daster suspensi

13
PERCOBAAN 2 SUSPENSI A. Tujuan 1. Membedakan sistem flokulasi dan deflokulasi 2. Menerangkan usaha yang dapat dilakukan untuk menstabilkan suspensi 3. Menerangkan proses pembasahan partikel (wetting) 4. Menentukan volume sedimentasi dan derajat flokulasi dari suatu suspensi B. Dasar Teori Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang di tetapkan. (Scovilles, 1957) Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus yang terdispersi kedalam fase cair. Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dengan cairan pembawa (Dirjen POM, 197).

Upload: mega-shinta

Post on 28-Sep-2015

238 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bm

TRANSCRIPT

PERCOBAAN 2SUSPENSI

A. Tujuan1. Membedakan sistem flokulasi dan deflokulasi2. Menerangkan usaha yang dapat dilakukan untuk menstabilkan suspensi3. Menerangkan proses pembasahan partikel (wetting)4. Menentukan volume sedimentasi dan derajat flokulasi dari suatu suspensi

B. Dasar TeoriSuspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk serbuk sangat halus, dengan atau tanpa zat tambahan, yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa yang di tetapkan.(Scovilles, 1957)Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel tidak larut dalam bentuk halus yang terdispersi kedalam fase cair. Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dengan cairan pembawa (Dirjen POM, 197).Suspensi adalah sediaan obat yang terbagi dengan halus yang ditahan dalam suspensi dengan menggunakan pembawa yang sesuai. Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair (Dirjen POM, 1978).1. Keuntungan dan Kerugian Sediaan Suspensia. Keuntungan Bentuk Sediaan Suspensi1) Suspensi merupakan sediaan yang menjamin stabilitas kimia dan memungkinkan terapi dengan cairan.2) Suspensi untuk banyak pasien, bentuk cair lebih disukai ketimbang bentuk padat (tablet atau kapsul dari obat yang sama), karena mudahnya menelan cairan dan keluwesan dalam pemberian dosis.3) Suspensi pemberiannya lebih mudah serta lebih mudah untuk memberikan dosis yang relatif sangat besar.4) Suspensi merupakan sediaan yang lebih aman, mudah diberikan untuk anak-anak, juga mudah diatur penyesuaian dosisnya untuk anak(Ansel, 1989)b. Kerugian Bentuk Sediaan Suspensi1) Suspensi memiliki kestabilan yang rendah (pertumbuhan kristal jika jenuh , degradasi)2) Jika membentuk caking akan sulit terdispersi kembali sehingga homogenitasnya akan turun3) Aliran yang terlalu kental menyebabkan sediaan sukar dituang4) Ketepatan dosis lebih rendah dari pada bentuk sediaan larutan5) Pada saat penyimpanan kemungkinan terjadi perubahan sistem dispersi (cacking, flokulasi-deflokulasi) terutama jika terjadi fluktuasi/ perubahan suhu6) Sediaan suspensi harus dikocok terlebih dahulu untuk memperoleh dosis yang diinginkan(Syamsuni, 2006)2. Macam-macam Suspensia. Suspensi oral adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam fase cair dengan bahan pengaroma yang sesuai yang ditujukan untuk penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma termasuk dalam kategori ini. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat dalam bentuk halus yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai, segera sebelum digunakan. Sediaan ini di sebut Untuk suspensi oral.b. Suspensi topikal adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat dalam bentuk halus yang terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada kulit. Lotion eksternal harus mudah menyebar didaerah pemakaian, tidak mudah mengalir dari daerah pemakaian, dan cepat kering membentuk lapisan film pelindung. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai lotion termasuk dalam kategori ini.c. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel partikel halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.d. Suspensi oftalmik adalah sediaan cair steril yang mengandung partikel-partikel sangat halus yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata. Obat dalam suspensi harus dalam bentuk termikronisasi agar tidak menimbulkan iritasi atau goresan pada kornea. Suspensi obat mata tidak boleh digunakan jika terdapat massa yang mengeras atau terjadi penggumpalan.e. Suspensi untuk injeksi adalah sediaan cair steril berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan tidak boleh menyumbat jarum suntiknya (syringe ability) serta tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam larutan spinal.f. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan pembawa yang sesuai.(Badan POM RI. 2008)3. Stabilitas SuspensiSalah satu masalah yang dihadapi dalam proses pembuatan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan partikel serta menjaga homogenitas partikel. Cara tersebut merupakan salah satu tindakan untuk menjaga stabilitas suspensi. Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah:a. Ukuran partikelUkuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel tersebut serta daya tekan ke atas dari cairan suspensi itu. Hubungan antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan keatas terdapat hubunganlinier. Artinya semakin kecil ukuran partikel semakin besar luas penampangnya (dalam volume yang sama). Sedangkan semakin besar luas penampang partikel, daya tekan keatas cairan akan semakin besar , akibatnya memperlambat gerakan partikel untuk mengendap sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel.b. Kekentalan (Viskositas)Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari cairan tersebut, semakin kental suatu cairan, kecepatan alirannya semakin turun atau semakin kecil. Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan memengaruhi pula gerakan turun partikel yang terdapat didalamnya. Dengan demikian, dengan menambah kekentalan atau viskositas cairan, gerakan turun partikel yang dikandungnya akan diperlambat. Perlu diingat bahwa kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan tuang.c. Jumlah Partikel (konsentrasi)Jika didalam suatu ruangan terdapat partikel dalam jumlah besar, maka partikel akan sulit melakukan gerakan bebas karena sering terjadi benturan antara partikel tersebut. Oleh benturan ini akan menyebabkan terbentuknya endapan zat tersebut, oleh karena itu semakin makin besar konsentrasi partikel, makin besar kemungkinannya terjadi endapan partikel dalam waktu yang singkat.(Harkness, R. 2010)4. Bahan Pensuspensi dari AlamBahan alam dari jenis gom sering disebut gom atau hidrokoloid. Gom dapat larut atau mengembang atau mengikat air sehingga campuran tersebut membentuk muchilago atau lendir. Dengan terbentuknya muchilago, viskositas cairan tersebut bertambah dan akan menambah stabilitas suspensi. Kekentalan muchilago sangat dipengaruhi oleh panas, PH, dan proses fermentasi bakteri.a. Golongan gom meliputi1) Akasia (pulvis Gummi Arabic)Bahan ini diperoleh dari eksudat tanaman Acasia sp., dapat larut dalaam air, tidak larut dalam alcohol, dan bersifat asam. Viskositas optimum muchilagonya adalah antara PH 5-9. Jika ada suatu zat yang menyebabkan PH tersebut menjadi diluar PH 5-9 akan menyebabkan penurunan viskositas yang nyata. Muchilago Gom Arab dengan kadar 35% memiliki kekentalan kira-kira sama dengan gliserin. Gom ini mudah dirusak oleh bakteri sehingga dalam suspensi harus ditambahkan zat pengawet (preservalive).2) ChondrusDiperoleh dari tanaman Chondrus crispus atau Gigartina mamilosa, dapat larut dalam air, tidak larut dalam alcohol, dan bersifat basa. Ekstrak dari Chondrus disebut karagen, yang banyak dipakai oleh industry makanan. Karagen merupakan derivat dari sakarida sehingga mudah dirusak oleh bakteri dan memerlukan penambahan pengawet untuk suspensi tersebut.3) TragakanMerupakan eksudat dari tanaman Astragalus gummifera. Tragakan sangat lambat mengalami hidrasi sehingga untuk mempercepat hidrasi biasanya dilakukan pemanasan. Muchilago tragakan lebih kental dari pada muchilago dari Gom Arab. Muchilago tragakan hanya baik sebagai stabilisator suspensi, tetapi bukan sebagai emulgator.4) AlginDiperoleh dari beberapa spesies ganggang laut. Di perdagangan terdapat dalam bentuk garamnya, yaitu natrium alginat. Algin merupakan senyawa organik yang mudah mengalami fermentasi bakteri sehingga suspensi dengan algin memerlukan bahan pengawet. Kadar yang dipakai sebagai bahan pensuspensi umumnya 1-2%.(IAI, 2009)

