data cagar budaya gorontalo tahun 2010

13
Rumah Kel. HJ. Drs. Ona Anwar/ Asrama tentara Bangunan ini terletak di Jalan Nani Wartabone No 83, Kelurahan Helendulan Selatan, Kecamatan Kota Timur, RT 01/RW01. Bangunan ini pada masa pemerintahan Belanda di Gorontalo berfungsi sebagai asrama tentara. Setelah kemerdekaan bangunan ini beralih kepemilikannya yang dibeli oleh warga keturunan Tioghoa, kemudian pada tahun 1973 dibeli oleh keluarga Ny. Kartin Abdullah Anwar. Bentuk bangunan bergaya arsitektur kolonial, dinding-dinding bangunan sangat kokoh dengan ketebalan 36 cm dengan bentuk jendela dan pintu yang berbentuk panel. Luas bangunan keseluruhan adalah 600 m2 . Bangunan ini berbatasan di bagian utara dengan rumah tinggal kel. Umar Abid, bagian Selatan Jln. Sultan Botutihe, bagian Timur rumah kel. Jemmy Yapantow, bagian Barat jln Ahmad yani/Nani Wartabone. Bagian dalam ruangan terdiri dari ruang tamu, sebelah ruang tamu terdapat lorong yang menghubungkan ke ruang makan, pada lorong terdapat dua pintu kamar tidur yang Saling berhadapan. Sedangkan bagian belakang bangunan merupakan bangunan baru yang dibangun pada tahun 1980. Teras bangunan tidak asli, merupakan penambahan pada renovasi berikutnya. Lantai bangunan pada bagian teras terbuat dari tehel berwarna abu-abu sedangkan lantai bagian dalam terbuat dari ubin berwarna coklat kekuning-kuningan, atap berbentuk pelana dari bahan seng, plafon terbuat dari triplek.

Upload: faridarahmawati

Post on 16-Sep-2015

105 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

data cagar budaya di gorontalo

TRANSCRIPT

Slide 1

Rumah Kel. HJ. Drs. Ona Anwar/ Asrama tentara Bangunan ini terletak di Jalan Nani Wartabone No 83, Kelurahan Helendulan Selatan, Kecamatan Kota Timur, RT 01/RW01. Bangunan ini pada masa pemerintahan Belanda di Gorontalo berfungsi sebagai asrama tentara. Setelah kemerdekaan bangunan ini beralih kepemilikannya yang dibeli oleh warga keturunan Tioghoa, kemudian pada tahun 1973 dibeli oleh keluarga Ny. Kartin Abdullah Anwar. Bentuk bangunan bergaya arsitektur kolonial, dinding-dinding bangunan sangat kokoh dengan ketebalan 36 cm dengan bentuk jendela dan pintu yang berbentuk panel. Luas bangunan keseluruhan adalah 600 m2 . Bangunan ini berbatasan di bagian utara dengan rumah tinggal kel. Umar Abid, bagian Selatan Jln. Sultan Botutihe, bagian Timur rumah kel. Jemmy Yapantow, bagian Barat jln Ahmad yani/Nani Wartabone. Bagian dalam ruangan terdiri dari ruang tamu, sebelah ruang tamu terdapat lorong yang menghubungkan ke ruang makan, pada lorong terdapat dua pintu kamar tidur yang Saling berhadapan. Sedangkan bagian belakang bangunan merupakan bangunan baru yang dibangun pada tahun 1980. Teras bangunan tidak asli, merupakan penambahan pada renovasi berikutnya. Lantai bangunan pada bagian teras terbuat dari tehel berwarna abu-abu sedangkan lantai bagian dalam terbuat dari ubin berwarna coklat kekuning-kuningan, atap berbentuk pelana dari bahan seng, plafon terbuat dari triplek.

