra-kon traktua l maupun tahap penu-■57

tupan p e r ja n j ia n . I n i b e r a r t i bahwa ketentuan mengenai

" i t ik a d ba ik " s e p e r t i yang dirumuskan dalam pasa l 1338 ayat *

•^Djasadin Saragih , "Praktek-praktek Ren ten ir : Penya- lahgunaan Kebebasan Berkontrak", Majalah Fakultas Hukum Uni- v e rs i ta s A irlang;ga, No. 2 Th. I , Juli-September 1980, h. 25

27

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 36: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

(3 ) BW, sudah t idak sempurna dan ketingga lan zaman. Apalagi

j ik a d i l i h a t pada praktek perad ilan d i Nederland. Menurut

yurisprudendi d i Nederland, s e p e r t i dalam arrestnya te r ta n g -

g a l 15 November 1957, N.J. 1958, 67 Hoge Raad menetapkan:

bahwa dengan diadakannya pembicaraan-pembicaraan oleh pihak-pihak tentang mengadakannya suatu persetu juan, maka mereka bersepakat d i dalam suatu pembicaraan yang khusus mengenai hubungan-hubungan hukum yang dikuasai dengan i t ik a d baik (g a r is bawah d a r i p en u lis ) mengaki- batkan, "bahwa kelakuan-kelakuan mereka akan ditentukan o leh kepentingan-kepentingan dari p ihak-pihak yang d i - anggapnya a d i l . . . .

In i b e ra r t i bahwa hakim dalam menangani suatu perkara yang

menyangkut benar atau tidoknya pelaksanaan " i t ik a d ba ik"

dari suatu p e r ja n j io n , mokn t c r le b ih dahulu ia harus mengc-

tahui keadaan-keadaan atau fa k ta - fa k ta yang menjadi la ta r

belakang sebeluin p c r ja n j ia n i t u d itu tup. O'uga harus d ip e r -

hatikan mengenai kedudukan ekonomi para pihak. Apakah per-

janjian- i t u ditutup atas dasar kehendak bebas da r i kedua

belah j ih a k , ataukah hanya karena tekanan keadaan yang sa-

ngat "terpaksa" da r i salah satu pihak? Apakah p e r ja n j ia n i t u

sudah sesuai dengan kepatutan dan kepantasan yang harus

diindehkan o leh para pihak atau tidak? Dalam ha l yang t e r -

akhir i n i , peranan n i l a i - n i l a i kesusilaan dan m oral, terma-

suk moral agama bagi para pihak juga dapat d ipakai untuk

mengukur keadaan-keadaan tersebu t..1

Dengan b e rp ija k pada h a l-h a l te rsebu t d i a tas , maka

•54 I R. Soeto jo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan,

op. c i t . , h. 190

28

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 37: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

dapatlah dikatakan bahwa pasa l 1338 ayat (3 ) BW i t u bertu-

juan untuk memberikan kekuasaan kepada hakim dalam mengawasi

suatu p e r ja n j ia n , agar p e r ja n j ia n te rsebu t t idak melanggar

kepatutan dan kead ilan . " In i b e ra r t i bahwa hakim berkuasa

untuk menyimpang (g a r is bawah dar i p en u lis ) da r i i s i per­

ja n jia n menurut hurufnya, manakala pelaksanaan menurut hu-

ru f i t u akan bertentangan dengan i t ik a d b a i k " . ^

Demikianlah beberapa aspek y u r id i s - t e o r i t i s yang

sa lin g berkaitan ontara asas kebebasan berkontrak dengan

penerapan it ik a d baik dalam suatu p e r ja n j ia n . Karena pene-

rapan i t ik a d baik i t u ternyata dapat membatasi atau menyirn-

pangi i s i da r i suatu p e r ja n j ia n , d i sam pingjuga dapat me-

lengkapi i s i da r i p e r ja n j ia n i tu .

Uraian-uraian d i atas merupakan landasan y u r id is

yang nantinya d ijad ik an pegangan dalam membahas asas kebe­

basan berkontrak dalam hubungannya dengan p e r ja n j ia n pinjr'rn-

meminjam uang dalam bab berikutnya.

29

^S u b ek t i I , op, c i t . , h, 12

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 38: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

BAB I I I

ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK

DALAM PERJANJIAN PINJAM- MEMINJAM UANG

1 . Kedudukan EKonomis Para Pihak dalam Per.jan.jian

Dalam suatu p e r ja n j ia n ten tu ada para pihaknya. Yang

dimaksud para pihak d i s in i adalah s iapa-s iapa yang .tersang-

kut dalam suatu p e r ja n j ia n . Dalam p e r ja n j ia n pinjam-meminjam

uang, yang menjadi para pihak adalah pihak yang meminjamkan

uang (k r e d itu r ) dan pihak peminjam uang (d e b i tu r ) .

Praktek pinjam-meminjam uang d i dalam masyarakat me-

nunjukkan, bahwa pada umumnya k red itu r sebagai pihak pemberi

pinjaman mempunyai kedudukan ekonomis yang kuat. Sebaliknya,

deb itur sebagai pihak peminjam berada dalam kedudukan eko­

nomis lemah. Perbedaan kedudukan ekonomis yang t id a k seim-

bang in i sudah barang tentu banyak berpengaruh terhadap p e r -

ja n jia n yang mereka buat. Pengaruh tersebu t dapat d i l ih a t

pada v/aktu pra-kontrak, penutupan kontrak, apa lag i pada saat

pelaksanaan kontrak. Melihat kedudukan k red itu r yang demikian

kuat i t u , maka ia biasanya dapat berbuat apa sa ja asalkan

dapat memperoleh keuntungan yang sebanyak-banyaknya. S eba lik ­

nya, d eb itu r sebagai pihak yang lemah biasanya kurang mem-

perhitungkan untung-ruginya pada waktu menutup p e r ja n j ia n .

Sehingga sega la persyaratan yang disodorkan o leh k red itu r

terpaksa harus ia ter im a, bagaimanapun beratnya .*^ Sebab ada

•7 C .

R.M. Suryod in ingrat, op . c i t . , h, 13

30

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 39: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

tuntutan kebutuhan ekonomi yang sangat mendesak bagi pihak

deb itu r . Karena i t u maka dalam membahas p e r ja n j ia n pinjam-

meminjam uang, kedudukan ekonomis para pihak mutlak harus

d iperhatikan .

Sebagaimana yang te la h d i je la sk a n d i a tas , bahwa

dalam p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang, khususnya yang t e r -

ja d i antara seorang peminjam dengan pihak " r e n te n ir " , t e r -

sangkut dua pihak yang sangat berbeda kekuatan ekonomisnya.

K red itu r ( " r e n t e n i r " ) umumnya adalah mereka yang tergo long

ekonomis kuat, sedangkan deb itu r (peminjam) umumnya adalah

mereka yang ekonomis lemah atau mereka yang dalam keadaan

sangat membutuhkan perto longan .

Akibatnya, d i satu pihak k red itu r dapat dengan bebas

untuk menentukan sya ra t-sya ra t p e r ja n jia n n ya , sedang d i la in

pihak, d eb itu r terpaksa harus menerima sya ra t-sya ra t yang

diajukan o leh k red itu r i tu . Dari s in i sudah t e r l i h a t bahwa

kata sepakat yang d iberikan o leh deb itu r i t u t id ak d idasar i

o leh kehendak bebas yang ada padanya. Sebaliknya, k red itu r

sebagai pihak yang ekonomis kuat cenderung untuk menyalah-

gunakan keadaan ekonomis d eb itu r i tu . A rt in ya , k red itu r me-

manfaatkan keadaan ekonomi d eb itu r dengan cara memberikan

pinjaman uang, asalkan ia bersed ia menyetujui i s i p e r ja n j ia n

i t u meskipun dengan bunga yang sangat t in g g i . Dus, k red itu r

menggunakan kesempatan pada saat deb itu r mengalami kesempitan

ftasalahnya adalah, apakah dalam kedudukan ketidak-

samaan ekonomis i t u bagi para pihak masih tetpp ada kebe-

31

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 40: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

basan yu r id is untuk membuat suatu p e r jan jia n ? Jika ya, apa-

kah deb itu r selaku pihak yang lemah t id ak memperoleh per-

lindungan hukum dar i penyalahgunaan ekonomis yang dilakukan

o leh k red itu r atau "para r en ten ir " tersebut?

Pe r lu ditekankan bahwa kebebasan yu r id is adalah hal

yang sangat e s e n s i i l bagi para pihak dalam membuat suatu

p e r ja n j ia n . Sebab dengan kebebasan i t u masing-masing pihak

dapat dengan le luasa membuat dan menentukan sen d ir i sya ra t-

syarat atau i s i d a r i p e r ja n j ia n mereka. Maksudnya adalah

apa yang d isepakati o leh masing-masing pihak dalam suatu

p e r ja n j ia n i t u benar-benar timbul dari kehendak h a t i mereka

secara bebas, tanpa ada suatu tekanan apapun.

