daur sel, fertilasi dan diferensiasi dna

Upload: zaskiyah-salsabila

Post on 30-May-2018

248 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    1/28

    BAB I

    DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI

    A. Pengertian Daur Sel

    Daur sel yaitu daur antar tahap persiapan dan tahap pembelahan. Tahap

    persiapan lebih lama dari tahap pembelahan. Pada sel mamalia pada umumnya, lama

    pembelahan hanya 1 jam, sedangkan persiapan 23 jam.

    Pada tahap pembelahan berlangsung mitosis.

    Tahap persiapan (interfase)

    Dibagi atas 3 periode:

    1. Periode G1

    2. Periode S

    3. Periode G2

    G berasal dari kata gap (senggang), dan S berasal dari kata synthesis. G1 ialah

    periode sel sedang aktif mensintesa ARN (transkripsi) dan protein (translasi), untuk

    membentuk bahan protoplasma baru yang membina sel anak kelak. Selain materi

    genetis, seluruh bahan sitoplasma, plasmalema, dan organel yang akan dibikin rangkap.

    Karena bahan protoplasma baru jadi double, maka inti dan sitoplasma sel yang maumembelah pun jadi membesar.

    Khusus dalam mensintesa protein, terutama yang disintesa adalah histon, non-

    histon, enzim, dan faktor-faktor mendorong transkripsi dan replikasi.

    Periode S ialah masa aktif mensintesa DNA (replikasi), sehingga pada tiap

    kromatin terbentuk sepasang DNA yang sama-sama double-helix. Replikasi DNA

    menjadi tempat lilitan DNA untuk membina kromatin.

    Periode G2 ialah penyelesaian segala komponen sel untuk pembelahan jadi dua:

    kromatin mengganda jadi dua, tapi sentromer mereka masih gabung; protein tubulin

    beragregasi membentuk mikrotubul yang bakal membentuk serat geleadong;

    kondensasi lilitan superlilitan kromatin untuk menjadi kromosom; selaput inti hancur;

    histon III mengalami fosforilasi, bertindak mengikat dan memadatkan urutan

    nukleosom.

    1. Lama daur menurut letak sel

    Sel dalam tubuh eukariot membelah dengan waktu daur yang beragam. Ini

    tergantung kepada macam jaringan dan lokasi sel dalam jaringan itu. Sel epitel tunica

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    2/28

    mucosa usus halus membelah terus dan cepat sepanjang umur. Di sini lama daur ada

    yang hanya 8 jam. Menurut lokasi sel, dalam suatu jaringan beragam pula lama satu

    daur. Ada daerah suatu kelenjar lendir itu yang membelah cepat, dengan waktu daur 11

    jam. Ada daerah yang sel membelah pelan, sekitar 24 jam satu daur, ada pula daerah

    yang membelah pelan sekali, dan akhirnya ada daerah yang sel-selnya tidak membelah

    lagi, berarti sudah dideferensiasi.

    Perbedaan waktu daur biasanya pada fase G1, sedangkan fase S tetap pada

    berbagai jaringan dan lokasi.

    2. Titik batas daur sel

    Pembelahan sel pada tahap mitosis (M) dapat dihambat oleh beberapa faktor.

    Penghambatan ini harus terjadi sebelum sel mencapai titik batas, yang disebut titik batas (R point; restriction point). Titik batas itu berada di sekitar fase G1. Jika

    hambatan dilakukan setelah titik batas ditempuh sel dalam daurnya, pembelahan tidak

    berhenti tapi terus berlangsung sempurna sampai jadi dua sel, dengan menempuh

    tahap-tahap S, G2 dan M. Jadi titik batas adalah point of no return.

    3. Kontrol daur sel menurut besar sel anak

    Jika sel anak produk mitosis kecil, interfase lama pada G1, S dan G2, terutama

    pada G1. Sel baru membelah jika mencapai besar yang cukup; terjadi peningkatan

    sintesa protein. Ada batas kadar zat (protein, enzim, nukleotida) yang perlu agar dapat

    melewati titik batas fase G1, agar tiba pada fase S.

    Ada pendapat, pada G1 protein pemicu replikasi melekat ke kromosom. Dengan

    pelekatan ini kromosom sebagai inhibitor pemicu. Agar dapat masuk ke fase S perlu

    disintesa protein pemicu, yang karena berlebih tidak melekat lagi ke kromosom, tetapi

    ada sitoplasma, lalu sel masuk fase S. Protein pemicu itu disebut orang protein U.

    4. Tahap pembelahan (mitosis)

    Dibagi atas 6 fase

    1) Profase

    2) Prometafase

    3) Metafase

    4) Anafase

    5) Telofase

    6) Cytokinesis

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    3/28

    Profase: kromatin berkondensasi menjadi kromosom yang pendek tebal, dengan

    sentromer dari tiap pasang kromosom homolog masih satu (anggota pasangan

    kromosom homolog itu disebut kromatid, kromosom saudara). Terbentuk spindel (serat

    gelendong), sentriol mengganda jadi 2 pasang, tiap pasang pindah ke kutub

    berseberangan dan antara keduanya bersusun spindel. Nukleolus hilang.

    Prometafase: selaput inti hancur, spindel menempati daerah bekas inti,

    kromosom lewat sentromer menggantung pada spindel itu.

    Metafase: semua kromosom bersusun pada satu bidang ekuator.

    Anafase: sentromer membelah dua dan kromatid berpisah, serat gantungan

    antara kromosom dan sentriol memendek sehingga masing-masing kromosom tertarik

    ke kutub berseberangan. Sementara itu serat antara kromosom jadi teregang sehingga

    sel jadi memanjang.

    Telofase: serat yang menggantung kromosom hilang, selaput ini terbentuk pada

    tiap kutub, melingkupi kromosom. Kromosom mengalami dekondensasi menjadi

    kromatin, nukleolus muncul kembali.

    Cytokinesis: terbentuk plasmalema baru rangkap pada bidang akuator, sehingga

    terbentuk dua sel anak, masing-masing dengan inti baru.

    5. Pembelahan pada sel benih

    Pada sel benih epitel germinal terjadi gametogenesis. Ini terdiri dari tiga tahap:

    1) Proliferasi: mitosis

    2) Pembelahan reduksi: meiosis

    3) Transformasi

    Mitosis sama seperti pada sel somatis, sel benih induk (gametogonium)

    berproliferasi secara mitosis beberapa kali membentuk gametosit. Gametosit kemudian

    mengalami pembelahan reduksi kromosom lewat meiosis, sehingga terbentuk gametid.

    Gametid mengalami transformasi, tanpa pembelahan menjadi gamet.

    Meiosis terdiri dari dua fase utama

    1. Meiosis I

    2. Meiosis II

    Tiap fase utama terdiri dari 4 fase: profase, metafase, anafase, dan telofase.

    Tetapi profase meiosis I terbagi lagi atas 4 tingkat berikut.

    1. Leptoten

    2. Zigoten

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    4/28

    3. Pakhiten

    4. Diploten

    5. Diakinesis

    Leptoten: kromatin berkondensasi menjadi kromosom, bagian ujung masing-

    masing melekat ke selaput inti. Tempat melekat ke selaput inti disebut plak (plaque).

    Pada tahap ini tiap kromosom mengganda jadi dua, tapi sentromer tetap satu, disebut

    kromatid (kromosom sesaudara). Namun kedua kromatid itu masih terletak rapat

    sekali.

    Zigoten: kromosom homolog melakukan synapsis, mulai dari tepi selaput inti.

    Akhirnya seluruh panjang kromosom bergandeng rapat, sesuai dengan letak gen yang

    berpasangan pada setiap kromosom itu. Di sini lengan setiap kromatid sudah

    merenggang, sehingga kromosom homolog kini tampak terdiri dari serangkai empat

    atau tetrad.

    Pakhiten: banyak terbentuk bintul rekombinasi sepanjang kromatid, dan ini

    adalah menjadi tempat terjadinya chiasma, disusul dengan terjadinya pindah silang

    (cross over) antara kromosom homolog.

    Diploten: pergandengan kromosom homolog merenggang, meskipun masih ada

    terjadi chiasma pada beberapa tempat. Di sini terjadi aktivitas transkripsi yang

    meningkat sekali untuk mensintesa RNA.Diakinesis: kromosom makni berkondensasi, ujung-ujungnya lepas dari selaput

    inti. Transkripsi berhenti. Chiasma masih tetap terjadi antara kromosom homolog.