Hotel Melati/ Hotel Velberg Hotel Melati terletak di Jalan Wolter Monginsidi No. 05, Kelurahan Tenda RT VII/RW III, Kecamatan Kota Selatan. Sejak awal bangunan ini berfungsi sebagai penginapan, nama awalnya Hotel Velberg, kemudian sejak tahun 1960-an berubah nama menjadi Hotel Melati. Hotel Melati pertama kali dibangun pada tahun 1900 oleh Hendrik Vellberg seorang syahbandar pelabuhan Gorontalo pada masa itu. Hotel Melati adalah hotel pertama yang dibangun pada zaman Belanda di Gorontalo. Hotel ini dulunya lebih banyak digunakan oleh pelaut-pelaut yang kapalnya sedang singgah di pelabuhan Gorontalo.Bentuk bangunan ini merupakan perpanduan antara arsitektur kolonial dan arsitektur Sulawesi utara yang dibuat dari bahan kayu hitam. Lantai bagian terbuat dari campuran semen warna hitam, dinding dari kayu berwarna krem, jendela berbentuk panil dan menggunakan jendela dobel, jendela bagian dalam terbuat dari kaca, diatas jendela terdapat lubang angin, pintu panil dan bagian dalam dilapisi pintu kaca, plafon dari bahan papan, Atap bangunan berbentuk pelana dengan bahan seng, bagian depan terdapat teras yang ditopang dengan tiang dari kayu berjumlah 5 (lima) tiang. Hotel melati mempunyai kamar berjumlah 6 (enam) buah, 3 (tiga) terletak disebelah kiri dan 3 (tiga) disebelah kanan.Bagian belakang bangunan berfungsi sebagai ruang makan dan dapur. Luas keseluruhan bangunan adalah 106, 4 m2.

Gereja Imanuel Gereja Imanuel terletak di Jalan P. Kalengkongan No.24, Kelurahan Tenda, Kecamatan Kota Selatan. Sejak awal berdiri sampai sekarang bangunan Gereja ini dikenal dengan nama Gereja Emanuel. Gereja Emanuel merupakan tempat ibadah bagi umat Kristen Protestan di kota Gorontalo. Status kepemilikan bangunan dimiliki oleh Sinode Gereja Protestan Indonesia Gorontalo. Gereja ini dibangun sekitar tahun 1800-an oleh Belanda. Bentuk bangunan dipengaruhi oleh gaya Indis, ini terlihat dari bentuk dinding dan bangunan yang sangat kokoh. Luas bangunan keseluruhan Gereja adalah 887m2. Gereja Emanuel terbuat dari beton yang sangat kuat, bagian depan terdapat gambar salib, lantai tehel putih (baru), dinding dari beton berwarna putih dan coklat, pintu dobel dari kaca, jendela dari bahan kaca berbentuk empat persegi, atap berbentuk limas dari bahan seng, plafon dari triplek, Bagian dalam bangunan dibiarkan tanpa sekat dan terdapat tiang-tiang penyangga yang terbuat dari beton yang berjumlah 8 buah. Bangunan bagian depan sudah mengalami perubahan sedangkan bangunan bagian belakang belum mengalami perubahan yang besar.

Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Gorontalo Kantor dinas Kehutanan terletak di Jln P. Kalengkongan No. 02, Kel. Tenda tinggal pejabat Belanda. Fungsi awal bangunan adalah sebagai rumah tinggal pejabat Belanda. Setelah Belanda keluar dari Indonesia, bangunan ini dibeli oleh A Tek (saudagar keturunan Cina). A Tek adalah penyuplai minyak yang bekerja sama dengan Pertamina. Kemudian pada tahun 1981 rumah ini ditukarguling dengan kantor kehutanan yang bertempat dI Kampung Pabean. Pada tahun 1981 sd 1983 sebagai rumah dinas kantor kehutanan, tahun 1983-sekarang Kantor dinas Kehutanan. Bentuk bangunan dipengaruhi oleh gaya Indis. Luas bangunan keseluruhan adalah 354,39 m2, terbuat dari kayu yang sangat kuat. Pada bagian depan tedapat teras yang ditopang 6 buah tiang, 4 buah dari kayu dan 2 buah lagi dari besi, didepan teras terdapat tangga naik dengan anak tangga berjumlah lima buah, lantai terbuat dari tehel berwarna putih dan hijau (baru), dinding papan berwarna hijau muda, pintu panel dobel, jendela panel dobel yang berjumlah 6 buah, diatas jendela terdapat fentilasi yang bagian tengahnya terdapat ukiran bunga teratai, plafon dari papan, atap dari seng dengan bentuk pelana. Ruang dalam bangunan sudah diselat-sekat menjadi ruangan sesuai dengan peruntukannya saat ini yaitu untuk bangunan kantor, bagian tengah ruangan tengah terdapat pintu setengah yang berfungsi sebagai pembatas ruangan, bagian belakang terdapat pintu keluar dan terdapat tangga turun dengan jumlah anak tangga 5 buah. Bagian samping kiri bangunan sudah dibongkar untuk membangun bangunan baru.

