dasar teori reba
DESCRIPTION
ergonomiTRANSCRIPT
![Page 1: Dasar Teori REBA](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9aba550346d033a31892/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
LANDASAN TEORI
Ergonomi fisik merupakan salah satu bab yang membahas tentang anatomi
manusia, anthropometri, karakteristik psikologi, dan biomekanik yang berhubung-
an dengan aktivitas fisik manusia. Tidak hanya itu, ergonomi fisik juga mem-
bahas tentang postur kerja, material handling, gerakan berulang, gangguan otot
dan rangka tubuh akibat kerja, layout tempat kerja, keamanan, dan kesehatan.
Salah satu pembahasan di dalam ergonomi fisik adalah analisis postur dan
beban kerja. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menganalisis postur dan
beban kerja, yaitu metode RULA, REBA, dan OWAS. Di bawah ini akan dibahas
pengertian dari masing-masing metode.
a. Pengertian RULA
RULA (Rapid Upper Limb Assesment) merupakan sebuah metode
penelitian yang digunakan untuk menginvestigasi gangguan pada anggota
badan bagian atas. Metode ini menyediakan sebuah perhitungan tingkatan
beban muskoloskeletal di dalam sebuah pekerjaan yang memiliki resiko
pada bagian tubuh dari perut hingga leher atau anggota tubuh bagian atas.
Metode ini menggunakan diagram dari postur tubuh dan tiga tabel
score dalam menetapkan evaluasi faktor resiko. Faktor resiko yang telah
diinvestigasi kemudian dijelaskan oleh McPhee sebagai faktor beban
eksternal, yaitu :
1. Jumlah pergerakan,
2. Kerja otot statik,
3. Tenaga atau kekuatan,
4. Penentuan postur kerja oleh peralatan, dan
5. Waktu kerja tanpa istirahat.
Kemudian, langkah-langkah dalam melaksanakan analisis postur kerja
dengan menggunakan metode RULA adalah sebagai berikut.
![Page 2: Dasar Teori REBA](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9aba550346d033a31892/html5/thumbnails/2.jpg)
1. Pengambilan data postur pekerja dengan menggunakan bantuan
video atau foto.
Metode RULA mendokumentasikan postur tubuh pada saat
bekerja dengan ketentuan sebagai berikut.
a) Tubuh dibagi menjadi dua grup, yaitu grup A (perhitungan
bagian lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan,
putaran pergelangan tangan, penambahan score aktivitas,
dan penambahan score beban) dan grup B (perhitungan
bagian leher, tulang belakang, kaki, penambahan score
aktivitas, dan penambahan score beban).
b) Jarak pergerakan dari setiap anggota tubuh diberikan
nomor.
c) Perhitungan (scoring) dilakukan terhadap kedua sisi tubuh,
yaitu kanan dan kiri.
2. Observasi dan memilih postur tubuh yang akan dianalisis.
3. Perhitungan dengan melihat tabel scoring dan tabel action
level.
4. Menganalisis postur tubuh dan memberikan saran perbaikan.
b. Pengertian REBA
REBA (Rapid Entire Body Assesment) merupakan sebuah metode
penelitian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh secara
keseluruhan. Untuk menilai faktor resiko tersebut, data yang dibutuhkan
adalah data mengenai postur tubuh, kekuatan yang digunakan, jenis per-
gerakan atau aksi, pengulangan gerakan, dan ada tidaknya pegangan. Hasil
akhir dari REBA digunakan untuk memberikan indikasi tingkat resiko dan
tingkat keutamaan dari sebuah tindakan yang harus diambil.
Dalam metode REBA, faktor posisi tubuh yang dinilai dibagi men-
jadi dua kelompok utama atau grup, yaitu grup A yang terdiri atas postur
tubuh bagian kanan dan kiri dari batang tubuh (trunk), leher (neck), dan
kaki (legs). Untuk grup B terdiri atas postur tubuh bagian kanan dan kiri
![Page 3: Dasar Teori REBA](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9aba550346d033a31892/html5/thumbnails/3.jpg)
dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan pergelangan
tangan (wrist). Pada masing-masing grup diberikan suatu skala postur
tubuh dan suatu pernyataan tambahan serta diberikan faktor beban dan
pegangan (coupling).