    Setelah diakinesis selesai, berarti disusul oleh tahap metafase. Anafase dan

    Telofase.

    Metafase: kromosom bergerak ke bidang ekuator, kromosom homolog tetap

    bergandeng, dan chiasma tetap ada.

    Anafase: koromosom homolog berpisah dan pergi ke kutub berseberangan.

    Chiasma dan pindah silang selesai dan lepas.

    Telofase: terjadi cytokinesis, sehingga terbentuk dua sel, masing-masing dengan

    satu inti dengan sebelah kromosom homolog. Tiap kromosom homolog itu terdiri dari

    dua kromatid yang sentromernya masih gabung.

    Meiosis II

    Profase: tidak demikian jelas tampak adanya fase ini. Segera tampak muncul metafase.

    Metafase: kromosom pindah di bidang ekuator.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    5/28

    Anafase: kromatid berpisah, masing-masing dengan sentromer sendiri, lalu pindah ke

    kutub berseberangan. Di sini terbentuk kromosom hasil rekombinasi (rekombinan).

    Telofase: kromosom mengalami dekondensasi menjadi kromatin, dan terbentuk selaput

    inti sekeliling kromatin. Terjadi cytokinesis, sehingga terbentuk 4 sel anak sebagai

    produk Meiosis I dan II.

    6. Gametogenesis pada jantan dan betina

    Pada jantan mamalia dari 1 gametosit I (spermatosit I) pada akhir meiosis I

    terbentuk 2 gametosit II (spermatosit II), dan pada akhir meiosis II dari 1 gametosit II

    terbentuk gametid (spermatid). Sehingga pada akhir gametogenesis (spermatogenesis)

    dari 1 spermatosit terbentuk 4 spermatozoa.

    Pada betina mamalia dari 1 gametosit I (oosit I) pada akhir meiosis I terbentuk 1gametosit 1 gametosit II (oosit II) dan 1 polosit I, dan pada akhir meiosis II dari

    gametosit II itu terbentuk 1 gametid (ootid) dan 1 polosit II, dan dari polosit I terbentuk

    2 polosit II. Polosit I-II berdegenerasi sehingga pada akhir gametogenesis (oogenesis)

    dari 1 oosit I terbentuk 1 ovum.

    1. Transformasi

    Selesai meiosis I dan II gametid menempuh tahap perubahan bentuk atau

    transformasi. Pada jantan disebut spermiogenesis. Pada betina tidak jelas adanya tahap

    ini, sehingga tidak ada istilahnya yang khusus.

    2. Gamet

    Pada jantan mamalia, termasuk manusia, dalam satu ejakulasi semen sebanyak

    2-3 cc, terkandung sekitar 300 juta spermatozoa. Ukuran spermatozoa: panjang 60 um,

    lebar di tengah kepala ukuran 3 um, dan di principal-piece 0,5 um.

    Spermatozoa memiliki bagian: kepala, leher dan ekor. Kepala mengandung inti,

    sedikit sitoplasma dan akrosom. Di bagian ujung kepala, di depan tutup akrosom,

    plasmalema mengandung protein yang akan berkaitan pas dengan reseptor pada selaput

    luar ovum, disebut bendin. Jika spermatozoa sudah membentur selaput ovum, maka

    plasmalema dan tutup akrosom jadi pecah, kandungan akrosom keluar, sehingga terjadi

    reaksi akrosom. Dlam sel ini enzim-enzim akrosom melysis selaput ovum, sehingga

    memungkinkan spermatozoa masuk.

    Leher adalah persambungan antara kepala dan ekor. Ekor terdiri dari 3 bagian:

    1) mide-piece, bagian tengah, mengandung cincin-cincin mitokondria, 2) principal-

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    6/28

    piece, bagian utama, dan 3) endpiece, bagian ujung. Ekor mengandung proses

    aksonemo yang dibina atas mikrotubul. (susunannya sama persis dengan tonjolan gerak

    flagella, sehingga spermatozoa disebut satu-satunya bagian tubuh hewan darat yang

    berflagella).

    Pada betina mamalia ovum hanya dihasilkan satu tiap musim daur biak, yang

    pada orang lama satu daur = 1 bulan. Bentuk bundar, dengan diameter 0,13 mm.

    Ovum memiliki komponen:

    1) Zona pellucida, selaput telur

    2) Oolema, plasmalema telur (membrana vitellina)

    3) Ooplasma, sitoplasma telur

    4) Inti

    Zona pellucida, dapat dianggap semacam selubung sel pada permukaannya banyak

    terdapat protein reseptor terhadap protein ekstrinsik yang terkandung pada plasmalema

    kepala spermatozoon. Reseptor itu khas species.

    B. Fertilisasi

    Fertilisasi ataupembuahan adalah proses bersatunya spermatozoa dengan ovum.

    Inti sperma (pronukleus jantan) bergabung dengan inti ovum (pronukleus betina),

    sehingga kromosom yang haploid sebagai hasil meiosis dari kedua macam gamet akan

    bergabung sehingga zigot yang terbentuk sebagai hasil fertilisasi itu mengandung

    kromosom yang kembali dalam susunan diploid. Zigot akan membelah berulang-ulang

    secara mitosis, sehingga terjadi embrio dan individu baru yang terdiri dari trilyunan sel

    yang tetap dalam susunan diploid.

    Prinsip fertilisasi adalah: 1) agar ovum terangsang untuk tumbuh jadi embrio,

    2) menggabungkan materi genetis kedua pihak pasangan, yang bertujuan untuk

    menciptakan variasi baru dalam populasi suatu species makhluk. Makin banyak variasi

    makin banyak peluang untuk bertahan hidup di alam yang terus berevolusi.

    Proses Fertilisasi

    1) Reseptor zona pellucida berikatan dengan protein perikatan telur (disebut juga

    bindin) yang terdapat pada plasmalema kepala spermatozoa.

    2) Terjadi reaksi akrosom: selaput akrosom pecah, enzim keluar dan melysis zona

    pellucida pada titik kontak dengan kepala spermatozoon, sehingga kepala dapat

    menembus ooplasma.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    7/28

    3) Inti sperma bergabung dengan inti ovum, kromosom homolog dari masing-masing

    inti berpasangan, lalu terjadi mitosis.

    4) Segera setelah satu spermatozoon masuk ke dalam telur, maka terjadi reaksi pada

    zona pellucida. Granula yang banyak terdapat di pinggiran ooplasma pecah, isinya

    yang mengandung enzim keluar dan merembes ke celah perivitelina, yang

    terbentuk antara ooplasma dan oolem. Zona kini berubah jadi membran

    pembuahan. Telur jadi impermeable terhadap spermatozoa lain. Jadi dengan cara

    ini plyspermy dicegah, karena akan merusak embrio.

    5) Waktu ovulasi melosis II berhenti pada fase awal, dan setelah fertilisasi ini

    diselesaikan.

    Oleh terjadinya pembuahan maka voltage-gated Ca+ channel membuka, sehingga

    dalam sitosol zigot kadar ion ini meningkat merambat sejak tempat masuk kepala

    spermatozoa mencapai saluran bagian sitosol. Ini mendorong DNA dalam inti untuk

    bertransaksi dan replikasi.

    Meskipun reseptor pada zona pellucida khas species, berarti hanya dapat

    berikatan dengan protein perikatan telur spermatozoon species yang sama, namun

    sewaktu di alam atau dalam percobaan di laboratorium. Ada juga terjadi kecocokan

    antara reseptor dengan protein sperma yang beda species. Tetapi hewan yang berbeda

    species itu, biasanya harus berada dalam satu Familia, seperti antara kuda dan kedelai,atau antara harimau dan singa. Ini karena reseptor pada zona pellucida ovumnya masih

    dapat bersetangkup dengan protein perikatan telur pada kepala spermatozoa pasangan.

    Di laboratorium dapat pula dilakukan fertilisasi buatan antara species berbeda

    ordo. Untuk itu zona pellucida terlur dibuang sehingga spermatozoon tanpa perintang

    dapat menembus masuk telur. Telur demikian disebut bebas zona (zona-free). Untuk

    mempelajari susunan kromosom sperma orang di laboratorium dapat dilakukan

    fertilisasi ovum hamster yang bebas zona. Setelah kepala spermatozoa masuk ovum,

    terjadi perpasangan kromosom homolog, dan waktu metafase dapat ditangkap semua

    kromosom yang berasal dari spermatozoa itu.