Tampaknya d i dalam p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang,

suasana kebebasan s e p e r t i i t u t id a k ada pada pihak deb itu r .

Debitur meminjam uang walaupun dengan bunga yang sangat

t in g g i , karena mereka umumnya mengalami tekanan ekonomi.

Karena i t u menurut Su ryod in ingra t, "bahwa kebebasan membuat

kontrak t idak b e ra r t i memberi perlindungan kepada yang eko-

nomis lemah". h e l ih a t kenyataan yang demikian i t u , maka

akhirnya orang mulai sadar bahwa kebebasan berkontrak antara

para pihak yang berbeda kekuatan ekonomisnya secara mencolok

dapat menjurus kepada suatu ke tidakad ilan .

Dalam hub.ungan antara kebebasan membuat p e r ja n j ia n

dengan ketidaksamaan ekonomis para pihak, P i t l o secara l e -

32

37Ib id .

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 41: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

bih tegar mengatakan:

. . . Dalam pada i t u orang m eng insya fi, bahwa kebebasan ju r id is d i samping ketidak-samaan ekonomis, menimbulkan peluang bagi penyalah-gunaan kekuasaan, karena bagaima- nnpun pada ketidaksamaan ekonomis, kebebasan ju r id is hanya ada d i atas kertas . Akhirnya ketidak-samaan e k o - ,p nomis in i berakhir dengan pembelengguan silemah. . . .

Untuk mengatasi penyalahgunaan ekonomis da r i pihak

k red itu r dan seka ligus untuk melindungi pihak yang ekonomis

lemah, maka penguasa \.dalam ha l in i pembentuk undang-undang)

te lah menetapkan undang-undang yang s i fa tn y a memaksa untuk

membatasi atau mengurangi kebebasan te rseb u t, m isalnya: v ia

Woeker-ordonnantie 1938. In i b e r a r t i bahwa dengan adanya

undang-undang yang s i fa tn ya memaksa tersebu t te la h t e r ja d i

penguran^an atau pembatasan terhadap kebebasan in d iv id u da­

lam hal membuat p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang i t u . Hal in i

semata-mata untuk melindungi s i lemah. Sebab, "perlindungan

bagi silemah hanya akan mendatangkan h a s i l yang diharapkan,

j ik a d iber ikan dengan aturan-oturan hukum memaksa".^ Tentu

sa ja aturan-aturan hukum memaksa itupun t idak akan ada a r t i -

nya j ik a t idak dilaksanakan secara e f e k t i f d i dalam praktek.

Oleh karena i tu la h maka d i samping sudah ditentukan

aturan-aturan hukumnya yang memaksa, "undang-undang juga

memberi kebebasan yang luas kepada Hakim untuk menetapkan

putusan sesuai dengan pendiriannya sen d ir i dan Hakim meng-

gunakan kebebasan i t u demi memberi perlindungan kepada yang

33

■^A. P i t l o , op . c i t . , h. 86

39I b i d . , h. 88

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 42: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

ekonomis lemah" .

Untuk memperoleh gambaran yang konkrit mengenai kedu­

dukan ekonomi para pihak, maka harus d iperhatikan juga ten ­

tang a k t iv i t a s para pihak. Khususnya yang berka itan dengan

"praktek r en ten ir " dan terhadap a k t iv i t a s pinjam-meminjam

uang pada umumnya.

2. Praktek "R en ten ir11 dalam Masyarakat dan Pinjam-Memin.jam

Uang Pada Umumnya

Pada asasnya se tiap orang diperbolehkan membuat p e r ­

ja n jia n pinjam-meminjam uang dengan orang la in . Bahkan me­

nurut BVJ, seseorang diperbolehkan memperjanjikan bunga atau

rente atas peminjaman uang. ( c f , pasa l 1765 BW) • In i merupa-

kan ketentuan umum mengenai pinjam-meminjam uang. Terhadap

ketentuan in i ternyata ada penyimpangannya, ya itu dalam h a l

seorang yang melakukan usaha d i bidang pinjam-meminjam uang.

Karena merupakan usaha, sudah barang ten tu ia akan berupaya

untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Dan in i

dapat ia pero leh m ela lu i bunga pinjaman yang ia tetapkan.

Bagi mereka yang menjadikan pinjam-meminjam uang sebagai

suatu usaha atau b e d r i j f , maka mereka diharuskan memperoleh

i z i n leb ih dahulu da r i pe jaba t yang berwenang. Bentuk usaha

yang harus dimintakan i z i n i t u b isa berupa bank, koperasi

simpan-pinjam, atau badan la in yang sudah ditentukan oleh

pemerintah.

40R.M. Su ryod in ingra t, lo c . c i t .

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 43: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

Tetap i j ik a ada seseorang yang pekerjaannya melaku-

kan suatu usaha memberikan pirijaman uang kepada orang la in

tanpa memperoleh i z i n da r i p e jaba t yang berwenang, maka

orang tersebu t dapat dikenakan hukuman pen jara selama-

lamanya'lima tahun atau denda s e t in g g i- t in g g in y a Rp 5. 000

000,00 (pasa l 38 Uhdang-undang Nomor ' \ k Tahun 1967). In i *

b e ra r t i usaha mereka yang memberikan pinjaman uang i t u d i -

larang o leh undang-undang, j ik a dilakukan tanpa i z i n . ( c f .

a r t ik e l 1 G e ld sch ie te r Ordonnantie Stb. 1938-523).

Sedangkan bagi mereka yang melakukan pinjam-meminja

uang, t e ta p i t idak dimaksudkan -dan t id a k dapat dipandang

sebagai suatu usaha atau b e d r i j f , maka perbuatan hukum me­

reka i t u diperbolehkan. heskipun dalam p e r ja n j ia n pinjam-

meminjam uang tersebu t d ipersyaratkan mengenai bunga.

Dari uraian-uraian tersebu t dapat d i t a r ik suatu

perbedaan tentang praktek pinjam-meminjam uang dalam ma-

syarakat, ya itu :

a. Praktek pinjam-meminjam uang yang dilakukan oleh

masyarakat dengan badan hukum yang memperoleh i z i n

usaha dari pe jabat yang berwenang, s e p e r t i : bank,

koperasi simpan-pinjam, dan la in - la in .

b. Praktek pinjam-meminjam uang yang dilakukan oleh

warga masyarakat dengan seorang pemberi pinjaman

uang sebagai suatu usaha yang dilakukan tanpa i z in .

Karena tanpa i z i n dan usahanya semata-mata untuk

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 44: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

memperoleh keuntungan yang banyak, maka ia biasanya

t id ak segan-segan memungut bunga ( r e n te ) yang sangat

t in g g i . Karena itu la h orang yang pekerjaannya sepert i

in i lazim d isebut dengan "praktek r e n te n ir " .

c. Praktek pinjam-meminjam uang antara seorang peminjam

dengan pemberi pinjaman yang sama sek a li bukan bermak-

sud sebagai usaha untuk mencari keuntungan. Pinjam-

meminjam s e p e r t i in i biasanya t e r j a d i antora seorang

peminjam y.mg kebetulan kehabisan uang dengan seorang

pemberi pinjaman yang semata-mata hanya untuk menolon;j

orang yang dalam keadaan kesu litan keuangan tersebu t.

Oleh karena pinjam-meminjam uang in i o leh pihak pemberi

pinjaman t id ak dimaksudkan sebagai suatu usaha, maka

biasanya t id ak d ipersyaratkan bunga. Kalau pun ada bu-

nganya, umumnya hanya r e l a t i f k e c i l . Dan bunga pinjaman

i t u hanya dimaksudkan untuk menutupi merosotnya atau

turunnya n i l a i tukar uang pinjaman tersebu t.

Terhadap praktek pemberian pinjaman uang s e p e r t i t e r ­

sebut pada sub a. t idak d ila ran g oleh undang-undang. Sebab,

meskipun ha l i t u d ijadikannya sebagai suatu usaha, namun ha I

i t u dilakukan dengan t e r le b ih dahulu memperoleh i z i n dari :.e-

jabat yang berwenang. Mengenai sub a. in i t idak p e r lu dikupas

leb ih la n ju t , karena hal i t u d i luar ruang lingkup pokok p e r-

masalahan.

Sedangkan "praktek r e n te n ir " s e p e r t i te rsebu t pada

sub b. j e la s hal i t u d i la ran g , baik karena bertentangan dc-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 45: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

ngan undang-undang, kesusilaan , rnaupun k e te r t ib an uraum.