Villa Sweet Home Villa Sweet Home terletak di Jln P. Kalengkongan, Kelurahan Tenda RT VII/RW III, Kecamatan Kota Selatan . Villa Sweet Home merupakan rumah hunian biasa, fungsi bangunan dari awal sampai sekarang sebagai tempat tinggal. Bangunan ini pertama dimiliki oleh Kaven seorang pengusaha Belanda, kemudian dibeli oleh pengusaha Cina bernama Lim Cai Ci, setelah itu dijual lagi ke orang Gorontalo, dan pemilik terakhir adalah Samuel Herimanto. Berderet dengan Villa Sweet Home juga terdapat dua bangunan yang berarsitektur Belanda. Bangunan ini juga milik dari keluarga Samuel Hermanto, pada bagian selatan dari Villa Sweet home dahulu dimiliki warga Prancis yang bernama Mahiu kemudian dibeli oleh keluarga Samuel Hermantyo pada tahun 1969, sebelah selatan bangunan ini terdapat juga bangunan yang berarsitek kolonial yang dihuni oleh keluarga Samuel hermanto, yang dibeli pada tahun 1989. Bangunan ini pada awalnya sebagai kantor hukum tua (kantor lurah). Secara keseluruhan arsitektur bangunan ini dipengaruhi oleh arsitektur kolonial ini dapat dilihat dari dinding bangunan yang terbuat dari beton yang kuat, lantai terbuat dari ubin warna krem dengan ragam hias sulur-suluran warna hitam, pintu masuk berbentuk pintu dobel dan bagian atas diberi kaca, jendela panil berjumlah tiga belas buah, di atas jendela bagian depan terdapat kanopi, di atas kanopi terdapat lubang angin terbuat dari kaca sebanyak empat buah, sebelum atap terdapat lubang angin, berbentuk empat persegi panjang berjumlah tiga buah, bagian teras ditopang satu tiang dari kayu, sebelum pintu masuk terdapat tangga naik dengan anak tangga berjumlah tiga buah, lantai dari ubin warna krem dengan hiasan sulur-suluran, plafon ruangan depan terbuat dari eternit, sedangkan plafon teras dari papan. Luas keseluruhan bangunan adalah 257,87m2. Kantor Gardu PLN Gardu PLN terletak di Jln Wolter Monginsidi, Kelurahan Tenda RT VII/RW III, Kecamatan Kota Selatan. Bangunan ini sejak berdiri digunakan sebagai gardu mesin PLN dan dikenal dengan nama kantor Jaga Pohe. Pada masa pemerintahan Belanda gardu PLN inilah yang berfungsi sebagai pemasok daya listrik menerangi Kota Gorontalo. Bangunan ini sampai sekarang milik PLN. Di lokasi ini terdapat beberapa buah bangunan yaitu: a. Bangunan Gardu Induk Bangunan ini merupakan bangunan utama situs yang terletak di tengah-tengah bangunan rumah kepala dinas PLN dan kantor pembayaran listrik, dari segi bahan bangunan Gardu Induk terbuat dari beton. Sebelum masuk keruangan dalam terdapat tangga naik di bagian depan bangunan dan sebelah kanan bangunan terdapat tangga naik, lantai terbuat dari tegel warna maron (baru), dinding terbuat dari beton, jendela kaca nako, pintu dobel dari bahan kayu dan kaca, samping kiri dan kanan bangunan terdapat jendela kecil yang terbuat dari kaca berjumlah 5 buah kerangka atap dari baja, atap berbentuk atap pelana dari bahan seng. Bangunan ini awalnya difungsikan sebagai Kantor E Balom/ kantor listrik sampai tahun 1978, tetapi sekarang sudah dijadikan lapangan indoor bulutangkis. Saat ini kantor PLN Gorontalo pindah di jalan Sudirman dan kantor mesin diesel terletak dijalan Andalas.