    Telah dianalisa, bahwa reseptor spermatozoa pada zona pellucida itu terdiri dari

    bagian selubung sel berupa oligosakarida, sebagai percabangan yang menonjol ke luar

    dari protein zona. Struktur kimia oligosakarida dengan protein pangkalnya itu pun kini

    sudah diketahui yang diharapkan dapat dipakai untuk mencari suatu zat yang mampu

    mengubah sedikit struktur oligosakarida itu, sehingga dapat mengulangi perikatan

    dengan protein plasmalema spermatozoa. Bisa pula dimasukkan ke daerah tuba fallopii

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    8/28

    zat yang menyaingi reseptor pada zona, karena lebih mudah berkaitan dengan kepala

    spermatozoa. Dalam percobaan terbukti, bahwa setelah sperma sudah dapat dipalut

    oleh molekul reseptor yang sudah dilepaskan dari zona, maka ia tidak akan mampu

    berikatan dengan reseptor serupa yang masih melekat pada zona. Dengan kedua ciri ini

    maka metoda kontrasepsi baru dapat dicari.

    C. Diferensiasi

    Diferensiasi berlangsung pada jaringan embrio awal. Di sini berlaku daur sel.

    Sel muda yang bersifatpluripotentatau totipotent, setelah mengalami diferensiasi akan

    jadi sel dewasa unipotent. Yaitu yang memiliki satu macam struktur dan aktivitas.

    Diferensiasi mulai berlangsung sejak zigot, yakni setelah fertilisasi, dan berakhir pada

    tingkat organogenesis. Zigot sendiri sudah mulai memiliki orientasi bakal jari jaringanapa. Kutub animal akan jadi bagian dorso-anterior dan bakal jadi ektoderm. Kutub

    vegetal akan jadi bagian ventro-posterior embrio, dan bakal jadi endoderm.

    Zigot mengalami cleavage untuk membentuk blastula. Setiap sel blastomer ini

    masih pluripotent. Karena itu jika satu sel diambil dan dikultur, itu bisa tumbuh jadi

    embrio sendiri yang utuh.

    Sejak gastrula kadar diferensiasi makin meningkat. Pada tingkat ini terbentuk 3

    lapis benih (germ layers).

    1) Ektoderm

    2) Mesoderm

    3) Endoderm

    Setiap satu sel gastroderm tidak lagi pluripotent.

    Lazimnya sel yang sudah dewasa, yaitu yang sudah berdiferensiasi tidak dapat

    menempuh daur sel, berarti tidak dapat lagi membelah.

    Sejak cleavage awal (zigot membelah secara mitosis berulang-ulang) sudah

    terbentuk plasma benih (germ-plasm). Ini bakal jadi sel-sel yang berada dalam

    genital ridge. Genital ridge ini oleh penyandian gen-gen pada kromosom seks akan

    tumbuh jadi gonad, dan plasma benih itu akan menjadi bakal sel induk benih

    (primordial germ cell), dan selanjutnya bergantung kepada jenis gonadnya yang

    terdiferensiasi, akan jadi sel induk (stem cell) gamet jantan atau gamet betina.

    Ada jaringan dalam tubuh dewasa yang sudah berdiferensiasi, dapat kembali

    bermitosis. Kejadian ini disebut dediferensiasi. Selnya tidak jadi muda dan pluripotent,

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    9/28

    tetapi unipotent, yakni hanya membelah untuk membentuk sel anak yang struktur dan

    fungsinya sama dengan sel lain jaringan bersangkutan.

    Dediferensiasi perlu untuk penyembuhan dan mengganti bagian tubuh yang

    hilang atau lepas. Ada jaringan yang daya diferensiasinya tinggi, ada yang rendah.

    Yang daya diferensiasinya tinggi sukar atau hampir tak dapat lagi berdediferensiasi.

    Yang termasuk ke sini ialah saraf dan otot jantung. Sedangkan yang daya

    diferensiasinya rendah masih dapat berdediferensiasi. Contohnya adalah hati, ginjal

    dan pankreas. Jika suatu bagian pusat saraf atau ganglion rusak, badan sel sarafnya

    yang rusak tidak dapat lagi membelah. Ia hanya mampu menyambung kembali serabaut

    yang putus, dan daerah yang sel sarafnya mati akan digantikan oleh neuroglia. Begitu

    pula halnya jika ada sebagian jantung yang nekrosis, karena asalnya aliran darah ke situ

    terputus. Sel otot jantung yang sudah mati tidak dapat lagi digantikan oleh sel otot

    baru, tapi hanya oleh jaringan pengikat. Karena itu jantung yang kena infark kurang

    bingkas.

    Sel otot lurik dan otot polos buat sekedar dapat juga berdediferensiasi. Yakni

    jika terjadi luka kecil saja. Namun sebagian besar daerah bekas luka itu akan ditempati

    oleh kalogen saja, sehingga perut itu tidak dapat berkerut-kerut. Sel hati berdaya

    dediferensiasi yang tinggi. Jika suatu bagian hati tikus diangkat, segera akan terjadi

    mitosis berulang-ulang di sekitar yang diangkat, dan dalam beberapa hari hati itu akankembali mencapai besar semula. Sel hati orang juga dikira mampu demikian.

    Daya dediferensiasi akan turun sebanding dengan berlanjutnya umur

    individualnya. Meski daya dediferensiasi hati tinggi, tapi pada individu berumur lanjut

    daya itu akan turun.

    Beberapa jaringan eukariot mampu be-regenerasi. Yaitu mengganti jaringan,

    atau bagian, atau alat tubuh yang rusak, lepas atau aus. Ada makhluk yang memiliki

    daya regenerasi tinggi, sehingga bagian besar tubuhnya dapat ditumbuhkan kembali.

    Misalnya Echinodermata, Annelida, Amphibia, dan Reptilia. Hewan tinggi dan

    manusia memiliki daya regenerasi yang rendah, terbatas pad penyembuhan luka atau

    mengganti yang sudah aus. Misalnya otot lurik, kulit, dan hati.

    Populasi sel

    Terdiri dari sekelompok sel yang berasal dari jaringan sama. Ada populasi yang

    selnya tidak dapat lagi bermitosis, seperti jaringan saraf. Ada pula populasi yang

    selnya mampu berdediferensiasi jika ada gangguan. Pada jaringan demikian mitosis

    terjadi untuk memulihkan volume optimum alat susut atau rusak, atau dalam proses

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    10/28

    penyembuhan. Setelah sampai pada volume optimum semula maka mitosis pun

    berhenti. Yang termasuk ke sini ialah berbagai kelenjar: pankreas, ginjal, hati, tiroid,

    adrenal, liur dan kelenjar saluran pencernaan. Ada pula populasi yang selnya

    bermitosis terus-menerus sepanjang umur individunya. Perbanyakan itu perlu untuk

    menggantikan sel yang rusak, mati atau terkelupas luruh. Yang termasuk ke sini ialah

    sumsum tulang, kelenjar limfe, epidermis, lapisan mukosa usus, kelenjar minyak bulu,

    dan epitel germinal testis.

    Sel sepopulasi mengandung:

    1. Matriks

    2. Adhesi

    3. Pertautan

    4. Contact inhibition

    5. Khalon

    Matriks merendam seluruh anggota populasi. Adhesi membuat populasi jadi

    rapat dan kompak, dan ini diperkuat oleh adanya pertautan. Contact inhibition adalah

    semacam protein yang terdapat pada plasmalema sebelah luar. Dengan adanya zat ini

    maka sel sepopulasi dicegah untuk bergerak-berpindah jika mereka sudah bersentuhan.

    Khalon adalah semacam protein juga, terkandung dalam matriks atau selubung sel. Zat

    ini mencegah sel sepopulasi berdedifrensiasi. Pada daerah luka zat ini terbuangbersama luka, menyebabkan sel sekitar luka berdediferensiasi dan bermitosis, sehingga

    daerah luka menutup dan kembali ke bentuk dan volume semula. Khalon menjaga agar

    besar suatu alat seimbang dengan volume tubuh. Jika alat itu disayat dan diangkat,

    khalon merangsang sel untuk berdediferensiasi, sampai suatu ketika mitosis berhenti

    setelah alat itu sudah mencapai volume semula. Jadi kadar khalon berbanding terbalik

    dengan daya dediferensiasi. Kadar turun daya didefirensiasi naik.