Tetap i terhadap jen is peminjaman uang yang t idak d i -

maksudkan oleh pihak pemberi pinjaman sebagai suatu usaha

sep e rt i pada sub c . , hal i t u j e la s d iperbolehkan. Keskipun

dalam pinjam-meminjam uang in i d in er jan jikan bunga menurut

persetu juan. Asalkan bunga pinjaman tersebu t t id ak t e r la lu

t in g g i , yang diukur menurut bunga yang lazim pada cnat p e r -

jan jian i t u diadakan. Hal in i tercerm in dalam putusan Gall­

ic am ah Agung tanj';gal 4 Desornber 1975 No. oOA K/Sip/1973>.

Sebab, j ik a bunga yang d ip e r ja n jik a n i t u t e r l a lu t in g g i ,

maka hakim atas permohonan pihak yang merasa d irug ikan , ber-

kuasa untuk menurunkan suku bunga te rseb u t.

Kembali pada "praktek r e n te n ir ” . Di dalam praktek

pinjam-meminjam uang m ela lu i seorang ren ten ir memang prose-

durnya leb ih mudah, cepat, dan t idak b e r b e l i t - b e l i t . Bahkan

dapat dikatakan tanpa prosedur. Sebab biasanya seorang ren­

te n ir i t u sen d ir i yang datang menawarkan ’’ jasanya” terhadap

calon peminjam uang. Dan di. dalam memberikan pinjaman uang

i tu seorang ren ten ir sama sek a li t idak meminta jaminan apa-

pun sebagaimana yang lazim d ipersyaratkan oleh bank atau

koperasi. Ia biasanya merasa cukup apab ila sudah mengetahui

secara p a s t i keadaan ekonomi calon peminjam dan tempat kod.i-

amannya. Yang penting ca lon peminjam bersed ia menerima towar-

annya, meskipun dengan d is e r t a i bunga yang sangat t in g g i .

^ L ih a t lampiran I

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 46: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

Yang leb ih membahayakan bagi masyarakat adalah adanya

praktek ren ten ir yang berkedok k o p era s i■ Untuk mengamati prak-

tck ren ten ir in i agak s u l i t . Sebab meskipun ia mengatasnamo-

kan koperasi (s im pan-p in jam ), ternyata d i tempat yang d i j a -

dikan pusat kegiatannya t id ak ada papan nama koperasi

Tentang besarnya bunga pinjaman yang dipungut oleh

para ren ten ir i t u t id ak s e la lu sama. Bagi seorang ren ten ir

yang t idak berkedok k op era s i, biasanya merasa enggan menen-

tukan besarnya bunga pinjaman secara t e r t u l i s . Ia misalnya

hanya mengatakan, j ik a A meminjam uang kepadanya sebesar Rp

10.000,00 maka A harus mengembalikan pinjaman i t u sebesar

Rp 12.500,00 dalam waktu sebulan. Jika dih itung maka besar­

nya bunga pinjaman dalam contoh in i adalah 25 prosen sebulan.

Sedang seorang re n te n ir yang berkedok koperas i, sudah barang

tentu suku bunga pinjamannya harus sama dengan suku bunga

pinjaman sep e r t i yang dipungut oleh koperasi yang d ijad ikan

kedok. Sebab tujuannya memang untuk mengelabuhi masyarakat.

Meskipun ha l i t u tampaknya dengan bunga yang sama, na-

mun kenyataannya la in . M isalnya, A meminjam uang kepada seo­

rang ren ten ir (U) sebesar Rp 10.000,00. Ternyata yang d i t e -

,rima A hanya sebesar Rp 8.500,00. Alasannya, karena uang i t u

masih harus d ipotong Rp 1,000,00 untuk "tabungan anggota" dan

Rp 500,00 untuk "b iaya a d m in is t ra s i" . Sedang uang pinjaman i t u

harus diangsur o leh A se t iap hari Rp 300,00 selama b O h a r i .

L o

" D is o r o t i , Rentenir Berkedok Koperasi” , Jawa P o s , •11 Februari 1988, h. IV

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 47: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

Jadi pinjaman yang secara r i i l d iter im a oleh A hanya sebesar

Rp 8.500,00 i tu harus ia kembalikan up 12.000,00 selaflia 40

h a r i . In i b e ra r t i b te lah mengeruk keuntungan bunga sebesar

kurang-lebih 30 prosen. Praktek ren ten ir semacam in i tidak

hanya merugikan rakyat, t e ta p i sudah mengarah kepada pen je-/i3

galan terhadap kebijaksanaan pemerintah.

Untuk mencegah dan mengatasi praktek-praktek ren ten ir

semacam i t u , maka diperlukan suatu oturan hukum yang dapat

berperan untuk membatasi a k t i f i t a s mereka i tu . Salah satu

caranya adalah dengan menerapkan aturan-aturan hukum yang

b e r s i fa t memaksa, sehingga dapat mencegah dan membatasi pr--.k-

tek ren ten ir i tu . Dus, apakah in i la lu b e ra r t i bahwa d i dalam

praktek ren ten ir t id ak d ikena l ad-inya asas kebebasan berkori-

trak?

3. Pembatasan Asas Kebebasan Berkontrak dalam P e r ja n jia n

Pin,•jam-memin,jam Uang

Pada asasnya se t iap p e r ja n j ia n yang dibuat secara sah

mengikat bagi mereka yang membuatnya (pasa l 1338 (1 ) bW).

Dan salah satu syarat sahnya p e r ja n jia n ia la h p e r jan jia n

tersebut harus d ibuat berdasarkan atas "causa” yang h a la l

(pasa l 1320 b u t ir 4. BW). Maksudnya, bahwa i s i atau tujuan

dari p e r ja n j ia n yang dibuat i t u t idak boleh bertentangan

dengan undang-undang, kesusilaan , atau k e te r t ib an umum (pa­

s a l 1337 BW).

3 9

^ I b i d .

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 48: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

Dari ketentuan-ketentuan tersebu t b e ra r t i bahwa hanya

p e r ja n j ia n yang d ibuat secara sah sa ja yang mempunyai kekuat-

an mengikat bagi para pihak. Sedang p e r ja n j ia n yang dibuat

atas dasar "causa11 yang t id ak h a la l , t id ak mempunyai kekuat-

an mengikat ( c f . pasa l 1335 j o . 1337 BW). Akibatnya, p e r jan ­

j ia n i t u b a ta l demi hukum. A rt in ya , se jak semula dianggap

t idak pernah timbul suatu p e r ja n j ia n .

Nasalahnya , apakah per ja n j j an pinjairi-mcmin jam uang

yang dilakukan antara salah seorang peminjam dengan seorang

ren ten ir i t u dapat dipandang berdasarkan atas "causa” yang

h a la l atau tidak?

Untuk menjawab masalah i t u , le b ih dahulu saya s i t i r

pendapat salah seorang Hakim Agung k i ta yang cukup te rk en a l,

Z. As ik in Kusumah Atmadja. Dalam Rapat Kerja Mahkamaft Agung

Republik Indonesia dengan Ketua Pengadilan T in gg i seluruh

Indonesia pada tan gga l 25-26 Maret 1986, b e l iau menyebut

praktek ren ten ir dengan menggunakan i s t i l a h "p e r ja n j ia n yang

b e r s i fa t Riba (woeker co n tra c ten )” Selanjutnya dikatakan

bahwa p e r ja n j ia n yang b e r s i f a t ' r iba (praktek r e n te n ir ) ada­

lah "ha l yang berka itan dengan penyalahgunaan ekonomis,

karena dalam p e r ja n j ia n tersebu t t id ak ada kebebasan ber­

kontrak (w ilg eb rek ) yang ber laku-sebaga i( undang-undang bagi45mereka yang membuatnya".

^Chandra Jaya, "Kedudukan Lembaga Riba Menurut Hu­kum Indones ia " , Varia P e ra d i la n , No. 27 Th. I l l , Desember 1987, h. 172-173

45Ib id .

M I M AFBRFU3YAKAAH

J tfNIYSRSlTAS A1RLANOOA*J U R A B A Y A ____

^0

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 49: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

Dalam hubungannya dengan praktek ren ten ir , Mahkamah

Agung k i ta dewasa in i berpendir ian bahwa ’’suatu Riba

atau p e r ja n j ia n yang b e r s i fa t Riba yang mengarah kepada pe-

nyelundupan, pelanggaran hukum, atau penyalahgunaan ekono-46mis adalah d i la ra n g " . In i b e ra r t i bahwa praktek ren ten ir

i t u dilakukan t idak berdasarkan pada "causa" yang h a la l .

Sebab hal i t u dipandang sebagai suatu pelanggaran hukum.

Dengan demikian dalam praktek ren ten ir t idak d iaku i adanya

asas kebebasan berkontrak. Karena usaha yang d ija lankan i t u

d i la ran g , baik o leh undang-undang, kesusilaan , atau k e te r ­

t iban umum.