Tahap-tahap penilaian postur dan pergerakan kerja apabila meng-
gunakan metode REBA adalah sebagai berikut.
1. Pengambilan data berupa postur pekerja dengan menggunakan
bantuan video atau foto.
Hal ini dilakukan supaya peneliti mendapatkan data mengenai
postur tubuh secara detail (valid). Dengan demikian, akan
didapatkan data yang akurat untuk tahap perhitungan serta
analisis selanjutnya.
2. Melakukan perhitungan nilai dari hasil rekaman dan foto postur
tubuh pekerja.
Perhitungan nilai dimulai dengan menganalisis posisi neck,
trunk, dan leg dengan memberikan score pada masing-masing
komponen. Kemudian, ketiga komponen tersebut dikombinasi-
kan ke dalam sebuah tabel untuk mendapatkan nilai akhir pada
bagian pertama atau score A dan ditambah dengan score untuk
force atau load. Selanjutnya, dilakukan perhitungan pada
bagian upper arm, lower arm, dan wrist, yaitu dengan cara
mengombinasikan ketiga komponen tersebut untuk mendapat-
kan nilai akhir pada bagian kedua atau score B dan ditambah
dengan coupling score. Setelah diperoleh total score A dan
score B, kedua total nilai tersebut dikombinasikan ke dalam
tabel C. Melalui nilai di tabel ini dan penambahan dengan
activity score, didapatkan nilai akhir yang akan meng-
gambarkan hasil analisis postur kerja.
3. Perhitungan analisis postur ini dilakukan untuk kedua sisi
tubuh kiri dan kanan. Dari hasil akhir metode REBA, diperoleh
![Page 4: Dasar Teori REBA](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9aba550346d033a31892/html5/thumbnails/4.jpg)
skala dari level tiap aksi yang akan memberikan panduan untuk
resiko dari masing-masing level dan tindakan yang dibutuhkan.
c. Pengertian OWAS
OWAS (Ovako Working Analysis System) adalah suatu metode
untuk mengevaluasi beban postur (postural load) selama bekerja. Metode
OWAS didasarkan pada sebuah klasifikasi yang sederhana dan sistematis
dari postur kerja yang dikombinasikan dengan pengamatan dari tugas
selama bekerja.
Prosedur OWAS dilakukan dengan observasi untuk mengambil
data postur, beban tenaga, dan fase kerja untuk kemudian dibuat kode
berdasarkan data tersebut. Evaluasi penilaian didasarkan pada score dari
tingkat bahaya postur kerja yang ada dan selanjutnya dihubungkan dengan
kategori tindakan yang harus diambil.
Postur dasar OWAS disusun dengan kode yang terdiri
empat digit, dimana empat digit tersebut disusun secara
berurutan mulai dari punggung, lengan, kaki dan berat
beban yang diangkat ketika melakukan penanganan
material secara manual. Klasifikasi sikap bagian tubuh
yang diamati untuk dianalisis dan dievaluasi adalah sikap
punggung, lengan, kaki, beban kerja, dan fase kerja.
1. Sikap Punggung
a. Lurus
b. Membungkuk
c. Memutar atau miring kesamping
d. Membungkuk dan memutar atau membungkuk
kedepan dan menyamping
2. Sikap Lengan
a. Kedua lengan berada dibawah bahu
b. Satu lengan berada pada atau diatas bahu
c. Kedua lengan pada atau diatas bahu
![Page 5: Dasar Teori REBA](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071921/55cf9aba550346d033a31892/html5/thumbnails/5.jpg)
3. Sikap Kaki
a. Duduk
b. Berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus
c. Berdiri bertumpu pada satu kaki lurus
d. Berdiri bertumpu pada kedua kaki dengan lutut
ditekuk
e. Berdiri bertumpu pada satu kaki dengan lutut
ditekuk
f. Berlutut pada satu atau kedua lutut
g. Berjalan
4. Berat Beban
a. Berat beban adalah kurang dari 10 Kg (W = 10
Kg)
b. Berat beban adalah 10 Kg – 20 Kg (10 Kg < W ≤
20 Kg)
c. Berat beban adalah lebih besar dari 20 Kg (W >
20 Kg)
Hasil dari analisa postur kerja OWAS terdiri dari empat
level skala sikap kerja, apakah postur tersebut berbahaya
atau sudah baik.