dataran rendah madiun

7
1. Dataran rendah Madiun Secara geografis Kota Madiun terletak pada 111° BT - 112° BT dan 7° LS - 8° LS dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun di sebelah utara, sebelah selatan dengan Kecamatan Geger, sebelah timur dengan Kecamatan Wungu, dan sebelah barat dengan Kabupaten Magetan. Kota Madiun terletak pada daratan dengan ketinggian 63 meter hingga 67 meter dari permukaan air laut. Daratan dengan ketinggian 63 meter dari permukaan air laut terletak di tengah, sedangkan daratan dengan ketinggian 67 meter dari permukaan air laut terletak di sebelah di selatan. Rentang temperatur udara antara 20 °C hingga 35 °C.Rata-rata curah hujan Kota Madiun turun dari 210 mm pada tahun 2006 menjadi 162 mm pada tahun 2007. Rata-rata curah hujan tinggi terjadi

Upload: roygun21

Post on 12-Jan-2016

1.132 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Dataran rendah Madiun

1. Dataran rendah Madiun

Secara geografis Kota Madiun terletak pada 111° BT - 112° BT dan 7° LS - 8° LS dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Madiun di sebelah utara, sebelah selatan dengan Kecamatan Geger, sebelah timur dengan Kecamatan Wungu, dan sebelah barat dengan Kabupaten Magetan.

Kota Madiun terletak pada daratan dengan ketinggian 63 meter hingga 67 meter dari permukaan air laut. Daratan dengan ketinggian 63 meter dari permukaan air laut terletak di tengah, sedangkan daratan dengan ketinggian 67 meter dari permukaan air laut terletak di sebelah di selatan. Rentang temperatur udara antara 20 °C hingga 35 °C.Rata-rata curah hujan Kota Madiun turun dari 210 mm pada tahun 2006 menjadi 162 mm pada tahun 2007. Rata-rata curah hujan tinggi terjadi pada bulan-bulan di awal tahun dan akhir tahun, sedangkan rata-rata curah hujan rendah terjadi pada pertengahan tahun.

Page 2: Dataran rendah Madiun

2. Dataran rendah Surakarta

Surakarta terletak di dataran rendah di ketinggian 105 m dpl dan di pusat kota 95 m dpl, dengan luas 44,1 km2 . Surakarta berada sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang serta dikelilingi oleh Gunung Merbabu dan Merapi (tinggi 3115m) di bagian barat, dan Gunung Lawu (tinggi 2806 m) di bagian timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Tanah di sekitar kota ini subur karena dikelilingi oleh Bengawan Solo, sungai terpanjang di Jawa, serta dilewati oleh Kali Anyar, Kali Pepe, dan Kali Jenes. Mata air bersumber dari lereng gunung Merapi, yang keseluruhannya berjumlah 19 lokasi, Ketinggian rata-rata mata air adalah 800-1.200 m dpl. Pada tahun 1890 – 1827 hanya ada 12 sumur di Surakarta. Pengambilan air tanah dilakukan oleh industri dan masyarakat, umumnya ilegal dan tidak terkontrol.

Tanah di Solo bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi sebagai akibat aktivitas vulkanik Merapi dan Lawu. Komposisi ini, ditambah dengan ketersediaan air yang cukup melimpah, menyebabkan dataran rendah ini sangat baik untuk budidaya tanaman pangan, sayuran, dan industri, seperti tembakau dan tebu. Namun, sejak 20 tahun terakhir industri manufaktur dan pariwisata berkembang pesat sehingga banyak terjadi perubahan peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan perumahan penduduk.

Menurut klasifikasi iklim Koppen, Surakarta memiliki iklim muson tropis. Sama seperti kota-kota lain di Indonesia, musim hujan di Solo dimulai bulan Oktober hingga Maret, dan musim kemarau bulan April hingga September. Rata-rata curah hujan di Solo adalah 2.200 mm, dan bulan paling tinggi curah hujannya adalah Desember, Januari, dan Februari. Suhu udara relatif konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 30 derajat Celsius. Suhu udara tertinggi adalah 32,5 derajat Celsius, sedangkan terenda adalah 21,0 derajat Celsius.