Ada beberapa peraturan perundang-undangan yang di

dalamnya b e r is i suatu larangan atau pembatasan kebebasan

seseorang dalam hubungannya dengan pinjam-meminjam uang,

antara la in :

(1 ) . G e ldsch ie ters Ordonnantie (Stb. 1938-523);

(2 ) . Woeker Ordonnantie (S tb . 1938-524);

(3 ) . Undang-undang Nomor 14- Tahun 1967 tentang Pokok-pokok

Perbankan.

Di dalam G e ldsch ie ters Ordonnantie d ia tu r adanya

suatu larangan bagi mereka yang menjalankan beroep atau

b e d r i j f (usaha) sebagai " g e ld s c h ie t e r " , j ik a h a l i t u d i l a ­

kukan tanpa i z i n resmi da r i pe jabat yang berwenang. Yang

dimaksud dengan "g e ld s c h ie te r " menurut ordonnantie i t u

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 50: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

adalah orang atau badan hukum dengan atau tanpa maksud

untuk mendapatkan keuntungan dengan nama atau bentuk apa-

pun, menjadikan p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang sebagai47beroep atau b e d r i j f .

Sedang menurut pasa l 4 Undang-undang Nomor 14 Tahun

1967, suatu badan atau perseorangan yang melakukan usaha

serupa dengan usaha bank, w a jib menamakan d ir in y a bank. Dan

menurut pasa l 38, barangsiapa menjalankan usaha bank tanpa

i z i n da r i Menteri Keuangan dihukum dengan pen jara selama-

lamanya lima tahun dan/ atau denda s e t in g g i- t in g g in y a

Rp 5.000.000,00.

Dari kedua ketentuan tersebu t dapat d i t a r ik kesim-

pulan, bahwa usaha yang dilakukan oleh seorang r e n te n ir i t u

je la s m irip atau serupa dengan usaha bank, y a itu usaha pem-

berian k r e d i t dan ja sa - ja sa d i bidang keuangan dalam bentuk

pinjaman uang. Akan te ta p i usaha mereka i t u dilakukan tanpa

i z i n da r i pe jabat yang berwenang ( i . e . Menteri Keuangan),

sebagaimana yang d isyaratkan o leh pasa l 38 Undang-undang

Nomor 14 Tahun 1967 jo . a r t ik e l 1 G e ld sch ie ters Ordonnantie

Stb, 1938-523.

Jadi yang d ila ran g o leh kedua peraturan te rsebu t ha-

nyalah seseorang atau badan hukum yang menjalankan usaha di

bidang keuangan tanpa i z in . Usaha d i bidang keuangan i t u

m elipu ti juga usaha pemberian pinjaman uang ( g e ld s c h i e t e r ) .

42

Dominicus Djemaun, lo c . c i t . L iha t h. 4-547

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 51: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

Sedang praktek pinjam-meminjam uang yang t idak dimaksudkan

oleh pemberi pinjaman sebagai suatu usaha, s e p e r t i yang se-

r in g k i ta jumpai dalam kehidupan s e h a r i-h a r i , t id a k terkena

larangan tersebu t. Dalam h a l yang te ra k h ir in i k i t a d ip e r ­

bolehkan dengan bebas membuat p e r ja n j ia n pinjam-meminjam

uang dengan siapapun, meskipun dengan bunga yang melampaui

bunga menurut undang-undang (6 % se tahun ). Asalkan bunga

yang d ip e r ja n jik a n i t u d itetapkan secara t e r t u l i s . (pasa l

1767 BW).

Meskipun pada dasarnya k ita 'd ip erbo leh k an memperjan-

j ikan bunga pinjaman uang m eleb ih i bunga menurut undang-

undang, namun kenyataannya masih ada peraturan yang melarang

atau membatasi bunga pinjaman yang terlampau t in g g i . Pera­

turan tersebu t adalah Vioeker Ordonnantie (S tb . 1938-524).

Di dalam ordonnantie i t u , d itentukan:

. . . apabila antara kewajiban-kewajiban bertim ba l- b a l ik dar i kedua belah pihak, da r i semula terdapat suatu ketidak-seimbangan yang luar b iasa , sedangkan satu pihak berbuat karena kebodohan dan keadaan t e r - paksa, yang te la h disalah-gunakan o leh pihak-lawan- nya, maka s i berutang dapat meminta kepada Hakim untuk menurunkan bunga yang te la h d ig g r ja n j ik a n atau- pun untuk membatalkan per jan jiannya .

In i b e r a r t i j ik a terdapat ketidak-seimbangan yang luar b ia ­

sa mengenai kedudukan ekonomis antara para pihak, atau ka­

rena kebodohan dan keadaan terpaksa da r i pihak peminjam

yang te la h disalahgunakan o leh pihak pemberi pinjaman, maka

43

R. Subekti t Aneka Per.jan.jian, c e t . I l l , Alumni, Bandung, 1979 (se lan ju tnya d is in gk a t R. Subekti I I ) , h. 146

48

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 52: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

peminjam dapat meminta kepada hakim untuk menurunkan bunga

yang terlampau t in g g i i t u atau membatalkan per jan jiannya .

BW sen d ir i sebenarnya t id ak membatasi besarnya bunga

pinjaman i n i , BW hanya menghendaki supaya jumlah bunga i t u

d i t u l i s dalam surat p e r ja n j ia n hutang (p asa l 1767 ayat ( 2 ) ) .

Tujuan da r i ketentuan in i ia la h untuk mencegah penarikan

bunga yang t e r l a lu t in g g i . Sebab j ik a seorang pemberi p in ­

jaman memperjanjikan pembayaran bunga yang amat t in g g i , tentuL q

i a akan malu untuk menyatakan secara hitam d i atas pu tih . ^

Mengingat pentingnya ketentuan i n i , maka apab ila

b e tu l-b e tu l te lah d ip e r ja n j ik a n bunga t e t a p i hanya secara

l is a n sa ja , hakim harus menganggap t idak ada p e r ja n j ia n pem­

bayaran bunga, atau menurut pasa l 1768 BW, dianggap d ip er -

jan jikan pembayaran bunga sebesar yang te la h d itetapkan

oleh undang-undang, y a itu sebesar 6 % setahun berdasarkan

Stb. 1848-22.50

Dari uraian-uraian d i atas dapat disimpulkan, bahwa

pada pr ins ipnya se t ia p orang diperbolehkan membuat per jan ­

j ia n pinjam-meminjam uang, T e tap i j ik a pinjam-meminjam uang

i t u sudah d ijad ik an usaha, maka terhadap orang yang mengu-

sahakan tersebu t harus t e r le b ih dahulu mendapat i z i n dari

pe jabat yang berwenang. Karena i tu la h maka praktek ren ten ir

AqWirjono P rod jod ik o ro , Hukum Perdata tentang P e r -

setu.iuan-persetu.juan T e r ten tu , ce t7 VI , S\ mur Bandung ? Ja­karta , 1974 (se lan ju tnya d is in gk a t R. Wirjono Prod jod ikoro I ) , h. 142

50Ib id .

44

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 53: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

yang nota bene t id ak mempunyai i z i n usaha i t u , j e la s berten -

tangan dengan undang-undang. Di samping i t u juga t idak se­

suai dengan kesusilaan dan k e te r t ib a n umum. Kemudian apa yang

dimaksudkan dengan kesusilaan?

Sebenarnya sangat s u l i t untuk menyebutkan pengert ian

secara tegas tentang kesusilaan in i . Sebab kesusilaan i t u

s i fa tn ya r e l a t i f , tergantung pada tempat dan perkembangan

zaman. Kesusilaan b e ra r t i tatanan moral yang dipandang boik

o leh masyarakat te r te n tu dan pada waktu te r ten tu . Kesusilaan

dapat juga d ia r t ik a n "sebagai norma-norma moral, sepanjang

dalam kehidupan masyarakat d iaku i sebagai norma-norma hukum".

Dengan demikian maka norma-norma moral i t u t idak lah dapat

b e rd ir i s e n d ir i ; norma-norma moral i t u baru dapat berlaku

mengikat j ik a t e la h d iter im a dan diakui sebagai suatu norma

hukum.

Sebagai suatu negara yang berdasrkan pada ketuhanan,

s ep e r t i negara k i ta i n i , maka norma-norma moral i t u tentu

t idak dapat dipisahkan dengan norma-norma agama. Norma-norma

moral masyarakat dapat diukur menurut norma-norma agama yang

dianut o leh masyarakat. Karena i t u untuk menentukan apakah

praktek ren ten ir i t u bertentangan atau t id ak dengan kesusi­

laan, maka salah satu caranya adalah dengan m eliha t a jaran

agama yang mereka anut. Di samping i t u juga dapat diukur

dar i norma-norma s o s ia l la in yang d ite r im a o leh masyarakat.