b. Rumah Kepala Dinas PLN Bangunan ini terletak di sebelah timur dari Gardu Induk, awalnya bangunan ini berfungsi sebagai rumah kepala PLN tetapi sekarang difungsikan sebagai tempat tinggal Kepala Bagian Listrik Pedesaan. Bangunan ini terbuat dari kayu hitam dan arsitektur bangunan dipengaruhi oleh gaya Indis. Bangunan rumah dinas pembagian ruangannya terdiri dari: teras, ruang tamu, ruang tengah, dan 3 (tiga) kamar tidur, pada bagian belakang terdapat kamar yang letaknya berjejer. Bangunan ini bentuknya model panggung, untuk menuju keteras terdapat tangga naik terbuat dari beton dengan anak tangga berjumlah 6 buah, teras ditopang dengan tiang terbuat dari kayu berjumlah 4 buah, jendela dan pintu berbentuk panil, dinding dicat berwarna hijau muda, atap dari seng berbentuk pelana.

c. Kantor tempat pembayaran Bangunan ini berfungsi untuk tempat pembayaran rekening listrik untuk wilayah Pohe dan sekitarnya. Dinding bangunan terbuat dari kayu yang di cat warna putih, lantainya terbuat dari kayu, jendela dan pintu ganda terbuat dari kaca, atap berbentuk pelana dan terbaut dari seng. Bagian depan bangunan terdapat tangga dengan jumlah anak tangga 7 (tujuh) buah. Awalnya bangunan berfungsi sebagai kantor.

Bangunan Perawatan Mesin Bangunan ini sekarang berfungsi sebagai tempat menyimpan peralatan listrik, dan bangunan ini merupakan bangunan baru. Dilihat dari model arsitektur, bangunan ini masih satu kesatuan dengan bangunan loket pembayaran.

Bengkel Bangunan ini berbentuk seperti bangunan gudang, hanya ditopang dengan rangka dan diberi atap tanpa dinding. Luas bangunan bengkel keseluruhan adalah 2.000 m2.

Poliklinik Induk TNI AD Gorontalo Poliklinik Induk TNI AD terletak di P.Kalengkongan Kelurahan Tenda RT VII/RW III, Kecamatan Kota Selatan. Bangunan ini pada awalnya berfungsi pada masa pemerintahan Belanda sebagai hotel. Ditinjau dari keberadaannya dulu sebagai hotel, bangunan ini sangat strategis karena letaknya tepat didepan alun-alun Kota Gorontalo. Bangunan ini sekarang berfungsi sebagai poliklinik Induk (Rumah sakit Tentara Gorontalo). Status kepemilikan bangunan dikuasai oleh TNI AD Kodam VII Wirabuana, Korem 131 Santiago.Bangunan yang memiliki luas 1.064 m2 secara keseluruhan bergaya arsitektur kolonial. Bangunan terbuat dari beton yang sangat kokoh, lantai ubin, jendela dobel dari kaca, dibagian atas jendela dan pintu terdapat lubang angin dari beton berbentuk empat persegi panjang, pintu berbentuk panil atap berbentuk limas dari bahan seng, Bangunan bagian barat bagian belakang digunakan sebagai bangsal tempat rawat inap. Bangunan ini terdiri dari tiga bagian, bagian barat digunakan sebagai poliklinik umum, bangunan sebelah timur berfungsi sebagai poliklinik gigi, dan bangunan tengah dan belakang digunakan sebagai tempat tinggal anggota TNI.