Page 3: Dataran rendah Madiun

3. Dataran rendah Cirebon

Kota Cirebon terletak pada 108 º 34 T dan 6 º 43 S pada pantai Utara Pulau Jawa, bahagian timur Jawa Barat, memanjang dari barat ke timur ± 11 km dengan ketinggian dari paras laut ± 5 m (termasuk dataran rendah).

Kota Cirebon terletak pada lokasi yang strategik dan menjadi simpul pergerakan pengangkutan antara Jawa Barat dan Jawa Tengah. Letaknya yang berada di kawasan pantai menjadikan Kota Cirebon memiliki wilayah dataran yang lebih luas berbanding dengan wilayah perbukitannya. Luas Kota Cirebon adalah 3.754 km2 dengan dominasi penggunaan lahan untuk perumahan (32%) dan tanah pertanian (38%)

Wilayah Kotamadya Cirebon dibatasi oleh:

Sebelah Utara: Sungai Kedung Pane Sebelah Barat: S. Banjir Rangkaian / Kabupaten Cirebon Sebelah Selatan: Sungai Kalijaga Sebelah Timur: Laut Jawa

Page 4: Dataran rendah Madiun

Sebahagian besar wilayah ini merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0-2000 dpl, sementara cerun lereng antara 0-40% di mana 0-3% merupakan daerah berkarateristik bandar, 3-25% daerah penghantaran dan 25-40% merupakan pinggiran.

Bandar ini dilalui oleh beberapa sungai di antaranya Sungai Kedung Pane, Sungai Sukalila, Sungai Kesunean, dan Sungai Kalijaga.

4. Dataran rendah Sidoarjo

Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu penyangga Ibukota Propinsi Jawa Timur merupakan daerah yang mengalami perkembangan pesat. Keberhasilan ini dicapai karena berbagai potensi yang ada di wilayahnya seperti industri dan perdagangan, pariwisata, serta usaha kecil dan menengah dapat dikemas dengan baik dan terarah. Dengan adanya berbagai potensi daerah serta dukungan sumber daya manusia yang memadai, maka dalam perkembangannya Kabupaten Sidoarjo mampu menjadi salah satu daerah strategis bagi pengembangan perekonomian regional. Kabupaten Sidoarjo terletak antara 112 5’ dan 112 9’ Bujur Timur dan antara 7 3’ dan 7 5’ Lintang Selatan. Batas sebelah utara adalah Kotamadya Surabaya dan Kabupaten Gresik, sebelah selatan adalah Kabupaten Pasuruan, sebelah timur adalah Selat Madura dan sebelah barat adalah Kabupaten Mojokerto.

Page 5: Dataran rendah Madiun

5. Dataran rendah Karawang

Kabupaten Karawang secara geografis terletak antara 107o02 – 107o40 BT dan 5o56 – 6o34 LS. Luas wilayah Kabupaten Karawang ± 1.753,27 km2 atau 175.327 Ha, 3,73 % dari luas provinsi Jawa Barat.

Kabupaten Karawang relatif merupakan daerah dataran rendah mempunyai variasi kemiringan wilayah 0-2 %, 2-15%, 15-40% dan diatas 40%. Pada bagian utara berupa dataran dan pantai, bagian tengahnya merupakan dataran dan bukit sedangkan pada bagian selatan merupakan dataran dataran tinggi (pegunungan) dengan ketinggian maksimum (Gunung Sanggabuana) mencapai ± 1291 m diatas permukaan laut

Curah hujan tahunan berkisar antara 1100-3200 mm/tahun dengan rerata temperatur tahunan 28,87oC, rerata tekanan udara 0,01 milibar Musim kemarau berkisar antara bulan April sampai dengan November dan musim hujan antara bulan Desember - Maret. Keberadaan Sungai Citarum yang membelah Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi seringkali menimbulkan banjir pada saat musim hujan.

Karawang dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat dengan luas lahan sawah mencapai 93. 590 hektar atau sekitar 53% dari luas kabupaten yang tersebar di seluruh kecamatan. Produksi padi didukung oleh sistem pengairan yang memadai. Saluran irigasi di Karawang terdiri dari Saluran Induk Tarum Utara dari Bendungan Walahar, Saluran Induk Tarum Barat dan Saluran Induk Tarum Timur dari Bendungan Curug.

Page 6: Dataran rendah Madiun