b. Bahan Pensuspensi Alam Bukan GomSuspending agent alam yang bukan gom adalah tanah liat. Tanah liat yang sering digunakan untuk tujuan menambah stabilitas suspensi ada 3 macam yaitu bentonit, hectorite, dan vegum. Jika tanah liat dimasukkan kedalam air, mereka akan mengembang dan mudah bergerak jika dilakukan pengocokkan. Peristiwa ini disebut tiksotrofi. Karena peristiwa tersebut, kekentalan cairan akan bertambah sehingga stabilitas suspensi menjadi lebih baik. Ketiga tanah liat tersebut bersifat tidak larut dalam air sehingga penambahan bahan tersebut kedalam suspensi adalah dengan menaburkan pada campuran suspensi. Keuntungan penggunaan bahan suspensi dari tanah liat adalah tidak dipengaruhi oleh suhu atau panas dan fermentasi dari bakteri, karena bahan-bahan tersebut merupakan senyawa anorganik, bukan golongan karbohidrat.(Mardjono, 1972)c. Bahan Pensuspensi Sintesis1) Derivat selulosaTermasuk kedalam golongan ini adalah metil selulosa (methosol, tylose), karboksimetil selulosa (CMC), hidroksimetil selulosa. Di belakang nama tersebut biasanya terdapat angka atau nomor, misalnya methosol 1500. Angka ini menunjukkan kemampuan cairan pelarut untuk meningkatkan viskositasnya. Semakin besar angkanya, kemampuan semakin tinggi. Golongan ini tidak di absorpsi oleh usus halus dan tidak beracun sehingga banyak dipakai dalam produksi makanan. Dalam farmasi selain untuk bahan pensuspensi juga digunakan sebagai laksansia dan bahan penghancur atau disintegrator dalam pembuatan tablet.2) Golongan organik primerYang paling terkenal dalam kelompok ini adalah carbophol 934 (nama dagang suatu pabrik). Organik polimer berupa serbuk putih, bereaksi asam, sedikit larut dalam air, tidak beracun dan tidak mengiritasi kulit, serta sedikit pemakaiannya sehingga bahan tersebut bannyak digunakan sebagai bahan pensuspensi. Untuk memperoleh viskositas yang baik diperlukan kadar 1%. Carbophol sangat pekaterhadap panas dan elektrolit. Hal tersebut akan mengakibatkan penurunan viskositas larutannya.(IAI, 2009)5. Sistem Pembentukan Suspensia. Sistem flokulasiDalam sistem flokulasi, partikel flokulasi terikat lemah, cepat mengendap dan pada penyimpanan tidak terjadi cake dan mudah tersuspensi kembali.b. Sistem deflokulasiPartikel deflokulasi mengendap perlahan dan akhirnya membentuk sedimen, akan terjadi agregasi, dan akhirnya terbentuk cake yang keras dan sukar tersuspensi kembali. Secara umum sifat partikel flokulasi dan deflokulasi adalah1) Deflokulasia) Partikel suspensi dalam keadaan terpisah atau dengan yang lainnyab) Sedimentasi yang terjadi lambat, masing-masing partikel mengendap terpisah dan partikel berada dalam ukuran paling kecil.c) Sedimen terbentuk lambatd) Akhirnya sedimen akan membentuk cake yang keras dan sukar terdispersi kembalie) Wujud suspensi bagus karena zat tersuspensi dalam waktu relatif lama. Terlihat bahwa ada endapan dan cairan atas terkabut.2) Flokulasia) Partikel merupakan agregat yang bebas.b) Sedimentasi terjadi cepatc) Sedimen terbentuk cepatd) Sedimen tidak membentuk cake yang keras dan padat dan mudah terdispersi kembali seperti semulae) Wujud suspensi kurang bagus sebab sedimentasi terjadi cepat dan diatasnya terjadi daerah cairan yang jernih dan nyata.c. Formulasi SuspensiUntuk membuat suspensi stabil secara fisik ada dua cara, yaitu:1) Penggunaan structured vehicle untuk menjaga partikel deflokulasi dalam suspensi. Structured vehicle adalah larutan hidrokoloid seperti tilose, gom, bentonit, dan lain-lain2) Penggunaan prinsip-prinsip flokulasi untuk membentuk flok, meskipun cepat terjadi pengendapan, tetapi dengan pengocokkan ringan mudah disuspensikan kembali. Pembuatan suspensi sistem flokulasi :a) Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium.b) Setelah itu ditambahkan zat pemflokulasi, biasanya larutan elektrolit, surfaktan, atau polimerc) Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhird) Jika dikehendaki, agar flok yang terjadi tidak cepat mengendap, maka ditambah structured vehicle.e) Produk akhir yang diperoleh adalah suspensi flokulasi dalam structured vehicle.Bahan pemflokulasi yang dipergunakan dapat berupa larutan elektrolit, surfaktan atau polimer. Untuk partikel yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif, dan sebaliknya. Contohnya, untuk suspensi bismuth subnitrat yang bermuatan positif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan negatif yaitu kalium fosfat monobasi. Untuk suspensi sulfonamida yang bermuatan negatif digunakan zat pemflokulasi yang bermuatan positif yaitu (aluminium triklorida).(Ansel, 1989)