    Seperti halnya bahan matriks, zat contact inhibition dan khalon juga disekresi

    oleh dan untuk keperluan sel sepopulasi, sehingga disebut sebagai zat autokrin.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    11/28

    BAB II

    DNA, KROMATIN, DAN KROMOSOM

    A. DNA

    DNA ( Deoxyribonucleic Acid, asam dekosiribonukleat) bersama RNA

    (Ribonucleic Acid, Asam ribonukleat) membina asam nukleat. Asam nukleat adalah

    molekul organik yang lebih besar daripada protein, merupakan polimer nukleotida.

    Satu nukleotida terdiri dari fosfat, gula pentosa, dan basa organik-N, disingkat F-G-B.

    G-G merupakan porots utas DNA itu, sedangkan B-nya melekat ke gula itu dan

    menonjol seperti percabangan dari poros.

    Pada DNA gulanya adalah deoksirbosa, basanya ada empat macam: endnin (A),

    timin (T), guanine (G), dan citosin (C).

    Satu molekul DNA dibina atas untaian beratus nukleotida, membentuk satu utas

    benang panjang. DNA inti eukariot biasanya berpasangan rangkap dua (double

    strands). Letak keduanya sejajar, dan antara setiap 3-5 perikatan basa kedua utas

    berpilin, populer disebut double-helix. Jarak antara pilinan ada sekitar 12 pasang basa

    (bp = bases pair). Basa masing-masing nukleotida dari kedua utas benang itumembentuk ikatan kovalen, terentang antara kedua poros benang. Diperikatan basa

    yang berpasangan sebagai anak tangga. Perikatan basa antara kedua utan DNA yang

    berpasangan adalah tertentu dan tetap. A selalu berikatan dengan T; G selalu berikatan

    dengan C; disingkat A-T; G-C.

    Kedua utas DNA yang double helix itu berpilin sejajar. Tetapi sebenarnya arah

    perikatan fosfatnya ke atom C cincin gula adalah berlawanan arah, sehingga disebut

    anti-paralel. Yang seutas arahnya adalah 5-3, yang utas pasangan berarah 3-5.

    Maksudnya arah 5-3, ialah bahwa terhadap satu deoksiribosa berkaitan dengan fosfat

    pada C 5, dan dengan satu lagi pada C 3. Fosfat kedua itu berikatan dengan

    deoksiribosa berikut pada C 5 pula.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    12/28

    BAB III

    PERUBAHAN MATERI GENETIS

    A. Perubahan Materi Genetis ada dua macam: 1) Mutasi; 2) Abersi.

    Mutasi adalah perubahan susunan basa nukleotida gen. Aberasi adalah

    perubahan jumlah dan struktur kromosom. Bahan yang menyebabkan mutasi disebut

    mutagen, dan yang membuat aberasi disebut aberagen. Suatu bahan bisa bersifat

    mutagen dan aberagen sekaligus, tetapi ada yang hanya salah satu.

    Mutagen dan aberagen terdiri dari:

    1) Bahan fisik: sinar gelombang pendek/radioaktif

    2) Bahan kimia: logam berat, gas, berbagai obat antibiotik, sitostatik, stiotoksik,

    penenang, asam pekat.

    3) Bahan biologi: virus

    Ketiga golongan bahan mutagen-aberagen itu pada prinsipnya adalah bahan

    yang dapat menembus masuk inti sel. Secara in situ yang paling besar peluang dapat

    menembus mencapai inti sel tubuh dari udara luar ialah karena terpaparnya bagian

    tubuh kepada sinar gelombang pendek/radioaktif, atau karena kena infeksi virus.

    Sedangkan bahan kimia baru dapat menimbulkan mutasi-aberasi jika sel-sel tubuhbersangkutan berkontak langsung dengannya; seringnya secara in vitro; bisa juga

    karena dibawa darah ke jaringan yang sedang aktif bermitosis dan meiosis.

    Mutasi dapat menimbulkan penyakit/kelainan yang diwariskan turun-temurun.

    Aberasi sering menimbulkan penyakit berat, terutama kanker, atau menimbulkan

    kelainan berat berupa cacat tubuh, atau menimbulkan berbagai penyakit/kelainan yang

    kompleks: sindroma.

    Penyakit/kelainan genetis dapat dikelompokkan kepada empat kategori menurut

    penyebabnya:

    1) Mutasi pada satu gen

    2) Mutasi pada banyak gen

    3) Aberasi

    4) Diduga ada faktor genetis

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    13/28

    B. Mutasi

    Perubahan permanen pada basa nukleotida DNA. Yang penting kita ketahui

    disini ada tujuh macam:

    1. Pendimeran

    2. Mutasi titik

    3. Pergeseran

    4. Penyelitan

    5. Delesi

    6. Mutasi tenang

    7. Mutasi pematangan

    1. PendimeranIni terjadi karena sinar uv (ultraviolet), mengenai kulit. Pirimidin peka akan

    sinar gelombang pendek yang nonradioaktif ini. Basa T bersebelahan akan melepaskan

    perpasangan dengan purin pasangan pada DNA double helix, lalul membentuk

    pasangan sesama mereka, membentuk dimer T-T.

    Akibatnya ada dua pihak: 1) perpasangan DNA yang double helix jadi goyah,

    sehingga replikasi-transkripsi terhenti di tempat itu; 2) reparasi urutan nukleotida yang

    salah (yang terjadi sesewaktu secara alamiah) tak jalan.

    Jika ekspresi DNA berupa replikasi dan transkripsi terhenti pad satu bas, maka

    untas DNA atau RNA baru yang terbentuk jadi pendek dan tidak akan berfungsi. Pada

    penderita xeroderma pigmensusum, yang ditandai dengan pertumbuhan menganker

    pada kulit wajah habis terpapar sinar matahari, dikira berkaitan dengan gagalnya

    reparasi DNA yang mengalami dimer oleh pancaran sinar uv.

    Kegagalan mereparasi DNA yang rusak ini disebabkan mutasi pada suatu gen

    dan diturunkan secara resesif autosom.

    2. Mutasi titik

    Mutasi yang terjadi pada satu basa nukleotida (point mutation). Terjadi sering

    karena bahan kimia mutagen. Dikenal ada tiga golongan mutagen yang menyebabkan

    perubahan pada satu basa DNA:

    1) Masuknya analog basa : 5-bromourasil; 2-aminopurin

    2) Alkilasi basa: etil metan sulfonat (EMS)

    3) Deaminasi basa: HNO2.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    14/28

    Sebagai contoh 5-bromourasil. Zat ini adalah analog timin, sehingga ia

    menempati kedudukan T pada DNA. Tetapi sifatnya seperti C. Karena itu waktu

    replikasi ditentangnya bukan A yang terbentuk, tetapi G. Pada DNA double helix baru

    yang terbentuk di tempat semula yang asalnya mengandung pasangan T-A, berubah

    jadi C-G. Ini menyebabkan berubahnya kodogen, berarti kodon yang terbentuk pada

    RNA pun berubah.

    EMS melakukan alkilasi pada G, menyebabkan sifat basa ini berubah menjadi

    seperti A. Berarti waktu replikasi ditentangnya bukan C yang terbentuk, tetapi T. Lalu

    waktu transkripsi pun terjadi perubahan kodogen, disusul perubahan kodon.

    HNO2 dapat menyebabkan deaminasi A, menjadi suatu senyawa baru yang

    disebut hipoksantin (H*). Hipoksantin ini sifatnya jadi seperti guanine, karena itu waktu

    replikasi basa pasangannya yang terbentuk bukan T, tetapi C.

    Jika basa mutant itu terletak ada urutan pertama atau kedua tiga serangkai basa

    kodon, maka mutasi titik dapat menimbulkan perubahan manifestasi gen.

    Bahan kimia yang menyebabkan mutasi titik ini terungkap pada percobaan in

    vitro. Apakah di alam bisa terjadi demikian, sulit ditentukan. Meskipun faktor

    mutagennya belum tentu bahan kimia yang diambil contoh di sini. Namun jelas bahwa

    banyak penyakit keturunan pada manusia yang disebabkan karena mutasi pada satu

    gen, adalah tergolong mutasi titik.Hemoglobin mutasi titik

    Banyak penyakit hemoglobinopati, seperti thalassemia, sickle cell anemia,

    penyakit HbC, dan lain-lain yang pada dasarnya karena mutasi titik. Contohnya di

    bawah ini ialah sickle cell anemi, suatu penyakit yang pada penderitanya eritrositnya

    berbentuk sabit, karena kurang afinitas terhadap oksigen dan rapuh.