Kantor KODIM 1304 Gorontalo Kantor Kodim 1304 Gorontalo terletak di Jalan Nani Wartabone. Fungsi awal bangunan ini sebagai Eur Lagere School (ELS) atau disebut juga sekolah khusus untuk anak-anak pejabat Belanda. Pada masa kemerdekaan, bangunan ini diambil alih oleh TNI dan digunakan sebagai kantor KODIM 1304 Gorontalo sampai sekarang. Setelah digunakan sebagai Kantor KODIM 1304 bangunan ini pernah di renovasi pada tanggal 1 Januari 1964 dan diresmikan oleh Pangdam XIII Sulutteng Bigjen Sunandar Prijosudarmo, pada tanggal 5 Oktober 1965. Bangunan ini terbuat dari bahan beton yang sangat kuat dan masih mempertahankan bentuk aslinya, sesuai fungsi awal, sebagai sekolah yang ruangannya terbagi seperti ruang kelas tempat belajar. Bangunan ini berbentuk huruf U, secara keseluruhan luas bangunan 1.273 m2. Bagian depan bangunan terdapat kanopi yang terbuat dari beton, jendela ganda, bagian depan kaca, dan bagian dalam terbuat dari kayu, pintu panel, plafon dari bahan triplek, lantai tegel putih (baru), di depan masing-masing ruangan terdapat tiang besi yang berjumlah 19 buah. Di areal situs terdapat benda bergerak yaitu meriam, meriam terletak di depan halaman sebanyak dua buah meriam, meriam tersebut adalah meriam yang berasal dari Benteng Otanaha,.

Kantor TEPBEK VII-44.01-B Kantor TEPBEK terletak di Jalan Nani Wartabone, Kelurahan Tenda, RT VII/RW II, Kecamatan Kota Selatan. Bangunan ini sekarang dikuasai oleh militer yang berfungsi sebagai Kantor TEPBEK (tRempat Pemberian Bekal TNI), fungsi awalnya sebagai Bioskop Orange (Aprianto, 2006). Luas bangunan keseluruhan adalah 371,6 m2,, bahan dasar bangunan terbuat dari beton, dan arsitek bangunan kolonial pada bangunan ini masih sangat kelihatan. Bentuk bangunan masih menonjolkan bentuk awalnya karna tidak banyak mengalami perubahan. Atap bangunan berbentuk limas yang terbuat dari bahan seng dan di bagian atap terdapat lubang angin, dibagian depan terdapat teras yang ditopang dengan tiang yang berjumlah 4 buah terbuat dari kayu, pintu bangunan menggunakan pintu dobel dan bagian atas menggunakan kaca, jendela jelusi dobel 7 buah dan yang tunggal 4 buah , plafon papan, dan lantai dari semen biasa.

Rumah Dinas Gubernur Rumah Dinas Gubernur terletak di Jalan Nani Wartabone, Kelurahan Tenda, RT VII/RW II, Kecamatan Kota Selatan. Bangunan ini pada masa pemerintahan Belanda berfungsi rumah Asisten Residen dan sejak tahun 2000 sebagai rumah dinas Gubernur Gorontalo. Di masa kemerdekaan, pada saat Gorontalo masih berstatus wilayah Pemerintahan Sulawesi Utara bangunan ini di fungsikan sebagai kantor Pembantu Gubernur Sulawesi Utara Wilayah Gorontalo . Adapun bangunan ini mempunyai luas 467,73 m2 berbatasan Bagian utara bangunan dengan Kantor Walikota, bagian selatan Jln Jalaludin Tantu, bagian timur Jln. Nani Wartabone, dan barat Jln. Jenderal Soetoyo. Bangunan ini terbuat dari bahan beton yang sangat kokoh, dan menggunakan arsitektur kolonial. Di Bagian depan terdapat teras yang ditopang oleh 4 buah tiang, atap limas dari bahan genteng, jendela dan pintu awalnya jelusi tetapi sekarang sudah diganti dengan kaca. Secara keseluruhan bagian luar bangunan sudah mengalami perubahan. Halaman bangunan ini sangat luas dan di depannya ditumbuhi oleh pohon asam jawa. Bangunan ini telah direnovasi pada tahun 2007.