' R. Setiawan, Pokok-pokok Hukum P e r ik a ta n , c e t . I I , B inac ip ta , Bandung, 1979, h. 83

51

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 54: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

Kiranya p e r lu juga d iperhatikan , bahwa pada hakikat-

nya se t iap agama melarang adanya praktek ren ten ir . Karena

d i dalam praktek ren ten ir i t u terkandung unsur r ib a yang

dengan tegas d ila ran g oleh agama. Atas dasar i t u maka menu­

ru t Kohd. Hatta, 'dalam sega la zaman pekerjaan memungut ren te52d ic e la o leh berbagai golongan dalam masyarakat*. Sebab hal

i t u bertentangan dengan moral agama dan dasar-dasar kernanu-

siaan.

Dalam a jaran agama Islam sen d ir i larangan mengenai

r ib a , antara la in d ia tu r d i dalam A1 Qur’ an surat A l i Imran

ayat 130: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu me-

makan r ib a dengan b e r l ip a t ganda dan bertakwalah kepada A llah

supaya kamu mendapat keberuntungan", B egitu pula dalam

ajaran agama K r is ten . Di dalam Keluaran 22:25 ditentukan:

Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang dar i umatKu, orang yang m iskin d i antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadapr| ia : janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.

Dari seg i kemanusiaan praktek ren ten ir antara para

pihak yang berbeda kekuatan ekonomisnya juga t id a k sesuai.

Sebab umumnya peminjam berada pada pihak yang lemah dan

tidak lah patut j ik a orang yang demikian i t u dibebankan ke-

50Fuad Mohd. Fachruddin, Riba dalam Bank. Koperasi,

Perseroan dan Asuransi , cet. IV, A lm a 'ari£/^naung* 1955, K T 1 > 7

C . - Z

•^Departemen Agama Republik Indonesia , A1 Qur'an danTerjemahnya, Jakarta, 1984, h. 97

^Lembaga A lk ita b Indonesia, A lk i t a b , Jakarta, 1984,

46

h . 93

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 55: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

wajiban yang m eleb ih i batas kemampuannya. Sebaliknya pihak

yang meminjamkan uang, dalam p o s is i ekonomi yang demikian

kuat cenderung menyalahgunakan keadaan tersebu t. Itu lah se-

babnya ia lazim d isebut l in ta h darat, pemakan r ib a , yang

melakukan penghisapan manusia atas manusia.

Selanjutnya apa yang dimaksud dengan k e te r t ib an umum?

Tidak ada satu peraturanpun yang memberikan d e f in i s i

mengenai k e te r t ib an umum (openbare o r d e ) . Untuk i t u k ita

harus kembali kepada pendapat para sar jana . Menurut P i t l o ,

"van openbare orde adalah aturan-aturan yang menyangkut atau

m elipu ti bagian-bagian yang essen s ie e l daripada struktur55kehidupan masyarakat k i t a " .

Sebagai negara yang berdasarkan Pan cas ila , maka seba-

g ian da r i struktur kehidupan masyarakat k i t a ia la h ; sendi-

sendi ketuhanan, kemanusiaan, dan gotong-royong. Atas dasar

i t u maka segala p r i la k u dan perbuatan k i t a , termasuk dalam

ha l membuat suatu p e r ja n j ia n , harus sesuai dan t id ak boleh

melanggar sendi-sendi kemasyarakatan te rsebu t. Sebab, "aturan-

aturan tentang kesusilaan dan openbare orde adalah aturan-

aturan hukum p u b l ik " . Karena i t u s i fa tn y a memaksa (dwingend)

dan t idak boleh disimpangi o leh para pihak dalam membuat su­

atu p e r ja n j ia n . Apabila struktur kehidupan yang menjadi salah

47

■^A. P i t l o , op . c i t . , h. 15

56Ib id .

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 56: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

satu sendi kehidupan masyarakat k i ta i t u d i la n gga r , maka

sudah barang tentu dapat menimbulkan ketegangan s o s ia l d i

antara warga masyarakat. I tu b e ra r t i bahwa se t iap perbuatan

yang b isa menimbulkan ketegangan s o s ia l akan menjurus pada

gangguan terhadap ke te r t ib an umum.

Apabila d i t in ja u dar i seg i k e te r t ib an umum, maka se-

makin bnnyak orang yang mel; kukan praktek ren ten ir — dan

dengan demikian semakin banyak pula orang yang kemungkinan

t e r j e r a t atau terbe lenggu o leh praktek i t u — ten tu hal in i

akan membuat masyarakat menjadi resah.^7 merupakan sa­

lah satu e fek n e g a t i f da r i Lidanya praktek ren ten ir terhadap

masyarakat.

Berdasarkan h a l-h a l d i a tas , maka dapat disimpulkan

bahwa praktek ren ten ir yang se r in g t e r j a d i secara sembunyi-

sembunyi d i dalam masyarakat i t u , d i samping bertentangan

dengan undang-undang dan kesusilaan , juga dapat mengganggu

k e te r t ib an umum. Dengan demikian maka p e r ja n j ia n pinjam-

meminjam uang yang mereka buat i t u j e la s t idak didasarkan

pada causa yang h a la l ( c f . pasa l 1337 BW). Karena i t u maka

p e r ja n j ia n tersebu t t idak mempunyai kekuatan (p asa l 1335 BW).

Akibatnya, p e r ja n j ia n semacam i t u b a ta l demi hukum.

Mengenai kebatalan dan pembatalan p e r ja n j ia n pinjam-

meminjam uang i n i , khususnya yang menyangkut bunga pinjaman

yang t e r l a lu t i n g g i , leb ih la n ju t d iura ikan dalam bab I V .

48

e g

' M. Buddi Ambang Suryono, op. c i t . t h. 7

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 57: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

TENTANG KEBATALAN DAN PEMBATALAN PERJANJIAN

PINJAM-MEMINJAM UANG DENGAN BUNGA TINGGI

Telah beberapa k a l i disebutkan bahwk pada asasnya

se tiap p e r ja n j ia n yang sah, apapun is in y a , mengikat bagi

mereka yang membuatnya. Menurut pasa l 1320 BW, untuk sahnya

p e r ja n j ia n harus dipenuhi empat s y a r a t , ya itu : 1. sepakat

mereka yang mengikatkan d ir in y a ; 2. kecakapan untuk membuat

per ikatan ; 3. suatu hal (obyek) te r te n tu ; dan 4. suatu "cau­

sa" yang h a la l .

Menurut Su bek t i, sya ra t-sya ra t sahnya suatu p e r jan ­

j ia n sebagaimana tersebu t dalam pasa l 1320 BW i t u dapat d i -

kelompokkan menjadi dua bagian . Dua syara t yang pertama,

ya itu kesepakatan dan kecakapan, dinamakan syarat s u b y e k t i f .

Karena menyangkut subyek atau orang-orang yang mengadakan

p e r ja n j ia n . Sedangkan dua syarat yang te ra k h ir , y a itu hal

te r ten tu dan causa yang h a la l , dinamakan syarat o b y e k t i f .

Karena kedua syarat i t u menyangkut obyek perjan jiannya sen-

d i r i . 58

Apa akibatnya j ik a sya ra t-sya ra t tersebut atau salah

satu syaratnya t id ak dipenuhi? Dalam h a l in i harus dibeda-

kan antara syarat subyektif dengan syarat o b y e k t i f . Kalau

syarat subyektif t id ak dipenuhi, maka per jan jiannya bukan

ba ta l demi hukum, te ta p i dapat d ibata lkan . Dengan kata la in

BAB IV

^8Subekti I , o y . c i t . , h. 17

49

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 58: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

p e r ja n jia n i t u t id a k mengalami kebata lan, meskipun salah

satu pihak mempunyai hak untuk meminta pembatalan kepada

hakim. Dengan demikian, p e r ja n j ia n yang te lah mereka buat

i t u te tap mengikat, selama t id ak d ibata lkan o leh hakim atas

permintaan pihak yang berhak meminta pembatalan. I n i b e r ­

a r t i untuk sementara p e r ja n j ia n i t u te tap sah, selama belum

ada pembatalan. T e tap i j ik a pembatalan i t u sudah dinyatakan

dalam putusan, maka pembatalan i t u berlaku surut dan d iang-

gap t id ak pernah mempunyai ak ibat hukum. Karena i t u p e r jan ­

j ia n yang dapat d ibata lkan i n i , nasibnya (keabsahan atau

kebatalannya) tergantung kepada salah satu p ih a k .^

Tetap i kalau syarat o b ye k t i f t id a k dipenuhi, maka

p e r ja n j ia n i t u b a ta l demi hukum. A rt in ya , da r i semula d i -

anggap t id ak pernah la h ir suatu p e r ja n j ia n dan t id a k pernah

ada suatu per ika tan . Dengan demikian tujuan para pihak urituk

membuat suatu per ika tan satu sama la in te la h g a g a l . Dalam

s itu a s i yang demikian, hakim diwajibkan karena jabatannya,

menyatakan bahwa t id ak pernah ada suatu p e r ja n j ia n atau

per ikatan d i antara m ereka.^

Pembatalan (v e rn ie t igb a a rh e id ) menciptakan keadaan

yang t id ak menentu, karena i t u kewenangan untuk meminta pem-

59I b i d . , h. 20

^ J .H . Nieuwenhuis, op. c i t . t h. 33

^ l ip id . c f . Subekti I , op. c i t . , h. 22

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 59: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