    Pada orang normal eritrositnya mengandung HbA, sedang pada penderita sickle

    cell anemia eritrositnya mengandung HbS yang membuatnya berbentuk sabit. HbA

    memiliki 4 rantai globulin, terdiri dari dua rantai alpha dan dua rantai beta. Untai asam

    amino no. 6 rantai beta normal terdiri dari asam glutamat. Sedangkan pada penderita

    sabit untai no. 6 itu digantikan oleh valin. Ternyata ini disandi oleh tiga serangkai basa

    kodon yang bersusun GAG. Pada penderita sabit kodon ini bersusunan GUG. Berarti

    yang mutasi di sini ialah: A digantikan oleh T. Jika GAG menyandi asam glutamat,

    maka GUG menyandi valin Hb penderita disebut HbS.

    Perubahan pada satu nukleotida itu saja terbukti sudah dapat menimbulkan

    hemoglobinopati yang parah. Penyakit ini umumnya terdapat pada bangsa Negro.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    15/28

    Pergeseran

    Mutasi pergeseran atau frameshift mutation, terjadi karena hilang atau

    menyelitnya satu basa. Ini menyebabkan terjadinya pergeseran urutan basa pada suatu

    utas DNA secara keseluruhan. Berarti kodogen berubah dan dengan demikian waktu

    transkripsi semua kodon pun berubah mulai dari tempat basa yang hilang atau menyelit

    itu. Jika kodon berubah, asam amino yang ditranslasi pun berubah. Bisa pada jenisnya,

    bisa pada urutan untaiannya pada peptida.

    Penyelitan

    Penyelitan atau insersi dapat terjadi baik secara alamiah, maupun

    eksperimental. Secara alamiah terjadi karena adanya fragmen DNA yang suka pindah,

    yang disebut transposan. Secara eksperimental in vitro dapat dilakukan penyelitan satu

    pasang basa dengan memberi kultur mutagen kimia seperti pigmen akridin. Pigmen ini

    menyebabkan terjadinya penyelitan pasangan basa G-C di antara pasangan basa yang

    ada. Ini juga menyebabkan pergeseran urutan basa, berarti terjadi pergeseran kodogen.

    Delesi

    Ini terjadi jika ada satu basa yang hilang. Di alam tidak jelas apa sebabnya. Ada

    yang menduga karena infeksi virus atau radiasi sinar radioaktif. Secara eksperimental

    delesi dapat dihasilkan, di antaranya dengan meradiasi jaringan kultur. Delesi itu ada

    yang ringan, artinya yang hilang hanya satu basa atau satu kodogen saja. Ada pula yngberat yang hilang bisa beberapa kodogen. Delesi ini menimbulkan pergeseran urutan

    basa, berarti kodogen berubah pula.

    Mutasi tenung

    Jika basa kodogen yang berubah terletak pada urutan ketiga pada tiga serangkai

    basanya, dan meskipun basa ketiga kodonnya yang terbentuk pun berubah, namun

    asam amino yang ditranslasi sering kali tidak berubah. Dengan demikian ekspresi gen

    itu secara keseluruhan tidak berubah atau tidak jelas berubah. Inilah yang disebut

    dengan mutasi tenang atau silent mutation.

    Tabel 7.1. adalah translasi kodon. Di situ tampak bahwa satu macam asam

    amino ditranslasi oleh beberapa kodon, yang berbeda hanya pada basa ketiga. Jika basa

    pertama atau kedua yang berbeda (mutasi) maka sudah hampir pasti berubah pula

    macam asam amino yang ditranslasi. Jika misalnya CGC bermutasi jadi CGG tak

    tampak perubahan ekspresi gennya, karena kedua kodon sama-sama mentranslasi

    Arginin.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    16/28

    Tabel 1

    Translasi Kodon

    Basa ke-2

    Basa ke-1 U C A G Basa ke-3

    U UUU FeUUC FeUUA LeuUUG Leu

    UCU SerUCC SerUCA SerUCG Ser

    UAU TirUAC Tir

    UAA TermUAG Term

    UGU CisUGC Cis

    UGA TermUGG Tri

    UCAG

    C CUU LeuCUC LeuCUA LeuCUG Leu

    CCU ProCCC ProCCA ProCCG Pro

    CAU HisCAC HisCAA GlnCAG Gln

    CGU ArgCGC ArgCGA ArgCGG Arg

    UCAG

    A AUU IleAUC IleAUA Ile

    AUG Awa

    ACU TreACC TreACA TreACG Tre

    AAU AsnAAC AsnAAA LlsAAG Lls

    AGU SerAGC SerAGA ArgAGG Arg

    UCAG

    G GUU Val

    GUC ValGUA ValGUG Inis

    GCU Ala

    GCC AlaGCA AlaGCG Ala

    GAU Asp

    GAC AspGAA GluGAG Glu

    GGU Gli

    GGC GliGGA GliGGG Gli

    U

    CAG

    Keterangan:

    Term = terminasi, translasi stopInis = inisiasi, mendorong dimulai translasiAwa = awal translasi, berupa Metionin (Met)

    Mutasi pematangan

    Ini adalah mutasi yang terjadi pada nukleotida yang terletak di perbatasan ekson

    dan intron. Mutasi ini menyebabkan berubahnya ujung ekson, mungkin jadi lebih

    panjang atau lebih pendek dari biasa. Jika lebih panjang, karena membawa bagian

    ujung intron; jika lebih pendek, karena bagian ujungnya membawa ke intron. Karena

    itu waktu proses pematangan RNAm (splicing), terbentuk penyambungan ekson-ekson

    yang sedikit beda dari asal. Penyakit thalassemia terjadi disebabkan karena mutasi

    pematangan ini.

    Penyakit/kelainan karena muasi

    1) Mutasi pada satu gen

    Dibagi atas:a) Resesif autosom

    b) Dominan autosom

    c) Terangkai seks

    Contoh resesif autosom: cystic fibrosis, phenylketonuria, peny, Tay-Sachs,

    galactosemia, cystinuria, sickle cell anemia, thalassemia, peny. HbC, kidal,

    polydactyly, syndactyly, nistagmus, albino, botak.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    17/28

    Contoh dominan autosom: Huntingtons chorea, neurofibromatosis, myotonic

    dystrophy, tuberous sclerosis, polyposis coli, peny. Polycystie, retinoblastoma, tuli,

    otoseferosis, hypercholesterolemia, spherocytosis, dentinogenesis imperfect,

    amelogenesis imperfect, diaphysial aclasia, thanotophoric dwarfism, osteogenesis

    imperfect, asthma, sindrom marfan, chondroplasia, sindroma Ehlers-Danlos,

    sumbing/langit celah, osteoporosis tarda, porphyria, dan thalassemia.

    Contoh terangkai seks: muscular dystrophy, haemophilia, mental retardasi,

    anophthalmia, myopia, buta malam, nystagmus, tuli, buta warna, anodontia, G6PD

    deficiency, spastic paraplegia, atrofi optik, agammaglobulinemia.

    2) Mutasi pada banyak gen

    Disebabkan oleh mutasi pada banyak gen adalah seperti: pyloric stenosis,dislokasi tulang pinggang yang kongenital, hipertensi, inguinal hernia, scoliosis, spina

    bifida, hydrocephaly, talipes equnovarus.

    C. Aberasi

    Aberasi adalah perubahan pada kromosom. Dibagi atas dua:

    1) Aberasi numerik

    2) Aberasi struktur

    Aberasi numerik

    Ini adalah perubahan pada jumlah suatu macam kromosom. Orang yang jumlah

    setiap macam kromosomnya normal ditulis 2N (N = ploidy, jumlah macam kromosom)

    atau diploid.

    Aberasi numerik yang umum:

    3N = triploidi

    2N-1 = monosomi

    2N-2 = nullosomi

    2N+1 = trisomi

    2N+2 = tetrasomi

    Penderita sindroma Down (mongolisme) umumnya trisomi pada kromosom no.

    21; maka rumus kariotipenya = 47,XX/XY, + 21. Penderita sindroma Turner memiliki

    susunan monosomi pada gonosom X, sehingga rumus kariotipenya = 45,XO.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    18/28

    Ada juga janin abortus yang N-nya rangkap tiga, ditulis 3N = triploidi. Kalau

    N = 23, berarti jumlah kromosom abortus itu adalah 3x23 = 69. Selain pada abortus,

    sesewaktu ditemukan juga susunan mosaik antara normal dan triploidi (46/69) pada

    orang yang memiliki kelainan genitalia dan cacat fisik.

    Ada juga yang melaporkan, meskipun jarang sekali, abortus yang tetraploidi

    (4N), berarti jumlah kromosomnya ialah 4x23=92.