Kantor Pos Kantor Pos terletak dijalan Nani Wartabone No.16, Kelurahan Ipilo, Kecamatan Kota Selatan. Bangunan ini awalnya berfungsi sebagai kantor pos dan Telegraph, tetapi sekarang hanya berfungsi sebagai kantor pos. Kantor Pos sebagai salah satu cagar budaya di Gorontalo telah ditetapkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dengan Surat Keputusan Permenbudpar No PM 10/PW 007/MKP 2010 sebagai Cagar Budaya Nasional yang dilindungi oleh Undang-undang Cagar Budaya No 11 Tahun 2010. Bangunan ini memiliki luas 693 m2 dengan luas lahan 900 m2. Batas-batas bangunan ini sebelah utara bangunan dengan Jln 23 Januari, sebelah selatan perumahan PT Telkom, sebelah timur TK Sandhy Putra, dan sebelah barat Jalan Nani Wartabone.Fondasi dari batu dan sistem struktur dari beton bertulang. Atap bangunan berbentuk pelana dan terbuat dari genteng, listplang sangat lebar. Bagian dalam terbagi 8 (delapan) ruangan, salah satu ruangan yang terpenting adalah ruangan Khasanah yang disdesain khusus dengan ketebalan dinding 50 cm. Di ruangan iniu ditempatkan brankas yang berisi dokumen-dokumen penting. Brankas ini sejak zaman Belanda hingga kini masih berfungsi. Bangunan ini beri pagar keliling tembok dan besi. Di bagian luar pagar terdapat kotak surat dari zaman Belanda. Luas bangunan 693 m2 dan luas lahan 900 m2.Dari tinjauan sejarah Gorontalo, di areal bangunan ini pernah dijadikan tempat untuk pengibaran bendera merah putih oleh kaum muda Gorontalo pada tanggal 23 Januari 1942. Tindakan pemuda ini dilakukan sebagai bentuk perlawanan terhadap penjajah Jepang. Berdasarkan prasasti yang terdapat di sebelah selatan pintu masuk utama diketahui bahwa bangunan ini pernah di pugar pada tanggal 15 Juli - 30 Desember 1959. Bangunan ini menghadap kearah barat dan terdiri dari satu lanta

Kantor PT Pelni Kantor PT Pelni terletak di Jalan 23 Januari No 8, kelurahan Biawao RT 01/RW 01, Kecamatan Kota Selatan, dengan batas situs yaitu di sebelah utara bangunan dengan Jalan 23 Januari, bagian selatan kantor Walikota Gorontalo, bagian timur Jln Nani Wartabone, dan bagian barat Jln. Jenderal Sutoyo/pertiwi. Kantor PT Pelni sebagai salah satu cagar budaya di Gorontalo telah ditetapkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata dengan Surat Keputusan Permenbudpar No PM 10/PW 007/MKP 2010 sebagai Cagar Budaya Nasional yang dilindungi oleh Undang-undang Cagar Budaya No 11 Tahun 2010. Bangunan ini dibangun oleh pemerintah Belanda sekitar tahun 1936. Awalnya bangunan ini digunakan sebagai kantor maskapai pelayaran Kerajaan Belanda KPM (Koninklijke Paketvaart Maatschaappij). KPM memiliki cabang hampir di seluruh Indonesia, terutama daerah-daerah yang memiliki pelabuhan besar. Setelah runtuhnya kekuaasaan Belanda di Indonesia maka perusahaan KPM diambil alih oleh pemerintah Republik Indonesia melalui program nasionalisasi tahun 1950, kemudian duijadikan kantor PT Pelni sampai sekarang. Adapun luas lahan 34,5 x 63 m, bangunan ini sangat kokoh dengan ketebalan tembok rata-rata 30 cm. Lantai menggunakan keramik polos dengan ukuran 20 x 20 cm, jendela berpasangan terdiri dari dua bagian; bagian luar menggunakan kayu segi empat dengan sistem buka tutup ukuran lebar 150 cm dan tinggi 130 cm dan jendeladalam menggunakan kaca yang dibingkai dengan ukuran 30 x 30 cm. Ventilasi berukuran t: 65, l: 150 cm. Atap berbetuk limas dari bahan genteng, diatas jendela terdapat konsul yang terbuat dari beton. Bangunan ini masih asli belum mengalami perubahan, kecuali penambahan satu unit bangunan terbuka pada sisi barat untuk tempat penjualan tiket.