batalan p e r ja n j ia n i t u d ib a ta s i o leh undang-undang pa ling

lama lima tahun (p asa l 1454 BW). Apabila selama waktu i tu

t idak dipergunakan, maka dengan lewatnya waktu i t u sahnya

p e r ja n j ia n t idak dapat diganggu-gugat. Sebaliknya, dalam

hal kebatalan (n ie t ig h e id ) keadaan ketidakpastian s ep e r t i

i t u t idak ada. Sebab perbuatan hukum i t u dari semula diang-C

gap t idak menimbulkan akibat hukum yang dimaksudkan.

tfasalahnya, apakah p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uanp;

dengan bunga sangat t in g g i , khususnya yang t e r ja d i d i dalarn

"praktek r en ten ir " i t u dapat d ibata lkan atau malahan ba ta l

demi hukum? Untuk i t u k i ta harus m en e l i t i leb ih dahulu me­

ngenai keabsahan p e r ja n j ia n i t u s e n d ir i . Apakah sudah d ip e ­

nuhi keempat syarat sahnya p e r ja n j ia n sebagaimana tersebu t

dalam pasa l 1320 BW?

Kalau d i l ih a t da r i unsur kesepakatan (toestemming)

dan kecakapan (bekwaamheid) da r i mereka yang membuat per­

ja n jian pinjam-meminjam uang i t u , umumnya t idak menjadi ma-

salah. Karena biasanya sudah cukup terpenuhi kedua syarat

i t u , v;alaupun dalam beberapa ha l masih tampak adanya cacat

kehendak bagi pihak peminjam akibat tekanan p s ik is dan eko­

nomis. B eg itu pula j ik a d i l i h a t da r i syarat k e t ig a , ya itu

adanya ha l (obyek) te r ten tu atau dapat ditentukan. Hal in i

sudah j e l a s , karena yang menjadi obyek d a r i p e r ja n j ia n i t u

R.M. Suryod in ingrat, op. c i t . t h. 140

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 60: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

adalah uang pinjaman yang tentunya te la h diserahkan kepada

pihak peminjam.

Tetap i j ik a d i l i h a t da r i syarat yang keempat, ya itu

mengenai causa yang h a la l , agaknya in i la h yang menjadi p e r -

soalan t e r s e n d ir i . Sebab, berdasarkan pada uraian-uraian

sebelumnya, p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang yang lazimnya

dilakukan o leh seorang yang berpraktek ren ten ir i t u d i l ih a t

dari sega la a k t i f i t a s atau cara beroperasinya dapat dipan-*

dang bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan , atau

k e te r t ib an umum. In i b e ra r t i p e r ja n j ia n s ep e r t i i t u dibuat

dengan t id ak mendasarkan pada causa yang h a la l . Akibatnya,

p e r ja n j ia n s e p e r t i i t u adalah b a ta l demi hukum.

1 . Batalnya P e r ja n j ia n Pin.jam-memln.jain Uang

Di atas te la h disinggung bahwa p e r ja n j ia n pinjam-

meminjam uang yang t e r ja d i dalam praktek ren ten ir i t u ber-

tentangan dengan undang-undang, dalam hal in i Undang-undang

Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan jo . Geld-

sch ie ters -ordonnan tie Stb. 1938-525. J ika d i l ih a t secara

seksama ketentuan yang terdapat dalam pasa l 4 dan pasa l 38

dar i undang-undang i t u , maka dapatlah dikatakan bahwa de­

ngan adanya sanksi pidana terhadap perbuatan hukum i t u , i t u

b e ra r t i dipandang sudah cukup memadai untuk menyatakan ke-

batalan p e r ja n j ia n i t u . Sebab sanksi pidana s e p e r t i i t u

t id ak ada la in maksudnya, kecu a li hanya untuk mencegah para

pihak yang berkontrak dalam membuat suatu p e r ja n j ia n yang

52

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 61: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

£L"Zdemikian i t u . D

Selanjutnya j ik a d i l ih a t dari s e g i kesusilaan , maka

perbuatan hukum i t u disamping t id ak sesuai dengan moral ma­

syarakat, d i dalamnya juga terkandung unsur penyalahgunaan

keadaan. Karena i t u p e r ja n j ia n yang tim bul d i bawah pengaruh

penyalahgunaan keadaan, baik p s ik is maupun ekonomis, adalah£ ) Lb a ta l demi hukum, karena bertentangan dengan kesusilaan .

B eg itu pula j ik a d i l i h a t dari s e g i k e te r t ib an umum.

Praktek ren ten ir yang t e r ja d i d i dalam masyarakat, baik yang

dilakukan secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-

terangan, b isa berak ibat ketenteraman masyarakat ik u t t e r -

ganggu. Sebab dengan semakin banyaknya orang-orang yang

t e r j e r a t atau terbe lenggu o leh praktek te rsebu t, masyarakat

juga iku t menjadi resah. Oleh karena k e te r t ib a n umum in i

menyangkut aturan hukum pub lik dan s i fa tn y a memaksa, maka

p e r ja n j ia n yang berak iba t mengganggu k e te r t ib an umum i t u

b a ta l demi hukum.

Atas dasar i t u maka fu ngs i syarat halalnya causa do-

lain suatu p e r ja n j ia n adalah s e ja la n dengan keinginon untuk

membendung kebebasan menciptakan per ika tan kontraktual di

dalam batas-batas kelayakan dan kepatutan. Jika yang d i in g in -

kan para pihak (causa) i t u t id a k h a la l , karena bertentangan

dengan undang-undang, kesusilaan , atau k e te r t ib a n umum, maka

53

J.H. Nieuwenhuis, op . c i t . , h. 28

6AI b i d . , h. 29-30

4

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 62: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

p e r ja n jia n yang in g in d icapai i t u b a ta l . Dalam ha l in i

t idak re levan apakah para pihak mengetahui adanya larangan

tersebut atau t id a k . Kenyataan bahwa mungkin para pihak t i ­

dak mengetahui adanya larangan tersebu t t idak menjadi s o a l.

Karena yang menjadi t i t i k to laknya adalah kebatalan demi

hukum. Sebab andaikata p e r ja n j ia n demikian i t u hanya berak i-

bat dapat d ibata lkan , maka kemungkinan s e k a l i para pihak

akan menjatuhkan p i l ih a n mereka pada keabsahan p e r ja n j ia n

i t u . Hal i n i akan mengandung penyangkalan terhadap tuntutan

untuk membatasi kebebasan berkontrak.

Pertanyaan yang sekarang timbul, bagaimana j ik a p e r ­

ja n jia n pinjam-meminjam uang i t u t idak ada kaitannya dengan

"praktek r en ten ir "? Dengan kata la in , bahwa pihak pemberi '

pinjaman uang i t u sama sek a li t idak bermaksud menjadikan

perbuatan hukum i t u sebagai suatu usaha atau b e d r i j f . Te lah

beberapa k a l i d i je la s k a n , bahwa p e r ja n j ia n pinjam-meminjam

uang semacam in i t id a k d ila ran g o leh hukum p o s i t i f k i ta .

Bahkan menurut pasa l 1765 BW, k ita diperbolehkan membuat

p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang s e p e r t i i t u , meskipun d is e r -

t a i dengan bunga pinjaman.

Bagaimana j ik a bunga yang d ip e r ja n j ik a n i t u sangat

t in g g i , sehingga melajnpaui batas kemampuan pihak peminjam?

5 4

65

65I b i d . , h. 26

66I b i d . , h. 28, 31, dan 33

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 63: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

Apakah dalam hal in i diperbolehkan pihak peminjam yang me­

rasa d irugikan i t u meminta pembatalan p e r ja n jia n kepada

hakim? Untuk menjawab masalah i n i , le b ih lan ju t akan d iu -

raikan dalam sub bab ber iku t.

2. Pembatalan P e r ja n j ia n Pinjam-meminjam Uanp; -

Sesuai dengan ketentuan pasa l 1450 BW, pembatalan

p e r ja n j ia n dengan d a l ih merugikan salah satu p ihak, t idak

s e la lu d iperbolehkan, kecua li terhadap h a l-h a l yang d ia tu r

dan ditentukan dalam peraturan-peraturan khusus.