    Contoh penyakit/kelainan lain karena aberasi numerik: interseks,

    pseudohermaprodit, ambiguous genitalia eksterna, micropenis, clitoromegaly,

    cryptorchidism atau hernia inguinalis, hypogonadism, gynecomastia, gonadial

    dysgenesis, femiisasi testis, abortus habitualis, azoospermia, sindroma Turner,

    sindroma Klinefelter, sindroma Edward, dan sindroma Patau.

    Jika ada orang tua yang mosaik normal dan trisomi (46/47), meskipun orangtua

    itu sehat dan normal, namun akan ada anak mereka nanti yang mendapat kelainan/cacat

    jika populasi sel yang trisomi adalah dominan.

    Aberasi kultur

    Ini adalah perubahan pada badan satu atau beberapa kromosom. Faktor yang

    menyebabkan terjadinya aberasi struktur disebut klastogen, berupa radiasi sinar

    gelombang pendek, bahan kimia, atau virus.

    Aberasi struktur dibagi atas:

    1) Duplikasi

    2) Delesi

    3) Isokromosom

    4) Inverse

    5) Translokasi

    Duplikasi

    Bagian suatu kromosom double. Ini terjadi karena kromosom yang patah, lalu

    patahan itu pindah melekat ke kromosom homolognya, yang biasanya terjadi waktu

    profase dan prometafase meisois I. Duplikasi ada yang terjadi di bagian ujung, dan di

    tengah lengan.

    Aberasi struktur jenis ini biasanya tidak menimbulkan kelainan/cacat yang

    menyolok.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    19/28

    Delesi

    Ada dua fragmen kromosom yang hilang. Seperti halnya dengan duplikasi, ini

    pun terjadinya karena kromosom patah, lalu patahan itu pindah melekat ke kromosom

    lain homolognya atau non-homolognya. Delesi bisa terjadi di bagian ujung lengan,

    bisa pula di tengah. Dengan menggunakan teknik pemetaan daerah kromosom yang

    delesi dapat dideteksi.

    Kasus delesi jauh lebih sering ditemukan daripada duplikasi, dan sering pula

    yang menimbulkan kelainan yang menyolok. Contoh adalah tumor Wilm, delesi pada

    kromosom no. 11; dan retinoblastoma, delesi pada gen repressor bagi gen faktor tumbu

    yang terletak pada kromosom no. 13.

    Kromosom cincin dapat pula terbentuk karena delesi. Contohnya pada orang

    ialah penderita mental terbelakang yang satu kromosom no. 5 mengalami delesi dan

    berpilin membentuk cincin.

    Isokromosom

    Kedua lengan suatu kromosom homolog, karena berasal dari kekeliruan bidang

    pembelahan sentromer waktu anaphase meiosis II. Secara normal pembelahan

    sentromer jadi pada pasangan kromatid adalah lewat bidang yang sejajar dengan poros

    kromosom, sekarang tegak lurus pada poros. Jadi terbentuk kromosom baru yang satu

    memiliki lengan p-p, yang satu lagi memiliki lengan q-q.

    Isokromosom lengan pendek sering tidak dapat bertahan waktu pembelahan

    sel, sehingga hancur. Ditemukan juga pasien yang isokromosom pada gonosom

    X: 46,X/iso-X. Isokromosom pada pasien ini terjadi pada lengan p gonosom X. Pasien

    ini mirip penderita sindroma Turner, tetapi ditambah dengan radang chronic

    lymphocytic pada tiroid.

    Inversi

    Karena berpilinnya kromosom waktu pembelahan maka terjadi inversi, yaitu

    pembalikan letak bagian kromosom yang terpilih itu. Yang asalnya dekat ke sentromer

    menjadi lebih jauh. Oleh pembalikan dapat terbentuk kromosom baru yang ukuran

    lengannya bisa lebih panjang atau lebih pendek dari semula.

    Dikenal dua macam inverse berdasarkan pada apakah pilinan melewati

    sentromer atau tidak.

    a) Inversi parasentrik, pembalikan tidak melewati sentromer, pada satu lengan saja;

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    20/28

    b) Inversi perisentrik, pembalikan melewati sentromer, melibatkan kedua lengan.

    Meskipun pada kromosom hasil inversi tak ada delesi gen, hanya letaknya yang

    berubah, tetapi efeknya selalu ada. Pertama sekali, kromosom baru yang terbentuk

    tidak akan dapat berpasangan lagi dengan bekas homolognya dulu. Kedua bisa terjadi

    perpindahan urutanpromoteratau titik replikasi suatu gen, sehingga gen itu tidak dapat

    lagi bertranskripsi atau replikasi. Bisa pula terjadi komposisi kromosom yang tak

    seimbang dalam suatu jaringan atau embrio, sehingga tidak dapat melanjutnya

    pertumbuhan, sehingga abortus atau dapat melanjutkan pertumbuhan, lalu lahir bayi

    cacat. Ada pernah ditemukan bayi lahir cacat, karena inversi pada kromosom kelompok

    C. Cacat yang diderita ialah berupa microcephaly, retardasi mental, dan hypertelorism.

    Pernah pula dijumpai anak gadis yang inversi pada kromosom kelompok D. Haid tidak

    lancar, ovarium tidak mengandung oosit, genetalia luar dan dalam kurang berkembang,

    dan ada lipatan kulit di leher.

    Pada tumbuhan dan hewan akibat inversi dikenal adanya position effect, yaitu

    timbulnya warna mosaik pada daun dan mata.

    Translokasi

    Pindah berbalasan letak fragmen koromosom antara kromosom non-homolog.

    Sesewaktu ada juga translokasi antara kromosom yang homolog, tapi jarang sekali

    ditemukan, karena sulit dibedakan dengan crossing-over. Translokasi ini sering

    menciptakan kromosom baru, yang satu lebih panjang dari yang lain, dan komposisi

    gen-nya pun jadi berubah dari asal.

    Ada dua macam translokasi:

    1) Translokasi resiprok

    2) Translokasi Robertson

    Translokasi resiprok, jika hanya sebagian lengan yang saling pindah-melekat ke

    kromosom lain. Translokasi Robertson adalah jika yang saling pindah-melekat itu

    adalah seluruh sebelah lengan bersama sentromernya. Karena sentromer terbawa, maka

    akan terbentuk fragmen baru yang tidak mengandung sentromer, disebut kromosom

    esentrik. Sedangkan kromosom yang menerima pindahan yang membawa sentromer

    kini jadi memiliki dua sentromer, disebut disentrik.

    Kromosom disentrik sering ditemukan pada limfosit orang yang banyak terpapar

    radiasi sinar radioaktif. Kromosom ini tak stabil, karena waktu pembelahan berperilaku

    tak normal.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    21/28

    Pada individu yang mengandung populasi sel mengandung translokasi, waktu

    gametogenesis dapat terjadi pewarisan produk translokasi itu secara dua pihak:

    1) Seimbang

    2) Tak seimbang

    Disebut suatu gamet mengandung translokasi seimbang, jika komponen kedua

    kromosom yang mengalami trranslokasi hadir lengkap. Sebaliknya disebut tak

    seimbang, jika komponennya tidak lengkap hadir pada suatu gamet. Tentulah embrio

    atau individu baru yang terjadi dari situ akan mendapat manifestasi kelainan/cacat.

    Sindroma Down biasanya trisomi krom. 21 (47,XX/XY +21). Ada juga karena

    translokasi antara krom. 21 dan 13, atau dengan krom 18. Sering embrio yang

    translokasi tidak bisa tumbuh lama dan digugurkan. Namun tak sedikit lahir hidup

    mengandung mosaik antara normal dan translokasi. Ini biasanya mengidap berbagai

    kelainan morfologi, seperti telinga rendah, micorgnathia, langit celah, umbilical hernia,

    cryptorchidism, jari tangan ada yang kaku bengkok, lipatan kulit di leher, glaucoma,

    myopia, kelainan jantung, dan mental terbelakang.

    Penyakit yang diduga ada faktor genetis

    Tidak jelas sifat pewarisannya, dan tidak jelas apakah itu karena mutasi atau

    aberasi. Faktor lingkungan berperan besar untuk ekspresi genotype. Namun banyak

    yang menganut anggapan, bahwa penyakit yang tergolong ke sini adalah disebabkanoleh mutasi pada banyak gen (multifaktor). Contohnya: gila schizophrenia, manic

    depressive disorder, epilepsi (ayan), diabetes millitus, hypercholesterolemia, dan

    atherosclerosis.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    22/28

    BAB III

    ANALISA KELAINAN/PENYAKIT GENETIS

    A. Kegunaan:

    1) Diagnosa prenatal untuk menetapkan apakah janin yang berpeluang mewarisi

    kelainan genetis ada mendapat kelainan itu.