Menurut Wirjono Prod jodokoro , d i Indonesia ada suatu

peraturan khusus yang berka itan dengan pembatalan p e r ja n j ia n

pinjam-meminjam uang, ya itu "Woeker-ordonnantie 1938" (p e r ­

aturan pemberantasan l in ta h dara t, Stb. 1938-524), Dalam

pasa l 2 peraturan i t u ditentukan, hakim d ib e r i kekuasaan

untuk membatalkan p e r ja n j ia n i t u , apab ila se jak semula su­

dah raemperlihatkan perbedaan kewajiban masing-masing pihak,

sehingga mengingat keadaannya te la h t e r j a d i ketidak-seimbangan

yang sangat mencolok.

■ . Sebenarnya kekuasaan yang d ib er ikan kepada hakim i t u

bukan hanya untuk membatalkan p e r ja n j ia n , namun j ik a dipan-

dang p e r lu supaya t id a k merugikan kedua belah p ihak , untuk

menurunkan suku bunga pinjaman yang dianggap t e r l a lu t in g g i .

Jadi dalam hal yang te rak h ir i n i , per jan jiannya t id ak d iba -

ta lkan , hanya suku bunganya yang disesuaikan dengan kemam-

R. Wirjono Prod jo d ik o r o , Asas-asas Hukum Perd.jan- d j i a n , W. Van Hoeve-Bandung, ' S-Gravenhage, Bandung, 1953 (se lan ju tnya d is in gk a t R. Wirjono Prod jod ikoro I I ) , h. 140-141

55

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 64: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

puan peminjam dan rasa kead ilan . In i b e r a r t i bahwa per jan ­

j ia n tersebu t meskipun diperbolehkan o leh undang-undang,

namun b i l a d ip e r ja n jik a n bunga yang sangat t i n g g i , maka

dapat berak ibat p e r ja n j ia n i t u s e la lu d i l i p u t i o leh bahaya

pembatalan (c a n c e l in g ) . Karena d i satu pihak undang-undang

t id ak mengatur berapa besarnya suku bunga pinjaman yang d i -

katakan t in g g i i t u . Dan d i la in pihak, j ik a t e r ja d i ke tidak -

seimbangan yang akibatnya merugikan peminjam maka p e r ja n j ia n

i t u kemungkinan akan d ibata lkan . Jadi dalam s i tu a s i in i ada

ketidakpastian , ba ik ketidakpastian mengenai keabsahan p e r-

janjiannya sen d ir i yang digantungkan pada ada. atau t idak

adanya pembatalan maupun ketidakpastian mengenai berapa be­

sarnya suku bunga yang dianggap patut atau layak.

Tampaknya suasana ketidakpastian dalam kaitannya de­

ngan pinjam-meminjam uang dengan bunga s e p e r t i i t u memang

d isen ga ja , dan pembuat undang-undang se lan jutnya memberikan

kekuasaan kepada hakim untuk menentukan sen d ir i dalam hal

apa p e r ja n j ia n i t u harus dinyatakan b a ta l dan berapa suku

bunga yang dianggap patut dan layak menurut keadaan. Untuk

i t u hakim d itun tu t untuk mengetahui kedudukan para pihak dan

keadaan ekonomi yang senantiasa berubah pada se t ia p waktu.

Dalam menghadapi kasus demikian i t u maka hakim d i -

hadapkan pada dielema antara dua tujuan hukum, y a i tu kepas-

t ia n hukum mengenai besarnya suku bunga pinjaman menurut

persetu juan dan tuntutan kead ilan yang menghendaki supaya

bunga yang d ip e r ja n j ik a n i t u benar-benar sesuai dengan ke-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 65: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

patutan dan kelayakan. Hukum memang se lau mengejar dua tu-

juan i t u . Kepastian hukum menghendaki supaya apa yang d i ­

per jan jikan oleh para pihak dipenuhi. Namun, dalam menuntut

pemenuhan ja n j i i t u janganlah meninggalkan norma-norma kea­

d i la n . Oleh karena tujuan hukum yang p a l in g utama adalah

untuk mencapai kead ilan , maka hakim dengan memperhatikan

keadaan para pihak dan i t ik a d baik dapat mengurangi atau

menambah kewajiban-kewajiban yang termaktub dalam suatu per

ja n j ia n , j ik a pelaksanaan p e r ja n j ia n i t u dipandang akan ber

tentangan dengan tuntutan kead ilan . Bahkan hakim berkuasa

untuk mencegah atau menghapuskan sama s e k a l i kewajiban kon-68t ra k tu a l yang t e r l a lu memperkosa rasa kead ilan ,

Atas dasar i tu la h , Fengadilan N eger i Jakarta Utara-

Timur dalam putusannya No. 14/ 72-G yang dibacakan pada

tanggal 11 Maret 1972 oleh Bismar S ir e g a r , selaku hakim

ketua, memutuskan bahwa dengan menggunakan "m atig ingsrech t"

mengubah besarnya suku bunga pinjaman menurut persotujunn

untuk le b ih disesuai'kan dengan rasa k e a d i l a n . ^

Di dalam putusan i t u antara l a in dipertimbangkan

mengenai kedudukan antara yang berhutang dan yang berpiu-

tang umumnya t idak seimbang. Di samping i t u d iperhatikan

pula mengenai s i tu a s i perekonomian pada saat i t u , serta

^ S u b ek t i I , op. c i t . , h. 42-43

^ L ih a t lampiran I I

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 66: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

n i l a i - n i l a i moral termasuk moral agama dan rasa keadilan

dalam kehidupan s o s ia l bangsa yang d ilan d as i Pancas ila .

Dan yang per lu d ic a ta t adalah bahwa untuk menentukan besar-

nya suku bunga pinjaman yang dipandang layak dan a d i l , peng-

ad ilan te la h berpedoman pada besarnya suku bunga bank pada

saat i t u .

Oleh karena besarnya suku bunga bank, baik pada bank-

bank sv/asta maupun bunga depos ito pada bank-bank pemerintah,

senantiasa berubah menurut keadaan ekonomi suatu negara,

maka tentunya dalam menghadapi masalah suku bunga pinjaman

yang dianggap layak i t u kemungkinan juga ser ing iku t beru­

bah tergantung pada keadaan tersebu t.

Akhirnya sebagai kesimpulan pada bab i n i , p e r lu d i -

tekankan kembali untuk menghindari kesalahpahaman tentang

adanya perbedaan yang cukup fundamental antara p e r ja n j ia n

pinjam-meminjam uang dalam praktek re n te n ir dengan per jan ­

j ia n pinjam-meminjam uang yang diperkenankan o leh undang-

undang s ep e r t i pada kasus d i a tas. Karena perbedaan antara

kedua p e r ja n j ia n i t u membawa konsekuensi yang berbeda pada

akibat hukumnya masing-masing. Kalau praktek r e n te n ir ber­

akibat p e r ja n j ia n i t u b a ta l demi hukum, karena bertentangan

dengan undang-undang, kesusilaan , atau k e te r t ib an umum. Yang

b e ra r t i d i dalamnya t idak ada:'kebebasan berkontrak, karena

p e r ja n j ia n i t u t id a k didasarkan pada causa yang h a la l .

Sebaliknya, kalau p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang

i t u termasuk dalam ka tegor i yang diperbolehkan o leh undang-

58

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 67: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

undang (dalam hal in i BW), maka p e r ja n j ia n i t u ten tu saja

sah dan mengikat para pihak. Hanya sa ja kalau dalam per jan ­

j ia n i tu d ipersyaratkan bunga pinjaman yang t e r l a lu t in g g i

yang berak ibat salah satu pihak meresa d irugikan atau ka­

rena ketidak-seimbangan yang lu ar b iasa antara para pihak

i t u , maka kemungkinan p e r ja n j ia n yang demikian i t u akan

mengalami •. bahaya pembatalan atau hanya penurunan suku bunga

pinjaman o leh hakim atas permintaan pihak yang berhak. Jadi

dalam ha l yang te ra k h ir i n i , perjan jiannya t id ak b a ta l demi

hukum, melainkan hanya dapat d ibata lkan atau disesuaikan

bunganya o leh hakim.

59

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 68: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

BAB V

P E N U T U P

1 . Kesimpulan

Di dalam hukum p e r ja n j ia n d iakui dan d ite r im a adanya

asas kebebasan berkontrak. Dengan adanya asas i n i maka pada

dasarnya se tiap orang d ib e r i kebebasan untuk membuat suatu

p e r ja n j ia n yang b e r is i apapun, asalkan t id ak bertentangan

dengan undang-undang, kesusilaan , k e te r t ib a n umum maupun

" i t ik a d b a ik " . In i b e ra r t i bahwa berlakunya asas kebebasan

berkontrak yang dianut o leh hukum p e r ja n j ia n k i ta ternyata

ada batasnya.