    2) Menetapkan susunan gonosom dominan penderita kelainan genitalia.

    3) Mengetahui apakah seorang ibu yang menderita abortus habitualis karena kelainan

    susunan kromosom si ibu atau si suami atau keduanya.

    4) Mengetahui apakah kelainan genetis yang diderita seseorang diwariskan dari

    orangtua atau karena berasal dari paparan terhadap virus atau radiasi sinar

    radioaktif secara insidentil.

    5) Mengetahui apakah ada terjadi aberasi kromosom pada pegawai/pekerja industri,

    reaktor, dan bagian radiologi rumah sakit, yang banyak menggunakan bahan

    radioaktif.

    6) Menetapkan bentuk pencegahan, penanggulangan, dan kalau mungkin pengobatan

    bagi penderita kelainan genetis.

    Diagnosa parental adalah untuk menyaring (screening) janin berkelainan/penyakit genetis berat. Kalau dari hasil diagnosa janin itu terbukti ada

    mendapat kelainan tersebut, maka perlulah digugurkan. Pasien yang sejak lahir

    memiliki kelainan genetalia atau ambiguous, dan orang dewasa yang azoospermia,

    amenorrhoea, gynecomastia, dysgenesis gonad, atau bahkan yang mengalami

    transseksualisasi, perlulah dianalisa kromosomnya, terutama perlu diketahui susunan

    gonosom yang dominan dalam jaringan tubuhnya. Apakah ada mengandung gonosom

    Y atau gen TDF atau tidak, untuk menetapkan bahwa orang itu secara biologis adalah

    pria atau wanita. Hasil analisa genetis ini adalah untuk melengkapi hasilanalisa hormon

    seksual dan biopsi gonad bagi seorang pasien, dalam upaya menanggulangi kelainan

    yang diderita.

    Jika seseorang anak sudah ditemukan mengidap kelainan bawaan, untuk bejaga-

    jaga agar jangan ada lagi adiknya lahir mengidap kelainan.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    23/28

    BAB IV

    BIOLOGI DAN GENETIKA SEL KANKER

    A. Biologi Sel Kanker

    Sel kankermembelah diri terus tanpa kontrol, dan pada suatu ketika sel-sel itu

    masuk peredaran darah dan mendiami jaringan lain (metastasis). Yang dimetastatisi

    menurut penelitian mutakhir adalah menurut pola tertentu biasanya jenis jaringan yang

    sama. Seperti polip selaput lendir usus bermetastasis membentuk karsinoma selaput

    lendir hidung, dan retinoblastoma yang bermetastasis membentuk osteosarcoma dalam

    tulang.

    Sel kanker dapat membelah terus tanpa kontrol dan tanpa batas. Berarti sel

    kanker tidak memiliki hal-hal berikut:

    1) Adhesi

    2) Pertautan

    3) Contact inhibition

    4) Khalon

    Karena tak ada adhesi maka sel-sel kanker itu tidak membina populasi yang

    kompak dan harmonis. Karena tak ada pertautan maka sitoskelet tidak bersusunanbenar. Transport zat terhambat. Dan tak bisa disebarkan merata antar sel sepopulasi.

    Contact inhibition perlu untuk membatasi pertumbuhan dan mitosis sel. Jika sifat

    ini tak ada maka sel akan membelah terus. Demikian pula halnya dengan khalon. Jika

    zat ini tak ada maka sel membelah terus tanpa kontrol dan tanpa henti.

    Secara umum sel kanker memiliki struktur dan komponen biokimia yang

    berbeda dari sel normal. Kekentalan plasmlemanya beda. Komponen protein

    plasmalema itu pun kurang dari normal. Sehingga sifat keantigenan berubah. Ini

    menyebabkan sel kanker itu dianggap non self oleh tubuh dan timbul respons imun.

    Reseptor pada plasmalema itu pun susut jumlahnya, sehingga kurang banyak berespons

    terhadap sinyal kimia. Dari plasmalema sering pula merembes keluar enzim

    intraselular, seperti protease. Berarti permeabilitas plasmalema itu rusak.

    Selubung sel lebih banyak mengandung glikosaminoglikans daripada normal.

    Pertautan antara sel sepopulasi tidak ada. Sitoskelet lebih sedikit dan letaknya tak

    beraturan, disebabkan karena tak adanya desmosom yang jadi tempat berpaut sitoskelet

    itu ke plasmalema.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    24/28

    Plasmalema sel kanker memiliki banyak reseptor khusus untuk transferin, suatu

    glikoprotein dalam plasma darah yang membawa besi. Karena itu zat ini banyak

    ditransport ke dalam sitoplasma. Zat ini penting untuk pertumbuhan sel. Sel kanker pun

    dapat mengeluarkan siderofor ke luar, yang dapat mengikat unsur besi secara langsung

    dan ditransport ke dalam sitoplasma. Sel normal tidak memiliki siderofor.

    Gap junction adalah untuk menyalurkan berbagai bahan dengan merata secara

    horizontal dari sel ke sel pada suatu populasi sel yang normal. Terutama untuk

    menyalurkan faktor pengontrol tumbuh dan aktivitas (transkripsi, sintesa protein,

    transpor zat, dan lain-lain). Sel kanker tidak memiliki gap junction, karena itu tidak

    mampu menyalurkan bahan itu dari sel ke sel, termasuk faktor pengontrol tumbuh tadi.

    Bahan obat juga tidak bisa disalurkan dari sel ke sel di dalam massa kanker, karena itu

    orang mendapat kesulitan untuk melakukan khemoterapi.

    Kanker tumbuh dari satu sel normal asal yang menganker (mengalami

    transformasi). Berarti secara genetis gumpalan atau massa sel kanker itu adalah klon

    tunggal (monoclonal) sel. Setiap sel kanker membelah terus tanpa henti. Sel normal

    akan berhenti membelah pada mitosis sekitar yang ke-40, lalu mati. Tetapi sel kanker

    terus bermitosis dan imortal.

    Sel jadi menganker dan mampu berbaik terus tanpa batas, tentunya bersumber

    dari terjadinya perubahan pada materi genetis. Karena materi genetis itulah yangmengatur terjadinya pembelahan. Kalau terjadi pembelahan padanya, berarti terjadi

    perubahan pada proses pembelahan. Jadi jelaslah, bahwa kanker adalah penyakit

    genetis. Itu bukan berarti bahwa kanker diwariskan turun-temurun. Hanya beberapa

    jenis kanker yang diwariskan menurut keluarga, tetapi umumnya munculnya pada

    suatu individu adalah secara insidental.

    Pada keluarga yang orangtuanya banyak terpapar kepada mutagen atau

    aberagen, seperti pekerja tambang uranium, reaktor atom, industri yang menggunakan

    peralatan bertenaga nuklir, dan pabrik kimia yang mengandung radioaktif, memang

    telah terbukti lebih banyak anak mereka yang mendapat leukimia daripada keluarga

    lain.

    B. Genetika Sel Kanker

    Sel normal jadi menganker diawali dengan terjadinya perubahan pada materi

    genetis dalam inti. Materi genetis yang terinduksi membuat sel menganker disebut

    c-one (cell-oncogen). Yaitu gen yang dapat membuat sel menganker. Dalam keadaan

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    25/28

    normal c-one itu dikira bersifat pro-one (proto-oncogen), dalam status jinak, dan

    berperan dalam aktivitas normal sel, terutama untuk menyandi protein faktor tumbuh,

    protein reseptor faktor tumbuh, protein G, enzim polymerase, diferensiasi, dan

    dediferensiasi. Ditaksir ada sekitar 2000 pro-one pada orang.

    Jika sel menganker maka ia terus menerus melakukan sintesa protein faktor

    tumbuh, protein G (reseptor pada plasmalema untuk mendorong messenger sekunder

    cAMP merangsang DNA inti bereplikasi dan bermitosis terus), dan protein reseptor

    faktor tumbuh pada plasmalema.

    Pro-one akan berubah jadi onkegon (one) lewat beberapa proses, yang terpenting

    di antaranya ialah:

    1) Mutasi

    2) Amplifikasi

    3) Delesi

    4) Translokasi

    5) Insersi

    Mutasi adalah perubahan urutan basa kodogen pro-one. Amplifikasi ialah

    perbanyakan suatu fragmen kromatin (DNA) tanpa disertai dengan pembelahan sel.