Pembatasan asas kebebasan berkontrak dapat diketahui

dengan odanya syarat halalnya "causa" dan unsur " i t ik a d ba ik "

yang harus ada dalam suatu p e r ja n j ia n . Pembatasan in i s e ja la n

dengan tujuan untuk mencegah adanya suatu p e r ja n j ia n yang

nyata-nyata te lah menjurus kepada h a l-h a l yang bertentangan

dengan norma-norma yang hidup d i dalam masyarakat.

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa yang mem-

batas i berlakunya asas kebebasan berkontrak yang dianut o leh

hukum p e r ja n j ia n k i ta adalah undang-undang, kesusilaan , dan

ke te r t ib an umum (sya ra t causa yang h a la l ) s e r ta sega la sesu-

atu yang bertentangan dengan kepatutan dan kelayakan (unsur

" i t ik a d b a ik " ) .

Atas dasar h a l-h a l d i a tas , dalam p e r ja n j ia n pinjam-

meminjam uang juga berlaku adanya asas kebebasan berkontrak.

60

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 69: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

Sesuai dengan pasa l 1765 BW, seseorang diperbolehkan membuat

p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang, meskipun dalam p e r ja n j ia n

i t u dipersyaratkan mengenai bunga pinjaman. Akan t e ta p i j ik a

ketentuan in i d ika itkan dengan ketentuan yang terdapat dalam

G eldsch ieters-ordonnantie Stb. 1938-523 jo . Undang-undang

Nomor 14 Tahun 1967 pada satu pihak dan Woeker-ordonnantie

Stb. 1938-524 pada la in pihak, maka kebebasan dalam hubungan­

nya dengan pinjam-meminjam uang s e p e r t i i t u sudah d ib a ta s i .

Sebenarnya yang d ikenai pembatasan (larangan ) oleh

G eldsch ieters-ordonnantie 1938 jo . Undang-undang Nomor 14

Tahun 1967 i t u hanyalah praktek pemberian pinjaman uang yang

d ijad ik an sebagai suatu usaha, t e ta p i usaha ( b e d r i j f ) i tu

dilakukan tanpa i z i n dar i p e jab a t yang berwenang. Karena i t u

usahanya d isebut dengan ’’praktek ren ten ir* ’ . Sedangkan pem­

batasan yang ditentukan oleh Woeker-ordonnantie 1938 i t u b isa

m elipu ti segala macam p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang d i da­

lam masyarakat baik yang d ijad ik an sebagai suatu usaha atau

bukan, yang penting dalam p e r ja n j ia n i t u ada ketentuan menge­

nai bunga pinjaman yang sangat t in g g i sehingga melampaui ba-

tas kemampuan peminjam.

Dengan mendasarkan pada ura ian-ura ian te rseb u t d i a tas ,

maka dapat disimpulkan bahwa dalam "praktek re n te n ir " t id ak

berlaku adanya asas kebebasan berkontrak, karena p e r ja n j ia n

i t u bertentangan dengan ketentuan undang-undang yang b e r s i -

f a t memaksa. Juga karena ha l i t u t id ak sesuai dengan kesusi­

laan maupun k e te r t ib an umum. Akibatnya p e r ja n j ia n semacam i t u

61

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 70: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

adalah b a ta l demi hukum.

Sedangkan mengenai p e r ja n j ia n pinjam-meminjam uang

yang sama seka li t id ak dimaksudkan sebagai suatu usaha o leh

pihak pemberi pinjaman, t e ta p i dalam p e r ja n j ia n i t u d ip er -

syaratkan bunga pinjaman yang sangat t in g g i , maka apabila

hal i t u berakibat te r ja d in ya .ketidakseimbangan yang luar

b iasa atau karena keadaan terpaksa yang te la h disalahgunakan

oleh pihak pemberi pinjaman, pihak peminjam dapat meminta

kepada hakim untuk menurunkan bunga yang te la h d ip e r ja n j ik a n

ataupun untuk membatalkan p e r ja n j ia n i t u sama s e k a l i .

2. S a r a n

Oleh karena berlakunya asas kebebasan berkontrak yang

dianut dalam hukum p e r ja n j ia n k ita ada pembatasannya, maka

dalam membuat suatu p e r ja n j ia n harus diperhatikan'mengenai

syarat "causa" yang h a la l dan unsur " i t ik a d ba ik " yang harus

ada dalam suatu p e r ja n j ia n . Untuk i t u dapat d i l i h a t da r i ada

atau t idak adanya larangan dalam p e r ja n j ia n i t u baik d i t in -

jau dar i ketentuan-ketentuan undang-undang, kesusilaan , ke­

te r t ib a n umum maupun n i l a i - n i l a i moral yang hidup d i dalam

masyarakat.

* * *

62

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 71: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

DAFTAR BACAAN

Buku:

Fuad Mohd. Fachruddin, Riba dalam Bank, Koperasi. Perseroan dan Asuransi, c e t . I V , Alma' a r i f , Bandung, T§85

H u ijbers , Theo, F i l s a f a t Hukum dalam Lintasan Se.jarah, c e t . I l l , Kanisius, Yogyakarta, 198b

Kans il, C .S .T . , Pengantar Ilmu hukum dan Tata Hukum Indone­s ia , c e t . V, B a la i PustakaV Jakarta, 1983

Nieuwenhuis, J .H ., Pokok-pokok Hukum P e r ik a ta n . terjemahan Djasadin Saragih , (tanpa p e n e r b i t ) , Surabaya, 1985

P i t l o , A . , Suatu Pengantar Azas-azas Hukum P e rd a ta , t e r j e ­

mahan Djasadin Saragih , Alumni, Bandung, 1973

Setiawan, R . , Pokok-pokok Hukum P e r ik a ta n , c e t . I I , Bina- c ip ta , Bandung, 1979

Soeto jo P raw iroham id jo jo , R. dan Marthalena Pohan, Hukum Per ik a ta n , c e t . I I , Bina Ilmu, Surabaya, 1984

Su bek ti, R, dan R. T j i t r o s u d ib io , K itab Undang-undang Hukum P erd a ta , ce t , XVI, Pradnya Param ita , Jakarta , 1983

Subekti, R .. Hukum P e r ja n j ia n , c e t . V I I I , Intermasa, Jakar­ta , 1934

_________, Aneka P e r ja n j ia n , c e t . I l l , Alumni, Bandung, 1979

Su ryod in ingra t, R.M., Azas-azas Hukum P e r ik a ta n , c e t . I I , T a rs i t o , Bandung, 1985

Y/irjono Prod jo d ik o ro , R ., Hukum Perdata tentang Persetu juan- persetu juan T e r ten tu , c e t , _ V I , Sumur Bandung, "Jakarta, 1975

________ , Asas-asas Hukum P e rd ja n d jia n , W. Van Hoeve-Bandung,' S-GravenHage, Bandung, 1§53

Kaja lah:

Chandra Jaya, "Kedudukan Lembaga Riba Menurut Hukum Indone­s ia " , Varia Pe rad ilan , No. 27 Th. I l l , Desember 1987

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM

Page 72: DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN …repository.unair.ac.id/13597/1/ABDUL ROKHIM.pdf · hingga akhir dengan kesabaran dan pengertian. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada: 1

Djasadin Saragih, "Praktek-praktek Ren ten ir : Penyalahgunaan Kebebasan berkontrak '1, Ha.jalah Fakultas Hukum U n ive rs i­tas A ir lang f;a , K o . 2 T h ~ I ,”~Juli- September 1980

Surat kabar:

Buddi Ambang Suryono, M., "Asas 'Kebebasan Berkontrak1 dalam Praktek R en ten ir " , Surabaya P o s t , 19 Desember 1985

"D is o ro t i , Rentenir Berkedok K operas i" , Jawa P o s t 11 Febru-a r i 1938

Karya yang t idak d ite rb itk a n :

Djemaun, Dominicus, "Persentase Bunga Pinjaman Uang", Skrip - s i Fakultas Hukum U n ivers ita s A ir lan gga , 1973

Sri Koesoemo Dbewi, R .A ., "Hukum P r iv a t dalam Gerak", Kakul- tas Hukum U n ive rs ita s A ir lan gga , Surabaya, 1987

Kitab su c i:

Departemen Agama Republik Indonesia , A1 Qur*an dan Ter.jemah- nya, Jakarta, 1984

Lembaga A lk itab Indonesia, A lk i t a b , Jakarta, 1984

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi DAYA PEMBATAS ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM-MEMINJAM UANG PADA ” PRAKTEK RENTENIR ”

ABDUL ROKHIM