    Delesi dan transkolasi, adalah oberasi kromosom. Yang pertama menyebabkan

    hilangnya sebagian kromatin; yang kedua menyebabkan saling pindah-melekatnyasebagian kromosom. Sedangkan insersi adalah menyelitnya urutan basa atau v-one

    (v=virus) disamping DNA inang.

    Kelima macam proses perubahan pro-one jadi one itu terjadi karena faktor

    lingkungan tertentu.

    Faktor lingkungan yang dapat mendorong pengankeran adalah:

    a. Faktor luar:

    1) Fisika: sinar gelombang pendek

    2) Kimia (karsinogen): benzen, benzpiren, metilkholantren, residu pestisida-

    herbisida, aflatoksin

    3) Biolgoi, virus.

    b. Faktor dalam:

    Umur lanjut

    Sinar gelombang pendek yang non-radiokatif, yaitu uv, menimbulkan perubahan

    genetis pada jaringan kulit saja, karena daya tembusnya dangkal. Sinar gelombang

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    26/28

    pendek yang radioaktif, yaitu sinar X, alpha, beta dan gamma, memiliki daya tembus

    yang dalam, sehingga dapat mencapai jaringan alat dalam, termasuk gonad. Jika gond

    terpapar kepada sinar radioaktif maka pro-one dalam gamet berubah jadi one.

    Perubahan ini diwariskan kepada keturunan. Jika perubahan itu hanya terjadi pada

    jaringan somatis, tidak akan diwariskan kepada keturunan, hanya menimbulkan efek

    pada individu yang terpapar radasi saja.

    Faktor kimia masuk jaringan ada karena kontak langsung dengan bahan itu,

    seperti benzpiren dan metil kholantren yang menimbulkan kanker kulit. Ada pula yang

    dibawa lewat makanan-minuman atau udara pernafasan, lalu dibawa darah ke jaringan

    tertentu. Faktor kimia dapat menyebabkan mutasi.

    Faktor biologi berupa virus masuk tubuh karena infeksi. Jika virus masuk sel, ia

    terus ke dalam inti, dan materi genetisnya akan mendorong sel inang mensintesa

    protein dan asam nukleat khusus untuk membentuk virus baru. Banyak genom virus

    yang mengandung onkogen. Onkogen vurus itu disebut v-one (v=virus). Dikiran v-one

    berasal dari sel kanker inang yang terintegrasi ke dalam genom virus ketika

    menginfeksi sebelumnya. V-one ada counterpart-nya dalam sel tubuh manusia, karena

    ia mendapatnya dari hewan/manusia juga sebelumnya. Counterpart-nya itu berarti

    memiliki urutan basa nukleotida yang sama, disebut c-one (c = cell, counterpart).

    Sebenarnya ini masih dalam status pro-one jika tidak kena infiltrasi v-one, atauterpapar kepada faktor fisika-kimia tertentu. Dengan hadirnya v-one itu maka sel akan

    menghasilkan faktor tumbuh atau reseptornya pada plasmalema secara terus-menerus,

    dan ini berakibat sel terdorong untuk membelah terus-menerus pula.

    Virus dapat menimbulkan kanker bisa karena:

    1) V-one berpasangan dengan c-one

    2) V-one menyelit (insersi) di sebelah c-one

    3) Promoter v-one saja menyelit di depan c-one

    C-one pada orang sudah banyak yang diketahui, bahkan letaknya pada

    kromosom pun telah banyak yang dapat dijajaki. Di bawah ini dicantumkan tabel

    beberapa onkogen pada orang yang juga terdapat pada virus tertentu. Susunan

    nukleotida v-one dan c-one untuk jenis kanker yang serupa agak berbeda-beda pada

    komposisi intron dan eskonnya.

    Virus yang menginduksi sel jadi menganker ada dari golongan berteras DNA,

    ada pula dari golongan berteras RNA (retrovirus). Retrovirus memiliki enzim reverse

    transcriptase (RNA-dependent DNA polymerase), yaitu dengan menggunakan RNA-

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    27/28

    nya sebagai acuan untuk mendorong DNA sel inang mensintesa DNA komplementer

    terhadap urutan basa RNA virus itu. Lalu RNA virus dan DNA inang komplemennya

    itu (DNAc) berhibrid, terbentuk DNA double helix virus. Ini akan menyelit ke DNA

    inang, dan melakukan transkripsi untuk kebutuhan perbiakan virus.

    Tabel 2

    Onkogen orang yang terinduksi virus

    Dan letaknya pada kromosom

    v-one Hewan Asal c-one Krom no. MacamKanker

    v-ablv-bcrv-fes

    v-mosv-mycv-rasv-sisv-src

    mencit(?)

    kucing

    mencitayamtikuskeraayam

    c-ablc-bcrc-fes

    c-mosc-mycc-rasc-sisc-src

    92215

    88112220

    leukemialeukemiasarkoma

    sarkomaleukemiasarkomasarkomasarkoma

    Sementara itu retrovirus itu dapat mendorong c-one jadi menganker. C-one akan

    terbawa ke dalam RNA virus baru, terjadi transformasi virus, dan kalau menginfeksi

    sel lain akan membuatnya jadi inductor kanker.

    Yang termasuk retrovirus yang menginfeksi orang ialah seperti HTLV-I (human

    T-cell) lukemia virus type I, yang menyebabkan lukemia dan lymphoma; dan HIV-1,

    yakni menyebabkan AIDS dan sarcoma Kaposi.

    Virus berteras DNA yang menyebabkan kanker misalnya dari golongan :

    1) Papovavirus: menyebabkan kutil dan karsinoma serviks; 2) Herpesvirus: Hepatitis-B

    virus yang menyebabkan kanker hati, dan 3) Adenovirus.

    Faktor dalam penyebab kanker.

    Selain faktor lingkungan luar, faktor lingkungan dalam berupa umur lanjut dapat

    juga membuat sel menganker. Umur lanjut membuat aktivitas sel jadi banyak keliru,

    terutama pada jaringan yang sel-selnya giat membelah. Ini dapat menimbulkan mutasi

    pro-one jadi one, atau karena aberasi kromosom, one itu pindah ke dekat gen yang

    dapat mendorongnya memproduksi faktor tumbuh atau reseptornya terus menerus.

    Dalam sel normal sehari-hari sebetulnya ada gen reparator. Gen ini bertugas untuk

    mereparasi atau memperbaiki setiap kekeliruan dalam replikasi atau transkripsi. Makin

    lanjut umur, gen reparator ini makin susut jumlah atau kemampuannya, sehingga pro-

    one pun tak dapat dihalangi untuk berubah jadi one.

  • 8/14/2019 DAUR SEL, FERTILASI DAN DIFERENSIASI DNA

    28/28

    C. Kanker Karena Amplifikasi dan Aberasi

    1) Small cell carcinoma paru

    Terjadi karena amplifikasi, yaitu perbanyakan suatu fragmen kromatin yang

    mengandung c-myc. Fragmen yang beramplifikasi bergumpal dan membentuk

    bintik-bintik tersebar di luar kromosom.

    2) Lymphoma Burkitt

    Disebabkan karena tranlokasi antara kromosom 8 dengan kromosom 2, 12 atau 14.

    Lengan q krom 8 mengandung c-myc, sedangkan ketiga krom, belakangan pada

    lengan q mereka ada mengandung gen Ig (imonoglubin). Dengan terjadinya

    translokasi pada lengan q dua kelompok kromosom itu, maka c-myc jadi berlokasi

    di sebelah Ig. Jadi c-myc bertindak sebagai promoter, membuat Ig jadi onkogenik.

    3) Acute granulocytic leukemia

    Ini berasal dari chronic granulecytic leukemia (chronic myelocytic leukemia,

    CML), disebabkan terjadinya translokasi antara lengan q krom 9 dengan lengan q

    krom 21. Dikira fragmen krom 9 yang pindah itu jauh lebih pendek daripada

    fragmen krom 21 yang diterimanya, fragmen yang pindah ke krom 21 itu ada

    mengandung gen c-myc. Setelah pindah ia berlokasi di sebelah gen-abl pada krom

    21. Maka terbentuklah kromosom 21 yang besarnya hanya sekitar separuh dari

    normal. Krom 21 hasil translokasi ini disebut krom Philadelphia.